Menampar Ideologi Kampus

Page 1

Abd. Aziz Direktur Lembaga Bantuan Hukum Indonesia “Tindakan yang dilakukan oleh pihak birokrasi sastra dalam menyelesaikan masalah internal telah termasuk sebagai ndakan represi. Semes nya masalah yang mbul akibat perbedaan pendapat antara mahasiswa dan birokrasi dapat diselesaikan dengan jalan dialog, untuk mempertemukan kedua pendapat yang berbeda. Bukannya terus merepresi mahasiswa dengan aturan dan satpam. Sebab kasus yang dianggap “menghina” oleh birokrasi muncul dari akumulasi kekecewaan mahasiswa terhadap keinerja birokrasi. Sehingga birokrasi juga perlu mengevaluasi diri.”

Catatan

KAKI

TESTIMONI...

Kaki Tangan Demokrasi & Keadilan

Ostaf Al Mustafa Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) Sulawesi-Selatan Kampus sebagai miniatur negara, selalu membutuhkan ga korban untuk hal apapun, bahkan bisa dilebihkan. Satu korban, biasanya dianggap terlalu kecil untuk diurus oleh beberapa anggota Komisi Disiplin (Komdis). Dua korban, meski sudah genap, tapi masih kurang bila boneka-boneka rektorat dalam Komdis merasa perlu memperpanjang penderitaan mahasiswa. Tiga korban merupakan jumlah yang tepat, agar Komdis kelihatan memiliki pekerjaan dengan durasi kebonekaan yang lebih lama. Tidak sehari, bahkan berhari-hari. Bila teriakan, tak bisa lagi mereka dengar. Tulisan-tulisan protes enggan mereka baca, maka tak ada cara terbaik selain meng-AMUK. AMUK, baik dalam versi singkatan maupun dalam pembesaran kemarahan , harus tetap dilakukan melebihi durasi kerja Komdis. Bila Komdis menggunakan sehari untuk membera ga korban dengan sangsi, maka harus mengamuk selama sepekan. Ke ka Komdis butuh dua hari untuk menetapkan rekayasa kesalahan, maka harus dilawan dengan mengamuk selama sebulan. Begitulah seterusnya dengan daya tahan pengamukan yang tak boleh le h. Tanpa mengamuk, maka kedaulatan mahasiswa tak akan pernah berenergi lagi. Maka dengan itu, mengamuk perlu diproklamasikan untuk penggejolak kemerdekaan dan penggelegar kedaulatan mahasiswa

Nirwan Ketua Senat Mahasiswa Ilmu Kelautan Unhas Birokrasi Unhas hari ini sangat bebal, mahasiswa dipandang sebagai makhluk pasif yang harus terus ditekan oleh aturan dan satpam. Oleh karena itu hanya ada satu kata, LAWAN…!!!!!”

EDISI KHUSUS www.catatankaki.org


New-Shit-Le er ini diterbitkan oleh Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Universitas Hasanuddin

www.catatankaki.org

REDAKSI

Penanggung Jawab: Tuhan Yang Maha Esa Pemimpin Umum: Aman Wijaya Pemimpin Redaksi: Peniel Chandra Reporter: Rimba, Aman Wijaya, Peniel Chandra Editor: Rimba Ilustrasi: Peniel Chandra Layout: Adi Sirkulasi: Uli, Hisbah, Kurni

Opini Memasuki awal tahun 2013, seper komune semut yang menyerang caka beberapa bulan terakhir,nama Unhas sedang ramai dan meradang disebut - sebut dalam berbagai media massa, dak lain karena Unhas saat ini berhasil mendapatkan akreditasi A semenjak ditetapkannya tertanggal 21 Februari 2013 dalam rapat pleno BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi). Atas prestasi ini, Keluarga komune Caka mengucapkan Selamat atas keputusan tersebut, Unhas menjadi satu – satunya Perguruan Tinggi di Indonesia Timur yang mendapat akreditasi A. Yang berar dalam beberapa pandangan ada banyak kemajuan yang membuat Unhas meraih gelar tersebut. Seper apa saja kemajuan itu?. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak prestasi berupa terbangunnya infrastruktur yang dapat terlihat dengan mata ditelanjangi dilingkar kampus merah. Pembangunan dua Rumah Sakit pendidikan, gedung olah raga, penataan jalan dan fasilitas-fasilitas lain sebagai penunjang dan wadah proses berkemahasiswaan dan akademik.

MENAMPAR IDEOLOGI KAMPUS

Bersamaan dengan itu berbagai aturan yang menyangkut urusan-urusan kemahasiswaan diperketat, direvisi, guna mencegah mbulnya konflik-konflik yang dapat merusak citrakampus dimata masyarakat luas. Diterbitkannya aturan tahun 2013 adalah salah satu capaiannya, tata ter b kampus yang baru – baru lahir tersebut adalah langkah ngkat lanjut menjemput akreditasi yang saat ini sedang diagung-agungkan. Walaupun, beberapa pasang mata menganggap aturan tersebut terkesan dipaksakan dan terburu – buru. Banyak unsur represif yang lebih bersifat personal dan moral dibanding yang bersifat keilmuan. Sebelum aturan tersebut diterbitkan, beberapa bulan sebelumnya sempat terjadi beberapa konflik antara birokrasi dan masyarakat, serta antara birokrasi dan mahasiswa sendiri. Seper Ancaman penggusuran pedagang kaki lima di Workshop, pelarangan beroperasinya supir petepete di area kampus, tawuran antara mahasiswa FIS dan Teknik serta aksi Mahasiswa Fakultas Sastra dalam upayamenuntut dicabutnya sanksi dan proses skorsing kepadaenam orang mahasiswa sastra. Tim Redaksi CAKA, setelah sekian lama menghilang akibat konflik yang terjadi antara kami dan pihak birokrasi, dimana terbitan sebelumnya mengenai GOR Unhas mendapat kri kan keras.Pendanaan untuk memperlancar kerja-kerja kami agak sedikit terhambat namunkami hadir kembali.Hadirnya anggota baru menjadi amunisi sehingga kami dapat menguji kembali eksistensi kami ditengah riak kehidupan Civitas Akademika. Newsle er yang hadir dihadapan para pembaca, mencoba merefleksi kembali masalah-masalah kemahasiswaan yang pernah terjadi di kampus ini, melihat bagaimana birokrasi menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi. Sedikit mengin p permasalahan yang dihadapi Mahasiswa Fakultas Sastra. Aksi disastra yang masih berlangsung hingga saa ni mencoba menuntut keadilandimana kata ini masih tetap menjadi barang mahal di kampus merah. Birokrasi masih terkesan memanfaatkan kekuatan dengan represi dan in midasi melalui ruang – ruang dimana demokrasi telah ma , ruang kelas. Semangat Perlawanan yang ditunjukkan kawan – kawan di Sastra dan kawan-kawan lain sebelum Sastra memperlihatkan bahwa eksistensi gerakan dalam kampus ini masih membara dan hadir disekitar kita. Kami senang dan bersyukur perlawanan masih dan tetap ada. Jika mereka dapat menghantui kita dengan skorsing dan D.O, pas kan kita menjadi mimpi buruk bagi mereka. Jika mereka mampu memakai segala cara membuat kita tunduk, pas kan bahwa kita punya lebih banyak cara untuk membuat hidup mereka dak tenang. Jika kata dak lagi menjadi senjata, maka gan lah kata itu dengan batu. (Vademikum) Dipenghujung sambutan ini, kami memberikan apresiasi sebesar-besarnya terhadap aksi yang dilakukan oleh kawan-kawan di Fakultas Sastraserta seluruh aksi-aksi yang dilakukan oleh para pembangkang di seantero planet ini.

Panjang umur perlawanan… !!!

Kampus merupakan salah satu sarana mencari ilmu pengetahuan, khususnya bagi mahasiswa dan mahasiswi. Dari

jalanan saja yang siapapun boleh mengoceh sesuka ha nya (itupun masih di tegur oleh Polisi Lalu Lintas).

segi umur, sebagian besar mahasiswa termasuk dalam kategori remaja yang masih labil dan berusaha mencari ja dirinya.

Lalu bagaimana dengan teman-teman yang dikenakan

Kampus, sebagai salah satu wadah ilmu perlu mengkondisikan

hukuman seper

skorsing gara-gara memberi kri k kepada

posisi mahasiswa dan mahasiswi yang notabene memerlukan

kinerja yang kurang maksimal? Hal ini lucu, bagi seseorang yang

perha an yang cukup. Bukan mengacuhkannya, apalagi

ingin mengkri k, malah dijatuhkan hukuman. Menurut Ilham,

memberi hukuman.

seorang psikolog dari UNM (Universitas Negeri Makassar) mengatakan bahwa kondisi psikis yang dialami oleh seseorang

Perha an yang diberikan kepada mahasiswa

dak dapat

berstatu s mahasiswa, jika d iken akan san ksi akib at

dianalogikan dengan sikap orang tua memberi perha an

mengutarakan pendapatnya, secara

kepada anaknya yang berumur dua atau ga tahun, tapi lebih

mengalami tekanan yang disebut dengan Represi Ideologi.

kepada memberikan hak untuk mengutarakan pendapat-

Represi ini menjadi ul matum untuk membatasi ruang pikir

pendapat yang kri s. Tetapi, pada kenyataannya birokrat

mahasiswa yang beranjak kri s. Dampak yang sangat

bersikap seakan-akan

mengerikan dari adanya kasus seper ini adalah sumber daya

dak mau mendengarkan keluhan

dak langsung dia

ini telah menciptakan tembok

yang dihasilkan dari kampus mempunyai mind set penindas dan

pemisah sehingga dak ada keharmonisan antara pengajar dan

berpikir pendek. Lama kelamaan mungkin dak ada orang yang

pelajar.

bisa berpikir. Selain diberi tekanan mental (membatasi ideologi),

mahasiswa. Sikap seper

mahasiswa tersebut juga mendapatkan tekanan fisik yang Kejadian seper ini terjadi di tengah-tengah kita sekarang ini.

disebutRepresi Aparatus. Mahasiswa yang merasa benar atas

Kasus di Fakultas Sastra adalah contohnya. Selama kurang lebih

kri kannya kemudian

dak menerima sanksi yang diberikan

sebulan mahasiswa mencoba mengutarakan pendapatnya ke

dengan cara melakukan demonstrasi, maka akan berhadapan

pihak dekanat, tapi seakan-akan mereka berbicara dengan

dengan satpam atau Security kampus. Bukannya membuka

tembok. Tidak ada ruang yang bisa memposisikan Fakultas

ruang untuk berdiskusi, malah menjadikan satpam sebagai

Sastra layaknya “keluarga”. Benar-benar sangat di sayangkan

tameng untuk melindungi diri.

sebagai wadah mencari ilmu, tempat ini dibuat selayaknya

Ilham menambahkan, selain itu mahasiswa yang telah


Catatan Utama

Muhammad Juzmail

“Skorsing maupun DO bukanlah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah kemahasiswaan” Melihat sejarah perjalanan perguruan nggi di Indonesia,

Muhammad Arsyad Irawan

seharusnya diminimalkan bahkan dak boleh terjadi.

maka kita akan melihat bagaimana konflik, baik

Tahun 2012, dua orang mahasiswa yang masing-masing

horizontalmaupun ver kal ikut mengambil peran dalam

ak f di Korpala(Korps Pecinta Alam) dan SAR(Search and

mewarnai sejarah itu sendiri.Mulai dari tawuran sesama

Rescue)harus mendapatkan sanksi skorsing karena dianggap

Mahasiswa hingga menentang aturan birokrasi, terus terjadi

terlibat dalam konflik yang terjadi dikedua UKM tersebut. Tiga

dari tahun ke tahun. Namun yang perlu kita perha kan dari

orang mahasiswa Fak. Kelautan diskorsing berdasar insiden

fenomena tersebut adalah, bagaimana birokrasi kampus

diawal tahun 2012 dan yang masih hangat adalah tawuran

menghadapi polemik-polemik kemahasiswaan yang terjadi.

melibatkan mahasiswa Fak. Sospol dan Teknik beberapa minggu

Unhas, salah satu perguruan nggi negeri yang ada

yang lalu, seorang Mahasiswa Fakultas Sastra terancam

di Kota Makassar. Jika melihat berbagai konflik yang pernah

dikenakan skorsing karena diduga melakukan provokasi

terjadi di Unhas, membuk kan ke dakberdayaan pihak

bentrokan.Serta skorsing dua Mahasiswa Fakultas Sastra karena

birokrasi dalam menangani masalah-masalah

dianggap menghina atribut (pejabat birokrasi) kampus, seper

kemahasiswaan. Karena itu,ada bagusnya kita melihat

yang tercantum dalam SK skorsing tersebut.

beberapa masalah kemahasiswaan yang pernah terjadi di

Dari seluruh rentetan kejadian tersebut, sanksi

Perlawanan yang dilakukan di Sastra menurut beberapa

didapat jika aturan informal itu dilanggar. Aksi solidaritas di

narasumber primer yang dihimpun Tim Caka mengatakan bahwa

Sastra, bernama AMUK(Aliansi Mahasiswa Untuk Kekerasan

Tahun 2010, sebanyak ± 150 orang mahasiswa

birokrasi kampus. Diluar itu, sanksi diberikan melalui ruang –

tuntutan mereka untuk mencabut skorsing dan proses sanksi

Akademik) adalah buah dari banyak kekecewaan yang

jurusan teknik geologi dikenakan sanksi skorsing karena

ruang kelas seper ancaman mendapat nilai Erroratau dipersulit

sangat beralasan. Pihak birokrasi yang seharusnya hanya menjadi

mereka alami, rentetan ancaman skorsing berbentuk

mengadakan pengaderan untuk mahasiswa baru. Tahun

proses akademiknya. Faktanya,semua sanksi tersebut

mediator perkuliahan menjadi orang yang paling berpengaruh

SK(Surat Keputusan) maupun yang masih dalam proses

2011, 3 orang tercatat mendapatkan sanksi DO karena

dapat meredam masalah-masalah kemahasiswaan dan terus

dalam capaian akademik. Pihak Birokrasi dak boleh disangsikan,

peradilan KOMDIS (Komisi Disiplin) merupakan latar

terlibat dalam tawuran antara mahasiswa Fak. Kehutanan

terjadi dari tahun ke tahun. Pemberian sanksi berupa nilai E

dak boleh dihina, dak boleh dikri k, dak boleh salah dalam

belakang kelahiran mereka. Kekecewaan memuncak ke ka

dan Teknik. Bahkankepolisian ikut dilibatkan dalam

hingga D.O menunjukkan bahwa Pihak birokrasi beranggapan

proses perkuliahan ataupun kelembagaan. Ancaman berupa

Enam kawan mereka diproses Komdis. Banyak prosedural

menyelesaikan persoalan tersebut, padahal keberadaan

bahwa penyebab dari semua kejadian itu hanyalah

sanksi akademik dan in midasi dalam kelas adalah hasil yang akan

sidang yang

aparat dalam ruang kampus adalah sesuatu yang

permasalahan moral semata. Sehingga dibutuhkan tekanan-

dak dijalankan,

dak ada BAP(Berita Acara

kampus ini, kampus dengan akreditasi A, kampus merah.

pemecatan dan skorsingadalah solusi yang diberikan oleh

dak


Melihat sejarah perjalanan perguruan

nggi di Indonesia,

3 orang tercatat mendapatkan sanksi DO karena terlibat dalam

m a ka k i ta a ka n m e l i h at b a ga i m a n a ko n  i k , b a i k

tawuran antara mahasiswa Fak. Kehutanan dan Teknik.

horizontalmaupun ver kal ikut mengambil peran dalam

Bahkankepolisian ikut dilibatkan dalam menyelesaikan

mewarnai sejarah itu sendiri.Mulai dari tawuran sesama

persoalan tersebut, padahal keberadaan aparat dalam ruang

Mahasiswa hingga menentang aturan birokrasi, terus terjadi

kampus adalah sesuatu yang seharusnya diminimalkan bahkan

dari tahun ke tahun. Namun yang perlu kita perha kan dari

dak boleh terjadi.

fenomena tersebut adalah, bagaimana birokrasi kampus menghadapi polemik-polemik kemahasiswaan yang terjadi.

Andre 10.00 wita

ba dikampus untuk

memasuki ruang kuliah, namun kelas berakhir lebih awal karena dosen dak hadir.

Tahun 2012, dua orang mahasiswa yang masingmasing ak f di Korpala(Korps Pecinta Alam) dan SAR(Search and

Unhas, salah satu perguruan nggi negeri yang ada di

Rescue)harus mendapatkan sanksi skorsing karena dianggap

Kota Makassar. Jika melihat berbagai konik yang pernah

terlibat dalam konik yang terjadi dikedua UKM tersebut. Tiga

terjadi di Unhas, membuk kan ke dakberdayaan pihak

orang mahasiswa Fak. Kelautan diskorsing berdasar insiden

birokrasi dalam menangani masalah-masalah

diawal tahun 2012 dan yang masih hangat adalah tawuran

kemahasiswaan. Karena itu,ada bagusnya kita melihat

melibatkan mahasiswa Fak. Sospol dan Teknik beberapa minggu

beberapa masalah kemahasiswaan yang pernah terjadi di

yang lalu, seorang Mahasiswa Fakultas Sastra terancam

kampus ini, kampus dengan akreditasi A, kampus merah.

dikenakan skorsing karena diduga melakukan provokasi

Tahun 2010, sebanyak Âą 150 orang mahasiswa

KRONOLOGI

10.30 wita Andre meniggalkan kelas

10.30-12.10

Andre berada di Kolonk Sastra bersama beberapa teman –temannya.

bentrokan.Serta skorsing dua Mahasiswa Fakultas Sastra karena

jurusan teknik geologi dikenakan sanksi skorsing karena

dianggap menghina atribut (pejabat birokrasi) kampus, seper

mengadakan pengaderan untuk mahasiswa baru. Tahun 2011,

yang tercantum dalam SK skorsing tersebut.

Menjemput ketidakmerdekaan

Sebagai pengurus himpunan Sastra Inggris, mendengar kabar tentang bentrokan yang akan terjadi di depan perpustakaan pusat Andre bergegas menuju ke Sekretariat Mahasiswa Baru (ex-Foresight) yang lokasinya berdekatan dengan sumber bentrokan.

Satu bulan lebih, Unhas sedang digemparkan oleh aksi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Untuk Keadilan (AMUK).Mereka memboikot gedung dekanat Sastra selama seminggu, kemudian dilanjutkan dengan terus memberikan pressure kepada birokrasi dengan mendirikan panggung solidaritas an

kekerasan akademik. Aksi

tersebut dilakukan untuk menolak kekerasan akademik yang terjadi

bentrokan belum terjadi saat Andre berada di Sekretariat maba, namun kedua belah pihak sedang dalam keadaan bersiaga. Andre kembali ke Kolonk sastra.

12.20

di Unhas,khususnya di fakultas sastra, dan menuntut agar sanksi skorsing yang dijatuhkan kepada ga mahasiswa sastra atas tuduhan yang berbeda-beda segera dicabut. Berikut akan dijelaskan kronologis

12.30

kejadian yang menimpa ke ga mahasiswa sastra diantaranya Andre Pranata, Muh.Juzmail, Muh.Arsyad Irawan yang dikemas dalam bentuk ilustrasi. Sekitar pukul 12.20 bentrokan terjadi, Andre kembali ke secretariat mahasiswa baru untuk mengamankan beberapa inventaris kepani aan.

Andre kembali ke Fakultas Sastra untuk memasuki kembali kuliah pukul 12:50 di FIB lt 3 melewa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli k (FISIPOL). Pada saat inilah Andre melintas di tengah kerumunan tawuran dan masuk dalam rekaman video


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.