Abd. Aziz Direktur Lembaga Bantuan Hukum Indonesia “Tindakan yang dilakukan oleh pihak birokrasi sastra dalam menyelesaikan masalah internal telah termasuk sebagai ndakan represi. Semes nya masalah yang mbul akibat perbedaan pendapat antara mahasiswa dan birokrasi dapat diselesaikan dengan jalan dialog, untuk mempertemukan kedua pendapat yang berbeda. Bukannya terus merepresi mahasiswa dengan aturan dan satpam. Sebab kasus yang dianggap “menghina” oleh birokrasi muncul dari akumulasi kekecewaan mahasiswa terhadap keinerja birokrasi. Sehingga birokrasi juga perlu mengevaluasi diri.”
Catatan
KAKI
TESTIMONI...
Kaki Tangan Demokrasi & Keadilan
Ostaf Al Mustafa Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) Sulawesi-Selatan Kampus sebagai miniatur negara, selalu membutuhkan ga korban untuk hal apapun, bahkan bisa dilebihkan. Satu korban, biasanya dianggap terlalu kecil untuk diurus oleh beberapa anggota Komisi Disiplin (Komdis). Dua korban, meski sudah genap, tapi masih kurang bila boneka-boneka rektorat dalam Komdis merasa perlu memperpanjang penderitaan mahasiswa. Tiga korban merupakan jumlah yang tepat, agar Komdis kelihatan memiliki pekerjaan dengan durasi kebonekaan yang lebih lama. Tidak sehari, bahkan berhari-hari. Bila teriakan, tak bisa lagi mereka dengar. Tulisan-tulisan protes enggan mereka baca, maka tak ada cara terbaik selain meng-AMUK. AMUK, baik dalam versi singkatan maupun dalam pembesaran kemarahan , harus tetap dilakukan melebihi durasi kerja Komdis. Bila Komdis menggunakan sehari untuk membera ga korban dengan sangsi, maka harus mengamuk selama sepekan. Ke ka Komdis butuh dua hari untuk menetapkan rekayasa kesalahan, maka harus dilawan dengan mengamuk selama sebulan. Begitulah seterusnya dengan daya tahan pengamukan yang tak boleh le h. Tanpa mengamuk, maka kedaulatan mahasiswa tak akan pernah berenergi lagi. Maka dengan itu, mengamuk perlu diproklamasikan untuk penggejolak kemerdekaan dan penggelegar kedaulatan mahasiswa
Nirwan Ketua Senat Mahasiswa Ilmu Kelautan Unhas Birokrasi Unhas hari ini sangat bebal, mahasiswa dipandang sebagai makhluk pasif yang harus terus ditekan oleh aturan dan satpam. Oleh karena itu hanya ada satu kata, LAWAN…!!!!!”
EDISI KHUSUS www.catatankaki.org