2/20
m a jal ah
Frater CMM
| KONGREGASI DI KALA MENGHADAPI CORONA | SIAPA YANG AKAN MENANGIS KETIKA ANDA MENINGGAL? | DALAM SOROTAN: DESAIN FRATER AGUSTINUS | GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN: MENJADI DEKAT DALAM SITUASI-SITUASI KRISIS | TENTANG JOANNES ZWIJSEN | LIHATLAH SESAMAKU: “AKU DI PENJARA DAN KAMU MENGUNJUNGI AKU”
Lihat situs website www.cmmbrothers.org
DAFTAR ISI RUMUSAN MISI Belas kasih berlaku di segala zaman dan di setiap tempat. Belas kasih merupakan inti setiap agama di dunia: agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Islam. Gerakan belas kasih meninggalkan jejaknya dalam sejarah. Pelbagai bentuk penampilan belas kasih merupakan ungkapan masyarakat tempat lahirnya belas kasih dan spiritualitas yang mendukungnya. Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih, berakar dalam semangat belas kasih Kristiani.
KOLOM PEMIMPIN UMUM
4
KONGREGASI DI KALA MENGHADAPI CORONA
5
TERBITAN Frater CMM adalah majalah kuartal Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelas Kasih. Langganan gratis. Kontribusi sukarela sangat dihargai, Dapat ditransfer melalui: BCA KCU Yogyakarta no. rek. 0375600990 a.n. Martinus Max Mangundap/Emarius Gulo ISSN 1877-9719 Staf redaksi: Nathalie Bastiaansen (pemimpin dan editor pelaksana), Frater Edward Gresnigt, Frater Ad de Kok, Frater Benyamin Tunggu. Kontributor: Frater Nobertus Dake, Frater Paul Damen, Nelleke Verstijnen, Frater Caspar Geertman, Frater Jan Heerkens, Frater John H. Grever, Frater Augustinus Monari, Frater Agus Farneubun, Frater Rosario de Jesus Martins, Frater Agustinus Nai Aki, Frater Petrus Narwadan, Charles van Leeuwen, Frater Henrique Matos. Penerjemah: Frater Rofinus Banunaek. Desain: Heldergroen, Belanda Layout: DekoVerdivas, Belanda Percetakan: Dalam proses perubahan Kontak Indonesia: Frater CMM, Jalan Ampel 6/10, Papringan, Yogyakarta 55281. E-mail: fratercmmprovindo@yahoo.co.id E-mail: magazine@cmmbrothers.nl website: www.cmmbrothers.org Foto sampul depan: Frater Agustinus Farneubun, perawat dengan alat pelindung diri dari Covid-19, di Poliklinik Aek Tolang. Foto: Frater Nobertus Dake.
Perumpamaan tentang anak yang hilang, Rembrandt. 2
Foto sampul belakang: Ikon Persahabatan. Ikon abad keenam ini adalah reproduksi dari ikon Koptik lama dari Mesir. Kristus dengan penuh kasih menempatkan lenganNya di atas bahu Abbas Menas. Foto: Frater Ad de Kok.
SIAPA YANG AKAN MENANGIS KETIKA ANDA MENINGGAL?
9
DALAM SOROTAN: DESAIN FRATER AGUSTINUS
10
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN: HERA
12
TENTANG JOANNES ZWIJSEN
15
IN MEMORIAM
16
LIHATLAH SESAMAKU
19
DARI STAF REDAKSI Beberapa bulan lalu, semuanya berubah oleh karena virus yang menyebar ke seluruh dunia dengan begitu cepat. Kongregasi juga tidak bisa menghindar. Provinsi Belanda sangat terpukul dengan meninggalnya empat frater, termasuk Frater Harrie van Geene, mantan Pemimpin Umum dari tahun 1990 hingga 2002. Pada halaman 5-8 Anda dapat membaca bagaimana para frater di seluruh dunia menghadapi krisis ini dan bagaimana mereka sedang mencoba untuk sedikit memainkan peran mereka. Banyaknya kematian yang disebabkan oleh virus membuat Frater Kevin Ochoi Mairura berpikir. “Siapa yang akan menangis ketika Anda meninggal? ” Ia menulis refleksi yang bagus tentang pertanyaan ini, lihat halaman 9. Tepat sebelum krisis corona, terjadi peristiwa darurat lain di Timor Leste. Wilayah itu dilanda hujan deras, akibatnya menjadi terisolasi dan sulit dijangkau. Hal ini mengganggu kegiatan kerasulan para frater di Hera, namun mereka hanya ... berjalan kaki. Anda dapat membacanya di ‘Gambaran Kegiatan Kerasulan’ pada halaman 12-14. Pedoman Hidup Frater mengharuskan mereka untuk selalu berusaha mengerti tanda-tanda zaman. Frater Agustinus Nai Aki menerapkan pedoman ini secara harfiah dengan cara yang kreatif: ia mampu mendesain digital dalam pembuatan logo, kaos, kartu, dan poster untuk Kongregasi, sekolah-sekolah frater, dan lainnya. Beberapa contoh karyanya dapat dilihat di halaman 10-11. Kapitel Umum dijadwalkan pada bulan November tahun ini. Kami berharap bisa melaporkannya dalam edisi berikut (pada bulan Desember 2020).
3
KOLOM PEMIMPIN UMUM
Dalam keadaan normal kami telah menerbitkan beberapa informasi tentang akibat terhadap Kapitel Umum 2020, termasuk pemilihan Dewan Pimpinan Umum periode 2020-2026. Kapitel ini awalnya dijadwalkan pada Mei/Juni 2020, tetapi karena pandemi virus corona maka harus ditunda. Kami sekarang sedang dalam proses mengorganisir Kapitel Umum di bulan November tahun ini, dan kami pun tidak tahu apakah situasi memungkinkan pada waktu itu. Kita menemukan diri kita dalam situasi yang tak terduga. Kita sedang berada dalam masa mempersiapkan diri menuju Kapitel Umum 2020, kita menantikan awal yang baru, tetapi tiba-tiba ini terganggu oleh krisis corona. Kita tidak tahu kapan itu akan berakhir dan kapan kita bisa melanjutkannya. Kita juga terpaksa mengubah gaya hidup dan cara kerja kita dan kita masih berusaha beradaptasi dengan situasi baru ini. Tentu saja menyebabkan ketidakpastian dan kegelisahan, tetapi saya lebih suka melihat ini sebagai periode ‘hidup dalam pengharapan’: hidup dengan iman, bukan dengan penglihatan. Dengan iman kita berharap dapat mencapai hal-hal tertentu, sebuah ‘masa depan baru’. Sejak zaman Perjanjian Lama, para nabi hidup dalam pengharapan untuk melihat Mesias yang dijanjikan dan diwahyukan kepada mereka. Amsal 23:18 mengatakan, “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” Hidup dalam pengharapan memberi pola pikir positif kepada seseorang. Situasi kita saat ini juga mengingatkan saya pada Komunitas Kristen perdana, merasa tersesat setelah perpisahan dan kenaikan Yesus ke Surga. Bagaimana mereka bisa melanjutkan karya mereka demi Kerajaan Allah? Mereka hidup dalam pengharapan, menantikan Roh Kudus yang mereka harapkan datang tetapi mereka tidak tahu kapan dan bagaimana. Dan 4
kemudian Roh Tuhan yang berbelas kasih turun ke atas mereka. Roh Kudus memenuhi mereka dengan antusiasme dan mendorong mereka untuk terus maju, membagikan Kabar Baik. Kita juga mulai mendengarkan berita-berita baik di masa-masa kita yang sulit saat ini. Di beberapa negara diterapkan aturan jaga jarak fisik (misalnya 1.5 meter) untuk mengurangi jumlah yang terinfeksi. Secara pintas, peraturan ini tampaknya menghambat kehidupan komunitas kita, tetapi juga menantang kita untuk bergerak ke arah pemahaman yang lebih dalam tentang ‘hidup bersama dalam komunitas’. Hidup dalam pengharapan mengingatkan kita tentang apa yang diharapkan dari kita dalam kehidupan bersama. Apakah yang dapat kita lakukan untuk orang lain yang bisa memberi mereka harapan dan dengan demikian mereka hidup dengan pengharapan dalam membangun masa depan yang lebih baik? Saya mengajak Anda untuk mulai hidup dalam pengharapan, dan “untuk mendampingi (selama saatsaat krisis ini) semua orang yang kita jumpai dalam perjalanan menuju masa depan, yang ditandai bagi setiap orang oleh ketidakpastian dan harapan” (Konst. I, 83).
Frater Lawrence Obiko dalam wawancara dengan Nathalie Bastiaansen
COVID-19
KONGREGASI DI KALA MENGHADAPI CORONA Wabah virus corona [COVID-19] adalah masalah di seluruh dunia. Situasi ini mempengaruhi kita semua, dan tantangan yang kita hadapi saat ini membutuhkan komitmen dari kita semua.
Covid-19 di Belanda Sejak Maret 2020 dan seterusnya, para frater di Belanda dihadapkan pada konsekuensi dari virus corona terhadap komunitas kita. Dalam waktu singkat empat rekan frater meninggal karena virus ini: AndrĂŠ de Veer, Joop van Dooremaal, Harrie van Geene dan Louis Mommers. Beberapa frater lainnya jatuh sakit tetapi beruntung sembuh. Itu menimbulkan kesan mendalam atas kehilangan empat frater dalam waktu singkat karena virus yang satu ini. Kesedihan dan kehilangan yang selalu ditimbulkan oleh kematian, membawa kegelisahan terhadap ganasnya virus itu.
Pemakaman Frater Harrie van Geene di Vught. Mengunjungi para frater di rumah sakit sangat dibatasi. Di Joannes Zwijsen tidak ada orang lain, selain hanya beberapa frater dari komunitas yang bisa datang untuk mengunjungi para frater yang sakit. Mengenang kembali kehidupan bersama dengan seorang frater dan mengisahkan pengalaman-pengalaman berharga: sering terjadi ketika frater bersangkutan dalam keadaan sakrat maut, tetapi saat ini hal itu terjadi beberapa kali dalam waktu singkat.
Keterkaitan Sebagai satu komunitas, kita merasa semakin terhubung satu sama lain daripada yang seharusnya.
Belas kasihnya luar biasa. Kepedulian dan perhatian sangat kuat dan memberikan dukungan, pada saat sebelum meninggal, tetapi juga terjadi saat kematian hingga dan termasuk pemakaman. Ada juga hubungan dengan dunia di sekitar kita. Seluruh masyarakat - dan sedang - di bawah pengaruh virus corona. Kita juga berbagi rasa sakit dan kekhawatiran yang dialami oleh banyak orang.
Berurusan dengan pembatasan Tiga dari empat pemakaman tidak dapat dilakukan di kapel fasilitas rumah perawatan Joannes Zwijsen. Kami pindahkan ke Kloosterhotel ZIN di Vught. Meskipun para frater dari Joannes Zwijsen tidak bisa datang ke Vught. Di sana dibatasi hanya untuk tiga puluh orang yang bisa menghadiri perayaan itu. Sebagian diatasi dengan menyiarkan langsung perayaan itu. Di Joannes Zwijsen dan di Generalat semua orang diberi kesempatan untuk mengakses siaran langsung. Kami sangat berterima kasih kepada para perawat di Joannes Zwijsen karena menyediakan tablet dan laptop untuk semua frater di sana, sehingga mereka dapat mengikuti perayaan perpisahan dengan rekan-rekan fraternya dari jauh di kamar mereka sendiri. Kewajiban untuk tinggal selama beberapa minggu di kamar sendiri di Joannes Zwijsen tidak pernah terjadi sebelumnya. Untuk sebagian dari kami, ini adalah cobaan berat. Konsultasi dengan organisasi perawatan De Wever dan dengan KNR (Konferensi Gereja Belanda) tentang beban psikologis yang ditimbulkan oleh perlakuan ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun ini sangat berat, perlakuan itu diperlukan karena risiko terinfeksi. Hanya setelah beberapa waktu, langkahlangkah ini menjadi tidak terlalu ketat. Frater Paul Damen CMM, Pemimpin Provinci CMM Belanda
5
COVID-19
Isolasi Ketika saya melihat kembali ‘periode corona’ ini, bagi saya terdapat perbedaan antara periode sebelum isolasi ketat di ruangan dan periode isolasi ketat di kamar sendiri, yang dalam cara tertentu berakhir beberapa minggu yang lalu. Sejak sebelumnya kami masih diizinkan untuk ke luar dari kamar, kami dapat melakukan beberapa kegiatan komunitas, meskipun hanya di bagian gedung kami sendiri.
setidaknya kami masih bisa melihat dan bertemu satu sama lain. Pada hari Jumat pagi, salah satu staf manajemen datang untuk menginformasikan bahwa kami benar-benar harus tinggal di kamar kami sendiri. Ini disebut sebagai ‘isolasi ketat di kamar’.
Cobaan berat Minggu-minggu ini merupakan cobaan berat bagi kami semua; untuk beberapa orang, ini berlebihan. Saya sendiri mencoba - terutama setiap hari - untuk mengunjungi para frater dengan alat pelindung diri. Para frater sering saling menelepon. Untungnya, beberapa orang dari luar juga menelepon secara teratur untuk menunjukkan perhatian dan empati mereka. Beberapa kali sehari para staf masuk dan keluar kamar untuk memberikan makanan dan minuman kepada kami.glaasje.
Peduli
Jaga jarak 1.5 meter, juga di ruang tamu Joannes Zwijsen. Kami berdoa bersama di kapel kecil, berbagi makanan di kamar tamu (yang pada saat itu berfungsi baik sebagai ruang makan maupun ruang rekreasi) dan menikmati minuman. Kami tidak diizinkan meninggalkan lantai 4, apalagi pergi keluar, tetapi
Itu juga terjadi bahwa di antara kita, ada yang sakit: beberapa di antara mereka harus dirawat di rumah sakit karena tidak nyaman lagi untuk menjaga mereka di komunitas. Di sini, saya ingin memberikan penghargaan kepada staf perawat, yang dengan wajib mengenakan perlengkapan pelindung diri dengan sarung tangan, kaca mata dan masker, telah berusaha memberikan perawatan sebaik mungkin. Mereka, juga, sudah sangat teruji. Kami mencoba mengambil hikmah bersama saat ini, langkah demi langkah. Frater Caspar Geertman CMM, Pemimpin Komunitas Joannes Zwijsen
Musik Frater John H. Grever menyampaikan bahwa para frater dan penghuni Joannes Zwijsen yang lain terkejut dengan konser di taman pada bulan Mei oleh Sil van den Hout, konduktor Paduan Suara Byzantium Tilburg, dan istrinya. Biasanya paduan suara ini memiliki jadwal latihan pada setiap hari Rabu malam di ruang kapitel dan di kapel Generalat, tetapi karena akibat corona maka latihan ini tidak diadakan untuk saat ini. Dari kamar mereka di fasilitas rumah perawatan, saudarasaudari sekarang dapat menikmati musik dan nyanyian: hiburan sambutan di masa-masa sulit ini. Para frater di Generalat juga menikmatinya. Musik di taman antara Generalat dan fasilitas rumah perawatan Joannes Zwijsen. 6
Frater Blasius Perang, dosen di Makassar, Indonesia, mengadakan kontak dengan para mahasiswa dari kamarnya.
Paket-paket makanan di Timor Leste.
Frater Albert Nyantika (Kenya) mengajar Matematika secara online.
Jaga jarak 1.5 meter di kapel.
Kerasulan Kebanyakan frater berkarya di bidang pendidikan, tetapi di banyak negara sekolah-sekolah ditutup sementara. Jika memungkinkan, pelajaran dilanjutkan seperti biasa, misalnya melalui koneksi internet. Para frater juga memanfaatkan kemungkinan ini. Di Indonesia, para frater menyisihkan sebagian dari anggaran rumah tangga mereka untuk membelikan kebutuhan kepada orang-orang yang terdampak Covid-19, atau mereka mengadakan aksi penggalangan dana untuk tujuan ini. Selain itu, para frater di Timor Leste bekerja sama menyediakan makanan untuk orang-orang yang terkena dampak ekonomi. Bersama dengan para suster mereka membuat banyak masker.
Jaga jarak 1.5 meter di saat makan di Komunitas Mosocho. 7
COVID-19 Frater Agustinus Farneubun.
Menjaga kesehatan Di poliklinik para frater di Indonesia, dilakukan tindakan-tindakan ketat untuk mencegah penyebaran virus. Anda tidak akan mengenalinya, namun orang yang mengenakan jas kuning pada foto adalah Frater Agustinus Farneubun, perawat di klinik rawat jalan di Aek Tolang, Indonesia, sedang memeriksa salah satu pasiennya. Pada saat ini suhu di Aek Tolang mencapai 30 derajat Celcius.
Kapitel Umum 2020 ‘Dipanggil untuk menjadi frater berbelas kasih, penuh sukacita dan kehendak dalam dunia dewasa ini.’ Sebenarnya dalam publikasi ini kami membagikan informasi tentang akibat terhadap Kapitel Umum, yang seharusnya berlangsung dari tanggal 18 Mei hingga 5 Juni. Karena pandemi virus corona, Kongregasi harus menunda Kapitel Umum. Sudah dijadwalkan untuk November tahun ini, dengan harapan kemungkinan akan bisa dilaksanakan.
Plakat peringatan di Brasil.
Doa Para frater di Brasil membuat ‘plakat peringatan dan doa untuk mereka yang hidup dan yang meninggal, salah satu dari tujuh karya semangat belas kasih’, kata Frater Rosario de Jesus Martins. “Apa yang bisa kita lakukan sebagai religius di saat-saat menjaga jarak sosial seperti ini? Salah satu jawaban atas pertanyaan ini adalah bahwa kita dapat mendukung dunia melalui doa, sebagaimana ditekankan dalam Pedoman Hidup kita”: Dalam doa kita dipersatukan dengan segenap umat manusia. Kita mengingat kebutuhan-kebutuhan yang besar di dalam dunia dan gereja. Dunia kecil dalamnya kita hidup, hendaknya senantiasa mendorong kita untuk saling mendoakan dan mendoakan semua orang yang mempunyai tempat istimewa di dalam hati kita. Dalam doa kita akan mengenangkan dengan setia sesama frater dan orang tua, serta sanak-saudara yang telah meninggal dunia. (Konst. I, 296-299).
Para frater di Brasil mengenang para frater yang telah meninggal. 8
KENYA
SIAPA YANG AKAN MENANGIS KETIKA ANDA MENINGGAL? Saat ini, kita sedang berhadapan dengan banyak berita kematian, terutama kematian para frater kita, anggota keluarga dan orang-orang dekat. Beberapa disebabkan oleh virus global ini dan yang lainnya karena penyakit umum, tetapi tetap saja, semuanya sama. Situasi di dunia saat ini membuat Frater Kevin Ochoi Mairura menulis renungan tentang kematian ini. yang juga diminati oleh mereka. Setelah membaca kisah seperti itu, saya sering merasa tertantang dan bertanya pada diri sendiri siapakah yang akan membaca kisah saya, dan apabila dibaca, apakah orang lain akan terinspirasi?
Kegembiraan dan kekuatan
Necrology CMM, jilid 3. Siapa akan menangis ketika Anda meninggal? Pertanyaan ini mendorong saya untuk merenungkan para frater kita yang telah meninggal. Beberapa masih hidup bersama dengan kita dan yang lainnya telah mendahului kita. Di komunitas-komunitas kita, kita memiliki buku yang disebut Necrology CMM. Sejak saya bergabung dengan Kongregasi, saya telah membacanya beberapa kali. Di beberapa komunitas buku itu dibacakan di kapel setelah doa malam dan di komunitas lain setelah makan malam. Buku ini berisikan sejarah yang indah dan mengilhami tentang kehidupan para frater kita yang telah meninggal.
Membaca necrology ini mungkin hanya rutinitas. Bagi sebagian orang itu bermakna, sementara yang lain mungkin melihatnya sebagai pemborosan waktu. Meskipun demikian, kisah hidup ditulis dan jika seseorang benar-benar memiliki semangat Kongregasi kita, saya yakin ini membawa sukacita. Itu juga membawa harapan bahwa kita dapat melakukan hal-hal berbeda dalam karya kerasulan, meskipun kita menghadapi masa-masa sulit dan tantangantantangan. Sejarah hidup para frater yang kita baca memberikan kita kekuatan dan alasan untuk terus melayani di kebun anggur. Ketika para frater kita yang telah meninggal berhasil melayani Tuhan sampai nafas terakhir mereka, maka kita yang dipanggil dalam Kongregasi ini juga dapat melakukan hal yang sama tanpa terlalu banyak mengeluh. Dengan ini saya sepenuhnya mengakhiri refleksi ini sambil mengutip seorang penulis yang tidak dikenal: “Ketika Anda kehilangan seseorang yang Anda cintai, Anda mendapatkan seorang malaikat yang Anda kenal.� Frater Kevin Ochoi Mairura CMM (Kenya)
Pahlawan Saya sangat yakin bahwa buku itu sangat terbatas untuk mengisahkan semua frater kita yang telah meninggal hampir 1.600 frater, dan itu tidak berarti bahwa mereka yang tidak ada di dalamnya, kurang penting. Buku itu mengisahkan tentang pahlawanpahlawan, para leluhur kita di Kongregasi. Sebagian besar para frater kita yang telah meninggal, berkerja tanpa kenal lelah dan mengutamakan keberlanjutan dan kehidupan Kongregasi kita, sebelum hal-hal lain
Frater Kevin Ochoi Mairura.
9
DALAM SOROTAN
DESAIN GUSTI Di masa lalu dan kini terdapat sejumlah frater yang memiliki kreativitas ketrampilan. Mereka membuat lukisan, gambar, patung, atau kerajinan tangan yang indah. Terdapat begitu banyak dan sering kali tidak tahu siapa pembuatnya. Hasil kreativitas ini diseleksi lewat dalam sorotan. Bagian ke-8 dari rubrik ini memperlihatkan desain digital dari Frater Agustinus (Gusti) Nai Aki. Ia juga bercerita tentang imajinasi dan kreativitas, dan ia membagikan impian masa depannya dengan kita.
Manusia merupakan makhluk imajinatif dan kreatif. Saya suka seni dan desain. Ini adalah cara mengekspresikan diri, berbagi kreativitas saya dengan orang lain dan memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat.
Inspirasi Saya sudah melihat banyak gambar indah dan artistik yang dibuat oleh desainer digital menggunakan Photoshop atau perangkat lunak lain. Saat ini, desain digital merupakan spesialisasi dasar untuk membuat spanduk, brosur, kartu, dan poster. Dan arsitek juga menggunakan program digital untuk mendesain rumah atau apartemen. Ini membuat saya penasaran tentang cara membuat atau merancang desain sendiri. Jadi, sekitar lima tahun yang lalu, ketika saya tinggal di Tarakan, saya meminta Angelo Albini, mantan siswa SMA untuk menunjukkan kepada saya cara menggunakan Photoshop. Saya merasa sangat tertarik untuk bekerja dengan cara ini, dan saya jatuh cinta dengan desain digital.
Kartu peringatan 175 tahun Kongregasi.
Impian Saya suka membuat desain spanduk, logo, poster, kartu, kaus dan topi. Impian saya adalah membantu karya para frater dan orang lain dalam mendesain digital. Ketika saya diminta untuk mendesain spanduk atau kaus untuk sebuah acara, saya selalu bersedia melakukannya. Tuhan memberikan saya bakat atau kemampuan ini dengan bebas, jadi saya juga ingin membagikannya secara cuma-cuma kepada orang lain. Saya ingin mengambil kursus lanjutan dalam desain digital untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan serta kreativitas. Saya juga bermimpi untuk merintis satu kantor percetakan baru Kongregasi, seperti yang kita miliki pada masa lalu. Saya berharap bahwa suatu hari kelak kita bisa mewujudkan hal ini. Frater Agustinus Nai Aki CMM (Indonesia)
Potret diri.
10
Kaus dengan potret Frater Novatus Vinckx, Pemimpin Umum 1957-1976.
Kaus sepak bola Persekolahan Don Bosco.
Topi tim sepak bola Persekolahan Don Bosco.
Desain logo tim sepak bola Persekolahan Don Bosco.
Desain logo tim sepak bola Persekolahan Don Bosco.
Desain kartu dengan Frater di Tilburg.
Desain poster perayaan yubileum. 11
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN
KEDEKATAN DALAM SITUASI KRISIS Kongregasi secara keseluruhan dihadapkan dengan pelbagai kebutuhan, baik dalam bentuk material maupun spiritual. Para frater dalam kerja sama dengan pihak lain berusaha mengatasi situasi ini. Bagian ke lima belas dari terbitan pada kolom ini kami menyajikan kegiatan kerasulan para frater dan postulan di Hera, Timor Leste.
Segera sesudah hujan berhenti, para frater, para postulan dan tetangga di Hera mulai kerja bersama untuk membersihkan wilayah itu, memperbaiki tembok dan kabel listrik. Kerja sama tim yang bagus, tapi masih banyak yang harus dilakukan...
Jalan berlumpur
Para frater dan postulan sedang dalam perjalanan. Pada bulan Maret 2020, hujan lebat melanda Timor Leste. Masyarakat sudah terbiasa dengan musim hujan, tetapi kali ini curah hujan lebih lebat dari biasanya. Sungai-sungai meluap serta terjadi banjir besar dan lumpur di sepanjang jalan, merusak kendaraan, rumah, dan aliran listrik.
Perbaikan-perbaikan. 12
Di wilayah Hera, para frater biasanya melakukan pelayanan kasih dengan membawa Komuni Kudus kepada orang sakit dan lanjut usia yang tidak bisa pergi ke Gereja. Dua hari setelah banjir melanda wilayah Paroki Hera, para frater sangat ingin melaksanakan misi mereka. Karena banyak jalan tidak dapat dilalui kendaraan, para frater memutuskan untuk berjalan kaki. Salah satu keuntungan berjalan kaki dengan jarak jauh adalah kesempatan untuk bertemu dan menyapa banyak orang serta mengalami langsung kondisi kehidupan masyarakat di sepanjang perjalanan.
Jalan berlumpur.
Para frater dan postulan memutuskan untuk pergi dengan berjalan kaki.
Mengunjungi yang sakit.
Berdoa bersama.
Komuni Kudus.
13
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN
Berdoa bersama.
Mengunjungi keluarga muda.
Misi Para frater mengajak beberapa postulan, calon, dan mudika untuk menemani mereka. Mereka ingin menunjukkan bahwa orang lain (terutama yang sakit) masih membutuhkan perhatian selama masamasa sulit seperti ini, dan mungkin bahkan lebih dari biasanya. Dalam keadaan darurat, banyak orang cenderung fokus pada apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kerusakan. Mereka mungkin kurang memperhatikan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Orang sakit dan orang tua di luar kota yang tidak bisa pergi sendiri ke gereja merasa terhibur dan merasa menjadi bagian dari komunitas gereja, terutama di masa-masa sulit. Tepatlah apa yang dilakukan para frater untuk mengunjungi, membawa Komuni Kudus, dan berdoa bersama dengan mereka. Ini sangat cocok walau berjalan jauh di jalan berlumpur. Frater Peter Narwadan CMM (Timor Leste)
14
Lihat situs website www.cmmbrothers.org
TENTANG JOANNES ZWIJSEN
PENGHORMATAN DALAM DIAM
Sebuah Ringkasan yang diterima Zwijsen pada 1867 sebagai hadiah. Berisikan gambar indah dari lima rumah para frater pada waktu itu. Para frater dan suster perlu melihat bahwa Zwijsen tidak tertarik pada pesta-pesta, terutama ketika mereka menghormatinya. Sikapnya ini membuat mereka merasa sangat tidak nyaman. Misalnya, ketika Zwijsen hendak mengunjungi salah satu paroki di keuskupannya, ia akan menjelaskan terlebih dahulu bahwa ia tidak menginginkan penyambutan khusus atau makan malam yang rumit. Ia menganggap itu membuang-buang waktu dan kekuatiran itu begitu kuat mempengaruhi reputasinya. Zwijsen juga kuatir bahwa menjadi terlalu populer dengan populasi Katolik akan memiliki implikasi politik yang negatif. Di kalangan para religius, ia menghindari pesta apa pun yang diusahakan oleh para frater dan susternya, seperti hari ulang tahun, hari-hari penting atau jubileum. Ia akan memberikan hari rekreasi kepada para frater dan susternya, tetapi ia sendiri jarang muncul. Pada kesempatan pesta untuk menghormatinya, Zwijsen bisa sangat tidak sopan. Sungguh mengecewakan para frater dan suster yang telah mengerahkan segala upaya, ia akan segera pergi bahkan sebelum kesempatan mereka mengungkapkan rasa terima kasih melalui lagu atau drama. Misalnya, pada tanggal 20 November 1864, ketika uskup hendak meninggalkan komunitas frater setelah menetap selama enam belas bulan untuk pindah kembali ke
’s-Hertogenbosch, para frater dan para siswa dari sekolah pendidikan guru telah menyiapkan perpisahan yang meriah untuknya. Namun, secara diamdiam Zwijsen sudah berangkat sehari sebelumnya, sehingga para frater, guru dan siswa tidak dapat mempertunjukkan acara mereka di hadapannya. Ia juga tidak ingin menerima hadiah dari para frater pada peringatan dua puluh lima tahun tahbisannya sebagai Uskup, pada tahun 1867. Ia membiarkan delegasi para frater yang membawa hadiah menunggu lama dan kemudian menyuruh mereka pulang tanpa menerimanya. Mereka diberitahu agar menyerahkan buku doa yang mereka dekorasi dengan indah kepada pengurus rumah tangga. Zwijsen jelas tidak tahu bagaimana menghadapi tindakan-tindakan penghormatan khusus semacam itu. Beberapa anekdot ini memperlihatkan bahwa relasi antara para frater dan pendiri mereka juga bisa menyulitkan. Di lingkarannya sendiri Zwijsen tidak ingin tampil terlalu buruk atau manusiawi. Ia tidak menginginkan perayaan-perayaan tetapi menghargai penghormatan dalam diam seperti dalam contoh berikut. Zwijsen memastikan bahwa setiap komunitas frater dan suster dan setiap sekolah yang mereka dirikan memiliki patung dirinya sebagai pendiri. Pada tahun 1857, dengan tujuan itu, dikerjakan sejumlah besar patung di studio seni gerejawi terkenal Stoltzenberg di Roermond. Dan, tentu saja, pendiri juga memastikan bahwa lukisan-lukisan resminya diberikan ke tempat yang penting di kedua rumah induk. Dikutip dari ‘Uskup Zwijsen dan para Frater Pertamanya’, Sejarah Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih, Bagian 1, oleh Charles van Leeuwen (Valkhof Pers, 2014).
Patung dada Zwijsen, dibuat di studio seni gerejawi dari Stoltzenberg pada 1857. 15
IN MEMORIAM
FRATER
Harrie (H.J.M.) van Geene Harrie lahir di ’s-Hertogenbosch, Belanda, pada tanggal 9 Februari 1940 dan masuk Kongregasi Frater CMM pada tanggal 29 Agustus 1957. Ia mengikrarkan profesi seumur hidup pada tanggal 15 Agustus 1963. Ia meninggal di Rumah Sakit Elisabeth-TweeSteden di Tilburg pada tanggal 19 April 2020. Para frater, anggota keluarga dan para sahabat berpisah dengannya dalam perayaan khusus pada tanggal 25 April. Pada hari yang sama ia dimakamkan di antara rekan-rekan frater yang telah mendahuluinya di Estate Steenwijk Vught. Belas kasih dan persaudaraan adalah nilai-nilai inti dalam hidupnya. Ini nyata secara khusus lewat caranya dalam memimpin komunitas untuk para frater yang lebih tua dan sakit selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Frater Harrie van Geene memiliki kata-kata yang ramah dan pandangannya yang tajam terhadap setiap orang. Ia selalu cepat dalam memberikan bantuan yang diperlukan dan memiliki perhatian sangat baik terhadap organisasi maupun untuk dirinya sendiri. Tindakannya sesuai ketentuan selama masamasa covid-19 dalam merawat orang sakit dan yang meninggal. Akibatnya ia sendiri terinfeksi oleh virus dan meninggal secara tak terduga pada usia 80 tahun.
Pencarian sumber daya Meninggalnya Frater Harrie merupakan kehilangan besar bagi Kongregasi. Ia memegang beberapa peranan di dalam Kongregasi pada saat pencarian sumber daya dan pembaruan, yang diawali selama masa-masa krisis di tahun 1960-an. Ia adalah anggota Dewan Pimpinan Umum selama dua puluh empat tahun, termasuk dua belas tahun sebagai Pemimpin Umum (1990-2002). Bersama dengan para frater lainnya, ia memimpin proses pencarian sumber daya dan membimbing Kongregasi memasuki abad ke-21.
Kharisma baru dan Konstitusi baru Frater Harrie memberi kontribusi dalam merancang Pedoman Hidup terdahulu tahun 1969 dan Konstitusi baru tahun 1990. Kunci misi Kongregasi lebih utama
16
daripada mengurus sistem pendidikan Katolik; harus mempromosikan semangat belas kasih dan persaudaraan kepada generasi muda. Meneladani Vinsensius de Paul, para frater harus memberikan perhatian dan prioritas yang lebih terhadap orang miskin dan rentan dalam masyarakat kita dan mereka harus terus-menerus waspada terhadap kebutuhan dunia kontemporer yang selalu berubah. Setiap generasi harus memikirkan kembali dan membangun kembali misinya dalam kesetiaan kepada Injil dan setia kepada cita-cita pendiri, Joannes Zwijsen.
Belas kasih Para frater menyadari tahap baru dalam misi mereka di Belanda ketika mereka membentuk Gerakan Belas Kasih dan pusat konferensi Zin in Werk. Namun bagi Frater Harrie, misi yang paling penting adalah menanamkan kedalaman belas kasih, kata inti dalam Alkitab, yang mengekspresikan dirinya melalui keterlibatan Allah secara mendalam di dunia kita. Ini menantang kita supaya melakukan apa pun sejauh bisa demi menghadirkan Allah dan melakukan kebaikan. Bertepatan pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi, tanggal 19 April 2020, Frater Harrie menyerahkan hidupnya kepada Allah yang Berbelas Kasih. Hari raya Belas Kasih adalah hari yang terakhir baginya dan Belas Kasih, yang sangat ia cintai, adalah kata terakhirnya.
FRATER
FRATER
Louis (L.A.J.M.) de Visser
André (A.W.A.M.) de Veer
Louis lahir di Rossum, Belanda, pada tanggal 25 Juli 1935 dan masuk Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih di Tilburg pada tanggal 29 Agustus 1952. Ia mengikrarkan profesi seumur hidup pada tanggal 15 Agustus 1957. Ia meninggal pada tanggal 9 Maret 2020 di Komunitas Joannes Zwijsen di Tilburg. Pada tanggal 13 Maret kita berpisah dengannya melalui Perayaan Ekaristi dan ia dimakamkan di antara rekan-rekan frater yang telah mendahuluinya di Estate Steenwijk Vught.
André lahir di Tilburg, Belanda, pada tanggal 19 September 1933 dan masuk Kongregasi Frater CMM pada tanggal 19 Maret 1950. Ia meninggal pada tanggal 21 Maret 2020 di Rumah Sakit ElisabethTweeSteden di Tilburg. Pada tanggal 27 Maret kita berpisah dengannya dalam Perayaan Ekaristi. Selanjutnya ia dimakamkan di antara rekan-rekan frater yang telah mendahuluinya di Estate Steenwijk Vught.
Louis bergabung dengan para frater setelah tamat sekolah dasar dan memutuskan untuk mengikuti sekolah pendidikan guru Frater CMM. Selama beberapa tahun ia bekerja di bidang pendidikan dasar dan menengah di Belanda dan Belgia. Ia unggul dalam pelajaran bahasa asing. Pada tahun 1963 ia diutus ke California. Ia sangat diperkaya pada periode ini: ia belajar bahasa, pedagogi, dan psikologi dengan sepenuh hati. Ia adalah seorang guru yang bersemangat di sekolah menengah. Pada tahun 1984 Kongregasi mengutusnya ke Kenya, di mana ia bekerja sebagai guru dan memegang posisi administrasi. Di sini ia mulai menulis Necrology CMM, yang masih dibaca setiap hari di berbagai komunitas. Pada tahun 1993 ia kembali ke Belanda, di mana ia diangkat menjadi bendahara umum pada tahun 1996. Ia dengan cermat melaksanakan tugas ini sampai pensiun pada tahun 2011. Frater Louis bekerja keras dan banyak, semampu mungkin, tetapi tidak lepas dari perhatian para fraternya. “Ia akan pergi kepadamu melewati api, bila diperlukan,” salah satu dari mereka bersaksi. Ia menemukan relaksasi dalam perjalanan panjang dan meditasi. Louis berusia 84 tahun. Kita tahu bahwa ia sekarang dapat beristirahat dengan damai bersama Allah, Bapa kita yang Berbelas Kasih, dan mendoakan perdamaian yang telah ia cari dalam beberapa tahun terakhir.
Baru berusia di bawah 12 tahun André memasuki sekolah dasar frater dan pada usia 16 tahun ia masuk Kongregasi Frater CMM. Ia bekerja sebagai guru di Tilburg, Den Haag, Utrecht dan Amsterdam. Saat itu, ia mengikrarkan profesi seumur hidup dalam Kongregasi Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih pada tahun 1955. Ia menikmati tahun-tahunnya di Amsterdam, tempat ia mengajar di Jordaan. Selain itu, ia terampil dalam kerajinan tangan, melaksanakan aktivitas yang ia sukai. Keinginannya untuk pergi ke tanah misi terpenuhi pada tahun 1971, ketika Kongregasi mengutusnya ke Indonesia. Ia telah menetap di sana selama tiga puluh lima tahun. Ia bekerja di sana sebagai guru, membaktikan dirinya untuk pembinaan anak-anak putra yang tertarik pada kehidupan religius. Beberapa kali ia memegang posisi kepemimpinan di dalam Kongregasi. Ia menemukan relaksasi dengan membuat benda-benda indah: salib, tempat lilin serta ornamen di altar dan tabernakel. Ia juga senang mengambil foto. Ia melanjutkan kesenangan ini setelah kembali ke Belanda pada tahun 2006. Ia tinggal bersama para frater di Komunitas Joannes Zwijsen. Foto-fotonya digunakan untuk kartu pada hari ulang tahun dan berbagai peringatan. André berusia 86 tahun. Kita mempercayakannya ke tangan Tuhan, Bapa kita yang penuh Belas Kasih, dengan keyakinan bahwa ia tenang bersama-Nya. 17
IN MEMORIAM
Frater
Frater
Joop Louis (J.F.M.) van Dooremaal (L.A.B.) Mommers Joop lahir di Tilburg, Belanda, pada tanggal 19 November 1930 dan masuk Kongregasi Frater CMM pada tanggal 29 Agustus 1948. Ia meninggal pada tanggal 17 April 2020 di Rumah Sakit ElisabethTweeSteden di Tilburg. Para frater, keluarga, dan para sahabat berpisah dengannya dalam perayaan khusus pada tanggal 23 April. Ia dimakamkan di antara rekan-rekan frater yang telah mendahuluinya di Estate Steenwijk Vught.
Ia lahir di Tilburg, Belanda, pada tanggal 8 April 1931 dan masuk Kongregasi Frater CMM pada tanggal 19 Maret 1948. Ia meninggal pada tanggal 25 April 2020 di Rumah Sakit Elisabeth-TweeSteden, Tilburg. Pada tanggal 1 Mei, para frater, anggota keluarga, dan sahabat-sahabatnya berpisah dengannya dalam perayaan khusus. Selanjutnya ia dimakamkan di antara rekan-rekan frater yang telah mendahuluinya di Estate Steenwijk Vught.
Para frater yang mengajar di sekolah dasar menyemangati Joop untuk menjadi frater dan guru. Ia mengajar di Tilburg, Goirle, Sint-Michielsgestel, dan Den Haag. Pada tanggal 15 Agustus 1953 ia mengikrarkan profesi seumur hidup. Ia juga bekerja sebagai pelayan pastoral di Den Haag. Ia melanjutkan pekerjaan itu di paroki-paroki di Joure dan di Reeshof di Tilburg. Mereka yang mengenalnya melalui karyanya mencirikannya sebagai seorang frater dengan hati yang besar yang tidak dogmatis dalam pemikiran dan kehidupannya. Joop berbakti: ia tidak melupakan orang dan ia tetap berhubungan dengan mereka. Kehadirannya memancarkan kekuatan. Ia adalah pelita di antara orang-orang yang bermasalah di dunia. Ia juga berbakti kepada Kongregasi. Ia menjadi pemimpin di beberapa komunitas dan mempromosikan kehidupan komunitas dengan dedikasi yang kuat. Ketertarikan Joop pada sejarah dan pada orang-orang membuatnya menjadi ensiklopedia hidup yang menyediakan informasi tentang setiap orang dan tentang Kongregasi. Joop berusia 89 tahun. Ia telah menempuh jalan terakhir menuju Penciptanya, Sang Penguasa Kehidupan. Semoga ia beristirahat dalam damai.
Setelah menyelesaikan sekolah dasar di sekolah Frater CMM Tilburg, Louis memilih sekolah pendidikan guru untuk menjadi frater. Sebagai guru sekolah dasar, ia melanjutkan studinya dalam bidang Agama dan Bahasa Jerman. Pada tanggal 15 Agustus 1952 ia mengikrarkan profesi seumur hidup dalam Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih. Louis mempunyai bakat menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Ia bekerja di pendidikan menengah di Den Haag, Tilburg, Ootmarsum dan Joure. Ia menghabiskan banyak waktu untuk menyiapkan pelajaran dan studinya yang sedang berlangsung dan sering bekerja sampai tengah malam. Meskipun bantuan dan bimbingan khusus diberikan oleh Kongregasi, ia menyelesaikan pengabdiannya dengan kelelahan fisik dan mental. Masa pemulihan yang panjang dimulaikan. Kerja tangan cocok untuknya. Kerja sukarela sebagai Pelayan Bantuan Telepon adalah perubahan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Ia menerima penghargaan dari mantan-mantan siswa dan lainnya. Merasa dirinya gagal, ia belajar dari orang lain bahwa ia sepertinya baik-baik saja. Pada tahun 2011 Louis dipindahkan ke Komunitas Joannes Zwijsen. Di sana ia menikmati kehidupan komunitas. Ia membantu mereka yang membutuhkan perhatian ekstra, para frater maupun penghuni lainnya. Louis berusia 89 tahun. Kita sekarang mempercayakannya kepada Allah kita yang penuh Belas Kasih.
18
‘LIHATLAH SESAMAKU’
“KETIKA AKU DI DALAM PENJARA, KAMU MENGUNJUNGI AKU” (MATIUS 25:36) Belas kasih dan persaudaraan adalah dua konsep kunci karisma Frater CMM. Kata-kata yang indah, namun bagaimana praksisnya dalam hidup sehari-hari para frater. Bagian ini menjadi fokus dengan topik ‘Lihatlah sesamaku’. terdiri dari mengunjungi mereka dan memperhatikan kisah pribadi mereka.
Kontak pribadi
Frater Henrique menandatangani bukunya “Belas Kasih: Detak Jantung Injil” (2016). Saat mempresentasikan bukunya, ia berbicara bagaimana visi tentang belas kasih berubah ketika ia mulai bekerja sebagai pelayan di penjara: “di mana belas kasih merupakan satu-satunya cara untuk saling berelasi dengan orang lain”.
Penderitaan terbesar di penjara adalah perasaan dikucilkan, bahkan oleh keluarga, serta dianggap sebagai yang perlu diwaspadai. Tujuan utama dari pelayanan di penjara adalah untuk mengetahui orangorang dengan depresi mereka, tetapi juga kewajiban untuk memperhatikan kebutuhan praktis mereka seperti kesehatan dan kebersihan. Tidak jarang, kontak dimungkinkan pada tingkat rohani dan kata-kata kehidupan dari Alkitab menarik bagi mereka. Sangat mengagumkan bahwa banyak tahanan mengikuti Tuhan. Pada suatu hari salah satu dari mereka berkata kepada saya dengan penuh keyakinan: “Dia tak pernah meninggalkanku.”
Pelayan penjara relatif tidak banyak dikenal di semua jajaran pelayan pastoral Gereja dan tampaknya hanya sedikit yang membuahkan hasil. Di antara umat beriman hal itu umumnya tidak menarik. Itu tidak bisa dibandingkan dengan pelayan pastoral remaja, yang mudah menarik perhatian. Yang sebaliknya sering terjadi pada pelayan pastoral di penjara. Salah satu hal yang sering dikatakan orang: biarkan mereka membayar apa yang telah mereka lakukan; penjahat harus dibui. Itulah sebabnya sulit untuk mendapatkan tenaga sukarelawan yang tertarik pada pekerjaan ini dan juga sulit untuk mendapatkan sumber daya yang diperlukan untuk itu.
Mengunjungi Tuhan
APC
Frater Henrique Cristiano José Matos CMM (Brasil)
Pada November 2009, sebuah kelompok kerja di São Joaquim de Bicas mulai mengunjungi para tahanan setiap minggu. Ini adalah pertama kalinya, sejak pembukaan ‘Penjara Profesor Jason Soares Albergaria’ di Brasil, Gereja Katolik secara resmi hadir di sana. Selama bertahun-tahun, pelayanan penjara berkembang dengan baik, terutama setelah pendirian pusat pelayanan khusus yang disebut Apoio à Pastoral Carcerária (APC). Pelayanan kepada para tahanan
Bekerja di penjara adalah sebuah tantangan dengan sedikit keberhasilan dan terkadang kekecewaan yang panjang. Pelayan pastoral di penjara sangat dipengaruhi oleh kontak mereka ketika memasuki dunia penderitaan orang lain. Mereka sering terlibat secara emosional dengan para tahanan. Semakin lama mereka mengalami kata-kata dari Injil: “Ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku” (Matius 25:36). Di dalam diri mereka tumbuh keyakinan bahwa mereka mengunjungi Tuhan Sendiri di dalam pribadi para tahanan. Siapa yang paling diuntungkan dari pekerjaan ini: apakah tahanan atau pekerja pastoral?
Logo dari APC (Apoio à Pastoral Carcerária), pelayan penjara di São Joaquim de Bicas.
19
KITA BERHARAP BAHWA KITA SUNGGUH HIDUP BERSAMA SEBAGAI SAUDARA, SEHINGGA CINTA KASIH PERSAUDARAAN KITA DAPAT DIALAMI OLEH ORANG LAIN SEBAGAI TANDA KENABIAN MENGENAI PERSAUDARAAN SELURUH UMAT MANUSIA. (dari Konstitusi Frater CMM) Majalah Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelas Kasih