Epaper belia 031213

Page 1

19

SELASA (MANIS) 3 DESEMBER 2013 29 MUHARAM 1435 H SURA 1947

Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com FOTO: KEKE

Drama Musikal “Legenda Akkadia”

Seruan Damai

Seru Enggak Drama Musiknya?

dari Panggung Drama

HARI gini masih zaman ya ngeberesin masalah pake tinju? Padahal kalau diperhatiin, kebanyakan sih pemicunya karena hal sepele doang atau malah salah paham. Mestinya kalo ada masalah, diberesin dengan jalur damai, semua problem bisa dicari solusinya tanpa harus mengorbankan pihak lain. Nah ini dia yang jadi intisari cerita drama musikal ”Legenda Akkadia” yang digelar di GOR KONI, Jalan Jakarta, Bandung, Rabu-Kamis (27-28/11). ENGAN setting yang dibuat pakai alur mundur, kita diajak untuk melompat ke masa lampau di mana suku Akkadia berada. FYI, Akkadia udah ada sejak dulu sebelum suku Maya lho. Kisah dari drama ini menceritakan bagaimana sebuah pertikaian terjadi antardua kubu. Seorang arkeolog di masa depan masuk ke masa itu dan ia pun terjebak dalam suatu pertikaian yang sedang terjadi di sana. Sebenarnya kedua pemimpin kubu yang bertikai adalah sepasang adik-kakak yang dipisahkan oleh penasihat kerajaan semasa kecil. Akhirnya setelah pertumpahan darah terjadi dan para korban berjatuhan, mereka baru tahu bahwa ada hubungan keluarga di antara keduanya.

D

Peace cannot be kept by force; it can only be achieved by understanding. -- Albert Einstein

Nasi udah jadi bubur. Demi perdamaian di masa depan, kedua adik-kakak yang sempat bertikai inipun rela ngorbanin dirinya masingmasing. Mereka bertekad jadi ksatria yang rela gugur demi menyudahi perselisihan. Sang arkeolog yang menyaksikan peristiwa tersebut kemudian kembali ke masa kini, tapi yang ia lihat sesudahnya malah sama. Penyelesaian masalah dengan cara kekerasan rupanya masih aja terjadi di era modern kayak sekarang. Ia pun menyadari bahwa pertikaian di masa lalu rupanya bisa berimbas ke masa depan. Sebagai yang punya hajatan, Zero Seven Project ngambil tema bumi untuk pagelarannya kali ini. Jika biasanya bumi identik dengan lingkungan, tim produksi justru lebih mengangkat manusia yang ada di dalamnya. “Gimana bisa jaga bumi kalau manusianya aja masih bertikai. Suku Akkadia ini kan ada sebelum suka Maya yang terkenal dengan ramalan kiamat 2012. Kami juga menyentil hal itu, makanya dalam dialog dimasukkan pesan supaya jangan percaya ramalan,” ujar Kang Agil sebagai sutradara dan pimpinan produksi.

Belajar Akting Itu Mudah Untuk persiapan pementasan ini, para pemain udah latihan selama empat bulan, mulai dari vokal, akting, hingga koreografi. Mereka terdiri dari 60 orang campuran siswa SDSMA yang dibikin jadi 3 tim. Namun dengan waktu latihan yang intensif seperti ini, pendidikan tetap nomor satu lho. Makanya enggak ada tuh yang sekolahnya keteteran. “Kalau kabaret bsia disiapkan dua minggu, tapi drama musikal mah enggak mungkin kalau kurang dari 4 bulan. Soalnya ada proses manajerial juga selama proses latihan,” tambah Kang Agil. Para pemain drama ini bisa dibilang bukanlah berasal dari aktor dan aktris profesional, tapi mereka adalah insan muda yang memang senang akting dan dididik untuk manggung. Ssst.... Kang Agil bilang sih sebenarnya belajar akting itu mudah banget karena sejak lahir pun kita udah berakting. “Dari kecil kita udah diajarin untuk jadi aktor dan aktris. Misalnya nangis, itu kan ekspresi dan bagian dari akting ju-

ga. Terus waktu kecil kita bohongin orang tua tentang kembalian uang jajan, itu pun akting. Cuma yang beda adalah panggungnya. Selain akting kehidupan, sosial, dan pribadi, ada juga akting pertunjukan. Kayak kabaret, teater, dan drama musikal,” sambungnya. Well meskipun sempat kena kendala pindah tempat, pementasan “Legenda Akkadia” tetap berjalan dan penonton enjoy aja tuh. Buktinya jam pertunjukan yang dibagi setiap pukul 08.30, 10.00, 11.30, 13.00, 14.30, dan 16.00 ini selalu dipenuhi oleh siswa berbagai sekolah. Tempat acara yang sedianya digelar di gedung Rumentang Siang harus berubah haluan ke GOR KONI karena belum bisa digunakan. Makanya persiapan dan setting yang udah dilakukan mesti dikerjain ulang hanya dalam tempo waktu seminggu! “Apa pun risikonya, the show must go on. Kami sih enggak cari keuntungan dan target penonton, tapi lebih ke apresiasi. Para pemain udah latihan dan ingin diapresiasi karyanya. Penonton juga ingin lihat hasil kerja keras latihan teman-teman sekolahnya,” tutur Kang Agil. By the way, selepas perhelatan ini, tim Zero Seven Project bakal bikin roadshow ke Garut, Sumedang, dan Cianjur pada awal tahun depan. Pementasan yang bakal ditampilkan nanti bertujuan ngenalin seni peran kepada pelajar. Apalagi Bandung udah dipandang sebagai trendsetter kabaret yang enggak hanya setingkat Jabar, tapi juga Indonesia. Makanya seni peran tersebut ingin lebih dimasyarakatkan ke khalayak lebih luas ke daerah. “Mayoritas dari Bandung pada ke Jakarta. Kalau kami ke daerah, khususnya Priangan Timur. Ada potensi teater di setiap daerah, misalnya di Karawang dan Sukabumi yang sekarang udah mulai jalan. Belajar akting itu mudah banget kok,” tambah Kang Agil. Nah buat kamu yang berdomisili di Priangan Timur, siap-siap nonton pementasan mereka ya! ***

Ana Yulianti, SMKN 5 Bandung CERITANYA menarik, apalagi sekarang di negara kita banyak yang berselisih. Antar-SMP aja bisa berantem hanya karena hal kecil. Dengan adanya drama ini jadi bisa menyampaikan bahwa kita harus ngejaga negara kita sendiri. Jangan bikin masalah kecil jadi besar. Kalau adegan dan penampilan sih udah bagus, tapi tadi sedikit keganggu dengan gordennya.

Nisa Aprilia, SMKN 5 Bandung AWALNYA dari pertama belum terlalu jelas ceritanya seperti apa, tapi setelah itu jadi jelas semua. Kisahnya tentang pertengkaran gitu. Seru kok. Harapan saya kalau nanti bikin drama musika lagi sih inginnya ada cerita komedi, biar ada sisi humorisnya gitu.

Alya Fauziah, SMKN 5 Bandung KESAN setelah nonton itu rame karena saya penasaran juga ceritanya seperti apa. Capek juga soalnya lumayan antre untuk masuk ke GOR, tapi pas udah di dalam dan nonton mah rasa capeknya kebayar semua. Penampilan pemainnya udah bagus, suaranya juga keren. Mungkin karena faktor mic, jadi sayang aja kurang kedengeran.

Sutopo Septo Hadi, SMKN 4 Bandung ACARANYA rame, cuma konsep blockingnya ada yang kurang. Terus teknisi dan suara musiknya terlalu tinggi jadi suara si pemainnya nggak kedengaran. Masukan untuk ke depan sih blockingnya sesuai dan antara teknisi vokal dan musiknya seimbang.

Berlian Nurfadhilah, SMKN 4 Bandung BAGUS ceritanya dan cukup jelas di akhir. Tapi cerita pas awal agak pending soalnya suara pemerannya enggak kedengaran, ketutup gitu. Sayang juga karena propertinya kurang.

Rizal Firdaus, SMKN 4 Bandung KURANG jelas di awal, tapi makin ke sini jelas sih maksud ceritanya gimana. Pesan saya untuk drama musikal selanjutnya, minta diperhatikan sound system dan lighting. Tapi over all bagus banget kok.*** siswanti.hanifa@yahoo.co.id destarimahalaksmi@ymail.com

siswanti.hanifa@yahoo.co.id

Pohonku dan Pohonmu Adalah Napas Kita

T

Indeks:

ERKADANG kita merasa bosan dan malas manakala guru guru di sekolah, orangtua di rumah, atau bahkan para pejabat pemerintahan di wilayah tempat tinggal kita, menganjurkan untuk menanam sebuah pohon minimal satu pohon satu bulan. Mungkin pula, terkadang kita merasa jengkel dengan kondisi halaman rumah kita yang acap kali dikotori oleh daun daunan kering yang berserakan tertiup angin yang berasal dari pohon milik tetangga kita. Namun sesungguhnya, seandainya kita menyadari betul akan fungsi sebatang pohon, tentu rasa jengkel, rasa malas serta rasa bosan tersebut akan hilang, berganti dengan semangat untuk memeliharanya. Begitu banyak manfaat dari sebatang pohon. Akarnya dapat menahan erosi tanah hingga mencegah terjadinya longsor atau pergerakan tanah yang membahayakan jiwa kita, Akarnya pun menjaga ketersediaan air tanah yang kita butuhkan untuk kehidupan kita. Daun-daun pohon yang rindang dapat menahan angin yang membawa bermacam penyakit serta menahan kelebihan sinar ultraviolet yang mem-

<20> Skul: SMAN 1 Pangalengan

bahayakan, juga menghisap zat-zat beracun yang ada di atmosfir kita, yang membahayakan kesehatan kita. Daun-daun itu pun menghasilkan oksigen, gas yang paling vital yang kita butuhkan untuk tetap bisa bernapas. Bayangkan jika bumi ini tanpa pohon, bayangkan jika hutan-hutan di bumi ini hilang karena keserakahan manusia. Tentu kehancuran akan segera datang. Bukan hanya berfungsi menghasilkan oksigen dan menjaga ketersediaan air saja, bukankah hutan-hutan itu juga adalah tempat tinggal para hewan, dan sumber makanan bagi hewanhewan herbivora? Jika hewan-hewan herbivora punah, bagaimana nasib hewan-hewan karnivora? Apakah justru hewan-hewan itu akan memangsa kita? Tentu kekacauan rantai makanan akan terjadi. Jika pohon-pohon penghasil oksigen itu hilang, mungkin kelak setiap manusia harus selalu membawa tabung oksigen ke mana pun untuk membantunya bernapas. Bayangkan, akan bagaimana nasib anak cucu kita kelak? Oleh sebab itu, tidak perlu merasa bosan, dan malas, manakala guru-guru di sekolah dan orangtua

<21> Aksi: - SMA Bina Muda Life Skills Expo - Pasanggiri Pencak Silat SD dan SMP se-Bandung Raya

kita begitu intensif mengingatkan kita untuk mau menanam sebatang pohon dan menjaga pepohonan yang telah ada. Tidak perlu juga merasa jengkel manakala daun-daun dari pohon tetangga berserakan di halaman rumah kita karena terbawa angin. Karena bisa jadi dari pohon milik tetangga itulah yang telah cukup menyumbangkan keberadaan oksigen untuk kita bernapas. Ingatlah, satu batang pohon saja, dapat menyumbangkan 2.5 kg oksigen setiap harinya, yang cukup untuk bernapas bagi dua orang. Jagalah pohon-pohon yang telah ada, serta bersikaplah aktif dalam menjaga kehidupan pohonpohon tersebut. Bersemangatlah saat guru-guru di sekolah memberi tugas menanam sebatang pohon. Karena, bisa jadi pohon yang kita tanam sekarang, akan jadi sumber kehidupan anak cucu kita kelak. Jika kita menyayangi keluarga dan anak cucu kita kelak, maka sayangilah pohon-pohon di bumi ini. Karena disadari atau tidak, pohonku dan pohonmu adalah sumber bagi napas kita.*** M Andre, kelas VIII, SMPN 31 Bandung

22> Review:

<21> Ensiklobelia Pake Iket Yuk!

<22> Chat: Agnes Alzena Syafitri


20

SELASA (MANIS) 3 DESEMBER 2013 29 MUHARAM 1435 H SURA 1947

Jagonya Paskibra dan Kesenian

FOTO: KEKE

SMAN 1 Pangalengan

ERTANDANG ke SMAN 1 Pangalengan belum afdol kalau nggak nonton aksi dari Paskibra dan barudak yang terlibat di ekskul kesenian. Paskibra kerap bikin penampilannya jadi hal yang ditunggu-tunggu dengan formasi dan gimmick yang spektakuler. Eksistensinya pun nggak usah dipertanyakan lagi karena hingga sekarang setiap angkatannya pasti punya kebanggaan masing-masing. Dari seragam pun kebanggaan itu udah terlihat seperti baju dinas tingkat 1 yang berwarna putih hitam dan tingkat 2 yang berwarna biru hitam. Seragam itu pun wajib dipakai setiap Sabtu. Nggak hanya itu, aksesori lainnya pun dibikin sekreatif mungkin untuk keperluan lomba seperti baret dan topi pilot. Menurut Ananda Herdi dari kelas XI IPA 2, kebangkitan ekskul ini udah cukup lama dan mampu meraih juara di mana-mana. ”Hingga sekarang undangan untuk ikut lomba memang banyak banget yang datang, tetapi ka-

B

”Padantara SMAN 1 Pangalengan jadi perwakilan Kab. Bandung. Rencananya pertengahan Desember akan ikut lomba lagi di tingkat se-Bandung Raya. Banyak lagu-lagu yang digubah misalnya yang terbaru adalah milik Chrisye seperti ’Cintaku’ dan ’Kala Surya Tenggelam’. Kami juga menggarap teater dan longser,” tutur Bu Riscka Dwi Kania sebagai guru sosiologi dan seni budaya yang juga pembina kesenian. Kreativitas dan kreasi siswa memang didukung penuh oleh sekolah. Bahkan sampai ada panggung permanen yang dijadikan tempat pementasan lho! Apalagi setiap tahun, sekolah yang punya 17 ekskul ini selalu bikin pentas seni. Dengan mengundang bintang tamu dari luar, para siswa juga dengan bangga menampilkan kreativitasnya dalam berkesenian. Gamelan diiringi tarian menjadi hiburan yang mendidik dan menyenangkan. Event yang dibikin secara intern itu pun rencananya bakal digelar lagi Mei mendatang dengan konsep kebudayaan Indonesia, seperti tampilan kebudayaan Kalimantan hingga Aceh. Gebyar banget lah!

Remaja Aktif Aksi Positif

”Biasanya anak-anak senang nongkrong di taman depan sambil wi-fi an,” mi rehat dulu karena mau ujian. Namun, awal tahun 2014 nanti kami akan ikut lomba di tingkat kabupaten dan provinsi,” tuturnya. Untuk tingkat Jabar, prestasi yang pernah diraih antara lain juara 3 madya hingga yang terbaru dua bulan lalu meraih 2 trofi sekaligus, yaitu juara 3 pengibaran bendera dan juara 3 pengetahuan umum. "Segala kemajuan ini nggak terlepas dari kerja keras dan dukungan sekolah, rekan Paskibra brigade 26, junior, senior, alumni dan pembina kami Pak Irwan Setiawan. Semoga ekskul Paskibra semakin jaya," tambah Ananda. Di bidang kesenian, sekolah juga punya grup Padantara yang kerap menggapai kebanggaan. Enggak hanya musik dan paduan suara, grup ini juga berbasis tari. Ekskul yang menggabungkan kolaborasi ini memang kreatif dalam berkreasi. Mereka ngegabungin gamelan dan degung dengan alat musik modern untuk pertunjukan. Berbagai kegiatan di luar sekolah pun pernah diikuti Padantara seperti rutin jadi juara lomba antarpelajar se-Bandung Raya hingga terlibat festival musik etnik Jabar bareng Disbudpar Garut.

Well, ada lagi nih keseruan lain yang ada di SMAN 1, yaitu akses wi-fi gratis sepanjang hari di seluruh area sekolah! ”Biasanya anak-anak senang nongkrong di taman depan sambil wi-fi an. Di sini setiap siswa punya akun dan password sendiri yang sebelumnya harus daftar dulu. Di kelas saat belajar juga bisa dipakai, jadi siswa hanya modal laptop dan handphone,” kata Nidiastuti dari kelas XI IPA 4 yang juga Bendahara OSIS. ”Memberikan kesempatan luas untuk mengaplikasikan karya ilmiah untuk memperoleh pengetahuan memang jadi salah satu misi dan strategi yang berkaitan dengan visi sekolah, yaitu takwa, cerdas, disiplin, santun, dan aktif,” tutur Pak Romli selaku pembina OSIS. Ya, dengan adanya fasilitas itu, para siswa pun merasa tergali potensinya dan jadi terpacu untuk menghasilkan karya. ”Presentasi juga jadi mudah. Kami pun dapat berbagai informasi beasiswa dari berbagai perusahaan. Intinya sih melek teknologi supaya enggak ketinggalan dengan sekolah lain di kota,” tutur Ketua OSIS SMAN 1, Yuni Sulistiani. ***

S

ENANG dengan parkour, climbing, hiking, dan tubing? Maka pas banget kalau jatuhin pilihan ke ekskul Reaksi. Ekskul dengan kepanjangan dari Remaja Aktif Aksi Positif ini nggak menyebut anggotanya dengan sebutan anggota, tetapi partisipan. Ini dimakudkan bahwa siapa pun bisa jadi bagian dari Reaksi. Makanya, jumlah partisipan yang ada tergolong besar yaitu 300 orang! Di samping parkour yang rutin latihan lulumpatan, divisi lain pun turut aktif dengan kerja sama bersama pihak lain yang lebih profesional. Seperti climbing yang bergabung dengan federasi panjat Kab. Bandung. Bahkan saat Agustusan kemarin, divisi climbing beraksi ke Gunung Wayang dan mengibarkan bendera merah putih di sana. Selain menyalurkan minat siswa dalam keempat divisi tersebut, barudak Reaksi juga turut membuat unit bisnis dan sosial lho. Mereka pun pernah bikin event pesta kostum. ”Reaksi itu ingin mengangkat daerah Pangalengan dan udah jadi ekskul di sekolah-sekolah. Aksi sosial yang pernah kami bikin ada penanggulangan risiko bencana sampai membangun TK dan taman bermain di Babakan Salam dengan kerja sama bareng Singapura,” ujar Cikal dari kelas XI IPA 4 sebagai Ketua Reaksi SMAN 1 Pangalengan. Cool! *** siswanti.hanifa@yahoo.co.id

siswanti.hanifa@yahoo.co.id

Cobel

bo a e R nd u y N

Suara Hati Pelajar

Gabriella Christina W, VIII D, SMPK 5 BPK Penabur KALO saya sih belum mengikuti program itu. Karena menurut saya memakai kain itu tidak terbayang. Mungkin menurut saya program itu tidak terlalu banyak diminati oleh anak-anak muda. Karena cara yang merepotkan itu biasanya dijauhi oleh anak-anak muda sekarang. Anak-anak muda sekarang lebih cenderung menyukai sesuatu yang instant dan tidak merepotkan.

Anisa Nurul Oktaviana, SMPN 33 Bandung SUDAH dong, dari minggu-minggu kemarin setiap hari Rabu di sekolah saya sudah menjalankan program Rebo Nyunda. Ya walaupun agak malu dan ribet pake kebaya, saya tetep bangga jadi orang Bandung dan bangga sekolah di SMPN 33 Bandung. Karena waktu saya pergi sekolah, di angkot masih banyak anak sekolah lain yang belum menjalankan program tersebut. Sebagai generasi pemuda saya tetep bangga menjalankan program ini agar budaya Sunda tidak punah.

Laurencia Claribel, SMP Waringin MENURUT saya program Rebo Nyunda sangat mendukung karena kita bisa melestarikan budaya Sunda agar tidak diambil oleh negara lain. Menurut pemerintah, untuk laki-laki menggunakan iket kepala, sedangkan perempuan menggunakan karembong. Pada zaman modern ini, anak-anak maupun orang dewasa lebih suka menggunakan barang-barang, bahasa, dan budaya dari luar. Kegiatan ini seharusnya tetap digunakan dan dipertahankan.

Gabriella Tasha, VII C - 13, SMP Waringin, MENURUT saya, program Rebo Nyunda sangat menarik. Kita dapat lebih mengenal dan menyukai tentang pakaian daerah kita. Kita juga dapat lebih mempelajari tentang bahasa daerah kita, yaitu bahasa Sunda. Kita juga akan semakin mahir dalam berbahasa Sunda.

Priskila Yurika [priskila_yurika@yahoo.com] MENURUT saya, peraturan yang mengharuskan siswa-siswinya memakai baju tradisional, itu bagus untuk melestarikan budaya Indonesia. Tetapi, jika saya harus menggunakan baju tersebut (kebaya) saya akan sangat keberatan karena ribet :D

Jennifer Winardi [winardijeanice@yahoo.co.id] KALAU di sekolah saya sih setiap hari Rabu selalu berbicara menggunakan bahasa Sunda. Seperti saat renungan pagi, memberi salam kepada guru yang mengajar. Menurut saya sih program ini sangat membantu. Karena kita bisa berbicara menggunakan bahasa Sunda dan bukan hanya selalu berbicara menggunakan bahasa Indonesia.. :)

Fransiska Adelia W, IXC, SMPK 5 BPK Penabur WALAUPUN di sekolah tidak menerapkan iket dan karembong di hari Rabu, menurut saya, walau sedikit repot pemakaiannya, dengan adanya program ini kita dapat melestarikan budaya Sunda. ***

Arialdy Nurazmi, XII IPA 1

Shafia Isda, XII IPA 1

AKTIF dalam ekskul Paskibra dan Japanese Club, Aldy mendulang prestasi di kedua bidang tersebut. Enggak hanya jadi juara 3 Paskibra dalam tingkat provinsi saat kelas XI, ia pun pernah juara 3 dalam kontes menulis huruf kanji memakai fude. Minatnya dalam bidang menggambar pun memang mengagumkan, bahkan nilai pelajaran Seni Budaya aja mencapai skor 97! Demi mengejar cita-cita jadi arsitek, cowok yang senang membaca dan nulis cerpen ini serius ingin meneruskan pendidikan tinggi ke jurusan arsitektur. ***

CEWEK yang hobi menyanyi dan drama ini jago banget casciscus berbahasa Inggris. Nggak heran kalau prestasinya dari kelas X hingga sekarang berkutat di bidang lomba bahasa Inggris. Bahkan ia pernah nempatin posisi 10 besar Speech Contest tingkat Jabar! Selain ikut ekskul ECC, Shafia juga sempat bergabung dalam Paskibra dan remaja masjid di sekolah. Kalau ditanya cita-cita sih, dengan mantap ia menjawab ingin menjadi dokter karena ingin menolong orang. siswanti.hanifa@yahoo.co.id

A

PLIKASI apa yang sering diunduh di smartphone kamu? Ceritain juga apa alasannya ya. Sok kirimin opini Belia yang paling seru dan enggak bokis ke Redaksi belia, paling lambat hari Jumat (06/12/13) ke Kantor Redaksi ”Pikiran Rakyat” Jln. Soekarno-Hatta No. 147 Bandung. Bisa juga lewat e-mail ke: belia@pikiran-rakyat.com. Inget, yang bukan pelajar dilarang ambil bagian! Opini yang dimuat melalui e-mail mendapat merchandise dari Pikiran Rakyat. (Hub. Bag. Marcomm Jln. Asia Afrika No. 77 Bandung) dengan menunjukkan kartu pelajar. Jangan telat ngirimnya ya!***

Cebel

Musik Sebagai Jalan Hidup B

ERAWAL dari ketertarikan terhadap musik akhirnya saya berkecimpung di dalam lingkaran itu, baik itu komunitasnya, industrinya, juga medianya. Asal ada kemauan yang kuat untuk menjalaninya dan mau bertahan dalam menghadapi semua rintangan, pasti semua orang bisa menjadikannya sebagai jalan hidup. Terlepas dari tujuannya, apakah popularitas, kekayaan, apresiasi, atau sekadar ingin menunjukkan eksistensi. Bermain musik atau hidup di dalam lingkungan musik adalah impian banyak remaja. Mengambil kesempatan untuk bergabung di suatu komunitas musik adalah salah satu daya tarik utamanya. Karena berawal dari sanalah pintu kesenangan akan terbuka lebar. Dan tahu nggak, bergabung dengan fanbase sebuah band bukan hal yang sia-sia asalkan kamu mau loyal dan bertahan di situ dan pintar mencari peluang. Soalnya, pintu untuk berhubungan dengan dunia musik secara lebih luas, sangatlah terbuka. Kita bisa belajar dari para pionir sebagai panutan kita. Emang sih, apa yang kita dapetin nggak semuanya baik. Sangat tergantung pada diri kita masingmasing, apakah kita bisa memfilter halhal yang buruk dan tahu apa tujuan kita untuk bergabung dalam komunitas musik. Mencontoh dari film ”Almost Famous”, karakter William Miller dalam film tersebut bertujuan untuk menjadi jurnalis musik dan harus mendekati musisi yang ia liput yakni seorang gitaris bernama Russell Hammond. Lalu dia pun menjalani kehidupan rockstar yang rumit dengan sejumlah masalah dan godaan seks serta obat-obatan terlarang pada era dalam

film tersebut. Namun, ia memiliki sosok yang memiliki prinsip bahwa tujuan ia sebagai jurnalis adalah untuk terjun di dunia musik dan memberitakannya, bukan ”ditelan” oleh dunia tersebut. Maka perlu kamu ingat kembali bahwa prinsip diri dan identitas jangan pernah dilupakan, karena dunia musik bisa jadi menyesatkan jika kita lupa akan hal tersebut. Sedikit menceritakan pengalaman pribadi saya sewaktu SMP, saat bergabung dengan sebuah fanbase band bernama Speaker People (Fanbase Speaker First), saya terdaftar sebagai anggota mereka pada tahun 2006 dan akhirnya bisa menjadi teknisi mereka pada era 2008. Banyak pengalaman bisa didapat dari menjadi seorang fan, dan keberuntungan membuat saya akhirnya bisa menjadi teknisi dan mengenal banyak seluk-beluk dalam proses berjalannya sebuah band. Sayang, Speaker First sekarang sudah memutuskan untuk membubarkan diri. Pengalaman bersama Speaker First saya jadikan bekal untuk membuat sebuah band, di mana saat ini saya tergabung di dalamnya yaitu Zaggle Griff. Bersama Zaggle Griff, kami sudah bisa merilis sebuah album bertajuk ”Cold Sun”. Band ini tercipta kurang lebih berawal dari kecintaan saya atas musik, pengalaman kami sebagai fans musik. Musik mempertemukan beberapa orang-orang yang sebelumnya tidak saling mengenal, tetapi memiliki ”jiwa” yang sama dalam bermusik. Terdengar sederhana, ya? Walaupun seperti yang mungkin pernah kamu alami, nggak pernah ada yang instan dalam nge-band. Untuk bisa menyatukan beberapa orang yang punya musikalitas yang berbeda dalam satu tubuh yang disebut ”band” butuh banyak

pengorbanan dan tentunya niat yang kuat. Meskipun band saya belum suksessukses amat, tapi saya boleh bangga karena sudah punya karya berupa album, wujud eksistensi nyata saya bersama temen satu band dalam bermusik. Nah, apakah kamu juga ingin menjadikan musik sebagai jalan hidup? Raihlah apa pun tujuan kalian untuk bermusik dan lakukanlah dengan penuh rasa cinta. Baik itu bermusik ataupun hal lain dalam hidup, jika dilakukan sepenuh hati pasti hasilnya baik.*** Azhar Humam, bassist Zaggle Griff.


21

SELASA (MANIS) 3 DESEMBER 2013 29 MUHARAM 1435 H SURA 1947 FOTO: KEKE

Life a d Mu a n i B SMA

xpo E s l l Ski

Prepare Your Future! B

ARUDAK SMA Bina Muda boleh berbangga hati. Setelah lulus kelak, mereka nggak akan bingung akan melakukan apa karena sudah dibekali sejak SMA. Lanjut kuliah? Hayu! Belum berkesempatan kuliah? Santai saja! Semua ini berkat program life skills yang dilaksanakan di SMA Bina Muda. Well, penasaran kan program life skills itu apa? Sabtu (30/11) lalu, di SMA Bina Muda yang berlokasi di Cicalengka, Bandung ini digelar sosialisasi tentang program life skills dalam acara “Life Skills Expo”. Di acara ini dipaparkan dan ditunjukkan apa itu sebenarnya program life skills. Pada dasarnya, seperti yang disampaikan oleh Drs. Waway Suganda selaku Kepala Sekolah, program ini tujuannya membekali masa depan para siswa SMA Bina Muda. Sesuai dengan minat dan bakat, siswa dituntun dan diarahkan agar mempunyai keahlian. Ada beberapa unit dalam program life skills ini, yaitu administrasi perkantoran, pelatihan guru PAUD, English club, menjahit, software dan hardware, robotic, dan yang terbaru adalah broadcasting. Setiap siswa hanya boleh mengambil satu untuk diikuti. Nggak hanya diberi materi yang berkaitan den-

gan masing-masing unit, para siswa dituntut untuk melakukan praktik mandiri. Misalnya, para siswa yang mengikuti unit pelatihan guru PAUD, mereka terjun langsung menghadapi anak-anak kecil dan melatih apa yang sudah mereka pelajari dalam program life skills. Seru banget! Begitu juga dengan unit-unit lainnya. Dengan metode learning by doing, tentunya ilmu yang didapat lebih mudah dicerna. Bagi siswa kelas X, program keren ini baru akan mereka jalani. Acara “Life Skills Expo” juga menandai dibukanya program tersebut untuk kelas X. Bukan cuma itu, dalam “Life Skills Expo”, juga digelar bazaar yang menjual berbagai buku, alat tulis, aksesori laptop, busana muslim, dan masih banyak lagi. Ada juga lomba mewarnai tingkat anak usia dini, lomba presentasi, layanan perpustakaan keliling dari BAPUSIPDA Jawa Barat, talkshow tentang seputar parenting untuk orang tua siswa, juga servis laptop dan komputer gratis. Meski program life skills ini sudah berlangsung sejak 2008, “Life Skills Expo” baru pertama kali digelar. Tahun depan pasti lebih seru!*** hanifauziaramadhani@gmail.com FOTO: KEKE

Pasanggiri Pencak Silat SD dan SMP se-Bandung Raya

Saatnya Para Jawara Unjuk Gigi Seribu Alasan untuk Hidup T

AK kusangka bakti sosial Palang Merah Remaja sekolahku kali ini adalah ikut menyukseskan beberapa program dari komunitas CISAMI, kependekan dari Cintai dan Sayangi Kami, salah satu komunitas yang beranggotakan orang-orang yang positif mengidap HIV-AIDS. Dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember, ibu Nelly, salah seorang pembimbing PMR di sekolahku, mengusulkan agar PMR bisa ikut terlibat dalam gerakangerakan sadar HIV-AIDS. Ibu Nelly berharap, PMR bisa menjadi sumber informasi bagi seluruh siswa di sekolahku, untuk bisa mengetahui segala sesuatu mengenai HIV-AIDS secara jelas dan gamblang. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi mitos-mitos yang menyesatkan, yang berkembang di kalangan para siswa sekolahku mengenai virus HIV dan penderita AIDS. Dan setelah beberapa kali melakukan survei, akhirnya ibu Nelly memutuskan agar kami, para anggota PMR bisa terlibat di komunitas CISAMI, selama satu minggu saja. Awalnya aku dan teman-teman merasa ragu dan takut untuk ikut bergabung di komunitas ini. Namun ternyata, para anggota CISAMI begitu ramah dan antusias menyambut kehadiran kami. Sehingga sirnalah rasa ragu dan takut tersebut. Anggota CISAMI selalu berusaha memberikan kami berbagai macam informasi mengenai HIV-AIDS secara lengkap dan detail, serta selalu melibatkan kami dalam berbagai kegiatannya. Tidak tampak sedikitpun tanda-tanda bahwa mereka mengidap HIV. Mereka tampak bersemangat, dan selalu memberikan dukungan satu dengan yang lainnya. Usia anggota CISAMI ini

berbeda-beda. Ada yang di atas lima puluh tahun, ada juga yang berusia sekitar empat puluh, tiga puluh serta dua puluhan. Bahkan, yang masih anakanak pun ada. Walaupun berbeda usia, mereka semua selalu tetap kompak. Terutama kak Dety, ketua dari komunitas ini. Aku perhatikan, Kak Detylah motor dalam komunitas ini. Ia selalu bersemangat, seperti tidak pernah merasa lelah untuk selalu berbuat kebaikan. Suatu saat, dalam satu kesempatan, aku pun menanyakan hal ini pada kak Dety. Aku begitu penasaran dengan semangat hidupnya yang begitu hebat, walaupun ia sadar virus HIV terus menggerogoti tubuhnya. Dengan senyumnya yang manis, kak Dety pun menjawab, bahwa semangatnya terus membara, karena ia punya seribu alasan untuk tetap hidup. Ia bercerita, bahwa ia adalah ibu dari dua anak, yang masih membutuhkan bimbingannya. Ia pun punya seorang ibu, yang juga masih membutuhkan penjagaannya karena usia ibunya sudah cukup renta. Ia pun ingin segera mewujudkan cita-cita suaminya, untuk segera menunaikan ibadah Haji. Dan masih banyak alasan-alasan lainnya yang ia ceritakan, yang membuatnya ‘melupakan’ sakit AIDSnya, dan terus fokus pada semua cita-citanya. Dengan matanya yang selalu berbinar dan senyum tulusnya yang selalu mengembang, Kak Dety pun memegang tanganku kuat-kuat seraya berbisik “Jagalah kesehatanmu baik-baik, agar kamu bisa mewujudkan seribu alasanmu untuk hidup!”.*** Safira Kayyisa Zakiyah, Kelas VIII, SMPN 18 Bandung

S e l a n c a r

Walaupun Mereka Beda, Namun Mereka Bisa!

T

IDAK sedikit kita temui di sekitar kita, orangorang yang memiliki keterbatasan fisik, yang menyebabkan mereka memiliki kemampuan yang berbeda dengan kita yang dikarunia fisik yang sempurna dalam menjalani aktivitas sehari-hari, hingga mereka disebut kaum difabel, kependekan dari different ability (Beda kemampuan). Pernahkah kita sejenak saja memperhatikan setiap langkah perjuangan mereka dalam menjalani kehidupan ini dengan keterbatasan fisik yang mereka miliki? Pernahkah? Cobalah sejenak perhatikan kehidupan mereka. Banyak pelajaran hidup yang bisa kita contoh dari mereka. Orang-orang difabel begitu menyadari kekurangan mereka. Namun hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap mau memperjuangkan hidupnya. Mereka yang tidak memiliki tangan yang sempurna, akan berusaha mengoptimumkan kakinya dan anggota tubuh lainnya untuk melakukan beberapa hal. Begitu pula dengan mereka yang tidak memiliki kaki, atau mereka yang buta, tuli, bisu, serta cacat-cacat lainnya, akan berusaha mengoptimumkan anggota badan yang ada untuk melakukan aktivitasnya. Bayangkan, betapa keras perjuangan mereka untuk bisa melakukan hal tersebut, dan betapa kuat mental mereka untuk tetap bisa beraktivitas di tengah-tengah masyarakat yang berfisik normal. Tapi mereka tidak pernah menyerah! Bahkan ada di antara mereka yang justru mengoptimumkan apa adanya yang mereka miliki, hingga jadi berprestasi. Hal tersebut menyadarkan kita, bahwa sebe-

narnya tidak ada penghalang untuk maju berprestasi, selain diri kita sendiri. Kita harus mampu menaklukkan diri kita sendiri untuk bisa maju berprestasi. Contohlah kekuatan mental kaum difabel tersebut. Mereka tidak hanya terpekur menangisi kondisi fisiknya, namun justru dari waktu ke waktu, mereka terus berpikir dan berpikir, mengasah terus pikirannya, untuk terus berusaha menciptakan berbagai inovasi yang akan memudahkan aktivitas mereka. Sedangkan kita? Sering kali kita justru menyia-nyiakan segala fasilitas yang kita miliki secara mubazir. Tengoklah siswa siswi di sekolah luar biasa. Mereka tetap bersemangat sekolah, mengikuti semua instruksi gurunya, karena mereka tahu, guru mereka akan membantu mereka untuk kelak bisa menjalani kehidupan yang lebih baik di tengah-tengah orangorang yang berfisik normal. Sedangkan kita? Sering kali kita justru mengabaikan nasihat orangtua dan guru, terlena oleh kemudahan-kemudahan yang kita dapatkan, hingga lupa harus apa dan bagaimana untuk mensyukuri semua anugerah-Nya. Jadikanlah Hari Penyandang Cacat Internasional, sebagai pengingat kita untuk bisa lebih ramah pada mereka kaum difabel. Mereka berbeda tetapi mereka juga adalah makhluk-Nya. Ingatlah pula untuk terus bersyukur atas semua anugerah-Nya pada kita, serta lebih militanlah berjuang untuk berprestasi, karena kita bisa lihat, walaupun kaum difabel itu berbeda, namun mereka tetap bisa menjalani kehidupan ini tanpa keluh kesah.*** Rafiqi Ruhbana, SMPN 18 Bandung

N

GGAK seperti biasanya, Sabtu (30/11) lalu Bale Santika Universitas Padjadjaran Jatinangor diramaikan oleh anak-anak SD dan SMP yang mengenakan pakaian khas Sunda, pangsi. Maklum, emang saat itu lagi digelar satu acara seru yang sudah berlangsung sejak dua hari sebelumnya. Pada hari itu, Pasanggiri Pencak Silat SD dan SMP se-Bandung Raya digelar sebagai rangkaian dari Rumpaka 31 yang digagas oleh unit Lises (Lingkung Seni Sunda) Unpad. Fyi, Rumpaka 31 adalah acara peringatan ulang tahun ke-31 Lises Unpad. Rumpaka memiliki singkatan, yaitu ngarumat budaya topeng dan pencak silat. Selain menandakan usia Lises Unpad, angka 31 dalam titel acara tersebut memiliki arti lain. 31 menunjukkan bahwa ada 3 rangkaian dalam 1 helaran akbar. Rangkaian pertama berlangsung pada 28 November 2013, yaitu talkshow mengenai Ekspedisi Topeng. Acara akan dilanjutkan tanggal 30 November 2013, dimana pasanggiri pencak silat ini digelar dan diikuti dengan penampilan palagan bubat atau Perang Bubat. Bekerja sama dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), pasanggiri pencak silat yang dilaksanakan sejak pagi hingga sore hari berlangsung dengan sangat seru! Seperti yang disampaikan oleh Rd. Dinar Siti Ayu selaku ketua pelaksana, siswa yang berminat untuk berpartisipasi dalam acara ini memang luar biasa banyak. Hanya beberapa hari setelah pendaftaran dibuka, kuota peserta langsung terpenuhi. Nggak heran, suasana saat pelaksanaan pasanggiri tersebut sangat ramai dan meriah. Membludaknya jumlah pendaftar dalam pasanggiri ini membuktikan dua hal. Pertama, di Kota Bandung ternyata banyak sekali siswa yang menaruh minat pada olah raga pencak silat. Kedua, selama ini ajang unjuk gigi untuk para jawara pencak silat di Bandung masih sangat kurang. Pihak Lises Unpad pun menyayangkan, tingginya minat dan talenta barudak Bandung dalam pencak silat nampaknya kurang terwadahi, terutama untuk tingkat SMP. Makanya banyak sekali siswa yang ketika di SD berprestasi dalam pencak silat, namun kemudian hilang minat saat masuk SMA. Karena itu tadi, saat SMP tak banyak kesempatan untuk menorah prestasi. Semoga keadaan ini segera berubah, biar semakin banyak jagoan pencak silat di Bandung!*** hanifauziaramadhani@gmail.com

S

EJAK Rabu (6/11), Pak Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengimbau pelajar Kota Bandung untuk mengenakan pakaian tradisional khas Jawa Barat setiap hari Rabu. “Selain berbahasa Sunda tiap hari Rabu, peenampilan juga harus mencerminkan," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, seperti dikutip “PR” awal November silam sehubungan dengan imbauannya. Pelajar cowok diimbau mengenakan iket dan pakaian pangsi, sedangkan yang cewek diimbau make kebaya. Nice! Peraturan yang bagus nih, mendorong pelajar Bandung agar lebih respek sama salah satu produk budaya lokalnya, yaitu pakaian adatnya. Eh tapi, kamu juga tahu kan? Sebelum ada imbauan dari Pak Wali Kota, sebenernya kita udah bisa lihat tren mengenakan iket di kalangan remaja pria di berbagai kota di Jawa Barat, khususnya daerah Bandung dan sekitarnya. Apakah pergi ke mall, atau nonton gig musik, banyak dapat kita temui sejumlah remaja yang mengenakan iket. Salah satu yang cukup berperan dalam mengembalikan tren penggunaan iket, adalah akang-akang personel Karinding Attack, yaitu kumpulan musisi metal yang mengawinkan

musik mereka dengan musik tradisi khas Sunda. Baik saat manggung, maupun dalam kesehariannya, akang-akang yang dikenal para ‘sebagai’ di komunitas musik Bandung selalu berusaha mengenakan iket untuk menunjukkan identitas Sunda mereka. Iket Sunda pada zaman dahulu merupakan salah satu kelengkapan busana pria yang sangat penting. Enggak sekadar jadi penutup rambut dan pelindung kepala, tapi iket juga difungsikan sebagai alat untuk melindungi diri, membawa dan menyimpan barang, bahkan sebagai pengganti sajadah pada saat melaksanakan salat lima waktu. Iket juga digunakan sebagai simbol status sosial, atau menunjukkan identitas dalam lingkungan pergaulan sehari-hari. Simbol ini ditunjukkan melalui model dan jenis kain yang digunakan untuk iket. Ada iket untuk ilmuwan, bangsawan, jawara, ulama, dll. Jadi pada zaman dahulu, penggunaan iket, dengan berbagai pola dan cara mengikatnya, tidak dilakukan dengan sembarangan, namun mengikuti peraturan dan tata cara tertentu. Setiap jenis iket, punya makna filosofis tertentu, dan sejatinya tidak boleh sembarangan digunakan.

Well, tapi itu dulu. Menurut Kang Iman Jimbot salah satu personel Karinding Attack, yang juga menjadi personel band Sarasvati, penggunaan iket zaman sekarang yang tidak terlalu memperhatikan makna filosofisnya, tidak menjadi masalah. “Yang penting anak muda mau mengenakan iket, dan tidak melupakan budaya lokalnya,” ujar Kang Jimbot tentang penggunaan Iket di kalangan anak muda. Ada banyak sekali jenis atau cara membuat iket. Ada Barangbang Semplak, Julang Ngapak, Parekos Nangka, Mahkota Wangsa, Koncer, Candra Sumirat, dan masih banyak lagi pola yang sejatinya punya makna masingmasing dalam tiap ikatannya. But nevermind that, kita nggak perlu terlalu mempermasalahkan dulu makna dari masing-masing iket. Tapi pasti asyik rasanya kalo ngelihat banyak remaja yang sehari-harinya bangga mengenakan iket. Jika sekarang bangsa Indonesia sudah bisa lebih bangga dengan mengenakan batik, saatnya orang Sunda lebih nyunda dengan memakai iket! Masa cuma cepot doang yang make? Hehehe. *** syauqy_belia@yahoo.com, dari berbagai sumber


22

Bangga Jadi Duta Bahasa Pelajar

Agnes Alzena Syafitri

ANGKAIAN pemilihan Duta Bahasa Pelajar Jabar 2013 udah berlalu, tapi pengalaman dan pembelajaran yang didapatkan tetap membekas. Seperti yang diceritain Agnes Alzena Syafitri yang dinobatkan sebagai juara pertama. Awalnya sih pelajar kelas XII IPS 1 di SMAN 1 Garut ini dapat kabar tentang pemilihan Duta Bahasa Pelajar dari teman dan bahasan Duta Bahasa Jabar di Belia Pikiran Rakyat. Agnes pun iseng bikin esai yang berjudul ”Generasi Muda Cinta Bahasa” yang ngebahas tentang bahasa Indonesia, daerah, dan asing. ”Sadar nggak sadar sebenernya kita termasuk generasi muda yang cinta bahasa karena udah mempelajari dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari,” ujarnya. Esai itu pun kemudian nganterin Agnes ke tahapan selanjutnya hingga akhirnya lolos ke babak final dan menjalani penjurian yang membahas topik terpilih. ”Awalnya saya nggak ngerasa bakal juara. Tenang aja, kalem. Pas pengumuman juara 1, alhamdulillah saya menang. Senang juga sampai jingkrak-jingkrak. Hahaha,” tuturnya sambil tertawa. Selain mental, fisik, dan penampilan, public speaking memang kudu disiapkan. Sering tampil di depan umum untuk tugas sekolah rupanya bikin Agnes yang bercita-cita menjadi akuntan publik ini terampil menyampaikan pendapat. Malahan sebelum ajang Duta Bahasa Pelajar ini, ia berhasil meraih Mojang Wakil II Rumaja dalam pemilihan Mojang Jajaka Kab. Garut 2013. Agnes juga pernah ikut pemilihan Jang dan Neng Chocodot 2012 dan terpilih menjadi Putri van Java yang bertugas mempromosikan salah satu chocodot yang khas. Selain itu, ia pun meraih gelar Neng Geulis Chocodot. ”Pemilihannya hampir sama dengan audisi lainnya. Kemampuan berbahasa, men-

R

guasai materi, dan public speaking nggak kalah penting. Kalau prestasi akademik, saya mendapat peringkat 1 dan ikut beberapa Olimpiade untuk mewakili sekolah. Karena kerja keras, semangat, dan doa dari semua, saya bisa membawa nama sekolah menjadi lebih baik,” ungkap pelajar yang turut aktif dalam ekskul marching band dan bertindak sebagai colour guard ini. Balik lagi ke topik bahasa, saat ini bisa dibilang kalau penggunaan bahasa daerah oleh generasi muda mulai menurun. Malah nggak jarang yang justru lebih pede kalau ngomong pakai bahasa asing. Agnes sih sangat menyayangkan fenomena ini karena semestinya bahasa daerah itu dilestarikan, bukan ditinggalkan. Penggunaannya sangat perlu karena nunjukin identitas dan bukti bahwa kita mencintai daerah. ”Pengertian bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam negara kesatuan. Atau bisa juga bahasa ibu atau bahasa pertama yang dikenalin oleh orang tua kita. Penggunaan bahasa Indonesia juga perlu karena kita kan warga Indonesia. Alangkah baiknya kalau kita menerapkan sebagai bahasa sehari-hari,” kata Agnes. Namun, sekarang kondisinya berbeda, di mana globalisasi mulai menjurus pada remaja yang lebih suka memakai bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya mereka malah lupa dengan bahasa Indonesia dan daerahnya. ”Ini nunjukkin kalau banyak orang yang nggak mengakui jati diri bangsanya sendiri. Intinya sih penggunaan bahasa harus sesuai dengan tempat di mana kita berinteraksi. Ada saatnya kita memakai bahasa daerah, asing, dan Indonesia. Tetapi yang harus ditekankan ya bahasa daerah karena kita akan merasa bangga terhadap daer-

SELASA (MANIS) 3 DESEMBER 2013 29 MUHARAM 1435 H SURA 1947 FOTO: DOK.

ah sendiri,” ujarnya menambahkan. So, Agnes pun udah membiasakan diri untuk menerapkannya di rumah dan sekolah. Untuk sosialisasi yang lebih luas sih dia bikin contoh kayak ngadain acara yang berhubungan dengan bahasa daerah. ”Atau di luar itu bisa membahas masalah kebudayaan dan kesenian Sunda, tetapi sambil wajib memakai bahasa Sunda. Penerapan penggunaan bahasa daerah sebenernya udah ada, misalnya ada Rebo Nyunda. Nah sosialisasi seperti itu dapat membiasakan kita memakai bahasa Sunda dengan baik dan benar. Apalagi bahasa Sunda banyak tingkatannya seperti yang tercantum dalam Undak Usuk Basa,” tutur cewek kelahiran 29 Januari 1997 tersebut. Lantas sebagai Duta Bahasa Pelajar, Agnes memandang kalau peran duta bahasa besar banget untuk menyosialisasikan bahasa. Dengan adanya pemuda dan pemudi terpilih, tentu mereka senantiasa mempunyai satu tujuan yaitu melestarikan eksistensi bahasa daerah dan Indonesia. ”Di sini bisa saja peran para duta bahasa mengajak masyarakat untuk tahu budaya daerahnya lewat penggunaan bahasa atau nambah wawasan. Menurut saya bisa karena berawal dari mempelajari bahasa daerah, maka kita juga akan mencintai daerah kita. Mencintai dalam arti ingin mengetahui budaya dalam daerah itu sendiri,” tuturnya. Wow, pemaparan yang keren. Semoga kiprah dan program yang bakal dijalaninya ini bisa jadi panutan bagi kita semua untuk makin mencintai bahasa sendiri ya.*** siswanti.hanifa@yahoo.co.id

Ada saatnya kita memakai bahasa daerah, asing, dan Indonesia. Tetapi yang harus ditekankan ya bahasa daerah karena kita akan merasa bangga terhadap daerah sendiri.

Word of Mouth

Frozen

T

akan dinobatkan menjadi Ratu di Arandelle. Semua bangsawan dari seluruh dunia, yang baik dan jahat berkumpul untuk menyaksikan penobatan Elsa sebagai ratu baru. Kerajaan yang tadinya sangat tertutup, kini menjadi lebih terbuka. Dan pengalaman jalan-jalannya pertama kali langsung mempertemukan dia dengan seorang pangeran tampan bernama Hans (Santino Fontana). Dalam pesta penobatan Elsa, Hans secara mengejutkan melamar Anna dan lamaran tersebut diterima! Elsa yang tidak merestui lamaran tersebut terpancing emosinya dan tiba-tiba tidak bisa mengendalikan kekuatannya. Panik karena orang-orang menjadi tahu dia bisa membuat es dan salju, Elsa melarikan diri ke arah pegunungan. Kacaunya, seluruh kerajaan Arandelle jadi tertutup es dan salju. Elsa membangun sebuah istana dari salju dan memutuskan untuk hidup sendiri tanpa memedulikan keadaan Arandelle. Nah, cerita tadi baru awal dari kisah dalam film ”Frozen” ini. Anna, si adik nan ceria memutuskan untuk mencari Elsa agar dia mau mengembalikan Arandelle seperti sedia kala. Seorang diri, Anna bertualang mencari Elsa. Di perjalanan dia pun mendapatkan bantuan dari Kristoff, seorang pedagang es dan bertemu dengan manusia salju bernama Olaf. Kisah selanjutnya, tonton sendiri aja! belia nggak mau ngasih bocoran cerita yang kebanyakan. Seperti film animasi Disney lainnya, ”Frozen” menawarkan animasi dengan teknologi visual yang keren dan juga didukung dengan cerita yang kuat. Sarat moral value yang baik, ”Frozen” adalah tontonan yang cocok buat dinikmati seluruh anggota keluarga kamu. Oh iya, kalo ditonton versi 3D pasti lebih seru!*** syauqy_belia@yahoo.com

Opiate. An unlocked door in the prison of identity. It leads into the jail yard -- Ambrose Bierce

BLACK Rebel Motorcycle Club, band asal San Fransisco, Amerika Serikat tampil di hadapan para penggemarnya di Teater Tertutup Dago Tea House, Bandung Minggu (1/12/2013) malam. Membawakan lebih dari 20 lagu, Peter Hayes (vokal, gitar, bas, synthesizer), Robert Levon Been (vokal, bas, gitar, piano), dan Leah Saphiro (drum) mampu membuat seluruh penonton bergoyang dan bernyanyi bersama. * TISHA/"BELIA"

aGenda Taste Market “The First and The Biggest Food, Arts and Living Market in Bandung” 6-8 Desember 2013 Life Style Rofftop Paris Van Java Jalan Sukajadi No. 137-139, Bandung Good Food, Magnificent Arts and Unique Design (Homeware) Festival Music Performances: Rusa Militan, Banda Neira, Answer Sheet, Juicy Lucy, Etc. Free Entry Twitter: @tastemarket_bdg Instagram: @tastemarket_bdg

Website: www.tastemarketbdg.com

OFFEE REGGAE STONE, dll.

" BANDUNG OPEN AIR " - INDIE MUSIC FESTIVAL -

TIKET : Presale Rp. 35.000,On the spot Rp. 50.000,Info: Twitter @dreamtrue_id ***

Minggu, 8 Desember 2013 Lanud Sulaiman Bandung BURGERKILL, JASAD, FORGOTTEN, PURGATORY, MESIN TEMPUR, ALONE AT LAST, ROSEMARY, RESTLESS, DAJJAL, UNDERGOD, GUGAT KEPARAT, OUTRIGHT, DON LEGO, BILLFOLD, MONKEY BOOTS, REVENGE THE FATE, BYEBYE BUNNY KHASARATH, MHYTOS, ROTTEN TO, THE CORE, RENTENIR, MAWAR, BERDURI, DESA LUKANEGARA, RT, MORTALITY, MALICE, C

That’s All Folks!

Jumat, 6 Desember 2013 Pukul 19.00 – selesai Potluck Kitchen, Jalan H. Wasid, Bandung Pengisi Acara: Tigapagi Teman Sebangku Nada Fiksi ***

M

UNGKIN hanya The Wanted-lah boyband yang di masa sekarang bisa disejajarkan dengan One Direction. Boyband yang terdiri atas Max George, Siva kaneswaran, Jay McGuiness, Tom Parker, dan Nathan Sykes, punya kesamaan juga yaitu personelnya berasal dari negara Britania Raya. Oke, One Direction mungkin hits videonya lebih banyak, begitu pula jumlah fans-nya. Namun, sebenernya segmen penikmat musik The Wanted emang berbeda dengan One-D. Musiknya bisa dibilang lebih ”dewasa”, baik

ke Eropa pada saat kejadian tersebut, bertanya-tanya, apakah yang sebenarnya sedang terjadi di tanah air. Dimas Suryo, bertemu dengan Vivienne Deveraux, mahasiswa yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, di Indonesia pun terjadi penangkapan mereka yang dianggap aktivis dan membahayakan pemerintahan yang sedang berjaya saat itu. Dimas dan tiga temannya tadi dihantui perasaan bersalah karena mereka nyaris tidak berbuat apa pun

di Paris untuk membantu kawan-kawannya. Ditulis dengan gaya bahasa yang nggak berat, novel ini mampu membangkitkan rasa penasaran. Bener nggak sih yang bikin ruwet negara saat itu adalah partai komunis? Bener nggak sih, sejarah yang selama ini tertulis di buku bahkan difilmkan? Lalu ada kisah Lintang Utara, putri Dimas dan Vivienne yang penasaran akan cerita politik ayahnya, sekaligus penasaran dengan tanah kelahiran ayahnya. Ia mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, apa yang membuat ayah dan tiga sahabatnya itu tidak pernah bisa pulang ke tanah air mereka. Peristiwa besar yang terjadi di Indonesia di masa silam (September 1965, Mei 1968 di Prancis, dan Mei 1998 di Indonesia) jadi latar belakang novel keren ini. Nggak ada salahnya kalau kamu membuka sedikit pikiran dan membaca Pulang. ***

syauqy_belia@yahoo.com

Pulang w vie re

IAP kali menjelang Natal, wajib hukumnya bagi studio film animasi Disney untuk mempersembahkan film animasi baru untuk dinikmati oleh keluarga. Tahun ini, ”Frozen” yang jadi rilisan yang belia maksud, sebuah film animasi yang mengadaptasi dongeng klasik karya pendongeng legendaris asal Denmark, Hans Christian Andersen. Karya yang diadaptasi adalah kisah Ratu Salju, atau lebih dikenal dengan dongeng ”The Snow Queen”. Well, ceritanya emang nggak se-legend karya HC Andersen lainnya, semacam Si Itik Buruk Rupa alias ”The Ugly Duckling” dan kisah Putri Duyung ”The Little Mermaid”. Namun, ”Snow Queen”, yang diadaptasi ke dalam film ini ternyata punya kisah dongeng yang seru dan sangat menarik. Pada zaman dahulu kala, dikisahkan ada sebuah kerajaan yang sangat makmur dan sejahtera bernama Arendelle. Raja dan Ratu Arandelle memiliki dua orang putri yang cantik bernama Elsa (Idina Menzel) dan Anna (Kristen Bell). Elsa, memiliki kemampuan magis untuk menciptakan es dan salju. Tanpa sengaja, Elsa kecil yang belum sanggup mengendalikan kekuatannya membekukan Anna adiknya, dan hampir membunuhnya. Raja dan Ratu meminta bantuan kepada bangsa Troll, dan menyembuhkan Anna yang dibekukan oleh Elsa. Untuk menghindari agar Elsa tidak menyakiti orang lain, keluarga raja tinggal di istana dan membatasi diri dengan dunia luar. Elsa sendiri lebih memilih untuk tinggal di kamarnya, karena takut menyakiti orang lain, terutama Anna adiknya. Beberapa tahun kemudian, Raja dan Ratu terbunuh di tengah laut karena sebuah badai, dan Elsa

Artis : The Wanted Label : Island Records (2013) Durasi : 48 menit 30 detik

personal The Wanted menyanyikan part chorusnya dengan falsetto yang unik. Single ketiga dari album ini adalah lagu yang meminjam nama dari diva pop Rihanna. ”Walks like Rihanna”, itu judul lagunya. Sebuah lagu pop yang menceritakan kekaguman pada seorang cewek yang jalannya mirip Rihanna. ”We Own The Night” yang dijadiin single keempat album ini adalah sebuah track pop anthemic buat sing-along, dan single terakhir album ini, ”Show Me Love (America)” adalah lagu pop yang digarap serius, menyajikan iringan musik dari orchestra nan megah. There you have it. Album ketiga dari boyband The Wanted. Secara musikalitas, musik yang ditawarkan cutup bervariasi dan cukup ”serius” alias nggak ngasal. Well, boyband jaman sekarang nggak sekadar jualan tampang aja kan? Kalo musiknya nggak enak, kayanya males juga ngedengerinnya meskipun tampangnya ganteng-ganteng.***

w vie re

Sutradara Produksi Durasi

: Kristen Bell, Idina Menzel, Jonathan Groff, Josh Gad, Santino Fontana : Chris Buck, Jennifer Lee : Walt Disney Pictures (2013) : 1 jam 48 menit

w vie re

Pengisi Suara

secara lirik maupun musikalitas. ”Word of Mouth” adalah album ketiga dari The Wanted yang terdiri atas 14 lagu pop/rock yang danceable. So far, ini adalah album yang puny hits single paling banyak dari The Wanted, yaitu lima lagu! Dan kelima lagu ini semuanya pernah masuk ke sejumlah chart bergengsi di berbagai negara di seluruh dunia. Single pertama dari album ini, udah drills sejak April 2012 silam, judulnya ”Chasing The Sun”, sebuah lagu pop-dance yang kaya sound-sound buatan dari synthesizer. Track berikutnya adalah ”I Found You”, kembali sebuah lagu danceable yang menyajikan para

Penulis : Leila S Chudori : 449 halaman Tebal Penerbit : KPG, 2012

S

ALAH satu buku yang belia rekomendasikan kali ini, keliatannya berat. Karya penulis yang juga wartawan Tempo, Leila S Chudori ini bercerita kisah empat pemuda pada tahun 1967-1968 di Indonesia. Pada waktu itu, Indonesia sedang mengalami guncangan politik, di mana terjadi peristiwa pemberontakan partai komunis yang menyebabkan beberapa peristiwa berdarah seperti pembunuhan, penculikan aktivis, atau mereka yang dianggap aktivis beserta kerabat dan keluarganya. Dari awal, kamu akan menemukan keseruan dan ketegangan saat Hananto Prawiro diciduk dari tempat persembunyiannya. Sementara itu, empat orang kawannya, Dimas Suryo, Nugroho, Tjai, dan Risjaf yang dikirim

tisha_belia@yahoo.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.