Epaper belia 100614

Page 1

19

SELASA (KLIWON) 10 JUNI 2014 12 SABAN 1435 H REWAH 1947

Harapan Sepak Bola Indonesia Masa Depan Facebook: www.facebook.com/beliapr

FOTO: KEKE

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com

Menurutmu, Gimana Kondisi Sepak Bola Indonesia? Udah Bagus Belum, Sih? Ten Tripany, SMA Negeri Tanjung Sari ”SEPAK bola Indonesia itu udah banyak memiliki bibit pemain yang baik, tinggal fasilitas lapangannya diperbaiki plus jangan ada campur tangan politik, pasti lebih baik.”

Kemal Putra, SMA Al-Ghifari "SEBETULNYA menurut aku sih sepak bola di Indonesia udah bagus, cuma mungkin para petingginya perlu dibenahi lagi. Mungkin di masa mendatang kita bukan hanya jadi negara penonton Piala Dunia saja, tapi juga jadi pesertanya jika bakat-bakat yang ada sekarang diarahkan dan diurus dengan benar.”

Elvaretta Dian, SMA Santa Maria 2 ”MENURUTKU tim sepak bola Indonesia itu bagus, apa lagi tim nasionalnya. Mereka punya skill yang cukup bagus dan memadai buat berkompetisi di tingkat internasional. Aku yakin kalau skill mereka lebih dieksplorasi dan diperhatikan plus difasilitasi, tim sepak bola Indonesia bisa jadi yang terbaik!”

Bicara soal sepak bola memang nggak ada habisnya. Apalagi di masa-masa menjelang perhelatan sepak bola akbar Piala Dunia 2014 di Brasil yang sebentar lagi digelar. Meski Indonesia nggak jadi pesertanya, sepak bola tetap ramai diperbincangkan di sini. Bukan cuma karena kita ikut mendukung tim-tim negara yang dijagokan, loh! Belakangan ini sepak bola Indonesia cukup sering dibahas karena hal yang cukup membanggakan; Tim Nasional U-19 yang berprestasi dan ISL semakin baik kualitasnya. Yuk, kita bahas sepak bola Indonesia lebih jauh lagi!

Eldine Syifa, SMP Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan ”SEPAK bola Indonesia tuh udah lumayan ningkat dari prestasi pemainnya ditambah lagi dukungan dari pemerintahnya. Semoga aja ke depannya terus maju dan bisa go international.”

Jaka Permana, SMK Pasundan Bandung ”BELUM. Perhatian pemerintahnya masih kurang. Misalnya dari perhatian ke pemain kecil. Pemilihan pemain atau seleksi juga ga merata. Ngambil pemain juga harusnya mah gak cuma dari SSB, harusnya ke pelosok juga.”

Nandar, SMP Rajawali Bandung "BELUM bagus, masih jauh dari standar. Indonesia masih permulaan lah. Fasilitas kurang, turnamen juga masih kurang. Kurang berpengalaman jadinya.

M

EDIA Officer Persib Irfan Suryadireja bilang kalau sepak bola masih jadi idola, baik di Indonesia maupun dunia. Adanya banyak event dari tingkat lokal maupun internasional kayak Piala Dunia, Piala AFF, dan Piala Asia pun bikin remaja semakin cinta dengan olah raga satu ini. Bahkan kini di Indonesia, sepak bola udah jadi profesi dan bisa jadi jaminan hidup, terutama oleh pemain profesional. Untuk bayangan aja nih, kontrak pemain ISL aja berkisar Rp 100 juta sampai Rp 1 miliar! So, gimana pada nggak tertarik untuk menggelutinya coba? ”Daya tarik industrinya juga menjanjikan, misalnya pertandingan nasional yang disiarkan langsung di televisi. Biasanya tumbuh rasa senang dengan sepak bola itu saat usia 7-15 tahun dan ketika remaja jadi serius menggeluti sepak bola. Sekarang sedang booming kompetisi dari tingkatan usia, seperti U-10, U-13, U-15, U-17, dan U-19. Jadi ada semacam penyaluran hobi terhadap sepak bola. Apalagi sekarang sedang ramai Piala Dunia, orang-orang akan tertuju konsentrasinya ke sana,” tuturnya. Sayangnya, menurut Coach Tito, seorang pelatih sepak bola, kelemahan sepak bola Indonesia adalah dalam hal manajemennya. Klub-klub sepak bola Indonesia sekarang belum memiliki struktur manajemen yang bagus. Contoh kecilnya, klub bola profesional di Indonesia belum bisa mengatur penjualan jersey dan merchandise agar jadi pemasukan yang berarti bagi klub. ”Apalagi melahirkan pemain berkualitas yang bisa mereka jual, kebanyakan klub profesional kita membeli pemain, bukan menciptakan pemain. Padahal kalau kita lihat dari segi efisiensi biaya, menurut saya cost membina pemain lebih rendah di bandingkan dengan membeli pemain,” kata pelatih yang baru saja membawa anak-anak asuhnya untuk berlaga di Piala Pengcab ini. Hal yang sama juga dirasain Riva, siswa SMA Negeri 12 Bandung. ”Selama ini sih klub-klub di Indonesia kayaknya masih kurang percaya dengan pemain domestik, kebanyakan klub malah milih pemain asing,” kata cowok jangkung ini. Padahal banyak banget lho bibit-bibit unggul dari negeri kita ini. Bahkan Wiel Coerver, sang Einsteinnya sepak bola yang pernah jadi pelatih Timnas Indonesia periode 1975-1976 pun mengakui hal tersebut. Itu juga dirasakan oleh beberapa pelatih top dunia yang pernah

mampir ke Indonesia. Wah, jadi kita sebagai bangsa Indonesia gak perlu minder nih. Tentang Timnas U-19 yang ingin lolos Piala Dunia U-20 2015, Kang Irfan melihat ada peluang yang sangat besar. Ini karena kekuatan di kelompok usia muda masih merata, di mana hal tersebut berbeda di kelompok senior karena punya latihan dan motivasi yang berbeda. ”Tahun 1960-an Indonesia disebut macan Asia. Julukan ini mulai bisa muncul lagi secara perlahan meskipun masih jauh. Ini nggak lepas dari sport science yang secara teknologi bisa meningkatkan kemampuan pemain. Jepang dan Korea udah mengadopsinya, sedangkan Indonesia masih alami. Dulu pemain Indonesia sih masih mau lari 10 km di siang bolong, kalau yang sekarang kan jarang,” kata Kang Irfan. Orangtua jadi kunci utama Namun, dengan euforia yang terjadi, Kang Irfan menyayangkan kurangnya event untuk kompetisi U-17 dan U-19. Berbeda dengan kompetisi usia dini yang lebih banyak dan hampir selalu ada di setiap kota dan kabupaten. Kaderisasi dan pembinaan ini pun sebenarnya nggak lepas dari peran orangtua. Ketika berumur 17 tahun, biasanya orangtua melepas anaknya karena udah dianggap dewasa. Padahal sebelumnya selalu mengantar hingga ke lapangan dan memperhatikan disiplin dan pola istirahatnya. ”Apalagi di usia 17 tahun itu mulai jarang event, sehingga rentan goyah karena nggak ada penyaluran bakat. Di satu sisi sih secara manusiawi memang udah dewasa, seperti suka kepada lawan jenis dan mulai ada egoisitas anak muda yang ingin bebas bermain dan bergadang. Sedangkan di sisi lainnya, sepak bola itu harus disiplin dalam keseharian dan nggak boleh bergadang. Itulah kenyataannya di Indonesia,” ujar wartawan senior bidang olah raga ini menambahkan. Apakah mereka jenuh? Sebenernya nggak sih. Biasanya mereka berhenti melakukan hobi itu karena adanya pangaruh lingkungan. Misalnya ketika bergaul di sekolah sedang senang nongkrong dan touring, tapi di saat yang sama mesti latihan. ”Mental dan teknik bisa didapatkan dari tempaan pelatih di klub, tapi aspek nonteknisnya tetap harus diperhatikan dan kuncinya ada di orangtua. Ketika di usia 12-15

udah bagus, dia udah diakui dan bakal jadi pemain bintang. Tapi saat tumbuh dewasa malah nggak jadi. Anak harus terus didampingi supaya orangtua juga tahu dan paham seperti apa dia di lapangan, apakah berlatih penuh semangat, dan apakah bisa mengikuti instruksi pelatih. Masa umur 17-20 tahun itu memang rawan, karena ada di antara ingin semakin serius atau malah pindah ke bidang lain,” ujarnya. Adanya Liga Super Soccer Jala (Jago Bola) Pasundan 2014 yang tengah bergulir saat ini pun bisa kembali membangkitkan sepak bola di Jabar. Kang Irfan bilang, dulu Persib juga lahir dari pertandingan antarkecamatan. Kini Timnas U-19 pun bukan lahir dari pilihan kompetisi, melainkan benar-benar mencari pemain terbaik hingga ke pelosok daerah. ”Pada satu sisi, kondisinya sangat menjanjikan, tetapi di sisi lain nggak ada sarana penyaluran lewat kompetisi. Nah karena nggak ada kompetisinya, makanya dicari dengan blusukan,” ungkap Kang Irfan. Jaka, pesepak bola muda yang sekolah di SMK Pasundan Bandung pun turut berpendapat, ”Harusnya lebih banyak kompetisi supaya kami juga bisa lebih banyak dapat kesempatan dan pengalaman bertanding. Terus PSSI juga harusnya mencari pemain itu menyeluruh jangan cuma dari SSB aja. Padahal di pelosok itu juga ada bakatbakat yang mungkin lebih bagus daripada SSB.” Buat kamu para remaja yang ingin serius di bidang satu ini, milikilah disiplin dan motivasi kuat untuk jadi pemain profesional supaya nggak mudah tergoda dengan lingkungan. ”Selain itu, klub dan pembina olah raga sepak bola pun harus berkualitas dengan mengirimkan untuk ikut kursus kepelatihan. Ilmu sepak bola itu perubahannya cepat. Kalau kita terlalu konvensional bakal telat maju dari negara Asia lain,” ujar Kang Irfan menyarankan. Sebagai pembina talenta-talenta muda sepak bola, Coach Tito menyimpan harapan besar terhadap masa depan sepak bola negeri ini. ”Dengan banyaknya talenta dan animo yang cukup tinggi, saya yakin sepak bola kita bisa lebih baik.” ujar Coach Tito. Kita semua juga yakin, kan?*** siswanti.hanifa@yahoo.co.id hanifauziaramadhani@gmail.com dhianynadya@gmail.com

VoxPop VoxPop

hanifauziaramadhani@gmail.com dhianynadya@gmail.com

Cintai Produk Dalam Negeri

P

ERNAHKAH kalian memperhatikan bagian belakang kemasan dari produk-produk yang kalian pakai atau konsumsi? Jika kalian pernah memperhatikannya, di sana tertera nama kota dan negara yang memproduksi barang/makanan/minuman tersebut. Rupanya tidak semua produk yang kita konsumsi adalah buatan negara kita sendiri. Ternyata produk-produk yang dapat berupa benda, makanan, ataupun minuman ini banyak juga diimpor dari luar negeri. Sekarang barang imporan itu tidak hanya berada di supermarket yang besar nan mewah, tetapi juga sudah merambah supermarket sederhana yang berada di desa-desa ataupun pasar tradisional. Produk dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, bahkan Cina, Korea, dan Jepang marak ditemui di pasaran. Sampai-sampai masih ada dari kita yang menganggap bahwa produk-produk itu adalah buatan Indonesia, yang pada kenyataannya adalah hasil kiriman dari negara lain. Tentunya kita sebagai pihak konsumen jarang memperhatikan masalah ini. Mengingat tidak lama lagi ASEAN Economic Community 2015 (Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015) akan dilaksanakan, pasti perdagangan bebas akan semakin terlihat. Barang impor-ekspor akan semakin mudah ditemui. Oleh karena itu, meskipun kita masih pelajar, kita jangan menutup mata dan tidak tahu-menahu mengenai ini. Hal ini penting bagi kelancaran ekonomi Indonesia. Bukannya tidak boleh menggunakan produk luar negeri. Boleh-boleh saja kok. Asalkan tidak melewati batas dan tetap menomorsatukan produk Indonesia. Cintai produk dalam negeri, produk Indonesia!*** Meilani, SMAN 1 Subang

Indeks:

Quotes

20> Skul: SMK Negeri 5 Bandung 21>Aksi: Setia Memasyarakatkan Musik Jazz 21> MusicTerritory:

SCORING GOALS IS A GREAT FEELING, BUT THE MOST IMPORTANT THING TO ME IS THAT THE TEAM IS SUCCESSFUL. IT DOESN'T MATTER WHO SCORES THE GOALS AS LONG AS WE'RE WINNING. -

Cristiano Ronaldo

Final Planetrox Indonesia 2014 21>EnsiklObelia: Serba-serbi Piala Dunia

22>Review:

22>Chat: Zaskia Adya Mecca


20

SELASA (KLIWON) 10 JUNI 2014 12 SABAN 1435 H REWAH 1947 FOTO: KEKE

Novianti Karmilah, XI TGB III CEWEK manis berkerudung ini menjadikan hobinya sebagai alasan ia mengambil Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan. Menurut Novi, panggilan Novianti, menggambar membuat hatinya senang. Makanya cewek yang menduduki peringkat ’tiga besar’ di kelasnya ini juga bermimpi untuk berkuliah di Jurusan Arsitektur ITB saat dia lulus nanti. Tapi gak cuma sibuk ngegambar, Novi yang jadi lulusan terbaik saat Pelatihan Kementerian Pekerjaan Umum di sekolahnya ini juga aktif di ekstrakulikuler yaitu PMR.

Widya Nuriansyah, Kelas XI TSP I INGIN menjadi wiraswasta yang paling sukses sedunia dan ingin jadi presiden! Itulah jawaban Widya Nuriansyah atau biasa dipanggil Widya saat ditanya apa cita-citanya. Selain cita-cita yang hebat, cowok jangkung yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua OSIS SMKN 5 Bandung ini juga punya segudang hobi di antaranya bermusik, olah raga, dan berorganisasi. Berangkat dari hobi tersebut, gak heran kalau selain aktif di OSIS, Widya juga ikut rohis, Paskibra, dan voli. Meskipun begitu, akademis pun gak luput dari perhatiannya. Terbukti kalau dia bertahan di peringkat ’lima besar’ di kelas!***

Laki-laki dan Perempuan Itu Sama

SMK Negeri 5 Bandung

dhianynadya@gmail.com

tahun 2014 ini. Dari ekskul wajib kayak Pramuka, sampai berbagai ekskul olah raga contohnya sepak bola, basket, voli, dan tinju. Ekskul kesenian juga gak mau kalah, ada angkung dan Lises alias Lingkung Seni Sunda. Oh ya, eksul-ekskul tadi ternyata membawa segudang prestasi buat sekolah yang menerapkan kebiasaan mengaji dan membaca Asmaul Husna sebelum memulai KBM ini. Misalnya ekskul Paskibra baru aja mendapatkan titel Juara Umum di Kompetisi Paskibra SMA-SMK Se-Kota Bandung. Ada juga ekskul pencinta alamnya menjadi Juara I Lintas Bukit dan Lembah Piala Provisin Jabar 2013. Dan piala terbaru dari ekskul PMR yang menjadi Juara Umum Lomba PMR Antar-SMA-SMK se Bandung.***

K

ALAU mendengar ada sekolah yang memiliki program keahlian teknik, apa sih yang terbayang di kepala kita? Pasti sekolah itu isinya cowok semua deh. Tapi eh tapi, bukan itu yang Belia temukan di SMK Negeri 5 Bandung. Meskipun sebagian besar program keahliannya di bidang teknik, yakni Teknik Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Batu dan Beton, Teknik Survei dan Pemetaan, dan Analis Kimia, gak semua siswanya cowok lho, cewek juga banyak! ”Memang ini uniknya, di sekolah kami sudah tidak ada perbedaan gender. Program keahlian teknik gak menghalangi siswa perempuan untuk belajar di sini. Paling tidak kita sudah mengubah image, apalagi untuk siswa perempuan yang baru lulus SMP, bahwa keahlian yang biasanya dikerjakan laki-laki ternyata diminati juga

Cintai Seni Sunda Lewat Lises

dhianynadya@gmail.com

”Memang ini uniknya, di sekolah kami sudah tidak ada perbedaan gender. Program keahlian teknik gak menghalangi siswa perempuan untuk belajar di sini. “

K

ITA sama-sama tahu bahwa melestarikan budaya itu sangatlah penting, terutama budaya yang lekat dengan kita. Di Jawa Barat ini, tentu budaya Sunda menjadi sangat penting. Itu pula yang dirasakan oleh SMKN 5 Bandung. Upaya melestarikan budaya ini diwujudkan dengan adanya ekstrakulikuler Lises alias Lingkung Seni Sunda. Ekskul yang terbentuk di awal tahun 2000-an ini mempelajari berbagai kesenian seperti degung, karinding, dan berbagai tarian Sunda. Menurut Bu Widi selaku pembina ekskul kesenian, Lises ini sebagai wadah untuk menampung minat dan bakat siswa-siswa yang ingin mengembangkan budaya lokal. ”Terutama untuk mengapresiasi kelebihan siswa siswi yang memang memiliki bakat dalam kesenian daerah,” ujar Bu Widi. Beranggotakan lebih kurang 30 siswa dari berbagai kompetensi keahlian, ekskul yang sempat vakum beberapa tahun silam ini cukup sering menggelar pentas, terutama di event-event sekolah. Latihan digelar setiap Sabtu, ditambah Rabu jika mereka sedang bersiap untuk pentas. Kini Lises sudah mulai menerima tawaran untuk pentas di acara-acara luar sekolah. *** dhianynadya@gmail.com

oleh perempuan. Dan ternyata di industri juga perempuan itu dibutuhan,” ujar Wakil Manajemen Mutu SMKN 5 Bandung, Bapak Agung Indaryanto. Sekolah yang terletak di Jalan Bojokoneng No. 37A ini memang sangat well prepared dalam mempersiapkan lulusan-lulusannya agar siap bersaing di dunia industri. Selain belajar di kelas, pengetahuan para siswa juga ditambah melalui berbagai pelatihan dan seminar yang sering diadakan. Ini ditujukan supaya para siswa dapat memiliki banyak pengalaman terutama yang berhubungan dengan kompetensi mereka. Selain itu, bagi siswa yang baru lulus diadakan sertifikasi yang berfungsi sebagai pengesahan atas kompetensi yang mereka miliki. Gak cukup hanya dengan mengasah skill siswa di bidang keahliannya, bidang ekstrakulikuler juga sangat difasilitasi lho. Berbagai jenis ekstrakulikuler ada di sekolah yang mendapat gelar Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota

L

IBURAN kenaikan udah di depan mata..yeay! Apa aja nih rencana seru kamu untuk mengisi liburan? Sok kirimin opini dan cerita Belia yang paling seru dan enggak bokis ke Redaksi belia, paling lambat hari Jumat (13/6/2014) ke Kantor Redaksi ”Pikiran Rakyat” Jln. SoekarnoHatta No. 147 Bandung. Bisa juga lewat e-mail ke: belia@pikiran-rakyat.com. Inget, yang bukan pelajar dilarang ambil bagian! Opini yang dimuat melalui e-mail mendapat merchandise dari Pikiran Rakyat. (Hub. Bag. Marcomm Jln. Asia Afrika No. 77 Bandung) dengan menunjukkan kartu pelajar. Jangan telat ngirimnya ya!***

Piala Dunia 2014 Adi Yusuf, SMK Persis 02 Bandung KALAU saya, tentu menjagokan Portugal !! Jelas saya tertarik dengan permainan yang unik dan menarik dari Portugal juga dijuluki Samba Eropa yang permainanya hampir mirip dengan Brasil yang kebetulan tuan rumah Piala Dunia 2014. Saya pun yakin dengan sentuhan manis Coach Paulo Bento, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan bisa meraih juara untuk yang pertama kalinya.

Muhamad Rizal , Kelas XI TKJ, SMK Persis 02 Bandung TAK terasa bulan Juni ini sudah masuk dalam suasana panasnya Piala Dunia, kalau bicara masalah tim jagoan dari dulu jagoan saya Portugal karena meskipun belum pernah jadi juara tapi tim ini dalam permainan bagus bahkan bisa menjadi tim kuda hitam, karena tidak terlalu banyak pemain yang menjadi bin-

Pengumuman BUAT Belia yang tulisannya dimuat (Inspirasi, Selancar, Cerpen Keren, dan Insight), kalo mau ngambil honor silakan kirimin nomor rekening, nama pemilik rekening, dan nama Bank. Sertakan scan-an identitas berupa KTP atau Kartu Pelajar. Nanti honor tulisannya kru belia transfer rekening bank tersebut. Jangan lupa, tulis juga tulisan yang dimuat apa, siapa nama penulisnya, terbitnya di belia edisi berapa.

tang di tim ini. Untuk tahun ini saya yakin Portugal bisa mampu jadi yang terbaik paling tidak bisa menembus babak semi final, karena melihat perjuangan dari babak penyisihan sangat bagus saya yakin hal itu akan terbawa ke Brasil nanti. Bravo Portugal :D

Christian Sandy, SMAK 2 BPK Penabur Bandung BAGI saya, menonton World Cup sesudah UKK itu seperti hadiah terindah! Bagaimana tidak, pesta sepakbola terbesar sejagat raya ini sudah ditunggu-tunggu oleh semua masyarakat dunia. Ngomong-ngomong soal tim jagoan, saya sih mendukung Timnas Argentina. Memang benar, Albiceleste belum pernah lolos dari babak perempat final untuk sementara waktu, tapi mereka selalu menjadi penantang. Meskipun begitu, publik Argentina sendiri masih bisa menyimpan harapan pada sang kapten, Lionel Messi, yang dibantu Aguero, Higuain, dan Di Maria. Argentina dipastikan bakal memberikan perlawanan yang sengit.

Nathania Amelia Pangestu, VIIF/34, SMPK 5 BPK Penabur WAH, tidak terasa UKK sudah selesai. Kita hanya tinggal menunggu pembagian rapot. Tentunya saya tidak akan melewatkan Piala Dunia 2014. Tahun ini, saya mendukung tim Spanyol. Prestasi Tim Matador di kancah internasional tidak perlu diragukan lagi. Lihat saja di kompetisi Euro tahun 2008 dan 2012, serta Piala Dunia empat tahun silam, La Furia Roja berhasil menjuarainya. Dengan strategi

tiki taka, yaitu operan pendek dari kaki ke kaki, Spanyol selalu menampilkan permainan yang indah ditambah lagi dengan pemainpemain berskill tinggi, seperti playmaker Barcelona, yaitu Xavi, Iniesta, dan Fabregas. Trofi Piala Dunia pun bisa kembali ke pangkuan tim asuhan Vincente Del Bosque ini. Forca Spain!!

Theodorus Melvin, SMP BPK Penabur Holis Bandung JAGOANKU di Piala Dunia 2014 adalah Brasil, karena sebagai tuan rumah Piala Dunia 2014 tim Brasil akan mendapat dukungan yang luar biasa dari warga Brasil. Selain itu, karena tim Brasil di bawah pelatihan Luiz Felipe Scolari didukung oleh pemain handal, seperti Neymar. Ia sudah mendapat banyak penghargaan di dunia internasional lho, seperti FIFA Puskas Award dan South American Footballer of the year. Mereka juga mempunyai banyak pemain muda yang bertalenta, seperti Ramires, Paulinho. Jika Brasil menjuarai Piala Dunia 2014 ini. Berarti keenam kalinya Brazil menjadi juara Piala Dunia....woooow!! Selamat berjuang Brasil! Preparem-se! o hexa esta chegando! (Brace yourselves! The 6th is coming!)

Ersavia Herliane [ersaviaherliane@gmail.com] HMM.. saya sih ga terlalu suka sama bola jadi saya ga terlalu ngerti tentang Piala Dunia 2014. Tapi saya ngejagoin tim Jerman, walaupun ga ngerti-ngerti amat sama bola...hehehehehe :D***

Menulis dan Kepuasan T

ERINGAT kuisioner-kuisioner yang saya isi waktu melamar kerja, dari sekian perusahaan yang berbeda ada salah satu bagian yang isinya sama dan memang umum, tentang riwayat pendidikan. Kolom isian awal tentu runtutan jenjang mulai TK sampai dengan pendidikan terakhir. Pertanyaan selanjutnya menanyakan tentang bagaimana kita menjalani setiap jenjang tersebut. Ada sebuah pertanyaan yang kira-kira isinya, ”Di jenjang manakah anda paling puas menjalani pendidikan? Mengapa?” Definisi puas bagi setiap orang bisa saja berbeda-beda, tapi buat saya membaca pertanyaan seperti itu saya langsung teringat masa-masa SD. Masa di mana ding-dong dan Sega menjadi barang mewah. Untuk kalangan seperti saya kedua hal tadi cukup langka, main bola abring-abringan ke lapangan sepulang sekolah lebih menjadi alternatif dibanding nongkrong di rental (karena cuma jadi penonton). Walaupun kesehariannya seperti itu, perkara nilai aman-aman saja. Jelas, dalam hemat saya tentu akan saya tuliskan SD. Tapi setelah sedikit lama saya merenung, masa SMK rasanya lebih memuaskan buat saya. Prestasi boleh jadi gak terlalu mentereng bahkan ya gitulah, sehari-hari berkutat dengan pasukan mol dan koleganya. Hal yang paling membuat masa ini terasa begitu berwarna salah satunya karena saya mulai berkenalan dengan dunia kepenulisan.Diawali dari iseng-iseng baca koran sampai iseng juga coba kirim tulisan ke redaksi. Tulisan demi tulisan terus dikirim. Tapi, kebanyakan hasilnya nihil. Boro-

boro nongkrong di kolom idaman, dapat balasan sekadar terima kasih atau penolakan pun jarang terjadi. Akhirnya saya coba evaluasi. Rasanya berat buat siswa sekolah menengah kalau harus bersaing dengan para penulis yang titelnya seabrek. Nah setelah itu, ketemu deh sama supelemen khusus para pelajar-pelajar kece. Namanya ada di pojok atas koran yang kawan-kawan baca, yup Belia. Artikel opini pertama yang saya kirim ke Redaksi Belia adalah ”Siapkan Mental Hadapi Rangkaian Ujian”. Dan pertama kali percobaan langsung nongkrong di rubrik selancar. Kalau mau tahu rasanya kayak apa, seliar apa pun imajinasi di iklan kopi itu gak cukup buat ngegambarinnya. Setelah sekian percobaan warawiri ke berbagai redaksi, akhirnya saya temukan rumah yang nyaman buat para penulis pemula. Walaupun gak semua tulisan bisa terbit, justru itulah yang menjadi pemacu untuk terus belajar dan tidak cepat berpuas diri. Berawal dari kepepet butuh uang buat nutupin biaya ”gono-gini”, kini menulis bukan sekadar tuntutan kebutuhan. Menulis menjadi sebuah candu sekaligus pembelajaran berharga yang kualitasnya jauh lebih tinggi dibanding jika kita hanya belajar secara formal di bangku sekolah. Apresiasi dari pembaca merupakan pelajaran baru yang memberikan nilai sesungguhnya, sekaligus menjadi honor yang nilainya sangat wah! Dan masa SMK saya pun ditutup dengan manis. Tulisan berjudul ”Yuk kenalan dengan ADI!” di rubrik Selancar edisi 20 Mei 2014 jadi pembuka pagi yang indah sebelum kedatangan surat kelulusan di hari yang sama. Jadi, saya putuskan mengisi ”SMK” untuk mengisi pertanyaan itu. Alasannya, seperti tertuang di paragraf-paragraf di atas. Dan suatu saat ketika saya dapet pertanyaan seperti itu lagi –ceritanya melamarnya belum ada yang lulus– baik itu di kuisioner ataupun bentuk lain saya gak akan mikir lagi buat menjawab ”SMK”. Kalau buat kalian jenjang pendidikan mana paling memuaskan? Masih merasa semuanya tiis-tiis aja? Menulis sangat bisa membuat dinamika yang lebih indah di kehidupan kalian.*** @fahmyNH


SELASA (KLIWON) 10 JUNI 2014 12 SABAN 1435 H REWAH 1947

21

Setia Memasyarakatkan Musik Jazz

FOTO: KEKE

A

LUNAN irama jazzy terdengar merdu dari House of Embargo pada Minggu (8/6/2014) malam lalu. Rupanya, sebuah gelaran bertajuk ”Sunday Jazz” tengah berlangsung di sana. David Manuhutu, E.I.P, Iman Brata Trio, OQ & Friends, dan Routes 21 bergantian memainkan musik jazz indahnya yang beragam warna dari pukul 19.00 hingga 22.00. ”Sunday Jazz” malam itu adalah yang ke-68 kalinya digelar. Selidik punya selidik, pergelaran ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh KlabJazz. Well, apa sih sebenarnya KlabJazz itu? KlabJazz adalah sebuah komunitas berisi penikmat dan pelaku musik jazz yang sama-sama ingin memasyarakatkan musik jazz lewat berbagai macam kegiatan. Dwi Cahya Yuniman yang akrab dipanggil Kang Niman, pendiri dan Koordinator Utama KlabJazz, cerita sedikit perihal asal muasal berdirinya komunitas ini. Pada 2004 lalu, gagasan KlabJazz dilontarkan oleh Kang Niman sendiri dan didukung sepenuhnya oleh alm. Sudibyo PR, seorang pakar sejarah jazz nasional dan Yongky Nusantara, juga seorang pakar dan veteran pianis jazz senior Kota Bandung. Tepatnya pada tanggal 9 Mei 2004, KlabJazz mengadakan pertemuan perdana di CommonRoom, yang pada saat itu berlokasi di Jalan Kyai Gede Utama No. 8. Awalnya hanya untuk sekedar berkumpul, diskusi kecil, mendengarkan rekaman bersama, nonton video jazz bersama. Kegiatannya kemudian berkembang manjadi penyelenggaraan workshop oleh beberapa musisi jazz Bandung, Kelas Jazz Terbuka alm. Bpk. Sudibyo R, mengurai riwayat jazz dari era ragtime hingga jazzrock di bulan September 2004, hingga diskusi berskala menengah ”Perempuan Dalam Jazz” bersama pianis/vokalis Imel Rosalin, ”Sorot Intrumen Jazz; Biola” bersama penggesek biola Ammy C Kurniawan, ”Jazz dan Fotografi”, ”Jazz dan Senirupa”, ”What is Jazz?”, hingga beragam usaha pertunjukan musik jazz. Hingga kini, KlabJazz tak berhenti melanjutkan kegiatan-kegiatannya. Anggotanya pun semakin bertambah dan berasal dari berbagai kalangan. Oh ya, untuk menjadi anggota KlabJazz nggak dibutuhkan registrasi dan semacamnya, loh! ”Musik jazz itu kan sudah eksklusif, kalau KlabJazz ada membershipnya, nanti tambah eksklusif dong,” begitu ujar Kang Niman. Hmm… benar juga ya! KlabJazz ini kan tujuannya memasyarakatkan musik jazz. Jadi memang sudah seharusnya nggak mengeksklusifkan diri biar mudah disentuh oleh masyarakat. Untuk gabung dengan KlabJazz, siapa pun boleh langsung datang ke acara kumpul-kumpul atau acara rutin lainnya yang selalu diinfokan di media sosial. Kalau sudah datang, tinggal mingle deh sama anggota lain dan kemudian berkarya atau sekadar menikmati karya bersama. Nggak hanya dewasa, banyak remaja yang menjadi anggota KlabJazz dan berkarya bersama sekaligus dibina, loh! Talenta-talenta muda bahkan sangat diapresiasi di sini. Kang Niman berujar, muda-mudi yang berbakat di bidang musik dan sudah meyakini musik sebagai jalan hidupnya memang sebaiknya serius dan total menggeluti musik. ”Bakat musik kan merupakan anugerah yang tidak diperoleh oleh semua orang,” begitu tambahnya. Very well said!*** hanifauziaramadhani@gmail.com

WAKTU menunjukkan pukul 2 dini hari, tetapi Ulan masih terjaga. ”HUAAAA!!!!!!” Ia berteriak dari atas kasur. Rupanya Ulan tidak bisa tidur karena terus memikirkan lomba storytelling-nya yang tinggal beberapa hari lagi. Ulan sebenarnya bukan tidak bisa, ia hanya belum siap karena ia memiliki penyakit demam panggung stadium akut. ”One day, there was a porcupine named Landy. He was lonely. No one wanted to play with him, because they were afraid of his spike...... AAAAHHH!!!” Ini adalah kesekian kalinya Ulan melatih caranya berdongeng. ”Gimana kalau nanti orang-orag ketawain aku? Gimana kalau nanti orang-orang bilang cara aku cerita jelek? Kalau jatuh dari panggung? Mendadak gagap? Atau..atau..atau lupa ceritanya? AAAAHHHH!!” Ulan terus saja memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. TOK! TOK! TOK! Tiba-tiba ada yang mengetuk puntu dari luar kamarnya, Ulan kaget bukan main. Lagipula, siapa orang yang mengetuk pintunya larut malam begini. ”Siapa?!” Tanyanya ragu ”Ibu!” ”Masuk aja Bu!” Ulan mengembuskan napas lega karena ternyata yang mengetuk pintunya adalah ibunya. Bukan wanita tua dengan darah di sekujur tubuhnya seperti film yang ia tonton kemarin. ”Kenapa kamu malam-malam begini belum tidur?” Ibunya sambil mengusap kepalanya.

”Aku belum ngantuk Bu, aku masih mau latihan storytelling,” jawabnya bohong. ”Sudah terlalu malam untuk latihan, lebih baik kamu tidur dan latihan esok hari.” ”Tapi aku belum ngantuk Ibuuuu...” ”Kamu sudah terlalu lelah, besok saja. Lagipula Ibu tahu betul kalau kamu sudah siap untuk lomba itu.” ”Tapi kalau orang-orang ketawain aku? Atau aku jatuh dari panggung? Atau....” ”Shhtt!” Belum sempat Ulan menghabiskan kalimatnya, Ibunya memotong. ”Kamu sudah siap, kamu cuma demam panggung.” Ulan berpikir sejenak dan mengiyakan dalam hati. ”Tapi Ulan takut Ibu.” Ibunya tersenyum dan kembali mengusap kepala anaknya. ”Lebih bauk sekarang kamu tidur, kalau kamu tidak tidur kamu akan kacau saat lomba nanti.” ”Tapi...” ”Nggak ada tapi-tapi. Tidur sekarang karena kamu sudah siap!” Ulan akhirnya menuruti apa kata Ibunya. Lagipula jika ia terus berlatih dengan berlebihan, ia akan kacau saat nanti lomba. Dan ia baru menyadarinya sekarang bahwa ia sebenarnya sudah siap.***

S e l a n c a r

Demam Panggung

Radhy N Kania, XI'Fms SMK Cipta Skill Bandung

P

Pertarungan Kesempatan ke Kanada

Final Planetrox Indonesia 2014

Siswanti.hanifa@yahoo.co.id

S

ETIAP orang memiliki cita-cita dan tujuan hidupnya sendiri mengenai ke mana ia akan melangkah, bagaimana ia menyusun hidupnya kelak, dan apa yang akan ia lakukan untuk hidupnya. Beberapa orang telah mulai merancang hidupnya sejak dini, tentang mau jadi apa dan siapa dirinya kelak. Namun, beberapa orang justru belum tau akan jadi apa dia kelak. Cita-cita sebaiknya dipikirkan secara matang sejak dini, karena hal ini menyangkut tentang masa depan kita. Terutama bagi kita para remaja. Masa remaja merupakan masa yang menentukan masa depan kita, karena pada saat inilah, kita mulai memilih akan jadi apa kita kelak. Oleh karena itu, sebaiknya jangan sampai salah pilih jika ingin hidup bahagia. Ada beberapa tips yang mungkin bisa kita gunakan dalam memilih cita cita. Yuk kita bahas! 1. Jangan pilih cita-cita berdasarkan lapangan kerja. Kebanyakan orang lebih memilih cita-cita dengan peluang kerja yang luas agar hidupnya kelak dapat terjamin. Ya memang benar, cita-cita dengan lapangan kerja yang luas dapat menjamin hidup kita kelak, tapi tahukah kalian, bahwa cita-cita hendaknya timbul dari hati agar kita dapat melakukannya dengan sepenuh hati dan hasilnya akan lebih maksimal. Cita-cita yang mementingkan lapangan pekerjaan belum tentu mendapat hasil yang maksimal, karena belum tentu hati kecilnya menginginkan hal itu.

FOTO: KEKE

LANETROX balik lagi nih. Setelah Cupumanik, Navicula, dan Saint Loco, di tahun keempatnya ini ada satu lagi band terbaik sebagai pemenang kompetisi berkesempatan tampil mewakili Indonesia di Envol et Macadam 2014! Event tahunan bikinan pemerintah Quebec City, Kanada ini bakal dihelat September mendatang dan rutin mengundang berbagai band all genre dari negara-negara lain. Acara ini emang super banget. Band kayak SUM 41, No Use For A Name, sampai Bloc Party pernah manggung di sana. Kebayang dong bakalan jadi prestasi dan kebanggaan luar biasa kalau Indonesia bisa turut kirim wakilnya di gelaran tersebut. Nah bertempat di IFI Bandung, Jalan Purnawarman, Bandung, Sabtu (7/6), final Planetrox dilaksanakan dengan menampilkan lima band finalis. Mereka adalah Bondan Prakoso, The Banery, Zaggle Griff, Suregary, dan The Taraz. Bertindak sebagai juri dalam ajang final ini ada gitaris dan pendiri komunitas Potlot Ezra Simanjuntak; pelopor Musik List Forum dan mantan music director di berbagai radio Sam Alatas; serta musisi sekaligus produser, sound engineer, dan komposer asal Finlandia Joe LNB. Setelah dibuka dengan barisan cowok berdasi kupu-kupu a.k.a The Banery, tiba giliran The Taraz yang naik panggung. Penonton yang awalnya masih sungkan untuk maju akhirnya melangkahkan kaki dan mendekati panggung. Warna pop rock yang dibawain band Jakarta itu pun disambut meriah oleh para Taraztic yang berdatangan dari berbagai kota, termasuk Surabaya. Wow! Antusias makin kencang saat Zaggle Griff muncul. Aroma alternative rock yang melekat di band asli kota kembang ini bikin crowd makin seru. Waktu selama 20 menit pun berlalu nggak terasa saking kerennya. “Semakin tahun, antusiasme peserta semakin tinggi. Ini kesempatan bagus untuk band Indonesia tampil di panggung internasional. Di sana pun mereka akan berbaur dengan band lain dan minimal main dua kali. Bahkan Cupumanik saat itu sempat bikin dokumenternya karena ajang ini memang bagus dan bermanfaat,” ujar Panji Prayoga dari Heaven Records selaku penyelenggara. Planetrox menyeleksi setiap band melalui tiga tahap, yaitu lewat unggahan lagu sendiri dari setiap band dalam situs resmi www.planetrox.ca. Lantas 10 peserta terbaik bakal diminta unggah video dan kemudian diberlakukan online voting. Mereka yang terbaik inilah yang kemudian jadi 5 besar finalis dan berhak tampil live. Meskipun penilaian berupa gabungan juri dan voting penonton, juri juga punya hak veto untuk menentukan. “Envol et Macadam adalah event dari pemkot Quebec City sebagai sarana promosi kota mereka. Caranya dengan mendukung musisi muda dari luar Kanada untuk main di sana. Semoga langkah seperti ini bisa ditiru oleh pemkot Bandung untuk jadi program regular, misalnya dengan bikin program pertukaran band,” harap Panji. Setelah melalui rangkaian penampilan dan berbagai proses penjurian, tibalah saatnya penentuan penentuan. Juri pun sepakat mengumumkan satu nama sang jawara Planetrox Indonesia 2014 dan berhak terbang ke Kanada: Bondan Prakoso! Yeay, congratulation! ***

Jangan Salah Pilih Cita-cita

N

GGAK kerasa, pelaksanaan putaran final dari perhelatan paling akbar untuk olah raga sepak bola udah tinggal menghitung hari aja. Mengambil tempat di Brasil, juara terbanyak dalam ajang ini, selama sekitar sebulan (12 Juni sampai 13 Juli 2014), penggila sepak bola di seluruh dunia siap menyaksikan ajang World Cup alias Piala Dunia 2014. Demam sepak bola juga mulai semakin kerasa. Mulai dari media cetak, TV, internet, sampai dengan obrolan warung kopi, semuanya membahas WC 2014. Biar demam WC 2014 makin kerasa, kali ini belia pengen share ke kamu beberapa fakta trivia tentang ajang yang satu ini. Setelah browsing-browsing di sejumlah referensi di dunia maya, berikut ini adalah trivial facts tentang ajang Piala Dunia buat kamu simak! 1. Pertandingan sepak bola Piala Dunia pertama diadain pada 13 Juli 1930, di mana kesebelasan Prancis mengalahkan Meksiko 4-1 dalam ajang Piala Dunia di Uruguay 1930. Ada total 13 tim yang berlaga di ajang Piala Dunia pertama. Selain tuan rumah Uruguay, ada Argentina, Belgia, Brasil, Bolivia, Cile, Prancis, Meksiko, Paraguay, Peru, Rumania, Amerika Serikat, dan Yugoslavia. 2. Kenapa negara-negara yang punya tradisi sepak bola kuat banyak yang berebut menjadi tuan rumah? Berdasarkan sejarah, dari 19 Piala Dunia yang sudah diadakan sejauh ini, enam kali dimenangi oleh ne-

2. Jangan mengikuti keinginan orangtua. Orangtua memang mengetahui dengan baik apa yang baik untuk anaknya dan apa yang bukan. Tapi yang menjalani hidup kita adalah kita sendiri. Kita jugalah yang bertanggung jawab atas nasib kita kelak. Kebanyakan orangtua menyarankan anaknya untuk menjadi apa yang mereka inginkan, karena mungkin menurut mereka, itu baik untuk anaknya. Tapi sekali lagi, ikutilah kata hati kita. Orangtua mungkin tau apa yang baik bagi kita, tapi hanya diri kita sendirilah yang tau apa yang benar-benar kita inginkan. 3. Jangan pilih cita-cita karena ikut-ikutan teman. Saking bingungnya memilih cita-cita, ada beberapa orang yang justru memilih cita-citanya karena ikut-ikutan teman. Kita sudah remaja, sebaiknya pilihlah cita-cita kita sendiri, jangan malah ikut-ikutan teman. Teman kita mungkin nyaman dengan pilihannya, tapi kita belum tentu sama nyamannya dengan mereka. Belum tentu apa yang mereka pilih sesuai dengan apa yang kita inginkan. 4. Pilihlah cita-cita berdasarkan hobi. Hobi yang baik dapat membawa kita pada cita-cita yang baik pula. Dengan memilih cita-cita berdasarkan hobi, maka hasilnya dapat lebih maksimal karena kita terbiasa akan hal itu. Cita-cita berdasarkan hobi juga dapat sesuai dengan hati kita. Cita-cita, harapan, dan impian tidak mengenal batas. Orang kaya, orang miskin, yatim piatu, siapa saja berhak memiliki cita-cita. Setinggi apa pun cita-cita kita dapat saja terwujud jika kita mau berusaha. Oleh karena itulah, pilihlah cita-cita sesuai dengan keinginan dan hati kecil kita. Seperti apa yang dikatakan oleh Nora Roberts, ”Know what you want, work to get it, then value it once you have it.” (Ketahuilah apa yang kamu inginkan, bekerjalah untuk mencapainya, dan hargailah ketika kamu memilikinya).*** Alifia Sabilla Yasmin, XI IPA 1, SMAN 3 Cimahi

gara tuan rumah lho! 3. Cuma negara-negara Eropa dan Amerika Selatan yang pernah memenangi Piala Dunia. Belum pernah ada negara-negara Asia, Afrika, dan Australia-Oceania yang menjadi juara. 4. Tuan rumah WC 2014, Brasil adalah pemenang terbanyak dengan jumlah 5 kali, disusul Italia 4 kali, Jerman 3 kali, Uruguay dan Argentina masing-masing 2 kali, sisanya Inggris, Prancis, dan Spanyol masingmasing 1 kali. 5. Ada banyak nama-nama beken pelatih yang pernah menjadi arsitek sejumlah timnas yang berlaga di Piala Dunia, tetapi hanya Bora Milutinovic yang pernah melatih di setiap turnamen Antara 1986 dan 2002 untuk tim yang berbeda. Pelatih Serbia ini pernah jadi coach buat Timnas Meksiko, Kosta Rika, Amerika Serikat, Nigeria, dan Tiongkok. Gokil! 6. Pemain Nasional asal Kamerun, Roger Milla adalah pemain tertua yang pernah bermain di Piala Dunia. Dia berusia 42 tahun dan 39 hari ketika bermain dalam pertandingan terakhir-nya melawan Rusia pada tahun 1994. Pemain yang sempet berlaga di liga Indonesia ini emang masih yahud meskipun bermain di usia tua. Kalo yang paling ngora berlaga di Piala Dunia, adalah pemain Irlandia Utara Norman Whiteside. Umurnya baru 17 tahun dan 41 hari saat berlaga melawan melawan Yugoslavia pada tahun 1982. 7. Ternyata nama pemain yang paling banyak muncul di Piala Dunia adalah player yang bernama Gonzales atau Gonzalez. 8. Pada Piala Dunia 1986, ritus tukeran kaus setelah selesai bertanding sempat dilarang karena dianggap nggak sopan! 9. Jumlah penonton dengan kehadiran tertinggi pada pertandingan Piala Dunia di tahun 1950 adalah untuk pertandingan penentuan pemenang antara Uraguay dan tuan rumah Brasil di Stadion Maracana, Kota Rio de Janerio dengan jumlah penonton sebanyak 199.854 orang! Rasanya rekor itu susah buat dipecahkan, karena sekarang Stadion Maracana kapasitasnya udah berkurang menjadi 78.838 penonton saja. 10. Skor yang paling sering dalam pertandingan final Piala Dunia adalah 1-0.*** syauqy_belia@yahoo.com


22

SELASA (KLIWON) 10 JUNI 2014 12 SABAN 1435 H REWAH 1947

FOTO: DOK.

Zaskia Adya Mecca

M

UDA dan berbakat. Sosok Zaskia Adya Mecca tampaknya sudah lekat di benak. Produser, casting director, dan pemain sinetron ini kini punya profesi baru yang mengisi hariharinya, yaitu desainer. Yap, tren fashion Muslimah yang lagi booming sekarang dilihat Zaskia punya potensi besar banget untuk dikembangin lagi lebih jauh. Apalagi cewek yang pernah main di film ”Ayat-Ayat Cinta” ini juga punya gaya tersendiri dan sering bingung dapetin outfit yang pas di pasaran. That’s why ia merambah ke dunia desain selama setahun terakhir ini. Ternyata sambutannya luar biasa, karena konsep ready to wear yang diusungnya justru banyak digemari oleh kalangan anak sekolah dan kuliahan. ”Sekarang kan kalau mau beli baju di atas Rp 300.000 itu pasti mikir lagi, makanya bikin pakaiannya yang terjangkau aja. Butiknya pun nggak terlalu jauh juga dari rumah. Aku memulainya sejak tahun lalu karena kan baru hamil lagi jadi nggak mungkin shooting stripping, jadi ingin punya kegiatan baru. Alhamdulillah diterima dengan baik,” ujarnya. Inspirasi yang didapetin Zaskia pun be-

rasal dari banyak sumber, malah mayoritas dari fashion nonhijab. Dari situ ia memodifikasinya gimana supaya tren serupa juga bisa dipakai kalangan berjilbab tetapi tetap syar’i. ”Hampir semua temanku di Hijabers Community itu jadi desainer. Kami sih nggak merasa tersaing karena masingmasing punya karakternya sendiri. Malah jadi saling support dan menginspirasi. Misalnya ada yang datang ke butik tetapi ingin bergaya etnik, ya aku arahin aja ke Dian Pelangi. Atau ingin lebih bold dan edgy, aku saranin untuk ke Jenahara. Begitu pun

dengan mereka kalau ada yang cari style simpel dan pastel, diarahkan untuk ke butikku,” ungkap Zaskia. Cewek kelahiran tahun 1987 ini memang ingin nunjukkin konsistensinya dengan jilbab. Dulu saat pertama kali memutuskan untuk menutup aurat, banyak yang sanksi dan mencibir. Bahkan ada yang menuduh hanya sebagai kedok supaya ia semakin terkenal. Maklum aja, saat itu Zaskia masih berumur 17 tahun dan sedang ada di puncak karier. Namun, ia menjawabnya dengan sikap ”Dulu tuh sering ditanya wartawan kenapa kok mau pakai hijab? Aku mikirnya

“Allah nggak butuh kita berjilbab, justru kita yang butuh. Aku berjilbab karena Allah dan inilah caraku menghargai diri sendiri.”

Edge of Tomorrow

A

PA jadinya kalo kamu harus mengulang-ngulang kehidupan dalam satu hari sebanyak puluhan bahkan sampai ratusan kali? Wew! Itulah yang dirasakan oleh Mayor William Cage (Tom Cruise), seorang perwira hubungan masyarakat tentara Amerika Serikat yang menjalani kehidupan dan kematian berulang kali. Dikisahkan di masa yang akan datang bangsa Alien yang bernama Mimics melakukan invasi ke Bumi. Dimulai dari Eropa, penduduk bumi yang awalnya kewalahan dengan serangan bangsa Mimics tersebut, akhirnya mulai meraih kemenangan berkat rangka mekanik (exoskeletons) yang bisa meningkatkan kemampuan tempur tentara normal. Pahlawan UDF dalam kemenangan awal di kota Verdun, Prancis, yaitu Rita Vrataski (Emily Blunt), dijadikan ikon pahlawan untuk menginspirasi perjuangan penduduk bumi. Pertempuran terakhir dalam skala massif telah direncanakan dengan matang oleh UDF (United Defense Forces), tentara gabungan planet bumi untuk membasmi bangsa alien yang tidak diundang tersebut. Cage, yang menjadi juru bicara UDF, diperintahkan untuk ”mencicipi” pertempuran akbar yang sudah direncanakan tadi, untuk kemudian mengampanyekannya kepada masyarakat luas. Maklum, banyak pertentangan dari penduduk bumi karena adanya potensi kematian yang tinggi. Menolak untuk bertempur, Cage dicopot dari pangkatnya dan diceburkan langsung ke garis depan. Nggak punya pengalaman tempur sama sekali, Cage langsung mati nggak berapa lama bertempur. Anehnya, dia terbangun kembali, hidup, dan harus mengulang hari di mana dirinya pertama kali dipaksa bergabung dengan pasukan yang bertempur di garis depan. Rupanya Cage harus terus mengulang hidup dan matinya, dan terus berusaha untuk mengalahkan bangsa Mimics. Dalam pengalamannya mengulang hidup dan mati, Cage harus bekerja sama dengan Rita Vrataski, mengasah kemampuan tempurnya, dan mencari cara untuk mengalahkan bangsa Mimics. Gagasan cerita yang nggak lazim dari komikus Hiroshi Sakurazaka lewat karyanya All You Do is Kill ini, berhasil diadaptasi dengan cantik oleh Doug Liman, sutradara ”The Bourne Identity” dan ”Mr. & Mrs. Smith”. Action yang seru, special effects yang keren, selipan humor yang mengena, dan drama yang cukup intens, menghasilkan kombinasi untuk tontonan menghibur yang sempurna. ”Edge of Tomorrow” is definitely fun to watch.***

: L Frank Baum : Atria

Penulis Penerbit

Ep-pe, pep-pe, kak-ke Hil-lo, hol-lo, hel-lo Ziz-zuy, zuz-zy, zik

K

ISAH klasik emang nggak ada matinya. Salah satu yang everlasting adalah cerita tentang The Wizard of Oz. Buku hasil karya penulis kelahiran tahun 1856 ini, bercerita tentang Dorothy yang tinggal di rumah pamannya. Suatu hari, angin puting beliung menerbangkan rumah paman Dorothy di Kansas, dan mendarat di sebuah negeri yang ternyata bernama negeri Oz. Meski terdampar di negeri antah berantah, Dorothy nggak merasa takut. Ia justru kagum dengan keindahan negeri Oz, yang dikenal juga dengan nama tanah para Muchiklin yang pandai bercocok tanam dan membuat lingkungan mereka asri. Meski negeri Oz ini indah dan membuatnya senang, Dorothy ternyata tetep pengen pulang. Masalahnya, yang bisa membantu Dorothy pulang ke Kansas hanyalah Oz, si penyihir agung. Ia tinggal di Kota Zamrud, dan Dorothy harus menempuh perjalanan yang cukup lama dan sedikit berbahaya untuk bisa sampai ke kota tampat Oz tinggal. Dalam perjalanan, Dorothy bertemu dengan Boneka Jerami, yang ingin punya otak untuk berpikir. Lalu ada Tin Woodman, manusia kaleng yang bekerja sebagai tukang kayu, yang ingin punya hati. Ada juga si Singa, yang menginginkan keberanian. Karena mereka inilah, perjalanan mencari penyihir Oz jadi nggak ngebosenin. Sebenernya, inti dari cerita The Wizard of Oz ini ada di perjalanan Dorothy menuju Kota Zamrud. Ia dihadapkan dengan berbagai masalah bersama teman-teman barunya, bagaimana mereka berusaha mencari jalan keluarnya. Semangat berusaha, dan bagaimana mereka menyikapi keberuntungan yang selalu menghampiri Dorothy. Nah, siapakah sebenarnya The Wizard of Oz ini? Hehe, baca sampai tuntas, ya! *** tisha_belia@yahoo.com

syauqy_belia@yahoo.com

“HERB IS THE HEALING OF A NATION, ALCOHOL IS THE DESTRUCTION.” -- Bob Marley

aGenda Fabricate “Pop Up Market & Garage Sale” 15 Juni 2014 Jl. Sultan Agung No.12 Bandung NOX, Chaos is A Lifestyle, Bin Idris, KAT, {NOTES}, Yamasurih. Vivere, KAR Jewellery, TE Garden Atelier, Maleo Bag, Ox by Octora, Si Pithik, TB Fajar Abadi Hand picked selection of unique secondhand stuff, one of a kind vintage treasures

Info: @FabricateMarket ***

“ETHNOCOLOSSAL 2 : Symphony of Our Culture” Jumat, 13 Juni 2014 Pendopo Agung Politeknik Negeri Bandung, Jalan Ciwaruga, Bandung Pukul 13.00 – Selesai Drama musikal kolaborasi musik dan tarian modern, Sunda, Sumatera Utara, Minang, Aceh, dan lain lain.

Siswanti.hanifa@yahoo.co.id

The Wizard of Oz

: Tom Cruise, Emily Blunt, Brendan Gleeson, Bill Paxton : Doug Liman : Warner Bros. (2014) : 1 jam 53 menit

Pemain Sutradara Studio Durasi

sih Indonesia itu negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tapi pas ada yang berhijab kok malah jadi bingung. Tapi Alhamdulillah sekarang makin banyak yang berhijab,” tuturnya. Ia pun mengaku nggak salat istikharah dulu karena memang udah mantap berhijab dan menganggapnya bukan pilihan, melainkan kewajiban. Sejak itu, Zaskia mengubah pergaulan ke arah lebih baik. Menurut dia, pergaulan itu berpengaruh besar karena keimanan seseorang rentan naik turun. Ketika imannya sedang turun dan saat itu ada di lingkungan yang nggak baik, nah itu dia yang bahaya. Supaya tetap ada di jalur sikap istikamah, Zaskia pun kerap menghadiri pengajian dan pekan zikir. ”Allah nggak butuh kita berjilbab, justru kita yang butuh. Aku berjilbab karena Allah dan inilah caraku menghargai diri sendiri. Cantik itu kan keluarnya dari dalam dan nggak akan ada habisnya kalau mengikuti standar cantik dari manusia. Cantik di mata Allah itu ya lewat berjilbab,” ucap Zaskia. ***

Kontak: Twitter : @ ETHNOCOLOSSAL / Musikingdom FB : ETHNOCOLOSSAL CP : 08996199362 (Helmy) ****

Toys Big Sale 2014 14-15 Juni 2014 Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh, Bandung Kontak: 022 – 82065084 ****

Ghost Stories Artis : Coldplay Label : Parlophone Release : 16 Mei 2014

A

DA yang nonton konser ”Ghost Stories”-nya Coldplay, Minggu malam di salah satu TV swasta nasional? Hehehe, pas banget nih dengan yang mau belia review sekarang. Album keenam dari Coldplay ini, sebagian besar terinspirasi dari kisah percintaan dari sang vokalis, Chris Martin dengan Gwyneth Paltrow yang berakhir dengan perceraian. Paling kentara sih kalau kamu baca liriknya sambil denger lagunya. Album yang terdiri atas 9 lagu ini dibuka dengan ”Always in My Head”. Seperti biasa, Coldplay menyuguhkan musik yang disisipi bebunyian eletrikal yang menghanyutkan. Liriknya pun, ah, begitu dalam, terutama di bagian penutup. ”This I guess, is to tell you you're choosing out from the rest..” Dilanjutkan dengan single jagoan mereka untuk album ini, ”Magic”. Tempo lagunya pun sedikit naik dari lagu pembuka tadi. Kamu yang suka lagu dengan tempo sedikit upbeat mungkin bakal suka dengan ”Magic”, karena enak banget buat dipake sing a long sambil sedikit menggoyang kepala. Nah, track berikutnya juga tambah asyik, karena Coldplay memasukkan sedikit unsur folk ke dalam musiknya. ”Ink”, kudu kamu dengerin sambil baca liriknya dan resapi. Hehehe, lebay? Nggak kok, soalnya versi belia, ini lagu patah hati tapi dikemas dengan musik yang gembira. Makanya, biar nggak salah mengartikan, kamu kudu baca dulu liriknya. Emang Coldplay ini bisa banget ya, mainin emosi pendengar dengan membuat track listing yang segila album ”Ghost Stories” ini. Dari awal didengerin dengan lagu slow mellow, yang kemudian naik terus temponya, tapi dengan lirik yang bikin patah hati. Track favorit belia: ”Another's Arms”. Well, di album ini Coldplay dibantu oleh beberapa musisi, seperti Timbaland yang bermain drum di lagu ”True Love”. Lagu-lagu lain yang nggak kesebut di review ini nggak kalah oke, kok. Makanya, album ini termasuk salah satu album yang paling banyak ditunggu dan paling paling banyak dipesan di iTunes sebelum Coldplay merilis resmi ”Ghost Stories”. Yang paling ngenes sih, kalau dengerin album ini sambil baca liriknya, trus browsing cerita-cerita tentang Chris Martin dan Gwyneth Paltrow. Siapin tissue dulu, ah.. *** tisha_belia@yahoo.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.