Epaper Belia 25 April 2017

Page 1

21

SELASA (KLIWON) 25 APRIL 2017 28 RAJAB 1438 H RAJAB 1950

LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com

Instagram: beliapr ID.BOOKMYSHOW.COM

BIKIN IBU KARTINI TERSENYUM ASTI hafal dong potongan lagu di atas? Lagu nasional yang satu ini memang akrab di telinga, selain karena melodinya yang simpel dan ”ngena” di telinga, liriknya juga nggak kalah ngena, menggambarkan sosok Ibu Kartini alias Raden Ajeng Kartini, salah satu pahlawan nasional kita yang jasanya kita peringati setiap tanggal 21 April. Ditetapkan jadi pahlawan nasional sampai punya hari peringatan sendiri tentu jasa pahlawan perempuan ini nggak main-main dong? Semua pasti hafal kisah Kartini dalam memperjuangkan hak-hak untuk kaum perempuan, termasuk hak untuk memperoleh kebebasan mengenyam pendidikan yang layak. Kalian juga pasti tau bukunya yang fenomenal berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang yang menceritakan surat-surat yang ditulis Kartini untuk para sahabat penanya di Belanda. Kartini membuat kita kagum karena pemikirannya yang luas dan tergolong maju untuk perempuan di era tersebut. Dari mana semua pemikiran itu ia dapat? Dari membaca dan bertukar pikiran (lewat korespondensi) dengan teman-temannya di Eropa. Apa nilai-nilai yang bisa kita petik dari Kartini? Membaca dan berdiskusi bakal membuka pikiran kita. Nggak perlu takut banyak baca, nggak perlu takut jadi kepinteran, karena nggak ada tuh yang

P

namanya kita bakal terlalu ”Ibu Kita Kartini, banyak punya informasi, just bePutri sejati, putri Indo cause akan selalu banyak hal nesia, baru yang terjadi di dunia ini yang Harum namanya...” harus kita tau dan tau dan tau lagi. Jadi nih, mumpung akses kita buat belajar nggak seribet dan sesusah zaman Kartini dulu, manfaatkan sebaik-baiknya. Baca buku sebanyak-banyaknya. Setuju nggak nih guys? Kalau kata kalian gimana? Nah, buat bahas ini belia bikin semacam diskusi kecil-kecilan via online sama beberapa sobat Belia nih. Ada Anindita Utami, Mohamad Reza, dan Silva Salsabila. Kita ngomongin gimana sih cuma tamatan SD, mentok-mentok SMP. Apalagi perjuangan Kartini dulu yang perempuan itu, katanya sayang sekolah tinggi membela hak peremkarena bentar lagi juga dikawinin,” tutur siswi yang puan buat belajar dibaru aja beres UN ini. kaitin sama kondisi ”Sedih sih denger kata Silva, di masa satu abad sekarang. setelah perjuangan Kartini ternyata masih ada Sebenernya mereka mindset-mindset semacam itu yang tertinggal. bertiga setuju sih Agak susah sih memang buat mengubahnya, tapi kalau akses buat beharus diubah, istilahnya jangan bikin perjuangan lajar di zaman para pahlawan sia-sialah. Sedikit demi sedikit sekarang ini meharus diberi pengertian ke masyarakat, terutama di mang jauh lebih mudaerah tentang pentingnya pendidikan. Nggak dah dibandingkan cuma buat cewek lho, buat cowok juga. Meskipun dengan dulu, nanti dia akan jadi petani, dia tetap perlu penmeskipun memang didikan. Jadi petani yang lulusan ilmu pertanian belum merata. pastinya bakal lebih berguna kan,” timpal Reza. WiKayak apa yang hh, belia sih setuju banget apa yang dibilang sama disampaikan sama siswa SMAN 25 Bandung ini. Silva, ”Kalau di kotaTernyata nih, dari hasil obrol-obrol kita, perkota besar sih iya, masalahan tentang mindset pentingnya penudah gampang buat sekolah, ada program didikan terutama buat perempuan nggak cuma tersekolah gratis dan memang berlomba-lomba buat jadi di daerah, di kota besar juga punya problemsekolah setinggi mungkin. Cuma kalau di daerah nya sendiri. Lagi-lagi penyebabnya adalah mindset nih ya, waktu aku mudik dulu, aku tau kalau ada atau pola pikir yang berkembang di masyarakat. beberapa kerabat jauh aku tuh yang sekolahnya Kayak yang diceritain Anindita kalau kakak perem-

puannya dulu sempat dilarang buat kuliah S-2 sama orangtua mereka karena takut sama mitos ”kalau cewek kepinteran nanti susah dapat jodoh karena cowok pada minder”, untungnya sih akhirnya kakaknya Anin berhasil meyakinkan orangtuanya dan bisa berangkat S-2 di Australia, beasiswa pula. Bravo! But still, pemikiran kayak gitu bukan cuma ortunya Anin yang punya, pasti masih ada yang berpikiran serupa, pun para anak cowoknya. Hmm, jadi makin pusing nggak sih? Gini deh guys, biar nggak pusing belia sedikit kutip dari bukunya Henry Manampiring The Alpha Girls ya, katanya ”Nggak ada yang lebih bego dari mementingkan cowok di atas pendidikanmu. Ilmu tidak akan selingkuh atau minta putus. Ilmu tidak akan minta kawin lagi atau minta cerai. Ilmu akan selalu ikut kamu”. Ihhhh, setuju banget deh! Terus nih buat para cowok yang mentalnya masih ”aku sih gak mau punya pacar yang lebih pinter dari aku” peliiiiisss deh guys. Ke laut aja. Kata-kata itu cuma boleh diucapkan sama cowok yang nggak minderan. Nah, kalau kamu oke punya, tunjukin dong! Pas liat cewek yang pinter, jangan malah minder tapi jadikan itu motivasi kamu

buat jadi setara atau bahkan bisa lebih baik lagi dari mereka. Contoh simpelnya gini deh, cewek kamu tuh pinter banget dan selalu rangking di kelas, kalau ada PR matematika malah kamu yang nanya ke dia. Sekali-kali gantian dong, coba kamu usaha belajar lebih keras biar seenggaknya bisa bahas soal bareng atau malah kamu yang ajarin dia. Kece kan? So girls, jangan takut buat jadi pinter dan keren karena percayalah, di luar sana ada cowok-cowok yang nggak kalah pinter nan kece menunggu kalian. Perkayalah pengetahuan kalian seluas-luasnya, baca buku sebanyak-banyaknya, mumpung udah nggak di zaman Kartini! Bayangkan ibu Kartini tersenyum melihat perempuan-perempuan sekarang pintar-pintar dan cerdas. And for you guys, jadilah cowok yang nggak kalah keren, karena perubahan akan nasib para perempuan bukan hanya menjadi peran perempuan, tapi kalian juga. Last but not least, percayalah, punya pasangan atau temen yang sama-sama pinter itu menyenangkan kok. Cheers!*** dhianynadya@gmail.com

”Buat kamu perempuan dan pendidikan seperti apa sih?”

Kartini Masa Kini

Manik Walisantri, SMA PGII 1 ”Menurut aku perempuan banyak yang nyia-nyiain waktunya di sekolah. Banyak yang udah punya kesempatan tapi malah terbawa pergaulan bebas.”

Vicko Maoritzio, SMAN 19 Bandung OSOK Kartini identik dengan emansipasi wanita,sosok yang memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum perempuan, sosok yang memiliki keberanian untuk menjadi wanita cerdas pada abad pembodohan kaum wanita, memberikan pergerakan lewat pemikirannya, tulisannya, dan tentu saja tindakannya. So, masih ada nggak sih perempuan seperti Kartini? Yuk kita lihat wanita-wanita hebat berikut ini!

Raya Selatan 226, Punclut, Ciumbuleuit, Kota Bandung, dengan tidak kurang dari 12.000 judul di dalamnya. Tidak ada maksud lain baginya untuk mendirikan perpustakaan sendiri, selain karena kecintaannya terhadap buku, ia ingin menyediakan buku-buku bacaan untuk anakanak kurang mampu, untuk belajar, untuk menciptakan generasi yang gemar membaca, dan memudahkan akses bagi orang-orang yang ingin membaca.

1. Rita Koesma (Pustakawan) Berawal dari kegemarannya membaca buku sejak kecil, Rita Koesma memutuskan untuk meneruskan pendidikannya ke Fikom Unpad Jurusan Ilmu Perpustakaan. Saat kecil, kecintaannya terhadap buku sempat terhalang karena kesulitan membeli buku. Dimulai dari membangun perpustakaan kecil-kecilan di teras rumah, pada usianya yang genap 64 tahun ini, Rita sudah berhasil membangun ”Rita Home Library” di Jalan Bukit

2. Okky Madasari (Penulis) Selanjutnya ada Okky Madasari, penulis yang dikenal dengan karya-karya bermuatan kritik sosial. Wanita asal Magetan ini sudah menulis beberapa novel berjudul Entrok (2010), 86 (2011), Maryam (2012), dan Pasung Jiwa (2013) yang semuanya merupakan tulisan kritis dalam bidang politik-sosial. Berkat isi yang menarik, novelnya yang berjudul Entrok dan Maryam pun sudah diterjemahkan

S

ke dalam bahasa Inggris dengan masing-masing berjudul The Years of The Voiceless serta The Outcast. 3. Putri Gayatri (Aktivis Anak) Siswi SMAN 1 Banjaran bernama Putri Gayatri juga bisa disebut sebagai sosok Kartini masa kini. Perempuan kelahiran 12 Februari 2000 ini merupakan salah satu aktivis muda pembela hak anak. Ia berhasil mewakili Indonesia pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke70 di New York. Ia mengangkat isu sosial seperti pernikahan usia anak dan pendidikan bagi anak disabilitas secara global di panggung Global Citizen Concert. Hingga kini Putri masih disibukkan dengan berbagai organisasi yang berfokus pada hak anak. 4. Merry Riana (Motivator) Pasti sudah banyak dari Belia yang kenal dengan nama ini, Merry Riana, ia adalah

Suatu kewajiban yang tinggi murni yaitu "terima kaSih" namanya. - RA Kartini

22> Skul: SMPN 2 Cibadak 22> Ensiklobelia: Trivial Facts Kartini 23> MusicTerritory: Bandung Record Store Day

23> Aksi: l Students’ Work Camp SMA Darul Hikam Bandung l Nyobain Cyber Detox Ala Barudak 12

23> Chat: Dewi Lestari

seorang perempuan yang mengalami kesulitan akibat kerusuhan ’98 di Jakarta. Dikirim untuk berkuliah di Nanyang Technological University (NTU) Singapura tidak membuat hidupnya menjadi lebih mudah, kesulitan ekonomi menuntut dirinya untuk bisa menghidupi diri sendiri dengan berbagai cara hingga sekarang ia menjadi wanita yang sukses. Perjalanan hidup dan keberaniannya di masa lalu hingga kini Merry Riana telah menjadi seorang pebisnis, penulis, dan motivator sangat menginspirasi wanita di Indonesia. Hebat-hebat banget ya Belia, ternyata di era modern ini kita masih punya sosok Kartini yang peduli terhadap orang banyak karena Kartini mengajarkan kita untuk selalu peduli, kreatif, dan kritis. So, kalau mereka bisa kenapa kita nggak? Yuk mulai menjadi pribadi yang kritis dan do something!*** winniekellyp18@gmail.com

Bahas perempuan dan pendidikan saya ingetnya sama Kartini. Sayang banget sih kalau masih ada cewek yang nggak memanfaatkan kesempatan yang udah dikasih ke dia.

Ruth Claraditya, SMAS Sumatra 40 ”Sebagai perempuan aku merasa sudah banyak dapet kesempatan untuk pendidikan. Banyak perempuan juga yang jadi guru san terus menularkan ilmunya."

Muhammad Fiqri, SMA Pasundan 2 Keduanya penting dan nyambung, karena pendidikan perlu untuk masa depan, dan di masa depan kita pasti ingin mencari perempuan cerdas untuk dinikahi. Di balik pria sukses ada wanita yang hebat di belakangnya. Intinya itu.*** meilanifagustia@gmail.com


22

SELASA (KLIWON) 25 APRIL 2017 28 RAJAB 1438 H RAJAB 1950 FOTO:DHIANY & DOK.

SMPN 2 Cibadak

Nggak Mau Kalah Sama yang Lain! HALO! Di rubrik ini kamu udah tau dong pastinya kita bakalan ngajak kalian buat kenalan sama sekolah yang seru-seru di seantero Jabar. Nah, di edisi kali ini giliran SMPN 2 Cibadak Sukabumi yang nampang di SKUL kali ini. Sekolah yang terletak di Jalan Raya Nasional III ini mempunyai sebanyak 863 siswa yang terbagi dalam 24 kelas. Mau tau apalagi fakta-fakta seru seputar SMPN 2 Cibadak ini? Langsung simak hasil liputan tim belia!*** dhianynadya@gmail.com

Antara Literasi dan Religi SEKOLAH yang satu ini punya program yang berusaha mengedepankan unsur religi. Terlihat banget sih dari keseharian mereka. Pas belia ke sana aja mereka lagi pada bersiap salat Zuhur berjemaah di lapangan. Nggak cuma salat Zuhur aja tapi tiap pagi juga mereka salat Duha dulu sebelum masuk kelas. Terus nih pas udah di kelas mereka mengawali hari dengan mengaji. Oh iya, program literasinya juga nggak mau kalah karena SMPN 2 Cibadak termasuk dalam beberapa sekolah pilot yang melaksanakan program literasi. Jadi tiap 15 menit pertama jam pelajaran dihabiskan dengan membaca buku nonpelajaran. Cool!***

Ragam Prestasi Siswa l Fawaz: Sering Diulang Biar Hafal Hafiz Alquran yang sekarang udah kelas IX SMP ini ternyata punya trik tersendiri buat menghafal Alquran, yaitu dengan sering diulang. ”Awalnya masih disuruh orangtua, tapi ke sini-sini kemauan sendiri. Pertama menghafal itu juz 30,” tutur Fawaz yang udah belajar menghafal Alquran dari kelas II SD. Fawaz sendiri masih suka dibantu ustaz lho. Jadi jangan malu buat belajar dan cari guru ya, genk. Buat sobat Belia yang ingin jadi hafiz/hafizah bisa ikutin caranya Fawaz nih, setengah halaman sehari. Fawaz biasanya menghafal abis magrib, kalo waktu efektif buat kamu kapan? Yuk menghafal Alquran! Hehehe.

l Itman Aryanto: Hobi Jadi Prestasi Itman ngejadiin cerpen sebagai cara dia buat berprestasi. Hobinya buat nulis akhirnya menghasilkan dia sebagai juara 2 sekabupaten untuk cerpen bahasa Sunda. Tapi nggak cuma nulis cerpen bahasa Sunda, Itman juga nulis cerpen bahasa Indonesia, lho. Buat temanya sendiri di antaranya ada keindahan alam, kasih sayang orangtua, remaja, bahkan asmara. Inspirasinya sendiri Itman ngaku dapet dari pengalamannya atau imajinasi. Keren banget!

Sanksi Tegas Tapi Unik

l Septri: Selalu Juara 1

BARUDAK SMPN 2 Cibadak ini dijamin susah deh kalau mau berbuat onar karena di sekolah ini mereka yang bikin pelanggaran bakal kena sanksi tegas lho. Nggak cuma dikasih sanksi, tapi wajah mereka juga bakal terpampang di dinding sekolah. Yup, barudak yang telat, ketauan bolos/mabal, dan berbuat onar bakal difoto dan fotonya ditempel di dinding. Kalau kata Bu Heni sebagai kesiswaan, ini bukannya mau mempermalukan siswa, tapi agar menimbulkan efek jera untuk ke depannya. Oh iya, kesiswaan yang satu ini ini terkenal banget dengan ketegasannya lho, tiap jam 6 pagi beliau udah standby di gerbang buat menyambut siswa sekaligus memastikan semua langsung masuk sekolah dan nggak nongkrong-nongkrong dulu di luar. Meskipun tegas tapi sebagai kesiswaan, Bu Heni juga amat memperhatikan para siswanya, terbukti barudak apalagi yang ekskul deket banget sama ibu!***

Ekskul-ekskul Andalan

Nggak semua siswa bisa ikut seleksi masuk SMA duluan, lho. Tapi Septri bisa karena dia selalu peringkat I dari kelas VII sampe sekarang kelas IX. Wih, keren ya. Meskipun yang paling nggak disukanya mata pelajaran IPA dan bahasa Inggris, tapi Septri ini suka banget sama matematika yang notabene banyak orang nggak suka. Menantang jadi alasan Septri suka matematika, anaknya suka hal-hal yang menantang ya, hihihi. Cita-cita jangka pendeknya sih masuk SMAN 1 Cibadak yang diakuinya sebagai SMA favorit. Amin!***

PMR yang Punya Lebih dari 100 Anggota

Ingin Membuat Siswa Nyaman SEKARANG kenalan sama kepseknya SMPN 2 Cibadak yang bernama Ibu Cucu Mulyani. Ibu kepala sekolah yang satu ini belum lama menjabat sebagai pimpinan di SMPN 2 Cibadak guys. Meskipun baru seumur jagung, beliau udah punya banyak rancangan program untuk sekolahnya, salah satu yang paling disoroti adalah infrastruktur sekolah seperti menambah jumlah toilet, masjid, dan lahan untuk penghijauan seperti taman. Tujuannya supaya siswa makin merasa nyaman karena kata Bu Cucu, kalau lingkungan siswanya sendiri sudah nyaman, otomatis akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Setuju bu!***

Pesta Rilis Buku "William" karya Risa Saraswati Talkshow & Story Telling Kamis, 27 April 2017 Pukul 19.15 - selesai IFI Bandung Jalan Purnawarman 32 Tiket: 25rb (presale)

Udah nggak perlu dijelasin lagi kan isi dari ekskul PMR itu ada apa aja, tapi ada yang unik dari PMR punyanya SMPN 2 Cibadak ini. Yoi, lebih dari 100 anggota. Keren! Mereka juga sering ikut lomba kayak lomba PP (pertolongan pertama), lomba tamu darurat, lomba PRS, dan masih banyak lagi. Kemarin-kemarin baru aja menang di SMANDAK. Ikut lomba juga di Bogor meskipun dapet juara harapan empat, tapi mereka menjadi tandu terkuat. Selain itu pernah juga menyapu bersih kejuaraan tingkat madya.

Paskibra X PKS Udah 22 tahun berdiri justru bikin ekstrakurikuler satu ini makin kompak. Bahkan satu nggak makan, semua nggak makan. Satu kepanasan, semua kepanasan. Oh ya, di dalam Paskibra sendiri ada PKS yang diperhitungkan oleh luar sekolah. PKS-nya dibimbing langsung sama bapak/ibu polisi. Materi yang dikasih itu ada latihan baris berbaris, senam, materi lalu lintas, dan praktik langsung dalam pengaturan lalu lintas. Wih, cilik-cilik nih yang ngatur lalu lintasnya. Hehehe.

Pramuka Ekstrakurikuler Pramuka ini aktif dengan memiliki kurang lebih 60 anggota, 20 laki-laki dan 40 wanita. Dibagi jadi 5 regu perempuan dan 2 regu laki-laki. Lomba yang suka diikuti sendiri ada AKPP, Seleksi Jambore Nasional, pelantikan juga suka ikut, dan masih banyak lagi. Dan meskipun sibuk untuk berprestasi, merek juga nggak lupa buat bantu masyarakat sekitar. Wih, patut dicontoh nih.

Charets Open 2017: Reborn Honouring the Past, Shaping the Future Saturday, 13 - 25 May 2017 at SMAN 2 Bandung Jalan Cihampelas no 173

S

EORANG anak bertubuh dekil berdiam diri di tepi jalan. Berkalikali ia menengok ke kiri dan ke kanan, lalu ke atas. Sambil mengelap ingus ia perhatikan rambu lalu lintas yang berwarna hijau. Ia perhatikan dengan saksama bagaimana lampu itu berubah warna. Ia hanya meyakini bahwa ketika warna lampu itu berubah menjadi merah, itulah tandanya rezeki. Lampu itu tak kunjung berubah warna. Ia bosan lalu kaki telanjangnya di atas aspal. Ketika melihat ke atas, lampu berubah menjadi warna kuning. Ia bersiap-siap menyiapkan topi butut berwarna hitam. Pinggirannya di penuhi debu dan sebagian sudah sobek-sobek. Dengan tegap ia berdiri menunggu lagi lampu berwarna merah. Mobil dan motor saling berpacu, mereka sangat malas, untuk berhenti saja tidak mau. Dan lampu pun akhirnya berwarna merah. Ia berjalan menghampiri setiap

mobil. Kadang ia mengetuk kaca mobil atau membersihkan kaca yang penuh debu dengan baju kotornya sendiri. Orang-orang tak ada yang peduli. Mereka sibuk memainkan gawai dan tertawa kegirangan. Sekali lagi ia menghampiri setiap mobil, tetapi hasilnya nihil. Ia mencoba menghampiri setiap pengendara motor yang ada di barisan depan. Mencoba bernyanyi seadanya dengan suara serak. Hasilnya sama. Mereka membunyikan klakson sekeras-kerasnya. Hanya beberapa saat, lampu berubah menjadi kuning. Klakson mobil dan motor saling serang menyerang. Ia bertanya-tanya kenapa lampu berubah begitu cepat? Barangkali lampu itu tahu, orang-orang tak akan berbagi rezeki berapa lama pun lampu itu berwarna merah.*** Ridho Maulana, SMAN 1 Ciwidey

SAY hai sama Pak Asep Suryana! Guru yang mengajar sejak tahun 1993 ini langanan ikut Olimpiade lho. Belaiau udah tiga kali ikut Olimpiade yakni OSN khusus untuk guru sains dan matematika. Dari tiga kali mengikuti, dua kali juara satu tingkat kabupaten dan pada 2013 berkesempatan mewakili kabupaten ke provinsi untuk OSN guru mata pelajaran matamatika dan masuk 10 besar. Katanya sih beliau memang suka matematika dari dulu dan sekarang enjoy mengajar matematika. Terus sempat curhat sedikit tentang kendala terbesar jadi guru matematika karena pelajarannya sering dianggap susah. Nah, Pak Asep berusaha menghapus itu dengan mengajar menggunakan metode yang membuat anak senang sehingga anak tertarik buat belajar matematika.***

Tr i v i a l F a c t s K a r t i n i 1. Kartini fasih berbahasa Belanda Raden Ajeng Kartini mengenyam pendidikan di sekolah dasar untuk anak-anak Belanda. Tidak banyak yang menyangka bahwa Kartini akan menguasai tata bahasa Belanda dengan sangat baik. Banyak tulisannya yang menggunakan bahasa Belanda, dan itu membuat kagum semua orang pada abad itu termasuk orang Belanda sendiri. 2. Kartini merupakan anak bangsawan Beliau lahir pada tanggal 21 April 1879 dari keluarga bangsawan di Jepara. Ayahnya adalah seorang Bupati Jepara bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan ibunya adalah seorang selir bernama Ngasirah. Kartini merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara yang termasuk kakak

REZEKI DI LAMPU MERAH

Pak Asep: Juara Olimpiade

dan adik tiri juga kandung. 3. Kartini mempunyai hobi memasak Bukan hanya sekadar hobi, kegemaran memasaknya ini juga mempunyai tujuan untuk diplomasi. Beliau ingin masakan Jawa, khususnya Jepara, diperkenalkan kepada Belanda. Masakan yang identik dengan Kartini adalah sup pangsit jepara dan ayam besengek. Saat itu resep masih ditulis dengan aksara Jawa dan menggunakan alat ukur abad 20. 4. Diangkat jadi Pahlawan Nasional pada tahun 1964 Tau enggak sih guys kalau Hari Kartini diperingati sejak dikeluarkannya Keppres RI No. 198 Tahun 1964 oleh Presiden Soekarno. Dalam surat keputusan tersebut Raden Ajeng Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan hari lahirnya dijadikan hari peringatan yang disebut Hari Kartini. 5. Namanya diabadikan jadi nama jalan beberapa kota di Belanda Bukan cuma dikenang di negeri sendiri, kalian juga harus tahu kalau nama Kartini juga abadi di negeri Belanda sebagai nama jalan. Enggak tanggung-tanggung namanya jadi nama jalan raya di empat kota yaitu Utretch, Harleem, Veerlo, dan Amsterdam. 6. Bukunya terbit dalam berbagai bahasa Sepeninggal Kartini, arsip-arsip suratnya yang masih disimpan baik oleh para sahabat pena Kartini disusun menjadi buku oleh salah satu dari mereka yaitu JH Abendanon dan diterbitkan pada 1911 dengan judul Door Duisternis tot Lich (edisi Belanda) dan Letters of a Javaness Princess (edisi Inggris). Sementara di Indonesia sendiri buku tersebut baru diterbitkan Balai Puskata sebelas tahun kemudian dan diberi judul Habis Gelap Terbitlah Terang dengan penerjemah Armijn Pane. 7. Menginspirasi berbagai karya Udah pada familiar pastinya sama lagu ”Ibu Kita Kartini” karya WR Supratman? Dari mulai buku, lagu, hingga film, banyak yang mengangkat sosok Kartini di dalamnya. Bahkan untuk film, sampai saat ini udah ada tiga film yang menceritakan sosok putri Rembang itu yaitu berjudul ”RA Kartini” yang dibuat pada 1984, ”Surat Cinta Kartini” yang tayang 2016 lalu, dan yang terbaru rilis tahun ini film ”Kartini” yang diperankan Dian Sastro. Psst, yang terakhir masih tayang di bioskop lho, cusss ah!*** dhianynadya@gmail.com winnykellyp18@gmail.com


23

SELASA (KLIWON) 25 APRIL 2017 28 RAJAB 1438 H RAJAB 1950

P

FOTO: DOK.

Students’ Work Camp SMA Darul Hikam Bandung

Belajar Peduli, Peduli Belajar

ADA pekan kedua bulan April 2017 ini, sejumlah siswa siswi SMA Darul Hikam, melaksanakan kegiatan ”Students’ Work Camp”. Aktivitas ini merupakan salah satu program kerja dari kesiswaan SMA Darul Hikam dan dilaksanakan setiap satu tahun yang diikuti oleh seluruh siswa kelas XI. Kegiatan Students’ Work Camp kali ini dilaksanakan selama empat hari tiga malam, yaitu pada tanggal 6 hingga 9 April 2017, bertempat di Kampung Amis, Desa Kamal, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang. Ini adalah pelaksanaan kali ketujuh Students' Work Camp oleh SMA Darul Hikam. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan dan membaurkan siswa siswi SMA Darul Hikam dengan lingkungan perdesaan, terutama dengan masyarakat desa dan pekerjaannya. Harapannya, siswa siswi SMA Darul Hikam dapat merasakan pola hidup sederhana dan penuh keterbatasan sehingga mereka memiliki pribadi yang bersyukur, peduli, tangguh, dan jauh dari kesombongan. Kegiatan Students’ Work Camp tahun ini diikuti oleh 97 siswa kelas XI, yakni 46 siswa perempuan (akhwat) dan 51 siswa laki-laki (ikhwan), dipandu 13 guru sebagai panitia dan pembimbing. Para siswa dibagi ke dalam kelompok rumah dan bidang, seperti pendidikan, olah raga, lingkungan, bakti sosial, dan kesehatan masyarakat dengan dibimbing oleh seorang guru. Di hari pertama, Kamis (6/4/2017),acara dimulai dengan pembukaan di masjid Kampung Amis dengan dihadiri warga Kampung Amis. Lalu sambutan dari Kepala SMA Darul Hikam dan Kepala Desa Kamal. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan serah terima siswa siswi SMA Darul Hikam kepada orangtua asuh yang akan ditempati selama kegiatan Students’ Work Camp. Di hari kedua, Jumat (7/4/2017), para siswa melaksanakan kegiatan bina profesi. Dalam kegiatan ini para siswa membantu pekerjaan dari orangtua asuh yang ditempatinya. Pekerjaan dari orangtua asuh seperti petani, pedagang, peternak, perajin, dll. Para siswa pun ada yang membantu ke ladang, berjualan di sekitar kampung, memberi makan hewan ternak, dll. Selain bina profesi, para siswa juga melaksanakan kegiatan bina lingkungan dan bina olah raga. Untuk

bina lingkungan, para siswa membuat nama gang dengan nama 7 nilai yang ada di SMA Darul Hikam, yaitu ikhlas, sabar, amanah, disiplin, peduli, cerdas, dan ihsan. Selain membuat nama gang, kegiatan bina lingkungan yang lain adalah mengecat tong sampah untuk disimpan di sekitar Kampung Amis. Sementara untuk bina olah raga, dilakukan pertandingan persahabatan sepak bola antara siswa SMA Darul Hikam dan warga Kampung Amis di lapangan dekat Kantor Desa Kamal. Di hari ketiga, Sabtu (8/4/2017), para siswa melaksanakan kegiatan per binanya masing-masing. Untuk bina pendidikan, para siswa mengajarkan science fair kepada siswa siswi SDN Kamal. Para siswa SMA Darul Hikam melakukan uji coba proses terjadinya gunung meletus. Untuk bina kesehatan masyarakat, para siswa mengecek golongan darah serta mengukur tinggi badan dan berat badan siswa siswi SDN Kamal. Untuk bina olah raga, para siswa melakukan pertandingan persahabatan bola voli dengan warga Kampung Amis. Untuk bina lingkungan, para siswa memasang nama gang dan menempatkan tempat sampah di sekitar kampung dan desa. Sementara untuk bina bakti sosial, para siswa melakukan pengepakan bahan-bahan sembako seperti beras, mi instan, minyak goreng, gula, susu, dan kopi untuk dibagikan di acara puncak. Pada malam harinya, panitia dan siswa mengadakan acara pentas seni sebagai acara perpisahan dengan warga Kampung Amis. Di hari keempat, Minggu (9/4/2017), yang merupakan puncak acara, para siswa membagikan sembako kepada warga Kampung Amis. Masyarakat mendapatkan sembako dalam bentuk pakaian, beras, mi instan, minyak goreng, gula pasir, susu kental, dan kopi. Setelah pembagian sembako, acara dilanjutkan dengan upacara penutupan, yaitu serah terima kadeudeuh dari sekolah dan musafahah. Keren banget ya barudaks Darul Hikam! Mudah-mudahan bermanfaat bagi para peserta, juga penduduk Desa Kamal! *** Ari Aryanto, SMA Darul Hikam tulis ulang syauqy_belia@yahoo.com

FOTO: DHIANY

ISMI

Nyobain Cyber Detox Ala Barudak 12

A

PA yang muncul di otak kalian kalo denger detox? Hmm pasti nyangkanya detox yang ada di program-program body cleanse gitu ya? But wait, pernah denger nggak yang namanya cyber detox? Jadi cyber detox itu adalah semacam proses netralisasi buat orang-orang yang udah kecanduan cyber dan alat elektronik yang terhubung ke dunia cyber contohnya kayak kecanduan sama telefon seluler, kecanduan main media sosial, termasuk kecanduan main game online. Ngomongin cyber detox, kemarin barudak SMAN 12 Bandung juga baru aja dikasih tau dan nyoba praktekin yang namanya cyber detox pas Kamis (20/4/2017). Beruntung banget nih mereka dikasih pemaparan langsung sama ahlinya dalam rangkaian acara Smart School yang digagas oleh First Media dan Life Transformation Center (LTC). Nah, pas kemarin itu anak-anak SMAN 12 pada ngumpul tuh di aula mereka dan dikasih tau tentang cyber detox sama kakak psikolog dari LTC. Pertamanya nih dikasih tau gejala orang yang mulai cyber addict di antaranya tuh merasa gelisah dan nggak tenang kalau nggak megang gadget dan terkoneksi dengan internet dalam waktu lama, nggak bisa mengontrol durasi berinteraksi dengan dunia maya, susah berinteraksi secara sosial di dunia nyata, dan mulai menganggap dunia maya sebagai prioritas utama. Hayo lohh... ada nggak di antara kalian yang merasakan gejala itu? Tandanya kalian harus mulai cobain cyber detox! Gampang lho kalau mau mulai cyber detox, yang paling simpel kalian bisa coba matikan telefon seluler kalian selama satu jam dan melakukan kegiatan lain yang nggak membutuhkan gadget atau koneksi internet. Ngapain dong sejam tanpa internet? Ih, bisa ngapain aja tau! Dari mulai nger-

jain tugas, main keluar sama temen, sampai quality time bareng keluarga. Nggak usah deh dikit-dikit update hehehe. Buktinya temen-temen di SMAN 12 juga udah nyobain dan ternyata fine-fine aja tuh menjauhkan diri dari dunia cyber. Oh iya, selain dikasih edukasi tentang cyber detox, barudak ini juga dapat sesi buat mengasah creative skill bareng Export. Ceritanya ada perlombaan mini gitu yaitu menghias tote bag polos sekreatif mungkin pakai spidol khusus tekstil dan patchpatch gemes. Asyiknya lagi yang menang bisa dapat berbagai hadiah. Ih, seru banget kan? Selain dapet ilmu, pas pulang juga dapat banyak bingkisan hehehe.*** dhianynadya@gmail.com

A

Menulis Itu Seperti Otot, Dewi ”Dee” Lesta Harus Dilatih! ri

Membahas Kartini, kita tahu ia dikenal salah satunya karena ia mendokumentasikan pemikirannya dalam tulisan dan mengirimkannya dalam bentuk surat pada temannya, bagaimana Kak Dee memandang hal tersebut? Sebagaimana Kartini pada saat itu, saya merasa Kartini menyimbolkan pemikiran kritis terhadap kemajuan dan harkat perempuan. Ia sosok yang cerdas dan melampaui zaman, walaupun akhirnya menyerah pada keterbatasan yang mengungkungnya saat itu. Saya merasa pergelutan Kartini itu lebih di tataran intelektual. Dalam pandangan Kak Dee, apa yang sebenarnya menjadikan seorang wanita itu hebat? Perempuan yang bersentuhan dekat dengan potensinya, kekuatannya, dan mampu memanifestasikannya dalam kehidupan nyata, bidang apa pun itu, termasuk dalam berumah tangga dan membesarkan anak-anaknya. Apa yang bisa dilakukan seorang perempuan untuk memberdayakan (empowering) sesama perempuan? Saling berbagi informasi, pengetahuan, pemikiran. Saya rasa itu juga yang kurang lebih dilakukan Kartini dulu. Saat ini tentu kita sudah bisa melangkah jauh, ada yang memilih berorganisasi, bergerak melalui LSM, dsb. Namun, intinya adalah bagaimana kita menciptakan kesadaran akan kekuatan dan potensi kaum perempuan.

Bagaimana pandangan Kak Dee jika disebut sebagai ”Kartini Literasi”? Saya merasa predikat seperti itu merupakan hak dari pembaca atau siapa pun yang berada di luar dari saya sendiri, tentunya. Jika saya kembali ke diri saya sendiri, saya berkarya bukan demi predikat, melainkan karena kecintaan dan kegemaran saya pada seni bercerita. Tentu pada akhirnya, ketika seorang konsisten berkarya dan mulai memiliki gaung di tengah masyarakat, akan ada banyak predikat yang disandangkan. Saya merasa itu sesuatu yang patut diapresiasi, tapi bukan sesuatu yang saya kejar, jadi saya terima saja. Oh ya, Kak Dee sendiri sejak kapan suka menulis dan mengapa memutuskan untuk berkarya lewat tulisan? Saya mulai menulis ”novel-novelan” sejak kelas V SD dan sering mengkhayal cerita-cerita bahkan lebih muda dari itu. Setelahnya saya menulis terus sebagai hobi, sampai lulus kuliah, berkarier di bidang musik, dan akhirnya tahun 2001 saya menerbitkan buku (Supernova episode Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh). Bagi Kak Dee, menulis itu apa? Saluran berekspresi dan pekerjaan yang saya cintai. Siapa atau apa yang menjadi inspirasi Kak Dee dalam menulis? Inspirasi saya didapat dari hidup itu sendiri. Ketika menjalani hidup dan mengalami berbagai pengalaman, banyak hal yang direnungkan, ingin saya bagikan dan komunikasikan ke pihak lain. Medium yang saya pilih adalah menulis. Sama halnya dengan pelukis yang memilih melakukannya lewat lukisan atau musikus yang berekspresi lewat musik. Karya seperti apa sih yang ingin hasilkan oleh seorang Dewi Lestari? Karya yang saya sendiri sukai. Saya hanya menulis buku yang ingin saya baca dan lagu yang ingin saya dengar.

DOK. DEWI LESTARI

BULAN April tentunya lekat dengan beberapa hari peringatan guys. Salah duanya adalah Hari Kartini (21 April) dan Hari Buku Sedunia (23 April). Naaah, biar nyambung sama dua peringatan di atas, kru belia mencari satu sosok ”Kartini” yang juga aktif di dunia literasi dan berjodohlah dengan Kak Dewi Lestari atau biasa disapa Dee. Meskipun awalnya dikenal sebagai penyanyi dan pencipta lagu, alumnus SMAN 2 Bandung ini sekarang menyandang titel sebagai penulis best seller juga lho. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah seri Supernova. Terus terus, kalau kalian yang masih sekolah pasti akrab juga sama novel Perahu Kertas yang udah sempat juga diangkat ke layar lebar. Nah, daripada makin penasaran langsung aja simak obrolan belia sama Kak Dee. Kuy!

Bandung Record Store Day

Adakah pesan atau tips dari Kak Dee untuk pembaca Belia yang ingin atau sudah mulai menulis? Menulis itu seperti otot. Jika kita ingin tangguh, ingin bertumbuh, ingin terus bertambah kuat, satu-satunya cara adalah dilatih, sesering dan sebisa mungkin rutin. Setelah sering latihan, tentu kita juga ingin tahu cara berlatih yang benar dan efektif, maka carilah ilmu menulis yang baik, lewat membaca, ikut workshop, dan sebagainya. Intinya jadikan itu bagian dari hidup seperti halnya kita makan dan minum.*** dhianynadya@gmail.com

DA acara musik yang seru pada Sabtu (22/4/2017) di Kiputih Satu gengs! Ada gelaran yang bertajuk ”Record Store Day”, satu perhelatan yang bertujuan untuk memperingati hari toko rilisan fisik. You know, ini bukan sekedar ajang untuk pamer aja lho, karena justru mengingatkan bahwa toko musik itu penting eksistensinya di Indonesia untuk mendukung musisi-musisi di Indonesia. Secara global, Record Store Day udah diadain selama 10 tahun berturut-turut. Kalo di Bandung sendiri, baru tahun ke 5 penyelenggaraannya. Kemarin kru belia berkesempatan buat ngobrol bareng Teh Iit a.k.a. Boit dari Omuniuum yang merancang acara ini. ”Karena udah 5 tahun di Bandung dan 10 tahun secara global, jadi untuk konsepnya sendiri sih lebih ke konsistensi ya. Pertimbangan guest stars sendiri sih karena di antara mereka ada yang rilis hari ini, dan karena acara ini tidak berbayar jadi ditanya dulu bandnya mau kerja sama atau nggak. Alhamdulillahnya band-band di Bandung ini sadar pentingnya toko musik buat menyebarkan musik mereka sendiri,” tutur Boit membahas tentang acaranya. Acara yang dimulai dari jam 12 sampe jam 9

malam ini diisi oleh beberapa band, di antaranya ada Polyester Embassy, Deugalih, Sisir Tanah, Under The Big Bright Yellow Sun, dan Collapse. Karena tempatnya emang mendukung banget untuk penampilan ala musik akustik, maka semua band mengubah konsepnya menjadi akustikan. Udah kaya piknik aja nih genks. Para pengunjung nontonnya pake tikar di atas hamparan rumput hijau. Enjoy banget, lho. Piringan hitam, kaset-kaset, dan merchandise yang dijual pun dari beragam musisi, ada musisi luar, musisi dalam negeri seperti Tulus, dan masih banyak lagi, berbagai genre musik baik jazz, pop, rock, maupun berbagai genre lainnya. Yang datengnya pun nggak kalah rame karena mereka langsung pada heboh membahas musik-musik. Apalagi antusiasme penonton yang menunggu band yang rilis juga hari Sabtu di Kiputih Satu tersebut. Karena sasaran event ini bagi mereka yang suka musik, jadi enggak sedikit juga orangtua yang datang untuk membeli kaset, tapi juga buat nonton! Kita tunggu Record Store Day tahun depan yuk, dan ditunggu kedatangan sobat Belia di sana, hehe.*** ismirjbnty@gmail.com

DALAM rangka ujian madrasah di MTs Al Fadliliyah Darussalam dan bertepatan dengan Hari Kartini, Jumat (21/4/2017), diadakan acara bakti sosial, seminar kebangsaan, lomba voli untuk putri, futsal untuk putra, serta fashion show untuk putri. Acara yang diikuti oleh kelas VII-IX ini bertujuan untuk menjaring siswa berprestasi dan meningkatkan jiwa Kartini modern yang mampu bersaing di masa depan.* Magfur Rosada/Al Fadliliyah Darussalam, Ciamis


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.