Epaper belia 25 november 2014

Page 1

19

SELASA (PON) 25 NOVEMBER 2014 2 SAFAR 1436 H SAPAR 1948

FOTO: KEKE

P

ERNAH mendengar guru kalbu? Ya, julukan tersebut disematkan pada seorang guru yang berasal dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yaitu Ibu Een Sukaesih. Buat kamu yang belum mengenalnya, bisa coba googling dan membaca beberapa artikel mengenai dirinya, dijamin sobat semua akan merasa sedih, prihatin, sekaligus malu pada diri sendiri. Betapa tidak, di tengah kondisinya yang lumpuh dan hanya bisa berbaring, Ibu Een betul-betul “mewujud” menjadi seorang guru yang benar-benar berusaha keras mengajari anak-anak tetangganya dengan penuh ketulusan dan tanpa pamrih sedikit pun. Murni hanya menginginkan agar anak-anak didiknya bisa memahami beragam ilmu untuk bekal hidup mereka kelak. Jiwa sebagai guru telah beliau perlihatkan pada kita semua, di tengah kondisinya yang serbaterbatas. Beliau senantiasa mengajari anak-anak didiknya agar menjadi manusia yang bisa bermanfaat bagi sesama, seperti yang beliau contohkan. Keterbatasan yang ada dalam dirinya tidak membatasi tekadnya untuk menjadi manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Karena, pepatah mengatakan bahwa nilai kemuliaan seorang manusia terletak pada seberapa bermanfaat dirinya bagi orang lain. Bagaimana dengan kita? apa hanya karena menumpuknya tugas yang guru-guru kita berikan setiap hari kita sudah merasa berhak untuk mengeluh? Apa hanya karena seorang guru menegur kita karena kita berbuat suatu kekeliruan kita lantas mundur dan malas pergi ke sekolah karena enggan bertemu dengan sang guru? Jika demikian adanya, mau jadi apa kita kelak? Hanya karena hal-hal yang justru jika kita kerjakan akan membuat kita pandai, cerdas, terasah, dan tahan banting di kehidupan mendatang. Contohlah Ibu Een, cobalah menjadi siswa kalbu, yaitu siswa yang senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, bertitik tolak dari dasar kalbunya, berangkat dari rasa penuh keikhlasan, diiringi tekad agar menjadi manusia yang mulia. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan penuh keikhlasan akan terasa ringan. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan tekad bulat akan dengan mudah diselesaikan. Untuk itu, demi masa depan kita sendiri, mulailah mensyukuri apa yang telah guru-guru kita lakukan untuk kita. Seperti halnya menjadi pelajar, sesunggguhnya untuk menjadi guru pun tidaklah mudah. Mungkin guru kita pun memiliki segudang permasalahan sebagai manusia biasa, Namun, mereka semua tetap konsisten mengajari kita banyak hal. Sudah waktunya kita berterima kasih kepada semua guru kita. Karena melalui perantaraan kerja keras mereka, kita bisa menjadi seperti sekarang ini. Sudah saatnya kita menjadi siswa siswi kalbu, mengerjakan semua tugas sebagai pelajar dengan didasari nilai-nilai kalbu. Ikhlas, tak kenal lelah, konsisten, serta pantang menyerah. Selamat Hari Guru dan selamat menjadi siswa-siswi kalbu!***

Quotes

Shilah Fiani I, SMP Kemala Bhayangkari Bandung.

DI Indonesia, 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional. Yep, tepat pada hari ini! Hayooo…. Apa yang kamu lakukan buat memperingati Hari Guru Nasional? Kasih hadiah kecil atau sekadar mengucap terima kasih pada guru favoritmu mungkin bisa jadi alternatif sederhana yang oke. Hmmm…. Selain itu, kayanya hari ini juga merupakan momen yang tepat buat mengingat kembali sejarah Hari Guru Nasional deh. Buat kamu yang lupa atau bahkan nggak tahu, nih simak aja sejarah singkat Hari Guru Nasional yang belia himpun dari berbagai sumber!

J

ADI nih ceritanya, pada 25 November 1945 silam, lahir organisasi yang bernama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). FYI, PGRI ini bukan organisasi guru pertama di Indonesia, loh! Sebelumnya ada Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) di tahun 1912 yang kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) pada

Guru Ideal Menurutmu Seperti Apa Sih?

1932. Pada masa berjayanya PGHB, meski saat itu Indonesia sedang dijajah bangsa Belanda, para guru pribumi sudah punya kesadaran kebangsaan dan semangat juang yang tinggi. That’s why, para guru dengan didampingi PGHB kala itu sudah berusaha mengusahakan persamaan hak dan posisi dengan orang-orang Belanda. Sampai akhirnya PGHB ini berubah nama jadi PGI yang cukup mengejutkan pihak Belanda. Gimana nggak mengejutkan, penyematan embel-embel “Indonesia” di nama organisasi guru ini adalah tindakan sangat berani yang tentunya nggak disenangi Belanda. Sebaliknya, bagi para guru yang tergabung di organisasi ini, perubahan nama tersebut adalah bentuk penegasan semangat kebangsaan. Keren, kan? Pada zaman pendudukan Jepang, seperti organisasi lainnya, PGI dilarang beraktivitas. Nah, barulah setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, digelar Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di Surakarta. Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Sebagai penghormatan kepada para guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 menetapkan hari lahir PGRI pada 25 November sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati setiap tahunnya!***

Siti Shabira, SMAN 14 Bandung GURU ideal tuh yang cara ngajarnya beda dari yang lain dan gampang dimengerti, trus yang enak diajak ngobrol atau sharing, dan yang liatnya dari proses selama kita belajar bukan dari nilai.

Yonatan Kristianto, SMAN 22 Bandung

hanifauziaramadhani@gmail.com

Guru Ideal Masa Kini

S

ETELAH ngebahas sejarah, sekarang kita bahas yang masa kini yuk! Ngomongngomong soal guru, siapa di sini yang suka bikin list guru-guru di sekolahnya, tentang guru yang paling baik, paling favorit, sampai paling killer? Hayoo, ngaku! Hehehe.... Di belakang kategori-kategori itu, kamu pasti punya kriteria-kriteria guru idaman dong? Nah, kru belia sempet ngobrol sama beberapa siswa sekolah nih tentang guru idaman mereka, salah satunya Kalia Nisrina dari SMAN 25 Bandung. Menurut cewek berambut pendek ini, guru ideal buat masa sekarang itu guru yang bisa mengikuti perkembangan zaman. ”Ya, misalnya kayak sekarang teknologi udah canggih. Nah, dalam pemberian tugas juga guru itu bisa memanfaatkan kemajuan teknologi. Terus anak-anak zaman sekarang kan kadang suka kecanduan teknologi, misalnya main game dan bermain gadget canggih, jadi malas belajar. Dari situ cara belajar pun harus disesuaikan, jadi lebih ada interaksi antara siswa dan guru, jadi guru bukan sekedar menerangkan, guru juga harus pandai pandai melihat mood siswanya. Misalnya bikin game yang berhubungan sama pelajaran, biar gak bosan,” ujar Kalia panjang lebar. Yakin deh kayaknya pada setuju sama pendapat di atas. Salah satu yang satu suara itu Yollanda Ambarriny. Menurut siswi kelas XI di SMAN 10 Bandung ini, guru idaman itu adalah guru yang bisa bikin nyaman, enggak ngebosenin waktu lagi ngasih materi, juga gak bikin ngantuk cara ngomongnya. Selain itu, kata Yolla, guru idaman itu gak boleh

kaku. “Jangan terlalu kaku, harus ngikutin zaman gitu lah. Kayak sekarang lagi zamannya internet. Nah, gurunya tuh harusnya ngebolehin muridnya ngegunain fasilitas internet buat ngerjain tugas,” ujar Yolla. Hmmm, ternyata itu toh pendapat dari sobat-sobat Belia. Kalau dari sisi gurunya gimana ya? Guru itu katanya memang harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi sekarang ada kurikulum 2013 yang memang menuntut peran aktif guru dan siswa. Menurut Ibu Lilis Suryani, guru di SMPN 5 Cimahi, guru juga harus berusaha memberikan yang terbaik. “Berusaha mendidik secara optimal, baik

dari segi mental maupun materi. Dari segi mental itu supaya siswa siap menghadapi tantangan, dari segi ilmu pengetahuan dan keterampilan agar siswa siap berkompetisi di masa yang akan datang,” tutur Bu Lilis. Wah, ternyata sehati ya para siswa dan guru. Siswa pengennya guru yang begini, eh ternyata para guru juga sedang menyiapkan diri biar jadi guru ideal masa kini. Jangan lupa juga, kebebasan yang diberikan guru itu harus dapat kita pertanggungjawabkan, lho. Kalau dibolehin pakai internet untuk bikin tugas, jangan malah copy-paste doang ya! Hehehe. *** dhianynadya@gmail.com

GURU yang bisa dibawa asyik, yang nggak terlalu serius banget, umurnya masih muda biar kalau ngobrol bisa nyambung sama kita, terus ngerti kehidupan anak muda zaman sekarang, jadi pengertian gitu.

Erika Kurniyanti Putri, SMAN 20 Bandung GURU yang ideal itu yang bukan nuntut buat jadi apa yang guru itu pengenin, tapi yang bisa ngebimbing muridnya jadi apa yang dia pengenin terus yang bisa ngertiin kekurangan masing-masing muridnya, kalo semua murid itu beda-beda potensinya.

Selvi Suryani, SMA Labschool UPI SOSOK guru yang ideal itu menurut aku sih guru yang bisa bikin muridnya nyaman diajar sama guru itu, yang ngertiin muridnya, terus guru yang tegas gitu hehehe. ***

Indeks:

g_tanjung@yahoo.com

20> Skul: SMK Negeri 3 Baleendah

21> MusicTerritory:

21>AKsi:

Bhinneka Tunggal Ika Movement 2014: Big Bang Show

”My Name Is Indonesia”

21>Gaya: Tetap Keren di Musim Hujan

22> Chat: Sheryl Sheinafia


20

SELASA (PON) 25 NOVEMBER 2014 2 SAFAR 1436 H SAPAR 1948 FOTO: KEKE

SMK Negeri 3 Baleendah

Sekolah Pantang Menyerah S

MK Negeri 3 Baleendah punya sejarah panjang yang membuktikan bahwa sekolah satu ini adalah sekolah yang pantang menyerah. Sebelum resmi menempati bangunan yang sekarang ditempati dan bernama SMK Negeri 3, sekolah ini cikal bakalnya adalah SPMA Baleendah yang dibawahi Dinas Pertanian dan sudah berdiri sejak tahun 1950-an. Pada 2001, SMK Negeri 3 Baleendah akhirnya diresmikan. Seperti yang dituturkan salah seorang guru yaitu Pak Catur Sujatmiko, masa awal berdirinya sekolah ini nggak begitu cemerlang. Untuk mendapatkan siswa pun sekolah ini kudu berjuang keras. Untunglah pada akhir 2006 SMK Negeri 3 Baleendah kedatangan kepala sekolah baru yang berdedikasi membuat perubahan di sekolah ini dan membawa influence baik bagi para pengajar lainnya, termasuk Pak Catur. ”Saya dan teman-teman waktu itu bikin film dokumenter tentang SMK Negeri 3 Baleendah dan dipublikasikan,” ujar Pak Catur mengenang masamasa perjuangan itu. Well, perjuangan kepala sekolah, Pak Catur, dan gu-

ru-guru lainnya nggak sia-sia. Di tahun ajaran berikutnya SMK Negeri 3 Baleendah membuka lima kelas. Bahkan periode 2008 hingga sekarang, peminat SMK Negeri 3 Baleendah membeludak dan terpaksa nggak menerima semua pendaftar. Sekarang, SMK Negeri 3 Baleendah punya jumlah siswa yang seimbang di tiga jurusannya; Pertanian, Pemasaran, dan Akuntansi. Prestasi pun terus digenjot di sekolah ini. Di ajang tahunan LKS (Lomba Kompetensi Siswa), SMK Negeri 3 Baleendah beberapa tahun terakhir cukup berjaya. Salah satu siswa dari jurusan Pertanian bahkan pernah meraih gelar juara pertama se-Indonesia. Cool! Jurusan lain pun nggak kalah kerennya karena pernah juga tembus sampai tingkat provinsi. Nggak hanya para siswanya, guru-guru SMK Negeri 3 Baleendah pun rajin menoreh prestasi dan kerap dikirim ke luar negeri untuk berbagai program. Tuh kan, semangat pantang menyerah yang diusung SMK Negeri 3 Baleendah sejak awal berdirinya ini berbuah manis!***

Guru Merangkap ”Doktor”

hanifauziaramadhani@gmail.com

Mereka yang Berprestasi

K

ETIKA kru belia tanya soal siswa berprestasi di SMK Negeri 3 Baleendah kepada pihak guru, belasan nama siswa disebutkan. Daripada bingung, akhirnya belia memutuskan untuk pilih dua orang dengan banyak perbedaan; beda jenis kelamin, beda sifat, dan beda bidang prestasi. Yang satu adalah Imas Sukmawati, cewek pemalu yang punya prestasi di bidang bahasa Inggris. Imas nggak raguragu diajak cas-cis-cus

speak in English. Minggu depan cewek yang hobi baca buku pelajaran ini akan berangkat ke Australia mewakili sekolahnya untuk stay selama tiga minggu dan belajar di sana. Keren! Nah, satu lagi adalah Dimas Dwi Pradika, cowok yang nggak malu-malu dan punya prestasi di bidang bela diri kempo. Yes, he’s an athlete! Dimas yang bercita-cita jadi tentara ini sudah pernah berlaga di porda meski akhirnya gugur di semifinal.

PAK Alamsyah Nurseha, dinobatkan oleh barudak SMK Negeri 3 Baleendah sebagai guru favorit mereka. Ia baru mulai mengajar di SMK Negeri 3 Baleendah pada 2011, tetapi sudah lama ada di sekolah ini. Sebelum akhirnya mengajar, Pak Alam adalah tenaga administrasi di SMK Negeri 3 Baleendah. Bahkan, ia bilang sempat jadi sopir dan staf tata usaha juga. Sekarang Pak Alam mengajar pendidikan agama Islam dan komputer. ”Citra guru agama kan ceramah terus, boring. Nah saya mencoba pendekatan lain ke anak-anak, tergantung suasana kelasnya,” gitu kata Pak Alam tentang cara ngajarnya. Ia juga jadi tempat curhat anak-anak sekolah ini dan selalu setia nemenin anak-anak yang berkegiatan sampai malam di sekolah. Nggak heran Pak Alam ini sering juga kudu ”doktor” alias mondok di kantor. Hihihi.

Adu Gengsi Antarekskul MENCARI satu ekskul terbaik di SMK Negeri 3 Baleendah bukan perkara mudah. Waktu kru belia datang ke sekolah ini, berbagai ekskul lagi membuat pameran tentang kegiatan dan karyanya. Masing-masing ekskul juga menampilkan kebolehannya di tengah lapangan. Ternyata, di sekolah ini memang anak-anaknya aktif banget mengikuti kegiatan ekskul. SMK Negeri 3 Baleendah punya 16 ekskul yang bisa dipilih oleh para siswanya sesuai dengan minat dan bakat. Sense of belonging anak-anak terhadap ekskul yang diikutinya pun lumayan tinggi. That’s why persaingan gengsi antar-ekskul cukup ketat di sekolah ini. Tapi tenang aja, adu gengsi ini justru memotivasi setiap ekskul buat lebih berprestasi dari yang lainnya. Jadi, kalau ditanya ekskul mana yang terbaik di SMK Negeri 3 Baleendah, jawabannya satu: semuanya!

Mi Ayam Paling Gaul NGOBROLIN soal jajanan favorit sama anak-anak SMK Negeri 3 Baleendah juga nggak kalah seru, loh! Soalnya, ternyata banyak banget jajanan enak nan murah yang jadi langganan anak-anak sekolah ini. Akhirnya, mi ayam Mas Robet yang jadi juaranya. Konon, selain mi ayamnya super yummy, murah, dan porsinya banyak, Mas Robet ini gaul banget, jadi anak-anak pada seneng deh. Gimana nggak gaul, Mas Robet yang sudah jualan mi ayam sejak 1987 ini aktif banget bermedia sosial. Facebook? Tentu punya! Twitter? Nggak ketinggalan juga! Mau pesan mi ayam tapi malas antre? Kirim BBM aja ke Mas yang satu ini. Tuh, kurang gaul apa coba?

HALO sobat Belia! Kita punya rubrik baru nih, namanya Snap! Shout! Di rubrik ini, kamu bisa kirim e-mail berisi foto dan caption singkat sesuai dengan tema yang belia tentuin. Nggak semua foto dimuat, dan hanya ada satu pemotret beruntung yang dapet hadiah! Buat yang belia pilih sebagai pemenang; kirimkan copy/scan kartu identitas serta nomer rekening Bank untuk administrasi transfer honorarium ya!

Tema Minggu depan: HIV/aIdS

S

EBERAPA pahamkah kamu tentang HIV/AIDS dan cara penularan serta pencegahannya? Sok kirimin cerita Belia yang paling seru dan enggak bokis ke Redaksi belia, paling lambat hari Jumat (28/11/14) ke Kantor Redaksi ”Pikiran Rakyat” Jln. Asia Afrika No. 77 Bandung. Bisa juga lewat e-mail ke: belia@pikiran-rakyat.com. Inget, yang bukan pelajar dilarang ambil bagian! Opini yang dimuat melalui email mendapat merchandise dari Pikiran Rakyat. (Hub. Bag. Marcomm Jln. Asia Afrika No. 77 Bandung) dengan menunjukkan kartu pelajar. Jangan telat ngirimnya ya!***

Guru Idaman Pemenang! Al Qadr R., SMPN 3 Rancaekek

Tema Minggu Ini: Guru IdaMan

Apita Glory [apitaglorykalani01@gmail.com] GURU idaman? Guru-guru sekarang mungkin sudah jauh berbeda dengan jaman dulu. Seperti lebih dekat dengan murid-muridnya. Guru idaman saya juga seperti itu, yang tetap santai mengajarnya. Apalagi kalau belajar sambil mengadakan kuis-kuis gitu. Saya juga suka kalau guru-guru yang mengajarnya suka membuat anak muridnya tertawa. Akan tetapi, jangan terlalu sering juga. Nanti malah bukan belajar. Karena menurut saya, dengan belajar seperti itu materi yang diajarkan guru lebih gampang dimengerti.

Christianto S, SMAK 1 BPK Penabur Bandung MENURUT saya guru yang keren itu adalah guru yang mampu menuntun anak didiknya menjadi orang yang sukses. Selain itu mengajarkan ilmu pengetahuan seorang guru juga harus mampu membentuk karakter dan perilaku anak didiknya karena itu adalah tugas pendidikan. Semoga dengan adanya pergantian menteri pendidikan , guru - guru yang ada di Indonesia pun dapat lebih menunjukan karyanya dalam dunia pendidikan.

Syafa Mahfuzhah WM Fahrezi, kelas IX, SMPN 30 Bandung

Najmah Shafa Zahirah, SMP Al-Ma’soem MENURUT saya, guru idaman itu yang memiki sifat baik, ramah kepada murid-muridnya, tidak membosankan, interaktif, menyenangkan, penyayang, penyabar, tidak marah-marah, tetapi tegas pada waktunya, mengerti apa yang muridnya inginkan, tidak mengacuhkan muridnya, jangan terlalu serius pada saat-saat tertentu, dan yang pasti jarang memberikan tugas, dan jika memberi tugas jangan banyak-banyak.

Ade Muhammad Alif, SMAN 1 Subang MENURUT saya guru idaman itu yang bisa diajak curhat, penuh kasih sayang, ngertiin muridnya, tegas, dan kalo nerangin gak ribet (bertele tele). Guru itu kan orangtua di sekolah, jadi dia juga harus sayang sama murid selayaknya anak sendiri. Kalo anaknya ngerasa nyaman dan disayangi, pasti proses pembelajarannya juga lancar.

Wulandari Septiani, XII IPA 1 SMAN 1 Banjaran

Dede Sandi Rahmat, XI IPS 2 SMAN 1 Cibinong, Cianjur Selatan

Sean Samuel, SMAK Gamaliel KRITERIA guru idaman itu tidak terlalu penting, yang paling penting itu adalah seorang guru harus bisa mengajar dan apa yang diajarkan itu mudah dimengerti karena bila kalian mendambakan sesosok guru idaman dipastikan kalian akan kecewa dalam beberapa bidang tertentu. Apakah nyaman bila belajar dengan perasaan kecewa?

Vittorio Vincent, SMP Santo Mikael MENURUT aku sih, guru idaman itu yang tidak bokis (lebay), penjelasannya gampang dicerna dan diinget, serta tidak juga pelit nilai, dan tidak membeda-bedakan satu sama yang lainnya.

Gita Naomilia, SMAK 3 BPK Penabur Bandung GURU yang saya idamkan adalah guru yang mengajar dengan penuh senyuman dan selalu mengatakan hal-hal yang dapat membangun setiap anak muridnya, dan juga yang saya idamkan dari seorang guru adalah agar selalu sabar dalam menghadapi setiap murid yang memiliki karakter yang berbeda.

Immareta, VIIID/14, SMPK 5 BPK Penabur GURU idamanku itu. Saat ngasih tugas untuk kita kerjain di sekolah, terserah kita mau ngerjainnya bagaimana. Boleh duduk di lantai, boleh sambil nanya ke teman, atau dengan cari di internet.

Ancella Stefany, SMKK Farmasi BPK Penabur Bandung MENURUT saya guru idaman itu tidak hanya pandai dalam mengajar di depan kelas. Akan tetapi, juga dapat memberikan teladan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Tidak hanya itu saja, guru idaman juga harus berpengetahuan luas, peduli kepada muridnya yang kurang, dan selalu memberi semangat atau motivasi. Mereka harus bisa menjadi orangtua kedua bagi para muridnya, sehingga para siswanya merasa nyaman dan aman ketika berada di sekolah terlebih ketika dekat dengan guru tersebut. Selamat Hari Guru Nasional.***

BUAT Belia yang tulisannya dimuat (Inspirasi dan Insight), kalo mau ngambil honor silahkan kirim nomor rekening dan nama banknya, ya. Jangan lupa, tulis juga tulisan yang dimuat apa, siapa penulisnya, dan terbit di belia edisi berapa. Sertakan scan identitas berupa KTP atau kartu pelajar. Nanti honor tulisannya kru belia transfer. Nah, kalo yang dimuat di SHP, akan mendapat merchandise dari Pikiran Rakyat.


21

SELASA (PON) 25 NOVEMBER 2014 2 SAFAR 1436 H SAPAR 1948 FOTO: DOK.

FOTO: KEKE.

”My Name Is Indonesia”

Generasi Muda Penentu Bangsa

H

AYOOO, apakah sobat Belia adalah generasi muda Indonesia yang peduli akan masa depan? Pastinya dong! Sebagai pemuda pemudi Indonesia nih, kita itu wajib banget menjaga persatuan bangsa. Gak cuma itu nih, sebagai generasi muda, kita juga harus memikirkan masa depan kita. Kira-kira kayak apa ya? Nah, Janis Production memberikan solusinya nih! Selama tiga hari, bertempat di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Dago Teahouse Bandung, diadakan Pergelaran Kolosal Kabaret ”My Name Is Indonesia - Generasi Muda Bangsa”. Apa sih itu? Yuk kita simak! Kabaret ”My Name Is Indonesia” ini adalah suatu pertunjukan edukatif yang menghibur dan mengandung pesan moral tanpa menghilangkan unsur hiburannya. Nah, di kabaret ini, ada enam sekolah loh yang berpartisipasi. Ada Betops Kabaret SMAN 9, Teater 420 SMAN 4, Paslibels SMAN 15, Skakmat Kabaret SMKN 4, Serat Kabaret SMA Darul Hikam, Angkasa Kabaret dari SMA Angkasa, dan ada penampilan dari Jaris Star-nya. Nah, pada Kamis 20 November 2014 lalu, Belia berkesempatan untuk menonton penampilan dari SMA Angkasa. Pintu teater yang dibuka pada pukul 14.00 langsung diramaikan oleh temen-temen dari SMA Angkasa yang gak sabar buat nonton kabaret sekolahnya. Kursi teater sendiri dibagi menjadi dua, penonton dan undangan. Kursi undangan disediain buat guru dan orangtua murid yang tampil. Sangking penuhnya, kursi teater

Peringatan Hari Pohon Sedunia SMAN 27 Bandung

Menebar Virus Cinta Lingkungan

K

ITA semua tahu kalau pohon merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan kita. Pohon itu dapurnya oksigen yang berguna untuk pernapasan kita. Makanya, barudak SMAN 27 Bandung ramerame memperingati Hari Pohon Sedunia pada 20-21 November 2014 kemarin. Acara yang berlangsung selama dua hari itu diisi dengan berbagai kegiatan bertema pohon dan cinta bumi. Hari pertama, ada berbagai lomba kreativitas siswa seperti menghias tong sampah, membuat poster, membuat slogan, menulis dan membaca puisi, menulis esai, dan aransemen lagu. Ada juga lomba Trash Fashion, yaitu membuat pakaian yang berasal dari benda-benda tak terpakai dan dirancang jadi baju-baju keren. Sambil diiringi lagu-lagu yang liriknya bertema “pohon” mereka mempresentasikan hasil karyanya depan para juri layaknya model catwalk lho, hihihi. Kegiatan di hari selanjutnya yang merupakan puncak acara juga gak kalah seru. Dibuka dengan penanaman pohon secara simbolis oleh sejumlah pejabat Pemerintah Kota Bandung yang hadir seperti perwakilan kepala Dinas Pendidikan, BPLHD, Dinas Pertamanan, dan Dinas Pertanian. Penanaman pohon juga dilakukan Camat Gedebage, Lurah Rancanumpang, Komite Sekolah, Pengawas, dan Kepala SMAN 27 Bandung. Para siswa juga melakukan Gerakan Pungut Sampah alias GPS. Itu looh, gerakan yang dipelopori Wali Kota kita Pak Ridwan Kamil. Selain itu, acara makin semarak oleh penampilan siswa siswi SMAN 27 yang tergabung dalam grup angklung dengan medley lagu-lagu Sunda. Dilanjut dengan aksi teatrikal “Lestarikan Pohon Selamatkan Bumi” yang menceritakan bumi yang dirusak oleh tangan-tangan manusia lewat penebangan pohon yang gak ramah lingkungan, buang sampah sembarangan dan yang akhirnya membuat kerusakan lingkungan. Pesan moralnya dapat banget. Bikin kita sadar bahwa kita harus menyelamatkan bumi, salah satunya dengan menanam, memelihara, dan melestarikan pohon. Menurut pihak sekolah yang diwakili Ibu Heti Aisah, peringatan Hari Pohon ini merupakan bagian kecil dari kegiatan Adiwiyata SMAN 27 Bandung yang bertujuan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, kegiatan ini juga menekankan kalau menjaga lingkungan itu bukan cuma petugas kebersihan, tapi tugas dan tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa. Lebih jauh, Bu Heti berharap kegiatan yang dikondisikan di sekolah ini dapat menumbuhkan karakter siswa yang cinta lingkungan serta menjadi virus cinta lingkungan untuk lingkungan tempat tinggal siswa. Nah, setuju pisan ini mah, ya? Mari kita ikutan menebar virus cinta lingkungan! *** dhianynadya@gmail.com

sampai gak cukup buat menampung penonton! Wah, Belia jadi excited banget melihat keramaian itu. Durasi setiap penampilan sendiri kurang lebih satu jam. Alur ceritanya unik banget, ada Indonesia tempo dulu dan sekarang. Jadi, awalnya ada tokoh Indonesia jadul yang bernarasi tentang bagaimana keadaan Indonesia sekarang ini. Lalu, cerita menyambung ke kehidupan pelajar Indonesia sekarang yang memprihatinkan. Walaupun kabaret ini memperlihatkan sisi negatif pelajar, pesan moral yang disampaikan menurut Belia kena banget nih. Pesannya juga banyak loh yang bisa ditangkap, pertama adalah persatuan pelajar antarsekolah. Jauhin deh hal-hal terlarang yang bisa merusak masa depan. Karena generasi muda adalah penentu bangsa ini. Tuh, keren banget gak sih makna dari kabaret ini? Penampilan tementemen dari SMA Angkasa yang juga ekspresif banget, menjadikan unsur hiburannya tetap tidak hilang. Ketika ditanya oleh Belia mengenai tema ”My Name Is Indonesia” yang diangkat, Teh Lilis Karmilawati selaku VP Markering Jaris Production menjawab, ”Anak-anak muda sekarang tuh butuh ditampar sama ini loh realnya Indonesia, ya terserah kamu mau masa depan yang seperti apa.” Semoga penampilan di tahun-tahun depannya makin menginspirasi ya!*** g_tanjung@gmail.com

Belajar Bercerita Bersama Rumah Cerita Bandung

D

OKTER hewan, pilot militer, dosen bahasa, desainer fashion, dan pengusaha batik hanya sekian dari cita-cita yang tertulis di karton pink yang dimiliki masing-masing peserta workshop menulis bersama Rumah Cerita Bandung. Workshop yang diadakan pada Minggu (16/11/2014) ini diikuti oleh sekitar 30 siswa yang berasal dari berbagai SMP di Kota Bandung. Workshop ini merupakan rangkaian ketiga setelah di dua sesi sebelumnya peserta mendapat materi dan latihan dengan tema berbeda. Di workshop ketiga ini, para peserta harus menuliskan cita-cita mereka di selembar karton. Selanjutnya mereka harus berpikir seakan-akan 30 tahun yang akan datang mereka sudah mencapai cita-citanya dan menjadi orang sukses dan bakal diwawancarai oleh teman mereka. Teman yang kebagian wawancara tugasnya adalah mengupas sebanyak mungkin hal-hal berhubungan dengan si orang sukses dan menuliskan profil orang tersebut. Wih, seru banget lho. Ada yang pura-pura jadi wartawan dan ada yang berlaga sebagai orang sukses. Psst, semoga nanti beneran terwujud ya! Aamin! Workshop yang dimulai dari pukul 10 pagi ini memang mengasyikkan. Setelah selesai menulis profil, kertas-kertas berisi tulisan mereka dikumpulkan untuk nantinya dijilid menjadi sebuah buku. Selain itu, para peserta juga menceritakan alasan kenapa memilih cita-cita mereka. Hebat-hebat lho. Ada yang pengen jadi pengusaha batik supaya bisa melestarikan batik, ada yang mau jadi ahli patologi biar tahu seluk beluk penyakit, ada yang mau jadi pesepak bola

nasional biar bisa bawa nama Indonesia di kancah dunia, dan masih banyak lagi. Menurut Kak Kesha salah satu inisiator Rumah Cerita Bandung, workshop ini memang bertujuan untuk memberikan pendidikan literasi buat anakanak. ”Selama ini memang sudah banyak sih yang ngasih pendidikan literasi, tapi banyaknya di bidang membacanya sementara di tulisan belum banyak yang menggarap. Padahal writing skill atau kemampuan menulis itu juga kan penting. Makanya di sini kami ingin melatih anak Indonesia supaya mampu mengekspresikan apa yang mereka rasakan atau pikirkan melalui menulis,” ujar Kak Kesha. Lebih jauh lagi, katanya, anak Indonesia itu kalau dibandingkan sama temen-temen di negara lain ini masih sangat pemalu dan suka gak percaya diri. Padahal kemampuan dan potensi anak Indonesia itu sebenarnya sama sekali gak kalah bahkan lebih hebat. Makanya, ada syarat utama untuk ikutan workshop Rumah Cerita ini, yaitu gak boleh malu-malu. Di akhir workshop, selain dikasih tugas untuk pertemuan selanjutnya, ada hal lain yang dilakuin sama para peserta. Mereka mengikat citacita yang mereka tulis di karton tadi ke balon gas dan menerbangkannya. Harapannya semoga cita-cita mereka bisa terbang setinggi balon-balon itu. Waaah, seru banget! Semoga rangkaian selanjutnya gak kalah seru ya. Sampai jumpa di workshop selanjutnya!***

FOTO: KEKE.

dhianynadya@gmail.com

Tetap Keren di Musim Hujan

Lifelong Education

W

hii, sudah masuk musim hujan. Saatnya kamu ngeluarin semua koleksi jaket, sweater, cardigans, hoodie, sampai payung andalan untuk melindungimu dari dinginnya udara musim hujan. Ehm, ada yang masih kebingungan pengen punya jaket model apa? Simak gaya berikut, siapa tau nemu yang cocok!

1 2 3

#Jaket Parasut Kamu yang malas membawa payung, paling cocok pake jaket berbahan parasut. Jaket kayak gini dijual dengan berbagai model dan warna, kamu tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan aja. Oiya, pilih yang bahan dan jahitannya kuat ya.***

7

tisha_belia@yahoo.com

1

2

#Sweater Rajut Biarin deh, dibilang kayak oma-oma or opa-opa, yang penting kamu terhindar dari masuk angin! Sweater rajut sekarang banyak juga yang motifnya keren, nggak melulu kudu polos dan tebal. Pilih yang sesuai kebutuhan. Sayangnya, sweater kayak gini kurang cocok untuk menembus hujan.

John Dewey

B

Sekolah dan guru Saat menyebutkan kata ”guru”, harus diakui saat ini masyarakat kita mengasosiasikannya dengan sekolah. Tidak bisa dimungkiri, pendidikan kita saat ini masih bergantung dengan sekolah sebagai pilihan paling umum sebuah bentuk transfer nilai-nilai. Masyarakat masih berharap sang ”murid” akan memiliki bekal untuk menjalani hidup (yang diharapkan) dalam tatanan masyarakat tertentu. Saya setuju, guru adalah ujung tombak pendidikan di sekolah, dan menjadi salah satu titik yang paling penting dalam pembelajaran. Guru adalah orang di balik layar yang merencanakan sebuah proses yang menjadi sistem-

6

#Hoodie Percayalah, hampir semua pernah atau punya hoodie. Model klasik dengan tudung kepala, bersleting atau nggak, tetep keren dan bisa bikin tubuh tetap hangat.

”Education is not preparation for life. Education is life itself.”

AGI yang berkecimpung di dunia pendidikan, petikan di atas tentu tidak asing bagi kita. Nama John Dewey ini cukup sering lalu-lalang di banyak artikel dan buku-buku pendidikan. Beliau bukan hanya dikenal sebagai tokoh pendidikan dan psikolog, tetapi juga diakui sebagai seorang filsuf, jurnalis, dan politikus. Saat memahami dan mengintepretasi sebuah petikan, kita perlu mencoba untuk melihat konteks bagaimana petikan itu bisa muncul: Siapa yang menuliskannya? Bagaimana latar belakangnya? Apa tujuannya? Apa makna pendidikan untuk beliau? Persiapan macam apa yang dimaksud di situ? Kali ini saya hanya mencoba untuk mengambil makna di ”kulit”-nya saja dahulu. Ketika kita terus belajar dan membiasakan untuk mengambil makna dalam setiap kejadian dalam hidup kita, ya betul, education is life itself. Sebuah pendidikan yang ”tidak disengaja”. Kita menjalani apa yang menjadi ketetapan Tuhan. Melalui berbagai kesempatan, ujian, cobaan, Tuhan ”mendidik” kita menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi. Naik kelas dengan ujian yang lebih berat. Tinggal bagaimana kita menjadikan diri kita sebagai murid kehidupan. Bagaimana kita menjalani kehidupan adalah sebuah proses belajar. Akan tetapi, mengapa saat itu beliau berpikir bahwa sebagian orang menganggap pendidikan itu sebuah persiapan untuk hidup? Apa mungkin pendidikan yang dimaksud itu adalah sekolah? Sepertinya kita perlu mengingatkan kembali bahwa pendidikan itu tidak hanya sekolah. Sekolah hanya salah satu bentuk pendidikan yang ”disengaja”.

#Zip up Jacket Jaket model gini udah pas banget buat ngadepin musim hujan. Selain melindungi dari angin, zip up jacket dengan model high neck ini keren dipake.

FOTO: IKAPTMUNSRI.COM

atis dan terstruktur dengan metode-metode yang terencana sehingga murid bisa mempelajari beberapa hal tertentu lebih ”cepat” dibandingkan jika kita tidak bersekolah. Namun, belajar yang ”disengaja” ini juga bisa saja tidak melalui sekolah, misalnya saat kita meniatkan diri untuk merekayasa sebuah proses belajar. Kita tinggal mencari ”guru” yang sesuai untuk membantu proses belajar kita. Setiap orang adalah guru Saat kita membahas tentang seorang guru, kadang kita lupa bahwa guru tidak hanya orang-orang yang mendidik kita di sekolah. Kalau kita menilik kembali arti sebenarnya dari kata guru yang berasal dari bahasa Sansekerta, penghilang kegelapan, atau sebuah ”perjalanan” dari gelap menuju terang, setiap orang yang kita jumpai bisa menjadi guru. Melalui salah satu kacamata saya, sekolah sejatinya menjadi salah satu tempat penempaan di mana muridnya akan lebih berproses menjadi ”manusia”, tempat mendidik diri menjadi pembelajar seumur hidup. Sekolah bisa membangun ”guru-guru” yang baik, tidak hanya untuk orang lain, tetapi lebih penting bagi dirinya sendiri. Berusaha lebih baik di setiap waktunya, mengembangkan kemampuan dalam memanfaatkan akal dan hati kita untuk menjadi ”manusia”, terlepas dari pendidikan macam apa yang dilewati. Sengaja ataupun tidak disengaja. Di Hari Guru kali ini, saya ingin mengucapkan terima kasih untuk guru-guru saya, semua orang yang saya kenal dan tidak kenal yang membantu saya untuk melenturkan dan mengembangkan diri, yang terutama muridmurid saya di Rumah Belajar Semi Palar yang selalu membuat saya banyak belajar. Selamat Hari Guru! *** Ardanti Andiarti | @mbakdan | cinnamome37.blogspot.com Staf pengajar di Rumah Belajar Semi Palar, Bandung

#Cardigans Ini pasti favoritnya cewek-cewek. Cardigans ini sebenernya bisa dipakai saat udara nggak terlalu dingin, karena biasanya berbahan rajutan tipis. Kurang direkomendasikan sih, untuk menembus hujan. Tapi buat gaya, tetep juara!

4

3

#Parka Nah, kamu yang berangkat sekolah memakai motor, parka cocok banget untuk bikin badan kamu tetap hangat, dan tentunya terlihat gaya. Nggak hanya untuk momotoran, dipakai untuk nonton konser outdoor or jalan-jalan juga oke.

4 5

#Jaket Jeans Hampir sama kayak cardigans, jaket ini kayaknya punya fungsi utama untuk gaya aja. Tapi ada beberapa merek yang melapisi jaket jeans dengan bahan yang lebih tebal, jadi nyaman juga untuk udara dingin.

5

FOTO: PINTEREST

6

7


22

SELASA (PON) 25 NOVEMBER 2014 2 SAFAR 1436 H SAPAR 1948 FOTO: KEKE

Review Buku Penulis Tebal Penerbit Rating

An Abundance of Katherines

: John Green : 318 halaman : Gramedia :

B

UKU ini bercerita tentang Colin Singleton, seorang remaja cowok dengan segala permasalahan hidupnya. Salah satu masalah terbesarnya adalah, seperti umumya anak baru gede lain, yaitu percintaan. Nggak seperti orang-orang lain yang sering kali jatuh cinta pada lawan jenis karena penampilan fisik, Colin jatuh cinta berdasarkan linguistik. Kedengaran aneh? Well, Colin memang aneh. Cowok jenius satu ini hanya jatuh cinta pada cewekcewek yang bernama Katherine. Harus Katherine loh, nggak boleh beda satu huruf pun. Nggak hanya itu yang bikin pusing. Colin selalu dicampakkan oleh para Katherine ini. Setelah diputuskan oleh Katherine ke-19 yang dipacarinya, Colin melancong bareng sahabatnya. Perjalanan tersebut ia jadikan ajang pembuktian teori matematika yang dia buat sendiri untuk memprediksi hubungan asmara apa pun, menolong mereka yang dicampakkan, dan menggaet

Review CD Artist Label Durasi Rating

pujaan hati. Anyways, seperti buku-buku karya John Green lainnya, An Abundance of Katherines ditulis dengan gaya bahasa yang enak banget buat dibaca. Karakter yang ada di dalam buku ini pun kuat banget, meski agak kurang realistis. Jadi, nggak seperti permasalahan-permasalahan yang dibahas di buku ini, kalau tokoh sih kurang relatable dengan kehidupan nyata remaja. Banyaknya penjabaran tentang persamaan matematika di buku ini membuat An Abundance of Katherines terkesan berat. Padahal nggak, kok. Buku ini punya jalan cerita seru yang dan nggak ngebosenin. Selain itu, di awal cerita buku ini alurnya lambat banget. Meski begitu, jangan buru-buru menyerah dan tutup buku, ya! Kisah-kisah yang diceritakan di bab-bab selanjutnya akan membayar kejenuhan bab-bab awal. Selamat membaca!***

Gitar, yaa. Pokoknya nggak bisa lepas aja! Aku pokoknya oke banget lah kalo ada gitar. SIAPA yang gak kenal sosok cewek manis berambut panjang yang sore-sore sering nongol di salah satu acara musik televisi swasta? Yap, dia Sheryl Sheinafia. Cewek berumur 17 tahun ini memang lagi sering wara-wiri di TV, lagunya juga sering kita dengar. Kru belia sempat ngobrol-ngobrol sama cewek yang lagi sibuk nyiapin album teranyarnya ini, mangga rada disimak...

hanifauziaramadhani@gmail.com

Super Critical

: The Ting Tings : Finca (2014) : 31 menit 38 detik :

I

NI dia album terbaru dari duo Katie White dan Jules De Martino, ”Super Critical”. Duo asal Manchester ini yang lebih populer dengan nama panggung The Ting Tings ini, merilis album ketiganya di 2014 ini setelah sebelumnya merilis ”Sounds from Nowheresville” yang kurang sukses di tahun 2012. Disebut kurang sukses, karena debut album mereka pada 2008 silam, ”We Started Nothing”, sangat berhasil secara komersial dan menghasilkan banyak lagu hits. Anyways, ”Super Critical” nawarin warna pop yang sedikit berbeda kalo dibandingin dengan album-album The Ting Tings sebelumnya. Jika di debut album mereka banyak warna punk, rock, dan sedikit dance yang ”mentah” dimasukkan ke dalam lagulagunya, dalam album ini The Ting Tings terdengar lebih matang meskipun influence yang tadi udah disebutin tadi masih nggak mereka tinggalin. Namun mungkin energi agresif yang jadi kekhasan dari mereka, sedikit memudar. Tone dari lagu-lagu mereka jadi lebih kalem, seolah me-

Review Film Pengisi Suara Sutradara Produksi Durasi Rating

SHERYL SHEINAFIA

Katanya sekarang lagi sibuk sama album keduanya ya? Iya, sekarang ini Sheryl sedang siapin album baru, lagi fokus juga ke single pertama di album itu... Wah, kapan launching nih? Pengennya sih di bulan November ini, doain ya.

nunjukkan kedewasaan musikalitas mereka. Lagu-lagu mereka di album ini tetep catchy, tetapi bukan type lagu yang punya hook yang siap mengait pendengar lagunya di saat pertama kali dikupingin. Lagu-lagu ”Super Critical” sangat enjoyable, pelanpelan masuk ke dalam sanubari, dan nempel terus di benak pendengarnya. At least itu yang kru belia alamin. Recommended track di album ini adalah ”Super Critical” yang sangat groovy, ”Green Poison” yang sangat funky, dan tentu saja single album ini ”Wrong Club”, satu lagu dancey yang sangat catchy dan menyenangkan. Ditambah lirik lagu yang nakal dari Katie White, voila! Sempurna deh kombinasi keseruan musik pop ala The Ting Tings yang siap buat disantap dari album ini!***

Apa aja nih yang disiapin selain untuk single? Lagi planning videoklipnya, single barunya juga. Aku kerja sama sama vidografer yang keren-keren. So, i’m so excited. Hmm, oke. Eh, hampir di setiap penampilan Sheryl selalu bawa gitar. Apa sih arti gitar buat Sheryl? Gitar, yaa. Pokoknya nggak bisa lepas aja! Aku pokoknya oke banget lah kalo ada gitar. Memang main gitar sejak kapan? Dari umur tujuh tahun. Aku anak rumahan, jarang ngemal atau apa. Jadi aku lebih tertarik main musik dan gitar itu kan alat musik dasar yang selalu ada di kelas musik kebanyakan. Aku suka. Siapa yang pertama kali ngenalin gitar? Hmm, siapa ya. Dulu awalnya aku lagi main basket di rumah, kebetulan ada suara gitar deket situ, aku cari eh ternyata satpam aku. Terus aku minta ajarin. Ngomong-ngomong kan sekarang Sheryl ngehost dan bermusik juga, kalau boleh pilih mana yang paling disuka? Hosting itu sebenernya nggak jauh beda sama dunia aku, aku bareng gitar aku juga, jadi sebenernya hosting itu kaya aku lagi ngobrol aja sama si Boy (William). Kayak percakapan sehari-hari, bahas musik, jamming, aku banget dua-duanya.

syauqy_belia@yahoo.com

Boy William itu... Mentor aku! Dia juga lebih pengalaman dari aku. Kenal sejak kapan? Pas aku masuk ”Breakout” baru kenal dia, tetapi chemistrynya udah dapet banget.

Big Hero 6

Topik favorit kalau ngobrol sama Boy? Aku sama Boy orangnya nggak suka ngomongin gosip atau apalah. Mending ngobrolin something fresh, fokus ke lagu baru, hal-hal yang baru...

: Scott Adsit, Ryan Potter, Daniel Henney, TJ Miller : Don Hall, Chris Williams : Walt Disney (2014) : 1 jam 32 menit :

Cita-cita pengen manggung di mana? Pengen di seluruh tempat dari Sabang sampai Merauke!*** dhianynadya@gmail.com

D

UH seneng deh punya sahabat! Akan tetapi, kalau sahabatnya sebuah robot kira-kira gimana ya? Yep, itulah kehidupan Hiro, si bocah Jepang jenius yang maniak banget sama hal-hal yang berbau dengan robotics. Film animasi Walt Disney emang nggak ada matinya ya! Ya nggak, sobat Belia? Dengan berlatar belakang Jepang, film ini dikemas secara apik banget, menawarkan cerita yang mengharukan. Hiro adalah anak laki-laki yang sangat gila teknologi dan banyak menghabiskan waktunya dengan mengotak-atik robot-robotan. Tadashi, kakak dari Hiro, melihat banyak potensi banget nih dari adiknya. Akhirnya, Tadashi membawa Hiro ke laboratorium robot di universitasnya. Di sana, Hiro bertemu dengan temantemannya Tadashi, ada GoGo Tamago, Wasabi, Honey Lemon, Fred, dan Baymax, robot yang mengurusi kesehatan para robot-robot lainnya. Hiro semakin tertarik tuh, sampai-sampai ia mendaftar ke universitas itu. Dengan mempresentasikan keahliannya, Professor Callaghan, kepala dari jurusan yang Hiro tuju sangat terkesan. Dengan bakat yang dimiliki oleh Hiro, ia pun diterima. Sayangnya kebahagian Hiro tiba-tiba hilang. Kebakaran yang menimpa universitasnya membuat

Tadashi dan Professor Callaghan meninggal dunia. Hiro seketika menarik diri dari orang-orang sekitarnya. Suatu hari, Hiro menemukan sebuah microbot di jaketnya, dan dengan tidak sengaja mengaktifkan Baymax. Baymax yakin bahwa microbot itu menuntunnya dan Hiro ke sebuah gudang yang tidak terpakai lagi. Di situ, Hiro menemukan kalau seseorang sedang mencuri karya Hiro. Hiro pun langsung mengubah Baymax layaknya robot tempur. Ia pun membuat satu tim beranggotakan Gogo, Wasabi, Honey, dan Fred untuk melawan penjahat itu. Pertempuran itu terjadi di sebuah pulau di mana mereka menemukan suatu lab. Di pulau itu baru ketahuan kalo ternyata tokoh jahatnya adalah orang yang sebelumnya dikenal Hiro. Gimana kisah Hiro selanjutnya? Mangga ditonton sendiri aja ya! Menurut kru belia, film animasi ini jalan ceritanya seru banget! Ada bagian lucunya, sedih, seru, menegangkan, semuanya ada deh. Ditambah lagi penampilan Baymax yang kata anak zaman sekarang tuh gemay banget. Nggak nyesel deh kalo sobat Belia nonton film ini!*** g_tanjung@yahoo.com

#LuckyFridayNight

LOOKATS MARKET 28-30 November 2014

Bandung, 28 November 2014 Padepokan Seni Mayang Sunda Jalan Peta Lingkar Selatan No. 209 Open Gate: 6.30 PM With: - Mocca - Littlelute - KelasMocca - Indra Kusumah (B.I.O.) - Chips4Brkfst FREE! info at www.swingingfriends.org

P1 Area Trans Studio Mall Bandung Info: @LOOKATSMarket

Bandung Berisik 29 November 2014 Lap. Brigif Cimahi

Burgerkill Jasad Down For Life Rosemary Taring Seringai Alone At Last And many more! Info: @3HUNDRD @BandungBerisik Note: 18+


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.