Epaper belia 6 Mei 2014

Page 1

19

SELASA (KLIWON) 6 MEI 2014 6 RAJAB 1435 H RAJAB 1947

Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com

FOTO: KEKE

”Semua materi uji dalam setiap babaknya disesuaikan dengan apa yang dipelajari di sekolah alias mata pelajaran produktif di SMK Farmasi, di antaranya Ilmu Resep, Farmakologi, dan Farmakognosi.”

Gimana Kesan Kamu tentang Olimpiade Farmasi Ini? Komang Devani, SMK BPK Penabur Bandung, kelas XI-A

ACARA ini sebenarnya bagus, hanya soal yang diberikan itu-itu saja, tiap tingkatan gak berbeda. Menurut saya, keseluruhan udah bagus juga ramai, tapi ke depannya harus lebih naik, lebih ada tantangannya gitu.

Iis Rika, SMK PGRI 2 Cimahi, kelas X Farmasi I SENENG. Ada seminarnya juga jadi bisa nambah motivasi, terus nambah pengalaman juga. Lombanya juga seru. Ikut ini gak rugi soalnya pengetahuan kita jadi bertambah.

Berharap Jadi Insan yang Kaya Ilmu dan Kaya Hati

J

IKA kita lihat beberapa berita yang berhubungan dengan dunia pendidikan baru-baru ini, sungguh menyedihkan. Maraknya pelecehan seks pada anak-anak usia sekolah, bocornya soalsoal UN, hingga pada kejahatan pembunuhan yang dilakukan oleh anak yang masih berusia sekolah menengah, sungguh mengerikan sekaligus sangat menyedihkan. Mengapa ini bisa terjadi? Mengapa justru di lingkungan anak-anak yang seharusnya masih sibuk dengan pendidikan, tetapi kejahatan malah makin marak terjadi? Apakah ada suatu pendidikan yang gagal disampaikan atau gagal dipahami para pelaku kejahatan itu? Dari kejadian-kejadian tersebut, rasanya pepatah ”knowledge is power, but faith is more” (pengetahuan itu adalah suatu kekuatan, tetapi keimanan memiliki kekuatan yang lebih) sepertinya ada benarnya juga. Dengan menguasai pengetahuan, memang bisa memiliki suatu kekuatan. Namun, kekuatannya itu tidak akan berarti banyak bagi kebaikan dirinya dan sesamanya tanpa adanya keimanan. Bukankah seorang manusia bisa dikatakan berarti hidupnya jika dirinya bisa memberikan suatu kebaikan pada makhluk lainnya? Seandainya saja semua insan baik para siswa, guru, para pejabat pemegang kebijakan, hingga pada petugas kebersihan dan satpam di sekolah-sekolah bisa memiliki keimanan yang teguh, mampu memegang kuat amanah yang diletakkan di pundaknya, tentu beragam kejahatan di atas tidak akan terjadi. Seandainya yang memiliki harta berlebih/kaya harta bisa memiliki juga kekayaan hati, tentu tidak akan mau membeli bocoran-bocoran soal yang akan mencurangi rekan-rekan lainnya yang berusaha bersikap jujur. Seandainya saja yang berkekurangan harta pun bisa tekun hingga jadi kaya oleh ilmu dan kaya oleh hati, tentu ia akan mengajak rekannya yang kaya harta tetapi kurang pengetahuannya untuk sama-sama belajar demi suksesnya UN. Seandainya saja oknum yang berada di lingkungan pendidikan bisa memiliki keimanan yang kuat (kaya hati), tentu tidak akan mau menukarkan sejumlah rupiah dengan membocorkan soal-soal UN. Bayangkan saja, seandainya semua orang memiliki pengetahuan yang luas dan keimanan yang teguh, rasanya soal-soal UN pun tidak perlu harus dibuat dengan beragam tipe dan penjagaan yang superketat. Seandainya saja semua bisa memiliki kekayaan hati yang luas, rasanya tentu tidak akan ada lagi tindakan-tindakan saling menyakiti, saling menghina, dan saling merendahkan hingga tidak ada lagi istilah sekolah pinggiran/buangan dan sekolah favorit. Jika semua bisa kaya oleh hati, tentu semua sekolah akan menjadi sekolah favorit yang akan banyak dituju oleh siswa siswi dari beragam kalangan. Walaupun kadang kita merasa lemah karena kita hanyalah seorang siswa yang diatur oleh sistem pendidikan yang dibuat pemerintah dan sekolah, tidak ada salahnya jika kita memulai menularkan keseimbangan antara berburu pengetahuan demi kelak hidup sukses bergelimang harta dengan tetap memegang teguh keimanan hingga jadi kaya hati. Semoga upaya kita ini sedikit demi sedikit bisa menular pada seluruh warga Indonesia hingga anakanak Indonesia menjadi insan yang kaya ilmu sekaligus kaya hati. ***

Safira Kayyisa Z, kelas VIII, SMPN 18 Bandung.

Wherever the art of medicine is loved. There is also a love of humanity. - Hippocrates

Olimpiade dan Training Motivasi SMK Farmasi Se-Jawa Barat

BAGUS banget, buat ngelatih kita. Seru lah pokonya jadi bisa ngetes apa yang udah kita serap di sekolah itu seperti apa. Mungkin tahun depan bisa diadain lagi. *** dhianynadya@gmail.com

Rahasia Sang Juara Olimpiade Farmasi

M

EMENANGI olimpiade rasanya pasti seneng banget dan jadi impian setiap pelajar. Akan tetapi, apa sih rahasia biar bisa jadi juara? Pemenang Olimpiade Farmasi Antar-SMA dan SMK se-Bandung Raya, SMK BPK Penabur mau bagibagi sedikit tips dan trik belajar mereka, nih. Ditanya soal persiapan, Devani, Shela, dan Siti mengaku nggak terlalu banyak persiapan, waktunya pun hanya beberapa hari menjelang olimpiade. Seminggu sebelum olimpiade, mereka menyiapkan waktu khusus untuk latihan soal di sekolah, biasanya mengambil jam pelajaran. Dalam sehari, mereka bisa ngerjain lebih dari 100 soal, lho. Kadang mereka latihan soal dengan bentuk cerdas cermat, tetapi perseorangan alias sendiri-sendiri. Itu bertujuan supaya mengasah kemampuan personal dalam berpikir cepat dan tanggap terhadap soal. Menurut barudak Penabur ini, ada satu hal yang paling penting, yaitu keseimbangan. Antara belajar dan refreshing itu harus seimbang, jangan melulu belajar, jangan juga refreshing terus-terusan. ”Kita latihan soal pas di sekolah aja, pulang ke rumah nonton TV sama main. Di sekolah kan udah pusing sama soal, ya di rumah waktu buat hiburannya gitu. Hehehe...,” kata Devani. Bener juga sih, di sekolah kan memang waktunya khusus untuk belajar, jadi harus dimanfaatkan secara maksimal buat menyerap pelajaran. Jadi, kalau di sekolah kita udah paham dan ngerti isi pelajarannya, waktu di rumah bisa digunakan buat hal-hal lain, misalnya bermain dan mencari hiburan biar gak stres belajar. Akan tetapi. jangan kebablasan juga loh.... PR tetep kudu dikerjain. Selain bagi waktu buat belajar dan bermain, cewe-cewe ini punya tips tambahan yaitu banyak berdoa dan minta restu orangtua. Ini penting, supaya hati dan pikiran tenang saat menghadapi olimpiade. Nah, bisa ditiru kan buat para calon juara lainnya! ***

S B

EKOLAH Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Jawa Barat jumlahnya cukup banyak. Di antara jumlah tersebut, nggak sedikit pula yang memiliki program produktif atau jurusan farmasi. Sayangnya, selama ini barudak SMK Farmasi nggak cukup sering dapet ruang buat unjuk gigi dan nunjukkin kebolehannya. Nah, ajang langka dihadirkan oleh Sekolah Tinggi Farmasi Bandung (STFB), pada Rabu (30/4/2014). Mahasiswa STFB yang menekuni Program Profesi Apoteker menyelenggarakan gelaran seru bertajuk ”Olimpiade dan Training Motivasi SMK Farmasi se-Jawa Barat”. Lebih dari 100 siswa SMK Farmasi dari seluruh penjuru Jawa Barat turut berpartisipasi dalam kompetisi di bidang farmasi dalam ajang ini. ”Olimpiade dan Training Motivasi SMK Farmasi se-Jawa Barat” berlangsung mulai pukul 8.00 dengan pembukaan dari Mulyana selaku Ketua Yayasan, Yudi Padmadisastra selaku Ketua STFB, Rahmat Santoso selaku Ketua Program Profesi Apoteker STFB, serta M Roffi selaku ketua pelaksana.

Serunya ajang ini langsung kerasa ketika babak penyisihan dimulai. Para peserta yang berjumlah 156 orang dari 30 sekolah ini dibagi ke dalam 52 tim. Pada babak penyisihan, para peserta tersebut diberikan soal tertulis. Hanya 15 peserta dengan jawaban benar paling banyak dan waktu tersingkatlah yang nantinya akan maju ke babak semifinal. ”Semua materi uji dalam setiap babaknya disesuaikan dengan apa yang dipelajari di sekolah alias mata pelajaran produktif di SMK Farmasi, di antaranya Ilmu Resep, Farmakologi, dan Farmakognosi,” ujar M Roffi menjelaskan. Setelah babak penyisihan berakhir, seluruh peserta mengikuti training motivasi sambil menunggu pengumuman 15 besar yang lolos ke babak selanjutnya. Pembicara dalam training ini adalah Abdul Malik Nasrullah. Wah, training ini benar-benar memberi manfaat loh! Para peserta diberi wejangan yang sangat menginspirasi mulai dari perihal pengenalan diri sendiri hingga motivasi belajar. Usai training motivasi, para peserta diberi waktu untuk istirahat sejenak. Setelah itu, tibalah saat yang cukup menegangkan, yaitu pengumuman 15 tim yang lanjut ke babak

semifinal. Nggak lama kemudian, babak semifinal langsung dimulai. Kali ini bentuk kompetisi nggak lagi berbentuk tes tertulis, melainkan semacam cerdas cermat. Babak ini berlangsung alot dan menyisakan lima tim yang lolos ke babak final. Babak final pun gak kalah serunya sama penyisihan. Masih menggunakan format cerdas cermat, di babak pertama masing-masing tim diberi lima pertanyaan dengan bobot 100 poin kalau jawabannya benar dan pengurangan 50 poin jika salah. Selesai babak final pertama, ada tiga tim yang punya nilai sama dan langsung berlanjut ke babak rebutan untuk menentukan pemenang olimpiade. Dari babak final yang persaingannya superketat ini, kemudian dinobatkan SMK BPK Penabur sebagai juara pertama, SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang sebagai juara kedua, dan SMK Bina Insan Mulia sebagai juara ketiga. Para pemenang ini membawa pulang piala, sertifikat, serta hadiah uang tunai. Selamat ya untuk para pemenang! *** hanifauziaramadhani@gmail.com dhianynadya@gmail.com

dhianynadya@gmail.com

Indeks:

M Zaky, SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang, Kelas XI-I Farmasi

20> Skul:

21> Aksi:

SMKN 1 Tasikmalaya

Festival Pelajar Jawa Barat 2014

21> MusicTerritory:

21> EnsiklObelia:

E=MC², Pendidikan, Musik, dan Kreativitas Jadi Satu!

Serba-serbi Hardiknas

22> Review:

22>Chat: Rotten To The Core


20

SELASA (KLIWON) 6 MEI 2014 6 RAJAB 1435 H RAJAB 1947

FOTO: FEBI

SMKN 1 Tasikmalaya

D

ENGAN jumlah siswa lebih dari 1.700 orang yang terbagi dalam 47 rombel, dijamin kita nggak akan kesepian kalau main ke SMKN 1 Tasikmalaya. Di sini juga ada 5 kompetensi yang ditawarkan: akuntansi, administrasi perkantoran, multimedia, pemasaran, dan akomodasi perhotelan. Masing-masing punya ciri khas tersendiri lewat seragam yang dikenakan dan lab per jurusan yang superlengkap. Bahkan untuk pemasaran punya bussiness center sendiri berupa toko yang dikelola siswa, sehingga bisa sekaligus jadi ladang belajar berwirausaha. Seru kan! Peraih juara 1 sekolah berkarakter lingkungan tingkat Jabar ini juga punya seabrek ekskul yang prestasinya udah merambah hingga tingkat nasional. Nggak tanggung-tangung jumlahnya sampai ada 20! Misalnya paskibra, PKS, Pramuka, PMR, perisai diri, taekwondo, BKC, klub bahasa Jerman, klub bahasa Inggris, komunitas ilmu sains, seni tari, vokal, teater, teater bahasa Inggris, futsal, basket, sepak bola, hingga pencinta alam. Lengkap kap kap. “Setiap peringatan bulan bahasa juga kami ada lomba antar jurusan seperti storytelling dan dongeng bahasa Sunda. Serunya sekolah di sini, kami bisa memilih tempat prakerin sendiri dan kedisiplinannya bagus lewat sistem poin ya ng bikin siswa menurut, tapi tetap merasa nyaman. Oh iya tanggal 7 Mei nanti, kami bakal ada perpisahan kelas XII yang menampillkan upacara adat, band, dan pertunjukan ekskul,” pa-

par Febi Ramadan selaku Ketua OSIS. Menurut kepala sekolah SMKN 1 Pak Sohib Setiawan, sekolah selalu berupaya membuat siswanya nyaman dengan ngasih pelayanan prima dan dukungan terhadap pengembangan diri. Selain punya bursa kerja khusus, SMKN 1 juga menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan, sehingga siswa bisa prakerin di tempat yang sesuai dengan program keahlian. “Untuk menggenjot kompetensi siswa, kami juga menyarankan orang tua siswa untuk meneruskan pendidikan anaknya minimal D 3. Selain itu, kami juga bekerjasama dengan pihak lain, misalnya D 1 STP Sahid dan D 1 Poltekpos Bandung untuk Akuntansi. Pada intinya kami membuka jalur kerja sama untuk semua jurusan di sini karena kami ingin para alumni punya kompetensi yang semakin baik,” tutur Pak Sohib. Semua jurusan di SMKN 1 memang jadi favorit, tapi peminat terbanyak ada di Akuntansi dan Multimedia. Nggak heran kalau peminatnya selalu membeludak setiap tahun. Namun karena keterbatasan daya tampung sekolah, jumlahnya pun harus dibatasi. So, bisa dibilang kalau ada siswa SMP/MTs yang ingin masuk ke SMKN 1, mesti berani bersaing dengan calon siswa yang lain nih karena perekrutannya betul-betul selektif! ***

Cebel

Cobel Rezki Ramdani, X AH 2

Rosdiana Dewi, XII Akuntansi 4 KATA siapa main kartu cuma kegiatan buang waktu? Kalau diseriusi justru bisa jadi prestasi lho. Seperti yang udah dialami Oci dengan sabetan juara bridge seperti juara 2 Telcom Cup, juara 4 UGM Cup, juara 3 beregu Portuga International, hingga akhir April lalu jadi juara 1 pasangan pelajar tingkat nasional. Menurut cewek yang mengawalinya dengan main mini bridge sejak kelas 5 SD ini, bridge sangat mengasyikkan karena bisa melatih otak. Berawal dari hobi, Oci pun bertekad untuk jadi pemain timnas bridge yang mengharumkan nama Indonesia.

siswanti.hanifa@yahoo.co.id

DENGAN tujuan berprestasi dan bikin bangga orang tua, Rezki nggak main-main untuk aktif dalam ekskul perisai diri. Bahkan kiprahnya udah menuai prestasi dari kelas 2 SMP. Sebut aja juara 3 OSN tingkat kota, peringkat 1 Kejuaraan Perisai Diri Cup, juara O2SN tahun 2013, hingga juara 1 perisai diri sePulau Jawa. Ketertarikannya dengan bidang ini dimulai dari hasil nonton pertandingan nasional di Youtube. Cowok pendiam yang juga hobi latihan musik tradisional ini nantinya ingin banget jadi guru olah raga. *** siswanti.hanifa@yahoo.co.id

“Pada intinya kami membuka jalur kerja sama untuk semua jurusan di sini karena kami ingin para alumni punya

Bikin Buku Tahunan Sendiri M kompetensi yang semakin baik.”

ENJELANG kelulusan pasti nggak asyik kalau belum ikutan heboh bikin buku tahunan. Buku yang memuat segala info dan cerita teman seangkatan ini jadi kenang-kenangan tak terlupakan seumur hidup. Karena hanya ada satu kali kesempatan itulah makanya banyak yang berlomba-lomba bikin buku tahunan yang berkesan. Sama kayak barudak SMKN 1. Tapi uniknya, sejak tiga tahun lalu, mereka justru membuat sendiri lho! Dari konsep, desain, teknis, hingga distribusi dikerjain secara mandiri oleh jurusan Multimedia. “Ada kepuasan tersendiri aja sih, soalnya kalau bikin ke percetakan mah nggak puas. Kami bikin sendiri karena secara kompetensi juga mendukung, jadi ini sekalian mengaplikasikan ilmu,” tutur Rizka Silvia dari kelas XII Multimedia 1 yang juga jadi editor buku tahunan.

1

0 MEI nanti diperingati sebagai World Lupus Day. Pengen ngetes, nih, apakah kamu tahu apa itu Lupus? Sok kirimin opini dan cerita Belia yang paling seru dan enggak bokis ke Redaksi belia, paling lambat hari Jumat (9/5/2014) ke Kantor Redaksi ”Pikiran Rakyat” Jln. SoekarnoHatta No. 147 Bandung. Bisa juga lewat e-mail ke: belia@pikiran-rakyat.com. Inget, yang bukan pelajar dilarang ambil bagian! Opini yang dimuat melalui e-mail mendapat merchandise dari Pikiran Rakyat. (Hub. Bag. Marcomm Jln. Asia Afrika No. 77 Bandung) dengan menunjukkan kartu pelajar. Jangan telat ngirimnya ya!***

PENDAPAT saya tentang Hardiknas, saya sih lebih ke orangtua kita. Terkadang ada orangtua yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri dibandingkan dengan keperluan anaknya, dalam hal ini yaitu kebutuhan sekolah. Ada orangtua yang lebih mengutamakan membeli barang-barang mewah daripada membeli buku-buku pelajaran. Apakah sikap orangtua seperti ini bisa menjadikan anaknya berhasil?

Wesley Silvanus, XG/30, SMAK 2 BPK Penabur Bandung MENURUT saya sih, pendidikan di Indonesia itu seharusnya dapat diperbaikki lagi. Sebab saya merasa bahwa pendidikan di Indonesia itu masih belum memuaskan terutama di daerah pinggiran dan masih juga banyak orang yang

Pengumuman BUAT Belia yang tulisannya dimuat (Inspirasi, Selancar, Cerpen Keren, dan Insight), kalo mau ngambil honor silakan kirimin nomor rekening, nama pemilik rekening, dan nama Bank. Sertakan scan-an identitas berupa KTP atau Kartu Pelajar. Nanti honor tulisannya kru belia transfer rekening bank tersebut. Jangan lupa, tulis juga tulisan yang dimuat apa, siapa nama penulisnya, terbitnya di belia edisi berapa.

tidak dapat bersekolah karena harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Jadi cara mengatasinya pemerintah dapat memberikan beasiswa kepada orang yang tidak mampu untuk menempuh pendidikannya.

Meilani XII IPA 5, SMAN 1 Subang UNTUK memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, yang pertama menurut saya ialah sistem pendidikannya. Di mana banyak yang perlu diperbaiki agar menghasilkan lebih banyak lulusan unggul yang dapat membangun negeri dengan pengetahuan umum, ilmu akademis dan nonakademis, serta pendidikan karakter yang seimbang, sehingga siswanya tidak hanya lulus dan mendapatkan gelar, melainkan juga menciptakan manusia-manusia dengan kinerja yang andal, bekerja keras, dan dengan kualitas global untuk meningkatkan Indonesia. Yang kedua adalah pemerataan fasilitas baik di kota maupun pelosok desa. Mengutip perkataan dari om Deddy Corbuzier, ”Kita bisa tahu dari mana, jika salah satu dari mereka mungkin saja bisa menemukan obat kanker apabila mereka tidak pernah merasakan ’bersekolah’ dengan layak”.

Regina Ester, SMKN 13 Bandung DUH, jujur saya sendiri belum begitu paham dengan budaya pendidikan di Indonesia. Menurut saya sebenarnya pelajar-pelajar di Indonesia itu cerdas-cerdas, tapi sayang (entah itu ”ulah” sistem) proses belajar-mengajar yang mengekang membuat pelajar Indonesia menjadi seperti robot. Para pengajar (mungkin sudah didoktrin seperti itu) cenderung mendikte apa

pun yang dilakukan siswa, bahkan sering kali memberi hukuman. Hal ini secara tidak langsung dapat mematikan kreativitas siswa dan dapat membentuk kepribadian siswa untuk selalu melakukan segala cara supaya ”tampak baik” di hadapan pengajar.

Fidela Nathaly, VIIC - 12, SMP Waringin Bandung MENURUTKU yang harus dibenahi adalah para wakil rakyatnya, mulai dari tingkat daerah sampai pusat (maaf ya Bapak dan Ibu anggota dewan). Mereka adalah orang-orang yang punya wewenang untuk mengatur pendidikan di negeri ini, Berantas praktik-praktik korupsi yang terus menggerogoti. Perbaikan pendidikan memerlukan banyak dana. Kalau dana tersedia, sistem dapat lebih terarah, fasilitas lebih baik, guru-guru lebih sejahtera, dan akhirya masyarakat bisa menikmati pendidikan yang lebih baik. Semoga. Selamat Hari Pendidikan Nasional Indonesiaku!

Jonathan Brian [jonathan_brian99@yahoo.com] KALAU menurut saya, harusnya sekolahsekolah di negeri ini memfokuskan pembelajarannya ke mata pelajaran yang diujikan di Ujian Nasional. Daripada konsentrasi anak didik di sekolah-sekolah terpecah sama mapel-mapel yang terlalu banyak. Kalau sekolah kepengen kualitas sekolahnya meningkat, gak ada salahnya kan, kalo siswa sendiri yang memilih tiga mata pelajaran tambahan untuk dipelajari? Kan kalo gitu sih lebih simple hehehehe #ngarep...***

siswanti.hanifa@yahoo.co.id

Memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan Pertanyaan Anak

Hari Pendidikan Nasional Nathania Amelia Pangestu, VIIF/34, SMPK 5 BPK Penabur

Persiapan selama 3 bulan pun dilakukan dengan ngerjain tema yang udah disepakati oleh setiap kelas, kayak rainbow, alam, militer, hingga kostum piyama. Untuk pengemasan juga dibikin eksklusif dengan ukuran A4, 120 halaman matt paper, full color, dan hardcover bermagnet. “Kesulitannya adalah menangani 14 kelas yang idenya banyak, tapi harus kami gabungkan dan bisa tetap mewakili seluruh kepala. Tapi udahnya berkesan karena puas, jadi sarana ekspresi, ketemu hal baru, cari pangalaman, dan nambah wawasan. Apalagi kami juga bisa nambah jam terbang karena dapat proyekan bikin buku tahunan dari luar sekolah,” tambah tim editor lainnya, Deri Purwanto. Cool! ***

H

ARI ini saya ikutan kegiatan peringatan Hari Pendidikan Nasional yang digelar oleh temanteman http://anakbertanya.com di Rumah Belajar Semi Palar. Beberapa rekan dari berbagai latar belakang keilmuan yang berbeda diboyong oleh Pak Hendra Gunawan untuk menjawab pertanyaan anakanak. Sebelumnya saya tidak terlalu peduli dengan dunia pendidikan sampai dua anak saya mulai bersekolah. Saat menyaksikan kondisi dunia pendidikan kita yang semakin hari semakin memprihatinkan, rasanya anak-anak saya termasuk beruntung karena bisa bersekolah dalam lingkungan dan fasilitas yang relatif baik. Selain biaya sekolah cenderung semakin mahal, kualitas pendidikan di Indonesia sebetulnya tidak merata. Situasi ini diperparah dengan perubahan kurikulum pendidikan 2013 yang semakin dogmatik, serta pemberlakuan Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan. Saya kira selama 10 tahun terakhir ini dunia pendidikan kita memang semakin terpuruk. Sekolah bukan lagi tempat belajar, tapi pabrik produksi mur dan baut pembangunan. Daya imajinasi, kreativitas dan nalar anak dibunuh secara perlahan demi standardisasi. Anak sudah tidak lagi dilihat sebagai subjek yang berkarakter unik dan memiliki potensi sesuai dengan bakat, minat, serta cita-cita mereka. Hari ini saya mendapat pertanyaan penting dari Zheva, Jojo, dan Gerda. Ketiganya adalah murid Semi Palar. Zheva bertanya, ”Mengapa diciptakan banyak suku, kalau ujung-ujungnya perang?” Sedangkan Jojo bertanya, ”Jika orang meninggal dan tidak punya agama, apa yang akan terjadi?” Sementara itu, Gerda bertanya, ”Kenapa kita hidup? Kenapa tidak kita seperti batu?” Saya tidak tahu kenapa teman-teman saya menyerahkan pertanyaan tiga anak ini kepada saya. Namun begitu, menurut saya pertanyaan anak-anak ini inspi-

ratif dan sangat esensial untuk ditanyakan. Meski sekilas terdengar janggal dan lucu, saya yakin pertanyaan mereka pernah terlintas di dalam kepala kita. Kalau tidak sekarang, mungkin dulu. Ketika kita seumur mereka. Dengan serta merta pertanyaan anak ini jadi perbincangan di antara teman-teman saya. Setengah iseng saya unggah pertanyaan mereka ke media sosial. Lagi-lagi pertanyaan mereka jadi bahan obrolan di antara beberapa teman meski sambil lalu. Ada yang memberi jawaban dengan serius. Ada yang menjawab secara dogmatik. Ada juga teman yang menjawabnya sambil cicirihilan. Dari sekian sekian jawaban yang dilontarkan orang-orang, saya sendiri dapat pelajaran penting hari ini. Bahkan dari pertanyaan anak-anak kita bisa belajar dan memaknai banyak hal. Pertanyaan yang terdengar sepele dan remeh temeh ini mungkin memang pernah jadi pertanyaan kita semua. Namun, entah kenapa sebagian dari kita tak pernah berani mengungkapnya secara terbuka, dan mencari jawabnya sampai kita dewasa. Kembali pada lamunan tentang dunia pendidikan, saya rasa kita perlu menyelamatkan anak-anak kita. Dengan kondisi yang ada sekarang ini, kita harus bisa mempertahankan daya imajinasi dan nalar anak. Kita perlu melindungi karakter dan bakat mereka dari upaya standardisasi dan penyeragaman pola pikir yang terjadi di sekolah. Bentengnya mungkin ada di rumah. Imam Bonjol, 2 Mei 2014 PS: Kalau teman-teman ada waktu barangkali bisa mengunjungi laman http://tolakujiannasional.com, serta mengisi dan menyebarkan petisi ini:http://bit.ly/petisiUN. Hatur nuhun! Gustaff Harriman Iskandar | @gstff


21

SELASA (KLIWON) 6 MEI 2014 6 RAJAB 1435 H RAJAB 1947

FOTO: KEKE

Festival Pelajar Jawa Barat 2014

Pestanya Anak Sekolahan

K

ALAU kamu menyambangi area Trans Studio Bandung, Jalan Gatot Soebroto, Bandung, Kamis (1/5/2014) buat ngabisin liburan, kamu pasti bakal dapat paket plus-plus berupa pergelaran festival akbar yang melibatkan 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat! Yup, event perdana bikinan Forum OSIS Jawa Barat (FOJB) ini memang punya materi acara yang ”megang” banget. Dari seminar kewirausahaan, perang warna Mega Bintang dari SMAN 19 Bandung, tari kreasi, lomba akustik, lomba fotografi, lomba presenter, stand up comedy, hypnotheraphy, parade peserta dari setiap daerah, hingga penampilan keren dari public speaking trainer DJ Arie, comic Ernest Prakarsa, dan konser oleh si bintang utama: Afgan. Woohoo! ”Kegiatan ini merupakan silaturahmi antar siswa se-Jabar. Apalagi waktu itu kami ditantang Gubernur Ahmad Heryawan untuk bikin suatu event yang ngumpulin pelajar se-Jabar. Nah acara ini juga sekaligus jadi peringatan ulang tahun pertama FOJB yang jatuh pada Januari kemarin,” ujar Rizka Fatimah Rifayani sebagai Ketua Pelaksana Festival Pelajar Jawa Barat 2014. Siswa kelas XII yang juga ketua Forum Komunikasi Siswa (Fokus) Bandung dari SMAN 8 Bandung ini bilang kalau persiapan acara berskala besar tersebut hanya berlangsung selama empat bulan! ”Kendalanya banyak sekali karena selain dana dan tenaga, waktu juga terpotong saat persiapan dan

pelaksanaan UN. Namun, alhamdulillah tim masih bisa back up. Pokoknya pendidikan harus tetap nomor satu,” ungkap Rizka. Kerja keras supermaksimal pun nggak hanya dilakukan oleh panitia, tetapi juga seluruh pesesrta. Asyiknya, setiap sekolah sangat mendukung kegiatan para siswanya dalam semua proses ini. ”Antusiasmenya besar jam 3 sore aja masih crowded dan Alhamdulillah bisa dilihat kalau di setiap sudut TSB itu rame banget. Ini memang sesuai dengan suasana festival seperti yang diinginkan,” kata Rizka. Rizka berharap, acara serupa nggak terhenti hanya sampai sini. Komunikasi para pelajar seJabar pun harus tetap berjalan meskipun nggak mesti lewat acara sebesar ini, misalnya lewat gathering. ”Selanjutnya kami akan fokus dulu ke regenerasi dan biarkan generasi baru nanti yang aakan mengeksplorasinya. Harapan saya sih ya jangan sampai udahan. Sekarang banyak pelajar yang ada di kondisi sulit, misalnya jadi malah lari ke tawuran. Lewat kegiatan ini, mereka diharapkan jadi punya rasa empati terhadap orang yang sebelumnya nggak dikenal. Toh acara seperti ini milik bersama jadi bisa saling ada keterikatan,” ujarnya menambahkan. *** siswanti.hanifa@yahoo.co.id

DHANAN.BLOGSPOT.COM

Serba-serbi

Hardiknas

Kusadar Sekarang

D

I pagi itu, seperti biasa aku bangun pagipagi dan langsung bergegas menuju kamar mandi. Setelah semua selesai, termasuk buku-buku yang dengan tergesa kusiapkan, aku pun langsung pamit untuk pergi sekolah. Saat yang paling menyenangkan di sekolah adalah saat kumpul-kumpul dengan teman, bercanda, bersuka ria, juga ngegosip tentunya. Apalagi jika gurunya tidak ada, aduh... happy banget, he he.... Bel pun berbunyi, tanda masuk. Hari ini aku belajar IPS. Ah malas rasanya belajar yang begitu, banyak hafalannya! Apalagi kalau sejarah. Harus hafal tahun, nama-nama orang, nama-nama tempat. Duh... ribet. Gina teman sebangku aku pun begitu, kurang menyukai pelajaran ini. Gina lebih menyenangi pelajaran bahasa Inggris karena cas cis cusnya, ha ha.... ”Panggil dong BuYeni,” kataku. ”Malas ah,” jawab Gina bergurau sambil cengegesan. Akhirnya Dimas dan Seno yang memanggil Bu Yeni. Tapi setelah dicari-cari di ruang guru, Bu Yeni tak ada. Terpaksa Dimas dan Seno mencari guru piket. Menurut guru piket, Bu Yeni masih menemui tamu, orang tua siswa kelas VIII B. Tamu tersebut mau berkonsultasi masalah anaknya. Mendengar berita dan Dimas dan Seno, di kelas menjadi ramai, bersorak, bersukaria. Karena itu berarti Bu Yeni tak akan masuk kelas. Kami hanya disuruh mengerjakan tugas sambil

FOTO: KEKE

K e r e n

Ponsel, Kawan atau Lawan?

H

Soewardi Soeryaningrat) dengan nama biasa agar dapat melebur bersama rakyat. Bapak Pendidikan Indonesia tersebut pun sempat jadi menteri pendidikan dan kebudayaan pertama. Ia berprinsip agar kaum pribumi dapat terus bisa mengakses pendidikan tanpa batasan. Ajaran keteladanan dari Ki Hajar Dewantara ialah semboyan ing ngarso sun tulodo, ing madyo mbangun karso, dan tut wuri handayani. Ketiga sifat tersebut dapat menjadi panutan bagi siswa. Berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika dengan ragam budaya dan kekayaan alamnya, konsep semboyan tersebut kini jadi patokan dalam pendidikan di Indonesia. ***

AMPIR semua teman-teman tentu memiliki ponsel, terlepas dari apa pun jenis dan mereknya. Bahkan, orang-orang kini menjuluki generasi sekarang adalah ”generasi nunduk”. Bukan nunduk karena begitu taatnya pada aturan atau nunduk pada saat dinasihati, tetapi karena asyiknya setiap saat memainkan ponsel hingga kamu acapkali dijumpai tengah nunduk memperhatikan ponselnya. Di mana-mana kita bisa lihat generasi nunduk ini. Di dalam angkot, di sekolah, pusatpusat perbelanjaan, hingga di rumah pun, kamu seringkali dijumpai tengah fokus tertunduk pada ponselnya. Memiliki ponsel memang tidak ada salahnya. Apalagi di zaman sekarang, ponsel sudah dirasakan menjadi kebutuhan primer setelah sandang, pangan, dan papan karena adanya beragam kemudahan yang bisa kita peroleh dari ponsel. Dimulai dari kemampuannya memperpendek jarak komunikasi, menghemat biaya komunikasi, mengunduh beragam hal yang kita butuhkan dari situs-situs di internet, hingga pada kegiatan menonton siaran televisi dan mendengarkan radio pun kini bisa dilakukan dengan hanya

E=MC², Pendidikan, Musik, dan Kreativitas Jadi Satu! siswanti.hanifa@yahoo.co.id

M

memegang handphone. Namun, justru kemudahan-kemudahan tersebut kadang membuat kita jadi lengah dan terlena. Terkadang saking asyiknya berselancar di internet saat kita di dalam kendaraan umum, kita jadi kurang waspada pada barang-barang bawaan kita hingga kita kecopetan. Terkadang saking asyiknya kita bermain ponsel, walaupun di rumah, kita jadi lupa waktu, lupa beribadah, dan lupa belajar. Bahkan, yang sangat dikhawatirkan adalah saat kita asyik menyebarkan berita-berita pada teman-teman kita, dengan kemudahan fasilitas SMS group, broadcast, dan sejenisnya, tanpa kita sadari, justru kita terlibat dalam penyebaran berita bohong, berita bernada provokasi, gosip, atau berita-berita negatif lainnya yang justru imbas negatifnya akan berbalik pada diri kita sendiri. Belum lagi saat kita asyik mengamati beragam informasi yang masuk ke ponsel kita lewat saluran internet. Karena asyiknya berselancar di internet menggunakan jaringan wifi gratis yang kini banyak tersebar luas, kita malah kebablasan mengunduh informasiinformasi yang seharusnya tidak kita konsumsi karena berbahaya bagi jiwa, pikiran,

pengisi antaranya

dan perkembangan diri kita sendiri. Oleh sebab itu, sikap hati-hati tetap harus dipegang. Berpikirlah saat kita menggunakan ponsel. Apakah akan menjadi kawan kita dengan alarmnya yang senantiasa mengingatkan kita pada jamjam belajar dan jam-jam untuk beribadah, memudahkan kita mengunduh tambahantambahan materi untuk pelajaran-pelajaran kita, serta sebagai alat bantu komunikasi /silaturahmi mendekatkan kerabat yang jauh, atau justru malah menjadi sesuatu yang menjauhkan kerabat yang dekat? Karena asyiknya bermain ponsel, jadi lupa berbakti pada orangtua, bersosialisasi dengan saudara dan tetangga, dan sebagainya. Walaupun ponsel betul-betul alat yang efektif untuk memperoleh informasi dan menyebarkan informasi, tetapi sikap hati-hati tetap harus digunakan. Aturlah pemakaian ponselmu, apakah ia akan menjadi kawanmu yang mengantarkanmu menjadi sukses atau justru menjadi lawanmu yang menjerumuskanmu. Berhati-hatilah! ***

Ath Thaariq, kelas XII, SMAN 1 Rancaekek.

S E L A N C A R • M u s i c Te r r i t o r y

manya E=MC² alias Education, Music, Creativity, gelaran musik yang diadain sama Edulab. Acara yang dilaksanain Minggu (4/5/2014) ini punya line up pengisi acara yang oke banget di antaranya Sevenchords, The SIGIT, Tulus, dan acara yang oke banget di Trio Lestari. SeSevenchords, The Sigit, Tulus, lain acara musik dengan dan Trio Lestari. bintang tamu yang edun pisan, di E=MC² juga para pengunjung bisa ikut seminar motivasi dari founder Edulab Oki Earlivan dan Ayah Pidi Baiq. Kata Teh Kevina Meilisa, ketua panitia E=MC², acara yang punya target utama pelajar dan mahasiswa ini tuh diadakan oleh Edulab dalam rangka membuat terobosan baru di dunia pendidikan. Dengan menggabungkan pendidikan, kreativitas, dan musik, diharapkan bisa jadi inovasi dalam membuat pendidikan yang menyenangkan dan gak kaku.

ATAHARI lagi tinggi-tingginya, tetapi Sasana Budaya Ganesha atau Sabuga udah ramai sama pengunjung yang udah gak sabar nungguin E=MC². Apa tuh E=MC²? Itu bukannya rumus Om Einstein, ya? Jangan salah, yang satu ini tuh na-

E=MC² alias Education, Music, Creativity, gelaran musik yang diadain sama Edulab.

Adinda Prasasti, kelas VIII B SMP Negeri 2 Soreang, Kabupaten Bandung.

C e r p e n

H

ARI Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pelopor pendidikan Indonesia. Ki Hadjar Dewantara berasal dari keluarga bangsawan yang berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda. Saat itu, pemerintah hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda dan orang kaya yang boleh bersekolah. Rentan dengan tindakan mudah dibodohi, Ki Hadjar Dewantara bertekad mendirikan sekolah agar seluruh rakyat dapat merasakan pendidikan yang layak setara dengan kaum bangsawan dan penjajah. Meskipun lahir dari kalangan bangsawan, tokoh yang juga seorang wartawan tersebut tetap peduli dengan keberlangsungan pendidikan tanpa kasta lewat pendirian Perguruan Taman Siswa. Ilmu pengetahuan modern yang berpadu dengan kebudayaan merupakan racikan tersendiri dari Ki Hadjar Dewantara melalui lembaga pendidikan formal yang didirikannya. Tanpa membedakan suku, ras, agama, dan budaya, ia membuktikan bahwa seorang kalangan terdidik semestinya bisa membagikan ilmu Penciptaan kader intelektual dengan wawasan budaya dan nasionalisme yang besar adalah impian yang diidamkan Ki Hadjar Dewantara. Ia bertekad mengangkat bangsanya dari jurang kebodohan agar menjadi manusia terdidik yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebangsaan. Sempat diasingkan ke Belanda karena dianggap sebagai pendorong nasionalisme, Ki Hadjar Dewantara kembali ke Indonesia pada September 1919 dan mengganti nama dan gelar kebangsawanannya (Raden Mas

menunggu Bu Yeni menyelesaikan urusannya dengan orangtua siswa kelas VIII B itu. Saat kami asyik ngobrol, tiba-tiba Bu Yeni masuk kelas. Kami semua kaget. ”Ada apa ini, kok ribut?” tanya Bu Yeni. ”.........” Semua membisu. Tak menyangka Bu Yeni akan masuk kelas. Kami kira tamunya akan lama, ternyata hanya sebentar. ”Baiklah. Semua duduk! Hari ini kita akan membahas sejarah Ki Hajar Dewantara,” kata Bu Yeni. Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang pahlawan Indonesia. Beliau lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889 di masa penjajajahan Belanda. Saat itu pendidikan hanyalah milik kaum priyayi, sementara orang pribumi tak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Melihat hal seperti itu, Ki Hajar Dewantara tergerak, ia ingin semua orang mendapatkan pendidikan yang sama. Karena itu dengan semangat dan penuh perjuangan, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah perguruan yang bernama Nationaal Onderwijj Insstituut Taman Siswa atau Perguruan Taman Siswa yang diperuntukkan bagi kaum pribumi. ”Tentu bukan hal mudah, Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan ini. Tantangan dan halangan dari pemerintah Belanda dan kaum priayi didapatkannya. Namun dengan tekad dan semangat yang bulat, akhirnya cita-cita ini terwujud,” jelas Bu Yeni. ”Oh jadi dari peristiwa itu lahirnya konsep pendidikan saat ini, Bu?” tanya Gina penuh se-

mangat.Tak biasanya Gina begitu, mungkin saking tertariknya dengan penjelasan Bu Yeni. ”Betul sekali Gina. Itulah sebabnya tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai hari pendidikan nasional,” tambah Bu Yeni lagi. Aku dan teman-teman menjadi tahu perjuangan pahlawan-pahlawan Indonesia. Terutama tentang pendidikan. Betapa penting pendidikan bagi kita. Tanpa pendidikan kita tak bisa apa-apa. Bel pulang berbunyi. Para siswa berhamburan ke luar kelas. Aku langsung menuju angkot yang sudah sejak tadi ngetem di depan sekolah. Sengaja kupilih duduk di pojok. Uraian tentang Ki Hajar Dewantara dari Bu Yeni tadi, kembali terngiang di telinga. ”Ki Hajar Dewantara menginginkan pendidikan untuk semua kalangan!” Kata-kata itu penuh penekanan dari Bu Yeni. ”Berarti atas perjuangannyalah aku bisa berseragam putih biru saat ini,” gumamku. Kini, aku sadar bahwa kita datang ke sekolah itu bukan hanya untuk kumpul-kumpul dengan teman, melainkan untuk belajar, mencari ilmu. Duh malunya, bila ingat kelakukanku tadi. Aku dan teman-teman malah ribut saat diberi tugas. Padahal buku-buku pelajaran sudah tersedia. Kami bisa mendapatkannya dengan mudah. Sementara dulu, Ki Hajar Dewantara susah payah memperjuangkan pendidikan. Sejak saat ini, aku berjanji akan belajar sungguh-sungguh, tak akan menyia-nyiakan kesempatan. Semoga.***

tong break magrib, acara dilanjutkan sama seminar motivasi. Setelahnya ada Tulus yang sukses bikin para penonton kompak buat nyanyi bareng. Sebagai penutup acara, Trio Lestari yang berisi Glenn Fredly, Tompi, plus Sandy Sandoro menggoyang seisi Sabuga! Wah, bener-bener paket lengkap pisan. Pendidikannya dapet, musiknya dapet, apalagi kreativitasnya dapet banget lah! Cuma satu kata buat E=MC² mah keren! *** dhianynadya@gmail.com

• M u s i c Te r r i t o r y

Selain menyaksikan berbagai pengisi acara di main stage, para pengunjung E=MC² bisa mengunjungi selasar untuk mampir dan cari informasi di booth beberapa universitas ternama di Indonesia kayak Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pendidikan Bandung, juga Institut Teknologi Harapan Bangsa. Puas cari informasi, bisa balik lagi ke panggung. Bergantian, Sevenchords lalu The SIGIT siap menghibur dengan lagu-lagunya. Dipo-


22 DOK.

The Amazing Spider-Man 2 - Rise of Electro Pemain Sutradara Produksi Durasi

: Andrew Garfield, Emma Stone, Jamie Foxx, Dane DeHaan, Colm Feore, Felicity Jones : Marc Webb : Marvel Entertainment : 142 menit

M

R. Spidey is back! Kali ini dengan musuh keren yang bikin Peter Parker (Andrew Garfield) sedikit kewalahan menghadapi serangan-serangan. Jadi ceritanya gini, Peter Parker ini keingetan lagi sama almarhum orangtuanya. Sesuatu telah membangkitkan kenangan Peter terhadap Richard Parker, sang ayah karena Richard Parker telah merekam video yang berisi alasan kenapa ia melarikan diri dan akhirnya terbunuh. Dari awal film, kamu emang udah disuguhi aksi manusia laba-laba ini dalam menyelamatkan Kota New York. Ada sebuah truk bermuatan benda yang mudah meledak, mengacau di jalanan Big Apple. Merasa terpanggil, Spiderman pun turun tangan membantu polisi menyelesaikan masalah tersebut. Dari dulu, aksi superheroes memang membuahkan kontroversi; beberapa merasa terselamatkan dengan bantuan mereka, sebagian lain ngerasa cukup polisi ajalah yang turun tangan membasmi kejahatan, karena kalau ada superhero, dipastikan banyak kerusakan bangunan, dan lain-lainnya. Gitu juga dengan kemunculan Spiderman tadi. Sementara itu, teman masa kecil Peter, Harry Osborn (Dane DeHaan) -anak pemilik perusahan raksasa Os-

corp akhirnya mewarisi perusahaan tersebut setelah ayahnya meninggal. Sayang, selain harta Harry pun diwarisi penyakit aneh yang katanya, hanya darah Spiderman lah yang bisa menyembuhkan penyakitnya. Nah, salah satu pegawai Oscorp - Max Dillon (Jamie Foxx) mengalami kecelakaan di salah satu laboratorium Oscorp dan mendapat sengatan listrik luar biasa. Kejadian ini ditutupi oleh rekan kerja ayah Harry yang ternyata ingin menguasai Oscorp dan menyingkirkan Harry. Dillon adalah salah seorang fans Spiderman, makanya setelah kecelakaan dan Dillon berubah memiliki kekuatan super, ia ingin dibantu Spiderman, tapi ada hal yang bikin Dillon jadi benci banget sama Spiderman dan akan ngejar Spidey ke mana pun. Seru, karena ternyata Dillon juga berubah jadi manusia super - Electro. Lalu video Richard Parker ternyata nyambung sama Oscorp dan kelangsungan hidup Harry Osborn. Ah, kali ini banyaklah musuhnya Spiderman. Belum lagi hubungannya dengan Gwen Stacy yang complicated. Kamu emang kudu nonton langsung Spiderman versi Andrew Garfield ini. Lebih menyenangkan sih, ketimbang Tobey Maguire, hehehe... * tisha_belia@yahoo.com

Everyday Robots Artis : Damon Albarn Label : Parlophone (2014) Durasi : 46 menit 32 detik

F

RONTMAN band brit-pop asal Inggris, Blur, Damon Albarn yang juga dikenal sebagai orang yang berada dibalik band animasi Gorillaz, merilis debut album studio perdananya yang dikasih titel "Everyday Robots". Sebenernya ini bukanlah karya solo perdananya Albarn, karena pada 2003 silam dia pernah merilis sebuah EP berjudul "Democrazy". "Everyday Robots" bukanlah karya yang identik dengan musiknya Blur ataupun Gorillaz. Damon Albarn sepertinya emang bener-bener bereksperimentasi dengan musik baru yang jauh dari kesan band-band miliknya. Mengombinasikan warna folk, electronica, dan nuansa trip-hop dengan beat downtempo, demikianlah kurang lebih penggambaran musik album ini. "Everyday Robots" jadi single self-titled yang dirilis pertama, adalah satu track unik dengan pilihan bebunyian yang ‘aneh’. Biola yang memainkan nada berulang-ulang, dikombinasikan nada-nada minor pada piano, ditambah drumloops dan synthesizer electronica, disertai beberapa sampling racauan seorang komedian legendaris Inggris bernama Lord Buckley, jadilah sebuah track super-galau yang berbicara tentang manusia dan teknologi di masa kini. "Lonely Press Play" yang jadi single kedua, adalah satu lagu yang didominasi instrumen piano dengan kombinasi sound dari synthesizer, ditambah permainan

string yang nggak berlebihan namun indah. Lagunya agak galau, tapi bener-bener ‘feel-good’. Hampir semua lagu di album ini beatnya agak downtempo dengan nuansa yang agak murung, gloomy, galau, atau apapunlah istilahnya. Ada dua lagu yang sedikit happy, yaitu "Mr. Tembo" yang menampilkan iringan choir dan permainan ukulele dari Albarn yang terdengar sangat fun. Lalu ada "Heavy Seas of Love", satu-satunya lagu di album ini yang agak upbeat, vokal dari musisi legendaris, Brian Eno dengan iringan choir, menghadirkan satu-satunya lagu yang bernuansa megah di album ini. Jangan lewatin juga kolaborasi Albarn dengan Brian Eno, dalam track "You and Me" juga kolaborasinya dengan Bat for Lashes di lagu "The Selfish Giant". Secara musikal, album yang keren ini agak cangkeul buat dikupingin terus-terusan, nggak ear-friendly, dan lagu-lagunya hampir semuanya nggak ada yang enak buat sing-a-long. Album ini cocok banget buat dipake nemenin kamu galau-galauan, merenung dan memikirkankan sesuatu. Pasif, itu adalah satu kata yang pas banget buat ngegambarin mood yang dibawa Albarn dalam album ini. Lihat aja sampul albumnya. Pas banget visualisasinya. ***

Konsisten

SELASA (KLIWON) 6 MEI 2014 6 RAJAB 1435 H RAJAB 1947

Punk Rock

Rotten To The Core

di Jalur

H

ADIR sejak tahun 1992, Rotten To The Core (RTTC) makin mantap berkiprah di jalur punk rock sampai sekarang. Band yang udah melahirkan dua album, ”Police On My Back” (1995) dan ”No Place To Hide” (2012) ini juga berpartisipasi dalam kompilasi seperti ”Masaindahbangetsekalipisan”, ”Bandung Underground”, ”Bandung Holocaust”, hingga ”Bandung Burning” tersebut kini sedang bikin album ketiganya yang bakal muncul di tahun ini. Bocorannya sih, bakal ada 25 lagu di dalamnya! Gokil! Nggak tanggung-tanggung, yes? Beranggotakan Dendi (vokal dan bas), Sena (gitar), Fendi (gitar), dan Oci (drum), RTTC juga berkolaborasi dengan beberapa musisi yang namanya masih dirahasiakan. “Sebenarnya kami nggak dibatas sama waktu sih. Jaraknya yang sampai dua tahun dengan album kedua itu lebih ke karya yang dimunculinnya yang nggak spontan. Target kami di tahun 2014 itu masuk studio lagi dan rilis album,” ujar Sena. ”Terus intinya kematangan personel, apalagi RTTC punya formasi baru. Pokoknya album baru nanti bakal bahaya,” ujar Fendi menambahkan. Untuk yang nggak sabar nungguin, sebentar lagi videoklip single mereka, ”Happy” juga bakal dirilis, lho. Kehadiran karya baru mereka memang udah ditanyain oleh banyak orang. Selain dari penonton saat manggung, antusiasme juga kelihatan dari tanggapan yang masuk via media sosial RTTC. Yup, komunikasi yang intens emang bikin RTTC dekat dengan khalayaknya. Bahkan sesibuk apa pun, mention dan komen yang masuk sebisa mungkin pasti dibalas. Cek aja deh akun Twitter mereka di @RTTC_BDG92. ”Tanggapan dari luar Bandung juga oke. Sampe-sampe label dari Malaysia udah nawarin untuk ngerilis ulang album pertama RTTC di sana,” kata Fendi. Tampil di berbagai tempat bikin RTTC nggak beda-bedain setiap panggung. Baik acara kampus maupun festival, mereka selalu tampil dengan performa

terbaik. Menurut dia, musik RTTC nggak mesti hanya didengar komunitas tertentu, tetapi juga dinikmati oleh banyak orang. Untuk bisa bertahan di rel yang sama sejak awal kemunculan emang nggak gampang. Tetapi hal itu dikembalikan lagi ke masing-masing individu. Pokoknya yang penting semangat kekerabatan terus dijaga sampai sekarang. Bahkan dengan kesibukan masing-masing personel nggak lantas bikin jadwal jadi bentrok. Aktivitas di luar RTTC memang bukan alasan untuk mereka susah ketemuan. “Ini tuh hobi yang kalau senang pasti dikerjain. Jika sekiranya jalannya memang di situ ya jalanin aja dengan total karena yang namanya usaha kan rezekinya beda-beda. Segala sesuatu kalau serius mesti di-maintain dengan benar dan selalu jaga komunikasi. Saya sendiri banyak kehilangan pendiri RTTC yang dulu. Tapi kalau akhirnya nggak bisa terus barengan ya itu hak pribadi. RTTC bersyukur masih menjaga benang merah punk rock. Intinya sih mainkan apa yang disukai. Gagasan dari mana pun pasti dibahas, sehingga nggak ada yang dominan di sini. Toh kami ngeband atas dasar kekeluargaan. Personel yang udah keluar pun masih dianggap keluarga, selalu keep in touch, dan saling support,” tutur Dendi.

Malang-melintang di jagat permusikan dan jadi saksi kemunculan skena underground di Bandung, RTTC ngelihat kalau perjalanan scene punk rock sekarang harus makin berkembang. Bisa dibilang band masa kini kudu semakin berani bereksplorasi dan menghadirkan musik yang lebih variatif. Bukan justru malah melihat apa yang sedang ngetren, lantas ikut-ikutaan begitu aja. Just be yourself! ”Dulu itu kerasa banget perjuangannya. Dari cari temen, sosialisasi, berbagi, sampai belajar musik autodidak. Tapi ini jadi ngaruh ke band yang makin solid dan menjagan konsistensi dan kekompakan. Sebenernya bukan ngebandingin sih, tapi mestinya yang sekarang memang harus lebih maju dari yang dulu yang minim fasilitas, jarang ada studio, dan media pun terbatas. Sekarang itu lebih canggih. Jadi miris kalau lihat band yang baru muncul, tapi udah ilang lagi,” ungkap Dendi. Sebagai band yang ikut mengharumkan nama GOR Saparua sebagai venue gigs underground, RTTC juga tahu perkembangan musik underground kota kembang. Dengan event tiap pekan di Saparua, mereka bilang kalau itu adalah titik paling kreatif dengan kemunculan setiap band melalui ciri khasnya masing-masing. “Bandung mah kota musik, bukan kota metal. Terlalu sempit kalau dikotakkan seperti itu karena pada dasarnya Bandung memang kota musik. Di jalanan pun pengamennya udah jago-jago. Zaman dulu setiap panggung pasti muncul semuanya, dari ska, grunge, dll. Kumpul bareng di BIP (Bandung Indah Plaza) aja anak nongkrongnya terdiri atas berbagai jenis musik dan nggak ada pengotak-kotakan. Saya sendiri senang dengan ragam musik lain dan RTTC kenal dengan semua band karena pada dasarnya senang dan respect terhadap musik,” ujar Dendi. That’s the key: respect! *** siswanti.hanifa@yahoo.co.id

“Gagasan dari mana pun pasti dibahas, sehingga nggak ada yang dominan di sini.”

syauqy_belia@yahoo.com

Halimun; Seberkas Cahaya di Tanah Dayak Penulis Tebal Penerbit

: Rina TH : 204 halaman : Grasindo

M

ENGUTIP penulis ternama Jhumpa Lahiri, ”books let you travel without moving an inch”. Wah, kutipan tersebut memang benar banget! Apalagi kalau buku yang dibaca adalah buku dengan setting alias latar tempat yang kuat. Halimun; Seberkas Cahaya di Tanah Dayak adalah salah satunya. Buku ini sebagian besar settingnya bertempat di Kalimantan. Rina TH sang penulis cukup lihai menggambarkan suasana di kawasan hutan hujan tersebut. Berbagai kawasan di Kalimantan seperti Landak, Sengah Temila, Menjalin, Raba, dan masih banyak kawasan lainnya digambarkan dalam buku ini dengan cukup baik. Pembaca seolah diajak jalan-jalan oleh penulis buku ini. Secara garis besar, Halimun; Seberkas Cahaya di Tanah Dayak bercerita tentang kehidupan seorang Cahaya Maharani. Gadis Jawa yang kerap dipanggil Aya ini adalah fresh-graduate fakultas kehutanan. Ia bekerja di sebuah perusahaan di Bogor yang bergerak di bidang industri perkayuan. Kepiawaiannya dalam penelitian ternyata dilirik oleh Direktur perusahaan tempatnya bekerja. Aya pun diminta bantuan untuk mengembangkan cabang perusahaan yang berada di Kalimantan. Pergi ke pulau seberang dan menyaksikan

keindahan alamnya memang menjadi salah satu keinginan Aya. Akhirnya, dengan restu ibu dan bapaknya, ia pun bertolak ke pulau yang membatasi Indonesia dengan negeri tetangga tersebut. Tak sendirian, Aya berangkat ke Kalimantan bersama dua orang lain dari kantornya yaitu Rahman dan Amaludin. Setibanya mereka di Kalimantan, beberapa tokoh lain yang berkarakter cukup kuat muncul. Di antaranya adalah Erick, Johan, dan Wahyono. Berbagai konflik yang melibatkan tokoh-tokoh tersebut terjadi selama Aya tinggal di Kalimantan. Penulis buku ini memang tak hanya menekankan penggambaran setting tempat saja, karakter tokoh pun ditegaskan dengan ciri khas yang menonjol dari masing-masingnya. Dalam buku yang baru terbit pada April 2014 ini, penulis berhasil menyajikan cerita ringan yang menarik. Di beberapa bagian memang konflik yang diceritakan terlalu mudah ditebak. Apalagi perihal kisah cinta di antara para tokohnya. Meski begitu, buku ini sangat asyik untuk dibaca di waktu senggang. Gambaran tentang Kalimantan serta ulasan tentang budaya Dayak di buku ini bisa menjadi hiburan yang menyenangkan. Sebelum liburan tiba, membaca buku ini bisa lah dibilang sebagai pengganti jalan-jalan!***

*** SMAN 15 Bandung proudly presents

Bandung Nu Urang Workshop dan Pameran Foto Industri Kreatif Kota Bandung Workshop : 9 – 11 Mei 2014, Gino Feruci Hotel, Jl Braga no 67 Bandung Gratis, Peserta Terbatas 30 Orang Daftar: 022 87242729 - 08960602-8142 Pameran : 15 Juni 2014, Taman Foto Bandung, Jl Taman Cempaka Bandung *** SMAN 2 Bandung Proudly Present

Charets Open 2014 Be Naturally, Be Extraordinary 10-24 Mei 2014 SMAN 2, Jalan Cihampelas 173 Bandung Kontak: Danang (0838 2052 0346), Delima (0881 8228 204), Reza (0838 2020 4332), Rhevi (0856 2319 004)

Fifteenergy The 4th Generation : For You Indonesia Pentas seni dan bazaar kewirausahaan Sabtu, 10 Mei 2014 SMAN 15, Jalan Sarimanis 1, Sarijadi Bandung Kontak: Amanda 082316022162 ***

Soundsations Road To #Soundrenaline Jumat, 9 Mei 2014 Dago Tea House Bandung THE S.I.G.I.T Goodnight Electric Under The Big Bright Yellow Sun A.F.F.E.N Polyester Embassy ***

Bandoengsche Bandung Art & Culture Sabtu, 10 Mei 2014 Dago Tea House 15.00 - selesai Cupumanik Mr. Sonjaya Zaggle Grift Tigapagi

hanifauziaramadhani@gmail.com

Almaut Road of Rock Albion To Arcadia Kontak: Putri (081324107778, Masangga (085722019447 ***

Fiersa Besari Tempat Aku Pulang launching album Kamis, 15 Mei 2014 Pukul 17.00 Zombie Cafe, Jalan Braga No. 3, Bandung Ticket presale 2nd period: IDR 20K (until May 12, 2014) Ticket onthe spot: IDR 25K Tempat Aku Pulang album: IDR 50K **** SMAT KRIDA NUSANTARA, Bandung proudly presents:

F.I.C.T.I.O.N Four Incredible Competition For Nation Closing ceremony: 11 May 2014 Penutupan event kompetisi Futsal, English Contest, Music, and Modern Dance Competition. Menampilkan NAIF dan THE SIGIT, Special Coaching Clinic oleh Persib Bandung CP: 0821-1509-5971 ***

ATALIA Ridwan Kamil menjadi Pembina upacara pada Senin (28/04/2014) di SMPN 4 Bandung. Didampingi Kepala SMPN 4 Yana Supiyana, ia menyerahkan penghargaan kepada siswa-siswi yang meraih prestasi dibidang olah raga dan seni di dalam sejumlah event di level Kotamadya. *** (Puzianto Zulkarnaen)

I'm very serious about no alcohol, no drugs. Life is too beautiful. - Jim Carrey


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.