SEPAH KUMPULAN SAJAK
oleh anugrah
1
SEPAH: Kumpulan Sajak oleh anugrah Desain sampul: Entis Sutisna Cover boy: Lukman Desember, 2017
Diterbitkan oleh: Pustaka dekadensiotak dekadensiotak@gmail.com
2
Bismillah
3
Sekapur Sirih Aku berpuisi demi memanfaatkan waktu luang. Di kala rokok dan kopi perlu tambahan teman. Kertas dan pulpen kudatangkan. Sepertinya mereka saling cocok. Karena sinerginya melahirkan tiga-puluh puisi. Lumayanlah. Karena aku bukan penyair. Jadi tiga-puluh ini adalah sebuah keajaiban. Apalagi aku yang sering tidak mengerti ketika membaca puisi-puisi macam Sapardi, Remi Sylado, atau Joko Pinurbo. Apalagi Sutardji. Yang namanya keajaiban, sangat sayang kalau dibiarkan begitu saja. Makanya kukumpulkan. Kujadikan satu. Terlahirlah buku-bukuan ini. Sebagai pengingat bahwa aku pernah nulis puisi-puisi.
Desember, 2017 anugrah
4
DAFTAR ISI Sekapur Sirih ....................................................................... 4 Daftar Isi.............................................................................. 5 Cangkir .................................................................................... 7 Sepah ...................................................................................... 8 Kata-kata ................................................................................. 9 -S ........................................................................................... 10 Sesuatu.................................................................................. 11 Sonet: Peluh .......................................................................... 12 Mudah ................................................................................... 13 Sajak Gelisah ......................................................................... 14 Seng....................................................................................... 15 Sompral ................................................................................. 16 Samsak .................................................................................. 17 Lampu Disko .......................................................................... 18 Anak-anak Setan ................................................................... 19 Jurnal ..................................................................................... 20 Kamu Mesti Tahu .................................................................. 21 Malam Dengan Kopi.............................................................. 22 Sajak Kamar Mandi ............................................................... 23 Aku Memilih Puisi ................................................................. 24 Beli Buku ............................................................................... 25 Bisakah? ................................................................................ 26 Patah ..................................................................................... 27 Penyair Salon ........................................................................ 28 Ingin Hujan Bulan Juni .......................................................... 29 Ini .......................................................................................... 30 Stupid! ................................................................................... 31 Rindu ..................................................................................... 32 Untuk Kamu yang Suka Perang ............................................. 33 5
Resureksi ............................................................................... 34 Aku ........................................................................................ 35 Kebangkitan .......................................................................... 37 Tentang Penulis ................................................................. 38
6
CANGKIR
Cangkir itu terisi kopi hitam dari warung. Sore hari kosong lagi, disesap si pemain burung. Pemain burung itu lihai burung-burungnya berkicau. Menang kontes berjuta-juta. Cangkir itu terisi Sore hari kosong lagi. Si cangkir bertanya-tanya, Apa gerangan permainan selanjutnya?
7
SEPAH
Habis manis sepah dibuang “Jadi kau membuangku?”, tanya si sepah “Iya” Si sepah pergi kesal. Sepah yang tak tahu diri
8
KATA-KATA
Butuh waktu lama untuk mendekap kata-kata Diambil lembut diantar ke ruang ikhlas Seperti merelakan diri ke tepi pantai Menunggu sabar matahari tenggelam masuk dalam lautan Oranye-oranye
9
-S
Aku termos Kamu air panas Dia gelas
10
SESUATU
Right here right here You gotta put me on Dengan sejumput harapan dan beribu kemungkinan Harapan adalah sesuatu dengan sayap, begitu seorang pujangga barat berkata. Sedangkan kemungkinan adalah sesuatu yang tak berakar Manusia hidup tanpa sayap pun tak berakar
11
SONET: PELUH
Hari adalah bejana tanpa dinding yang memaksa harus terisi penuh Kadang terisi butiran-butiran peluh yang engga berpisah dari daging Peluh yang lelah pada gravitasi Merenggut nyaman dari buaian, jenuh. Sesekali ia mencoba lempar sauh Berharap sudut bibir membentuk sungging Tau rasa kamu! Ini belantara Kata sang guru yang riang berkekeh melihat sang murid bebal durjana Peluh bersimpuh supaya guru bilang boleh Tak ada waktu dan ruang bagiku, kisanak! Kau lagi belajar. Jangan anggap remeh.
12
MUDAH
Mari buat semua jadi mudah Agar tak perlu banyak telan ludah dan badan tak lagi berkudah – karena keringat, sudah!
13
SAJAK GELISAH
Aku sedang mencari gelisah Baru kali ini aku dan dia berpisah Biasanya dia ada di ujung ubun-ubun yang sore hari menguap, pagi mengembun Dia tak ada di sudut-sudut kamar tempat sepasang cicak saling melamar Mungkin dia ada di atas genting tempat bercinta kucing-kucing Gelisah pergi membawa semangat yang biasanya menyengat hatiku yang bengkak-bengkak sampai melenting seperti didongkrak
14
SENG
Seng O, Seng O, Seng O, Nan I, O Nan I, O Nan I
15
SOMPRAL
Mulut ini mesti disumpal diberedel peluru-peluru karena mbah bilang jangan sompral jangan bilang kata-kata saru
16
SAMSAK
Aku ingin membeli samsak baru yang berisi merah-merah bibirmu yang membal ketika kutinju
17
LAMPU DISKO
Aku ingin membeli lampu disko baru dengan kerlap-kerlip cahaya matamu yang jika kupadamkan menjadi teduh
18
ANAK-ANAK SETAN
Anak-anak setan berlari cekikikan menertawakan malaikat-malaikat tua yang suka berdandan
19
JURNAL
kata-kataku habis dimakan jurnal Jurnal datang tanpa malu-malu Malu hanyalah bagi kucing kumal Sekumal deretan kata-kataku yang bersemayam pada jurnal Jurnal menemaniku tiap malam kadang dengan kopi, rokok dan cemilan Bertukar curhat tentang alam dan perempuan Jurnal tak suka kudiamkan Aku tak suka mendiamkan jurnal Aku dan jurnal bak pacaran Bertukar cium tiap malam
20
KAMU MESTI TAHU
Aku adalah suaka hatimu Seperti rokok yang merindu api pada bibir Sapardi Aku adalah sauh kelelahanmu bagai isyarat yang Jokpin punya pada isi celananya. Aku adalah alasanmu dengan segala isyarat yang tak terungkap Cinta pada harapan yang menjadikannya luka
21
MALAM DENGAN KOPI
“Too much momentum!� Bisa-bisa jadi tantrum. Seperti kesetrum Mari kita berima walau susah karena itu adalah syarat sah – sajak agar keren melepas gerah katanya sajak bisa bikin bijak katanya sepi adalah penyempurna mimpi katanya penyair imajinasinya ngalir mahir, kayak aliran air Yang aku tahu bahwa aku berpuisi untuk sekedar hanya mengisi kekosongan malam hari ini yang sunyi bersama gelas belimbing berisi kopi
22
SAJAK KAMAR MANDI
Aku menulis puisi dalam kamar mandi Jokpin pernah berpuisi tentang kamar mandi Tentu saja dengan ini aku jadi pernah nulis puisi tentang kamar mandi Tapi, apa Jokpin pernah menulis puisi dalam kamar mandi?
23
AKU MEMILIH PUISI
Puisi adalah alasan manusia untuk hidup? Why? Maybe, it can get me closer to God by menikmati bahasa yang merupakan anugerah. Orang butuh senang karena itu membebaskan. Berdampak positif bagi pergerakan. Banyak cara untuk jadi senang: singing, dancing, painting, even thinking. And I chose poetry as a resource of my happiness
24
BELI BUKU
Aku terlalu banyak beli buku sehingga tak bisa beli baju Aku terlalu banyak beli buku sehingga tak punya ongkos untuk bercumbu Aku terlalu banyak beli buku yang membuat heran ibuku karena aku masih saja tolol dan dungu
25
BISAKAH?
kata-kata dalam peluru menderu-deru merobek dinding pilu Diantara marjin buku aku bersimpuh Haru hari-hari mengais rejeki deri ide-ide dalam topeng-topeng alphabet kampret! Tak bisakah kubeli sesuatu dengan kecakapanku? Tak bisakah aku meminangmu dengan ideku?
26
PATAH
Gigiku patah tidak sakit seperti – hati patah Enak kalau gigiku seperti pepatah: Mati satu tumbuh seribu Nanti gigiku bisa banyak seperti – dinosaurus yang bisa gigit-gigit hati orang sampai patah
27
PENYAIR SALON
Aku ingin menulis puisi tentang matahari dan rembulan Jangan tuduh aku penyair salon karena aku gak pernah ke salon Gak ada duit! Mending ke pangkas rambut biasa tukang pangkasnya orang garut cuman dua belas ribu rupiah.
28
INGIN HUJAN BULAN JUNI
Malam ini dingin kemarau yang berangin Ingin aku pergi ke lahar cintamu Meringkuk rindu mengulum candu Terkapar pasrah melepas resah Untuk kembali berdiri, menemui hari-hari Sampai kemarau sejenak pergi Seperti hujan di bulan juni
29
INI
Ini adalah ini adalah ini – itu adalah ini adalah itu adalah ini – itu ya ini – ya itu ya – ini
30
STUPID!
Otak jangan sampe kejepit oleh informasi-informasi rumit yang magis nan terlihat manis padahal ujung-ujungnya bikin nangis Buka jendela-jendela Buka semuanya Biar terasa bebas merdeka disinar-hangati oleh sang surya Jangan berpikir rumit Jangan juga berpikir pelit Karena nanti jadi stupid.
31
RINDU
Rembulan tidak tahu mauku Dia terus saja bersinar merdu Aku beradu pilu diantara bulir-bulir candu Dunia kasat mata Saudaraku nun jauh di sana merinduku Kenapa aku tidak merindu – nya ya? Aku malah merindu orang yang lebih jauh Saudara pun bukan. Tidak kenal pula tidak tahu Aku ingin tanya, Rindu itu datang apa didatangi?
32
UNTUK KAMU YANG SUKA PERANG
Kenapa sih harus saling pukul? Santai aja atuh Gak ngerti deh aku-aku – sama kamu-kamu Capek gak sih kamu-kamu? Aku-aku aja yang liatnya lelah tau. Sok geura diem dulu sebentar aja yuk merenung. Sebenarnya tujuannya itu – dimana? Coba cari tahu Apa kalau salah satu dari kamu-kamu menang, maka pastilah itu ujung? Apa bakal terus – terusan seperti candu?
33
RESUREKSI
Hidup gak rame nih Kayaknya harus mulai tanam benih Benuh-benih kreativitas tea gening Biar bisa nong nang ning Hari awal di bulan ujung Cuacanya mendung-mendung Aku gak mau hatiku ikut-ikutan Wong aku bukan bawahan Makanya ayo aksi! Aksi untuk diri biar manusiawi. Resureksi!
34
AKU
2010 saat mengoyak kebahagiaan di udara. Hedon ialah pengejaran sepanas bara yang kukunyah mudah indah bagai menggigit udara. Kutemukan sebongkah emas cadas di sisi rel kereta. Bercahaya legit, magis, sigil, pun tanpa tuan dan tuhan. “Jika ilmu adalah binatang buruan, maka menulis adalah tali kekangnya� Kini kurangkum semua dalam putih kertas dan runcing pena. Rangkaian kata kusempurnakan bagai sufi dalam tingkatan makrifat. Kuludahkan semua najis seperti kewajiban bersunat. Kuadopsi kesucian dari bentangan kalam Holy Quran. Memperkosa kebenaran karena ini terdengar hiperbola. Bagai sonet indah Shakespeare dalam dunia sastra. Bercerita, tak akan gundah jika ini menjadi Fish Story. Penyelamat dunia! Tupac tak akan berkutik lagi karena dunia kuselamatkan dari setiap senggama! Kuingat saat bagaimana aku tak boleh berfikir ganda. 1984 Orwell pun kini tak mau bersuara. Aku bangun dalam komikal Elektra suguhan Dewi. Mengawang-awang bagai sang nabi Almustafa Kahlil. Maka, tak akan pernah ada eksistensi negeri para bedebah. Kami membangun klub petarung bersimbah gelimang debu udara kota. Membeberkan mushaf jalanan sebagaimana Rakim bertanya “siapa Tuhan?� Kemana kita pergi setelah mati? 35
Persetan mati! Aku ingin hidup walaupun telah mati. Kitab, punk rock, salaf, sastra, dan cinta. Kurebus dalam air mata masa. Semesta adalah kualinya, pengetahuan adalah bahan bakarnya. Hingga saatnya tiba, kureguk semua agar aku bisa berkata: Akulah manusia! Apa yang salah dengan jadi manusia? Jika Rumi ingin mati untuk bisa jadi malaikat, aku tak akan begitu, karena akulah malaikat! Setiap aksiku adalah kebenaran. Setiap kataku adalah fatwa. Bagi diriku sendiri akulah ejakulasi kehidupan! Hidup berarti merasa. Meresapi setiap kebenaran yang nikmat setelah memuncaki kesalahan. Jika kesalahan adalah proses pembelajaran, maka: anggur merah, ganja, kriminal, dan wanita – adalah textbook langka yang tak pernah ada di etalase Gramedia. Maka, akulah pembaca dunia! Membaca setiap kata yang terekam dalam bahasa universal. Hingga aku menjadikannya sungguh melebihi batas fungsional. Seperti lubang pantat dalam seks anal. Kugabung desahan Marylin dalam keganasan Manson. Dalam kedipan ke 182 aku memukul kegundahan sekeras Tyson yang menggenggam mic di atas ring meludahi parkinson. Akhirnya, aku menemukan kemuliaan baru. Membungkam prasangka bagai KKK yang dibekuk – 36
Malcolm dalam gubahan Maya Angelou, Langston Hughes, dan Edgar Allan Poe. Oi! Apiku tak kalah dari spiritual Paulo Coelho, melumerkan diksi hidup rumit Salju Kilimanjaro, membangkitkan bagai seruan adzan Bilal, bertekad kuat bagai Ummu Umarah menerima panah. Aku hadir di Ramadhan bagai Lailatul Qadar tempat berserah, akulah Anugrah.
37
KEBANGKITAN
Fugess menggema siap atau tidak. Persetan pertanyaan. Aku mendobrak nilai-nilai bayar-bayar semua kehendak. Bolak-balik belat-belit semua rima dalam otak. Aku kehausan sudah lama tidak minum - minum sampai mabuk dibilang majenun. Perbendaharaan ludah kata termaksimum. Mari-mari mainkan rima-rima ditenun. Anggap ini graffiti dibawah jalan pasupati. Tangkap Machiavelli. Bentak anarki atau mati. Lengkapi amunisi. Gertak berahi dulang mimpi. Mark up ini puisi. Tonggak tuk diri puas hari. Nanti tinta kering jika didiamkan lama-lama. Mati kita terbaring jika disiam sama-sama takdir sita sering kita luka jika hanya diam. Maka biarkan aku bebas tanpa rima.
38
Tentang penulis Penyuka k-pop. Pembuat hal-hal remeh-temeh semacam zine, puisi, tulisan, dan lain sebagainya. dialog.anugrah@gmail.com
39