ORBIT International Trip: London

Page 1

INTERNATIONAL TRIP:

LONDON

DELLANA ARIEVTA

BEKRAF ORBIT

2019


HIGHLIGHT

16-22 September 2019 Dalam International Trip ORBIT angkatan 2018 ini, selain mengunjungi pameran seni dan kerajinan seperti London Design Festival 2019 dan London Design Fair, secara personal perjalanan ini akan difokuskan kepada melihat referensi inovasi ide dan desain produk kreatif di berbagai museum di London. Mulai dari ilustrasi, motif tekstil, desain pattern, hingga material yang digunakan untuk menghasilkan product diversity yang sangat luas dan diharapkan dapat membuka pikiran lebih luas serta imajinasi yang lebih berani lagi dalam merancang suatu desain dan produk. Laporan ini pun akan saya unggah sehingga diharapkan teman-teman dan desainer lain juga mendapat insight dari perjalanan ini.

DELLANA ARIEVTA ORBIT 2018 DKV



DAY 1: 16 SEPT 2019 Victoria & Albert Museum Science Museum Hyde Park + The Serpentine Gallery Old Paradise Yard




VICTORIA & ALBERT MUSEUM The V&A adalah museum seni dan desain terbesar di dunia, memiliki lebih dari 2.3 juta koleksi permanen yang terdiri dari arsip dan objek peradaban manusia dalam rentang waktu 5000 tahun. Museum ini juga menyimpan beberapa koleksi referensi arsitektur, furnitur, fashion, tekstil, fotografi, seni pahat, seni lukis, perhiasan, kaca, keramik, buku, desain & kesenian Asia, teater dan seni pertunjukan.


Salah satu ruang pamer sejarah seni dari abad ke 14 hingga abad ke 17 di The V&A Museum yang berisikan patungpatung, ornamen, hiasan dinding, pahatan, relief, kolom bangunan tua, hingga altar pemujaan di era Gothic dan Renaissance.




Beberapa koleksi poster silk screen dan art prints di bagian ruang seni pertunjukan dan kontemporer.



Beberapa produk di toko souvenir tematik The V&A Museum.

Salah satu hal yang saya highlight dalam perjalanan di London ialah gift shop yang selalu ada di setiap museum dan amusement park, selain souvenir khas London, setiap toko memiliki souvenir tematik sesuai dengan tempat tersebut. Kreatifnya, barangbarangnya tidak hanya terbatas pada t-shirt, tas atau gelas, namun sangat bervariasi dan memiliki rentang usia yang sangat luas sehingga seluruh pengunjung dapat menemukan barang yang sesuai dengan kategori umur, gender, serta fungsinya. Misalnya, dari satu pattern dan ilustrasi yang sama, produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari dasi, tea towel, sarung bantal, apron, puzzle untuk anak-anak, kartu pos dengan berbagai macam versi (2D, 3D), stationery, cokelat, permen, hingga squishy.



SCIENCE MUSEUM Begitu juga di Science Museum, meski kami tidak sempat untuk mengelilingi seluruh museumnya, namun saya memanfaatkan waktu singkat untuk melihat gift shop tematik di Science Museum. Semua produk kreatif bertema science, outer space, yang didesain dan dipajang dengan sangat di luar dugaan. Misalnya, pulpen berbentuk tulang kering yang di-display di atas kidney tray, jaket bomber yang didesain seperti kostum astronot, jam tangan dengan desain teori relativitas Einstein, kartu pos dengan ilusi optik, enamel pin dan boneka Laika si anjing luar angkasa, mug dan tempat kacamata dengan desain tabel periodik hingga totebag dan apron dengan ilustrasi anatomi manusia yang menggunakan kerangka sebagai manekin untuk memajang.



The Serpentine Gallery


OLD PARADISE YARD Eat, Work, Art. Tempat yang berasal dari gedung sekolah tua ini merupakan wadah untuk para seniman dan makers berkumpul. Terletak di samping sungai Thames, cluster unik di tengah kebun ini menjadi studio dengan atmosfer yang mendukung para pelaku kreatif di London.




Beberapa foto kegiatan di studio dan acara pembukaan pameran yang sedang berlangsung ketika kami menghadiri undangan Piyush Suri untuk mampir ke Old Paradise Yard.


DAY 2: 17 SEPT 2019 Brompton Design District Mint Gallery Taschen Book Shop + Saatchi Gallery Intoart British Council China Town + Covent Garden






Di hari kedua, kami mengisi waktu luang dengan berkeliling di Brompton untuk mengunjungi galeri-galeri kecil yang mengadakan event paralel dari London Design Festival 2019 dan melihat beberapa instalasi di sekitar sana, sebelum akhirnya mengunjungi Into Art di pukul dua siang.



image source: mintshop.co.uk

MINT GALLERY Masih di daerah Kensington, Mint adalah galeri desain di pusat kota London yang berfokus pada koleksi-koleksi dengan nuansa kontemporer sejak tahun 1988. “... Respecting and persevering nature should be our ultimate goal.�





Menuju Brompton, Taschen dan Saatchi Gallery mengendarai bis umum.


Pameran instalasi dalam acara paralel London Design Festival di beberapa pekarangan di Brompton Design District


TASCHEN BOOKSHOP Taschen adalah penerbit buku-buku seni yang didirikan oleh Benedikt Taschen di Cologne, Jerman pada tahun 1980



Beberapa koleksi buku yang dijual. Mulai dari graphic design, arsitektur, seni lukis, lifestyle, fashion, pop culture, seperti komik dan referensi musik serta film, hingga buku travel


SAATCHI GALLERY Galeri seni kontemporer yang memamerkan karya debut para seniman muda baru.





INTOART Studio yang bertempat di bekas gedung parkir di selatan London ini berfokus kepada seniman yang memiliki keterbatasan agar mereka memiliki kesempatan untuk memperlihatkan karyanya kepada dunia.




Beberapa ilustrasi dan pattern diaplikasikan kepada bermacammacam produk seperti art print, stationery, enamel pin, patch, hingga produk fashion dalam beberapa seri koleksi.








BRITISH COUNCIL Salah satu organisasi budaya Inggris yang bergerak di bidang pendidikan. Telah bekerjasama dan membangun kepercayaan dengan lebih dari 100 negara di seluruh dunia.




Presentasi perwakilan British Council, Ellena kepada Wakil Kepala BEKRAF, Steering Committee, Mentor serta para Orbitee.



CHINATOWN + COVENT GARDEN Setelah dari British Council, kami memutuskan berjalan kaki menuju Chinatown dan makan malam di Covent garden.


DAY 3: 18 SEPT 2019 Camden Market TATE Modern Cockpit Arts British Museum House of MinaLima Covent Garden + Wagamama Resto



Beberapa stand produk kerajinan seniman di London.



TATE MODERN Galeri seni modern di London yang dibuka pertama kali pada tahun 1897 oleh Sir Henry Tate. TATE Modern merupakan satu dari empat galeri yang menyajikan karya seni dari tahun 1500 hingga saat ini dengan koleksi hampir 70.000 karya seni.




Kiri: Beberapa karya di TATE Modern Kanan: Pemandangan dari lantai 10



Giftshop di TATE Modern dengan tema seni kontemporer dan toko buku ilustrasi yang beraneka ragam.



COCKPIT ARTS

Inkubator bisnis kreatif di UK yang mendukung para creativepreneur tahap awal. Dengan sistem rent-sharing studio, menjadikan Cockpit Art sebagai wadah untuk bertukar skill dan ide.


ELISE GUSTILO


image source: cockpitarts.com

Handmade hats dan headpieces yang didesain secara eksklusif, memadukan teknik tradisional dan modern dalam pembuatan topi yang telah memenangkan penghargaan.


Terinspirasi oleh warna, tekstur, dan bentuk, Otite mengeksplorasi kerajinan tradisional dalam seni tekstil modern. Onome Otite adalah seniman tekstil yang membuat kartu handmade dan ilustrasi figuratif menggunakan potongan kain perca dan materialmaterial campuran untuk menghasilkan karya tiga dimensi dengan gaya yang mengadaptasi seni tari, fashion dan budaya ke dalam karyanya.

ONOME OTITE


image source: cockpitarts.com


TANIA CLARKE HALL

Award-winning jeweller yang berfokus di leatherworks, terinspirasi dari kecintaannya terhadap desain Jepang, wabi-sabi.


image source: cockpitarts.com



BRITISH MUSEUM Museum sejarah peradaban manusia seluruh dunia yang memiliki koleksi permanen lebih dari 8 juta objek.




HOUSE OF MINALIMA Studio desain yang berfokus pada entertainment dan industri publishing, mengerjakan properti visual pada film-film seperti Harry Potter, Fantastic Beast, Golden Compass, dan The Imitation Game.




Dimulai pada tahun 2002 oleh duo seniman, Miraphora Mina (Theatre Design, London’s Central Saint Martins School of Art and Design, 1987) dan Eduardo Lima (Visual Communications, Pontifical Universidade Catolica, Rio de Janeiro, 1997) Setelah film Harry Potter selesai, mereka meneruskan bisnis franchise Harry Potter dan mengerjakan properti visual film-film lainnya.


COVENT GARDEN + WAGAMAMA RESTO Setelah selesai trip subsektor DKV, kami berkumpul di Wagamama Resto, Covent Garden



DAY 4: 19 SEPT 2019 Oxford Oxford Castle & Prison Westgate Mall + LUSH Oxford Museum + Town Hall Modern Art Oxford Story Museum Oxford Museum of Natural History Pitt Rivers Museum





LUSH Mengunjungi LUSH store di Oxford untuk melihat tren penggunaan material eco-friendly dalam produk dan desainnya. Juga membeli buku yang membahas bagaimana LUSH mengusung konsep sustainablity dalam social enterprise-nya.






MODERN ART OXFORD + STORY MUSEUM Mengunjungi merchandise store dari kedua tempat tersebut untuk meninjau produk-produk kreatif yang ada.


Beberapa produk kreatif lainnya di toko buku Waterstones, Oxford. berupa sandwich wrapper, enamel pin, bookmark, pouch, jurnal dengan berbagai motif dan ilustrasi.





Merchandise giftshop di Bodleian Library dengan tema perpustakaan dari dasi hingga cokelat.



OXFORD UNIVERSITY MUSEUM OF NATURAL HISTORY


Museum zoologi, geologi, dan entomologi di dalam gedung dengan desain neo-Gothic.



Yang menjadi highlight saya di museum ini (dan mungkin beberapa museum lainnya di London) adalah mereka memiliki koleksi yang dapat disentuh, memiliki petunjuk dalam huruf braille, dan wheelchair access sehingga museum-museum tersebut dapat dinikmati oleh pengunjung disabilitas. Contohnya adalah display kulit kobra dan display replika telur dinosaurus. Beberapa taksiderm binatang pun tidak didisplay di dalam kaca, sehingga dapat diraba tekstur bulu dan bentuknya. Selain itu, display spesimen dan replika spesimen di dalam kaca sangat menyatu dengan teks yang dirancang dengan tipografi yang menarik.



Di bagian belakangnya, terdapat museum antropologi Pitt Rivers. Museum ini lebih kecil dengan koleksi kebudayaan peradaban manusia dari seluruh dunia, namun display koleksi yang terlalu padat dan rapat menyebabkan sulitnya menikmati koleksi-koleksi tersebut. Beberapa kerajinan yang dipamerkan juga memiliki keterangan material yang digunakan. Contohnya placemat anyaman yang terbuat dari buntut hewan dan pewarnaan natural lainnya.


THE COVERED MARKET



DAY 5: 20 SEPT 2019 Rough Trade Music and Art Shop, Shoreditch London Design Fair Food Truck Hall Libreria Book Shop Brick Lane Vintage Market Adrian Boswell Gallery, Broccolli Lane Parliament Hall + London Eye + Big Ben Tower Bridge



ROUGH TRADE independent music, art, book shop di Shoreditch


LONDON DESIGN FAIR



YAGO ACCESSORIES Ada beberapa exhibitor yang menjadi highlight saya di acara London Design Fair 2019 ini, dimulai dari Yago Accessories, seniman yang membuat aksesoris dari kantong plastik tidak terpakai. Proses yang dilakukan adalah melelehkan plastik yang telah digunting-gunting dan disortir warnanya, setelah meleleh dan dipress, plastik dipotong-potong menjadi material baru untuk kalung, anting, gelang, gantungan kunci dan lain-lain.



BIO MATERIAL Presentasi material produk yang berasal dari limbah tanaman dan limbah pangan. Misalnya Fernando Laposse membuat tile yang mengekspos tekstur kulit jagung karena kedekatannya dengan budaya menanam jagung di kampung halamannya, juga ada kap lampu yang terbuat dari hemp, serta kacamata dari panel yang terbuat dari hasil fermentasi kulit kentang.


MIJO STUDIO Kelompok desainer tekstil kolektif Mijo Studio menawarkan interaksi yang menarik, kartu nama yang dapat dihias sendiri oleh pengunjung menggunakan kain perca dan potongan kertas bermacam motif untuk dijadikan ornamen. Mereka pernah mengisi workshop di fakultas seni rupa, jurusan Kriya ISI Yogyakarta pada tahun 2016.


TASMEEM DOHA Sebuah platform kolektif di Qatar, tema mereka dalam pameran tahun ini adalah Hekayat, yang dalam bahasa Arab berarti cerita/narasi. Mengajak kita untuk mengedepankan dan memikirkan sebuah proses dalam pencarian ide untuk berkarya. Konsep display yang mereka pamerkan ialah moodboard raksasa berisi visual-visual kontemporer namun tetap menghadirkan budaya Arab.


LIBRERIA BOOK SHOP

Salah satu toko buku independen di daerah Shoreditch yang memiliki beberapa koleksi art book dan zine, salah satu yang menarik saya untuk datang kesini ialah buku The Bigger Picture Women who Changed The World yang berisi ilustrasi karya ilustrator London favorit: Manjit Thapp


BRICK LANE VINTAGE MARKET


ADRIAN BOSWELL GALLERY


Adrian Boswell adalah seorang seniman kolase di Broccolli Lane, Shoreditch. Beruntungnya, ketika mengunjungi galeri di sore hari, saya bertemu dengan Adrian Boswell yang sedang mengerjakan kolase dan berkesempatan untuk membeli kolase look book beserta tanda tangannya.



THE HOUSES OF PARLIAMENT



Ketika mengunjungi daerah Westminster untuk melihat Big Ben dan London Eye, ternyata masyarakat dari segala usia dan gender sedang melakukan aksi demo, temanya bervariasi mulai dari isu lingkungan sampai isu HAM. Yang menarik bagi saya adalah konsep poster demo yang kreatif dibuat secara manual maupun digital dengan desain menarik dan sangat di luar dugaan.





TOWER BRIDGE

Usai dari balai kota, saya melihat kemegahan Tower Bridge dari dekat sambil berjalan kaki kemudian kembali ke Camden untuk pulang. Signage dan wayfinding di London juga menjadi highlight saya dalam perjalanan ini. Berjalan-jalan sendirian di London tidak menjadi masalah karena semua petunjuk arah dan rute transportasi publik sangat jelas sehingga sangat kecil kemungkinan untuk tersesat di London. Mulai dari bis umum dengan haltenya yang sangat informatif dan tersistem, tube/underground yang meskipun terdiri dari loronglorong bawah tanah yang agak membingungkan, tetap dapat dipahami dengan mudah bagi turis asing yang baru datang. Aplikasi seperti citymapper yang sistemnya terkoneksi dengan segala moda juga sangat membantu dalam opsi transportasi publik yang dapat disesuaikan berdasarkan harga dan estimasi waktu perjalanan karena terdapat penunjuk waktu tube/bis akan tiba dalam berapa menit.


DAY 6: 21 SEPT 2019 The Sherlock Holmes Museum, Baker Street London Beatles Store British Library Foundling Museum Green Park Buckingham Palace Parliament Hall + London Eye + Big Ben Tower Bridge




THE SHERLOCK HOLMES MUSEUM + BRITISH LIBRARY Mengunjungi The Sherlock Holmes Museum untuk melihat variasi merchandise yang dijual, sedangkan di British Library membeli beberapa picture book karya Manjit Thapp dan melihat-lihat tema gift shop di tempat tersebut untuk referensi.


Salah satu kemegahan arsitektur hotel Renaissance, St. Pancras di perjalanan menuju The Foundling Museum



THE FOUNDLING MUSEUM Yang membuat saya ingin mengunjungi museum ini ialah buku-buku karya Jacqueline Wilson (seri Hetty Feather) yang mengambil setting waktu era Victoria dan bertempat di Foundling Hospital dalam buku-bukunya ia menggambarkan suasana kota London yang sangat deskriptif. Museum ini mengangkat tema sejarah Foundling Hospital yang didirikan oleh Thomas Coram di tahun 1704, ia membangunnya untuk merawat anak-anak terlantar karena orang tuanya tidak sanggup merawatnya karena kemiskinan dan krisis yang terjadi di masa itu.



Tokens, setiap bayi yang dititipkan di sini, selalu diberikan token/charm oleh orang tuanya. Biasanya terbuat dari koin yang diukir, sapu tangan yang dibordir, atau kalung. Gunanya untuk mengidentifikasi jika suatu saat orang tua tersebut kembali dan ingin mengambil anak-anaknya.


Atas: seragam anak-anak asuh Bawah: Anak-anak yang pernah diasuh di The Foundling Hospital


GREEN PARK Mengunjungi Green Park di dekat Buckingham Palace untuk beristirahat dan makan siang.



BUCKINGHAM PALACE



DAY 7: 22 SEPT 2019 Camden Market Cyberdog Store Heathrow Airport



CAMDEN MARKET


Selain untuk makan siang, sebelum menuju bandara untuk pulang, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi Camden Market sekali lagi, karena banyak produk dan kerajinan yang dibuat oleh para artist yang belum sempat saya lihat.



CYBERDOG STORE Concept store terbesar di Camden Market yang terdiri dari dua lantai, menjual produk-produk dengan tema cyberpunk: warna neon, robotik, motif glitch, hologram, tekstur bernuansa hibrid dan mutan hingga alien dan luar angkasa. Produk yang dijual bervariasi mulai dari apparel, stationery, aksesoris, digital, hingga benda-benda koleksi.


Beberapa produk kreatif lainnya di Camden Market: kerajinan mulai dari totebag silkscreen buatan artist, kerajinan pressed flowers resin, tas dari material cork/ gabus, sepatu lukis, sabun dengan bentuk kue, kostum dengan tema Gothic, upcycle jins, art print, hingga aksesoris dari buah kering yang diawetkan. Camden Market mengingatkan saya kepada event-event makers marketplace yang biasanya diadakan di kota-kota besar setiap tahun atau beberapa bulan sekali, dimana event tersebut merupakan tempat si desainer/seniman berinteraksi langsung dengan para penikmat karya mereka dan mendapat penghasilan dari karya mereka. Bedanya, London punya pasar seni permanen yang buka setiap hari.


www.dellanaarievta.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.