Tata Suara (Acoustic Report) of UKDW Auditorium

Page 1

Laporan Akustika

UKDW Auditorium Acoustic Research content

Afri | Hasto | Nita | Naomi | Dian 14940 14945 15079 15107 15117

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2016

1 p1

Pendahuluan

2 p3

Tinjauan Teori

3 p7

Pra rancangan

4 p11

Pembahasan

5 p25

Rekomendasi

6 p31

Kesimpulan + Lampiran


1

Akustika Auditorium Koinonia UKDW

Pendahuluan

Latar Belakang

Akustik ruang merupakan salah satu ilmu rekayasa bunyi yang mempelajari perilaku suara didalam suatu ruang. Akustik ruang berhubungan dengan kualitas suara pada bangunan, yang dipengaruhi oleh penilaian secara obyektif maupun subyektif. Penilaian obyektif yaitu besaran-besaran yang bersifat umum, misalnya besaran tingkat tekanan bunyi dari sumber suara dan besaran waktu dengung. Penilaian subyektif berdasarkan dari orang yang menilainya. Tingkat penilaian tersebut akan sangat berpengaruh pada tingkat kenyamanan pengguna yang berada pada ruangan tersebut. Ketika sebuah auditorium dibangun, biasanya pada bagian interior dibuat dengan permukaan yang rata dan keras (dinding,langit-langit, lantai). Permukaan keras seperti ini akan memantulkan gelombang suara. Sifat geometris permukaan (komposisi materi, ukuran, bentuk) dalam sebuah ruang akan mempengaruhi tiap-tiap frekuensi bunyi secara berbeda. Adapun beberapa jenis aktifitas yang berlangsung di Auditorium dibedakan menjadi dua poin yaitu speech (percakapan) dan musik. Cara paling efisien yang dapat digunakan agar suara dalam ruangan bisa terdengar dengan baik adalah dengan tata letak sumber suara. Untuk menentukan baik-tidaknya kualitas akustik perlu adanya perangkat sensor yang menangkap gelombang suara untuk kemudian diolah sedemikian rupa sehingga menampilkan output yang merepresentasikan nilai kualitas akustik.

Fungsi Utama Auditorium adalah tempat berkegiatan seperti seminar, rapat besar, wisuda, konferensi, dan lain sebagainya. Jenis auditorium dibagi berdasarkan : Auditorium Pertunjukan dikhususkan untuk pertunjukan seni, seperti musik, tari, dan lain-lain. Biasanya, jenis auditorium ini dibagi lagi menjadi 2 macam berdasarkan fungsinya, yaitu : a. auditorium untuk musik saja dan b. auditorium untuk musik dan gerak.

Auditorium Mulfungsi Jenis auditorium ini didesain untuk fungsi seperti: seni, seminar, pameran, pernikahan, dan lain sebagainya.

Mediastika, 2005, Auditorium Merupakan bangunan yang dapat diartikan sebagai tempat berkumpulnya penonton.

Auditorium (http://digilib.its.ac.id/) Adalah suatu ruangan tertutup yang digunakan untuk pembicaraan.

Auditorium (http://repository.maranatha.edu/) Merupakan bangunan publik yang berfungsi sebagai tempat berkumpul, bertemu secara formal&nonformal. Berasal dari kata audiens (penonton/penikmat) dan auditorium (tempat), auditorium dapat diartikan sebagai tempat berkumpul penonton menyaksikan suatu pertunjukan.

1


Mengapa Auditorium Koinonia UKDW ? Auditorium Kononia UKDW adalah salah satu auditorium yang dimiliki Universitas Duta Wacana yang sering digunakan untuk berbagai acara, misalnya seminar, wisuda, pertunjukan drama musik,ibadah dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan akustik. Saat ini Auditorium Kononia masih beroperasional seperti biasa dan berbagai aktifitas pun masih tetap berjalan dan digunakan oleh para mahasiswa UKDW. Auditorium yang terletak di Jalan Dr. Wahidin ini bersebelahan dengan jalan raya dan cenderung ramai, yang rentan pula dengan masalah akustik. Tingkat kebisisingan yang ada, mampu mempengaruhi akustika di dalam ruangan tersebut. Auditorium ini terdiri atas dua lantai, dan pada lantai 2 berbentuk mezanin. Pada ruang auditorium ini, terdapat masalah akustik yang terjadi misalnya suara yang tidak terdengar dengan baik.

Every writer is a frustrated actor who recites his line in the hidden auditorium of his skull - Rod Serling -

2


Tujuan

Metode Kajian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas akustik ruang Auditorium Kononia Universitas Kristen Duta Wacana apakah sesuai standar untuk akustik di dalam auditorium.

Persiapan Alat Pengukur Real Time Analyzer

Sasaran Pengukuran Lapangan tiga titik SPL 1, SPL 2, SPL 3

Auditorium Kononia Universitas Kristen Duta Wacana adalah auditorium yang masih beroperasional dan masih berfungsi secara aktif. Kebisingan yang datang dari luar, mempengaruhi tingkat akustikadi dalam ruangan dan berpengaruh terhadap daya penghuni di dalamnya. Pokok pembahasan yang di bahas ialah antara lain :

Pembuatan simulasi eksis ng, pengamatan dan pengukuran lapangan dengan aplikasi DSSF 3 dan Ecotect

a. Mengidentifikasi jenis kebisingan b. Pemilihan titik ukur pengamatan c. Mengidentifikasikan pemilihan material Pembuatan simulasi eksis ng, pengamatan dan pengukuran lapangan dengan aplikasi DSSF 3 dan Ecotect

Manfaat Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk membantu memecahkanmasalah pengukuran kualitas akustik untuk ruang kuliah atau ruang rapat yang selama ini para arsitek dan praktisi akustik hanya mengandalkan pengalaman dan perasaan saja .

Rekomendasi Rekomendasi hasil simulasi, perbaikan ruang akus k erkait dengan pemilihan material pelingkup

Lingkup Bahasan Spasial Penelitian ini akan membahas mengenai ruang auditorium UKDW dari sisi akustikanya.Hal tersebut degan mempertimbangkan Penentuan titik SPL 1 - 3 . Substansial Penelitian ini meninjau efektifitas penggunaan fungsi Auditorium Koinonia UKDW secara akustika ruangan. Temporal Penelitian dilakukan selama satu jam, yang terbagi atas tiga sesi waktu yaitu pagi hari, siang dan sore hari.

Kesimpulan dan Saran

Analisa Simulasi RT, STI, SPL, D50, C80 dan LF

Jika belum op mal diulang

Pengolahan Data dan Analisa Pembahasan

Rancangan Konstruksi RT, STI, SPL, D50, C80 dan LF

3


2

Perilaku akustika Refleksi : adalah suara yang datang pada suatu bidang, lalu di pantulkan merupakan fenomena atau reaksi yang dibutuhkan untuk memberikan efek suara yang lebih hidup. Dimensi ruang juga mempengaruhi panjang pendeknya pantulan.

Studi Literatur

Penataan bunyi pada bangunan mempunyai dua tujuan, yaitu untuk kesehatan (mutlak) dan untuk kenikmatan (diusahakan). Penataan bunyi melibatkan empat elemen yang harus dipahami oleh para arsitek, yaitu sumber bunyi (sound source), penerima bunyi (receiver), media dan gelombang bunyi (soundwave).

Kecepatan bunyi (sound velocity) adalah kecepatan rambat bunyi pada suatu media, diukur dengan m/dtk. Kecepatan bunyi adalah tetap untuk kepadatan media tertentu, tidak tergantung frekuensinya. untuk kemudahan pada suhu normal kecepatan rambat bunyi di udara adalah 340 m/dtk. suhu (C) -20 0 20 30

Kecepatan (m/dtk) 319,3 331,8 343,8 349,6

Tabel 1. Kecepatan bunyi dan suhu Frekuensi bunyi (sound frequency) adalah jumlah getaran per detik dan diukur dengan Hz (Hertz). Frekuensi menentukan tinggi rendah bunyi. Semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi bunyi. Kebisingan (noise) adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki atau menggangu. Gangguan bunyi hingga tingkat tertentu dapat diadaptasi oleh fisik, namun syaraf dapat terganggu. Kehilangan transmisi ( Transmition Loss; TL) adalah daya media untuk menghambat bunyi, diukur dengan dB, berbeda untuk setiap frekuensi. Kekerasan (loudness) adalah kekuatan bunyi yang dirasakan oleh telinga manusia, diukur dengan foon atau dBA. Bunyi ambien (ambient sound) adalah bunyi total di suatu ruangan, diukur dengan dB. Bunyi ambien ini sangat memengaruhi tingkat kebisingan.

Absorbsi : adalah penyerapan suara yang datang pada suatu bidang oleh material yang berpori, berongga dan elastis.

Diffuse : Tabel 2. Tingkat Kebisingan Yang Diperolehkan

Percakapan manusia (human speech) berada di antara frekuensi 600 - 4000 Hz. Telinga manusia paling peka terhadap rentang frekuensi antara 100 - 3200 Hz (panjang gelombang antara 10 cm - 3 m).

Perbedaan tingkat bunyi antara dua sumber (dB) 0 2 4 <9

1 3 8

Bilangan penambah pada sumber bunyi yang tingkat bunyinya lebih tinggi (dB) 3 2 1 0

adalah penyebaran pantulan suara yang mengenai permukaan yang kasar. Suara diffuse juga dikenal dengan suara dari segala arah.

Reveberation : disebut juga pemantulan seketika, karena terjadi lebih cepat dari 1/20 s. Kualitas Reveberation dapat diukur dari waktu dengungnya, Reveberation Time (RT).

Refraksi : adalah suara yang membelok dikarenakan melewati medium dengan kerapatan molekul yang berbeda.

Tabel 3. Angka penambahan pada penjumlahan bunyi

Defraksi : Perbedaan Koefisien < 0, 10 0,10 - 0,40 > 0, 40

Efek Tidak kentara Kentara Sangat Kentara

adalah menerus dan membeloknya rambatan gelombang suara yang disebabkan oleh adanya celah atau lubang untuk dilalui pada penghalang berdimensi kecil, sehingga tidak dapat menahannya.

Tabel 4. Perbedaan koefisien serap dan efeknya

4


Tipologi Bangunan Auditorium UKDW memiliki tipologi sebagai ruang pidato (speech) dan ruang bermusik.

Faktor yang dipertimbangkan dalam rancangan:

Faktor yang dipertimbangkan dalam rancangan:

- menyediakan optimum reverberation time (<1,2 detik) - menghindari cacat akustik ruang (echoes) - memaksimalkan loudness dalam ruang audien - meminimalkan bising yang masuk dalam ruang

- jenis musik yang dimainkan, tapi tetap memiliki perancangan bersifat general, untuk simfoni, orkestra baik tunggal maupun paduan,dsb. - memperhatikan jenis musik yang dimainkan, terutama waktu dengung, untuk piano lebih pendek dari pada untuk organ. - waktu dengung salah satu yang dominan mempengaruhi rancangan ruang music.

Prinsip akustik untuk ruang pidato adalah menuntun suara untuk jelas terdengar atau intelligable tanpa kehilangan powernya dan dapat mengembalikan keaslian karakter suaranya. Auditorium UKDW

Music

Speech

Waktu Dengung (Reverberation Time) RT terletak pada kisaran nilai 0,85 – 1,3 detik

Prisnip akustik untuk ruang konser musika adalah menghasilkan kualitas suara yang nyaman untuk dinikmati dan dapat menimbulkan efek-efek fisik dan emosional dalam ruang sehingga mampu membuat kesan-kesan tertentu Waktu Dengung (Reverberation Time) RT terletak pada kisaran waktu 1.3 – 1.83 detik

Auditorium UKDW Definition Terletak pada nilai <65% Kejelasan Bicara (Speech Intelligibility) Rata-rata orang berbicara = 65 dB. 95% memiliki frekuensi di bawah 1000 Hz.

Clarity 80ms, EDT 10 > RT

Auditorium UKDW

Bidang Serap dan Pantul Penerapan bidang serap dan pantul sesuai kebutuhan. Area plafond dan panggung merupakan bidang pantul. Dinding belakang audiens = bidang serap. Kedalaman balkon tidak lebih besar 2x tinggi balkon untuk meminimalis akustik bayangan.

Spaciousness Music yang dirasakan pendengar memberikan kesan melingkupi. Apparent Source Width (ASW) yang besar.

5


Kriteria - Kriteria Akustika Ruang Dalam

Tabel Kriteria NC

6


3

Data Fisik Bangunan Auditorium Koinonia UKDW

Pra-Rancangan

10.0

15.0

8.0

Lokasi : Jalan Wahidin Sudiro Husodo, Gondokusuman, Yogyakarta.

6.0

Luas Bangunan : 180 m2

Batas Bangunan

5.0 Floorplan 0

3.5

11.0

3.5

2

4

8

16

Utara Selatan Barat Timur

: RS. Bethesdha Yogyakarta : Universitas UKDW : GKJ Gondokusuman : RS Bethesda Yogyakarta

7


North Elevation 0

2

4

8

16

South Elevation 0

2

4

8

8

East Elevation 0

2

4

16

8

16


Section B-B’ 0

2

4

8

16

Section A-A’ 0

Isometry 0

2

4

8

2

4

8

16

16

9


Materials Kaca pada auditorium UKDW menggunakan Single Patri Glass Timberfame.

Pintu pada auditorium UKDW menggunakan Solid core Pine Timber denga ketebalan 8cm.

Material kolom yang digunakan pada auditorium UKDW menggunakan Concrete dengan dimensi 40x40 cm.

Material plafon yang digunakan pada auditorium UKDW menggunakan Plester Insulation Suspended dengan dimensi 140x140 cm.

Material dinding yang digunakan pada auditorium UKDW menggunakan Brick plaster dengan ketebalan 20cm.

Material lantai yang digunakan pada auditorium UKDW menggunakan Concrete Floor Tiles dengan dimensi 30x30 cm

10


4 Pembahasan

A. HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DARI LUAR BANGUNAN 1.IDENTIFIKASI MACAM SUMBER KEBISINGAN Ketika dilakukan pengukuran dengan Realtime Analyzer pada SPL 1 yang terletak di pinggir jalan, diketahui bahwa terdapat macam sumber kebisingan yang mengganggu aktivitas auditorium. Kebisingan tersebut berasal dari : kendaraan (motor ,mobil , truk dan bis) yang melintas, klakson (motor dan mobil) yang melintas serta pejalan kaki yang melintas dan mengobrol. Tabel di samping menunjukkan tingkat bunyi dari setiap sumber kebisingan berdasarkan literatur buku Fisika Bangunan oleh Prof.Prasasto Satwiko

No

Jenis Bunyi

Satuan Desibel (dB)

1

Percakapan Normal jarak 1 m

63

2

Mobil

71

3

Motor (tanpa saringan knalpot)

90

4

Truk

86

5

Klakson mobil

97

sumber kebisingan : pejalan kaki

sumber kebisingan : mobil lewat

sumber kebisingan : truck lewat

sumber kebisingan : klakson mobil

sumber kebisingan : bis lewat

sumber kebisingan : motor lewat

sumber kebisingan : klakson motor

11


2. MACAM RAMBATAN

b

a

Noise source

a structure bone air bone

Rambatan bunyi yang terjadi pada auditorium UKDW melalui dua media yaitu: a. Air bone : gelombang bunyi yang merambat melalui media udara •Sebagian gelombang yang terhalangi oleh barier barrier insertion (pagar, vegetasi, dinding, tangga) •Sebagian langsung merambat ke dinding luar ruang auditorium b. Structure bone : gelombang bunyi yang merambat melalui struktur /material /benda •Gelombang/getaran merambat dari permukaaan jalan raya merambat ke struktur barrier attenuation (jarak, udara) bangunan

b SPL 2

SPL 3

SPL 1

Penentuan peletakan SPL 1, 2 dan 3 sebagai berikut : SPL 1 : di trotoar depan jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo SPL 2 : di depan gedung Koinonia Auditorium UKDW SPL 3 : di tengah ruangan Auditorium UKDW

Waktu pengukuran di lakukan sebanyak tiga kali yaitu : Pagi : pukul 07.00 - 07.30 Siang : pukul 12.00 -12.30 Sore : pukul 16.00 - 16.30

12


3. PENGUKURAN KEBISINGAN SPL 1 PAGI 125 HZ Average

250 HZ

500 HZ

SPL 3 PAGI

SPL 2 PAGI 1 kHZ

2 kHZ

4 kHZ

57,24934 61,10708 63,62258 64,43542 63,38242 60,15908 Average

125 HZ

250 HZ

500 HZ

1 kHZ

2 kHZ

4 kHZ

53,30442 55,94983 56,90417 58,09408 57,19033 52,68775 Average

125 HZ

250 HZ

500 HZ

1 kHZ

2 kHZ

4 kHZ

52.13

52.14

52.16

52.18

52.20

52.22

Min

44,66

47,06

49,73

49,19

44,48

44,54 Min

42,87

44,85

45,99

44,62

45,07

43,79 Min

45.10

45.11

45.13

45.15

45.17

45.19

Max

69,02

81,3

77,77

77,55

76,61

74,06 Max

72,5

83,56

78,75

75,9

73,82

75,16 Max

65.66

65.67

65.69

65.71

65.73

65.75

L1

68,5693

72,142

76,2963

75,8058

75,0123

72,0551 L1

69,459

67,3779

71,8332

71,988

72,2809

68,3988 L1

59.71

59.72

59.74

59.76

59.78

59.80

L2

56,21

60,815

63,995

64,865

64,005

60,085 L2

52,355

55,51

56,17

58,205

56,765

51,995 L2

51.81

51.82

51.84

51.86

51.88

51.90

L3

49,669

53,901

56,092

56,964

55,585

52,109 L3

47,873

50,516

51,012

52,641

51,919

46,676 L3

48.20

48.21

48.23

48.25

48.27

48.29

SPL 1 SIANG 125 HZ Average

250 HZ

500 HZ

SPL 2 SIANG 1 kHZ

56,23108 59,20583 61,33467 59,55142

2 kHZ

4 kHZ

57,903 54,24933 Average

125 HZ

250 HZ

500 HZ

SPL 3 SIANG

1 kHZ

2 kHZ

4 kHZ

52,30225 55,33767 56,45025 58,50742 57,41217 52,02408 Average

125 HZ

250 HZ

500 HZ

1 kHZ

2 kHZ

4 kHZ

37.80

37.82

37.84

37.86

37.88

37.90

Min

46,68

49,4

50,24

48,64

45,83

42,21 Min

45,33

47,41

47,4

49,43

48,76

43,15 Min

35.54

35.56

35.58

35.60

35.62

35.64

Max

66,62

72,16

75,39

75,88

71,54

69,85 Max

70,57

70,05

72,64

74,06

73,59

69,88 Max

44.33

44.35

44.37

44.39

44.41

44.43

L1

65,81

68,1242

73,6137

70,6613

68,5893

67,1623 L1

62,6313

67,0196

71,447

69,7306

72,3184

66,077 L1

43.47

43.49

43.51

43.53

43.55

43.57

L2

56,18

59,605

61,405

59,965

58,495

54,41 L2

52

54,975

56,005

57,72

57,185

51,415 L2

37.53

37.55

37.57

37.59

37.61

37.63

L3

50,802

53,136

55,938

54,486

51,698

48,242 L3

47,046

50,506

51,995

54,018

52,79

46,302 L3

36.52

36.54

36.56

36.58

36.60

36.62

SPL 1 SORE 125 HZ Average

250 HZ

500 HZ

SPL 2 SORE 1 kHZ

2 kHZ

4 kHZ

59,09717 61,67742 61,96408 63,32883 61,79617 59,46125 Average

Min

49,04

50,6

50,71

51,66

49,61

46,47 Min

Max

68,64

79,01

76,75

78,51

74,99

81,61 Max

L1

68,2867

74,5249

75,2946

74,9649

74,1569

75,8883 L1

L2

59,33

61,365

61,31

63,76

61,925

59,735 L2

L3

53,268

55,665

56,01

57,784

55,348

53,038 L3

125 HZ

250 HZ

DDÆÇĆĐEČ 56,48525 ÇĐÆĎD 48,51 ĐĊÆČĈ 72,75 ĐĈÆÇÐÇE 69,1791 DDÆĆDD 56,02 ÇEÆĐDE 51,732

500 HZ

SPL 3 SORE

1 kHZ

2 kHZ

4 kHZ

57,50925 56,38317 51,26933 Average

125 HZ

250 HZ

500 HZ

1 kHZ

2 kHZ

4 kHZ

38.69

38.71

38.73

38.75

38.77

38.79

50,54

48,6

42,87 Min

36.82

36.84

36.86

36.88

36.90

36.92

84,98

72,16

85,86 Max

44.95

44.97

44.99

44.101

44.103

44.105

73,1586

69,3313

71,9039 L1

42.99

42.101

42.103

42.105

42.107

42.109

56,545

55,875

50,075 L2

38.45

38.47

38.49

38.51

38.53

38.55

53,45

52,57

46,526 L3

37.50

37.52

37.54

37.56

37.58

37.60

Data tabel diatas menunjukkan letak titik pengamatan di auditorium Koinonia UKDW. Berdasarkan tabel pengukuran kebisingan tertinggi terjadi pada pagi hari dengan data pengamatan sebagai berikut: SPL1 pagi hari memiliki nilai rata-rata 71 dB, dengan nilai kebisingan terendah 57,8 dB dan tertinggi 83,5 dB. SPL2 pagi hari memiliki nilai rata-rata 64 dB, dengan nilai kebisingan terendah 55 dB dan tertinggi 85 dB. SPL3 pagi hari memiliki nilai rata-rata 52 dB, dengan nilai kebisingan terendah 45 dB dan tertinggi 65 dB.

Kebisingan disebabkan karena intensitas kendaraan yang melintas tinggi akibat dari rutinitas masyarakat (berangkat sekolah dan bekerja) di pagi hari. Selain itu, aktivitas auditorium banyak yang dilakukan pagi hari.

13


4. Nilai SPL, δ, dan TL Pengukuran

5. KARAKTER NOISE

PAGI

PAGI

AVERAGE SPL 1 SPL 2 SPL 3 TL 1 (SPL 1 - SPL2) TL 3 (SPL2 - SPL3) TL 3 (SPL1 - SPL3)

KETERANGAN

BARRIER ENCLOSURE E+B

ALL 71,02 64,84 52,10 6,18 12,74 18,92

Ta b e l d i s a m p i n g menunjukkan nilai pengukuran SPL pada a-weigthing. Seperti yang telah dijabarkan di atas, nilai SPL 1 lebih besar daripada SPL 2, sehingga nilai TL lingkungan adalah SPL1 - SPL 2. Nilai δ adalah nilai pada SPL 2, sehingga jumlahnya adalah 64,84 dB

SIANG

Ė IJĜĪ Ė ĠĜ SPL 1 SPL 2 SPL 3 TL 1 (SPL 1 - SPL2) TL 3 (SPL2 - SPL3) TL 3 (SPL1 - SPL3)

KETERANGAN

BARRIER ENCLOSURE E+B

ALL 67,09 64,58 37,74 2,51 26,84 29,35

Ta b e l d i s a m p i n g menunjukkan nilai pengukuran SPL pada a-weigthing. Seperti yang telah dijabarkan di atas, nilai SPL 1 lebih besar daripada SPL 2, sehingga nilai TL lingkungan adalah SPL1 - SPL 2. Nilai δ adalah nilai pada SPL 2, sehingga jumlahnya adalah 64,58 dB

SORE

Ė IJĜĪ Ė ĠĜ SPL 1 SPL 2 SPL 3 TL 1 (SPL 1 - SPL2) TL 3 (SPL2 - SPL3) TL 3 (SPL1 - SPL3)

KETERANGAN

BARRIER ENCLOSURE E+B

Average AVARAGE L1 L2 L3

Ĭ Ĩ IĈ SPL2 SPL3 71,02 64,84 52,10 82,39 79,46 59.68 71,22 64,21 51.78 63,90 59,69 48.17 SIANG

Average AVARAGE L1 L2 L3

Ĭ Ĩ IĈ SPL2 SPL3 67,08 64,58 37.74 78,67 76,86 43.41 67,09 64,20 37.47 61,79 60,00 36.46 SORE

Average AVARAGE L1 L2 L3

Karakter noise dibedakan menjadi 3 yaitu background noise (persentil 90 ; L1), average noise (persentil 50 ; L2), peak noise (persentil 10 ; L3). Berdasarkan tabel pengukuran pada SPL1 pagi nilai L1 adalah 82 dB, L2 adalah 71 dB dan L3 adalah 64 dB. Pada SPL2 pagi nilai L1 adalah 79 dB, L2 adalah 64 dB dan L3 adalah 59 dB. Pada SPL3 pagi nilai L1 adalah 59 dB, L2 adalah 51 dB dan L3 adalah 48 dB.

Ĭ Ĩ IĈ SPL2 SPL3 70,51 64,78 38.63 80,07 84,09 42.93 70,44 63,65 38.39 65,33 60,67 37.44

6. PENGARUH TL KARENA JARAK

ALL 70,51 64,78 38,63 5,73 26,15 31,88

Ta b e l d i s a m p i n g menunjukkan nilai pengukuran SPL pada a-weigthing. Seperti yang telah dijabarkan di atas, nilai SPL 1 lebih besar daripada SPL 2, sehingga nilai TL lingkungan adalah SPL1 - SPL 2. Nilai δ adalah nilai pada SPL 2, sehingga jumlahnya adalah 64,78 dB

b SPL 1

c

a

SPL 3

SPL 2

SPL 2

SPL 1 1,5 m 0,40"

ÓMǾMÔÈMŒŒÓMÕMŌ ǼŒŐÕĈ Ě ĊÆD Ö jarak : ass jalan - spl 2 = 16,5 m jarak : ass jalan - spl 3 = 44,5 m a : 2,48 m b : 13,58 m c : 15, 2 m

27 m 3,15"

13,5 m

D1 D2

Rumus FF = SPL1 - 20 log D2/D1

14


PAGI

Ĭ Ĩ I Ĉ SPL 2 71,2 64,84 FF TL SPL 2

TL 1 52,10 73,13 ĈÆEĊ

D1 3,5

D2 16,5

TL pada SPL 2 perhitungan disebabkan karena adanya pengaruh jarak. Nilai SPL 2 perhitungan adalah 73,13 dB sedangkan pada pengukuran adalah 64,84 dB. Adanya ketidakcocokan antara hasil pengukuran dan hasil perhitungan dimana SPL 2 pengukuran lebih rendah dari pada SPL 2 perhitungan. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh pagar dan vegetasi yang cukup rindang.

Perbandingan nilai TL secara perhitungan yang dapat terjadi bila dipengaruhi oleh jarak sebesar 13,5 m adalah 2,18 dB. Berdasarkan pada perhitungan di atas, nilai TL keseluruhan yang diperoleh adalah 6,62 - 2,18 = 4,44 dB. Nilai TL keseluruhan menunjukkan bahwa TL lingkungan sudah diselisihkan dengan TL karena jarak, sehingga diperoleh hasil TL yang masih dipengaruhi oleh nilai pagar dan tanah.

SORE

ĬĨ I Ĉ 70,51

SPL 2 64,78

FF TL SPL 2

TL 1 5,73 ĐČÆÇÇ 1,93

D1 3,5

TL pada SPL 2 perhitungan disebabkan

D2 karena adanya pengaruh jarak. Nilai SPL 2 16,5 perhitungan adalah 72,44 dB sedangkan pada pengukuran adalah 64,78 dB. Adanya ketidakcocokan antara hasil pengukuran dan hasil perhitungan dimana SPL 2 pengukuran lebih rendah dari pada SPL 2 perhitungan. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh pagar dan vegetasi yang cukup rindang.

SPL 3

SPL 2 SPL 1

71,2 dB

13,5 m 6,36 dB 1,93 dB

ukur : 64,84 dB hitung : 73,13 dB

Perbandingan nilai TL secara perhitungan yang dapat terjadi bila dipengaruhi oleh jarak sebesar 13,5 m adalah 1,93 dB. Berdasarkan pada perhitungan di atas, nilai TL keseluruhan yang diperoleh adalah 6,36 1,93 = 4,43 dB. Nilai TL keseluruhan menunjukkan bahwa TL lingkungan sudah diselisihkan dengan TL karena jarak, sehingga diperoleh hasil TL yang masih dipengaruhi oleh nilai pagar dan tanah.

SPL 1

71,2 dB

SIANG

SPL 1 67,09

SPL 2 64,58

FF TL SPL 2

TL 1 2,51 69,02 1,93

D1 D2 3,5 sore16,5

TL pada SPL 2 perhitungan disebabkan karena adanya pengaruh jarak. Nilai SPL 2 perhitungan adalah 69,02 dB sedangkan pada pengukuran adalah 64,58 dB. Adanya ketidakcocokan antara hasil pengukuran dan hasil perhitungan dimana SPL 2 pengukuran lebih rendah dari pada SPL 2 perhitungan. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh pagar dan vegetasi yang cukup rindang.

13,5 m 6,42 dB 1,93 dB

ukur : 64,78 dB hitung : 72,44 dB

Perbandingan nilai TL secara perhitungan yang dapat terjadi bila dipengaruhi oleh jarak sebesar 13,5 m adalah 1,93 dB. Berdasarkan pada perhitungan di atas, nilai TL keseluruhan yang diperoleh adalah 6,42 - 1,93 = 4,49 dB. Nilai TL keseluruhan menunjukkan bahwa TL lingkungan sudah diselisihkan dengan TL karena jarak, sehingga diperoleh hasil TL yang masih dipengaruhi oleh nilai pagar dan tanah. 7. PENGARUH TL KARENA PAGAR

Rumus δ = (a + b) - c

SPL 2 SPL 1

71,2 dB

13,5 m 6,62 dB 2,18 dB

ukur : 64,58 dB hitung : 69,02 dB

SPL 3

SPL 3

SPL 2

Menentukan nilai Attenuation: tahap 1 λ = C/f λ = 343 m/s / 1000 Hz λ = 0.34 m tahap 2 N = 2λ / δ N = 2*0.34/ 0,86 N = 0,79

Rumus A = 10 log (20N + 3) tahap 3 A = 10 log (20N + 3) A = 10 log (20* 0,79+ 3) A = 12,74 Nilai pagar yang didapatkan dari perhitungan adalah 12,74 dB yang berarti pagar sebagai penghalang kebisingan dapat mereduksi nilai kebisingan sebesar 12,74 dB. Namun pada kenyataan yang ada, pagar tidak berfungsi dengan optimal karena jenis pagar berongga. Jadi, jika bergantung pada pengurangan kebisingan oleh pagar saja, kebisingan dapat ditekan sebanyak 12,74 dB dan nilai pada SPL 2 pagi (kebisingan tertinggi) bisa menjadi 52,1 dB.

15


10. Speech Interference Level 8. PENGARUH TL KARENA TANAH a. Speech Interference Level Pengaruh TL yang disebabkan oleh tanah dapat diketahui dengan melakukan pengurangan dari nilai TL lingkungan (yang sudah diselisihkan dengan TL karena jarak) dengan nilai Attenuation (pagar). TL ground pagi

TL ground siang

TL ground sore

= TL keseluruhan pagi - A = 4.43 dB - 12.74 dB = -8.31dB

SIL =

= TL keseluruhan pagi - A = 4.44 dB - 12.74 dB = -8.30dB = TL keseluruhan pagi - A = 4.49 dB - 12.74 dB = -8.25 dB

Dari hasil perhitungan di atas, nilai TL ground adalah 8.13 dB pada pagi, 8.3 dB pada siang dan 8.25 dB pada sore hari dengan tanah sebagai material serap.

9. PENGARUH TL KARENA BANGUNAN Pada site, terdapat bangunan diantara pagar dan gedung gereja, sehingga nilai pengukuran untuk TL tidak hanya bergantung pada jarak, pagar, dan tanah, tetapi juga melibatkan bangunan yang mempengaruhinya. PAGI TL lingkungan = BA + BI + FF + Building 0.8 dB = A+ (TL - A) + FF + Building 0.8 dB = 12,74 dB - 8.31 dB + 1.93 dB + Building Building = - 5,57 dB Jadi, dari perhitungan di atas, diketahui TL karena bangunan pada pagi hari adalah 5,57 dB.

SIL pagi =

SPL 500 + SPL 1000 + SPL 2000 + SPL 4000 4

52.16 + 52.18 + 52.20 + 52.22 4

SIL sore =

SIL siang =

37.84 + 37.86 + 37.88 + 37.90 4

38.73 + 38.75 + 38.77 + 38.79 4

dengan demikian data yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Ĭ HI Ĩ Ė ĠH SIL SIANG SIL SORE

52,19 37,87 38,76

Dari data di atas, SIL pagi memiliki nilai tertinggi yaitu 52.19 dibandingkan dengan SIL siang maupun sore. Hal tersebut dikarenakan pagi hari aktivitas jalan di depan auditorium UKDW mengalami keramaian yang menjadi sumber kebisingan. Pada pagi hari SIL memiliki nilai tertinggi karena pada pagi hari masyarakat baru memulai aktivitas seperti berangkat sekolah ataupun berangkat ke kantor.

SIANG TL lingkungan = BA + BI + FF + Building 0.8 dB = A+ (TL - A) + FF + Building 0.8 dB = 12,74 dB - 8.30 dB + 2.18 dB + Building Building = - 5,81 dB Jadi, dari perhitungan di atas, diketahui TL karena bangunan pada pagi hari adalah 5,81 dB. SORE TL lingkungan = BA + BI + FF + Building 0.8 dB = A+ (TL - A) + FF + Building 0.8 dB = 12,74 dB - 8.25 dB + 1.93 dB + Building Building = - 5,62 dB Jadi, dari perhitungan di atas, diketahui TL karena bangunan pada pagi hari adalah 5,62 dB.

32

40

48

16


Grafik SIL digunakan untuk menentukan seberapa kuat suara yang harus dikeluarkan berdasarkan dengan jarak SPL. Nilai SIL yang diperoleh berturut-turut dari pagi, siang, dan sore adalah 52,19 dB, 37,87, dan 38,76. Jarak dari SPL 1 sampai SPL 3 adalah 42 m. Pada grafik SIL sebelumnya, pada SIL pagi titik pertemuan berada di atas ambang shouting atau berteriak. SIL 2 dan SIL 3 juga memiliki titik pertemuan, antara jarak dan SIL , yang berada diatas ambang shouting. Dari hasil tersebut maka manusia yang menggunakan Gedung Auditorium UKDW saat berbicara harus berteriak karena tingkat kebisingan yang termasuk tinggi.

ĞǾÑØÞÑŌŃŘ Cİ ÒÖ Ñ Pagi Siang Sore Standard

125 26,5425 29,68608333 30,53375 23

250 32,99275 32,022 33,10125 32

500 45,23875 31,56508333 32,14258333 39

1k 2k 4k 43,39433333 42,02741667 38,98391667 34 44,478 36,04558333 36 35 43,95083333 42 43 43

Total Selisih 17,157 30,57541667 30,44325

GHĖĠĪ ĖÌ Ĭ İ F DD

11. DIAGRAM STC

ÇD

ÇĆ

Frequency /Time Pagi Siang Sore Standard

125 250 500 1k 2k 4k 26,5425 32,99275 45,23875 43,39433 42,02742 38,98392 29,68608333 32,022 31,56508 29,36692 44,478 36,04558 30,53375 33,10125 32,14258 30,76883 27,17125 43,95083 23 32 39 42 43 43

ĊD

ĊĆ

ČD

ČĆ ĈČD

ČDĆ

DĆĆ Ĩ MŊÒ

Nilai STC diambil dari pengukuran SPL 3 dikarenakan SPL3 merupakan indoor acoustic. Berdasarkan pengukuran didapatkan SPL 3 pada setiap frekuensi seperti pada tabel di atas. Jika SPL 3 di- superimposed ke diagram standar STC maka hasilnya adalah sebagai berikut :

ĈÔ Ĭ ÒMŌŊ

Ĭ ŎǾÑ

ČÔ

ÇÔ

Ĭ PMŌŇMǾŇ

Setelah penggeseran grafik, nilai STC pada frekuensi 500 Hz adalah sebagai berikut : Pagi 45 dB ; Siang 31,5 dB ; Sore 32 dB. Sedangkan standar untuk auditorium dengan fungsi sebagai hall konser 25-35 db, ruang konferensi 40-45 db dan teater drama 30-40 db. Maka di ambil kesimpulan standar STC auditorium yaitu 30-40 db. Dapat disimpulkan, material yang ada pada auditorium sudah cukup baik namun perlu dilakukan perlakuan khusus ketika kegiatan yang berlangsung di pagi hari.

GÒMŊǾMÖ Ĭ İ F 12. DIAGRAM NC

DD DĆ ÇD ÇĆ ĊD ĊĆ ČD ČĆ ĈČD

ČDĆ Ĩ MŊÒ

DĆĆ Ĭ ÒMŌŊ

ĈÔ Ĭ ŎǾÑ

ČÔ

ÇÔ

Ĭ PMŌŇMǾŇ

spl 1 spl 2 spl 3

Dilihat dari diagram, terdapat angka yang selisihnya lebih dari 8 pada frekuensi 1000 Hz (siang dan sore) dan 2000 HZ (sore). Sehingga perlu dilakukan penggeseran grafik agar selisih tidak lebih dari 8 point.

17


Berdasarkan pengukuran hasil yang diperoleh dari grafik NC yaitu : Pagi 45, Siang 44 dan Sore 44. Sedangkan dari standar yang seharusnya dicapai untuk NC dari tipologi bangunan auditorium adalah 25. Maka, nilai NC eksisting belum mencapai standar yang ditetapkan.

Serapan Total Permukaan Ruangan (A)

Pagi NR = TL SPL 2 - log (s/a) NR = 64.84 - (log (1444.675/94.55)) NR = 63.65

13. DIAGRAM NOICE ROOM CRITERIA (NRC)

94.55

Siang NR = TL SPL 2 - log (s/a) NR = 64.58 - (log (1444.675/94.55)) NR = 63.39

Sore NR = TL SPL 2 - log (s/a) NR = 64.78 - log (1444.675/94.55) NR = 63.59

spl 1

spl 3

spl 2

Berdasarkan pengukuran hasil yang diperoleh dari grafik RC yaitu : Pagi 44, Siang 34 dan Sore 36. Sedangkan dari standar yang seharusnya dicapai untuk NC dari tipologi bangunan auditorium adalah 25. Maka, nilai RC eksisting belum mencapai standar yang ditetapkan. 14. NOISE REDUCTION (NR) S = Luas dinding yang berdekatan sumber bunyi S (Luasan Dinding)

1444.675 Koefisien Serapan, alfa (1000)

Luas, S (m)

S x alfa (a)

Elemen

Bahan

Dinding

Plester Batu Bata

0.04

982.488

39.30

Plafond

Gypsum 1/2”

0.08

595.33

47.62

Lantai

Keramik

0.01

765.5

7.6

18


A. HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN INDOOR ACOUSTIC ROOM 1. ANALISIS EKSISTING STATICAL REVERBERATION

STATICAL REVERBERATION VS OPTIMAL 0% OCCUPIED Ĭ İ Ė İ HĬ İ HFĖ I Ė FÎ Į Ĭ İ HFĬ ǼMÞŇÒPŎǾÒÞÖ Model: E:\File Dian\Architecture of UAJY\Semester VI\AKUSTIKA\modeling baru ukdw hbs asis.eco Volume: 5297.330 m3 Surface Area: 3214.996 m2 Occupancy: 0 (300 x 0%) Optimum RT (500Hz - Speech): 1.02 s Optimum RT (500Hz - Music): 1.70 s

Pada hasil perhitungan statistical dengan occupancy (pengguna ruang) sebesar 0% dari jumlah seluruh receiver menggunakan perhitungan Millington Sette terlihat bahwa riverberation time pada frekuensi bawah (63 Hz, 125 Hz, 250 Hz) berturut-turut adalah (1.16,1.36,2.07), pada frekuensi mengengah (500 Hz, 1 kHz, 2 kHz) berturut-turut adalah

Volume per Seat: 17.658 m3 Minimum (Speech): 4.876 m3 Minimum (Music): 8.824 m3

(2.42,2.23,1.98), dan pada frekuensi atas (4 kHz, 8 kHz, dan 16 kHz) adalah (1.63,1.47,1.3). Nilai RT optimum untuk speech pada auditorium UKDW adalah 1.02 s sedangkan untuk music adalah 1.70 s. Ruang Auditorium UKDW memiliki fungsi akustik

Most Suitable: Millington-Sette (Widely varying) Selected: Sabine (Uniformly distributed)

FREQ. 63Hz: 125Hz: 250Hz: 500Hz: 1kHz: 2kHz: 4kHz: 8kHz: 16kHz:

TOTAL ABSPT. 619,166 533,973 350,078 271,357 274,376 302,764 362,496 372,634 431,336

SABINE RT(60) 1.34 1.54 2.23 2.7 2.6 2.3 1.89 1.68 1.51

NOR-ER RT(60) 1.58 2 2.6 3.19 2.89 2.8 2.33 2.07 1.9

sebagai speech sekaligus music, oleh karena itu RT optimum yang digunakan adalah nilai RT optimum rata-rata dari music dan speech yaitu 1.36 s. MIL-SE RT(60) 1.16 1.36 2.07 2.42 2.23 1.98 1.63 1.47 1.3

Hasil perbandingan antara statistical dan nilai optimum, menunjukkan bahwa Nilai RT optimum, yaitu 1.36 s, lebih rendah dibandingkan dengan hasil analisis dengan perhitungan Millington Sette yang diperoleh. Oleh karena itu, perlu tambahan material serap agar ruangan nyaman digunakan untuk music dan speech.

19


STATICAL REVERBERATION VS OPTIMAL 50% OCCUPIED

Ï Ī Ē Ī ĠÏ Ī ĠĖĒ ĤĒ ĖÌ Ĭ Ï Ī ĠĖÏ ĄŁŒNŊǾÖŐŊŒÔ Model: E:\File Dian\Architecture of UAJY\Semester VI\AKUSTIKA\modeling baru ukdw hbs asis.eco Volume: 5297.330 m3 Surface Area: 3214.996 m2 Occupancy: 150 (300 x 50%) Optimum RT (500Hz - Speech): 1.02 s Optimum RT (500Hz - Music): 1.70 s

Pada hasil perhitungan statistical dengan occupancy (pengguna ruang) sebesar 0% dari jumlah seluruh receiver menggunakan perhitungan Millington Sette terlihat bahwa riverberation time pada frekuensi bawah (63 Hz, 125

Volume per Seat: 17.658 m3 Minimum (Speech): 4.876 m3 Minimum (Music): 8.824 m3

Hz, 250 Hz) berturut-turut adalah (1.14,1.34,1.93), pada frekuensi mengengah (500 Hz, 1 kHz, 2 kHz) berturutturut adalah (2.25,2.1,1.86), dan pada frekuensi atas (4 kHz, 8 kHz, dan 16 kHz) adalah (1.59,1.44,1.29). Nilai RT optimum untuk speech pada auditorium UKDW adalah 1.02 s sedangkan untuk music adalah 1.70 s. Ruang Auditorium UKDW memiliki fungsi akustik sebagai speech sekaligus music, oleh karena itu RT optimum

Most Suitable: Millington-Sette (Widely varying) Selected: Sabine (Uniformly distributed)

FREQ. 63Hz: 125Hz: 250Hz: 500Hz: 1kHz: 2kHz: 4kHz: 8kHz: 16kHz:

TOTAL ABSPT. 619,166 533,973 350,078 271,357 274,376 302,764 362,496 372,634 431,336

SABINE RT(60) 1.32 1.52 2.07 2.49 2.42 2.14 1.83 1.64 1.49

NOR-ER RT(60) 1.55 1.96 2.38 2.9 2.68 2.57 2.24 2.02 1.87

yang digunakan adalah nilai RT optimum rata-rata dari music dan speech yaitu 1.36 s.

MIL-SE RT(60) 1.14 1.34 1.93 2.25 2.1 1.86 1.59 1.44 1.29

Hasil perbandingan antara statistical dan nilai optimum, menunjukkan bahwa Nilai RT optimum, yaitu 1.36 s, lebih rendah dibandingkan dengan hasil analisis dengan perhitungan Millington Sette yang diperoleh. Oleh karena itu, perlu tambahan material serap agar ruangan nyaman digunakan untuk music dan speech.

20


STATICAL REVERBERATION VS OPTIMAL 100% OCCUPIED

Ï Ī Ē Ī ĠÏ Ī ĠĖĒ ĤĒ ĖÌ Ĭ Ï Ī ĠĖÏ ĄŁŒNŊǾÖŐŊŒÔ Model: E:\File Dian\Architecture of UAJY\Semester VI\AKUSTIKA\modeling baru ukdw hbs asis.eco Volume: 5297.330 m3 Surface Area: 3214.996 m2 Occupancy: 300 (300 x 100%) Optimum RT (500Hz - Speech): 1.02 s Optimum RT (500Hz - Music): 1.70 s

Pada hasil perhitungan statistical dengan occupancy (pengguna ruang) sebesar 0% dari jumlah seluruh receiver menggunakan perhitungan Millington Sette terlihat bahwa riverberation time pada frekuensi bawah (63 Hz, 125

Volume per Seat: 17.658 m3 Minimum (Speech): 4.876 m3 Minimum (Music): 8.824 m3

Hz, 250 Hz) berturut-turut adalah (1.13,1.32,1.81), pada frekuensi mengengah (500 Hz, 1 kHz, 2 kHz) berturutturut adalah (2.1,1.99,1.76), dan pada frekuensi atas (4 kHz, 8 kHz, dan 16 kHz) adalah (1.54,1.42,1.27). Nilai RT optimum untuk speech pada auditorium UKDW adalah 1.02 s sedangkan untuk music adalah 1.70 s. Ruang Auditorium UKDW memiliki fungsi akustik sebagai speech sekaligus music, oleh karena itu RT optimum

Most Suitable: Millington-Sette (Widely varying) Selected: Sabine (Uniformly distributed)

yang digunakan adalah nilai RT optimum rata-rata dari music dan speech yaitu 1.36 s. Hasil perbandingan antara statistical dan nilai optimum, menunjukkan bahwa Nilai RT optimum, yaitu 1.36 s,

FREQ. 63Hz: 125Hz: 250Hz: 500Hz: 1kHz: 2kHz: 4kHz: 8kHz: 16kHz:

TOTAL ABSPT. 619,166 533,973 350,078 271,357 274,376 302,764 362,496 372,634 431,336

SABINE RT(60) 1.3 1.49 1.93 2.31 2.27 2.01 1.77 1.61 1.47

NOR-ER RT(60) 1.52 1.92 2.2 2.66 2.49 2.37 2.15 1.97 1.84

MIL-SE RT(60) 1.13 1.32 1.81 2.1 1.99 1.76 1.54 1.42 1.27

lebih rendah dibandingkan dengan hasil analisis dengan perhitungan Millington Sette yang diperoleh. Oleh karena itu, perlu tambahan material serap agar ruangan nyaman digunakan untuk music dan speech.

21


2. ANALISIS BIDANG PANTUL MENGGUNAKAN LINKED ACOUSTIC RAY a

a’

denah

Linked acoustic ray digunakan untuk mengetahui bidang-bidang pantul yang ada dalam ruangan. Dengan grafis linked acoustic ray dapat diketahui arah pantul yang sudah optimal mengenai receiver dan yang belum.

Pada gambar denah grafik hasil analisis linked acoustic ray terlihat bahwa suara memantul langsung ke dinding belakang bangunan sehingga receiver mendapat suara langsung dari speaker.

potongan a-a’

Pada gambar potongan a-a’ terlihat bahwa area receiver pada Auditorium UKDW kurang mendapat pantulan suara. Beberapa arah pantul mengarah langsung ke belakang dan memantul ke dinding belakang ruangan sehingga receiver menerima suara dari pantulan dinding belakang. Oleh sebab itu, area receiver Ruang Auditorium UKDW belum optimum menerima suara.

Area Receiver Titik Pantul Suara Garis Pantul Suara

Dalam ruang Auditorium UKDW terdapat beberapa titik pada ceiling yang menjadi titik pantul suara. Titik-titik pantul yang ditunjuk dengan lingkaran warna hijau belum optimal untuk memantulkan suara ke arah receiver. Titik-titik pantul yang belum optimal tersebut seharusnya bisa untuk memantulkan suara ke area receiver karena letaknya tepat diatas area receiver.

22


3. ANALISIS BIDANG PANTUL MENGGUNAKAN ANIMATED RAY

500 HZ

1 kHZ

animated ray berfungsi untuk memberikan efek visualisasi terhadap suara yang keluar dari speaker. arah pantulan suara yang keluar berhubungan dengan sistem warna yang membedakan jenis suara yang keluar dan merambat di udara. garis pantul berwarna hijau merupakan direct sound suara ini datang langsung dari sumber suara dan relatif level suara masih tinggi. garis pantul berwarna kuning merupakan useful sound suara pantul yang datang sedikit lebih lambat dari suara langsung dan tidak merubah sumber datangnya suara serta dapat meningkatkan penerimaan level suara. garis pantul berwarna orange merupakan border sound batas waktu pantul yang tidak mempengaruhi penerimaan suara langsung dan pantul dan karena fungsi bangunan ini adalah auditorium sehingga batas waktu terlambat untuk pidato adalah 50 ms. lebih dari waktu tersebut suara tergolong echo sound dengan garis pantul berwarna merah. suara pantul dengan level yang cukup tinggi namun datang sangat terlambat yang menyebabkan direct and useful sound dapat dibedakan (sumber suara banyak) dan menimbulkan ketidak jelasan suara. garis pantul biru muda merupakan reverb sound suara pantul yang sudah cukup melemah level suaranya dan dapat memberi persepsi suara meruang. dan garis pantul biru tua merupakan masked sound suara yang sangat lemah dan telah terlingkupi oleh suara langsung maupun suara pantul yang lain.

lingkaran berwarna pink menunjukan garis pantul echo terjadi pada frekuensi 2kHZ dan 4kHZ

dinding diberikan panel sirip agar dapat memantukan suara ke arah tempat duduk pendengar

2 kHZ

2 kHZ

4 kHZ

lantai diberikan karpet agar dapat menyerap suara yang merupakan hasil pantulan dari ceilling, sehingga suara yang telah di terima receiver tidak dipantulkan kembali ke arah lain namun di serap oleh karpet.

4 kHZ

23


4. ANALISIS BIDANG PANTUL SECARA GRAFIS

x

x

x x

Garis bantu Area Bidang Pantul Area Bidang Serap Dari titik sumber bunyi atau speaker ditarik garis x sampai ceiling, kemudian dari ujung garis x ditarik garis lagi tegak lurus sepanjang x dari titik akhir garis tersebut, tarik garis terhadap tempat duduk terdepan dan terbelakang area receiver, kedua garis tersebut akan membentuk suatu sudut. Area yang berada di dalam sudut yang terbentuk akan menjadi area bidang pantul sedangkan yang berada di luar sudut akan menjadi area serap.

Dari titik sumber bunyi atau speaker ditarik garis x sampai dinding, kemudian dari dinding ditarik garis lagi tegak lurus sepanjang x dari titik akhir garis tersebut, tarik garis terhadap tempat duduk terdepan dan terbelakang area receiver, kedua garis tersebut akan membentuk suatu sudut. Area yang berada di dalam sudut yang terbentuk akan menjadi area bidang pantul sedangkan yang berada di luar sudut akan menjadi area serap.

Kesimpulan Dari hasil perbandingan analisis bidang pantul secara grafis dengan ecotect hasilnya berbeda. Pada analisis bidang pantul secara grafis diketahui bahwa lantai pada area receiver merupakan bidang pantul namun setelah dianalisis dengan ecotect, area tersebut seharusnya bidang serap. Pada analisis bidang pantul secara grafis menunjukan bahwa ceiling merupakan area bidang serap sedangkan pada analisis ecotect seharusnya ceiling merupakan area bidang pantul.

24


5 Rekomendasi

1. REKOMENDASI MATERIAL Untuk memperbaiki kondisi RT yang terlalu tinggi serta memperbaiki arah pantul suara berdasarkan analisis linked acoustic ray

Plester joists suspended

Section from Ecotect

serta jenis suara yang sampai ke receiver (pendengar) berdasarkan analisis animated

Plywood Soilid Timber

ray, maka kami mencoba melakukan rekomendasi dengan memberikan

Gypsum Jayabell 240x120

penambahan panel maupun penggantian material pada eksisting.

Section from Sketch Up Top View

25


keyplane

A

B

B

A

Acoustic Respon detail spesifikasi material rekomendasi a. Solid Timber

b.Gypsum Jayabell 240x120

Penambahan panel kemiringan 15 derajat pada dinding kiri dan kanan pada panggung dengan material solid timber.

Pemakaian gypsum Jayabell dengan tingkat absorsi yang baik, mampu menyerap suara yang memiliki daya pantul yang tinggi.

26


keyplane

c.Plester joists suspended

d. Plywood Penambahan panel di ceilling dengan kemiringan sudut 15 derajat dengan menggunakan material berupa plester joists suspended sehingga suara dapat dipantulkan ke arah receiver yang ada di bawah panel miring tersebut.

http://www.australply.com.au/applications/acoustic

penambahan panel di dinding kiri dan kanan bagian receiver trap dengan kemiringan 15 derajat dan menggunakan material berupa plywood.

27


Rekomendasi yang dilakukan berupa : Ÿ penambahan panel di ceilling dengan kemiringan

Percentage Occupied : 100% IJŎÕÞÖ ÑÈ DČEÐBĐÇĆ Ö Ċ Surface Area: 3905.941 m2 Occupancy: 300 (300 x 100%) Optimum RT (500Hz - Speech): 1.02 s Optimum RT (500Hz - Music): 1.70 s

sudut 15 derajat dengan menggunakan material berupa plester joists suspended sehingga suara dapat dipantulkan ke arah receiver yang ada di bawah panel miring tersebut. Ÿ penambahan panel di dinding kiri dan kanan bagian

FREQ. 63Hz: 125Hz: 250Hz: 500Hz: 1kHz: 2kHz: 4kHz: 8kHz: 16kHz:

receiver trap dengan kemiringan 15 derajat dan menggunakan material berupa plywood Ÿ penambahan panel pada sebagian dinding di belakang panggung dan dinding di sebelah kiri dan kanan pintu masuk dengan kemiringan 15 derajat pula namuna disusun berselingan kiri-kanan dan

TOTAL ABSPT. 824.993 754.608 555.259 392.102 369.248 385.434 462.499 444.704 512.348

SABINE RT(60) 0.99 1.08 1.32 1.74 1.82 1.69 1.48 1.45 1.31

NOR-ER RT(60) 0.77 0.77 0.69 0.97 1.13 1.30 1.29 1.80 1.78

MIL-SE RT(60) 0.85 0.92 0.95 1.47 1.55 1.47 1.29 1.29 1.15

Percentage Occupied : 50% IJŎÕÞÖ ÑÈ DČEÐBĐÇĆ Ö Ċ Surface Area: 3905.941 m2 Occupancy: 150 (300 x 50%) Optimum RT (500Hz - Speech): 1.02 s Optimum RT (500Hz - Music): 1.70 s

menggunakan material gypsum merk jayabell Ÿ penambahan panel kemiringan 15 derajat pada dinding kiri dan kanan pada panggung dengan material solid timber

FREQ. 63Hz: 125Hz: 250Hz: 500Hz: 1kHz: 2kHz: 4kHz: 8kHz: 16kHz:

Dilakukannya perlakuan demikian pada eksisting ternyata dapat menurunkan angka reverberation time, terbukati pada data di samping merupakan RT menurut jumlah pengguna ruangan mulai dari ruangan kosong hingga terisi penuh. Auditorium UKDW ini digunakan

TOTAL ABSPT. 824.993 754.608 555.259 392.102 369.248 385.434 462.499 444.704 512.348

SABINE RT(60) 1.00 1.09 1.38 1.84 1.92 1.79 1.53 1.47 1.32

NOR-ER RT(60) 0.78 0.77 0.71 1.00 1.17 1.35 1.32 1.84 1.81

MIL-SE RT(60) 0.86 0.93 0.98 1.54 1.62 1.55 1.32 1.31 1.16

tidak hanya untuk fungsi speech melainkan juga untuk konser music, sehingga standar angka RT nya ada 1.36 s selain itu frekuensi yang diutamakan mulai dari 500 Hz hingga 4kHz. Berdasarkan data tersebut dengan

Percentage Occupied : 0% IJŎÕÞÖ ÑÈ DČEÐBĐÇĆ Ö Ċ Surface Area: 3905.941 m2 Occupancy: 0 (300 x 0%) Optimum RT (500Hz - Speech): 1.02 s Optimum RT (500Hz - Music): 1.70 s

melakukan rekomendasi demikian, dapat menurunkan RT hingga kurang lebih 70% dari angka sebelumnya untuk mencapai standar, walaupun masih terdapat RT yang terlampau rendah pada frekuensi-frekuensi rendah yang nantinya akan mempengaruhi suara bass ketika digunakan untuk acara music.

FREQ. 63Hz: 125Hz: 250Hz: 500Hz: 1kHz: 2kHz: 4kHz: 8kHz: 16kHz:

TOTAL ABSPT. 824.993 754.608 555.259 392.102 369.248 385.434 462.499 444.704 512.348

SABINE RT(60) 1.02 1.10 1.45 1.96 2.02 1.90 1.57 1.50 1.34

NOR-ER RT(60) 0.78 0.78 0.73 1.03 1.20 1.41 1.35 1.89 1.84

MIL-SE RT(60) 0.87 0.94 1.02 1.62 1.70 1.63 1.36 1.33 1.18

28


Linked acoustic ray

a

animated ray potongan a-a’

denah

Pada hasil animated ray, terlihat bahwa area receiver, yang ditandai dengan kotak berwarna merah, sudah mendapatkan pantulan suara. Pantulan suara yang diperoleh dari area receiver berasal dari ceiling bermaterial plester joist suspended. Panel yang dipasang di ceiling juga berfungsi memantulkan ke area receiver di lantai 2. Menurut analisis animated ray suara yang dipantulkan ke area receiver merupakan suara yang jelas dan berguna. Dari gambar terlihat bahwa tidak terdapat suara echo yang dapat membuat suara menjadi tidak jelas bagi receiver. Dari gambar tampak atas terlihat bahwa panel yang berada di belakang ruang Auditorium UKDW dapat memantulkan suara yang masih dapat terdengar jelas ke area receiver sehingga seluruh area receiver dapat mendengar suara dengan jelas.

a’

29


2. ACOUSTIC RESPONSE a. Existing Sound Rays Pada analisis Existing Sound Rays didapatkan bahwa antara Eary Decay Time dan reverberation time terjadi perpotongan. Hal tersebut menunjukan bahwa suara yang ada di dalam gedung sudah cukup baik. Grafik Early Decay Time berhenti pada 90m/s sedangkan grafik Reverberation Time pada 280 m/s. Pada irisan kedua garis didapatkan suara masked dan reverb yang ada. b. Estimated Decay

Berdasarkan analisis Estimathed Decay didapatkan bahwa waktu berhenti suara sudah memiliki kerapatan yang cukup baik, dengan rentan rata-rata sebesar 0,3 detik. Terjadi homogeniitas suara, sehingga riberberation time dari sumber suara ke receiver dapat terdengar dengan baik dan minim gaung/ echo. Garis garis panjang menunjukan waktu berhenti suara ketka suara tersebar dari sumber suara. Suara berhenti tergantung pada jarak frekuensi yang ada.

30


6 Kesimpulan

Rekomendasi untuk mengatasi noise dari luar bangunan

Rekomendasi untuk mengatasi noise dari dalam bangunan

Kebisingan yang berasal dari luar bangunan dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

Kebisingan yang berasal dari dalam bangunan dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

Ÿ Memperhatikan material pagar, kondisi jalan yang bising sebaiknya

Ÿ Penambahan material plywood pada sisi kanan dan kiri ruang auditorium

Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ

menggunakan material pagar yang digunakan banyak yang bersifat masif atau memilki tingkat absorsi yang tinggi . Memperhatikan jarak bangunan pada jalan. Memperhatikan material tanah, bila kebisingan dari luar tinggi sebaiknya menggunakan material tanah yang dapat menyerap seperti rumput rumputan. Memperhatikan kondisi pelingkup bangunan, seperti bukaan pada dinding yang berupa pintu jendela, apakah sudah tertutup rapat atau belum. Apabila tidak ada kebocoran maka nilai kebisingan dari luar bangunan dapat tereduksi dengan baik.

dengan penambahan sirip untuk meningkatkan nilai pantulan suara. Ÿ Menambah material bass tram pada area belakang panggung, agar Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Melakukan perbaikan pada material dalam bangunan, seperti : Ÿ Dinding material berserat tebal di belakang bidan terbuka (NRC 0,75) Ÿ Plafond papan acoustic, tebal 3/4 mm digantung (NRC 0,55)

suara bass dapat tetap terdengar dengan baik. Mengganti material eksisting di area panggung dengan solid timber. Mengganti material plafond dengan material pantul berupa plaster joist suspended board . Mengganti material plafond dengan material serap berupa plywood 5mm Memberikan sirip pada area plafon, akan pantulan suara dapat tersampaikan dengan baik Revisi bentuk sekat akustikal pada plafond dengan penambahan kaca untuk memantulkan suara direct. Mengganti material lantai dengan material serap berupa conrete tile suspended

31


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.