Koran Cinta Jakarta Juni 2011

Page 1

Tantowi Yahya berbicara tentang urgensi introspeksi dalam pemaknaan Ulang Tahun Jakarta yang makin penuh hura-hura. Sekaligus penyelamatan kebudayaan Betawi yang semakin terpinggirkan. 12

Koran Untuk Umum 16 Halaman Terbit Setiap Akhir Bulan Di Jakarta EDISI III - JUNI 2011 www.cintajakarta.com

fo ll o w

c ntajakarta

a @cinta_jakart

KUE PAHIT ILUSTRASI: NURIZA RATNO SAPUTRA /CINTAJAKARTA

ULANG TAHUN

JAKARTA Ibarat memakan kue pahit, pesta Ulang Tahun Jakarta yang ke-484 tidak sepenuhnya bisa dinikmati. Jangankan berpesta belanja di Pekan Raya Jakarta, tempat pemusatan perayaan Ulang Tahun dilakukan, sebagian warga Jakarta bahkan belum bisa menganggap kota ini manusiawi untuk ditinggali. Berbagai masalah besar dan mendasar, seperti transportasi, pemukiman, dan banjir masih menjadi pekerjaan besar. Yang paling ditakutkan, Jakarta menjadi kota yang gagal.

B

ermula dari sebuah Bandar perniagaan kecil bernama Kalapa di muara sungai Ciliwung, Jakarta memang telah menjadi tempat percampuran kebudayaan. Masyarakat dari seluruh Nusantara datang ke kota ini untuk mencoba peruntungan dan berlomba-lomba mencari kehidupan yang lebih baik. Tingkat urbanisasi yang tinggi ini kemudian menjadikan persaingan hidup juga semakin memuncak. Tak heran, sederetan semboyan buruk, seperti “Siapa suruh datang Jakarta, atau Jakarta lebih kejam dari Ibu tiri, dan ibukota itu keras” biasa ter-

dengar dan lazim diucapkan. Namun bagi Firman Lubis, sejarawan Jakarta, urbanisasi tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak bisa hidup layak di kota ini. “Jangan lupa, fungsi utama kota adalah tempat tinggal. Tempat tinggal itu adalah rumah, dan rumah itu harus nyaman.” jelasnya. Lebih jauh menurutnya, kondisi ini lebih disebabkan karena kegagalan Jakarta bertransformasi menjadi kota yang modern, dan bisa melindungi warganya. “Berar-

4

Seribu PR Di Hari Ulang Tahun Di usianya yang ke 484, masalah mendasar seperti transportasi, bencana banjir, dan kualitas pemukiman masih menjadi momok bagi Jakarta sebagai kota hunian dan Ibukota Negara.

...pembangunan yang dilakukan selama ini belum menyentuh kebutuhan warganya. ti pembangunan yang dilakukan selama ini belum menyentuh kebutuhan warga. Mungkin menyentuh

5

kepentingan perkantoran dan gedung tinggi, tapi belum ke rumah-rumah di mana warga tinggal” tukasnya. Akibatnya memang, sederetan masalah masih menjadi momok yang menakutkan. Masalah transportasi adalah salah satunya. Orang yang memiliki harta berlimpah pun belum tentu bisa melepaskan diri dari kemacetan. Belum lagi masalah banjir. Masih segar dalam ingatan kita, empat tahun

8

Jakarta Fair, Bukan Lagi Pesta Rakyat

Historiografi 484 Tahun Jakarta

Jakarta Fair seharusnya adalah pesta rakyat. Tapi itu adalah masa lalu. Jakarta Fair kini murni perayaan budaya belanja.

Hampir setengah abad usia Jakarta, banyak batu sejarah yang telah terlewati.

yang lalu 70% wilayah Jakarta tergenang air, dan sekitar 130.000 jiwa harus mengungsi. Umur tentu tidak bisa dijadikan parameter kedewasaan sebuah kota. Tapi umur Jakarta yang sudah hampir setengah abad perlu kita kaji kembali sejauh mana kota ini memberikan manfaat bagi warga kota, bukan hanya sebagian di antaranya. Tanpa manfaat tersebut, seberapa besar pun gegap gempita pesta ulang tahun, kuenya diyakini akan tetap terasa pahit. □ hmp-11

11

“22 Juni Itu Hari Duka, Bukan Hari Raya” - Ridwan Saidi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Koran Cinta Jakarta Juni 2011 by Diponegoro Santoso - Issuu