c ntajakarta J A D I K A R E N A C I N TA
Koran Untuk Umum Terbit 16 Halaman Di Jakarta EDISI 1/APRIL 2011
Berebut Napas di Jakarta
Kisah Heroik Jin Kali Pesanggrahan
Wilayah Kecamatan Tambora merupakan salah satu wilayah terpadat di Asia Tenggara. BPS melansir, pada tahun 2010 lalu masing-masing wilayah ini mempunyai kepadatan mencapai 43.789 jiwa per km2. Hitung-hitungan sederhananya, Anda akan bertemu orang lain setiap berjalan enam langkah.
Hutan yang menyelamatkan air Kali Pesanggarahan tetap bening adalah buah karya dari seorang laki-laki yang mengabadikan hidupnya untuk masyarakat Jakarta. Namanya, H. Chaeruddin, biasa dipanggil Bang Idin.
BERITA JAKARTA > 4
INSPIRASI JAKARTA > 8
follow @cinta_jakarta
KAMU CINTA JAKARTA? TAU APA AJA SOAL JAKARTA? TUNJUKIN DI
kuis
C NTA
JAKARTA dapatkan hadiah UANG TUNAI Rp 500.000,-
on radio
Sebagai magnet ekonomi yang besar, wajar jika Jakarta menjadi pusat urbanisasi di negara ini. Ibarat seorang Ibu, Jakarta tidak pernah memilihmilih anak (warga) yang datang kepadanya. Sekarang, Jakarta menjadi rumah dari lebih dari sembilan juta warganya, dan juga memberi makan penduduk yang tinggal wilayah Megapolitan Jadebotabek yang jumlahnya lebih banyak lagi.
S
ekarang sang Ibu sudah mulai menua. Ibukota kewalahan menampung jumlah penduduk yang ada. “Jakarta sudah overloaded. Apapun pembangunan yang dilakukan di Jakarta sekarang akan menimbulkan masalah” tutur Yayat Supriatna, ahli tata kota dari Universitas Trisakti, Jakarta. Kurangnya rasa kepemilikan (sense of belonging)sebagai rumah terhadap Jakarta dipastikan menjadi salah satu masalah dasar. Ibukota kerapkali hanya dipandang sebagai rumah singgah untuk mencari uang. Akibatnya, partisipasi warga dalam pembangunan dan penjagaan DKI menjadi kurang. Pemerintah DKI kerap mengeluh, kurangnya partisipasi warga ini memang menjadi momok bagi penataan Ibukota. Contohnya, Wakil Gubernur Prijanto awal
bulan ini di Balaikota mengkritik masyarakat atas mandeknya tingkat hunian di Rumah Susun. “Mereka susah diajak pindah meski disediakan tempat” ujarnya. Menyoal kurangnya partisipasi warga tersebut, banyak pihak menilai menyalahkan warga bukan tindakan yang tepat. Tantowi Yahya, anggota Komisi I DPR RI menilai perlunya pencarian terhadap akar permasalahan dari kurangnya partisipasi warga tersebut. “Salah satunya, adalah rasa kepemilikan terhadap kota sebagai rumah bagi para warga kota. ” ucapnya. Rasa kepemilikian ini, menurut Tantowi memiliki dua sisi. “Seperti susahnya memindahkan warga ke Rusun. Karena warga merasa tempat tinggalnya sekarang adalah rumah mereka, dalam skala kecil”. Lebih lanjut, Tantowi menilai, rasa memiliki rumah ini harus dibesarkan, “Kita
harus melihat Jakarta ini sebagai rumah” katanya. Pernyataan Tantowi beralasan, sebuah rumah selayaknya menjadi tempat yang paling nyaman bagi penghuninya. “Jika warga menganggap ini rumah, tentunya tidak akan buang sampah sembarangan. Tentu pula, mempunyai kerelaan yang tinggi demi pembangunan dan keindahan ibukota. Asalkan rakyat dan pemimpinnya saling percaya, sama-sama cinta akan Jakarta” jelasnya. Ditelisik ke bawah, pendapat Tantowi tersebut terbukit. Kecintaan yang besar yang bisa membuat perubahan di Jakarta. Bang Idin, tokoh pembersih Kali Pesanggrahan, mengaku apa yang ia dia lakukan untuk Jakarta adalah bukti kecintaannya pada Jakarta. “Gue cinte Jakarta, Ini rumah Gue,” pungkasnya. □ hmp-11
CINTAJAKARTA/ TITAH PRABOWO
JAKARTA RUMAH KITA