ARSITEKTUR SURYA Pilihan-pihihan Untuk Masa Depan Apabila kita semua sepakat, bahwa dari sederet panjang kisah peradaban manusia ini kita kurunkan dari abad ke abad, kita simak dan bandingkan abad satu ke abad lainnya maka saat ini kita berada pada satu kurun akhir dari abad 20. Satu abad yang begitu menakjubkan tidak saja karena berbagai perubahan besar yang terjadi akan tetapi terlebih karena pada akhir abad inilah nasib peradaban manusia selanjutnya ditentukan. Oleh karena itu pada masa-masa yang akan datang kita akan dipojokkan dan dihadapkan pada pilihan-pihihan yang sangat mencemaskan dan menakutkan yakni antara berlangsungnya kehidupan atau bencana dan kehancuran. Dari salah satu pihihan yang sangat mandesak saat ini adalah energi yang pada kenyataannya telah menduduki mata rantai terpenting dari lingkaran kehidupan manusia. Dengan angka pertumbuhan konsumsi sebesar 2 % pertahun maka dalam 20 tahun mendatang konsumsi energi yang bersumber dari minyak bumi akan meningkat menjadi 60 juta barrel per hari, satu jumlah besar yang tak sebanding dengan sumber cadangan yang ada. Sementara itu, cadangan minyak bumi Indonesia pada 2002 kurang lebih sebesar 9 miliar barel dengan kuota ekspor 1,5 juta barel/hari dan kebutuhan Indonesia mencapai 1 juta barel/hari. Kondisi tersebut diperkirakan pada 2010 kuota ekspornya tetap, tapi kebutuhan domestik meningkat menjadi 1,8 juta barel/hari. Asumsi ini sekaligus menunjukkan kemungkinan bahwa cadangan minyak Indonesia akan habis pada tahun 2020. Padahal minyak bumi merupakan salah satu bahan baku utama pasokan energi listrik. Proyeksi-proyeksi ini menjadi penting dan mutlak supaya manusia berinovasi mencari energienergi pengganti di luar minyak dan gas bumi, yang dapat dipakai sepanjang masa dengan tanpa merusak kaseimbangan ekologi yang ada di permukaan bumi ini.
Sinar Matahari Satu Alternatif Dari usaha-usaha perbaruan, kemungkinan energi ini ternyata menjanjikan potensi-potensi yang cukup besar antara lain dari energi bermassa, energi angin energi panas samudera, energi hydro serta energi matahari. Semua energi mempunyai tingkat pemanfaatan yang lebih tinggi disebabkan ketersedianya energi ini disetiap tempat di seluruh muka bumi ini dalam jumlah tak terbatas, termasuk juga di Indonesia. Dengan karakteristik penyinaran yang berlebih ini, energi di negara kita merupakan potensi besar yang mutlak harus dikembangkan dan dapat menjadi satu komoditi ekspor, atau paling tidak dapat menjadi self propelling bagi seluruh kebutuhan energi nasional. Hingga bila kebutuhan akan sejumlah besar energi nasional ini dapat terpenuhi akan kuatlah “power based” bagi usaha pengembangan industri nasional. Terlebih kalau kita melihat bahwa tingkat elektrifikasi rata-rata per daerah di Indonesia hanya sepersepuluh dari tingkat elektrifikasi rata-rata di daerah Eropa sedang tingkat rata-rata radiasi per daerah di Indonesia besarnya dua kali lipat dari tingkat radiasi yang diterima di Eropa. Oleh karenanya dalam kerangka ini sangatlah relevan sebetulnya bagi Indonesia yang saat ini mungkin memang tidak terlalu mengalami kesulitan energi, untuk mulai merintis usaha digalinya sumber-sumber energi non konvensional. Hingga pada saatnya nanti dimana sumber-sumber minyak dan gas bumi sudah tidak tersedia lagi kita sudah siap dengan sejumlah alternatif pengganti. Hanya saja tentunya semua ini membutuhkan prasyarat dasar untuk marintisnya baik itu menyangkut kondisi sosial-budaya, ekonomi, tingkat pengatahuan dan teknologi.
Revolusi Dalam Berfikir
http://zulfikri.wordpress.com
1