PAPIR semacamzine
1
Papir semacamzine
Dikelola oleh: @dusone Didukung oleh: Zaafarani Hijab & Accessories, Konspiratus Diproduksi oleh: Monotext Email redaksi: halamanbelakang@yahoo.com Edisi 3/ Desember 2016
Kontributor pada edisi ini: Yudhie Yarcho | Puisi Heteroculture | Coretan Dinding Abimanyu Hadi Sukoro | Puisi
2
Yudhie Yarcho | Puisi
3
Isyarat di setiap tikungan kami selalu menandai, dengan tugu atau prasasti. hingga kelak jika anak cucu kami melalui, mereka akan dapat segera mengenali: jejak yang pernah kami lewati mungkin di tikungan yang lain, tandatanda itu akan berganti. sesuai dengan apa yang kami temui, atau alami dan ketika di suatu tempat tidak dapat kalian temukan, isyarat apa yang kami tinggalkan, mungkin memang demikian. karena terlalu banyaknya pertikaian, membuat kami tak lagi sempat untuk menuliskan, sebuah kisah untuk kalian kenangkan 2015
4
KOTA selimut kabut menyelubungi kota cerobong pabrik dan knalpot kendaraan mengotori paruparu udara penuh dengan timbal dan besi tamantaman kota telah berganti kelamin menjadi pusat perbelanjaan “di mana lagi kami harus bermain?� kota telah berganti wajah menjadi hutan beton dan kaca belantara iklan dan reklame tempattempat kumuh tumbuh menjamur di tiap sudut, bau busuk selokan mampet menggoda seperti parfum para perempuan malam, juga waria di langit, awan hitam berarak berkabung berduka cita sebentar lagi, kota kehilangan nyawa mati, tiada 2009-2016
5
FRAGMEN DARI SEBUAH KOTA konon, ada cerita dari sebuah kota di pinggiran pantai utara yang akan memakmurkan rakyatnya dengan menebang pohonpohon tua dengan meratakan gununggunung. sebuah kota yang tertulis dalam peta ada pahlawan dikuburkan di sana dan jalanjalannya yang berlubang bisa untuk kerbau berkubang atau sekedar ditanami pisang. sebagian orangnya suka sembunyi di warungwarung dengan segelas kopi dan pemantik api dan merapal mantra agar nanti dapat berubah nasib dan peruntungan. namun yang nyata terjadi ladang menjadi gersang sumur kering tiada air pohon meranggas tanpa daun. di setiap perempatan berdiri wajahwajah. penuh sesak dengan sampah : pembalut dan pengaman. kemakmuran menjadi slogan berkoar di setiap lima tahunan orangorang mendadak amnesia lupa segala, lupa segala. 2013
6
MUNTAH DI TELAPAK TANGAN SENDIRI sudah tak bisa menahan rasa mual yang datang menerkam karena makin banyak persoalan tak ada yang mau beri perhatian pada apa yang sedang terjadi tentang semua ini semakin tak tertahankan rasa mual yang kembali datang mencari orang yang bisa beri pertolongan, tak kutemui karena orangorang terlalu egois untuk diri sendiri jadinya, aku muntah di telapak tangan sendiri 2010-2016
7
Heteroculture | Coretan Dinding 8
Coretan dinding Coretan dinding membuat resah Resah hati pencoret Mungkin ingin tampil Tapi lebih resah pembaca coretannya Sebab coretan dinding Adalah pemberontakan kucing hitam Yang terpojok di tiap tempat sampah, d itiap kota Cakarnya siap dengan kuku kuku tajam Matanya menyala mengawasi gerak musuhnya Musuhnya adalah penindas Yang menganggap remeh coretan dinding kota Coretan dinding terpojok di tempat sampah Kucing hitam dan penindas sama sama resah
Dari lirik lagu Coretan Dinding yang dinyanyikan oleh penyanyi legendaris Indonesia, Iwan Fals, bisa diartikan bahwa sebuah coretan di dinding, yang biasanya ada di temboktembok bangunan di kota, adalah sebuah ungkapan untuk mengekspresikan diri dikarenakan saluran yang semestinya ada untuk menyuarakannya tersumbat atau tertutup.
9
Coretan dinding bertuliskan “Tolak Pabrik Semen!� di sebuah desa di Rembang
Sehingga orang-orang ini butuh sarana lain untuk dapat menyuarakan keinginan hatinya, baik berupa harapan, pujian ataupun protes terhadap keadaan yang saat ini dirasakan dan menimbulkan ketidak puasan dari beberapa pihak. Selain untuk menyuarakan protes atas kebijakan-kebijakan dari pemerintah, coretan dinding ini bisa juga menjadi media seni, yang dalam hal ini adalah dengan menjadikan dinding sebagai media untuk melukis atau menggambar. Sering di berbagai kota, pihak pemerintah memfasilitasi kegiatan tersebut dengan tujuan untuk menjadikan “seni lukis dinding� ini menjadi suatu daya tarik tersendiri terhadap kota yang ditinggali. Bahkan ada yang sampai membuat lomba melukis dinding untuk menghias suatu bangunan atau gedung yang merupakan ikon dari kota tersebut.
10
Kecenderungan di masa sekarang, oleh para pelaku yang umumnya masih berusia remaja, mereka melakukan coret dinding untuk menunjukkan eksistensi mereka, dengan mencoretkan inisial nama kelompoknya, logo kelompoknya dan berbagai bentuk lain sesuai keinginannya. Menanggapi hal ini, sudah pasti ada yang pro dan kontra. Bahkan pernah di Semarang, karena hal ini sudah dianggap sebagai salah satu bentuk vandalism dan merusak keindahan kota, pihak pemerintah kota sampai harus menghapus coretan-coretan tersebut untuk mengembalikan ke bentuk semula. Pada akhirnya, keindahan kota sudah semestinya dijaga agar tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang bisa memperburuk citra sebuah kota dan penghuninya, namun seni coretan dinding juga merupakan salah satu bentuk berekspresi yang patut mendapatkan apresiasi. ***
11
Abimanyu Hadi Sukoro | Puisi 12
Manu-sia Namanya juga manusia Belakang heboh Di depan diam Pertanyaannya Kapan singa tak berteriak di depan isi hutan Pertanyaannya Kenapa nabi dimusuhi orang-orang beda paham Intinya, Teguh Ustad pernah bilang, Muslim yang kuat adalah sang pemegang api Pegang duri saja meringis Manusia, Takut Atau Penakut? Jadi ragu kalau manusia masih berani menuntut surga ? Jakarta, 17 Agustus 2015
13
KALUT Segelas susu coklat mengiringi malam Ya malam yang asing Mungkin sesekali suara jangkrik menyapa dan saling bertegur dengan sunyi Lelap Kelam Malam Sepi Puisi, tak lagi mampu kucipta Lirik tak ada pula maknanya Aku menatapi rasa lelah Nada Seolah benar cinta pada hal di dunia tak lagi mampu dibela Seolah rasa khianat adalah legal dan biasa Henyak, bahwa hidup tak perlu tahu semua jawaban Sungguh Rasanya tak adil Namun katanya, keyakinan harus didepankan Karena aku hanyalah hamba Segelas susu ini tinggal separuh Pertanda nikmat masih bisa dirasa Hingga habis pada ujung gelas 17 Mei 2015
14
Langit Kota Langkah mengetuk lantai satu persatu. Lalu lalang adalah kegiatan yang nyata. Ada gelembung yang tertiup dan terbang ke langit Hidup mengajarkan pada mahluk tentang fase. Bahwa semua hanya akan berlalu begitu saja. Hingga makna yang telah kita temukan mengiringi kepada Tuhan 22 Februari 2015
15
halaman inisengaja dikosongkan
16