9 minute read
Nilam
Oleh: M. Amin SP dan Ishar, S.ST
TTanaman nilam merupakan tanaman perkebunan yang sangat dibutuhkan dalam industry kosmetika dan industry obat-obatan yang berfungsi sebagai bahan baku utama, tanaman tersebut menghasilkan minyak atsiri yang dikenal dengan “ Patchouly Oil “. Bahan yang dihasilkan dari usaha tani nilam yaitu daun, batang, ranting dan akar melalui proses penyulingan sehingga menghasilkan minyak nilam Komoditas tanaman ini dapat dipanen pertama kali saat berumur 4-6 bulan.Panen berikutnya dilakukan dalam selang waktu 2-6 bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.
Advertisement
Gambar 1. Varietas Tanaman Nilam
TANAMAN NILAM PERSIAPAN LAHAN
1. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan memakai cangkul dan traktor dan kemudian digaru agar tanah rata dan gembur, sehingga aerasi tanah baik untuk mempermudah berkembangnya perakaran tanaman nilam. 2. Pembuatan saluran drainase dibutuhkan pada lahan-lahan yang mudah tergenang air. Lebar saluran 30 – 40 cm dengan kedalaman 50 cm, saluran di buat disekelilingi areal kebun nilam.
PEMBIBITAN NILAM
1. Penggunaan varietas unggul ; tanaman nilam pada dasar terbagi dalam tiga jenis yang terdiri dari : a. Pogostemon cablin , Benth yang mempunyai ciri daunnya agak membulat seperti jantung, bagian bawah daun terdapat bulu rambut berwarna coklat, kadar minyaknya 2,5 – 5 % komposisinya bagus dan mempunyai kualitas minyaknya yang tinggi. b. Pogostemon heyneanus, Benth dengan ciri daunnya tipis, ujung daun agak runcing nilam ini terdapat bunga dan tumbuh secara liar. Kadar minyaknya 0,5 – 1,5 % dari berat daun kering dan komposisi minyaknya jelek. c. Pogostemon hortensis, Backer. Nilam ini digunakan untuk sabun, daun tipis ujungnya agak runcing dan tidak berbunga. Kadar minyaknya rendah 0,5 – 1,5 dari berat daun kering komposisi minyaknya jelek.
Diantara ketiga varietas nilam tersebut diatas yang paling unggul adalah Pogostemon Cablin, Benth (nilam Aceh) karena kadar minyaknya lebih tinggi dari varietas lain.
PENYULUH BUKU PINTAR
Gambar 2. Bibit Nilam Siap Untuk Ditanam
2. Penyemaian bibit ;
Membuat bedengan dengan lebar 1,5 m, tinggi bedengan 20 cm, sedangkan panjang disesuaikan dengan kebutuhan. Diantara bedengan juga dibuatkan saluran pembuangan air yang berlebihan waktu hari hujan. Lebar saluran 30-40cm dalamnya 50 cm. Tanah bedengan yang telah dicampur dengan pasir, dengan perbandingan 2 : 1 serta diberikan pupuk kandang. Bibit yang akan disemaikan berupa stek yang dapat diambil dari stek batang, stek cabang dan stek pucuk. Panjang stek antara 15-25 cm dengan 3-5 mata tunas. Bibit stek dipilih dari tanaman yang sehat, bebas dari hama dan penyakit. (Anonymous, 2008). Bibit Nilam Siap Untuk Ditanaman
3. Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu disiapkan lobang tanam dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm. jarak antar lobang tanam yaitu 100 cm antar baris dan 50 cm dalam barisan. Bibit dari persemaian yang telah disiapkan berumur 3- 4 minggu, telah berakar dan berdaun, langsung di tanam dilobang tanam yang telah dipersiapkan. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan agar proses perakaran dan pertunasan menjadi cepat dan terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan tanaman.
PEMELIHARAAN
1. Pemupukan
Selain pemberian pupuk kandang atau pupuk organic lainnya sebagai pupuk dasar, juga sangat diperlukan pupuk anorganik seperti urea, SP-36 dan KCL. Pemberian pupuk anorganik dengan dosis 180 kg urea, 90 kg SP-36, 90 kg KCL per hektar. Pemupukan pertama dilakukan pada umur tanaman satu bulan, dengan dosis 1/3 bagian Urea, SP-36 dan KCL. Pemupukan kedua pada umur tanaman tiga bulan hanya pemberian pupuk Urea. Pemberian pupuk dasar pupuk kandang diberikan sekitar 10–20 ton/ha yang diberikan pada waktu sebelum tanam. Sedangkan pupuk anorganik diberikan dengan cara ditugal di sekeliling tanaman kemudian ditimbun dengan tanah. Pupuk anorganik yang diberikan yaitu Urea, SP36, dan KCl ataupun pupuk majemuk.
2. Penyulaman
Bibit tanaman nilam yang mati atau tertekan pertumbuhannya (kerdil) perlu dilakukan penyulaman biasanya dilakukan satu bulan setelah penanaman sehingga mendapatkan tanaman yang seragam.
3. Penyiangan bertujuan untuk
menghilangkan tumbuhan pengganggu yaitu rerumputan atau gulma lainnya.
Tabel 1. Waktu, Jenis dan Dosis Pupuk tanaman Nilam No Umur (bulan)
Pemupukan Ke Waktu Jenis dan Dosis per Ha (kg) Kandang Urea SP-36
1-2 minggu 1 0 Dasar sebelum 20. 000 tanam 2 1 1 - 70 100 3 3 2 - 130 - 4 6 3 Setelah panen 1 100 50 5 10 4 Setelah panen 2 20. 000 100 50 6 14 5 Setelah panen 3 100 50 7 18 - Setelah panen 4 - - Jumlah 40. 000 500 250 Sumber : Anoniymous, 2013.
KCl
150 -
150
75
75
450
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN NILAM
Hama ; hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman nilam adalah sebagai berikut :
PENYULUH BUKU PINTAR
Gambar 3. Gejala Serangan Ulat Penggulung Daun 1. Ulat penggulung daun (Pachyzaneba
Stutalis) Gejala serangannya, ulat ini hidup dalam gulungan daun muda sambil memakan daun. Ulat penggulung daun ini dapat menurunkan produksi hasil secara drastis. 2. Belalang (Orthoptera) merupakan hama potensial (hama utama) pada tanaman nilam. Belalang ini memakan daun tanaman nilam hingga gundul, pada tingkat serangan berat batang tanaman juga dimakannya sehingga tanaman mati. Jenis belalang yang banyak merusak tanaman nilam adalah belalang kayu ( Valanga nigricornis) dan belalang daun (Acridaturita). Belalang kayu dapat menyebabkan kerugian hasil 20 % - 25%, karena belalang tersebut berpindah dari satu kebun kekebun lainnya bila tanaman sudah habis
3. dimakannya. Tungau merah (Tetranychus sp) pada umumnya menyerang daun tua dan daun muda yang hidup berkelompok pada permukaan daun bagian bawah. Merusak tanaman dengan mengisap cairan daun. Gejala serangan dengan memperlihatkan dengan daun berlekuk-lekuk yang tidak teratur. Pada tingkat serangan berat daun akan rontok yang dapat menimbulkan kerugian yang berarti.
PENGENDALIAN HAMA
Usaha pengendalian yang dilakukan untuk pengendalian hama pada tanaman nilam adalah sebagai berikut : 1. Kultur teknis yaitu dengan menggunakan teknik bercocok tanam yang baik seperti menggunakan jarak tanam yang teratur serta menjaga kebersihan lahan. Disamping itu dilakukan pergiliran tanaman, dan tanam serentak untuk dapat memutuskan siklus hidup hama, juga menggunakan tanaman perangkap seperti tanaman jarak yang berfungsi sebagai penghambat (barrier) dengan sendirinya dapat menurunkan tingkat populasi hama pada tanaman, (Anoniymous. 1995). 2. Secara mekanis yaitu dilakukan pada awal serangan dengan mencari, mengumpulkan hamahama dan langsung memukul dan memusnahkannya. . 3. Secara kimia merupakan langkah
terakhir pelaksanaan bila cara lain belum berhasil. Jenis dan dosis Insektisiada yang sesuai anjuran yaitu Surecide 25 EC, Hustation 40 EC, Korpos 50 EC dan Sevin 85 SP, pada areal tanaman yang terserang OPT dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida pada saat tanaman berumur 20, 35, 50 dan 65 hari setelah tanam dengan maksud pencegahan hama bila terjadi serangan, (Nuryani. Y, Emmyzar dan Wiratno, 2005).
PENYAKIT TANAMAN NILAM
Tanaman nilam sering terjadi serangan penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis micro organisme sebagai berikut : 1. Layu bakteri (Ralstonia solanacearum) yaitu timbul serangan pada tanaman umumnya karena bibit yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Gejala awal serangan penyakit berupa salah satu daun pucuk layu dan diikuti dengan daun bagian bawah. Kemudian terlihat gejala lanjut dengan intensitas serangan diatas 50 %, tanaman akan mati dalam waktu 7 – 25 hari. Jaringan akar dan batang tanaman yang terinfeksi membusuk, dan warna agak hitam. Irisan batang berwarna coklat kehitaman sepanjang jaringan cabang yang layu. Bila bagian cabang yang layu terpotong akan terlihat lendir
berwarna seperti susu berwana putih, (Anonymous, 2012)
PENYULUH BUKU PINTAR
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Cara pengendaliannya :
sanitasi dan eradikasi (pemusnahan) untuk mengurangi sumber penyakit (Inokulum). Memberakan lahan yang sudah terinfeksi penyakit bakteri 2 -3 tahun dan mencabut tanaman yang sudah terserang bakteri untuk membakarnya. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang bakteri layu seperti padi dan jagung. Memperbaiki saluran drainase pada waktu curah hujan tinggi sehingga tidak terjadi genangan air pada lahan. Menggunakan bibit yang berasal dari tanaman sehat pada kebun yang belum terserang penyakit layu. Menggunakan pestisida untuk mencegah penularan penyakit layu pada tanaman nilam. Menanam Varietas Unggul yang toleran penyakit seperti varietas nilam Sidikalang, (Anonimous, 2008).
Gambar 5. Penyakit layu bakteri pada tanaman nilam 2. Penyakit Budok (Hoprosep) yaitu
disebabkan oleh virus dengan gejala awal terlihat pada batang tanaman nilam membengkak, menebal dengan daun yang berkerut menggeriting dan tebal. Dengan permukaan bawah berwarna merah, permukaan atas daun menguning karena kekurangan unsur hara. Terbentuk benjolanbenjolan pada batang sampai akar bila dipijit baunya tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah musim kemarau dan disebabkan oleh pemangkasan yang salah di waktu panen. Penyakit ini tidak sampai mematikan tanaman secara total, tetapi menyebabkan produksi dan mutu daun merosot, bahkan tidak dapat di panen.
Cara Pengendaliannya dapat dilakukan dengan kultur teknis yaitu dengan teknik budidaya, sanitasi lahan yang sempurna, menggunakan alat-alat yang steril sebelumnya dicuci dengan air sabun, penggunaan bibit yang sehat, penggunaan mulsa jerami padi, ampas nilam atau alang-alang, memberikan pupuk kandang dan abu sekam sebanyak 10 ton/ha untuk menghindari serangan penyakit budok tersebut.
Dengan cara menggunakan bahan kimia seperti dengan pestisida lengkap yaitu Agrep + Cobox + Curater + Azodrin dengan dosis yang telah ditentukan, (Mustika, I dan Arifin Asman. 2004)
Gambar 4. Penyakit budok (Hoprosep) pada tanaman nilam
3. Penyakit disebabkan Nematoda dapat menyerang tanaman nilam diantarannya Pratylenchus brachyurus, Meloidogyne incognita. Gejala serangan akibat nematode warna daun nampak berubah menjadi coklat atau kemerahan. Selain itu, perlu diperhatikan tanaman inang yang telah ada dilokasi sebelum dipergunakan untuk menanam nilam. Tanaman inang nematode antara lain pisang, jahe, tomat, kacang tanah dan lain-lain.
Cara pengendaliaannya yaitu selain menggunakan varietas yang toleran/ tahan penyakit dapat juga dengan menggunakan agensia hayati . Pasteuria penetrans, Arthrobotrys sp, jamur ini dapat menyerang nematode pada tanaman, dan penggunaan pestisida nabati dengan penyemprotan estrak biji mimba, bungkil jarak pada tanaman nilam yang diserang oleh nematoda.
PEMANENAN NILAM
Tanaman nilam yang tumbuh dan terpelihara dengan baik, sudah dapat dipanen pada umur 6 sampai 8 bulan setelah penanaman. Panen dapat dilakukan berulang-ulang bila keadaan tanaman cukup subur, biasanya pemanenan berikutnya dilakukan sekali 3 – 5 bulan. Setiap kali selesai panen, dilakukan pemupukan dan pembubunan pada tanaman nilam, agar hasil panen berikutnya tidak terlalu menurun dengan cepat. Pemanenan dilakukan dengan memangkas atau memotong cabangcabang, ranting dan daun nilam, (Anonymous, 1995).
Cabang-cabang yang dipangkas adalah cabang dari tingkat dua keatas, sedangkan cabang tingkat pertama ditinggalkan. Sebelum dikeringkan, Brangkasan hasil panen terlebih dahulu dipotong-potong sepanjang 3 – 5 cm untuk mempercepat proses pengeringan dan mempermudah keluarnya minyak pada saat penyulingan. Pengeringan dilakukan dengan menjemur brangkasan hasil panen dibawah sinar matahari sampai didapatkan kadar air ± 15 % . untuk menjemur dapat digunakan lantai semen atau tikar penjemur yang bersih, untuk mendapatkan hasil minyak yang baik, disarankan menjemur daun selama 5 jam. Selanjutnya dikering anginkan selama 2 sampai 3 hari diatas rak-rak bambu, sehingga kadar air daun menjadi ± 15 persen.
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 47 / Permentan / SM. 010 / 9 / 2016 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 47 / Permentan / SM. 050 / 12 / 2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 03 / Permentan / SM. 200 / 1 / 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 03 / KPTS / SM.200 / 1 / 05 / 2019 tentang Pengelolaan Balai Penyuluhan Pertanian.
PENYULUH BUKU PINTAR