Buletin Expedisi Edisi Dies Natalis ke-52 - Dies Natalis (Tidak) Harus Setiap Tahun

Page 1

EXPEDISI E D I S I K H U S U S D I E S N ATA L I S U N Y K E - 5 2 | M E I 2 0 1 6

MEMBANGUN

B U D AYA

KRITIS

Gigih | Expedisi

SENTRA

Dies Natalis UNY (Tidak) Harus Setiap Tahun

Tidak dilibatkan dalam proses sejak awal, BEM FIS memutuskan menarik diri dalam keterlibatan rangkaian acara Dies Natalis UNY ke-52.

D

alam aksi Aliansi Mahasiswa FIS (AMF) pada tanggal 18 April lalu, Dr. Nasiwan, M.Si, se­la­ku Ketua Pe­lak­ sa­na Satu ke­gi­a­tan Dies Na­ta­lis U­ni­ver­si­tas Negeri Yogyakarta (UNY) ke-52, meng­a­ku tidak tahu be­ra­pa ang­ga­ran untuk acara dies natalis tahun ini. “Ketua pa­ni­tia hanya meng­a­ tur dan meng­o­or­di­na­si­kan saja. Ang­ga­ran ada di masing-masing lem­ba­ga, saya tidak bisa men­cam­pu­ri­nya,” ungkap Dosen Pen­di­di­kan Ke­war­ga­ne­ga­ra­an dan Hukum itu. Per­nya­ta­an Nasiwan ter­se­but me­nu­ai protes dari AMF. Namun, Nasiwan me­ne­gas­ kan bahwa sistem yang di­ber­la­ku­kan memang de­mi­ki­an. “Itu sis­te­mik. Ka­li­an­lah se­ba­gai maha­sis­wa yang punya ke­ku­a­tan untuk meng­ u­bah itu,” u­jar­nya saat se­o­rang masa aksi me­

min­ta agar sistem di­u­bah men­ja­di lebih baik. Dalam Au­di­en­si Uang Kuliah Tunggal (UKT) (10/5), Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd se­la­ku Wakil Rektor (WR) II mem­be­ri pen­je­ la­san bahwa ang­ga­ran untuk dies natalis tidak murni dana u­ni­ver­si­tas. Namun, juga di­da­pat dari sponsor. “Misal dari bank yang be­ker­ja sama dengan UNY, me­re­ka mem­be­ri dana be­be­ra­pa persen dari total dana anggaran,” je­las­nya. Akan te­ta­pi, pihak AMF me­nya­yang­ kan tidak a­da­nya trans­pa­ran­si dana dari pihak bi­ro­krat dan ke­ti­dak­ta­hu­an Ketua Pelaksana Satu Dies Natalis UNY ke-52 ini. Persiapan Dies Natalis Tidak Maksimal Di­te­mui di ruang sidang Cut Nyak Dien Fakultas Ilmu Sosial (FIS) (2/5), Priyo Utomo

se­la­ku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS 2016 tidak hanya meng­e­luh­kan meng­e­nai tidak a­da­nya trans­pa­ran­si ang­ga­ran untuk dies natalis. Namun, ia juga me­man­dang bahwa banyak a­ca­ra tahun ini yang ter­ke­san tidak matang. “Per­si­ap ­ an dies natalis tahun ini kurang begitu bagus. Acara jalan sehat dan se­pe­da gem­bi­ra pekan lalu, mi­sal­nya. Pa­ni­tia me­min­ta ban­tu­an ke ma­ha­sis­wa tidak dari jauh-jauh hari. Ke­be­tu­lan, dari BEM FIS masih meng­er­ja­kan a­ca­ra FIS Cup se­hing­ga tidak ada yang mem­ban­tu,” jelas Priyo. Priyo juga mem­ban­ding­kan a­ca­ra senam ber­sa­ma di a­ca­ra dies natalis tahun ini dengan tahun lalu yang di­tu­an­ru­ma­hi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). “Tidak be­gi­tu banyak yang ikut,


SENTRA

Penarikan Diri BEM FIS Tidak a­da­nya trans­pa­ran­si ang­ga­ran dan kurang di­li­bat­kan­nya dalam proses dies natalis tahun ini me­ru­pa­kan a­la­san BEM FIS me­mu­ tus­kan untuk tidak ter­li­bat dalam rang­ka­i­an a­ca­ra dies natalis. “Kami ingin di­li­bat­kan sejak awal. Kami bahkan sama se­ka­li belum me­lak­sa­na­kan ke­gi­a­tan yang ber­ka­i­tan dengan dies natalis,” ujar Priyo. Me­nu­rut­nya, me­li­ bat­kan ma­ha­sis­wa tidak hanya men­yu­ruh untuk me­la­ku­kan program kerja yang sudah di­si­ap­kan saja, tapi juga harus di­rang­kul dalam se­ga­la hal yang ter­ka­it. Priyo tidak me­mung­ki­ri bahwa BEM FIS ke­ce­wa dengan apa yang di­la­ku­kan pa­ni­tia. Ter­le­bih, pa­ni­tia juga sempat me­min­ta BEM FIS untuk men­ja­lan­kan a­ca­ra gebyar ma­ha­sisw­a hanya dengan dana Rp10.000.000,00 dan dalam waktu yang mepet. “Kami langsung me­nya­ta­kan tidak ber­se­dia. Ba­gai­ma­na­pun, dana se­be­sar itu yang tu­run­nya belum tahu kapan dan acara dies natalis juga sudah ber­ja­lan se­ja­uh ini. Kami tentu tidak siap,” jelas Priyo. Se­la­in ma­sa­lah tidak di­li­bat­kan sejak awal, BEM FIS juga kecewa dengan pa­ni­tia yang men­yu­ruh peng­gu­na­an dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Organisasi Mahasiswa (Ormawa) untuk me­lak­sa­na­kan ke­gi­a­tan dies natalis bagi BEM FIS. “Tentu saja tidak ada yang ber­se­dia. Me­mo­tong dana DIPA sama saja me­mang­kas ke­gi­a­tan yang telah kami susun,” ungkap Ketua BEM FIS ter­se­but. “Tidak ma­sa­lah ka­re­na itu hak BEM FIS. Ba­gai­ma­na­pun, ranah kerja BEM FIS dan BEM FIK ber­be­da,” jelas Rahadian se­ba­gai respons atas pe­na­ri­kan diri BEM FIS dalam rang­ka­i­an a­ca­ra dies natalis. Bramantyo Widyawan, Ke­pa­la De­par­te­ men Peng­em­bang­an Sumber Daya Ma­ha­sis­wa (PSDM) BEM FBS, mengaku men­du­kung sikap BEM FIS. “Saya se­pa­kat dengan BEM

FIS se­ba­gai a­da­nya sikap ma­ha­sis­ “Saya sepakat dengan BEM FIS karena perlu wa yang tegas. Dies natalis ha­rus­ adanya sikap mahasiswa yang tegas. Dies natalis nya me­li­bat­kan ma­ha­sis­wa bukan harusnya melibatkan mahasiswa bukan malah malah meng­a­bai­kan ma­ha­sis­wa,” jelas ma­ha­sis­wa yang kerap di­sa­pa mengabaikan mahasiswa.” Bram ter­se­but. Bram juga meng­ung­kap­kan, Bramantyo Widyawan. “Banyak a­gen­da Dies Natalis yang tidak di­ke­ta­hui ma­ha­sis­wa. Saya pri­ ba­di sama se­ka­li belum me­ra­sa­kan dampak ter, Priyo meng­a­ta­kan, “Kami tetap meng­a­wal dies natalis tahun ini.” rang­ka­i­an acara dies natalis. Namun, sikap Mem­ban­ding­kan dengan acara Dies kami untuk tidak ter­li­bat a­da­lah mutlak dan Natalis dua tahun lalu, saat di­tu­an­ru­ma­hi FBS, kami me­mi­li­ki a­la­san yang konkret atas sikap Bram meng­a­ku tahun ini te­ra­sa kurang me­li­ kami tersebut.” bat­kan ma­ha­sis­wa. “Dalam pe­ra­ya­an tahun emas ke­ma­rin (Dies Natalis ke-50), te­ra­sa Pelaksanaan Dies Natalis Tidak Harus sangat ramai. Semua BEM dan Him­pu­nan Setahun Sekali Edi Purwanta me­nim­bang pe­lak­sa­naan Ma­ha­sis­wa (Hima) di­li­bat­kan,” ung­kap­nya. Reuni Akbar, salah satu acara Dies Natalis Dies Natalis UNY jika di­lak­sa­na­kan lima ke-50 juga di­ung­kap­kan Bram se­ba­gai a­ca­ra tahun sekali. Namun, ia ke­mu­di­an men­je­las­ paling me­ri­ah. kan bahwa pe­lak­sa­na­an dies natalis se­ta­hun se­ka­li a­da­lah untuk me­la­ku­kan e­va­lu­a­si ter­ka­it pres­ta­si ma­ha­sis­wa dan kampus. “UNY adalah lem­ba­ga yang di­ni­lai dari tahun ke tahun. Be­ra­pa pres­ta­si ma­ha­siswa se­ti­ap ta­hun­nya harus di­ca­tat,” ujar Edi Purwanta. Ia juga me­nam­bah­kan bahwa ca­ta­tan pres­ta­si harus di­la­ku­kan se­ti­ap tahun. Se­na­da dengan Edi Purwanta, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. se­ la­ku Rektor UNY me­nu­lis­kan, “Dies Natalis ke-52 me­ru­pa­kan mo­men­tum bagi UNY untuk me­re­flek­si­kan apa yang di­per­bu­at dalam per­ja­la­nan se­ja­ rah­nya.” dalam sam­bu­tan rektor Dies Natalis UNY ke-52. Akan te­ta­pi, tidak bisa di­pung­ki­ri bahwa dies natalis tahun ini sangat kurang per­si­ap­ an, be­gi­tu­lah yang di­ung­kap­kan Priyo. Me­nu­ Iwan | Expedisi rut­nya, tidak ada pe­rin­tah yang me­wa­jib­kan “Dalam a­ca­ra Reuni Akbar, se­ti­ap Or­ma­ pe­lak­sa­na­an dies natalis setiap tahun. “Lebih e­fi­si­en jika pe­lak­sa­na­an se­ti­ap wa meng­i­rim 3 per­wa­ki­lan untuk meng­a­rah­ kan a­lum­ni dari se­ti­ap ju­ru­san yang datang. Di lima tahun atau be­ra­pa. Per­si­a­pan di­bu­at sana, di­tam­pil­kan pentas ko­la­bo­ra­si. Pentas se­ma­tang mungkin. Di­ban­ding se­ka­rang, ter­se­but di­me­ri­ah­kan oleh per­wa­ki­lan dari pe­lak­sa­na­an se­ti­ap tahun, tapi tidak ter­la­lu semua Hima di UNY,” jelas ma­ha­sis­wa Ju­ ber­dam­pak bagi ma­ha­sis­wa untuk apa?” ru­san Pen­di­di­kan Bahasa Jerman ter­se­but. tambah Priyo. Priyo kem­ba­li me­ne­gas­kan, “Se­an­dai­nya Di­ung­kap­kan oleh Bram juga bahwa di a­ca­ra dies natalis dua tahun lalu ada dua plot a­ca­ra ke­gi­a­tan Dies Natalis UNY pro­ses­nya terus yang masing-masing di­am­bil alih oleh dosen se­per­ti ini, lalu ke­ter­li­ba­tan ma­ha­sis­wa tidak di­ang­gap, a­pa­kah masih perlu di­lak­sa­na­kan dan ma­ha­sis­wa. “Sikap yang di­am­bil oleh BEM FIS sudah se­ti­ap tahun? Ba­gai­ma­na­pun, ang­ga­ran ber­ benar. Ma­ha­sis­wa pantas men­cu­rah­kan ke­ sum­ber dari ma­ha­sis­wa.” ke­ce­wa­an jika tidak ikut andil dalam dies Nisa’ Maulan Shofa natalis,” tutup Bram. Fahrudin, Heni, Jimal Meng­a­ku bukan tidak men­cin­tai al­ma­ma­

Pimpinan Proyek Wachid As-siddiq | Sekretaris Hanum Tirtaningrum | Bendahara Maria Purbandari | Redaktur Pelaksana Nisa Maulan | Redaktur Nisa Maulan, Fahrudin | Reporter Fahrudin, Heni, Jimal | Redaktur Foto Dwi Putri | Artistik Danang Suryo, Fahrudin, Gigih Nindia | Produksi Heni Wulandari | Iklan Maria Gracia, Meida Rahma, Moh Agung | Tim Polling Umi Zuhriyah, Iwan Dwi, Jimal Arrofiqie | Sirkulasi Erya Ananda| Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web ­Ekspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.

2

EDISI KHUSUS DIES NATALIS UNY KE-52 | MEI 2016

FA­KUL­TAS Teknik (FT) ter­ni­la­i se­ba­ga­i salah satu fa­kul­tas ter­si­buk. Fa­kul­tas pen­ ce­tak tek­no­krat ber­kom­pe­ten ini masih me­ mi­li­ki fa­si­li­tas yang usang. Banyak ruang kelas dengan pro­yek­tor yang kurang layak jika di­se­but se­ba­ga­i pe­nun­jang per­ku­li­a­han. UNY yang men­ca­nang­kan diri untuk men­ja­di World Class University bahkan belum mampu me­nye­di­a­kan laboratorium di FT agar mampu meng­i­ku­ti per­kem­bang­an tek­no­lo­gi. Ja­ri­ngan in­ter­net yang di­se­di­a­kan bahkan masih sangat sulit diakses. Saya ber­ha­rap, se­mu­a fa­si­li­tas di FT bisa lebih di­op­ti­mal­kan. Ba­ga­i­ma­na­pun, lan­car­nya per­ku­li­a­han di­tun­jang oleh fa­si­li­tas yang baik

in­tros­pek­si diri pada ke­se­lu­ru­han ba­gi­an dari sistem ber­na­ma ‘UNY’ untuk dapat mem­per­ si­ap­kan langkah ke­de­pan yang lebih e­fek­tif. Namun, output dari dies na­ta­lis UNY pun harus nyata se­per­ti ter­wu­jud­nya saran-saran yang mem­ba­ngun baik dari ma­ha­sis­wa dan ke­se­jah­te­ra­an dari ma­ha­sis­wa juga men­ja­di per­ha­ti­an u­ta­ma bagi UNY. Gigih | Expedisi

tidak se­per­ti tahun ke­ma­rin yang di FMIPA. Mahasiswa FIS ada yang mem­ban­tu saat itu. Tapi, dari pa­ni­ti­a­nya ter­ke­san se­la­lu mem­be­ri pe­rin­tah dengan men­da­dak se­per­ti kon­sum­si dan pem­ba­gi­an tiket yang kurang rapi,” jelas Priyo. Hal itu juga di­se­tu­jui oleh Ketua BEM Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Rahadiaan Eko Yudistiro. “Iya, memang se­mu­a­nya serba men­da­dak bahkan ter­li­hat tidak siap. Konsep acara juga serba apa a­da­nya se­a­kan tidak di­per­si­apkan dengan matang,” ungkap ma­ha­ sis­wa Jurusan Pendidikan Olahraga ter­se­but.

SURAT PEMBACA

Abdurrohman Afief Mahasiswa Jurusan Kimia 2013

Dimas Ferdiyanto Mahasiswa Teknik Mesin 2013

TAK dapat di­pung­ki­ri bahwa pe­lak­sa­na­an dies na­ta­lis UNY kerap di­hi­a­si dengan kesan ke­me­wa­han dan ku­rang­nya ko­or­di­na­si antar ma­ha­sis­wa dan bi­ro­kra­si. Dies na­ta­lis juga ter­ka­dang di­ang­gap tidak perlu di­la­ku­kan tiap tahun ka­re­na e­fek­ti­fi­tas­nya yang tidak se­ban­ding dengan modal. Se­be­nar­nya a­pa­bi­la men­da­sar­kan pada arti nama ‘Dies Na­ta­lis’ sen­di­ri akan kurang se­su­a­i a­pa­bi­la di­lak­sa­ na­kan tiap be­be­ra­pa tahun se­ka­li. 1.Dies men­ja­di wa­ha­na in­tros­pek­si diri Pe­ra­ya­an Dies Na­ta­lis yang no­ta­be­ne hanya di­ra­sa­kan se­ka­li se­ta­hun dapat men­ ja­di mo­men­tum yang sangat tepat untuk

dari masih ba­nyak­nya ke­ku­ra­ngan yang dapat di­te­mu­i di­ u­jung-ujung gedung UNY. Dengan me­ngi­ngat hari lahir UNY di­ha­ra­pan­kan pula kita dapat lebih meng­har­ga­i, lebih me­nge­nal se­ma­ngat para pen­di­ri UNY, dan tu­ju­an apa yang ingin di­ca­pa­i oleh UNY. Yang perlu di­re­nung­kan semua pihak a­da­lah bukan se­me­wah apa Dies Na­ta­lis UNY itu di­lak­sa­na­kan, namun, se­be­ra­pa banyak per­kem­ba­ngan po­si­tif yang di­a­la­mi UNY hingga Dies UNY be­ri­kut­nya tiba. Se­la­mat Hari Jadi ke-52, Universitas Negeri Yogyakarta.

2.Dies men­ja­di wujud ke­pe­du­li­an ter­ ha­dap ins­ti­tu­si Dies Na­ta­lis ke-52 UNY me­ru­pa­kan hari di mana 52 tahun yang lalu per­gu­ru­an tinggi ber­na­ma Universitas Negeri Yogyakarta mem­per­ke­nal­kan diri ke­pa­da ma­sya­ra­kat Indonesia. Dies na­ta­lis UNY yang hanya ter­ja­di se­ta­hun se­ka­li se­la­yak­nya men­ja­di wujud ke­pe­du­li­an kita ter­ha­dap per­gu­ru­an tinggi yang telah me­na­u­ngi ri­bu­an ma­ha­sis­wa untuk mem­pe­ro­leh pen­di­di­kan ini, ter­le­pas

ADA be­be­ra­pa ke­jang­ga­lan yang kami ra­sa­ kan dalam Dies Natalis UNY ke-52 ini. Mulai dari per­si­a­pan yang tidak me­li­bat­kan ma­ha­ sis­wa, ke­ti­dak­ma­ta­ngan be­be­ra­pa a­ca­ra yang di­bu­at, dan ke­ti­dak­trans­pa­ra­nan ang­ga­ran untuk se­ti­ap rang­ka­i­an ke­gi­a­tan dies na­ta­lis. Se­ha­rus­nya UNY se­ba­ga­i badan publik harus ada ke­ter­bu­ka­an in­for­ma­si untuk men­ ja­di pe­nye­leng­ga­ra ne­ga­ra yang baik, yaitu trans­pa­ran, e­fek­tif, e­fi­si­en, a­kun­ta­bel, dan dapat di­per­tang­gung­ja­wab­kan. Oleh ka­re­na itu, kami me­na­rik diri untuk tidak ter­li­bat dalam rang­ka­i­an acara Dies Na­ta­lis UNY ke-52 ini. Priyo Utomo Ketua BEM FIS 2016

EDITORIAL Refleksi yang Gagal DIES NA­TA­LIS me­ru­pa­kan mo­men­tum bagi u­ni­ver­si­tas untuk me­re­flek­si­kan apa yang telah di­per­bu­at dan yang telah di­ca­ pai. Yang umumnya di­lak­sa­na­kan se­ta­hun se­ka­li. Dies na­ta­lis se­la­lu men­ja­di ajang bagi u­ni­ver­si­tas untuk me­nun­juk­kan ek­ sis­ten­si­nya se­ba­ga­i salah satu ins­ti­tu­si pen­di­di­kan dalam ne­ga­ra. Se­ring­ka­li juga dies na­ta­lis men­ja­di bahan le­gi­ti­ma­si dalam bidang pen­di­di­kan yang amat stra­te­gis bagi ke­be­ra­da­an su­a­tu ins­ti­tu­si. Hal i­ni­lah yang men­ja­di­kan ke­be­ra­da­an dies na­ta­lis se­la­lu di­per­ta­han­kan dan di­se­leng­ga­ra­kan se­ca­ra megah oleh tiap-tiap u­ni­ver­si­tas. Dies natalis juga ha­rus­nya men­ja­di sa­lah satu ajang ref­lek­si diri bagi se­lu­ruh la­pi­san ma­ha­sis­wa yang me­nim­ba ilmu di da­lam­nya. Tanpa a­da­nya andil dari ma­ ha­sis­wa, ten­tu­nya ref­lek­si akan ber­si­fat

ko­song dan gagal dalam me­nye­leng­ga­ra­kan pe­ndi­di­kan dalam se­ta­hun te­rak­hir. Se­su­a­i apa yang di­tu­lis­kan rektor dalam sa­mbu­tan­nya, “Dies Natalis ke-52 me­ru­pa­kan mo­men­tum bagi UNY untuk me­ref­lek­si­kan apa yang di­per­bu­at dalam per­ja­la­nan se­ja­rah­nya.” Namun, dalam pe­lak­sa­na­an­nya masih me­ ni­mbul­kan per­ta­nya­an besar. A­da­nya aksi oleh A­li­a­nsi Ma­ha­sis­wa FIS (AMF) pada 18 April lalu me­nu­njuk­ kan ma­ha­sis­wa tidak lagi dapat me­ra­sa­kan dampak dari dies natalis. FIS di­da­puk men­ ja­di tuan rumah dalam a­ge­nda dies natalis tahun ini, te­ta­pi me­re­ka meng­aku ke­ce­wa dengan ma­na­je­men bi­rok­rat yang masih ka­ca­u dalam me­nye­leng­ga­ra­kan a­gen­da tahun ter­ se­but. Mu­la­i dana yang tidak jelas kapan cair hingga ke­ti­dak­ter­li­ba­tan ma­ha­sis­wa dalam dies natalis me­nu­njuk­kan bahwa dies natalis

MEI 2016 | EDISI KHUSUS DIES NATALIS UNY KE-52

tahun ini be­lum­lah siap untuk di­ad­ a­kan ke­ mba­li. Bah­kan, pa­ni­ti­a inti yang ter­di­ri dari para dosen meng­aku tidak tahu me­nge­na­i dana dalam a­ca­ra ta­hu­nan ini. Lalu, a­pa­kah masih re­le­van jika dies natalis di­a­da­kan se­ta­hun se­ka­li? Ber­ba­ga­i ke­jang­ga­lan mes­ti­nya harus di­ca­ri pe­nye­bab dan pe­nye­le­sa­i­an­nya. Hal ini juga ber­la­ku pada pe­nye­leng­ga­ra­an dies natalis tahun ini yang di­ra­sa amat me­nge­ce­ wa­kan oleh ma­ha­sis­wa. Ma­ha­sis­wa ha­rus­lah men­ja­di objek u­ta­ma dalam ke­gi­a­tan ref­le­ksi ta­hu­nan se­per­ti ini. Jika itu tidak di­la­ku­kan, maka pen­di­di­kan yang di­la­ku­kan oleh UNY, kampus yang di­ke­nal se­ba­ga­i universitas pendidikan, akan se­la­lu di­ang­gap gagal dalam segala aspek. Redaksi

3


PERSEPSI

Minat Baca dan Pendangkalan Keilmuan

U

NESCO pada tahun 2011 me­nya­ ta­kan bahwa minat baca orang Indonesia sangat rendah. Hal ini di­buk­ti­kan dengan indeks mem­ba­ca ma­ sya­ra­kat Indonesia hanya 0,001 persen. Dalam ar­ti­an, jika ada 1000 pen­du­duk, maka hanya ada satu orang yang masih me­mi­li­ki minat baca tinggi. Ke­mu­di­an, pada tahun 2012 be­ra­da pada po­si­si 124 dari 187 ne­ga­ra dunia dalam pe­ni­lai­an Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khu­sus­nya ter­pe­nu­hi­nya ke­bu­tu­han dasar pen­du­duk, ter­ma­suk ke­bu­tu­han pen­di­di­kan, ke­se­ha­tan, dan “melek huruf”. Franscis Bacon pernah mem­be­ri­kan gam­ba­ran tentang peng­a­ruh buku ter­ha­dap pe­ru­ba­han ta­ta­nan sosial. Me­nu­rut dia, ada tiga hal yang meng­u­bah se­lu­ruh wajah dunia dan ke­a­da­an se­su­a­tu di muka bumi: per­ce­ta­kan, mesiu, dan magnet. Se­men­ta­ra itu, Lucian Fabre dan Hendri Jean-Martin meng­u­ta­ra­kan pe­nan­da penting dalam gerak maju pe­ra­da­ban barat di era pen­ce­ra­han itu a­da­lah per­pus­ta­ka­an. Me­nu­rut JJ. Rizal, re­la­si per­pus­ta­ka­an dan pe­ra­da­ban barat ter­le­tak pada re­vo­lu­si mental ten­ta­ra dari ka­lang­an kurang mem­ ba­ca hingga minat beli buku dan a­khir­nya ber­se­dia men­di­ri­kan per­pus­ta­ka­an publik dan per­pus­ta­ka­an pri­ba­di. Namun, ma­sya­ ra­kat di Indonesia tidak ter­la­lu mem­be­ri­ kan a­pre­si­as­i ter­ha­dap buku-buku yang ter­se­dia. Ba­nyak­nya buku yang ter­se­dia di per­pustakaan-perpustakaan da­e­rah, se­ko­lah, kampus, dan buku-buku milik pri­ba­di hanya di­ja­di­kan se­ba­gai pa­jang­an, hi­a­san ruangan yang di­ta­ta ra­pi atau te­pat­nya buku-buku yang ter­se­dia hanya di­mu­se­um­kan. Ren­dah­nya minat baca se­se­o­rang akan ber­pe­nga­ruh ter­ha­dap ke­il­mu­an yang minim pula. Kampus se­ba­gai lem­ba­ga pen­di­di­kan di­ha­rap­kan mampu men­dong­krak minat baca ma­ha­sis­wa­nya. Namun, pada ke­nya­ta­ an­nya kampus belum mem­be­ri­kan fa­si­li­tas

4

serta sa­ra­na dan pra­sa­ra­na yang mum­pu­ni untuk me­ning­kat­kan minat baca ma­ha­sis­wa. Di pihak bi­ro­kra­si kampus se­la­lu me­nun­ tut ma­ha­sis­wa untuk mem­be­ri­kan kar­ya­nya be­ru­pa pe­ne­li­ti­an dan karya tulis il­mi­ah, yang mana karya-karya ter­se­but di­ja­di­kan juga se­ba­gai tolak ukur ke­ma­ju­an kampus. Krisis mem­ba­ca ber­bun­tut pada pe­dang­ka­lan ke­il­mu­an, me­re­ka di­tun­tut mem­bu­at pe­ne­li­ti­ an dan karya tulis il­mi­ah, tapi minat ba­ca­nya masih rendah. Pada ha­ki­kat­nya dengan ba­ nyak­nya mem­ba­ca maka wa­ca­na so­si­al akan

Repro.Danang | Expedisi

se­ma­kin banyak, dari si­ni­lah karya-karya ter­se­but akan lahir. Dari hasil studi des­krip­tif yang di­lak­sa­ na­kan Central Connecticut State University di Amerika Serikat meng­ung­kap­kan minat baca di Indonesia be­ra­da di u­ru­tan ke-60 dari 61 ne­ga­ra dalam hal li­te­ra­si para war­ga­nya. Me­li­hat fe­no­me­na ini, se­ha­rus­nya kaum in­ te­lek­tu­al ma­u­pun dari ka­la­ngan lem­ba­ga pen­di­di­kan sadar bahwa ter­nya­ta Indonesia krisis mem­ba­ca. Kampus UNY se­ba­gai lem­ba­ga pen­di­di­ kan sangat ber­pe­ran penting untuk me­ning­ kat­kan minat baca ma­ha­sis­wa. Namun, di acara ulang tahun UNY yang ke-52 tidak ada agenda-agenda meng­e­nai pe­ning­ka­tan minat

baca ma­ha­sis­wa. Di buku a­gen­da ke­gi­a­tan Dies Natalis ke-52 pun tidak ada tanda-tanda a­gen­da untuk pe­ning­ka­tan minat baca. Per­ha­ti­an kampus ter­ha­dap minat baca ma­ha­sis­wa ter­nya­ta meng­a­la­mi pen­dang­ka­lan. Dunia kampus hanya me­men­ting­kan ku­an­ti­ tas ma­ha­sis­wa tanpa mem­per­ha­ti­kan ku­a­li­tas. Po­li­tik am­ne­sia telah men­ja­mur di ka­lang­an bi­ro­kra­si kampus, me­re­ka hanya me­men­ting­ kan pu­bli­ka­si kampus untuk meng­e­jar ku­an­ti­tas ma­ha­sis­wa yang banyak, se­men­ta­ra me­re­ka lupa dengan me­ning­kat­kan ku­a­li­tas in­te­lek­ tu­al ma­ha­sis­wa. Pada a­khir­nya dunia kampus hanya men­ce­tak robot-robot yang tidak ber­mu­tu, kurang ber­ku­a­li­tas serta ma­nu­sia yang dang­kal ke­il­mu­an. Di acara Dies Natalis ke-52 ini, se­ba­gai mo­men­tum UNY untuk me­re­flek­si­kan per­ja­ la­nan se­ja­rah­nya, se­ha­rus­nya ada per­ha­ti­an atas Indonesia yang krisis mem­ba­ca. Lem­ ba­ga pen­di­di­kan se­ba­gai pen­ce­tak pe­mim­pin bangsa dan negara harus punya sim­pa­ti­san me­li­hat fe­no­me­na ini. Jangan hanya sibuk di dunia in­ter­nal, akan tetapi di ling­ku­ngan ma­sya­ra­kat, bangsa, dan ne­ga­ra harus ikut serta ber­kon­tri­bu­si. Dalam tema yang di­u­sung “Kon­tri­bu­si Pen­di­di­kan dalam Me­mu­li­a­kan Mar­ta­bat Ma­nu­sia” se­ha­rus­nya yang perlu di­per­ha­ti­ kan a­da­lah minat baca, sebab mem­ba­ca dapat mem­be­ri­kan ke­sa­da­ran so­si­al yang tinggi atas fenomena-fenomena so­si­al dan dengan mem­ba­ ca pe­mu­lia­an mar­ta­bat ma­nu­sia akan ter­wu­jud. Namun, ke­nya­ta­anya UNY di acara dies natalis ter­se­but belum mem­be­ri­kan kon­tri­bu­si untuk me­ning­kat­kan minat baca ma­ha­sis­wa. A­pa­la­gi fa­si­li­tas, sa­ra­na, dan pra­sa­na ter­ka­it me­ning­ kat­kan minat baca masih minim. Per­pus­ta­ka­an UNY juga belum ada pem­ba­ru­an buku-buku. Ruang dis­ku­si dan ruang baca masih minim sehingga me­nye­bab­kan pe­dang­ka­lan ke­il­mu­an dan in­te­lek­tu­al di UNY se­ma­kin marak. Fahrudin

EDISI KHUSUS DIES NATALIS KE-52 | MEI 2016


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.