EXPEDISI E D I S I K H U S U S P E M I LW A I I U N Y 2 0 1 6
MEMBANGUN
B U D AYA
KRITIS
Silvana | EXPEDISI
Kamis (22/12), mahasiswa kampus Wates menggunakan hak pilih pada Pemilwa 2016. Dua pasang calon yang gugur, telah digantikan tiga pasang calon baru.
SENTRA
Inkonsistensi KPU Menuai Kontra Pengubahan sistem Republik Mahasiswa ke Keluarga Mahasiswa yang dilakukan sehari sebelum diadakannya Pemilwa dirasa hanya keputusan sepihak.
A
udiensi yang dilakukan oleh pihak DPM, KPU, dan birokrasi, Selasa (13/12) telah menyepakati lima opsi dari Wakil Rektor III, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes terkait pemilwa. Hal tersebut dibenarkan oleh Ammar Muhammad, selaku Ketua KPU universitas. “Keputusan WR III, DPM dan KPU akhirnya menyepakati kalau pemilwa tidak menggunakan sistem Rema,” ungkap Ammar. Lima opsi yang disepakati: pelarangan republik mahasiswa, tidak ada nama presiden dan wakil presiden, tidak ada partai, maksimal semester lima, dan IPK minimal tiga. “Kalau tidak disepakati maka pihak birokrasi akan membekukan
BEM dan DPM,” kata Ammar. Terkait hasil audiensi hari Selasa, Ammar menjelaskan bahwa pihak KPU telah menginformasikan hasil audiensi tersebut kepada kedua pasangan calon. Salah satu informasi tersebut menyatakan bahwa kedua pasangan calon BEM universitas telah digugurkan. Sumaryanto, saat ditemui di ru ang a nnya menyatakan bahwa akan meniadakan pemilwa jika pihak DPM dan KPU menolak opsi tersebut. “Tidak ada pemilwa tingkat universitas dana akan dialihkan UKM saja. Jadi memang saya siapkan kalau menolak, tidak akan ada pemilwa,” kata Sumaryanto, Senin (19/12). Sumaryanto juga
menginstruksikan kepada Wakil Dekan (WD) III tiap fakultas untuk tidak melayani pemilwa tingkat universitas. “Saya mengirim pesan singkat pada semua WD III untuk tidak melayani pemilwa universitas karena tidak seizin dan sepengetahuan saya,” katanya lebih lanjut. Terkait hasil audiensi tersebut Eko Susanto, calon nomor urut dua mengungkapkan bahwa tidak ada pemberitahuan secara langsung kepadanya mengenai hasil audiensi. “Saya hanya diberitahu lewat Whatsapp itu pun lewat grup saja,” katanya. Eko juga menyayangkan keputusan DPM dan KPU yang dinilai sepihak. “Saya menyayangkan
SENTRA keputusan yang diambil oleh DPM dan KPU yang menggugurkan sepihak terhadap saya dan Fickry di pemilwa kali ini,” ungkap Eko Minggu (18/12).
“Kedaulatan mahasiswa sudah tidak beres ini, seakan-akan WR III itu Tuhan bagi saya,” ungkap Bisma Putra Aprilianta
KPU, telah ada tiga pasang calon BEM semester lima yang maju pada pemilwa kali ini. Walaupun terkesan mepet dan memaksakan, Ammar menjamin semua calon yang maju merupakan kesadaran pribadi tanpa ada rekomendasi dari pihak lain. Bisma sendiri menyatakan bahwa calon-calon tersebut terkesan memaksakan. “Ada beberapa calon yang kalah di BEM fakultas kemudian mendaftar di universitas, bagi saya itu memalukan,” kata Bisma. Farah Lutfiana, divisi PSDM BEM UNY 2016 beranggapan bahwa calon ketua BEM universitas dari semester lima ini kurang relevan. “Idealnya kaderisasi yang terdahulu sudah berjalan dengan baik dari tingkat himpunan maksimal semester tiga, fakultas semester lima, dan universitas semester tujuh,” kata Farah. Menurutya lagi mahasiswa semester lima akan ada ketidakseimbangan karena mereka (Red. Mahasiswa semester lima) juga akan melaksanakan KKN/PPL. “Otomatis bisa dilihat besok ketuanya akan memprioritaskan yang mana,” pungkas Farah. WR III, Sumaryanto mempunyai anggapan yang berbeda. Sumaryanto justru menyatakan hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi seorang mahasiswa. “Nggak masalah, orang hebatkan sibuk dimana-mana. Justru itulah challenge untuk menjadi seorang pemimpin,” ungkap Sumaryanto. MS. Fitriansyah Umi
Bisma Putra Aprilianta
Mia | EXPEDISI
Kekecewaan juga diungkapkan oleh pasangan nomor urut satu, Bisma Putra Aprilianta. “Jelas saya kecewa. Kecewanya itu bukan sama pemilwanya, tapi sama orangnya, kenapa mereka (Red. KPU) tidak konsisten,” ujar Bisma saat ditemui Senin (19/12). Bisma kemudian meminta kejelasan dari pihak KPU mengenai pengguguran dirinya. Akan tetapi, tidak ada tanggapan dari pihak KPU. “Tiba-tiba mereka (Red. KPU) membuka pendaftaran baru dan itu menyakitkan bagi saya,” imbuh Bisma. Pihak Bisma bahkan telah memberikan sikap terhadap karut marut pemilwa UNY 2016 di media sosial. Salah satu rekomendasi pasangan Bisma-Riri tersebut meminta KPU untuk memberikan permohonan maaf kepada publik UNY. Bisma bahkan menyatakan bahwa pihaknya bisa saja menggugat KPU. “Saya bisa saja menggugat KPU karena ada tanda tangan di atas materai,” ungkap Bisma. Bisma menyatakan keyakinan akan kemenangannya jika melakukan gugatan karena sudah ada konstitusinya yaitu Undang-Undang Pemilwa. Menanggapi kekecewaan kedua pasangan yang gugur, Ammar mengungkapkan bahwa pihaknya akan berusaha menjalankan rekomendasi dari salah satu pasangan yang gugur. “KPU sudah berusaha untuk menuruti rekomendasi tersebut, karena rekomendasinya tidak terlalu memberatkan,” katanya. Ammar juga menjelaskan terkait keputusan yang DPM dan KPU ambil saat audiensi. “KPU adalah bentukan dari DPM dan BEM otomatis KPU juga harus menyepakati apa kata mereka (Red. DPM dan BEM), kami cuma fasilitator bukan memutuskan sepihak,” ungkap Ammar. Setelah pres rilis rekomendasi pa sangan Bisma-Riri tersebar di media sosial, KPU kemudian meresponnya
dengan melayangkan permintaan maaf melalui tindakan yang sama. Namun, Bisma menganggap hal tersebut kurang sopan. ”Bagi saya itu kan tidak sopan, harusnya ada Surat Keputusan. Wong saya daftar saja lewat verifikasi yang terstruktur di pemilwa,” jelas Bisma. Hasil audiensi tersebut juga menekankan tidak diperbolehkannya partai mahasiswa. “Ini universitas bukan negara, kemudian juga sudah ada peraturan rektor mengenai pelarangan partai,” kata Sumaryanto. Perihal partai Ammar juga sempat bertemu dengan perwakilan partai mahasiswa. “Ini bagaimana KPU, saya sudah keluar uang banyak, malah dibubarkan secara tidak pasti,” ungkap Ammar menirukan pernyataan perwakilan partai mahasiswa tersebut. Bisma dan Eko senada menanggapi perubahan sistem pemilwa tersebut. Mereka berpendapat untuk mengubah Rema ke KM tidak mudah dan harus sesuai prosedur. “Mengubah KM itu tidak segampang ini, harus ada sidang istimewa atau konferensi mahasiswa,” jelas Bisma. Bisma juga menyayangkan konferensi yang pernah dilaksanakan selama dua malam itu diterjang seenaknya. “Kedaulatan mahasiswa sudah tidak beres ini, seakan-akan WR III itu Tuhan bagi saya,” ungkap Bisma. Selain itu Eko dan Bisma mengalami kerugian sepanjang masa kampanye. “Ya ada, rugi tenaga, pikiran, dan juga materi,” ungkap Eko. Eko juga menyatakan bahwa tim suksenya yang lebih dirugikan karena selama ini telah turut memperjuangkan Eko-Fickry. Hal serupa juga diungkapkan oleh Bisma. ”Saya sudah habis jutaan untuk melaksanakan kampanye,” katanya. Namun, Bisma telah mengikhlaskan dana kampanye tersebut. “Tapi intinya saya sudah ikhlas wong yang dukung saya pun mereka sudah ikhlas,” ungkap Bisma. Eko berharap untuk kedepannya KPU lebih konsisten dalam mengam bil keputusan. “Lebih konsisten saja dan dan tidak bertindak ceroboh ka rena ini kaitannya dengan pemilwa,” katanya. Harus ada sebuah solusi agar tidak merugikan pihak terkait, lanjut Eko. Calon BEM Baru Setelah pendaftaran kembali dibuka
Pimpinan Proyek Singgih Norma | Sekretaris Meida Rahma | Bendahara Nisa Maulan | Redaktur Pelaksana Umi Zuhriyah | Redaktur MS. Fitriansyah, Singgih Norma | Reporter Umi | Redaktur Foto Muhammad Sukron | Artistik Danang Suryo, Gigih Nindia | Produksi Wachid As-siddiq | Iklan Fahrudin, Silvana Marsha | Pj.Surat Pembaca Nisa Maulan | Pj.Info Pemilwa Meida Rahma | Sirkulasi Mohammad Agung | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web Ekspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
2
EDISI KHUSUS PEMILWA II UNY 2016
SUARA MAHASISWA Pelaksanaan Pemilwa Kurang Optimal ADA salah satu poin penting yang menjadi catatan dalam pelaksanaan Pemilwa di FIS pada tahun ini, yaitu keterlambatan pembentukan panitia Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal tersebut, berdampak pada kurangnya kesiapan panitia dan hal-hal teknis lainnya yang berpengaruh terhadap berlangsungnya Pemilwa. Sosialisasi terkait Pemilwa pun kurang jelas. Hal tersebut disebabkan oleh kerancuan dalam draf naskah RUU pemilwa. Kerancuan tersebut, berkaitan dengan sistem yang akan dipilih oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah sistem Republik Mahasiwa (REMA) atau Keluarga Mahasiswa (KM). Mengenai sistem belum ada kepastian atau penyelesaian yang jelas dari pihak terkait, yaituBEM UNY dan birokrat kampus. Achmad Sidiq Asad Ketua Himpunan Mahasiswa PKnH FIS 2016
Jadikan Pesta Demokrasi UNY Bermartabat SECARA pribadi saya mendorong setiap mahasiswa untuk terlibat aktif dan berkontribusi dalam Pemilwa untuk membuahkan pemimpin mahasiswa yang progresif serta membawa kesejahteraan bagi mahasiswa UNY. Hal yang perlu ditekankan bahwa Pemilwa bukan ajang persaingan dalam pencarian kekuasaan dan hanya ingin eksistensi semata. Pemilwa yang sesunggungnya yaitu ajang dalam berkompetisi untuk memajukan mahasiswa dan tentunya kampus UNY. Segala hal yang terjadi dalam pemilwa tahun ini merupakan bahan diskusi untuk kita semua. Harapannya proses pesta demokrasi pemilwa UNY berjalan tanpa adanya intervensi dari pihak yang berkepentingan agar mahasiswa bisa tenang dan memlilih menggunakan hati nurani mahasiswa. Jika mahasiswa enggan untuk berpartisipasi dan kritis maka hanya akan menjadi pijakan bagi kalangan elite. Mari kita duduk, diskusi, dan urus kampus UNY tercinta dan jadikan Pemilwa UNY 2016 yang bermartabat. Yakusa! Tsani Khoirur Rizal Ketua HMI Koordinator Komisariat UNY 2016
EDISI KHUSUS PEMILWA II UNY 2016
INFO PEMILWA Hasil Pemiluwa FE
Hasil Pemilwa FBS
KEGIATAN pemungutan suara yang diadakan pada Rabu (14/12) di Fakultas Ekonomi (FE) telah selesai dihitung dan hasilnya diumumkan pada Kamis (15/12) lalu. Berdasarkan hasil pemungutan suara, calon BEM FE dengan nomor urut satu, pasangan Mustofa Nur K. dan Sya’baniasri memenangkan pemiluwa dengan 874 suara, mengalahkan pasangan Yudi Setya dan Isnaini Sri yang hanya memeroleh 469 suara, adapun suara tidak sah berjumlah 33 suara. Sedangkan, calon DPM FE dengan nomor urut dua, Iqbal Ammar Fuadi, memenangkan pemiluwa dengan perolehan 824 suara.
SENIN (19/12), Pemilwa FBS telah resmi dilaksanakan. Pengunduran Pemilwa dari jadwal sebelumnya (14/12), dikarenakan pada saat itu, bersamaan dengan acara Hima Musik dan Hima Seni Tari yang dilakukan di luar FBS. “Kalau tetap dilaksanakan tanggal 14, peserta yang terlibat Pemilwa akan lebih sedikit,” jelas Mirda Haliyana selaku Ketua KPU FBS. Pemilwa di FBS dimenangkan oleh pasangan nomor urut satu, Muhammad Wahyudi dan Haryanto yang memperoleh 729 suara. Mengalahkan nomor urut dua dengan perolehan suara 483 suara. Untuk jumlah keseluruhan pemilih di FBS sebanyak 1.410 mahasiswa.
Danang Suryo
Singgih Norma
EDITORIAL Belajarlah Konsisten, KPU KAPASITAS Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam melaksanakkan pemilwa patut dipertanyakan. Terutama sejak KPU melakukan blunder pada pergantian sistem pemilwa dari Rema ke KM yang terkesan mendadak, karena mengikuti kemauan birokrat. Hal tersebut mengakibatkan jadwal pemilwa diundur dari tanggal 14 menjadi 22 Desember. Blunder tersebut kembali terulang ketika digugurkannya dua pasangan calon BEM yaitu nomor urut satu, Bisma Putra Aprilianta dan nomor urut dua, Eko Susanto. Setelah kedua calon gugur, tiba-tiba KPU membuka pendaftaran baru, tanpa pemberita huan sebelumnya. Ketika menginformasikan pengguguran dua pasangan calon, KPU pun hanya menghubungi melalui whatsapp saja. Tidak ada pemberitahuan secara langsung. Perbuatan tersebut sangat menuai kontra, karena dianggap sebagai perbuatan yang tidak beretika. Di sisi lain juga, tindakan KPU tidak sesuai dengan prosedur. Lembaga semacam KPU tentu tidak pantas melakukan hal semacam itu. Seharusnya KPU meminta maaf secara langsung kepada Bisma dan Eko. Permintaan maaf tersebut
juga harus diketahui oleh seluruh mahasiswa dan publik UNY. Hal itu dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban KPU atas kesalahan yang telah dilakukan. Seyogyanya KPU dalam melakukan pengguguran calon pasangan dengan cara memberikan Surat Keputusan (SK) pengguguran. Atas pengguguran tersebut, Bisma Putra Aprilianta dan Eko Susanto mengaku mengalami kerugian sepanjang masa kampanye. “Ya rugi tenaga, pikiran, dan juga materi,“ungkap Eko. Hal senada juga dirasakan oleh Bisma bahwa dirinya sudah menghabiskan jutaan rupiah buat kampanye. Sebagai lembaga adhoc yang dibentuk untuk menjalankan Pemilwa, tentunya KPU harus bekerja dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan pemilwa yang didambakan mahasiswa, yaitu pemilwa yang bersih, jujur dan adil. KPU pun harus lebih konsisten lagi dalam mengambil keputusan. Dalam bertindak KPU juga harus berhati-hati dan cermat terutama dalam mengambil solusi atas polemik Pemilwa. Dengan seperti itu, diharapkan tidak banyak merugikan pihak-pihak yang terkait. Kejadian seperti ini pun jangan sampai terulang. Redaksi
3
PERSEPSI
Mempertanyakan Kapasitas KPU Maba
4
belum benar-benar menguasai medan dan tidak cakap dalam mengambil keputusan. Seharusnya pengunduran jadwal Pemilwa disosialisasikan secara intens agar semua mahasiswa menge tahuinya. Lalu pengguguran itu harus dilakukan lewat prosedur-prosedur yang baik dan benar. Jika pada akhirnya, ketua KPU memang harus dari kalangan maba. Paling tidak harus dilakukan pelatihanpelatihan secara terstruktur dan intens, yaitu tentang simulasi pemilwa dan ba gaimana menghadapi intervensi dari pihak luar. Agar nantinya ketua KPU tanggap dan cakap dalam bertindak. Terutama dalam mengambil keputusankeputusan. Dalam hal ini, ketua KPU itu memegang peranan yang sangat krusial bagi jalannya Pemilwa. KPU harus memi liki pendirian yang kuat dan menguasai medan. Segala tindak-tanduknya tentu menjadi cerminan atas kualitas KPU dan proses Pemilwa.
LA N LA IK E AC SP
E
IK
LA
N
SP
AC
E
IK
LA
N
Singgih Norma
IK E AC SP AC SP
SP
AC
E
IK
LA
N
SP
AC
E
IK
LA
N
diketuai oleh Maba. Artinya, KPU paling tidak sudah mengerti medan Pemilwa, karena sudah pernah ikut melaksanakkan Pemilwa setahun lalu. Sejauh ini Pemilwa di kedua fakultas tersebut berjalan lancar dan tanpa hambatan. Keraguan yang muncul saat KPU diketuai oleh Maba yaitu, rentan akan intervensi. Hal yang diragukan pun terjadi. Mulai dari perubahan sistem Republik Mahasiswa ke sistem Keluarga Mahasiswa yang menyebabkan jadwal Pemilwa diundur. Pengunduran jadwal pun mendadak, dan banyak mahasiswa yang tidak tahu mengenai hal tersebut karena sosialisasi yang minim. Serta pengguguran dua pasangan calon yang terkesan tidak beretika. Pemberitahuan gugurnya dua pasangan calon hanya melalui media sosial. Seharusnya, pembe ritahuan tersebut dilakukan secara resmi dengan memberikan Surat Keputusan (SK) pengguguran, Dua blunder fatal di atas jelas me nandakan bahwa ketua KPU memang
N
D
alam penyelenggaraan Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) tentu tidak bisa lepas dari keberadaan Komisi Pemilihan Umum (KPU). KPU sendiri merupakan sebuah lembaga adhoc, yaitu lembaga yang dibentuk untuk menjalankan satu tujuan, dalam hal ini tentu yang dimaksud adalah menjalankan Pemilwa. Mulai dari me rencanakan dan mempersiapkan jalannya Pemilwa. Termasuk melakukan proses sosialisasi kepada mahasiswa tentang pemilwa, melakukan uji publik pasangan calon dan menghitung suara dalam Pe milwa. Serangkaian agenda tersebut merupakan tugas dari KPU. Fenomena yang terjadi di Universitas Negeri Yogyakarta saat ini, KPU tingkat universitas diketuai oleh mahasiswa baru (Maba). Pertanyaan pun muncul, kenapa harus dari kalangan maba. Padahal masih banyak mahasiswa semester tiga yang lebih berkompeten dan jauh lebih berpengalaman. Bahkan di tingkat fakultas yaitu FBS dan FIP, KPU tidak
EDISI KHUSUS PEMILWA II UNY 2016