Buletin Expedisi Edisi Khusus Pra PKKMB UNY 2017 - Panitia Keteteran Akibat Berkurangnya Dana

Page 1

EXPEDISI EDISI KHUSUS PRA PKKMB UNY | AGUSTUS 2017

MEMBANGUN

B U D AYA

KRITIS

Dok. Istimewa

SENTRA

Foto RKPT 2017 menunjukan anggaran PKKMB yang tertulis 500 juta rupiah.

Panitia Keteteran Akibat Berkurangnya Dana Pengurangan dana PKKMB UNY 2017 tidak dilakukan secara bertahap sehingga panitia merasa keberatan. Baik PKKMB tingkat universitas maupun fakultas merasakan dampaknya.

P

engenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun ini mengalami pengurangan dana yang cukup signifikan. Dana PKKMB yang tertulis di Rancangan Kegiatan Penganggaran Terpadu awalnya 500 juta rupiah, kemudian mengalami pemangkasan menjadi 350 juta rupiah. Wisnu Prawijaya, ketua PKKMB UNY 2017, menyatakan alasan pengurangan dana dikarenakan untuk efisiensi serta alokasi almamater dan polo UNY bagi mahasiswa baru (maba) ditangani oleh bagian kemahasiswaan. “Kalau tahun lalu di-handle oleh bidang dua atau bidang satu, saya lupa, tahun ini di-handle oleh bidang tiga,” jelasnya. Sedangkan efisiensi yang dimaksud adalah dialihkan ke bidang akademik. “Lebih ke bidang akademik, jurnal internasional, dan lomba-lomba, dialokasikan ke sana,” tambahnya, pada Jumat (4/8) saat ditemui di Kantin Fakultas Ilmu Pendidikan. Menurut Rosyid Shidiq Hidayatullah, koordinator acara PKKMB UNY, pengurangan dana tersebut tidak realistis.

“Ketika pembagiannya (dana, red) dibagi ke per fakultas, sedangkan kondisinya di lapangan dana 350 juta, itu nggak bisa jalan buat ospek (PKKMB, red) sama display,” ungkapnya. Pengurangan tersebut berdampak pada pelaksanaan di hari-H terutama pada kebutuhan perlengkapan. Dana PKKMB sendiri untuk konsumsi sudah menghabiskan 44 juta rupiah. Sementara alokasi anggaran untuk perlengkapan sekitar 70 juta rupiah. Pengurangan dana tersebut juga berpengaruh terhadap PKKMB fakultas. Sebelumnya fakultas hanya mendapatkan 16.500 rupiah. Namun, setelah mengadakan audiensi bersama Sutrisna Wibawa, Rektor UNY, pada Kamis (6/7) lalu, fakultas mendapatkan tambahan dana 3.500 rupiah per maba sehingga kini menjadi 20 ribu rupiah per maba. “Kalau di tingkat universitas kan nggak ada (dana tambahan) sama sekali, display sama universitas kan nggak sama sekali,” tutur Wisnu. Wisnu mengeluhkan permasalahan

dana merupakan masalah paling berat. Ia mengatakan sponsor untuk acara akademik tidak bisa terlalu dijual. Untuk menutupi kekurangan, beberapa keperluan ditangani oleh panitia PKKMB dari bagian rumah tangga. Misal di bagian perlengkapan yang mengalami kekurangan dana sudah dibantu oleh bagian rumah tangga. “Wes ditanggung birokrasi 78 juta,” kata Rosyid setelah dikonfirmasi lebih lanjut via pesan singkat pada Jumat (18/8). Wisnu mengatakan jika ingin ada pemotongan dana PKKMB seharusnya dilakukan secara bertahap. “Ada culture shock-nya juga kan,” katanya saat ditemui di Garden Café UNY, pada (14/8). Fakultas Kekurangan Dana Pemangkasan dana PKKMB ini berdampak pada fakultas, salah satunya Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) yang mengalami defisit. FBS menerima dana sebesar 29 juta rupiah. Namun, karena pengeluaran yang banyak, terutama di bagian konsumsi dan perlengkapan,


dana pun dirasa kurang. “Sebelum penambahan dana kita kekurangan 19 juta, akhirnya turun defisitnya jadi 14 juta,” jelas Teguh Bangun Satria, koordinator PKKMB FBS pada Kamis (17/8). Teguh sudah mencoba untuk menekan dana. Ia mengaku pengeluaran paling banyak di bagian konsumsi dan perlengkapan. Konsumsi menghabiskan dana sekitar 15 juta rupiah. PKKMB FBS akan berlangsung di depan Laboratorium Musik dan Tari dengan dibangun sebuah panggung. Teguh mengungkapkan alasan defisit dikarenakan harus menyewa tenda dan perlengkapan lain seperti sound system. Gedung Pertunjukan Tedjakusuma yang biasa digunakan untuk PKKMB di tahun-tahun sebelumnya sudah dirobohkan karena masuk dalam program pembangunan tiga belas gedung IDB. Berbagai cara seperti iuran maba sebesar 45 ribu rupiah per anak untuk penugasan fakultas seperti goody bag, slayer putih dan ungu FBS, iket, othok-othok."Kita tidak ambil banyak dari penugasan," jelasnya lebih lanjut. Sponsor dan usaha dana pun dilakukan agar dana tercukupi. Teguh optimis jika kekurangan dana bisa teratasi hingga hari-H PKKMB nanti. Dekanat FBS membantu dalam segi pendanaan, seperti dana kesehatan untuk P3K. “Jadi sudah bisa mulai nyicil kekurangan sendiri,” imbuh Teguh. Ia berpendapat, birokrat perlu meninjau

EDITORIAL

SENTRA

EDISI KHUSUS PRA PKKMB UNY AGUSTUS 2017

“Selama pemotongan jadi 16.500 defisit, tapi pemotongan (dana, red) rupiah itu, sini belum bisa bergerak bikin agak gempar,” paparnya. apa-apa,” -Riko Dana dari Pusat Alami Penurunan

ulang masing-masing fakultas karena Nurtanio Agus Purwanto, ketua tidak semua telah tercukupi. umum PKKMB UNY 2017 dari Kun Setyaning Astuti, wakil bagian dosen, membenarkan dekan III FBS, mengatakan memang ada penurunan pihak dekanat hanya membantu namun akan tetap didukung akomodasi kebutuhan air minum penyelenggraan PKKMB. bagi maba dan panitia PKKMB FBS “Seperti perlengkapan selama empat hari. Sedangkan untuk kita dukung,” ujarnya kesehatan seperti dokter, dari tahun ke pada Kamis (17/8). tahun memang sudah dialokasikan. Pengurangan dana “Untuk mengantisipasi mahasiswa disebabkan adanya FBS yang kondisi fisiknya tidak keterbatasan dana, kuat,” tuturnya. salah satunya sumber Fakultas Ekonomi (FE) dana dari pusat (uang hampir mengalami imbas kuliah tunggal, pengurangan dana. unit usaha UNY, Riko Ilham S., selaku dan sebagainya) koordinator PKKMB alokasinya FE, mengatakan mengalami panitia keberatan penurunan. dengan adanya Alokasi dana pengurangan Teguh Bangun Satria sedang memberikan penjelasan. untuk almamater dan polo bagi maba dana dari tahun lalu yang semula 25 sebenarnya merupakan kewajiban bidang ribu rupiah menjadi 16.500 rupiah per kemahasiswaan dengan dibantu bidang maba. “Selama pemotongan jadi 16.500 keuangan. “Namun karena pertimbangan rupiah itu, sini belum bisa bergerak apa- tertentu, bidang dua sedang tidak bisa apa,” jelasnya. membantu lebih lanjut khususnya dana Riko juga mengetahui jika di beberapa alokasi,” jelas Nurtanio, saat dihubungi fakultas ada yang mengalami defisit sebelumnya via pesan singkat pada Rabu lebih banyak dari FE yang sekiranya (16/8). hampir 5 juta rupiah. Setelah adanya penambahan dana, FE tidak jadi Khansa Nabilah mengalami defisit. “Insya Allah tidak Ali, Bagas, Haris

Kacaunya Penganggaran PKKMB ADA yang berbeda dengan seremonial tahunan di UNY kali ini. Selain pergantian nama Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) menjadi Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), panitia mendapatkan pukulan keras dengan dikuranginya dana PKKMB. Pada 2016, acara yang masih bernama Ospek ini mendapatkan dana 625 juta rupiah. Bandingkan dengan tahun ini, yang awalnya dianggarkan sebesar 500 juta rupiah kemudian direvisi hanya menjadi 350 juta rupiah. Pengurangan dana dinilai tidak relevan. Panitia mengeluhkan pengurangan tersebut tidak bertahap dan terkesan tidak transparan.

2

Pasalnya, dana yang semula tertulis 500 juta rupiah di Rancangan Kegiatan Penganggaran Terpadu tiba-tiba saja dipotong hampir setengahnya. Pengalokasian per mahasiswa di PKKMB universitas hanya sebesar 16.500 rupiah padahal di tahun sebelumnya sebesar 20 ribu rupiah. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari pengalokasian dana untuk pembuatan almamater dan polo UNY hingga berkurangnya sumber dana di UNY. Apalagi alasannya karena UKT. Bukankah dana UKT sendiri terdapat alokasi untuk PKKMB? Masih abuabu. Pengurangan dana tidak hanya berdampak bagi panitia PKKMB di tingkat universitas, tapi juga dirasakan di tingkat fakultas. Hampir beberapa

fakultas di UNY mengalami defisit akibat pengurangan dana tersebut meskipun dana sudah ditambah. Padahal kegiatan PKKMB merupakan kegiatan positif bagi mahasiswa, baik maba ataupun panitia. Jika memang dana dialokasikan, seharusnya jangan dikurangi secara mendadak. UNY harus mampu menganalisis pengeluaran sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi panitia PKKMB. Selain itu, harus ada keterlibatan mahasiswa dalam setiap kebijakan yang berpengaruh pada mereka. Lagi-lagi ini menjadi pekerjaan rumah bagi birokrat UNY. Redaksi


PERSEPSI

EDISI KHUSUS PRA PKKMB UNY AGUSTUS 2017

D

ahulu, selain perjuangan rakyat, pemuda dan kaum intelektual, tanpa adanya militer, bisa jadi saat ini kita belum merdeka. Peran militer sangat vital dalam mempertahankan dan menjaga keamanan negara. Oleh sebab itu, diaturlah mengenai peran, fungsi dan tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Pada undang-undang tersebut, tepatnya di pasal 6 ayat 1, dijelaskan bahwa ada tiga fungsi utama dari TNI. Pertama, sebagai penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri, terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Kedua, sebagai penindak terhadap setiap bentuk ancaman, sebagaimana dimaksud diatas. Ketiga, sebagai pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu, akibat kekacauan keamanan. Ada sesuatu yang rancu, dan kemudian patut kita pertanyakan. Apa urgensi dari diundangnya Gatot Nurmantyo, panglima TNI, untuk menjadi pembicara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) pada Selasa esok? Apakah dosen dan akademisi kampus hari ini kurang nasionalis dan pancasilais? Atau keadaan kampus memang sudah menjadi ancaman bagi pertahanan dan keamanan negara, sehingga panglima TNI perlu turun langsung? Perlu kita ketahui bahwa tidak semua TNI memiliki jiwa nasionalis dan pancasilais. Di Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang berkonflik dengan TNI. Beberapa waktu lalu, di Medan terjadi kerusuhan antara TNI dengan warga sekitar. 11 warga harus dirawat di Rumah Sakit Mitra Sejati karena menjadi korban aniaya TNI. Di Urutsewu lain lagi, lahan warga di serobot oleh TNI yang bahkan sampai saat ini, konflik lahan tersebut

juga masih sering menimbulkan bentrok antara TNI dengan warga sekitar. Kasus tersebut hanya beberapa contoh dari sekian banyak kasus represifitas yang dilakukan oleh TNI. Dalam hal ini, panglima TNI harusnya berperan mencegah represifitas anggotanya terhadap warga. Apakah kemudian nasionalisme dan pancasila seperti itu yang kita inginkan? Dalam hal ini tentunya kita tidak bisa mengatakan bahwa TNI adalah aparat paling nasionalis atau pancasilais. Panglima TNI sebagai pembicara di kampus jelas sudah melenceng dari tugas yang diatur dalam undang-undang. Wilayah kampus merupakan wilayah ilmiah yang seharusnya bebas dari intervensi militer. Mengutip gagasan Paulo Freire, bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah membuka mata peserta didik guna menyadari realitas ketertindasannya untuk kemudian bertindak melakukan transformasi sosial. Pendidikan model “bank� yang dikritisi oleh Freire mirip dengan pendidikan ala militer. Guru sebagai subyek yang memiliki pengetahuan, sementara murid dianggap sebagai wadah kosong yang digunakan untuk menyimpan, atau sebagai deposit atas ilmu yang dimiliki oleh guru. Model pendidikan seperti ini hanya akan memperkuat posisi subyek, dalam hal ini Panglima TNI sebagai pembicara PKKMB. Model pendidikan militer tersebut, sejatinya hanya akan menciptakan orang-orang dengan kualitas yang sama dengan pendidik, dan bahkan tidak akan berkembang karena dibiasakan untuk patuh dan tidak boleh berkreasi diluar yang dikatakan pendidik. Model pendidikan seperti ini sejatinya malah menjadi antitesis dari tujuan pendidikan yang seharusnya dapat mengembangkan potensi manusia seutuhnya.

Nossis | Expedisi

Ranah Militer Bukan di Ruang Pendidikan

Pada 23 Juli 2017, ada sebuah pernyataan menarik dari politisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang diundang dalam sebuah acara di Kompas TV. Politisi tersebut mengatakan bahwa PAN siap mengusung Gatot Nurmantyo menjadi calon presiden pada 2019 mendatang. Wacana pengusungan Gatot sebagai calon presiden memang sudah santer terdengar. Sudah banyak partai yang siap mengusung Gatot menjadi calon presiden, dibuktikan dengan ramainya pemberitaan di media sejak awal 2017. Lagi-lagi, pengundangan panglima TNI sebagai pembicara PKKMB juga sangat mungkin membawa kepentingan politik praktis. Dari beberapa paparan diatas, sudah selayaknya kita menolak adanya keterlibatan militer di dunia kampus. Tidak bisa tidak, dan sudah menjadi sebuah keniscayaan. Kita harus bijak menyikapi segala sesuatu di dunia pendidikan. Tentunya agar dunia pendidikan di Indonesia semakin maju. Ini bukanlah tulisan yang anti terhadap institusi militer negara. Kami hanya mengingatkan bahwa militer punya ranah kerja sendiri di negara ini, tentunya bukan di ruang pendidikan. Rofi Ali Majid

Pimpinan Proyek Khansa Nabilah | Sekretaris Bagas Nugroho Pangestu | Bendahara Maulidya Alhidayah | Redaktur Pelaksana Ahmad Yasin | Redaktur Khansa Nabilah, Rofi Ali Majid | Reporter Ali, Bagas, Haris | Redaktur Foto Yonky Rizki Munandhar | Artistik Gilang Ramadhan, Mar'atu Husnia Alfi, Nossis Noer Dimas Hertanto, Sunardi | Produksi Rofi Ali Majid | Iklan Haris Dwi Saputra, Khairuddin Ahmad, M. Noor Alfian Choir, Roni Kurniawan | Sirkulasi Ramadhoni Satria Gunawan | Alamat Gedung Student Center Lt 2 Karangmalang, Yogyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web ekspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.

3


GALERI

EDISI KHUSUS PRA PKKMB UNY AGUSTUS 2017

n Delegasi opening display UKM melakukan latihan di GOR UNY pada Jumat (18/8).

n Suasana persiapan PKKMB Fakultas Ekonomi, Jumat (18/8).

n Sabtu (19/8) kolaborasi UKM Seni berlatih untuk acara PKKMB di GOR UNY.

IKLAN

n Jumat (18/8) panitia sedang menyiapkan dekorasi PKKMB di SC.

4


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.