EXPEDISI EDISI I MARET 2014
MEMBANGUN
B U D AYA
KRITIS
Peminjaman Ruang Berbayar Pengadaan tarif untuk peminjaman ruang di kampus memberatkan mahasiswa
surat pembaca FE Selalu Harmoni
fakultas paling muda, akan tetapi kami bisa lebih baik dari yang lain.
PERASAAN bangga selalu kami rasakan sebagai mahasiswa, terutama yang menjadi pengurus di organisasi mahasiswa (Ormawa) Fakultas Eko nomi (FE) UNY. Bagaimana tidak, kami selalu di support baik dari pihak dekanat, seperti; Daftar Isian Pelak sanaan Anggaran (DIPA) organisasi mahasiswa (Ormawa) yang setiap tahun meningkat, bimbingan dari pendamping, serta agenda kajian do sen yang juga melibatkan mahasiswa. Kami benar-benar merasa sejah tera menjadi bagian dari mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Walau pun jarak kampus kami cukup jauh dengan kampus D3 di Wates, namun rasa kekeluargaan kami sangat dekat. Itulah sebabnya kami selalu solid dan harmonis. Kami yakin, walau pun Fakultas Ekonomi (FE) adalah
Arizqi Nurhamsyah Ketua BEM FE 2014
Permendikbud PPG Prajabatan SAYA cukup kecewa pada Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud) yang men yat a kan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan adalah pendidikan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D1 nonkependidikan yang me miliki bakat dan minat menjadi guru. Kebijakan ini seakan menelurkan ke kecewaan dari lulusan kependidikan setiap tahunnya. Sebagai mahasiswa kependidikan, saya sangat menyetujui niat baik peme rintah untuk meningkatkan kualitas gu ru. Tetapi, apakah mungkin mempelajari
editorial Tarif Sewa Ruang Mengandung Tanya Tarif sewa ruang di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) marak menj ad i perb inc an gan mah as is wa akhir-akhir ini. Turunnya Surat Keputusan (SK) Dekan No.01/TH. 2014 mengenai pedoman pengelolaan dan biaya pemeliharaan ruangan di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) menjadi pemicunya. Tetapi di sisi lain, masingmasing fakultas memang memiliki kuasa tersendiri dalam menentukan kebijakannya. Berangkat dari adanya tarif sewa itu, anggapan baru seperti "kapitalisme kampus" muncul dari mahasiswa, se jalan dengan keputusan yang telah di tetapkan oleh pihak birokrat. Sedang penerapan di masing-masing fakul tas berbeda-beda, misal di Fakultas Ekonomi (FE) penggunaan ruangnya baik di jam kerja maupun di luar jam itu, mahasiswa tidak dibebani biaya sebab pihak fakultas telah menyedi akan jatah lembur tersendiri untuk penjaganya. Namun, yang perlu disayangkan ialah sosialisasi mengenai kejelasan alur dan tarif soal ruang-ruang itu sangatlah minim. Tidak sedikit ma hasiswa yang kurang memahami hal tersebut. Terlebih lagi ketika ada pi hak birokrat, misal Kepala Jurusan
2
(Kajur), tidak tahu dengan adanya tarif sewa ruang di fakultasnya. Juga dalam pembayaran, selama ini masingmasing fakultas menggunakan alur yang berbeda-beda, misal di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) pembayaran nya langsung ke bagian Unper (Unit Perlengkapan), dan di FIS ke satpam atau penjaga yang bertugas. Adanya tarif sewa ruang memiliki keterkaitan dengan diterapkannya sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) di UNY. Seperti yang dituturkan Sumaryanto, Wakil Rektor (WR) III, UKT di UNY kecenderungannya menengah ke bawah sehingga harus pandai-pandai mencari donatur. Isya rat ini menandakan bahwa pengadaan tarif itu sangat perlu. Perbedaan masing-masing fakul tas dalam mengolah administrasi, berakibat pada kaburnya kebijakan yang diterapkan, sehingga mahasiswa kesulitan untuk memahaminya. So al tarif yang tidak sesuai juga mesti mendapat penjelasan lebih lanjut. Kalaupun membayar adalah sebuah keharusan, tetapi yang lebih utama ialah transparansi dana dari pem bayaran-pembayaran itu, yang juga mesti dimonitori bersama. Redaksi
ilmu kependidikan itu cukup dengan satu tahun masa pendidikan, sedangkan saya harus mempelajari berbagai cabang ilmu kependidikan yang harus saya tempuh semenjak semester satu. Pendidikan bu kan hanya mengenai transfer ilmu akan tetapi butuh kompetensi manajemen pengelolaan kelas dan sekolah Tiara Budi Martanti Pendidikan Bahasa Jerman 2012
Rumah Cinta dan Penawar Duka SERINGKALI dalam suatu orga nisasi mengalami perang dingin atau kecemburuan sosial antara satu individu dengan individu yang lainnya. Golongan muda yang diragukan dan yang lebih tua yang dipercaya atau tepatnya lebih dihormati. Akibatnya, beberapa individu lebih memilih hengkang karena merasa adanya tanda cinta yang tak bertanda. Rumah Cinta, sebutan bagi sekretari at kami. Dahulunya adalah penawar duka dari berbagai masalah yang dirasakan oleh tiap anggota yang merasa penat dengan kegiatan perkuliahan atau diluar perkuliahan, dengan saling berbagi ceri ta, ide, dan diskusi. Kini, Rumah Cinta mulai terasa seperti dalam sel, macet, bi su dan egois. Sajak Goenawan Mohamad ini bisa mewakili kicau burung dalam benak saya: "Aku ingin mengangkut hujan dari kaki dewa-dewa, aku ingin datangkan sejuk sebelum tengah hari besok, aku akan lepaskan perahu dari kering." Wisnu Ajitama UNSTRAT 2014
sempil +"kalau satpam menagih itu ada kekuatannya dari SK Dekan ?" - "Jadi kaya obat kuat dong pak"
Pimpinan Proyek Winna Wijayanti | Sekretaris Rohmana Sulik | Bendahara Milda Ulya R.| Redaktur Pelaksana Novelia Puspitasari | Redaktur Afrian Rahmanta, Ichwan Restu N., Imam Ghazali, Muhammad Aziz D., Mariyatul K., Mayta Cahyani, Salmi Ramadhani, Triana Y. | Reporter Arci, Sulik, Ubai, Winna | Redaktur Foto Ubaidillah F. | Artistik Imam Ghazali, Muhammad Aziz D., M. Fahrur S. | Produksi Eny Yuly | Iklan Anggun Mita T.K., Mohammad N.P, Triana Y. | Tim Polling Mariyatul K., Mayta Cahyani, Riswanda Nanda P. | Sirkulasi Prima Abadi Sulistyo | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@ yahoo.com | Web e kspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
edisi I | MARET 2014
sentra
Peminjaman Ruang Berbayar Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) harus membayar untuk menggunakan fasilitas ruang di kampus sendiri, Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi salah satu faktor terjadinya kebijakan tentang peminjaman ruangan
S
kepada pengelola gedung. Saat ditemui di Gedung Media, Suyanto selaku penge lola gedung tersebut mengatakan bahwa dalam peminjaman ruang di salah satu Gedung Media hanya akan ia layani setelah semua prosedur administrasi su rat-menyurat terpenuhi. Setelah semua administrasi surat selesai, dilanjutkan membayar kepada pengelola yang akan membukakan ruang di hari peminja man ruang. Hal serupa berlaku untuk pemin jaman ruang aula lantai tiga Gedung KPLT (Kantor Pusat Layanan Terpadu) FT UNY. Arfin Noor Hidayat mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika menu turkan bahwa dalam peminjaman ruang aula lantai tiga Gedung KPLT dilakukan pembayaran kepada pengelola ruang se telah menyelesaikan administrasi surat. Peraturan yang berbeda berlaku di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY. Saat ditemui di ruangannya, WD II FBS Drs. Sudarmaji, M.Pd. menyatakan, “Untuk mengontrol itu (peminjaman ruang fakultas, red. ) sistemnya tahun ini, pembayaran dilakukan di kantor, nanti ada penge lola pencatatan SK tugas, yang membayar penjaga adalah pengelola, sesuai SK tug as mas ing-ma sing”. FBS sendiri tergo long fakultas yang sering menjadi tempat kegiatan mahasiswa di luar jam ku liah, seperti pementasan drama dan pementasan tari yang kerap kali dila kukan pada malam hari di Pendopo Tedjakusuma. WD II FBS menambahkan bahwa dalam peminjaman ruang biaya untuk penge lola dibebankan kepada mahasiswa, kecuali kegia tan tersebut adalah ujian. Meskipun kegiatan ter sebut dilaksanakan pada malam hari, beban biaya ditanggungkan kepada fa kultas selaku pihak penye Selasa (18/3) Saliman, M.Pd. Wakil Dekan II FIS saat diwawancara terkait Rapim revisi SK Dekan tentang lenggara ujian. peminjaman ruang di FIS
Winna | Expedisi
etiap fakultas yang ada di UNY mempunyai hak tersendiri untuk membuat aturan mengenai pemin jaman ruang di fakultas. Aturan tersebut merupakan kuasa yang dimiliki oleh pihak fakultas tanpa campur tangan dari orang luar. Wakil Rektor III (WR III) UNY Prof.Dr. Sumaryanto, M.Kes mengungkapkan, “Aturan itu (peraturan peminjaman ruang fakultas, red.) ada lah kebijakan otonom dari fakultas”. Sebagian alasan yang disampaikan pi hak birokrat fakultas terkait peraturan peminjaman antara lain dikarenakan menurunnya pemasukan anggaran tahun ini akibat UKT. Hal tersebut dibenar kan oleh WR III saat ditemui di wisma olahraga UNY, Sumaryanto mengatakan bahwa ada banyak dampak dan penga ruh dari Uang Kuliah Tunggal (UKT), salah satunya tidak ada penarikan uang pangkal untuk mahasiswa angkatan 2013 menjadikan UNY mengalami defisit. Untuk melakukan peminjaman salah satu ruang di Fakultas Teknik (FT), ma hasiswa perlu melakukan pembayaran
MARET 2014 | edisi I
Berbeda lagi peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi (FE), mahasiswa FE yang melakukan peminjaman ruang di fakultas sama sekali tidak dipungut biaya. WD III FE Siswanto, M.Pd ber kata, ”Untuk FE sendiri membebaskan jika mahasiswa mengadakan acara di berbagai ruang di fakultas, selama masih berhubungan untuk menunjang kemam puan mahasiswa mengembangkan diri nya”. Selain itu Siswanto menambahkan bahwa para pegawai FE mendapatkan jatah lembur sendiri dari fakultas, jadi mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk menggunakan fasilitas kampus yang tersedia di fakultas. Protes Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Awal semester genap tahun ajaran 2013-2014 mahasiswa FIS dikejutkan dengan peraturan baru peminjaman yang tertuang pada Surat Keputusan (SK) Dekan nomer 01 tahun 2014. Peraturan yang ditandatangani oleh Dekan FIS Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. tersebut berisi pedoman pengelolaan dan biaya pemeliharaan ruangan FIS. Rincian bi aya peminjaman ruang tertulis lengkap beserta dengan biaya penjaganya. Dalam aturan tersebut juga terdapat kolom kete rangan yang tertulis ormawa lingkungan UNY. Banyak mahasiswa yang tidak setuju dengan aturan baru ini, khusus nya mahasiswa aktif ormawa. Mereka yang kontra terhadap peraturan baru ini bergabung dan membuat sebuah aliansi baru dan menyatakan diri atas ketidak setujuan mereka. Saat ditemui di kantin FE pada kamis 13 Maret 2014, Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Sosial (Himadipsos) Rasyid Risnanto mengung kapkan bahwa dalam menyikapi masalah peminjaman ruang di FIS yang berbayar, aliansi sepakat untuk menyebarkan infor masi terkait peminjaman yang berbayar ini kepada seluruh mahasiswa FIS, “Yang berhak tahu bukan hanya temen-temen di ormawa kok, tapi semuanya karena informasi itu penting. Kesepakatan ketua ormawa, bahwa kita mau nyebar isu dan informasi bahwa pinjam ruang sekarang 3
Sulik | Expedisi
sentra FIS usai rapat pimpinan. Sesuai dengan prose dur peminjaman ruang di FIS, pembayaran uang unt uk pengel ol a tid ak langsung diberikan kepa da petugas yang berjaga, melainkan harus kepada pihak Unit Kepegawaian dan Peralatan (UKP). Sa liman berkata, “ Sebelum keluarnya SK Dekan, uang itu langsung ke satpam, petugas kebersihan, dan pegawai lainnya. Karena satpam itu ada atasan, ma ka setiap ada kegiatan se perti itu uangnya langsung diberikan kepada atasan untuk kesejahteraan ber sama dan diberikan pada akhir tahun”. Tujuan awal dikeluar kannya SK Dekan diha rapkan bisa mengurangi jumlah penggunaan fasili tas dari pihak luar fakultas, seperti yang dituturkan Senin (17/3) salah satu bentuk protes mahasiswa Himadipsos terkait SK Dekan tentang peminjaman ruangan di FIS berupa pamflet protes oleh Saliman, “Dilihat dari bayar, untuk caranya masing-masing pemakaian Ruang Ki Hajar Dewantara terserah, mau pakai pamflet, buletin, (KHD) dan Cut Nyak Dien (CND), bahkan rontek juga ndak papa”, jelas load-nya sangat banyak, sampai-sampai Rasyid. Himadipsos sendiri memulai pihak kami sendiri kesusahan”. Dika penyebaran informasi melalui pamflet renakan Ruang KHD dan Ruang CND protes yang disebar di hampir seluruh sering digunakan, fasilitas-fasilitas yang papan pengumuman yang ada di FIS, di ada disana menjadi lebih rawan rusak. ikuti Himpunan Mahasiswa Pendidikan Mahasiswa terhitung sebagai pihak yang Geografi (HMPG) yang menyebarkan paling sering menggunakan ruangan pamflet serupa di sekitar FIS. tersebut dianggap menjadi pelaku peru sakan, seperti yang diutarakan Saliman, Revisi Surat Keputusan Dekan “Karena sering digunakan, makannya Setelah mendengar keluhan dari ma fasilitas banyak yang rusak dan itu ka hasiswa terkait peminjaman ruang kuliah rena dirusak. Meja kayu jati di Cut Nyak yang berbayar di FIS, pihak birokrasi Dien pun diukir-ukir, itu kalau bukan FIS melakukan rapat pimpinan bersama tangan mahasiswa tangan siapa lagi? perwakilan dari tiap ormawa FIS. Rapat Dosen dan karyawan tidak mungkin”. pimpinan tersebut menghasilkan sebuah Alasan-alasan inilah yang menjadikan kebijakan baru bahwa mahasiswa FIS pihak birokrat FIS mengeluarkan SK tidak terikat dengan SK Dekan tentang Dekan tentang peraturan peminjaman peraturan peminjaman ruang. “Akhirnya ruangan di FIS. itu (peraturan peminjaman ruang, red.) dikembalikan ke standar semula, tetapi Dampak UKT hanya untuk mahasiswa FIS, semen Sebagai fakultas yang belum lama tara untuk luar tetap diadakan tarif. ini berpisah dari FE, FIS mengalami Jika ada pertanyaan mengenai adakah penurunan pemasukan anggaran, ter pencabutan SK, saya jawab tidak ada. lebih lagi mulai tahun 2013 lalu UNY Yang ada hanya revisi. Jadi SK Dekan menggunakan sistem UKT yang dalam tidak pernah dicabut, tetapi SK Dekan pelaksanaanya terdapat penggolongan ini mengatur selama SK Rektor tentang pembayaran tiap mahasiswa. “Setelah biaya pelayanan tarif belum turun. Ka FISE pisah, anggaran FIS turun drastis, lau sudah turun, peraturan ini gugur.”, kami mempertahankan anggaran ormawa ungkap Saliman, M.Pd. selaku WD II sekian saja itu sudah luar biasa, karena 4
Apalagi kecenderungan UKT di kita itu menengeh ke bawah, untuk menutupi kekurangan anggaran ya pintar-pintar cari donatur. tarif SPP (Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan) untuk mahasiswa sosial kan rendah dibandingkan dengan FT, FMIPA (Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam), FIK (Fakultas Ilmu Keolahragaan). Tahun 2013, anggaran kita itu terendah untuk fakultas di UNY, padahal jumlah mahasiswanya lebih banyak. Kalau dari FE bukan masalah karena sumbangan di FE banyak”. WR III menambahkan bahwa dalam peru bahan anggaran itu terjadi di semua pihak di UNY, dan WR III berharap se tiap fakultas bisa lebih mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk menutupi kekurangan yang ada, ”Kalau sewaktu SMP (Sekolah Menengah Pertama, red.) dan SMA (Sekolah Menengah Atas, red.) bisa dapat BOS (Bantuan Operasional Sekolah, red.), kalau di Universitas ada BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri, red.), tapi ya tidak cukup, apalagi kecenderungan UKT di kita itu menengah kebawah, untuk menutupi kekurangan angga ran ya pintar-pintar cari donatur”, kata Sumaryanto. Sebagian mahasiswa juga beranggapan bahwa adanya peraturan peminjaman yang berbayar adalah salah satu dampak dari UKT. Khomsun salah satu mahasiswa Pendidikan Geografi angkatan 2013 menuturkan, “Mungkin ini juga dampak dari UKT, yang katanya ada yang naik dan ada yang turun. Saya rasa UKT ini yang terbaik, kenaikan itu juga hal yang wajar, supaya mahasiswa UNY bisa mandiri nyari-nyari link sen diri. Tapi ada segi negatifnya juga sih, soalnya di kampus sendiri masih disuruh bayar. Kalau diibaratkan mahasiswa itu seperti anak UNY sendiri." Muhammad Aziz Dharmawan Sulik, Winna
edisi I | MARET 2014
polling
Sewa Ruangan Memberatkan 54.1% Membayar berjalan dengan semestinya. 45.9% Tidak Membayar Sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) dianggap sebagai penyebab tidak adanya dana dari birokrat untuk membayar uang intensif bagi karyawan. UKT yang dianggap mampu memberikan kesejahteraan bagi mahasiswanya, ternyata belum mampu memberikan hasil yang maksimal di lapangan. Di luar jam kerja men jadi waktu favorit bagi ma hasiswa dan ormawa untuk Mahasiswa masih diharuskan membayar untuk meminjam ruang di hari libur mengadakan acara, karena di jam tersebut kegiatan perkuliahan sudah setuju dengan adanya pungutan sedang tidak aktif. Pemilihan waktu di luar jam kan 26.4% menyatakan setuju dengan kerja dianggap efektif karena dianggap adanya pungutan uang sewa ruangan di dapat membuat acara berjalan secara luar jam kerja, mereka beranggapan de maksimal. Kegiatan yang biasa mereka ngan adanya uang sewa dapat digunakan adakan umumnya melibatkan mahasiswa sebagai ganti perawatan dan peningkatan sebagai peserta maupun sebagai panitia kualitas sehingga selaku pengguna dapat penyelenggara. Dengan adanya pungutan melaksanakan kegiatan secara maksimal ini dirasa memberatkan mereka yang dengan hasil yang memuaskan. memanfaatkan waktu di luar jam kerja Proses peminjaman ruangan juga me untuk mengadakan acara. rupakan komponen penting yang ingin Pengambilan data yang dilakukan digali dari permasalahan ini. Secara me terhadap 394 mahasiswa dari total ngejutkan sebanyak 74.5% mahasis 26165 mahasiswa S1 UNY yang tersebar wa tidak mengetahui tentang tata cara di tujuh fakultas, yaitu FMIPA (Fakultas proses peminjamannya. Dan sebanyak Matematika dan Ilmu Pengetahuan 68,4% mahasiswa menyatakan proses Alam), FIS (Fakultas Ilmu Sosial), FE yang tidak jelas dan berbelit-belit dalam (Fakultas Ekonomi), FIK (Fakultas proses peminjaman ruangan membuat Ilmu Keolahragaan), FBS (Fakutas mereka kurang memahami prosedur yang Bahasa dan Seni), FIP (Fakultas Ilmu paling benar. Untuk itu dibutuhkan pe Pendidikan), dan FT (Fakultas Teknik). raturan yang jelas untuk permasalahan Metode yang digunakan dalam proses ini, 26.4% mahasiswa sangat setuju un pengambilan data ini adalah metode tuk dilakukan perbaikan, 37.9% setuju, purposif. Dari pertanyaan “Apakah ma 33% tidak setuju dan 12.8 sangat tidak hasiswa membayar atau tidak uang sewa setuju untuk dilakukan perbaikan dan peminjaman ruangan di luar jam kerja?” kejelasan mengenai prosedur peminja diperoleh hasil, 54.1% mahasis man ruangan dari birokrat. Setuju wa membayar sewa ruangan dan Mahasiswa sangat mengharapkan 26.4% 45.9% mahasiswa tidak membayar penghapusan tentang pungutan pemin sewa ruangan di luar jam kerja. jaman sewa ruangan yang dinilai sangat Dari hasil data yang didapat, seba memberatkan mahasiswa. 44.7% maha gian besar mahasiswa membayar siswa menyatakan sangat setuju untuk uang sewa untuk kegiatan mereka menghapuskan peraturan sewa ruangan di luar jam kerja. Sebagian besar dan 34.8% setuju, 14.3% tidak setuju dari mereka tidak setuju dengan dan 6% untuk menghapuskan peraturan uang sewa untuk peminjaman penyewaan ruangan. Dari hasil yang su ruangan di luar jam kerja, ini dah didapatkan tentang permasalahan dibuktikan dengan hasil perta ini, selayaknya mahasiswa mendapatkan nyaan “Apakah mereka setuju fasilitas sesuai dengan biaya yang mere Repro. Aziz | Expedisi dengan pungutan uang sewa ka keluarkan agar dapat lebih maksimal Mahasiswa setuju tidak membayar untuk meminjam ruang di UNY ruangan di luar jam kerja?” dan berprestasi. dan diperoleh hasil 73.6% tidak Tim Polling
U
ro. A
ziz |
Exp
edis
i
MARET 2014 | edisi I
Rep
niversitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan pungutan biaya terhadap pemakaian rua ngan di luar jam kerja. Ini mengakibat kan anggaran dana untuk mengadakan suatu kegiatan akan bertambah. Hal ini tentunya akan memberatkan mahasiswa dan ormawa sebagai pelaku kegiatan yang sering memanfaatkan waktu di luar jam kerja untuk mengadakan acara tersebut. Mahasiswa yang seharusnya dapat menikmati fasilitas yang telah disediakan oleh kampus untuk tuju an pengembangan diri akan terhambat dengan adanya pungutan ini. Mahasis wa yang sudah membayar uang kuliah merasa keberatan dengan kebijakan ini. Kebijakan ini diterapkan karena tidak adanya dana dari birokrasi untuk mem bayar karyawan yang harus masuk dan bekerja di luar jam kerja mereka. Tidak adanya anggaran dari birokrasi menye babkan mahasiswa dan ormawa harus m en a mb a h a n gg ar a n Tidak Setuju mereka un 73.6% tuk peminja man tempat dan lokas i parkir agar ka ry aw a n dap at ber ken an ma suk. Hal ini terpaksa me reka lakukan ag ar ac ar a yang mer e ka selengga rakan dapat
5
persepsi
Dok. Istimewa
Privatisasi Ruang Publik
P
esta demokrasi akan tiba dalam hitungan hari. Tahun 2014 disebut sebagai tahun politik, dan ada pula yang mengatakan sebagai tahun pesta demokrasi. Faktanya memang demiki an, bangsa Indonesia akan mengulang peristiwa sejarah yaitu pemilihan umum (pemilu) legislatif serta pemilu presiden dan wakil presiden. Dua agenda politik utama dalam sistem demokrasi tersebut tak ayal juga mempunyai dampak yang bersifat multidimensi. Mendekati pemilu, aktivitas kampa nye calon legislatif (caleg) meningkat. Beragam metode kampanye dimaksimal kan untuk memperkenalkan diri. Dari beragam metode kampanye tersebut, ada satu masalah yang ditimbulkan dari pesta demokrasi berupa sampah visual. Bahkan, sampah visual itu sudah mulai terlihat sejak beberapa bulan yang lalu. Para calon anggota dewan tanpa me rasa berdosa memproduksi pesan verbal dan pesan visual. Media komunikasi vi sual yang digunakannya berupa iklan luar ruang. Wujud visualnya berupa billboard, baliho, spanduk, umbul-umbul, dan ron tek. Tim sukses dengan sokongan dana berlimpah menabuh genderang perang visual dalam hal ukuran, penempatan, dan jumlah iklan politik yang dipasang di ruang publik. Sampah visual iklan po litik yang terpasang secara amburadul di
6
ruang publik semakin menambah kumuh dan semrawutnya wajah wilayah perko taan dan pedesaan di seluruh Indonesia. Sampah-sampah visual itu semakin menggila di 2014 ketika semua partai politik (parpol) dan para calon anggota legislatif (caleg) memproduksi alat kam panye visual secara besar-besaran untuk mempromosikan partai dan diri mereka. Atas nama kampanye semua parpol dan caleg itu akan menghabiskan banyak uang untuk membelanjakan berbagai alat keperluan kampanye. Mereka me masang alat kampanye visual itu di area publik, diikuti masalah sampah visual yang selalu berulang lagi. Masyarakat akan melihat bentuk-bentuk sampah visual yang bertebaran di tiang listrik, telepon umum, tembok-tembok bangu nan, pohon, trotoar, jembatan, dan arena publik lainnya. Bila cara pemasangannya benar dan tempatnya sesuai maka akan terkumpul di lokasi tertentu dan relatif lebih mudah dikelola. Tetapi, sejarah selalu berulang dan pemasangan alat kampanye visual itu pada 2014 pasti akan banyak penyimpangannya. Iklan-iklan kampanye politik yang membanjiri ruang publik, sepertinya tidak berpedoman lagi pada moralitas, kearifan, ekologi visual dan lingkungan hidup. Iklan-iklan kampanye menjadi simbolisasi tanpa makna dan tanpa mam
pu mengkomunikasikan visi misi nya secara proporsional, persuasif dan komunikatif. Para kandidat tersebut kekurangan atau mungkin tidak mempunyai ide segar dan kreatif dalam memilih media lain untuk menyalurkan iklan-iklan kampanye politik. Mereka tidak menyadari apa yang dipasang secara sembarang, cenderung menurunkan citra, ke wibawaan, reputasi, dan nama baik parpol dan bakal caleg itu sendiri. Gaya kampanye bakal ca leg mengandalkan tebaran gambar wajahnya merupakan gaya kam panye yang sejatinya menurunkan reputasi sang caleg di mata rak yat calon pemilih. Alat kampanye visual parpol dan caleg itu akan menjadi sampah secara fisiologis dan sekaligus akan menjadi sam pah sosial. Pandangan orang akan tertuju kepada visualisasi caleg dan bagi yang sudah mengenal mungkin hanya sepintas saja memandang. Tetapi, dapat dipastikan caleg-caleg yang me masang foto diri berukuran raksasa itu pasti caleg yang kurang dikenal publik di dapil mereka. Membahas sampah visual tidak akan ada habisnya, ketika pemilu usai maka akan berganti dengan sampah visual iklan-iklan komersial. Untuk memini malisir sampah visual iklan politik, yang paling mungkin dilakukan saat ini dari pihak pemerintah adalah adanya peng awasan, termasuk seringnya memantau lokasi mana saja yang banyak terdapat reklame ilegal guna mencegah semakin semrawutnya reklame. Sementara itu, pengurus parpol, bakal caleg beserta tim suksesnya secara bersama-sama menja dikan ruang publik tetap menjadi milik publik. Ruang publik jangan sampai di privatisasi menjadi milik merek dagang, milik caleg dan milik partai politik. Danu Eko Agustinova, M.Pd. Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta
edisi I | MARET 2014
persepsi
Penerapan Sistem Informasi Online
S
istem informasi berbasis online te lah diterapkan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam memberi kan pelayanan terhadap mahasiswanya. Website resmi UNY yang bisa di akses melalui alamat www.uny.ac.id menjadi salah satu media utama untuk sistem in formasi UNY. Sistem informasi tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengakses informasi di UNY. Namun, dalam penerapannya, sistem online UNY masih memiliki beberapa masalah yang berimbas menjadi kesalahan sistem. Kesalahan yang pertama terjadi pa da sistem KKN-PPL. UNY yang dahulu bernama Institut Keguruan Ilmu Pen didikan Yogyakarta (IKIP Yogyakarta) menerapkan sistem pendidikan yang me-ngarahkan mahasiswa kearah ma nusia pendidik. Hal ini mengharuskan UNY mengadakan sebuah sistem ber nama Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL). KKN-PPL Terpadu adalah program yang diselenggarakan universitas di sekolah sasaran dengan menyinergikan antara kegiatan KKN dan praktik mengajar.
Repro. Aziz | Expedisi
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, secara umum orientasi kegiatan KKN adalah berupa pembinaan, pembelaja ran, dan pemberdayaan masyarakat agar kelompok sasaran menyadari potensi yang dimiliki dan kemudian mampu mengembangkannya. Dengan adanya program bernama KKN-PPL yang diterapkan UNY ter sebut, maka mengharuskan universitas melakukan pendataan terhadap maha- siswa yang hendak melakukan program tersebut. Pada beberapa tahun ini sistem pendataan dan pendaftaran Program KKN-PPL dilakukan dengan cara onli ne melalui laman sikap.uny.ac.id. Pada awalnya UNY melakukan pendaftaran secara manual yang dilakukan di bagi an kemahasiswaan di setiap fakultas di UNY. Kesalahan yang terjadi pada sistem informasi KKN-PPL terdapat pada kuota pengambilan sekolah yang akan menjadi tempat pelaksanaan program KKN-PPL oleh mahasiswa. Pengambilan kuota yang dilakukan secara online tersebut bermasalah, ketika seorang mahasiswa dapat mengambil kuota lebih dari satu. Hal ini menyebabkan terambilnya hak mahasiswa lain yang belum mendaftar program KKN-PPL. Permasalahan lain dari program ini adalah komunikasi yang buruk antara pihak fakultas dan Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) dalam pendataan sekolah yang ditawarkan kepada mahasiswa. Hal ini berdampak pada perbedaan
tawaran sekolah dari pihak LPPMP dan pihak fakultas. Selain terjadi kesalahan pada sis tem pendaftaran KKN-PPL, kesalahan lain terjadi pada sistem informasi UNY tentang Program Beasiswa PPA dan Bantuan Biaya Pendidikan PPA yang di akses melalui beasiswa.kemahasiswaan. uny.ac.id. Kesalahan terjadi pada proses pengunggahan syarat, karena website yang diakses mengalami kelebihan kuota, maka sistem tersebut mengalami down selama beberapa waktu. Banyak peng akses beasiswa yang tidak tahu kapan perbaikan layanan pengunggahan ter selesaikan. Pihak universitas pun tidak memberikan informasi secara cepat. Hal ini membuat pendaftar beasiswa banyak yang merasa kebingungan. Dua masalah yang dapat dijadikan pelajaran bagi UNY dalam melakukan pelayanan terhadap mahasiswanya. Perlu adanya peninjauan ulang pada semua sistem di UNY. Perkembangan teknologi pada satu sisi dapat menguntungkan dan mempermudah layanan terhadap maha siswa. Namun, disisi lain memiliki keku rangan yang perlu dicermati pula oleh pengambil kebijakan. Dengan adanya beberapa kesalahan tersebut diharapkan pihak pengelola website UNY melaku kan perbaikan terhadap layanan sistem informasi berbasis online di UNY,se hingga untuk kedepannya mahasiswa merasa nyaman dalam mengakses segala informasi yang ber-kembang di UNY. Ichwan Restu Nugroho
INFO KAMPUS Setetes Darah untuk Kehidupan
Diksi Futsal Cup 2014
Dalam rangka Open House ORMAWA, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Geografi (HMPG) bekerja sama dengan KSR Palang Merah Indonesia (PMI) UNY, mengadakan acara donor darah dengan tema “Setetes Darah Untuk Kehidupan” Jumat (14/3). Acara yang bertempat di Ruang Cut Nyak Dien itu menargetkan 150 peserta, dengan publikasi yang tersebar di seluruh wilayah kampus UNY. Acara donor darah ini dibuka oleh ketua panitia, Dimas Aditya. “Kami kan dari Ilmu Sosial, jadi sudah sepatutnya melakukan aksi sosial seperti ini,” cetus Dimas. Donor darah yang berlangsung ramai ini disambut dengan antusias maha siswa FIS UNY yang begitu tinggi. “Acara ini bagus sekali, kreatif, open house-nya beda dari yang kemarin-kemarin, ramai lagi”. ungkap Tejo, mahasiswa pendidikan Geografi angkatan 2010.
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan Diksi Futsal Cup 2014 pada Sabtu-Minggu, 8-9 Maret 2014 di Telaga Tiga Condong Catur. Futsal Cup yang diad akan oleh HIMA Pendidikan Akutansi ini, mengusung tema “Mewujudkan Mahasiswa Diksi Berjiwa Positif dan Sportif Serta Mempererat Kekeluargaan Mahasiswa Diksi”. Pertandingan yang diadakan terdiri dari dua kategori, yaitu pertandingan untuk laki-laki dan perempuan. Peserta Diksi Futsal 2014 adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi dari tiga angkatan yakni angkatan 2011, 2012, dan 2013. Hanif Ibnu Rofad selaku ketua panitia mengungkapkan, “Acara ini diadakan untuk melatih jiwa sportif mahasiswa melalui olahraga futsal”. Selain itu pertandingan ini juga sekaligus menjadi ajang pertemuan seluruh anggota HIMA Pendidikan Akutansi.
Afrian Rahmanta
Triana Yuniasari
MARET 2014 | edisi I
7
tepi
Diskriminasi Agama Minoritas di Universitas
Fahrur | Expedisi
Diskriminasi agama minoritas bukan hal yang pantas terjadi di universitas yang berkualitas. Mayoritas tak selamanya menjadi prioritas, karena pluralitas adalah asas utama dalam menjujung tinggi kehidupan tanpa kelas. Di sekitar kita fenomena kecil ini terjadi, bukan berarti kita harus berdiam diri.
Rabu (19/3) Sowarjo Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan saat wawancara tentang toleransi beragama
S
ore hari pukul 17:00 WIB (19/03). Di salah satu gedung Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dengan suasana yang lengang dan sudah tidak tampak lagi aktivitas mahasiswa. Se but saja Andi, salah satu mahasiswa beragama Kristen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang merupakan ang gota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK), “Kesetaraan dalam agama yang jelas itu nggak ada pembeda” ujar Andi. Semua umat beragama mempunyai hak yang sama dalam menjalankan ibadahnya masing-masing. Menurutnya, kesetaraan dalam menjalankan kegiatan bernuansa agama belum bisa dikatakan adil atau bebas. Birokrat kampus belum bisa men junjung kesetaraan ini. Ia menuturkan tentang permasalaan yang menurutnya merupakan salah satu bentuk diskri minasi agama. Apalagi diskriminasi ini dilakukan oleh pihak kampus.
8
Pada suatu kesempatan, UKM PMK tempat Andi berorganisasi ingin memin jam tempat untuk kegiatan kerohanian mereka. Namun, mereka dipersulit oleh birokrat kampus,“Dari pihak dekanat bilang: itu resiko jadi kaum minoritas, jadi kalau di UNY sendiri untuk keseta raan masih jauh lah” ungkap Andi yang merasa kecewa atas dipersulitnya mela kukan perizinan ruangan kegiatan UKM agamanya. Dipersulitnya peminjaman untuk melakukan kegiataan UKM juga terlihat ketika diharuskannya ada izin dari Gereja untuk mengadakan kegia tan kerohanian/keagamaan mereka. Di sisi lain, dalam hal pendidikan, menu rut Andi, keterbatasan pengajar dalam bidang agama Kristen di kampus UNY juga merupakan bukti kurang pedulinya birokrat kampus pada mereka dalam hal pendidikan agama. Namun, menurut salah satu maha siswa Kristen lainnya, sebut saja Budi,
bukan nama sebenarnya, yang baru saja keluar dari kantor UKM PMK, tidak ada permasalahan dalam kesetaraan yang selama ini dirasakannya. Untuk maha siswa Islam ada Pendidikan Agama Islam (PAI) , begitu juga dengan mahasiswa Kristen, Katolik, dan Hindu Buddha, mereka mendapatkan Mata Kuliah ke agamaan wajib masing-masing. Untuk permasalahan Andi, ia hanya mengata kan, “Saya kurang tahu, saya gak mau... no komen untuk mengenai itu, jadi kan.. peminjaman ruang kan.. itu kan.. le bih ke birokrat”, ungkapnya setengah hati. Menurutnya untuk ibadah sudah cukup yaitu ruang di Student Center (SC) sekarang ini, yang bisa digunakan bersama-sama. Menurut pengakuan ketua UKM Al-Islah, Yusuf. Mengenai permasalahan kesetaraan itu tidak terlalu diketahuinya. Namun yang pasti, jika bicara ke ranah keadilan dalam menjalankan kegiatan agama masing-masing ia beranggapan, “Kalau bicara adil atau tidak adil, ya seharusnya adil,” ungkapnya singkat. Menurutnya, tidak hanya UKM terten tu saja yang mengalami lamanya proses perizinan peminjaman, ormawa-ormawa terkadang juga mengalami sulitnya men dapatkan izin walaupun syarat-syarat untuk mendapatkan izin dirasa telah mereka penuhi. Tidak banyak informasi yang didapat dari ketua UKM Al-Islah dikarenakan sedikitnya informasi yang ia ketahui tentang masalah ini. Tidak ada diskriminasi Pengakuan yang berbeda didapatkan dari Bapak Sowarjo selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), se jauh yang beliau tahu tidak ada diskri minasi yang terjadi di kalangan agama minoritas di UNY, khususnya di FIP. Menurutnya, di FIP semua mahasiswa diperlakukan sama sesuai kebutuhan agama masing-masing. Ketika disinggung soal permasalahan edisi I | MARET 2014
tepi
Dok. Istimewa
yang dikeluhkan seperti penyulitan peri zinan tadi. Bapak Sowarjo mengatakan, “Kalau boleh, kalau itu di FIP, saya pe ngen ketemu, dengan keluhan-keluhan itu. Ya tapi sepanjang yang saya tahu nggak ada” ungkapnya jelas dengan mimik serius. Menurutnya memang, jika ada permasalahan seperti itu, alangkah baiknya dikomunikasikan pada pihak kampus. Menurut pengakuannya, tidak ada penyulitan dalam menyelenggarakan ke giatan keagamaan. Seperti Natal bersama juga mendapat perhatian dari dosendosen FIP. Ini terlihat dari antusiasnya dosen-dosen melakukan rapat dalam pelaksanaan acara tersebut. Sejak dise lenggarakan hingga pembubarannya juga tidak ada keluhan, semua berjalan lancar. Beliau menjelaskan tentang kegia tan keagamaan di Asrama UNY yang berlokasi di Bantul. Disana juga terda pat mahasiswa dengan berbagai macam agama, ada mahasiswa yang beragama Kristen, Islam, dan Katolik. Untuk pem binaan agama semua mendapat bagian yang sudah ditentukan, setiap agama mempunyai pembimbing masing-masing. Mereka juga bebas menggunakan asrama untuk kegiatan keagamaan mereka, baik di luar ruangan ataupun di dalam ruang asrama, semua sudah disediakan tem patnya. Mereka disana mendapat pela yanan yang sama, “Meskipun jumlahnya hanya tujuh yang di asrama, misalnya Katolik. Itu tetap saja dapat pelayanan yang sama” jelas Bapak Sowarjo. Bahkan untuk kegiatan Natal, di asrama bisa diselenggarakan. Dalam hal pendidikan, seperti yang dikeluhkan Andi, selama ini tidak ada masalah berkaitan dengan tidak adanya dosen khusus keagamaan mereka. ia menuturkan dosen-dosen untuk kea gamaan telah diatur sedemikian rupa di Lembaga Penjamin dan Peningkatan Mutu Pendidikan (LPPMP) sesuai de MARET 2014 | edisi I
ngan Mata Kuliah Umum (MKU) yang dibutuhkan mahasis wa. “Tidak ada ma hasiswa yang tidak mendapat pelayanan sesuai dengan agama dan keyakinan ma sing-masing”, tegas Bapak Sowarjo. Kembali pada to pik diskriminasi tadi, ia mengatakan, “Jadi kalau ada yang me rasa terdiskriminasi saya mohon diberi informasi, kalau mi salnya memang harus ada yang kami perbaiki, apa yang kami perbaiki?”, pihak kampus sangat terbuka untuk mene rima keluhan-keluhan yang dirasakan dalam menjalan kegiatan keagamaan, dan memang mahasiswa diharapkan untuk terbuka. Sejauh ini memang tidak ada ma hasiswa yang mengeluhkan langsung permasalahannya tentang penyulitan perizinan untuk kegiatan kerohanian, UKM agama, dan bentuk-bentuk ke sulitan ketika akan menyelenggarakan kegiatan pada pihak birokrat. Hal ini berpengaruh pada sulitnya pencarian data dan informasi yang dilakukan ka rena tidak adanya laporan atau gugatan terbuka terhadap pihak birokrat kampus tentang masalah ini. Harapan Pada Birokrat Kampus Sore hari pukul 13:40 (20/03) di kan tin Fakultas Ekonomi (FE). Mahasiswa jurusan Teknik Pendidikan Y.B Endrian Pranata yang akrab disapa Ryan, salah satu mahasiswa Katolik, yang juga ang gota Ikatan Keluarga Mahasiswa Katolik (IKMK), menyempatkan waktu untuk mencoba berbicara tentang sedikit kese taraan agama di universitas ini. Menurutnya semua orang memang setuju dengan kesetaraan dalam men jalankan kegiatan keagamaan masingmasing. Namun tidak semua yang me rasakan kesetaraan tersebut. Karena masih banyak orang-orang yang terus memperjuangkan apa yang dinamakan kesetaraan dalam menjalankan agama. Ia menjelaskan, kesetaraan bukan soal mayoritas atau minoritas dari segi pemeluk suatu agama. Bukan berarti yang banyak itu yang selalu diperhatikan, yang berakibat timbulnya perasaan tidak enak satu sama lain. Ketidaksetaraan memang muncul dari hal tersebut, “Kita juga gak bisa nyalah-nyalahin universitas
juga kan. Ya memang karena realitanya juga yang banyak memang ada, yang sedikit juga memang ada”. Ungkapnya. Mengenai permasalahan diskrimi nasi yang ia sendiri rasakan sejauh ini memang tidak ada. Namun dari cerita kakak angkatan, ada bentuk diskriminasi yang terjadi, ia lebih memilih mendiam kannya karena tidak cukup bukti tentang permasalahan tersebut. Tapi yang ia tekankan adalah masalah ruang ibadah bagi mahasiswa selain Islam, seperti Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Sama seperti halnya Budi yang mengatakan soal kebutuhan ibadah, “Hhmm, ruang ibadah khusus? sebene re kita juga butuh, contohnya UNS aja, UNS punya... UNS punya Kapel, dia punya gereja juga. Beda dengan UNY kan? Dia punya Masjid tapi gak punya Kapel sama Gereja. Ya tapi gak pa pa kok, sebenarnya kita masih bisa ibadah di Student Center”. Menurutnya beriba dah di salah satu ruang Student Center sudah cukup, ia juga bersyukur karena bisa menggunakan ruang di Student Center secara bergantian, itu sudah ja uh lebih baik. Ia tidak menginginkan satu ruangan khusus yang hanya bisa digunakan oleh agama tertentu saja, ia lebih mengharapkan semua bisa mema kainya bersama. Ryan juga menyesalkan tidak adanya ruang khusus untuk tempat ibadah me reka, tempat ibadah disini bukan berarti Gereja ataupun Kuil, namun tempat ibadah yang dimaksudkan ialah tempat ibadah khusus kegiatan kerohanian, misa atau untuk sekedar untuk berdoa hari an saja. Ryan juga menyayangkan jika beribadah pada Tuhan saja setiap hari atau minggu harus melakukan proses perizinan. Ryan berharap suatu waktu pihak kampus bisa menyediakan ruangan khusus untuk mereka beribadah atau melakukan kegiatan kerohanian. Se perti Musholla bagi Mahasiswa Islam yang terdapat di berbagai fakultas. Ia hanya berharap satu ruangan saja, tidak harus ada di setiap fakultas, ruang di mana tanpa harus melakukan perizinan mereka bisa berdoa pada Tuhan sesuai agama mereka masing-masing, “Kita gak usah bingung cari tempat, gimana ya? disini piye, disini piye, kan kita malah bingung mikire, mau doa aja bingung cari tempat”, kata Ryan dengan santai. Imam Ghazali Arci, Ubai
9
resensi
Kisah Tragis Perbudakan
S
esuai dengan judulnya, 12 Years a Slave mengisahkan tentang per budakan dan rasisme yang dialami oleh seorang negro, Solomon Northup (Chiwetel Ejiofor). Solomon Northup adalah seorang pria yang dikenal se bagai tukang kayu. Selain menekuni profesinya, Solomon juga mahir dalam memainkan biola. Solomon tinggal di kota Saratoga, New York. Kisah tra gisnya berawal saat Solomon pergi ke Washington D.C bersama dua rekan kerjanya. Namun, ternyata dua rekan Solomon berniat buruk terhadapnya. Me reka memberi Solomon minuman keras, hingga ia mabuk dan tak sadarkan diri. Di saat Solomon terbangun, barulah ia menyadari bahwa dirinya telah diculik dan direnggut kebebasannya untuk di jual dan dijadikan budak di Louisiana. Kehidupan Solomon yang awalnya normal dan baik-baik saja berubah ke tika ia terpaksa menjadi budak, dan berpindah dari satu majikan ke maji kan lainnya. Watak majikan yang ber beda-beda membuat Solomon harus pandai beradaptasi demi bertahan hidup. Solomon tidak pernah menyangka diri nya akan mendapatkan perlakuan baik dari majikannya yang bernama William Ford (Benedict Cumberbatch). Hingga nasib membawanya kepada majikan yang teram at kejam yaitu Edwin Epps (Michael Fassbender), yang tak jarang memperlakukan Solomon secara tidak manusiawi. Seorang sahabat Solomon sesama budak, Patsey (Lupita Nyong’o) mengalami tindak pelecehan seksual yang dilakukan oleh majikanya Edwin Epps. Selama dua belas tahun menja di budak, Solomon mengalami banyak peristiwa menyakitkan. Harapan mulai muncul saat Solomon tidak sengaja ber temu dengan seorang tokoh anti perbu dakan yaitu Bass (Brad Pitt). Pertemuan inilah yang selanjutnya memperbaiki kembali jalan hidup Solomon. 12 Years a Slave merupakan film yang diangkat dari kisah nyata yang di adaptasi dari sebuah memoar tahun 1853 yang berjudul sama mengenai Solomon Northup. Film yang berdurasi kurang lebih dua jam ini pertama kali dirilis pada tahun 2013. 10
Steve McQueen berusaha mem buat keadaan pada masa perbu dakan di Amerika Serikat terli hat lebih nyata melalui film ini. Adegan-adegan yang tragis dan tanpa sensor, seperti penganiaya an, kekerasan bahkan sampai tindakan pelecehan seksual seorang majikan la ki-laki terhadap budaknya yang wanita tergambar jelas dalam film ini. Setelah film sebelumnya yang ju ga ia sutradarai yaitu Shame (2011) dan Hunger (2008) belum mampu meraih prestasi se cara signifikan, lewat film ini McQueen membuktikan bakat dan kesabarannya dalam ber karya. Film ini sangat sayang untuk dilewatkan, selain karena diangkat dari sebuah kisah nyata, peran para pema in dalam film ini juga tidak diragukan lagi. Terbukti 12 Years a Slave berha sil meraih beberapa penghargaan bergengsi tingkat dunia, dian taranya Film pemenang peng hargaan Golden Globe 2014 kategori Film Drama, serta Film Terbaik dalam Piala Oscar 2014 mengalahkan delapan film lainnya seperti American Hustle, Captain Phillips, Dallas Buyers Club, Gravity, Her, Nebraska, Philomena dan The Wolf of Wall Street. Salah satu pemeran wanita dalam film ini Lupita Nyong’o, berhasil meraih penghargaan untuk kategori Best Supporting Actress. John Ridley yang menggarap kisah ini berhasil meraih Piala Oscar 2014 pada kategori Best Writing-Adapted Screenplay. Film ini memiliki jalan cerita dan alur yang mudah dipahami, namun tidak menampilkan latar waktu dengan baik. Ketidakjelasan mengenai waktu berpin dahnya Solomon dari satu majikan ke majikan yang lain, begitu juga tentang lama keberadaan Solomon ditiap-tiap majikannya dapat membingungkan bagi penonton yang belum pernah mengeta hui kisah ini.
Dok. Istimewa
Salmi Ramadhani
edisi I | MARET 2014
wacana
Kampanye Terselubung
M
yang dilakukan secara terselubung me rupakan tindakan ilegal yang seringkali dilakukan oleh berbagai pihak baik dari pihak masyarakat itu sendiri yang ter gabung dalam tim sukses partai politik maupun pihak berwenang seperti polisi, TNI, dan Badan penyiaran. Kampanye terselubung termasuk dalam tindakan pidana, dikarenakan pelaksanaan kam panye telah diatur dalam Surat keputu san Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) No. 45 tahun 2014. Surat keputusan komisi penyiaran Indonesia ini berisi tentang petunjuk pelaksanaan terkait perlindungan kepentingan publik sia ran jurnalistik dan pemilihan umum, yang di dalamnya diatur mengenai tata cara penggunaan saluran publik untuk kepentingan kampanye pemilu. Peraturan perundangan mengenai kampanye memang telah dibuat oleh pemerintah Indonesia, tetapi masih saja terjadi pelanggaran dari kampanye yang selama ini berlangsung. Kampanye terse lubung tersebut telah terjadi di berbagai tempat. Berdasarkan data KPI terlihat bahwa sepanjang bulan September 2013 hingga Januari 2014 telah terjadi pe langgaran penyiaran kampanye oleh lembaga penyiaran yang dimiliki oleh para politisi, termasuk milik negara. Pelanggaran tersebut dapat kita lihat pada beberapa kasus seperti pada 15 September 2013, pihak TVRI menyiar kan Konvensi Partai Demokrat selama lebih dari 2 jam. Kemudian disusul pada 24 Oktober 2013, TVOne menayangkan iklan peringatan ulang tahun ke-49 Par tai Golkar yang menampilkan visi, misi, nomor urut dan program kerja partai. Dengan demikian, televisi milik Ketua
Umum Golkar Aburizal Bakrie, dianggap telah melanggar ketentuan program sia ran yang melarang pemanfaatan untuk kepentingan pribadi pemilik lembaga penyiaran bersangkutan. Selain itu, pa da 1 Februari 2014, RCTI menayangkan sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang menghadirkan Calon Presiden dan Wakil Presiden dari Partai Hanura, Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo (WIN-HT). Dari pi hak KPI yang menilai program tersebut telah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi pemilik lembaga karena dialog yang dilakukan Wiranto dan Harry Tanoe WIN-HT memuat unsur kampanye yang mempromosikan diri mereka sendiri se bagai calon presiden. Kampanye yang telah dilakukan seca ra sembunyi-sembunyi sangat merugikan bagi calon legislatif itu sendiri maupun masyarakat. Bagi calon legislatif (caleg) akan mendapat kurungan penjara ka rena telah melakukan tindakan pidana. Kampanye terselubung merupakan awal dari tindakan korupsi, karena telah me lakukan kecurangan dalam melakukan kampanye. Peraturan mengenai kampanye terse lubung kurang tegas dalam penerapan nya. Pasalnya masih banyak partai politik (parpol) yang melakukan kampanye secara terselubung, misalnya memberi uang kepada rakyatnya, memberi ban tuan biaya hidup bagi rakyat dengan alasan agar mereka menang dalam pemi lihan DPR di daerahnya masing-masing. Oleh karena itu, tugas pemerintah saat ini yaitu melaksanakan peraturan yang telah dibuat. Mariyatul Kibtiyah
MARET 2014 | edisi I
LA IK E SP AC
SP AC
E
IK
LA
N
N
Repro. Aziz | Expedisi
asyarakat Indonesia, khususnya yang telah memiliki hak suara menyambut penuh antusias pe milihan umum (Pemilu) calon legislatif yang akan berlangsung pada hari Rabu tanggal 9 April 2014. Pasalnya hak pi lih yang digunakan masyarakat sangat menentukan calon anggota legislatif di daerah pilihannya untuk masa jabatan 2014-2019. Dalam hal ini kampanye pun tidak dapat dielakan, karena calon legislatif harus mempromosikan dirinya masing-masing agar masyarakat me milih dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Kampanye merupakan aksi promosi yang dilakukan oleh calon anggota legis latif dalam memaparkan visi dan misinya ketika terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kampanye dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, baik melalui media cetak maupun media elektronik, misalnya pemasangan baliho atau poster di jalan-jalan, iklan partai politik di radio, berita-berita ke giatan calon anggota legislatif. Kampa nye ini ditujukan bagi masyarakat yang akan memilih. Dalam praktiknya kampanye dapat berlangsung secara terang terangan ma upun secara terselubung. Kampanye
11
eksprespedia
Abu Vulkanik Gunung Kelud
12
Abu vulkanik juga dapat digunakan se bagai campuran pada semen, karena mengandung silika dan aluminium yang identik dengan bahan adonan semen. Selain itu, abu Kelud juga bersifat hig roskopis yang mampu menyerap molekul air dengan baik, sehingga dapat menjaga kelembaban udara. Angga Nur P.
LA
N
LA
IK
IK E
IK E SP AC
E
IK
LA
N
LA
N
SP AC
E
SP AC SP AC
SP AC
E
IK
LA
N
SP AC
E
IK
LA
N
babkan bentuk abu ini berbeda dengan abu biasa yang pro ses pembekuannya lebih lambat. Abu hasil pembakaran bat ub ar a bent uk partikelnya bulat, sedangkan abu vul kanik memiliki teks tur seperti serpihan pecahan gelas kaca yang tidak beraturan dan runcing. Ab u v u lk a nik has il let us an Dok. Istimewa Gunung Kelud memiliki kandungan besi (Fe), mangan (Mn), silika (Si), aluminium (Al), kalsium (Ca), kalium (K), dan fosfor (P). Namun, zat yang paling berlimpah dalam magma adalah silika (SiO2) dan oksigen (O2). Kan dungan zat yang terdapat dalam abu vulkanik menyebabkan abu ini berguna untuk menyuburkan tanah tandus dan meningkatkan kualitas pupuk kompos.
N
G
unung Kelud meletus pada Kamis 13 Februari 2014, pukul 22.50 WIB. Kelud meletus dengan me ngeluarkan semburan lava dan lontaran material ke udara hingga ribuan meter. Sesaat sebelum terjadi erupsi, terlihat petir menyambar di langit diiringi suara gemuruh. Setelah letusan yang dahsyat, terjadi hujan kerikil dan pasir di sekitar wilayah Gunung Kelud. Dampak dari meletusnya Gunung Kelud terjadi hujan abu vulkanik yang dirasakan warga di sekitar Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Barat. Abu vulkanik letusan Gunung Kelud yang dirasakan sampai Jawa Barat ini, dise babkan oleh banyaknya material yang dimuntahkan saat terjadinya erupsi. Abu vulkanik tersebut bergerak ke arah atas hingga ketinggian 10 sampai 17 kilometer dan terbawa angin ke arah barat. Abu vulkanik terbentuk dari mate rial batuan vulkanik yang berasal dari magma yang membeku secara cepat, sehingga tidak mengkristal dengan baik. Proses pembekuannya yang cepat menye
edisi I | MARET 2014