EXPEDISI EDISI II NOVEMBER 2011
MEMBANGUN
Dana Besar Sistem Tidak Jelas
B U D AYA
KRITIS
surat pembaca Mahasiswa Korban PLPG? Pelayanan yang baik sudah sepantasnya didapatkan mahasiwa, baik dari sisi akademik maupun non akademik. Kurikulum merupakan salah satu bagian terpenting, sekaligus sebagai parameter keberhasilan studi. Selama hampir 2 tahun kuliah, saya masih dibingungkan dengan sistem kurikulum jurusan. Nah, seperti apa kurikulum di jurusan saya? Saya berharap, semoga ke depan perbaikan kurikulum akan semakin ditingkatkan. Di Kampus III FIP UNY mulai muncul suara-suara mahasiswa. Para mahasiswa merasa pelayanan akademiknya terganggu, dengan adanya kegiatan Pendidikan Lanjutan Profesi Guru (PLPG) untuk guru SD. Apakah benar mahasiswa korban dari PLPG? Meskipun ada kegiatan PLPG, layanan akademik mahasiswa diharapkan tetap berjalan,
tidak lantas perkuliahan ditidakan, karena dosen lebih mementingkan PLPG. Alex Dwi Kurniawan PGSD 2009
Kapasitas Parkir Tak Mencukupi Jumlah Motor Tahun Ajaran Baru, semuanya serba baru. Mulai dari mahasiswa, sampai dengan perlengkapan yang menunjang perkuliahan. Dari sekian ribu mahasiswa baru UNY, hampir semuanya berkendaraan, terutama sepeda motor. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana ramainya parkiran motor, saat jam-jam kuliah. Ampun sudah…! Penuh sesak. Saya mengalami di parkiran Fakultas Ilmu Sosial (FIS), jika berangkat kuliah agak siang, yang terjadi motor terparkir sembarangan, terpanggang matahari, saling senggol, belum lagi kalau hujan.
editorial Portal Menjadi Ajang Komersialisasi KETIDAKAMANAN kampus me rupakan salah satu masalah di Uni versitas Negeri Yogyakarta (UNY). Telah berulang kali, kasus pencuri an kendaraan bermotor terjadi. Hal ini melatarbelakangi pihak birokrat mengupayakan sistem keam anan yang lebih baik. Upaya tersebut yaitu dengan pengadaaan sistem parkir elektronik atau yang awam disebut portal. Sekarang, kita dapat melihat ada empat portal berada di empat titik, di antaranya di jalan masuk FMIPA, FIP, dan dua portal di gerbang utama rektorat. Keempat portal itu masih dalam rangka uji coba selama bulan November-Desember. Setelah itu, portal-portal lain akan diadakan di setiap pintu masuk UNY dan difungsikan sepenuhnya pada tahun 2012. Pengadaan portal seperti ini ternyata tidak hanya terjadi di UNY. Sudah lebih dari satu tahun, Uni versitas Gajah Mada (UGM) juga melakukan hal yang sama. Ada apa ini? Jika dilihat keefektifannya, parkir elektronik memang lebih efektif diban ding parkir manual. Dengan adanya sistem ini, kendaraan-kendaraan yang masuk di kawasan kampus dapat dilacak melalui komputer. Namun,
2
keefektifan tersebut juga harus diikuti kebijakan yang tidak merugikan bagi pengguna jalan. Di UGM, mahasiswanya dibeba ni biaya Kartu Identitas Kendaraan (KIK) sebesar Rp50.000,- yang di bayarkan per tahun untuk kendaraan roda dua, sedangkan Rp200.000,per tahun untuk kendaraan roda empat. Jika mereka tidak memiliki KIK, maka akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp1.000,- untuk seti ap kali masuk kawasan UGM. Dalam majalah Balkon, edisi Oktober 2011 yang berjudul "Komersialisasi dan Transportasi di UGM" pun mengulas adanya perbedaan pendapat antara mahasiswa dan birokrat. Sementara di UNY, Wakil Rektor II UNY Sutrisna Wibawa, M.Pd. me ngatakan akan merencanakan pem berlakuan karcis masuk UNY untuk kendaraan yang tidak terdaftar dalam komputer UNY. Hal itu mengindika sikan bahwa sistem seperti di UGM juga akan diterapkan di UNY. Apakah benar demikian? Sebaiknya, UNY tidak menerapkan sistem bayar yang sama seperti UGM, karena terkesan seperti ajang komersialisasi yang akan memberatkan pengguna jalan. Redaksi
Saya kecewa terhadap pihak Universitas, yang hanya memikirkan bagaimana caranya menerima sebanyak mungkin mahasiswa, tanpa diimbangi fasilitas kampus, terutama tempat parkir. Sebagai sarana transportasi, motor juga layak mendapat fasilitas yang nyaman. Kalau seperti ini motor juga cepat aus. Puji Widodo Ilmu Sejarah 2010
Malam Keakraban Dulu saat saya mengikuti makrab terjadi peploncoan. Senior berhak membentak-bentak junior dengan alasan menguatkan mental. Disamping itu ada beberapa pasal yang aneh yaitu: • Pasal pertama Penegak Kedisiplinan (PK) atau senior selalu BENAR. • Pasal kedua, jika PK salah kembali ke pasal pertama. Sebelum peploncoan, diadakan stressing, yaitu maba dibangunkan secara paksa, lalu dikumpulkan di lapangan terbuka, untuk check list tugas yang dibawa. Kemudian, dilajutkan dengan jelajah malam. Tahun ini, perploncoan mulai dikurangi. Budaya tersebut tidak seharusnya dilestarikan, karena UNY sebagai pencetak lulusan guru. Seperti makrab Elektro, dengan dampingan Pembina dan pemberian pengarahan terhadap para alumni, serta materi kepada maba agar dapat termotivasi untuk kuliah. Selain itu, biaya untuk makrab sendiri dirasa kurang karena harus disisihkan untuk wearpack. Mirna Bunga Rofiyani Pendidikan Mekatronika
sempil +Bagi yang tak terdaftar harus membayar karcis. -Yuk! ketik REG (spasi) DAFTAR PORTAL kirim ke 888. Pimpinan Proyek Dwiningsih Afriati | Sekretaris Maria M.R. Fernandez | Bendahara Triana Sari Fadhilah | Redaktur Pelaksana Yulinda R Yoshoawini | Redaktur Ade, Dwi, Lynda, Ody, Rohhaji, Suly, Yulinda | Reporter Ade, Dwi, Lynda, Maulida, Ody, Ratih, Rohhaji, Sari, Suly, Yulinda | Redaktur Foto Maulida M. Nugroho | Artistik Rohhaji Nugroho, Irawan S. Adhi | Produksi Irawan S. Adhi | Iklan Ferlynda Putri S. | Sirkulasi Sulyanti | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yoyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web ekspresionline.com Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
edisi II | NOVEMBER 2011
sentra
Pro Kontra Pengadaan Portal Selama enam bulan portal free, selanjutnya ada kemungkinan untuk bayar. Maulida I Expedisi
Jumat (21/10) Seorang petugas pengadaan portal tampak sedang memeriksa kelengkapan portal di titik perempatan FMIPA
D
emikian diungkap oleh Ade, petugas Perseroan Terbatas Palang Parkir Indonesia. Pembangunan portal di UNY, dimulai pada bulan Juni 2011. Berdasarkan Rancangan Kegiatan dan Penganggaran Terpadu (RKPT), pem bangunan portal dianggarkan dengan dana sebesar Rp1.120.000.000,-. Jika uji coba dianggap berhasil, dalam pelaksa naannya dan disetujui oleh senat maka portal akan difungsikan secara penuh. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Wakil Rektor II UNY, Sutrisna Wibawa, M. Pd., “PorGtal mulai 2012 berop era si, dengan masa percobaan NovemberDesember 2011.” Sebelum pembangunan diberlakukan di wilayah kampus secara keseluruhan, diadakan uji coba dengan memperkenal kan satu zona portal, yang difokuskan pada jalan akses terhadap wilayah gedung rektorat. “Pertama kan rektorat ini dulu, sun (zona-red) pertama sampai Fakul tas Ekonomi (FE), terus nanti Fakultas Bahasa (FBS) keliling itu sun 2, terus sun ke 3 di FT”, jelas Prawoto S.E, staf
NOVEMBER 2011 | edisi ii
bagian Umum Hukum Tata Laksana dan Perlengkapan (UHTP) Biro Admi nistrasi Umum dan Keuangan Kasubag Rumah Tangga. Menanggapi uji coba portal yang mu lai beroperasi pada awal bulan November 2011 ini, Sumarjo, H, M.T. , Wakil Dekan II Fakultas Teknik, sebelumnya menilai bahwa pembangunan portal di UNY sen diri sudah tidak efisien. “UNY memang akan sulit untuk pembangunan portal, dikarenakan UNY dibelah oleh dua jalan yang membuat kacau dan akan sulit jika diapa-apakan. Kalau pertanyaanya efisien atau tidak maka ya jawabannya kampus kita itu tidak efisien. Apabila diportal, jalan yang membelah dari timur dan dari selatan itu akan memecah kampus kita menjadi 3, FIK, FBS-FT dan pusat. Kalau dibuat jalan melingkar juga kan nggak mungkin”, ungkap Sumarjo. Sumarjo menambahkan bahwa krite ria keefektifan pembangunan portal itu minimal satu portal mewakili 50 hektar luasan wilayah. “Kalau di UNY dengan luas wilayahnya, paling enggak ya dua
portal cukup, ya seharusnya satu portal itu melayani 50 hektar luasan dengan mesin”, ujarnya. Wahyu Andi, mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (PLS) 2010, mengaku sangat terganggu dengan pengadaan portal. “Itu sangat mengganggu sekali, kalau misal iya, ya dijadiin, kalau enggak ya ngapain. Lagipula itu kan jalan buat lewat, kebetulan disini kan mahasiswa nya bertambah banyak, jadi itu sangat mengganggu sekali. Kalau iya, silahkan dipercepat, kalau enggak, ya nggak usah sekalian. Alangkah baiknya kalau eng gak,” tegas Wahyu. Pembangunan Portal Menelan Biaya 1 Miliar Rupiah Lebih Prawoto mengungkapkan bahwa pengadaan portal telah disepakati dan dituangkan dalam RKPT tahun 2011. Dana yang tercantum dalam RKPT, untuk pengadaan sistem dan peralatan parkir elektronik satu paket dianggarkan sebe sar Rp900.000.000,-, ditambah dengan penga daan mesin pemotong kertas sa tu paket sebesar Rp220.000.000,-. Hal ini dibenarkan oleh Prawoto, “Dana di RKPT memang sebesar itu, namun realisasinya untuk pengad aan parkir elektronik adalah Rp750.000.000,-, se dangkan pemotong kertasnya adalah Rp260.000.000,-.” Dalam pelaksana annya, pengadaan portal ini berdasar kan Keputusan Rektor UNY Nomor 411 tahun 2011 Tentang Tim Pokja dan Anggaran Biaya Pengadaan Mesin Pemotong Kertas dan Parkir Elektronik Rektorat UNY Tahun 2011. Ada kemungkinan pemungutan biaya masuk akan diberlakukan.Biaya ini akan dikenakan untuk mereka yang tidak ter daftar dalam database UNY. Hal ini diungkapkan oleh Sutrisna Wibawa. “Jadi, nanti semua pemilik kendaraan di kampus akan didata. Semua datanya akan tersimpan dalam database kompu ter. Sementara, bagi yang tak terdaftar harus membayar karcis,” ungkapnya. Pengadaan portal juga ditanggapi oleh mahasiswa. Nizar, mahasiswa Bio logi 2009 mengungkapkan bahwa peng adaan portal kurang berfungsi. “Kalau saya pribadi, kayaknya cuma buang-bu ang uang saja, masalahnya itu kan jalan umum juga, ngapain kita harus mema sang portal seperti itu, atau mungkin 3
sentra
Keamanan dengan Mengurangi Tenaga Parkir Prawoto mengut arakan bahwa per lunya pengadaan portal dilandasi ke butuhan keamanan kampus. “Memang yang pertama dari segi keamanan, kita itu rata-rata setahun itu kan 20 kendara an hilang, sebulan bisa 1-2 kendaraan,” ujarnya. Prawoto juga menambahkan aspek keterat uran menjadi alasan kedua. Ia menilai parkir di dalam kampus tidak teratur. Selain itu, pengadaan portal se kaligus juga untuk mengurangi tenaga parkir. “Parkirnya ya tetep di lokasi-lokasi yang sudah ada, tapi kan tenaganya cu ma menata saja, dan nanti sudah pakai karcis, berarti kan ndak hilang?”, tegas Prawoto. Menanggapi hal tersebut, Agus Purwoko, Satpam kampus FIP menje laskan bahwa seharusnya tidak terjadi pengurangan tenaga parkir setelah peng operasian portal berjalan. “Jika pengu rangan malah memberi peluang untuk pencurian helm-helm kalau petugasnya dikurangi, karena kurang terpantau. Lihat sikon luas area dulu lah. Seharusnya ya kalau area parkirnya luas ya malah perlu ditambah lagi petugasnya. Mungkin akan menambah karyawan baru, dengan sistem outsourching,” jelas Agus. Ketidakefektifan pembangunan portal juga dirasakan Bayu Ardika, mahasiswa Ilmu Sejarah 2011, “Kurang efektif me nurut saya, juga sia-sialah, nggak terlalu dipakai, ada pager-pager dan pintu-pintu gerbangnya juga kan?” Siti Nurbaya, M.Hum. Dosen juru san PBSI menyampaikan penilaian lain tentang pembangunan portal yang di kaitkan dengan kedisiplinan. “Begini, terkesan UNY tidak disiplin, dan harus didisiplinkan. Padahal, kedisiplinan tidak 4
harus ditegakkan dengan aturan juga.” jelasnya. Kesan yang terlihat justru lebih seperti unjuk kekuasaan. Hal itu diiyakan oleh Siti Nurbaya. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) Tidak Cukup Ketika ditemui di ruang kerjanya, Sutrisna mengatakan bahwa sistem kerja portal akan menggunakan data yang me nunjukan pemilik kendaraan, sehingga se mua kendaraan yang masuk ke UNY bisa terlacak. “Selama ini dengan menunjukan STNK saja dirasa tidak cukup,” ung kapnya. Sutrisna menambahkan bahwa jam operasional keseluruhan portal akan mulai dibuka pada pukul 06.00 WIB sam pai pukul 18.00 WIB. Sementara khusus untuk pintu gerbang utama rektorat, akan ditutup sampai pukul 21.00 WIB. Hampir sebagian besar mahasiswa memang tidak mengetahui secara pasti sistem kerja portal yang sering mereka lihat di tengah jalan itu. “Masih bingung juga, takutnya nanti kayak ada penarikan biaya, semacam untuk Kartu Identitas Kendaraan itu.” ujar Nizar. Prawoto menerangkan, cara kerja portal diawali dengan pengambilan karcis. Sementara untuk penggunaan kartu akan melalui proses sensor. Kedua bentuk ca ra itu merupakan pilihan atau opsi yang akan diberlakukan. “Sepertinya pakai barcode kayak yang di UGM mungkin nanti, setiap kali kita kuliah kita bawa kartu untuk ditunjukin ke petugas, baru setelah itu boleh masuk,” ungkap Arisandi Fardiono, mahasiswa Manajemen Pendidikan 2010. Ade mengungkapkan bahwa sistem kerja portal akan diterapkan dengan sis tem karcis dan member. “Kalau pegawai UNY pakai member, mahasiswa pakai karcis, dan untuk penggunaan karcis sen diri, semisal tidak bisa menunjukan pada saat keluar jalur portal, kemungkinan akan dikenakan denda atau menunjukan STNK”, terang Ade. Ade menambahkan bahwa sistem portal yang ada sekarang ini belum bisa dijalankan oleh mesin secara otomatis untuk keseluruhan, namun masih mem butuhkan petugas sebagai operator. “Ke luar dari petugas portal, nanti diberikan barcode yang tercantum didalam tiket. Barcode-nya akan di-scan, kemudian di-enter oleh petugas dan portal akan terbuka sendiri. Tanpa izin dari petugas tidak akan terbuka,” ungkap Ade. Kurangnya Sosialisasi Penggunaan Portal Terkait sosialisasi pembangunan por
Maulida I Expedisi
terinspirasi sama tetangga sebelah (UGM -red),” katanya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sasan, mahasiswa jurusan Sastra Inggris 2010, “Kalau saya sih kurang setuju, ka rena itu memberatkan mahasiswa juga.” Sasan menambahkan bahwa faktor yang memberatkan itu pada kemungkinan mahasiswa untuk membayar karcis dan adanya tarif yang ditetapkan. “Kalau bayar ya tidak apa-apa, ta pi pembayaran itu untuk peningkatan. Dana itu digunakan untuk kemanfaat an mahasiswa. Misal, kalau ada kehilangan motor, ya rektorat ganti baru,” ungkap Saryono, S.Pd, M.Or. Dosen FIK ini menilai harus ada jaminan keamanan, setelah adanya portal.
Prawoto, S.E. bagian UHTP Admistrasi umum dan keuangan UNY saat ditemui di kantornya
tal dirasa kurang. Hal ini dirasakan oleh salah satu civitas akademika UNY. “Saya tidak tahu kalau ada pembangun an por tal di UNY malah, tidak ada sosialisasi, saya malah baru tahu sekarang. Portal yang seperti apa to nduk?” tanya Siti Nurbaya. Nurul Choiriyah, mahasiswa PLS, menganggap keberadaan portal tidak ada kejelasan dalam penanganannya. “Kalau menurutku seumpama mau dimanfaatkan ya cepet dilanjutkan. Nggak cuma terkesan dibiarin gitu aja. Kalau kayak gitu kan malah jadi bahan pertanyaan. Sebenarnya mau dibuat dan digunakan untuk apa? Kapan beroperasinya? kadang ada petugas, kadang tidak. Semua seperti kurang sosialisasi”, tutur Nurul. Tanggapan lain juga disampaikan oleh Sudarman, Kepala Dukuh Karangmalang. Ia merasa belum tahu pasti pembangunan portal di UNY akan seperti apa jadinya. “Waktu saya ngobrol dengan beberapa karyawan Univ, memang untuk alasan keamanan tapi itu belum sosialisasi,” tutur Sudarman. Ia juga menambahkan bahwa kiranya perlu ada sosialisasi, mengenai pembangunan portal dan imbasnya kepada warga sekitar kampus. “Mau nggak mau kampus itu dengan Karangmalang juga ada ikatan batin, sejarahnya kan lahan-lahannya juga milik warga Karangmalang," terangnya. Irawan Sapto Adhi Ade, Dwi, Lida, Linda, Ratih, Sari, Suly, Yulinda
edisi ii | NOVEMBER 2011
polling
Ingin Aman Tak Harus Lewat Portal Rohhaji | Expedisi
Portal Menambah Keamanan
UNY Butuh Portal Rohhaji | Expedisi
T
ahun ini, Universitas Negeri Yogya karta (UNY) mulai mengoperasikan portal. Namun demikian, sistem ker janya belum tersosialisasi dengan jelas. Nizar, mahasiswa Pendidikan Biologi menegaskan bahwa hampir sebagian besar mahasiswa tidak mengetahui se cara pasti sistem kerja portal yang sering mereka lihat, masih membingungkan, untuk apa pengadaan portal tersebut. Terlebih, dikhawatirkan akan adanya penarikan biaya. Untuk mengetahui respon mahasis wa perihal portal di UNY, EXPEDISI mengadakan polling. Metode yang digu nakan adalah metode kuantitatif, jenis sampling aksidental, yaitu memberikan angket secara langsung pada responden. Teknik pengumpulan data yang dilaku kan menggunakan angket, terdiri dari sembilan pertanyaan tertutup. Perhitungan untuk pengambilan sam pel menggunakan rumus slovin dengan sampel error 5%, berdasarkan respon 395 mahasiswa dari 30.163 mahasiswa UNY, dengan penyebaran angket ke seluruh fakultas di UNY. Jika dilihat dari segi kebutuhan, UNY butuh portal atau tidak, 58,2% maha siswa menyatakan tidak butuh portal,
38,5% menyatakan butuh, dan sisanya tidak menjawab. Pernyataan tidak mem butuhkan tersebut, dikarenakan beberapa pernyataan tentang keberadaan portal yang nantinya hanya akan mengganggu lalu lintas dan membuat macet. Hal itu terbukti dengan 32,9% mahasiswa yang menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut; 23,5% sangat setuju; 19,7% ragu-ragu, 17,7% tidak setuju; sementara 5,6% sangat tidak setuju, dan sisanya tidak menjawab. Beberapa alasan tersebut memicu ketidaksetujuan mahasiswa dengan pe ngadaan portal di UNY. Sebanyak 59,5% mahasiswa tidak setuju, sedang 38,5% setuju, dan sisanya tidak menjawab. Ketidaksetujuan tersebut dikarena kan wilayah UNY terlalu sempit untuk pengadaan portal. Senada dengan per nyataan tersebut 34,9% mahasiswa mengungkapkan setuju; 28,6% sangat setuju, sedangkan 18,2% tidak setuju; 13,4% ragu-ragu; 3,8% sangat tidak setuju, dan sisanya tidak men jawab. Sutrisna, M.Pd., Wakil Rektor II me ngungkapkan bahwa pengadaan portal tersebut demi keamanan sekaligus bentuk pelayanan bagi mahasiswa, dosen, kar yawan, guna dapat memarkir kendaraan
dengan nyaman. Sehingga, mereka bisa merasa aman. Fakta tersebut diragukan dan dibuktikan dengan suara sebanyak 40,3% respon mahasiswa yang menya takan ragu-ragu; 26,3% setuju; 14,9% sangat tidak setuju; sedangkan 10,4% tidak setuju, dan 7,3% sangat tidak se tuju; serta sisanya tidak menjawab. Ade, petugas Perseroan Terbatas (PT) Palang Parkir Indonesia mengungkapkan bahwa sistem kerja portal akan diterap kan dengan sistem karcis dan member. Di mana pegawai UNY menggunakan mem ber, mahasiswa menggunakan karcis. Untuk penggunaan karcis, jika tidak dapat menunjukannya pada saat kelu ar jalur portal, akan dikenakan denda atau menunjukkan Surat Tanda Nomor Kendaraan bermotor (STNK). Hal tersebut berlangsung dalam masa percobaan selama enam bulan, dan untuk selanjutnya, ada kemungkinan bayar. Menanggapi pernyataan tersebut, 58,2% mahasiswa sangat tidak setuju jika harus rela mengeluarkan untuk se kedar masuk UNY; 27,3% tidak setuju; 8,4% ragu-ragu, serta hanya 2,8% yang setuju dan sangat setuju, sisanya tidak menjawab. Tim Expedisi
REVISI DIAGRAM RUBIK POLLING BULETIN EXPEDISI EDISI I BULAN OKTOBER 52,9% Setuju
Ody | Expedisi
23,5% Raguragu 2,5% Sangat Tidak Setuju
7,8% Tidak Setuju
NOVEMBER 2011 | edisi II
3,8%
4,8%
Mengikuti UKM Itu Penting 12,4% Sangat Setuju
0,8% Tidak Menjawab
91,4%
Ya Tidak Perlu Tidak Menjawab
Stanisasi UKM Perlu Diadakan Ody | Expedisi
5
persepsi
Suara Rektor Penentu Dekan
T
iga hari berturut-turut mulai Hari Senin-Rabu, tanggal 19-21 September 2011 dilaksanakan Pemilihan Dekan (Pildek) periode 2011-2015. Pemilihan dilakukan pada Rapat Senat Tertutup, yang sebelumnya didahului Rapat Senat Terbuka, yang merupakan serangkaian agenda Pildek. Walaupun namanya Ra pat Senat Terbuka, tapi kenyataannya tidak seterbuka yang diharapkan oleh segenap civitas akademika UNY, namun hanya terbatas kepada tamu undangan. Setelah Rapat Senat Terbuka, diadakan Rapat Senat Tertutup yang merupakan ajang jajak suara, untuk menentukan siapa Calon Dekan (cadek) yang akan menduduki bangku kepemimpinan fakul tas. Rapat ini hanya diperuntukkan oleh Senat Fakultas dan Rektor UNY. Berita mengenai pildek tidak sam pai ke telinga semua mahasiswa di Universitas ini. Sungguh lucu sekali drama permainan kekuasaan, yang dila kukan oleh Rektor. Mulai dari pembeku an Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas, hingga kepada pengesahan Statuta UNY yang sangat “mendesak”. Pembekuan BEM Universitas, bukan hanya karena permasalahan Pemilwa kala itu, akan tetapi juga bertujuan, agar pembuatan statuta UNY berjalan dengan aman tanpa ada yang mengkritisi. Tidak hanya itu, Rektor pun masih bermanuver dengan mengulur-ulurpengesahan sta tuta tersebut. Mungkin dengan tujuan, agar Pildek terkesan “mendesak”, se hingga dengan begitu, Rektor mempu nyai alasan untuk tidak melaksanakan 6
dan Senat Fakultas melakukan Pildek dalam Rapat Senat Tertutup. Di sinilah perampasan suara oleh rektor nampak nyata, dimana rektor memiliki 35 % hak suara dari total yang menguasai pildek, tanpa melalui penjaringan aspirasi. Su dah jelas, semua ini hanyalah sebuah alat kamuflase, untuk melegalkan ke otoriteran dan kesewenangan Rektor semata. Sementara senat fakultas me miliki 65 % hak suara. Semisal, pildek dengan total senat fakultas 65 orang, maka masing-masingorang memiliki 1% suara. Bandingkan dengan suara Rektor yang memiliki 35% suara. Jika seorang calon yang didukung Rektor, ia cukup mendapatkan 15 suara Senat Fakultas dari 65 orang yang ada. Kisah nyata yang terjadi berkaitan sosialisasi secara terbuka kepada semua dengan hal ini, adalah Pildek di FMIPA civitas akademika UNY, mengingat saat UNY dengan jumlah total Senat Fakultas itu sedang menginjak masa liburan. Jadi, sebanyak 27 orang. Maka 35% dari to memang permainan waktu yang bagus tal suara 100% adalah 15 suar a. Hasil dari Rektor agar Pildek ini berjalan se perolehan suara saat Pildek FMIPA se suai dengan kelicikannya. bagai berikut, Dr. Ariswan didukung Peraturan atau sistem yang digunakan oleh 13 suara, Dr. Suyanta didukung 7 dalam menentukan pemimpin-pemimpin suara, sedangkan Dr. Hartono 6 suara, di UNY ini mulai dari Rektor, Wakil dan hanya 1 suara Senat Fakultas yang Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Direk gugur tur Program Pascasarjana, dan Asisten Akan tetapi karena intervensi Rektor Direktur Program Pascasarjana, diatur sebesar 35% (=15 suara) yang diserah dalam statuta UNY. Dalam statuta ter kan pada Dr. Hartono, maka sudah dapat sebut, bab 4 tentang organ UNY, bagian dipastikan dia menang. Suara Rektor kedua pasal 16 ayat 2, dituliskan bahwa tersebut tidak merepresentasikan aspira yang menyusun statuta dan mengusul si dari mahasiswa, dosen dan karyawan kan kepada menteri, adalah wewenang di Fakultas MIPA, sehingga perolehan Rektor. suara Dr. Hartono sebesar 21 suara. Sistem Pildek yang diatur dalam Sungguh ironis sekali, seseorang yang statuta UNY ini memiliki beberapa ta dipilih oleh 13 orang dapat dikalahkan hapan, yaitu penjaringan, penyaringan, oleh tujuh orang. pemilihan dan pengangkatan. Dalam Ini adalah wujud oligarki yang nyata. tahap penjaringan, bakal calon paling Mahasiswa, dosen dan karyawanlah yang sedikit harus mendapatkan tiga orang. paling tahu siapa yang tepat memimpin Jika jumlah pendaftar hingga batas pen fakultas, di mana dalam kesehariannya daftaran yang ditentukan panitia kurang mereka selalu berinteraksi dengan pe dari tiga, maka rektor mempunyai ke mimpinnya. Begitu juga dengan Dekan yang di wenangan penuh menunjuk satu dosen pilih dengan sistem ini, akan takut ke untuk mendaftarkan diri. Tahap penyaringan merupakan upa pada Rektor dan menurut saja dengan ya memilih tiga orang calon menurut kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pertimbangan Rektor, yang tepat untuk oleh Rektor. Maka dapat menjadi sebuah menjalankan tugas Dekan. Tahap selan realita Rektor dan Dekan hanya menjadi jutnya adalah pemilihan. Sebelum pemi budak-budakpartai politik yang akan me lihan, ketiga calon wajib menyampaikan robohkan Independensi pendidikan. Visi-Misidan proker arah pengembangan Hasto Prastyo Ketua BEM FMIPA 2011 fakultas empat tahun kedepan, dalam Rapat Senat Terbuka. Setelah itu, Rektor edisi II | NOVEMBER 2011
persepsi
Bisnis Jual Mimpi “Jika Anda mendapatkan downline, Anda akan naik ke bintang empat, dan mendapatkan uang jutaan rupiah per bulan. Tinggal duduk santai di rumah, Anda sudah bisa menikmati uang hasil kerja Anda.”
B
isnis dengan kerja yang tak banyak pengorbanan, cukup duduk santai di rumah dan menikmati uang jutaan rupiah, sering dikenal dengan istilah bisnis Multi Level Marketing (MLM). Mendengar kata MLM, maka yang ter besit adalah dua pilihan, yaitu menuju kesuksesan atau menghindar. Seluruh ahli ekonomi dunia sepen dapat bahwa direct selling atau pen jualan langsung seperti MLM adalah cara bisnis paling sempurna, karena mengurangi biaya promosi, sehingga dapat langsung diberikan pada para pelaku MLM tersebut. Namun, cara pe laku MLM konvensional (offline) dalam merekrut anggota sudah di luar kewaja ran. Mereka bukan lagi menjual produk, melainkan menjual dan mengobral mimpi dengan nominal uang jutaan, milyaran rupiah, bahkan dari motor, mobil, hingga kapal pesiar. Bila ditanya apa tujuan pelaku MLM mengajak bergabung di bisnis MLM, maka jawaban mereka adalah mengajak untuk menuju kesuksesan bersama-sama. Padahal, kesuksesan tidak bisa diukur dari nominal keuangan saja. Pelaku MLM menyebutkan bahwa
bisnis MLM sangat mudah. Caranya adalah mendaftarkan diri, mencari teman, duduk santai, kemudian menikmati uang. Anehnya, jika melalui bis nis MLM mudah mendapatkan uang, lalu kenapa di Indonesia masih saja dilanda ke miskinan dan ken ap a
Rohhaji | Expedisi
korupsi masih merajalela? Dalam prakteknya, mendaftarkan diri pun juga menggunakan modal (uang) yang nominalnya tidak sedikit. Jika tidak sanggup mendaftarkan karena biaya yang mahal, maka pelaku MLM tidak akan ber diam diri. Mereka akan membantu calon downline-nya untuk mendapatkan modal agar bergabung. Itulah wujud kepedulian dari pelaku MLM. Tapi dibalik itu, saat pelaku mampu menambah downline, ma
ka pemasukannya bertam bah. Bantuan tersebut biasanya berwujud saran, yang menganjurkan agar berhutang pada siapa saja yang dikenal, menggadaikan barang-barang apa saja yang dipunyai, seperti sepeda motor, perhiasan, sertifikat rumah/tanah bahkan tidak tanggung-tanggung untuk menggadaikan ijazah. Saking nekatnya, surat tanah dan surat motor milik orang tua juga ikut digadaikan. Ini adalah cara yang kotor, tidak tahu malu. Cara inilah yang menjadikan orang-orang alergi dengan pemikiran pelaku MLM, yang kelewat percaya diri hingga tak tahu diri. Bila hutang dapat dibayar, barang yang digadaikan dapat ditebus, maka keadaan akan baik-baiksaja, lalu bagaimana jika sebaliknya? Bergabung dengan bisnis MLM ha rus diaw ali dengan niat yang baik, pu nya prospek yang cerah, kesungguhan, dan tahu dasar-dasar dalam berbisnis, bukan hanya niatan ingin kaya dengan mudah dan terkesan mendadak. Karena, MLM bukan metode bisnis kaya menda dak, melainkan dibutuhkan skill untuk melakukan penjualan dan pemasaran. Pada dasarnya, setiap orang memiliki keterbatasan dalam berbisnis dan cara yang berbeda untuk menggapai mimpi dan cita-citanya. Ade Rakhma N.S
INFO KAMPUS Semnas Kebudayaan dari Komunitas Budaya FBS
Peringatan Porprov Dengan Pertandingan Pencak Silat
Kamis (27/10), Komunitas Budaya FBS mengadakan Seminar Nasional (Semnas) Kebudayaan, di Ruang Auditorium UNY. Acara tersebut berlangsung mulai pukul 08.00-13.00 WIB dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, pelajar, juga umum. Acara dengan tema “Menemukan Kembali Esensi Kebudayaan Indonesia dalam Rangka Membentuk Karakter Kebangsaan,” juga dihadiri sastrawan Indonesia yang sekaligus bertindak sebagai pembicara utama, yaitu Taufik Ismail. Jalu Nugraha sebagai peserta mengungkapkan bahwa materi yang disampaikan Taufik tidak sesuai dengan tema yang diusung. Namun, lebih membahas pengajaran bahasa, yaitu membaca dan mengarang. “Tapi, dari peserta yang bertanya, kebanyakan menyinggung tentang budaya, jadi seminar masih bisa nyambung dengan tema,” tambah Jalu.
Tanggal 23-26 Oktober 2011, diadakan pertandingan Pencak Silat dalam rangka Pekan Olah Raga Provinsi (PorProv). Pertandingan Porprov tahun 2011 ini bertempat di Hall Tenis indoor Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNY. Pertandingan pencak silat ini, hanya untuk kategori dewasa dengan batasan umur antara17 sampai 27 tahun. Acara ini diikuti oleh 153 peserta dari empat Kabupaten dan satu kota se-provinsi Yogyakarta. “Setiap kategori kelas akan diambil masing-masing tiga juara, yaitu juara 1, 2 dan 3 yang akan dipersiapkan untuk mengikuti ajang Pra Pekan Olahraga Nasional (PON),” ungkap Bambang selaku panitia. Lebih lanjut, Bambang menyampaikan harapannya bahwa pemenang dari seleksi PorProv ini, akan dapat mengikuti PraPON dan mengharumkan nama Indonesia.
Ade
Suly
NOVEMBER 2011 | edisi II
7
tepi
Prestasi Di Tengah Keterbatasan Fasilitas Setiap hari dia melajukan Jengki hitamnya, dengan tujuan untuk dapat menduduki singgasana, yang bernama kursi mahasiswa.
8
Nama ini (Isdiono-red) pastilah tidak asing lagi di telinga beberapa mahasiswa di FIP. Dia adalah penyabet juara perta ma mapres tingkat fakultas di FIP tahun 2011. Sulung dari dua bersaudara ini adalah sosok yang lebih sering terlihat pendiam, sederhana, namun humoris. Ketika ditemui, dirinya berbagi sedi kit cerita tentang perjuangannya untuk masuk kuliah di UNY. Dengan tawanya yang khas, dia menuturkan saat akan masuk kuliah. Kala itu untuk meminta tanda tangan, sebagai syarat mencari beasiswa, dia dihina oleh petugas ke lurahan, yang meragukan dia mampu membayar untuk masuk di perguruan tinggi, karena dia berasal dari keluarga yang sederhana. ”Bahkan saya waktu mau masuk kuliah sama pak dukuh di katai bahwa di kelurahan itu tidak ada beasiswa, mas,” ujarnya. Namun hal itu tidak dihiraukan oleh Isdiono, karena yang penting adalah tanda tandan un tuk syarat beasiswa, buka hinaan yang dilontarkan kepadanya. Namun dari semua hinaan yang di tujukan padanya itu, justru berubah menjadi semangat untuk membuktikan bahwa hinaan orang-orangterhadap di rinya itu salah. Isdiono mengaku bahwa tetangga yang selalu menghina dirinya justru menjadi semangat terbesar untuk mewujudkan impiannya.” Justru tetangga saya lah pemberi motivasi terbesar saya,” ujarnya dengan tawanya yang khas. Keterbatasan fasilitas Fasilitas bukan syarat mutlak untuk berprestasi bagi orang macam Isdiono. Keadaan rumah yang ketika itu belum terjamah listrik, tidak menyurutkan niatnya untuk gigih berjuang. Dia te tap belajar meskipun hanya mengguna kan sebuah lampu sentir yang terbuat dari botol minuman berenergi, sebagai penerang ketika dia membaca. Kondisi yang demikian tidak membuatnya ter tinggal dari teman-temannya dalam hal akademik. Listrik baru merambah di
Ody | Expedisi
P
erawakan tinggi besar. Wajahnya dihiasi jambang yang menguncup terpusat di dagu. Siang itu, ketika disapa di Unit Pelayanan Pendidikan (UPP 1), dia menyunggingkan seulas senyuman. Seragam biru hitam yang dikenakan olehnya, menunjukkan identi tas salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang digelutinya. “Saya tidak ingin menjadikan fasilitas sebagai peng halang,” ujar Isdiono. Fasilitas minim dan keadaan ekono mi yang apa adanya, bukanlah alasan untuk tidak berprestasi. Hal ini dibukti kan oleh seorang mahasiswa berprestasi (mapres) tingkat fakultas, dari Fakultas Ilmu Pendidikan(FIP), Isdiono. Untuk menjadi mapres bukanlah hal yang mu dah, banyak persyaratan yang harus ditempuh. Seperti yang diungkapkan oleh Bambang Saptono, M.Si. selaku Wakil Dekan III, FIP. “Keistimewaan mapres itu kriterian ya banyak. Dia ten tu adalah pintar akademik, tentu harus mempunyai nilai yang lebih dari yang lain, terkait dengan penguasaan tentang bidang yang ditekuni dalam prodi, yang ditunjukan dengan Indeks Prestasi Ku mulatif (IPK). Mempunyai ide-idekreat if inofatif, termasuk dia bisa peroleh untuk memecahkan masalah akademik maupun pribadinya,” ungkap Bambang. Di lain pihak Dr. Herminarto Sofyan selaku Wakil Rektor III (PR III), ju ga mengatakan bahwa standar kriteria mapres tidak hanya IPK, namun juga melihat prestasi di bidang penalaran, minat, bakat, olah raga, seni, kegiatan ekstrakulikuler, kepribadian, keseha tan, dan kemampuan bahasa inggris minimal 450. Sejak kecil Isdiono selalu mengala mi penghinaan dan diremehkan, namun hal itu tidak membuatnya menyerah pada keadaan. Inilah yang dialami oleh Isdiono. Banyak yang meragukan dia bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Isdiono tercatat sebagai mahasis wa jurusan PGSD UNY, angkatan 2008.
Isdiono, mahasiswa berprestasi tahun 2011
kediamannya, setelah gempa melanda Yogyakarta 5 tahun silam. Dengan ge lak dia berkisah tentang kenangan masa lalu. Bagaimana perjuangannya ketika berusaha mewujudkan impian untuk bisa merasakan bangku perkuliahan, menampakkan semangat dan optimisme di wajahnya. Setiap hari, ketika hendak berangkat kuliah, dia rela mengayuh sepeda sejauh 25km, yang membutuhkan waktu satu setengah jam, untuk sampai kampus PGSD di UPP II, Mandalakrida. Apalagi dia berangkat dari rumahnya yang ber lokasi di Bantul, salah satu kabupaten di Yogyakarta bagian selatan. Panas dan dingin yang menghalaunya selama perja lanan, tak meruntuhkan semangatnya un tuk dapat mengikuti perkuliahan. Dengan segala keterbatasan fasilitas, siapa sangka kini, berderet prestasi telah ia raih. Mulai dari mapres tingkat fakultas, mapres PGSD se-Jawa, juara lomba artikel Menpora, dan banyak artikel karyanya yang berhasil dimuat di media masa. edisi II | NOVEMBER 2011
tepi Maulida | Expedisi
Kamis (10/11) suasana kampus 2 FIP Mandala yang cenderung sederhana tempat Isdiono berkuliah
Prestasi yang tidak mudah untuk diraih tentunya. Meskipun deretan prestasi telah ia raih, dan pundi-pundi rupiah sudah ia dapatkan dari hasil karyanya, belum terpikirkan olehnya untuk meninggalkan sepeda kesayangannya yang selalu setia menemaninya, berangkat kuliah setiap hari. Isdiono lebih memilih utuk menyimpan hasil jerih payahnya, untuk cita-citanya yang lebih tinggi, yaitu melanjutkan kuliah S2. Walaupun kesibukannya dalam kuliah sudah menyita banyak waktu, namun rupanya Isdiono tidak mau jika menjadi mahasiswa yang hanya melakukan rutinitas, kuliah dan pulang. Di tengah kesibukan kuliahnya, ternyata ia juga menjabat sebagai ketua di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) di FIP Karangmalang. Terbayang bagaimana dia menempuh jarak tersebut dengan menggunakan sepeda menuju karangmalang, dengan pertambahan waktu sekitar setengah jam. Sehingga bila ditotal ayau dikalkulasi waktu yang diperlukan menjadi dua jam perjalanan, jika dihitung dari rumahnya. Sosok Isdiono ketika masa SMA, sempat menekuni kegiatan karate. Namun kini beralih menjadi suka membaca dan menulis, sejak menginjak kuliah semester satu. Dia juga mempunyai niatan untuk membagi ilmunya melaluli UKMF yang diikutinya. Dia ingin membagi ilmu yang ia miliki khususnya dalam bidang menulis. Deni Hardiyanto, salah seorang NOVEMBER 2011 | edisi II
dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) menyampaikan pendapatnya terkait dengan pelayanan fasilitas untuk mapres. "Ya, gini mbak, fakultas itu tidak membeda-bedakan, pelayanan fasilitas yang diberikan itu sama, tapi ketika ada event apa dia (Isdiono-red) diiikutkan, pengiriman mahasiswa kemana dia yang dipilih untuk berangkat. Dosen yang mengampu mata kuliah Teknologi Pendidikan ini juga berpendapat bahwa support fakultas diwujudkan dengan memberikan peluang pada Isdiono.
Reward untuk mapres Prestasi bukan hal yang mudah untuk diraih, dibutuhkan perjuangan, kerja keras dan proses yang cukup panjang untuk mendapatkannya. Kendati sudah mendapatkan prestasi, belum tentu mendapatkan beasiswa. Menjadi mapres tidak selalu dapat dipastikan mendapat beasiswa. Akan tetapi ada reward tersendiri yang diberikan untuk mapres. Seperti yang diungkapkan Bambang Saptono, M.Si, “kalau beasiswa tidak ada, tapi kalau reward ada,” ujarnya. Bambang Saptono, M.Si, juga menambahkan, “ Kemarin Isdiono dikirim ke Thailand, dalam rangka Student Exchange.” Lebih lanjut Wakil Dekan III, FIP mengujarkan bahwa pengiriman tersebut merupakan salah satu penghargaan dari fakultas, Universitas. “Terus kemarin dikirim ke UI(Universitas Indonesia) untuk ikut keterampilan kepemimpinan se Indonesia yang diikuti oleh beberapa perguruan
tinggi di Indonesia,” tambahnya. Penghargaan yang diberikan kepada mapres tidaklah selalu berbentuk materi. Walaupun begitu dari Universitas terkadang ada penghargaan berupa materi, karena tidak semua mapres memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi. Kadang kala,juga sudah ada beasiswa tersendiri meski pun bukan sebagai mapres, seperti halnya beasiswa PPA, BBM, atau yang lainnya. Menurut Dr. Herminarto sofyan adapun reward yang berbentuk uang itu pun masih dalam jumlah yang kecil. Hal senada disampaikan oleh Deni. Dirinya mengungkapkan bahwa bentuk reward yang diberikan pada Isdiono bisa berupa kesempatan beasiswa dan diikutkan dalam kegiatankegiatan kampus. Lebih lanjut dosen yang mengampu mata kuliah di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini, menuturkan tanggapannya mengenai kelayakan pemberian reward untuk mapres. "Ya relatif, satu orang dengan orang lain mempunyai kriteria yang berbeda. Kalau dikatakan layak tidaknya mungkin menurut saya cukup. Menurut orang lain bagi Isdiono tidak cukup. Tapi kampus sendiri mempunyai standar. Beasiswanya ya yang ada dikampus, tidak ada beasiswa khusus yang lain. Sementara, untuk reward-reward yang lain kan juga tetap diberikan,"ujarnya. Tak ada jaminan setelah lulus untuk mapres Mahasiswa, baik mapres ataupun bukan pastilah mempunyai motivasimotivasi dan kemampuan yang kuat, sehingga mereka berjuang sekuat tenaga untuk menembus keinginannya. Namun biarpun memiliki berbagai prestasi dan dinobatkan sebagai mapres, belum pasti setelah lulus mendapatkan jaminan dari fakultas ataupun universitas. Isdiono sendiri sebagai mapres, untuk mewujudkan cita-citanya meneruskan studi S2, harus menyisihkan hasil materi dari prestasinya. “Untuk mendapatkan beasiswa S2 kan, syaratnya harus cumlaude sedangkan saya kan belum pasti cumlaude,” ungkap Isdiono. Dr. Herminarto Sofyan menjelaskan bahwa, “ UNY menyediakan untuk 12 orang yang lulus cumlaude, untuk studi lanjut di pasca UNY.” Jadi dia haruslah bersiapsiap jika nantinya tidak lulus dengan predikat cumlaude, dia sudah punya persiapan untuk meneruskan studinya. Rohhaji Nugroho Hoho, Ratih, Sari, Yulinda
9
resensi
Angel Bocah Tunarungu
"A
yah mengapa aku berbeda? Chapter: Moon” adalah sebuah kisah perjuangan hidup Angel, gadis cilik yang tunarungu sejak dila hirkan. Ibunya meninggal ketika Angel terlahir dan ayahnya kemudian menjadi orang tua tunggal, yang merawatnya de ngan tulus. Akan tetapi, ayahnya, Martin berusaha membuatnya hidup mandiri dengan keadaan normal seperti anak lainnya. Mereka tinggal di Semarang dengan ditemani nenek Angel, yang mem bantu merawatnya. Martin memilih pindah ke Jakarta se telah ibunya meninggal. Disana, Martin memutuskan menyekolahkan Angel, di sekolah umum yang dekat dengan rumah nya. Bukan lagi sekolah luar biasa seperti di Semarang. Awalnya, sekolah dengan bangunan besar itu menolak, namun keseriusan Angel yang ingin bersekolah, mampu menerbitkan rasa iba dan melu luhkan hati Kepala Sekolah. Angel yang dianggap cacat harus berjuang keras, untuk dapat diterima di sekolah umum. Ia harus menghadapi kenyataan, bahwa tidak semua orang mau menerima kehadirannya. Angel tetap mengejar pendidikan, di tengah derita cacian dan hinaan di sekitarnya. Seperti hari pertama masuk sekolah baru, Angel sudah menerima ulah nakal dari Agnes, Fifi dan Maria teman sekelasnya. Merekalah yang menjadi peran antagonis dalam novel ini. Namun, ia pun mene mukan teman baik seperti Hendra. Ia selalu menemani Angel ketika di sekolah. Mungkin, dialah satu-satunya sahabat Angel yang paling tulus. Disekolah itu lah Angel bisa mengembangkan bakat bermain piano, yang diwariskan oleh ibu dan ayahnya. Ibunda Angel memiliki nama yang sama dengannya. Ia adalah pemain piano handal di salah satu sekolah musik. Di sekolah tersebut Martin bertemu dengan Angel sampai tumbuh benih cinta diantara mereka. Hubungan mereka pun ternyata tidak disetujui oleh orang tua Angel. Meskipun tanpa restu dari orang tua Martin tetap menikahi Angel dengan mengajaknya kawin lari. Tidak hanya sang Ibu, sang Ayah pun tidak kalah handal dalam bermain piano. Dalam novel ini, penulis (Agnes dan Davonar) melukiskan bagaimana Angel kecil bisa menemukan kesenangannya pada permainan piano. Sementara, Martin 10
Doc. Istimewa
Judul buku : Ayah Mengapa Aku Berbeda? Chapter Moon Penulis : Agnes dan Davonar Penerbit : Inandra / Inti Book Publisher Jumlah Halaman : 232 termasuk Cover Waktu Terbit : Juli, 2011 terutama tidak pernah mengajarkan anaknya bermain piano. Dan ternyata bakat bermain piano itu di eksplor sendiri oleh Angel selama di sekolah bersama dengan guru musiknya. Hal yang menarik dalam novel ini adalah bagaimana cara Angel bisa me mainkan pian o sementara telinganya tak mampu mendengar. Dan, bagaimana kisah seorang Martin yang begitu sabar membimbing anaknya hingga tumbuh menjadi gadis tunarungu yang mem banggakan? Ada hal yang menarik, ada pula hal yang kurang menarik. Bahasa yang di gunakan penulis sangat bias a. Klimaks yang seharusnya menjadi daya tarik pun masih kurang. Setelah membaca, klimaks dalam novel ini adalah ketika Angel ber juang untuk latihan piano sementara teman-teman satu kelompoknya tidak menyukai. Cerita novel ini kurang mem buat penasaran karena hasil akhirnya bisa ditebak dengan mudah. Alur cerita yang penulis gunakan ialah alur maju. Tapi ada bagian yang menceritakan flashback ketika Martin mengingat kembali ma
sa-masa kecilnya. Pada saat ia bertemu dengan Angel (istrinya) sampai pada ia menikah dan memiliki anak. Kisah de mi kisah yang diterangkan juga kurang deskriptif, apalagi dalam karakteristik tokohnya seperti apa. Meskipun, Agnes dan Davonar me nulis kisah Angel dari kisah nyata yang pernah mereka jumpai, mereka kurang inovatif dalam penyampaian yang meng akibatkan cerita itu datar, tidak seperti novel mereka yang lain. Sebelum pe nulisan novel ini, Agnes dan Davonar juga telah sukses membuat karya bagus dengan judul “Surat Kecil Untuk Tuhan”. Novel ini mengisahkan sosok Gita Sesa Wanda Cantika, yang tegar menjalani si sa-sisa hidupnya digerogoti oleh kanker di pipinya. Jika dibandingkan dengan novel “Ayah Mengapa Aku Berbeda?” maka cerita dengan tokoh Gita ini jauh lebih bagus. Selain mendapatkan hiburan dan motivasi dari cerita Gita, kita pun memperoleh informasi tentang apa itu Rhabdomysocorma. Sementara, gadis tunarungu dan bisu seperti Angel itu banyak dijumpai di Sekolah Luar Bias a di Indonesia. Dalam halaman cover no vel “Ayah Mengapa Aku Berbeda?” ini dituliskan bahwa cerita tersebut akan dipentaskan dalam sebuah teater pada bulan November 2011. Sekarang ini, banyak sekali ceritacerita dalam novel yang difilmkan atau dipentaskan dalam teater. Dari hal ini, bisa dilihat adanya hubungan simbio sis mutualisme dari penulis dan produ ser perfilman. Novel dari penulis bisa semakin terjual. Sementara, produser perfilman bisa memperkaya karya filmfilm mereka, begitu pula dengan teater. Menarik memang jika novel yang memi liki kisah apik diangkat dalam sebuah film. Tapi, untuk novel “Ayah Mengapa Aku Berbeda” dengan cerita yang datar akan dirasa kurang pas jika diangkat da lam pentas teater. Akan menjadi bagus ketika teater itu diadakan adalah ketika pemeran Angel nantinya bisa memainkan piano. Jadi, sebenarnya yang menarik dalam teater itu nantinya adalah permai nan pianonya bukan pada cerita si Angel yang piatu itu. Apalagi, seperti dalam novel diceritakan bahwa teman-teman Angel menolak untuk pentas bersama nya, hingga akhirnya membuat Angel pentas tunggal. Dwiningsih Afriati
edisi II | NOVEMBER 2011
wacana
S
ebuah pisau yang tajam bisa digu nakan untuk mengupas apel yang manis, tetapi juga dapat melukai seseorang jika tidak digunakan dengan hati-hati. Begitu pula dengan internet. Beribu manfaat yang bisa didapat dari internet, tapi internet juga dapat “me nikam” penggunanya. Dulunya, internet diciptakan untuk keperluan militer Amerika Serikat. Se mentara di Indonesia, berkembangnya internet berawal untuk perdagangan. Dari sini dapat dilihat bahwa, internet dikembangkan untuk hal yang baik. Tapi dalam perkembangannya, banyak perma salahan timbul dari internet. Ambilah contoh Prita Mulyasari yang terseret kasus akibat surat elektronik, yang diki rimkan pada sejumlah temannya, berisi keluhannya terkait pelayanan Rumah Sakit Omni. Begitu juga dengan kasus Nazril Ilham alias Ariel Peterpan akibat video panasnya di Hotel Prodeo, yang di unggah di internet. Sementara di China tingkat kriminalitas remaja mencapai 80% dipengaruhi oleh internet. Hal ini pernah diungkapkan oleh Wu Heping, juru bicara menteri keamanan Repu blik China. Karena ketajaman internet, beberapa negara melakukan pengawasan secara ketat. Di Iran misalnya, adanya peraturan bahwa setiap blogger (pengguna blog) diwajibkan untuk mendaftarkan situsnya ke Kementrian Seni dan Budaya. Bahkan di Kuba, hanya pejabat dan orang-orang yang mempunyai hubungan dengan par tai komunis yang bisa mengakses internet secara bebas. Selebihnya, jika masya rakat umum ingin mengakses internet harus membeli voucher dengan harga mahal yang hanya disediakan di hotel dan
NOVEMBER 2011 | edisi II
warung internet. Di Indonesia, adanya undang-undang Infor masi dan Transaksi Elek tronik (ITE) menunjuk kan bahwa pemerintah mel ak uk an kont rol terhadap penggunaan internet. Pengo nt rol an ini dik haw at irkan bis a mengindikasikan salah satu langkah pemerin tah untuk mengurangi damp ak kek rit is an masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh Korea Utara yang me wajibkan warganya unt uk manga ks es int ern et mel al ui situs pribadinya, Uriminzokkiri. com. Dalam situs ini menampilkan ke giatan dan semboyan-semboyan peng uasanya sekarang , Kim Jong II “great man”, sebagai wujud pencitraan. Akan tetapi, ada hal lain yang sela yaknya patut diperhitungkan dari inter net. Sarana komunikasi internasional tidak dapat ditampik sebagai manfaat internet. Facebook, twitter, dan yahoo adalah contoh program yang menyajikan social networking. Selain itu, internet bisa menyediakan informasi yang leng kap, dengan metode pencarian yang mu dah. Tinggal ketik kata kuncinya, maka akan muncul informasi yang diinginkan. Internet juga mempermudah dunia pen didikan. Model belajar menggunakan in ternet atau E-learning bisa menyediakan materi belajar untuk peserta didik yang biasanya hanya didapat di dalam seko
Ody | Expedisi
Internet, Pisau Yang Tajam
lah saja. Internet juga mampu mencetak jutawan-jutawan muda. Sebagai contoh Blake Ross, pembuat program Mozilla Firefox, yang sejak usia 19 tahun mulai berkecimpung di dunia maya. Hingga usia 25 tahun, total keunt ungannya se banyak 150 juta dolar. Sebagai layanan yang mudah dan mu rah, Internet akan memberikan manfaat yang besar apabila digunakan dengan baik. Sebaliknya jika digunakan untuk niat buruk, maka internet adalah se buah musibah. Perkembangan internet memang membawa dampak positif dan negatif, tidak selayaknya perkembangan itu dihambat, akan tetapi diarahkan un tuk hal yang baik. Mengerti bagaimana penggunaan internet yang baik merupa kan kunci menggunakan internet. Ferlynda Putri S
11
eksprespedia
Plastik Tak Selamanya Baik
S
ampah plastik membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai dalam tanah. Sampah plastik tidak hanya menyumbat saluran pembuangan, tetapi juga mampu membunuh biota laut dan unggas yang menelannya. Bioplastik Bioplastik dapat dijadikan alternatif. Bioplastik diproduksi dengan bahan dasar pati sagu atau lemak sawit yang tergolong bahan organik, sehingga dapat terurai oleh lingkungan dan tidak mencemari tanah. Selain itu, sampah bioplastik da pat dimakan mikroorganisme dan hancur dalam waktu 80 hari. Namun, penggunaan dan pembuatan bioplastik ini belum terlalu komersial. Hal ini disebabkan tingginya biaya produksi, yang berkisar antara empat sampai enam kali lipat biaya plastik konvensional.
Plastik Hijau Biodegradable termasuk salah satu kategori plastik yang dapat hancur terurai dalam hitungan pekan. Plastik jenis ini, jika dibuang di tanah, 60 persen plas
12
tik dapat berubah menjadi biomassa, dalam waktu 90 hari. Jenis plastik lainnya ada lah Oxodegradable. Jenis plastik ini ditandai dengan ja jaran gambar kantong plastik disertai masa urainya, yang diklaim dalam kurun waktu antara 10 minggu sampai 2 tahun. Namun, hal tersebut be lum sepenuhnya benar. Alat ujipun belum ada di Indonesia. Hingga kini belum ada pengawasan pe merintah dan standarnya masih dalam penyusunan. Tiga Metode Klasik Ada tiga metode, dalam pengguna an plastik, sebagai upaya mendukung ‘Gerakan Hijau’. Pertama, mengurangi penggunaan plastik. Kedua, mengguna kan kembali. Ketiga, mendaur ulang. Pada umumnya, plastik dapat didaur ulang antara 5-6 kali. Lebih dari itu tidak baik bagi kesehatan dan lingkungan.
Doc. Istimewa
Kode Kemasan Plastik PETE 1 dan HDPE 2, aman digu nakan, dianjurkan untuk tidak dipakai ulang. V 3, sebaiknya dihindari, karena reaksi kimianya mengganggu hormon. LDPE 4 dan PP 5, aman dipakai ulang. PS 6, melepaskan styrene, yang diduga merupakan zat karsinogen. Polycarbonat (PC),dis imb olkan OTHER 7 tersusun dari bisfenol-A yang mengganggu hormon. Jenis PLA, SAN, dan ABS, aman digunakan. Yulinda R. Yoshoawini Dikutip dari berbagai sumber
edisi II | NOVEMBER 2011