EXPEDISI EDISI V DESEMBER 2014
MEMBANGUN
B U D AYA
CAP + TTD = Rp2.000 Legalisir Dokumen Kelulusan Berbayar
KRITIS
surat pembaca Pantaskah Harga BBM Naik Sekarang?
SELASA (18/11), Presiden Jokowi telah mengetuk palu akan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Rp6.500 menjadi Rp8500. Kesiapan pemerintah untuk menaikkan harga BBM sekarang, menurut saya masih sangat kurang. Pe merintah belum mempertimbangkan langkah antisipasi terhadap dampak dari kenaikan BBM. Harus ada penjelasan detail dari Joko Widodo kepada ma syarakat tentang alasannya menaikkan harga BBM meskipun harga BBM dunia sekarang sedang anjlok. Sebenarnya yang paling terkena dampak kenaikan harga BBM ini adalah kelas menengah. Karena kelas menengah tidak mendapatkan berbagai macam Kartu Sakti. Selain itu, harga-harga ke butuhan pokok pasti juga akan naik karena efek domino kenaikan harga BBM. Semoga saja UKT tidak ikut naik.
Beni Suwasono Edi Mahasiswa D3-Otomotif FT
Remote Proyektor = Tongkat Lembing
SARANA dan prasarana pendidikan me rupakan salah satu penunjang kenyama nan dalam proses pembelajaran. Namun kenyamanan pembelajaran tidak sepe nuhnya kami dapatkan di fakultas kami, yakni FIK. Hal itu karena proyektor yang biasa digunakan untuk menampilkan materi dalam perkuliahan tidak dileng kapi dengan remote. Sehingga setiap kali perkuliahan akan dimulai, kami harus menyalakan proyektor dengan tongkat lembing. Cara menyalakan proyektor dengan tongkat lembing ini menyusahkan maha siswa. Itu pun mending kalau di setiap kelas terdapat tongkat lembing, masa lahnya adalah terkadang kami harus
editorial Legalisir Berbayar dan Kurangnya Informasi UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) memutuskan lewat Surat Keputusan (SK) Rektor No. 31 Tahun 2013 tentang Perubahan Pejabat yang Berwenang Melegalisasi Sertifikat Pendidik Pada Sertifikasi Guru Rayon 11 UNY dan Biaya Administrasi Le galisasi Sertifikat Pendidik Pada Ser tifikasi Guru Rayon 11 Ijazah, Akta Mengajar, dan Transkrip Nilai UNY sebesar Rp2.000 per lembar. Tidak adanya aliran dana yang transparan dan sosialisasi yang kurang melalui website UNY, membuat beberapa alumni berpendapat bahwa tarikan dana tersebut adalah pungutan liar. UNY yang mewacanakan on the move to The World Class University di berbagai kesempatan, terutama di muka website-nya, sepertinya masih harus berbenah dalam segi keterbu kaan informasi. Karena dalam web site-nya sendiri jarang dilakukan up date informasi terkait administrasi untuk sivitas akademik UNY maupun alumni. Legalisir ijazah misalnya, banyak yang mengeluhkan tentang tidak jelasnya prosedur, pembayaran yang mahal, pelayanan yang kurang memuaskan, dan transparansi da na. Fresh graduate akan banyak mem butuhkan legalisir ijazah dan trans
2
krip nilai, persoalan Rp2.000 yang mahal ini lebih dirasakan oleh alumni yang jauh tempat asalnya, apalagi mereka menyayangkan tidak adanya transparansi dana. Coba dilogika saja, jika satu halaman Rp2.000, untuk tahun ini ijazah sendiri ada dua versi, bahasa Indonesia dan Inggris. Artinya satu ijazah bolak-balik milik seorang alumni harus membayar sebesar Rp4.000 per lembar. Rata-rata fresh graduate tidak hanya membutuhkan satu hingga lima lembar saja. Itu pun belum legalisir transkrip nilai dan akta mengajar yang dilegalisir lebih dari dua lembar pastinya, semuanya untuk melamar pekerjaan atau melanjutkan ke jenjang S2. Dalam setahun UNY mewisudakan ribuan alumni dalam empat kali wisuda, mesti banyak dana yang mengalir ke rekening rektorat untuk legalisir tersebut. Transparansi aliran dana yang melimpah itulah yang dipertanya kan oleh alumni dan calon alumni tentunya. Alangkah bijaksana jika kejelasan dana tersebut diunggah ke website resmi UNY. Keterbukaan in formasi melalui website resmi harus segera dilakukan secara intensif oleh UNY. Redaksi
berkeliling ke kelas-kelas untuk mencari pinjaman tongkat lembing agar proyek tornya bisa dinyalakan. Saya sebagai mahasiswa FIK berharap disediakan remote di setiap kelas untuk menya lakan dan mematikan proyektor agar kami tidak kesusahan ketika hendak menggunakan proyektor. Wandi Prasetyo Mahasiswa PKO FIK 2013
Perpustakaan FBS Tidak Lengkap
PERPUSTAKAAN yang seharusnya menjadi tempat pertama untuk maha siswa mencari referensi buku seperti nya tidak dirasakan oleh mahasiswa di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY. Hal ini karena di perpustakaan FBS tidak terdapat buku-buku tentang materi perkuliahan. Perpustakaan FBS seper ti gudang penyimpanan skripsi-skripsi yang hanya berisi mahasiswa-mahasiswa angkatan atas yang memang memerlu kan skripsi-skripsi itu untuk dijadikan referensi. Lantas bagaimana dengan mahasiswa yang masih menjalankan perkuliahan teori? Hanya sedikit buku di perpusta kaan FBS yang dapat digunakan untuk menunjang perkuliahan. Contohnya, perpustakaan FBS tidak menyediakan banyak novel-novel lama yang dibu tuhkan para mahasiswa baru jurusan PBSI. Padahal tempat pertama yang mereka datangi ketika mencari buku yang dibutuhkan pasti perpustakaan karena memang belum banyak tempat yang mereka ketahui. Nuraini Azizah Mahasiswa PBSI FBS 2013
sempil + Layanan Itu Tugas Tambahan - Iya, 1 'tambah' 1 jadi Rp 2.000. Pimpinan Proyek Arfrian Rahmanta | Sekretaris Mariyatul Kibtiyah | Bendahara Eny Yuly D. | Redaktur Pelaksana Triana Yuniasari | Redaktur Anggun Mita T.K., Arfrian Rahmanta, Mariyatul Kibtiyah, Milda Ulya R., Muhammad Aziz D., Prima Abadi S, Rohmana Sulik Reporter Aziz, Imam, Kibti, Triana | Redaktur Foto Imam Ghazali | Artistik Prima Abadi S, Rohmana Sulik, Ubaidillah Fatawi | Produksi Muhammad Fahrur S. | Iklan Muhammad Aziz D., Winna Wijayanti | Tim Polling Anggun Mita T.K., Hafid Mutaki, Mayta Cahyani | Sirkulasi Abdy Bani Y. | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@ yahoo.com | Web ekspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini, dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
edisi v | DESEMBER 2014
sentra
Legalisir Berbayar Memberatkan Alumni UNY
K
eb ij aka n leg al is ir berb ay ar yang tertulis di dalam Surat Keputusan Rektor Nomor 31 Tahun 2013 tentang Perubahan Pejabat Yang Berwenang Melegalisasi Sertifikat Pendidik Pada Sertifikasi Guru Rayon 11 Universitas Negeri Yogyakarta dan Biaya Administrasi Legalisasi Serti fikat Pendidik Pada Sertifikasi Guru Rayon 11, Ijazah, Akta Mengajar, dan Transkip Nilai Universitas Negeri Yogyakarta, menurut alumni UNY dirasa memberatkan. Ditambah pula dengan tidak adanya sosialisasi terkait aliran dana ini. “Duh, kurang tahu, tetapi mungkin komersialisasi pendidikan,” ungkap Sitoresmi Dyah Santika, alumni Pendidikan Sejarah 2010. Ketika ditanya terkit pertimbang an adanya legalisir berbayar ini, Dr. Moh. Alip, M.A. selaku WR II UNY mengatakan bahwa pertimbangan me netapkan tarif Rp2.000 per halaman ini adalah karena layanan legalisir merupakan tugas tambahan bagi staf kemahasiswaan. “Legalisir ijazah ditarik biaya Rp2.000 pertimbangannya secara sederhana adalah layanan itu merupakan tugas tambahan, bukan tugas utama bagian staf kemahasiswaan karena maha siswa sudah lulus kuliah.” Menurut Alip, tugas tambahan berarti bahwa untuk memperoleh layanan pasti perlu biaya, karena sudah lulus jadi harus membayar. “Tugas utama kita cuma mengantarkan mahasiswa sampai lulus,” lanjut Alip. Alip juga menuturkan bahwa ke putusan ini sebenarnya bisa menjadi perdebatan karena mahasiswa baru saja lulus kuliah. “Namun keputusan ini bisa saja diperdebatkan karena itu masih di perbatasan, artinya mahasiswa baru saja lulus kuliah.” Sementara itu, Sitoresmi mengatakan bahwa karena mahasiswa baru saja lulus kuliah itulah peraturan legalisir berbayar ini jadi memberatkan bagi alumni. “Iya kemahalan, apalagi untuk fresh graduate, kami legalisir banyak untuk mendaftar kerja, dulu saya legalisir habis Rp60.000. Tapi ya mau bagaimana lagi? Peraturan ini sudah menjadi kebijakan kampus.”
DESEMBER 2014 | edisi V
“Pera tura n itu sejak dulu sudah ada, kalau ditanya sejak kapan saya tidak bisa menjawab pastinya, setahu saya sudah ada sejak dulu. Ke p u t u s a n i n i adalah keputus an bersama, tidak diambil oleh orang per orang,” ujar Alip ketika di tanya mengenai waktu dan pembuat kebijak an ini. Sementa ra itu, Rohmad Harjanto, S.T. selaku Kasubag Kemahasiswaan yang juga alumni FIP UNY, mengatakan bahwa SK Rektor dan berbagai peratur an yang ada di UNY bisa dilihat melalui website kumtala.ac.id. “Kalau ingin melihat SK dan berbagai peraturan di UNY, sudah tertata rapi pada website kumtala.uny.ac.id, ada semua kok. Lagi pula tidak memakai password sehingga langsung bisa melihatnya.” Legalisir Terlalu Mahal Sementara itu, sama halnya dengan Sitoresmi, Muflichah Estiana, alumni Bimbingan Konseling 2010, mengata kan bahwa tarif legalisir tersebut terasa mahal, “Agak kemahalan kalau hanya untuk jasa cap dan tanda tangan.” Mucflichah juga menuturkan bahwa ada penambahan tarif legalisir untuk dua muka halaman yaitu menjadi dua kali lipat, “Sekarang bolak-balik harganya bertambah menjadi Rp4.000.” Hal itu diamini oleh Rohmad Harjanto, S.T., Kepala Sub Bagian Ke mahasiswaan dan Alumni. Tarif legalisir dua muka halaman ini mulai diberla kukan pada Agustus 2014 mengingat adanya ijazah dan akta mengajar versi
Doc.Expedisi
Penetapan tarif Rp2.000 per halaman untuk legalisir ijazah, akta mengajar, dan transkrip nilai dini lai memberatkan alumni.
Wakil Rektor II UNY Dr. Moh. Alip, M.A.
baru. “Ada ijazah baru yang bolak-balik, ijazah ini berlaku mulai Agustus 2014. Yaitu edisi bahasa Inggris dan edisi ba hasa Indonesia. Ijazah itu diterbitkan oleh rektorat. Tidak hanya ijazah asli tetapi juga akta mengajar.” Rohmad mengaku tidak mengetahui tentang tarif legalisir sebelumnya, “Tarif cap legalisir sebelumnya saya tidak tahu, karena saya baru menjabat Kasubag itu per Oktober 2013.” Terkait sosialisasi dari SK Rektor tentang legalisir berbayar ini memang sudah disosialisasikan ke publik UNY itu sendiri. Rohmad Harjanto, S.T. mengatakan bahwa sosialisasi dilaku kan dengan menempel informasi terkait peraturan tersebut di loket pembayaran. “Kalau sosialisasi, sudah saya tempel di depan loket pembayaran. Saya juga mencantumkan peraturannya, SK nomor berapa dan tentang apa agar jelas. Kalau ada yang masih berpendapat ini pungli, ya silakan, ini era demokrasi, yang ter penting legalisir berbayar ini benar-benar ada peraturannya, yaitu SK Rektor.”
3
sentra Kurangnya Transparansi Dana UNY. Itu kan Rekening Rektorat, jadi Sementara itu, Drs. Joko Insan resmi juga. Kalau tentang pengelolaan, Kamil selaku Kabag Kemahasiswaan memang di sana sudah ada yang meng FBS memiliki pendapat lain tentang hal atur.” ini, menurutnya tarif Rp2.000 tersebut Ketika disinggung mengenai aliran murah. “Lagi pula hanya sedikit, yaitu dana ke fakultas untuk dana operasional, Rp2.000. Itu pun cuma setahun sekali Sudimin mengaku tidak mengetahui diperlukan ijazah yang nya secara pasti. legalisir. Aturan "Namun keputusan ini bisa saja “Kalau dana itu dari pihak instansi diperdebatkan karena itu masih akan mengalir ke memang seperti itu,” di perbatasan, artinya maha fakultas lagi untuk tutur Joko. siswa baru saja lulus kuliah.” dana operasional Saat diwawancarai fakultas, saya belum mengenai transparansi dana, Drs. Joko tahu pasti. Legalisir bukan hanya untuk Insan Kamil mengatakan bahwa dana itu, karena belum tahu persis rincian dari legalisir ini langsung disetorkan ke dana legalisir itu untuk apa.” rektorat dan tidak dikelola oleh fakultas. Tetapi menurutnya, ada kemungkin “Dana langsung ke UNY, tidak dikelola an dana tersebut dipergunakan untuk oleh fakultas. Pegawai lain, artinya kalau membiayai kegiatan mahasiswa. “Tapi pegawai yang membayar Negara, ada dana legalisir kemungkinan memang bisa SK-nya. Dalam hal ini, dana legalisir untuk menambahi dana kegiatan maha langsung disetor ke sana (rektorat), siswa yang dilaksanakan oleh ormawa, karena ada hubungannya dengan alumni. ya mengambil dari dana-dana seperti Kalau pegawai dari jabatan sudah diatur itu, dan banyak kegiatan mahasiswa pemerintah, jadi tidak ada hubungannya lainnya yang juga mengambil dari dana disini.” tersebut,” lanjut Sudimin. Hal tersebut diamini oleh Sudimin, Sudimin mengatakan bahwa dana S.Pd., Kepala Sub Bagian Keuangan dan tersebut akan dialirkan sebesar 85% Akuntansi FBS, bahwa dana legalisir untuk masing-masing fakultas, sedangkan berbayar langsung disetorkan ke Reke sebesar 15% dikelola oleh universitas. ning Bendahara UNY, “Maksimal setiap “Jadi dari rekening rektorat nanti di satu bulan sekali pihak fakultas harus laporkan saat akhir tahun, menyetorkan uang seperti ini (legalisir berbayar, red.) ke Rekening Bendahara
misalnya dana legalisir di FBS adalah sekian, setelah itu ada ada pembagian jatah. 85% untuk fakultas dan 15% untuk universitas, karena alumni adalah mahasiswa universitas juga, bukan hanya alumni fakultas.” Seorang Staf Ikatan Alumni (IKA) saat diwawancarai di kantor sekretariat IKA UNY mengatakan bahwa IKA tidak terkait dengan peraturan legalisir ber bayar. “Kalau legalisir berbayar seperti itu tidak ada hubungannya dengan IKA,” kata seorang staf IKA yang tidak mau disebutkan namanya. Ia menambahkan bahwa IKA sendiri belum berhubungan dengan fakultas mengenai legalisir ijazah, akta mengajar, dan transkrip nilai. “IKA juga tidak menginformasikan legalisir berbayar, karena itu adalah urusan bagian Kemahasiswaan dan Alumni. Sedangkan IKA sendiri hanya memberi pelayanan kartu, kegiatan seminar, dan dies natalis UNY,” ungkapnya. Menurutnya, legalisir berbayar adalah kewenangan fakultas. “IKA kegiatannya hanya itu saja. Kalau menginformasikan legalisir berbayar adalah wewenang fakultas yang dike tahui Rektor.” Sama halnya dengan Sitoresmi sebagai alumni, Muflichah pun tidak mengetahui aliran dana dari legalisir berbayar ini.“Saya tidak tahu ke mana uangnya, mungkin untuk admin dan orang-orang yang membantu. Atau untuk membeli keperluan yang ada hubungannya dengan legalisir ijazah, akta mengajar, dan transkrip nilai ini.” Selanjutnya, Sitoresmi berharap ada penurunan tarif legalisir. “Kalau misal gratis tidak memungkinkan, ya membayar tidak apa-apa tetapi jangan Rp2.000, lebih murahlah. Kalau hanya legalisir satu lembar atau dua lembar sih tidak memberatkan, tetapi kalau berlembar-lembar kan kasihan. Apalagi alumni yang asalnya dari jauh, sudah mengeluarkan uang transportasi, uang makan, harus menginap pula, karena biasanya harus menunggu selama satu atau dua hari. Lagipula hanya cap dan tanda tangan.”
Prima Abadi Sulistyo Arfrian, Kibti, Triana
Doc. Istimewa
4
edisi v | DESEMBER 2014
polling
Legalisir Berbayar Memberatkan Alumni
L
egalisir berkas-berkas alumni seperti ijazah, akta mengajar, dan transkrip nilai merupakan kebutuhan bagi setiap alumni, salah satu fungsinya ialah untuk keperluan dalam dunia kerja. Untuk mendapatkan legalisir tersebut, di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), para alumni harus membayar sebesar Rp2.000 per halaman, artinya, alumni harus membayar Rp4.000 jika melegalisir satu lembar berkas yang terdiri dari dua halaman. Peraturan ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Rektor Nomor 31 Tahun 2013 tentang Perubahan Pejabat Yang Berwenang Melegalisasi Sertifikat Pendidik Pada Sertifikasi Guru Rayon 11 Universitas Negeri Yogyakarta dan Biaya Adminis trasi Legalisasi Sertifikat Pendidik pada Sertifikasi Guru Rayon 11, Ijazah, Akta Mengajar, dan Transkrip Nilai Universitas Negeri Yogyakarta. Dr. Moh. Alip, M.A. selaku WR II UNY mengatakan bahwa tugas utama pihak universitas adalah mengantarkan mahasiswanya hingga lulus. Sehingga layanan legalisir berkas alumni tersebut dianggap sebagai tugas tambahan. Akan tetapi, peraturan tersebut juga diterapkan kepada alumni yang fresh graduate, se hingga menimbulkan perdebatan. Karena bagi mereka yang baru saja lulus, layanan tersebut dianggap masih merupakan tugas dari pihak universitas. Harga Rp2.000 per halaman dinilai terlalu mahal. Apalagi bagi alumni yang datang dari daerah yang jauh, mereka harus mengeluarkan uang untuk trans portasi, untuk keperluan makan, dll. Salah satunya ialah Sitoresmi Dyah Santika, alumni Pendidikan Sejarah 2010. Ia berpendapat jika memang layanan legalisir tersebut tidak mungkin digratiskan, setidaknya diturunkan harga legalisir per halamannya. Ditambah dengan pers oala n mengenai aliran dana. Drs. Joko Insan Kamil selaku Kabag Kemahasiswaan FBS mengatakan bahwa uang hasil pembayar an legalisir tersebut langsung disetor ke rektorat, tidak dikelola oleh fakultas, karena ada hubungannya dengan kegiat an alumni. Akan tetapi salah seorang staf Ikatan Alumni UNY (IKA UNY)
DESEMBER 2014 | edisi v
mengaku bahwa IKA tidak terkait dengan peraturan legalisir berbayar dan tidak mempunyai kegiatan yang berhubungan dengan peraturan tersebut. Untuk mengetahui tanggapan dan respon dari mahasiswa mengenai legalisir berbayar ini, maka tim EXPEDISI melakukan polling ter hadap responden dari mahasiswa seluruh fakultas di UNY. Metode penga mbila n sampel yang dig una kan adalah metode accidental, yaitu membagikan angket secara langsung kepada responden. Teknik pengumpul an data yang digunakan adalah dengan menggunakan angket dengan masingmasing tiga pertanyaan dan enam per nyataan. Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus slovin, dengan menggunakan sampling error 5%. Dari rumus tersebut diperoleh sebesar 394 sampel yang mewakili 26.864 jumlah total mahasiswa UNY per 4 Desember 2014. Berdasarkan angket yang disebar tersebut menunjukkan hanya 29,7% responden yang mengetahui adanya legalisir berbayar dan 68,2% lainnya tidak mengetahui, 2,1% responden tidak menjawab. Mengenai setuju atau tidak dengan adanya peraturan legalisir ber bayar, 17,7% responden saja yang setuju, sedangkan 80,0% responden mengaku tidak setuju dan 2,3% responden tidak menjawab. Dengan adanya peraturan legalisir berbayar tersebut, 69,7% respon den merasa keberatan, dan hanya 28,2% yang tidak merasa keberatan, sedangkan 2,1% responden tidak menjawab. Mengenai minimnya sosialisasi pihak birok rat tentang adan ya legalisir berbayar ini, 5,4% respon den saja yang sangat tidak setuju dengan hal itu dan 7,9% respon den tidak setuju. Sedangkan 45,9% responden setuju dengan minim nya sosialisasi legalisir berbayar, bahkan 37,4% responden sangat setuju dengan hal tersebut, 3,4% responden tidak menjawab. Ditinjau dari segi peningkatan pelayanan dengan adanya legalisir berbayar tersebut, 13,3% responden
Sulik| Expedisi
Aliran Dana Legalisir tidak transparan menyatakan sangat tidak setuju dan 55,4% responden lainnya menyatakan tidak setuju. Adapun 21,0% responden menyatakan setuju dengan meningkatnya pelayanan dengan adanya legalisir berbayar, dan 4,6% responden sangat setuju. Terkait dengan kurangnya trans paransi pihak birok rasi mengenai aliran dana dari peraturan legalisir berbayar ini, hanya 5,9% responden yang sangat tidak setuju dengan hal itu dan 10,0% responden tidak setuju. Sedangkan 50,0% reponden menyatakan setuju bahwa pihak birokrasi kurang transparan dengan aliran dana legalisir berbayar, bahkan 29,2% responden sangat setuju. Tim Polling
Adanya Aturan Legalisir Sulik| Expedisi Berbayar
5
persepsi
Krisis Etika Dunia Maya: Sebuah Krisis Kepercayaan
P
ada musim panas tiga tahun silam di Bandara Vilnius, Lithuania, telepon genggam penulis tertinggal di bus dari kota menuju bandara. Pe ristiwa itu terjadi pada Sabtu pagi. Di sepanjang perjalanan pulang, penulis sudah menerima bahwa telepon genggam itu memang sudah tidak bisa bersama empunya. Senin siang, sebuah kabar tak terduga terkirim melalui sebuah surat elektronik yang memberitahukan bahwa telepon genggam penulis sudah ditemukan. Tidak hanya ditemukan, namun si pengirim surat elek tronik tersebut berniat akan segera mengirim melalui pos. Telepon genggam ters ebut akhirnya sampai lagi ke tangan penulis dan masih digunakan dan dirawat dengan baik. Sekel umit cer it a yang menurut hemat penulis bermakna tidak hanya sec ar a teore tis tentang hubungan internet dengan relasi sosial, namun juga seca ra etis tentang bagaima na seharusnya internet digunakan. Dari per spektif teoret is, ada dua pandangan yang berseberangan dalam melihat hubungan ter sebut. Pertama, inter net berpotensi mem Doc. Istimewa buat relasi sosial dan kepercayaan antarmanusia memburuk karenanya, orang cenderung meng gantikan kehidupan sosialnya cukup dengan internet. Kedua, internet dapat membantu terciptanya relasi sosial dan kepercayaan yang baik, terutama dengan semakin berkembangnya media sosial yang disediakan oleh internet. Anekdot di atas merupakan salah sa tu bentuk nyata perspektif kedua, bahwa internet dapat membantu meningkat nya kepercayaan dan relasi antarma nusia. Secara etis, hal ini sesuai dengan semangat bagaimana seharusnya internet 6
digunakan. Namun, kondisi yang sangat berbeda dapat kita jumpai saat melihat angka dan data yang menunjukkan betapa internet berdampak buruk bagi kehidupan manusia, mulai dari penipu an, tindakan amoral, hingga tindakan pidana. Sampai titik ini, penulis perlu mengungkapkan sebuah pertanyaan: apa kah internet yang berdampak pada krisis sosial atau krisis sosial yang membentuk aktivitas dalam dunia maya semakin memburuk?
Penulis cenderung mengajukan tesis yang kedua bahwa krisis sosial yang berperan pada kehidupan dunia maya. Menurut hemat penulis, dunia maya merupakan cermin nyata dan sempurna bahwa masyarakat kita sedang meng alami krisis sosial. Ketika ada murid yang dikeluarkan dari sekolah karena mengkritik gurunya melalui Facebook atau ketika seorang karyawan dituntut secara hukum oleh pihak perusahaan yang dikritik melalui Facebook. Inter net menangkap kejadian ini dengan sempurna, bahwa kepercayaan sudah
tergerus dalam masyarakat. Siswa tidak percaya kepada gurunya, karyawan tidak percaya pada atasannya, seorang sudah tidak percaya pada temannya. Maka ketika menilik etika dunia maya, sesungguhnya ada satu hal yang mendasar, yang harus dilihat dengan saksama: etika yang terbangun di du nia maya adalah cermin dari realitas sosial yang ada. Untuk membangun dan mengembangkan etika dunia maya, di perlukan sebuah kesungguhan untuk mengembangkan etika di dunia nyata. Karena secara alami, manusia memang harus berela si secara langsung dan bertatap muka, maka re lasi di dunia maya yang karut-marut perlu di atasi dengan proses per baikan alami. Seperti halnya kasus Florence di Yogyakarta, yang ber akhir pada penyelesaian tatap muka tradisional dengan Sri Sultan yang sedemikian rupa sehingga masyarakat Yogyakart a memaaf kan Florence. Dengan demik ian, akan ter bangun komunitas yang mampu berhubungan dengan tingkat ke percayaan yang tinggi, dapat menghargai apa yang menjadi hak orang lain. Terbangunnya ke percayaan inilah yang akan membuat terciptanya relasi dalam dunia maya semakin sehat dan beretika. Sudah saat nya dunia maya, terutama di Indonesia, dibentuk atas dasar penghargaan yang tinggi dan kepercayaan kepada orang lain. Adi Cilik Pierewan, M.Si. Dosen Pendidikan Sosiologi UNY
edisi V | DESEMBER 2014
persepsi
M
amp ukah Susi Pudjiastuti seb ag ai Menteri Kelautan dan Perikanan memperbaiki birokrasi dan polemik di bidang maritim selama lima tahun mendatang? Lima tahun merupakan waktu yang cukup panjang untuk meningkatkan sektor kelautan Indonesia. Masih banyak pe kerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Susi jika ingin menciptakan wilayah laut sebagai pusat pembangunan nasional atau marine base oriented. Visi poros maritim langsung dicanangkan oleh Jokowi sebagai Presiden Indonesia yang baru. Jokowi ingin merealisasikan agenda kampanyenya mewujudkan tol laut dan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, serta mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. Menurut Sekretaris Jendral Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan, Abdul Halim, ada empat kriteria untuk menteri kelautan jika ingin mewujudkan visi poros maritim. Empat kriteria itu antara lain memahami dan sanggup menjalankan mandat UUD 1945, menteri tersebut memiliki rekam jejak yang baik, serta memahami persoalan perempuan nelayan, dan petambak (dilansir dari rimanews.com). Sudahkah Susi
memenuhi empat kriteria tersebut? Problem di kemaritiman Indonesia sudah sangat kompleks, terabaikannya laut jelas terasa oleh Jokowi yang menyatakan bahwa kegiatan ilegal yang terjadi di wilayah perairan Indonesia mencapai tiga ratus triliun rupiah. Kesejahteraan para nelayan pun belum sepenuhnya diperhatikan. Nelayan dan masyarakat pesisir semakin terpinggirkan dan semakin diperparah dengan bertambahnya populasi penduduk di pesisir, sementara daya dukung sumber daya semakin menciut. Sangat minim tindakan yang dilakukan oleh ketiga Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya untuk melepaskan masyarakat pesisir dari kemiskinan. Masalah lain adalah impor ikan yang semakin menggila dalam tiga tahun terakhir. Jika sebelumnya hanya mengimpor tepung ikan, salmon, dan beberapa produk perikanan yang tidak dapat diproduksi di Indonesia, sekarang komoditas yang diimpor termasuk produk yang bisa dikelola sendiri seperti kembung, layang, teri, dan tongkol dengan nilai lebih dari dua ratus juta dolar AS per tahun. Padahal potensi produksi perikanan Indonesia terbesar di dunia, 65 juta ton per tahun, dan baru dimanfaatkan 10,5 juta ton. Tantangan untuk Susi dalam merealisasikan Indonesia menjadi poros
Repro. Arci
Mencemaskan “Maritim“nya Susi
maritim adalah mengubah Indonesia yang masih berparadigma sentralisasi pembangunan darat menuju sentralisasi pembangunan laut. Tantangan ini didukung dengan kenyataan bahwa laut Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang sampai saat ini belum diolah dengan maksimal. Tak heran bila banyak pemerhati maritim yang menyebut sektor kelautan kita ibarat “Raksasa ekonomi yang masih tertidur lelap”. Susi sebagai tamatan SMP sebenarnya bukanlah orang baru di kemaritiman Indonesia. Ia dapat mengembangkan sektor kelautan dan perikanan dari Pangandaran hingga ke nasional, namun hanya dalam konteks perekonomian dan bukan dalam kepentingan politik. Tak baik meragukan sosok perempuan yang dianggap berkomitmen dalam pengembangan laut dan perikanan di Indonesia ini. Arfrian Rahmanta
INFO KAMPUS
Colour Fun di Gana Festival
Jadwal Pemilwa UNY 2014 Berubah
HIMPUNAN Mahasiswa Boga dan Busana ( Hima Gana ) FT UNY menghelat acara Colour Fun, Minggu (30/11) lalu, sebagai puncak acara dari serangkaian acara Gana Festival 2014. Colour Fun yang berlangsung di halaman Gedung KPLT ini mendapat antusiasme yang baik dari masyarakat UNY dan umum. Terbukti dari jumlah pembeli tiket yang melampaui batas kuota. “Penjualan tiket sudah kami tutup karena, sudah melampaui jumlah yang ditentukan,” ujar Hendra, Ketua Pa nitia Gana Festival 2014. Colour Fun kali ini menawarkan nuansa yang berbeda dari yang biasanya berlari sembari melempar serbuk warna, kali ini menjadi nuansa pesta. Walaupun demikian, konsep ini tidak mengurangi esensi pelemparan serbuk warna.
JADWAL tahapan Pemilwa KM UNY 2014 mengalami perubahan, hal ini disampaikan oleh KPU KM UNY 2014 pada sosialisasi Pemilwa KM UNY 2014 di Aula SC Lantai 3 pada Selasa (25/11). “Sebenarnya dari WR III menginginkan tanggal 10 Desember 2014 sudah ada pemungutan suara, namun karena belum meratanya informasi tentang Pemilwa 2014, kami mengundurkan jadwalnya menjadi tanggal 17 Desember 2014,” jelas Kukuh Prasetyo, Ketua KPU KM 2014. Alasan KPU KM mengundurkan jadwal Pemilwa 2014 yaitu sosialisasi Pemilwa KM 2014 masih kurang masif, belum meratanya informasi terkait Pemilwa KM 2014 di beberapa fakultas, dan belum adanya perwakilan dari beberapa fakultas yang mendaftar sebagai calon anggota DPM KM secara independen.
Milda Ulya R.
Arfrian Rahmanta
DESEMBER 2014 | edisi V
7
tepi
Balada Kaum Gay/Lesbian
Setiap manusia tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan bisa menyangkut apa pun, termasuk orientasi seksual, yakni dengan adanya kaum homoseksual.
8
bers am a laki-laki. Pluto baru menyada ri kalau dia menyukai ses am a jenis sejak kelas 2 SD. Terkait hal ini dari kerabat keluarganya tidak mengetahui, hanya ibunya yang merasa curiga kalau Pluto pe nyuka sesama jenis, itu pun ketika Pluto membawa pacarnya ke rumah saat duduk di bangku kuliah.
Lingkungan Pengaruhi Gay dan Lesbian
Pluto mengaku sudah sejak lahir ia sudah menjadi homo seksual. Ketika pihak Layanan Bimbingan Nur Endah Januarti, Dosen Pendidikan Sosiologi saat ditemui di ruang Dosen Konseling (LBK) dihubungi terkait konselor yang bisa ditanyai tentang gay karena pola asuh orang tua, perilaku dan lesbian dilihat dari sudut pandang nya terhadap lingkungannya dan ketika psikologi, tidak ada yang berkompeten ia telah mengidentifikasi peranannya,” atau belum memahaminya. tutur Endah ketika ditemui di Jurusan Dilihat dari faktor lingkungan Nur Pendidikan Sosiologi pada Senin tanggal Endah Januarti, M.A. selaku Dosen 1 Desember 2014. Jurusan Pendidikan Sosiologi FIS UNY Pluto sendiri sebenarnya telah beru memberikan komentarnya. "Ketika gay saha untuk menjadi kaum heteroseksual atau lesbi itu ada, kita tidak boleh se tetapi hal itu sia-sia. “Saya sudah pernah kadar menjustifikasi benar atau tidak mencoba, bahkan setiap bangun pagi benar, setuju atau tidak setuju, tetapi selalu berpikir kalau itu (gay, red.) pada kontruksi yang terbentuk pada gay akan masuk neraka, tetapi hal tersebut atau lesbi, gay adalah identitas. Saya me tidak bisa berpengaruh, malah tambah lihat dulu faktor yang membuat mereka depresi,” jelas Pluto. Mendengar masalah menjadi seorang gay atau lesbi, gay dan yang dihadapi Pluto, Endah mengata lesbi tidak berdasar genetik, tetapi pada kan bahwa lingkungan sosial sangat faktor-faktor lingkungan yang kemudian mempengaruhi, mungkin laki-laki yang ia alami saat sosialisasi, karena seseo suka dengan laki-laki diakibatkan kare rang mengalami sosialisasi di keluarga na ia jarang bergaul dengan perempuan. dan teman dewasa.” Sedangkan pada perempuan, mungkin Menurut Endah, perb ed aa n karena ada trauma dengan laki-laki se antara gay dan lesbian dengan kaum hingga ia tidak menyukai laki-laki. heteroseksual terletak pada perilaku seksualnya. Hal tersebut bisa dipenga Gay Punya Kehidupan Sosial ruhi oleh lingkungan di sekitarnya. “Tiap Normal orang kan mempunyai dorongan seksual. Pluto yang mempunyai hobi mende Perbedaan terjadi ketika gay dan lesbi ngarkan musik, membaca bacaan filsafat, berperilaku seksual. Mungkin terjadi menjadi pekerja sosial, dan menjadi
Kibti | Expedisi
M
alam hari yang dingin dengan mendung menyelimuti langit. Bulan bersembunyi di balik awan hitam dan kemudian butiran air hujan mulai jatuh dari langit lalu menjadi deras. Tiga puluh menit kemudian tibatiba ada bunyi nada pesan dari ponsel. Satu pesan singkat dari ponsel yang bertuliskan “Mbak maaf banget, tadi pesawatnya delay karena cuaca buruk”. Sehari sebelumnya kami telah berjanji untuk bertemu. Akan tetapi, pertemuan itu tidak jadi terlaksana hingga terjadi kesepakatan untuk bertemu esok hari. Pagi yang cerah, pukul 09.00 WIB di Garden Cafe tiba-tiba ada pesan masuk dengan gaya bahasa dan penulisan pesan singkat anak muda masa kini, “Mbak, ban motor saya terkena paku, sekarang saya sudah sampai Sanata Dharma, se bentar ya, saya tambal ban dulu. Maaf telat.” Setelah sekitar 30 menit menung gu dengan ditemani teh hangat, muncul lah sosok laki-laki berambut lurus, wajah kuning langsat, dan postur tubuh tinggi dari arah pintu masuk. Ia berkemeja kotak-kotak dan mengenakan celana jeans dengan tas punggung, mengham piri tempatku duduk dan mulailah per cakapan. Laki-laki ini kelahiran 12 Oktober 1991. Tahun 2010 lalu ia datang jauhjauh dari Tegal untuk kuliah di UNY, men gamb il kons ent ras i di jur us an Pendidikan Luar Biasa (PLB). Kini ia tengah menempuh semester sembilan dan sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Selain sibuk menyelesai kan skripsi, ia juga aktif pada kegiatan luar kampus. Ia bekerja sebagai pekerja sosial di beberapa lembaga seperti People Like Us (PLU) dan LSM Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di Yogyakarta. Ia mengaku penyuka se sama jenis atau gay, tetapi tingkah la kunya sama dengan mahasiswa atau laki-laki pada umumnya. Sebut saja ia Pluto (redaktur merahasiakan nama asli narasumber). Pluto adalah anak tera khir dari 6 bersaudara. Awalnya Pluto tidak menyadari jika ia adalah penyuka sesama jenis, pada masa kecil pun Pluto hanya merasa nyaman ketika bermain
edisi v | DESEMBER 2014
tepi aktivis adalah satu dari sekitar lima puluh sesama jenis,” tutur Pluto. mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Tak jarang gunjingan, umpatan, (UNY) yang menyukai sesama jenis. dan caci maki dilontarkan oleh temanPluto pernah mengadakan pertemu teman sekelas kepada Pluto. “Kalau gun an untuk Lesbian jingan, umpatan pernah, Gay Biseksual “Ketika gay atau lesbi itu pernah dibilang banci, Tr a n s g e n d e r ada, kita tidak boleh sekadar sakit, enggak normal, (LGBT) di UNY menjustifikasi benar atau bahkan dib il ang dan terbentuklah tidak benar" masuk neraka,” aku grup di Whatsapp Pluto. Untuk masuk (WA) sehingga yang bisa masuk adalah neraka atau tidak, Pluto berprinsip orang-orang yang sudah menj ad i bahwa yang penting adalah berbuat baik, anggota grup. ”Dulu pernah mengada karena yang menentukan kita masuk kan himpunan mahasiswa sekitar lima neraka atau bukan itu hanyalah Tuhan. puluh LGBT, biar mereka berani keluar Rasa sakit tentu ada, tetapi Pluto tidak lalu punya grup di internet dan di WA, patah semangat. “Kadang meskipun bisa masuk lewat orang yang dikenal,” sudah sering tetap ada rasa sakit hati, jelas Pluto. saya makan di tempat makan menge Sem ent ar a itu, tidak semua nakan kaos merah jambu terus banyak mahasiswa di UNY mengeta hui keberadaan gay dan lesbian. Hal ini terbuk ti dari lima mahasiswa yang ditanya tentang keberadaan gay dan lesbian di UNY mengaku tidak mengeta huinya. “Belum pernah,” tutur Siti Rahmawati, Mahasiswa Pendidikan IPA 2013, yang me ngak u belum pernah men dengar tentang keberadaan gay dan lesbian di UNY. Dosen Doc. Istimewa yang pernah mengajar Pluto pun tidak orang yang ngomongin saya, saya dengar, mengetahuinya. “Kalau dosen tidak tahu, lalu mereka tertawa kencang,” tutur karena aku kan tidak feminim banget, Pluto. Pluto pernah berkata kepada te jadi ya biasa,” tutur Pluto. Hanya saja, mannya untuk tidak melihatnya hanya teman sekelas Pluto telah mengetahui dari orientasi seksual agar pertemanan kalau Pluto adalah penyuka sesama jenis. yang sudah lama terjalin tidak kandas “Kalau kelas saya sudah tahu,” terang begitu saja. “Sebenarnya ada orang yang Pluto dengan santai. tidak bisa menerima saya, tetapi dia Dalam kehidupan sehari-hari, tingkah masih menoleransi,” tambah Pluto. Keti laku Pluto sama dengan mahasiswa ka melihat kasus ini, Endah mengatakan lainnya. “Kalau kehidupan sosial saya bahwa seorang teman bisa sebagai fungsi normal seperti orang lain, nge-kos di kos- kontrol, misalnya dari kontrol agama kosan laki-laki kemudian makan bareng, atau hukum. “Ketika mereka ditinggal, bercandaan bareng, bermain bareng dan mereka malah akan berkata ‘inilah aku’,” menonton film bareng. Kebetulan bebe tambahnya. rapa orang di kos sudah tahu dan mau Dukungan moral terhadap kaum gay menerima saya bahwa saya menyukai dan lesbian pun datang dari sesama mahasiswa. “Setiap orang punya hak
DESEMBER 2014 | edisi v
yang sama, saya menghargai, karena tak menutup kemungkinan kalau di kampus lain juga ada, mereka di sini untuk kuliah, belajar, dan mengembang kan kemampuan yang mereka punya. Lagi pula mereka tidak membuat onar,” ucap Rahma dengan tegas.
Kaum Transgender pun Peduli
Hari Kamis, tanggal 20 November 2014 lalu, diperingati sebagai Hari Transgender Internasional. Pluto ber sama kawan-kawannya dari PKBI mem peringati hari tersebut dengan bakti sosial (baksos) di sebuah desa di Bantul. “Kita ada beberapa kegiatan di antara nya baksos, di situ diadakan potong rambut gratis, pembagian sembako, cek kesehatan gratis, dan pembagian baju layak pakai,” terang Nikita selaku Ketua Acara. Ke g i a t a n baksos tersebut sangat berkesan bagi warga sekitar. Adam selaku Ketua Rukun Tetangga (RT) set em pat mengatakan bahwa ia sangat senang dengan adanya acara ini. Acara ini pun mend ap atk an antusiasme masyarakat. “Tujuan cek kesehatan gratis ini sangat bagus, yaitu untuk mengetahui kesehatan warga sekarang,” tambahnya. Adam juga me ngimbau masyarakat untuk tidak mempermasalahkan adanya kaum transgender, karena sebenarnya kita semua memiliki hak yang sama.
Mariyatul Kibtiyah Imam
9
resensi
Menjelajahi Labirin Kehidupan
S
eratus tiga puluh enam hari sebe lumnya, ‘aku pergi untuk mencari kemungkinan besar’ merupakan kata-kata terakhir yang dikatakan oleh Francois Rabelais sebelum meninggal. Kata-kata itulah yang digunakan oleh Milles Halter saat orang tuanya mena nyakan alasannya pergi ke Culver Creek, tempat ayahnya menimba ilmu semasa SMA di Alabama. Miles Halter adalah tipikal remaja pada umumnya, tanpa kenakalan, dengan perangai yang sedikit tertutup, ia suka sekali dengan kata-kata terakhir dari orang-orang terkenal. Kehidupan Milles berubah setelah ia benar-benar pindah ke kamar barunya di asrama Culver Creek. Sebelumnya, Dad telah memperingatkannya mengenai la rangan merokok dan minum minuman keras. Ia bertemu dengan Chip Martin, teman sekamarnya yang biasa dipanggil Kolonel kapten dalam kelompoknya, juga Alaskan Young, yang seksi, menawan, dan tentunya pintar. Seb el um mem ul ai pel aj ar ann ya dalam tahun ajaran baru ini, Kolonel dan Alaska mengajak Miles “Pudge” untuk melakukan kenakalan-kenakalan yang banyak dilakukan oleh remaja. Me reka mengajak Pudge untuk merokok, walaupun pada akhirnya Pudge tidak suka dengan rokok. Awal masalah yang membuat para pembaca terjun dalam teka teki yang harus dipecahkan adalah kalimat dalam salah satu buku bacaan milik Alaska mengenai cara keluar dari labirin. Walau pun dalam buku, sebelum hari terakhir Alaska dan Pudge tidak terlalu mencari jawaban tersebut, tetapi pada akhirnya setelah hari terakhir itu Pudge sendiri
Judul Buku
: Looking For
Alaska (Mencari
Alaska)
Penulis
: John Green
Penerbit
: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Tahun Terbit
: Oktober 2014
Halaman
: 288 Halaman
10
mencari cara keluar dari labirin. Lantas apakah labirin itu sebenarnya? John Green ber hasil membuat pem baca terus penasaran dengan hari-hari yang ia buat. Pembaca tidak akan men em uk an sesuatu yang spesial pada hari terakhir ke cuali akhirnya orang yang dicintai Pudge, Alaska Young, men ciumnya. Malam itu, Kolonel dan Pudge pergi ke kamar Alaska untuk minum-minum guna mer ay ak an malam kemenangan kejahilan di gudang pada waktu itu. Saat Pudge sedang asyik membaca salah satu koleksi buku milik Alaska, ia terk e jut karena tiba-tiba Alaska menghampi rinya dan langsung menciumnya. Setelah itu, tiba-tiba Alaska ingat kalau seharus nya ia men el ep on Jake, pacarnya. Sete lah selesai menelepon Jake, tiba tiba Alaska Doc. Istimewa berkata sesuatu dan seperti orang kebi ngungan, ia meminta teman-temannya untuk membantunya keluar dari asrama malam itu juga. Satu hari ses ud ahn ya, Pudge, Kolonel, dan semua siswa Culver Creek tiba-tiba dikumpulkan di aula oleh Mr. Starnes untuk mengumumkan kematian Alaska Young. Hal tersebut membuat Pudge dan Kolonel terkejut. Cerita pada bagian “Sebelum” dan “Sesudah” memiliki gambaran suasana yang berbeda. Pada bagian “Sebelum”, suasana cenderung menggambarkan ke ceriaan-keceriaan para remaja. Sedang kan pada bagian “Sesudah”, suasananya lebih digambarkan pada penyesalan-pe nyesalan Pudge dan Kolonel, juga duka yang menyelimuti Culver Creek. Sayangnya, novel ini memiliki plot yang bisa dibilang acak yang meng
haruskan pembaca ekstra teliti ketika membacanya. Kenakalan-kenakalan remaja yang disajikan dalam cerita ini juga sedikit membuat saya khawatir dengan pembaca yang masih remaja. Saya khawatir mereka akan mencoba beberapa kejahilan-kejahilan yang ada di dalam cerita ini. Seperti kebanyakan cerita yang lainnya, akhir dari cerita ini dibuat menggantung, yaitu ketika Pudge mencari cara keluar dari labirin. John Green berhasil menuangkan ide-ide kreatifnya dalam novel ini. Oleh karena itu, novel ini dapat menjadi salah satu bacaan yang sangat bagus untuk penggemar novel. Rohmana Sulik
edisi v | DESEMBER 2014
wacana
R
Pemerintah pusat beralasan akan mengalokasikan subsidi BBM yang selama ini dianggap sebagai sektor konsumtif untuk dialihkan pada sektor yang lebih produktif. Namun banyak pen dapat dan data yang menyatakan jika selama ini subsidi BBM telah digunakan untuk sektor produksi. S e perti kegiatan-kegiatan pencarian nafkah dan pemeliharaan keluarga, yaitu be kerja, mengantar anak ke sekolah, be lanja kebutuhan pokok, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan ini berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, karena kegiatan-kegiatan inilah yang memung kinkan tenaga kerja untuk berproduk si dan mereproduksi dirinya. Tanpa adanya konsumsi BBM oleh pekerja untuk pergi ke tempat kerja, kegiatan produktif di tempat kerja menjadi tidak dimungkinkan. Tanpa adanya konsumsi BBM untuk mengantar anak ke sekolah, proses pembentukan tenaga kerja di masa depan bisa terganggu. Tanpa adanya konsumsi BBM untuk pergi belanja ke pasar, pemulihan tenaga setelah energi keluar saat bekerja bisa terganggu. Se dangkan Presiden menyampaikan bahwa pemerintah butuh banyak dana untuk membangun infrastruktur Indonesia. Dari tol laut, pembangkit listrik, hingga infrastruktur pertanian. Pengumuman kenaikan harga BBM yang terkesan mendadak sontak me ngagetkan masyarakat karena tidak dibarengi dengan penaatan stabilitas yang baik. Kartu-kartu “Sakti” Jokowi yang didengung-dengungkan saat kam
panye, sejauh ini masih belum didistribu sikan secara merata. Kartu-kartu ini tak ubahnya seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) semasa rezim Presiden SBY. Politik anggaran rezim Jokowi dengan metode tambal-sulam juga harus segera dibenahi. Ada beragam ruang dalam kekuatan ekonomi Indonesia yang bisa dimanfaatkan lebih maksimal untuk digunakan bagi pembangunan daripada sekadar memainkan subsidi dan harga BBM. Nasionalisasi aset negara yang strategis pun mendesak untuk segera dilakukan. Sumber daya alam Indonesia yang bisa diolah, harus benar-benar di bersihkan dari arus kepentingan segelin tir orang pencari untung dan diarahkan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Program-program pembangunan Pemerintahan Jokowi jangan hanya jadi wacana semata, namun perlu juga untuk segera direalisasikan. Kesan model pem bangunan saat ini oleh rezim Jokowi amat sporadis dan tidak rapi, mengingat tidak adanya skala prioritas dalam pembangu nan. Padahal dana pembangunan yang disiapkan oleh pemerintahan Jokowi ini berasal dari alih posisi subsidi BBM, yang harus diakui dampaknya terasa berat bagi rakyat kecil. Anggun Mita T.K.
DESEMBER 2014 | edisi V
LA IK E SP AC
SP AC
E
IK
LA
N
N
abu (17/9) pukul 09.00 WIB, Presiden Joko Widodo (Jokowi) di dampingi segenap jajaran menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 dan solar sebesar Rp 1.500. Argumen yang dike mukakan pemerintah untuk memperkuat kenaikan harga BBM bersubsidi adalah bahwa pembangunan saat ini masih membutuhkan dana yang sangat besar, sehingga banyak alokasi APBN yang terserap untuk subsidi BBM. Maka dari itu, diambillah keputusan pemangkasan dana APBN dalam pagu anggaran dari subsidi BBM untuk sektor produktif dan pembangunan (beserta jaminan sosial di dalamnya). Kenaikan harga BBM bersubsidi ini merupakan kebijakan publik. Thomas Dye menyebutkan bahwa kebijakan me rupakan pilihan pemerintah untuk me lakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever government chooses to do or not to do). Sementara itu, istilah publik dalam rangkaian kata kebijakan publik mengandung tiga konotasi: pemerintah, masyarakat, dan umum. Ini dapat di lihat dalam dimensi subyek, obyek, dan lingkungan dari sebuah kebijakan. Dalam dimensi subyek, kebijakan publik adalah kebijakan dari pemerintah. Maka salah satu ciri kebijakan adalah ”what government do or not do”. Kebijakan dari pemerintahlah yang dapat diangga p kebijakan yang resmi. Dengan demiki an mempunyai kewenangan yang dapat memaksa masyarakat untuk mematuhi nya.
Doc. Istimewa
Politik Tambal Sulam Kenaikan Harga BBM
11
eksprespedia
Menabung Ari-Ari Untuk Investasi Kesehatan Doc. Istimewa
P
LA
N
LA
IK
E
IK E SP AC
SP AC
E
IK
LA
N
LA
N
SP AC
E
SP AC N LA
IK E
Muhammad Aziz D. Dikutip dari berbagai sumber.
IK
LA IK E SP AC SP AC 12
Dr. Robert Paul Lanza, M.D., salah seorang profesor yang terpilih menjadi 100 orang paling berpenga ruh di dunia tahun 2014 versi maja lah Time adalah peneliti sel punca. Kepala dari Advanced Cell Technology di Massachusetts, Amerika Serikat ini berhasil menemukan kegunaan sel punca untuk kebutaan pada manusia. "Tujuan utama kali awalnya adalah mencegah kebutaan agar tak bertam bah parah dan mencoba keamanan terapi, bukan untuk mengembalikan penglihatan. Namun, hasil yang dite mukan dari uji coba ini justru lebih baik, yaitu meningkatkan penglihatan pada pasien buta," kata Lanza, seperti dilapor kan Time, Selasa, 14 Oktober 2014.
N
Saat ini Indonesia telah memiliki dua lembaga yang dapat mengolah sel punca dengan harga hanya sepersepuluh sel punca impor, padahal dibutuhkan sampai tiga serum sel punca untuk penyembu han suatu penyakit, tergantung tingkat kondisi penyakitnya. Kedua lembaga ter sebut telah dapat mencukupi kebutuhan nasional dan akan terus meningkatkan produksinya dengan menambah perala tan laboratorium baru.
N
epatah menabung untuk bekal di hari tua sepertinya tidak akan pudar dimakan waktu. Namun, sekarang yang bisa disimpan di bank bukan hanya uang tapi juga stem cell atau sel punca yang berada pada ari-ari manusia. Sel punca berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Jadi dengan menyimpan sel punca, seseo rang tengah menyimpan sel cikal bakal bagi aneka jenis sel lain yang menyusun seluruh tubuh makhluk hidup. Pada dasarnya sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mem punyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Saat sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.
edisi V | DESEMBER 2014