EXPEDISI EDISI V JULI 2012
MEMBANGUN
Benang Kusut KKN-PPL Menyelisik Penyelenggaraan KKN dan KKN-PPL UNY
B U D AYA
KRITIS
SURAT PEMBACA Pengalihan Jurusan PAP BERDASARKAN hasil Seminar Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran (PAP) pada 28 April 2012, disusul pro posal yang diajukan Kajur PAP kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Rapat Senat FIS pada 15 Juni 2012 menyepa kati jurusan PAP dengan dua program studi (Prodi), yaitu Prodi PAP dan D3 Sekretari segera diusulkan kepada Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, M. A., untuk dialihkan naungannya di bawah Fakultas Ekonomi (FE). Menin daklanjuti hasil kesepakatan tersebut, Dekan FIS, Prof. DR. Ajat Sudrajat, M. Ag., telah mengirimkan surat kepa da Rektor, dilampiri rekomendasi hasil rapat senat fakultas. Pada Rapat Koordinasi Pimpinan Universitas (RKPU) pada 19 Juni 2012 menghasilkan, Rektor sudah menyampai kan rekomendasi Senat FIS kepada Ketua
Senat Universitas. Sekretaris Senat Uni versitas, Prof. Dr. Djumadi mengatakan bahwa pembahasan Surat Rekomendasi Senat FIS tersebut, sudah diagendakan pada Rapat antar Komisi Senat Uni versitas yang akan dilaksanakan pada 16 Juli 2012. Hasil kesepakatan itulah yang nantinya akan menjadi rujukan bagi Rektor untuk mengeluarkan SK jurusan PAP berada di bawah naungan FE.
(UPBK), e-Library, dan ruang referensi media cetak di UPT Perpustakaan, serta layanan gratis jurnal ilmiah Proquest. Sosialisasi fasilitas kampus kepada sivitas akademika bermanfaat untuk membangkitkan suasana belajar di UNY. Suasana tersebut dapat meningkatkan prestasi dan kesuksesan mahasiswa. Se mua itu dapat mewujudkan UNY yang lebih baik.
Ajat Sudrajat Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Muhammad Azis Ali Mahasiswa Pendidikan Fisika
Apa Kabar Fasilitas? PENINGKATAN infrastruktur di UNY kian pesat untuk mengukuhkan komit mennya menjadi World Class University (WCU). Namun, yang harus disorot ialah sejauh mana pihak kampus menyosial isasikan fasilitas kampus kepada ma hasiswa. Fasilitas tersebut antara lain, Unit Pelayanan Bimbingan Konseling
EDITORIAL KKN= Kuliah Kerja Nelangsa UNY sepatutnya segera berbenah ka rena belum sepenuhnya profesional dalam penyelenggaraan KKN (Kuli ah Kerja Nyata) dan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan). Tingkat kepentingan KKN dan KKN-PPL ini bukan sebatas pada proses belajar mahasiswa, namun juga menyangkut citra UNY di mata sekolah maupun institusi lain seba gai mitra program KKN dan KKNPPL. Kualitas output UNY akan sa ngat terlihat pada program tersebut. Jika muncul banyak masalah yang membuat mahasiswa nelangsa, bu kan hanya citra yang dipertaruhkan, namun juga proses belajar sampai kredibilitas jajaran birokrat selaku penyelenggara program tersebut. Koo rd in as i yang bur uk ant ar UPPL, jurusan, Puskom, sesung guhnya tidak perlu terjadi. Trans paransi pada dasarnya perlu agar pengeluaran dana jelas untuk apa saja. Sehingga, keluhan mahasiswa terkait pengadaan fasilitas yang dira sa kurang layak bisa dihindari. Perlu ditinjau kembali kredibi litas Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang menyulitkan mahasiswa bimbingannya. Hal ini tentu untuk menghindari pengulangan kasus ma
2
hasiswa yang tidak ikut KKN-PPL karena sikap sok kuasa DPL itu. Atau, jangan lagi ada praktik KKNPPL yang tidak sesuai microteaching hanya karena pihak birokrat kurang lihai menjalin mitra dengan institusi tempat praktik KKN-PPL. Per eb uta n temp at KKN dan KKN-PPL den gan berd as ark an siap a yang memb ay ar dul u pada dasarnya mencerminkan diri UNY yang materialistis. Alasan Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU. Apt., selaku Wakil Rektor I yang men yatakan sistem pembayaran tersebut “biar tidak repot” sungguh tidak masuk akal. Pelayanan pada mahasiswa bu kan lagi berdasar asas keadilan dan kesamaan, namun malah mengikuti logika bisnis; jika ada uang maka ada barang. Tidak adakah pertimbangan yang lebih bermutu selain “repot” tadi melihat kenyataan bahwa ti dak semua mahasiswa itu mampu secara finansial? Mereka yang ku rang mampu akan mendapat tempat KKN-PPL yang kurang strategis dan biaya yang dikeluarkan selama ma has isw a ters eb ut KKN-PPL jug a lebih besar. Sistem tersebut harus seg er a diub ah dem i kep ent inga n mahasiswa sendiri.
Kurangnya Buku dan Pelayanan Perpusatakaan BAGI mahasiswa, buku adalah kebutuh an yang sangat vital. Namun, UPT Per pustakaan UNY tidak memiliki kualitas maupun kuantitas buku yang memadai. Buku-buku yang tersedia merupakan buku terbitan tahun 90-an. Pertanyaannya, apakah pihak rekto rat tidak memberikan dana untuk mengupdate buku-buku? Setiap tahunnya, UNY mengadakan empat kali upacara wisuda. Lantas, ke mana aliran dana sumbangan buku perpustakaan yang dikucurkan setiap calon wisudawan? Selain itu, tulisan denah lokasi pada rak buku tidak terbaca dengan baik, bah kan hilang. Oleh karena itu, mahasiswa sulit menemukan lokasi buku yang dida pat dari komputer. Informasi lisan dari petugas pun sangat dibutuhkan. Sayang nya, tidak semua petugas perpustakaan menjawab pertanyaan dengan ramah dan mengetahui letak buku berada. Milkha Fitriana Pendidikan Bahasa Jerman UKM Menwa Pasopati UNY
SEMPIL +“Surat permintaan maaf itu sudah ter masuk bentuk keri nganan,” -Sur atn ya dib ua t dari kapas ya? ma kanya ringan. Pimpinan Proyek Akhmad Muawal H | Sekretaris Neti Mufaiqoh | Bendahara Dwi Handari | Redaktur Pelaksana Nur Janti| Redaktur Akhmad Muawal H, Dini Permata Sari, Irfah Lihifdzi Ayatillah, Joseph Sebastian, Nimas M. Firdausa, Nur Janti, Octandi Bayu Pradana, Taufik Nur Hidayat | Reporter Arif, Ebma, Giri, Najih, Neti, Sofwan | Redaktur Foto Rahadian Rahmad| Artistik Ebma Y, Latief A, Nimas M F, Sofwan M| Produksi Irfah Lihifdzi A | Iklan Faqihudin Abie Utomo, Nia Aprilianingsih, Siti Khanifah | Sirkulasi Septiadi Setia W | Tim Polling Dini Permata Sari, Maelani Furqan, Taufik Nur Hidayat | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yoyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web ekspresionline. com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
EDISI V | JULI 2012
SENTRA
Kompleksitas Masalah KKN dan KKN-PPL KKN dan KKN-PPL harusnya menjadi ajang belajar mahasiswa untuk terjun ke masyarakat. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya terdapat masalah di sana-sini.
S
Sofwan | Expedisi
ej uml ah 4.946 mah as isw a Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tengah melaksanakan pro gram Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan KKN-PPL (Praktik Pengalaman Lapang an). Penerjunan dilakukan pada 2 Juli 2012 lalu, dan penarikannya dilaksa nakan bulan September nanti. Namun, terdapat beberapa masalah terkait KKN dan KKN-PPL, seperti transparansi da na, materi praktik yang kurang sesuai dengan microteaching, kendala dengan DPL, serta masalah-masalah lain. Jumai Rofiana, mahasiswa angkatan 2009 mengatakan kurangnya koordinasi antar pihak birokrat. “Saling lempar, Jurusan menyuruh ke UPPL sama Pus kom. Sedangkan, UPPL menyuruh ke Jurusan. Jadi, mereka kurang komunika si,” katanya. Menjawab komentar Jumai tersebut, Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU. Apt., selaku Wakil Rektor I mengatakan bahwa dirinya hanya menerima laporan dan tidak mengurusi hal-hal teknis. Dana KKN dan KKN-PPL Tidak Transparan Terdapat perbedaan biaya antara KKN dan KKN-PPL. Mahasiswa yang mengi kuti KKN membayar sebanyak tiga ratus ribu rupiah. Sedangkan, mahasiswa yang mengikuti KKN-PPL membayar sebanyak empat ratus ribu rupiah. “Itu aku belum t ah u d an a yang ke
luar untuk apa saja,” ungkap Very Setiawan, mahasiswa Pendidikan Se jarah 2009, perihal rincian dana yang ia bayarkan. Senada dengan Very, Lina Priharyanti mahasiswa Pendidikan Tek nik Informatika mengungkapkan bahwa dirinya hanya menerima kuitansi saja. Ketika ditanya mengenai rincian dana KKN dan KKN-PPL, Nurfina Aznam pun tidak dapat menjawab. “Rinciannya Ibu ya nggak tahu, karena tidak mengurusi itu. Silakan langsung minta ke bagian keuangan,” akunya. Ngatman Soewito, M. Pd., selaku Kepala Pusat Layanan PPL dan PKL menjelaskan bahwa biaya empat ratus ribu yang dibayarkan oleh mahasiswa sudah termasuk subsidi. Subsidi yang berjumlah Rp 214.000,- per mahasiswa mengurangi jumlah uang yang seharus nya dibayarkan oleh mahasiswa, yakni enam ratus ribu. “Itupun nantinya kem bali ke mahasiswa. Mahasiswa menda patkan buku panduan, blangko-blangko, dan ATK (alat tulis kantor-red). Ada sembilan puluh ribu dikembalikan untuk transportasi mahasiswa dan ATK yang sebelumnya per mahasiswa dijatah tujuh ribu, dinaikkan menjadi sepuluh ribu,” papar Ngatman. Namun, walaupun terdapat perbeda an pembayaran, mahasiswa yang meng ikuti program KKN-PPL tidak menda patkan kaus seperti yang diterima mahasiswa KKN.
Mahasiswa juga mengeluhkan tas de ngan kualitas buruk yang mereka terima. Very mengeluhkan perihal tas yang belum sempat ia gunakan tetapi sudah rusak. “Untuk tas, murni karena kita tidak tahu, karena pengadaan dari rektorat. Kita, dari UPPL, tidak tahu sama seka li. Intinya, kita hanya menerima barang dan mendistribusikannya. Bukan kami yang mengadakan,” ungkap Ngatman. “Yang penting, yang rusak dikembali kan,” tambahnya. Terkait pembayaran, Nurfina Aznam menambahkan mengenai mahasiswa yang batal mengikuti KKN-PPL namun sudah membayar, mereka dapat mengambil uangnya kembali. “Dia sudah bayar te tapi tidak bisa ikut. Ya, uangnya ditarik.” Hal senada diungkapkan oleh Ngatman, “Bisa ditarik lagi (uang pembayaran-red), permohonan tertulis, nanti saya disposisi pasti bisa ditarik ulang.” Praktik Tak Sesuai Microteaching Di samping masalah tas, ternyata terdapat pula masalah lain, yaitu keti daksesuaian mata pelajaran yang diampu di sekolah dengan microteaching. Very Setiawan adalah salah satu mahasiswa yang mengalami hal tersebut. Seharus nya, dia mengajar Sejarah sesuai de ngan prodinya, yaitu Pendidikan Sejarah. Namun, malah harus mengajar PKn di tempat ia melakukan praktik. “Jadi, aku ngentry Sejarah ke sekolah itu. Nggak masalah sih menurutku kalau jauh. Tapi, tiba-tiba di sana nggak ada jurusan yang harusnya aku ampu. Jadi, akhirnya aku ngajar PKn,” kata Very. Menanggapi masalah Very, Dr. Aman, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapa ngan (DPL) dari Very mengatakan bah wa kesulitan mencari lokasi merupakan penyebab masalah tersebut. “Di SMK, namanya (mata pelajaran-red) IPS. Se belum kurikulum baru, namanya Sejarah dan PKn. Memang muatan Sejarahnya sedikit, lebih banyak PKn,” terang Aman. M en g en a i Jumat (6/7), Gedung LPPMP yang hal ters e merupakan rumah baru UPPL tampak sepi. Sebelumnya UPPL terletak but, Nurfina di utara Masjid Muhajidin.
JULI 2012 | EDISI V
3
SENTRA Aznam turut berkomentar, “Ya, kalau terpaksa, pasti juga tidak terlalu be da masih serumpun. Misal Sejarah ke PKn,” jelasnya. Menurut Aman, perbedaan materi antara Sejarah dan PKn bukan me rupakan masalah utama, karena yang menjadi pokok acuan penilaian adalah metode pembelajarannya. Dirinya juga menambahkan, “adapun materi, kemu dian longgar, luwes, itu masalah kedua,” katanya. Namun, Very yang selama ini mempelajari Sejarah merasa kesulitan bila harus mengajar PKn karena merasa bukan bidangnya. Very juga kesulitan mengembangkan metode pembelajaran. “Gimana aku mau mengembangkan model pembelajaran, kalau aku nggak spesialis di bidang itu,” tambahnya. Very sudah berusaha membicarakan masalah ini dengan DPL-nya, akan te tapi, pada akhirnya dia memilih tetap mengajar PKn dibanding harus me nunggu tahun berikutnya. “Sudah sih, Sudah ngomong sama Pak Aman, Bu Tery juga.” Tak Ikut KKN-PPL Jika Very Setiawan bermasalah de ngan mata pelajaran yang diampu, lain hal dengan Efendi Ari Wibowo yang tidak ikut KKN-PPL. Dia mengaku sudah tidak memiliki semangat lagi untuk mengikuti KKN-PPL. Hal ini karena Fendi sempat bersengketa dengan DPL-nya. Menang gapi hal ini, Drs. Saliman, M.Pd., menga takan bahwa dirinya tidak mengetahui perihal Fendi yang urung melakukan KKN-PPL karena sudah tidak punya semangat lagi. “Kalau ending-nya nggak berangkat KKN-PPL saya nggak tahu.” Di lain pihak, Halili Hasan, S. Pd., mengatakan bahwa sebagai Dosen Pembimbing Microteaching (DPM) dirinya kecewa lanta ran Fendi tidak melaksanakan program KKN-PPL. “Padahal, melihat kualitas dia sel am a mi c r ot e a ching, dia sa ngat layak Rabu (11/07), Drs. Saliman, M.Pd., sedang menjelaskan kornologis permasalahannya dengan Fendi yang tidak jadi mengikuti KKN-PPL.
terjun,” ungkapnya. minta Fendi untuk membuat surat per Konflik Fendi dengan Saliman selaku mohonan maaf. “Surat permintaan maaf DPL bermula ketika Fendi tidak dapat itu sudah termasuk bentuk keringanan,” menghadiri rapat dengan Saliman. “Ada tegas Saliman. Menurut Saliman, di aturan main yang mengatakan bahwa itu rinya telah mengambil langkah sesuai (pembekalan-red) adalah sebuah prasya prosedur. Namun, di lain pihak, Fendi rat untuk bisa microteaching,” terang mengatakan, “setahu saya, di dalam sta Saliman. Namun, pernyataan Saliman tuta UNY, nggak ada kalau mahasiswa tersebut dibantah oleh Halili. “Nggak tidak mengikuti suatu kegiatan atau ada syarat microteaching berupa bim nggak masuk kuliah harus membuat bingan dosen KKN-PPL,” tegas Halili. surat permohonan maaf.” Mendukung Sebelumnya, ketua kelompok KKN- ucapan Fendi, Halili juga mengatakan PPL, Hendra Gunawan, mahasiswa bahwa surat permohonan maaf bukan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), merupakan hal yang tepat bila belum program studi Pendidikan Jasmani, benar-benar terbukti bersalah. Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR) ang Pembagian kelompok tak merata katan 2009 telah membicarakan hari Pada proses pemilihan lokasi KKN, pertemuan dengan DPL mereka. Na mahasiswa dapat memilih lokasi KKN mun, Saliman mengganti waktu perte ketika mereka sudah membayar terlebih muan mereka, yang ternyata bertepatan dahulu. Menurut beberapa mahasis dengan jadwal Fendi wa hal ini dirasa tidak melakukan presentasi “Rinciannya Ibu ya adil. “Menurut saya, microteaching. Menu nggak tahu, karena tidak itu nggak adil, kasih mengurusi itu. Silakan rut kawan Fendi yang an me re ka yang tak bernama Arif, saat itu langsung minta ke bagian punya uang,” ungkap keuangan,” Fendi dijadwalkan ber Lina. Menjawab hal ini, temu dengan Saliman Nurfina Aznam Nurfina Aznam berkata pada pukul 13.00 WIB. kalau hal tersebut dika Akan tetapi, waktu per renakan UNY menggu temuan diundur. nakan sistem online. Sehingga, setelah “Nah, ketika pembekalan, dia (Fendi- membayar biaya KKN atau KKN-PPL red) tidak datang. Dia tidak memberi mahasiswa dapat memilih lokasi KKN kabar apapun. Dia tidak memberi tahu atau KKN-PPL. “Ya, kalau misalnya sama sekali,” kata Saliman. Namun, me nunggu semua bayar, ya, gimanalah. nurut Fendi, dirinya telah menyampaikan Kan repot juga. Yang bayarnya terakhir izin melalui Hendra. Senada dengan ya dapat terakhir.” Fendi, Hendra mengatakan bahwa diri Hal lain yang mengganggu maha nya telah menyampaikan perihal Fendi siswa adalah pembagian mahasiswa yang tidak dapat hadir karena sedang di beberapa lokasi yang tidak merata. microteaching. “Tapi, tetap saja Pak “Satu lembaga ada yang kebagian enam Saliman tidak dapat menerima orang ada satu lembaga yang sampai dua nya,” kata Hendra. Dengan puluh satu orang, terus ada yang lima ket id akh ad ira n Fendi, belas orang. Jadi, nggak rata, nggak ada Saliman merasa tidak di pembagian yang pasti,” terang Candra hargai. Fendi diminta Pamungkas, mahasiswa Pendidikan untuk mengambil su Luar Sekolah angkatan 2009. Me rat permohonan maaf nanggapi Candra, Ngatman mengata di UPPL. “Saat itu, ke kan bahwa keterbatasan mitra adalah UPPL-nya bareng aku,” penyebab ketidakmerataan pembagian ungkap Hendra. kelompok. “Biasanya rasio mahasiswa Namun, pi yang KKN PPL itu kadangkala juga ti hak UPPL tidak dak memenuhi kuota permintaan,” jelas men get ah ui Ngatman. Ketidakmerataan pembagian ad an ya su ini, berpengaruh pada iuran kelompok rat ters e yang harus dilakukan mahasiswa, “ka but. Ke lau kelompokku, iurannya lima puluh mud ia n, ribu,” kata Very. Saliman Joseph Sebastian m e Arif, Ebma, Giri, Janti, Sofwan Joseph | Ex
4
pedisi
EDISI V | JULI 2012
POLLING
Mahasiswa Keluhkan Transparansi Dana KKN
K
lam memperbaharui dan mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Namun, pelaksanaannya di lapangan, program KKN-PPL memi liki banyak permasalahan. Mulai dari transparansi dana KKN-PPL hingga masalah masih kurangnya fasilitas yang didapatkan mahasiswa untuk menun jang program KKN-PPL. U nt u k m en g et ah u i re sp o n mahasiswa KKN-PPL ter kai t mas al ah ters eb ut, Tim EXPEDISI mengadakan po Transparansi lling. Metode yang digunakan Dana KKN adalah metode kuantitatif, de ngan jenis sampling aksidental, yaitu memberikan angket seca ra langsung pada responden. Teknik pengumpulan dat a yang dil ak ukan den gan mengg un akan angket yang terd ir i at as ti ga belas pertanyaan tertutup. Perhitungan unt uk penga mb ila n sampel menggunakan rumus slovin dengan sampling error 5%, ber dasarkan respon 343 ma 85% Tidak 14,5% hasiswa dari 4.946 maha Transparan Transparan siswa yang melaksanakan KKN-PPL. Pelaksanaan program Biaya KKN Sesuai Fasilitas yang Diterima KKN-PPL idealnya penting bagi mahasiswa. Seja lan dengan hal ters e 47,3% but, sejum Setuju lah 87,1% m ah as i s wa KKNPPL set u 26,8% ju program Sangat Setuju KKN-PPL it u pent ing dan sebanyak 19,6% 12,9% mah a Tidak Setuju siswa KKN-PPL tidak setuju. Na mun, dalam prak tikn ya, prog ram 6,3% KKN dinilai sebagai Sangat Tidak Setuju pemb or osa n karn a
Ebma | Expedisi
uliah Kerja Nyata (KKN) dan Kul ia h Kerj a Nyat a-Praktik Pengalaman Lapangan (KKNPPL) merupakan bentuk dari penerapan kegiatan akademik secara langsung oleh mahasiswa di lingkungan masyarakat atau lembaga. Tujuan dilaksanakan nya program KKN-PPL adalah untuk memberikan pengalaman yang dapat meningkatkan kedewasaan atau profe sionalisme da
han ya mel ak ukan pengad aa n dan ti dak beror ie nt as i pad a pros es bel aj ar. Seb an yak 41,6% mah as isw a set uj u den gan pern yat aa n ters eb ut, 13,7% mah as isw a san gat set uj u, sem ent ar a mahasiswa yang tidak setuju sebanyak 37,7% dan 7% mah as isw a san gat ti dak set uj u. Pembayaran biaya KKN-PPL dinilai tid ak transp ar an den gan sej uml ah 85,5% mah as isw a tid ak men get ah ui tent ang rinc ia n dan a KKN-PLL dan seb an yak 14,5% mah as isw a men ge tah ui . Men yangk ut mas al ah biay a yang dikel ua rkan unt uk mengik uti prog ram KKN-PPL den gan fas il it as yang did ap atkan, terd ap at ket id aks e sua ia n. Seb an yak 47,3% mah as isw a set uj u den gan pern yat aa n ters eb ut, 26,8% mah as isw a san gat set uj u, se ment ar a sej uml ah 19,6% mah as isw a tid ak set uj u, 6,3% mah as isw a san gat tid ak set uj u. Berd as arkan ket id aks e suaian biaya yang dikeluarkan dengan fas il it as yang did ap atkan mah as isw a KKN, sej uml ah 88,9% mah as isw a men yat akan tid ak pua s den gan fas i lit as pen unj ang yang dib er ikan pih ak kamp us sep ert i tas, buk u ag end a, buk u pand ua n. Sem ent ar a 11,1% ma has isw a pua s. Dalam pemilihan lokasi KKN-PPL, mah asiswa diperbolehkan untuk me mil ih sekol ah, seb an yak 48,5% ma hasiswa setuju, 36,1% sangat setuj u, sementara sejumlah 9,5% mahasiswa tidak setuju dan 5,9% mah asiswa sa ngat tid ak set uj u. Dis eb abkan ol eh diperbolehkannya mahasiswa memilih sendiri lokasi untuk KKN-PPL, dalam pemerataan jumlah anggota kelompok KKN-PPL terd ap at perb ed aa n. Hal in i berp en gar uh pad a al okas i dan a yang did ap atkan kel omp ok karen a perh it unga n dan a yang did ap atkan berdasarkan jumlah mahasiswa KKNPPL, sebanyak 58% mahasiswa setuju den gan pern yat aa n ters eb ut, 25,6% mah asiswa sangat setuju, sedangkan sebanyak 14% mah asiswa tidak setu ju dan 2,4% mah asiswa sangat tid ak setuju. Tim EXPEDISI
Ebma | Expedisi
JULI 2012 | EDISI V
5
HAK JAWAB
Hak Jawab Manajer Wismor
M
enindaklanjuti pemberitaan ten tang Wisma Olahraga (Wismor) pada buletin EXPEDISI edisi IV Juni 2012 yang diterbitkan oleh LPM EKSPRESI, kami, pihak manajemen Wismor menginginkan klarifikasi ulang. Berdasarkan isi pemberitaan yang diter bitkan oleh EXPEDISI, tentang kalimat “kandang kambing,” “ruang bekas ga rasi,” “terdapat kaleng pelumas oli,” “seperti asrama militer,” dan sebagainya, semua itu tidak benar adanya. Kami, pihak manajemen Wismor da lam melayani semua penghuni Wismor selalu berkoordinasi dan bekerjasama de ngan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kami mengadakan pembinaan mahasis wa secara berkelanjutan dalam bidang Pengajaran, Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat (PPPM), kemahasiswaan, dan alumni. Selain itu, dari pihak manajemen sendiri, setiap bulannya selalu meng adakan rapat koordinasi. Rapat terse but dihadiri perwakilan mahasiswa dari tiap-tiap ruang. Ada pula evaluasi untuk pengelolaan Wismor. Hal ini bertujuan agar semua program kegiatan mahasiswa yang tinggal di Wismor, baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik dan optimal. Mahasiswa yang tinggal di Wismor, tidak hanya mahasiswa baru. Tetapi, ada juga mahasiswa lama yang dulunya tinggal di Wismor dan melanjutkan. Ma hasiswa baru tidak diwajibkan untuk
tinggal di Wismor. Penghuni Wismor adalah mahasiswa yang sanggup dan ber sedia tinggal di Wismor, dengan mengisi surat pernyataan kesanggupan yang disetujui oleh orang tua atau wali dari mahasiswa tersebut. Jumlah mahasiswa lama yang me lanjutkan tinggal di Wismor rata-rata di atas 50% dari jumlah mahasiswa baru. Dengan membayar 1,5 juta setiap ma hasiswa. Dari semua mahasiswa yang melanjutkan tinggal di Wismor tersebut, mereka merasa lebih nyaman dan lebih murah biayanya bila dibanding indekost atau tinggal di luar kampus. Mahasiswa penghuni Wismor menda patkan fasilitas yang disediakan Wismor, yaitu: lokasi dekat kampus, wi-fi, per lengkapan tidur, almari, bebas air, listrik, dan lainya. Biaya sebesar 7,5 juta bagi mahasiswa baru hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tiga kali sehari selama dua semester. Ma hasiswa baru tidak lagi dibebani biaya 1,5 juta. Tetapi mahasiswa baru terse but tetap mendapatkan layanan tempat tidur, almari dan lain-lain sama dengan mahasiswa lama. Dalam setiap program yang dilaksa nakan manajemen Wismor, khususnya untuk rapat koordinasi bagi para ma hasiswa perwakilan koordinator tiap ruang, yang telah diberi amanah oleh teman-temannya untuk mewakili da lam menyampaikan beberapa keluhan, kritik dan saran kepada pihak penge lola Wismor. Selama ini, mahasiswa
tersebut tidak ada yang mengeluh dan menyampaikan hal seperti tulisan yang diberitakan oleh EXPEDISI edisi IV Juni 2012. Sebagai bukti bahwa manajemen Wismor berjalan dengan baik dalam mengelola lingkungan Wismor adalah Wismor meraih juara 1 lomba kebersihan antar unit di FIK pada tahun 2011. Di sisi lain, dalam bidang kurikuler sebagian besar mahasiswa Wismor memperoleh beasiswa dan bidang ekstrakurikuler mahasiswa Wismor meraih juara da lam beberapa kejuaraan seperti: sepak bola, renang, futsal, bulu tangkis, voli, tenis lapangan, atletik, hoki, senam dan taekwondo. Pemberitaan tentang Wismor per nah juga masuk di buletin Sport Info Volume 1 Nomor 1 April 2012 yang berisi penelitian oleh dosen FIK tentang kepuasan pelayanan mahasiswa yang tinggal di Wismor di mana hasilnya cukup memuaskan. Ada juga penelitian Mahasiswa tentang perbedaan presta si Mahasiswa yang tinggal di Wismor dengan Mahasiswa yang tidak tinggal di Wismor. Hasil penelitian tersebut menunjukan prestasi Mahasiswa yang tinggal di Wismor lebih baik. Dengan adanya pemberitaan yang hanya selisih satu bulan tersebut, terdapat pemberi taan yang berbeda. Sekian hak jawab dari kami, mana jemen Wismor. Sigit Nugroho Manager Wisma Olahraga
Suka Menulis? Kirimkan tulisanmu berupa opini, cerpen, atau puisi ke ekspresionline.com. Kirim tulisanmu ke email kami di redaksiekspresionline@gmail.com dengan format Jenis Tulisan (OPINI, CERPEN, PUISI)-Judul Tulisan. Sertakan pula Nama, NIM, Jurusan, dan nomor telepon.
6
EDISI V | JULI 2012
PERSEPSI
Pro-Kontra Gedung Baru KPK
S
ebelumnya, kita dihebohkan de ngan rencana gedung baru DPR. Dewasa ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga merencanakan ge dung baru. Pada saat Komisi III DPR menggelar rapat kerja khusus membahas anggaran kerja tahun 2013, KPK me nyinggung permintaan gedung baru. Sebenarnya, rencana gedung baru KPK ini sudah disampaikan sejak tahun 2008. Namun, sampai saat ini rencana itu belum juga terealisasikan. Proyek pembangunan gedung baru KPK ini, diperkirakan memakan dana sekitar Rp 225,712 miliar. Permintaan ini diajukan karena gedung yang ditempati KPK saat ini, di Jalan HR Rasuna Said Kavling C1, Jakarta Selatan tak lagi cukup menam pung 904 pegawai. Komisi antikorupsi ini kemudian menyebar pegawainya untuk bekerja terpisah. 111 Pegawai di Gedung Uppindo sementara 93 pegawai lainnya bekerja di Gedung BUMN. Rencana pembangunan gedung baru KPK ini menimbulkan pro dan kontra dari kalangan pejabat dan masyara kat sendiri. Mereka yang pro berharap KPK dengan gedung barunya bisa lebih sukses dalam kinerjanya memberantas korupsi. Sedangkan yang kontra, me nyatakan bahwa itu hanya akal-akalan KPK saja. Sebenarnya, pemerintah sudah mem berikan lampu hijau terhadap KPK dalam mendirikan gedung baru. Tetapi, Komisi
III DPR belum mengesahkannya. DPR terlihat begitu alot menyetujui pemba ngunan gedung baru KPK. Namun, bila berkaitan dengan renovasi gedung DPR, mereka dengan mudah menyetujuinya hingga diprotes masyarakat. DPR mempunyai kewenangan yang besar dalam menentukan anggaran. Hal ini bisa membuat mereka semau hati menolak, melanjutkan, mempercepat atau memperlambat proses pencairan anggaran. Dengan adanya gedung baru, peran KPK dinilai bisa menjadi sangat kuat, sehingga membuat beberapa ang gota DPR merasa tidak nyaman. Di saat Komisi III DPR menunda untuk mencairkan anggaran, KPK me nuai simpati publik. Masyarakat di se jumlah daerah berbondong-bondong menggalang dana atau saweran untuk membantu pembangunan gedung baru KPK. Ini membuktikan bahwa mere ka sangat berharap gedung baru KPK bisa segera terealisasi. Mereka merasa menunggu persetujuan DPR sama saja menunggu kiamat. Penggalangan dana untuk gedung baru KPK ini difasilitasi oleh Indonesian Corruption Watch (ICW). Hingga Selasa (10/7) lalu, total uang yang masuk dari masyarakat untuk pembangunan ge dung KPK melalui rekening ICW berjumlah Rp 222.172.824,-. Se lain sumbangan berupa uang, ada pula sumbangan berupa pintu sel
penjara. Pintu besi untuk mengurung koruptor ini dikirimkan oleh Republik Aeng dari Solo, Jawa Tengah. Ini merupakan konflik yang mena rik antara KPK dan DPR perihal ge dung baru KPK. selanjutnya, mari kita tunggu kelanjutannya. Banyak orang berpandangan bahwa ini akan menja di perdebatan yang panas antara DPR dan KPK. Kita berharap semoga ada jalan yang terbaik dalam memecahkan masalah ini. Dan yang terpenting, tugas dari KPK untuk meringkus “tikus-tikus” negara tidak kendur dan bisa lebih tegas lagi. Octandi Bayu Pradana
Repro. Sofwan | Expedisi
INFO KAMPUS English For Holidays
UNY Juara Umum ke-5 PIMNAS
Seb an yak 248 pes ert a mengik uti English for Holidays (EFH) ke-15 den gan tem a “Know Dis ast er No Dis as ter.” Ac ar a in i dis el engg ar ak an ol eh par a dos en dan mah as isw a jur usa n Pend idi ka n Bah as a Ingg ris pad a 2-13 Juli 2012. “Kam i in gin men umb uhkan kes ad ara n kep ad a par a pes ert a tent ang pot ens i bah ay a di sek it ar mereka,” je las Ella Wulandari, M. A., sel ak u ket ua pan it ia di selasela Barbeque Party di Hut an Lamt oro, tim ur rekt or at, Kamis, 5 Juli 2012. Ag end a ind oor dil aks an akan set ia p har i Senin-Jumat puk ul 08.00-12.00 WIB bert emp at di rua ng kel as Fak ult as Bah as a dan Sen i. Ag end a outd oor yang dis el engg ar ak an sel ai n Barbeque Party ad al ah Grand Tour Camp us pad a 4 Juli 2012 dan kunj unga n ke Mus eu m Gun ung Mer ap i pad a 10 Juli 2012.
UNY berhasil memperoleh juara umum ke-5 dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang diselenggarakan 9-12 Juli 2012 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Diikuti oleh sekitar 25 universitas yang terdiri atas 400 tim dari seluruh Indonesia berlaga dalam memperebut kan gelar terbaik nasional. Tim UNY sukses menyabet satu emas dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan, satu perak dalam bidang teknologi, dan juara favorit dalam bidang kewirausahaan. Selain itu, tim UNY juga berhasil mempe roleh emas dalam kategori poster. Wakil Rektor III UNY, Sumaryanto, M.Kes., menyatakan dirinya sangat bangga akan melejitnya posisi UNY dari tahun lalu yang harus puas di posisi belasan. “Mereka berjuang keras dan lihatlah hasilnya, saya yakin tahun depan UNY akan semakin berjaya,” ungkapnya.
Akhmad Muawal H
Ninda Arum R.R
JULI 2012 | EDISI V
7
TEPI
Mahasiswa Pulang, Penghasilan Berkurang Pedagang tak memiliki kejelasan nasib kepada siapa mengadu. UNY yang hanya mengurusi pembayaran sewa, pengurus kampung yang mengelola, atau diam menanggung rugi.
S
iang itu, Taman Kuliner Karangma lang yang terdiri atas 13 petak tam pak lengang. Para penjual berdiam tanpa aktivitas jual-beli seperti biasanya. Bahkan, ada sekitar empat warung yang sama sekali tanpa pembeli. Hanya satu penjual bakwan kawi yang terlihat sedang sibuk menata dagangannya karena baru saja datang. Ia terlihat kerepotan mena ta tempat duduk untuk pembeli yang ia bawa dari rumah karena tak tersedia sebagai fasilitas di Taman Kuliner. Liburan dan Ramadhan Mencekik Rezeki Bagi seseorang yang berprofesi se bagai penjual, waktu tanpa aktivitas akan sangat merugikan. Hal itulah yang menimpa para penjual di Taman Kuliner Karangmalang. Akhir-akhir ini, penjual di Taman Kuliner Karangmalang sedang sepi pembeli. “Kalau santai juga nggak enak, Mbak karena kasihan juga juragan nya, nanti rugi,” ucap Sandi atau lebih akrab disapa Gingin, salah satu penjual batagor di Taman Kuliner Karangmalang. Saat ditemui, dia tengah bersantai me nunggui dagangannya sambil mengibas kan kain untuk mengusir hewan yang be terbangan, khawatir menyentuh batagor, cireng dan cilok yang dijualnya. Selama beberapa minggu ini, seluruh penjual di Taman Kuliner Karangmalang mulai merasakan adanya penurunan om zet penjualan. Sasaran penjual di Taman Kuliner Karang Malang mayoritas ada lah mahasiswa UNY. Kemudian, jika aktivitas kampus libur dan banyak mahasiswa pulang kampung, dapat dipastikan pendapatan penjual akan menurun. Sepinya pembeli ini dikarenakan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) saat ini tengah memasuki masa liburan akhir semester. Tentu banyak mahasis
wa UNY yang tidak lagi beraktivitas di (FE) ke Taman Kuliner Karangmalang kampus seperti biasanya. Hanya bebera yang berad a di seb el ah Lembaga pa mahasiswa yang mengikuti semester Pengembangan dan Penjaminan Mutu khusus saja yang masih aktif datang ke Pendidikan (LPPMP) menyebabkan kampus. menurunnya pendapatan bagi penjual. Liburan akhir semester selama tiga Bahkan, satu tahun pasca-relokasi pun tahun ini memang bertepatan dengan bu bukan waktu yang cukup untuk me lan Ramadhan dan Idul Fitri. Sehingga, ngembalikan stabilitas jual beli. “Kalau omzet penjualan semakin turun akibat tempat berjualan dipindah, memang liburan. Ditambah lagi dengan naiknya akan memengaruhi sepi dan ramainya harga bahan-bahan pokok. Sedangkan, pembeli, Mbak, karena harus memulai para pembeli menginginkan porsi dan dar i aw al unt uk men ar ik pemb el i,” harga yang sama. jel as Edi samb il men ger utkan dah i, “Pendapatan sangat turun, salah menahan asap panas yang menyembul satu penyebabnya karena mahasiswa dari wadah kuah bakwan kawi yang di banyak yang libur jualnya. “Mungkin setelah an, Mbak,” ujar dua tahun, baru bisa me “Liburan ini memang Edi sal ah sat u ngembalikan pelanggan, memengaruhi menurunnya Mbak!” tambahnya penjual bakwan omzet penjualan. Minggu kawi. Sambil me Wak il Rektor II, Dr. terakhir ini saja sudah nata barang da Moch Alip, M.A., me sangat menurun” gangannya, dia nyampaikan bahwa ada Edi men amb ahkan, nya relokasi sebenarnya “Pendapatan se unt uk mengak om od ir lama liburan ini ped ag ang kak i lim a ag ar menurun, tetapi uang sewa tetap, Mbak,” mendapat fasilitas-fasilitas yang nya katanya diselingi tawa menghibur diri. man serta higienis. “Makanya, di situ juga disediakan air untuk keperluan Relokasi Pedagang Kaki Lima mencuci tangan dan mencuci piring,” Memang ada beberapa penjual yang ungkapnya. merasa bahwa bukan hanya liburan saja yang menjadi penyebab menurunnya Bukan 100% Milik UNY omzet penjualan. Relokasi pedagang Taman Kuliner Karangmalang tidak kak i lim a dar i dep an Fakultas Ilmu seratus persen menjadi hak milik UNY. Sosial (FIS) dan Fakultas Ekonomi Tempat yang sudah mulai kumuh kare na ter
Rabu (18/7). Taman Kuliner Karangmalang tampak sepi pembeli. Hal ini diraenakan banyak mahasiswa yang pulang kampung saat saat libur kuliah.
8
EDISI V | JULI 2012
Abi | Expedisi
dapat banyak bercak kotor dan cat di beberapa tembok yang sudah mulai pudar itu masih tidak jelas kepemilik annya. Lokasi yang menjadi tempat banyak orang mengais rezeki itu dije laskan oleh kepala dukuh bahwa juga milik Kampung Karangmalang. UNY memiliki hak 2,25m, sedangkan sisanya adalah milik Kampung Karangmalang. Itulah yang disampaikan oleh Kepala Dukuh. Hal tersebut kemud ia n dijad ik an alasa n keik utser t aa n warga kampung dalam mengatur dan mengelola Taman Kuliner Karangmalang. “Pembayara n ua ng sewa penjua l memang UNY yang mengur usi sedang unt uk pengelola annya itu ada lah menjad i kewajiba n kampung. Dan kami mengelola juga butuh pendapata n.” Itulah pernyataa n Kepa la Duk uh saat dit anyai menge nai tugas kampung dalam mengur usi Taman Kuliner Karangmalang. Namun, Wak il Rektor II, Alip men jelaskan tent ang kepem ilika n Taman Kuliner Karangmalang dengan agak berbeda. Lahan Taman Kuliner Karang Malang hanya milik UNY, sedangkan banguna nnya adalah hasil beker ja sa ma dengan Bank Mandiri. Bahk an, Wa k il Rekt or II jug a menjel ask an, “lok asi berd ir inya Taman Kuliner di Karangmalang adalah lahan milik UNY, dengan mengh ilangkan dua meter la han park ir, sedangkan pengelolaa nnya memang diserahkan kepada kampung agar juga merasa mem il iki tangg ung jawab.” Mahalnya Uang Sewa Uang sewa satu tempat di Taman Kuliner Karangmalang se b e s ar Rp 200.000-, per bulan yang pembayaran nya langsung ke pihak UNY. Wakil Rektor II, Alip mengatakan, “uang sebesar Rp 200.000-, bukan uang sewa, tetapi uang pengelolaan, karena dari uang tersebut kami tidak mendapat keuntungan.” Namun, masih ada pemungutan bia ya mingguan oleh kampung sebesar Rp 3.000-, yang diperuntukkan untuk air dan biaya harian sebesar Rp 2.000-, yang tidak jelas untuk apa. Karena hal inilah, total uang sewa menjadi Rp 272.000-, per bulan. “Setiap minggu kami ditarik Rp 3000-, untuk bayar air dan Rp 2.000-, setiap hari, tapi kalau yang Rp 2.000-, itu kami nggak tahu untuk apa,” ungkap Sandi saat ditanyakan mengenai biaya yang dikeluarkan untuk menyewa Taman Kuliner Karangmalang.
JULI 2012 | EDISI V
Abi | Expedisi
TEPI
Rabu (18/7). Seorang pedagang batagor mengeluhkan turunnya omzet penjualan karena sepinya pembeli.
Belum lagi, ada beberapa penju al yang masih harus dibebani dengan pembagian hasil penjualan dengan ju ragan. Sedangkan, untuk uang sewa Rp 200.000-, juga menjadi tanggungannya. “Terkadang kami tidak rugi, tapi ongkos capeknya, Mbak yang nggak dapat,” ujarnya sambil menyeka keringat yang mulai merembes keluar dari pori-pori kulit di pelipisnya. Kemudian, masih di tambah dengan adanya parkir yang juga merupakan pro gram kampung dan ternyata menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya omzet penjualan selama beberapa minggu terak hir. “Sejak adanya parkir satu bulan yang lalu, pendapatan kami berkurang,” begi tulah yang dikatakan oleh Jeni Malinda, salah satu penjual es. Sambil melayani pembeli, Jeni yang menjual es seharga Rp 2.000-, menambahkan, “padahal, jika untuk membeli es seperti ini saja yang harganya hanya Rp 2.000-, dan kemudian membayar uang parkir Rp 1.000-, kan ya gimana to, Mbak?”. Bukan hanya penjual saja yang me rasa dirugikan dan tidak nyaman dengan adanya program parkir. Ternyata pembeli juga merasa dirugikan dan tidak nyaman dengan adanya tukang parkir. “Kita da tang ke Taman Kuliner Karangmalang untuk mendapat makanan dengan harga murah dan bervariasi, tapi dengan ada nya parkir, jadi sama saja, mahal,” kata Rizky Fitria Sari atau Eneng, sambil berjalan menenteng bungkusan plas tik yang dibelinya di Taman Kuliner Karangmalang. Sebenarnya yang semakin membuat beberapa penjual merasa lebih tidak nya man lagi adalah karena banyak pembeli yang mengomel kesal dengan adanya parkir. “Banyak kok Mbak mahasiswa yang bilang jadi malas beli-beli karena ada parkir itu, Mbak,” jelas Jeni yang
beranjak dari pekerjaannya melayani pembeli es untuk rehat sejenak. Ketika ditanyai mengenai hal ini, Alip, Wakil Rektor II tidak dapat menje laskan lebih jauh. “Kalau mau bertanya tentang program kampung, jangan tanya kan pada UNY karena kami benar-benar tidak tahu,” ungkapnya. Kurangnya Koordinasi antara Pihak UNY dan Kampung Biaya mingguan sebesar Rp 3.000-, yang ditarik oleh pihak kampung yang kat an ya unt uk pemb ay ara n ai r, ter nyat a tid ak ses ua i den gan yang di sampaikan oleh Wakil Rektor II. Alip mengatakan bahwa air yang mengairi Taman Kuliner adalah air dar i UNY. Jika ada penarikan uang, itu sepenuh nya program kampung yang tidak ada koordinasi dan pemberitahuan kepada pih ak UNY. Tidak adanya koord in asi antar a pih ak kampung dengan pihak UNY, semakin diperkuat dengan per nyataan Kepala Dukuh, “tidak segala hal perlu dikoordinasikan dengan UNY, karena pengelolaan Taman Kuliner Ka rangmalang memang diser ahkan dan menjadi tanggung jawab kampung.” Banyaknya program kampung yang tanpa adanya koordinasi dan med ia si dengan pih ak UNY, juga memb uat fungs i dan tuj ua n did ir ikann ya Ta man Kul in er menj ad i kur ang ses ua i den gan yang dih ar apkan. Pad ah al, seperti yang dijelaskan oleh Alip, Ta man Kul in er yang mer up akan hib ah dar i Ban k Mand ir i ad al ah sep en uh nya untuk membantu par a pedag ang kak i lim a. Nam un, tern yat a just ru menimbulkan beberapa masalah yang mer ugikan beber apa pih ak terutama pedagang kaki lima. Irfah Lihifdzi Ayatillah Najih, Neti
9
RESENSI
Repro. Sofwan | Expedisi
Untaian Semangat Hidup Baraah
Judul Buku: Air Mata Surga Penulis: E.Rokajat Asura Penerbit: Imania, Depok Cetakan: Mei 2012 Jumlah Halaman: 318 halaman
K
anker adalah salah satu penya kit yang sangat berbahaya. Da lam waktu yang relatif singkat, kanker dapat menular ke bagian organ tubuh lai n. Set iap pender it a kanker har us sabar dan mem iliki keyak ina n yang kuat untuk sembuh melawan pe nya k it tersebut. Mender it a penya k it kanker mer upa kan mimpi bur uk bagi semua orang. Namun, apa yang terjadi jika seorang gadis belia har us berjuang melawan kanker osteosarcoma? Sang gupkah dia melewati ujian berat yang diberikan oleh Sang Pencipta? Air Mata Surga merupakan karya keempat dari E. Rokajat Asura. Tidak ber
10
beda dengan novel sebelumnya yang berjudul Wangsit Siliwangi dan Prabu Siliwangi, E.Rokajat Asura sen ant ias a me masukkan unsurunsur rel ig i ke d al a m n ov e l kar yanya. Air Mata Surga meng angk at seb ua h kisah nyata gadis kec il bern am a Baraah Sameh. Dia adalah gadis keturunan Timur Tengah yang ma sih du d uk di bangku Madrasah Ibtidaiyah. Dalam novelnya, Asura m e nc er it aka n perj ua nga n se orang gadis kecil yat im piat u yang berj ua ng mel aw an kanker. Ibu Baraah meninggal karena pe nyakit yang sama, sementara ayahnya meninggal tertabrak truk ketika hendak menjenguk sang istri yang sedang koma di rumah sakit. Baraah menjadi satusatunya saksi saat ayahnya terhempas setelah tertabrak. Di tengah perjuang annya melawan penyakitnya, Baraah tidak melupakan janjinya kepada Baba dan Mamanya untuk menghafalkan AlQur’an. Lembaran kertas bertuliskan ayat suci senantiasa ia bawa ke mana pun ia pergi. Air Mata Surga juga menyuguhkan kisah persahabatan antara Baraah dan Dinia yang beras al dari negara yang ber beda. Di tengah cobaan yang dia hadapi, Baraah tetap percaya jika mimpinya untuk berkeliling dunia bersama saha batnya, Dinia, juga akan terwujud suatu hari nanti. Dinia merupakan pendatang dari Indonesia. Perbedaan negara, tidak membatasi keduanya dalam berteman. Perbedaan tersebut yang menjadikan me reka saling melengkapi satu sama lain.
Bagian paling menggugah hati dari novel ini adalah selepas kepergian ayah dan ibu Baraah, ia harus hijrah dari Mekah menuju Kairo. Baraah harus me ninggalkan Dinia, teman-teman sekolah nya, dan Ibu Fateema yang sudah ia ang gap ibunya sendiri. Kepindahan Baraah ke tempat baru ternyata tidak membuat luka lamanya terobati. Musibah kembali datang menghampirinya. Dia divonis menderita kanker osteosarcoma Kanker osteosarcoma memaksanya untuk merelakan satu kakinya diampu tasi. Belum genap 30 hari, kabar buruk kembali menghampiri. Penyakit ganas itu telah menjalar hingga ke otak dan memaksanya untuk kembali menjalani operasi. Sebelum masuk ke ruang ope rasi, gadis kecil yang masih polos ini mengatakan, “Alhamdulillah, aku akan segera bertemu dengan Baba dan Mama di surga.” E. Rokajat Asura dengan gaya penu lisannya yang puitis, mampu memper mainkan emosi pembaca. Dia juga tidak melupakan unsur kekanak-kanakan dari Baraah dan Dinia yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Imajinasi dan dunia fantasi yang melekat pada anak seusia mereka juga tidak luput disuguh kan. Misalnya, ketika mereka bermain rahasia-rahasiaan dari orang tua mereka. Lalu, ketika mereka membayangkan jika hidup di surga itu enak, sehingga mereka ingin segera pergi ke surga. Kekurangan dari buku ini di antar anya adalah banyaknya penggunaan istilah bahasa Arab yang tidak dijelas kan artinya. Sehingga, pembaca menja di bertanya-tanya apa makna dari kata tersebut. Selain itu, cerita akhir dari novel ini masih menggantung. Apakah Baraah Sameh terbebas dari kanker os teosarcoma atau nasib ibunya juga harus ia alami? Sebuah novel yang sangat inspiratif dan menggugah hati. Semoga semangat hidup dan ketabahan hati dari Baraah dapat menginspirasi semua orang. Se hingga muncul Baraah yang lain, yang sabar dan tabah dalam berjuang meng hadapi suratan Ilahi. Dini Permata Sari
EDISI V | JULI 2012
WACANA
Menyebut Plagiarisme Dalam Dunia Pendidikan
A
ktivitas menjiplak di zaman se Akan tetapi, plagiarisme tetap dapat karang bukanlah hal yang sulit, dicegah dan diantisipasi. Salah satunya bahkan tidaklah mahal harganya. dengan melakukan pengetatan pemerik Dengan adanya fasilitas internet, dapat mempermudah orang untuk melakukan penjiplakan atau plagiat. Cukup copy kemudian paste kita bisa menyalin tulisan dari internet. Plagiarisme menurut Kamus Be sar Bahasa Indonesia ialah penjiplak an yang melanggar hak cipta. Yaitu, hak seseorang atas hasil penemuannya yang dilindungi oleh undang-undang. Plagiat adalah pengambilan karangan orang lain dan menjadikannya seolaholah karangan atau pendapatnya sen diri. Misalnya, menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri. Plagiarisme bukanlah masalah yang kecil. Bahkan, bagi dunia pen saan hasil didikan, ia merupakan masalah yang Dok. Istimewa karya. Bahkan kini, di sangat serius karena bisa menjadi peng negara-negara maju seperti Belanda, hambat kemajuan bangsa. Sejatinya, telah menggunakan software khusus plagiarisme membuat seseorang malas untuk mendeteksi plagiarisme. Plagia untuk berpikir, tidak menciptakan pem risme ditoleransi maksimal 10%. Jika baharuan, tidak menghargai orisinalitas lebih dari itu, otomatis karya akan di dan kreativitas hingga akhirnya melum tolak. Namun, bukan sekedar dengan puhkan daya saing bangsa. pengetatan pemeriksaan plagiat dari Seperti halnya kasus yang terjadi di pihak yang berwenang, tetapi juga perlu Universitas Pendidikan Indonesia. Tiga ditumbuhkan sikap disiplin, sadar diri dosen besar tidak bisa lolos sertifikasi ka dan bangga terhadap hasil karya sendiri. rena kasus plagiat. Dalam kasus tersebut, Pemerintah Indonesia telah ber ternyata plagiat yang dilakukan bukan seke upaya meminimalisir perilaku plagia dar mengutip tanpa menyebutkan sumber risme dengan membentuk peraturan aslinya, melainkan pemalsuan hampir 99% pemerintah dan perundang-undangan. dengan hanya mengganti judul dan nama Upaya tersebut antara lain, Keputusan penulis dari karya orang lain. Ketika di Presiden Nomor 18 Tahun 1997 ber mintai keterangan, mereka berdalih bahwa dasarkan Berne Convention for the semua itu merupakan ketidaksengajaan. Protection of Artistic and Literary
JULI 2012 | EDISI V
Works atau Konvensi Berne tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra. Selain itu, Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997 yang disepakati me lalui World Intellectual Property Organization Copyrights Treaty atau Perjanjian Hak Cipta WIPO. Indonesia juga telah memiliki Un dang-undang Hak Cipta Nomor 12 Tahun 1997. Di dalamnya, termasuk upaya untuk memajukan perkem bangan karya intelektual yang berasal dari keanekaragaman seni dan budaya. Sedangkan bagi para pelanggar, menurut Pasal 72 Undang-Undang Hak Cipta. Barangsiapa dengan se ngaja dan tanpa hak melakukan per buatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) (melanggar hak cipta-red) dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milliar rupiah). Bukankah memang sudah lumrah bila ingin mencapai prestasi yang se jati, memerlukan sebuah proses. Bu kan han ya meng-copas kary a or ang lain dan menyuarakan bahwa itu ada lah kary a kit a. Mengu tip perkat aa n Rheinald Kasali, lebih baik mengawali karier dengan karya orisinal yang bu ruk dib and ing kes emp urn aa n has il dar i plagiat karena setiap permulaan selalu sulit. Nimas M. Firdausa
11
EKSPRESPEDIA
Meluncur dengan Sepatu Roda
S
epatu roda merupakan permainan yang populer di era 1990an. Salah satu jenis sepatu roda yang sering digunakan adalah inline skate. Sepatu ini mengadaptasi konsep sepatu yang di gunakan untuk ice ska ting bernama skate. Ide pembuat an inline skate muncul ketika penggemar ice
skating tidak dapat meluncur di luar musim dingin karena tidak adanya la pangan es. Pertama kali muncul di Belgia, pada 1760 oleh John Joseph Merlin yang meng ganti pisau dengan roda yang terbuat dari logam. Diberi nama inline skate karena memiliki empat atau lima roda yang disusun dalam satu garis. Di Perancis, inline skate hadir di kalangan penggiat opera. Seperti halnya opera-opera yang dilakukan menggu nakan skate, seorang tokoh akan ke luar dengan berseluncur dan berpu tar. Inline skate yang merupakan hasil adaptasi dari sepatu ice skating, nyata nya tidak dapat bekerja seperti halnya skate. Pengguna inline skate tidak dapat bermanuver apalagi melakukan putar an. Pemakainya pun harus menjaga keseimbangan seperti halnya ketika bermain ice skating. Kekurangan lainnya adalah sulitnya berseluncur di medan yang kurang halus karena permukaan rodanya yang kecil. Model lain yang sering dijum pai adalah quad skate. Quad skate
Dok. Istimewa
12
muncul karena adanya kritik terhadap inline skate yang tidak mampu bekerja seperti sepatu ice skating. Dengan em pat roda silinder yang disusun berpa sangan dua-dua antara roda depan dan belakang seperti roda mobil, pengguna quad skate lebih mudah menjaga ke seimbangan. Dengan permukaan roda yang lebih lebar dibanding inline skate, quad skate dapat digunakan di jalanan yang tidak terlalu halus. Sejak tahun 2000, bermunculan inovasi-inovasi sepatu roda. Salah sa tunya adalah flashing roller, yakni se patu roda yang dapat digunakan sebagai sepatu biasa. Flashing roller terdiri atas satu atau dua roda silinder yang letaknya di tumit sepatu. Sepatu ini menyimpan roda sepatu di dalam hak sepatu. Se hingga, flashing roller dapat digunakan sebagai sepatu biasa yang digunakan sehari-hari dengan menyimpan roda sepatunya, kemudian dapat digunakan untuk berseluncur dengan mengeluar kan rodanya. Nur Janti Dikutip dari berbagai sumber
EDISI V | JULI 2012