Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 64

Page 1

Vol. 6 n No. 64 n April 2015

Giliran Daerah dan Industri

Beyond Bali:

Selling, Selling

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

1


Isi Nomor ini

10 12 14

23

Menentukan Prioritas dan Fokus Destinasi Ekonomi Pariwisata dari Peringatan KAA Bandung Beca

di Indonesia, Jerman, Jepang

Tahun Kunjungan Ambon pun ‘Selling’

Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015

Di pelabuhan, warga di pulau-pulau menanti orang-orang terkasih,

menunggu kedatangan barang dan komoditi yang dibutuhkan sehari-hari. Di pelabuhan, melepas kerabat dan teman-teman merantau ke negeri lain untuk belajar, untuk bekerja, serta mengirimkan komoditi yang dihasilkan untuk dijual ke kota-kota di pulau-pulau besar. Kapal-kapal besar yang singgah di pulau merupakan kebanggaan sekaligus hiburan bagi mereka. Kesibukan di dermaga dan kehidupan di atas kapal, mengisahkan kehidupan dan keindahan sebuah negeri tropis. Di pelabuhan, bersemayam jati diri bangsa ‘bahari’ ini. Ini tampak setelah senja di pelabuhan Ternate. Dan satu demi satu pelabuhan laut kini sedang ditingkatkan fasilitasnya.


e d it o r ial

Untuk Pimpinan Di Daerah

M

enpar Arief Yahya me­rasa perlu melu­ ruskan terutama un­ tuk para bupati, para pimpinan di daerah yang belum menempatkan pariwisata sebagai primary industry. Bahwa pariwisata punya return yang lebih tinggi dari pada manufacturing. Dibanding de­ ngan otomotif misalnya, ­dengan investasi yang sama besarnya, pari­ wisata akan menciptakan 6 kali jumlah peluang kerja. Produk pari­ wisata umumnya adalah nature dan itu sudah siap. Manufacturing selain membangun fasilitas harus memba­ ngun pabrik. Para pengambil keputusan ­ketika mengalokasikan sumber daya, ten­ tu harus memilih. Pariwisata itu renewable, dampak ­lingkungannya juga ada tapi pariwisata paling ­minimal. Kontribusi PDB berdasarkan data BPS 4% namun ­berdasarkan data WTTC 9,2%. Berbeda ­karena BPS memperhitungkan 3 dari 9 sektor di pariwisata sedangkan

Menpar Arief Yahya WTTC men­cakup total semua ­sektor, menghasilkan 9,2%. Di Indonesia, satu wisman ratarata membelanjakan USD 1.200 tiap berkunjung, sekitar Rp. 15 juta. Wisnus kita menghabiskan ­rata-rata 750 ribu. Jadi, satu wisman menge­ luarkan uang ekuivalen dengan 20 wisnus in term of rupiah. Cross border tourists harus diper­ hati­kan. Mereka tidak tergantung pada ­season, apakah musim ­periode Natal, New Year, sebagai puncak­ nya, atau musim libur sekolah. Maka salah satu tujuan kita seka­ rang adalah mengembangkan wisa­ ta perbatasan. Batam dikunjungi oleh 25% dari total jumlah wisman, yang bisa menyainginya ­hanya Bali dan Jakarta. Jakarta menerima wis­ man 30%, Bali 40%. Perhatikan pula, ke ­Indonesia 60% wisman datang tertarik ­culture, 35% karena nature, dan 5% tertarik ­fasilitas manmade. Nature termasuk bahari, ecotourism, wisata petualang­an. Dan, bahari itu 35% dari nature. Jadi artinya dari total

semuanya bahari memang meng­ hasilkan wisman 10% dari kese­ luruhan. Pada sisi marketing, biaya digi­ tal ­perlu 30%, apa artinya? Digital tiga kali lebih bagus daripada yang non digital. Dari survey atas turis Cina, menjawab pertanyaan dari mana mengetahui Indo­nesia, 73% menjawab dari digital atau online. Kita harus memilih media yang memberi impact besar meskipun di­ pahami bahwa untuk membangun ­awareness maupun interest masih perlu menggunakan media konven­ sional. Kemenpar untuk promosi mela­ lui media ini mengalokasikan biaya 2/3 ke digital, 1/3 di konvensional. Uang kita 300 miliar untuk pro­ mosi media bagi seluruh destinasi ­Indonesia. Harap maklum pula, berdasarkan perhitung­an empiris skala nasional, untuk mendatang­ kan satu wisman itu perlu biaya promosi USD 5. Jadi kalau 20 juta wisman, perlu 100 juta USD, equivalen 1,2 triliun rupiah. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

3


utama Giliran Daerah dan Industri Beyond Java-Bali:

Selling, Selling

U

ntuk memasarkan dan men­jual, tentu produknya sudah dibuat layak jual. ­Ketika unsur-unsur 3 A (Aksesibilitas, Akomodasi/Ameniti, Atraksi) dan transportasi lokal serta tenaga guide dikombinasikan dan ter­ bentuk harga jual sebagai paket ­wisata, maka dari tadinya potensi yang ada masih berstatus layak jual, jadilah produk ‘siap jual’. Bagi destinasi, apakah daerah pro­vinsi, kabupaten atau kota, produk riil yang dijual dengan harga tertentu, pada dasarnya terdiri dari unsur-unsur yang ‘tangible’ seperti ini: pintu masuk (bandara, pelabuh­ an), moda ang­kut­an, jalanjalan, akomodasi, spot un­ tuk kunjungan wisa­tawan, dan fasilitas-fasilitas umum yang terkait. Jadi, sebenarnya, pemda dan ­industri pelaku pari­ wisata di dae­rah destinasi, ‘tinggal’ bekerja meng­adakannya demi memberikan kelancaran dan kenyamanan arus wisatawan ketika ber­aktifitas. Tanpa itu, maka ‘produk wisata’ yang ada nyaris tetap berstatus belum siap jual. Sebaliknya, siap jual berarti pemda dan ­industri pelaku bis­ nis segera memilih pasar mana yang tepat hendak dipilih untuk ‘kegiatan menjual’. Domestik atau luar negeri.

Jambi Baru Mulai

Pemprov Jambi dan Dinas Kebuda­ yaan dan Pariwisatanya baru mulai berupaya ‘menjual’ produk wisata ke

4

luar daerahnya. Itu dengan meng­ gelar even bulan promosi pariwisata Jambi di Jakarta medio April 2015. Temanya juga langsung ingin menjual: ‘Welcome to Jambi Adventure and Culture ­Paradise’. Ajang ini hendak mem­ pertemukan sellers-buyers dari Jambi dengan para pelaku industri dari luar Jambi, yang diharapkan datang dari

J­ akarta, Bandung dan daerah-daerah lain ­se­perti Bali, Batam, Jogja, dan Padang. Dilaksanakan dua hari pada 16–17 April 2015, memanfaatkan an­ jungan Jambi di Taman Mini Indone­ sia Indah, Jakarta. Pihak Pemprov Jambi ­memfasilitasi tempat, sarana dan prasarana, dan mem­persilahkan Badan Promosi Pari­ wisata Daerah (BPPD) Jambi melak­

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015

sanakan tekhnis kegiatan table top alias ajang pertemuan penjual dengan pem­ beli. BPPD itu dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur No. 329/Gub/ Disbudpar/2012 yang disahkan pada tanggal 10 Mei 2012. Menurut Arkani Hilmie, Ketua BPPD Provinsi Jambi, dihadirkan to­ tal 15 sellers dari Jambi dan pelaksana event mengundang 20 buyers. Sellers terdiri dari perusahaan perjalanan dan hotel serta pelaku UKM. “Target kami adalah mencapai kualitas, bu­ kan kuantitas. Meskipun hanya ada 20 buyers, tetapi sungguh akan terjadi transaksi. Kami ingin yang datang ialah mereka yang tertarik dan akan menjual pariwisata Jambi,” ujarnya. Di sana juga ada ­ASITA. Sekretaris­nya, H. Hery menginforma­ sikan, 6 travel agent Jambi ikut serta. Mereka mempunyai paket-paket wisata dan telah pernah menjualnya. Sellers lainnya dari lima hotel. Komunitas-komunitas khusus yang meng­organisasi perjalan­ an dan pelaku UKM mengisi stan-stan yang didirikan di halaman maupun di dalam anjung­an Jambi itu. Mereka me­ mamerkan produk-produk dan brosurbrosur. Mereka mengakui, bahwa yang ingin dijual adalah paket-paket wisata minat khusus. Itu mengacu pada hasil evaluasi tingkat kunjungan wisatawan di Jambi selama tahun 2014 lalu. Program ini akan menjadi agenda rutin dan tetap


Atas-bawah: Suasana table top dan even promosi pariwisata Jambi di TMII, Jakarta, di hari pertama (16/4).

jadwalnya. Kegiatan promosi diharap­ kan menjadi penggerak dan motivator sinergi antara pemprov dengan kabu­ paten/kota serta para pelaku industri pariwisata untuk membawa pariwisata di daerah berkembang dan maju. Dalam berpromosi, BPPD ingin me­ngedepankan kegiatan semacam table top. Di dalamnya ada dua produk yang ditampilkan, yaitu penjualan pa­ ket-paket wisata dan produk-produk UKM serta ekonomi kreatif daerah. Jadi bukan hanya mengangkat seni dan budaya saja seperti yang selama ini di­ laksanakan. Ketua BPPD Jambi juga mengung­ kapkan, bermaksud akan hadir pada even-even travel fair meskipun belum bisa mengkonfirmasi yang mana yang mau diikuti.

Wisata petualangan alam dan budaya

BPPD Jambi beranggapan produkproduk wisata minat khusus daerah itu telah berstatus ‘siap dijual’. Jadi, memang bukan bersasaran pariwisata massal. Dia menunjuk Taman Nasional Ber­ bak yang adalah tempat berkumpulnya burung-burung yang bermigrasi dari kawasan Siberia, Rusia pada bulan Ok­ tober setiap tahun. Kawasan hutan di bagian timur Jambi merupakan habitat harimau (panthera tigris sumatrae) dan orangutan (pongo abelii) sumatera. Alam hijau di pegunungan Kerinci relatif terjaga dengan baik. Dan ka­ wasan taman bumi (geopark) Merangin yang sedang diproses untuk masuk da­ lam daftar jaringan taman bumi dunia.

Bermaksud juga hendak ­mengangkat komunitas suku Anak Dalam, menyak­ sikan bagaimana mereka berinteraksi dan bersosialisasi dengan alam. Ini bahkan dipandang bisa menjadi salah satu program prioritas. Semua wilayah kabupaten di Jambi dinyatakan mempunyai alam dengan tantangan cukup tinggi. Cocok untuk aktifitas petualangan seperti kegiatan off road. Khusus wisata ini, dinyatakan telah cukup lama terlaksana bahkan su­ dah mencapai tingkat nasional. Anggota ASITA Jambi sekarang berjumlah 70 perusahaan perjalanan. Mereka kini mulai diarahkan untuk menjadi biro perjalanan wisata (BPW) yang akan membuat paket-paket wisata Jambi. Di antaranya itulah enam peru­ sahaan tadi dinilai sudah siap dan ber­ partisipasi dalam table top di TMII. Menurut asosiasi ini, obyek-obyek wisata yang dinilai sudah siap jual adalah danau dan gunung Kerinci serta kom­ pleks candi di Muara Jambi. Sedang di­ usulkan untuk membuat program roadshow dan famtrip agar para pengusaha perjalanan di Jambi terpacu membuat paket-paket wisata di daerahnya. Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus meminta para pelaku usaha di daerah­ nya mempromosikan pariwisata Jambi secara berkesinambungan seraya mem­ bangun daya saing tinggi. Ekonomi provinsi ini tumbuh 7,95 persen tahun 2014, adapun jumlah kun­

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

5


utama

Aceh Memilih Fokus? Pemkot

Bupati/walikota atau yang mewakili dari seluruh Jambi turut hadir pada even promosi pariwisata Jambi di Jakarta (atas). Venue kegiatan di anjungan TMII menarik pengunjung umum, domestik dan mancanegara (bawah).

jungan wisatawan tumbuh 18,7%, tapi memang, barulah berkontribusi 0,02% terhadap perekonomian di Jambi. Salah satu buyer yang hadir, Faishal Noor Rahman mewakili dua BPW, Wisata Asia dan Wisata Malang, menga­takan ketika berada di ajang promosi di TMII itu, mereka akan melihat-lihat dulu sebab akses dari Malang ke Jambi tidaklah mudah de­ ngan transit di ­Jakarta terlebih dahulu. Tetapi juga bukan berarti tidak terbuka peluangnya. Lili dari Blue Horizon Tour and ­Tra­vel, salah satu seller asal Jambi me­ ngaku belum menargetkan kuantitas penjual­an pada ajang tersebut. Yang penting, menurutnya, kini destinasi Jambi mulai lebih dikenal. Perusahaan perjalanan lokal ini me­ ngaku mulai menjual paket wisata se­ jak tahun 2014. Paket utamanya me­ ngunjungi Pulau Berhala di pesisir timur Jambi. Setiap bulan memberang­ katkan 10 grup wisatawan domestik, rata-rata 10 orang dalam satu grup.

6

Lili dari Blue Horizon T & T (kiri) bersama H.Hery, Sekretaris ASITA Jambi (kanan).

“Kadang-kadang kami juga ­menerima tamu dari Perancis yang dikirim oleh agen di Bali. Mereka umumnya ingin melihat Candi Muara Jambi. Frekuen­ sinya memang baru 1-2 kali dalam se­ tahun. Kami menjual paket sejak tahun 2014. Pemasaran dan penjualannya melalui website,” jelasnya.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015

Banda Aceh tampak memilih strategi fokus dalam me­ nentukan produk. Logikanya ke­ mudian tentu juga akan memilih fokus-fokus pasar, ke mana ­hendak menjual. Meluncurkan ­branding pariwisatanya World ­Islamic Tou­ rism, Selasa, 31 Maret 2015 di ­Kementerian Pariwisata, Jakarta. Peluncuran tersebut diawali ­de­ngan penandatanganan nota kese­pa­ham­ an antara Pemerintah Kota Banda Aceh dengan PATA Indonesia Chapter (PIC). Ma­sing-masing di­ wakili oleh Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin ­Djamal, dan Poernomo Siswoprasetijo selaku CEO PATA Indonesia Chapter dan disaksikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Walikota Banda Aceh mengaku mem­perhatikan tren wisatawan muslim global yang berkembang pesat dan disukai oleh banyak ne­ gara. Itu membuktikan wisata ­Islami diterima di seluruh dunia. Dengan misi perdamaian dan per­ sahabatan, kota Banda Aceh berse­ mangat memajukan dan mengem­ bangkan pariwisata yang ­Islami. Wisata Islami di Aceh adalah wisata yang berlandaskan nilai-nilai ­Islam dan ini sesuai dengan visi ibukota Provinsi Nangroe Aceh Darussalam itu, ingin menjadi model kota ­madani di Indonesia. Kebutuhan dasar wisatawan mus­ lim seperti makanan dan minuman halal, kegiatan wisata yang Islami,


kegiatan-kegiatan organisasi itu, mis­ alnya muzakarah ulama se-Asia atau Timur Tengah. Juga menjalin kembali komunikasi dengan organisasi-organ­ isasi internasional yang pernah mem­ bantu Aceh pada momen peristiwa dan pasca tsunami. Dan dalam pengembangan ekonomi dan pariwisata, telah dilaksanakan ­kerja sama segi tiga antara Pemkot Banda Aceh, Kota Sabang dan Kabupaten Aceh Besar.

Pemerintah akan dukung

Menteri Pariwisata Arief Yahya (tengah), Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal (kiri) dan CEO PATA Indonesia Chapter meresmikan peluncuran pariwisata Banda Aceh sebagai World Islamic Tourism Destination di Jakarta, Selasa (31/3).

fasilitas melaksanakan ritual ibadah seperti mesjid, berziarah, bertafakur dan lain-lain serba tersedia di kotanya. Selain masyarakatnya ramah, kebersih­ an, keindahan dan keamanan juga ter­ jaga dengan baik. Illiza berharap, me­ dia massa turut membantu mengurangi stigma negatif yang masih melekat sam­ pai sekarang terhadap kota Banda Aceh dan Aceh pada umumnya. Sejarah mencatat Banda Aceh ­sebagai kota pelabuhan, pusat kerajaan, pusat pendidikan dan agama, budaya dan sastra sehingga dikenal dengan kota tawaddun, kota pencerahan di Asia Tenggara. Sejak lama nama Aceh su­ dah internasionalized. Branding pari­ wisata kota bisa dikatakan salah satu upaya mengembalikannya ke posisi yang pernah tercapai. Walikota ini memperlihatkan ga­ gasannya dengan data. Dihitung dari jumlah tamu yang menginap di ako­ modasi di Banda Aceh, jumlah wisman berkunjung tahun 2014 tercatat 11.103

orang, naik dua kali lipat daripada ta­ hun 2013 yang berjumlah 5.317 orang. Jumlah wisnus pada 2014 sebanyak 224.939 orang, turun sedikit daripada jumlah kunjungan tahun 2013 yang mencapai 229.589 orang. Kini Pemkot menargetkan total jumlah kunjungan meningkat 20% setiap tahun. Tahun 2015 ini pemkot akan mem­ bangun trans kota dengan 30 unit armada. Mulai membangun fly over untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas, dan membangun sebuah sekolah madani. Di situ nanti akan ada convention hall yang dapat menampung seki­ tar empat ribu orang, sebuah kebun raya, Museum Banda Aceh, dan pusat kebudayaan dan pendidikan Islam. Se­ mua bangunan baru tersebut dirancang akan menampilkan arsitektur Islami. Pemda juga sedang mencoba men­ dekati organisasi kerja sama negaranegara Islam dunia (OKI) dan Islamic Development Bank (IDB) untuk me­ nawarkan Aceh menjadi tuan rumah

Sekitar 20 % dari penduduk dunia, ialah umat Muslim, itu 1,5 miliar. Statistik mencatat total pengeluaran wisatawan Muslim global mencapai 140 miliar dolar AS tahun 2013. Pasarnya lebih besar daripada pasar Cina dengan jumlah outbound mencapai 100 juta dan pengeluaran 100 miliar dolar AS. Wisatawan Muslim yang berkunjung ke Indonesia jumlahnya diperkirakan sekitar 2,4 juta atau 20% dari total se­ luruh wisatawan yang datang. Tahun lalu Pulau Bali dikunjungi 4 juta wisman. Pengeluaran wisman selama berada di Pulau Dewata dirataratakan sekitar USD 1.000, menda­ tangkan pendapatan 4 miliar dollar AS atau hampir Rp 50 triliun. Kekuatan Bali ada pada filosofi Trihitakarana dan ajaran-ajaran agama yang me­ nyatu dengan budaya yang dihidupkan masyarakatnya dan kegiatan-kegiatan pariwisata. Menpar Arief Yahya melihat antara agama dan budaya terhubung dengan sangat baik di Aceh. Namun, nilai keekonomiannya belum diefektifkan. Menpar mendukung gagasan penggu­ naan istilah Islami sehingga tidak ter­ kesan ekslusif. Menurutnya, “Kita harus tunjukkan Islam itu rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh semesta. Posisi Aceh sudah bagus dan pasarnya pun besar.”

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

7


utama Aceh memposisikan rahmatan lil ­alamin dalam branding ‘World Islamic Tourism’. Kar­ ena sudah dikatakan ‘du­nia’ maka pemerintah akan ikut membantu mengiklankan­ nya. Pemda dan pemangku kepentingan pariwisata lain dapat mengikuti pameranpameran untuk menjual produk, memberi potong­an harga saat low season dan itu semua dimulai pada targettarget yang disasar. Selain itu, pemerintah Kiri: Tari rateuh parempuan. Kanan: Tari rateuh jaroh, tari kreasi yang menggabungkan tiga tari tradisional Aceh diantaranya tari saman. akan ­memberi dukungan finansial berupa tambah­an dana sebesar Rp 10 miliar agar ­promosi pariwisata di Aceh bisa di­implementasikan dan dieksekusi segera. Perhi­ tungannya, Indonesia perlu biaya promosi sekitar USD 10 untuk mendatangkan satu wisatawan agar menca­ pai target jumlah kunjungan internasional. Biaya promosi pariwisata Indonesia hanya USD 5 per wisatawan, se­ dangkan Singapura men­ Kiri: Mesjid Rahmatullah di Lampuuk, salah satu bangunan yang selamat dari gempa dan tsunami. Di sekitar ganggarkan biaya promosi mesjid ini dapat disaksikan lokasi pemakaman massal dalam ukuran kecil. Kanan: Rumah di atas kapal di Lampulo. USD 20 per wisatawan, Sumber wisman terdekat memang pegunungan. 1/60 dari total rata-rata pengeluaran Malaysia. Waktu tempuh perjalanan­ Menpar Arief Yahya mengatakan, turis internasional di Singapura sebesar nya cukup singkat sekitar dua jam pen­ infrastruktur dan aksesibilitas di Aceh USD 1,200, dan Malaysia mengang­ erbangan. Penduduk Muslim dari Cina relatif lebih baik daripada daerah lain garkannya sebesar USD 15 per orang. daratan diperkirakan jumlahnya cukup yang mesti memperpanjang landasan Pemerintah juga akan mulai men­ besar dan bisa menjadi pasar potensial. dan atau membangun bandara baru. sertifikasi pelaku pariwisata di Aceh. Wisman asal Cina daratan menyukai Aceh perlu mempromosikan destinasi Diharapkan, mereka akan menjadi wisata bahari dan senang berbelanja wisatanya lebih baik, menetapkan target agen perubahan dalam industri pari­ barang-barang mewah. pasarnya dan segmen wisatawan mana wisata. Sertifikasi tidak dimaksudkan Ada lagi wisman asal kawasan Timur yang paling potensial akan berkun­ untuk merusak tatanan syariah. Tengah yang jumlahnya hampir 200 jung, dan pemda lebih aktif mengko­ Pemerintah menargetkan Aceh meng­­ ribu datang ke Indonesia tahun lalu. munikasikan even-even yang diadakan gaet satu juta wisnus dan menaikkan Selama di Indonesia pengeluaran rata- di Aceh bersama dengan ­Kementerian target wisman dari 40 menjadi 100 ribu rata diperkirakan mencapai USD 5 ribu Pariwisata. selama tahun 2015. Kota Banda Aceh per kunjungan. Wisman ini menyukai Jika di Bali memposisikan Trihita- ditargetkan menarik 25% dari total berwisata ke daerah berhawa sejuk di karana dalam branding-nya, di ­Banda kunjungan wisatawan ke Provinsi Aceh.

8

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015


Pelabuhan Balohan, Sabang tak akan ditinggalkan.

Sabang semakin ramai

Aksesibilitas

oleh Garuda Indonesia yang melayani rute Medan–Sa­ bang PP sudah mulai memperlihatkan penambahan jumlah pengunjung ke Sabang. Kini, wisatawan, baik dalam maupun luar negeri, punya banyak pi­ lihan transportasi menuju surga bahari di ujung paling barat Indonesia. “Kenapa kami lebih memilih ­Medan, Sumatera Utara? Karena sebagian besar pengunjung ke Aceh dari Medan dan wilayah Sumatera Utara. Dengan ada­ nya transportasi udara, mereka bisa pilih pergi dengan pesawat pulangnya lewat jalan darat atau sebaliknya. Hasilnya sudah mulai terlihat. Me­

Wisman dari Cina mulai ramai mendatangi Sabang melalui Kualanamu, Medan, Sumatera Utara.

mang masih ada beberapa catatan yang disampaikan para operator tur kepada Garuda. Terutama usulan jadwal pener­ bangan yang bisa menjamin penerbang­ an lanjutan. Misalnya, penumpang AirAsia dari Hong Kong tiba di Kuala Lumpur atau di Kualanamu, Medan, akan melanjutkan ­penerbangan ­dengan Garuda ke Sabang, mengharapkan tidak harus menginap lagi di Medan. Begitu­ pun rute sebaliknya,” Kepala Dinas Ke­ budayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, Reza Pahlevi menjelaskan. Belum ada laporan tingkat keterisi­ an pesawat di rute ini. Reza memberi gambaran, subsidi dari Pemkot Sabang sekitar 20% untuk blocked seat belum terpakai sampai saat ini. Pihak maska­ pai pun belum memperlihatkan tandatanda akan menambah jadwal pener­ bangan di rute ini. Keberadaan transportasi udara yang lebih cepat waktu tempuhnya tidak akan mengganggu operasional pelabuh­ an laut Ulee Lheu, Banda Aceh dan Balohan, Sabang. Kata Reza, ini untuk mengakomodasi kebutuhan segmensegmen wisatawan. Rombongan keluar­ ga lebih suka lewat pelabuhan Ulee Lheu, sedangkan wisatawan dari Cina, Hong Kong, Kuala ­Lumpur dan Singa­ pura yang masuk lewat ­Kualanamu akan lebih memilih dengan transpor­ tasi udara. AirAsia juga menghubungkan Kuala Lumpur dan Penang beberapa kali se­ minggu dengan kota Banda Aceh. Jumlah kunjungan wisman dari Cina ke Sabang terus meningkat. Segmen wisatawan yang datang dari segmen high class. Apalagi di Sabang kini telah berdiri sebuah resor eksklusif dengan tarif lumayan tinggi. Ada beberapa agenda kegiatan di Aceh yang akan segera ­diselenggarakan, yakni Aceh International Surfing Competition di bulan Mei, Sabang Fair di awal Juni, dan International Aceh Art and Culture Festival pada September nanti. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

9


utama

D

Menentukan Prioritas

alam mengelola pemasaran Adapun pertimbangan dan ­penilaian tinasi yang dalam Tahap Perintisan, ada pariwisata dan pengembang­ yang diterapkan dalam menentukan Tahap Pembangunan, ada Tahap Pe­ an destinasi, Kemenpar me­ prioritas destinasi di luar tiga The Great mantapan dan Tahap Revitalisasi. Ber­ nerapkan salah satu prinsip utama tadi, adalah fact and ­figures dari dasarkan pertimbangan-pertimbang­an manajemen, ‘mengutamakan yang perspektif pasar tahun 2013, dan dite­ itu pula dan realitas yang dihadapi, ­utama’. Bagaimana kriteria untuk mukanlah peringkat 1 sampai 5 terdiri masing-masing tahap tersebut punya memilih dan memilah destinasi sehing­ dari Bandung, Surabaya, Yogyakarta– fokus beberapa Top Destinations. ga menjadi yang utama alias pemering­ Solo, Medan dan Makassar. Menpar Lengkapnya digambarkan seperti katan yang utama? Pemeringkatan itu menyajikannya sebagai berikut: t ­ abel 3 di sebelah kanan. JUSTIFIKASI PENENTUAN PRIORITAS DESTINASI memang melahirkan konsep pilhan PASAR Prioritas Destinasi Berdasarkan Aspek Pasar 2BERDASARKAN Pertimbangan ASPEK Dalam Menentukan des­tinasi yang tergolong The Great. Tiga great utama ialah The Great NO ASPEK BANDUNG SURABAYA YOGYA-SOLO MEDAN MAKASAR Bali, The Great Jakarta dan The Great Performance/ pertumbuhan 225,550 / 17,730 / 176,318 / 225,041 / 103,758 / Batam. Lalu muncul tujuh the great 1 kunjungan (data 20% 4% 30% 27% 23% lainnya. Adalah logis tujuh The Great 2013) ini, termasuk di wilayah Jawa dan luar Int Flight, Int Flight, Int Flight, Int Flight, Int Flight, Int Airport, Int Airport, Int Airport, Int Airport, Int Airport, Jawa sebutlah Beyond Java Bali, pada Jalur Darat Jalur Darat, Jalur Darat dan Jalur Darat, Jalur Darat, gilirannya akan bertumbuh dan dikem­ dan Udara, Laut dan Udara Udara, Laut dan Laut dan Point of Point of, Point of Udara, Udara, bangkan tahap demi tahap. Sehingga 2 Aksesibilitas Distribution Distribution Distribution Point of Point of Khusus Tengah/Timur Indonesia Distribution Distribution total dalam proyeksi akan ada 10 The Jawa Barat dan Nusa Tengah Sumatera Indonesia Great Destinations yang akan mewakili Tenggara Timur seluruh destinasi wisata negeri kepu­ HASIL lauan Wonderful Indonesia. 1 2 3 4 5 PERINGKAT Pemeringkatan prioritas dan fokus Akhirnya untuk periode 2015–2019 Bersamaan itu ditentukan empat destinasi secara objektif dengan data SF:kuantitatif PRIORITAS PINTU KEDATANGAN UTAMA WISATAWAN dapat terlihat dari rincian klasifikasi dalam kebijakan dan strategi tersusunlah beberapa prioritas pengem­ pengembangan destinasi, yaitu ada des­ bangan destinasi, berdasarkan pemi­ berikut ini: MANCANEGARA (PRIORITIZATION OF INTERNATIONAL TOURIST MAIN PORT OF ENTRY) lihan lokasi dan konsep tematik yang 52 Sumber: Hasil Analisis Kempar 2015 Tiga Great Utama memberikan kontribusi lebih dari 90% Kedatangan Wisatawan Mancanegara 1 sesuai dengan destinasi dimaksud. Kri­ (Three Major Greats Contribute Over 90% of International Tourist Arrivals) teria yang diterapkan dalam menentu­ Daerah (Region) Total Wisatawan Angka Kedatangan (Number of Arrivals) kan prioritas pengembangan destinasi Mancanegara (Total ini terdiri atas: of Int’l Tourist) Great Bali

3,507,310

41 % Ngurah Rai 3,241,889; Lombok 40,380

Great Jakarta

2,305,729

27 % Soekarno-Hatta 2,240,502; Tanjung Priok 65,227;

1,885,012

Batam 1,336,430; Tanjung Uban 318,154; Tanjung Balai 22 % Karimun 104,889; Tanjung Pinang 99,593; Sultan Syarif Kasim II 25,946;

Great Batam Great Sumatera*

269,685

3 % Kualanamu 225,550 ; Minangkabau 44,135;

Great Surabaya

225,041

3 % Juanda 225,041

Great Bandung

176,318

2 % Husein Sastranegara 176,318;

Great Yogyakarta

103,758

1 % Adi Sucipto 86,020; Adi Sumarmo 17,738

Great Kalimantan*

41,760

0.5% Sepinggan 16,904; Entikong 24,856

Great Sulawesi*

37,647

0.6% Makassar 17,730; Sam Ratulangi 19,917

Great Maluku Papua*

Source: Data and Information Centre, Ministry of Tourism and Central Statistic Bureau, 2014 (International Tourist Arrivals to 19 Main Port of Entry)

(1) Nilai Daya Tarik (Atraksi) yang ber­ kualitas. (2) Kesiapan amenitas pariwisata (infra­ struktur dan sarana prasarana pari­ wisata). (3) Aksesibilitas (jaringan moda transpor­ tasi dan konektifitas). (4) Kesiapan dan dukungan masyarakat an Pemerintah Daerah. (5) Tata kelola destinasi pariwisata. (6) Potensi pengembangan pasar manca­ negara dan nusantara. 25

10

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015


dan Fokus Destinasi SI: TAHAPAN DAN IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI

NO

3

1

2

3

4

Tahapan

Top 5 Destinasi

Perintisan:

1. 2. 3. 4. 5.

Pembangunan:

1. Toba 2. Komodo 3. Bromo-Tengger-Semeru

Pemantapan:

1. 2. 3. 4. 5.

Bandung, Yogya-Solo, Medan Surabaya Manado

Revitalisasi:

1. 2. 3. 4.

Bunaken Toraja, Borobudur Gili Tramena

Nilai daya tarik tinggi; kesiapan amenitas rendah, aksesibilitas rendah, dukungan masyarakat rendah, tata kelola destinasi belum ada, dan terdapat potensi pertumbuhan pasar

Nilai daya tarik tinggi, amenitas sudah tersedia, aksesibilitas masih terbatas, dukungan masyarakat sudah ada, tata kelola destinasi mulai dirintis, terjadi pertumbuhan pasar

Nilai daya tarik tinggi, amenitas tersedia dan lengkap, mudah di akses, dukungan masyarakat tinggi, tata kelola sudah mantap, dan pertumbuhan pasar tinggi

Daya tarik menurun; Amenitas tersedia namun dalam kondisi rusak; Aksesibilitas tersedia, dukungan masyarakat menurun, tata kelola ada, trend jumlah wisatawan stagnan atau menurun.

Wakatobi Raja Ampat Natuna-Anambas Weh-Sabang Tanjung Kelayang

SI:

PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA 2015-2019 4 PRIORITAS PRIORITAS PENGEMBANGAN DESTINASI54 PARIWISATA 2015–2019 1

Coral Triangle (Bunaken, Wakatobi, Raja Ampat)

2 Pulau terdepan dan perbatasan (Weh-Sabang, Natuna-Anambas, Sentarum) Di situlah para pemerintah ­dae­rah 3 The Green Belt (Tanjung Puting, Ijen-Baluran, Toraja) Lokasi dan pelaku industri pariwisata bisa 4 Geopark (Toba, Rinjani, Bromo-Tengger-Semeru) masuk untuk mensinergikan, dan 5 Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Tanjung Kelayang, Alor, Komodo, Nias) meng­­koordinasi kebijakan dan pro­ 1 Bahari (Gili Tramena) gram-program aksi di daerah destinasi 2 Ecotourism (Komodo) sehingga segera bisa sinkron. ­Kebijakan 3 Culture & Heritage (Borobudur) dan strategi nasional tentu memasarkan 4 Adventure (Morotai) Tema dan mempromosikan dalam skala dan 5 Kuliner dan Belanja (Nongsa-Batam) 6 Syariah dan religi (Aceh, Sumatera Barat, NTB) perspektif nasional, yang dari sudut 7 MICE (Makassar) pengalokasian anggar­an pemasaran, 8 Sport (Palembang) dis­tIMPLEMENTASI ribusi berdasarkan geografis pasar SI: STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN (1) Bandung, (2) Surabaya, (3) Yogya – Solo, (4) Medan, (5) Makassar Pasar (2015) dan kegiatan, digambarkan seperti ini:

KONSEP ‘BAS’(PROMOTION STRATEGY IMPLEMENTATION BASED ON ‘BAS’) Kriteria Pengembangan Destinasi Pariwisata:

5

1.

Nilai daya tarik (atraksi) yang berkualitas

2. Kesiapan amenitas pariwisata (infrastruktur dan sarana prasarana pariwisata IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN KONSEP ‘BAS’ 3. Aksesibilitas (jaringan2015) moda transportasi ANGGARAN PROMOSI YANG TELAHStrategy TERALOKASI PADA 2015(ALLOCATED PROMOTION BUDGET : Rp. 1 TRILION dan konektivitas) (Promotion Implementation Based on ‘BAS’) 4. Kesiapan dan dukungan masyarakat dan Pemerintah Daerah

5. Tata kelola destinasi pariwisata ANGGARAN PROMOSI YANG TELAH TERALOKASI PADA 2015 (ALLOCATED PROMOTION BUDGET 2015): Rp 1 TRILION 6.

Potensi Pengembangan Pasar Mancanegara dan Nusantara Seperti

Alokasi Anggaran (Budget Allocation)

Branding

Periklanan (Advertising)

Penjualan (Selling)

ASEAN

50%

25%

15%

10%

ASIA PACIFIC (NON ASEAN)

30%

15%

10%

5%

EUROPE, MIDDLE EAST, AND AFRICA (EMEA)

20%

10%

5%

5%

100%

50%

30%

20%

Pasar (Market Area)

TOTAL

beberapa kali dijelaskan oleh Menpar Arief Yahya, ketika me­ masuki kegiatan Selling—Penjualan produk wisata ke pasar pembeli—di situ pe­ngelola daerah destinasi dan para pelaku industri mengambil peran utama. Kegiatan selling itulah dalam praktik pariwisata yang mendatangkan wisman untuk berkunjung. Dan me­ ningkatkan jumlah wisman maupun wisnus. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

34

11

53


Event

Baliho yang terpampang di pinggir jalan di Jakarta, untuk sosialisasi acara peringatan Konferensi Asia Afrika (kiri). Sejumlah Pramuka melakukan upacara

Ekonomi Pariwisata

dari Peringatan KAA Bandung

K

ita bisa memulai gerak pariwisata dari salah satu di antara berbagai aspek atau ‘jenis penyelenggaraan event’. Bisa event sosial, budaya, politik, ekonomi, olahraga dan seterusnya. Kali ini even peringatan 60 ­tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 di kota Bandung membuktikan keter­ kaitannya langsung dengan pariwisata, membuktikan ‘the economics of travel and tourism’. Di Bandung sendiri, boleh ­dibilang kegiatan ini diolah menjadi pesta rakyat, melibatkan masyarakat di kampung-kampung yang jumlahnya 14 ribu orang. Mereka adalah relawan yang siap mendukung acara ini. Ke mancanegara, gaungnya pun meluas. Selain Bandung, Jakarta juga dijadi­

12

kan lokasi aneka rangkaian kegiatan yang digelar 19–24 April 2015. Sebagai perhelatan dunia, ­peringatan 60 tahun KAA ini mengingatkan peran Indonesia sebagai pengikat negara­negara di Asia dan Afrika dalam men­ jalin kerja sama ekonomi budaya ­dalam melawan bentuk imperialisme, kolo­ nialisme dan neokolonialisme. Enam puluh tahun yang lalu KAA mengharumkan kota Bandung dan sekaligus nama Indonesia yang ber­ peran membawa 29 negara Asia Afrika kala itu menjadi satu bangkit melawan keterpurukan.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015

Kepanitiaan nasional penyelengga­ raan terdiri dari bidang substansi materi Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi, berhubungan de­ ngan teknis Menteri Sekretaris Negara Prof. Dr. Pratikno, dari segi keaman­ an Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Media Humas dipimpin oleh Rudi Antara, Menkominfo dan side event oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Pertemuan tingkat tinggi utama di­ selenggarakan di Jakarta Convention Center, yakni Pertemuan Pejabat-pe­ jabat Senior dari negara-negara Asia Afrika pada 19 April dan Pertemuan Tingkat Menteri Asia Afrika pada 20 April 2015. Sedangkan even pendukung lain yaitu Asian-African Business Summit dan Asian-African Summit juga akan


penaikan bendera kenegaraan peserta Peringatan KAA, di Gedung Merdeka, Bandung (kanan).

diselengarakan di Jakarta ­Convention Center pada 21 dan 22–23 April 2015. Even pendukung lainnya diselengga­ rakan di Bandung yakni Asian-African Carnaval yang berlangsung mulai dari 21 sampai dengan 27 April 2015. Pun­ cak acara Peringatan 60 Tahun Konfe­ rensi Asia Afrika 1955 akan diselengga­ rakan di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung. Jadi, mulai 19 April 2015 kegiatan ini digelar dengan beberapa acara uta­ ma antara lain pertemuan tingkat peja­ bat senior official meeting (SOM), serta ministerial meeting and leaders meeting. Nah, selain acara utama tadi yang di­sebut core event, diadakan side event yang digelar di Jakarta, antara lain ­Forum Diskusi Parlemen, ­Pameran dan Workshop Kerja sama Selatan ­Selatan Triangular (KSST), Indonesia ­Heritage Exhibition, Pameran Koleksi Doku­ mentasi KAA, Asia Afrika ­Business Summit (AABS), Working Lunch SIDS, serta SLANK Performance. Sedangkan New Asia Youth ­Conference 2015, event Promosi Pariwisata, Asia Afrika Carnaval digelar di Bandung.

Sebagai Ketua Panitia Bidang side event adalah Menpar Arief Yahya dibantu Kepala BKPM, Walikota Bandung, dan Ketua KADIN. Diada­ kan 19 side event, yaitu di Jakarta 9 event, dan 10 di Bandung. Untuk side event berupa ­Promosi Pariwisata, kali ini dilaksanakan ­kegiatan famtrip bagi para bloggers yang datang dari negara-negara pasar pariwisata Indonesia. Mereka dibawa mengunjungi obyek-obyek wisata di sekitar Bandung. Ada kontes instagram foto, dan, di olahraga, The 21st JCI Asia Pacific Senate Golf Invitational. Peserta total sekitar 300 orang. Bekerja sama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota Bandung me­ nyambut seluruh delegasi dengan Asia Africa Carnival (AAC) dengan 6 ke­ giatan yaitu Solidarity Day, Bandung 1955, Asian African Meet and Greet, Angklung for the World melibatkan 20.000 pemain angklung, Asian African Parade, dan Festival of Nations. Liputan media? “Sekitar 600 sampai 700 orang akan meliput,” kata Rudi Antara, Menteri Komunikasi dan

Infor­masi dua minggu sebelum pelak­ sanaan event besar ini. Wisnus yang datang menyaksikan diperkirakan sekitar 100 ribu orang, jadi bila rata rata mereka berbelanja Rp 1 juta, total uang beredar sekitar Rp100 miliar. Selain wisnus, wisman ditaksir hadir sekitar 2.500 orang. Semua berjumlah 109 negara yang diundang dan praktis semua menyatakan hadir. Kembali pada aspek pariwisatanya, menurut Menpar Arief Yahya, exposure media nilainya akan berkisar triliunan rupiah. Itu tentu merupakan promosi bagi destinasi pariwisata Indonesia. ­ Untuk promosi pariwisata sendiri me­ lalui side event Kemenpar mengalokasi­ kan biaya Rp 10 miliar. Selain itu beberapa gimik seperti kaos, payung, topi, masing-masing 6.000 buah dengan logo Wonderful Indonesia diproduksi dan didistribusi­ kan. Di Jakarta, seluruh delegasi menginap di sekitar 18 hotel, menurut ­Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Walikota Bandung, Ridwam Kamil, menyiapkan buah tangan bagi ­seluruh anggota delegasi yang hadir pada pun­ cak Peringatan KAA ke-60 pada 24 April 2015 di kotanya. Suvenirnya, batu mulia agate pancawarna dari ­Garut. Kepada wartawan, Ridwan Kamil mengatakan, ”Ini telah disetujui, un­ tuk para kepala negara akan diberikan batu agate raja dari Sukabumi dan un­ tuk Ibu Negara akan diberikan sebuah ­liontin agate pancawarna dari Garut.” Sebuah tim khusus dari Kabupaten Garut mengerahkan para perajin batu agate di Garut untuk menyelesaikan batu-batu mulia sebelum even digelar. Target lain kegiatan ini adalah me­ ninjau ulang dan mendorong food security, pengembangan SME (Small Medium Enterprise), dan Toursim Asian Deve­lopment Network, Gender Equality, dan Women Empowerment. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

13


Beca di Indonesia,

Di Sabang, Aceh, wisman dari kapal pesiar tampak ceria merasakan pengalaman naik ‘beca motor’. Sekelompok beca motor memang selalu siap menanti setiap kali kapal pesiar singgah di pelabuhan ini.

Di depan Kasunanan Solo, beca mengantar dan menanti wisatawan. Bentuk becanya tetap ‘asli beca dayung’.

Beca dan wisman di tengah keramaian lalulintas kota Yogya.

14

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015

D

i banyak kota dan negeri, moda angkutan ‘beca’ telah habis. Namun di beberapa kota turis, alat angkut yang utamanya digerakkan oleh tenaga manusia ini, dibuatkan menjadi ‘joy’, alias keceriaan bagi menyenangkan wisatawan. Beca dayung dan beca motor di ­beberapa kota-kota Indonesia juga masih men­ jadi pemandangan sehari-hari. Ada yang ­cukup kreatif yang kemudian ‘mengelola’ dan menawarkannya pada wisatawan yang tengah berkunjung. Di Yogyakarta tampak yang paling ­kreatif, terdapat di sana sekelompok beca dayung atau beca gowes yang diorganisasi untuk aktifitas pariwisata. Tersebutlah di sana adanya Beca Jogja Adventure Tour.


Jerman, Jepang Salah satu kelompok itu bahkan telah bertahun-tahun ini menerima pemesan­ an alias reservasi, atau booking dari para ­wisman sebelum datang ke Indonesia, melalui internet tentunya. Di Makassar juga pernah diorganisasi beca dayung untuk pariwisata kota, di­ warnai merah beca anggotanya. Di Jerman, tepatnya kota Frankfurt, me­ nyajikan kini beca gowes, dan di Jepang, te­ patnya pusat wisata Kyoto, mereka khusus menyediakan beca paling kuno, dulu pernah populer di Hong Kong ­dengan sebut­an ‘rickshaw’, beca yang ditarik oleh ­manusia, bukan didayung.

Ini di Jerman. penariknya dan a Bec menanti calon penumpang di tengah kota Frankfurt, kawasan Rommer namanya, tourist spot di kota ini. Beca itu digowes, . bukan digerakkan motor

Dan inilah gowesannya.

Harga ongkos beca dicantumkan jelas, per satu penumpang, atau dua, per 1, 2, atau 3 KM.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

15


Di Kyoto dan di Makassar

T

entu saja beca ‘rickshaw’ ini bukan lagi wujud l’exploitation de lom par lom, sebutan terkenal atas praktik ‘penghisapan tenaga manusia oleh manusia’. Moda transportasi kuno itu di Kyoto dijadikan ‘joy’, dan turis dalam negeri maupun mancanegara menikmatinya, Sang penarik beca itu juga ‘enjoy’, selama trip singkat, sang pe­ numpang dan penariknya berdialog. Boleh jadi si penarik ngos-ngosan, kendati berpostur tubuh yang tegap-tegap, namun tawa ria dan senyum

Beca diparkir rapi menanti calon penumpang.

16

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015


Kelompok beca wisata di Makassar, siap menunggu di depan hotel. Konsistensinya perlu dijaga.

sering tampak ketika bercakap-cakap sambil jalan mengelilingi pusat wisata di Kyoto ini. Kebetulan awal April ketika foto ini dijepret, sakura sedang berkembang. Di Makasasar, beca yang diorganisasi biasa­nya melayani rombongan-rombongan turis yang mendarat untuk tur kota, dari kapal pesiar yang membawa ratusan hingga ribuan penumpan wisman dan berlabuh 8–10 jam di pelabuhan laut Makassar. Wisman naik beca berkeliling se­ jenak, hingga ke tourist spot Fort Rotterdam dan ke pelabuhan kapal-kapal pinisi. Setiap kota wisata di Indonesia patut juga mengembangkan wisata beca yang ‘berkualitas’ dan, tradisonal gaya Indonesia. n

Makassar untuk wisman, di depan pintu gerbang Fort Rotterdam.

Mereka tengah melewati Fort Rotterdam, Makassar.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

17


n Sudah Dimulai, Berkapal-pesiar Nasional:

Fly and Cruise ke Ternate-Morotai

Dan Terus ke Raja Ampat

S

emua tempat duduk di dalam pesawat CRJ 1000 ­Bombardier Garuda Explore dari ­Bandara Sam Ratulangi Manado me­ nuju Bandara Sultan Babullah Ternate terisi penuh. Ini pngalaman di perte­ ngahan minggu kedua bulan April 2015. Perjalanan selama 40 menit di tengah hari itu melintasi perbedaan zona waktu 1 jam. Sebelum pesawat mendarat, di sebe­ lah kanan tiba-tiba muncul sebuah puncak gunung menjulang tinggi, rasanya dekat sekali. Tak berapa lama kemudian, terdengar suara kapten pilot dari kokpit, pesawat segera mendarat. Di bawah sana, landasan pacu tampak di ujung kaki gunung dan berada di ­bibir lautan nan biru. Bandara Sultan Babullah di Ternate berada di kawasan perbukitan. ­Landas pacunya sepanjang 2.150 meter. Laut biru dan pulau-pulau bergununggunung langsung menyapa begitu kaki-kaki penumpang menginjak aspal landasan pacu. Gunung Gamalama (1.715 mdpl) menjulang tinggi, bong­ kahan-bongkahan batu besar berwarna hitam tampak seperti menggantung di dinding bukit di depan pintu keluar terminal bandara.

Dari sini akan dimulai pelayaran wisata kapal pesiar nasional. Pelni ­telah mempersiapkan diri. Paket ‘Fly and Cruise’ ini tampak siap jual, untuk w ­ isnus dan wisman. 18

Menunggu kapal yang akan mem­ bawa kami menuju Pulau Morotai, ternyata cukup waktu untuk mengi­ tari pulau dan kota Ternate. Kota ini berada di kaki Gunung Gamalama, salah satu rangkaian gunung berapi aktif di Ke­pulauan Maluku. Jejak dari erupsi besar gunung api ini pada abad XVII dapat disaksikan di Kampung Kulaban. Material erupsi kini menjadi bongkahan-bongkahan batu hitam le­ gam, disebut Batu Angus oleh warga setempat. Pemda menjadikannya salah satu obyek wisata yang mesti dikun­ jungi apalagi jaraknya hanya 10 kilo­ meter dari pusat kota Ternate. Sekitar 15 menit berkendara dari Batu Angus, ada sebuah danau vulka­ nik berwarna hijau pekat dikelilingi

hutan yang cukup lebat. Danau ­Tolire namanya. Danau itu ada di dasar ­jurang berkedalaman 50 meter. Jika sebuah batu dilemparkan ke danau seluas sekitar 5 hektar itu, seolah-olah batu tersebut menghilang ditelan air karena nyaris tak ada riak maupun ­cipratan di permukaannya. Sampai dengan saat ini, kedalaman danau belum diketahui. Perjalanan pun dilanjutkan. Sekitar 15 menit dari Danau Tolire, tampak­ lah dari kejauhan Pulau Maitara. Pulau ini sekilas memang tidak menampak­ kan keistimewaan tetapi punya taman laut yang indah. Lokasinya di antara Ternate dan Tidore dan diabadikan da­ lam pecahan mata uang seribu rupiah. Wisatawan domestik yang berkunjung ke Ternate banyak yang menanyakan

Pulau Maitara, andaikan di Ternate menyediakan tempat khusus untuk menyaksikan keindahan pulau yang diabadikan pada pecahan uang seribu rupiah ini.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015


Tampak depan gedung Bandara Sultan Babullah, Ternate.

keberadaan pulau tersebut. Kemudian, mereka akan berfoto dengan meme­ gang selembar uang Rp 1.000 dengan latar belakang Pulau Maitara. Matahari terbenam sekitar pukul 18.50 di Ternate. Bersantap malam dulu di rumah makan yang meng­ hadap ke laut. Pedestrian cukup pan­ jang di­bangun persis di pinggir laut tak berpantai. Dominasi tanaman hias berwarna ungu membatasi pedes­ trian dengan jalan raya. Perahu dan kapal yang sedang tambat, mendekati dan menjauhi pelabuhan Ternate, ­terombang-ambing mengikuti gelom­ bang air laut biru yang sore itu me­ mantulkan warna keperakan. Jarum jam menunjukkan pukul 20.00. Suara suling pertama terdengar

Danau Tolire Besar (kanan).

nyaring di dermaga pelabuhan Ternate yang sangat hidup. Para porter sibuk menaikkan barang-barang bawaan pe­ numpang. Di dermaga, para peng­antar menunggu di tepian dan pedagang asongan, rata-rata menjual makanan dan minuman, ramai menawarkan ­dagangannya. Setelah administrasi pelayaran di­ lengkapi oleh kru kapal KM ­Geovani, suling ketiga dibunyikan, asap me­ ngepul dan suara mesin meraungraung dari arah belakang. Gangway, tangga kapal, dinaikkan dan pintu di­ tutup. Perlahan-lahan kapal menjauhi dermaga. Semakin lama kota Ternate hanya berupa rangkaian titik cahaya berpendar di kegelapan malam. Kemu­ dian, langit di atas sana semakin kelam,

cahaya ribuan bintang semakin terang, dan bulan pun muncul menemani pe­ layaran KM Geovani menuju Morotai.

Jejak Perang Dunia II dan Si Molek Dodola

Berlayar dari Ternate ke Morotai s­ elama 10 jam dalam cuaca baik ­cukup menyenangkan. Berada di atas kapal bersama warga lokal kami saling ber­ bagi cerita, makanan hingga toilet. Saat membuka mata, segelas kopi ha­ngat dan sepotong roti kenari menemani menikmati sunrise di antara untaian pulau di Maluku Utara. Jam 7 pagi langit biru nyaris tanpa awan diliputi kehangatan sinar men­ tari. Dari kejauhan, sebuah kapal su­ dah bersandar di dermaga pelabuhan Imam Lastori di Morotai. Orang-orang segera mendatangi dermaga. Motor dan bentor pun ikut merangsek sam­ pai mendekati tangga kapal. Para porter sibuk menurunkan koper, karduskardus karton berukuran sedang-besar, karung-karung sampai sepeda motor dari atas kapal. Suasana riuh dari suara para penjemput meneriakkan namanama dan para pengemudi bentor bere­ but menawarkan tumpangan. Diantara mereka ada yang saling bertegur sapa, menanyakan kabar, keluarga, pekerjaan dan hal-hal lainnya. Suasana keakraban penuh kehangatan itu membuat peras­ aan lebih nyaman dan aman. Di mana posisi Pulau Morotai dalam kisah besar Perang Dunia II ? Dari pu­ lau ini seorang jenderal dari Amerika Serikat mengatur strategi dan meme­

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

19


Wisnus yang baru saja tiba di Pulau Dodola.

Foto-foto dan kutipan-kutipan kalimat dari Douglas Mac Arthur mencoba ‘mengisahkan’ siapa Sang Jenderal di sekitar goa sumber mata air Air Kaca (atas-bawah).

rintahkan pasukannya untuk menak­ lukkan Jepang dan mengakhiri perang dunia kedua. Sebelumnya, Jepang memanfaatkan pulau strategis di bibir Samudera Pasifik ini untuk menguasai Asia Tenggara. Luas Pulau Morotai 2.474,94 km2. Di sini Jepang membangun basis mi­ liter tatkala menguasai Indonesia, ­Filipina dan sebagian Malaysia. Pulau ini juga menjadi salah satu pertahan­ an terakhirnya hingga Douglas Mac ­Arthur, Sang Jenderal, memimpin pa­ sukan sekutu mendarat di pantai me­ rah Morotai pada 15 September 1944. Salah satu peninggalan dari Perang Dunia II di daratan adalah tujuh lan­ dasan pacu yang dibangun baik oleh Jepang maupun sekutu. Namun yang masih bisa dimanfaatkan sampai seka­ rang hanya satu landasan. Landasan pacu yang kini termasuk dalam wilayah basis militer TNI AU rencananya juga

akan dimanfaatkan untuk dapat di­ darati oleh maskapai penerbangan komersial penumpang berjadwal. Ada dua maskapai penerbangan domestik yang meminatinya. Lima menit dari landasan pacu ­pesawat-pesawat tempur Jepang dan sekutu pada masa 1942–1945 itu, Museum Perang Dunia II Morotai mengisahkan kembali sepenggal kisah dan memamerkan persenjataan perang dunia yang ditemukan di pulau terse­ but. Termasuk kisah seorang prajurit Jepang asal Taiwan, Teruo Nakamura, yang baru keluar dari persembunyian­ nya di hutan di perbukitan Morotai setelah 30 tahun PD II usai. Selain dari kisah pilu sebuah perang, Morotai juga punya kisah-kisah roman­ tis. Jenderal Mac Arthur dan pasukan­ nya menemukan sebuah goa yang me­miliki mata air yang tidak pernah kering di Pulau Morotai. Di sebuah

Bungalow-bungalow menghadap ke pantai dan laut di Pulau Dodola Besar.

20

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015


Salah satu runway peninggalan dari masa Perang Dunia II yang masih berfungsi sampai saat ini.

Pengunjung dapat menggunakan fasilitas umum di Dodola untuk membersihkan diri sehabis berjalan-jalan di pantai ataupun berenang dan snorkeling di laut.

kolam kecil berair jernih itu mereka membersihkan dan menyegarkan diri. Di sebelah barat, 40 menit per­ jalanan laut dari Pulau Morotai, ­Pulau ­Dodola Besar dan Dodola Kecil nan molek menjadi tempat tujuan Sang Jenderal beristirahat. Kedua pulau itu terhubung jalan berpasir halus ber­ warna putih sepanjang sekitar 500 meter saat air laut surut. Cemara laut (­Casuarina equisetifolia) dan pohon kelapa tumbuh subur di pulau-pulau tak berpenghuni itu. Dan sekitar lima menit dari Dodola, Pulau Zumzum menjadi tempat di mana Mac Arthur memerintahkan pasukannya. Pemerintah Kabupaten Morotai kini mendirikan lima bungalow masingmasing berkapasitas dua kamar tidur di Pulau Dodola besar. Selain itu, derma­ ga, taman dengan bangku-bangku dan meja-meja dari kayu di tengah pulau dan di pinggir pantai serta pancuran air

Si Molek Pulau Dodola Besar dan Kecil.

bersih dapat dimanfaatkan oleh pengu­ jung yang tidak menginap. Pasir pan­ tainya sehalus tepung, warna putihnya menyilaukan mata saat matahari ber­ sinar di siang hari. Air laut sebening kristal yang tenang dan ­gradasi warna biru dari muda ke tua sudah pasti menggoda siapapun yang datang untuk segera menceburkan diri ke ­dalamnya. Pulau yang sangat tenang ini me­ mang memikat hati dari pertama kali memandangnya. Kepala Dinas Kebu­ dayaan dan Pariwisata Kabupaten Mo­ rotai Marwan Sidasih menuturkan, baru-baru ini sebuah kapal pesiar yang sedang mengarah ke Ambon mampir dulu ke pulau ini meskipun tidak ada di dalam itinerary pelayaran mereka. Pada 2014 lalu, 17 yacht dari 16 negara tambat untuk menikmati kemolekan Pulau Dodola. Sebagian pantai di Pulau Zumzum ditumbuhi mangrove cukup lebat.

Patung Jenderal Mac Arthur di Pulau Zumzum.

Di dalam Museum Perang Dunia II Morotai.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

21


Pelabuhan Imam Lastori di Pulau Morotai (kiri). View pelabuhan Ahmad Yani di Ternate (kanan).

Pantainya berpasir putih keemasan. Patung Jenderal Douglas Mac Arthur berdiri tegap, sendirian, menghadap pantai sambil memegang cangklong di tangan kanannya. Kondisi patung dan keramik di sekitar monumen dalam keadaan baik. Sayangnya, jalan-jalan setapak yang dibangun menuju monu­ men dan patung tertutup semak belu­ kar, cat nama pulau mulai memudar, kondisi gazebo, jembatan dan dermaga juga mulai usang dimakan waktu dan cuaca. Di sekitar perairan Morotai juga dapat ditemui banyak diving site yang bukan hanya menyajikan keindahan kehidupan alam bawah laut tetapi juga bangkai-bangkai armada tempur mulai dari pesawat hingga kendaraan amphi­ bi. Bangkai-bangkai armada perang itu

dapat ditemui mulai dari kedalaman 17 meter hingga 30 meter di bawah permukaan laut. Terumbu karang di sekitar pantai berpasir hitam yang tidak terlalu banyak di sekeliling Pulau ­Morotai relatif dalam keadaan bagus. Di kala air laut menyurut sampai 200 meter dari bibir pantai, cukup mu­ dah menemukan karang-karang aneka warna selain rumput laut dan remis. Rangkaian pulau bergunung­gunung, lautan nan membiru yang menandakan kedalaman tak berujung, kehidupan pesisir dalam suasana keke­ luargaan yang masih kental, dermagadermaga yang selalu memompakan semangat orang-orang di pulau dan the world within the world di atas kapal sungguh tak mudah dilupakan. Aroma pala dan cengkeh serta rasa gurih ­kenari

akan selalu menumbuhkan rindu di hati. Pada malam hari, kami sudah berada kembali di dek tiga KM Geovani yang telah mengantar ke Pulau Morotai di pagi hari yang sama. Setelah menga­ rungi laut selama 10 jam, tiba ­kembali di Ternate. Hanya sebentar saja, ­sebab kapal Dorolonda sudah tampak mendekati pelabuhan. Di pelabuhan Ternate kami berganti kapal. Dari atas kapal Dorolonda kami melambaikan tangan kepada Pulau Ternate. Voyage selanjutnya adalah Sorong karena kami bermaksud hen­ dak mendaki salah satu bukit karst di Wayag dan menikmati alam bawah laut di Misool. Setelah itu barulah kembali ke Ibukota melalui bandara Domine Eduard Osok di Sorong. n

Kabin superior di atas kapal Dorolonda saat ini (kanan). Kapal Dorolonda, dioperasikan oleh PT Pelni, salah satu kapal dari home port di Surabaya melayari perairan tengah dan timur Indonesia (kiri).

22

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015


Event

P

emerintah Kota Ambon kali ini memilih program yang juga mengandung direct ­selling, langsung aktivitas penjualan dengan meluncurkan 2015 Tahun Kunjungan Wisata Kota Ambon Manise ‘Mangente Ambon’. Kegiatan­ nya, mengajak para diaspora untuk da­ tang pulang kampung, bukan sebatas berkumpul tapi pulang dan membagi­ kan ide pengembangan serta kreasi baru yang bisa menginspirasi masyarakat Ambon dan Maluku secara lebih luas. Dan, mengharapkan wisman termasuk dari China datang ke Ambon. Banyak yang bisa dibangun di Malu­ ku, antara lain pertanian, manufacturing, informasi, kreatif industri. Value terbesar adalah cultural industry. Bukti­ nya tahun 2011 Ambon sudah ditetap­ kan sebagai The City of Music, dengan hadirnya 34 industri rekaman. Maluku punya potensi besar dalam hal industri kreatif dan punya value tinggi, untuk itu maka diaspora asal Maluku melalui tahun kunjungan ini bisa mulai mewu­ judkan harapan membangun Maluku. Menteri Pariwisata Arief Yahya me­ resmikan launching ‘Mangente Ambon’ di Jakarta pada 18 April 2015 bersama Gubernur Maluku, Said Assagaf, ­serta Richard Louhanapessy, Walikota Ambon. Pada 6 Mei 2015 dijadwalkan Presi­ den Joko Widodo akan meresmikan ‘Grand Launching Mangente Ambon’ yang dirangkaikan dengan Festival Budaya Nusantara dan ini akan diikuti oleh 90 kota di Indonesia. Mangente dalam bahasa pariwisata adalah visit, datang mengunjungi, bu­ kan sebatas mengunjungi tapi lebih kepada pendekatan persaudaraan. Ma­ ngente berarti merefleksikan datang atau rindu, ada kasih sayang dan emo­ sional terhadap saudara dan negerinya, bagi para diaspora. Mangente adalah gerakan moral yang mengajak warga Ambon pulang mengunjungi kam­

Tahun Kunjungan Ambon pun ‘Selling’

Menpar Arief Yahya (tengah) didampingi Gubernur Maluku Said Assagaf, Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty, dan Walikota Ambon Richard Louhanapessy memukul gendang khas Maluku saat peluncuran Mangente Ambon di Jakarta (18/4/2015).

pung halaman. Semaraknya Tahun Kunjungan ­Ambon ini akan terasa dengan rangkai­ an gelaran 38 event. Itu antara lain Karnaval dan Festival Seni Budaya Nusantara, Konser 20th Glenn Fredly, Gema Ramadhan dan Amekz Zam­ rah Festival, Darwin Ambon Interna­ tional Yacht Race, Festival Musik Et­ nik dan Modern Dance, Underwater ­Photography Competition, Ambon Music Festival, Pesta Rakyat Orang Basudara, Pespawari Nasional, sedangkan puncak acaranya diselenggarakan pada 7 Sep­ tember 2015 bertepatan dengan HUT Kota Ambon yang ke-440. Kemenpar sendiri untuk menyukses­ kan acara ini mendukung antara lain dana Rp 5 miliar yang 100% untuk keperluan promosi. “Saya meyakini Ambon akan men­

jadi trending topic internasional dan nasional,“ kata Arief Yahya. Arief Yahya juga meyakinkan bahwa target kunjungan wisman dari kegiatan ini sangat mungkin tercapai. Sebanyak 2 juta turis Cina dari target Kemenpar, 80% tentu akan ke Bali, dan mereka bisa dimampirkan ke Manado karena mereka suka dengan ocean, karena itu harusnya bisa juga dimampirkan ke Maluku. Tentu perlu dukungan pihak penerbangan. Bicara mengenai infrastruktur 3 ta­ hun belakangan ini telah dibangun 10 hotel, begitu juga SDM di Ambon di­tingkatkan kemampuannya, menu­ rut Richard Louhanapessy, Walikota Ambon. Diaspora asal Ambon, jangan lewat­ kan tahun 2015 tanpa mengunjungi kampung halaman! n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

23


Ringkas

Indonesia Travel Fair pertama Indonesia

Travel and Holiday Fair (ITHF) even ­ -to-C tahun ini di-rebranding menjadi Indonesia Travel B Fair (ITF), dilaksanakan pada 13–15 Maret 2015 di Jakarta Convention Center. Raja MICE yang melaksanakan, peng­ gagas dan penyelenggara beberapa pameran perjalanan be­ sar di Indonesia di antaranya Garuda Indonesia Travel Fair, Kompas Travel Fair, dan Indonesia Travel and Holiday Fair (ITHF) sejak 2009.

CEO Raja MICE, Panca R. Sarungu menjelaskan, re­ branding tersebut mengajak perusahaan-perusahaan per­ jalanan yang menjual paket-paket wisata di dalam negeri untuk memperkenalkan produk-produknya kepada pasar wisatawan domestik, sehingga diharapkan meningkatkan minat berwisata di dalam negeri. Maksudnya, selain meng­ akomodasi minat masyarakat yang hendak melakukan per­ jalanan keluar negeri. n

hari ­27–29 Maret 2015, di Jakarta. Diikuti 150 peserta, terdiri dari 51 biro perjalanan, 13 maskapai penerbangan, 17 badan promosi pariwisata ­internasional dan domestik (NTO), dan sisanya datang dari perhotelan, wahana wi­sata, cruise lines, perlengkapan wisata, perbankan, asuransi per­jalanan, telekomunikasi, dan ­media. Ketua Panitia Penyelenggara ASTINDO Fair 2015, Anto Haditono, mengestimasi total perolehan transaksi penjualan sebesar 100 miliar Rupiah, atau naik 10 ­persen diban­dingkan tahun lalu. ASTINDO berharap dapat melakukan ekspansi pameran wisata di kota-kota besar lain di Indo­nesia. n

Marina Center Tanjung Lesung PT Banten West Java (PT BWJ) dan PT Pengembang Pela­ buhan Indonesia (PT PPI) akan memulai realisasi mengem­ bangkan Marina Tanjung Lesung di Banten. Yang akan dikembangkan adalah suatu kawasan marina yang dileng­ kapi dengan fasilitas pendukung berkelas dunia.

ASTINDO Fair akan ekspansi Jelang

memasuki periode mu­sim puncak liburan tahun ini, Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia ­(ASTINDO) kembali mengge­ lar pameran wisata mancanegara dan domestik, ASTINDO Fair 2015, berlangsung selama tiga

24

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015

Pada tahap awal akan dibangun 100 unit cottage dengan kapasitas masing-masing 4–8 kamar. Di kawasan tersebut


juga akan dilengkapi dermaga (jetty) dengan kapasitas 20 unit berth tempat sandar kapal jenis yacht. Marina Tanjung Lesung seluas sekitar 100 hektar akan dibagi dalam empat kawasan, yakni Yacht Acitivity, Marina Center District, Marina Water dan Cruise Marina District. n

Pasar Wisata Islami di Lombok Lebih dari 50 National Tourism Orga­ nization (NTO) dari anggota ­organisasi kerja sama negara Islam (OKI) dan negaranegara berkembang lainnya akan datang ke World Islamic Tourism Mart (WITM) 2015 yang akan kembali di­selenggarakan di Indonesia. WITM edisi ke-3, dan edisi ke-2 untuk WITM Asia, itu nanti di ­Mataram, Lombok, NTB pada 23–25 Oktober 2015. WITM 2015 terdiri dari pasar wisata dimana buyers dan sellers akan saling bertemu dalam sesi perdagangan (B-to-B), konferensi, dan pameran pariwisata (B-to-C). Kemen­ terian Pariwisata Republik Indonesia berkolaborasi dengan ­Lombok Tourism Promotion Board mendukung kegiatan ini. n

Sail Indonesia 2015

Sail Indonesia 2015 memasuki tahun ke-15 sejak dimulai tahun 2000. Yacht Rally selalu dimulai dari kota ­Darwin, Australia setiap tahun pada hari Sabtu terakhir di ­bulan

Juli. Peserta Rally akan berlayar selama tiga bulan di perair­ an Indonesia. Selama tiga bulan, semua peserta diajak untuk berpartisipasi dalam serangkaian acara dan festival seni budaya yang saling berkaitan di titik singgah yang berbeda-beda mulai dari Pulau Timor, Banda, Lembata, Wakatobi, Flores, Sulawesi, Bali, Jawa, Kalimantan, Beli­ tung dan ­akhirnya di Batam atau Bintan sebelum berlayar ke ­Si­ngapura atau M ­ alaysia. n

Ubud Peringkat 15 Ubud,

Bali ber­ada di pering­ kat ke-15 pilihan wisatawan dunia selama tahun perjalanan 2014, me­nurut TripAdvisor, yang me­ nyiarkannya pada 24 Maret 2015, yang merilis daftar penghargaan Pi­ li­h­­an Wisatawan 2015 (2015 Tra­ vellers’ Choice). Program Peng­ hargaan itu telah menilai 469 tuju­ an wisata terke­ muka di berbagai belahan dunia termasuk daftar khusus untuk Asia, Australia, Afrika, Kanada, Karibia, Amerika Tengah, Eropa, Cina, Timur Tengah, Rusia, Amerika Se­ latan, Pasifik Selatan, Inggris, dan destinasi di Amerika ­Serikat. Negara-negara di Asia Tenggara mengisi hampir setengah dalam daftar destinasi yang dipililh oleh wisatawan dunia di benua Asia. Ada 13 destinasi di Asia Tenggara ber­ ada dalam 25 destinasi teratas. Para pemenang penghargaan ditentukan dengan meng­ gunakan algoritma yang memperhitungkan kuantitas dan kualitas tinjauan dan peringkat untuk hotel, restoran dan atraksi di destinasi di seluruh dunia yang dikumpulkan se­ lama 12 bulan. Ini adalah pilihan wisatawan dalam komu­ nitas TripAdvisor yang dapat dibaca melalui jutaan ulasan dan pendapatnya. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

25


Indi

Jumlah Kunjungan Wisman Berdasarkan Pasar Utama Februari 2015 VS 2014

NO.

PASAR UTAMA

1 TIONGKOK 2 SINGAPURA 3 MALAYSIA 4 AUSTRALIA 5 JEPANG 6 KORSEL 7 INDIA 8 TAIWAN 9 AS 10 INGGRIS 11 PERANCIS 12 BELANDA 13 JERMAN 14 TIM-TENG 15 FILIPINA 16 HONG KONG 17 THAILAND 18 RUSIA PASAR LAINNYA GRAND TOTAL

FEBRUARI (+/-) 2015 2014 137,181 96,794 41.72% 96,427 94,587 1.95% 92,206 101,484 -9.14% 78,383 70,469 11.23% 45,574 38,317 18.94% 29,749 30,182 -1.43% 22,511 16,931 32.96% 18,439 17,932 2.83% 17,819 17,391 2.46% 16,886 14,823 13.92% 12,727 11,221 13.42% 11,272 10,603 6.31% 11,267 10,885 3.51% 11,112 9,792 13.48% 10,433 9,783 6.64% 7,467 6,031 23.81% 6,349 6,552 -3.10% 5,163 7,975 -35.26% 155,688 130,914 18.92% 786,653 702,666 11.95%

SELISIH 40,387 1,840 -9,278 7,914 7,257 -433 5,580 507 428 2,063 1,506 669 382 1,320 650 1,436 -203 -2,812 24,774 83,987

Sumber: Direktorat PPIP Kemenpar, BPS

Jumlah Kunjungan Wisman Berdasarkan Pasar Utama Januari - Februari 2015

JAN - FEB (+/-) 2015 2014 1 TIONGKOK 218,023 185,377 17.61% 2 SINGAPURA 201,585 211,794 -4.82% 3 MALAYSIA 175,540 206,894 -15.15% 4 AUSTRALIA 169,318 154,169 9.83% 5 JEPANG 82,666 72,837 13.49% 6 KORSEL 66,838 63,288 5.61% 7 INDIA 40,010 34,836 14.85% 8 AS 34,521 35,006 -1.39% 9 INGGRIS 32,922 30,220 8.94% 10 TAIWAN 32,352 34,783 -6.99% 11 TIM-TENG 24,926 26,186 -4.81% 12 PERANCIS 23,193 21,904 5.88% 13 BELANDA 21,893 21,336 2.61% 14 JERMAN 20,396 21,006 -2.90% 15 FILIPINA 19,267 19,715 -2.27% 16 HONG KONG 12,698 12,879 -1.41% 17 THAILAND 12,328 12,329 -0.01% 18 RUSIA 12,021 20,915 -42.52% PASAR LAINNYA 309,195 270,271 14.40% GRAND TOTAL 1,509,692 1,455,745 3.71% NO.

PASAR UTAMA

SELISIH 32,646 -10,209 -31,354 15,149 9,829 3,550 5,174 -485 2,702 -2,431 -1,260 1,289 557 -610 -448 -181 -1 -8,894 38,924 53,947

Sumber: Direktorat PPIP Kemenpar, BPS

26

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015

Jumlah Kunjungan Wisman

Januari–Februari 2015–2014 Bulan

2015

JANUARI FEBRUARI JAN – FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL

723.039 786.653 1.509.692

2014

+/–

753.079 -3,99% 702.666 11,95% 1.455.745 3,71% 765.607 726.332 752.363 851.475 777,210 826.821 791.296 808,767 764.461 915.334 9.435.411 Sumber: Direktorat


kator

Jumlah Kunjungan Wisman

berdasarkan 19 Pintu Masuk— Februari 2015

Selisih -30.040 83.987 53.947

NO.

Pintu Masuk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Bali Jakarta Batam Tanjung Uban Medan Surabaya Bandung Tanjung Balai Karimun Tanjung Pinang Tanjung Priok Yogyakarta Lombok, NTB Manado Padang Pekanbaru Entikong, Pontianak Makassar Balikpapan Solo Pintu Lainnya Total Wisman

2015 333,072 170,741 119,642 28,977 18,082 14,003 13,008 8,866 8,023 6,982 5,379 4,348 3,374 2,876 2,043 1,873 931 707 571 43,155 786,653

2014 269,367 180,362 97,445 25,090 17,780 16,476 14,560 8,388 6,132 4,867 6,132 4,862 1,079 2,889 2,117 1,609 1,213 1,089 803 40,406 702,666

(+ / –)

Selisih

23.65% -5.33% 22.78% 15.49% 1.70% -15.01% -10.66% 5.70% 30.84% 43.46% -12.28% -10.57% 212.70% -0.45% -3.50% 16.41% -23.25% -35.08% -28.89% 6.80% 11.95%

63,705 -9,621 22,197 3,887 302 -2,473 -1,552 478 1,891 2,115 -753 -514 2,295 -13 -74 264 -282 -382 -232 2,749 83,987

Sumber: Direktorat PPIP Kemenpar, BPS

Jumlah Kunjungan Wisman

menurut 19 Pintu Masuk—Januari-Februari 2015 NO. PPIP Kemenpar, BPS

Pintu Masuk

1 Bali 2 Jakarta 3 Batam 4 Tanjung Uban 5 Medan 6 Surabaya 7 Bandung 8 Tanjung Balai Karimun 9 Tanjung Priok 10 Tanjung Pinang 11 Yogyakarta 12 Lombok, NTB 13 Manado 14 Padang 15 Pekanbaru 16 Entikong, Pontianak 17 Makassar 18 Balikpapan 19 Solo Pintu Lainnya Total Wisman

2015

2014

(+ / –)

Selisih

621,827 336,487 234,120 49,730 35,368 29,369 23,381 15,502 15,322 13,797 9,993 7,141 5,622 5,620 4,649 3,138 1,837 1,419 1,115 94,255 1,509,692

548,052 367,485 216,499 53,901 36,809 33,346 30,817 16,717 10,363 14,368 14,987 9,967 2,773 8,386 4,516 3,144 2,920 2,052 1,577 77,066 1,455,745

13.46% -8.44% 8.14% -7.74% -3.91% -11.93% -24.13% -7.27% 47.85% -3.97% -33.32% -28.35% 102.74% -32.98% 2.95% -0.19% -37.09% -30.85% -29.30% 22.30% 3.71%

73,775 -30,998 17,621 -4,171 -1,441 -3,977 -7,436 -1,215 4,959 -571 -4,994 -2,826 2,849 -2,766 133 -6 -1,083 -633 -462 17,189 53,947

Sumber: Direktorat PPIP Kemenpar, BPS

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 April 2015

27


Baru Di Batu, Malang

M

useum Tubuh The Bagong Adventure baru saja dibuka Desember 2014. Itu di kota Batu, Malang, yang sejak zaman Belanda memang telah menjadi kota wisata. Museum tersebut sebuah atraksi wisata edukasi mengenai nyaris seluruh bagian-bagian organ tubuh manusia. Museum pertama di ­Indonesia yang memamerkan cadaver, yakni ­organ-organ dari tubuh manusia yang diawetkan. Ini juga menjadi museum kadaver terlengkap dan terbesar di Indonesia serta yang pertama di Asia Tenggara. Fungsinya memperkenalkan sekaligus pembelajar­ an organ-organ dalam tubuh manusia beserta ­aktifitas, fungsi dan perawatannya. Yang berkecimpung dalam dunia kedokteran dan ­kesehatan hingga para pelajar dan masyarakat umumnya, dapat mengenali isi tubuh kita ­dengan cara yang menyenangkan.

28

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 64 april 2015

Bagong ialah salah satu sosok tokoh d­ alam ­punakawan yang terkenal cerdik dan lucu. ­Dengan karakter Bagong, pe­ ngelola museum ­ingin mengajak khalayak luas bahwa menimba ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan itu asyik. ­Bangunan yang dicat penuh warna, ‘meringankan’ ­kesan berat dan angker dari materi yang dipamerkan di dalam museum. Pengunjung yang boleh memasuki ruang ­pameran kadaver minimal berusia 18 tahun ke atas dan ­selama berada di dalam ruang pamer dilarang ­untuk mengambil atau mengabadikan gambar kadaver yang ditampilkan. Berkunjung ke Museum Tubuh ­rasanya seperti masuk ke dalam rongga dan sel-sel tubuh kita sendiri. Wisnus dan wisman niscaya akan ­menyukainya. n


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.