Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Juni 2015

Page 1

Vol. 6 n No. 66 n Juni 2015

Karakter : 50% Kompetensi : 30% Kolaborasi : 20% Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

1


Krudung, mukenah,

pokoknya pakaian muslimah pun marak dibuat di Bali, dan pada ‘kelas’bahan dan harga yang berbeda, telah menjadi salah satu oleh-oleh yang dicari wisatawan muslimah ketika berkunjung ke destinasi ini. Sementara itu cara kreatif menjajakan ‘Joger’ yang sudah terkenal pun tak habis-habis, pabrik kata-kata itu tempat pusat kaum tua dan muda mencari kaus bertuliskan kata-kata sapaan yang jenaka, ramah, warna warni. Ketika anda melewati jalan Kuta, di bagian luar toko Joger itu sapaan jenaka memanggil Anda. Pusat Tolah Toleh. Ini Tembok Joger, Bukan Tembok Berlin. Authorized Monkey Changer (padahal maksudnya Money Changer).

Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

Isi Nomor ini

4 10 14 18 22

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

Karakter : 50 % Kompetensi : 30% Kolaborasi : 20% Bandung Rajin, 17 Kali Melaksanakan JTX Masa Depan di Maluku dan Papua Konsisten: ‘Pesona Daerah, Pesona Indonesia’ The Great Jakarta


e d it o r ial

Ke Arah 10 The Great

K

ita bisa salah memaknai ke­ tika mendengar diterapkan­ nya 3 The Great sebagai kebijakan pemasaran pari­ wisata. Seolah daerah di luar itu tidak diperhatikan. Tentu saja kenyataan sebenarnya bukan demikian. Konsep ‘GREAT’ merupakan sebuah pendekat­ an pembangunan daerah pariwisata yang mengintegrasikan pelbagai kom­ ponen; seperti infrastruktur, aksesibili­ tas, konektivitas, aktifitas, fasilitas, per­hotelan, dan preferensi pasar (pintu masuk/pintu distribusi, pola pergerak­ an wisata, kesiapan dan kepastian bis­ nis dan manajemen pariwisata) untuk mengoptimalkan nilai ekonomi dan dampak positif untuk masyarakat, bis­ nis, dan daerah. Dengan pembangunan pariwisata ber­dasarkan konsep Great, untuk Indo­ nesia dipertimbangkan 10 The Great seperti digambarkan di bawah ini.

Ini sekaligus merupakan ­konsep dalam program pengembangan ke­ wi­­layahan di bidang pariwisata ­Indonesia. Tetapi sesuai dengan keterbatasan sumber-sumber, maka prinsip manaje­ men yang mengutamakan yang utama, ditemukan kenyataan: 3 The Great (Batam, Jakarta, Bali) mencatat jum­ lah kunjungan wisman melalui ban­ dara Ngurah Rai = 3.731.735 wisman (39,55%); Soekarno-Hatta 2.246.437 wisman (23,81%) dan Batam 1.454.110 wisman (15,41%); jumlah ketiganya 78,77%. Bahkan ketika ma­ sing-masing ditambahkan dengan jum­ lah wisman pada daerah-daerah dalam lingkupnya, total keseluruhan wisman mencapai 90%. Data tahun 2014 itu ­mencerminkan ketersediaan unsur-unsur yang ‘jauh lebih siap’ untuk ‘dibeli’ oleh wisatawan pada tiga The Great, dibandingkan dengan setidaknya tujuh The Great lainnya. Bersamaan itu logis untuk me­ nyatakan bahwa 7 The Great, masingmasingnya perlu dan sebaiknya segera menyesuaikan langkah pembangunan dan pengembangan destinasi. Destina­ si merupakan produk yang dipasarkan oleh fungsi pemasaran. Jadi, pada waktunya sesuai perkem­ bangan yang bisa dicapai di daerahdaerah di luar 3 The Great sekarang ini, masing-masing daerah atau kombinasi daerah-daerah tersebut tentulah secara proporsional akan ‘siap’ mengikuti ke­ bijakan pemasaran dengan strategi BAS dan pertimbangan DOT. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

3


utama

Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Karakter : 50 % Kompetensi : 30% Kolaborasi : 20%

J

umat 5 Juni 2015 di Balairung Kementerian Pariwisata. Hari itu disebut sebagai ‘momentum stra­tegis’ oleh Menteri Pariwisata­ Arief Yahya, ketika melaksanakan pelantikan pejabat sebanyak 381 orang. Terdiri dari 9 Eselon I, 31 ­Eselon II, 108 Eselon III, dan 233 Eselon IV. Suasana terasa khidmat. Kepada yang dilantik, Menteri Pari­

4

wisata berkata: “Rekan-rekan dinilai oleh panitia seleksi. Kriteria mengguna­ kan barometer: karakter; kompetensi; kolaborasi. Karakter itu tentang leader­ ship; tentang integritas; tentang keju­ juran; dan bobotnya 50%. Kedua, kompetensi: tentang skill, knowledge, dan attitude; tentang manajemen; tentang rasio; bobotnya 30%. Ketiga, kolaborasi, kerja sama. Secara inter­

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

nal, eksternal maupun semangat untuk kom­petisi, bobotnya 20%.” “Integritas teman-teman tidak di­ ragukan,” ujar Menteri dalam pidato pelantikan itu. “Saya akan lakukan evaluasi setiap 6 bulan,” lanjutnya. Semuanya, baik ­Eselon I, II, III dan IV. Berdasarkan kriteria tadi, Menteri akan melakukan ranking secara fair.


Pelantikan pejabat di Balairung, Kemenpar, 5 Juni 2015.

dan IV di­laksanakan melalui proses ­Baperjakat (Badan Pertimbangan Jaba­ tan dan Kepangkatan) yang dipimpin oleh Sekjen dengan anggotanya para Dirjen, Irjen, dan Kabadan Sumber­ daya K ­ emenpar. Di antara yang dilantik, pada eselon I terdiri dari :

Siapakah yang terbaik. Setiap 6 ­bulan akan dilakukan evaluasi. “Mohon diperhatikan,” katanya. Mengapa disebutnya hari itu, mo­ mentum strategis? Jajaran kepemimpin­ an di Kemenpar telah lengkap dan siap melaksanakan program dan kegiatan yang telah disusun dalam rangka me­ realisasikan upaya pencapaian ­kinerja untuk terwujudnya visi dan misi ­Kemenpar. Ini kata-kata kunci lagi yang diberi­ kan oleh Menteri Pariwisata, dalam pe­ san pada pidato pelantikan yang sebe­ narnya ringkas, jadi, padat. Menteri juga menyatakannya sebagai ­arahan. “Hasil yang luar biasa dicapai dengan cara yang tidak biasa. Apakah yang tidak biasa itu? Menyeimbangkan ­spirit dan strategi.“ Yang harus dipikirkan pemimpin adalah apa nanti yang terakhir akan

bisa diwariskan. Semua diajak harus berpikir seperti itu. Kita ingin di tahun 2019 industri pariwisata menjadi contributor utama penghasil devisa. Saat ini industri pari­ wisata nomor 4. Nomor 1 migas, no­ mor 2 batubara dan nomor 3 CPO.

Proses

Dengan pelantikan itu, Pemerintah telah melakukan proses seleksi untuk mengisi jabatan Eselon I di ­lingkungan Kemenpar yang dilakukan oleh Tim Seleksi Jabatan Tinggi Madya (Eselon I) yang anggotanya terdiri atas peja­ bat Kemen PAN& RB, Sekneg, BKN, Praktisi dan Akademisi. Sebelum di­ lakukan proses seleksi, calon pejabat Eselon I dan II terlebih dahulu harus mengikuti assessment yang dilaku­ kan lembaga profesional. Sementara itu seleksi jabatan untuk Eselon III

Ukus Kuswara Sekretaris Kementerian Dadang Rizki Ratman Deputi pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata I Gde Pitana Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Esthy Reko Astuty Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara H.M. Ahman Sya Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Husen Alaydrus Staf Ahli (Menteri) Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Hari Untoro Drajat Staf Ahli (Menteri) Bidang Multikultural Syamsul Lussa Staf Ahli (Menteri) Bidang Kemaritiman Kasminto Staf Ahli (Menteri) Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

5


utama Pada eselon II : Nama

Jabatan Baru

Dyah Septiana Isnaryati Kabiro Perencanaan & Keuangan M. Iqbal Alamsyah Kabiro Hukum & Komunikasi Publik Suhairi Usman Kabiro Umum, Kepegawaian dan Organisasi Zaini Bustaman Sekr Deputi Bid Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata F.X. Teguh Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Lokot Ahmad Enda Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Azwir Malaon Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Alam Agus Priyono Asisten Deputi Industri Pariwisata Oneng Setya Harini Asisten Deputi tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Ni Wayan Giri Adnyani Sekretaris Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Ratna Suranti Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Noviendi Makalam Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Rizki Handayani Mustafa Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Vinsensius Jemadu Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Nia Niscaya Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timteng, Amerika dan Afrika Mumus Muslim Sekretaris Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Francesca Nina Soemitro Asisten Deputi Analis Data Pasar Pariwisata Nusantara Watie Moerany Asisten Deputii Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Putu Ngurah Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Raseno Arya Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Pariwisata Nusantara Tazbir Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Pariwisata Nusantara Faisal Armawi Sekretaris Deputi bidang Pengembangan Kebudayaan Ani Insani Rochmulyati Asisten Deputi Hubungan Kelembagaan Kepariwisataan Abdul Kadir Asisten Deputi Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Wisnu Bawa Tarunajaya Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan Riwud Mujirahayu Asisten Deputi Pengembangan SDM Aparatur Teti Budi Rachmiati Asisten Deputi Pengendalian Transformasi pada Deputi Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Sigit Murdianto Inspektur pada Kementerian Pariwisata

6

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

Pelantikan para pejabat ­Eselon I ­Kemenpar ­sesuai amanat dari ­Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi ­Kementerian ­Negara serta Perpres Nomor 19 ­Tahun 2015 ten­ tang Keduduk­an, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, maupun persetu­ juan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan ­Reformasi Birokrasi (PAN&RB) No.B/849/M. PAN-RB/03/2015 ­ter­hadap usulan rancang­an struktur orga­nisasi untuk Eselon II, III, dan IV ­Kemenpar. Menpar Arief Yahya mengatakan, struktur ­organisasi Kemenpar (sebagaimana ditetapkan ­dalam Perpres ­Nomor 19 Tahun 2015) sangat efektif dalam mewadahi dan me­wujudkan Misi Kemen­ par 2015–2019. “Secara prinsip struktur organisasi ­Kemenpar merepresentasikan upaya pencapaian kinerja ­utama dalam mewujudkan Misi Kemenpar dalam lima ­tahun mendatang,” kata Menpar Arief Yahya. Pembentukan struktur organisasi Kemenpar di­ dasarkan pada ‘fungsi utama industri pariwisata’ direpresentasikan dengan adanya satu Deputi ­Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, sedangkan struktur berdasarkan ‘segmen market’ direpresentasikan dengan adanya dua Deputi bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara dan Pengembangan Pemasaran Nusantara. Untuk struktur pendukung kelembagaan direpre­ sentasikan dengan adanya ­Sekretariat Kementerian, dan Inspektorat, serta beberapa staf ahli. n


Apa yang harus dicapai oleh Indonesia di bidang pariwisata :

Pendekatan Bisnis Sejak sebelum tibanya hari mo­ mentum strategis dengan pelantik­ an itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam berbagai kesempatan menyatakan, juga di forum-forum terbuka, mengajak jajaran Kemen­ par ­melakukan business approach atau pendekatan bisnis dalam mengembangkan destinasi maupun ­pemasaran. “Saya orang bisnis, kalau secara bisnis kurang menguntungkan maka tidak akan saya ambil,” itu antara lain dinyatakannya ketika menerima rencana penyelenggaraan MotoGP 2017 di Indonesia. Yang kedua yang lebih penting opportunity-nya bisa hilang, kesempatan itu cuma sekali datang. Menurut hitung-hitungannya, da­ ri iklan dunia pariwisata MotoGP itu beroleh sekitar nilai Rp 1 triliun, dan Rp 2 triliun dari promosi sponsor. Dengan itu maka Indonesia akan dipromosikan ke 200 negara dan 64

broadcaster. Dengan media event bernilai Rp 3 triliun, “Masa kami diminta 100 miliar, tidak mau?”, ujar Menteri. Demikian pula ketika ­meluncurkan Festival Sriwijaya di Balairung Ke­ menterian Pariwisata. “Saya uji coba, Festival Sriwijaya kalau promosinya serba besar besaran, event-nya mu­ lai tanggal 11 sampai 14 Juni da­ lam waktu 4 hari akan diiklankan oleh Kemenpar 350 TV Spot, jadi nanti hampir setiap hari akan di­ siarkan di TV dan disaksikan rakyat ­Indonesia.” Dengan promosi seperti ini maka kita akan take control dan sponsor pun akan maju. Itu kredit di dalam dunia marketing. Kalau event-event kita buat seperti itu maka “Saya melihat event-event akan membiayai dirinya sendiri.” Kita harus sadari bahwa promosi kita lemah, kata Menteri, maka kita harus tingkatkan. Untuk Sumsel

(misalnya), pernahkah kita promosi di Malaysia karena 60% wisman ­datang ke Sumsel itu originasinya Malaysia. Ada atau tidak billboardnya Sumsel di Malaysia? Bicara promosi di luar negeri, un­ tuk rencana mengikuti event, misal­ nya, akan ditanya terlebih dahulu, siapa target yang disasar, berapa ­banyak? “If you cannot measure, you cannot manage”, Arief Yahya mene­ kankan. Jadi, kalau karakter, kompetensi dan kolaborasi sebagai dasar sikap mental, maka pendekatan ­bisnis merupakan salah satu praktek ­operasionalisasi kebijakan dan ­strategi. Mengutamakan yang ­utama, dalam melaksanakan manajemen kepariwisataan Indonesia. Di bidang marketing, fokus pada Promosi. Dan, sesuai dinamika zaman, ­haruslah memanfaatkan tekhnologi informasi yang amat berpengaruh kini di bi­ dang pariwisata. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

7


Event

Menpar Arief Yahya menjelaskan saat jumpa pers mengenai Festival Danau Sentani.

P

Festival Danau Sentani

apua itu ibarat produk yang berada di posisi tahap awal pro­ duct life cycle, demikianlah da­ lam bahasa marketing ­Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, ketika meresmikan ­peluncuran event Festival Danau Sentani 2015 di Jakarta. Bila akses bagus dan siap, ­positioning akan bagus. Akses ke Papua relatif be­ lum banyak. Dari Jakarta, Garuda me­ layaninya sebanyak 4 kali penerbangan, selain itu Lion Air, Batik Air, Sriwijaya Air masing-masing sebanyak 2 kali penerbangan. Menteri menambahkan, “Presiden telah mentargetkan, pembangunan akses ke kota-kota di Papua selesai tahun 2019, kalau bisa tahun 2018. Bila ini telah direalisasikan maka kita

8

mudah menyaksikan keindahan alam Papua yang luar biasa.” “Visa free yang akan berlaku ­mulai Juli pun akan menjadi kesempatan wisman datang ke Papua dengan ­charter flight, sebab saat ini sudah ada dari Beijing ke Manado dan Jakarta, akan mung­ kin dari Beijing ke Jayapura juga bisa direali­sasikan,” jelas Arief Yahya lagi. Wisman ke Papua per tahun kini baru diperkirakan 10 ribu orang dan wisnus 100 ribu orang. Di Jayapura sendiri wismannya baru mencapai seribu orang, wisnusnya 100 ribu. Di sana sudah beroperasi 22 hotel, 4 ­penginapan, dan 25 biro perjalanan. Maka, pada festival Danau Sentani, diadakan kesempatan tour ­berkeliling danau selama festival berlangsung.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

Sentani Lake Tour akan membawa wisatawan berkeliling di atas kapal ­Ferry mengunjungi Kampung Adat Abar, Ajau, Puay dan Yobeh, selama 2 jam dengan biaya Rp 20 ribu rupiah saja per orangnya. Tahun ini ditarget­ kan bisa 15 ribu orang menghadiri ­acara, tahun lalu baru 10 ribu orang. “Biasanya satu hari acara akan da­ tang seribu hingga dua ribu orang se­ bagian besar dari seluruh Papua, tapi di luar Papua juga hadir beberapa pe­ jabat misalnya Bupati dari Tidore dan NTT,” kata Bupati Jayapura, Mathius Awaitouw. Biaya penyelenggaraan festival seki­ tar Rp 3,6 miliar, tahun lalu sekitar Rp 3,2 miliar. Dampak ekonomi sosial­ nya antara lain berupa transaksi di


Menpar Arief Yahya (ke-3 dari kanan) didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Kepariwisataan, Ahman Sya dan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuty (ke-2 dan 3 dari kiri) serta Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Dadang Rizki Ratman (ujung kanan), ketika memberikan penjelasan pers tentang Festival Danau Sentani bersama Bupati Jayapura Mathius Awaitouw (tengah).

dan Harapan di Papua masyarakat sendiri, dan menghasilkan penambahan PAD berkisar Rp 105 juta selama 6 hari. Diharapkan tahun ini meningkat Rp 130 juta dari pajak dan lainnya. Festival Danau Sentani kini mema­ suki ke delapan kali, pada 19–23 Juni 2015. Tempatnya di Khalkote Distrik Sentani Timur, di tepian Da­ nau Sentani, Kabupaten Jayapura. My ­Culture My Prosperous atau Budayaku ­Sejahteraku adalah tema kegiatan ini. Beberapa keunikan di setiap gelaran festival ini adalah ‘Menari di Atas ­Perahu’. Tahun ini pesertanya dari 26 kampung dari 26 Ondoafi (Masyarakat Adat), setiap 1 grup akan terdiri dari 40 orang. Yang tidak kalah menarik adalah acara ‘Berperang di Atas Perahu’

yang pesertanya dari 20 kampung dari 20 Ondoafi dengan jumlah anggota mininum 30 orang. Satu lagi kedengarannya paling unik, yang mengadopsi kebiasaan yang ber­ akar yaitu ‘Merokok Sambil Menye­ lam’ mencari ikan. Kaum ibu-ibu yang usianya agak tua memperagakan menghisap rokok sebelum menyelam dan setelah kembali ke permukaan air, api rokoknya masih hidup. Latar bela­ kangnya adalah karena ibu-ibu ini sulit melepaskan kebiasaan merokok meski harus menyelam saat mencari ikan. Dan Gema Tifa Kolosal dijadikan ikon festival ini. Digemakan sejak 16 hingga 23 Juni. TIFA merupakan salah satu atribut kebesaran dari Ondofolo (kepala suku). Tifa selalu berada di ru­

mah adat di setiap kampung di ­tepian Danau Sentani. Jika Tifa hendak di­ mainkan harus beroleh ijin dari Ondo­ folo. Tifa sangat berhubungan erat de­ ngan pelataran adat, dimainkan pada saat pesta sukacita dan dapat pula di­ mainkan pada saat pesta dukacita atau kematian sang ondofolo. Keseluruhan kegiatan pada festival ini akan diikuti oleh 100 grup tari, terdiri dari 24 grup Ondoafi (4 distrik) di sekitar Danau Sentani, 30 grup dari Kabupaten dan Kota Jayapura, 30 grup dari luar Kabupaten Jayapura dan 16 grup dari paguyuban. Partisipasinya melibatkan Kabupaten Boven Digul, Kabupaten Asmat, Kabupaten Mem­ beramo Raya, Kabupaten Yalimo, dan Kabupten Sarmi. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

9


Event

Bandung Rajin,

L Kiri: Perusahaan-perusahaan perjalanan dari Jeddah, Arab Saudi cukup puas hadir di JTX 2015. Kanan: Buyers dari Cina, dibantu seorang penerjemah, bertemu dengan pelaku industri pariwisata Jawa Barat pada JTX 2015.

10

ain lagi kenyataan di ­Bandung. Ini merupakan bobot selling dalam strategi promosi yang diterapkan oleh Kemenpar, yakni BAS (Branding, Advertising, ­Selling). Kegiatan selling utamanya di­ lakukan oleh daerah destinasi bersama industri pelaku bisnis pariwisata. Jawa Barat Travel Exchange (JTX) telah 17 tahun diselenggarakan. Kali ini pada 20–22 Mei 2015 di kota ­Bandung. Dalam even B-to-B sehari yang di­selenggarakan pada Kamis (21/5) itu, hadir 110 buyers dari dalam dan luar negeri untuk bertemu dengan 70 ­sellers, yang di antaranya 70% dari Jawa Barat dan 30% dari destinasi­destinasi lain di antaranya BPPD Sle­ man dan Dinas Pariwisata Kota Se­ marang, Jawa Tengah. (Jadi, serupa dengan BBTF, Bali and Beyond Travel Fair yang te­ngah berlangsung petenga­ han Juni ini di Bali).

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

Buyers dari luar negeri datang ke Bandung dari Saudi Arabia, Belanda, Jerman, Jepang, Cina, Korea Selatan, Filipina, Thailand, Laos, Myanmar, Vietnam, Singapura dan Malaysia. Buyers dalam negeri dari Jakarta, Bali, Lombok, Surabaya, Semarang, Solo, Jogja, Medan, Padang, Belitung, Ban­ darlampung, Balikpapan, Makassar, Banten, dan dari Jawa Barat sendiri. Istimewanya, JTX itu diselenggara­ kan oleh Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Barat bersama dengan asosiasi-asosiasi pariwisata di Jawa Barat di antaranya ASITA, PHRI, Casa Grande, dan HPI. Dinas Kebu­ dayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Garuda Indonesia cabang Jeddah, Saudi Arabia, Seoul, Korea Selatan, To­ kyo, Jepang dan Bangkok, Thailand, dan Kementerian Pariwisata mendu­ kungnya melalui keaktifan VITO Ma­ laysia dan VITO Singapura.


17 Kali Melaksanakan JTX

Kiri: Bandung belum dilupakan meskipun tren perjalanan outbound dari Malaysia sekarang berubah. Kanan: Diantara delegasi buyers dari Singapura ialah beberapa wholesaler besar di negaranya.

Daftar buyers diajukan oleh VITO, maskapai penerbangan, dan anggota ASITA yang sudah mengenal ­dengan baik profil para kliennya. Panitia me­ milih dan menentukannya. Diantara ­buyers yang hadir di JTX 2015 ialah beberapa wholesalers dari Belanda, Arab Saudi dan Singapura. Wisata kota di Bandung dan sekitar­nya menjadi highlight bagi pasar Singa­pura, Malaysia dan Korea Salatan. ­Bogor, Bandung, Garut dan Pangandaran menjadi highlight bagi pasar ­Eropa. Ciater, Subang dan Kota ­Bandung serta Puncak dan Bali men­ jadi highlight bagi pasar wisatawan ­keluarga dari Arab Saudi. Wisman yang mendarat langsung di bandara Husein Sastranegara ­Ban­dung, tahun 2014 berjumlah 180.392 orang, naiknya memang relatif kecil yakni 2,31% dibanding tahun 2013 yang jumlahnya 176.318. Namun ada yang mengamati bahwa

wisatawan dari Malaysia sebagian be­ ralih masuk ke Bandung melalui pintu bandara Jakarta. Tetaplah ­diharapkan bahwa para pelaku bisnis wisata ­inbound di Bandung berupaya lagi meningkatkan selling di pasar Malaysia dan Singapura. Sementara ini diharap­ kan jumlah wisman dari Timur Tengah ke Jawa Barat pun akan meningkat. Pemilihan buyers menjadi poin krusial tahun ini. Herman Rukmanadi selaku Ketua JTX 2015 melihat, komposisi 70 sellers dan 110 buyers merupakan rasio sangat bagus. Dengan rasio 1,5 cukup memberikan ruang bagi para pelaku industri untuk menjalani table top dengan sistem round robin dimana seller-buyer diberikan waktu 10 menit per pertemuan. “Minimal 60% buyers jika melakukan pembelian itu sudah lebih dari cukup,” ujarnya. Jumlah peserta sellers dari biro per­ jalanan dan operator tur dari Jawa ­Barat menurun dalam 4–5 tahun ­terakhir.

Sekitar 70% sellers di JTX 2015 adalah perhotelan. Untuk tahun ini, hanya pre-tour bagi sellers dari luar negeri yang diselengga­ rakan. Delegasi buyers dari Arab Saudi diajak menginap semalam di Sari Ater Resort, serta mengunjungi ­perkebunan teh dan pabriknya di PTPN VIII ­Ciater, Subang. Buyers lainnya diajak one day tour mengunjungi Sari Ater Resort dan Pasar Apung Lembang. Khusus delegasi dari Cina, mereka juga diajak melakukan historical walk, berjalan kaki dari ­depan Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika. Kegiatan itu diliput oleh media lokal dan travel writer dari Jakarta. Empat orang dari media dari Arab Saudi me­ liput obyek-obyek daya tarik wisata di Bandung dan sekitarnya. Diantaranya, diajak menginap semalam di Sari Ater Resort, city tour di Bandung dan meli­ hat Kawah Putih. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

11


BISNIS

Pola-pola Meningkatkan

Selling

M

enpar Arief Yahya pun meyebutnya ‘­terobosan’. Bulan Ramadhan, tapi libur sekolah, masa low season bagi airlines dan hotel, lalu Garuda Indonesia dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meluncurkan program taktis berjudul ‘Hore Vaganza’. Ini pemasaran un­ tuk menjual tiket pesawat, hotel dan restoran di Indonesia dengan harga dis­ kon khusus. Diciptakan pula ­tematik 17-an, menyongsong peringatan hari kemerdekaan RI 17 Agustus. Kerja sama antara PHRI dan Garuda Indo­ nesia itu diumumkan (18/05/2015), di Balairung Soesilo Sudarman, Kemen­ par, Jakarta. Hore Vaganza menawarkan paket liburan ke 17 kota di Indonesia meli­puti Medan, Padang, Palembang, Bangka, Belitung, Bandung, Solo, Yogya­karta, Semarang, Jember, Surabaya, Denpa­ sar, Makassar, Manado, Balikpapan, Pontianak, Ambon. ­Paketnya meng­ gandeng 170 hotel bergabung antara lain ada Hotel Sofyan, The Park Lane, Horison, Manhattan Hotel, Sahid, Jaya­ karta, Santika Indonesia, Amaris, Haris, Aston Hotel, dengan total 17 ribu room night dengan 17 ribu seat yang disedia­ kan oleh Garuda Airlines, dan 1.700 tiket untuk obyek-obyek rekreasi. Paketnya ada yang Three days two nights Free and easy, ada Three days two nights city tour, dan Four days three nights city tour. Yang menjual paket ini hanya dua whole saler yakni KAHA Group dan MG Group. Dari keduanya-

12

lah akan didistribusikan penjualannya ke ribuan travel agent. Harganya ­mulai Rp 1.497.000 per pax untuk paket three days two nights Free and easy, dan seterusnya. Menurut Raymond, COO MG Group, pada paket ini rata rata tiket pesawat akan discounted 40%, hotel memberikan diskon hingga 20% maka akhirnya harga paket Hore Vaganza se­ sungguhnya bernilai diskon 30% dari harga normal. Namun ketentuannya pembeli harus memesan pada periode pesan adalah 25 Mei–17 Agustus 2015 dan periode jalan adalah 17 Juni–17 Agustus 2015. Ketersediaan tiket pesa­ wat Garuda Indonesia dan kamar ho­ telnya nanti akan sesuai dalam sistem yang ada. Namun minus 7 hari sebe­ lum lebaran dan plus 3 hari setelah lebaran paket ini tidak berlaku. Nah, setelah membeli paket ini wisatawan akan direferensikan untuk menikmati diskon hingga 20% di be­ berapa restoran seperti restoran Bumbu Desa, Hoka Hoka Bento, Warung Teko, Simpang Raya, Penang Bistro, Dapur Sunda, dan lain-lain. Paket hotel, dan tiket pesawat ­dapat dipesan menggunakan Tour Code khusus program Hore Vaganza, ­dengan menggunakan kode booking yang di­ dapat dari pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia. Jadi, beli tiket pe­ sawat Garuda dulu nanti sistem akan menunjukkan paket-paket apa saja yang tersedia dari pembelian tiket itu. Tentu saja tiket dan paket hotel yang berlaku hanya yang sesuai pada rute-

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

rute yang terdapat dalam program ini. Setiap pembelian paket hotel, agen akan mendapatkan komisi Rp 50.000/ pax, ditambah komisi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dari Garuda Airlines. Jadi walaupun paket murah namun bagi travel agent tetap ada komisi menarik dari hasil menjualnya. Di lain kegiatan peningkatan selling, jaringan hotel internasional Accor men­ jalin kerja sama, dengan LCC Citilink. “Untuk tahap pertama ini, akan segera dilaksanakan penumpang peme­ gang boarding pass Citilink penerbang­ an malam hari rute Surabaya–Jakarta bisa langsung check in (masuk hotel) ataupun check out (keluar hotel) di malam hari. Penumpang Citilink yang datang malam hari bisa check out pada keesokan malamnya dengan hanya membayar satu malam saja. Dengan demikian diharapkan mampu mening­ katkan kapasitas dan pergerakan pe­ numpang dalam melakukan perjalanan di malam hari,” papar Albert. Kedua pihak menandatangani kerja sama itu pada Rabu (3/6).

Untuk wisman?

Untuk wisman umumnya memang tak perlu harga diskon khusus untuk periode Juli–Agustus, sebagai dimak­ lumi, itu merupakan periode peak sea­ son pariwisata internasional. Summer ­season atau winter season, harga-harga justru biasanya memuncak. Nyaris seluruh pelaku bisnis pariwisata me­ masuki musim panen pada bulan-bu­ lan tersebut, selain ramai, juga harga-


harga memberi keuntungan bagus. Hore Vaganza itu sendiri, saat ini dinyatakan sedang dibuat untuk lebih menarik lagi dengan akan mengada­ kan kerja sama dengan beberapa bank untuk memudahkan pembelian paket. Sedang di­ jajaki dengan beberapa bank misalnya menggunakan kartu kredit dengan cici­ lan 0%. Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengata­ kan program ini merupa­ kan kegiatan selling, dan selling itu ­harus langsung menghasil­ kan action. Kalau tidak ada action dari sales promo ini ber­arti ada yang salah. Memang program ini untuk menunjang target kunjung­an wisnus, namun Arief Yahya berharap setelah ini selesai dan dievaluasi, akan dikembangkan untuk wis­ man, karena banyak variasi paket perjalanan yang bisa dibuat seperti dari China ke ­Jakarta lalu ke Manado. Arief menambahkan harus­nya program seperti ini ­lebih sering dibuat. Dis­ kon ­seperti ini untuk pemula ­penting. Bisnis tidak bisa short term. “Horison kita dalam hal ini dua tahun. Ada direct dan ­indirect impact dari joint promotion semacam ­Hore

­ aganza,” tegas Arief. Menurutnya V taktik ini menjadi ajang membuat wisata affordable sehingga dari tadinya bagi sebagian masyarakat secondary needs akan menjadi primary needs, terjangkau banyak ka­ langan. Suatu saat bisa saja ke­giatan di low season di­ kerjasamakan ­de­ngan Kemendikbud ­dengan menggerak­ kan anak muda yang jumlahnya jutaan. Se m e n t a r a itu Direktur Niaga Garuda In­ donesia, Handa­yani, menyatakan, kerja sama ini adalah langkah penting mengingat sesungguhnya banyak hal yang bisa dikolaborasikan bersama untuk meningkatkan volume perjalanan wisnus khususnya. Baginya Hore Vaganza bisa jadi attrac­ tiveness yang menguntungkan banyak pihak di tengah lesunya perjalanan pada periode low season itu, dimana biasa­nya perjalanan kaum muslim tu­ run hingga 80% karena Ramadhan. Yang pasti Handayani mengungkap­ kan melalui program ini semua akan diuntungkan. Pola-pola kerja sama seperti itu me­ merlukan kreatifitas dalam meningkat­ kan upaya penjualan. Dan pola kerja sama itu, diperlukan untuk mem­penetrasi lebih luas dan mendalam pasar-pasar wisatawan di luar negeri. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

13


Kawasan Timur

Masa Depan di Maluku dan Papua

K

awasan timur Indonesia me­ mang memiliki ‘bakat besar’ untuk menjadi destinasi wisata bahari yang hebat. Di samping wisata alam dan budaya yang ‘mengagumkan’ di Papua. Akan sesuai dengan kekayaan sumber daya alam, dan, sumber daya manusia serta budayanya. Berwisata di laut dan di kota-kota pesisir, akan menjadi daya tarik utama, dari pantai Papua hingga ke Maluku. Dan para wisatawan bahari akan ber­ main-main di sana, terbayanglah sedari kini, kelak ribuan yachter akan berlalu lalang, kapal liveaboard berbendera Indonesia bersileweran atau berlabuh di titik-titik singgah dan titik labuh, wisatawannya menyelam di laut, atau berkeliling di kota-kota pesisir berte­ gur sapa dengan penduduk setempat. Gambaran yang indah, bukan? Destinasi di Papua itu, ibarat produk yang berada di posisi tahap awal ­product life cycle, begitulah dalam bahasa mar­ keting, Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan. Bila akses nanti sudah bagus dan siap, positioning-nya pun akan bagus. Para pemangku kepen­tingan pariwisata setempat sedari kini perlu bersiap me­ nyongsong proyeksi keadaan tersebut. Sebenarnya demikianlah umumnya keadaan dan perkembangan pariwisata

14

di wilayah timur negeri ini, termasuk Maluku. Adapun Maluku, salah satu sumber wismannya dari Australia, ke­ mudian tentu saja negara-negara di Asia Pasifik termasuk ASEAN. Di Australia, di kawasan Darwin Harbour, sampai dengan awal 1960-an, hampir tidak ada yang berani berlayar sebab gelombang lautnya terlalu berba­ haya. Hingga akhirnya tampil kelom­ pok yang membentuk Darwin Sailing Club pada Maret 1963. ­Tujuannya, ‘un­ tuk mempromosikan dan mendo­rong pembuatan kapal-kapal, pelayaran dan balapan bagi semua jenis kapal layar di Darwin dan perairan di sekitarnya.’ Balapan (race) kapal layar pertama kali diselenggarakan pada 15 April 1963, diikuti oleh 11 kapal mulai dari perahu kecil 8 kaki hingga katamaran 20 kaki, dan Tom Strickland keluar sebagai pemenangnya. Bertahun-tahun kemudian, banyak kapal dari kelas berbeda-beda meng­ ikuti balapan. Kapal katamaran men­ dominasi pada awalnya hingga pada ta­ hun 1968 dibuat balapan berdasarkan kelas-kelas: A Class, B Class, Arafura Cadet, Arrow, Moth, Mirror dan open. Kemudian, ada terbentuk Northern Territory Cruising Yacht Association di Australia pada 1970. Tujuannya, untuk mempromosikan balapan layar. Klub di Northern Territory itu menye­

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

lenggarakan balapan layar internasional pertama kali pada tahun 1973, Darwin to Dili Yacht Race. Setelah berjalan dua tahun, terpaksa dihentikan pada 1975 berhubung situasi politik dan keaman­ an di Timor Timur. Darwin Ambon Yacht Race menggantikannya sejak ta­ hun 1976. Dan DAYR 1998 pun mesti dibatalkan karena situasi dan kondisi keamanan di Ambon dan Maluku saat itu. (http://www.dwnsail.com.au/)


Atas: Kapal-kapal memulai pelayaran dari Darwin, Australia. (sumber:darwinambonrace.com.au). Bawah: Yacht tambat di Ambon, Maluku.

Didukung oleh Kementerian Pari­ wisata, DAYR kembali dibangkitkan mulai 2004. Pada 2007, uji coba race DAYR dilakukan. Tahun ini, Dar­ win-Ambon Yacht Race & Rally 2015 direncanakan akan dimulai pada Sab­ tu, 5 September 2015 dimana yacht akan dilepas dari dermaga Stokes Hill, Darwin, Australia pukul 11.00 wak­ tu setempat. Garis akhirnya di Desa ­Amahusu, Kota Ambon, Indonesia.

Pemerintah Northern Territory, Kota Darwin dan Program Sister City, Dinah Beach Cruising Yacht Association, Cruis­ ing Yacht Association of the Northern Ter­ ritory, Konsulat Republik Indonesia di Northern Territory, ­Pemerintah Kota Ambon dan Republik Indonesia seba­ gai tuan rumah menjadi pendukung dan sponsor utama DAYR 2015. Sebagaimana permintaan Walikota Darwin, Katrina Fong Lim, bersama

dengan Walikota Pemerintah Kota Am­ bon, Richard Louhenapessy, penye­ lenggaraan DAYR 2015 dipindahkan ke bulan September agar bertepatan dengan peringatan 70 tahun pembe­ basan tawanan perang dari kamp Tan Tui, Ambon pada 11 September 1945. Darwin Race Week akan dimulai pada 31 Agustus 2015 dari Darwin, Austra­ lia. Program ini mencakup ­briefing, ­acara makan malam, malam budaya dan resepsi koktail maupun acara infor­ mal berkumpulnya seluruh peserta yachties. Sedangkan di Ambon, disebut sebagai Ambon Race Week para peserta race, keluarga dan para pendukungnya akan disambut dalam sebuah upacara de­ngan menampilkan berbagai kegiatan budaya, permainan persahabatan, dan resepsi di kediaman Walikota Ambon. Acara resmi terakhir untuk program ini adalah Presentasi Race di Ambon pada Sabtu, 12 September. ­Gubernur Provinsi Maluku, Walikota Kota ­Ambon, perwakilan dari Pemerintah Northern Territory dan Dewan Kota Darwin direncanakan akan hadir da­ lam presentasi lomba pada malam gala. Walikota Darwin, berencana meng­ hadirinya. Petugas Bea Cukai, Karantina dan Imigrasi akan mengurus dokumen yang diperlukan sebelum kru diperboleh­ kan ke darat untuk penyambutan dan berganti pakaian. Taksi dan angkutan darat lainnya akan sudah siap berada di sekitar pelabuhan untuk membawa peserta race menuju kota. Upacara penyambutan di Ambon biasanya diadakan sekitar tengah hari pada hari Sabtu setelah balapan awal. Di hari Minggu, para nakhoda dan kru akan mengundang penduduk setempat berlayar di sekitar pelabuhan di atas yacht mereka. Perwakilan dari Disbudpar Kota ­Ambon pada Indonesia Travel Fair 2015 di Jakarta April lalu menjelas­ kan, ada 21 yacht peserta DAYR 2014

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

15


Kawasan Timur

t­ ambat di kawasan pelabuhan Ambon. Untuk tahun ini, jumlah yacht yang akan tambat di Ambon mungkin akan lebih banyak.

Sail Maluku

Atas: Suasana jetty di Amahusu saat DAYR. Bawah: Senja di Amahusu, Ambon.

16

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

Darwin Ambon Yacht Race and Rally sudah dikenal sebagai even balap layar. Agar dapat menarik yachties yang ter­ tarik berlayar di perairan Maluku dan Indonesia namun tidak ingin mengi­ kuti balapan, maka digelar Sail Maluku sejak tahun 2010. Ini juga ditujukan untuk mendukung DAYR yang sudah berjalan rutin kembali. Pesertanya pun bukan hanya dari Australia saja. Hanya empat kapal peserta Sail Maluku pertama. Tahun-tahun berikut­ nya jumlah peserta rata-rata di atas 20 kapal. Hellen Sarita de Lima selaku penyelenggara Sail Maluku mengata­ kan, sudah ada 43 kapal tertarik meng­ ikuti even Sail Maluku 2015. Jika peserta DAYR harus mengikuti peraturan race, peserta Sail Maluku


tidak terikat peraturan khusus race, tapi hanya perlu mengatur jadwal tam­ bat di Ambon. Sail Maluku 2015 akan diselenggarakan pada 15–20 Agustus 2015 ini. Hellen yang juga Ketua Welcome Yachts Community Indonesia menerang­ kan lebih lanjut, rata-rata setiap bulan ada 2 yacht datang ke Maluku di luar even sail. Mereka dari Australia dan dari negara Pasifik lainnya. Umumnya masuk lewat Banda dan Ambon, se­ bagian lagi datang lewat Tual. “Sekarang kita mesti berpikir bagai­ mana menyiapkan infrastruktur agar bisa memancing mereka datang dan mau tinggal di tempat perahu ditam­ batkan. Orang kan mau datang karena ada infrstrukturnya, tidak bisa datang begitu saja,” ujarnya. Berpesiar di perairan Maluku ­dengan liveaboard selalu ramai setiap bulan. Sebagian besar bermula dan be­ rakhir, memang, di Bali. Caranya sama de­ngan berpesiar dengan kapal yang lebih besar, fly and cruise. Semua kapal ­liveaboard sekarang harus berbendera Indonesia dan mentaati asas cabotage.

Peserta Sail Maluku berfoto bersama saat malam perpisahan.

Agar kunjungan dari liveaboard da­ pat memberikan pemasukan kepada daerah sekaligus mengontrol jumlah wisatawan yang masuk, pemda ­Maluku dan Maluku Utara bisa mempertim­ bangkan sistem pin masuk seperti yang diberlakukan di Raja Ampat dan Wakatobi. Tentu sebelumnya mesti diadakan riset di lapangan dan dialog dengan warga di pulau-pulau. n

Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon memberikan data sebagai berikut: Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Ambon Tahun 2013–2014

Wisatawan 2013 2014 Mancanegara 4,193 5,126 Nusantara 73,679 Akomodasi di Kota Ambon

Jenis Akomodasi Jumlah Bintang 5 Melati 10 Jumlah wisatawan ke Raja Ampat telah mencapai 15 ribu orang per tahun, dan akan dibatasi maksimal 50 ribu orang per tahun. (Sama seperti kunjungan ke Komodo di NTT, yang sementara ini dinyatakan bahwa idealnya spot ini dikunjungi tak lebih dari 50 ribu turis per tahun, demi mempertahankan kualitas konservasi dengan carrying capacity yang optimal).

Kunjungan Wisman Tahun 2014

No Negara Asal 1 Belanda 2 Australia 3 China 4 Amerika Serikat 5 Korea 6 Jerman 7 India 8 Inggris 9 Jepang 10 Prancis 11 Lain2 Jumlah Total

Jumlah 538 77 108 333 891 222 7 124 154 203 3,307 5,162

Becak di kota Ambon menjadi salah satu sarana transportasi yang dimininati wisatawan baik dari kapal pesiar maupun yacht saat ekskursi di darat.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

17


Branding, Advertising, Selling

Konsisten: ’ Pesona Daerah, Pesona Indonesia’

M

Bawah: Acara pembukaan Festival Candi Muara Jambi, di Jambi, akhir Mei 2015.

18

enancapkan brand ke pasar kini mulai konsis­ ten dilaksanakan oleh daerah-daerah. Tiga con­ toh ini, Aceh, Kepri, Jambi, melekatkan branding berupa logo destinasi atau produk daerah yang di-endorse dengan branding dan logo Pesona ­Indonesia untuk pasar dalam negeri. Dan logo Wonderful Indonesia untuk pasar luar negeri.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

Bahkan Aceh maju selangkah ­dengan langsung menawarkan satu produk riel yang siap jual (selling), ketika ­sebulan sebelum tibanya puasa ramadhan 2015, Aceh meluncurkan paket wisata Amazing Ramadhan in Aceh. Pada se­ tiap media kampanye pemasaran dan penjualannya, logo Visit Aceh disan­ dingkannya dengan logo Wonderful ­Indonesia. Produk itu dimaksudkan hendak dipasarkan ke Malaysia.


Festival Candi Muara Jambi Adalah Festival Candi Muara Jambi. untuk yang ke-12 kali digelar pada 24–27 Mei 2015. Mewakili Menteri Pariwisata, Hari Untoro Drajat, Staf Ahli Bidang Perlindungan Keaneka­ ragaman Budaya Kreatif, datang me­ resmikan dimulainya Festival pada 24 Mei 2015. Lihatlah di latar belakang panggung (back drop) pada pojok kanan atas, logo Wonderful Jambi di-endorse dengan logo Wonderful Indonesia. Candi Muara Jambi itu sendiri me­rupakan salah satu candi yang ­tertua di Indonesia. Pernah sebagai ­tempat pusat pendidikan dan tempat persembahyang­an umat Budha. Sampai sekarang pun umat Budha suka berkunjung berke­lompok dan melakukan ibadah di situ. Juga dari luar negeri. Luas sekali lokasinya. Peninggalan candi-candi tampak kebanyakan tak berbentuk sempurna, namun berserak­ an letaknya. Maka, menurut masyarakat setempat, sekitar 500 sepeda tersedia di sini, pengunjung menyewanya un­ tuk berkeliling kompleks keseluruhan, yang telah menjadi taman rindang pepohonan, namun jarak antara rerun­ tuhan candi-candi lumayan jauh bagi pejalan kaki. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Muara Jambi, Nur Subiantoro, tahun lalu tercatat sekitar 140 ribu wisatawan yang mengunjungi Candi Muara ­Jambi ini. Di antaranya sekitar 160 orang wisman. Itu berdasarkan jumlah tiket masuk kompleks candi, yang terjual. Untuk sampai ke situ, hanya sekitar 20 menit saja berkendara mobil dari kota Jambi. Kota Jambi sendiri ber­ jarak sekitar 20 menit juga dari ban­ dara Sutan Thaha. Bandara ini tidak

terhubung dengan penerbangan lang­ sung luar negeri, sebutlah Singapura, Kuala Lumpur atau Johor dan Penang. Tapi Garuda Indonesia dan Lion Air beroperasi ke sini dari beberapa kota dalam negeri.

Amazing Ramadhan in Aceh Dinas Pariwisata Provinsi Aceh meng­umumkan daftar ­kalender event untuk selama tahun 2015. Sekalian dijajakannya paket wisata khusus untuk periode Ramadhan 2015. Bersama dengan Disbud­ par ­Kabupaten/Kota dan pelaku industri pariwisa­ ta Aceh yang tergabung dalam asosiasi pari­ wisata, ­seperti ­ASITA, ­ASPPI, HPI, PHRI, ASPERAPI dan maskapai pe­ner­ bangan ­Garuda ­Indonesia men­ jual paket wi­ sata menarik dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan 1436 H de­ngan branding wisata ­Amazing Ramadhan in Aceh. Menurut siaran yang diedarkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Reza Pahlevi, wisatawan Malaysia menjadi target utama pema­saran paket wisata Ramadhan ­sesuai dengan motif ­utama kunjungan wisatawan Malaysia ke Aceh. Mereka umumnya melakukan ibadah, menyantuni anak yatim, ziarah dan menikmati makanan khas daerah. Selama beberapa tahun terakhir ini Malaysia masuk sebagai negara 5 besar kunjungan wisatawan ke Aceh

yang menduduki peringkat utama ­dalam statistik kunjungan wisatawan. ­Jumlahnya 11.085 orang (2013) dan meningkat menjadi 19.291 (2014). Namun, wisatawan yang berasal dari beberapa negara asing lainnya, seperti Eropa, Amerika dan Australia perlu juga menjadi perhatian mengingat wisatawan dari beberapa Negara ter­ sebut berperan dalam mempromosikan industri pariwisata Aceh.

Berwisata selama bulan Ramadhan di Aceh, khususnya di Kota Banda Aceh dan sekitarnya dengan melaku­ kan berbagai aktifitas religius lain­ nya akan menjadi pengalaman yang unik dan mengesankan, seperti ber­ buka puasa dan sahur bersama, shalat tarawih dan tadarus bersama di masjid, khususnya di Masjid Raya Baiturrah­ man, ­berzia­rah ke kuburan Tsunami, merayakan Malam Nuzulul Qur’an, dan lain-lain.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

19


Branding, Advertising, Selling

Lain, Pesona Kepri Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) lebih memilih logo dengan tagline bahasa In­ donesia, Pesona Indonesia untuk meng-­endorse logo dengan tagline-nya Pesona Kepri. Untuk memperkuat branding Kepri maka dige­ larlah peluncuran Pesona Kepri, Pesona ­Indonesia di Gedung Sapta Pesona ­Jakarta, (13/5/2015). Serangkaian kegiatan di­siapkan untuk ­digelar setelah peluncuran brand­ ing tersebut, yakni Travel Mart berlangsung 13 Mei 2015 di Gedung Sapta ­Pesona, dihadiri lebih dari 20 ­perusahaan ­hotel, ­resort, dan wisata dari Kepulauan Riau. Selanjutnya Kepri Cul­ linary ­digelar 16–17 Mei di Mall of Indone­ sia ­Jakarta. Kegiatan ini akan memperkenal­kan ­makanan khas Kepri sebagai ikon wisata­nya kepada masyarakat luas. Dan yang ketiga adalah kegiatan Fam Trip dengan mengundang bebe­rapa ­media nasional, blogger dan komunitas penulis berkunjung ke Kepri. Melalui kegiatan tersebut diharapkan akan me­ nambah awareness, pengetahuan media ­mengenai segala pesona yang ada di Kepri dan menyebarkannya melalui media masing-masing agar semakin diketahui masyarakat. Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan bahwa destinasi utama, penghasil 90% wisman perlu lebih di­

20

maksimalkan promosinya. Destinasi tersebut adalah Bali yang menyumbang 40%, Jakarta 30% dan Kepulauan Riau (Kepri) 20%. Tim promosi untuk tiga wilayah ini sudah disusun dan dijad­ walkan Juni tahun ini mulai bekerja. Tim terdiri dari anak muda kreatif dan paham bidang pariwisata. Kepri menyimpan potensi wisata kelas dunia. Bintan salah satunya ­de­ngan target market high end dan bah­ kan bersifat captive market, telah di­ lirik investor untuk membangun fasili­ tas wisata senilai USD 300 juta. Apalagi dekatnya secara geografis dengan Singapura yang per tahun di­

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

kunjungi oleh 16 juta wis­ man, harusnya beberapa persennya bisa ditarik ke Kepri. Kepala Dinas Pariwisa­ ta Kepri, ­Guntur Sakti, menerangkan bahwa pro­ mosi wisata Kepri saat ini difokuskan pada Pulau Bintan dan Pulau Batam, yang memang sudah siap me­nerima wisman karena pembangunan infrastruk­ turnya lebih baik diban­ dingkan 5 kabupaten kota lainnya di Kepri. Selain itu Batam dan Bintan sudah jadi pintu masuk wisman selain Karimun dan Tanjung Pinang. Menpar Arief Yahya mengemukakan bahwa dalam triwulan pertama tahun ini, kunjungan wisman ke Kepri menca­ pai 530.000 dari target 500.000 wisman, dan tar­ get per tahun adalah 2,5 juta wisman. Mulai bulan Juli yang akan datang ini Kepri akan dipromosikan di ­public transportation di ­Singapura. Paling tidak, itu akan menarik wisman dari Singapura yang ­buying power-nya ting­ gi di mana rata-rata penghasilan per kapita menurut GDP mereka adalah US$56 ribu. Untuk branding Kepri, selain meng­ gunakan paid media, juga owned media dan social media yang biayanya akan sedikit namun dampaknya bisa 30%, jelas Arief. Owned media yang akan digunakan adalah situs www.indonesia.travel dan situs pariwisata Kepri. n


SELLING

Kiri: enam pelaku industri terdiri dari operator tur/perusahaan perjalanan dan hotel menempati bilik Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur di Majapahit Travel Fair 2015. Kanan: Dinas Pariwisata Kota Semarang menyewa dua bilik dan mempersiapkan properti penghias bilik. Dua perusahaan perjalanan dan dua hotel yang mengisinya mempromosikan Semarang dan Jawa Tengah pada Jawa Barat Travel Exchange 2015.

Pemda sebagai Fasilitator

Atas: Di bilik Pemkab Raja Ampat ini, empat operator selam dan resor sibuk melayani pengunjung di Deep and Extreme Indonesia 2015. Bawah: Salah satu seller dari Jambi pada kegiatan table top dan promosi pariwisata Jambi di TMII, Jakarta April lalu.

D

ari sekian banyak pameran pariwisata dan ­perjalanan di dalam negeri selama semester pertama 2015, ada fenomena menarik yang patut diapresiasi dan didukung. Semakin banyak ­pemerintah daerah menyadari posisinya sebagai fasilitator. Melalui dinas pariwisata, pemda membuka bilik (booth) dan memberikan kesempatan kepada para pelaku ­industri pariwisata di daerahnya untuk mengisinya. Para pelaku ­bisnis wisata dan wisatawan dapat mengetahui produkproduk yang ditawarkan secara langsung, tak sekedar gam­ baran indah dalam brosur dan leaflet yang lebih banyak berakhir di tempat sampah. Pameran pariwisata yang telah berjalan lama pun ada yang diformat ulang sehingga lebih menarik, Majapahit Travel Fair di Jawa Timur misalnya. Ada juga yang mem­ perkuat posisi­nya dengan seleksi seller-buyer yang lebih ketat sehingga kualitas dan reputasinya terjaga, Jawa Barat Travel Fair contohnya. Jambi dan Bengkulu, berani dan percaya diri berpromosi dan menjual langsung melalui kegiatan table top pertamanya. Kegiatan B-to-B yang diikuti dengan pre-tour atau posttour lebih disukai terutama oleh para pelaku bisnis wisata. Sebab mereka akan mendapat referensi langsung dan pe­ ngalaman pertama. Kegiatan tersebut juga akan ‘memaksa’ para pelaku industri pariwisata di daerah untuk kreatif menciptakan ­paket-paket dan mempersiapkan segala yang dibutuhkan u ­ ntuk menggerakkan kegiatan pariwisata. Lebih baik terlambat daripada tidak pernah melakukan­ nya sama sekali. Anda tidak pernah tahu jika tidak pernah mencobanya. Pariwisata, dunia solid yang liat. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

21


t a a e t r r a G k e a J Th ua T a t Ko Kota

Tua Jakarta, dengan pusat outlet dan tourist spot-nya antara lain Museum Fatahillah, Museum Wayang, dan Taman Fatahllah, Mu­ seum Bank Mandiri, tak lama lagi diharapkan sungguh ‘indah mengesankan’ bagi pengunjung, wisnus maupun wisman. Tentu saja diharapkan pengelolaan kawasan itu dalam satu dua tahun ini akan semakin ‘canggih’ atau berkelas inter­ nasional. Apalagi bagi ibukota RI kalau bukan membanggakan spot ini, yang sejatinya tempat di mana sejarah dan riwayat kota Jakarta sejak abad pertengahan dapat terwakili dan diringkaskan di sini. Persentuhan negeri dan masyarakat Indo­ nesia dengan kedatangan berbagai bangsa dari Eropa, Inggris, Portugal, Belanda, hingga China dan Jepang. Untuk mengelolanya dengan suasana ‘­kekinian’, Menpar Arief Yahya bahkan pernah melontarkan ide, bagaimana kalau perusahaan-perusahaan di bidang keuangan membuka kantor di ­sekeliling dan kawasan Kota Tua. Itu berkemungkinan ‘meramaikan’ atau bahkan ‘menghidupkan’ sua­ sana keseharian dan aspek ekonomi kawasan. n

22

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

Kawasan Kota Tua Jakarta, tinggal lagi disentuh dengan pengelolaan modern. Wisman pun tentu akan ‘membeli tur’ ke sini dalam isi The Great Jakarta.


Satu café tua ini, bergaya internasional di dalamnya, di salah satu sudut Taman Fatahillah, sebenarnya telah menjadi saksi betapa ‘masa lalu’ 1970–1980-an nyaris setiap hari ada saja grup besar atau FITs yang beristirahat, coffee break atau lunch break, setelah berkeliling mengunjungi kawasan Kota Tua Jakarta ini.

Tanjung Lesung Tanjung Lesung Resort sebuah kawasan ekslusif yang dikelilingi laut biru Teluk Lada dan Selat Sunda. Kawasan ini telah ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak tahun 2012. Berada di sebuah tanjung menghadap ke Gunung Anak Krakatau dan sekitar 1 jam perjalanan laut dari pintu masuk Taman Nasional Ujung Kulon, kawasan ini menawarkan suasana tenang dan damai. Suhu udara tidak terlalu panas dan perairan lautnya relatif terjaga cukup baik. Tahun 2014 jumlah kunjungan wisatawan ­diperkirakan mencapai 250 ribu orang dan sepuluh persennya, atau

s­ ekitar 25 ribu, ialah wisman. Pengerjaan dan perbaikan ruas jalan dari Jakarta menyusuri pesisir barat Provinsi Banten sudah selesai. Lama perjalanan kini bisa ditempuh 3–4 jam dari pusat Ibukota. Pembangunan air strip di dalam kawasan pun sudah dimulai dengan panjang landasan awal 1.200 me­ ter dan bisa mengakomodasi pesawat-pesawat kecil charter yang akan berangkat dari Bandara Halim Perdanakusumah langsung menuju kawasan Tanjung Lesung nantinya. Dirancang mempunyai standar internasional dalam mem­ bangun industri pariwisatanya, mengembangkan dan mem­ bangun transportasi laut dan fasilitasnya, mengembangkan dan membangun suatu kawasan pelabuhan wisata dan ma­ rina di Tanjung Lesung guna menarik kunjungan wisatawan mancanegara dari kapal pesiar (cruise) dan yacht. n

Jalur kereta api Jalan tol yang saat ini tengah dibangun

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

23


Ideal rasanya para wisman beristirahat atau lunch break di resto ini, setelah menyelesaikan tur keliling Kebon Raya. Dari sini pemandangan memberi relaxation, makanan minuman berbagai menu, lokal dan internasional.

Pemandangan ini terhampar dari resto garden, selagi wisatawan coffee atau lunch break. Dari sini jaraknya dekat seperjalanan kaki ke pintu keluar di mana bis angkutan wisata tentu bisa siap menunggu. Efisien.

Bogor ‘Nama besar’ Kebun Raya Bo­ gor (KRB) sejatinya bisa ­dikembalikan dalam rangka strategi pemasaran The Great Jakarta. Pernah menjadi ‘­tourist spot’ wajib bagi wisman di masa lalu, hampir tiada grup wisman yang berkun­ jung tanpa dibawa ke kebun raya ini. Paket wisata Jakarta pun terkenal de­ ngan tiga spot : Kota Tua dan Sunda Kelapa,TMII, dan Kebun Raya Bogor.

Pendirian Kebun Raya Bogor oleh Ahli Botani Jerman C.G.K. Reinwardt, ini tertulis dalam bahasa Indonesia, Jerman dan Inggris. Wisman dari Jerman khususnya dan Eropa umumnya, tentulah merasakan minat dan kesan tersendiri yang positif ketika dibawa ke sini. Di latar belakang tugu kecil ini berdiri istana Bogor.

24

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

Yang terbayang akan suatu kualitas kunjungan ke Kebun Raya ini bisa dengan skenario begini: Setibanya di gerbang masuk, grup wisatawan di­ jamu dengan welcoming greet, di suatu ruangan, disajikan presentasi 4–5 me­ nit tentang KRB; dilanjutkan berke­ liling kebun raya dengan dipandu guide yang piawai; boleh ada yang berjalan kaki, ada juga yang menaiki bus wisata keliling yang memag sudah disediakan; sekitar satu jam berkeliling, kemudian berakhir di satu resto garden, yang tam­ pak sudah berkelas internasional. Di resto itu idealnya tepat di saat lunch time. Lokasinya pun dekat dengan pin­ tu ke luar di mana bisa diatur kesiapan bus wisata yang akan membawa grup wisatawan menuju tempat lain. Skenario itu sebenarnya masih me­ merlukan satu dukungan: yaitu pemeli­ haraan kebersihan dan kerapihan, agar taman-taman di bawah kerindangan pepohonan besar, ada yang berusia pu­ luhan hingga ratus tahun, kebersihan rerumputan, juga kolam-kolam pe­ nyeling, perlu dibebaskan dari sampahsampah plastik dan lainnya. Dari KRB, tur The Great Jakarta bisa juga diteruskan ke, bahkan, menginap satu malam di kawasan Puncak. Jadi, opsi tur ini merupakan bagian alam tetumbuhan tropis dan pegunung­ an, yang potensial terkombinasi de­ ngan opsi tur ke kawasan Kota Tua dan Sunda Kelapa di Jakarta. Kalau branding Wonderful Indonesia ditancapkan ke citra publik di dunia dalam beberapa tahun yang akan da­ tang ini, lalu strategi fokus-fokus des­ tinasi dengan merek antara lain The Great Jakarta; dan opsi-opsi paket tur di dalam merek The Great Jakarta itulah yang kini rasanya perlu diisi ­dengan program yang ‘layak jual’ dan ‘siap jual’. Para pelaku wisata di bisnis inbound beserta dengan para pemda ­setempat tentunya memegang peran yang menentukan di lapangan. n


Sekarang rumah tampak seperti ini, dengan papan penjelasan di pintu pekarangan.

I

The Great Jakarta

bukota RI Jakarta Raya sejatinya berpeluang dibangun kembali dan boleh jadi menjadi salah satu tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno ‘diculik’ oleh lebih besar dalam mengembangkan pari­ spot bagi wisatawan yang berkunjung ke Jakarta sekelompok pemuda dari Jakarta dan dibawa ke wisata, manakala promosi The Great Jakarta ketika tinggal di sini dua atau tiga hari. Ingat desa situ. Sejarah menuturkan, di situ para pemuda mendesak Soekarno agar ‘memproklamirkan segera’ menggaung dengan isi paket wisata yang, Rengasdengklok? Sekitar satu jam lebih saja dari Jakarta, di sana ­kemerdekaan Indonesia. boleh dikatakan paling lengkap: wisata alam, Esoknya kembali ke Jakarta dan pagi hari 17 ­wisata ­budaya, sejarah, heritage, hingga man-made masih ada ‘peninggalan’ rumah, tempat suatu hari Agustus1945, di rumah jalan Pegangsaan ­facility and resort. Timur, Soekarno bersama Hatta memWisata alam bisa ke pegunungan, atau proklamirkan ­kemerdekaan Indonesia. Dan ke laut, wisata budaya masuk ke kawasan berdirilah n­ egara Republik Indonesia. Bogor dengan Kebun Rayanya, ­Puncak, Wisnus atau wisman niscaya bisa ter­kuliner dan shopping di Jakarta dan tarik berkunjung ke sana, bila lokasinya ­Bandung, resor, tak lama lagi akan tersedia ditata apik sebagaimana layaknya suatu berdaya tarik kuat di ujung barat Banten, tourist spot yang bersejarah kebangsaan, kawasan Tanjung Lesung, heritage di Kota indah dilihat, dan explanatory. Tua Jakarta dan museum-museumnya, Cerita panjang sejarah lokasi ini tentu dan seterusnya. Turis ke sini masuk melalui akan kian menarik sekiranya dituturkan ­bandara Jakarta. Foto Joko Widodo terpajang di rumah itu sekarang, oleh guide yang piawai. Pemda DKI dan Ada satu spot sejarah yang rasanya foto momen saat mengunjungi ‘rumah rengasdengklok’ pada 16 Juni 2014, hari-hari menjelang Pilpres 2014. Pemda Jawa Barat berkolaborasi? patut diberi perhatian. Maksudnya, perlu Ruangan tengah rumah kecil di Rengasdengklok itu, beginilah tampak sekarang. Untuk foto ini diperagakan letak kursi tempat duduk Soekarno, saat itu dikelilingi oleh sekelompok pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia, yang dengan diam-diam membawa Soekarno ke sini dari Jakarta.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

25


Indi

Source: Data and Information Centre, Ministry of Tourism and Central Statistic Bureau, 2014 (International Tourist Arrivals to 19 Main Port Entry)

Prioritas Pasar Wisman

Source: Data and Information Centre, Ministry of Tourism and Central Statistic Bureau, 2014

26

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015


kator

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara s/d April 2015

Sumber: BPS

perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman

menurut Pintu Masuk—Januari 2013–april 2015

Sumber: BPS

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

27


What Do They Say?

Baharum HJ Mohd. Yusof, Adam Holiday Travel, Kuala Lumpur, Malaysia

Bengkulu Travel Fair ini bagus. Kami belum mem­ punyai informasi mengenai Bengkulu. Kalau ada tidak lengkap. Semua di sini bagus, makanan pun oke. Kalau bisa, Bengkulu langsung menjual ke Malaysia. Selain ikut MATTA Fair, sebaiknya ikuti juga pameran ­Bumiputra. Ini adalah pameran travel terbesar untuk etnis Melayu di Malaysia. n

28

Baharum HJ Mohdd. Yusof (kiri, berbaju merah) sesaat sebelum travex Bengkulu Travel Fair 2015 dimulai.

Syed Hood Syed Zin, Travel 360, Pahang, Malaysia

Ahmed Ali, Al-Shitawi Wings for Travel & Tourism, Jeddah, Saudi Arabia

Turis dari Malaysia sekarang lebih banyak datang dalam

Yang berminat datang ke Indonesia cukup ba­

kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4–5 orang. Biasanya bersama keluarga atau teman. Mereka bisa membeli tiket pesawat dan memesan kamar hotel secara online. Jumlah­ nya berapa, itu memang belum terdeteksi. Maka angka wisatawan yang bepergian dalam grup terlihat menurun. Saya sudah jual paket-paket wisata ke Indo­ nesia sejak tahun 1990. Sekarang, menjual paket wisata grup ke Medan susah sekali. Karena orang Malaysia lebih suka FIT ke sana. Dulu bisa jual paket ke Jakarta untuk ke Dunia Fantasi, Ancol, ke Monas. What can you offer di Jakarta selain shopping sekarang? Saya sebenarnya ingin membawa turis Malaysia ke Flores dan daerah eksotis lain tapi rasanya susah. Benar, mereka sekarang langsung pergi ke Lombok untuk relaxation. Tetapi orang Malaysia sukanya lebih banyak shopping. Masalah yang membuat pusing adalah kemacetan. Infor­ masi mengenai Indonesia tak masalah. Mereka bisa membu­ ka Google langsung bisa dapat informasi tentang Indonesia. Perekonomian di Malaysia sekarang juga sedang menurun, semua serba mahal, jadi kami bisa jual yang murah. Ada juga karena merasa sudah pernah ke Indonesia jadi seka­ rang ingin lihat tempat lain. Menurut saya, sekarang saatnya bagi Indonesia mempromosikan dan mengiklankan kembali destinasi-destinasi wisata Indonesia di Malaysia. n

nyak. Umumnya, orang Saudi suka luxury traveling dan family traveling. Mereka suka pergi ke daerah pegunungan tetapi ke daerah pantai juga mau. Musim liburan di Saudi Arabia adalah selama musim panas di bulan Juni-Juli. Saya membutuhkan agen-agen perjalanan dari Indonesia yang bisa handling tamu mulai dari ban­ dara, selama berada di Indonesia sampai mereka akan kembali pulang. Orang Saudi masih merasa tidak aman karena ada language barrier. Mereka perlu guide yang bisa berbahasa arab yang bisa menjelaskan segala sesuatunya. Malaysia mendatangi sekolah-sekolah di Arab Saudi, juga mengadakan pameran-pameran di pusatpusat perbelanjaan. Anak-anak kemudian akan ber­ cerita kepada orang tuanya, orang ­tuanya akan ber­ cerita lagi ke saudara-saudaranya dan ­seterusnya.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 66 juni 2015

“Ciater? It’s nice place,” Ahmed Ali berkomentar setelah menghabiskan secangkir teh di sebuah tea house di halaman pabrik teh di perkebunan ­Ciater, Subang pada pertengahan Mei lalu. n


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.