Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 69 - September 2015

Page 1

Vol. 6 n No. 69 n September 2015

Antara Performansi dan Prospek, ‘Gencar’ Pembangunan Infrastuktur

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

1


Isi Nomor ini

7 12 16 24

Mendukung Ekonomi dan Pariwisata Untuk Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Jogja Travel Mart Menyasar Pembeli Mancanegara lebih Banyak Cek Posisi, Wisman dan Wisnus di Jakarta dan Kepri

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara; • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran

Pariwisata Mancanegara; • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat

1

Di tengah

kota megapolitan Frankfurt di Jerman,wisata susur sungai dioperasikan setiap hari. Durasinya ada yang 40 menit dan yang 60 menit. Memang, serba comfortable dan rapih, mulai sejak menunggu kedatangan kapal sebelum menaikinya, hingga di atas kapal. Wisman dan wisatawan domestiknya yang menikmati dan menghidupi bisnis kapal susur sungai itu. Ini mengingatkan kita pada Sungai Musi, Barito , Kapuas hingga Mahakam. Tentu saja Ciliwung di Jakarta Raya. Foto ke-4 adalah kapal susur sungai milik BUMD di Sungai Musi, Palembang, bernama Puteri Dadar Kembang. n

2

Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

3

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

4


e d it o r ial

T

Branding dan Sapta Pesona

eori dasar pemasaraan pun berlaku sebagai titik tolak dalam pema­saran pariwisata. Menpar Arief Yahya menunjukkan bagaimana konsep PDB yaitu Positioning, Differentiating dan Branding, kemudian berlanjut pada penerapan bagi pariwisata Indonesia dalam grand stra­ tegy-nya sebagai DOT: menentukan Destinasi sebagai produk, Origin atau pasar/konsumen/ customer, dan Time yang mengarahkan pilihanpilihan jadwal promosi yang berkesesuaian. Yang pertama dan utama diperhatikan adalah siapa customer/konsumen/pasar. DOT itulah yang dipasarkan, dipromosikan, dengan menerapkan strategi dasar BAS, Branding-Advertising-Selling, dengan menggunakan efektifitas peran media, POS, yakni paid media, owned media, dan social media. Branding jadinya merupakan langkah awal dalam ­kegiatan pemasaran terhadap pasar. Kita sudah memilih dan tengah berupaya keras mengefektifkannya, Wonderful Indonesia” untuk pasar internasional, dan Pesona Indonesia untuk pasar nusantara.

Ini mengingatkan pada enam elemen s­ ebagai bobot setiap branding: Membawa pesan ­Budaya, Karakter, Kepribadian, Nama, Logo, dan Slogan. Tiga tujuan utama suatu ­branding, yakni sebagai komunikator, sebagai entitas perseptif atau pesan, dan sebagai pengikat hubungan. Maka ketika kita meluaskan pengenalan dan pemahaman akan branding Pesona Indonesia, teringat pula akan tujuh elemen yang dikan­ dung sekaligus menjadi pesan dan janji. Itulah Sapta Pesona yang telah banyak kita bicarakan: Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan. Menpar dengan titik tolak konsep PDB tergambar di atas telah meyakinkan, bahwa branding merupakan elemen ­utama dalam proses pemasaran, dan itu membawa janji yang akan menentukan reputasi atau nama baik. Janji dan reputasi dimasud tentu terkait dengan produk. Maka, di setiap pengelola destinasi dan produk, di ­daerah-daerah, dalam konteks pemasaran ini sebenarnya perlu mengejawantahkan dan memelihara setidaknya kualitas atau nilai sapta pesona tadi agar dijadikan realitas dalam kehidupan sehari-hari: Keamanan, Ketertiban, ­Kebersihan, Kesejukan, ­Keindahan, Keramahan, dan ­Kenangan. Janji itu perlu dipenuhi terhadap wisatawan, ya wisnus, ya ­wisman. Pe­ningkatan hasil pe­ masaran pun tentulah akan berkelanjutan, ­sustainable. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

3


utama

Antara Performansi dan Prospek,

‘Gencar’ Pembangunan Infrastuktur

L Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja untuk melihat langsung sejauh mana proyek jalan tol Palindra (Palembang–Indralaya) di Desa Ibul Besar, Indralaya, Sumatera Selatan.

4

ama sudah topik yang menjadi buah bibir hampir setiap orang ketika bicara tentang pariwisata adalah: infrastruktur, infrastruktur, infrastruktur. Kini mulai jadi kenyataan, kini pertanyaan dan harapan mulai terjawab. Sejak se­ telah Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kalimantan Barat awal tahun ini, para pekerja sibuk bekerja di jalanjalan melaksanakan program revitalisasi perbatasan Indonesia-Malaysia. Tersebar dari Sumatera hingga ke Papua, di darat dan di laut, kegiatan pembangun­ an dan pengembangan prasarana transportasi, --di dunia pariwisata-- merupakan faktor aksesibilitas, itu tengah dimulai dan maju terus.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

Menteri Pariwisata Arief Yahya sejak awal tahun ini juga meyakinkan, bahwa kendati pada umumnya pelaksanaan infrastruktur itu merupakan program lima tahun, namun tentu ada yang selesai lebih dahulu, tahun 2017, 2018, hingga 2019. Dan itu sinkron dengan kebutuhan pariwisata, dengan kongkrit akan terdukung. Di Kalimantan Barat tadi, kini sedang dikerjakan jalan sepanjang 34 kilometer. Ruas jalan yang diperbaiki adalah Sajingan–Aruk (Kabupaten Sambas) 11,6 kilometer dan Balai Karangan– Entikong (Kabupaten Sanggau) 19,2 kilometer. Dan, pelabuhan darat (dry port)-nya. Di Nanga Badau (Kapuas Hulu)–Batas Serawak (Malaysia) 3,8 kilometer. Di sini berlokasi Danau Sentarum, yang berpotensi kuat menjadi obyek daya tarik wisata. Demikian juga pembangunan infrastruktur jalan di perbatasan Indonesia–Malaysia di Kabupaten Sambas, tepatnya di Tanjung Datu menuju Kalimantan Utara. Termasuklah meningkatkan kualitas dan kapasitas PPLB (pos pemeriksaan lintas batas) di lima pintu perbatasan di Kalbar agar sesuai standar internasional. PPLB Entikong dirombak total, yang ini memang dinyatakan bakal memakan waktu dua tahun agar layanan dan tampilan PPLB menjadi lebih baik


Menteri Pariwisata Arief Yahya.

dan membanggakan termasuk pembangunan jalan pelintas menjadi empat jalur. Di Kapuas Hulu, fasilitas ini sudah selesai bangunannya sejak tiga tahun lalu. Pos-pos pelintas perbatasan di Kabupaten Sintang dan Sambas juga akan dirombak. Pelaku pariwisata di Kalimantan kini berpeluang mempersiapkan diri menyongsong akan ramainya cross border tourism. Wisman yang masuk melalui pintu tunggal Entikong per tahun pernah mencapai sekitar 30 ribu wisman. Kemudian menurun terus. Terakhir semester pertama Januari–Juni 2015 tercatat sebanyak 11.155, naik 14,28% dari 9.761 periode sama tahun2014. Selama tahun 2013 wisman 24.856 turun 4,02% dari tahun 2012 sebanyak 25.897. Tahun 2014 jumlah 22.464 wisman, turun 9,62% dari tahun sebelumnya. Maka bisa diharapkan, akan berlipat kali jumlahnya manakala jalanjalan raya dan fasilitas pendukung akan berkualitas internasional yang memberi kenyamanan, dan, bertambahnya pintu masuk di Badau, tak jauh dari lokasi Danau Sentarum. Pariwisata di sepanjang perbatasan di Kalimantan dengan negara bagian Malaysia dan dengan Brunei, berpotensi berkembang sebagaimana di­alami

di cross border tourism di Batam–Bintan khususnya, Kepulauan Riau umumnya. Bedanya, kalau di Kepri melalui aksesibilitas laut dengan angkutan ­ferry, di Kalimantan melalui jalan darat. Selama ini, beberapa meter saja di seberang pos pemeriksaan lintas ­batas, jalan-jalan raya di negara bagian ­Malaysia tampak licin mulus serba rapi. Di bagian darat Kalimantan Barat hingga mencapai pos lintas batas, jalanjalan raya kita serba tak teratur, banyak berlubang, bahkan sebagian diselimuti debu saat kendaraan melintas lantaran aspal jalan telah nyaris habis terguras. Atau bahkan belum pernah diaspal sama sekali. Memang, kontras sekali, timpang. Maka dengan realisasi pembangunan jalan raya sekarang di sana, kualitas sarana dan prasarana serta kehidupan masyarakat, tentu juga akan maju. Laporan di atas merupakan salah satu saja bagian dari ‘ramainya’ kesibuk­an membangun jalan-jalan raya di darat, pelabuhan, titik labuh dan marina di laut, juga perluasan dan peningkatan kualitas fisik bandara-bandara. Dalam kaitan pariwisata, ­Menpar Arief Yahya mengingatkan, kita ­telah mencapai jumlah wisman tertinggi ­dalam sejarah, sekitar 9,4 juta tahun lalu. Tetapi, lebih penting dalam

Menteri Pariwisata Arief Yahya sejak awal tahun ini juga meyakinkan, bahwa kendati pada umumnya program pembangunan infrastruktur itu merupakan program lima tahun, namun tentu ada yang selesai lebih dahulu, tahun 2017, 2018, hingga 2019. Jumlah 20 juta wisman di tahun 2019, bukan hanya target Kementerian Pariwisata. Presiden menetapkan sasar­an tersebut. Jadi, itu target negara. ­Semua mengarah yang sama, untuk merealisasikannya.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

5


utama

s­ trategi pengembangan pariwisata ­sekarang, adalah memperhatikan dan fokus pada ‘prospek’ yang bisa dicapai. Prospek itu, intinya, dalam lima tahun akan dicapai 20 juta wisman berkunjung ke Indonesia yaitu di ­tahun 2019. Dengan menerapkan strategi ­bisnis yang tepat sesuai tuntut­an jaman. Adakah kendalanya? Kendala itulah yang perlu dihadapi dan diatasi. Termasuk infrastruktur. Kendala di sektor kebijakan? Pemerintah sekarang mengerti maka antara lain, dalam waktu kurang 12 bulan bekerja sejak pelantikan, political will di bidang itu mewujud berupa kebijakan bebas visa kunjungan pada 90 kewarganegaraan di dunia. Pada bulan-bulan pertama Kabinet Kerja bekerja, Kementerian ­Pariwisata mengajukan daftar ‘prasarana dan sarana’ yang diperlukan oleh dunia pariwisata. Tentu dimajukan kepada kementerian dan lembaga lain yang sesuai dengan ‘tusi’ alias tugas dan fungsi: ­Kementerian Perhubungan, Kementeri­ an Pekerjaan Umum dan Pera, Kementerian BUMN, dan ­seterusnya. Dalam waktu relatif singkat pula

6

gayung bersambut dalam kerangka koordinasi antarlembaga untuk pariwisata ini. Kementerian-kementerian tersebut lalu mengumumkan rencana kongrit membangun prasarana, ­seperti disebutkan tadi. Pembangunan itu sendiri pada dasarnya bertujuan umum untuk kepentingan publik dan memajukan daerah-daerah. Tapi di dalamnya itulah tercakup faktor prasarana yang dibutuhkan pariwisata, selain tentu

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

ada sebagian yang bobot utamanya memang demi mendukung pariwisata seperti yang ‘dimintakan’ oleh Kementerian Pariwisata. Jadi, prospeknya, partumbuhan dan perluasan pariwisata Indonesia dapat diharapkan akan ‘melompat-lompat’ kenaikannya dua tahun yang akan datang dan seterusnya. Salah satunya, konektifitas daerah di Jogja–Solo–Semarang:


A

Mendukung Ekonomi dan Pariwisata

dalah satu laporan dari satu lembaga Panduan Global Bisnis Indonesia menguraikan bagaimana Pemerintah­ an baru sejak Oktober 2014 telah amat gencar mengumumkan rencana tentang fokus pada pengembangan infrastruktur demi mendukung pertumbuhan terus ekonomi. Pembangunan infrastruktur disebut sebagai kekuatan pendorong kemampuan negara untuk mencapai target yang tinggi pada pertumbuhan PDB 7%. Di samping pengumuman mengenai niat untuk memulai proyek-proyek baru atau menghidupkan kembali yang lama menggantung, diperlukan informasi untuk mendapatkan pemahaman yang strategis guna mendukung pembangunan infrastruktur yang selama ini terasa kurang. Memang, kenyataan selama ini antara lain membawa kita pada situasi dimana kemajuan kini diukur dengan tindakan yang lebih konkret. Ketersediaan dana dan mengatasi kekurangan di daerah adalah soal pembebasan lahan. Revisi APBN 2015 (APBN-P) yang disetujui oleh parlemen menunjukkan pening­katan pendanaan belanja infrastruktur. Belanja infra­ struk­tur 2015 akan naik ke rekor Rp290.300.000.000.000, me­ningkat 40% dari APBN 2014. Ketersediaan dana ini sangat penting untuk kemampuan pemerintah guna menindak­ lanjuti proyek investasi-­intensif seperti perbaikan komprehensif perhubungan laut Nusantara. Penerbitan Triwulanan Perekonomi­ an Bank Dunia tentang Indonesia me-

Stasiun kereta api di Bandara Kualanamu.

laporkan, beberapa kementerian yang terlibat langsung dalam pemb­angunan infrastruktur ditetapkan untuk mendapatkan ‘peningkatan anggaran yang signifikan’, termasuk Kementerian Per­ hubungan (menaik 45%), Kementeri­an Pekerjaan Umum (40 %), Kementerian Pertanian (106%) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (50%). Proyek-proyek infrastruktur tidak ter­batas pada daerah yang sudah lebih maju seperti Jawa Barat. APBN 2015 memperkenalkan Dana Desa, atau anggaran modal dialokasikan untuk transfer ke pemerintah daerah untuk digunakan dalam membangun infra­ struktur di daerah pedesaan, total Rp 20.800.000.000.000. Akan diberikan setiap kabupaten sekitar 100 miliar rupiah untuk dibelanjakan pada proyekproyek infrastruktur mereka sendiri pada awal tahun 2016.

Juga tercakup dalam APBN 2015 adalah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyuntikkan modal ke berbagai perusahaan milik negara guna menyediakan fleksibilitas keuang­ an serta kapasitas untuk mengejar proyek-proyek infrastruktur. Dengan sekitar 30 BUMN penerima, suntikan modal yang disetujui parlemen akan berjumlah Rp 37.300.000.000.000 disediakan sebagai sarana untuk mendorong BUMN berkontribusi pada banyak pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan. Di antara penerima suntikan modal yang paling menonjol adalah PT Hutama Karya dan PT Waskita Karya, dua perusahaan kons­ truksi pembangun jaringan jalan utama selama ini, serta PT Angkasa Pura II dan PT KAI, yang mengelola bandara di Indonesia dan kereta api umum. Perhatikan pula di Badan Perencana­ an Pembangunan Nasional (Bappenas)

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

7


utama dalam Rencana Pembangunan Nasio­ nal Jangka Menengah memperkirakan 5.519 triliun rupiah dibutuhkan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur yang akan dilaksanakan antara tahun 2015 dan 2019, rata-rata 1.102 triliun rupiah per tahun. Sementara sektor perbankan bersiap menyediakan pembiayaan proyekproyek infrastruktur, kendati diharapkan hanya mampu memenuhi sekitar 30% dari total dana yang diperlukan, menurut Mandiri Ins­titute. Maka perlu ditambah dengan mendorong keter­ libatan sektor swasta. Bank Infrastruktur yang ­dibentuk melalui merger antara PT Sarana Multi Infrastruktur dan Pusat Investasi Pemerintah, diberitakan akan fokus pada pembiayaan pembangunan jalan, kereta api dan pelabuhan dengan dana yang diperoleh melalui obligasi. Lapor­ an selanjutnya menunjukkan bahwa

8

merger akan berlangsung pada paruh pertama tahun 2015, Bank ­Indonesia I­nfrastructure dijadwalkan mulai ber­ operasi pada 2017 dengan modal awal 25 triliun rupiah. Di tingkat internasional, Asia Infra­ structure Investment Bank (AIIB) dikabarkan juga akan memberikan Indonesia pembiayaan dengan sumber asing lain untuk proyek-proyek infra­ struktur dengan inisiatif dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB). Juga, memastikan bahwa pembangunan infrastruktur tersebar di se-

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

luruh negeri, dan akan sesuai dengan inisiatif baru pemerintah untuk mendorong investasi di luar Jawa. Keputusan Presiden Nomor 30 ­tahun 2015, awal tahun ini, menempatkan di undang-undang bahwa sektor swasta sekarang akan diizinkan untuk mengambil alih dari pemerintah dalam perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pendanaan pembebasan lahan. Peraturan ini juga menyatakan bahwa sektor swasta dapat memberikan dana awal, sehingga mengurangi kebutuhan untuk menunggu negara dalam bertindak. Kemajuan nyata dalam hal ini akan membawa perubahan positif bagi Indonesia dalam upaya untuk bangun dari mimpi buruk kekurangan infrastruktur selama puluhan tahun. Maka Laporan Tahunan 2014 Bank Indonesia memperlihatkan masifnya rencana alokasi pembiayaan infrastruktur ini, begini:


Jadi, dari Sumatera, Sulawesi hingga Papua

K

n Pariwisatanya, melangkahlah!

embali pada apa yang te­ ngah terjadi di lapangan, seperti diberitakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap meng­umumkan hasil lelang konstruksi dua seksi Tol Kalimantan yaitu Tol ­Balikpapan–Samarinda pada September 2015 ini. Proyek tol pertama di Kalimantan tak dilirik investor swasta, maka pemerintah daerah dan pusat ­patungan mengeluarkan investasi untuk konstruk­sinya. Nilai investasi keseluruhan proyek tol Balikpapan–Samarinda sepanjang 99,02 kilometer mencapai Rp 14,9 triliun dengan biaya konstruksi Rp 9,6 triliun. Proyek ini merupakan satu dari antara 10 proyek investasi prio­ ritas pemerintah yang akan dimulai pelelangan­nya pada tahun ini. Direktur Jenderal Bina Marga ­Kementerian PUPR, Hediyanto W

Husaini, diberitakan bilang bahwa dua seksi yang dilelang tersebut merupakan porsi pemerintah pada Tol Balik­ papan–Samarinda. Kementeriannya me­nargetkan kedua seksi tersebut bisa dikerjakan lebih awal. “Kalau paket yang porsi pemerintah investasi senilai Rp 800 miliar dari APBN dan Rp 1,2 triliun dari APBD,” kata Hediyanto kepada detikFinance. Pelaksanaan lelang konstruksi sudah dimulai sejak awal Juli 2015 karena persyaratan lelang sudah selesai, dan Kementerian PUPR telah menerima surat penyerahan lahan dari pemerintah setempat. Lelang pembangunan tol itu dibuka karena lahan yang sudah dibebaskan mencapai 90%. Direktur Pembangunan Jalan Kemen­terian PUPR, Achmad Gani Ghazali, menjelaskan dicapainya 90% pembebasan lahan tersebut menyusul surat yang diterima kementerian dari

gubernur Kalimantan Timur terkait penyerahan lahan yang sudah dibebaskan, serta komitmen untuk mencapai 100% sesegera mungkin. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga mendukung ­pembangunan tol Balikpapan–Samarinda dengan me­ngerjakan pembukaan lahan dan pengerjaan tanah senilai Rp 2 triliun dan pembebasan lahan Rp 1,2 triliun. “Proyek tersebut sebelumnya sudah dua kali ditawarkan kepada kalangan investor, namun tidak ada yang ber­ minat. Jadi pemerintah kerjakan sebagian supaya secara investasi lebih menarik,” katanya. Di Sulawesi dan Papua, prasarana transportasi massal akan dibangun segera setelah dimulainya pembangun­ an di Jakarta Raya. Di Sulawesi, pembangunan kereta api dimulai Septem­ber ini juga. Demi meyakinkan pelaksa­ naannya, Presiden Jokowi dikutip pers

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

9


utama

Kereta Api

Kegiatan pariwisata ­mendapatkan dukungan yang kuat dengan infra­ struktur berupa jalur kereta api yang akan secara massif dilaksanakan dalam periode pemerintahan 2015–2019 ini. Telah diberitakan, terkait pembangun­ an infrastruktur, pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp 234 triliun. Anggaran ini diprioritaskan untuk membangun sarana dan prasarana transportasi kereta api di luar Pulau Jawa. (Lengkapnya jalur kereta api yang sedang dibangun lihat di Pari­ wisata Indonesia edisi Mei 2015) Rencananya, jaringan kereta api baru itu akan membentang sepanjang 3.258 kilometer yang akan dibangun hingga 2019.

Light Rail Transit (LRT).

mengatakan bahwa “Saya akan meresmikannya hanya kalau sudah terba­ ngun lima sampai tujuh kilometer”. Feasability study untuk membangun kereta api di Papua menurut Presiden akan selesai Desember ini, jadi pembangunannya dimulai tahun 2016. Prasarana transportasi massal akan dibangun di seluruh bagian negeri ini, kata Presiden. Tak ada yang akan ditunda. Harus segera dimulai dan dirampungkan. Di Jakarta Raya sendiri, sembilan BUMN bekerja sama membangun prasarana sepanjang 83,6 kilometer bagi rute Light Rail Transit (LRT). Sembilan BUMN tersebut adalah Adhi Karya, PT Jasa Marga Tbk, Perum PPD, PT Rajawali Nusantara Indonesi (RNI), Perum Bulog, PT Bank BNI Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank BRI Tbk, dan PT Bank BTN Tbk.

10

BUMD PT Jakarta Propertindo juga ikut terlibat dalam proyek bernilai Rp23.8 trilliun itu. Rutenya akan terdiri atas Cibubur–Cawang 13,7 kilometer, Cawang–Dukuh 10,5 kilometer, Bekasi Timur–Cawang 17,9 kilometers sebagai tahap I. Lalu Cibubur–Bogor, Dukuh Atas–Palmerah–Senayan dan Palmerah–Grogol total 41,5 kilometer tahap II. Tahap I selesai tahun 2016 dan tahap II selesai di akhir 2018. Rutenya terintegrasi dengan semua sarana transportasi lain seperti TransJakarta, kereta api ke bandara, dan lainnya. Suasana berlalulintas yang lebih rapih bisa diharapkan di Jakarta dalam duatiga tahun mendatang. Saat itu pula diperkirakan ‘memasarkan destinasi’ dan ‘menjual produk wisata’ ­Jakarta, The Great Jakarta, akan mendapatan hasil yang jauh lebih tinggi dari apa yang dialami sekarang.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

Sumatera

Presiden JKW ‘blusukan’ ke Suma­ tera, mulai Lampung, Bengkulu, Riau. Itu diberitakan oleh pers pada November 2014, satu bulan setelah dilantik sebagai presiden. Dan pernyataannya, Trans Sumatera dan jalur kereta api akan mulai dilaksanakan lagi tahun 2015. Kemudian kita mencatat, untuk mengembangkan road trip tourism di Trans Sumatera, bolehlah terinspirasi dari yang sedang berlaku di Pulau Jawa. Dengan memperhitungkan daya tahan fisik komuter dan traveler, bebe­ rapa dusun bisa bersatu membangun rest area. Selain fasilitas minimal ­toilet umum yang bersih, tidak bau dan ada air serta tempat beribadah, banyak elemen yang bisa dikreasikan untuk memberi nilai tambah pada setiap rest area. Misalnya, bangunan panggung atau


Dua pertiga wilayah Indonesia adalah air, yang sudah bertahun-tahun tidak pernah kita tengok, saatnya kita kembali sadar bahwa laut adalah masa depan kita. beratap lancip khas Minangkabau, ada satu atau dua pilihan menu selain masakan Sumatera, ada kerajin­an ta­ngan atau penganan khas daerah ­setempat yang bisa dijadikan oleh-oleh, ada warga yang menghibur dengan ke­senian asal nagarinya, atau menyediakan home stay di rumah panggung atau di rumah gadang. Lalu kita ikuti kembali satu reportase pers. Seusai meresmikan ­beroperasinya jala tol Gempol–Palimanan, di ­Cikopo, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (13/6) pagi, Presiden Joko Widodo langsung menuju Lampung dengan menumpang helikopter Superpuma. Di sana meninjau pembagunan jalan tol LampungPalembang yang merupakan bagian dari pembangunan jalan tol Trans ­Sumatera. Presiden menilai perkembangan ­pe­ngerjaan proyek tol tersebut yang panjangnya sekitar 400 km sejak pe­ letakan batu pertama 2,5 bulan sebe­ lumnya. “Ada progresnya, kita kerjakan dalam empat seksi, ada yang sudah dua kilometer, empat kilometer dan tujuh kilometer,” kata Presiden Jokowi. Menurut Jokowi, pengerjaan proyek tol Palembang–Lampung akan berbeda dengan proyek-proyek infrastruktur lain termasuk proyek tol di daerah lain. Pembangunan itu mengikuti Undangundang Nomor 29 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah yang mempermudah pembangunan infrastruktur. “Jadi begitu ada penetapan lahannya, langsung dikerjakan, masing-masing seksi ini bergerak secara bersamaan,” kata Presiden. Presiden Jokowi menargetkan, pem-

bangunan jalan tol Palembang–Lampung itu selesai 2018 sebelum pelaksanaan Asian Games. Ketika ditanya apakah puas dengan kemajuan pengerjaan proyek tol itu, Presiden Jokowi mengatakan pengerjaan baru sekitar 2,5 bulan. “Saya ke sini hanya memastikan ada perkembangan atau kemajuan, semua saya cek. Jangan dipikir setelah ground­ breaking tidak ada pengecekan,” kata Jokowi. Dalam kunjungannya ke Lampung itu, Presiden juga meresmikan ber­ operasinya tiga unit kapal feri (Ro-ro) dan Dermaga VI Pelabuhan Bakau­heni, Lampung Selatan. Presiden Jokowi mengemukakan, bahwa pemerintah pusat mendorong percepatan pemba­ ngunan transportasi di Lampung karena mempunyai peranan penting dalam

arus transportasi Sumatera–Jawa atau sebaliknya. Presiden menjelaskan, saat ini peme­ rintah sedang mendorong percepatan pembangunan infrastruktur khususnya implementasi percepatan tol laut atau konektivitas tol laut (sea connectivity). Ia menyebutkan, hal ini perlu dilakukan karena konektivitas antar pulau merupakan hal utama untuk negara dan harus disadari bersama bahwa itu yang harus dilakukan untuk negara. “Kita harus sadar betul, bahwa dua pertiga wilayah Indonesia adalah air, yang sudah bertahun-tahun tidak pernah kita tengok, saatnya kita kembali sadar bahwa laut adalah masa depan kita,” kata Jokowi. Dan ini mengingatkan kita pariwisata bahari pun sedang serius dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata. n

Suasana Dermaga V Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

11


diskusi

Untuk Strategi Pemasaran

U

ntuk merinci lebih mendalam dan luas serta menyegarkan link-and-match antara grand strategy di ­bidang pemasaran pariwisata mancanegara dengan kondisi objektif mutakhir di pasar, dilakukan dengan antara lain metode FGD (Focus Group Discussion). Sejak Agustus 2015, rangkaian FGD digelar di bidang pemasaran pariwisata mancanegara dan pemasaran parwisata nusantara. Dihimpun pula di situ rekomendasi sehingga strategi dan taktik pemasaran yang akan diterapkan di masing-masing wilayah akan semakin rinci dan up dated. FGD untuk pemasaran pariwisata mancanegara contohnya dipilah atas wilayah ASEAN, Australia-IndiaAmerika, Greater China, dan wilayah Jepang-Korea, Eropa-Timur Tengah Ketika FGD wilayah Australia, India dan Amerika berlangsung, para pelaku bisnis industri pariwisata tampak ­antu­sias aktif memberikan masukan, ada juga analisis, saran dan pendapat. Itu memang dijadikan salah satu bobot utama pada rangkaian FGD ini. Ketika FGD 28 Agustus 2015 di Bali berlangsung, peserta dari pelaku bisnis pariwisata meng-up date data Australia per akhir tahun 2014. Bahwa, populasi Australia sekitar 24 juta, di antaranya 49% pria, 51 % wanita. Usia di bawah 15 tahun 19,3 %, usia produktif15–64 tahun (67,7%) dan di atas 64 tahun 14%. Life expectancy masyarakat Australia mencapai 82 tahun, maka itu berarti di atas 65 tahun kegiatan traveling masih memungkinkan, sebesar 14 % itu hampir 3 juta potensi orang di Australia. The most populated cities: New South Wales, Sydney (4,4 juta), Melbourne, Victoria (4,1 juta), Brisbane, Queen-

12

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana membuka dan memimpin sesi awal Focus Group Discussion (FGD) Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara di Bali, 28 Agustus 2015.

sland ( 2,1 juta), Perth, West Australia (2 juta), Adelaide, South Australia (1,3 juta), Gold Coast (600 ribu), New Castle (425 ribu), Canberra (419 ribu), Darwin dan lainnya. Beberapa kota di Australia memiliki direct flight ke Jakarta, Lombok selain Bali: Sydney, Melbourbe, Brisbane, Perth, Adelaide, dan Darwin meskipun kota ini hanya berpenduduk 120 ribu. Maskapai Garuda, Qantas Jetstar, AirAsia, dan Virgin beroperasi antar kota-kota di Australia itu langsung ke Indonesia. Dianjurkan agar Selandia Baru dikaitkan langsung dengan pemasaran ke Australia. Penduduknya 4,5 juta dan selalu secara geografik masuk satu grup. Orang Australia yang berwisata ke luar negeri berkisar 9 juta, terpopuler

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

destinasinya memang Selandia Baru (1,2 juta), lalu ke Indonesia (1 juta), Amerika (930 ribu), Thailand (615 ribu), Inggris dan Eropa, dan sebagainya. Meskipun New Zealand itu menem­ pati teratas sebagai destinasi untuk outbound, tapi 50 % tujuannya me­ ngunjungi teman/kerabat. Jika mereka memilih destinasi Indonesia, sebesar 90% tujuannya adalah berlibur. Sekitar 80–90% memilih Bali, 10% beyond Bali yaiitu Lombok, Yogyakarta, dan Jakarta. Peak season: Juni, Juli, Agustus, dan liburan sekolah pada bulan April, Juni/ Juli, akhir September. Yang paling lama ialah saat libur musim panas mulai pertengahan Desember hingga minggu ke 3 Januari) Natal dan Tahun Baru. Prediksi pariwisata outbound dari


Pariwisata Mancanegara

Pada setiap kelompok untuk wilayah pasar tertentu, seperti kelompok pasar Australia ini, terwakili pelaku industri pariwisata, asosiasi bidang pariwisata, dan pemerintah. Materi yang mereka bicarakan pun jadinya ibarat mengupas buah, tidak cukup sekedar mengelupaskan kulit, tetapi justru membuka hingga daging buah dibelah dan dikritisi.

Australia rata-rata 3-4 %, sedangkan ke Indonesia peningkatannya rata-rata di atas 10%. Memang, secara ­kebetulan saja terjadi penurunan kunjungan ­wisman Australia pada saat eksekusi Bali Nine dan gangguan-gangguan seperti ketika gangguan asap vulkanik

­Gunung Raung Product preference: Flop and drop, shop till you drop, food & dining out, culture, health & wellness, family & out­ door activities. Australia sangat penting bagi ­Indo­nesia dan bagi Bali. Peningkat-

Sebagian dari peserta kalangan pelaku industri pariwisata.

kan agresifitas dari kompetitor yang ­paling nyata adalah Thailand, karena ­mereka memiliki kantor cabang ­Tourism ­Autho­rity for Thailand (TAT) di ­Australia. Segmen potensial: para pensiunan dan masyarakat lifestyle. Ternyata untuk penggemar pantai, sekarang lebih cenderung memilih Lombok, pantai Gili misalnya. Pasar Australia untuk MICE potensinya terbatas pada small group. Pengguna internet di Australia telah mencapai 60,5% jumlah penduduk dengan 47% pria 53% wanita, dan perhtikan pula, bagian terbesar mereka di usia 25–34 tahun. Grand strategy berkonsep DOTBAS-POS ke pasar mancanegara akan semakin persis membidik sasaran tahun 2016 dan seterusnya. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

13


What Do They Say?

Anchuleeporn Detya Viego Travel Thailand

A

nchuleeporn Detya, Ge­ neral Manager Viego Travel Thailand, aktif sebagai peserta di travel mart di Yogyakarta bulan lalu. Dia bilang, orang Thailand dewasa ini sukanya jalan-jalan di dalam kawasan Asia untuk short vacation karena perekonomian sedang menurun. Menurutnya, orang Thailand akan suka ­dengan Jogja ka­rena ada tiga world heritage. Ada Candi Borobudur, candi budha terbesar yang tetap berdiri di te­ngah-tengah populasi muslim yang besar. Angie, begitu ia ingin disapa, bilang lagi, “­Sekarang belum ada direct flight ­Jogja–Bangkok. Jadi ­aksesnya menggunakan ­pe­nerbangan Garuda Indonesia ­Bangkok–Jakarta setelah itu dilanjut ke Jogja.” n

Jang Byong-gun Mahasiswa dari Korea Selatan

J

ang Byong-gun, pemuda berusia 20-an tahun, masih berstatus mahasiswa di Korea Selatan, tampak sedang asyik mengabadikan kompleks pemandian Tamansari Keraton Yogyakarta. Kemudian antusias dia menceritakan rencana perjalanan liburan pertama kalinya ke Indonesia. “Pertama saya ke ­Jakarta dulu, lalu ke Bandung, sekarang ke Jogja. Dari sini saya mau ke Jepara. Mau ke Kari­ mun Jawa. Saya punya waktu dua minggu di Indonesia. Wonderful Indonesia,” ujarnya penuh semangat dan kegembiraan sambil mengacungkan ibu jarinya. Dia katakan lagi, mau kembali datang ke ­Indonesia. n

14

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

Peter Bakker, dari S T

ravel Consultant dari Smaragd Reizen, Belanda, Peter Bakker ialah salah seorang dari dua travel agent dari Belanda yang diundang ke Jogja Travel Mart 2015. Setelah usai meng­ikuti pasar pariwisata ­internasional tersebut, dia memperpanjang masa tinggalnya di Indonesia. Sengaja menginap di Manohara, akomodasi di dalam kompleks Candi Borobudur, dia ‘berburu’ momen ­matahari terbit. Pete, begitu dia ­ingin disapa, juga blusuk­ an di tengah kota Jogja diantaranya untuk melihat bagai­mana sepotong tahu dibuat, memasak kue spekoek secara tradisional ­dengan menggunakan arang, dan pembuat­ an wayang kulit. Dari Jogja dia meneruskan perjalan­an ke Semarang. Mampir dahulu ke Museum Kereta di Ambarawa. Dia katakan, tidak pernah bosan mengun­jungi dan melihatlihat ke dalam pabrik gula. Menginap semalam di sebuah akomodasi dengan ­bangunan berlanggam Jawa yang dike­ lilingi sawah berundak-berundak. Sesaat dapat dilupakannya perjalanan sekitar 4 jam dari Jogja. Perjalanannya di Jawa Barat ­dimulai dengan mengunjungi Kampung Naga di Garut. Melihat Kawah Putih di Gunung Patuha di selatan Bandung. Sehari sebelum kembali ke Belanda, dia menginap dua malam di Bogor. Di Kota Hujan ini, dia melihat cara membuat gong, berkunjung ke Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti, dan tak lupa ke Kebun Raya Bogor (KRB). Di Kebun Raya dia menjajal Jalur ­Etnomedisin, yakni rute mengelilingi KRB terbaru dengan mengikuti alur yang telah ditentukan yang ditandai dengan tanda panah dalam kotak berwarna yang dapat ditemukan di atas permukaan aspal jalan, di jalan setapak dan di atas tanah. Pemandu lokal menerangkan pohon apa dan menjelaskan manfaat medis apa yang didapat dari pohon tersebut yang tumbuh

dan dipelihara d situ. Jalur Etno Koleksi Tanam nampilkan 300 berkhasiat obat “I don’t know Netherland, if y they’ll say,’Are y den?’ And if I they will want ujar Pete setel dingin berwarn nyerupai segela tampak sangat di teras Grand G menghadap ke kolam dan ber lebat ­Kebun Ra Setelah meng melihat budaya hara dengan ba juga memuji M Balai Kirti. Ap ada di dalam ka Bogor itu dilen ber­bahasa Ingg utama, pasti ak Lalu dia je pok pasar di B ­Indonesia. Pert

Peter Bakker (kana


Smaragd Reizen Belanda

di sekitar papan petunjuk di omedisin ber­akhir di Taman man Obat KRB yang me0 dari 700 spesies tanam­an t yang hidup di KRB. w but I always like Bogor. In you say want to go to Bogor, you going to Botani­cal Gar­ show these pictures to them, to go to Botanical Garden,” lah menyeruput teh rosella na merah yang terlihat meas minuman cocktail. Dia menikmati waktu sorenya Garden Resto and Cafe yang taman luas dengan kolamrlatar belakang pepohonan aya Bogor. gagumi sunrise di ­Boro­budur, a dan tradisi yang terpeliaik di Kampung Naga, dia Museum Kepresidenan RI pabila di museum yang ber­ awasan Istana Kepresidenan ngkapi dengan sarana audio gris, tamu dari Belanda ter­ kan menyukainya. elaskan, ada dua kelomBelanda bagi pariwisata di tama, mereka yang datang

ke Indonesia karena hubungan keluarga. Kedua, mereka yang ingin meng­eksplorasi Indonesia. Kelompok kedua biasanya akan menghabiskan waktu selama 2 sampai 4 minggu. ­Permintaannya tetap ada. Namun, sekarang sering muncul keluhan ter­utama terhadap kualitas pelayanan dan hospitality di Indonesia. “Sebagian wisatawan Belanda merasa apa yang dilihat dan dialaminya tidak se­ suai dengan ekspetasi yang diharapkan oleh mereka sehingga kadang muncul komentar ‘I will never come back’,” ujarnya. Ini tentu menjadi tantangan bagi kalang­ an yang berkegiatan di destinasi ­pariwisata. Sebab, upaya pemasaran dan promosi berjalan terus. Turis Belanda percaya pada ulasan-­ulasan perjalanan seperti yang ada di dalam ­TripAdvisor. Semakin bagus ratingnya di salah satu situs perjalanan global itu, akan sangat mungkin menarik turis dari Belanda. Terhadap ke­tersediaan direct flight dari Amsterdam, Belanda ke Jakarta oleh Garuda ­Indonesia, menurut Peter, itu di­ sambut ­cukup baik masyarakat di sana. Smaragd Reizen juga menawarkan service providing untuk membantu memperkenalkan produk/jasa dari para pelaku industri pariwisata di Indonesia dan menjualnya di Belanda. n

an) sesaat sebelum B-to-B Jogja Travel Mart 2015 dimulai.

Fenomena pohon beringin kembar di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta terkenal terutama di kalangan wisnus.

Nawasari Indah Wisnus

N

awasari Indah, dosen di salah satu perguru­ an tinggi di Lampung, sedang menikmati waktu cutinya di kota Jogja ketika ditemui sedang lesehan di Jalan Malioboro yang selalu ramai se­tiap malam. Baru kali ini traveling seorang diri, ­katanya. ­Dengan menggunakan bis kota Trans Jogja, terpenuhi keinginannya melihat langsung keanggun­ an Candi Prambanan. Untuk keliling kota Jogja, dia akui, mengikuti saran seorang teman untuk menghubungi Pak Harry dari komunitas Jogja ­Becak Adventure. “Puas banget. Keluar uang Rp 100 ribu saya bisa ke Keraton Jogja, kompleks pemandian Taman Sari, Alun-alun, Masjid Gedhe, Museum Kereta, dan Istana Presiden Yogyakarta. Eh, diajak juga melihat lukisan para abdi dalem, masuk ke Kampung ­Cyber yang isinya para cyber mania, tempat kaos lukis, masjid bawah tanah, dan Pulau ­Cemeti. Pak Harry juga tahu dimana bisa makan makanan khas Jogja seperti gudeg dan rumah makan mana yang rasa­ nya bisa sesuai selera. Dia juga sabar nungguin saya keliling di sentra kaos Dagadu. Tur bersama becak Pak Harry selesai di Pasar Beringharjo, ­Malioboro. Dan saya meneruskan ‘perburuan’ oleh-oleh di situ,”ujar Nawa, panggilannya, tersenyum lebar. Sebelumnya dia sempat merasa khawatir juga karena membaca dan mendengar cerita-cerita kurang menyenangkan tentang becak-becak di kota Jogja. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

15


Kiri: Salah seorang pembeli dari Thailand mendengarkan serius penjelasan dari seller. Kanan: Salah satu dari dua pembeli dari Belanda.

Jogja Travel Mart

Menyasar Pembeli Mancanegara lebih Banyak

J

n JTM 2016 libatkan negara-nagara EATOF

elang akhir bulan Agustus 2015, tamu-tamu dalam kelompokkelompok kecil berwajah Asia, ada yang senior ada pula tampak nya dua generasi dalam satu ke­ luarga, duduk menunggu di lobi Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta. Mereka ­dijemput oleh para pemandu yang menyapa ­dalam bahasa Jepang dan Korea, ­sesekali terdengar bahasa Mandarin. Tamu-tamu dari Eropa lebih ­banyak datang sendiri atau berpasangan. ­Tamu-tamu individual memanfaatkan mobil antar-jemput yang disediakan oleh hotel secara cuma-cuma menuju Malioboro, jalan paling ikonik di kota Jogja. Dari sana, mereka akan berjalan kaki atau naik becak untuk melihatlihat kota. Di Candi Borobudur, candi ­Budha terbesar milik bersama Daerah ­Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, pengunjung semakin ramai menjelang siang hari. Pengunjung berwajah Asia berbahasa Jepang, Korea dan Cina seakan beradu dengan pengunjung asing berbahasa Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman. Ramai sekali. Situasi ramai itu juga terjadi di Candi Prambanan.

16

Sedikit agak berbeda, pengunjung dari Eropa lebih mendominasi di dalam Keraton Yogyakarta. Dan tanpa mengecilkan arti pe­ ngunjung domestik sebagai tamu yang paling mendominasi, dua tahun ter­ akhir ini para pelaku industri pariwisata di Yogyakarta berupaya mendatangkan lebih banyak agen-agen perjalanan dan operator tur dari luar negeri.

80% Pembeli dari Mancanegara

Tahun 2015, Jogja Travel Mart (JTM) memasuki tahun keenam penyelengga­ raan. Dilaksanakannya pada 23–26 Agus­tus 2015 di The Alana ­Hotel and Convention Center Yogya­karta. Pasar pariwisata internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta ini dihadiri oleh 103 pembeli dari luar dan dalam negeri serta 95 penjual dari DIY. Fadli Fahmi Ali, Direktur ­Werkudara Travel Management, yang juga Ketua Jogja Travel Mart 2015, menjelaskan, pembeli domestik mencapai lebih dari 60% ketika JTM pertama kali dilaksanakan. Kemudian pada JTM kedua jumlah pembeli domestik mulai menu-

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

run tetapi masih mendominasi. ­Mulai tahun ketiga dan keempat jumlah pembeli dari luar negeri lebih banyak daripada domestik. Jumlah pembeli dari luar negeri mencapai 80% mulai tahun lalu pada JTM kelima dan itu bertahan pada JTM 2015. “Ini memang keinginan kami agar lebih banyak para pembeli dari pasarpasar baru datang ke Jogja. Selama ini Jogja masih menghadapi keterbatasn dalam hal tempat penyelenggaraan. Dengan menggunakan ballroom di ­hotel kami mesti menyesuaikan jumlah pesertanya. Jika JTM bisa diselenggarakan di convention center, kami bisa mengundang pembeli domestik lebih banyak lagi,” ujarnya. Jogja Travel Mart (JTM) 2015 dihadiri 80 pembeli yang datang dari Thailand (34), Singapura (20), Malaysia (14), Cina (8), Belanda (2), Australia (1) dan Amerika Serikat (1), serta 14 pembeli domestik yang datang dari Jakarta, Surabaya, Padang, Bali, Makassar, dan Kediri. Mart kali ini juga menambah kuota penjual dari 75 menjadi 95 yang terdiri dari hotel, agen perjalanan/ope­


Kiri: Candi Prambanan. Kanan: Satu keluarga dari Jepang di Candi Borobudur.

rator tur, obyek daya tarik wisata dan ­perusahaan transportasi, di mana 10 di antaranya mengikuti JTM 2015 sebagai eksibitor. Tahun ini pertama kali JTM menyediakan ruang untuk eksibisi. Salah satu peserta pameran adalah Dinas Pariwisata Kota Padang. Sekitar 20 media, dua di antaranya dari Thailand, meliput even ini. Martnya sendiri terdiri dari pertemuan bisnis dengan sistem round robin dan ­appointment, serta post tour mengunjungi Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Tema JTM 2015 Celebrate the Diver­ sity hendak menawarkan produk-produk wisata kultural, heritage, pe­tualangan dan ekowisata yang menjadi tema-tema spesifik di tahun-tahun sebelumnya. Produk-produk yang di­tawarkan cen­ derung tidak ada yang berubah. Pada acara kali ini para pembeli diajak merasakan pengalaman baru di tempat-tempat yang tidak terlalu asing namun masih jarang dikunjungi. Acara penyambutan delegasi pembeli, penjual dan media di keraton Ratu Boko telah memberi pengalaman tersendiri. Pertunjukannya menampilkan kisah Bandung Bondowoso yang menceritakan legenda pembangunan Candi Prambanan, tampak cukup indah berlatar belakang gapura Ratu Boko. Makan malam sambil memandang kerlap-kerlip lampu serta Candi Prambanan di kejauhan juga cukup menarik. Prosesi kirab dan grebeg gunung­an se­ perti yang dilakukan warga Jogja setiap bulan Suro juga cukup menarik perhatian delegasi pembeli terutama dari

mancanegara. Dan acara penutupan JTM 2015 di salah satu resor di atas tebing di kawasan pantai Parangtritis juga telah memberi gambaran lain dari berwisata ke Jogja. Melihat pertumbuhan kunjungan dari Amerika Serikat dan Australia ­cukup tinggi dan baru pertama kali masuk 10 besar kunjungan ke Jogja, maka JTM 2015 mengundang biro perjalanan wisata dari kedua negara tersebut. Peserta dari Korea Selatan dan Cina menjanjikan untuk grupgrup yang akan berkunjung. Sedang­ kan dengan Thailand, DIY rupanya cukup lama menjalin relasi dan rajin mengikuti even Thailand Travel Fair (TTF) serta bekerja sama dengan agenagen perjalanan Thailand. Apalagi secara historis dan obyek-obyek wisata yang ada di Jogja cocok dengan pasar Thailand. Pasar yang baru tumbuh dan sedang digarap adalah Filipina. Panitia JTM 2015 menerapkan dua kriteria dalam memilih pembeli. Pertama, fully hosted buyers, mereka yang bisa mendemonstrasikan selama ini punya produk Jogja dan sudah dijual ke pasar. Para pembeli harus mengisi formulir pernyataan berapa banyak wisatawan yang dibawanya ke Indonesia. Kedua, non fully hosted buyers, mereka yang baru punya ketertarikan, dalam tahap riset untuk membuka destinasi baru. Syaratnya, dia bisa membuktikan secara tertulis sudah berhasil mengembangkannya di destinasi lain di luar Jogja dan di luar Indonesia. Panitia juga menyeleksi profil perusahaan. Mereka pun siap menjual produk Jogja

Jogja Travel Mart 2015 pada sesi round robin.

Hosted buyers, media, dan sellers bersama-sama menikmati suasana matahari terbenam di Queen of the South Resort di Parangtritis.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

17


Erupsi Gunung Merapi

Menambah Jumlah Wisatawan dan Diversifikasi Produk Wisata dan mengirimkan delegasi yang terdiri dari orang-orang yang berpengaruh untuk mengembangkan destinasi Jogja. “Kami mendapat buyers dari kerja sama dengan anggota ASITA dan ­ASITA di daerah-daerah, ­bantuan VITO untuk menyebarluaskan un­ dang­an kepada hosted buyers, mendatangi trade shows untuk mencari pembeli potensial. Kami hadir di Bali and Beyond Travel Fair, MATTA Fair, dan even-even road show Kementerian Pariwisata seperti ke Cina dan Thailand,” Fadli menambahkan. Kepala Dinas Pariwisata Daerah Isti­mewa Yogyakarta, Aris Riyanta, mengungkapkan, sektor perhotelan dan restoran tahun 2014 mengalami pertumbuhan 6,27 persen. Sejak tahun 2010–2014 kunjungan wisatawan ke DIY meningkat. Tahun 2013 ­sebanyak 2,83 juta, itu terdiri atas 235.850 wisman dan 2,602 juta wisnus. Tahun 2014 jumlah kunjungan meningkat menjadi 3,4 juta orang. Jumlah wisman sebesar 254.213 (+7,77%) dan wisnus sekitar 3.091.967 (+18,83%). Lama tinggal rata-rata tiap wisnus 1,6 hari dan wisman selama 1,95–2,01 hari.

Mengapa Jogja hanya didatangi 250 ribu wisman?

Baik kalangan perusahaan perjalanan maupun perhotelan berpandangan, kapasitas Bandara Adisucipto sekarang sangat terbatas. Untuk mengembangkan

18

dan menjangkau pasar-pasar baru mesti dilihat dulu konektivitasnya. Fahmi melihat, pasar ada dan sudah mendatangkan konsumen. Dia berharap Jogja bisa mendapat satu tambahan penerbangan langsung internasional. Dia mengakui JTM belum menjadi forum transaksional, masih dalam tahap awareness dan edukasi kepada para calon pembeli. Apabila melihat dari negara-negara yang di-hosted secara konsisten mulai dari JTM pertama sampai kelima seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Belanda, meskipun belum diketahui secara ­pasti, data statistik menunjukkan jumlah kunjungan dari negara-negara tersebut meningkat dari tahun ke tahun dan konsisten ber­ada di peringkat 10 besar kunjungan ke ­Jogja. Target JTM adalah mendatangkan seller yang siap menjual ke pasar internasional dan buyer yang siap membeli produk-produk dari seller lokal. Jogja Travel Mart 2016 direncanakan akan diselenggarakan pada bulan September. Pasar pariwisata internasional di Yogyakarta tahun depan akan ­bekerja sama dengan East Asia Tourism Forum (EATOF). Negara-negara yang tergabung dalam jaringan tersebut di antaranya Cina, Jepang dan Korea ­Selatan. JTM 2016 bukan hanya akan menggelar program pertemuan bisnis tetapi juga B-to-C dan festival. JTM akan berlangsung lebih lama dan terbuka bagi publik. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

G

unung Merapi di Yogyakarta merupakan salah satu gunung api aktif di dunia. Ketika gunung api itu sedang erupsi, bukan hanya persoalan pengungsi dan matinya sejumlah tanaman pertanian tetapi juga mengganggu jalur ­transportasi terutama konektivitas di udara. ­Namun berkah yang dibawa setelah erupsi pun tak kalah besar. Tanah di sekitarnya menjadi lahan subur, pasir dan batunya bisa ditambang, dan sisa atau bekas erupsinya menjadi daya tarik obyek wisata. Aris Riyanta, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan, setelah Gunung Merapi erupsi, malah menjadi obyek atau destinasi baru dengan nama Lava Tour. Sebagian orang tertarik ingin melihat ada apa pasca erupsi. Ke­ giatan wisatanya memang bersifat petualangan atau kegiatan-kegiatan yang menantang adrenalin. Dibandingkan dengan sebelumnya, jumlah turis malah semakin bertambah setelah erupsi karena kedatangan pengunjung yang punya minat khusus. Negara asal wisatawan mancanegara yang berkunjung ke ­Yogyakarta beberapa tahun terakhir tidak ber­ ubah banyak, bahkan di peringkat 10 besar nyaris sama dalam dua tahun terakhir. Selain menikmati


wisata kultur dan heritage, minat pe­ ngunjung yang datang ke Jogja juga bertambah. Mereka ingini mengikuti lava tour, menyusuri goa-goa dan pantai-pantai di pesisir selatan. Fotofoto yang menunjukkan pemandangan indah dari atas ketinggian di Kalibiru yang berseliweran di internet juga meng­undang para wisatawan minat khusus dan backpacker datang.

mengalihkan dari penamtersebut, juga menjadi sabangan ke pariwisata. Di rana mempromosikan parisana kami bangun ­amphi wisata Yogyakarta. Apli­kasi theatre dan telah diresmivisitingjogja bisa diunduh kan oleh Gubernur Daerah di ponsel pintar berbasis Isti­mewa Yogya­karta pada Android dan iOS. Mei 2015. Selain itu, di Ke depannya akan sana juga dibangun fasilitas diarah­kan, melalui aplikasi toilet dan lahan parkir. Dari ­visitingjogja wisatawan da­pat sana kita dapat menikmati mengetahui hari-hari padat Aris Riyanta pemandangan mata­hari pengunjung di obyek-obyek 10 Negara Asal Wisman Tahun 2014 ter­benam,” ujar Aris. wisata sehingga ­keluhan macet di perWisatawan yang datang ke Yogyakarta jalanan seperti yang terjadi pada musim mulai terdistribusi, tak melulu terpusat libur Lebaran tahun ini bisa dikurangi. di tengah kota. Pada saat musim libur Tidak menutup kemungkinan, dengan Lebaran lalu, wisatawan terdistribusi aplikasi tersebut pengunjung tahu di ke daerah Sleman, Gunung Kidul dan mana dan kapan ubur-ubur menye­ngat Kulon Progo. Menjelang masa liburan ‘menyerbu’ pantai-pantai di selatan usai mereka baru memasuki kota. Aris ­Yogyakarta. percaya, orang berwisata akan memiSelain berpromosi di dunia maya, lih sehingga informasi menduduki po- DIY tetap menjalani promosi offline. sisi penting. Wisatawan akan memilih Jogja secara rutin mengikuti kegiatan tempat wisata yang punya informasi Thailand Travel Fair (TTF) di ThaiSumber: Dinas Pariwisata DIY Penghitungan jumlah wisman dari tamu hotel yang dan bisa memberi gambaran yang ber- land. Berkolaborasi dengan ASITA menginap di akomodasi bintang dan non-bintang. beda dibandingkan tempat lain. DIY, membuka stan di sana sehingga “Walaupun di Jogja sudah banyak Daerah Istimewa Yogyakarta punya Yogyakarta sudah mulai dikenal di spot wisata, tapi potensi yang ada akan situs resmi namanya, www.visitingjogja. pasar Thailand. Jumlah wisatawan terus kita dorong untuk mendiversi- com. Pengisinya, selain pemda, ada ko- Thailand ke Jogja memang belum banfikasikan dan memperbanyak obyek- munitas-komunitas sebagai kontribu- yak ­karena masih terkendala belum obyek wisata. Jadi selalu ada yang bisa tor terdaftar aktif pengisi konten situs. ada pener­bangan langsung dari Bangdilihat di Jogja. Isinya berupa informasi agenda kegiat­ kok. DIY rutin hadir pada NATAS dan Bagi komunitas yang melihat dae­ an pariwisata, hotel, dan informasi MATTA Fair di Singapura dan Kuala rahnya punya potensi dan mengingin­ umum penting lainnya. Di dalam situs Lumpur, Malaysia. Tahun depan akan kan untuk dikembangditambah dengan meng­ kan, kita usahakan dapat ikuti ITB Asia. membangun apa yang Provinsi Daerah Isti­ mereka butuhkan. Conme­wa Yogyakarta akan toh di Candi Ijo di selatan melakukan perjalan misi Prambanan. Di bawahnya dagang dan kesenian ada Taman Breksi. Dulu, ke Australia. Di kota di sana itu bekas penam­Merlbourne dan Sydney, bangan kapur. DIY akan melakukan perSetelah terbit surat jalanan misi kese­nian dan ke­putusan dari Kemeninvestasi, di Adelaide misi terian ESDM yang mekesenian akan dibarengi nyatakan kawasan penamdengan pertemuan bisnis bangan tersebut termasuk pariwisata. Karena masih ­geoheritage maka berarti dalam tahap penjajakan, itu harus dipelihara dan direncanakan dua perusadilestarikan. Kami pun suhaan perjalanan akan ikut dah diintruksikan untuk Amphi theatre di Taman Breksi, Candi Ijo, Yogyakarta. (Foto:retnasan) dalam delegasi tersebut. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

19


Event Meningkatkan ‘Leverage’ Destinasi dengan

Jakarta Marathon 2015

Ibukota Jakarta sebagai destinasi wisata terasa betul memerlukan ­‘leveraging’ alias mengangkat kembali kualitas citranya ke pasar du­nia. Bukan semata didominasi ­bayangan ­ketakutan di benak wisatawan sebagai penuh kemacetan lalu lintas, semrawut, dan semacamnya. Ketika suatu event besar berkelas internasional marathon sport event bisa di­gelar dengan bagus; seperti gambaran dunia tentang marathon di kota-kota raksasa, New York, Boston, Tokyo, ­Paris dan lain-lain, maka marathon serupa di Jakarta jika berhasil baik, juga akan membawa gambaran kota yang patut dikagumi dan dikunjungi. Mandiri Jakarta Marathon (MJM), ajang olahraga berbasis pariwisata akan kembali digelar pada hari Minggu, 25 Oktober, di Monas. Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dan Inspiro be­ kerja sama menyelenggarakannya. Tahun lalu 2014 sukses menghadirkan 14.120 peserta, 1.200 di antara­ nya peserta mancanegara yang datang dari 50 negara. Sampai dengan akhir Agustus lalu, panitia telah menerima pendaftaran peserta sudah mencapai 10.800 orang. Sebanyak 214 pelari terdaftar dari Jepang dan ditambah dari mancanegara lainnya, sementara pendaftaran mengalir terus. Data Statistik Mandiri Jakarta Marathon 2014

Sumber: Jakarta Marathon/Inspiro

20

Jumpa pers dan peluncuran Mandiri Jakarta Marathon 2015 di salah satu hotel di Jakarta, Rabu (9/9). Peluncuran ditandai dengan penandatanganan kaos resmi MJM 2015 oleh Putu Ngurah Rai, Asdep Pengembangan Komunikasi Pasar Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (tengah), Ndang Mawardi, Presiden Direktur PT Inspiro Mega Impresario (kedua dari kiri), Jacqueline Losung Direktur Lomba Mandiri Jakarta Marathon 2015 (paling kiri), Ahmad Reza, Head of Corporate Communication Bank Mandiri (ketiga dari kiri), Desi Putra, Sekretaris Kota Jakarta Selatan (ketiga dari kanan), Marketing Manager Pocari Sweat Daniel Pieter (kedua dari kanan), dan Tuti Merdiko, Wakil Sekjen PB PASI (paling kanan).

Lomba larinya akan berawal dan berakhir di kawasan Monas. Kategori perlombaannya tetap sama, yaitu: Full Marathon dengan jarak tempuh 42,195 km, Half Marathon sepanjang 21 km; 10K dan 5K dengan jarak tempuh masing-masing 10 km dan 5 km. Dan Maratoonz untuk anak-anak. Jacqueline Losung, Race Director even ini menjelaskan, perhelatan marathon akan fokus pada aspek keselamat­ an dan kualitas lomba. Guna menciptakan kualitas lomba yang lebih aman dan nyaman, pihak penyelenggara akan bekerja sama secara lebih intensif de­ ngan para pemangku kepentingan, termasuk peningkatan infrastruktur lomba seperti penambahan lokasi hydra­tion point, penambahan barikade di lintasan dan perubahan rute lomba. Dipastikan tahun ini rutenya ber­ ubah. Sedang berlangsung pembangun­ an konstruksi mass rapid transport di jalan-jalan raya di tengah ibukota. Itu membuat beberapa bagian rute lari ha­rus dialihkan. Ada juga masukan-

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

masuk­an dari pelari peserta tahun-tahun sebelumnya telah diterima oleh panitia. Namun rute-rute baru tetap menonjolkan keindahan landmark ikonik kota Jakarta. Kalibrasi dan serti­fikasi ruterute baru tersebut telah dilaksanakan pada 5 dan 6 September 2015 lalu oleh Dave Cundy, Vice President and Techni­ cal Director IAAF-AIMS Measurement Administrator Asia and Oceania. Hadiah uang tunai pada perhelatan tahun ini meningkat menjadi Rp 2,6 miliar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 1,4 miliar. Peningkatan jumlah hadiah uang tunai disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Sedari awal Jakarta Marathon memposisikan diri sebagai Festival City Marathon yang dijelmakan sebagai show case kesenian tradisional Nusantara. Pada hari pelaksanaan nanti suasananya akan dimeriahkan sejumlah acara seni budaya antara lain, Festival Budaya Nusantara, Pesta Kuliner Nu­ santara, dan panggung hiburan terbuka yang dapat dinikmati oleh para peserta


lomba maupun masyarakat umum. Di sejumlah titik di sepanjang rute lomba, para peserta maupun penonton akan dimanjakan dengan berbagai panggung hiburan. Antara lain menyajikan semarak festival seni budaya tradisional Indonesia dan pertunjukan seni pop kontemporer yang megah dan meriah. Selain bernuansa pariwisata dan budaya, MJM 2015 juga akan ­mengajak pelari untuk berbagi kasih dengan sesama melalui kegiatan amal bersama dengan Yayasan Dompet Dhuafa dan kegiatan Run for Charity bersama BUB. Melalui donasi yang terkumpul di ajang MJM 2015 nanti, Yayasan Dompet Dhuafa akan mengembang-

Penampilan tahun lalu, peserta Jakarta Marathon 2014 di nomor lomba 5K jelang garis finish.

kan pembangunan fasilitas air bersih di kawasan Jakarta Utara, sedangkan Run for Charity bersama BUB akan fokus pada program pendidikan anak-anak di Yayasan HoshiZora. Tren positif dari perhelatan MJM

tercermin di antaranya dari indikasi peningkatan okupansi hunian hotel 15%–20% pada minggu pelaksanaan even, dan meningkatnya nilai transaksi perdagangan kuliner dan jasa transportasi. n

Pameran Internasional Pertama

Busana dan Produk Islami di Jakarta Pertama kali, pameran busana Islami internasional ­diadakan di Indonesia. Indonesia International Islamic Fashion and Products 2015 ini digelar di Jakarta International Convention Center pada 9–13 September 2015. Bertajuk Ethnic Urbanovative, even ini

Seorang perancang muda menggunakan kain ulos dalam rancangan busana muslimnya.

mengeksplorasi kekayaan etnik dan menerapkannya ke dalam rancangan busana muslim siap pakai yang ­modern serta dinamis. Tercatat 196 perancang dan pengusaha busana muslim menempati 400 bilik pameran itu. Peristiwa ini berskala internasional, maka selain para perancang busana papan atas dan pe­ rancang muda berbakat dari Indonesia, juga aktif di situ perancang dan pe­ ngusaha busana muslim dari Australia, Irak, Malaysia dan Pakistan. Di antara mereka itu ada perancang/ pengusaha perhiasan (jewelry), UKM pembuat tekstil tradisional seperti kain batik, lurik dan tenun, perbankan konvensional dan syariah, dekranasda dari beberapa daerah, dan kosmetik halal. Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pariwisata mendukung even selama lima hari tersebut. Empat perancang busana Muslim paling berbakat di Australia meluncur-

Setelah membuka Indonesia International Islamic Fashion and Products 2015, Sinta Nuriyah Wahid mengunjungi pameran dan berdialog dengan peserta.

kan koleksi terbarunya. Amalina Ama, Eisha Saleh (Baraka), serta Howayda Moussa dan Hanadi Chehab (Integrity Boutique) membawa koleksi siap pakai dengan rancangan yang menggabung-

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

21


Event kan potongan sederhana namun mengindahkan kenyamanan pemakainya, dan gayanya baik untuk dikenakan di siang hari juga untuk menghadiri ­acara-acara di malam hari. Alison Purnell dari Counsellor, Advo­kasi dan Outreach dari Australia mengatakan, Australia bangga dengan komunitas Muslimnya yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk dari Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Komunitaskomunitas Muslim di Negeri Kanguru itu telah membawa kekayaan ide yang berbeda, keterampilan dan bakat alami. “Indonesia mempunyai potensi jadi pusat dan tolok ukur dalam industri busana muslim dunia. Populasi ­muslim Indonesia terbesar di dunia, mempunyai sumber daya alam dan sumber daya manusia, dan yang sangat menonjol adalah sumber daya budayanya se­ hingga akan sangat mendukung Indo­

Empat perancang dan pengusaha busana muslim dari Malaysia ikut serta memamerkan produk-produknya di IIIF 2015.

nesia menuju masyarakat industri bu­sana muslim yang unik dan berkua­ litas,” ujar Syarif Hidayat, Sekretaris Jendral Kementerian Perindustrian. Kegiatan ini tentu berimbas dan terkait pada fenomena meningkatnya

wisata muslim dunia, populer kini di­sebut wisata halal atau halal travel. ­Indonesia pun tengah berancangancang meningkatkan arus lalulintas wisata halal dunia untuk keluar masuk Indonesia sebagai wisman. n

Novel, Film, dan Event

Mempercepat Pariwisata di Belitung Novel

dan film Laskar Pelangi telah memperkenalkan Pulau Belitung bukan hanya kepada masyarakat Indo­ nesia tetapi nyaris ke seluruh penjuru dunia. Beberapa tahun terakhir di­ selenggarakan Festival Laskar Pelangi (FLP). Festival yang bertajuk sama dengan novel dan filmnya itu diselenggarakan setiap tahun dan menampilkan tari-tarian, pembacaan karya sastra dan pertunjukan musik. Tahun 2015 ini dilaksanakan di pinggir pantai Tanjung Tinggi, Belitung, yang kini telah menjadi tourist spot yang dikunjungi oleh wisnus dan wisman. Acaranya berakhir pada 29 Agustus. Pada acara puncak, ditam­ pilkan tarian Pendulang Timah yang dikreasikan oleh Andrea Hirata, sang

22

penulis tetralogi Laskar Pelangi. Keme­ riahan festival telah mengesankan bagi 10 ribu penonton yang datang di malam puncak itu. Untuk bidang pariwisata, Belitung relatif baru. Sejak 2009 menyiapkan sektor pariwisatanya sebagai peno­ pang perekonomian. Beberapa ­tahun ­terakhir ini Pulau Belitung yang, --- dinyatakan mirip dengan negara kepulauan Seychelles di sebelah timur Afrika ---, terus didatangi pengunjung. Bandara H.A.S. Hanandjoeddin kini melayani 10 penerbangan setiap hari, 6 dari Jakarta dan 4 dari Bangka. Seat load factor ke Belitung ratarata lebih dari 80 persen. Saat ini sedang ­di­upayakan studi kelayakan pembangun­an titik labuh yacht dan

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

marina yang layak. Rencananya titik labuh itu memang baru akan bisa dioperasikan pada tahun 2020. Meskipun demikian, Asosiasi Sail dan Wisata Indonesia ­mengumumkan Belitung akan menjadi salah satu ­titik singgah even Sail Belitung-Wakatobi pada 11–15 Oktober mendatang. ­Sete­lah itu, Belitung juga akan menjadi titik terakhir para yachter yang meng­ ikuti Sail Indonesia. Mereka diperkirakan tiba di Belitung pada 17 Oktober sebelum keluar dari perairan Indonesia menuju Singapura. Jumlah wisatawan berkunjung ke Belitung tahun 2011 kurang dari 100 ribu orang. Dalam empat tahun terjadi pertumbuhannya lebih dari dua kali lipat. Jumlah kunjungan wisatawan


tahun 2014 hampir 200 ribu orang. Pada semester pertama tahun 2015 ini, wisatawan yang berkunjung telah melebihi 100 ribu orang dan optimis target 200 ribu akan tercapai. Sementara, pemda belum berpromosi besar-besar­an mengingat akomodasi dan aksesibilitas yang belum siap untuk menampung lebih banyak lagi wisatawan. Kepastian hukum tata ruang dalam Rencana Pembangunan Jangka Mene­ ngah Daerah (RPJMD) sudah ada dan itu akan mendorong investasi di bidang pariwisata. Grup Accor dengan

merek Mercure, Ritz Carlton adalah ­beberapa nama akomodasi berjaringan internasional yang telah melirik potensi ­Belitung. Meski demikian, pemda ­mengklaim ingin terus memperbaiki ­aksesibilitas terlebih dahulu, serta menjajaki kerja sama dengan bebe­rapa pemda di ­Indonesia di antaranya Pemkot ­Bandung untuk menambah ­pener­bangan langsung dari Bandung ke Belitung. Pemda juga mengundang investor transportasi laut agar rute laut yang dulu pernah hidup bisa aktif kembali. n

Data Kunjungan Wiman & Wisnus Kabupaten Belitung 2011-2014

2011

2012

2013

2014

Wisnus Wisman Total

Jadi, sport event telah menampakkan imbas pada pengembangan citra destinasi seperti di Bintan dengan ­Bintan ­Triathlon, MetaMen, Bintan Bike, di ­Sumatra Barat dengan Tour de Singkarak, event fahion termasuk busana islami ­sedang mengangkat Jakarta selain de­ngan sport event berkelas Marathon, novel dan film ­populer pun bisa dikreasi ditampilkan melalui even lalu berdampak sebagai atraksi sekaligus promosi destinasi yang berkesinambungan. Ya, kata kuncinyanya kemudian konsistensi alias berkesinambungan. Daerah-daerah yang menginginkan kemajuan pesat bagi pariwisatanya, perlu memperhatikan perkembangan itu.

Data Kunjungan Wisman dan Wisnus Kabupaten Belitung 2011- 2014 2011 2012 2013 2014 82.584 110.638 131.091 196.617 1.309 975 478 3.206 83.893 111.613 131.459 199.823

Sumber Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung

Maret 2016

Gerhana Matahari Penuh Fenomena

alam gerhana mata­ hari total hanya tinggal lima bulan lagi. Indo­nesia sebagai wilayah yang ­dilintasi gerhana matahari total satusatunya dan terlama di Asia Tenggara jadi target para pemburu fenomena alam ini. Untuk menyaksikan fenomena alam yang akan berlangsung pada 9 Maret 2016, sebanyak 100 kamar di Pulau Belitung telah dikonfirmasi dipesan oleh wisatawan asal San Fransisco, AS.

Wisata terkait fenomena alam seperti gerhana matahari total memang menjadi objek pengamatan dan penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi. ­Pe­minat untuk menyaksikannya lebih luas lagi, bukan para ilmuwan saja tetapi juga para fotografer, peminat antariksa selain wisatawan pada ­umumnya. Pemerintah Kabupaten Belitung mem­persiapkan acara seni budaya menjelang momen penting itu. Acara­ nya akan digelar di ibukota kabupaten

Tanjung Pandan dan di pantai Tanjung Kelayang. Untuk memantau gerhana, dipersiapkan 100 pendopo menghadap ke timur sebagai titik pantau. Dinas Pemuda dan Olah Raga akan menggelar pertandingan tradisional, Dinas Perikanan dan Kelautan akan menggelar lomba memancing, memasak berbahan makanan dari laut, dan terjun payung di pantai yang akan dilakukan oleh personil TNI Angkatan Udara. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

23


DESTINASI

Cek Posisi, Wisman dan Wisnus

R

di Jakarta dan Kepri

angkaian FGD (Focus Group Discussion) telah dan akan diselenggarakan oleh ma­ sing-masing asisten deputi bidang pengembangan pemasaran dan pengembangan destinasi. Forumforum tersebut jadinya antara lain bisa menghimpun ‘cek posisi’ dari berbagai aspek, yang diberikan oleh pelaku pariwisata dari instansi-instansi peme­ rintahan di daerah, dan, dari praktisi ­industri pariwisata. Sesuai sifat dan tujuan setiap FGD, data, informasi, pendapat dan saran juga jadi terhimpun. Lalu dikerucutkan pada jawaban-jawaban atas pertanyaan, apa yang sebaiknya dilakukan pada tahun-tahun mendatang. Pada forum seperti itu jelas diperlukan sekali data dan informasi dengan akurasi yang tajam. FGD bertema “Penyusunan Rekomen­ dasi Strategi Pemasaran Pariwisata Nu­ santara” dilaksanakan di Bali pada 18 September 2015. Di situ antara lain terhimpun perkembangan akhir di Bali, Kepri, dan Jakarta, yang di­bawakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Daerah. Jumlah wisatawan ke Ibukota ­Jakarta, baik Nusantara maupun mancanegara, terus meningkat. ­Pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) ke Ibukota fluktuatif dengan pertumbuh­ an terkecil pada tahun lalu dibandingkan dua tahun sebelumnya. Kemacetan menjadi yang paling sering dikeluhkan

oleh wisman. Sebaliknya, ­pertumbuhan wisatawan nusantara (wisnus) naik signifikan, tahun lalu ‘tingkat pertumbuh­ an’ wisnus naik hampir empat kali lipat (naik 8,86%) dibandingkan tahun sebelumnya (6,07%). Selama tahun 2014, Jakarta dikunjungi 2.319.295 wisman dan 41.871.178 wisnus. Pendapatan dari sektor pariwisata berkontribusi 12% terhadap PAD DKI Jakarta 2014 dan menyerap tenaga kerja sebanyak 226.327 orang. Dari total jumlah wisman yang datang ke Jakarta, 53,36% bertujuan bisnis dan 46,64% bertujuan wisata murni. ­Umumnya mereka datang dalam kelompok (80,18%) dan hanya 18,82% yang datang individual. Wisman asal Malaysia berada di urutan ter­ atas ­diikuti wisman dari Cina, Jepang, Singapura, Korea Selatan dan AS. Telah diidentifikasi ada pasar-pasar baru yang sedang berkembang maupun yang baru saja mulai tumbuh. Pasar yang sedang berkembang dengan jumlah kedatangan 50 ribu sampai ­dengan 100 ribu orang adalah Australia, Saudi Arabia, India, Belanda, Taiwan, ­Filipina, Inggris, dan Jerman. Pasar yang baru saja tumbuh dengan jumlah kedatangan sekitar 20 ribu sampai 50 ribu orang dari Perancis, Hong Kong SAR, dan Rusia. Sebaliknya dengan pasar wisnus. Jakarta sebagai tujuan berlibur belum

hilang dari benak wisnus. Tujuan wisnus datang ke Jakarta untuk berlibur mencapai 72,14% sedangkan untuk perjalanan bisnis/pekerjaan hanya 27,86%. Mereka juga bepergian dalam grup (65,83%) dibandingkan melakukan perjalanan mandiri (34,17%). Pasar utama wisnus Jakarta dengan jumlah kunjungan lebih dari satu juta adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Di pasar wisnus pun terjadi pasar yang sedang berkembang dan baru tumbuh. Didukung dengan ketersediaan aksesibilitas, wisnus dari Kalimantan Timur, Sula­ wesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Kali­ mantan Selatan sedang berkembang dengan jumlah kedatangan 300 ribu sampai satu juta. Pasar wisnus baru Jakarta dengan jumlah kedatangan antara 100–300 ribu dari Kalimantan Barat, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat. Produk utama pariwisata Jakarta adalah MICE. Tak bisa dipungkiri pusat pemerintahan dan pusat perekonomi­ an masih berada di ibukota negara. Sejalan dengan pengembangan MICE, produk-produk wisata yang dapat mendukungnya juga dikembangkan yakni wisata belanja, wisata olahraga, spa, wisata kuliner, hiburan, wisata bahari, dan wisata sejarah dan budaya. Sebagian dari obyek destinasi ­wisata utama merupakan aset pemprov. Aset-aset ini pun termasuk di dalam

Kunjungan Wisman dan Wisnus serta Pertumbuhan 2011–2014 di Jakarta

Sumber: Badan Pusat Statistik Prov. DKI Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. DKI Jakarta

24

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015


program pengembangan sarana dan Singapura (Tanah Merah Ferry Termiprasarana, diantaranya graha wisata nal dan Harbour Front) menyeberang di Taman Mini Indonesia Indah dan dengan feri hanya membutuhkan wakRagunan, museum-museum, Monu- tu 60 menit. Sedangkan menyeberang men Nasional (Monas) dan lain-lain. dengan ferry dari Pulau Batam ke MaProgram ini sejalan dengan pengem- laysia, tiba Stulang Laut, Johor Baru bangan produk-produk pariwisata dan membutuhkan waktu 75 menit. mendukung program pemasaran destiProvinsi Kepulauan Riau memiliki nasi Jakarta. 2.408 pulau dengan luas wilayahnya Kegiatan-kegiatan yang ­dilakukan 96% lautan dan 4% daratan. Potensi untuk mempromosikan destinasi wisata bahari menjadi andalan dengan Jakarta adalah dengan menyeleng- produk-produk diantaranya resor dan garakan roadshow pariwisata baik ke pantai, snorkeling dan diving, serta daerah-daerah maupun keluar negeri, s­ailing. Selain itu, Kepri juga mempumening­katkan penyelenggaraan MICE, nyai keterkaitan sejarah dengan pelaberpartisipasi dalan even-even seni yaran Laksamana Cheng Ho, Singapura, budaya, mengikuti pameran-pamer­ Malaysia dan Thailand. Data Nesparda an pariwisata, memasang iklan, berpromosi di media daring dan memanfaatkan sosial media, serta mencetak dan mendistribusikan bahan-­bahan promosi. Kegiatan promosi Jakarta ada dua, promosi pariwisata dan promosi kebudayaan. Kegiatan promosi pariwisata dilakukan dengan pertemuan bisnis dan networking, promosi kebudayaan melalui kegiatan PR dan membangun awareness. Dari kegiatan pertemuan bisnis diharapkan dapat menghasilkan paket-paket wisata Jakarta. Tanjungpinang menjadi ikon pariwisata untuk menarik Semua itu dilakukan untuk kunjungan wisatawan lokal maupun asing ke Kepri. mencapai target pada tahun 2015, yakni jumlah kunjungan 2.481.240 Provinsi Kepri tahun 2013 menunjukwisman dan 39.088.500 wisnus, de- kan pendapatan dari belanja wisman visa dari kedatangan wisman sebesar telah mencapai Rp 6,23 triliun. Tetapi, rupanya Kepri belum ter2,5 miliar dolar AS dan belanja wisnus sampai dengan Rp 51,98 triliun, serta lalu menarik bagi wisnus. Masih memberi kontribusi kepada PAD DKI ­menurut data Nesparda Provinsi Kepri 2013, pengeluaran pelancong lokal ­Jakarta sebesar Rp 4,4 triliun. Rp 479,20 miliar dan pengeluaran Kepri wisnus (turis dalam negeri dari luar Jumlah wisman melalui pintu ­Kepri) Rp 926,26 miliar, total pengemasuk Kepulauan Riau (Kepri) sela- luaran ­keduanya baru mencapai sekitar ma Januari–Juli 2015 telah mencapai Rp 1,405 tri­liun. Tujuan kunjungan 1.159.023 orang, nomor tiga setelah wisnus ke Kepri 54,95% untuk me­ Bali dan Jakarta. Tidak terlalu meng­ ngunjungi keluarga/teman, yang untuk herankan karena dari Pulau Batam ke berlibur 18,02%, karena kebutuhan

profesi/pekerjaan 17,12%, dan sisanya lain-lain. Akomodasi yang digunakan 56,76% adalah rumah/tempat tinggal keluarga/teman. Yang menggunakan akomodasi hotel hanya 31,53% dan sisa­nya lain-lain. Dari total pengeluaran wisnus ke Kepri, 30 persennya untuk membayar tiket pesawat, untuk biaya akomodasi serta makan dan minum selama tinggal masing-masing 17%, untuk membeli oleh-oleh dialokasikan 14%, dan untuk biaya angkutan air hanya 8 persen. Untuk meningkatkan kunjungan wis­nus ke Kepri, pemda berupaya meng­optimalkan kegiatan promosi melalui media, baik melalui media konvensio­nal maupun media daring. Pemda berupaya meng­ optimalkan promosi melalui situs resmi daerah dan nasional, mengembangkan aplikasi resmi, menempatkan logo pariwisata Kepri di even-even yang diselenggarakan oleh pemda, penguatan jaringan kerja melalui kegiatan MICE, dan media elektronik seperti televisi dan radio. Selain itu, pemda juga me­ nempatkan materi publikasi di media berbayar seperti di televisi, radio, dan koran/majalah lokal dan nasional. Menempatkan logo pariwisata Kepri pada event-even pariwisata yang di­ selenggarakan oleh swasta, meningkatkan kegiat­an MICE di Kepri, meng­ optimalkan ­pencarian ‘Kepri’ di mesin pencari misal­nya Google, Bing dan lainlain. Dan memasang iklan di situs-situs lokal dan nasional, di sosial media, di aplikasi bergerak dan seterusnya. Khusus promosi di sosial media dalam negeri, Kepri berupaya meng­ optimalkan akun-akun sosial media pariwisata, menciptakan keterlibatan interaktif dengan pengguna secara langsung maupun tidak langsung ­serta menciptakan dan membangun A.I.D.A. (Awareness, Interest, Desire, Action) n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

25


Indi

PERTUMBUHAN WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK DAN KEBANGSAAN Januari–Juli 2015

l Sumber: Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar) l Catatan: Data kebangsaan tahun 2015 merupakan data sementara, karena belum termasuk data kebangsaan dari pintu lainnya

PERKEMBANGAN BULANAN WISMAN 2013–2015

l

Keterangan jenis pintu masuk: U (Udara), L (Laut), D (Darat)

950,000 900,000 850,000

Jumlah KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA MELALUI 19 PINTU MASUK UTAMA DAN PINTU LAINNYA 2015 vs 2014

800,000 750,000 700,000 650,000

DES

NOV

SEP

2015 OKT

JUL

AGS

MEI

2014 JUN

APR

FEB

MAR

2013 JAN

500,000

l Sumber: Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar) l Catatan: Data kebangsaan tahun 2015 merupakan data sementara, karena belum termasuk data kebangsaan dari pintu lainnya l

26

Keterangan jenis pintu masuk: U (Udara), L (Laut), D (Darat)

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

Sultan Ngurah Sam Batam Syarif K II Rai Ratulangi Entikong U D U L+U U 1 Tiongkok 5,855 627 419,659 21,353 408 2 India 64 104 66,749 26,778 366 3 Inggris 404 69 82,272 11,500 95 4 Mesir - 4 2,031 90 34 5 Arab Saudi - 1 3,776 85 2 6 Korea Selatan 157 131 86,883 39,743 71 7 Jepang 389 21 123,295 12,948 70 8 Amerika Serikat 601 96 71,106 7,608 228 9 Taiwan 24 157 74,919 3,388 161 10 Australia 424 78 544,631 8,082 127 11 Jerman 726 30 58,598 2,782 65 12 Hongkong 278 125 20,702 1,946 62 13 Philipina 99 144 19,171 22,897 99 14 Singapura 669 66 82,160 491,098 1,097 15 Perancis 329 16 69,558 3,749 31 16 Belanda 366 88 46,669 2,613 23 17 Malaysia 234 11,022 109,169 111,228 10,418 18 Thailand 121 27 16,458 2,593 158 19 Bahrain - - 281 3 - 20 Uni Emirat Arab - - 607 14 - 21 Rusia 28 5 28,941 489 16 Lainnya 1,176 917 325,581 104,388 2,647 Jumlah 2015 11,944 13,728 2,253,216 875,375 16,178 Jumlah 2014 9,696 12,249 2,068,921 807,984 15,015 Pertumbuhan (%) 23.18 12.07 8.91 8.34 7.75

No.

Kebangsaan

BULAN

SoekarnoHatta U

Ngurah Rai U

Kualanamu U

J ANUARI 2015 165,746 288,755 17,286 2014 187,123 278,685 19,029 Pertumbuhan (%) -11.42 3.61 -9.16 FEBRUARI 2015 170,741 333,072 18,082 2014 180,362 269,367 17,780 Pertumbuhan (%) -5.33 23.65 1.70 MARET 2015 203,019 294,758 17,491 2014 194,720 268,418 18,493 Pertumbuhan (%) 4.26 9.81 -5.42 APRIL 2015 159,873 309,888 15,167 2014 180,787 277,925 15,956 Pertumbuhan (%) -11.57 11.50 -4.94 MEI 2 015 189,307 287,141 17,558 2014 184,534 285,965 19,781 Pertumbuhan (%) 2.59 0.41 -11.24 JUNI 2015 174,319 357,712 15,479 2014 208,624 329,654 19,376 Pertumbuhan (%) -16.44 8.51 -20.11 JULI 2015 175,347 381,890 15,879 2014 169,135 358,907 16,579 Pertumbuhan (%) 3.67 6.40 -4.22 JAN-JULI 2015 1,238,352 2,253,216 116,942 2014 1,305,285 2,068,921 126,994 Pertumbuhan (%) -5.13 8.91 -7.92

Batam L+U

Juanda

U 114,478 15,366 119,054 16,870 -3.84 -8.92 119,642 14,003 97,445 16,476 22.78 -15.01 124,019 16,338 122,019 18,776 1.64 -12.98 125,816 16,063 111,929 19,145 12.41 -16.10 148,920 17,355 115,323 20,299 29.13 -14.50 132,569 15,004 140,218 18,685 -5.46 -19.70 109,931 17,134 101,996 16,174 7.78 5.94 875,375 111,263 807,984 126,425 8.34 -11.99


kator

P i n t u M a s u k Utama Jumlah Kunjungan PertumWisman Melalui 19 Seping- Adi SuBIL Adi Tanjung Tj. Balai Soekarno Husein Sas- Tanjung Kuala- Tanjung MinangMakasbuhan Juanda Pintu Masuk Utama Sucipto tranegara Uban sar marmo gan Pinang NTB Priok Karimun Hatta namu kabau (%) 2014 2015 L L U U L U L U U U U U U U 78 440 153,956 589 38,776 3,581 1,858 8,947 1,327 119 805 142 142 28 658,690 548,933 19.99 9 1,154 40,237 913 11,013 1,334 969 2,531 302 45 620 54 233 46 153,521 139,119 10.35 823 72 33,555 412 6,928 1,474 578 1,417 1,972 110 826 201 165 31 142,904 129,928 9.99 - 5 2,432 9 23 80 2 26 12 - 24 6 3 - 4,781 4,360 9.66 - - 83,726 122 73 126 3 299 43 22 5 9 1 4 88,297 84,789 4.14 7 22 55,978 591 8,883 1,242 187 1,952 1,232 11 285 36 33 30 197,474 191,598 3.07 78 54 112,170 666 8,701 834 127 3,221 398 73 679 135 119 22 264,000 259,136 1.88 676 35 48,366 828 4,057 1,501 300 3,055 781 126 882 151 135 36 140,568 138,367 1.59 7 148 35,769 191 1,888 1,479 147 5,109 76 18 105 6 12 10 123,614 123,400 0.17 572 89 39,785 676 6,307 2,289 484 1,645 981 86 516 964 325 36 608,097 609,987 -0.31 86 36 23,926 297 2,772 2,320 172 1,386 1,268 246 728 95 88 23 95,644 96,249 -0.63 119 27 19,546 199 3,313 760 162 2,060 177 27 137 45 41 18 49,744 50,584 -1.66 6 383 22,649 382 6,146 651 762 1,322 97 36 380 21 74 11 75,330 77,057 -2.24 93 21,097 103,720 17,752 47,282 7,243 36,363 11,379 2,391 368 5,117 103 685 492 829,175 848,482 -2.28 25 199 23,781 272 3,920 1,243 301 1,040 1,204 171 1,701 270 184 25 108,019 111,800 -3.38 366 34 34,992 414 1,061 2,922 122 1,169 578 268 510 121 27 38 92,381 97,360 -5.11 14 31,798 166,950 69,105 6,801 72,981 7,456 21,474 16,167 3,991 18,773 18,940 1,683 2,032 680,236 720,635 -5.61 5 356 26,528 565 546 1,620 74 1,813 129 26 986 73 71 91 52,240 55,968 -6.66 - - 446 5 3 7 1 - - - - - - - 746 806 -7.44 - - 4,108 22 21 7 - 80 - - 2 - - - 4,861 5,917 -17.85 81 - 4,844 33 1,043 163 29 107 329 59 183 22 32 3 36,407 53,939 -32.50 36,430 1,247 200,888 2,187 15,560 13,085 1,258 41,231 4,845 1,142 7,113 967 683 1,237 762,582 716,530 6.43 39,475 57,196 1,238,352 96,230 175,117 116,942 51,355 111,263 34,309 6,944 40,377 22,361 4,736 4,213 5,169,311 5,064,944 2.06 39,256 58,431 1,305,285 103,423 189,288 126,994 56,615 126,425 40,519 8,684 51,924 28,907 7,749 7,579 0.56 -2.11 -5.13 -6.95 -7.49 -7.92 -9.29 -11.99 -15.33 -20.04 -22.24 -22.65 -38.88 -44.41 KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA 302,739 263,788 14.77 TOTAL KUNJUNGAN WISMAN MELALUI SELURUH PINTU MASUK 5,472,050 5,328,732 2.69

P i n t u M a s u k Utama 19 PINTU Sam MinangAdi HasaMata- Seping- Sultan Syarif Tanjung Tanjung Adi Husein Sas- Tanjung Balai MASUK Entikong Ratulangi kabau Sumarmo nuddin ram gan Priok Pinang Sucipto tranegara Uban Ka足rimun UTAMA Kasim II U D U U U+L U U U L L U U L L 2,248 1,265 2,744 544 906 2,793 712 2,606 8,340 5,774 4,614 10,373 20,753 6,636 671,939 1,694 1,535 5,497 774 1,707 5,105 963 2,399 5,496 8,236 8,855 16,257 28,811 8,329 716,419 32.70 -17.59 -50.08 -29.72 -46.92 -45.29 -26.06 8.63 51.75 -29.89 -47.89 -36.19 -27.97 -20.33 -6.21 3,374 1,873 2,876 571 931 4,348 707 2,043 6,982 8,023 5,379 13,008 28,977 8,866 743,498 1,079 1,609 2,889 803 1,213 4,862 1,089 2,117 4,867 6,132 6,132 14,560 25,090 8,388 662,260 212.70 16.41 -0.45 -28.89 -23.25 -10.57 -35.08 -3.50 43.46 30.84 -12.28 -10.66 15.49 5.70 12.27 1,171 2,440 3,690 697 1,178 6,004 809 2,300 4,456 8,053 5,799 15,130 23,722 8,747 739,821 1,340 1,699 4,327 1,114 1,159 5,987 1,244 2,130 8,767 9,057 8,234 21,463 27,009 8,945 724,901 -12.61 43.61 -14.72 -37.43 1.64 0.28 -34.97 7.98 -49.17 -11.09 -29.57 -29.51 -12.17 -2.21 2.06 1,044 1,491 3,106 660 929 5,725 631 2,112 5,527 7,477 5,871 16,884 22,211 8,343 708,818 1,079 1,430 3,916 1,029 1,241 5,413 1,106 1,907 5,182 8,227 7,569 13,490 24,205 7,621 689,157 -3.24 4.27 -20.68 -35.86 -25.14 5.76 -42.95 10.75 6.66 -9.12 -22.43 25.16 -8.24 9.47 2.85 1,011 2,424 3,975 618 900 5,713 540 2,503 5,342 7,772 8,152 18,902 24,026 9,468 751,627 1,365 1,785 4,573 1,692 1,124 6,499 1,074 2,502 5,594 8,041 8,679 14,588 22,204 8,731 714,353 -25.93 35.80 -13.08 -63.48 -19.93 -12.09 -49.72 0.04 -4.50 -3.35 -6.07 29.57 8.21 8.44 5.22 1,007 1,662 3,008 581 906 4,410 765 1,954 4,877 7,735 5,710 15,314 27,247 7,797 778,056 1,487 1,703 3,779 1,042 1,134 6,071 1,425 2,247 4,892 9,773 7,061 16,899 30,867 10,074 815,011 -32.28 -2.41 -20.40 -44.24 -20.11 -27.36 -46.32 -13.04 -0.31 -20.85 -19.13 -9.38 -11.73 -22.60 -4.53 2,089 2,573 2,962 542 1,194 5,316 572 2,660 3,951 6,521 4,852 6,619 28,181 7,339 775,552 1,652 2,488 3,926 1,125 1,106 6,582 848 1,713 4,458 7,149 5,394 6,166 31,102 6,343 742,843 26.45 3.42 -24.55 -51.82 7.96 -19.23 -32.55 55.28 -11.37 -8.78 -10.05 7.35 -9.39 15.70 4.40 11,944 13,728 22,361 4,213 6,944 34,309 4,736 16,178 39,475 51,355 40,377 96,230 175,117 57,196 5,169,311 9,696 12,249 28,907 7,579 8,684 40,519 7,749 15,015 39,256 56,615 51,924 103,423 189,288 58,431 5,064,944 23.18 12.07 -22.65 -44.41 -20.04 -15.33 -38.88 7.75 0.56 -9.29 -22.24 -6.95 -7.49 -2.11 2.06

TOTAL PINTU KUNJUNGAN MASUK SELURUH LAINNYA PINTU MASUK

51,100 723,039 36,660 753,079 39.39 -3.99 43,155 786,653 40,406 702,666 6.80 11.95 49,775 789,596 40,706 765,607 22.28 3.13 41,064 749,882 37,175 726,332 10.46 3.24 41,872 793,499 38,010 752,363 10.16 5.47 37,092 815,148 36,464 851,475 1.72 -4.27 38,681 814,233 34,367 777,210 12.55 4.76 302,739 5,472,050 263,788 5,328,732 14.77 2.69

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

27


Pantai Lampuuk di Aceh.

V

isa merilis hasil penelitian bertajuk Global Travel Intentions Study 2015. Di Indonesia, 501 respondennya, 85 persen melakukan perjalanan wisata dalam dua tahun terakhir. Itu meningkat 33 persen dibanding 52 persen pada kurun waktu 2011–2013. Keinginan outbound travel 24 bulan ke depan, wisatawan Indonesia lebih tinggi dari rata-rata global, yaitu ingin melakukan 5 perjalanan ke luar negeri: 2 perjalanan wisata, 2 perjalanan bisnis, dan 1 perjalanan bertujuan lainnya. Wisatawan global rata-rata merencanakan 3 perjalanan ke luar negaranya: 2 perjalanan wisata dan 1 perjalanan bisnis. Diumumkan 10 destinasi terfavorit yang ingin dikunjungi orang Indonesia dua tahun ke depan. Berurutan: Singapura, Malaysia, Hongkong, Jepang, Thailand, ­Australia, Cina, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Arab Saudi. Tujuan jarak jauh semakin populer bagi orang Indonesia, terutama negara-negara Asia Timur: Jepang, Cina, Korsel; mening­kat dibandingkan hasil studi tahun 2013. Motivasi terbesar ke luar negeri: menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman. Lalu menyusul wisata budaya, bertualang, memanjakan diri, dan bersantai. Sebanyak 73 persen memilih pergi dengan keluarga atau teman, bersama empat orang dalam satu kelompok. Berdurasi 3-4 hari, 36 persen. Peningkatan terjadi pada lama perjalanan 7 hari atau lebih, 21 persen pada 2013 menjadi 30 persen pada 2015. Kesimpulan, orang Indonesia tidak hanya ingin berwisata lebih sering dan lebih jauh, tapi juga lebih lama. Nah, di situlah terletak pertanyaan kini. Bagaimana strategi mengupayakan agar warga Indonesia sungguh merasa perlu dan lebih baik untuk berpuas-puas terlebih dahulu mengunjungi berbagai destinasi wisata di dalam negeri? Sebelum atau selain bepergian ke luar negeri? Perhatikanlah sebagian saja keindahan dan keunikan yang bertebaran di tanah air!

28

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 69 september 2015

Salah satu sudut pemandangan Danau Toba di kota Parapat.

Di Flores, tradisi memintal kapas menjadi benang hingga menenun “ikat” dialihgenerasikan pada orang-orang muda.

Di Sumatra Barat, ke mana-mana anda berkeliling, tampilan arsitektur Minangkabau senantiasa ditemui pada gedung-gedung milik pemerintah. Juga sebagian gedung swasta. Di Kalimantan Tengah ada wisata susur sungai dengan kapal boat ini.

Jika ke Merauke di Papua, antara lain uniknya rumah semut bertebaran menjadi obyek yang ditinjau oleh wisatawan, tinggi satu rumah semut bisa melebihi tinggi badan orang dewasa.

Ke Toraja di Sulawesi, sungguh sudah pernahkah Anda menyaksikan festival di sana, atau berwisata?


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.