Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Maret 2016

Page 1

Vol. 7

n

No. 75

n

Maret 2016

Perkembangan ini

DRAMATIS

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

1


Di Jerman di kota-kota

besarnya seperti Frankfurt, Berlin, dioperasikan ‘beca’ seperti ini. Tentu saja di ­pusatpusat keramaian, bahkan pusat tourist spots, maka yang naik menggunakannya kebanyakan turis, dan… dapat dipastikan mereka adalah wisatawan dari berbagai bangsa yang sedang berwisata. Selain wisatawan dari dalam negerinya sendiri. Di Berlin, ketika tengah berlangsung bursa pariwisata terbesar di dunia, ITB Berlin awal Maret ini, seperti tampak di gambar ini, pada periode itu W ­ onderful Indonesia terpampang di badan luar beca. Ini salah satu bentuk penetrasi ­Wonderful Indonesia ke pasangan mata manusia berbagai bangsa. Harap maklum, beca itu adalah beca gowes, bukan mesin atau motor. M ­ enarik bukan?

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Isi Nomor ini

9 10 14 15 16 20

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

ITB Berlin, demi ‘New Contact’ dan ‘New Contract’ Rencanakan Kemenangan, Kita Kian PD Menuju 4,275 Juta dari MEA Kerja sama Dari Media hingga Airlines Promosi ke Konsumen di India dan Singapura Pentingnya ’Aktivitas’ Selain Tourist Spots


E dito r i al

Bebas Visa

dengan Program Dahsyat Luar biasa!

Dunia pun niscaya meng­ anggukkan kepala, kagum. Sejumlah 169 ­ke­warganegaraan asing kini bebas visa berkunjung ke negeri yang bernama ­Indonesia. ­Anggota PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa—di­ dirikan tahun 1945) saat ini berjumlah 193 negara anggota. Jadi, praktisnya bisa di­katakan 169/193 sama dengan 87,5% dari ­warga dunia anggota PBB itu semua diperlakukan ‘adil’ ­mendapat bebas visa kunjungan ke I­ ndonesia. Dari sudut pariwisata, negeri ini di-­branding dengan Wonderful Indonesia. Saat ini pun telah berkibar ke pelosok dunia melalui kampanye pemasaran yang massif dalam setahun ter­akhir ini. Dari tahap-tahap strategi BAS (brandingadvertising-selling), akan ­terbentuklah dengan mantap citra tentang Indonesia sebagai destinasi. Tak akan ada lagi orang di Amerika atau di Afrika sana akan bertanya, —ketika mende­ ngar nama Indonesia disebut—, which part of Bali is your country? Tapi yang lebih menggetarkan lagi, —dari sudut pariwisata—, 169 negara bebas visa ini akan disusul oleh satu program ­‘digital ­marketing’ yang bahkan Menpar Arief Yahya sendiri menyebutnya: program dengan dampak yang dahsyat. Program itu adalah platform yang membuka market place baru di internet, bisa diakses dari mana saja di pelosok dunia, dan kapan saja. Para operator tur dan indutri pariwisata ­dapat ‘menawarkan’ hingga ‘menjual’ produk di market place itu. Bulan April akan sudah ­terbentuk, kemudian launching. I Gde Pitana mengutip konsep Menteri itu sebagai LBP, alias Look, Book, Pay. Tiap orang di dunia ini dapat melakukannya di internet. Di situ langsung terjadi transaksi jual beli produk

wisata Indonesia. Setelah itu wisatawan pun berangkat menuju destinasi Indonesia. Biaya marketing and selling bagi para pelaku bisnis pariwisata Indonesia akan amat sangat terdukung. Sesuai pula fenomena dunia bisnis pariwisata yang semakin digital, antara lain kian berperannya OTA, on line travel agent, on line booking, dan seterusnya. Bagi pelaku bisnis pariwisata di daerah manapun di Indonesia, arahkanlah ­pemasaran dan penjualan Anda ke pilihan-pilihan yang ­demikian banyak, kendati sebagai niche ­market, namun akan produktif. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

3


utama

Perkembangan ini

DRAMATIS P

Apa yang akan terjadi di negeri ini hingga tahun 2019?

Pada suatu siang hari di ­bulan Desember tahun lalu. ­Menteri Pariwsata Arief Yahya mene­ rima kunjungan Ketua Umum ­ASTINDO, Elly Hutabarat, yang di­ dampi­ngi Rudiana, Wakil Ketua Umum dan Wakil Sekjen ASTINDO, Pauline ­Suharno, di kantornya. Ternyata pertemuan itu menghabiskan waktu dua jam berdiskusi. ASTINDO itu sebenarnya asosiasi perusahaan yang khusus bergerak di bidang penjualan tiket, dan, outbound tourism, alias tur ke mancanegara. Jadi, kebalikan dari bisnis inbound tourism, yang membawa ­wisman dari mancanegara berkunjung ke dalam negeri Indonesia. Itu merupakan satu di antara rangkai­ an pertemuan-pertemuan dan diskusi yang tahun lalu dilancarkan oleh Menpar dengan mengundang untuk datang, para pelaku bisnis pariwisata dari pel­ bagai bidang. Ada juga pelaku bisnis merangkap ‘ahli dan berpengalaman’; dari perhotelan hingga penerbangan, agen perjalanan dan lain-lain. Dengan ASTINDO itu? Direktur Eksekutif-nya, Sjachrul Firdaus kemudian menulis di laman situs asosiasi sebagai laporan pada anggotanya, ­bagaimana audiensi dengan Menteri Pariwisata di kantornya sangat produktif. Pak Menteri ini mengalokasikan waktunya hingga dua jam. Sekalipun organi­sasi ini dikenal sebagai ­asosiasi yang membidangi penjualan tiket dan tur ­outbound, Menteri Pariwisata memandang­nya juga sangat peduli ­terhadap pariwisata Indonesia. Lalu di-

4

mintanya agar mau membantu mempromosikan pariwisata Indonesia di setiap program ­kerjanya. Kemudian (boleh jadi tak disangka sebelumnya oleh sang tamu Menteri) Menteri Pariwisata membawa pada diskusi mengenai Wisata Kapal P ­ esiar. ­ Selama ini kapal pesiar ­internasional tidak diperbolehkan melakukan embar­­kasi bagi WNI maupun WNA, di ­pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, ­kecuali penumpang kapal tersebut. Nah, peraturannya sudah diubah, dimana embarkasi dan disembarkasi sudah dapat dilakukan di lima pelabuh­an Indonesia, yaitu: Belawan—Medan, Tanjung Priok—Jakarta, Tanjung Perak—­ Surabaya, Benoa—Bali, dan Makasar. Menteri langsung menggagas pertemuan lanjutan secepatnya untuk membuat rencana aksi terhadap wisata kapal pesiar di wilayah Indonesia, dan potensi menciptakan bisnis kapal cruise di Indonesia, seperti yang pernah dimiliki dahulu oleh Awani Dream. Program semacam itu sekaligus menjadi potensi mempertemukan antara investor dan pelaku usaha pariwisata. Menpar diberitahu asosiasi itu akan menyelenggarakan kembali Astindo Fair 2016 pada 25–27 Maret 2016 di Jakarta Convention Center (JCC). Kementerian Pariwisata akan ikut mensponsori, kata Menteri, yakni dengan cara mengundang para buyer dari luar negeri untuk mengunjunginya. Diharapkan agar para buyer itu dapat berinteraksi dengan para pelaku industri pariwisata Indonesia, khususnya para

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

MoU dengan Baidu Tiongkok, salah satu kerja sama yang Baidu, perusahaan berbasis tekonologi informasi asal Managing Director Baidu Indonesia, Bao Jianlei, disaksikan Travel Agent yang membuka booth pada Fair tersebut. Dengan kata lain, itu tentu sekaligus mempromosikan dan ‘menjual’ produk inbound tours. Ketua ASTINDO, Elly, lalu menjelaskan mengenai kepanjangan nama ASTINDO. Dirasa tidak sesuai lagi dengan ruang lingkup dan tanggung jawab serta program kerjanya, apalagi dengan adanya ‘tugas baru’ dari Kemenpar ini. Menteri Arief Yahya langsung meresponnya, seiring dengan meningkatnya aktivitas Astindo dan usaha anggotanya, sesuai dengan nomenklatur yang tertera pada Undang-undang Pariwisata, menyarankan kepanjangan ASTINDO ­dalam bahasa Indonesia menjadi Asosiasi Usaha Jasa Perjalanan Wisata Indonesia, yang dalam bahasa Inggrisnya dapat menggunakan Association of Travel Agent Indonesia. Itu sebenarnya merupakan kabar ­tentang salah satu di antara langkah demi langkah, upaya demi upaya, sejak tahun lalu, yang dilakukan oleh pim­pinan ­Kementerian Pariwisata di


diproyeksikan akan membuka babak baru perkembangan dramatis dalam me­ningkatkan kunjungan wisman dari negeri raksasa pariwisata itu. Tiongkok. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana, dengan Menteri Pariwisata, Arief Yahya di Jakarta pada Kamis (25/2/2016). tengah proses pelaksanaan Grand Stra­ tegy ­Pemasaran Pariwisata. Apa grand ­strategy itu? Menpar memulai menggerakkan pe­ ngelolaan pariwisata Indonesia dalam skala nasional dengan memformulasi kerangka strategi yang langsung terbagi pada dua level, yakni level nasional dan level industri. Disitu terkandung grand strategy. Perhatikanlah seperti tergambar di samping ini. Grand strategy itu secara eksplisit ‘mengajak’ pelaku atau ­industri ke dalam lima dari tujuh dasar ­strategi: pada pengembangan ­Integrated e-Tourism Ecosystem, pada pola kegiat­ an yang ‘dipimpin’ oleh industri ­de­ngan ­dukungan dari pemerntah, pada ­kegiat­an bisnis di mana industri berkualitas ­tinggi, meng­ajak maju ke persaingan dengan pengelolaan yang fokus, cepat dan differensiasi, serta P3 alias kemitraan pemerintah dengan swasta (public private partnership). Ketika ditanyakan, Menpar membenarkan business approach diterapkan­

nya pada pengelolaan nasional kepa­ riwi­sataan Indonesia. Itu kemudian diterjemahkan melalui kebijakan-kebijakan pada strategi pemasaran dan strategi promosi, hingga mewujudkan program-program aksi. Maka nyaris se­tiap program dan kegiatan dituntut untuk selalu quantified, terukur secara ekonomi dan kesejahteraan. “Saya akan tanya, siapa sasaran yang hendak dituju, berapa jumlahnya, bera-

pa nilai yang dihasilkannya atau berapa wisatawan yang akan dihasilkan. Dan akhirnya, apa manfaat ekonomis bagi negara dan masyarakat?” Demikianlah selalu diterangkan oleh Menpar ketika datang usulan atau permintaan hendak melaksanakan sesuatu kegiatan, — yang tentu saja memerlukan pembiayaan. Jadi, perlu menerapkan cost accounting, atau pertimbangan dan perbandingan cost and benefit ratio.

Formulasi Strategi: Kerangka Strategi (Strategy Framework)

National Level

GREAT SPIRIT • Indonesia Bekerja–Wonderful Indonesia

GRAND STRATEGY • Directional Strategy : Sustainable Competitive Growth • Portfolio Strategy : Integrated e-Tourism Ecosystem • Parenting Strategy : Government Support–Industry Led Industry Level

BUSINESS STRATEGY • Comparative Strategy : Industry Champion • Competitive Strategy : Focus, Speed, and Differentiation • Cooperative Strategy : Public Private Partnership Sumber: Kemenpar

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

5


utama Dari kebijakan nasional pada level Presiden, Kementerian, hingga fakta, data, gejala dan strategi yang diterapkan oleh Kementerian Pariwisata, setidaknya tergambarlah kini peningkatan dramatis pariwisata Indonesia dengan skenario waktu lima tahun 2015-2019, seperti ini: Country branding pariwisata Wonderful Indonesia berkelas dunia, menjelajahi pasar mancanegara, membentuk citra dan persepsi tentang destinasi pariwisata di Indonesia, yang terdiri atas Bali, Yogya, Jakarta, dan lain-lain; tentang wisata budaya, alam, man-made, masyarakat, dan seterusnya.

Indeks Daya Saing (WEF) #40

Devisa Triliun

Rp 182

Jumlah tenaga kerja

12,4 juta

15.000.000 265

Devisa Triliun

Rp 172,8

Jumlah tenaga kerja

Indeks Daya Saing (WEF)

2017

11,7 juta

#50

Jumlah tenaga kerja

11,3 juta

10.000.000 255

12.000.000 260

2016

2015

Penerbangan luar negeri bertambah,

Investasi di sektor pariwisata meningkat. Badan Otorita Destinasi Danau Toba, Borobudur/ Joglosemar, dan lain-lain, operasional.

BVK 90 negara, tahun 2016 menjadi 169 negara.

6

CAIT sudah hapus, Cabotage di-deregulasi.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

Transportasi perkotaan, jalan di perbatasan, bandara, mulai selesai / dioperasikan.


Indeks Daya Saing (WEF)

#30

Devisa Triliun

Rp 275

Jumlah tenaga kerja Devisa Triliun

Rp 223

Jumlah tenaga kerja

12,7 juta

17.000.000 270

2018

13,0 juta

2019 20.000.000 275 Wisata bahari 4 juta wisman (tahun 2015 = 1 juta)

Booming wisatawan dari China (tahun 2015 = 1 juta)

Booming wisatawan wisata halal internasional Booming wisatawan (kembali) dari Eropa

Jumlah wisman yang scheduled flight dan charter flight.

Jumlah wisnus (juta perjalanan)

Di antara 10 Destinasi Pariwisata Prioritas mulai selling.

18 titik labuh /entry point di laut operasional.

Kuantitas dan kualitas SDM meningkat.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

7


utama Tahun 2015, percepatan ‘kebijakan’ Telah terjadi percepatan memberla­ kukan kebijakan nasional yang baru di tahun 2015, belum setahun periode kerja Kabinet Kerja. Menambah jumlah ­negara Bebas Visa Kunjungan (BVK), secara ­keseluruhan menjadi 90 negara. Dan ­tahun 2016 ditambah menjadi 169 negara. Kebijakan penghapusan CAIT ­(Clearance Approval for Indonesia Territory). Itu diperhitungkan akan me­ ningkatkan jumlah ­kunjungan perahu pesiar (yacht) ke Indonesia dari 750 yacht pada tahun 2014 menjadi 5.000 yacht pada tahun 2019 dengan perkiraan perolehan devisa sebesar USD 500 juta. Deregulasi asas cabotage untuk Cruise (Kapal Pesiar) asing yaitu penumpang

boleh naik turun di lima pelabuhan di ­Indonesia, yaitu: Belawan, Medan, Tanjung Priok, Jakarta, Tanjung Perak, Surabaya, Benoa, Bali, Soekarno Hatta, ­Makassar. Deregulasi asas cabotage untuk cruise itu diproyeksikan akan meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar (cruise) asing ke Indonesia, dari 400 kapal pesiar pada tahun 2014 menjadi 1.000 kapal pesiar pada tahun 2019 dengan peroleh­an devisa sebesar USD 300 juta. Asas Cabotage adalah prinsip yang memberikan hak beroperasi secara komersial di dalam satu negara hanya kepada perusahaan angkutan dari negara itu sendiri secara eksklusif. Itu berarti semua cruise boleh mengangkut dan menurunkan pe­ numpang di Indonesia. Kebijakan nasional juga mempercepat

pelaksanaan membangun infrastruktur fisik, jalan raya, bandara, sektor transportasi laut, di kota-kota besar hingga kawasan perbatasan di Kalimantan Barat dan Utara. Presiden Joko Widodo bahkan secara periodik ‘memeriksa’ langsung di lapangan perkembangan fisik setiap kegiatan pembangunan itu. Ini memang mengingatkan publik tentang satu aspek yang selama bertahuntahun kurang dilaksanakan di negeri ini. Yaitu ketika debat calon Presiden sebelum Pemilu, Joko Widodo menyatakan ‘pengawasan’ adalah yang lemah sekali dalam manajemen pemerintahan masamasa lalu. Maka kini diterapkannya pe­ ngawasan itu dengan melihat langsung realitas di lapangan: membangun jalan tol, rel kereta api, bandara, pelabuhan, dan seterusnya. n

Contoh Wisata Bahari dan Peran Daerah Pada wisata bahari, skenario pengembangannya amatlah menggairahkan. I Gde Pitana menunjukkan proyeksi ini :

Tahun 2014 750 yacht berkunjung Tahun 2014 400 kapal pesiar berkunjung

Tahun 2019

Hasil Devisa USD 500 juta

Tahun 2019 1.000 kapal pesiar akan berkunjung

Hasil Devisa USD 300 juta

5.000 yacht akan berkunjung

Maka pada acara khusus ketika Menpar meresmikan pembentukan Kerjasama Pariwisata Pemerintah Daerah Seluruh Indonesia, awal Maret 2015 di ­Jakarta, ­bertanyalah Deputi Pengembangan Pema­ saran ­Mancanegara, apa yang diharapkan dari peran, ­misalnya Apkasi (Asosiasi ­Pemerintah Kabupaten

1 2 3 4

8

­Seluruh Indonesia) ? I Gde Pitana seraya memaparkan realitas dan proyeksi apa yang akan terjadi di sektor pariwisata ­Indonesia ­empat tahun ke depan, mengharap dan ­menganjurkan pada kepara pemerintah daerah me­ ngenai empat hal, yaitu:

Pemerintah Kabupaten diharapkan menjadikan pariwisata sebagai fokus pembangunan di kabupaten untuk memacu pembangunan daerah, peningkatan pendapatan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penataan Obyek dan Daya Tarik Wisata Daerah Peningkatan aksesibilitas dan infrastruktur pendukung Melakukan promosi pariwisata di daerah di fokus pasar baik dalam dan luar negeri.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016


EVENT

ITB Berlin,

demi ‘New Contact’ dan ‘New Contract’

K

ita all out, begitulah intinya, menurut Menpar Arief Yahya ­me­ngenai 101 industri pariwisata ­Indonesia dibawa dan tampil ke ITB Berlin 9–13 Maret 2016 ini. Menggunakan konsep kapal phinisi, sekaligus menonjolkan komitmen Indo­ nesia untuk membangun wisata bahari dan sektor kelautan, itu diterangkan oleh Deputi Pema­saran Mancanegara, I Gde ­Pitana, mengenai paviliun Indonesia. Luasnya 515 meter persegi, menampilkan perahu t­ radisional phinisi. Kepada media I Gde Pitana menjelaskan, di bursa pariwisata ITB Berlin memang tidak bisa main-main. Hanya destinasi-destinasi yang sudah level global dan ‘siap-jual’ yang akan diboyong ke sana. Kami tidak mau mengambil risiko dengan membawa tujuan wisata yang belum kuat pada 3A,” paparnya. Itulah mengapa tidak semua daerah bisa langsung dipromosikan di sana. ­Kalau wisman datang dan ­destinasinya belum siap, hanya akan menjadi ­‘pukulan balik’ atau counter productive. Adapun 101 delegasi Indonesia, menurut Nia Niscaya, Asdep Pemasaran Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika, terdiri dari kalangan pelaku usaha pariwisata antara lain tour ­operator atau tour agent, hotel dan resor, serta dinas pariwisata provinsi. Mereka mempromosikan destinasi dan produk wisata­nya, melakukan pertemuan bisnis dengan para buyers yang datang dari seluruh dunia. ITB-Berlin memang ajang terbesar dunia pariwisata. Setiap negara tak ada yang absen, dan setiap pemain bisnis pariwisata internasional selalu ber­ mimpi dan bersemangat ingin hadir di sana. Tentu saja dengan semangat dan target bisa meraih lebih banyak kunjung­an

I Gde Pitana

Kami hanya mempromosikan destinasi yang sudah kuat 3A-nya, yakni ­Aksesibilitas, Atraksi dan Amenitas.

Nia Niscaya ­ isman ke negara masing-masing. Para w pemain alias pelaku bisnis bernafsu ­ingin mendapatkan ‘new contact’ hingga ‘new contract’ sebanyak mungkin di hari-hari hadir pada bursa pariwisata

ini. Di sana hadir 10 ribu eksibitor dari 180 negara. Tahun lalu ke ITB Berlin Indonesia membawa 88 perusahaan pariwisata, mencatat perolehan transaksi bisnis senilai Rp 4,8 triliun. Tahun lalu itu persisnya tercatat 10.096 perusahaan dan organisasi dari 186 negara ikut berpameran, pengunjung total sekitar 175.000, dan justru 115.000 merupakan trade visitor yakni para pelaku bisnis pariwisata. Untuk 2016, transaksinya ­diharapkan naik 20%. Kata Nia lagi, di ajang ini ­hadir lebih 185 negara, 850 qualified top buyers, 10.000 ekshibitor dan 23.000 ­convention visitors. Paviliun Indonesia (berisi 101 indus­ tri) dengan wajah muka melebar, ­karena diubah wajah depannya yang dulu ­biasanya di samping bersebelahan dengan Malaysia. Bahan yang dipakai ramah lingkungan. “Materi promo, cetakan poster, liflet, semuanya tidak dibuang ke tong sampah, tetapi masih dimanfaatkan untuk KBRI dan Visit Indonesia Tourism Officer di ­Jerman,” ujar Nia Niscaya. Tampilan Wonderful Indonesia kaya kreativitas sehingga menghidupkan ­paviliun di kawasan Asia—Australia—­ Oceania itu. Ada siluat wajah, ada cara ­mengajari kerajinan dari janur kuning kepada pe­ngunjung yang sabar menikmati ­anyaman khas kampung. Kemudian, di coffee corner, Indonesia punya dua barista. Satu khusus mengolah biji kopi yang diambil asli dari Gayo, Mandailing, Sidikalang, Temanggung, dan Toraja. Satu lagi peracik minuman yang dibawa khusus, mencampur jahe, kopi, dan ­aneka ­minuman tradisional dan ­minuman bermerek Eropa, sehingga menjadi kombinasi rasa yang sangat khas. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

9


utama

Rencanakan Kemenangan,

Kita Kian PD

Indonesia meraih 3 dari 6 Awards di Asean Tourism Forum (ATF) 2016.

D

i pentas dunia, ajang besar ITB-Berlin 2016 memang jadi puncak kemenangan pariwisata Indonesia di tengah kancah promosi pariwisata bergengsi di dunia. Tapi bukan bergengsi saja. Impaknya menggaung ke pasar-pasar wisatawan dan tentu saja juga pada masyarakat wisatawan. Mengikuti urut­an yang di­ sebut Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran, brand management harus dan akan diikuti customer management, dan, product management. Minggu pagi 13 Maret 2016, beredar berita di media. Wonderful Indonesia meraih ‘The best exhibitor’ kategori booth Asia Australia Oceania, di ITB

10

­ erlin. Kategori penilaiannya kompleks. B Paviliun Indonesia tampil dengan konsep kapal phinisi dengan moncong khas Bugis, Makassar. “Banyak kriteria yang dinilai dengan standar yang serius dan detil, karena itu kami cukup bangga atas penghargaan di pameran ini,” ujar Menpar Arief Yahya. Jadi, nyaris di setiap ajang travel mart internasional sejak menjelang akhir 2015 hingga kuartal pertama 2016 ini, ­Wonderful Indonesia menerima kemenangan dalam berbagai kategori. Di Los Angeles, Amerika Serikat, ­Wonderful ­Indonesia juara. Di Hongkong dan ­Victoria juga juara. “Puncaknya ITB Berlin. ­Dampaknya

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

terhadap marketing adalah, brand ­ onderful Indonesia semakin menanjak W tajam,” kata Menpar. Dengan melihat dari rentang waktu, sejak Oktober 2015, nama pariwisata Indonesia telah mengisi cukup dominan di udara kepariwisataan dunia melalui ajang-ajang konferensi dan pameran ­internasional di bidang pariwisata. Bersamaan itu melalui media­media terkemuka, mata dan persepsi masyarakat dunia dimasuki oleh kampanye branding dan PR-ing tentang citra Wonderful Indonesia. Di Abu Dhabi, pada kongres wisata ­halal internasional, 21 Oktober 2015, sekaligus tiga Awards diserahkan pada


Indonesia; the best halal ­destination (Lombok), the best halal honeymoon ­destination (Lombok) dan the best world’s muslim friendly hotel (grup Sofyan H ­ otel). Di ATF di Manila, pada 21 Januari 2016, Indonesia meraih separuh dari 6 penghargaan pariwisata yang diperlombakan ASEAN Tourism Association (ASEANTA). Tiga kategori yang berhasil diboyong itu ialah Kategori Best ASEAN Tourism Photo, The Best ASEAN Cultural Preservation Effort, dan kategori ketiga The Best ASEAN Travel Article. Awarding Ceremony dilaksanakan pada acara gala dinner puncak Forum Pariwisata ASEAN, — ASEAN Tourism Forum, ATF — di Manila. Menpar Arief Yahya duduk di atas panggung panjang bersama seluruh menteri pariwisata ASEAN. “Awarding di level regional dan global itu harus kita rebut. Istilahnya kalibrasi, yakni kita mengikuti kriteria yang berstandar internasional, yang sudah teruji dan terbukti di destinasi kelas dunia. Otomatis, objek wisata kita juga ­available bagi wisman yang sudah berpengalaman internasional juga,” kata dia. Award juga membuat kita semakin confidence, percaya diri, kata Arief Yahya, bahwa kualitas layanan dan atraksi yang dimiliki tidak kalah dari negara lain. Melihat potensi pariwisata Indonesia, memang tidak boleh merasa rendah diri apalagi merasa rendah. “Award juga mendongkrak ­kredibilitas kita di dunia internasional. Apalagi penghargaan itu diperoleh dengan caracara yang fair, betul-betul karena kualitas, dan dikeluarkan oleh lembaga yang kredibel,” lanjut Menpar. Penghargaan dari ASEANTA dan UN-WTO itu adalah bukti, katanya. Logo dengan simbol cenderawasih warna-warni, Wonderful Indonesia sudah mendunia, dengan ukuran peme­ ringkatan telah mengalahkan Truly Asia-nya Malaysia pada peringkat 94 dan Amazing Thailand di peringkat 83. “Kita sudah mengambil posisi 47 dunia di tahun 2015, dari sebelumnya status NA atau tak ada peringkat,” Menpar menjelaskan. Peningkatan kelas dunia ini pun tentu dilihat orang demikian dramatis, berkat kerja komunikasi pemasaran mancanegara yang intensif sejak awal semester pertama tahun 2015 lalu. Skenario untuk beberapa tahun ke de-

pan tinggal diterapkan untuk mencapai peringkat daya saing Wonderful Indonesia naik ke posisi peringkat 40 di tahun 2017 dan peringkat 30 di tahun 2019.

Dadang Rizky

Berdasarkan Perpres Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015–2019, pemerintah merencanakan untuk mengembangkan 25 KEK hingga 2019. Sebanyak 8 KEK telah ditetapkan (1 KEK di Pulau Jawa, 7 di luar Pulau Jawa) pada 2014.

Kemenangan itu harus ­direncanakan, begitu Menpar Arief Yahya sedari awal selalu menganjurkan kepada stake­holders pariwisata di tanah air. Artinya, dengan kebijakan dan strategi ­pema­saran yang diterapkan di pari­ wisata ­Indonesia, memenangi Award demi Award dari pentas dunia, itu tergolong ukuran dalam keberhasilan atau ‘kemenangan’ yang memang ditargetkan. Direncanakan. Dan dilaksanakan. Kembali pada awal laporan ini, ketika Menpar mengundang pimpinan pengu­­ rus Astindo. Ini sungguh himpunan para pelaku bisnis pada tataran mikro ekonomi. Kemudian, ke kongres ASITA tingkat DKI, Menpar datang, meresmikan dan memberi sambutan, dan tentu saja ada dialog atau diskusi. Ini simbol upaya penggalangan dalam konsep Pentahelix-nya bagi upaya pembaruan:

ABGCM, ­akademik, bisnis, government, ­community dan media. Mendekati, berdialog dan niscaya menyerap informasi faktual dari lapangan, dan mungkin ide-ide strategik maupun realistis demi memajukan pariwisata. Berikutnya adalah perhatian dan ­ajakan pada ‘kalangan daerah’. Maklum­ lah, 10 destinasi prioritas yang sedang ‘dipercepat’ pelaksanaan pengem­ bangannya jelas berlokasi di daerah; dan daerah-daerah lain di luar 10 destinasi prioritas tersebut tentu juga memerlukan perhatian yang proporsional. Bersamaan itu ada juga program percepatan pelaksanaan KEK, Kawasan Ekonomi Khusus sektor pariwisata. Ihwal KEK, kepada Asosiasi Peme­ rintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), Asosiasi Pemerintah Provinsi dan Asosiasi Pemerintah Kota, Menpar mengatakan, “Kalau rekan-rekan (pemda) akan membuat Kawasan Ekonomi Khusus pariwisata, Kemenpar akan membantu.” Agar bisa membangun ba­ nyak KEK dalam waktu yang lebih cepat, Kementerian Pariwisata, pemerintah daerah dan berbagai sektor di tanah air harus bisa bekerja sama, dengan kata lain bergerak sebagai suatu Indonesia incorporated. Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Kementrian Pariwisata (Kemenpar), Dadang Rizky menjelaskan berdasarkan Perpres Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015–2019, pemerintah merencanakan untuk mengembangkan 25 KEK hingga 2019. Sebanyak 8 KEK telah ditetapkan (1 KEK di Pulau Jawa, 7 di luar Pulau Jawa) pada 2014. Dengan demikian, pemerintah masih harus menetapkan 17 KEK baru hingga 2019. Kemenpar sendiri merancang Tanjung Kelayang sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas bersamasama destinasi wisata lain yakni Danau Toba, Borobudur, Labuhan Bajo, Wakatobi, Tanjung Lesung, Mandalika, dan ­lain-lain. Ada dibentuk dan telah beraktifitas Pokja Percepatan Top-10 Destinasi Pariwisata. Kemenpar juga sudah menggelar evaluasi 8 KEK dan usulan KEK Baru, 1 Maret 2016 lalu, di mana dua hal utama yang terkait Kemenpar. Pertama, eva­ luasi 3 KEK Zona Pariwisata di Tanjung Lesung Banten, Mandalika Lombok NTB, dan Morotai Maltara. Kedua, usulan percepatan KEK Baru Zona Pariwisata di Tanjung Kelayang Belitung. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

11


Branding Wonderful Indonesia pada badan bis-bis resmi yang membawa delegasi selama berlansungnya event besar pariwisata dunia di ITB-Berlin 2016.

Penetrasi Masyarakat D

B

isa lahir kesan, ke mana me­ langkah, tampak Wonderful Indonesia. Sejak semester dua tahun 2015 lalu branding ‘­Wonderful ­Indonesia’ (WI) seakan tiada henti, ­karena sambung-menyambung muncul di hadapan publik, melalui TV, internet dan penampilan langsung ke tengah kehidupan sehari-hari. Kalau terpampang di badan taksi di London, — terkenal dengan julukan pedicab — maka yang terpapar bukan saja warga Inggris. Di kota itu setiap hari ribuan wisman berseliweran di jalanjalan kota. Ketika di badan ‘beca gowes’ di Berlin ‘WI’ ikut berkeliling kota, yang diangkutnya dan yang menyaksikannya bukan hanya warga Jerman. Beca itu berkeliling di city tourist spots, maka ­wisman yang tengah mengunjungi ­Jerman pun terpapar. Ini promosi langsung ke konsumen dalam bahasa ­pemasaran. Asdep Pengembangan Komunikasi ­Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Noviendi Makalam melaporkan bagai­ mana serempaknya branding Wonderful Indonesia terekspos ke mata dan pikiran mayarakat di pasar-pasar wisman di ­negerinya. Laporannya untuk kuartal pertama 2016 menunjukkan pada Media ­Ruang,

12

antara lain memasang promosi di ­Filipina berupa 5 unit billboard, di ­Belanda 8 unit di Tram, 1 unit Oudegracht billboard, di Jerman pada 10 unit Shuttle Bus, 2 unit bench display, 16 unit poster, 2 unit mega banner, 2 unit gallery banners, 3 unit di Tram, 1 unit di Subway. Di Malaysia tampil di TV broadcast pada 18 unit di kereta KLIA express dan 18 unit di KLIA transit, 12 unit digital

Di Melbourne, Australia.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

poster, 1 unit giant cube, 1 unit gantry, 5 unit LED. Di bandara Soekarno-Hatta ­pemasang­an 14 unit neonbox dari Maret sampai dengan Desember dan 4 unit ­billboard. Media Online: publikasi untuk ­Gerhana Matahari Total di Google (5.841,12 impresi), Youtube (594.164 view), TripAdvisor (1.159.958 impresi


Di London.

Dunia oleh ’WI’ dengan Desktop Advertising, 522.405 impresi dengan Mobile Ads), Baidu (1.228.063 impresi dengan SEM, 4.615.380 impresi dengan display ads). Media Elektronik: pemasangan TVC di 30 channel internasional (FOX ­channel, CNBC, CNN international, BBC world, Channel U, TV5, AFC, MTV Asia, SBS, Al Jazeera, CCTV, TV5 Mone, AXN, dan lainlain). n

‘Beca’ di Jerman itu adalah beca gowes, bukan digerakkan mesin atau motor. Dan Branding Wonderful Indonesia pada badan becak di Berlin, Jerman.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

13


ASEAN dan Famtrip

Menuju

4,275 Juta dari MEA Ini antara lain target kunjungan wisman 2016 menurut kebangsaan

Singapura Malaysia Great China Tiongkok Taiwan Hongkong Australia Eropa Inggris Perancis Jerman Belanda Rusia Eropa Lainnya Jepang Korea Selatan Amerika Serikat India Timteng Philipina Thailand Lainnya

1,800,000 2,000,000 2,100,000 1,700,000 275,000 125,000 1,400,000 1,170,000 300,000 250,000 225,000 190,000 75,000 130,000 550,000 400,000 300,000 350,000 300,000 275,000 200,000 1,155,000

A

capai 2.170 orang. Dari ASEAN, tahun ini sia Tenggara atau ASEAN 1200 orang peserta Famtrip akan didatahun 2016 ini ditargetkan tangkan, menurut Asdep Pengembangan menghasilkan wisman ke Pasar Asia Tenggara, Rizki Handayani. Indo­nesia lumayan besar, dari Rizki menjelaskan lebih lanjut, di empat negara saja jumlahnya 4.275.000, ASEAN, kuartal pertama 2016 telah dilakyakni: dari Filipina 275.000, dari Thaisanakan berbagai kegiatan ­pemasaran land 200.000, dari Singapura 1.800.000 dan promosi, kegiatan festival, peraya­ dan dari Malaysia 2.000.000 wisatawan. an imlek di Batam dan Bintan, ­Festival Berarti dari keseluruhan target 12 juta ­Wonderful Indonesia di Aruk dan di tahun ini, dari ASEAN saja akan lebih ­Entikong, Kalimantan Barat, dari 36 persen. berupa konser musik. Ke­ Alokasi program melaksa­ giatan pameran di ­Singapura, nakan stra­tegi pemasaran Indonesia Tourism Table Top, dan promosi ke sinipun mengikuti pameran Travel mencakup praktis semua Revolution, dan Natas Travel aspek dan bentuk kegiatan. Fair 2016, serta MATTA Fair I Dimaklumi bahwa dinamika di Kuala Lumpur. persaingan di antara negaraNah, program Famtrip negara anggota ASEAN sen­ yang sudah dilaksanakan terdiri pun berlangsung cukup diri atas Famtrip GO Travel tajam, kendati sebagai satu Rizki Handayani ke Bogor–Bandung, peserta 9 kawasan MEA, pariwisata orang. Dari Perancis dengan Air France, ASEAN pun ada upaya bersama dalam ke ­Jakarta–Bandung, peserta 9 Travel menghadapi persaingan antarkawasan Agent. Terkait peliputan Gerhana Mata­ dalam menarik kunjungan wisman. hari Total, bekerja sama dengan Air Asia, Pergeseran minat dan tujuan wisa­ta­ membawa 12 orang peserta Famtrip ke wan antarnegara anggota ASEAN bisa Pontianak. terjadi cepat dan nyaris tak kenal musim. Adapun kegiatan sales mission ke Dari sudut pandang itu, ‘pengertian’ ten­ASEAN akan dilanjutkan akhir Maret ke tang destinasi pada publik di pasar perlu Vietnam, lalu Indonesia Tourism Table selalu diperdalam dan diperluas. Maka Top ke Sabah. dari kacamata itu terlihat, program Ke satu event promosi yang relatif Famtrip dari ASEAN diberikan porsi ­besar namun spesifik di Singapura, ­le­bih 50% dari keseluruhan jumlah peAsia Dive Expo (ADEX) 2016, 15–17 April serta Famtrip dalam strategi pemasaran 2016, akan dibawa peserta 20 unsur dan promosi Indonesia tahun 2016 ini. ­industri pariwisata Indonesia. Menteri Deputi Pengembangan Pemasaran ­Pariwisata RI diundang untuk menjadi Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana Guest of Honour pada acara Opening menjelaskan secara nasional jumlah pe­Ceremony-nya. n serta Famtrip tahun 2016 ini akan men-

Ramainya pengunjung pada even Asia Dive Expo (ADEX) 2015 tahun lalu di Singapura.

14

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016


Famtrip

Kerja sama Dari Media

hingga Airlines Program Prioritas Pemasaran Pariwisata Mancanegara tahun 2016

F

amtrip itu termasuk dalam Program Prioritas Pemasaran Pariwisata Mancanegara tahun 2016 ini pada kegiatan bidang penjualan (selling). Strategi nasional pemasaran dan promosi pariwisata manca­ negara memberikan porsi utama pada pasar wisatawan Tiongkok di antara negara pasar lainnya di wilayah Asia Pasifik. Termasuk dalam hal penyelenggaraan famtrip. Bagaimana mengatur meyelenggarakan famtrip? Salah satu contoh adalah famtrip dari kota Xianmen. Kota itu punya international airport. Dijalin kerja sama yang simbiose mutualisme, saling mendukung. Xianmen Airlines menerbangkan peserta famtrip dari sana langsung ke Bali, pergi-pulang. Tapi setelah berada di wilayah Indonesia, penerbangan lanjutan di domestik Indonesia akan ditanggung oleh Kemenpar. Bisa dari Bali ke Jakarta atau sebaliknya, ke Jogja, Solo, atau sampai ke Labuan Bajo. Bagaimana pula proses melaksanakan famtrip dari luar negeri ke Indonesia? Kemenpar berkirim surat ke KBRI, KJRI dan VITO. Kemenpar akan menerima ­rekomendasi siapa dan media mana yang akan diundang. Ada juga yang direkomendasikan oleh pelaku bisnis Indonesia yang sebelumnya pernah ikut serta pada even promosi pariwisata di luar negeri. Lain dari itu satu dua media se­ tempat tampak aktif terus mewawancarai, ­kemudian menyatakan minatnya ­ingin meliput destinasi ke Indonesia. Itu ­ber­arti kuatnya motivasi keingintahuan

tentang Indonesia dari dekat. Yang datang mengunjungi even ­promosi Indonesia umumnya ­memang media cetak dan media online. Tapi ada juga produser film yang ingin ­mencari-cari lokasi untuk shooting bagi produksi film, dan, wakil-wakil dari ­Stasiun TV.

Taufik Nurhidayat Xianmen Airlines itu malah datang mengusulkan kerja sama, menawarkan agar pada penerbangannya yang ke ­Indonesia, ucapan selamat datang dari Menteri Pariwisata Indonesia hendak dimuatnya di dalam majalah inflight dan ditayangkan melalui inflight video di ­dalam pesawatnya. Konsepnya, pas saat pesawatnya hendak terbang ber­tujuan ke Indonesia, inflight video show itu menampilkan Menteri Pariwisata memberikan salam, welcome to ­Indonesia. Terjemahannya langsung ke bahasa mandarin. Jadi, media peserta famtrip yang me­ ngunjungi destinasi, sekembalinya, bagi media cetak akan menulis untuk dibaca publik, media radio untuk didengar dan di TV untuk ditonton. Dari awareness yang dibangun pada

publik akan bangkit desire, keinginan berwisata. Maka para tour operator yang telah dibawa famtrip ke Indonesia, me­ reka yang akan membuat dan menjual paket wisatanya. “Selalu beberapa tour operator yang kita bawa dalam setiap famtrip,” kata Taufik Nurhidayat, Kabid Perjalanan Wisata Pengenalan Pasar Asia ­Pasifik, ­Kemenpar. Atau, beberapa media. Famtrip juga memprogram mendatangkan ke destinasi wisata para public figures setempat, dan mereka menjadi endorser yang akan mempengaruhi persepsi followers terhadap destinasi yang telah dikunjungi dan diceritakan kembali melalui masing-masing media, seperti fb, bb, wa, instagram, hingga Youtube, dan seterusnya. Keterangan dan pengalaman yang dikatakan Taufik mengungkapkan, di kalangan media di luar negeri pun telah tumbuh minat kuat ingin mengunjungi destinasi bermerek Wonderful Indonesia. Ingin menulis atau mempublikasikan atau menyiarkan pada audiens masingmasing, tentang apa dan bagaimana destinasi wisata dengan branding the ­Wonderful Indonesia itu. Program lainnya yang termasuk ­kegiatan selling ini adalah partisipasi pada bursa pariwisata internasional yaitu ITB Berlin, WTM London, Fitur ­Madrid, CITM China, ATM Dubai, JATA Travel Show, PATA Mart, ITB Asia, ­MATTA Malaysia, NATAS Fair Singapura. Di samping itu mengirimkan misi penjualan (sales mission) ke mancanegara, dan, menyelenggarakan festival-festival Indonesia. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

15


EVENT

Promosi ke Konsumen Daerah baiknya mem-follow up. Kaitan kegiatan dengan strategi pemasaran, promosi dan penjualan. Juga mendukung rencana pembukaan direct-flight.

P

romosi langsung ke sasaran ­konsumen di luar negeri juga dilakukan oleh Kemenpar. Tentu saja dipilih yang ‘besar’, yaitu jumlah crowd alias publik yang ­terlibat, lebh besar. Di antaranya satu event di ­India dan satu di Singapura. Jadi, langsung ke sasar­an konsumen alias masyarakat luas. Yang di India, peserta atau pelaku event saja mencapai jumlah 80 ribu orang dari 155 negara, berlangsung tiga hari 11–13 Maret 2016. Nama event-nya World Culture Festival (WCF) di kota New Delhi. Di Singapura, event bernama Chingay Parade dan Night Fiesta 2016, diikuti ­lebih dari 2.000 penampil dari komunitas lokal Singapura dan peserta dari Cina, Rusia, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia. Juga selama tiga hari 19–21 Februari 2016 di Singapura. Di Festival WCF tampil beragam bentuk kebudayaan dari seluruh dunia.

Di Singapura, saat-saat persiapan pun para penampil Indonesia telah menarik perhatian dan disambangi oleh masyarakat.

16

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

Luar biasa memang. Pada puncak ­pentas ­budayanya, 13 Maret, sebanyak 155 ­negara tampil masing-masing dengan durasi 2,7 menit. Nah, Indonesia malah tampil khusus dengan 108 orang menari di area panggung 400 m x 20 m. India sendiri ­sebagai tuan rumah menampilkan 1.000 performers, terdiri dari penari dan ­pemusik. Bayangkan besarnya festival ini! Indonesia juga menampilkan lagu Jali Jali orchestra, paduan alat musik gamelan, angklung, jadi paduan ­budaya Jakarta, Bali dan Sunda. Sementara busana yang dikenakan adalah kebaya batik dengan ornamen Bali untuk wanita sedangkan prianya baju betawi dengan ornamen Bali. Itulah mengapa WCF masuk dalam kategori festival yang megah. ­Menurut Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu, festival yang menyedot pengunjung luar biasa ini


di India dan Singapura layak dimanfaatkan untuk meng-expose budaya Indonesia secara bersamaan ­mem­promosikan branding ­Wonderful ­ndonesia agar dikenal luas oleh masya­ rakat di I­ ndia. Event yang juga bisa sebagai sasaran konsumen langsung, di Singapura itu, ­Indonesia mengirimkan 219 personil yang digabung dari Perguruan Darul Hikam Bandung sebagai penampil utama dan enam kelompok pendukung. Yaitu terdiri dari Batik Anto Djamil Banyumas, Universitas Negeri ­Yogyakarta, SMPN 2 Ngamprah, Nusantara Art Forum ­Jakarta, Banten Creative & Baduy ­Bamboo Community, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Chingay Parade dan Chingay Night ­Fiesta diklaim sebagai pertunjukan jalanan dan pawai terbesar di Asia. ­Sekarang ini telah menjadi sebuah ­tradisi unik orang Singapura ketika merayakan ­Tahun Baru Imlek. Chingay dirayakan pada minggu per-

tama setelah Tahun Baru Imlek. Parade Chingay pertama kali diselenggarakan pada 4 Februari 1973 dan menjadi even multikultural seperti saat ini sejak tahun 1976. Chingay Parade 2016 berlangsung ­selama dua hari pada 19–20 Februari di satu Gedung Pit Sirkuit F1 Singapura pukul 20.00–22.00. Chingay Night Fiesta 2016 digelar pada Minggu, 21 Februari, di Bishan-Ang Mo Kio Park. Parade dan Fiesta tahun ini bertema Lights of Legacy, Brighter Singapore yang menandakan langkah awal menuju peringatan 100 tahun kelahiran negara Singapura. Memang idealnya, setiap daerah yang telah berkesempatan mengirimkan ­peserta dan menampilkan ‘wajah’ daerah, di masing-masing destinasinya ada agen atau operator tur yang ­mem-follow up. Misalnya, menciptakan paket tur yang terbaik tapi layak jual, lalu memasarkan ke konsumen, dalam hal ini

misalnya ke pasar Singapura. Pemasaran sekarang bisa dilakukan melalui promosi via internet dan fokus ke pasar Singapura. Tentu saja konten promosinya dikaitkan dengan ­penampilan di festival tadi. Daerah yang mengirimkan ­penampil seni budaya ke Chingay Parade dan ­Chingay Night Fiesta itu jelas dari ­Banyumas, Yogyakarta, Jakarta, ­Banten dan Bandung. Tentu saja yang diharapkan nanti masih merupakan niche ­market, — alias pasarnya tidak langsung besar, jumlah wisman yang akan datang jumlahnya sedikit demi sedikit yaitu FITs atau free individual traveler. Bukan tak mungkin pula diperoleh grup grup kecil sekali sekali. Tapi dari ­situlah pengembangan bisnis ­inbound akan bertumbuh. Atau, bagi yang ­sudah menjalankan sebelumnya, ini ­merupakan perluasan atau ­penambahan jumlah ­wisman ke daerah yang ber­sangkutan.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

17


Menuju Direct Flight dari India tahun ini Seperti keikutsertakan ke festival ­ ersasaran konsumen di India kali b ini, dikaitkan dengan strategi nasional ­pemasaran pariwisata mancanegara. ­India merupakan salah satu dari 16 pasar ­utama, dua tahun terakhir tumbuh double digit ­se­perti halnya pasar China. ­Tahun lalu wisman dari India ke Indonesia seba­nyak 271.252 atau mengalami pertumbuhan sebesar 15%. Tahun 2016 ini ditargetkan sebanyak 350 ribu ­wisman. Sekitar 20 event direncanakan digelar atau diikuti di India tahun ini, menurut Vinsensius Jemadu, itu dikaitkan untuk mendukung terealisasinya rencana ­penerbangan langsung oleh Garuda ­Indonesia dari Mumbai ke Bali mulai Agustus mendatang. Bentuk kegiatan promosi di India antara lain berupa sales mission, pameran, festival dan famtrip, kata Vinsensius. Keseluruhannya nanti berjumlah sekitar 100 peserta famtrip gabungan media dan operator tur dari 4 kota utama di ­India yakni dari Mumbai, Chennai, ­Delhi dan Bangalore. “Kita akan undang untuk meliput destinasi yang ada di Indonesia, agar pasar ini akan memberi kontribusi yang besar terhadap pencapaian 12 juta tahun ini,”

18

Beginilah tampak WCF tahun lalu. tambah Vinsensius. Menurutnya lagi, kelak begitu dibuka direct flight Jakarta–Mumbai, maka optimis kunjungan wisman akan meningkat tajam, karena animo telah dibangkitkan dari hasil kegiatan pemasaran dan ­promosi tersebut. Festival WCF 2016 juga menyelenggarakan Global Leadership Forum selama 2 hari, membahas etika dalam bisnis untuk bersama-sama membawa para pemimpin dari latar belakang yang berbeda agar memperkuat komitmen ­mereka membangun kehidupan yang

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

harmoni. Indonesia tampil diwakili Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural ­Kemenpar, Hari Untoro Drajat, sebagai salah satu pembicara. Disamping itu Indonesia membuka booth yang mempromosikan obyek wi­ sata unggulan di Indonesia, termasuk 10 pengembangan destinasi prioritas; Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Se­ ribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang yang menarik bagi para investor agar ber­ investasi di sana. n


Ringkas

Wisata Halal di Filipina Departemen

Pariwisata Filipi­ na (Philippine Department of Tourism/ PDOT) sedang giat mengadakan berbagai seminar dan pelatihan pariwisata halal. PDOT tengah bekerja sama dengan banyak lembaga akreditasi untuk melaksanakan rencana membangun kesadaran pada pariwisata halal dan mendorong industri akomodasinya (hotel, resor dan restoran) memenuhi standar halal. “This year untill next year, we are ­moving to that direction. We encourage more private sectors especially in hotels and resorts like in Manila, Boracay, Palawan and Cebu to become moslem-friendly, and at the same time, compliance to halal standard. Hopefully within the next

two years, we will see more establishement hotels and properties with facilities to take care our muslim guests,” ujar ­Maria Corazon Jorda-Apo, Direktur Grup Pengembangan Pasar Departemen Pariwisata Filipina pada reporter penulis ini. Dia tambahkan juga bahwa saat ini di Manila sudah ada akomodasi ber­ sertifikasi halal seperti Shangri La Hotel di Makati City, Manila Hotel yang mempunyai dapur halal, dan Heritage Hotel di dekat kawasan Pasay. Ini juga mempunyai dapur halal. ­Beberapa akomodasi resor kota ­bintang tiga di kawasan Makati City juga sudah bersertifikasi halal. n

Dua mahasiswa Indonesia ­telah

menciptakan program aplikasi berbasis Android untuk membantu ­dalam menemukan produk dan jasa halal di Taiwan. Itu dikutip oleh ­kantor berita islam internasional (IINA) dari majalah Tempo. Aplikasi tersebut diluncurkan pada Februari lalu di Taiwan. Penciptanya, 2 orang mahasiswa asal ­Indonesia, Aris Kusumo Diantoro dan Faisal Fahmi, yang sedang menjalani pendidikan program master di Universitas Nasional Chiao Tung (NCTU) Taiwan. “Pengetahuan mengenai isu-isu halal masih rendah. Muslim yang mengunjungi Taiwan akan waspada terhadap makanan Taiwan dan lingkungan, “kata Aris kepada Antara di Jakarta.

Suasana check-in di Shangri La Hotel, Makati City, di Filipina.

wisatawan Muslim Di Australia

Australia

menyiarkan cukup luas ke media internasional sejak men­jelang akhir tahun lalu tentang disediakannya ­pedoman berwisata bagi wisatawan Muslim, terutama wi­ satawan dari Asia Tenggara, ke Australia. Muslim Travel Guide to Australia berfokus pada kebutuhan para wisatawan Muslim dalam mene­mukan tempat-­tempat terbaik untuk dikun­ju­ngi, ber­ belanja, menikmati penga­laman kuliner, dan beribadah. Berisi 68 ha­laman dan tersedia dalam Bahasa Inggris, buku pedoman ini di­susun oleh ­Tou­rism ­Australia dan

­HalalTrip. Pedoman tersebut didistribusikan ke berbagai agen perjalanan dan rekanan terkait, juga dapat diunduh di www.australia.com dan www.halaltrip.com. n

Dia berharap aplikasi bernama ­ aiwan Halal bisa menjawab perma­ T salahan yang dihadapi oleh muslim pekerja, mahasiswa atau wisatawan yang membutuhkan produk dan jasa halal di Taiwan. “Melalui aplikasi, Muslim di Taiwan akan mendapatkan banyak ­informasi tentang restoran halal atau pengunjung, hotel yang me­ nyediakan layanan halal, masjid dan komunitas Muslim di Taiwan. Kami berharap bahwa program yang dapat diakses melalui (kedua) ponsel dan PC bisa membimbing mereka,” katanya. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

19


Famtrip

I

ni famtrip ke Bali. Jadi, baik sekali diperhatikan oleh daerah ‘­beyond Bali’. Betapa penting dan ­‘berpengaruh’ kegiatan Famtrip dalam memajukan pariwisata. Penyusunan famtrip itinerary mesti jeli, diperhitungkan dengan matang dan sesuai dengan kebutuhan peserta. Jika peserta famtrip dari agen perjalanan atau operator tur, mereka akan menyaksikan sendiri the real tourist spots dan akomodasi sehingga mereka bisa memilah dan memilih untuk membuat itinerary yang akan menarik dan cocok dengan selera konsumennya. Jika pesertanya wartawan atau pe­ nulis, mereka cenderung bertanya ada spot apa saja dan kegiatan yang bisa dilakukan di sana yang dianggap bisa jadi rekomendasi bagi pembacanya. Dan bagi seorang endorser, public figures, newsmaker, akan menceritakan penga­ laman dan aktivitasnya selama berada di destinasi. Reporter ini mengikuti rombongan famtrip dari Inggris. Ke Bali. Nyata sekali bahwa bagi suatu famtrip, apa ­‘aktivitas’ selama berada di destinasi, ­merupakan bagian utama dalam menyaksikan obyek daya tarik wisata. Dengan kata lain, obyek daya tarik yang sudah terkenal pun seperti di Bali, bagi para peserta famtrip lebih penting lagi rangkaian ­aktivitas yang dapat dinikmati. Begitulah perjalanan famtrip efektif dimulai pada hari kedua, Senin (7/3). Diikuti tujuh orang peserta. Mereka me-

Pentingnya ’Aktivitas’

Selain Tourist Spots wakili empat perusahaan agen perjalanan dan operator tur serta satu orang mewakili maskapai penerbangan. Pertama, site inspection di dua hotel, masing-masing di Nusa Dua dan Sanur. Mereka mengagumi keramah­tamahan pelayanan dan nuansa Bali yang kental di setiap kamar. Sajian makanan dan minuman a la barat sebagian besar menggunakan bahan-bahan lokal yang segar dan mereka memujinya. Kemudian berkunjung ke Monkey Fo­ rest di Ubud, menyaksikan pertunjuk­ an tari kecak di kawasan Pura Uluwatu menjelang matahari terbenam, dan ber­ akhir dengan makan malam di pantai Jimbaran yang menyajikan hidangan laut. Esoknya dimulai lebih pagi. Beberapa kali rombongan terhenti berpapasan dengan pawai upacara sehari sebelum Nyepi. Ketika mobil agak terhenti lama, beberapa peserta meminta turun, ingin melihat pawai dari dekat. Perjalanan hari itu menuju Taman Nasional Bali

Lobi di resor The Menjangan.

20

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

Barat, ditempuh sekitar empat jam dari kawasan Nusa Dua di selatan pulau. Di tengah perjalanan menuju ke sana, peserta diajak mampir mengunjungi Pura Tanah Lot dan melihat persawahan di Pupuan. Tiba di resor The Menjangan, ini buffer Taman Nasional Bali Barat, sekitar pukul dua siang. Suasana tenang, sesekali terdengar kicauan burung, udara sejuk dari kerimbunan pepohonan hutan dataran rendah dan hutan mangrove. General Manager The Menjangan, Rico Haus, sangat bersahabat, menyambut hangat di lobi resor. Sambil menyeruput welcome drink berupa mocktail dan mengelap wajah dan leher dengan handuk dingin, lelah perjalanan selama 4 jam pun sirna. Eeh, dua ekor menjangan betina muncul. Mereka asyik memamahbiak di selasela pohon mangrove di dekat dek tempat rombongan famtrip bersantap siang. Setiap mata pun menikmati peman­ dangan sejenak itu.

Tari kecak di Pura Uluwatu. Siapa yang tak akan terpesona di sini?


Melihat cara menyanggrai kopi bali dan mencoba memasak kue laklak, sejenis kue serabi khas Bali, lalu menikmatinya bersama-sama merupakan sebagian saja yang dapat dilakukan di Bagus Agra Pelaga. Salah seorang peserta famtrip mencoba memasak laklak di atas tungku tradisional.

Pawai ogoh-ogoh merayakan Hari Raya Nyepi di Desa Pejarakan, Kabupa­ ten Buleleng berlangsung meriah. Desa ini berada di pintu masuk ke Taman ­Nasional, dengan ikonnya paling terkenal, Pulau Menjangan. Orang dewasa dan anak-anak meng­ ikuti pawai. Dengan penonton lokal, wisatawan asing dari Eropa dan Asia tampak ikut larut dalam kemeriahan pawai. Termasuk seluruh peserta famtrip. Esok harinya, Rabu 9 Maret, Pulau ­Dewata diliputi suasana sepi absolut. Hari Nyepi. Di dalam kawasan resor, di The Menjangan dan Plataran, kegiatan tamu dan operasional resor memang tengah dibatasi. Perahu-perahu nelayan biasanya membawa tamu menikmati snorkeling dan menyelam di Pulau Menjangan, hari itu tidak beroperasi, maka tamu-tamu menikmati curahan sinar matahari selama siang hari di atas jetty ataupun di pantai sempit dekat jetty, beristirahat di kamar, atau menikmati

sensasi pijatan dan spa bali di tepi pantai mangrove. Ada di sini Bali Tower, sebuah bangun­ an bertingkat serba kayu. Lantai paling bawahnya difungsikan lobi, lantai dua restoran, ruang terbuka di lantai tiga kerap kali berfungsi ruang pertemuan. Lantai paling atas, tempat untuk melihat burung (bird watching) dan memandangi taman nasional. Dari sinilah tamu-tamu resor mengamati gerhana matahari. Tamu-tamu nyaris semuanya dari mancanegara, kagum, dan merasa ­‘happy’ bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian di Bali (sekitar 70 p ­ ersen). Hari kelima, kembali menuju kawasan Nusa Dua, mampir di Danau Beratan di Bedugul. Terkenal dengan Pura Ulun Danu yang menjorok ke tengah danau. Dua orang peserta segera berfoto sambil memegang selembar uang 50 ribu rupiah setelah diberitahu obyek ini diabadikan pada lembaran uang berwarna biru itu. Bersantap siang, menikmati kopi bali

dan site inspection lagi di Bagus Agro ­ elaga. Semua merasa terkesan mulai P dari rasa sayur-mayur organik yang di­ sajikan untuk makan siang, rasa kopi bali dan kue laklak, akomodasi vila ­dengan suasana tenang di daerah perbukitan yang sejuk, sampai sambutan dengan penuh semangat kekeluargaan yang diberikan oleh para staf. Tibalah malam terakhir. Mereka di­­­ajak tinggal di akomodasi dengan ­suasana berbeda, namanya The Bale. ­Desainnya minimalis modern, akomodasi ini menawarkan suasana yang terasa lebih muda, penuh energi, hangat ­dengan sentuhan elemen furnitur dari kayu. ­Kuliner fussion yang disajikan rasa­nya dapat memenuhi selera siapa saja, tamu Eropa, Asia, maupun lokal. Tapi, siapa sajakah mereka ini? Mereka tidak hanya dari kota London, tetapi juga dari kota-kota di sekitarnya dan dari Skotlandia. Perusahaan agen perjalanan dan operator tur yang me­ reka wakili masing-masing relatif besar. Travel2 (30 years, is one of the UK’s ­largest long haul tour operators and is recognised as a market leader for tailor-made holidays to Australia, New ­Zealand, South Pacific, Asia, Africa, Middle East, America, Canada and Latin America) salah satu merek dari Stella Travel Services yang kini dimiliki oleh Dnata (­Emirates Group); STA Travel (35 years, almost 2,000 people working in over 200 stores around the globe, helping over 2 million travellers a year) mempunyai banyak ritel di seluruh dunia; Rickshaw Travel (take you to Asia, South East Asia, Central America, South America, Africa, Type travel: adventure in mountains & seas, honeymoon, family travel, foodie, self driven). Dengan pendekatan ala travel ­blogging, menawarkan paket-paket ­petualangan semi-tailored dengan pendekatan ­seperti travel blogging; dan Ontro Ltd, (A private, vip travel & concierge group specialist), perusahaan perjalanan yang khusus menangani perjalanan privat, VIP dan grup. Dari tujuh orang peserta, hanya satu orang yang pernah ke Bali. Maka, sambil santai menikmati, mereka tampak serius alias menjalaninya sebagai pekerjaan atau business trip. Perjalanan itu bagi perusahaannya tentu perlu ‘output’. Mereka datang ke Bali dengan pe­ nerbangan Royal Brunei, maskapai butik internasional. Ini pula salah satu contoh bagaimana Kemenpar menjalin kerja sama untuk melaksanakan Famtrip. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

21


Indi Jumlah Kunjungan Wisman Bulanan— JANuari 2016 Bulan JANUARI FEBRUARI MARET APRIL M E I J U N I J U L I AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER GRAND TOTAL

2016 814,303

2015

+/–

Selisih

TARGET 2016

Selisih

785,523 843,928 841,071 801,193 852,388 871,636 879,815 911,704 919,408 877,621 836,133 986,339 10,406,759

3.66%

28,780

800,000 800,000 800,000 900,000 900,000 900,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,100,000 1,300,000 1,500,000 12,000,000

14,303

Sumber : BPS (sementara)

Jumlah Kunjungan Wisman Berdasarkan Fokus Pasar — Januari 2016 vs 2015 NO.

FOKUS PASAR

JANUARI 2016 2015

1 SINGAPURA 95,673 2 MALAYSIA 76,951 3 GREAT CHINA 125,917 TIONGKOK 106,893 TAIWAN 14,257 HONG KONG 4,767 4 AUSTRALIA 93,250 5 EROPA 94,199 INGGRIS 19,091 PERANCIS 10,594 JERMAN 10,305 BELANDA 11,786 RUSIA 8,515 EROPA LAINNYA 33,908 6 JEPANG 31,120 7 KORSEL 32,731 8 AMERIKA 18,708 9 INDIA 24,167 10 TIM-TENG 18,620 ARAB SAUDI 14,483 MESIR 943 UNI EMIRAT ARAB 419 BAHRAIN 209 KUWAIT 631 YAMAN 648 QATAR 171 OMAN 1,116 11 FILIPINA 9,059 12 THAILAND 5,044 PASAR LAINNYA 35,370 PINTU LAINNYA 42,513 CREW (WNA) 21,979 INDONESIA 15,269 PLB 35,741 KITAS 37,992 GRAND TOTAL 814,303

(+/-)

105,158 -9.02% 83,334 -7.66% 99,986 25.93% 80,842 32.22% 13,913 2.47% 5,231 -8.87% 90,935 2.55% 53,110 77.37% 16,036 19.05% 10,466 1.22% 9,129 12.88% 10,621 10.97% 6,858 24.16% n.a. 37,092 -16.10% 37,089 -11.75% 16,702 12.01% 17,499 38.11% 13,814 34.79% 12,556 15.35% 680 38.68% 474 -11.60% 104 100.96%

SELISIH -9,485 -6,383 25,931 26,051 344 -464 2,315 41,089 3,055 128 1,176 1,165 1,657 -5,972 -4,358 2,006 6,668 4,806 1,927 263 -55 105

n.a. 8,834 5,979 61,577 52,759 24,451 16,379 34,859 26,416 785,973

2.55% 225 -15.64% -935 -42.56% -26,207 -19.42% -10,246 -10.11% -2,472 -6.78% -1,110 2.53% 882 3.60% 28,330 Sumber : BPS (sementara)

22

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

Jumlah Kunjungan Wisman 1,100,000 1,000,000 900,000 800,000 700,000 600,000 500,000

2016 2015 2014 2013 2012 2011

JAN

FEB

MAR

JAN

FEB

MAR

814303 785,523 753,079 614,328 652,692 548,821

843,928 702,666 678,415 592,502 568,057

841,071 765,607 725,316 658,602 598,068


kator Jumlah Kunjungan Wisman Menurut Pintu Masuk Januari 2016 NO.

Pintu Masuk

2015

1 Ngurah Rai 2 Soekarno - Hatta 3 Batam 4 Tanjung Uban 5 Kualanamu 6 Husein Sastranegara 7 Juanda 8 Tanjung Pinang 9 Adi Sucipto 10 Tanjung Balai Karimun 11 BIL 12 Tanjung Priok 13 Minangkabau 14 Entikong 15 Sultan Syarif K II 16 Hasanuddin 17 Sam Ratulangi 18 Adi Sumarmo 19 Sepinggan Pintu Lainnya PLB KITAS Total Wisman

2014

343,663 153,503 108,888 21,484 10,080 10,964 11,674 5,971 6,415 6,735 5,162 5,066 3,378 1,050 1,523 755 625 465 656 42,513 35,741 37,992 814,303

Perubahan Selisih

288,755 165,746 114,478 20,753 17,286 10,373 15,366 5,774 4,614 6,636 2,793 8,340 2,744 1,265 2,606 906 2,248 544 712 52,759 34,859 26,416 785,973

19.02% -7.39% -4.88% 3.52% -41.69% 5.70% -24.03% 3.41% 39.03% 1.49% 84.82% -39.26% 23.10% -17.00% -41.56% -16.67% -72.20% -14.52% -7.87% -19.42% 2.53% 43.82% 3.60%

54,908 -12,243 -5,590 731 -7,206 591 -3,692 197 1,801 99 2,369 -3,274 634 -215 -1,083 -151 -1,623 -79 -56 -10,246 882 11,576 28,330

Sumber : BPS (sementara)

Bulanan — 2011-2015

2013 2012 2011 2014 2015 2016 APR APR 801,193 726,332 646,117 626,100 608,093

MEI

JUN

JUL

AGT

SEP

OKT

NOV

MEI

JUN

JUL

AGT

SEP

OKT

NOV

852,388 752,363 700,708 650,883 600,191

871,636 851,475 789,594 695,531 674,402

879,815 777,210 717,784 701,200 745,451

911,704 826,821 771,009 634,194 621,084

919,408 791,296 770,878 683,584 650,071

877,621 808,767 719,903 688,341 656,006

836,133 764,461 807,422 693,867 654,948

DES DES

TOTAL

814,303 986,339 10,406,759 915,334 9,435,411 860,655 8,802,129 766,966 8,044,462 724,539 7,649,731 Sumber : BPS (sementara)

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

23


‘Coklat Indonesia’ Suvenir bagi Wisman

Ya, ‘Cokelat Indonesia’, bisa menjadi salah satu buah tangan untuk dibawa pulang oleh wisman. Selain rasanya enak, bentuk dan penampilannya kini menarik. Di Belgia, Perancis dan Jepang misalnya, cokelat sudah seperti karya seni. Di seluruh bandara internasional, termasuk di Indonesia, cokelat mudah ditemukan. Kafe POD di terminal keberangkatan di Bandara Internasional Ngurah Rai tampil elegan. Kemasan berbagai varian produk cokelat aneka rasa dan camilan dari biji kakao bali tampak tidak kalah dari buatan luar negeri. Kemasan cokelat tablet dan batangan yang ber­ ukuran lebih kecil menampilkan motif

24

khas kain bali, kotak-kotak. Label ‘Halal’ tak lupa dicantumkan. Di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, tidak banyak toko menjual Cokelat Sulawesi ­Makalate. ­Kemasan cokelat batangan besar ber­ ukuran 100 gram menampilkan motif ukiran Toraja. Cokelat Sulawesi Makalate dipajang bertumpuk-tumpuk bersama dengan buah tangan khas dari Sulawesi Selatan lainnya. Jauh sebelum itu, di Garut telah ada yang membuat inovasi memadukan dodol yang melegenda dalam balutan cokelat. Produknya disebut Chocodot. Kemasan cokelat tablet menampilkan

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 75 maret 2016

gambar obyek-obyek wisata di Jawa ­Barat, cokelat batang dan yang berukur­ an lebih kecil diberi nama yang akan membuat terseyum simpul. Pernah ketika berkunjung ke Jogja, seorang chocolatier asal Belgia kecewa berat karena tidak menemukan cokelat enak di negeri penghasil kakao nomor 3 di dunia ini. Bersama dengan dua anak muda Jogja, akhirnya dia merintis usaha cokelat di Kotagede dengan nama ­Monggo pada awal tahun 2000-an. Gambar tokoh-tokoh pewayangan menghiasi kemasannya. Gengsi rempah-rempah Nusantara diangkat kembali dalam bentuk pengisi cokelat praline Monggo. Nah, potensi jadi suvenir bagi wisman. n


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.