Newsletter Pariwisata Indonesia - Edisi 84 - Desember 2016

Page 1

Vol. 7

2017

n

No. 84

n

Desember 2016

Indonesia Incorporated dan Lompatan Pemasaran Mancanegara

Selamat Hari Raya Natal 25-12-2016 dan Selamat Tahun Baru 2017

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

1


Pariwisata lintas batas atau

Cross Border Wonderful Indonesia Music and Dance Festival 2016 di Lapangan Sota, Kabupaten Merauke pada Sabtu malam, 3 Desember 2016.

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

cross border tourism, bagi Indonesia perlu dikembangkan dan dipelihara secara konsisten. Potensinya bagi negeri ini cukup menjanjikan dengan perbatasan yang membentang dengan beberapa Negara: Papua Nugini, Timor Leste, Brunei Darussalam, Serawak (Malaysia di Kalimantan) dan Singapura dan Malaysia dengan Kepulauan Riau termasuk BatamBintan. Di perbatasan Indonesia antara provinsi Papua dan Papua Nugini, Cross Border Wonderful Indonesia Festival dilaksanakan secara berseri mulai dari bulan Juni sampai Desember 2016. Festival diselenggarakan di dua daerah, di Skouw, Jayapura dan di Merauke. Program festival paling ditunggu adalah penampilan artis-artis lokal dan Ibu Kota yang membawakan lagu bergenre reggae dan mereka semua menari bersamasama. Lain lubuk lain ikannya, lain perbatasan lain pula musik yang digemari masyarakatnya. Di Papua, yang musik reggae.

Tarian daerah oleh mama-mama Papua dalam festival perbatasan di Skouw, Jayapura, 10 November 2016.

Warga lokal, warga Papua Nugini dan aparat penjaga perbatasan berjoget bersama.

Isi Nomor ini

9 13 16 18 19 22

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

Kesimpulan untuk Pelaksanaan 2017 Mendatangkan 4 Juta Wisman Di Eropah Tengah pun Rakor Promosi Pariwisata Indonesia Kesimpulan untuk urusan Aksesibilitas Udara Indonesia Incorporated Diprioritaskan dengan Indonesia Incorporated


utama

Indonesia Incorporated

dan

Lompatan Pemasaran Mancanegara

Momen Menpar Arief Yahya menguraikan keynotes-nya pada pembukaan Rakornas Kepariwisataan ke-4 di Jakarta (6/12/2016).

M

elangkah cepat seakan hendak berlari kecil, Menteri Pariwisata Arief Yahya berjalan dari kursinya menuju tangga panggung dan menaikinya lalu ke podium. Tapi segera beranjak ke tengah dan Menpar pun mulai diiringi slide-presentation menjelaskan dengan penekanan-penekanan yang mendalam: apa yang harus secepatnya dilaksanakan tahun 2017. Menpar sedang memberikan paparan pertama pada Rakornas ke-IV Kepariwisataan di Jakarta yang berlangsung 6–7 Desember 2016. Kali ini Rakornas bertema Indonesia Incorporated, Meraih Target 15 Juta Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan 265 Juta Perjalanan Wisatawan Nusantara Tahun 2017. Indonesia Incorporated pada Rakor ini tampak berwujud dari dua tampilan: Delapan kementerian dan satu badan ekonomi kreatif masing-masing memberikan paparan rencana kerja tahun 2017; peresmian mulainya rapat pun di-

lakukan oleh empat Menteri yang sudah hadir di jam pembukaan. Kemudian, ­materi paparan dari setiap kementerian dan badan-badan lain menguraikan perkembangan yang telah dicapai, dan, rencana kerja tahun 2017, yang, memperlihatkan keterkaitan dengan dukung­ an terhadap bidang kepariwisataan. Menpar Arief Yahya meminta semua jajaran dalam Kemenpar, agar mempraktekkan Indonesia Incorporated, dalam lingkup internal dan eksternal, agar terbangun harmoni dan sinergi dengan kalangan-kalangan di luar Kemenpar. Menpar menekankan agar semua berorientasi tunggal ke peningkatan jumlah kunjungan wisman. Yaitu mulai 2017 dengan target 15 juta, menuju akhir­ nya di tahun 2019 berjumlah 20 juta ­wisman. Sehubungan itulah ditetapkan 3 Top Program di antara 10 program utama, dengan menetapkan juga 10 destinasi prioritas untuk dilaksanakan di tahun 2017. Tapi perhatian dan kegiatan tetap

terbuka untuk daerah di luar 10 detinasi prioritas tersebut. Sudah bisa dibayangkan, ---berimajinasi, manakala nanti telah tercapai 20 juta wisman di tahun 2019, pada saat itu tentulah telah terbangun semangat dan sistem Indonesia Incorporated di bidang pariwisata Indonesia.… Untuk Indonesia, pariwisata merupakan sektor penghasil untuk PDB, devisa dan ketenagakerjaan yang paling mudah dan murah untuk mencapainya. In term of nominal, pertumbuhan pariwisata di atas tingkat pertumbuhan sektor industri, kata Menpar. Kita bisa jadi yang terbaik dan terdepan di regional dan global. Pada ketenagakerjaan, di sektor ­industri rata-rata untuk menyiapkan satu kesempatan kerja perlu USD 100 ribu, sedangkan di sektor pariwisata hanya USD 5000. “Bukan kata saya. Itu kata World Bank dan WTTC (World Travel Tourism Council) yang mengeluarkan report,” Arief Yahya menegaskan.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

3


Terkait itu juga diingatkannya bahwa di pariwisata, kalau ingin jadi global player, maka haruslah selalu menggunakan standar global. Sekali kita lulus kita akan jadi juara. Industri pariwista juga sama. Bangsa ini akan maju kalau kita bersatu. Negara ini akan maju kalau semua kementerian dan lembaga negara bersatu dan fokus pada core business yang ditetapkan. Maju serentak. Menpar mengharapkan Bappenas akan menjadi integrater. Ibaratnya di perusahaan, berfungsi busdev yaitu business development. Dialah yang bertanggung jawab menetapkan apa portofolio suatu bangsa. Busdev juga mengatur pengalokasian sumber-sumber daya, tapi bukan seibarat direktur keuangan. Indonesia dapat dengan mudah menjadi tujuan wisata domestik atau tourism hub. Kalau tourism maju maka trade dan investasi-nya juga akan maju. Singapura tidak akan bisa mengalahkan kita sebagai tourism hub. Berarti alokasi sumber daya pariwisata harus diprioritaskan. Bayangkan saja Bali. Core businessnya pariwisata, pendapatan per kapita tertinggi dengan index kemiskinannya terendah, dan, berturut-turut index kebahagiaannya top 3 di Indonesia. Pariwisata harus dikelola secara terintegrasi. Ini pun dianjurkan oleh ­UNWTO. Menurut Peter Drucker, ---pakar manejemen yang futurologis--- yang terdepan harusnya orang-orang marketing. Dengan posisi demikian, maka semua unit lain harus mendukung. Natural cultural resources Indonesia termasuk dalam top 20 di dunia. Kalau dirujuk dengan marketiing mix (4P), pada medan kompetisi dunia, price kita nomor 3 terbaik di dunia. Berarti kelemah­an kita ada di promosi dan pelayanan (produk). Yang paling mudah dikerjakan terlebih dulu adalah promosi. Kita harus tahu kelebihan dan kekurangan. Maka perlu

4

management dengan standar ­global dan harus terukur. Menteri menjelaskan 10 Program ­Prio­­ritas untuk tahun 2017 sebagai ­berikut:

Penekanan selanjutnya tertuju pada uraian Tiga Utama—Top Three, yakni Digitalisasi Pariwisata, Membangun Homestay, dan Penambahan Kapasitas Penerbangan Langsung dari luar negeri.

Digital Tourism

Dunia sudah berubah, customer kita sudah berubah. Kita harus berubah. Contohnya, sudah 70% warga cina menggunakan digital. Tinggal 49% Tour ­Operator bekerja secara manual, dan menuju ke digital. Di War Room M-17 (berlokasi di lantai 17 gedung Kementerian Pariwisata), customer profile, karakter wisatawan kini kita bisa tahu dengan cepat karena sudah digital. Pada pemasaran, menggunakan media digital efektifnya 4 kali lipat diban­ dingkan media konvensional. Digital media bisa konvergen, yaitu bisa sekaligus melakukan Look (search), Booking, dan Payment, disingkat LBP.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

10 Program Prioritas Kemenpar 2017

Branding Wonderful Indonesia pun hingga saat ini berhasil naik lantaran digital. Sekarang kita buat pasar digital di­ sebut ITX, —Indonesia Tourism Exchange —semua unsur industri pariwisata mesti­ nya masuk di situ. Namun ­mereka yang masih menggunakan sistem ­manual tidak perlu ditutup. ITX itu, “Operasioal mulai tahun depan 2017,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. Deputi bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana menjelaskan melalui presentasinya kemudian, ­target 15 juta wisman tahun depan bukan target yang mudah, tetapi optimis bisa dicapai. Strategi untuk ­mencapainya, prioritas utama adalah peningkatan ­aksesibilitas udara dan Go Digital. Diperlukan kerja sama berbagai pihak. Maka, dimohon­ kannya masukan dan informasi berbagai kegiatan yang hendak dilaksanakan tahun 2017, untuk bisa kita sinergikan,


tambahnya. Lebih rinci lagi ditegaskan oleh Sam Nugroho, Staf Khusus Menpar bidang IT, bahwa dari siapa saja yang hendak mengikutserta di ITX, hendaknya segera mengirimkan materi paling lambat 30 Desember 2016 ini. Menurut Sam, akan dibangun ITDW Indonesia tourism data warehouse. Siapa yang mau joint, silahkan. Hotel, misalnya, di situ bisa diketahui publik tentang hotelnya, jumlah kamar dan lain-lain. Itu memang data statis. Data dinamisnya akan tampil di ITX. Misalnya bulan ini hotel itu hanya menjual 100 kamar, itu mungkin karena inventory-nya dijual juga di tempat lain. Salah satu yang utama diisikan pada ITX adalah Calender of Event (CoE) dari daerah destinasi. Jika daerah memasukkan CoE-nya, akan diundang siapa yang mau berpartisipasi, apakah hotel, restoran, TA/TO, transportasi, dan lainlain. Jika ada yang mau menawarkan diskon, silahkan. Program ITX harus jalan sejak kuartal I 2017. Hotel besar niscaya sudah menggunakan booking.com, expedia, dan ­banyak yang lain. Digitalnya sudah pasti ada. ITX membuka kesempatan bagi yang kecil-kecil. Termasuk desa wisata, homestay, bisa didigitalkan untuk masuk ke ITX. Kendati mungkin belum ikut pada salah satu booking.com, expedia, agoda, dan sebagainya. Justru mereka mesin-mesin booking itu nanti akan membeli dari ITX. Daerah-daerah, kalau membuatkan CoE, untuk sekarang tidak harus perlu sepenuhnya sempurna. “Nanti kita sempurnakan dengan teknik foto dan komen-komen yang bagus,” kata Sam ­Nugroho. Tahun berikutnya kalau sudah tahu manfaatnya bahwa ini akan mendatangkan turis, pasti akan lebih banyak lagi mengadakan event. Kalau mau coba, bisa langsung daftar online di... www.itx.co.id. Untuk semuanya itu tak dikenakan

­ iaya mulai dari pendaftaran, untuk b sistem booking, sistem payment, websitenya. Hanya saja, akan otomatis dikenakan fee 2,5% dari nilai setiap transaksi yang terjadi. Jadi, ketika Anda mencantumkan harga, jangan lupa menambahkan terlebih dulu nilai 2,5% atas harga net jual, untuk meng-cover fee tersebut setiap kali ada pembelian dan pembayaran! (Bandingkan, agoda.com misalnya, mengenakan booking commission sekitar 20%.) Sebenarnya, menurt Sam, cara tercepat, langsung daftar saja ke ITX sekarang. Itu merupakan website terbuka. Di situ diberikan webguide. Perlu berkomunikasi? Ada fitur chat untuk berkomunikasi dengan admin ITX. Sudah dialami, orang-orang muda setelah diberikan ­alamat, langsung mereka mendaftar dan… sukses joint. Seperti disebutkan tadi, untuk digital, tahap pertama ya harus punya website dulu. Ada juga yang sudah punya web dengan sistem booking tapi ‘dititipkan’ di tetangga alias di aplikasi website orang lain. Tentu agak mahal.

Disarankan agar membuat web yang bagus. Setelah itu, belum bisa disebut digital kalau belum bisa dilakukan di web-nya pelaksanaan payment. Maka ­Kemenpar membantu. Penjelasan di atas diberikan oleh Sam Nugroho, Staf Khusus Menpar bidang IT, pada salah satu sidang komisi saat Rakornas ke-4 Kepariwisataan itu. Sesi itu di­ pimpin Esthy Reko Astuty, ­Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusan­tara. “Siapa yang cepat tanggap ya itu yang diprioritaskan,” kata Esthy Reko Astuti. Yang diutamakan dipromosikan memang 10 destinasi prioritas, namun tetap terbuka bagi daerah-derah destinasi lain, yang memang sudah punya pasar dan komitmen.

Penerbangan

Penerbangan direct ke indonesia dari luar negeri jumlahnya rendah. Destinasi negara lain dalam konteks pesaing bagi Indonesia, penggunaan direct flight oleh wisman dari Cina ke Malaysia porsinya 78%, ke Thailand 81% ke Singapura 86%. Ke Indonesia 40%.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

5


Saat ini untuk kepentingan target 15 juta wisman, telah dihitung---, akan ­dibutuhkan 4 juta tambahan kursi lantaran kapasitas kursi saat ini hanya ­cukup untuk memenuhi angkutan wisman tahun 2016. Untuk tahun 2019 kita butuh tambahan kursi penerbangan ­lebih b ­ anyak lagi. Bandara, ini kebutuhan 1–2 tahun tapi harus dikerjakan sekarang. Bandara ­perlu operasional 24 jam. Ini bisa dikelola tanpa perlu membangun fisik. Caranya melalui regulasi. Penerapan teknologi. Ini akan meningkatkan kapasitas hingga 50%. Adapun untuk perluasan bandara dan pembangunan bandara baru, investasi yang disediakan pemerintah hanya 30% yaitu untuk infrastruktur dan utilitas dasar. Andai diperlukan Rp 100 triliun, yang diberikan oleh pemerintah hanya

6

Rp 30 triliun. Kemenpar dengan beberapa kementerian dan berbagai pihak, menjalin kerjasama dengan inisiasi MoU. Dalam rangka itu dilakukan MoU ntara lain sebagai berikut: Kemenpar & Kemenpora; Kemenpar dan Kemendes PDTT; Kemenpar dan ­AirAsia Indonesia untuk pengembangan pemasaran pariwisata indonesia; Kerja sama geothermal Kementerian ESDM; Mou antara pengelola bandara AP II dan ASITA Jakarta. Menpar Arief Yahya menguraikan juga analisis dan pemikiran-pemikiran serta rencana apa yang akan dilakukan untuk bisa menambah kapasitas angkut­ an udara yang akan mengangkut ­wisman dari luar negei ke destinasi-destinasi pariwisata di Indonesia. Gambarannya seperti ini:

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, menguraikan lebih lanjut tentang rencana kegiatan pemasaran mancanegara tahun 2017 pada Rakornas ke-4 Kepariwisataan itu. Total jumlah kunjungan wisman ke Indonesia tahun depan 2017 disasar 15 juta, yang berarti naik 25% dari jumlah wisman tahun 2016 ini yang diharapkan berjumlah 12 juta. Itu merupakan lompatan yang besar dalam pariwisata ­negeri ini. Rencana Kemenpar antara lain ­dengan melaksanakan kegiatan promosi di tahun 2017 pada 100 pameran pariwisata di mancanegara, mengirimkan 64 kali sales mission, mengikuti 34 festival di mancanegara, dan mendatangkan ke destinasi-destinasi di Indonesia sejumlah 1.776 orang dari pasar-pasar luar


I Gde Pitana

negeri mengikuti kegiatan Famtrip. Dimaklumi bahwa program on-line pemasaran ke mancanegara tahun 2017 akan memuncak berupa pelaksanaan program digitalisasi, dan itu puncaknya pada pengoperasian ITX — Indonesia Tourism Exchange — pasar pariwisata Indonesia secara digital. Ini termasuk satu di antara Three Top program kegiatan Kemenpar tahun 2017, yaitu (1) Digitalisasi pariwisata, (2) pembangunan pengembangan home stay, dan (3) penambahan penerbangan langsung dari luar negeri ke destinasidetinasi wisata di Indonesia.

Lebih dirinci lagi, tahun 2017 ini Indo­nesia akan mengikuti sebanyak 33 pameran pariwisata di pasar wisman di negara-negara ASEAN, 39 pameran di negara-negara Asia Pasifik dan 28 di negara-negara Eropa, TimTeng, Amerika dan Afrika (ETTAA). Selama tahun 2017 itu pula akan dilaksanakan pengiriman 23 sales mission ke ASEAN, 29 ke Asia Pasifik dan 12 misi ke ETTAA. Sejumlah 15 festival di ASEAN akan diikuti oleh Indonesia, 5 festival di Asia Pasifik dan 14 di pasar ETTAA. Adapun kegiatan familiarization trip (Famtrip) Kemenpar akan mendatang-

kan ke destinasi-destinasi Indonesia sebanyak 531 orang dari ASEAN, 870 orang dari Asia Pasifik dan 375 orang dari pasar ETTAA. Kemenpar antara lain juga ­menjalin dan berupaya meningkatkan kerja­ sama yang bisa dilakukan dengan para ­wholesaler di industri pariwisata internasio­nal. Wholesaler di beberapa negara pasar besar untuk outbound dan inbound masih berperan cukup besar dalam me­nerima dan mengarahkan perjalanan wisman, di tengah peran OTA (Online Travel Agent) juga sedang ber­ gerak maju.

Target jumlah kunjungan wisman tahun 2017 menurut pasar atau oiginasi wisman digambarkannya sebagai berikut:

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

7


Target per bulan di tahun 2017 jumlah wisman :

Dipaparkan oleh I Gde Pitana, kerja­ sama atau menggandeng wholesaler, oleh Indonesia dilakukan untuk pasar China, dengan agen wholesaler yang namanya: CTS, CITS, CYTS, TMS, Gajah Bali, Pro Bali, Wanda, Comfort. Untuk pasar Eropa dengan wholesaler ini: Thomas Cook, TUI, Fox Vacantie, Asia Voyage. Di pasar Australia: Flight Center, Qantas Holiday, GOH. Di pasar Korea Selatan: Hana Tour, Silent Tour, Mode Tour. Di

Jepang dengan wholesaler: JTB, HIS, dan Bali Rasa Sayang. Satu yang tampak merupakan taktik pemasaran dan penjualan yang baru hendak diterapkan, adalah pengembang­ an paket murah (Sharing Economy) untuk pasar wisman. Ini dimasukkan sebagai upaya dengan promosi dan program Hardselling. Promosi hardselling ini juga termasuk kegiatan pameran (100 kegiat­ an) dan sales mission (64 kegiatan) yang

Kemenpar akan berpartisipasi pada 12 event pasar wisata mancanegara yaitu di :

8

Top 10 Program yang akan dilaksanakan di bidang pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara tahun 2017, terdiri atas sebagai berikut :

disebutkan di atas tadi. Deputi BP3M, I Gde Pitana menyatakan target 15 juta bukan target yang mudah, tetapi optimis bisa dicapai. Yaitu dengan melaksanakan program prioritas utama: peningkatan aksesibilitas udara, Go Digital, dan diperlukan kerjasama berbagai pihak. “Mohon masukan dan informasi berbagai kegiatan 2017, untuk bisa kita ­sinergikan,” katanya. n

Top 10 pasar wisman atau originasi yang disasar tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016


P

Kesimpulan untuk Pelaksanaan 2017

ada penghujung Rakornas di sore hari 7/12/016, dibacakanlah kesimpulan-kesimpulan yang dicapai atas tiga program utama Top Three yang hendak dilaksaakan ­tahun 2017. Tiga komisi yang mendalami setiap program telah menyimpulkan akhir masing-masing sebagai berikut:

Digital Tourism:

1

Pentingnya Go Digital dalam rangka pencapaian target kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara karena dalam era ini perilaku industri dan konsumen sudah berubah dimana hampir 70% melakukan aktifitas search, look, book, pay secara digital (online). Pentingnya implementasi Digital Market Place yaitu dengan adanya Indonesia Tourism Exchange (ITX) dengan cara membangun ekosistem digital tourism dimana supplier, seller/ distributor, end customer/buyer diperte­ mukan secara digital. Komitmen, peran serta dan dukungan ABCGM (pentahelix) dalam implementasi Digital Tourism sangat penting sehingga ekosistem e-tourism ini dapat berjalan secara harmonis. Khususnya untuk Dinas Pariwisata Go Digital dengan cara:

2

3

a. Calendar of Event (CoE) diterima oleh Kemenpar paling lambat tanggal 30 Desember 2016—koordinasi dengan DP3N melalui email renkeu.dp3n@ gmail.com a. Daftar Tim Medsos Destinasi disam­ pai­kan paling lambat tanggal 30 Desember 2016—koordinasi dengan Bapak Don Kardono melalui email donkardono@yahoo.com b. Melakukan Koordinasi Digitalisasi ­Industri sesuai jadwal yang ­ditentukan untuk masing-masing provinsi hingga Q1 tahun 2017 dalam rangka ­Sosialisasi dan Registrasi ITX dan Asistensi Bisnis Online—koordinasi dengan Tim ITX (dibawah koordinasi staf khusus menteri bidang IT, melalui email ­samnugroho1@gmail.com) Komisi I—digital tourism dikoor­ dinatori oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Staf Khusus Menteri Bidang Teknologi Informasi Dan Staf Khusus Menteri Bidang Media Dan Komunikasi.

4

Impelementasi Homestay Pendanaan:

Skema Pendanaan Pembangunan Homestay dilakukan dengan: (1) ­Program Kementerian PU-PERA melalui mekanis­

me Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), Fasilitas Likuiditas Pembia­ yaan Perumahan (FLPP), dan rumah khusus (G2G); (2) Bekerjasama dengan Perbankan (Bank) dan BUMN lainnya (B2B); (3) Melalui kelompok masyarakat, pelaku usaha (koperasi), BUMD, dan lain-lain.

Standarisasi :

1 2

Dibuat Panduan/Pedoman Pengembangan Homestay terkait standarisasi fisik dan operasional (pelayanan dan pengelolaan) dalam kurun waktu 30 hari; Komitmen Pemerintah Daerah: (a) Melakukan identifikasi desa wisata dan potensi wisata dengan mempertimbangkan kebutuhan supply and demand; (b) Mempersiapkan regulasi untuk kemudahan dan pembinaan usaha homestay. Pengembangan homestay harus dilakukan bersama-sama oleh ­Pemerintah Pusat (K/L), Pemerintah Daerah, Akademisi, dan Industri. Go Digital: Pemasaran Homestay secara online dilakukan melalui penyediaan sistem aplikasi (ITX, airBnB, dan ­airyrooms).

3

Khususnya kesimpulan untuk ­program bidang aksesibilitas udara, dimuat di halaman 18 edisi ini. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

9


Famtrip

Pola Multidestinasi di Jawa Tengah dan Yogyakarta Untuk Pasar Malaysia, Perancis n Memanfaatkan hub Semarang dan Yogyakarta bagi pasar Malaysia Ini

memanfaatkan hub Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang sebagai pintu masuk dan kembali ke negara­ nya melalui Bandara Internasional Adi Sucipto di Yogyakarta. Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara memfasilitasi Famtrip Mitra MATTA (dari Malaysia) tahap III. Famtrip itu berlangsung pada 23–27 November 2016, selama 5 hari, diikuti oleh 27 agen perjalanan anggota MATTA, 2 orang jurnalis dari 2 media, dan 2 orang blogger. Country Manager VITO Malaysia, Shafie Obet, mendam­ pingi mereka. Kali ini Mitra MATTA dibawa me­ ngunjungi sejumlah daya tarik wisata di Semarang, Ambarawa-Magelang, dan Yogyakarta. Waktu baru menunjukkan pukul 8.30 pagi ketika peserta famtrip mendarat di Bandara Ahmad Yani di Semarang, Rabu (23/11). Dari sana peserta langsung di­ ajak mengunjungi Kuil Sam Poo Kong dan bangunan bersejarah Lawang Sewu di Jalan Pemuda. Setelah makan siang, perjalanan kembali dilanjutkan dengan melihat-lihat Kota Lama Semarang lalu menuju Jalan Pandanaran untuk berbelanja. Tak lupa mencicipi lumpia semarang. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah menyambut peserta famtrip pada saat jamuan makan malam di Restoran Kampung Laut. ­Program itu juga dihadiri oleh biro perjalanan anggota ASITA Jawa Tengah dan anggota PHRI. Program pertama di hari kedua me­ ngunjungi Taman Djamoe Indonesia (TDI) di Ungaran, Kabupaten Semarang. Di sana peserta diajak melihat koleksi tanaman obat/kesehatan dan kecantikan, sejarah jamu di Indonesia, bagaimana membuatnya sampai mencicipinya. Dari Ungaran, perjalanan diteruskan ke Ambarawa. Ada dua kegiatan utama di Museum Kereta Ambarawa. Pertama, melihat pameran artefak terkait per­

10

keretaapian dan sejarahnya di Indonesia. Kedua, naik kereta uap kuno melalui rute klasik Ambarawa-Bedono. Sayang sekali, di tengah perjalanan kereta uap itu mengalami kendala teknis. Peserta famtrip menginap di Magelang pada malam kedua. Hari ketiga dimulai dengan mengunjungi Candi Borobudur di pagi hari. Di sana seorang pemandu lokal sudah siap mengajak peserta berkeliling sambil menyampaikan kisah sejarah dan filosofi candi Budha terbesar itu. Dari sana menuju Omah Kecebong. Di tengah per-

jalanan, ada pusat oleh-oleh salak yang bisa disinggahi. Di Omah Kecebong, usai makan siang peserta famtrip berkesempatan naik dokar yang ditarik lembu (sapi) berkeliling desa. Kemudian, ada yang mencoba membatik dan ada pula yang mencoba membuat wayang dari alang-alang. Hotel Tentrem, selain menjadi akomodasi penginapan di malam ketiga, pada malam hari itu dibuat program ­networking. Peserta famtrip bertemu dengan beberapa agen perjalanan lokal. Berkunjung ke Candi Prambanan

Di Candi Prambanan.

Keliling desa naik dokar yang ditarik lembu di Omah Kecebong.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016


merupakan aktivitas pertama di hari keempat. Dari sana menuju industri kreatif Tas Gendhis. Selain melihat pembuatannya, peserta juga berkesempatan belanja. Free program diberikan sejak usai makan siang untuk memberi kesempat­ an kepada peserta mengeskplorasi Jalan Malioboro. Pada tanggal 27 November, hari kelima, famtrip berakhir. Peserta kembali ke Malaysia melalui Bandara Adi Sucipto. Sebagian besar di antara mereka belum pernah ke Jawa Tengah, ada juga beberapa yang belum pernah ke Yogyakarta. Kesempatan ini digunakan oleh agen-agen perjalanan, terutama, yang menangani etnis Tionghoa Malaysia untuk mengenal destinasi Jawa ­Tengah dan Yogyakarta. Dan bagi peserta famtrip yang sudah pernah ke Yogyakarta, pola perjalanan yang dilakukan dalam famtrip kali ini memberikan ide-ide baru untuk menjual paket wisata multi­ destinasi Jawa Tengah-Yogyakarta di ­Malaysia. n

Networking antara agen perjalanan lokal di Jawa Tengah dengan peserta famtrip.

Naik kereta uap antik dari Ambarawa menuju Bedono.

Pola perjalanan Jogja-Solo-Bali bagi pasar Perancis Sebelum

kegiatan di atas, Asdep Pengembangan Pasar ETAA bekerja sama dengan VITO di Perancis dan grup Accor Hotels menyelenggarakan famtrip pada 17–22 November 2016. Famtrip diikuti oleh 14 orang agen perjalanan dan ope­ rator tur, seorang perwakilan dari kantor pusat Accor Hotels Perancis, Country Manager VITO Perancis Eka Moncarre dan seorang perwakilan dari Singapore Airlines di Perancis. Famtrip ini pun melaksanakan program perjalanan multidestinasi ke Yogyakarta, Solo dan Bali. Program famtrip bagi industri dari Perancis kali ini menitikberatkan pada pe­ninjauan fasilitas akomodasi di Yogya­ karta, Solo dan Bali. Maka dibuat ba­nyak program kunjungan ke hotel-hotel bintang 4 dan bintang 5. Di setiap hotel peserta famtrip melihat langsung tidak ha­ nya kamar dan fasilitas standar lainnya, tetapi juga hingga fasilitas MICE dan spa. Peserta Famtrip Agen Perjalanan/Ope­ rator Tur Perancis pada bulan November 2016 langsung datang dari Perancis

Peserta famtrip bagi agen perjalanan dan operator tur Perancis. ke Yogyakarta melalui Singapura. Mere­ ka memanfaatkan rute Paris–Singapura oleh Singapore Airlines kemudian transfer dari Singapura ke Yogyakarta dengan Silk Air dari grup Singapore Airlines.

Tiba di Bandara Internasional Adi Sucipto sekitar pukul 10.00 pada Jumat (18/11). Program pertama adalah makan siang di Restoran Bale Raos di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta. Dari sana

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

11


menuju Desa Wisata Candirejo dan “Desa Bahasa” di Desa Ngargogondo. Di “Desa Bahasa” peserta famtrip belajar bahasa Indonesia, yang sering disingkat oleh orang asing dengan “bahasa”. Jarak desa-desa wisata itu ke ­Candi Borobudur tidak jauh. Maka peserta di­ajak untuk melihat matahari ­terbenam dari Candi Borobudur. ­Setelah makan malam, peserta dimanjakan dengan spa tradisional Jawa di ­Taman Sari Royal Spa, Sheraton Hotel Yogyakarta. Keesokan harinya, mengunjungi Candi Prambanan pada pagi hari. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Solo yang berjarak sekitar 1–2 jam dari Yogya­karta. Setiba di Solo peserta bersantap siang di Soga Resto, Danar Hadi. Tidak hanya mencicipi masakan Solo di sana, peserta juga bisa melihat-lihat koleksi batik ­Danar Hadi dan berbelanja suvenir. Dari situ peserta famtrip naik becak menuju Kampung Batik Laweyan. Di kampung ini peserta belajar membatik. Setelah itu, berkunjung ke Desa Wirun untuk melihat bagaimana alat musik gamelan dibuat di bengkel (workshop) Laras Jowo Aji. Hari Minggu (20/11), meneruskan perjalanan ke Pulau Bali dengan menggunakan penerbangan AirAsia rute Solo–Denpasar pada siang hari. Tiba di sana hari menjelang sore. Dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai langsung menuju Novotel Bali Benoa. Setelah mengikuti tur di dalam hotel, peserta menikmati cocktail di tepi pantai sambil menikmati pergantian hari. Setengah hari pada hari kedua di Pulau Dewata diisi dengan program visit ke lima fasilitas akomodasi di kawasan Nusa Dua, Sanur dan Kuta. Pada sore harinya, di Mgallery Royal Beach Seminyak peserta famtrip menikmati evening cocktail, ­setelah sebelumnya tur di dalam hotel. Malam itu peserta diajak menonton Devdan Show yang menampilkan pertunjukan Treasure of the Archipelago. Devdan Show berlangsung di Devdan Theatre yang berada di dalam kawasan wisata terpadu Nusa Dua. Hari Selasa (22/11) program famtrip berakhir. Peserta kembali lagi ke negeri­nya langsung dari Bali menuju Paris ­dengan transit di S ­ ingapura. n

12

Mempertemukan Demand Peserta Famtrip dan Destinasi Siapakah

peserta famtrip bagi agen perjalanan dan operator tur manca­ negara? Pada umumnya, perusahaan mengirimkan perwakilan minimal level tour manager untuk mengikuti famtrip. Contohnya, adakala peserta famtrip dari Malaysia dan Singapura ialah pemilik perusahaan perjalanannya langsung, paling banyak pimpinan/eksekutif di perusahaan, atau staf senior yang dipercaya oleh perusahaannya. Jadi sangat disayangkan jika di desti­ nasi yang dikunjungi peserta famtrip, agen perjalanan/operator tur maupun media, dari luar negeri itu tidak mendapatkan informasi akurat dan tidak bisa mendapatkan obyek-obyek wisata yang sesuai dengan tipikal selera dan minat orang-orang di negerinya. “Mereka harus mendapatkan informasi yang benar dan mendapatkan obyek yang benar untuk dilihat. Maka perusahaan perjalanan lokal pun jarang sekali mengirimkan level staf biasa,” ujar Ketua DPD ASITA Yogyakarta Udhi Sudiyanto. Udhi melihat, program famtrip bagi agen perjalanan/operator tur dan media ke destinasi-destinasi, Yogyakarta misalnya, yang difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata sudah merupakan kombinasi yang bagus. Dia pun yakin pelaksanaan program famtrip berkelanjutan bisa meningkatkan jumlah kunjungan. Terutama bagi operator tur yang belum pernah ke Jogja, famtrip menjadi sarana mengenal destinasi, produkproduk yang ditawarkan, hingga melihat fasilitas turisme yang sudah tersedia dan merasakan kualitasnya. Perusahaan perjalanan pun punya berbagai spesifikasi usaha. Sedangkan media, Ketua ASITA Yogya­ karta menggambarkannya sebagai ‘peng­gempur’ pasar melalui informasiinformasi positif dan menarik mengenai Yogyakarta sehingga mampu menggugah keingintahuan publik untuk kemudian bertanya-tanya. Media pun, yang tradisional ataupun blog, yang disampaikannya punya ­spesifikasi. Pendekatan yang diambil oleh jurnalis dengan travel blogger berbeda.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

Udhi Sudiyanto Ketua DPD ASITA Yogyakarta

Pelaksanaan program famtrip berkelanjutan bisa meningkatkan jumlah kunjungan. Dalam menyelenggarakan sebuah famtrip perlu dipikirkan interest ­approach atau program approach bagi peserta. Walaupun tetap diperlukan budget approach. Asosiasi-asosiasi pelaku industri pariwisata, ASITA dan PHRI diantara­ nya, adalah mitra pemerintah dalam mengembangkan dan membangun kepariwisataan Indonesia. “Kalau asosiasi-asosiasi dilibatkan lebih intensif, seperti ASITA, peserta pasti akan mendapatkan hasil maksimal. Karena kami memahami profil pasar mereka sehingga bisa membantu mempersiapkan informasi dan produk-produk yang sesuai dengan karakter, minat, dan yang dicarinya,” ujar Udhi. Anggota ASITA Yogyakarta ada 130 dan 70% fokus bisnis anggotanya men­ datangkan turis asing (inbound). Di antara mereka ada yang sudah ber­ kecimpung di bisnis itu selama 20 hingga 30 tahun. Jadi ada saran agar panitia penyelenggara famtrip menghubungi ASITA di destinasi sebelum program famtrip berjalan. ASITA bisa membantu memberikan ­rekomendasi siapa yang bisa memahami pasar peserta famtrip. Termasuk pelaku-pelaku usaha yang ­sesuai dengan tipikal peserta famtrip di sesi business m ­ atching. n


wisata bahari

Mendatangkan 4 Juta Wisman

D

ari target 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019, 4 juta orang diantaranya ditargetkan wisman wisata bahari. Mereka akan datang dengan kapal pesiar dan yacht, lalu ada wisatawan selam, dan wisatawan lain yang datang melakukan berbagai aktivitas bahari lain seperti memancing dan olahraga air di laut. Dan devisa dari pariwisata bahari diproyeksikan sebesar USD 4 miliar pada 2019. Menpar Arief Yahya menjelaskan, sejak pencabutan Cabotage, atau deregulasi bidang kapal pesiar, sektor ini cukup bergairah. Kapal-kapal pesiar itu sekarang boleh embarkasi dan dis-embarkasi di pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia. Boleh menaik-turunkan penum­ pang di pelabuhan di Indonesia. “Lalu mempermudah pelayanan atas perizinan. Juga terhadap yacht, perahu pesiar yang lebih kecil, kami deregulasikan soal CAIT. Hasilnya, respon pasar sangat bagus, karena dua per tiga coral dunia ada di Indonesia. Garis pantai Indonesia itu terpanjang nomor dua di dunia, ­setelah Kanada,” ujar Arief Yahya.

Taiwan Dive Show 2016.

Wawancara khusus dengan Senior Advisor Wisata Bahari Kemenpar Staf Khusus Senior Advisor Menpar untuk Wisata Bahari, Indroyono Soesilo menerangkan aktivitasnya sepanjang tahun 2016 sebagai berikut: Target wisatawan mancanegara di sektor pariwisata bahari cukup besar ya. Kita harus menghadirkan 4 juta wisatawan bahari dari 20 juta orang wisman pada 2019. Pariwisata bahari kita dibagi jadi tiga. Ada wisata pantai, wisata bentang laut, dan wisata bawah air. Bicara wisata pantai, sekarang ini kita mensinergikan dan menyusun berbagai atraksi berkaitan dengan 6 dari 10 destinasi unggulan. Itu yang diutamakan. Karena 6 dari 10 desinasi unggulan potensi besarnya adalah wisata bahari. Berbicara wisata bentang laut. Khusus yang kita garap sekarang ini berkaitan dengan kapal pesiar dan kapal layar wisata (yacht). Ke mancanegara, per-

Mini pertunjukan di paviliun Indonesia di Seatrade Cruise 2016. tama, kita promosikan kebijakan Bebas Visa Kunjungan untuk wisata. Kedua, kita promosikan bahwa kapalkapal pesiar yang sandar di pelabuhanpelabuhan Bali, Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makassar bisa menurunkan dan menaikkan penumpang. Sebelumnya,

kalau naik kapal pesiar dari Singapura, atau Sydney, atau Perth maka penum­ pang dan wisatawan kapal pesiar itu harus kembali pulang ke negaranya dari sana lagi. Selama berada di Indonesia tidak boleh meninggalkan kapal. Dengan kebijakan dan peraturan

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

13


para operator tur kapal pesiar, sudah sejak lama. Dibandingkan dengan pela­ buhan-pelabuhan di wilayah sekitarnya, biaya di pelabuhan-pelabuhan Indonesia dianggap paling mahal.

Even-even

Kapal Seven Seas Voyager saat sandar di Pelabuhan Sabang bulan Januari 2016.

(Foto:DMO LWG Sabang).

wisata memancing, dan lomba-lomba se­ baru, misalnya penumpang naik kapal perti triathlon belum digarap maksimal. pesiar dari Singapura. Kapal sandar di “Kami mengedepankan deregulasiJakarta. Penumpang itu bisa turun dari ­deregulasi yang telah diambil oleh kapal, stay beberapa hari untuk mengi­Pemerintah Indonesia ketika berbicara nap di ­Jakarta, pergi ke Puncak sampai ke dengan perusahaan-perusahaan kapal ­Bandung lalu kembali lagi ke Singa­pura pesiar dan kepada para pemilik yacht di dengan pesawat. Bagi kapal, boleh meng­ mancanegara,” kata Staf Khusus Senior angkut penumpang baru dari J­ akarta. Advisor Wisata Bahari Kemenpar itu. Ketiga, perizinan kapal layar. ­Dengan Menyampaikannya pun menggunaperaturan baru, pengurusan izin yacht kan trik. Misalnya, kegiatan-kegiatan sekarang dipermudah. Dalam 50 menit untuk mensosialisasikan kebijakan-kebiselesai. Yacht bisa masuk dan keluar di jakan baru dan promosi 18 pelabuhan yang telah destinasi di klub-klub ditetapkan. ­Aplikasi regCapaian Wisata Bahari yacht di Phuket, Langistrasi online YachtERS di Sabang, Aceh kawi dan Singapura (Yacht Electronic Regiss.d. Agustus 2016 dilakukan di akhir petration System) merukan. Para pemilik yacht pakan sitem pelayanan rata-rata dari kelas atas. terpadu. Mereka pergi ke klub di Aplikasi registrasi akhir pekan. online ini dibuat oleh Untuk menjawab perKementerian Luar NegSumber Data : DMO Sabang & BPKS 2016 tanyaan para ­operator eri RI dan terhubung kapal pesiar mengenai peta jalur laut dengan Kementerian Perta­hanan, Dirjen dan kolam labuh di ­pelabuhan agar Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, mereka bisa latihan manuver, berkoorDirjen Bea dan ­Cukai Kementerian dinasi dengan Dinas ­Hidro-oseanografi Keuangan, Direktorat Perhubungan Laut (Dishidros) di bawah TNI AL dan kini Kementerian Perhubung­n, Kementerian sudah tersedia peta dimaksud. Saat Kesehatan, Kementerian Pertanian, Keini data navigasi mutakhir ada khusus menterian Kelautan dan Perikanan, Kedi Pelabuh­an Benoa Bali, dan empat menterian Pariwisata, Mabes TNI, Polri pelabuh­an lainnya. Peta dan data navidan Badan Keamanan Laut (Bakamla). gasi yang dikeluarkan Dishidros sudah “Itu untuk yacht tidak bisa dipakai mengacu pada aturan internasional. buat izin kapal pesiar,” ujar Indroyono. Selain itu, sekarang sedang digarap Sedangkan untuk wisata bawah laut untuk menurunkan biaya-biaya di mendorong wisata selam. Sekarang sepelabuhan seperti biaya sandar, biaya dang dipromosikan 700 spot wisata alam labuh, biaya pandu dan lain-lain. Halbawah laut di seluruh Indonesia. hal tersebut kerap kali disampaikan oleh Diakuinya, wisata selancar (surfing),

14

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

Dalam rangka mempromosikan pariwisata bahari, Indonesia mengikuti ­kegiatan-kegiatan di mancanegara baik yang bersifat B-to-B maupun B-to-C. Juga kegiatan-kegiatan yang bersifat sosialisasi. Di semua kegiatan itu mengedepan­kan promosi kebijakan-kebijakan terbaru ­Pemerintah Indonesia diantaranya Bebas Visa Kunjungan (BVK) untuk wisata selama 30 hari kepada 169 negara, pencabutan Clearance Approval Indonesia Territory (CAIT) bagi yacht, dan penca­ butan asas kabotase di lima pelabuhan. Kementerian Pariwisata bersama Konsulat Jenderal RI di Houston, Amerika Serikat mengikuti Seatrade Cruise Global 2016 pada 14–17 Maret 2016 di Fort Lauderdale, Florida. Even ini diselenggarakan oleh asosiasi kapal pesiar global dan merupakan even pariwisata kapal pesiar terkemuka di dunia. Beberapa even besar yang diikuti diantaranya: Ke Seatrade Cruise Global 2016 ­Kemenpar juga menggandeng Kementerian Koordinator Kemaritiman (Kemenko Maritim), Kementerian Perhubungan, Badan Keamanan Laut (Bakamla), Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), dan Pelindo III. Selain itu, Cruise Asia by Destination Asia mewakili operator tur di darat dan PT Indonesia GAC mewakili perusahaan ground handling kapal. Selama even tersebut berlangsung, tidak kurang dari 59 perusahaan kapal pesiar mendatangi paviliun Indonesia. Di situ mereka bertemu dan berdiskusi langsung dengan para pelaku pariwisata kapal pesiar di Indonesia. Indonesia pun mengikuti even pariwisata kapal pesiar di kawasan Asia yaitu Seatrade Cruise Asia 2016. Even ini berlangsung pada 12–14 Mei 2016 di kota Busan, Korea Selatan. Pertumbuh­an pasar Asia dalam pariwisata kapal pesiar global terus berkembang. Perkembangan­ nya dimotori pasar Cina. Sekarang pasar India pun mulai b ­ erkembang. Singapura dan Hong Kong menjadi dua hub utama merek-merek kapal pesiar global. Di Asia Tenggara, pelabuhan-pelabuhan di Malaysia, Thailand dan Vietnam diminati karena jarak


antar-pelabuhan relatif dekat baik untuk ­pelayaran di dalam kawasan Asia Tenggara maupun dari Hong Kong dan pelabuhan-pelabuhan di Cina. Ini mengingat pola perjalanan wisatawan Asia lebih singkat daripada wisatawan dari pasar Eropa dan Amerika Utara. Jarak antar-pelabuhan di Asia merupakan tantangan bagi operator-operator kapal pesiar dalam mengemas pelayaran wisata yang menyesuaikan dengan tipikal wisatawan Asia. Di Thailand dan Malaysia infrastruktur pelabuhan-pelabuhan terus ­ditingkatkan agar dapat mengakomodasi ­kebutuhan kapal-kapal pesiar dan para penum­ pangnya. Kini kapal-kapal pesiar juga mulai singgah di Sabang. Operator kapal pesiar ingin ke Indonesia. Maka perlu bagi Indonesia mengiHusein Latief, Direktur Teknik, Teknologi Informasi dan Komunikasi Pelindo III (ketiga dari kiri) didampingi Nia Niscaya, Asdep Pengembangan Pasar ETAA bertemu dengan industri kuti even-even semacam itu. Di situ sekakapal pesiar di Seatrade Cruise 2016. ligus menjadi media mensosialisasikan kebijakan-kebijakan baru Pemerintah dibangun aksesibilitas dan transportasi atau kura-kura, tahun 2010 shark atau Indonesia. yang memudahkan menuju destinasi dan hiu. Untuk menarik wisman selam dianobyek atau titik selam. Di destinasi­nya di“Tahun lalu jumlah pengunjung ADEX taranya mengikuti ADEX Show 2016 pada siapkan dengan memperhitungkan bera2015 ada 41 ribu,” kata Menpar yang 15-–17 April 2016 di Suntec Exhibition & pa banyak perlengkapan dan peralatan didampingi Indroyono Soesilo, Senior Convention Centre Singapura dan DEMA selam yang dibutuhkan, berapa orang Advisor Wisata Bahari Kemenpar, keShow 2016 pada 16–19 November 2016 dive guide, dive master, dan ­instruktur tika hendak mempresentasikan tema di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat. yang diperlukan. Perlu mendapat perha­Branding & Marketing of Indonesia MaDi kedua ajang itu Kemenpar memtian fasilitas kesehatan sebagai tempat rine Tourism di forum itu. bawa pelaku industri pariwisata selam rujukan untuk memperoleh pertolongan Menpar menjelaskan, tahun 2016 ini dari berbagai destinasi wisata bahari pertama apabila terjadi insiden yang Kemenpar mentargetkan 1,8 juta wisman andalan di Indonesia. Rata-rata diikuti tidak diinginkan. yang mengunjungi destinasi bahari. resor selam, operator tur selam, hingga Pelayaran wisata bahari ke IndoneApa berikutnya? kapal-kapal phinisi liveaboard. sia sekitar 70% mengarah ke wilayah Membangun destinasi dan story Ke ADEX 2016 itu, Kemenpar mengtimur. Pelabuhan dan marina di Benoa, ­telling destinasi. Misalnya destinasi Mogandeng 20 industri pariwisata dari 7 Bali sebagai patokan utama. Dari sana rotai. Keindahan wisata bahari Morotai destinasi, yaitu: Aceh, DKI Jakarta, Bali, menuju ke Labuan Bajo, Flores, NTT sebagai obyek daya tarik sejarah Perang Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, dan hingga ke Raja Ampat, Papua Barat. SekiDunia II dan Trikora. Maka museumnya Papua Barat. Mereka menampilkan tar 30% lainnya berada di wilayah barat. harus dibangun pun situs-situs berseja­paket-paket wisata bawah laut yang Sebagian besar berlayar dari Singapura rahnya agar layak, mudah dan nyaman menjadi andalan kawasannya. Sedikitdan kapal-kapal pesiarnya juga home dikunjungi oleh wisatawan. nya ada 20 sellers dari Indonesia, dan 40 port di Singapura. n Contoh lain untuk wisata selam. Perlu buyers dari pasar Singa­pura dan negara Asia lain. Tahun 2015 lalu di Pantauan dan Perkembangan Bisnis Kapal Pesiar Semester I Tahun 2016 di Wilayah Kerja Pelindo III ADEX, temanya lumbaRENCANA Realisasi RENCANA BOBOT lumba atau dolphin, PENUMPANG* NO CABANG 2016 SMT 1 SMT 2 KOTOR tahun 2014 coral atau 1 Tanjung Emas 11 8 3 465.043 8.568 karang. Tahun 2013 hiu 2 Tanjung Perak 2 1 1 61.849 1.292 paus yang jinak, dan pal 3 Tanjung Tembaga 11 6 5 272.257 5.422 ing sering merapat ke 4 Benoa 40 25 15 1.549.006 32.267 pantai-pantai di Indone 5 Lembar 15 6 9 373.442 8.037 sia, termasuk 8 hiu paus 6 Kumai 1 0 1 0 0 yang menjadi tontonan 7 Bima 2 0 2 0 0 di Gorontalo belum 8 Tenau Kupang 2 0 2 0 0 lama. Tahun 2012 tema­ 9 Tanjung Wangi 1 0 1 0 0 nya manta atau ikan TOTAL 85 46 39 2.721.597 55.586 pari. Tahun 2011 turtle Sumber: Pelindo III

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

15


Indonesia Incorporated

Di Eropah Tengah pun Rakor Promosi Pariwisata

T

elah terjadi satu langkah lompat­ an yang cukup besar di Eropa untuk pariwisata Indonesia. Ini bisa mencerminkan tumbuhnya perwujudan wawasan Indonesia Incorporated. Orientasi pemikiran dan upaya di sanapun tertuju pada goal tahun 2019 agar tercapai 20 juta kunjungan wisman ke Indonesia. Tampak dimulai dari kawasan Eropa Tengah dan Skandinavia (Nordic). Di sana diadakan satu rapat koordinasi ­(rakor) terkait pariwisata Indonesia. Rakor Promosi Pariwisata Indonesia di Warsawa, Polandia berlangsung ­selama dua hari, 28–29 November 2016. Kementerian Pariwisata menyambut baik ­inisiasi dari Kedutaan Besar RI di Warsawa ini. Perwakilan-perwakilan Indonesia di Eropa, khususnya di Eropa Tengah dan Skandinavia (Nordic), pun menyambutnya. Duta Besar RI untuk Polandia, ­Peter F Gontha, membuka Rakor itu pada Senin (28/11). Kemudian dilanjutkan dengan presentasi-presentasi dari mas­ kapai-maskapai penerbangan dan perwakilan operator tur dari Indonesia. Pada hari kedua, Nia Niscaya, Asdep Pengembang­an Pasar ETTAA, mewakili Kementerian Pariwisata menjelaskan strategi pemasarasan dan promosi pariwisata Indonesia. Kemudian, para perwakilan-perwakilan Indonesia di Eropa itu ­masing-masing pun menyajikan presentasi. Dari presentasi para perwakilan itu terungkap even-even di negara di mana mereka bertugas yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Rakor Promosi Pariwisata Indonesia 2016 di Eropa Tengah itu juga dihadiri oleh Witjaksono Adji, Direktur Eropa Tengah dan Timur Kementerian Luar Negeri; Duta Besar RI untuk Swedia, me­ rangkap Republik Latvia Raden ­Bagas Hapsoro; Atase Imigrasi Kedubes RI di Berlin, Jerman, Hermansyah Siregar. Perwakilan dari KBRI di kawasan

16

Nia Niscaya, Asdep Pengembangan Pasar ETTAA saat mempresentasikan strategi pemasaran dan promosi pariwisata Indonesia kepada peserta rakor di Polandia.

Rakor Promosi Pariwisata Indonesia berlangsung pada 28-–29 November 2016 di Warsawa, Polandia.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016


Indonesia

Ada Famtrip dilaksanakan bagi agen perjalanan/ operator tur dari Eropa Tengah dan Timur pada bulan Oktober lalu. Ini foto saat di destinasi terakhir di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

­ ropa Tengah dan Nordik yang meng­ E ikuti rakor ini terdiri dari: KBRI Wina, Austria; KBRI Praha, Republik Ceko; KBRI Kopenhagen, Denmark; KBRI Helsinki, Finlandia; KBRI Budapest, Hungaria; KBRI Zagreb, Kroasia; KBRI Oslo, Norwegia merangkap Islandia; KBRI Bucharest, Rumania merangkap Moldova; KBRI Beograd, Serbia; KBRI Bratislava, Slovakia; KBRI Stockholm, Swedia; dan KBRI Kyiev, Ukraina. Dipertemukan pula sekaligus di situ para pelaku bisnis pariwisata Indonesia dan mereka yang dari kawasan negaranegara setempat. Ada empat operator tur mewakili pelaku industri pariwisata Indonesia yang menyampaikan presentasi, dan mereka berkesempatan bertemu dengan 21 tour operator dari kawasan Eropa Tengah. Dan maskapai Garuda Indonesia, Emirates, Qatar Airways, dan

LOT Polish Airlines menerangkan jeja­ ring pelayanan masing-masing, membicarakan apa yang telah dan yang akan mereka lakukan untuk melayani rute dari Eropa Tengah ke Indonesia. Dapat dimaklumi, mereka pulalah yang akan bisa membawa wisman dari Eropa Tengah itu ke destinasi Indonesia. Kombinasi penerbangan dengan para operator itu akan menentukan ­kemajuan dan peningkatan arus wisman. “Yang kita fokus selama ini adalah pasar Eropa barat. Ternyata, jika dikumpulkan sebagai region bagus juga jumlah dan pertumbuhan dari kawasan Eropa Tengah ini,” Nia menerangkan. Ditambahkannya, beberapa perwakil­ an Indonesia di luar negeri ternyata juga telah mengambil langkah dan melakukan kegiatan promosi pariwisata, dan, memberikan insight market di negara

tempat mereka bertugas. Bahkan di antaranya sudah sampai membuat target jumlah kunjungan wisatawan yang bisa didatangkan dari negeri tersebut ke Indonesia untuk periode 2017 sampai 2019. Contohnya, selama bulan Oktober 2016 jumlah kunjungan wisman dari ­Polandia ke Indonesia tercatat mende­ kati 24 ribu. Sampai dengan akhir tahun 2016 diharapkan bisa mencapai 26 ribu orang. “Ini karena ada chartered flight,” ujar Nia optimis. Jadi, rakor tersebut terlaksana dan ditanggapi serius oleh perwakilan-perwakilan Indonesia di Eropa Tengah dan Skandinavia, yang dipandang sebagai upaya untuk menyamakan ‘frekuensi’ dalam mempromosikan pariwisata dan pencapaian target wisman 20 juta pada 2019. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

17


D

imaklumi bahwa ini merupakan satu isu yang memerlukan pengelolaan hebat untuk menyongsong tahun 2017. Target jumlah wisman 15 juta di tahun 2017 memerlukan peningkatan 25% dari realisasi jumlah wisman 12 juta di tahun 2016. Untuk peningkatan itu di tahun 2017 diperkirakan perlu tambahan seat penerbangan luar negeri sekitar 4 juta. Bersamaan itu harus menghadapi situasi telah terbatasnya slot time untuk penerbangan di beberapa bandara utama, dan operasi yang sudah melebihi kapasitas di beberapa bandara, serta aspek-aspek lain yang sudah serba terbatas. Justru pembahasan di Rakornas ini dilakukan oleh unsur-unsur yang langsung berkompeten, lintas kementerian, lembaga dan operator. Praktek Indonesia Incorporated. Hasilnya pun kental dengan kesimpulankesim­pulan yang menukik pada perhitungan-perhitungan yang workable. Artinya, tak bisa menunggu, di tahun 2017 akan ada yang bisa terlaksana untuk mendukung penambahan penerbangan langsung dari luar negeri ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Apalagi dimaklumi, keberhasilan menata dan mengelola penambahan kapasitas seat penerbangan luar negeri di tahun 2017, akan merupakan landasan untuk lompatan selanjutnya di tahun 2018. Pada tahun 2018 sudah diperkirakan perlunya lagi penambahan kapasitas 3,5 juta seat. Akhirnya di tahun 2019 diperlukan lagi tambahan 3 juta seat penerbangan luar negeri demi mencapai jumlah wisman ke Indonesia 20 juta di tahun tersebut. Kesimpulan-kesimpulan yang dita­ yangkan pada ujung Rakornas dapat dicatat begini:

Keterbatasan SLOT-TIME di bandara

Kesepakatan: “Optimalisasi Slot-time masih memungkinkan, terutama pada periode di luar Peak Periode. Beberapa Bandara yang belum beroperasi 24 jam, bahkan dapat mengusulkan penambahan waktu operasi pada pihak terkait (MABES AU,dll)”

Kemudahan ijin rute baru dan ketersediaan traffic rights

Kesepakatan: “Program Kemenpar terkait pemberian insentif, sangat didu-

18

Di Terminal 3 Ultimate yang baru, bandara Soekarno-Hatta, tersedia meja-meja untuk ‘kerja komputer/gadget’, selain jaringan koneksi wifi bebas bayar, di ruang tunggu pemberangkatan penumpang.

Kesimpulan untuk urusan

Aksesibilitas Udara kung oleh semua airline. Hal tersebut diyakini akan mampu memotivasi Airline untuk membuka rute, menambah seat ataupun frekuensi penerbangan dalam upaya meningkatkan inbound tourist ke Indonesia. Pihak Kemenhub setuju untuk membahas secara internal terkait Penyederhanaan Regulasi ijin khususnya rute yang belum masuk dalam daftar Surat Ijin Usaha Angkatan Udara”

Operasionalisasi joint-promotion dan extra marketing Support

Kesepakatan: Airlines yang hadir mendukung kebijakan insentif dari Kemenpar. Akan dibentuk Tim Kerja 3A (: Airlines, Airports and AirNavigation, Authorities), yang akan melakukan FGD bulanan mencari solusi terkait dengan mekanisme operasional pelaksanaan Joint Promotion dan Hardselling.

Kesepakatan lain:

AP1: (a) Slot Time yang bisa ditam-

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

bahkan di tahun 2017 bisa dilakukan di 3 bandara Solo, Manado dan Lombok. (b) Untuk Denpasar masih bisa ditambahkan slot time, menunggu kemampuan Airnav untuk menindaklanjuti. (c) Untuk Yogyakarta, jam operasional bisa ditambahkan dari jam 21.00 ke 24.00 (+3jam). (d) Kupang memiliki potensi kapasitas Bandara yang memadai. AP2: (a) Slot-time masih tersedia di seluruh bandara AP2 dengan catatan tidak meminta slot time pada prime time yaitu pukul 05.00 – 08.00 dan 14.00 – 21.00. (b) Pengecualian untuk bandara Halim Perdanakusuma, slot time sudah full. (c) Penambahan jam operasional di bandara Bandung, tinggal pengurusan ijin ke LANUD. Airnav: AP1 dan AP2 sepakat untuk meng-update NAC agar mempermudah Airnav untuk pengaturan slot time. Kemenhub: Penyederhanaan Regulasi ijin khususnya rute yang belum masuk dalam daftar Surat Ijin Usaha Angkutan Udara akan dibahas secara internal. n


Indonesia Incorporated

P

ada Rakornas ke-4 itu berbicara Menteri-menteri dan pejabat dari beberapa kementerian dan lembaga Negara di luar Kemenpar. Jika dikombinasikan inilah ‘antara lain’ yang disebut Indonesia ­Incorporated. Pada Rakor itu bahkan masing-­masing mempresentasikan apa yang dikerjakan, dan apa kaitannya langsung dengan pariwisata. Lebih spesifik lagi, meyongsong pelaksanaan tahun 2017. Kementerian PU-PR, BUMN, Keuangan, Perhubungan, Bappenas, Kementerin Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kelautan dan Perikanan, Kemkominfo, Bekraf, masing-masing menampilkan program kerja tahun 2017. Semuanya punya orientasi mendukung agar konsep, strategi dan rencana kegiatan di bidang pariwisata agar mencapai target. Misalnya untuk pelaksanaan salah satu Top Three program 2017, pemba­

ngunan homestay akan dilaksanakan oleh beberapa kementerian, PU-PR, BUMN melalui bank Negara, dan sete­ rusnya. Ihwal pembiayaan? Menpar menguraikan penghitungan sederhana, bahwa, ketika kamar-kamar homestay itu setidaknya terpakai alias terjual untuk penggunaan di setiap akhir pekan saja, maka rata-rata tiap bulan kewajiban pengembalian uang dari kredit bank, itu sudah akan bisa terpenuhi. Pada digitalisasi pariwisata, Kementerian Kominfo akan memainkan peran. Penambahan penerbangan luar negeri langsung ke destinasi wisata, yang berperan utama di situ kementerian perhubungan dengan para operator 3-A-nya bidang infrastruktur akesibilitas; Airport, Airlines, dan Air-navigation. Mari memperhatikan beberapa cuplik­an dari statement yang ditayangkan pada masing-masing presentasi.

Setidaknya ini mencerminkan ‘highlight’ apa yang sedang dan akan dilaksanakan oleh kementerian/lembaga lain dalam rangka Indonesia Incorporated memba­ ngun pariwisata. Terlihatlah bagaimana program satu sama lain menyangkut pariwisata, tampak terjalin dan tersinkron, untuk sinergi yang bermuara pada dukungan pencapaian hasil dari ­program-program pariwisata. Dari Kementerian Keuangan, salah satu presentasinya menampilkan ini:

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

19


Dari Kementerian Perhubungan, menampilkan antara lain targetnya untuk dilaksanakan tahun 2017:

Dari Kementerian BUMN:

20

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016


Dari Bappenas :

Dari Kementerian PU-PR :

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

21


Homestay

Diprioritaskan dengan Indonesia Incorporated

D

ari uraian Menpar pada ­Rakornas ke-4 Kepariwisataan, da­patlah dikatakan, sesuai dengan ‘percepatan’ yang di­ dorong oleh Presiden Joko Widodo, rencana pelaksanaan homestay telah tersusun ‘lengkap’ mulai dari rancangan gaya arsitektural, jadwal, pembagian jumlah unit per daerah, hingga pada rancangan pengelolaan dan skema pem­ biayaan. Mungkin sedang dirampungkan ‘juknis’ atau petunjuk teknis di masingmasing bidang dan pihak yang terlibat. Namun dapat dibayangkan pula, semua itu tentu harus juga siap untuk implementasi di awal tahun 2017. Membangun homestay termasuk satu di antara Top Three program Kemenpar tahun 2017. Dalam konteks itu juga akan berperan mewujudnya Indonesia Incorporated, di mana, sebagaimana dimaklumi, tentu bukan pekerjaan Kemenpar, namun kementerian-kementerian, badan-badan, organisasi dan unsur-unsur industri pariwisata lain akan ‘bersinergi’ melaksanakannya secara orchestrated. Menpar Arief Yahya memberi judul pada uraiannya, Harmoni dan Sinergi. Dengan kata lain, homestay itu bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengalami keindonesiaan yang sebenarnya di destinasi, ‘traveling like locals’, tulis Menpar dalam salah satu ­siaran persnya. Alhasil, home stay dalam konteks demikian nanti bisa menawarkan atraksi baru bagi wisman selain wisnus. Dalam waktu singkat, selama tiga tahun 2017–2019 ini, Pemerintah menargetkan membangun 100.000 homestay. Itu pun termasuk model sharing economy, atau menurut istilah Presiden Joko Widodo, Ekonomi Gotong Royong. Begitu Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan mengapa homestay menjadi prioritas dalam pembangunan pariwisata di Indonesia sekarang. Jadi, untuk promosi ke mancanegara terbuka peluang menawarkan ­tambahan ‘warna baru’ atau ‘kekuatan daya tarik baru’ dalam produk-produk wisata yang

22

akan disusun oleh pelaku industri pariwisata Indonesia. Dan ada satu prinsip dasarnya, itu memberikan peluang ‘kepemilikan’ pada masyarakat lokal, di tengah arus investasi modal besar dengan unit-unit skala besar dan sebagian kepemilikan di tangan modal asing. Homestay tergolong unit UMKM. Jadi, diharapkan membuka pe­ luang ‘keseimbangan’ antara kesempat­ an usaha dan kesempatan kerja di destinasi-destinasi pariwisata I­ ndonesia. Menpar Arief Yahya antara lain menggambarkan peta pembiayaan membangun homestay itu antara lain terlihat begini: Yang dibangun dengan pembiayaan bersumber dari Kementerian PU-Pera :

Dengan pembiayaan bersumber dari Bank Tabungan Negara / BUMN:

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

Homestay itu bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengalami keindonesiaan yang sebenarnya di destinasi, ‘traveling like locals’.


Dengan pembiayaan bersumber dari kalangan perusahaan Developer:

Dan lihatlah ini antara lain ‘citra” tampak depan dari gaya arsitektur yang akan diterapkan pada homestay:

Dalam kaitan itu Menpar Arief Yahya mengatakan: ”Kebutuhan kamar kita 100 ribu. Pulau kita (jumlahnya) 17 ribu, terdapat desa 70 ribu. Tidak mungkin menunggu hotel baru untuk memenuhi kebutuhan. Kita adakan homestay, di­ utamakan pada daerah top 10 destinasi prioritas, tapi juga bagi daerah lain yang beminat, tentu akan dibantu. Semuanya kita kelola secara digital. Setiap destinasi ada 3 tipe homestay. Disesuaikan dengan destinasi setempat.” Kepada unit-unit itu akan diberikan pendampingan dalam melaksanakan pengelolaan, pemasaran hingga pembukuan. Agar, gayung bersambut, maka juga setiap Kepala daerah, oleh Menpar Arief Yahya diibaratkan layaknya CEO suatu korporasi, memegang peran menentukan untuk keberhasilan pelaksanaannya di daerah-daerah itu. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

23


Something to buy… Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana, seringkali mengingatkan bagi daerah-daerah ­destinasi yang sedang diakselerasi kemajuan dan kemampuan pemasarannya, bahwa, hendaknya memperhatikan dasar-dasar pertimbangan wisman akan mau datang berkunjung. Yaitu, di destinasi mestilah ada something to see, something to do, atau something to experience, hingga… something to buy. Sesuatu daerah lazim memiliki kerajinan tangan atau produk hasil kerja tradisional yang khas, kemudian bisa diunggulkan, hingga peralatan musik khas daerah pun merupakan

24

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 84 desember 2016

daya tarik yang perlu diperlihatkan pada wisman. Dan wisman memang pada dasarnya ingin melihat, merasakan, meng­ alami, hingga…membeli barang ‘unggulan’ itu sebagai suvenir. Kerajinan keramik atau gerabah (gambar atas), patung kayu pengantin jawa banyak dijual di daerah Jawa dan Yogyakarta (gambar kiri bawah), dan gamelan Bali, siapa yang tak ingin melihat dan sebagian wisman ingin mencoba memainkannya (gambar kanan bawah). Jadi, di daerah, setiap destinasi pun itu perlu. Lalu menyajikannya dengan kualitas penyajian yang berkelas internasional untuk wisman….


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.