Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 89

Page 1

Vol. 8

n

No. 89

n

Mei 2017

Event, Sport Tourism, Meningkatkan Kunjungan Wisman

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

1


Isi Nomor ini

8 10 12 19

Melanjutkan Kemitraan Strategis dengan Baidu Indonesia Masuk Tiga Besar Tujuan Wisata Halal Dunia

Galeri Cita Rasa di Lidah untuk Wisatawan.

Apa yang pasti akan dicari oleh traveler sekalipun di remote area, less traveled destination, hingga kantong-kantong turisme? Makanan! Something to eat, di samping something to see, to buy, to experience. Pengalaman menemukan dan mencicipi makanan khas lokal yang lezat dan segar, cerita di balik makanan itu, tempat-tempat bersantap unik dan berkarakter yang belum banyak dibicarakan,--- merupakan bagian dari pengalaman perjalanan yang dicari oleh para wisatawan masa kini.

Tambah Penerbangan Tokyo–Denpasar Lonely Planet UK Memperbarui Informasi dan Pengalaman di Destinasi Indonesia

Jurnalis dari Lonely Planet UK selalu mencari makanan lokal di setiap destinasi yang dikunjungi. Tertarik dengan proses pembuatan kopi tarik.

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima

Menyediakan beragam pilihan makanan dan minuman, halal, tempat makan yang bersih dan family-friendly disukai oleh, terutama, wisman wisata halal dari Asia dan Timur Tengah.

Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

Makanan Indonesia sebenarnya amat bisa tampil cantik dan menarik. Seperti Nasi Campur ini yang disajikan di Warung Kelapa di kawasan Campuhan, Bali.


Editorial

Wisata Perbatasan dan Event

K

I Gde Pitana

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara

ita tengah meningkatkan ‘peng­ garapan’ pasar wisman untuk me­ narik kunjungan pada ‘event’ yang diselenggarakan di dalam negeri, termasuk dan utamanya, sport tourism event. Atau, event olahraga yang bisa dipromosikan untuk menarik kunjungan wisman. Bersamaan itu, dikembangkan wisata ­perbatasan. Ada dua jenis even di wilayah perbatasan, yakni even budaya berupa ­konser musik, dan turnamen olahraga. Sport event akan kita manfaatkan untuk pari­ wisata, dalam arti, mempromosikan event dengan ­upaya menarik wisman berkunjung ke ­Indonesia. Momentumnya sangat tepat, kita sudah mulai mempersiapkan langkah pemanfaatan Asian Games 2018 untuk pari­ wisata, akan mengembangkan paket-paket wisata Jakarta dan sekitarnya–Palembang– Sumsel–Bali dan lain-lain. Ihwal penyelenggaraan event di daerah, terkait promosi pariwisata dan upaya me­ narik kunjungan wisman, telah kita ingatkan beberapa hal kepada para pimpinan dinas pariwisata di daerah. Yang fundamental, anjuran agar event atau festival hendaknya didukung dengan Perda, sehingga setidaknya bisa menjamin konsistensi dan kesinambung­ an. Yang sifatnya teknis, diingatkan, agar pelaksanaannya harus ontime dan konsisten sesuai penjadwalan. Itu merupakan requirement dasar untuk memajukan event sebagai bagian dari metode mendatangkan wisman ke destinasi wisata, dan, layak dipromosikan ke luar negeri. Tentu saja, aspek kualitas pe­ ngelolaan event sebagai ‘produk’ juga perlu disesuaikan dengan standar internasional. Sepanjang tahun 2017, kita ­rencanakan menyelenggarakan sekitar 80 even di wilayah perbatasan Indonesia. Yaitu 40 kali di Batam– Bintan; 20 kali di Kalimantan Barat; 20 kali di Nusa Tenggara Timur; yang lainnya di Papua. Seperti disebut tadi, ada dua jenis even di wilayah perbatasan, yakni even budaya ­berupa konser musik, dan turnamen olah­ raga. Turnamen olahraga seperti golf, yacht, dan triathlon khususnya dilaksanakan di Batam-Bintan. Tahun lalu, dari penyelenggaraan even

di perbatasan ditargetkan 2 juta orang wisatawan dari negara-negara tetangga datang ke wilayah Indonesia. Tahun 2017 diproyeksikan sebanyak 3 juta orang. Kontribusi dari sub sektor pariwisata perbatasan Indonesia baru mencapai 15 persen dari total keseluruhan. (Di Eropa, sebagai satu kontinen, kunjungan wisman perbatasan mencapai 60% dari total keselu­ ruhan pariwisatanya, yakni dari perjalanan saling mengunjungi negara-negara tetangga). Mulai tahun ini di setiap even di perbatasan juga akan diadakan pertemuan bisnis yang akan mempertemukan para pelaku industri pariwisata lokal dengan pelaku industri dari negeri tetangga. Itu akan meningkatkan lagi kegiatan bisnis pariwisata.

Untuk kegiatan semacam festival, ­ sebaiknya dibuatkan Peraturan Daerah, atau diselenggarakan oleh swasta atau komunitas. Pengalaman juga sudah mengingatkan, dua cara bisa ditempuh untuk memajukan, ya itu, untuk kegiatan semacam festival, ­sebaiknya dibuatkan Peraturan Daerah (­perda), atau diselenggarakan oleh swasta atau komunitas. Dengan payung perda maka event akan terus terselenggara meskipun pimpinan daerah berganti-ganti. Contoh, Festival ­Kesenian Bali. Festival bisa bertahan selama 38 tahun. ­Festival yang diselenggarakan oleh komu­ nitas/swasta biasanya lebih berkelanjutan ­seperti Jember Fashion Carnaval dan Ubud Writers & Readers Festival. n Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

3


utama

(Foto ilustrasi suatu sport tourism event)

Event, Sport Tourism,

Meningkatkan Kunjungan Wisman

A

da momentum yang sangat tepat bagi Indonesia meng­ genjot pengembangan wi­sata dari event, sport tourism event, serta wisata perbatasan, yang ternyata juga erat terkait dengan peluang penye­ lenggaraan event untuk pariwisata. Asian Games 2018 atau Asian Games XVIII akan digelar di Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2018–2 September 2018. Jakarta dan Palembang akan men­ jadi tuan rumah even olahraga antarne­ gara Asia tersebut. “Sudah saya tandatangani hari ini dan akan segera diundangkan,” ujar Presi­ den Joko Widodo saat membuka satu rapat terbatas terkait Asian Games 2018 di ­Istana Kepresidenan, Selasa, 18 April 2017. Presiden mengakui bahwa ­promosi akan menjadi kunci untuk menyeleng­ garakan Asian Games 2018 nanti. Ia me­ minta hal tersebut untuk benar-benar dikerjakan. Kalau perlu, diintegrasikan dengan hal lain untuk memberikan nilai tambah. “Perhelatan ini bisa menjadi magnet untuk Indonesia. Tolong peluang ini di­ tangkap sebaik-baiknya,” ujar Presiden Joko Widodo. Demikian pula satu event lagi berskala global akan berlangsung di Indonesia ­tahun 2018. IMF-World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018 di Bali. Bali

4

akan kebanjiran 30 ribu orang lebih berkunjung di saat yang bersamaan. Menpar Arief Yahya menyebutnya ­acara strategis. Sebelumnya, seiring dengan ­wacana luas di tengah persiapan hendak me­ nyelenggarakan event akbar Asian Games itu, Kemenpar memang mulai meng­antisipasi. Berbagai langkah dan pendekat­an lalu diambil. Salah satu­ nya, di medio Maret 2017, Deputi Bidang ­Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana memimpin satu workshop ­kecil bersama ASITA Bali, ASITA DKI ­Jakarta, dan komponen pariwisata ­Sumatera Selatan, di Palembang, mendis­ kusikan pemanfaatan Asian Games 2018 untuk pariwisata. Konsepnya, meman­ faatkan Asian Games, mengembang­ kan paket-paket wisata Bali, Palem­ bang, ­Sumatera Selatan; Jakarta dan ­sekitarnya. Adapun terkait even IMF-Bank Dunia, Kemenpar dipastikan akan all out me­ ngawal agenda ini. Secara teknis pada aspek promosi, antara lain, Bali serta Bali and Beyond nantinya akan dipromosikan via TripAdvisor. Hadirin pada rapat ta­ hunan IMF-Bank Dunia itu akan datang dari 189 negara, terdiri dari pimpinan negara, para Menteri Keuangan dunia, pimpinan Bank Central, CEO Bank dan Pemimpin Lembaga keuangan dunia.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

Obyek-obyek wisata di Borobudur dan Greater Joglosemar (Jogja-Solo­Semarang) pun akan ditawarkan kepada delegasi. Lombok, punya Sembalun, dan Mandalika yang sedang dipersiapkan menjadi salah satu di antara 10 Bali Baru. Sedikit menyeberang, ada tiga gili yang sudah mendunia, Gili Meno, Trawangan dan Air. Jadi, memang, dalam jalur strategi pemasaran pariwisata mancanegara, ­giliran produk event, sport tourism event, kini tengah dikembangkan dan diper­ kuat dalam pelaksanaan pemasaran pariwisata mancanegara. Dan ­ditambah lagi dengan wisata perbatasan atau ­border cross tourism. Terkait border cross tourism itu relatif banyak event akan dilaksanakan dalam berbagai bentuk dan konten. Potensi ini pun cukup besar, sejalan dengan telah mulai selesai dan dioperasikan sarana dan prasarana di wilayah-wilayah per­ batasan, seperti di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara, di Papua hingga di Timor NTT. Prasarana jalan raya hingga sarana keimigrasian, konektifitas, yang memberi kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan pelintas batas, realisasi­ nya telah digenjot oleh pemerintah. Lalu lintas manusia alias wisatawan man­ canegara di wilayah perbatasan darat itu akan terpantau dengan cermat dan


Kilas balik sudut-sudut event Jakarta Marathon beberapa tahun yang lalu.

tercatat dengan teliti berkat diterapkan­ nya teknologi Mobile Positioning Data (MPD). Di antara beberapa Tim Percepatan yang telah dibentuk oleh Menteri Pari­ wisata, salah satu adalah Tim ­Percepatan Pengembangan Destinasi Wisata Olah­ raga. Tim percepatan tersebut diminta tidak hanya menghasilkan output ­berupa ­dokumen saja, melainkan program ­kerja yang bisa langsung diaplikasikan di se­ luruh destinasi wisata dengan fokus pada 10 destinasi prioritas, khusus­ nya di bidang wisata olahraga dan re­ kreasi. Program kerja yang dihasilkan akan ­dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata menurut bidang seperti ­pemasaran, SDM, masyarakat, industri dan seterusnya. Dalam portofolio produk yang kita pasarkan, terinci sebagai berikut:

Jadi, ketika jumlah wisman selama tahun 2017 ini akan masuk sekitar 15 juta, lalu dihitung berdasarkan event termasuk MICE dan sport event itu saja, ­seperti diuraikan pada tabel di atas, maka diproyeksikan akan ­mendatangkan wis­ man sekitar (25% + 60%) x 5% x 15 juta= 637.500. Adapun jumlah wisman dari wisata perbatasan secara keseluruhan tahun ini diproyekskan berjumlah 3 juta. Cross border tourism telah ­terbukti efektifnya mendatangkan wisman de­ ngan daya tarik event. Berdasarkan po­ tensi itu Kemenpar telah membentuk satu tim khusus untuk menyelenggara­ kan festival di perbatasan. Budayawan Taufik Rehzen, Staf Khusus Menteri bi­ dang Kebudayaan memimpin tim penye­ lenggara cross border festival atau dising­ kat ABCD (At Cross Border D ­ estination). Sebagian dari para koordinator di tim

Sumber: Kemenpar

itu telah berkunjung ke wilayah-wilayah perbatasan seperti ke NTT, Batam-Bintan dan Kalimantan Barat. Konsep festival atau even di perbatas­ an adalah membuat crowd di wilayah Indonesia. Even yang diselenggarakan memang dipilih apa yang disukai oleh masyarakat setempat dan mampu me­ narik minat warga negara tetangga masuk berwisata ke wilayah Republik Indonesia. Dan, penyelenggaraan festi­ val pada dasarnya mestilah terlaksana berkelanjutan.

Event Besar Asian Games 2018 Kembali pada Asian Games 2018, itu akan melombakan 39 cabang olahraga, 53 disiplin, dan 426 nomor pertanding­ an. Sepuluh di antara cabang olahraga akan dilaksanakan di Palembang, ibu­ kota Provinsi Sumatera Selatan. Maklum, bukan? Di kota itu tersedia kompleks venue untuk berbagai cabang olahraga. Kota Palembang pun karenanya telah beberapa kali menjadi destinasi di mana diselenggarakan pekan olah raga inter­ nasional, sesuai dengan sumber daya dominan yang dimilikinya. Momentum Asian Games 2018 jadinya merupakan peluang untuk mempro­ mosikan beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi sebagai daerah wisata olahraga. Momentum untuk melahirkan unit atau operator pelaku bisnis wisata inbound, yaitu bisnis mendatangkan wisatawan dari mancanegara.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

5


Terkait itulah tampak betapa menen­ tukannya peran pelaku industri pari­ wisata mulai dari menciptakan paket­paket yang sungguh siap jual untuk pasar wisman hingga menjualnya ke pasar di luar negeri. Bersamaan itu berkemam­ puan memenuhi persyaratan serta alur kegiatan bisnisnya sendiri. Dengan alur bisnis internasional itulah terjadi per­ gerakan wisman untuk berkunjung ke Indoneia seraya menyaksikan pertan­ dingan-pertandingan atau kegiatan olah­ raga antar negara. Praktik internasional yang menggam­ barkan arus kegiatan bisnisnya tampak seperti ini :

Jumlah cabang olahraga Asian Games 2018 lebih banyak ketimbang di Incheon 2014 (Korea Selatan) yang melombakan 36 cabang olahraga. Namun, nomor ­per­tandingannya lebih sedikit dari Asian Games 2014, berkurang dari 439 menjadi 426. Cabang olahraga yang akan dipertan­ dingkan di Asian Games 2018 adalah: 1. Akuatik 2. Panahan 3. Atletik 4. Bulutangkis 5. Baseball/Softball 6. Basket 7. Bowling

Proses Wisman Mengunjungi Event

6

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

8. Tinju 9. Bridge 10. Kanoe/Kayak; 11. Sepeda 12. Equestrian 13. Anggar 14. Sepak bola 15. Golf 16. Senam 17. Bola tangan 18. Hoki 19. Jet Ski 20. Judo 21. Kabaddi 22. Karate 23. Bela diri

24. Pentathlon 25. Paralayang 26. Dayung 27. Rugby 28. Berlayar 29. Se­pak Takraw 30. Menembak 31. ­ Climbing 32. Squash 33. Tenis Meja 34. Taekwondo 35. Tenis 36. Triathlon 37. Voli 38. Angkat Berat 39. Gulat


Salah satu Sport Tourism Event di Bintan. Kendati tidak perlu semuanya, tetapi tampaknya lebih dari separuh di antara cabang-cabang olahraga tersebut berpo­ tensi dijadikan kegiatan sport tourism bagi Indonesia. Artinya, ­berkemungkinan diadakan event apa yang digolongkan sebagai single sport event, namun berpo­ tensi mendatangkan crowd. Salah satu expert anggota Tim Percepatan Pengem­ bangan Destinasi Wisata Olahraga, Arie Sudarsono menyebutkan mass sport adalah yang paling tepat dijadikan sport tourism event, yaitu yang memang perlu mendatangkan peserta aktif dan peserta non-aktif dalam jumlah relatif banyak. Yaitu, cabang olahraga yang selain men­ datangkan peserta aktif atau pemain olahraganya, juga cenderung membawa teman, pendukung, penggembira, hing­ ga penonton dalam jumlah relatif lebih banyak ketimbang olahraga yang sangat bersifat individual. Dengan pengalaman Asian Games 2018, menurut Arie, Indonesia berpelu­ ang memanfaatkan venue, sarana prasa­ rana serta SDM yang tersedia untuk me­ ngolah rangkaian sport tourism event.

Bali and Beyond

Pada 25–26 Mei 2017, tim Kemenko­ mar, KemenPUPR, Kemenhub, Kemenpar berikut jajaran Pemprov NTB, ­Pemkab Lombok Utara, Pemkab Lombok barat dan Pemkab Lombok tengah melakukan kunjungan kerja ke Lombok. Itu untuk mematangkan persiapan rencana per­ jalanan wisata beyond Bali bagi tamutamu dalam rangka Annual Meeting IMF World Bank 2018. Akses dan amenitasnya masih harus diperkuat. Ini yang dibahas dalam kunker tersebut, kata Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas yang sering disebut 10 Bali Baru, Hiramsyah S Thaib. Ke kawasan destinasi Joglosemar, di­ lakukan survei pada tanggal 23–24 Mei 2017 oleh tim dari Kemenko Maritim, Ke­ menpar, Perhubungan Udara, Angkasa Pura, BPIW, Balai Besar VII Semarang,

Tour de Ijen di Banyuwangi 2015. Dinas PU Kabupaten Magelang, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Magelang dan Dispar DIY. Sejumlah obyek di Magelang dan seki­ tarnya ditinjau, dari Mesastila, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Borobudur, Desa Wisata Candirejo dan Wonorejo, lalu sentra kerajinan batik, kerajinan perak di Kotagede, Kompleks Keraton Candi Ratu Boko dan Candi Prambanan. Sedangkan Tim BPIW mengunjungi Desa Nglanggeran di Gunungkidul. Ditemukan bahwa obyek-obyek wisa­ ta relatif siap dikunjungi wisman, baik bangunan maupun SDM-nya. Hanya un­ tuk candi-candi diperlukan pembenahan toilet dan papan signage. Ruangan tunggu penumpang di Ban­ dara Adisucipto, Yogya, berkapasitas 175 orang. Tahun ini, pihak Angkasa Pura akan merenovasi lounge ini hingga kapa­ sitas daya tampungnya naik menjadi 200. Baik dicatat kembali, ketika Presi­ den Jokowi berkunjung ke Borobudur ­Januari 2016, bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Menpar Arief Yahya dan beberapa menteri lain, Presiden me­ nyebut Borobudur adalah Mahakarya

Budaya Dunia yang harus menghasilkan lebih banyak wisatawan mancanegara. Karena itu presiden meminta kepada seluruh kementerian yang terkait perce­ patan pengembangan destinasi prioritas Borobudur juga bekerja lebih cepat. Tahun 2017 jadinya sebagai momen­ tum bagi pelaksanaan recheck kesiapan destinasi-destinasi untuk dipasarkan se­iring dengan perluasan pemasaran event, sport tourism event, dan tahun 2018 menjadi momentum menerapkan kemampuan profesional berkelas ­glo­bal dalam menangani kunjungan-kunjung­ an wisman dalam jumlah yang kian mem­besar, dan, berkelas internasional. ­Mereka adalah wisatawan manca­negara. Kita menargetkan jumlah wisman kese­ luruhan di tahun 2019 bisa mencapai 20 juta wisman. Pemasaran pariwisata mancanegara pun akan bertambah lagi amunisinya, —untuk tidak menyebut pelurunya—, guna memenangkan perang pemasaran di kancah pasar pariwisata global. Ter­ masuk pemasaran dan penjualan global melalui digitalisasi. Ya, untuk menang dalam wujud peningkatan yang sustainable jumlah kunjungan wisman. n

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

7


EVENT

Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Ken Tao, Business Director Baidu Indonesia, (kiri); Liu Bin, Vice President Baidu Maps, (kedua kanan); dan Lynn Zhou, General Manager Smart Destination Department Qunar.com (kanan), narasumber saat jumpa pers peluncuran Baidu Maps dan Qunar di Indonesia, Kamis (4/5), di Jakarta.

n Di Dalam Negeri

Melanjutkan Kemitraan Strategis dengan Baidu 2017 Targetkan 3 Juta Wisatawan dari Cina

P

emerintah menaikkan ­target menjadi 3 juta kunjungan wisa­ tawan asal Tiongkok selama ta­ hun 2017. Itu diungkapkan saat peluncuran Baidu Global Maps (Baidu Maps) dan online travel platform (OTP) Qunar di Indonesia, Kamis (4/5), di kan­ tor Kementerian Pariwisata, Jakarta. Peluncuran itu sekaligus menandakan tahun kedua kemitraan strategis antara mesin pencari terbesar di Cina, Baidu, dengan Kementerian Pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Indonesia tahun lalu me­ ningkat 27,3 persen. Khusus ke Bali saja

8

jumlah kunjungan meningkat sampai 43,4 persen. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan dari Tiongkok 1.143.345 orang. Setelah kerja sama antara Kemen­ par dan Baidu diresmikan tahun lalu, jumlah kunjungan meningkat menjadi 1.454.987 wisatawan pada 2016. Pada kuartal pertama 2017 ini, sampai dengan bulan Maret 2017, jumlah kunjungan sudah mencapai 525.035 orang. Pening­ katan ini mendorong Kementerian Pari­ wisata untuk melanjutkan kemitraan strategis dengan Baidu. Baidu Global Maps (Baidu Maps) dan online travel platform (OTP) Qunar ada­

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

lah dua produk yang dimiliki oleh Baidu. Kedua produk itu akan melengkapi platform lainnya yang telah digunakan lebih dulu, Baidu Search Engine, Display Adds, dan Baidu Travel. Kedua produk terse­ but diyakini akan mendukung pemasa­ ran dan penjualan produk-produk pari­ wisata Indonesia langsung kepada calon wisatawan di Tiongkok. Pada peluncuran tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, kemitraan dengan Baidu tahun lalu te­ lah membuahkan hasil impresif. Jum­ lah kunjungan wisatawan Tiongkok ke ­Indonesia berhasil meningkat ­signifikan.


Salah satunya berkat akses terhadap ­informasi terkait pariwisata Indonesia yang dipublikasikan di berbagai situs perjalanan wisata maupun di Baidu Travel. Publikasi itu dalam waktu sing­ kat mampu menarik minat lebih dari 320.000 pembaca dengan impresi di atas 1 juta. Pencarian kata kunci Bali island meningkat sebesar 45% dan pencarian kata kunci Indo Travel juga meningkat sebesar 11%. Tambahan dua platform pada tahun kedua kerja sama itu, diharapkan akan bisa lebih meningkatkan kunjungan wisatawan Cina ke berbagai destinasi ­Indonesia di luar Bali dan Jakarta ­seperti ke Manado, Lombok, ­Banyuwangi, ka­ wasan Jogja–Solo–Semarang, dan Labuan Bajo. “Dengan memanfaatkan Baidu Maps dan Qunar, kami optimis wisatawan Tiongkok akan semakin teredukasi ten­ tang Indonesia dan semakin mudah menjangkau Indonesia,” kata Menpar Arief. Ken Tao, Business Director Baidu Indonesia, mengatakan, sangat meng­apresiasi dimanfaatkannya produk-produk Baidu oleh Pemerintah Indonesia. ­Pendekatan OTP akan menjadi fokus kerja sama ­tahun kedua. Ini dilakukan karena ­mayoritas wisatawan Tiongkok berusia di bawah 45 tahun dan 68% diantaranya menjadikan informasi berbasis internet referensi utama. “Ini semakin mendorong kami di Baidu untuk semakin mengoptimalkan

kontribusi dalam meningkatkan popu­ laritas serta daya tarik pariwisata Indo­ nesia di kalangan wisatawan Tiongkok,” kata dia.

Baidu Maps dan Qunar

Baidu Global Maps diluncurkan per­ tama kali 12 tahun lalu, sekarang sudah meliputi 209 negara dan kawasan di se­ luruh dunia. Baidu Global Maps (Baidu Maps) adalah peta digital yang menawarkan tampilan citra satelit, peta jalan dan peta dalam ruang yang canggih. Aplikasi ini juga menyediakan rekomendasi menge­ nai beragam jenis transportasi terbaik yang dapat dipertimbangkan wisatawan untuk mencapai ke destinasi. Baidu Maps tersedia di ponsel cerdas dengan sistem operasi Android dan iOS. Pengguna aktif Baidu Maps lebih dari 300 juta orang setiap bulannya. Peta digi­ tal itu memiliki cakupan point of interest (POI) global sebanyak 140 juta dan me­ ngelola permintaan lokasi sebanyak 72 miliar per hari. Baidu Maps diandalkan oleh lebih dari 25% wisatawan Tiongkok yang tengah melakukan lawatan keluar negeri. Liu Bin, Vice President Baidu Maps, menjelaskan, salah satu dari tujuan kerja sama antara Baidu Maps dengan ­Kemenpar adalah agar pelaku pariwi­ sata di Indonesia, terutama di luar Bali dan Jakarta, bisa memberikan data dan informasi. Bisa berupa informasi dasar seperti lokasi geografis dan seterusnya.

Sementara ini Baidu Maps akan meneri­ ma data dan informasi dari pemerintah. “Untuk saat ini data dan informasi mesti lewat pemerintah dulu agar data yang diberikan terverifikasi, produk yang dimasukkan ke dalam Baidu Maps valid dan meyakinkan bagi turis ­Tiongkok,” tutur Liu. Lynn Zhou, General Manager Smart Destination Department Qunar.com (Qunar) menerangkan, saat ini yang te­ lah bergabung dengan Qunar ada 10.000 local suppliers. Sebagian besar berasal dari Cina dan sebagiannya lagi dari luar negeri. “Supplier ialah benar-benar pelaku usaha lokal. Kami juga punya standar kriteria dalam menilai supplier yang bisa bergabung ,” ujar Lynn. Dia menyarankan, akan lebih baik apabila ada seksi berbahasa mandarin di Indonesia Tourism Exchange (ITX). Masyarakat di Tiongkok lebih banyak yang bisa berbahasa mandarin daripada bahasa lainnya. Qunar merupakan aplikasi perjalanan wisata nomor 1 di Tiongkok dengan 4,5 juta pengunjung aktif harian. ­Melalui Qunar, wisatawan Tiongkok yang ­ingin berwisata ke Indonesia dapat memper­ oleh informasi akurat mengenai pe­ nerbangan domestik dan internasional, paket-paket liburan, hingga informasi wisata lainnya secara detil. Qunar ­sendiri adalah perusahaan mobile dan online travel platform yang mayoritas saham­ nya dimiliki Baidu. n

Baidu Global Maps diluncurkan pertama kali 12 tahun lalu, sekarang sudah meliputi 209 negara dan kawasan di seluruh dunia.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

9


EVENT

Menpar Arief Yahya (tengah) menerima piagam dan plakat atas keberhasilan Indonesia dalam dua tahun terakhir memperbaiki peringkat di dalam daftar tujuan wisata halal dunia, Rabu (3/5). Penghargaan diberikan oleh Fazal Bahardeen, CEO CrescentRating dan HalalTrip, (kedua kanan) dan Safdar Khan, Division President Indonesia, Malaysia & Brunei Mastercard (kedua kiri). Menpar didampingi Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar Riyanto Sofyan (kanan), dan Direktur PT Mastercard Indonesia, Tommy Singgih.

n Di Dalam Negeri

Indonesia Masuk Tiga Besar Tujuan Wisata Halal Dunia Pemasarannya juga dengan 3-A: Authentic, Affordable, Accessible

I

ndonesia naik satu peringkat ke po­ sisi tiga menyusul Malaysia (nomor satu) dan Uni Emirat Arab (nomor 2) di dalam daftar peringkat tujuan wisata halal global negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan non-OKI. Indonesia berhasil menggeser Turki di posisi keempat. Studi Indeks Wisata Muslim Global (Global Muslim Travel Index/GMTI) ­Mastercard-CrescentRating 2017 yang diluncurkan oleh Mastercard dan CrescentRating, Rabu (3/5), di Jakarta, me­ nunjukkan, Indonesia telah sukses ­meningkatkan posisinya selama dua ­tahun berturut-turut. Dalam daftar itu, Singapura masih men­ jadi satu-satunya destinasi non-OKI yang berada di peringkat 10 teratas secara ke­ seluruhan. Singapura mempertahankan posisi puncaknya untuk destinasi utama non-OKI. Menyusul Thailand di urutan kedua diikuti Inggris, Afrika Selatan dan Hong Kong yang berada di peringkat lima besar. Jepang berhasil naik dua peringkat

10

menjadi peringkat keenam, sementara Spanyol memasuki peringkat sepuluh be­ sar untuk pertama kalinya. Indeks tersebut mencakup 130 desti­ nasi wisata di seluruh dunia. ­Sejumlah destinasi non-OKI di Asia berhasil ­menaikkan peringkat mereka. Hal ini merupakan hasil dari upaya bersama untuk senantiasa menyesuaikan layanan mereka dalam melayani serta memikat wisatawan Muslim. Fazal Bahardeen, CEO ­CrescentRating dan HalalTrip, mengakui, Indonesia te­ lah menanamkan investasi besar ter­ hadap sektor ini. Hal itu tercermin pada peningkatan yang dicapai Indonesia dalam peringkat secara keseluruhan se­ lama dua tahun berturut-turut. Diingatkannya pula, Indonesia tidak boleh berpuas diri karena Turki juga ten­ gah berupaya keras memulihkan ­citranya setelah insiden-insiden ter­utama terkait soal keamanan yang membuat industri pariwisatanya menurun tahun lalu. Fazal Bahardeen menyarankan,

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

Indo­nesia sebaiknya meningkatkan ke­pedulian penduduknya dan meng­ adakan pelatihan-pelatihan internal agar masyarakat bisa memanfaatkan infrastruktur ramah muslim yang te­ lah terbentuk dan tersedia itu menjadi produk-produk wisata halal. Selain itu, petunjuk-petunjuk ­terhadap makanan halal perlu diperbanyak kare­ na wisatawan muslim dari mancanegara yang baru pertama kali datang ke Indo­ nesia tidak tahu mana yang halal dan mana yang tidak. Meskipun tahu pen­ duduk negeri ini mayoritas umat mus­ lim. Karena lebih dari 90% pencarian wisatawan halal tekait dengan makanan dan minuman.

Pengaruh Generasi Milenial terhadap Pasar Pariwisata Halal

Pada tahun 2016, diperkirakan jum­ lah total kedatangan wisatawan Muslim secara global mencapai 121 juta, naik dari 117 juta pada tahun 2015, mewak­


Daftar Peringkat Tujuan Wisata Halal Dunia GMTI 2017 ili 10 persen dari kese­luruhan industri perjalanan global. Industri ini diperkirakan ber­ nilai mencapai USD220 miliar pada tahun 2020. Tahun 2016 nilainya USD 155 miliar. Safdar Khan, Division President Indo­nesia, Malaysia & Brunei Mastercard menga­ takan, dengan keseluruhan pe­ngeluaran yang mencapai sekitar USD 155 miliar di ta­ hun 2016, pasar wisata Muslim tetap menjadi sebuah pendor­ ong yang kuat bagi pertumbu­ han berkelanjutan di sektor wisata di seluruh dunia. Sek­ tor ini terus berkembang den­ gan dorongan utama, seperti perubahan demografis dan digitalisasi, yang membentuk cara perkembangan dari in­ dustri tersebut. Teknologi misalnya, senan­ tiasa me­ningkatkan pengala­ man para wisatawan Muslim dalam setiap langkah yang dilakukannya. Mulai dari fase perencanaan hingga fase pengalaman serta fase berbagi (sharing). Terdapat sebuah peluang yang sangat besar bagi para penyedia layanan untuk berinovasi dan menyesuaikan penawaran mereka untuk memenuhi kebutuhan unik dari segmen ini pada setiap fase di berbagai titik temu atau titik interaksi dengan para pengguna. “Di Mastercard, kami berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dari segmen ini dan bekerja sama dengan para mitra kami untuk secara konsis­ ten mengembangkan program dan penawaran yang baru dan inovatif bagi konsumen Muslim,” ujar Safdar. Mastercard juga sedang terus me­ ngembangkan sistem pembayaran yang ­complied dengan syariah Islam.

wawasan-wawasan yang di­ berikan oleh GMTI akan men­ jadi hal sangat ­penting bagi tim manajemen dan pengam­ bil keputusan di destinasi wisata yang se­nantiasa men­ cari solusi untuk pasar ini.

Cross Selling melalui Kanal Aliansi

Usai peluncuran GMTI 2017, Ketua Tim ­Percepatan Wisata Halal Kemenpar ­Riyanto Sofyan mengata­ kan, sellers—hotel, restoran, atraksi dan destinasi—harus benar-benar diseleksi. Dari situ fokus pada produkproduk yang sudah me­ menuhi standar kelas dunia. Setelah itu dipromosikan ke berbagai media. Agen-agen perjalanan maupun ope­rator tur Indone­ sia sudah banyak pula yang melakukan bisnis wisata ha­ lal. Namun, karena tersebar Sumber: Mastercard-CrescentRating GMTI 2017 di berbagai dae­rah maka in­ formasi mengenai produk-produk yang mempertahankan dan meningkatkan pe­ ramah wisatawan muslim ini belum ter­ ringkatnya di masa mendatang. himpun dengan baik. “Para traveler muda ini menginginkan “Sekarang kita bangun lewat digital, pilihan yang lebih banyak, pengalam­ namaya Halal Travel Alliance. Itu adalah an yang unik, serta konektivitas yang sebuah digital market place. Jadi akan konstan yang dapat dilihat dari per­ lebih mudah mencari informasi menge­ tumbuhan segmen gaya hidup Muslim nai produk-produk yang ramah muslim. lainnya seperti kuliner dan fesyen yang Aliansi itu sudah berjalan. Awalnya un­ terhubung dengan sempurna terhadap tuk pelaku industri domestik. Namun di pasar wisata ini,” kata Fazal. Malaysia International Halal Showcase GMTI senantiasa mengungkap wawas­ (MIHAS) yang lalu, aliansi itu berkem­ an dan informasi detil di mana hal terse­ bang dan sekarang anggotanya ada dari but akan membantu negara-negara Malaysia, Brunei, Vietnam, Filipina, dan des­tinasi lebih memahami pergeseran Thailand. Kita berharap bisa terjadi kebutuhan di sektor ini. cross selling di situ. Salah satu tantangan Wisata Muslim terus meng­alami di­ bagi pemain lokal adalah menjual paket versifikasi, mengikuti perkembangan wisata halal inbound,” jelas Riyanto. n demografi dari para wisatawan. ­Melalui

Tren Wisata Halal

Fazal mengungkapkan, adanya penga­ ruh dari generasi kaum wisatawan muda, milenial dan Gen Z yang menggabungkan teknologi dengan keinginan yang nyata untuk menjelajahi dunia sambil tetap memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan kepercayaannya. Mereka diyakini bisa menjadi pendo­ rong bagi fase pertumbuh­an selanjutnya. Destinasi wisata seperti Indonesia harus merangkul generasi ini untuk senantiasa

Ini yang dicari oleh wisatawan muslim dari generasi muda, ­Generasi ­Milenial (lahir pada tahun 1980-an) dan Gen Z (lahir setelah tahun 1990-an). Mereka adalah pendorong utama wisata halal pada masa depan dan setiap merek mau tidak mau mesti menyesuaikan diri dengan tren yang sudah mulai berkembang. (Sumber: Mastercard-CrescentRating Glo­bal Muslim Travel Index 2017, May 2017)

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

11


Aksesibilitas

Tambah Penerbangan

Tokyo–Denpasar

Judi Rifajantoro, Stafsus Bidang Infrastruktur Pariwisata Kemenpar, mengalungkan bunga kepada penumpang AirAsia X Indonesia yang mengikuti penerbangan perdana Tokyo–Denpasar.

P

esawat Airbus 330 AirAsia X ­Indonesia mendarat sempurna di landas pacu Bandara Interna­ sional I Gusti Ngurah Rai Bali pada Kamis, 25 Mei 2017, pukul 16.14 WITA. Pesawat itu mengangkut 348 orang penumpang dan awak dari Bandara ­Narita di Tokyo, Jepang. Para penum­ pang ialah yang mengikuti penerbangan perdana rute terbaru dari grup AirAsia, rute langsung Narita/Tokyo–I Gusti Ngu­ rah Rai/Denpasar. Water Sallute menyambut ­kedatangan pesawatnya sore hari itu. Kemudian di Terminal Kedatangan para penumpang menerima kalungan bunga sebagai ucap­ an ‘Selamat Datang’. Dari Kemenpar, acara inaugurasi itu dihadiri oleh Ni Wayan Giri Adnyani, Sekretaris Deputi Bidang Pemasaran Pari­ wisata Mancanegara; Judi ­Rifajantoro, Staf Khusus Menteri Bidang Infrastruk­ tur Pariwisata. Dari Kemenhub, Suprasetyo, Staff Ah­ li Menteri Perhubungan/Komisaris AP 1; CEO Grup Air Asia, Dendi Kurniawan; CEO AirAsia X Indonesia Capt. Sulistyo Nugroho Hanung; Konsul Jenderal Jepang di Bali, Hitohisa Chiba; ­Executive

12

Peserta famtrip media dan KOL dari Jepang mengikuti tur dengan sepeda di Ubud.

Director JNTO di Jakarta, Hideki ­Tomioka, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bali, A.A. Gede Yuniartha. Juga hadir Soeratman ­Doerachman, Komisaris AirAsia X Indonesia, ­Darmadhi, Komisaris AirAsia Indonesia, perwakilan dari KBRI di Jepang ­Bambang Eko Prasetyo dan ­Mochammad Asrori, Direktur Marketing dan Pengembangan Bisnis PT AP 1. Setelah penyambutan, langsung dige­ lar jumpa pers di Novotel Ngurah Rai. CEO Grup AirAsia, Konjen Jepang di Bali, dan Stafsus Bidang Infrastruktur Kemen­ par sebagai narasumber. AirAsia X Indonesia melayani rute pe­ nerbangan langsung Bali–Tokyo seba­ nyak empat kali dalam seminggu pada hari Senin, Rabu, Jumat, dan ­Minggu. Dikutip dari situs resminya, General Manager I Gusti Ngurah Rai, Rai Yanus ­Suprayogi mengatakan, menurut ­atatan PT AP 1 sampai dengan bulan April 2017 wisatawan asal Jepang yang mendarat di bandara di Bali ini telah mencapai 156 ribu orang dan berada di peringkat ketiga setelah wisatawan dari Cina dan Australia.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

Famtrip bagi media dan KOL Jepang Diantara penumpang yang meng­ikuti penerbangan perdana tersebut, ada media dan Key Opinion Leader (KOL) dari Jepang. Inaugurasi ini didukung ­dengan kegiatan famtrip bagi media dan KOL dari Jepang. Famtrip AirAsia for Japan Market 2017 diselenggarakan ­dalam rangka pe­nerbangan perdana rute ­Tokyo–Denpasar dan berlangsung ­selama 4 hari pada 25–28 Mei 2017, diikuti oleh 7 orang media dan 8 orang KOL. Program famtrip efektif ­berlangsung pada keesokan hari setelah tiba di Bali. Program pertama, mereka diajak tur dengan sepeda di Ubud. Kemudian menonton pertunjukan tari barong di Saha Dewa, Batu Bulan. Hari berikutnya mengunjungi Desa Wisata Kerobokan. Di desa itu peserta famtrip menjajal river tubing dan trekking ke Air Terjun Leke-leke dan bere­ nang di kolam alami di bawah air terjun. Dari sana berlanjut menyaksikan tari ke­ cak di Pura Uluwatu dan makan malam di kawasan Jimbaran.

Hotel inspection di Basko Hotel Padang. Pada hari terakhir program, peserta relaksasi di The Amalas Spa Treatment, mengikuti kelas memasak masakan ­Indonesia. Sebelum farewell dinner, peserta famtrip diberi free time guna mengeksplorasi Bali. Selain berita di media, 8 orang KOL menayangkan aktivitasnya selama famtrip berlangsung dan tayangan itu langsung mendapatkan respon positif. Jumlah hit dan ‘Like’ dari para pengikut­ nya mencapai puluhan ribu. n


AKOMODASI/AMENITAS

Menpar Arief Yahya saat membuka Rakornaspar ke2 2017, dan menyampaikan key notes.

Homestay

‘Amunisi’ baru Pemasaran

P

emasaran pariwisata ­Indonesia akan menambah amunisi baru dalam memenangkan per­ saingan menarik kunjungan wisatawan. Unsur baru dalam produk wisata akan diisi dengan homestay, ­tahun 2017 ini ditargetkan 20.000 homestay akan terlaksana. “Kita akan segera me­ nentukan quick win, destinasi mana saja yang paling siap untuk diformat menjadi Desa Wisata,” kata Menpar Arief Yahya. Bagaimana sesungguhnya rencana pem­bangunan dan pengembangan homestay untuk pariwisata Indonesia? Pada Rapat Koordinasi Nasional (­Rakornas) Pariwisata II-2017 di ­Jakarta 18–19/5/2017, dipastikanlah adanya ­empat cara atau mekanisme memba­ ngun homestay. Yaitu, dengan cara meng­ konversi, atau renovasi, atau revitalisasi atau membangun bangunan baru untuk dijadkan homestay. Maka melibatkan peran pihak-pihak terkait, termasuk di dalamnya beberapa kementerian dan lembaga. Homestay tidak hanya sebagai ame­ nitas (akomodasi rumah tinggal untuk wisatawan), tetapi juga sebagai atraksi

wisata. Homestay memiliki daya tarik budaya yang sekaligus memungkinkan interaksi turis dengan penduduk setem­ pat. Sementara sebagai amenitas, homestay dapat dijadikan tempat tinggal yang sehat, bersih, dan aman, bagi masyarakat sekaligus wisatawan, dengan pengelola­ an berstandar internasional. Ketua Tim Percepatan Pembangunan Homestay, Anneke Prasyanti menjelas­ kan, Homestay bisa diartikan juga home sharing. Ketertarikan wisatawan ter­ hadap home sharing akan mengalami kenaikan dari 10% (2016) menjadi 15% (2020) di kota-kota besar dunia dan dari 2% (2016) menjadi 5% (2020) di kota-kota besar di Asia Tenggara. Jenis akomodasi rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaat­ kan untuk disewakan dengan mem­ berikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya, yang dimiliki oleh masyarakat setempat dalam rangka pemberdayaan ekonomi lokal, ini se­ makin dicari wisatawan masa kini. Kementerian Desa menyatakan di 2.000 desa akan dibangun 10.000 home-

stay bila di masing-masing desa bisa dibangun 5 homestay. Selain bangun baru, tambah Anneke, banyaknya ru­ mah masyarakat yang telah ditinggalkan pemiliknya karena merantau atau diang­ gap tidak trendi bisa dimanfaatkan. Pada Rakornaspar itu dipamerkan corak dan bentuk homestay menurut ­arsitektur daerah destinasi yang hendak dibangun, melalui pameran foto. Tapi salah satu yaitu model homestay arsi­ tektur Danau Toba, dipamerkan secara ba­ngunan fisik. Tampak, semua terbuat dari bahan bambu. Rakornas Pariwisata II-2017 diikuti sekitar 500 peserta terdiri dari Menteri; panelis diskusi/workshop (dirjen, CEO, dan kepala lembaga); kepala daerah (provinsi/kota/kabupaten) 10 destinasi prioritas dan 14 destinasi unggulan be­ serta SKPD terkaitnya, termasuk kepala dinas pariwisatanya; pejabat internal di Kemenpar (Eselon I–IV, stafsus, penasi­ hat, Tim Percepatan dan Tenaga Ahli Kemenpar); asosiasi industri pariwisata, akademisi, komunitas dan media. Dengan tema sentral Indonesia Incorporated: 20.000 Homestay Desa Wisata pada tahun 2017, bahasan mengenai rencana pengembangan homestay boleh dikatakan dituntaskan oleh para ahli dan para decision makers. Itu mencakup bahasan tentang antara lain legalitas lahan, pengembangan homestay desa wisata, skema pendanaan, dan skema pengelolaannya. n

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

13


EVENT

Selama pameran berlangsung, sejumah tarian tradisional Indonesia ikut serta ditampilkan.

n Di Luar Negeri

Festival Indonesia di Jantung Kuala Lumpur ISBBF

2017 merupakan pelaksanaan t­ ahun kedua. Indonesia Street Bukit ­Bintang Fiesta 2017 (ISBBF), dilaksana­ kan di Pavilion Mall, Bukit Bintang pada 18 – 21 Mei 2017, berlokasi di ­tengah kota kota Kuala Lumpur, Malaysia. Kali ini ­meng­usung tema Explore Exotic ­Indonesia. Asdep Pengembangan Pasar Asia Teng­ gara Kementerian Pariwisata kembali menggelar festival Wonderful Indonesia itu, selama empat hari, dengan paviliun Indonesia yang menampilkan bentuk ka­ pal pinisi pada pintu utamanya dan ru­ mah adat suku Sasak di panggung utama yang berada di tengah-tengah. Festival menampilkan pagelaran bu­ daya seperti tari-tarian, musik, parade karnaval, peragaan busana dari peran­ cang ternama Indonesia, demo kosmetik halal, serta penampilan dari DJ dan pe­ nyanyi Cakra Khan yang khusus tampil

14

pada tanggal 20 Mei 2017. Selain itu, ada 12 stand memamer­ kan produk-produk UKM Indonesia berupa makanan, busana, dan kosmetik. Pengun­jung pun bisa bebas mengikuti program-program interaktif seperti henna/face painting, kuis, dan lain-lain. Sebelumnya, event itu sudah dikampa­ nyekan melalui jumpa pers pada 12 Mei 2017 di sebuah restoran Indonesia Bumbu Desa di Suria KLCC. Narasumbernya As­ dep Pengembangan Pasar Asia ­Tenggara ­Rizki Handayani Mustafa, Charge d’Affaires KBRI Kuala Lumpur Andreano Erwin, dan Tendi Naim mewakili Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja. Selain itu juga hadir CEO ASEANTA, Flora Abdullah, Executive Secretary MATTA Nigel Wong, dan Country Mana­ ger VITO Malaysia M. Syafie Obet. Jumpa pers tersebut dihadiri oleh jur­ nalis dari media cetak, elektronik, daring

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

dan blogger dari Malaysia. Festival bertujuan untuk memperke­ nalkan lebih banyak destinasi wisata dengan kekayaan alam dan budaya yang berbeda-beda kepada publik Malaysia maupun turis asing yang sedang berada di Bukit Bintang. Kawasan ini memang dikenal sebagai pusat keramaian ter­ masuk banyak dikunjungi oleh turisturis asing. Usai jumpa pers, pada hari yang sama, even ISBBF 2017 juga dipromosikan da­ lam program talkshow Ruang Bicara yang disiarkan oleh Berna TV selama 30 menit pada malam hari. Narasumber da­ lam talkshow itu, Dusep Mulya, Kepala Bidang Pameran Pasar Asia Tenggara, dan Rifah Ariny, Atase Perdagangan KBRI di Kuala Lumpur. Pada kesempatan itu diungkapkan, KBRI mendukung promosi pariwisata ­Indonesia melalui produk-produk buatan Indonesia oleh UKM yang akan mengisi stand di dalam paviliun Indonesia. Di paviliun Indonesia, selain menam­ pilkan pinisi dan rumah adat Sasak, juga konten destinasi Jakarta dan Sumatera Selatan. Ini merupakan bagian dari kampanye Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang tahun depan. n


Sesi B-to-C di paviliun Wonderful Indonesia di MIDE 2017.

Presentasi Indonesia Underwater di panggung utama MIDE 2017 oleh Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar selama dua hari berturut-turut.

Antusiasme Wisata Selam di MIDE 2017, Malaysia Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kementerian Pariwisata hadir untuk kedua kali di ajang Malaysia Inter­ national Dive Expo (MIDE) 2017, dengan membawa delegasi Indonesia membawa pelaku industri wisata selam dua kali ­lipat daripada keikutsertaan pertama kali tahun lalu dan transaksi potensial yang didapat juga lebih besar. Publik Malaysia bahkan bersedia membeli ­paket-paket penyelaman yang mahal seperti ke Raja Ampat dan ke berbagai destinasi lain di Indonesia. MIDE 2017 berlangsung pada 12–14 Mei 2017 di Putra World Center (PWTC), Kuala Lumpur, Malaysia. Paviliun Wonderful Indonesia diisi oleh 20 pelaku industri wisata selam, yakni Photodivetrip, Manado, Sulawesi Utara; Tanjung Lesung Dive Resort, Tanjung LesungBanten; Two Fish Divers, Sulawesi–Bali– Lombok; Maluku Divers, Maluku; ­Cajoma ­Liveaboard, Flores–Nusa Tenggara Ti­ mur; Yos Dive Lembeh–Eco Beach Resort, ­Sulawesi Utara; Sanctum Una Una, Sulawesi Te­ngah; Safari Tours & Travel, Sulawesi Utara; Grand Komodo–Raja Ampat Dive Lodge, Raja Ampat & Nusa Teng­

gara Timur; Global Dive Centre & Lodge, Gorontalo dan Ambon; Nongsa Resorts & GS-Diving, Batam–Kepri; Kungkungan Bay Resort, Sulawesi Utara; Pulau Weh Dive Resort, Aceh; Nautilus Diving Bali, Bali; Gurara Dive Resort, Raja Ampat; Eco Divers, Sulawesi Utara; Bali Marine ­Diving, Bali; Dive IndonesiaTM, ­Indonesia; Thalas­sa Dive Resorts, Sulawesi Utara; PT. Dive Inn Bali Dive & Travel, Bali. Pada keikutsertaan tahun lalu hanya 8 pelaku industri yang hadir. Di luar Paviliun Wonderful Indonesia, ada juga para pelaku industri wisata selam yang membuka booth sendiri ­seperti: World Diving Lembongan, Cocotinos Hotels & Resorts, Cruising Raja Ampat, Ceningan Divers Nusa Lembongan (Nusa Penida)–Bali, Pearl of Papua Liveaboard Raja Ampat, Macro Dive Lembeh–Diver’s Den, Max’s Dive Centre, Pe­ merintah Kabu­paten Raja Ampat, Grand Komodo– Raja Ampat Dive Lodge, Bali Crystal ­Diver, Aquamarine Diving Bali, PT. Atlantis International, Sea Safari Cruises, Tasik Divers Indonesia, Tulamben Wreck Divers, dan 7 Seas Dive Gili Lombok. Pada hari kedua dan ketiga, Indone­

sia diberikan kesempatan untuk mem­ presentasikan Indonesia Underwater di panggung utama. Selaku narasumber adalah Cipto Aji Gunawan, Ketua Bi­ dang Wisata Bawah Laut, dan Ratna Suranti (Sekretaris) dari Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari. Keingintahuan dari publik Malaysia tampak besar. Setelah presentasi dan fo­ rum tanya jawab, sesi kuis dengan ­total hadiah senilai lebih dari MYR 20.000 (hari kedua) dan lebih dari MYR 30.000 (hari ketiga) juga menarik perhatian pengunjung mengikutinya. Selama tiga hari pameran ­berlangsung, dari 20 pelaku industri yang mengisi pa­ viliun Wonderful Indonesia didapatkan transaksi langsung untuk rencana kun­ jungan sebanyak 247 calon wisman. Ini meningkat 20% dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 79 calon wisman. Nilai transaksinya sebesar USD 254.742 atau setara IDR 3.439.017.000,00 (kurs Rp 13.500-). Jumlah tersebut juga mening­ kat 272% dibandingkan tahun 2016 yang tercatat IDR 924.000.000,00. Sedangkan estimasi dari transaksi tidak langsung diperoleh 810 calon wis­ man, meningkat 71% dibandingkan ta­ hun 2016 yang tercatat 474 orang. Nilai potensi devisanya sebesar USD 756.486 atau IDR 10.212.561.000,00 meningkat 66% dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil tersebut di luar dari para pelaku industri yang membuka booth secara mandiri.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

15


Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Rizki Handayani Mustafa memberi kata sambutan saat pembukan MIDE 2017.

MIDE diselenggara­ kan oleh Asia Events ­Exsic dan didukung oleh Ministry of ­Tourism and Culture Malaysia dan Malaysia Convention & Exhibition ­Bureau. MIDE adalah pameran ­consumer fair (­B-to-C), travel trade (B-to-B), dan seminar wisata selam terbesar di Malay­ sia. Tahun ini pameran itu berhasil me­

narik pengunjung dan pelaku industri wisata selam dari 50 negara. Untuk mendukung promosi dan pen­ jualan, Kemenpar juga diberi ruang un­ tuk memasang iklan berupa poster 2,5

meter x 1 meter di panel di area ­registrasi dan pembelian tiket. Dan placement di online media khusus diving berbahasa Inggris. Shafie Obet, Country Manager VITO

Kuliner Kita di Pameran Taste of Paris Ini promosi sekaligus selling, penjualan. Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di Paris, Perancis, bekerja sama dengan Quartiers du Monde, satu perusahaan operator tur di Perancis, mengikuti pa­ meran kuliner dan gastronomi ­terbesar di Perancis, Taste of Paris. Pameran ini berlangsung pada 18–21 Mei 2017 di Grand Palais, Paris. Selama empat hari pameran, mini stand Indonesia menyu­ guhkan kue-kue Indonesia seperti ­wingko babat, lumpia, lapis legit, dan klepon yang menarik perhatian pengun­ jung untuk mencicipinya. Setelah mencicipi camilan khas Indo­ nesia yang disuguhkan, para pengun­ jung yang datang akhirnya menanyakan informasi mengenai Indonesia dan me­ nyatakan minat berkunjung ke Indone­ sia. Rata-rata mereka tahu tentang Bali. ­Bahkan, Chef Juan Alvarez, seorang chef Michelin terkenal dari restoran Nuba yang ada di Hotel Marignane, de­ ngan bangga memakai kaos bertuliskan Wonderful ­Indonesia selama memasak di dapurnya. Tentu setelah mencicipi ekso­ tisme rasa camilan khas Nusantara. “Jadi begini. Salah satu operator tur Perancis, Quartiers Du Monde, memutus­ kan ikut serta di pameran ini dan me­ nawarkan Indonesia sebagai country partner. Karena ini pameran interna­ sional dan menarik pengunjung dalam jumlah besar maka VITO France mene­

16

Chef Juan Alvarez. rima tawaran tersebut. Kami dari VITO menyumbang kue-kue Indonesia selama empat hari pameran berlangsung. Juga kepada mitra-mitra industri kami tawar­ kan siapa yang mau memberi hadiah untuk door prize. Salah satunya EVA Air bersedia memberikan tiket gratis untuk 2 orang ke Indonesia. Pameran Taste of Paris ini memang (tadinya) tidak masuk

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

dalam jadwal promosi Kementerian Pariwisa­ ta,” ujar Eka Moncarre, ­Country Manager VITO di Paris, menerangkan melalui surat elektro­nik kepada PI. Pada awalnya, pa­ meran Taste of Paris adalah pameran yang diadakan untuk mem­ perkenalkan gastrono­ mi ­Perancis dan chef ­Michelin. Di pameran itu semua pengunjung bisa merasakan kuliner yang telah mendapat rating Michelin ­dengan harga yang amat terjangkau dan dalam porsi mini. Akhirnya pameran ini berkembang menjadi pameran internasional dimana beberapa ke­ menterian pariwisata atau badan ­promosi pariwisata dari neg­ ara-negara lain meng­ikuti pameran ini seperti ­Republik ­Dominika dan Spanyol. Dan Selama 4 hari, Taste of Paris 2017 di­ kunjungi sekitar 35.000 orang. Dan, tentu saja, tour operator yang ikut sertapun dapat melayani ‘­penjualan’ tur ke Indonesia, selama atau setelah event itu terlaksana. n


Malaysia, menjelaskan, di segmen pasar generasi muda Malaysia aktif mencari informasi sesuai minat. Mereka men­ cari perjalanan yang berbeda daripada biasanya. Diantaranya menyelam atau trekking ke gunung. “Memang sekarang tren orang-orang muda di Malaysia suka travel sendiri juga adventure. Sebagai contoh, di MIDE terjual paket menyelam ke Raja Ampat. Semua tahu ini paket mahal tapi kok boleh laku? Ini sebab mereka sudah mengerti Raja Ampat. Sedangkan yang lain-lain misal trekking, water rafting, dan lain-lain masih tiada promotion. Jika­pun me­reka pergi itu dicarinya sen­ diri. So, there are no issues for Malaysian traveling to Indonesia disebabkan ­banyak c­ onnectivity,” ujar Obet. n

Menerobos pasar New York Promosi Wonderful Indonesia ini tampil di tengah keramaian Times Square kota New York, Amerika Serikat. Selama dua bulan, sejak 1 Mei 2017, tampilan yang mencolok menarik perhatian masyarakat ini bagaikan menjalankan misi ‘to capture the market’, mengingat pasar wisman di AS bagi Indonesia sesungguhnyalah potensial.

Filosofi Rendang dan Promosi Kuliner Kita di Gastronomi Dunia, Spanyol Delegasi Indonesia didaulat men­ jadi salah satu pembicara pada sesi Gastro­nomy Network on Succesful ­Examples dalam Forum Dunia ten­ tang Pariwisata Gastronomi (World Forum on ­Tourism Gastronomy) 2017. Itu ­diselenggarakan oleh UNWTO pada 7–9 Mei 2017 di kota San Sebastian, Spanyol. Ke forum itu, delegasi Indo­ nesia memaparkan ­‘Filosofi Rendang’ dan upaya menjadikan kekayaan ku­ liner Nusantara ­mendukung daya tarik wisata di d ­ estinasi. Mewakili delegasi Indonesia, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pari­ wisata Kuliner dan Belanja Kemente­ rian Pariwisata Revita Datau Messakh memaparkan antara lain, Pemerintah Indonesia kini sedang giat menggali kekayaan warisan budaya kuliner dan filosofi gastronomi Indonesia sebagai daya tarik destinasi. Pemeritah meng­ikuti saran dari ­hasil Forum Pariwisata Gastronomi

Dunia ke-2 di Lima, Peru (2015). Melalui serangkaian diskusi ­dengan para pemangku kepentingan di ­tanah air, diperoleh data, kekayaan, dan keanekaragaman gastronomi Indone­ sia merupakan kontribusi dari 1.340 suku di Indonesia, keanekaragaman hayati berupa hutan tropis seluas lebih dari 80 juta hektar tempat berkembang­ nya lebih dari 40 ribu jenis t­ anaman. Perairan Indonesia yang sangat luas menyimpan 2.500 jenis ikan laut dan 2.184 jenis ikan air tawar. Ini semua menjadikan suku-suku di Indonesia dapat berkreasi menciptakan ­makanan tradisionalnya dan hingga kini tercatat sebanyak 5.000 resep. Dari hasil diskusi di kalangan para pakar, telah dihasilkan suatu konsep gastronomi Indonesia yang disebut ­Triangle Concept, yakni filosofi gastro­ nomi ber­poros pada 3 tungku segitiga, yakni ­Makanan (food), Budaya (culture) dan Sejarah (history).

Kata ‘warung’ perlahan tapi pasti akan jadi kata internasional jika semakin banyak wisman berkunjung ke Indonesia. Begitupun menu makanan seperti yang ada di dalam daftar tersebut. Ini sebuah warung makan Santai di kawasan Pemuteran, Bali.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

17


Penganan tradisional lobi-lobi terbuat dari ubi (bawah) dan churos (atas) yang di­tawarkan di dua kafe berbeda di Jalan Braga, Bandung. Orang Bandung lihai sekali dalam mendekonstruksi makanan dan minuman, membuat makanan tradisional tampak trendi dan internasional dan sebaliknya, mem­bumikan makanan internasional menjadi sesuai dengan lidah orang Indonesia.

Revita Datau Messakh, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata, saat memaparkan konsep gastronomi Indonesia di World Forum on Tourism Gastronomy 2017. “Antara food dan history dihubungkan oleh spices (rempah-rempah). ­Kemudian antara history dengan culture dihubung­ kan oleh storytelling ­(hikayat). Dan antara culture dengan food dihubungkan oleh ceremony (ritual/­upacara),” ujar Vita, juga Ketua Akademi Gastronomi ­Indonesia (AGI). Vita mencontohkan rendang. Rendang memenuhi kriteria ­gastronomi karena di dalamnya terdapat ­proses ­pembuatan yang dinamakan ­marandang. Filosofi dari setiap unsur­nya seperti daging mencerminkan prosperity (kesejah­tera­ an), rempah-rempah mencerminkan ­enhancement (peningkatan), santan ke­ lapa untuk integrator dan cabe merah untuk good lesson (pelajaran baik). Para peserta yang mengikuti forum itu ­sangat ­tertarik dengan filosofi tersebut. Itu ­sesuai dengan konsep gastronomi dan keberlanjutan. Untuk mendukung pariwisata gastro­

18

nomi di Indonesia, lanjut Vita, Kemen­ par juga telah mendorong munculnya operator-operator perjalanan yang fokus pada culinary destinations, seperti Royal Dining Tour di Jogja. ­Disampaikannya pula, UNWTO telah menerima Ubud, Bali sebagai prototipe pengembangan pariwisata gastronomi UNWTO. Dalam forum mendatang, Indonesia akan me­ laporkan langkah-langkah yang telah di­ ambil guna mengembangkan pariwisata gastronomi di Ubud. Kemenpar telah me­ netapkan 5 destinasi gastronomi yaitu Ubud di Bali, Yogyakarta, Semarang dan Solo di Jawa Tengah, serta ­Bandung, Jawa Barat. Destinasi-destinasi di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai destinasi gas­ tronomi dapat belajar dari ­keberhasilan kota San Sebastian, Spanyol dalam mengembangkan pariwisata gastronomi hingga dewasa ini kota tersebut sangat mengandalkan perekonomiannya dari

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

sektor pariwisata yang bertumpu pada kekuatan gastronominya. Bagi San Sebastian, pariwisata gastro­ nomi merupakan potensi yang sangat nyata dan Pemerintah Spanyol telah memprioritaskan pariwisata gastronomi dalam strategi promosi pariwisatanya. Khusus untuk San Sebastian, strategi tersebut sangat tepat karena memang sangat cocok dengan alam pedesaan yang menyediakan banyak bahan ma­ kanan hasil pertanian yang masih segar untuk diolah dan disantap. San Sebastian sebagai kota tempat pe­ luncuran inisiatif UNWTO tentang Pari­ wisata Gastronomi antara lain, ­karena kota tersebut oleh Michelin dinyatakan sebagai ‘Ibu Kota Gastronomi Dunia’ di mana semua restoran di San Sebastian mempunyai kesadaran untuk mencipta­ kan menu-menu baru demi ­memanjakan wisatawan. Delegasi Indonesia yang hadir di ­forum tersebut terdiri dari Revita ‘Vita’ Datau Messakh dan Ahmad Lokot Enda, Asdep Pengembangan Wisata Budaya, mewa­ kili Kemenpar; dua orang dosen Fakultas Kepariwisataan Universitas Podomoro Jakarta, Direktur Good ­Indonesia Food (GIF)- operator tur khusus obyek-obyek destinasi kuliner-, dan empat orang ang­ gota DPRD Kotamadya Surabaya, Jawa Timur. n


Laporan Khusus Famtrip Media

Lonely Planet UK

Memperbarui Informasi dan Pengalaman

di Destinasi Indonesia

Perjalanan mereka mengisyaratkan betapa destinasi-destinasi di masa kini perlu menawarkan selain places of interest, juga itinerary yang berisi activity… Dan itulah yang kemudian dipasarkan kepada wisman…

Mendengarkan penjelasan mengenai Tirta Empul. Fotografer dari Lonely Planet UK menemukan banyak obyek menarik selama berada di sini.

S

ebelum TripAdvisor, para ­blogger, dan situs-situs perjalanan hadir dan menguasai jagad internet, Lonely Planet merupakan ‘kitab’ traveler dan wisatawan dunia sebagai sumber inspirasi dan panduan per­ jalanan. Kini Lonely Planet bukan hanya hadir dalam bentuk buku panduan tebal saja tetapi juga dalam bentuk majalah bulanan. Hadir pula dalam rupa online. Asdep Pengembangan pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika mem­ fasilitasi famtrip bagi seorang penulis dan seorang fotografer dari Lonely Planet UK pada 12 hingga 21 Mei 2017. Selama 10 hari mereka mengeksplorasi lebih dalam Pulau Bali dan Lombok, serta Gili

Air, salah satu gili dalam gugusan 3G (Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air). Hari Jumat, 12 Mei 2017. Bandara Inter­nasional I Gusti Ngurah Rai tempat pertemuan kami yang masing-masing datang dari kota-kota di negara-negara yang berbeda. Sang penulis dari Lonely Planet UK yang terakhir kali berlibur di Pulau Dewata sekitar 5 tahun lalu mera­ sa hampir tidak mengenali bandara ini. Dia mengatakan suka melihat bandara di Bali yang sekarang. Dari sana kami lang­ sung menuju Ubud, The Heart of Bali. Hari berikutnya, kami mengunjungi salah satu dari tiga tempat penyucian atau peleburan dosa (melukat) bagi umat Hindu di Bali yakni Tirta Empul. Lokasi­

nya berada ke arah bawah Istana Presi­ den Tampak Siring. Sebelum memasuki kawasan pura, kami mengenakan kain khas Bali. Pemandu membantu kami mengenakannya sesuai dengan adat dan tradisi yang berlaku. Di dalam Pemandian Suci Tirta Empul ramai pengunjung yang sedang melukat. Setelah melihat-lihat sambil mendengar­ kan penjelasan, sang penulis turun ke ­dalam kolam mengikuti petunjuk peman­ du. Ritual melukat yang sedang dilaksan­ akan oleh warga dan kidung puji-pujian yang dilantunkan oleh seke­lompok war­ ga desa dari daerah lain di dalam pura menambah suasana sakral di pemandian suci tersebut pada pagi hari itu. Wisman

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

19


Penulis Lonely Planet UK mencoba melukat di Tirta Empul. turut mencobanya juga ada. Dari sana kami menikmati coffee break di salah satu restoran di Desa Tegalalang yang langsung berhadapan dengan sawah terasering milik warga. Para jurnalis dari Lonely Planet UK itu menikmati makan siang dengan menu khas Indonesia di Warung Kelapa yang disajikan secara unik lagi menarik. Sore hari itu gerimis turun di Ubud. Walaupun tidak bisa menikmati pertun­ jukan tari pendet secara outdoor, kami masih bisa menikmati serangkaian tari bali mulai dari tari pendet hingga ­barong selama 1,5 jam di dalam Puri ­Peliatan Ubud. Aransemen gamelan dan tari-tarian khas Pulau Dewata di Puri Peliatan di­ bawakan oleh sanggar Gunung Sari. Sanggar seni yang diundang pertama kali ke Eropa dan menggelar pertunju­ kan tari Bali di Paris pada tahun 1931. Hingga saat ini dan seterusnya, Puri Peli­ atan di Ubud menggelar pertunjukan tari dan musik setiap hari Sabtu mulai dari pukul 19.30. Ada atau tidak ada penon­ ton, the show must go on. Malam itu, pe­ nontonnya tidak lebih dari 20 orang, dari Eropa dan Jepang. Tua dan muda. Selain ­mereka, tampak pula anak-anak, bebe­ rapa ditemani oleh orang tua, menonton pertunjukan yang selalu berakhir de­ ngan tepuk tangan yang cukup panjang. Sebelum kami meneruskan perjalanan ke Jatiluwih di Tabanan, sang fotografer meminta waktu khusus untuk satu sesi

20

pemotretan. Para penari yang memba­ wakan tari pendet, dan pembawa lakon barong dan rangda, diabadikannya. Para penari secara individu maupun saat te­ ngah mengenakan kostum. Setelah itu, giliran sang penulis yang mewawanca­ rai para penari. Malam sebelumnya usai pertunjukan, mereka berkesempatan bertemu dengan pemimpin sanggar. Sebelum sesi pe­

motretan dan wawancara, mereka pun berkenalan dengan salah seorang pe­ mangku dari Puri Peliatan. Setelah selama dua jam berada di da­ lam kendaraan, kami tiba di kawasan yang sekelilingnya berupa hamparan sawah, sebagian besarnya tengah ­me­runduk berisi buliran padi. Jalan ber­ aspal meliuk-liuk diantara persawahan di Desa Jatiluwih. Di beberapa titik yang terdapat restoran tampak wisatawan, mancanegara dan wisnus, asyik meng­ abadikannya. Tak sedikit yang menyu­ suri jalan maupun berada di pematang sawah. Tempat kami menginap memang tidak berada di pusat UNESCO Heritage Site di Desa Jatiluwih. Ti Amo, satu-satunya akomodasi di Desa Mangesta, desa yang bertetangga langsung dengan Jatiluwih, berada di tengah-tengah hamparan sawah. Meskipun demikian, nuansa itu, suasana pedesaan di Bali yang tenang dan damai, jauh dari hiruk-pikuk sung­ guh bisa dirasakan. Angin cukup kuat untuk menerbang­ kan layang-layang pada tengah hari ­Minggu saat kami tiba di Ti Amo. Anakanak desa tengah bersuka cita main layang-layang di pematang sawah. ­ Mudah sekali menemukan di mana sang fotografer ketika kami mencaricari­nya. Malam itu, hujan lebat dan ­suara ­katak bersahut-sahutan menemani

Kemudian sesi pemotretan penari dengan kostumnya.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017


Wawancara dengan para penari oleh penulis Lonely Planet UK.

acara m ­ akan malam kami. Pada hari keempat, awan mendung masih menggelayut di Jatiluwih. Mentari bermalas-malasan di balik ufuk. Sebe­ lum jam menunjukkan pukul 06.00 me­ reka sudah pergi menuju rumah salah seorang petani di Desa Jatiluwih. Di sana mereka mencari tahu bagaimana perta­ nian dilakukan hingga sarapan bersama warga lokal. Sebelum pukul 12.00 hari itu kami be­ rangkat menuju Pemuteran. Tujuannya adalah Reef Seen, salah satu dive resort perintis di kawasan Pemuteran. Tidak hanya sekedar dive resort, di sini juga terdapat turtle hatchery project yaitu program penyelamatan penyu dan pe­ netasan tukik. Di perairan di depan re­ sor, ada proyek lainnya yakni taman ter­ umbu karang baru. Di terumbu karang buatan itu tidak hanya tumbuh hard coral tetapi juga soft coral. Program snorkeling baru dilakukan keesokan paginya. Sebelum memulai snorkeling, Amanda, sang manager resor, dengan antusias memberitahu apa saja yang dapat kami lihat di bawah sana. Bio-wreck adalah titik pertama snorkeling. Sari, Environment Project ­Officer, juga dive guide, di Reef Seen, dengan ­telaten menemani dan memandu kami. Masih ada waktu, kami teruskan ke ­titik kedua. Di titik Close Encounter kami temukan terumbu karang yang masih bertahan dari pengambilan ikan ­dengan cara pengeboman dan penggunaan ­sianida. Malam itu juga kami berpindah ke Pulau Lombok. Tiba sekitar pukul 22.00

di satu penginapan di Desa Sembalun. Udara dingin menusuk tulang dan terangnya tebaran bintang di langit yang cerah malam itu menyambut kami di kaki Gunung Rinjani. Inilah program yang ditunggu-tung­ gu. Royal Sembahulun, pemilik Royal Rinjani Tour, salah satu operator trekking ke Gunung Rinjani berbasis di Desa Sembalun, memberikan briefing singkat di lobi penginapan sebelum berangkat. Kemudian, dia mengecek persiapan ­logistik, pemandu dan para porter. Nun jauh di sana, puncak Rinjani diterpa sinar mentari pagi. Seolah dia sedang menyapa kami sekaligus menantang, “Apakah kalian bisa ke puncakku?” Kami meninggalkan penginapan seki­ tar pukul 08.30 menuju kantor Taman Nasional Gunung Rinjani. Di sana kami harus melakukan registrasi. Beberapa orang wisman sudah berada lebih dulu di sana, sedang registrasi. Setelah sele­ sai, kami diantar dengan mobil bak ter­ buka hingga ke gerbang Taman Nasional Gunung Rinjani. Dari sini kami memulai trekking sekitar pukul 10.30. Kami mengawali trekking di padang savana di bukit-bukit yang cukup landai. Namun terik sinar matahari membuat tenaga cukup cepat terkuras. Di padangpadang itu warga desa melepas sapi-sapi milik mereka untuk mencari makan. Selepas Pos 2 adalah tantangan yang sebenarnya. Trek datar dan menurun ibarat bonus dari tanjakan-tanjakan yang semakin terjal. Selepas Pos Ekstra, kemiringan bukit lebih dari 70 derajat dengan medan trek berupa tanah berpa­

sir yang cukup licin. Di bukit setelah Pos Ekstra kuncup edelweis menunggu mekar pada Juli–Agustus nanti. Para pemandu dan porter sudah kebal mendengar teriakan,”Berapa jauh lagi?”, ”Masih ada tiga bukit lagi?” begitu yang kerap dilontarkan oleh para ­trekker. Saling memberi semangat dan menguat­ kan, hanya itu yang bisa menghibur sela­ gi trekker menatap bahwa di balik bukit masih ada bukit lagi. Dan tim tiba di Rim I Sembalun Crater, tempat ­camping ground berada, sekitar pukul 18.00 saat mentari kembali ke peraduannya. Tanggal 18 Mei dini hari. Para trekker yang akan menuju puncak bersiap-siap sedari pukul 03.00. Hanya sang penulis dari Lonely Planet UK, ditemani seorang dari PCO dan pemandu yang akhirnya berangkat menuju puncak. Ke puncak Rinjani tidak disarankan bagi yang su­ dah mengalami kelelahan fisik. Salah satu tandanya adalah kram pada kaki. Sisa dari tim menunggu di ­camping ground di Sembalun Crater. Menurut cerita para porter, dari total yang naik sampai Rim I, hanya sekitar setengah atau tiga perempatnya bisa meneruskan hingga ke puncak. Oliver Berry, sang penulis bagi Lonely Planet UK, mengakui, perjalanan menuju puncak Gunung Rinjani meru­ pakan yang tersulit yang pernah dia jalani. Belum pernah dia berada di da­ lam situasi dimana para pendaki saling menatap, “Apakah kita benar-benar bisa menyelesaikannya?”. Itu dia ceritakan saat kembali ke camping ground sekitar pukul 09.00. Begitupun terdengar dari

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

21


Ti Amo Villa, akomodasi mungil di tengah sawah di Desa Mangesta. Unik dan berkarakter. Disukai oleh peserta famtrip.

Mengamati keadaan di bawah permukaan laut

Persawahan di Desa Jatiluwih, telah ditetapkan sebagai UNESCO Heritage Site atas sistem pengairan subak.

Peserta famtrip mendengarkan penjelasan manager resor mengenai bio-wreck sebelum snorkeling.

22

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

c­ elotehan trekker lainnya, jalan kembali dari puncak jauh lebih mudah daripada mendakinya. Menakjubkannya peman­ dangan dari puncak serasa memberi­ kan bonus yang setimpal dengan upaya pendakiannya. Setelah sehari sebelumnya melalui perjalanan yang panjang, kemudian per­ jalanan ke puncak yang menguras fisik dan emosi, menurut mereka, sudah cu­ kup apa yang dicari. Tim sepakat, per­ jalanan menuju Danau Segara Anak dan turun melalui rute Senaru dibatalkan. Kami semua kembali lagi menuju Desa Sembalun pada hari itu dan menginap semalam lagi di desa. Dari Desa Sembalun di utara Pulau Lombok, kami langsung menuju Teluk Nara. Pelabuhan kecil yang kerap di­ pakai kapal-kapal cepat sewa untuk me­ nyeberangkan penumpang menuju salah satu gili dari 3G. Dalam waktu 15 menit kami telah tiba di Gili Air. Setelah turun dari Gunung Rinjani, kami semua menikmati suasana pantai yang cerah di Gili Air. Menjelang malam peserta famtrip berelaksasi di Slow Spa. Gili Air yang terdekat dengan Pulau Lombok justru menjadi gili dengan sua­ sana yang paling tidak hiruk-pikuk. Sua­ sana pulau tropis kecil beserta kehidu­ pan lokal warga desa seolah tak berjarak dengan turisme yang hadir di gili. Ini­ lah yang membuat jurnalis dari Lonely ­Planet UK antusias dan penasaran.


Sesi wawancara dengan pelaku usaha lokal warga Gili Air.

melalui bottom glass. Sehari sebelum program famtrip ber­ akhir, mereka berdua mengelilingi pu­ lau dengan bersepeda. Sebelum makan siang, mereka dipertemukan dan me­ wawancarai salah seorang pengusaha warga lokal Gili Air. Menjelang sore, baru kami melakukan island hopping. Tujuannya, mencari pe­ nyu yang sedang bermain-main di perai­ ran diantara gili. Mereka menemukan seekor penyu di perairan di Gili Meno, dan dua ekor lagi di perairan di sekitar Gili Trawangan. Di malam terakhir kami menikmati makan malam dengan hidangan laut se­ gar di tepi pantai Gili Air. Dan esok pagi­ nya kami bergegas menuju dermaga. Kapal cepat berangkat dari dermaga Gili Air sekitar pukul 09.15 WITA. Sing­ gah sebentar di Bangsal, Lombok, ­kapal melaju cepat menuju dermaga penye­ berangan Padangbai, Bali. Selama seki­ tar 1,5 jam kami diombang-ambing gelombang di Selat Lombok. Lebih dari setengah penumpang ­kapal cepat ialah wisman. Ada yang hendak kembali ke negaranya, ada yang te­ ngah meneruskan liburan di Bali, ada pula yang akan melanjutkan perjalan­ an ke luar Bali, diantaranya ke Flores dan ­Komodo. Dan program famtrip bagi ­Lonely Planet UK berakhir pada hari Minggu (21/5), kami saling mengu­ cap ­selamat tinggal di Bandara I Gusti ­Ngurah Rai. n

Camping ground di Rim I Sembalun Crater, Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok, NTB.

Snorkeling mencari penyu di perairan di antara gili-gili.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

23


Pariwisata

Gunung Indonesia

Perkebunan teh milik PT Perkebunan di Rancabali, Ciwidey, Bandung Selatan. Kawasan pegunungan dengan kebun teh sudah menjadi produk wisata unggulan Indonesia sejak lama. Pelaku indutri dan wisatawan dari mancanegara menunggu inovasi-inovasi baru.

Gunung Bromo, ikon pariwisata Jawa Timur dan Indonesia di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

M

ari mempromosikan dan memasarkan wisata gunung. Itulah ­terasa pesan dari cerita yang rngkas ini. Menurut United ­Nations ­Environment Program (UNEP), wisatawan yang me­ngunjungi gunung ataupun kawasan pegunungan mencapai ­15%–20% dari ­total perjalanan wisatawan global setiap tahun (UNEP, 2007). Dari kunjungan itu, pariwisata pegunungan menghasilkan pendapatan antara USD 70 miliar hingga USD 90 miliar per tahun. Wisatawan datang ke gunung dan pegunungan karena tertarik ­dengan iklimnya, udara bersih, keunikan bentang alam dan

Wisman sedang beristirahat di Pos 3 menuju camping ground di Sembalun Crater. Puncak Gunung Rinjani di kejauhan.

24

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 89 MEI 2017

hayatinya, kebudayaan lokal yang berkembang dan hidup dalam masyarakatnya, mempunyai ­sejarah dan merupakan warisan budaya, hingga ­kesempatan melakukan aktivitas fisik luar ruang dan olahraga. ­Berwisata di gunung bisa dilakukan sendiri maupun dipandu. Bisa ­dilakukan beberapa jam hingga berhari-hari dan berminggu-minggu. Aktivitas yang dilakukan terentang dari aktivitas darat, air hingga salju. Dan alam Indonesia menyediakan itu semua mulai dari Pulau ­Sumatera hingga Papua, dari aktivitas darat, air, hingga salju abadi. n

Sumber air panas di Desa Belulang, tak jauh dari Desa Jatiluwih yang telah ditetapkan menjadi UNESCO Heritage Site. Beberapa orang wisman menikmati air hangat yang tak berbau belerang ini, diantaranya sambil bermeditasi. Ini di kaki Gunung Batukaru, Tabanan, Bali. Sumber mata airnya berada di dalam sebuah pura. Berada di sabuk gunung berapi, Indonesia kaya akan sumber air panas. Semuanya menunggu untuk dikelola dan dikemas dengan baik dan menarik.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.