Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi ke 94 - Oktober 2017

Page 1

Vol. 8 n No. 94

n

Oktober 2017

Newsletter

Informasi

Pemasaran

Pariwisata

Digitalisasi Pemasaran Pariwisata

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel indonesia.travel

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

1


Isi Nomor ini

9 11 12 17 19

Galeri

Tampil Atraktif di JATA Tourism Expo, Jepang Pada Bursa di Paris, Pertemuan Bisnis hingga Training Day Travel Agent Europalia Arts Festival Indonesia di Eropa Misi Penjualan ke Uni Emirat Arab Menjual ke Phuket, Chiang Mai, Bangkok

Branding Wonderful Indonesia dengan citra komodo di ruang-ruang publik di manca­ negara telah berdampak meningkatkan kunjungan turis asing ke Taman Nasional Komodo sekaligus mengangkat pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Di Taman Nasional Komodo, setiap hari kini sejak pagi pukul tujuh wisatawan berdatangan, grup demi grup me­ngalir mendarat di pulau-pulau kecil itu hingga sore hari menjelang pukul lima.

Di daratan di kota Labuan Bajo, di sepanjang jalan utamanya, Jalan Soekarno Hatta, berderet pelaku bisnis wisata menawarkan perjalanan ke Taman Nasional Komodo. Yang ditawarkan bervariasi. Mulai dari paket-paket santai seperti trekking ke Padar, melihat komodo di Pulau Komodo atau Rinca, dan snorkeling hingga paket-paket menyelam. Seusai dari mengunjungi komodo kemudian wisatawan ditawarkan lagi perjalanan darat mengunjungi desa adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai.

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com Ini penampakan Labuan Bajo, salah satu kota pesisir di Indonesia yang kini tampak cantik.

2

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017


Editorial

Digitalisasi dan Penerapan Metodologi MPD

B

I Gde Pitana

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara

ersiap dan ikutlah jurus baru ­pemasaran dan penjualan pariwi­ sata Indonesia: revolusi pemasaran ­digital! Semua lini sekarang disiap­ kan untuk selling. OTA atau Online Travel Agent, ­platform barunya di dunia kini beroperasi ­dengan peran luar biasa. Bagi Indonesia pun, menghadapi perubah­ an-perubahan yang banyak terjadi di pasar mancanegara, dengan digitalisasi, terbuka kesempatan bagi travel agent, ---salah satu di antara pemain bisnis wisata, sebagai contoh---, untuk beradaptasi dari kegiatan bisnis cara ­tradisional atau manual menjadi OTA yang kompetitif. Sekaligus peluang untuk mem­ perkuat OTA kecil-kecil yang selama ini sudah beroperasi. Memang, dalam hal ini diperkira­ kan 80% bisnis ini masih akan dikuasai oleh OTA besar-besar seperti Booking.Com, C-trip, dan lainnya. Namun demikian agen-agen yang berubah dari manual ke online diperkirakan jumlahnya ribuan perusahaan, kendati volume usaha mereka satu per satu relatif tidaklah besar. Dari satu forum dunia di Cina baru-baru ini kita catat, bahwa: Masa depan pariwisata terletak pada bagaimana memanfaatkan data statistik pariwisata dan ekonomi serta peng­ gunaan Big Data untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan. UNWTO telah me­ ngeluarkan beberapa publikasi di antaranya Tourism Satelite Account, Tourism Highlight yang

diperbaharui setiap tahun. Sedangkan PATA memiliki Big Data yang menunjukkan traffic serta pola pemesanan (booking pattern) setiap negara. Akademisi berperan sebagai konsultan perencana bagi pemerintah dalam membuat kebijakan terkait pengembangan pariwisata berkelanjutan. Fenomena diuraikan di atas itu sudah dan sedang kita hadapi bersama. Maka laporan utama edisi ini mengetengahkan perkembang­ an tersebut untuk kembali lagi menarik perha­ tian bersama. Di bidang pemasaran pariwisata manca­ negara, tahun ini kami memilih dan menentu­ kan tiga tugas utama, salah satunya adalah digitali­sasi. Digitalisasi di satu sisi mendorong dan mempercepat terlaksananya dan berhasil­ nya strategi dan promosi pemasaran hingga penjualan, --- di satu sisi lainnya, digitalisasi juga meningkatkan kemampuan pencatatan atau monitoring kinerja capaian-capaian da­ lam hal ini jumlah kunjungan wisman. Dengan menerapkan metodologi MPD, mobile positioning data ---, jumlah kunjungan wisman se­ makin rinci bisa diperoleh. Semakin rinci dan ‘ajeg’ data tentulah akan semakin efektif dalam penggunaannya bagi pertimbangan dan pe­ nyusunan kebijakan hingga strategi. n

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

3


utama

Menteri Pariwisata Arief Yahya di War Room di kantor Kementerian Pariwisata.

Digitalisasi Pemasaran Pariwisata T ransaksi digital yang serba cepat, bebas hambatan, paperless dan cashless semakin digandrungi, untuk apapun termasuk perjalan­ an. Berkat revolusi teknologi informasi dan komunikasi yang bergerak dengan kecepat­an tinggi dan belum akan usai, perubah­an-perubahan yang terjadi dari hyperconnected tadi pun ditangkap, di­ olah dan dianalisa oleh mesin-mesin virtual pintar. Cara dan media menawar­ kan dan menjual produk-produk turut berubah. Model dan cara melakukan bis­ nis berubah. Digitalisasi juga sedang ter­ jadi dalam industri perjalanan dan pari­ wisata. Dan kita tidak bisa mengelaknya. Digitalisasi pariwisata adalah salah satu program prioritas pemerintah, ditempat­ kan nomor satu dalam 10 program Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Ke­ menterian Pariwisata pada 2018. Menteri Pariwisata Arief Yahya senantiasa meng­ ingatkan, siapa saja yang tidak berdaptasi menerapkan digitalisasi akan tertinggal. Karena hampir semua kegiatan ekonomi sosial kini menggunakan digital. Dan pe­ san-pesan urgensi digitalisasi pariwisata terus bertambah luas, bahkan terasa

4

keras, agar semua pelaku di sektor ini menerapkannya. Di forum The 11th UNWTO-PATA Forum on Tourism Trends and Outlook 2017 di Guilin, Cina, Deputi Bidang Pengembang­ an Pemasaran Pariwisata Mancanegara (DBP3M) Kementerian Pariwisata I Gde Pitana menggarisbawahi mengenai digi­ talisasi pariwisata. Itu disampaikannya ke­ tika memaparkan The Utilisation of Big Data

Program Top 10 Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara 2018

Sumber: Paparan DBP3M

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

in Indonesia Tourism Management. DBP3M sebagai salah satu keynotes speaker pada satu sesi diskusi dalam forum tersebut. Apa pertimbangan dan latar belakang sehingga Kementerian Pariwisata melang­ kah ke digitalisasi? Banyak pertimbangan dan perbandingan, tetapi dua yang utama ialah, pertama, perlu penerapan teknologi birokrasi di Kementerian Pariwisata yang mampu mensinergikan seluruh unit kerja secara profesional, efektif dan efisien. Kedua, perubahan perilaku ­industri dan konsumen di mana hampir 70% melakukan aktivitas search, look, book, pay, secara digital (online). Telah dilaksanakan digitalisasi di setiap bidang di Kemenpar; bidang pemasaran, destinasi, ­industri, kelembagaan hingga sekretaris kementerian. Di antara 10 kegiatan ­strategis yang disusun oleh Deputi Pema­ saran Pari­wisata Mancanegara untuk tahun 2018, tiga utama atau Top Three programs terdiri atas: (1) Digital Tourism (2) Air Connectivity, dan (3) Branding.


Kinerja dan statistik wisatawan mancanegara Digitalisasi dalam memantau kinerja dan evaluasi telah diterapkan. Satu War Room dioperasikan di lantai 17 kantor Kementerian Pariwisata. Ruang itu di­ lengkapi dengan unit-unit monitor yang setiap saat menampilkan facts and figures yang real time tentang perkembangan pariwisata Indonesia. (Apakah war room ­dalam konteks ini? Salah satu definisinya: a room (as at a business headquarters) used for conferences and planning that is often specially equipped as with computers or charts). (Merriam-Webster,1828). Ada juga yang menyatakan sebagai a room where people meet and exchange plans, ideas, ­information, etc., in an active way. Adapun dalam implementasi strategi, salah satu contohnya, Asdep Strategi Pe­ masaran Pariwisata Mancanegara Kemen­ par telah menjalankan digitalisasi antara lain mencakup kegiatan: Big data (dashboard, data reference); dan penggunaan roaming cellular (MPD). Digitalisasi pariwisata, seperti ­di­sebut tadi, juga menjangkau hingga ke pening­ katan kemampuan ­menghimpun data ak­ tual dan real time tentang ­kunjungan dan pergerakan wisatawan. Untuk menyem­

purnakan pendataan (statistik) pariwisa­ ta, Badan PBB ­untuk pariwisata ­(UNWTO) menyatakan dukungannya kepada Indo­ nesia yang mengambil langkah terobosan dalam hal menghitung kunjungan turis, yaitu dengan ­menggunakan Mobile Positioning Data (MPD). Deputi Bidang Pengembangan Pema­ saran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana menjelaskan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2016 menembus angka 12,023 juta. Angka tersebut didapat dari 11.519.275 wisman yang dilaporkan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di­tambah dengan ekstrapolasi dari bulan Januari sampai dengan bulan September 2016 ­sejumlah 504.696 wisman yang belum ­dimasukkan. Data ekstrapolasi 504.696 sangat valid karena dihitung dengan menggunakan teknologi Big Data — Mobile Positioning Data (MPD). Sepanjang tahun 2016, MPD digunakan khususnya untuk menghitung wisman yang melintas di 46 kecamatan di 19 kabupaten yang berada di wilayah perbatasan negara (crossborder), atau di mana Pos Lintas Batas (PLB) belum ada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI). Pada periode-periode sebelumnya, di daerah perbatasan yang tidak terdapat

TPI biasanya dilakukan survei, yakni de­ ngan mengambil sampling data selama beberapa hari guna memotret perkem­ bangan satu tahun. “Teknologi MPD ini sudah tidak lagi menggunakan metode survei, tetapi su­ dah sama dengan sensus, semua orang yang keluar masuk melewati batas wilayah itu langsung terekam oleh mesin,” dijelas­ kan oleh I Gde Pitana. Tanggal 2 Februari 2017 Direktur Regio­ nal untuk Asia Pasifik UNWTO, Xu Jing menyurati Kementerian Pariwisata. Isinya menyatakan dukungan kepada Indonesia dalam menggunakan MPD. Disampaikan­ nya pula betapa semakin banyak destina­ si wisata menggunakan konsep MPD dan Big Data dalam pengumpulan, kompilasi, dan analisis data pariwisata. Maka sudah saatnya Indonesia pun mengambil lang­ kah serupa. Sehubungan dengan itu, dilaksanakan suatu workshop pada 23 Maret 2017 ber­ tema The Use of Mobile Positioning Data for Tourism Statistics. Menpar Arief Yahya memberikan keynote speech. Pada workshop tersebut sebagai narasumber ialah John Kester, Direktur The Tourism Market Trends Programme, UNWTO–Badan PBB Organisasi Pariwisata Dunia—; ­Antonio Lopez De Avila, Profesor IE Business

Tiga Revolusi Digital Betapa seriusnya fenomena digitali­

sasi digambarkan oleh Menteri Pariwisa­ ta Arief Yahya yang bahkan menyebut­ nya sebagai pembawa revolusi di dunia. Secara terbuka Menpar meng­ungkapkan juga bagaimana Indonesia pun kini me­ masuki proses digitalisasi dengan impli­ kasi revolusinya. Hadirin serius menyi­ mak, sekitar 1.500 delegasi pada 22nd General Assembly UNWTO, di Chengdu, Tiongkok, 14 September 2017. Arief Yahya menyebut saat ini se­ dang terjadi tiga revolusi digital. Revo­ lusi adalah perubahan dramatik, total, ekstrim, bahkan cenderung paradoks, yang menimbulkan disruption di banyak industri. Dia menyebut 3T, Telecommunication, Transportation, serta yang sedang dan akan terjadi, di Tourism! Di transportasi terjadi revolusi antara lain seperti digitalisasi yang telah mela­

hirkan Grab dan Uber. Harga pasar langsung berubah total, dan tiba-tiba platform digital itu langsung membuat harga drop drastis. Begitupun di teleko­ munikasi, semakin murah, semakin gratis, tapi justru akan semakin untung. Karena itu WhatsApp (WA), Google, Baidu, Line, mengirimkan pesan gratis, tidak berbayar. Revolusi ketiga adalah tourism, kata Arief Yahya. Online Travel Agent, ­seperti Traveloka, Booking.Com, TripAdvisor, Ctrip, membuat travel agent konvensio­ nal semakin sulit bersaing. “Mereka melakukan sharing economy, meng­ optimalkan kapasitas, menjual (kapasi­ tas) yang kosong dengan harga murah dan mencari return dari cross selling. Ini semua bisa berjalan dengan cara digi­ tal,” ungkapnya. Diskusi itu sendiri topiknya berbunyi “New technologies to enhance tourism

sector performance”, dihadiri kebanyak­ an justru dari pimpinan perusahaanperusahaan digital dunia. Menpar juga menyampaikan peru­ bahan kinerja dalam organisasi Kemen­ terian Pariwisata RI yang bergerak se­ makin cepat dan berorientasi ke arah program Digital Tourism. Dalam presentasinya, Menpar Arief menjelaskan bahwa salah satu rahasia mengapa tingkat pertumbuhan wisman Indonesia termasuk dalam 20 besar dunia, yaitu meningkat hampiir 23%. Padahal perkembangan regional ASEAN dan dunia peningkatannya rata-rata enam persen. Karena kami semakin digital! Dari penggunaan Social Media, Big Data, ­E-Commerce (Look, Book, Pay), dan ­dengan digitalisasi mendekatkan diri kepada konsumen, demikianlah Men­ par Arief Yahya menegaskan. n

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

Penayangan: September 2017

5


Deputi BP3M I Gde Pitana menyampaikan kepada peserta workshop, penggunaan Big Data bagi pemasaran pariwisata Indonesia di mancanegara mengandung ‘3P’, yaitu Performance, Projection, dan Promotion. School, Former President SEGITTUR (State Society for the Management of Innovation and Tourism Technologies) yang berbasis di Spanyol; Erki Saluveer, Chief Technical Officer Postium, Estonia; Siim Ekso, Researcher of Mobile Big Data Positium, Estonia; Christophe Demunter, Head of Tourism Statistics Section, Eurostat; ­Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statis­ tik; dan Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Desty Murniati (kiri) mewakili Kemenpar dan CEO Positium, Erki Saluveer (kanan).

Kerjasama Kemenpar dan Positium, Estonia

Pada Oktober 2017 kerjasama perihal Quality Assurance Framework & Methodo­ logy Concept Development For Mobile Posi­tioning Data, ditandatangani antara Kementerian Pariwisata dengan pihak Positium di Estonia yaitu pada 27 Oktober 2017. Pejabat Pembuat Komitmen Asis­ ten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancangera, Desty Murniati mewakili Kemenpar menandatanganinya bersama CEO Positium, Erki Saluveer, bertempat di Chamber of Commerce Talin, Estonia. Positium merupakan perusahaan pe­ ngelola data statistik berbasis jaringan mobile phone yang telah berpengalaman menerapkan MPD dalam menghitung dan mencatat lebih akurat terhadap masuknya dan tentang keberadaan wis­ man di wilayah Estonia, Eropa. Jadi, kerjasama dengan Positium terse­ but adalah untuk mengadaptasi metodo­ logi Mobile Positionig Data (MPD) dan men­ jastifikasi metode MPD. Bagi Indonesia, metode MPD itu men­ dukung sekali terhadap tujuan memper­ oleh data akurat dan selalu tercatat real time mengenai keberadaan wisman di wilayah Indonesia. Memanfaatkan me­

6

tode MPD yang dikembangkan oleh Posi­ tium untuk meningkatkan reliabilitas dan validitas data pariwisata Indonesia. Ini mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas dan karakteristik di masing-masing area perbatasan berbeda-beda. Dengan MPD, selain untuk menghitung jumlah orang yang datang ke Indonesia, juga bisa digunakan untuk membantu ­penelusuran kualitatif dalam Big Data. Big data adalah sekumpulan data ­de­ngan elemen-elemen 3V yaitu ­Velocity artinya kecepatan perubahan data, ­Volumenya besar, dan Variasinya banyak. Karena banyak dan besar maka dia mesti diolah oleh mesin. Itulah yang dinama­ kan Big Data. Di dalamnya berisi segala macam data dan informasi termasuk dari ­media-media sosial. Kemudian, itu dipilah dan dipilih dengan mesin Big Data tadi. Dan mesin akan mempersonalisasi minat dan kebutuhan menyesuaikan dengan yang paling dicari oleh setiap individu

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

(feeding information). Dengan Big Data dan MPD bisa mene­ lusuri minat dan kemauan sekumpulan individu lalu menyuplainya dengan berba­ gai informasi yang dapat mempenga­ruhi minat dan keputusannya. Big Data dan MPD merupakan satu-kesatuan dalam mempromosikan pariwisata Indonesia. Big Data menciptakan peluang-peluang untuk menghasilkan informasi berkuali­ tas tinggi yang lebih detil, tepat waktu dan relevan untuk berbagai keperluan dan penggunaan. Big Data dalam perencana­ an dan pengambil keputusan juga akan meningkatkan peringkat kompetitif des­ tinasi, memperbaiki kualitas pengalaman wisatawan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di destinasi. Dengan ini pun memonitor dan mengawasi pemba­ ngunan pariwisata berkelanjutan menjadi lebih efektif. Sedangkan MPD bagi pariwisata adalah untuk meningkatkan kualitas statistik pari­


(Sumber: The Utilisation of Big Data Indonesia Tourism Management, paparan DBP3M di The 11th UNWTO-PATA Forum on Tourism Trends and Outlook 2017 di Guilin, Cina)

wisata yang akan menciptakan peluangpeluang mengembangkan alat-alat pen­ gukuran dalam pengelolaan ­kunjungan. Dan teknologi MPD telah diimplementasi­ kan di 76 wilayah perbatasan di 25 kabu­ paten yang tidak memiliki pos pemerik­ saan imigrasi.

ITX, Konsistensi pengembangan digitalisasi

Digitalisasi di bidang pemasaran pari­ wisata mancanegara sudah dilakukan secara intensif dan ekstensif sejak dua tahun lalu. Sistem digitalisasi diimplikasi­ kan dalam strategi Branding, Advertising, Selling termasuk menggunakan saluran komunikasi digital media-media daring (online), baik milik sendiri maupun milik pihak lain. Dengan pihak lain itu termasuk menjalin kerja sama dengan perusahaan mesin pencari (search engine) yang kuat di dunia seperti Google dan Baidu. Pada 2 April 2016, Deputi Pe­ngem­ bang­an Pemasaran Pariwisata Manca­ negara I Gde Pitana bersama Staf Khusus Bidang IT Kemenpar, ­Samsriyono ­Nugroho, ­berangkat ke Canberra, ibu kota ­Australia untuk mendapatkan penjelasan detil tentang platform digital pariwisata ­Australia, skema manajemen, operasional dan regulasi, dan proses pembangunan. ­Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut kerjasama dari hasil pertemuan Menpar Arief Yahya dengan Richard ­Colbeck, Menteri Pariwisata Australia dalam hal digital market place (DMP) dari Negeri Kanguru itu. Sebelumnya, Kemenpar telah mem­ buka langkah-langkah baru dalam ­proses memajukan pariwisata Indonesia. ­Dengan country branding yang berkelas dunia (­tahun 2016), Indonesia telah ter­

bukti relatif ­mudah diterima untuk ber­ kolaborasi dengan korporat kelas dunia, pemain ­digi­tal yang sudah lebih dulu ­eksis, antara lain dengan menjalin ker­ jasama dengan gabungan C-Trip dan Baidu di Cina. C-trip merupakan OTA — online travel agent—terbesar di Cina, dengan market share 70%. Baidu ada­ lah mesin pencari, atau Google-nya Cina, yang menguasai hampir 75% pasar peng­ guna ­internet di negeri berpenduduk ter­ banyak dan terpadat di dunia itu. Begitu pula ­TripAdvisor dengan Booking.com yang sudah bergabung. Begitulah Indonesia mulai ­menyiapkan ITX (Indonesia Travel Exchange) yang meru­ pakan platform untuk digital market place. ITX bisa diibaratkan suatu mal besar un­ tuk menjual barang-barang berupa pa­ ket-paket wisata dari semua destinasi dari Sabang sampai Merauke. Mal besar (yang virtual) itu, — jadinya bisa berada masuk di dalam rumah pribadi konsumen,— kon­ sumen layaknya menyaksikan tempat pe­ dagang men-display dan menawarkan ber­ bagai program dan produk wisata. Di mal itu (di layar komputer internet atau ­gadget) orang bisa melihat-lihat, mengamati, memesan, sampai m ­ embayarnya. Dengan kata lain, pada praktiknya dan sebagai contoh, setiap orang di seluruh dunia dapat dengan mudah melalui in­ ternet melakukan pembelian paket-paket wisata Indonesia. Prosesnya, pertama, mengakses salah satu situs (website) atau aplikasi misalnya TripAdvisor, Baidu, C-Trip dan lainnya. Dari situ calon konsumen atau calon wisatawan tersebut akan dikoneksikan dengan ITX untuk ­searching atau Look, jika yang dicari adalah Indo­ nesia. Setelah tertarik dan membuat pi­ lihan apa yang hendak dipesan untuk

dibeli, yang bersangkutan bisa melaku­ kan Booking. Kemudian juga melakukan pembayaran, Pay. Sampai di situ berarti sang konsumen sudah ‘membeli’ produk wisata yang ditawarkan. Informasi pemesanan dan pembayaran tersebut dikirim secara langsung kepada operator bersangkutan di destinasi di ­Indonesia yang sudah masuk bergabung di ITX. Sesuai jadwal yang telah dipesan dan dibayar tadi, pada waktunya ‘pem­ beli’ tersebut berangkat menuju desti­ nasi, di mana operator tur atau handling agent atau pelaku bisnis wisata yang ­bersangkut­an akan men-deliver produk wisatanya. Dalam praktik bisnis, apa makna digitali­ sasi pariwisata? Yang dinamakan digital bukan hanya promosi. Harus juga punya website, dan itu boleh dikatakan baru 1/3 digitalisasi. Masih harus ada sistem untuk melakukan booking sampai ke payment. Kalau sudah punya sistemnya, lalu dira­ maikan di media sosial, kemudian diklik ke website kita. Tapi, kalau konsumen untuk menuntaskan transaksinya masih diharuskan menghubungi pihak lain dan membayarnya ke mana,— itu pun belum berarti produknya sudah digital. Atau, ka­ lau mau transaksi diharuskan ke ATM, itu pun belum bisa dikatakan digital. One stop service di mana konsumen bisa melaku­ kan searching (look)-booking-payment, itulah yang disebut digitalisasi pariwisata. ­Semua mesti bisa dilaksanakan dalam sekali buka di satu gawai. Kemenpar berinisiatif membuat dan melaksanakan program Indonesia ­Travel Exchange (ITX). Dengan ITX tersebut ­Kemenpar memproyeksikan akan terben­ tuk ekosistem pariwisata digital Indone­ sia. Program tersebut direncanakan pada ­semester kedua 2017 dan harus sudah aktif. ITX adalah satu sistem digital untuk memfasilitasi para stakeholders pariwisa­ ta mempromosikan dan memasarkan produk/paket-paket wisatanya. ITX me­ nyediakan akses luas dan mudah bagi sellers dan buyers mulai dari prores decision making hingga purchasing. Sellers dan buyers dapat menggunakan jasa di ITX ini secara gratis. Diantaranya, pembuatan website standar, sistem booking dan ban­ tuan digital marketing. Tahun 2018 digitalisasi pariwisata ­Indonesia akan semakin diperkuat dan diperluas. Boleh dikatakan, the trade and ­tourism industry should follow the digital. n

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

7


EVENT n Di Luar Negeri

Digitalisasi dan Mengembangkan

Pariwisata Berkelanjutan Indonesia di 11th UNWTO-PATA Forum 2017, Guilin

Deputi BP3M I Gde Pitana saat menyampaikan presentasi The Utilisation of Big Data in Indonesia Tourism Management.

K

ementerian Pariwisata aktif di The 11th UNWTO-PATA Forum on Tourism Trends and Outlook yang berlangsung pada 10–12 ­Oktober 2017 di Shangri-La Hotel Guilin, Cina. ­Forum itu mengangkat tema Sustainable Tourism: Beyond Being Green, merupakan kolabo­ rasi antara United Nations World Tourism Organization (UNWTO), Pacific Asia Travel Association (PATA) dengan Hong Kong Polytechnic University (HKPU) dan Pemerintah Kota Guilin. Peserta berasal dari Kementerian Pari­ wisata anggota UNWTO—Badan PBB di bi­ dang pariwisata dunia—, organisasi-orga­ nisasi pariwisata, para peneliti, praktisi, akademisi dan media. Pembukaan forum diresmikan pada hari kedua, 11 Oktober 2017 oleh Zhou Jiabin, Walikota Guilin; Zhaou Leqin, Guilin Municipal ­People’s Congress and Party Secretary; Mario ­Hardy, CEO PATA; Kaye Chon dari HKPU, dan Zhang Xiaoqin, Guangxi Zhuang ­Autonomous Region People’s Government. Para pembicara pada Plenary Session membahas mengenai tren dan gambaran masa depan pariwisata. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I

8

Gde Pitana salah seorang dari pembicara utama (keynote speaker) pada sesi keem­ pat. Pada kesempatan itu DBP3M mem­ presentasikan The Utilisation of Big Data in Indonesia Tourism Management. Pariwisata kini menjadi sektor ­unggulan perekonomian Indonesia, kata I Gde ­Pitana. Pariwisata Indonesia mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dunia sehingga diarahkan pada pariwisata digital; dalam pengelola­ an pariwisata, Indonesia tidak melupakan prinsip-prinsip pembangunan berkelan­ jutan dengan memperhatikan prinsip 3P yakni People (masyarakat), Prosperity (kesejahteraan) dan Planet (lingkungan); memanfaatkan Big Data untuk merenca­ nakan, memonitor, dan mengevaluasi pe­ ngembangan pariwisata; dan Indonesia memberikan contoh praktik terbaik (best practice) pemanfaatan Big Data–Mobile Positioning Data yang terbukti mampu mening­ katkan kualitas data statistik pariwisata. Sesi tersebut mengangkat topik Sustain­ ability Moving Towards New Heights, dimo­ deratori oleh Harry Hwang dari ­UNWTO, dan pembicara lainnya Ted Manning dari Tourisk Inc., Kanada; Ong Hong Peng dari Culture & Heritage Academy of Malaysia;

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

serta Goeffrey Wall dari University of Waterloo, Kanada. Goeffrey Wall mengatakan antara lain, yang memegang peran penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah budaya (culture) dan masyarakat itu sendiri. Dalam paparannya dia mengambil studi kasus pariwisata di Bali. Tanpa culture dan people Bali tidak akan dapat menjadi pusat pariwisata dunia seperti sekarang, kata dia. Sesi lain di hari kedua mengangkat topik Tourism Trends and Outlook ­2017-2018 dengan para pembicara dari UNWTO, PATA, European Travel Comission, dan HKPU. Untuk topik The Role of Academia in Driving Sustainability, para pembicaranya dari akademisi. Dalam sesi-sesi itu disebut, masa ­depan pariwisata terletak pada bagaimana me­ manfaatkan data statistik pariwisata dan ekonomi serta penggunaan Big Data untuk mengembangkan pariwisata berkelanjut­ an. UNWTO telah mengeluarkan beberapa publikasi di antaranya Tourism Satelite Account, Tourism Highlight yang diperbaharui setiap tahun. Sedangkan PATA memiliki Big Data yang menunjukkan traffic serta pola pemesanan (booking pattern) setiap negara. Akademisi berperan sebagai kon­ sultan perencana bagi pemerintah dalam membuat kebijakan terkait pengembang­ an pariwisata berkelanjutan. Pada Technical Session sehari sebelum­ nya, hadir perwakilan dari pemerintah­ an, praktisi, dan akademisi, membahas implikasi pengembangan pariwisata ber­kelanjutan dari berbagai perspektif, termasuk tema pariwisata global tahun ini Sustainable Tourism for Development 2017. Fokusnya pada 5 area kunci ­yakni pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan; inklusivitas sosial, tenaga kerja, dan pengurangan kemiskinan; me­ manfaatkan sumber daya secara efisien serta memberikan perlindungan ter­ hadap lingkungan dan perubahan iklim; menjunjung nilai budaya, menghormati perbedaan dan peninggalan sejarah; dan mencapai tujuan bersama, perdamaian dan keamanan dunia. Juga, mengenai pengembangan destinasi pariwisata dan tren pemesanan perjalanan secara daring (online), memanfaatkan Big Data–Mobile Positioning Data khususnya dalam hal statistik pariwisata, serta praktik-praktik terbaik menerapkan pariwisata berkelan­ jutan dalam berbagai lingkungan peker­ jaan di sektor pariwisata. n


Tampil Atraktif di JATA Tourism Expo, Jepang

T

ourism Expo Japan 2017 (JATA Tour­ ism Expo) berlangsung pada 21–24 September 2017 di East Hall, Tokyo Big Sight. Ke bursa pariwisata in­ ternasional terbesar di Jepang itu delegasi ­Indonesia membawa 41 indus­tri pariwisata terdiri dari 16 akomodasi (hotel), 20 agen perjalanan/operator tur, 1 ­manajemen ta­ man rekreasi, 2 operator kapal pesiar, 1 lapangan golf, dan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Selain industri, paviliun Wonderful Indonesia juga diisi oleh dinas pariwisata dari 10 provinsi. Pertemuan khusus bisnis (Business to Business meeting) pada dua hari pertama pameran menggunakan sistem Pre Sche­ duled Appointment (PSA). Para buyers membuat janji dengan sellers sebelum ber­ temu. Buyers yang hadir merupakan ang­ gota dari asosiasi agen perjalanan Jepang, ­Japan Association of Travel Agents (JATA). Tahun ini untuk yang ke-40 kali ­Tourism Expo Japan diselenggarakan. Total diikuti oleh 1.310 perusahaan dan organisasi (­pemerintahan, swasta) dari 130 ­negara. Selama empat hari dikunjungi oleh 191.577 orang. Ini adalah bursa pariwisa­ ta yang bersifat B-to-B dan B-to-C (Business to Consumer) show. Di panggung utama, Indonesia menam­ pilkan kesenian tradisional betawi, per­ tunjukan musik dan tari selama 30 menit.

Di panggung utama, di paviliun, penonton dan pengunjung diajak menari bersama-sama. Sebagai latar belakangnya diputar film promosi pariwisata Indonesia The Journey of a Wonderful World yang baru saja men­ juarai ajang kompetisi video pariwisata UNWTO 2017. Penampilan di panggung ditutup dengan mengajak penonton me­ nari bersama-sama yang di­sambut antu­ sias. Penampilan ­tersebut hasil kola­borasi antara Kementerian Pariwisata dengan Dinas Pariwisata DKI J­akarta.

Alat interaktif mengenai destinasi Indonesia disukai oleh pengunjung di paviliun Wonderful Indonesia.

Untuk mendukung keikutsertaan di Tourism Expo Japan 2017, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemen­ par memasang iklan di media setem­ pat Yomiuri Shinbun, baik pada media cetaknya juga media daringnya (online). Iklan Wonderful Indonesia yang dipasang di situs http://www.yomiuri.co.jp langsung terhubung dengan situs resmi Kemenpar indonesia.travel. n

Pengunjung ramai men­datangi paviliun Indonesia pada hari ketiga dan keempat.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

9


Usai pertemuan, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana memberikan suvenir berupa sebuah buku mengenai negeri kepulauan Indonesia dan miniatur kapal pinisi kepada Hiromi Tagawa, Chairman JATA (kiri).

D

i sela sibuknya pertemuan bisnis di paviliun Wonderful Indonesia pada ajang Tourism Expo Japan 2017 (JATA Tourism Expo), pada 21 dan 22 September 2017 ­dilakukan dua pertemuan penting. Delegasi Kemen­teri­ an Pariwisata yang dipimpin oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pari­ wisata Mancanegara, I Gde Pitana di­ dampingi Staf Khusus Menteri Bidang Konektivitas, Judi Rifajantoro dan ang­ gota delegasi lainnya bertemu dengan ­Japan Airlines (JAL) dan Japan Association of Travel Agents (JATA). Pada pertemuan dengan JAL, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pari­ wisata Mancanegara menyampaikan ha­ rap­an JAL tidak hanya mengoperasikan charter flight ke Indonesia, tetapi diharap­ kan mempertimbangkan mulainya kem­ bali penerbangan langsung reguler dari Jepang ke Bali seperti beberapa tahun lalu. Selain itu juga ditawarkan destinasi lain yakni Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur). Delegasi Kemenpar diterima oleh ­Kiyoto Morioka, Vice President Network Planning Managing Divisioin JAL, Route Marketing; Noburo Hirai, Vice President International Sales Strategy, Japan Interna­

10

Mengajak JAL Terbang

ke Bali, Lombok atau Labuan Bajo n Juga Bertemu dengan JATA tional Passenger Sales JAL; dan Junichi ­Uchigasaki, Asisten Manager ­International Sales Strategy. Pertemuan yang kedua berlangsung pada keesokan hari, 22 September 2017. Deputi BP3M I Gde Pitana bersama dele­ gasi bertemu dengan Hiromi Tagawa, Chairman JATA dan Hiroshi Sawabe, ­Executive Director Office of International Tourism. Di dalam pertemuan itu disampaikan, jumlah wisatawan dari Jepang ke Indone­ sia pada periode Januari hingga Juli 2017 mencapai 287.208 orang. Ini naik 1,03%

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

daripada periode yang sama tahun 2016. Pemerintah Indonesia menargetkan 1 juta wisatawan Jepang berkunjung ke Indone­ sia pada 2019. Banyak destinasi menarik di Bali and Beyond, maka diharapkan pelaku industri pariwisata di Jepang maupun wisatawan Jepang tidak hanya fokus pada Bali saja. Di samping itu, dijelaskan juga bahwa khususnya untuk event Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang, Indonesia selaku tuan rumah telah mempersiapkan paket-paket wisata bagi para atlet dan official. n


Pada Bursa di Paris, Pertemuan Bisnis hingga Training Day Travel Agent n Dan Penjualan Paket Berjalan Terus

Nia Niscaya, Asdep ETAA, diwawancarai oleh satu stasiun TV Perancis.

I Data ini dirilis oleh SETO dan EDV (Enterprises du Voyages) pada jumpa pers saat berlangsungnya IFTM Top Resa 2017. Dalam data tersebut, jumlah wisatawan Perancis maupun pemesanan perjalanan wisata ke Indonesia naik siginifikan selama periode libur musim panas Juli–Agustus 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (Sumber: SETO dan EDV melalui VITO Perancis)

Secara kumulatif Januari–Agustus 2017, jumlah wisatawan Perancis maupun pemesanan perjalanan wisata keIndonesia naik dari pada periode yang sama tahun lalu. (Sumber: SETO dan EDV melalui VITO Perancis)

ndonesia berpartisipasi kembali di bursa pariwisata bernama IFTM Top Resa 2017, pada 26–29 September 2017 di Paris, Perancis. Tahun ini paviliun Wonderful Indonesia diisi oleh 14 pelaku industri pariwisata dan dua dinas pariwisata dari Sulawesi. Peserta sellers dari Indonesia terdiri dari Lotus Asia Tours, Kura-kura Resort, Pearl Tours & Travel, KBA Tur & De Klumpu Bali, The Mulia, Mulia Resort & Villas, Nusa Dua Bali; Golden Kris Tours, Rabina ToursArchipel Contact, Anema Resort Gili Lombok, Grand Mirage Resort and Thalasso Bali, Panorama Destination Indonesia, Garuda Indonesia Holiday France, Raja Ampat Dive Resort, Smailing DMC, dan Alliance Indonesia. Dua dinas pariwisata yang hadir, Di­ nas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara dan Dinas Pariwisata Kota Gorontalo. Selama empat hari IFTM Top Resa 2017 berlangsung, diperoleh ‘pembelian ­wisata’ dari 394 calon wisatawan Peran­ cis. Dengan catatan rata-rata pengeluaran wisatawan Perancis per orang per kunjun­ gan pada 2016 lalu sebesar USD 1.103,81 maka potensi devisa yang dihasilkan mencapai nilai ekivalen Rp 82,196 miliar (kurs Rp 13.500). Di tengah pertemuan bisnis antara ­sellers dan buyers berlangsung di paviliun Indonesia, Asisten Deputi ­Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika (Asdep ETAA) Nia Niscaya diwawancarai oleh Stasiun TV Demain (TNT lie de France). Dalam wawancara itu disampaikan mengenai strategi dan pro­ gram promosi pariwisata yang dilaksana­ kan oleh Pemerintah Indonesia. Selectour, salah satu agen perjalanan penting di Perancis, mengadakan Training Day Travel Agent. Selectour mengajak mi­

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

11


Pertemuan bisnis di paviliun Indonesia di IFTM Top Resa 2017. tra-mitranya di Perancis menawarkan pa­ ket-paket khusus dengan harga menarik. Paket-paket yang ditawarkan itu untuk penjualan pada periode 4 Oktober hingga 5 November 2017 untuk perjalanan yang akan dilaksanakan pada periode Januari– April 2018. Kementerian Pariwisata mela­ lui VITO Perancis mendukungnya, antara lain dengan mempresentasikan Indonesia

Tourism Up Date dan membagikan bahanbahan promosi. Delegasi Kemenpar dipimpin oleh ­Asdep ETAA bertemu dengan Qatar ­Airways di paviliunnya. Pada pertemuan tersebut, disampaikan oleh salah satu maskapai di Timur Tengah itu, Bali menja­ di key destination mengalahkan Bangkok. Delegasi juga menghadiri ­presentasi

yang digelar oleh asosiasi agen perjalan­ an Perancis, SETO dan EDV. Menurut data mereka, Indonesia masuk ­dalam Top 5 ­Destination di pasar Perancis ­selama musim panas tahun ini, periode ­Mei–Agustus 2017. Destinasi ­Indonesia pertumbuhannya positif ­sedangkan ­destinasi ­Thailand pertumbuhannya negatif. n

Europalia Arts Festival Indonesia

di Eropa

Y

ang Dipertuan Agung Raja Belgia Philippe dan Ratu Mathilde serta dihadiri oleh Wakil Presiden Repu­ blik Indonesia Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Kalla meresmikkan pembu­ kaan Europalia Arts Festival Indonesia 2017 pada Selasa, 10 Oktober 2017 di Palais Des Beaux Arts, Belgia. Festival Indonesia ini bertajuk Rampai Indonesia akan berlangsung sampai de­ ngan 21 Januari 2018. Selama 104 hari itu melibatkan lebih dari 316 seniman dan budayawan Indonesia. Mereka mem­ persembahkan 247 program acara di bebe­rapa kota di Belgia dan enam neg­ ara Eropa lainnya yakni Inggris, Belanda, ­Jerman, Austria, Perancis dan Polandia. Setiap karya dari semua yang akan ditam­

12

pilkan telah terkurasi untuk tampil dalam pameran maupun pertunjukan. Acara pembukaan diselenggarakan di Henry Le Boeuf Hall mulai dari pukul 17.00 waktu setempat. Pembukaan itu dihadiri tidak kurang dari 1.000 undangan. Antara lain perwakilan dari berbagai institusi di Eropa, para duta besar negara-negara Eropa dan asing lainnya, serta perwakilan para sponsor dan mitra. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara. Dilanjut­ kan dengan sambutan dari Chairman ­EUROPALIA Count Jacob de Hagen, Men­ teri Luar Negeri Kerajaan Belgia Didier Raynders, dan Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi. Hadirin yang memenuhi concert hall

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

Branding Wonderful Indonesia di sekitar penyelenggaraan festival. menyaksikan pertunjukan tari, gerak dan lagu melalui persembahan tari Saman Gayo Lues, Nani Topeng Losari, dan grup musik Voices of Papua. Indonesia merupakan negara ­keempat


dari Asia dan yang pertama dari Asia ­Tenggara menjadi Guest Country—­negara tamu kehormatan di festival seni ke-26 Europalia Arts Festival 2017. Perhelatan seni dan budaya multidisiplin bergengsi ini dilaksanakan setiap dua tahun sejak 1969 dan berpusat di Brussels, Belgia. EUROPALIA memilih Indonesia sebagai negara tamu karena memandang Indo­ nesia sebagai negara multietnik dengan keragaman budayanya dan sudah saat­ nya mendapat perhatian dari masyarakat Eropa. Bukan itu saja, diharapkan juga bisa memperkuat hubungan kerjasama Indonesia dengan negara-negara Eropa serta meningkatkan people to people ­understanding and contact. Di Europalia Arts Festival Indonesia digelar berbagai kegiatan seperti pameran, per­ tunjukan musik, seni pertunjukan, sastra, hingga film. Di ajang ini, 316 pekerja seni terlibat dalam pelaksanaan 247 karya dan program kegiatan, 20 pameran, 71 seni per­ tunjukan, 95 musik, 34 sastra, 18 film dan 9 konferensi. Dalam 247 karya dan program tersebut, ditampilkan seni pertunjukan, sastra, pameran, musik dan film. Tajuk Rampai Indonesia dicanangkan melekat pada berbagai persembahan yang telah dipersiapkan dengan matang dan melalui kerja keras para pelaku dan pencipta seni dan budaya. Talenta-­talenta muda pun, baik melalui tradisi maupun lulusan Sekolah-sekolah Tinggi Seni di seluruh wilayah Indonesia, terlibat di ­dalamnya. Dari perhelatan seni dan budaya multi­ disiplin Europalia Arts Festival diharapkan terjadi interaksi antar pelaku, penikmat, pecinta dan penggagas ajang kesenian dan kebudayaan dari publik dunia. Melalui ini juga diharapkan mampu ­meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan manca­ negara ke Indonesia. Dari sisi pariwisata, kebudayaan meru­ pakan salah satu potensi dan ­kekuatan Indonesia sebagai destinasi wisata khususnya bagi wisatawan dari Eropa. Jadi, event ini perlu dikomunikasikan lebih luas kepada negara-negara sumber pasar wisatawan mancanegara. “Khususnya wilayah Eropa yang pada Semester I 2017 tumbuh positif,” kata Nia Niscaya, Asdep Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata. Kementerian Pariwisata mendukung Europalia Arts Festival Indonesia 2017 ­dalam bentuk:

Raja Philippe dan Ratu Mathilde menyambut Wapres RI Jusuf Kalla beserta Ibu sebelum resmi membuka Europalia Arts Festival Indonesia 2017 di Brussels, Belgia.

Tanda mata dari pembukaan Europalia Arts Festival Indonesia 2017 berupa dompet terbuat dari kain-kain Nusantara.

Penampilan dari Voices of Papua.

4 Penyelenggaraan

Soft Launching dan Konferensi Pers, agar publik di Indone­ sia juga mengetahui kebudayaan tra­ disional dan kontemporer Nusantara ditampilkan di 7 negara Eropa lebih dari tiga bulan. 4 Menempatkan promosi event melalui media elektronik di BBC dan Bloomberg. Iklannya sudah tayang mulai dari tang­ gal 10 Agustus 2017. 4Promosi melalui media daring (online) seperti mesin pencari Google, Youtube, dan situs perjalanan global TripAdvisor.

4Pemasangan iklan media luar ruang di Belgia.

Kemenpar menyambut baik Indonesia dipilih sebagai negara tamu pada perhela­ tan Europalia Arts Festival 2017. Persiapan dan perhelatan dikoordinasikan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena kegiatan ini menampilkan keka­ yaan dan keragaman budaya Indonesia di tujuh negara Eropa. Empat di antaranya merupakan penyumbang kunjungan ter­ besar wisman dari Eropa. n

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

13


Famtrip

Membuka Pasar Australia

untuk Komodo n Raja Ampat mulai dilirik

D

i Australia, di kalangan wisa­ta­ wan selam, Komodo sebagai destinasi selam tengah naik daun. Raja Ampat pun sebenar­ nya semakin menarik perhatian. Maka Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata memfasili­ tasi perjalanan pengenalan (famtrip) ope­ rator selam dari Australia ke Labuan Bajo, pintu masuk ke destinasi selam yang ber­ ada di dalam Taman Nasional Komodo. Sembilan orang dari agen perjalanan/ operator tur Australia kali ini yang meng­ ikuti. Ini difokuskan sebagai Perjalanan Wisata Pengenalan Minat Khusus dan MICE untuk pasar Australia. Mereka peser­ tanya berasal dari beberapa kota Austra­ lia, Sydney, Brisbane, dan Cairns. Famtrip dilaksanakan 17–22 Oktober 2017. Sebelum menuju Labuan Bajo, ­mereka menghadiri pasar pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT), Komodo Travel Mart 2017 (KTM). KTM 2017 itu di Kupang, ibu­ kota Provinsi NTT. Program pertemuan bisnisnya (table top) berlangsung selama setengah hari pada tanggal 19 Oktober 2017. Mereka bertemu dengan 29 sellers yang semua berasal dari berbagai daerah di NTT termasuk dari Labuan Bajo. Memulai kegiatan famtrip pada 20 Okto­ ber 2017, mereka ditransfer dari Kupang ke Labuan Bajo dengan penerbangan pertama pada pukul 06.15 WITA. Setiba di Labuan Bajo sebelum menuju pelabuhan, peserta famtrip sarapan terlebih dahulu di daerah tourist spot Batu Cermin. Dari Pelabuhan Labuan Bajo peserta menaiki kapal Cajoma IV, memulai pela­ yaran menuju Pulau Sebayur Kecil, titik pertama penyelaman. Jaraknya sekitar 1 jam dari pelabuhan. Sebelum penyelam­ an, dive master dan instruktur memberi­ kan briefing kepada peserta. Usai menyelam di titik pertama, ber­ santap siang di atas kapal sambil berlayar mengarah ke titik penyelaman selanjut­ nya, Tetawa Besar. Program pada hari pertama itu ditutup dengan penyelaman

14

malam (night dive) di Siaba. Pada hari kedua, 21 Oktober 2017, di­ mulai dengan menyelam di titik Batu Bolong. Di sini durasi kegiatan menye­ lam lamanya 1,5 jam dan mereka tam­ pak terkesan puas sekali. Kemudian penyelam­an dilanjutkan di Manta Point. Hari itu ditutup dengan menyelam di perairan di Pulau Mawan. Malam hari, kapal beserta penumpang dan anak buah kapal bermalam di Pulau Padar. Hari terakhir program fatmrip, 22 Okto­ber 2017, dimulai dengan trekking ke puncak Pulau Padar. Dari sana menyak­ sikan momen matahari terbit. Setelah sarapan, kapal melanjutkan perjalanan ke Pulau Rinca untuk melihat komodo di ­habitatnya. Dari Pulau Rinca langsung kembali me­ nuju Labuan Bajo. Setelah menyelesaikan Dive Log, peserta famtrip dibawa menuju Bandara Komodo untuk kembali terbang ke Sydney dan Brisbane melalui Bali.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

Briefing oleh instruktur dan dive master sebelum penyelaman di atas kapal.

Para peserta datang ke Indonesia melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Menginap satu malam sebe­ lum melanjutkan perjalanan ke Kupang dan Labuan Bajo. Dengan bermalam di Bali para peserta famtrip bisa merasakan sendiri Bali aman di tengah pemberitaan terkait status Gunung Agung yang ramai di luar negeri.

Pesan untuk pelaku Bisnis

Industri wisata selam di Australia sudah punya sistem yang mapan. Untuk menarik wisatawan selam dari Negeri Kanguru ini adalah dengan mendekati para pemilik dive stores yang mempunyai jadwal per­ jalanan penyelaman yang inklusif. Mereka inilah, berdasarkan pengetahuan dan pe­ ngalaman, pemilik dive stores yang akan menyarankan kepada kiliennya memilih ke mana perjalanan penyelaman. “We have a system. So we can bring more divers into Indonesia. Because Raja Ampat


and Komodo is hot. That’s Australian want to go. That’s remote. It’s exotic. It’s great diving. That’s what they want. So through the dive stores owners who has plenty ­experience, they can get the point by themselves,” ujar Mark Green dari Dive Adventures, wholesaler wisata selam, spesialisasinya scuba diving, berbasis di Brisbane, salah satu di antara peserta famtrip. Peserta famtrip lainnya Diana Dourian mengatakan, Komodo sangat terkenal di Australia sekarang. Raja Ampat pun demi­kian. Sedangkan daerah lain belum ba­nyak dikenal. Menurutnya, semakin banyak pilihan rute penerbangan akan semakin baik. Terutama dari Brisbane. Rencana pembukaan penerbangan dari Dili (Timor Leste) ke Kupang (NTT, Indone­ sia) merupakan kesempatan bagus kare­ na sudah ada penerbangan langsung dari Australia ke Dili. Dia juga ungkapkan, dalam materi pro­ mosi wisata selam perlu ada aspek yang menyampaikan bagaimana menyelam di sesuatu destinasi itu menyenangkan. Tentu saja tidak melupakan informasi aspek keselamatan. Destinasi mesti men­ ciptakan paket-paket yang ditangani oleh agen-agen perjalanan yang bagus dan pilihan maskapai penerbangan yang me­ layani rute ke destinasi. Di dalam paket­ nya tidak hanya berisi daya tarik wisata selamnya saja tetapi juga tempat-tempat menarik lain terdekat dan mudah dijang­ kau dari destinasi selam. Dan apa yang bisa dilakukan atau dilihat di sana. “Because lot of people love doing their own research. They love knowing it. They don’t have to search all of airlines because you ­already put it on your advertisement. Make it easier how to get there,” kata Diana. Jika kurang informasi mengenai destina­ si selam di mesin pencari seperti bagaima­ na menuju ke sana, maskapai penerbang­ an apa yang melayani, opera­tor-operator yang ada di lokasi sebagai akibatnya dapat membuat penyelam di Australia tidak ya­ kin untuk pergi menyelaminya. Aktivitas selain selam yang dapat di­ lakukan oleh para penyelam di antaranya trekking ke atas bukit atau mengunjungi desa-desa tidak jauh dari tempat penye­ laman. Naik gunung sangat tidak disaran­ kan karena perbedaan ketinggian akan mempengaruhi kondisi fisik penyelam. Apalagi untuk melakukan scuba diving. Diana tertarik dengan keberadaan homestay. Karena itu menarik dan mungkin sekali cocok dengan karakter wisatawan Australia yang friendly. n

Peserta famtrip Australia pun mencoba night dive. Ini saat menuju titik penyelaman.

Atas-bawah: Peserta famtrip dari Australia mengikuti Komodo Travel Mart 2017 sebagai buyers.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

15


Media dari Cina

ke Wakatobi P erjalanan pengenalan (famtrip) bagi media dari Cina ke Wakatobi kali ini memperkenalkan ekowi­ sata di atas daratan pulau-pulau­ nya. Daya tariknya berada di desa-desa yang hidup mempertahankan budaya dan tradisi di tengah gelombang modernitas, tapi kemudian peserta famtrip langsung diperkenalkan selain dengan keindahan di darat juga di bawah lautnya. Asisten Deputi (Asdep) ­Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian ­Pariwisata (Kemenpar) memfasilitasi Famtrip ­Media tersebut. Lima orang dari media Cina mengikutinya, berlangsung pada 1–5 Okto­ber 2017. Gao Junhai, Chairman of Louyang Photographers Association memimpin Tim media itu. Rombongan tiba di Bandara ­Matahora, pulau Wangi-wangi, Wakatobi pada 1 Okto­ber 2017. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi Nandar menyambut mereka di bandara. Tidak ada kegiatan pada hari pertama, peserta menghabis­ kan waktu beristirahat di Patuno Resort. Keesokan harinya program famtrip di­mulai dengan melihat iring-iringan ­lumba-lumba di tengah laut. Pemandang­ an itu disaksikan saat mereka menuju pemukiman penduduk Bajo di Pulau ­Sapelage Bajo. Dari sana dilanjutkan ke Desa ­Kaledupa, bertemu dan berdialog dengan ‘Perdana Menteri’ Baratha Kaledupa. Setelah itu diajak melihat mata air Te’euhu yang te­ lah dibuatkan sumur. Sisa hari kemudian dihabiskan di Pulau Hoga, pulau tak ber­ penghuni tidak jauh dari Kaledupa. Desa Pajam adalah sebuah desa ­paling tua di Wakatobi. Berada di selatan ­Pulau Kaledupa. Menuju ke sana dari Pulau Wangi-wangi membutuhkan waktu 4 jam perjalanan laut sekali jalan. Di desa itu masih hidup budaya menenun khas Wakatobi. Maka sehari penuh di hari ke­ tiga itu peserta famtrip dari Cina meng­ eksplorasi Desa Pajam, singkatan dari dua desa, Palea dan Jamaraka. Pada hari berikutnya peserta famtrip diajak mengunjungi Desa Mulo, desa nelayan yang berada di Pulau Wangi-

16

Pemandangan ikonik di Patuno Resort, Wangi-wangi. Bisa dipandang dari teras bungalow yang menghadap laut. Di sini peserta famtrip dari Cina menginap selama berada di Wakatobi.

Peserta famtrip memeriksa hasil pengambilan gambarnya selama perjalanan mengarungi laut di Wakatobi. wangi. Setelah mereka berkeliling dan meng­ambil gambar, sebuah tarian diper­ sembahkan oleh anak-anak desa. Nama tarian­nya lariang. Usai meninjau desa itu barulah peserta melakukan snorkeling dan diving di perair­ an Mulo. Di obyek wisata bawah laut ini mereka dipandu oleh tim dari Aleksa ­Diving Scuba.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

Esok paginya peserta kembali lagi ke J­akarta melalui Kendari dan Makassar. Pada malam terakhir mereka bertemu dengan Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu dalam jamuan makan malam di Pantai Indah Kapuk Jakarta. Di situ mereka mengaju­ kan pertanyaan-pertanyaan, menambah informasi yang diperlukan. n


Sales Mission

Presentasi Indonesia Tourism Up Date kepada buyers di Dubai.

Misi Penjualan ke Uni Emirat Arab

“B

anyak yang penasaran de­ ngan liburan Raja ­Salman ke Bali beberapa waktu lalu. Tokoh dunia seperti itu memang membuat Wonderful Indonesia makin berkibar di kawasan Timur Tengah. Dan hasil dari misi penjualan ini tentu akan menaikkan level kepercayaan diri kita,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana didampingi Asdep Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kemenpar Nia Niscaya. Predikat ASEAN Favourite Destination yang melekat pada brand Wonderful Indo­ nesia berdampak signifikan terhadap akti­ vitas misi penjualan di Uni Emirat Arab (UEA). Ke sana Asisten Deputi (­Asdep) Pengembangan Pasar Eropa, Timur Te­ ngah, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata membawa Sales Mission pada 18–19 Oktober 2017, ke kota Dubai dan Abu Dhabi.

Enam pelaku industri dari ­Indonesia diajak selaku sellers, terdiri dari agen perjalanan dan hotel. Mereka adalah Go Indonesia Tours, Banyan Tree Ungasan, Travel in Style, Alila Hotel & Resort ­Seminyak Bali, Tambatan Hati Tour & Travel, dan ­Movenpick Hotel Jimbaran Bali. Di Dubai pertemuan bisnis missi ini dihadiri oleh 73 buyers dan di Abu Dhabi dihadiri oleh 71 peserta buyers. Selama dua hari misi penjualan di dua kota Uni Emirat Arab tersebut diperoleh transaksi potensial sebesar Rp 34,930 mi­ liar (kurs Rp 13.453). Potensi wisatawan mancanegara yang dapat didatangkan dari Dubai dan Abu Dhabi sebanyak 2.380 wisatawan berdasarkan pemesanan pa­ ket-paket wisata yang ditawarkan oleh agen perjalanan/operator tur, lalu ditam­ bah dengan paket-paket yang ditawarkan oleh hotel-hotel sebanyak 200 orang. ­Total 2.580 calon wisman. Bali merupakan destinasi paling ban­

yak dicari dan dibeli. Pada umumnya, yang dicari dan dipesan adalah paketpaket liburan leisure untuk jangka waktu yang panjang. Selama misi penjualan ber­ langsung, para buyers di Dubai dan Abu Dhabi membicarakan mengenai kampa­ nye ­#EnjoyBali dan menanyakan situasi terkini di Bali pada umumnya. Buyers yang datang pun adalah para pelaku industri pariwisata yang berkualitas di UEA. Memang, jumlah wisatawan dari warga­ negara UEA tidak sebanyak dari Saudi Arabia dan Oman. Tetapi, bila digabung­ kan dengan potensi ekspatriat yang be­ kerja dan tinggal di sana serta jutaan orang yang transit di bandara-bandara di Dubai dan Abu Dhabi, maka jumlahnya bisa menjadi sangat besar. Total popu­ lasi UEA tercatat lebih dari 10 juta orang, sebanyak 1,8 juta adalah warga asli UEA. Dan sisanya, ekspatriat. Posisi Dubai kini merupakan hub utama di sektor transportasi udara global, telah menggeser posisi London di Inggris dan Istanbul di Turki. Di Dubai Airport jutaan orang transit dari segala penjuru dunia setiap hari setiap tahun. Dengan mem­ promosikan pariwisata Indonesia beserta brand-nya maka itu akan bisa membuka pintu kunjungan wisman lebih banyak lagi. n

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

17


Promosi Sail Sabang 2017 ke Thailand

Yachter yang hadir diberi kesempatan bertanya kepada narasumber.

Fauzi Husin, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) memaparkan mengenai destinasi wisata bahari di Sabang sebagai venue Sail Sabang 2017 kepada yachter di Phuket, Thailand.

E

vent Sail Sabang 2017 akan dilak­ sanakan di Sabang-Aceh pada 28 November–5 Desember 2017, maka road show dilakukan de­ ngan kegiatan berjudul Pre Event ­Gathering Sail Sabang 2017 di Phuket–Thailand. Ini merupakan bagian dari upaya promosi Sail Sabang 2017. Pelaksanaan pertama di Phuket Yacht Club Marina. Di sini hadir 20 yachter dari Eropa dan Australia. Pelaksanaan kedua di Phuket Yacht Haven Marina dan ­dihadiri oleh 60 yachter dari Eropa, Australia, ­Singapura dan Thailand. Road show juga dilakukan di Malaysia. Di Royal Langkawi Yacht Club Pre Event Gathering diadakan pada 9 November 2017. Kemudian di Rebak Marina Langkawi pada 10 November 2017. Dan di Pangkor Marina Island pada 11 November 2017. Di Royal Langkawi Yacht Club ada 35 yachter (14 kapal) hadir. Di Rebak Marina tercatat 47 yachter. Sedangkan di Pangkor

18

dihadiri 150 yachter. Kemenpar mendukung kegiatan itu de­ ngan menyelenggarakan jamuan cocktail gathering; pendistribusian souvenir dan ba­ han promosi Sail Sabang; Presentasi pro­ mosi Sail Sabang oleh narasumber dari Tim Percepatan Pengembangan Wisata BahariKemenpar, Dinas Pariwisata Provinsi Aceh dan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS); dan pertunjukan kesenian. Kemenpar mendistribusikan bahan promosi pariwisata terdiri dari: Yacht Guide Book, T-Shirt WI, Topi WI, Kipas WI, Travel Pouch WI, leaflet, dan flyers Sail Sabang serta bendera Sail Sabang yang akan dibagikan untuk masing-masing kapal. Beberapa peluang yang dapat diman­ faatkan oleh Indonesia untuk ­menarik ­segmen yachter/cruiser mancanegara antara lain, sebagai One stop by destination, di mana selain berlayar, para wisatawan dapat menikmati ­keindahan alam dan keanekaragaman budaya

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

s­ etempat maupun aktivitas seperti spa, kuliner dan shopping. Di samping itu, biaya hidup di Indonesia relatif lebih murah dibandingkan sebagian negara para yachter, sehingga purchasing power mereka lebih tinggi dan dapat mera­ sakan kenyamanan yang lebih dibanding­ kan jika berwisata ke negara lain. Fauzi Husin (Ketua BPKS), memapar­ kan mengenai promosi destinasi, khusus­ nya wisata bahari di kawasan Sabang. Rahmadhani (Kabid Pemasaran Dispar Provinsi Aceh), memaparkan mengenai Calender of Event di Aceh dan berbagai program acara menarik pada saat Sail ­Sabang 2017. Sabang merupakan salah satu ­destinasi unggulan wisata bahari dan menjadi salah satu destinasi favorit yachter. Lokasinya juga dekat dengan Langkawi, Phuket, dan Singapura. Sehingga potensial didatangi oleh yachter yang sedang berada di ketiga negara tersebut. n


Menjual ke Phuket, Chiang Mai, Bangkok n Tiga Kota Destinasi Merangkap Pasar Sumber Wisman

A

da indikasi dan menjadi pertim­ bangan bahwa tiga kota di Thai­ land yakni Phuket, Chiang Mai, dan Bangkok sebagai destinasi pariwisata utama di negeri itu, juga me­ rangkap pasar di mana hidup kalangan ekonomi menengah yang menunjukkan minat besar berlibur ke destinasi-destina­ si pariwisata di luar negeri. Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Pasar Asia Teng­ gara Kementerian Pariwisata membawa misi penjualan (sales mission) ke tiga kota tersebut pada 2–6 Oktober 2017. Kegiatan penjualan di Phuket dilaksana­ kan pada 2 Oktober 2017 di Marriott Phuket Merlin Beach. Di kota ini 7 sellers dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali bertemu dengan 25 buyers setempat. Di Chiang Mai, kegiatan misi penjualan dilaksanakan pada 4 Oktober 2017 di Shangri-La Hotel. Bertambah satu lagi ­sellers dari Indonesia di kota ini, total 8 sellers. Mereka dari Jawa Barat, Yogya­ karta, Jawa Timur, dan Bali, bertemu ­bisnis d ­ engan 23 buyers setempat. Lalu Bangkok, kota terakhir misi pen­ jualan di Thailand, pertemuan bisnis di­ adakan di Renaissance Hotel pada 6 Okto­ ber 2017. Di situ total 10 sellers dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat bertemu dengan 48 buyers.

Table top Sales Mission di Phuket.

Table top Sales Mission di Chiang Mai.

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

19


Setelah sellers selesai presentasi langsung diadakan live voting dengan hasil yang langsung bisa dilihat oleh seluruh yang hadir. Salah satunya ini di Chiang Mai.

Ke Jepang juga 3 Kota:

Nagoya, Osaka dan Fukuoka 20

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

Buyers yang hadir di setiap misi pen­ julan di ketiga kota tersebut merupakan rekomendasi dari Thai Travel Agents Association (TTAA). Di setiap kegiatan pertemuan bisnis selalu didahului presentasi Indonesia ­Tourism Update. Presentasi itu memperke­ nalkan destinasi-destinasi Bali and Beyond. Dilanjutkan presentasi dari dua maskapai penerbangan yang ikut berpartisipasi dalam Sales Mission yaitu Thai ­AirAsia di Phuket, dan Thai Lion Air di Chiang Mai dan Bangkok. Thai Lion Air menyatakan rencananya membuka rute baru pener­ bangan langsung Bangkok–Medan dalam waktu dekat. Setelah presentasi singkat dari ­sellers berdasarkan destinasi, diadakan live ­voting guna mengetahui rencana bisnis para buyers ke Indonesia. Lalu masuk ke sesi table top dengan sistem sellers meet buyers. Sistem itu dilakukan selama 10 menit setiap putaran. Berdasarkan kuisioner dari sellers yang mengikuti misi penjualan, transaksi po­ tensial yang diperoleh diperkirakan men­ capai 26.804 calon wisatawan Thailand. Nilainya transaksi diperkirakan sebesar Rp 54,01 miliar (kurs Rp 13.400). Rincian­ nya: dari Phuket diperoleh 2.736 calon wisatawan, dari Chiang Mai diperoleh 7.932 calon wisatawan, dan dari Bangkok diperoleh 16.136 calon wisatawan. Calon wisatawan Thailand dari Phuket meminati perjalanan ke Bali, ­Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya. Di Chiang Mai ­mereka meminati Bali, Yogyakarta, ­Medan, Jakarta, dan Surabaya. Dan di Bangkok yang paling diminati adalah Bali, Yogya­ karta, Lombok dan Jakarta/Bandung. n

A

sdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar ­melaksanakan misi penjualan ke tiga kota di Jepang selama tiga hari pada ­26–28 September 2017 bersama 22 pelaku industri pariwisata dari Indonesia sebagai sellers. Kota-kota tersebut yaitu Nagoya, Osaka, dan Fukuoka. Nagoya kota pertama yang didatangi. Di kota ini kegiatan dilaksanakan pada tanggal 26 September 2017 di Nagoya Tokyu Hotel. Sellers dari Indonesia ber­ temu dengan 34 buyers.


Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu mempresentasikan perihal 10 Destinasi Prioritas di luar Bali, 10 New Bali, kepada buyers.

Media Gathering di Osaka. Pertemuan bisnis (table top) berlang­ sung selama dua jam. Sebelumnya, ­Asdep Pengembangan Pasar Asia ­Pasifik, Vinsensius Jemadu ­mempresentasikan perihal 10 Destinasi Prioritas di luar Bali, 10 New Bali, kepada buyers yang ­hadir. ­Dilanjutkan dengan presentasi dari pelaku bisnis Makiko Iskandar dari Bali Rasa Sayang. Kegiatan berikutnya di kota Osaka pada 27 September 2017 di Hotel Monterey Gresmere. Misi di kota kedua terbesar di Jepang ini dihadiri oleh 67 buyers. Juga

dihadiri oleh Konsul Jenderal RI di Osaka, Wisnu Edi Pratignyo yang menyampai­ kan sambutan dan membukanya. Sama seperti sehari sebelumnya, pre­ sentasi mengenai 10 Destinasi Prioritas di luar Bali disampaikan oleh Asdep Pengem­ bangan Pasar Asia Pasifik dan dilanjutkan presentasi dari Bali Rasa Sayang. Selagi table top berlangsung, di ­ruang terpisah diadakan Media Gathering ­dengan wakil-wakil dari 14 media setempat. Seba­ gai narasumber ialah Konjen RI di Osa­ ka, GM Garuda Indonesia kantor cabang

­Osaka, Country Manager VITO Jepang, ­Narita Tadahiko. Fukuoka adalah kota terakhir misi penjualan di Jepang, pada 28 September 2017 di Hotel New Otani Hakata. Sellers dari ­Indonesia bertemu dengan 56 buyers di sini. Pertemuan bisnisnya (table top) se­ lama dua jam. Sedikit berbeda dari dua kota sebelum­ nya, di Fukuoka presentasi dilakukan oleh Tim Asian Games 2018 dari Sumatera Selatan kemudian dilanjutkan presentasi dari Bali Rasa Sayang. Dari misi penjualan ke tiga kota terse­ but, berdasarkan hasil kuisioner dari 22 sellers yang berpartisipasi, ­diperkirakan dapat mendatangkan 2.805 calon wisa­ ta­­wan Jepang. Berdasarkan ­pengeluaran ­rata-rata wisatawan Jepang selama ber­ kunjung ke Indonesia sebesar USD 1.013 per orang, perkiraan devisa yang bisa diperoleh sebesar Rp 38,36 miliar (kurs Rp 13.500). Beberapa hal diungkapkan oleh para buyers dari Jepang selama misi penjual­ an dilaksanakan, di antaranya, banyak wisatawan Jepang ingin berkunjung ke ­Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur. Tetapi, menurut mereka di Pulau Komodo masih minim infrastruktur pariwisata dan di Labuan Bajo belum banyak restoran yang repre­ sentatif, moda transportasi darat belum memadai dan belum banyak pemandu wisata berbahasa Jepang. Sedangkan untuk promosi ­pariwisata, iklan promosi Wonderful Indonesia masih perlu dipasang di media cetak. Ini un­ tuk menarik segmen pasar silver age, wisatawan yang berusia lebih dari 50 ­tahun. Mereka ini masih tertarik mem­ baca koran. n

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

21


indikator

Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk Januari–September 2017 Jumlah Kunjungan No

Pintu Masuk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

September 2017 Soekarno-Hatta, Banten (U) 233,314 Ngurah Rai, Bali (U) 552,526 Kualanamu, Medan (U) 18,141 Batam, Kep.Riau (L+U) 123,193 Juanda, Jatim (U) 23,382 Sam Ratulangi, Sulut (U) 6,343 Entikong, Kalbar (D) 2,221 Minangkabau, Sumbar (U) 4,395 Adi Sumarmo, Jateng (U) 726 Hasanuddin, Sulsel (U) 1,613 BIL, NTB (U) 10,373 Sepinggan, Kaltim (U) 452 Sultan Syarif K II, Riau (U) 3,086 Tj.Priok, DKI Jakarta (L) 5,347 Tj.Pinang, Kep.Riau (L) 10,811 Adi Sucipto, DIY (U) 13,974 Husein Sastranegara, Jabar (U) 14,290 Tj.Uban, Kep.Riau (L) 31,422 Tj.Balai Karimun, Kep.Riau (L) 7,093 Pintu Lainnya 150,008 TOTAL 1,212,710

Jan–Sept 2017 2,069,419 4,549,882 175,312 1,123,102 180,872 56,864 17,396 38,667 4,971 13,705 94,979 3,841 30,573 44,428 82,275 107,544 120,953 263,362 62,445 1,417,709 10,458,299

September 2016 243,178 444,452 19,857 120,780 20,619 5,998 2,148 3,363 192 1,545 8,778 514 3,051 4,102 8,519 10,826 15,301 25,291 7,923 60,216 1,006,653

Jan–Sept 2016 1,913,847 3,620,761 141,426 1,113,030 163,826 29,084 17,318 34,861 5,028 10,807 63,995 10,371 21,628 45,663 69,292 81,849 130,446 230,311 69,329 590,091 8,362,963

Pertumbuhan Pertumbuhan September Jan–Sept 2017 thdp 2017 thdp 2016 2016 -4.06% 8.13% 24.32% 25.66% -8.64% 23.96% 2.00% 0.90% 13.40% 10.40% 5.75% 95.52% 3.40% 0.45% 30.69% 10.92% 278.13% -1.13% 4.40% 26.82% 18.17% 48.42% -12.06% -62.96% 1.15% 41.36% 30.35% -2.70% 26.90% 18.74% 29.08% 31.39% -6.61% -7.28% 24.24% 14.35% -10.48% -9.93% 149.12% 140.25% 20.47% 25.05% Sumber: Puslitbangjakpar

Ngurah Rai Growth: +25,66 %

Share 2017: 43,50 % 2016: 3.620.761 wisman 2017: 4.549.882 wisman

Soekarno-Hatta Growth: +8,13 %

Share 2017: 19,79 % 2016: 1.913.847 wisman 2017: 2.069.419 wisman

Jumlah Kunjungan Wisman Seluruh Pintu Masuk Januari-September 2017 2016:

8.362.963 wisman

2017:

Kepri* Growth: 3,32 %

Share 2017 : 14,64 % 2016 : 1.481.962 wisman 2017: 1.531.184 wisman * Kepri: Batam, Tanjung Pinang, Tanjung Uban, Tj. Balai Karimun

22

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

10.458.299 wisman Pertumbuhan:

+25,05 %


Realisasi Wisman Berdasarkan Fokus Pasar Januari–September 2017 Fokus Pasar SINGAPURA MALAYSIA GREAT CHINA - TIONGKOK - TAIWAN - HONG KONG AUSTRALIA EROPA - INGGRIS - PERANCIS - JERMAN - BELANDA - RUSIA - EROPA LAINNYA JEPANG KORSEL AMERIKA SERIKAT INDIA TIM-TENG - ARAB SAUDI - MESIR - UNI EMIRAT ARAB - BAHRAIN - KUWAIT - YAMAN - QATAR - OMAN FILIPINA THAILAND PASAR LAINNYA PINTU LAINNYA TOTAL

2017 September Jan-Sept 122,234 1,067,242 98,551 885,412 203,392 1,842,360 178,706 1,607,615 17,611 170,311 7,075 64,434 114,045 918,957 185,886 1,451,555 36,378 281,016 28,124 215,846 32,402 203,042 20,932 161,471 8,248 81,804 59,802 508,376 55,984 416,040 34,740 298,602 27,877 254,279 42,463 357,281 16,379 184,789 11,620 140,609 1,527 10,777 484 6,074 168 1,887 416 4,875 585 6,340 130 1,214 1,449 13,013 13,576 122,025 8,679 79,266 138,896 1,162,782 150,008 1,417,709 1,212,710 10,458,299

2016 September Jan-Sept 124,213 1,063,444 108,853 886,804 149,996 1,329,672 123,309 1,103,503 19,114 161,013 7,573 65,156 115,255 906,490 165,812 1,248,853 32,644 248,986 24,735 197,165 29,621 177,112 19,785 150,874 6,285 53,760 52,742 420,956 49,810 390,801 26,543 263,265 25,396 221,251 29,467 272,596 22,324 194,977 16,453 152,425 1,770 10,733 791 6,340 232 1,756 592 5,264 1,100 7,267 215 1,423 1,171 9,769 12,268 110,751 8,267 73,331 108,233 810,637 60,216 590,091 1,006,653 8,362,963

Growth 2017 thdp 2016 September Jan-Sept -1.59% 0.36% -9.46% -0.16% 35.60% 38.56% 44.93% 45.68% -7.86% 5.77% -6.58% -1.11% -1.05% 1.38% 12.11% 16.23% 11.44% 12.86% 13.70% 9.47% 9.39% 14.64% 5.80% 7.02% 31.23% 52.17% 13.39% 20.77% 12.40% 6.46% 30.88% 13.42% 9.77% 14.93% 44.10% 31.07% -26.63% -5.23% -29.37% -7.75% -13.73% 0.41% -38.81% -4.20% -27.59% 7.46% -29.73% -7.39% -46.82% -12.76% -39.53% -14.69% 23.74% 33.21% 10.66% 10.18% 4.98% 8.09% 28.33% 43.44% 149.12% 140.25% 20.47% 25.05% Sumber: Puslitbangjakpar

Jumlah keseluruhan wisman 2016: 8.362.963 wisman 2017: 10.458.299 wisman

GREAT CHINA +38,56 % Share 2017: 17,62% 2016: 1.329.672 wisman 2017: 1.842.360 wisman

Pertumbuhan: 25,05% EROPA +16,23 % Share 2017: 13,88 % 2016: 1.248.853 wisman 2017: 1.451.555 wisman

Kunjungan Wisman Dari 5 Pasar Utama Januari-September 2017

MALAYSIA -0,16 % Share 2017: 8,47% 2016: 886.804 wisman 2017: 885.412 wisman

SINGAPURA +0,36 % Share 2017: 10,20 % 2016: 1.063.444 wisman 2017: 1.067.242 wisman AUSTRALIA +1,38 % Share 2017: 8,79 % 2016: 906.490 wisman 2017: 918.957 wisman

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

23


Wisman

di Perbatasan NTT

G

aris batas darat antara Indonesia dengan Timor Leste pan­ jangnya 149,1 kilometer. Dua kabupaten, Belu dan Malaka, berada di garis batas itu. Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Mota’ain di Atambua, ibukota Kabupaten Belu merupakan pintu utama dari 5 pintu resmi yang ditetapkan. Pelintas batas dari Timor Leste yang melewati PLBN Mota’ain rata-rata berjumlah antara 250 hingga 300 orang per hari. Mereka ­umumnya menginap selama 1 malam 2 hari. Itu terkait kebijakan waktu tutup pintu perbatasan. Pintu perbatasan di wilayah Republik Indonesia ditutup pada pukul 16.00. Pintu perbatasan di Timor Leste ditutup pukul 15.00 waktu setempat (Timor Leste lebih lambat satu jam daripada NTT). Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Johanes Andes ­Prihatin mengungkapakan, tahun 2014 dan 2015 warga Timor Leste yang melewati PLBN Mota’ain antara 40 ribu hingga 50 ribu orang. Tahun 2016 meningkat menjadi 60.000 orang. Tahun 2017 ini sampai de­ ngan ­Oktober 2017 sudah mencapai sekitar 62 ribu orang, terbanyak datangnya dari kota Dili dan Distrik Maliana. Kenaikan kunjungan pelintas batas dari Timor Leste karena, salah satunya, diadakan banyak event di Atambua. Kementerian Pariwisata telah menginisiasi event promosi dan men­ dorong kemajuannya tahun demi tahun. Jadi, kini mereka datang se­ lain untuk keperluan berbelanja dan kunjungan keluarga, juga tertarik untuk menyaksikan event antara lain olahraga, balap motocross paling diminati. Kemudian event musik. “Tahun ini ada 5 kali event diselenggarakan. Mulai dari Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, dan November. Tahun depan setiap bulan diadakan event,” ujar Johanes. Atambua merupakan kota pertama yang dilintasi ketika pengun­ jung dari Timor Leste lewat darat datang ke Indonesia. Sudah sejak lama pula kota ini menjadi kota perdagangan bagi warga di kedua negara yang masih dalam satu rumpun keluarga. Pengeluaran ratarata dari para pelintas batas itu diperkirakan sebesar USD 500 per orang per pelintasan. n

Promosi event musik pada akhir Oktober 2017 di Atambua. Setelah melewati check point, para pelintas batas bisa langsung melihatnya.

24

Pariwisata Indonesia Vol. 8 No. 94 oktober 2017

Gerbang kota Atambua.

Jalan Trans Timor menghubungkan Kupang dengan Atambua.

Pintu perbatasan PLBN Mota’ain di wilayah Indonesia. Pintu perbatasan pun kini menjadi daya tarik kunjungan wisata selain sebagai check point para pelintas batas.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.