Buletin Lensa Medika Edisi 12

Page 1

Edisi 12, Juli-Agustus 2020

LENSMED LENSA MEDIKA

LAPORAN UTAMA Wabah DBD di Tengah Pandemi Covid-19 TURN BACK HOAX Fogging Lebih Efektif Daripada 4M Plus?

KOLOM PRODI Sharing Time Prodi Kedokteran dan Psikologi

OPINI MAHASISWA Belajar Tidak Harus di Sekolah

HIBURAN Sudoku, Kuy!


: Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K)

Rangga Pangestu Adji

:

EDISI 12


SEKILAS

Halo, Pembaca Setia! Buletin Erythro kembali hadir untuk menemani harimu. Kali ini, kami akan membahas tema yang kurang diperhatikan oleh masyarakat, padahal tidak kalah pentingnya, yaitu isu mengenai DBD di tengah masa pandemi Covid-19. DBD atau Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. DBD merupakan penyakit mudah menular, biasanya lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. Penderita DBD mengalami gejala-gejala seperti demam tinggi mencapai 40°C, nyeri pada kepala, otot, sendi, dan tulang, serta mual dan muntah. DBD tentu saja harus cepat ditangani. Terlambatnya penanganan DBD dapat membuatnya berkembang menjadi Komplikasi Demam Berdarah atau Demam Shock Syndrome (DSS). Berada di situasi pandemi Covid-19 membuat sebagian besar perhatian masyarakat terfokus hanya kepada satu penyakit saja. Padahal, ada banyak sekali penyakit menular berbahaya lainnya yang terjadi di tengah pandemi ini, salah satunya DBD. Lalu apa saja isu yang muncul tentang kasus DBD yang terus meningkat ini? Mau tahu lebih lanjut? Tetap baca sampai halaman terakhir, ya! EDISI 12

3


LAPORAN UTAMA

Wabah DBD di Tengah Pandemi Covid-19 Oleh : Agnita Farah Bias Khairunisa Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, pemerintah dihadapkan dengan masalah kesehatan lain yang tidak kalah mengkhawatirkan, yaitu wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD merupakan suatu penyakit epidemi akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot, dan persendian, hingga pendarahan spontan (WHO, 2010). Mengutip dari Straits Times (20/6/2020), antara bulan Januari hingga 17 Juni 2020, ada 64.251 kasus DBD yang dilaporkan dengan jumlah kematian sebanyak 385 orang menurut Kementerian Kesehatan. Provinsi Bali meraih jumlah angka kasus tertinggi, yaitu sebanyak 8.930, disusul Jawa Barat, sebanyak 6.337 kasus. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan,dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, menyebut bahwa jumlah kasus di tahun 2020 ini lebih rendah daripada tahun lalu. Namun, yang menjadi perhatian di tahun ini adalah alasan mengapa kasus terus meningkat meskipun bulan puncak demam berdarah pada Maret-April telah dilewati.

4 EDISI 12

"Normalnya, kami melihat jumlah kasus DBD yang sangat rendah di bulan Juni. Kami masih mencoba mencari tahu mengapa masih ada banyak kasus di bulan Juni," tutur dr. Nadia sebagaimana dikutip Straits Times, Sabtu (20/6/2020). Faktor Penyebab dan Pencegahan Faktor cuaca dinilai turut berpengaruh dalam meningkatnya kasus demam berdarah di Indonesia. "Sekarang kita fasenya climate change, bisa saja dalam seminggu ada hujan, ada (kondisi) tidak hujan. Ini akan memudahkan siklus hidup nyamuk itu berubah lebih cepat atau pendek," ujar dr. Erni Juwita Nelwan, Sp.PD-KPTI, dokter spesialis infeksi dan penyakit t ro p i k d a r i R u m a h S a k i t C i p t o Mangunkusumo (RSCM). Kepada DW Indonesia, Erni mengatakan perlu ada upaya berkesinambungan dalam mencegah penyebaran penyakit demam berdarah, antara lain dengan memberantas sarang nyamuk serta menjaga kebersihan di sekitar tempat tinggal, seperti 3M, yaitu mengubur, menguras, dan menutup wadah-wadah yang jadi tempat bersarangnya jentik nyamuk. "Bukan karena kita terpaku pada Covid-19 lalu kita jadi abai pada yang lain. Perhatian terhadap demam


LAPORAN UTAMA berdarah harus terus diingatkan bahwa ini adalah upaya yang harus terus-menerus dikerjakan," ujar Erni. Lebih lanjut Erni mendorong untuk dilakukannya fogging. "Fogging itu tidak perlu berkerumun, cukup ada petugas yang melakukannya. Nyamuk gigitnya dalam rumah, idealnya saat fogging rumahnya dibuka supaya obat yang disemprotkan membunuh nyamuknya, bisa mengenai semua nyamuk yang ada di dalam rumah. Demam berdarah itu indoor bite," papar Erni. Infeksi Ganda

trombosit turun, leukosit turun. Jadi polanya tetap demam berdarah tetapi gambaran rontgen-nya itu seperti Covid-19. Di-swab ternyata hasilnya positif," papar Erni. Namun, Erni enggan menyebut jika virus corona dapat mempermudah seseorang terinfeksi virus demam berdarah, begitu pula sebaliknya. Menurutnya, belum ada data lebih lanjut terkait hal tersebut. Ia menekankan bahwa gejala demam berdarah berbeda dengan Covid-19. Pasien Covid-19 banyak memiliki keluhan masalah pernapasan, dan gejala ini hampir tidak dikeluhkan oleh pasien demam berdarah.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam konferensi pers yang disiarkan langsung akun YouTube BNPB, Senin (22/06), mengatakan bahwa terjadi kasus infeksi ganda yang memungkinkan seseorang yang terserang Covid-19 juga berisiko terinfeksi demam berdarah.

Lebih lanjut, Erni mengatakan ada pula kasus di mana pada saat awal pasien telah dicurigai menderita demam berdarah, tetapi tidak dicek virusnya. Saat kondisi pasien tidak juga membaik dan malah kian buruk ternyata pasien tersebut menderita Covid-19.

Senada dengan Nadia, Erni mengungkapkan bahwa ia banyak menjumpai pasien yang terinfeksi demam berdarah dan Covid-19 secara bersamaan.

https://www.kompas.com/tren/read/ 2020/06/22/062000665/ada-64.251kasus-dbd-di-tengah-pandemicovid-19-di-indonesia?page=all

"Ini gejala demamnya lebih dominan, tapi secara klinis kita lihat gambaran pasiennya memang sakit demam berdarah pada umumnya. Demam akut 3-4 hari pertama, kemudian demam mulai turun disertai dengan kadar hematokrit naik,

Sumber :

https://www.dw.com/id/waspadaancaman-dbd-di-tengah-pandemicovid-19/a-53898051

EDISI 12

5


TURN BACK HOAX

EDISI 12


OPINI MAHASISWA

7

EDISI EDISI12 8 7


INFO KBM

Oleh: Nikka Azzahra Syawalaufa

8 EDISI 12


EDISI 12


KOLOM PRODI Sharing Time

Prodi Kedokteran Thalytha (Kedokteran 19)

Belajar Apa? Bakal belajar banyak mengenai tubuh manusia, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Meskipun baru masuk di semester 1, sudah akan melakukan praktek di laboratorium, diskusi tutorial tentang kasus pasien bersama teman kelompok, skills lab untuk melatih kemampuan praktek dan komunikasi dengan pasien. Pembelajaran Laboratorium Di prodi kedokteran, banyak sekali praktikum di laboratoriumnya. Contoh nya praktikum histologi, fisiologi, biokimia, anatomi, farmakologi, mikrobiologi, biomed, parasitologi, patologi klinik, dan masih banyak lagi.

Suka: Ÿ Praktikumnya seru. Bisa melihat banyak hal baru, misalnya cadaver manusia. Ÿ Bisa tahu lebih jelas mengenai tubuh manusia dan cara kerjanya. Ÿ Sering belajar kelompok bersama teman, sehingga tidak bosan dan tetap semangat. Duka: Ÿ Harus siap mental belajar begadang hampir setiap hari dan banyak laporan praktikum. Ÿ Orang lain sudah lulus dan punya usaha sendiri, anak FK masih kuliah. Fun Fact Baru semester 1 sudah ditanya tentang penyakit dan obat oleh teman dan keluarga, padahal belum tahu apa-apa.

Sharing Time Belajar Apa? Waktu semester 1, topik perkuliahannya masih topik-topik umum. Misalnya: pancasila, kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, sosiologi, dan yang berkaitan dengan psikologi seperti kode etik psikologi, psikologi umum, dan psikologi perkembangan. Mulai semester 2 dan selanjutnya, perkuliahan sudah dipenuhi dengan materi psikologi seperti kepribadian, sosial, filsafat manusia, kognitif, biopsikologi, dan sebagainya.

Prodi Psikologi Fatimah Mutia (Psikologi 19)

Suka: Ÿ Materinya menarik karena berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Ÿ Situasi pembelajaran sangat asik dan memancarkan aura positif. Duka: Ÿ Harus siap dan rajin membaca banyak jurnal.

Fun Fact Mahasiswa psikologi sering diminta membaca pikiran padahal aslinya tidak bisa. Sedikit sharing pengalaman: pernah pulang naik go-car dan diminta menebak masa depan. 10 EDISI 12


EDISI 12


INFOGRAFIS

3M

Cegah DBD dengan Plus 3M Ÿ Ÿ Ÿ

Menguras dan menyikat Menutup tempat penampungan air Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas

PLUS! Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk

Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

Menggunakan obat anti nyamuk

Periksa tempat-tempat penampungan air

Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

Gotong royong membersihkan lingkungan

Meletakkan pakaian bekas pakai ke dalam wadah tertutup

Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras

Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

Menanam tanaman pengusir nyamuk

Referensi: https://promkes.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus

12 EDISI 12


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.