Buletin Lensa Medika edisi April 2019

Page 1


1


sekilas

To Take The Action Hello, young fellas! Buletin Erythro kembali hadir! Kali ini, kami membawakan sebuah tema untuk menunjukkan masa muda yang katanya masih berapi-api, bergairah, dan penuh semangat. Memangnya, apa itu masa muda? Masa muda merupakan periode transisi antara anak-anak dan orang dewasa. Di masa transisi ini, tentu saja akan dihadapkan pada proses mencari jati diri. Proses tersebut mengantarkan kita pada hal-hal baru, salah satunya adalah bagaimana bentuk implementasi kita atas apa yang sudah atau sedang kita pelajari. Bulan April 2019 ini, Indonesia tengah diramaikan dengan pesta demokrasi. Tidak hanya capres, tetapi juga caleg. Untuk memilih partai mana yang visi-misinya sesuai dengan keinginan mereka, banyak sekali anak-anak muda yang baru mulai mempelajari politik demi bisa memenuhi haknya untuk pertama kalinya memilih presiden dan lembaga legislatif. Beberapa mulai memilah-milah idealisme yang ingin dipegang, beberapa yang lain memilih untuk tidak peduli demi memprioritaskan hal-hal yang mereka anggap lebih konkret. Oleh karena itu, bulletin Erythro Edisi Pertama ini ingin menyampaikan pada teman-teman, bagaimana semangat mahasiswa khususnya FK UNS dalam menggunakan hak pilihnya. Guna memperjelas pendapat teman-teman FK UNS, kami juga menyajikan data perjalanan demokrasi Indonesia dari masa ke masa. Di FK UNS sendiri, telah diadakan LKKMD, yaitu sebuah acara yang bertujuan untuk melatih jiwa kepemimpinan mahasiswa yang mengikutinya. Tentu saja hal tersebut masih berkaitan erat dengan konsep ‘pencarian jati diri’ dan juga isu-isu yang sudah kami sebutkan sebelumnya. Selanjutnya, masih tentang usia muda, kami juga mengupas masalah diskriminasi usia yang terjadi di Indonesia, berikut suka duka yang dialami oleh mahasiswa ketika menginjak usia berkepala dua. Apakah kamu juga mengalaminya? Selamat membaca!

April 2019

2


laporan utama

Pesta demokrasi

p e r ta m a

17 April 2019 merupakan hari yang ditunggu-tunggu banyak pihak. Di hari tersebut, warga negara Indonesia berbondong-bondong menyuarakan haknya dalam memilih presiden beserta wakilnya. Namun bagi sebagian orang, pemilu tahun ini merupakan ajang yang memiliki arti khusus. Bagaimana tidak? Pemilu 2019 menjadi kali pertama bagi mereka mengikuti pesta demokrasi. Cikal, misalnya. Seorang mahasiswa Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) angkatan 2017 ini baru pertama kali mendapatkan hak pilih pada Pemilu 2019. Cikal yang berasal dari Riau bahkan rela mengurus surat A5 agar bisa menggunakan hak pilihnya pada tanggal 17 April. Baginya, Pemilu adalah sebuah pesta demokrasi dimana setiap warga negara Indonesia bebas menuntaskan haknya untuk memilih pemimpin mereka dalam satu surat suara. Cikal mengaku bahwa dirinya akan memilih dengan berpedoman pada asas pemilu, yaitu Luber (langsung,

Lensmed

3

sl q


qb

Narasumber : Annisa Cikal Sabda K3 / 2017 umum, bebas, rahasia) Jurdil (jujur dan adil). Cikal tidak ingin kesempatan pertamanya ini disia-siakan begitu saja dengan golput. Menurutnya, satu suara sangat berarti pada ajang pemilihan pemimpin bangsa Indonesia untuk lima tahun ke depan. Ia juga bersemangat untuk menyuarakan hak-haknya dalam menentukan pemimpin pilihannya. Perjalanan perpolitikan Indonesia saat ini juga tak luput dari perhatian Cikal. Ia beranggapan bahwa kehidupan politik seringkali menjadi bahan perdebatan. Padahal, belum tentu pelaku perdebatan itu benar-benar peduli akan kehidupan pemerintahan dan perpolitikan di negara ini. Cikal juga menggambarkan kekhawatirannya mengenai praktik politik uang yang masih banyak terjadi di tengah masyarakat Indonesia. “Dan (kehidupan) perpolitikan Indonesia itu masih identik dengan uang. Kayak masih banyak orang yang senang (untuk) memilih si A (red: calon pemimpin) karena ngasih uang ke si B (red: masyarakat). (Atau) senang memilih si B (red: calon pemimpin) karena si B itu ngasih mereka (red: masyarakat) uang,� singkapnya. (FIRA/SALSHA)

April 2019

4


Turn back hoax

5


opini mahasiswa

6


info kbm

LKMMD FK UNS: Sebuah Ajang Melatih Kepemimpinan Oleh : Lailatul Hikmah Latihan Kepemimpinan dan Manajerial Mahasiswa Dasar (LKMMD) tahun ini dilaksanakan 13-14 April lalu di Ruang Pertemuan Gedung A Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS). LKMMD merupakan salah satu rangkaian acara dari Grand Design Kaderisasi Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) FK UNS, di mana rangkaiannya terdiri dari Pra-LKMM atau yang disebut dengan GAMET, LKMMD, dan yang terakhir adalah LKMM Madya. Dengan adanya tiga rangkaian latihan kepemimpinan ini harapannya mahasiswa FK UNS dapat memimpin organisasi mahasiswa yang ada di FK. Tema LKMMD kali ini adalah “Rise Up Millenial Leaders for Golden Indonesia 2045�. Alasan memilih tema tersebut adalah karena pada tahun 2045 generasi millenial ini yang akan memimpin Indonesia dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk melatih generasi millenial dalam hal kepemimpinan sebagai persiapan untuk memimpin Indonesia kelak. “Pada proses persiapan, tentunya memiliki kendala yaitu masalah koordinasi dan mencari pembicara karena beberapa pembicara ada yang membatalkan untuk dapat hadir di aca-

Lensmed

7


ra ini. Kemudian, peserta yang hadir sebagian besar berasal dari Universitas Diponegoro (UNDIP). Oleh karena itu, hal ini merupakan tugas besar kita untuk meningkatkan minat terutama mahasiswa FK UNS agar lebih memiliki kesadaran untuk mengikuti acara LKMMD ini sebagai ajang yang bermanfaat untuk meningkatkan soft skill mahasiswa,� tutur Utiya Nabila Maulani selaku koordinator acara LKMMD. Acara LKMMD tahun ini memiliki perbedaan dari LKMMD tahun lalu. Perbedaannya adalah pada susunan kepanitiaan dan sistem atau teknis acaranya. Tahun lalu susunan kepanitiaan acara LKMMD hanya dari bidang PSDM BEM saja. Acara LKMMD ini juga merupakan latihan kepemimpinan yang dilaksanakan pertama kali oleh BEM FK UNS sehingga acara LKMMD tahun lalu hanya berfokus pada keberjalanan acara dan teknis saja. Sedangkan tahun ini ada penilaian yang dibuat untuk peserta melalui bantuan fasilitator. Hal ini dilakukan agar para peserta mengetahui sejauh mana mereka menyerap nilai dan pengetahuan yang didapatkan dari acara ini. Selain itu, peserta juga akan diberikan tranparansi nilai.

April 2019

8


Kolom prodi

interprofessional Education (IPE) Oleh : Iva

Interprofessional Education (IPE) merupakan program baru dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menggabungkan lima program studi yang ada di FK UNS untuk melakukan kegiatan laboratorium lapangan atau field lab. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kegiatan IPE yaitu Course Research Methodology in Community (C4). C4 merupakan salah satu kegiatan pembelajaran mahasiswa FK UNS yang bertujuan untuk mendidik mahasiswa supaya mampu melakukan penelitian, evaluasi, dan manajemen masalah kesehatan masyarakat. Course ini mencakup kegiatan kuliah dan praktikum di dalam kelas serta kegiatan di lapangan atau Field Lab. Keselarasan antara kegiatan di dalam kelas dengan pembelajaran di komunitas sangat penting untuk mencapai kompetensi mahasiswa FK UNS. Tujuan dari kegiatan Field Lab ini agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar dan mentransformasikan teori dengan kegiatan praktik di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Kegiatan Field Lab dilakukan dalam kelompok dan dilaksanakan dalam tiga fase. Untuk fase I, tiap kelompok terdiri dari 10-13 mahasiswa prodi S1 Kedokteran, S1 Psikologi, D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja, dan prodi D3 Kebidanan. Untuk fase II dan fase III dilaksanakan oleh mahasiswa dari prodi S1 Kedokteran. Lokasi

Lensmed

9

Puskesmas yakni enam DKK yang mempunyai kerjasama dengan FK UNS (Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, Boyolali). Pelaksanaan IPE dilaksanakan di lapangan total delapan kali yang terbagi dalam tiga fase. Pada fase I, mahasiswa melakukan penelitian epidemiologi dengan tiga kali kunjungan ke puskesmas. Kegiatan dilakukan secara Interprofessional Education (IPE) atau kolaborasi interprofesi yang meliputi lima program studi di FK UNS, sehingga terdapat tambahan poin penilaian kerjasama antarmahasiswa berbagai prodi kesehatan. Pada fase II, mahasiswa melakukan surveilan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada pada masyarakat sekitar puskesmas dengan tiga kali kunjungan. Fase ini hanya diikuti oleh mahasiswa dari prodi S1 Kedokteran. Dan terakhir fase III, mahasiswa melakukan penelitian tentang kesehatan kerja dari masyarakat sekitar puskesmas dengan dua kali kunjungan. Fase ini juga hanya diikuti oleh mahasiswa dari prodi S1 Kedokteran.


hiburan

Komik oleh : Indra Wahyu

April 2019

10


infografis


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.