BULETIN EDISI AGUSTUS 2024 LPM ESTETIKA FBS UNM

Page 1


S A L A M R E D A K S I

Proses panjang kami lewati selama penggarapan buletin ini, tantangan dan pembelajaran berharga mengiringi setiap langkah. Menggali isu tentang perundungan di lingkungan pendidikan memberikan kami pemahaman mendalam mengenai dampak negatif yang dapat ditimbulkan, serta pentingnya kesadaran dan tindakan tegas untuk menangani masalah tersebut

Isu tersebut tentunya sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan pendidikan. Perundungan bukan hanya masalah individual, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial dan kekuatan norma yang ada di masyarakat. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya kepedulian kita dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung

Dalam buletin ini kami menyajikan beberapa rubrik yang terdiri dari liputan utama yang menggambarkan masih rentannya pendidikan diwarnai perundungan,

Buletin Edisi Agustus 2024 LPM Estetika FBS UNM

liputan khusus yang ditujukan untuk mencari tahu peran dan advokasi lembaga kemahasiswaan dalam menyikapi isu perundungan di lingkup kampus, sosok yang merangkai gambaran perjalanan seorang penyintas yang kemudian mendirikan komunitas anti perundungan, wansus yang membahas terkait akar hingga dampak perundungan dari sisi psikologis, ulas film yang membahas sebuah film yang berasal dari negeri tirai bambu bertema perundungan, ulas buku yang membahas terkait gambaran perundungan dalam kemasan novel bergenre detektif serta rubrik karya yang kami kumpulkan dari Sahabat Estetika yang turut berkontribusi menyalurkan ide dan suaranya melalui tulisan.

Melalui tulisan sederhana ini kami berharap dapat memberikan wawasan yang bermanfaat sehingga tak membiarkan tindakan perundungan terus muncul ke permukaan hingga melukai individu yang sejatinya memiliki ciri khas masing-masing

Kami harap buletin ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan berkontribusi pada peningkatan kesadaran serta tindakan pencegahan terhadap perundungan

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Terbitnya buletin ini tentunya juga tak lepas dari kerja sama pengelola serta bantuan Redaktur, Dewan Redaksi serta alumnus lainnya Kami sadar buletin ini masih belum sempurna Namun, LPM Estetika tetap berusaha memberikan yang terbaik khususnya bagi pembaca

Melalui buletin ini, semoga kita bersama dapat mewujudkan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan nyaman bagi semua Selamat Membaca!

Pelindung : Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra UNM | Dewan Penasihat : Wakil Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra UNM, Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Bahasa dan Sastra UNM, Kepala Bagian Kemahasiswaan Fakultas Bahasa dan Sastra UNM | Dewan Pembina : Sakinah Fitri, Asriati | Dewan Redaksi : Andi Raihan Aras, Balqis Zahrani Fitri, Megawati Rustan, Selvi, Nurfatmawati Sam | Redaktur Senior : A. Nur Ismi, Milka Adriani, St. Fatimah, Aulia Ulva, Dwi Atmawati Syarif.

Pemimpin Umum: Lucky Palamba | Sekretaris Umum: Aswini Febrianti | Bendahara Umum: Armi Fadilah | Pemimpin Redaksi: Gusdiana | Redaktur Pelaksana Online: Esse Shalsadilla | Editor Berita: Nadifah Amaliyah, Nurul Dwi Anugrah | Redaktur Pelaksana Cetak: Annisyaputri Satriadi | Tim Kerja Buletin: Ayra Zalikha Munir, Nadifah Amaliyah, Esse Shalsadilla, Nurul Dwi Anugrah, Kayla Zahra Prawoto Pribadi, Nur Intan Zahgita Hariadi, Deva Putri David, Nurul Aulia Mutiara Farli, Ade Kusumaningtyas, Vanie Wirasti, Raodatul Jannah, Dewi Ramadhani | Direktur Penyiaran: Nur Intan Zahgita Hariadi | Dubber: Ainun Adibah | Video Editor: Nur Intan Zahgita Hariadi | Videographer: Edward Tobi | Scriptwriter: Ayra Zalikha Munir | Presenter : Dewi Ramadhani | Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan: Ade Kusumaningtyas | Staf Penelitian: Nurul Aulia Mutiara Farli | Staf Pengembangan : Aqilah Rhihadatulaisy | Kepala Divisi Artistik: Kayla Zahra Prawoto Pribadi | Layouter: Kayla Zahra Prawoto Pribadi | Fotografer: Edward Tobi | Content Writer: Ayra Zalikha Munir | Kepala Divisi Digital Marketing: Deva Putri David | Staf Digital Marketing: Raodatul Jannah | Reporter : Pengelola Harian LPM Estetika FBS UNM Periode 2023-2024

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

CATATAN REDAKSI

Rantai Perundungan, Penyimpangan Sosial yang Tak Kunjung Putus

LIPUTAN UTAMA

Pendidikan dalam Belenggu Perundungan

01

15

ULAS BUKU

Motif Kelam di Balik Penyelidikan Detektif

LIPUTAN KHUSUS

Advokasi BEM Tanggulangi Kasus Perundungan di Lingkungan Kampus

03

18

07

20

ULAS FILM

Representasi Perundungan di Dunia Pendidikan dalam Film Cry Me a Sad River

PERSPEKTIF

Sudut Pandang Civitas Academica

Komunitas Indonesia Bebas Bully (IBB) SOSOK

Andrea Neysa, Sosok Penyintas Perundungan yang Dirikan

10 WANSUS

Novita Mulidya Jalal: Ulik Akar dan Dampak Perundungan dari Sisi Psikologis

21

22 12

KOMIK Dilema Saksi Mata

KARYA Poster Esai Puisi Cerpen

Buletin Edisi Agustus 2024 LPM Estetika FBS UNM

R A N T A I

P E R U N D U N G A N

P E N Y I M P A N G A N S O S I A L Y

K U N J U N G P U T U S

Perundungan menjadi salah satu ancaman yang menghantui masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan Rasa aman dan nyaman yang seharusnya diperoleh dalam menimba ilmu pengetahuan dapat dengan mudah terenggut akibat tindak kekerasan dari sebuah pihak yang percaya memiliki kekuatan untuk melakukan penindasan

Lemahnya kesadaran dan kepekaan akan sikap empati dan menghargai turut andil, seolah mewajarkan hal yang kemudian dialibikan sebagai suatu hiburan semata melalui candaan

Akibatnya, sebuah pihak dengan mudah bersembunyi di balik gurauan hingga secara tak sadar mewajarkan tindakan yang cenderung menyudutkan suatu pihak

Ironisnya, tak jarang korban perundungan justru dinilai terlalu berlebihan ketika mengambil langkah untuk membela diri Mereka dinilai terlalu terbawa perasaan dan seharusnya ikut bersenang-senang dalam candaan yang cenderung menyudutkan.

Normalisasi perundungan yang seringkali ditemui tak lepas dari lingkungan yang abai maupun kurangnya empati dalam melihat sebuah tindakan yang semestinya perlu diberikan langkah tegas untuk dihentikan

Sayangnya, melihat fenomena perundungan yang sering terjadi dan kerap kali melibatkan remaja justru kurang mendapat tindakan tegas dari berbagai pihak yang memandang hal tersebut sebagai persoalan sepele Pertanyaan timbul tenggelam seputar mengapa hal tersebut tak kunjung berakhir seolah hadir di setiap kejadian

,

A N G T A K

Dikutip dari CNN Indonesia, psikolog pendidikan anak dari Kancilku, Bernadette Cindy, menyebut jika orang dewasa mewajarkan perilaku nakal, maka bisa jadi norma yang berlaku di lingkungannya adalah norma-norma yang mewajarkan kenakalan.

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, perundungan justru hadir di berbagai kalangan dan menjadi rantai yang belum bisa terputus Pasalnya, setiap tindakan perundungan tentunya memberikan dampak bagi setiap orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung

Dalam tingkat yang rendah, tindakan mewajarkan bahkan mengabaikan tindakan perundungan mengakibatkan pelaku dan orang-orang di sekitar terjadinya tindakan tersebut menanamkan pemikiran bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah masalah yang perlu dihentikan karena kurangnya peran masyarakat sebagai kontrol sosial terhadap isu krusial tersebut

Ilustrasi: Kayla Zahra/Estetikapers

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

C

Sementara itu, di tingkat yang lebih tinggi, normalisasi perundungan dapat menjadi rantai yang terus berkesinambungan hingga menjadi persoalan yang seolah tak berujung dan tidak terputus.

Meski merugikan, perundungan seakan menjadi wabah yang terus menyebar. Rantai perundungan yang berusaha diputus sampai saat ini belum benar-benar maksimal Sebab, dari waktu ke waktu media masih tak absen menyuguhkan berita kekerasan yang melibatkan berbagai pihak dari bermacam kalangan. meski demikian, sekian banyak kasus perundungan sebenarnya telah diatur serta berada di bawah hukum dan norma-norma yang telah dibentuk, baik oleh pemerintah maupun dalam lingkungan sosial

Di Indonesia sendiri, Pasal 28G ayat (1) yang berbunyi bahwa "Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi," menjadi salah satu pasal yang seharusnya dapat dirasakan oleh setiap individu.

Akan tetapi, jika melihat realita yang ada, hukum dan norma tersebut tak sepenuhnya dijalankan dan dirasakan oleh setiap orang Rasa takut dan intimidasi masih menjelma penjajah yang merenggut rasa aman Melihat realita yang ada, pasal tersebut seolah menjadi pasal yang mewakili situasi dan harapan masyarakat bahkan bisa menjadi cita-cita tertinggi bagi korban perundungan yang masih dianggap sepele bagi sebagian orang

BULETIN ESTETIKA EDISI LAINNYA

DAPAT DIAKSES DENGAN

MEMINDAI KODE QR DI BAWAH

BULETIN ESTETIKA VOL.I
EDISI MARET 2020
BULETIN ESTETIKA VOL.II EDISI OKTOBER 2022
BULETIN ESTETIKA EDISI AGUSTUS 2023

Buletin Edisi Agustus 2024

P

E N D I D I K A N D A L A M

B E L E N G G U P E R U N D U N G A N

Makassar, Estetika - Perundungan (Bullying) menjadi salah satu tindak kriminal yang langgeng sebab masyarakat bebas melabeli kekerasan sebagai sebuah candaan

Temuan survei Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPM Estetika menunjukkan sebanyak 45,4 persen atau 54 responden mengaku pernah mengalami/ menyaksikan/tindakan perundungan di kampus UNM dan 54,6 persen atau 65 orang tidak mengalami hal demikian.

Survei tersebut dilakukan pada 18 November hingga 21 Desember 2023 dalam lingkup kampus dengan jumlah responden sebanyak 119 yang terdiri dari 81,9 persen atau sebanyak 97 responden berjenis kelamin perempuan dan 18,5 persen atau 22 responden berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari delapan fakultas di UNM

Salah seorang responden, Andi Riska, menjelaskan bahwa dirinya pernah melihat tindakan perundungan verbal di lingkup Kampus.

"Pelaku mengolok-olok dan mengajak teman-temannya ikut merundung korban," ujar Riska

Selain itu, salah seorang mahasiswa, Nurul, menuturkan bahwa perundungan verbal di lingkungan kampus adalah isu yang serius

Menurutnya, perundungan verbal menciptakan lingkungan yang tidak sehat walaupun tujuan dari si pelaku entah hanya candaan atau untuk kesenangan pribadi.

“Perundungan verbal menjadi isu serius, meski terkadang dianggap bercanda," jelasnya

Selain perundungan verbal, terdapat jenis-jenis perundungan lain yang perlu dipahami

Melansir dari Soa-edu com, Psikolog Klinis dari Universitas Indonesia dengan spesialisasi Anak, Remaja dan Pendidikan, Hanlie Muliani, menjelaskan bahwa tindakan bullying umumnya terbagi menjadi empat jenis, yaitu, verbal Bullying. Sesuai namanya, verbal bullying merupakan jenis penindasan dalam bentuk kekerasan verbal Pelaku biasanya mengolok-olok korban, baik dalam bentuk fisik maupun karakteristik korban lainnya Pelaku biasanya memberikan nama julukan yang biasanya berhubungan dengan kondisi fisik atau kondisi psikologi anak Dalam skala yang lebih parah, kekerasan verbal juga bisa dalam bentuk fitnah, gosip, kritik tajam, dan lain sebagainya.

Selain itu, bentuk lain dari perundungan adalah Physical bullying yakni bullying yang melibatkan kekerasan fisik. Pelaku biasanya menargetkan korban yang lemah atau terbelakang dalam hal fisik Kekerasan fisik yang dilakukan meliputi, menendang, memukul, meludahi, menarik rambut dengan kasar, dan lain sebagainya.

Selain kekerasan fisik pada korban, pelaku physical bullying juga umumnya melakukan perusakan barangbarang yang dimiliki oleh korban. Misalnya, dengan mencoretcoret bangku, dan lain sebagainya

sementara itu, social bullying juga termasuk salah satu jenis bullying Bentuk dari social bullying ini biasanya berupa bentuk tindakan pengucilan.

Target perundungan biasanya tidak disertakan di dalam circle pergaulan pelaku Misalnya, senyum mengejek, tatapan sinis, dan lain sebagainya Pelaku social bullying juga biasanya mengajak orang lain untuk tidak menyukai target.

Jenis perundungan selanjutnya yaitu, Cyberbullying Berbeda dari ketiga jenis bullying sebelumnya, cyberbullying bersumber dari dunia maya Pelaku cyberbullying menggunakan media sosial untuk menjatuhkan reputasi korbannya Pelaku bisa saja mengolok-olok atau menyebarkan foto memalukan dari korban

Korban juga tak jarang menerima gosip tak benar mengenai dirinya yang tersebar luas di internet Selain memanfaatkan kekuatan media sosial, pelaku juga bisa mengirimkan teror pesan pribadi melalui telepon, SMS, email, atau melalui pesan pribadi di media sosial korban. Korban juga bisa jadi dikucilkan di platform pertemanan online

Ilustrasi: Nur Intan Zahgita Hariadi/Estetikapers

Buletin Edisi Agustus 2024 LPM Estetika FBS UNM

Miskonsepsi terkait perundungan

Perundungan yang masih menjadi tantangan khususnya di lingkup pendidikan menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian serius Ada berbagai macam anggapan dan tingkatan tertentu dari berbagai pihak terkait tindakan yang termasuk dalam kategori perundungan. Hal tersebut akhirnya menciptakan miskonsepsi atau pemahaman yang berbeda-beda dari masing-masing individu

Miskonsepsi yang terjadi di masyarakat seringkali berujung menjadi hal remeh sehingga kerap kali sebuah tindakan yang sebenarnya merundung sebuah pihak dianggap biasa atau sekedar candaan bagi sebagian orang

Menanggapi hal tersebut Reporter Estetika mewawancarai mahasiswa mengenai sudut pandang mereka terkait perundungan serta beberapa dosen psikologi dan sosiologi untuk mengetahui konsep perundungan dari sisi psikologis dan sosiologis

Dosen Psikologi UNM, Astiti Ahmad, menjelaskan bahwa sebenarnya perundungan merupakan tingkatan yang lebih lanjut ketika seseorang tidak mampu mengelola emosi dengan baik ataupun memiliki permasalahan masa lalu seperti pernah menjadi korban perundungan

"Pelaku perundungan cenderung adalah orang yang sulit mengelola emosi dan umumnya merupakan korban perundungan,” jelasnya

Perempuan kelahiran 1989 itu juga menuturkan bahwa terdapat perbedaan tipis antara bercanda dan perundungan khususnya yang dilakukan secara verbal

Ia menyebut suatu tindakan dianggap perundungan apabila terus-menerus dilakukan oleh pelaku dan pihak korban merasa tidak nyaman.

"Ada yang namanya proses, ada pola yang terus menerus berulang, yang kemudian bisa dikatakan sebagai tindakan bullying. "

Di sisi lain, Dosen Sosiologi UNM, Zainal Arifin, menuturkan bahwa Individu rentan menjadi objek perundungan karena punya sesuatu yang dianggap sebagai

kelemahan oleh mereka yang memiliki dominasi.

"Pihak yang mendominasi cenderung melihat sisi lemah dari objek yang dirundung," tuturnya

Perundungan di Indonesia

Melansir dari databox.katadata.co.id, menurut Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), terdapat 30 kasus perundungan di sekolah sepanjang 2023 Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 21 kasus

Sebanyak 80 persen kasus perundungan pada 2023 terjadi di sekolah yang dinaungi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan 20 persen di sekolah yang dinaungi Kementerian Agama.

Laporan Unicef juga berhasil merangkum data terkait tindakan perundungan di Indonesia, yakni jajak pendapat U-Report terhadap 2 777 anak muda Indonesia berusia 14-24 tahun menemukan bahwa 45 persen dari mereka pernah mengalami perundungan daring Tingkat pelaporan dari anak laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan anak perempuan (49 persen dibandingkan dengan 41 persen)

Sebanyak 80 persen kasus perundungan pada 2023 terjadi di sekolah yang dinaungi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), dan 20 persen di sekolah yang dinaungi Kementerian Agama.

Jenis perundungan daring yang paling banyak terjadi menurut 1 207 responden U-Report: Pelecehan melalui aplikasi chatting (45 persen), penyebaran foto/video pribadi tanpa izin (41 persen), dan jenis pelecehan lain (14 persen)

Perilaku agresif di kalangan anak muda, termasuk kekerasan dan perundungan, memiliki kaitan

dengan meningkatnya resiko gangguan psikis dalam rentang kehidupan, fungsi sosial yang buruk dan proses pendidikan.

Unicef juga melaporkan hampir 40 persen kasus bunuh diri di Indonesia disebabkan oleh perundungan, berdasarkan pernyataan Menteri Sosial sebelumnya, Khofifah Indar Parawansa.

UNM di tengah maraknya isu perundungan di lingkup pendidikan

Divisi Penelitian dan Pengembangan LPM Estetika juga mencari tahu bagaimana kondisi UNM serta pandangan mahasiswa terkait bentuk-bentuk perundungan di tengah maraknya isu tersebut dalam lingkup pendidikan.

Temuan survei tersebut merangkum beragam jawaban mahasiswa dari beberapa fakultas yang ada di UNM.

Hasil survei Litbang menunjukkan bahwa sebanyak 92,4 persen atau 110 responden menyatakan jika memukul, menendang, menjegal, mencubit, atau mendorong seseorang merupakan tindakan perundungan sementara 7,6 persen atau sembilan responden menyatakan hal tersebut bukanlah tindakan perundungan

Tidak hanya itu, sebanyak 93,3 persen atau 111 responden menganggap bahwa perusakan barang berharga milik orang lain dengan sengaja termasuk tindakan perundungan sedangkan 6,7 persen atau delapan responden menganggap tidak termasuk

Selain itu, sebanyak 97,5 persen atau 116 responden menilai bahwa menghina/mengejek/mengolok orang lain meskipun tidak meninggalkan luka yang terlihat secara fisik termasuk tindakan perundungan sedangkan 2,5 persen atau tiga responden menilai hal itu bukan termasuk tindakan perundungan

Temuan survei juga memperlihatkan bahwa 99,2 persen atau 118 responden menyatakan jika melontarkan lelucon untuk mempermalukan dan menghina orang lain termasuk tindakan perundungan sedangkan hanya 0,8 persen atau satu responden

menyatakan hal tersebut bukan termasuk tindakan tersebut

Meskipun survei tersebut memiliki keterbatasan tetapi, setidaknya hal itu dapat menjadi ilustrasi bagaimana pandangan mahasiswa terkait tindakan yang termasuk perundungan

Ilustrasi terkait pandangan mahasiswa dari data tersebut diperoleh bahwa tindakan verbal yang cenderung menyudutkan atau memberikan kesan negatif kepada orang lain menjadi tindakan yang paling banyak dinilai sebagai perundungan Namun, realitanya hal tersebut masih sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Salah seorang mahasiswa, Avrilia Amanda, menuturkan, bahwa memanggil orang dengan nama yang merujuk pada konotasi negatif seperti mengejek akan dianggap hal sepele, tetapi sebenarnya bisa termasuk tindak perundungan

"Mengolok-olok orang lain masih sering dianggap hal sepele dan dinormalisasi, namun bisa termasuk kategori perundungan," ujarnya

Melihat fenomena terkait beberapa tindakan tersebut yang masih dinormalisasi tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri, sebab hal tersebut rentan menciptakan siklus yang bisa membuat hal itu menjadi salah satu bentuk perundungan.

Meski demikian, faktor perundungan yang terus berulang tersebut sebenarnya bukan semata-mata disebabkan oleh tindakan mewajarkan oleh individu, sebab pelaku, korban, dan saksi masingmasing memiliki andil dalam menentukan bertahan atau tidaknya tindak perundungan

Hal ini diperkuat oleh pernyataan salah seorang Dosen Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM), Astiti Ahmad, yang menjelaskan bahwa tindakan perundungan terjadi karena adanya pihak yang mendominasi, pihak yang didominasi, dan saksi yang memilih diam karena beberapa kekhawatiran yang membuatnya memilih untuk tidak mengambil langkah dalam menghentikan tindakan tersebut

Outing and Trickery

Outing merupakan tindakan menyebarkan atau mengunggah informas sens t f atau pribadi tanpa persetujuan korban sedangkan tr ckery merupakan sa ah satu jen s outing berupa tipu daya untuk membujuk orang a n agar memperoleh rahasia maupun foto pr bad

Buletin Edisi Agustus 2024 LPM Estetika FBS UNM

Exclusion

Exclusion merupakan tindakan

y ng terhadap korban yang dikucilkan dar aktivitas suatu komunitas secara onl ne

Impersonation Flaming

Tindakan berpura-pura atau menyamar menjad orang a n untuk melancarkan aksi dalam me akukan perundungan dengan meng rimkan pesan-pesan dan status t dak baik

ISTILAH-

Cyberbullying

Cyberstalking

Penyerangan verbal atau tindakan seseorang meng rimkan pesan teks yang ber si provokasi penghinaan hujatan, cacian, hinaan, atau pangg lan buruk yang dialamatkan pada seseorang dalam komun tas on ine

Cyberharresment

T ndakan seseorang dengan meng rimkan pesan

Denigration / Dissing

“Ada dominasi dari si pelaku. Mereka merasa bahwa ia lebih berkuasa dari si korban. Sementara itu, saksi yang memilih diam karena merasa tidak memiliki kapasitas untuk menghentikan,” jelasnya

Selain menyebarkan survei terkait pandangan mahasiswa terkait bentuk-bentuk perundungan, Divisi Penelitian dan Pengembangan LPM Estetika juga mencari tahu bagaimana kondisi UNM di tengah maraknya isu perundungan dalam lingkup pendidikan di dunia.

Bentuk-bentuk perundungan yang biasa ditemui di lingkup kampus tersebut beragam yakni, 41,2 persen atau 49 orang mengaku pernah mengalami/menyaksikan seseorang mencela yang menjurus ke arah seksual, seperti menghina dengan alat vital, mengomentari fisik, hingga pemaksaan atau mengajak korban ke tindakan dewasa, sebaliknya, 58,8 persen atau 70 responden mengaku tidak pernah mengalami hal tersebut.

Disisi lain, 52,9 persen atau 63 responden mengaku pernah mengalami/menyaksikan tindakan menyakiti atau melukai hati orang lain menggunakan media elektronik seperti menyampaikan berita atau video yang tidak benar dengan

tujuan memprovokasi atau mencemarkan nama baik orang lain sedangkan 47,1 persen atau 56 responden tidak pernah mengalami hal demikian

Kemudian, 65,5 persen atau 78 responden mengaku pernah mengalami/menyaksikan seseorang mengancam, mempermalukan, merendahkan, melecehkan, mencemooh, menyindir, mencela, mengejek, mengintimidasi, memaki terhadap orang lain, sementara 34,5 persen atau 41 responden mengaku tidak pernah mengalami hal demikian.

Lebih lanjut, 42,9 persen atau 51 responden mengaku pernah mengalami/menyaksikan seseorang meniru orang lain dengan menggunakan foto dan informasi pribadi mereka sedangkan 57,1 persen atau 68 responden mengaku tidak pernah melihat hal demikian.

Terakhir, 73,9 persen atau 88 responden mengaku pernah mengalami/menyaksikan seseorang memandang sinis, menjulurkan lidah, menunjukkan ekspresi wajah merendahkan hingga mengejek orang lain sementara 26,1 persen atau 31 responden mengaku tidak pernah mengalami hal demikian

ISTILAH
teks yang berisi gangguan dengan intensitas terusmenerus secara on ine dengan tujuan untuk men mbulkan kege isahan kepada korban
Tindakan yang mencemarkan nama baik seseorang dengan sengaja dan sadar dengan mengumbar keburukan orang lain melalui internet
T ndakan memata-matai mengganggu dan pencemaran nama ba k terhadap seseorang yang d lakukan secara ntens yang berdampak pada korban menjad merasa ketakutan kecemasan, depresi h ngga mengancam kese amatan korban
Layouter: Annisyaputri Satriadi/Estetikapers

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tindakan yang paling sering ditemui di lingkup kampus adalah tindakan verbal yang memberikan kesan negatif pada seseorang Hal tersebut tentunya berpotensi menjadi sebuah tindakan perundungan apabila terus berulang-ulang khususnya pada objek yang sama

Advokasi birokrasi UNM terkait isu perundungan di lingkup kampus

Melihat kasus perundungan yang marak terjadi khususnya di lingkup pendidikan, bukan tidak mungkin terdapat masih banyak kasus yang tidak terlapor sebab korban memilih untuk diam

Maraknya kasus perundungan di lingkup pendidikan menjadi salah satu pendorong Reporter Estetika untuk terjun langsung dalam mencari tahu bagaimana advokasi Birokrasi UNM jika terjadi kasus perundungan di lingkup kampus.

L I P U T A N U T A M A

Sayangnya, setelah beberapa kali Reporter Estetika mencoba menemui Muhammad Idkhan selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (WR III) UNM periode 2022-2024 ia selalu dalam keadaan sibuk atau tidak berada di tempat, sehingga kami memutuskan untuk mewawancarai birokrasi tingkat fakultas, yakni Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (WD III) FBS UNM

WD III FBS UNM, Syamsu Rijal, menuturkan bahwa, lembaga pendidikan sudah sepakat mengenai tindakan perundungan yang tidak boleh hadir khususnya di lingkup pendidikan

Ia menyebut bahwa lembaga pendidikan berupaya mencegah dan menangani dengan baik.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kasus perundungan juga menjadi tanggung jawab Komisi Disiplin (Komdis) dan Satuan Tugas

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS).

Rijal menyebut, bahwa pelaku akan ditindaklanjuti untuk diberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya

"Pelaku akan ditindaklanjuti dan diberi sanksi jika terbukti bersalah," jelasnya.

Mengingat pendidikan adalah sebuah tempat untuk membuka cakrawala dan sebuah proses belajar untuk saling memanusiakan manusia, maka sudah seharusnya dalam dunia tersebut bersih dari penindasan hingga tak ada lagi individu yang harus mendekam dalam pendidikan yang terbelenggu oleh bayang-bayang penindasan.

Reporter: Nadifah Amaliyah & Ayra Zalikha Munir

Layouter: Annisyaputri Satriadi/Estetikapers

Buletin Edisi Agustus 2024 LPM Estetika FBS UNM

individu dengan kepercayaan diri yang rendah

Meski perundungan merupakan sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan secara terus menerus oleh seseorang yang memiliki kekuatan lebih besar, namun, melansir dari Koran tempo co perpeloncoan dianggap sebagai bagian dari perundungan sehingga sudah seharusnya tindakantindakan tersebut diatur dalam hukum yang jelas.

Di Indonesia, konteks payung hukum yang membahas perpeloncoan telah diatur melalui Permendikbud No. 82 Tahun 2015 yang mengatur sanksi terhadap pelaku kekerasan, atau satuan pendidik dan kepala sekolah, jika masih terjadi praktik tersebut di suatu institusi. Tidak hanya itu, Permendikbud No 18 Tahun 2016 tentang Masa Orientasi bagi Siswa Baru telah mengatur larangan tindakan perpeloncoan.

T A N G G U L A N G I K A

P

E

Pada tahun 2021 National Broadcasting Company (NBC) Amerika Serikat melaporkan bahwa sejak tahun 2000, setidaknya 50 mahasiswa meninggal karena perpeloncoan, dan sebagian besar kematian tersebut terkait dengan alkohol Menurut peneliti independen Hank Nuwer, jumlah A D V O K A S I B E M

S U S

R U N D U N G A N D I

L I N G K U N G A N K A M P U S

Makassar, Estetika - Fenomena penyambutan mahasiswa baru sering kali dikaitkan dengan pengaderan Namun, tak jarang kegiatan yang bertujuan memberikan pengenalan terkait kampus berujung tindakan kekerasan, salah satunya perpeloncoan

korban jiwa bahkan bisa mencapai 105 orang

Selain itu, mengutip dari Kompasiana.Com, Bentuk praktik penyalahgunaan kaderisasi telah banyak terjadi di lingkup Pendidikan Indonesia, di mana kerap ditemukan perundungan atau bullying dalam kegiatan kaderisasi dengan tujuan untuk melatih solidaritas. Sayangnya, dikutip dari Fakta Bagaimana Perpeloncoan Menyabotase Pendidikan Kita, riset terbaru dari Amerika menunjukkan bahwa perpeloncoan yang biasanya hadir dalam pengaderan bukan membentuk solidaritas kelompok kuat, tetapi membentuk

Di UNM sendiri, hal itu juga diatur dalam Surat Keputusan (SK) Rektor, Nomor 1406/UN36/KM/2017, tentang Peraturan Kemahasiswaan UNM BAB VIII Pasal 24 ayat 2 mengenai norma dan etika tidak melakukan kegiatan yang hendak menghalangi terselenggaranya program dan peraturan. Beberapa di antaranya, mahasiswa tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji dan dapat merusak martabat serta wibawa universitas, misalnya berjudi, minum minuman keras, mengonsumsi dan mengedarkan narkoba, melakukan tindakan asusila, memeras dan menyiksa sesama mahasiswa.

Meski aturan tersebut tidak spesifik merujuk dan berfokus pada tindakan perundungan, kalimat tidak melakukan tindakan asusila, memeras sesama mahasiswa, serta menyiksa sesama mahasiswa bisa menjadi acuan bahwa universitas memiliki aturan agar civitas academica, khususnya mahasiswa harus menjaga agar interaksi sosial jauh dari tindakan kekerasan

Ilustrasi: Kayla Zahra/Estetikapers
Ilustrasi: Nurul Aulia Mutiara Farli/Estetikapers

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

L I P U T A N K H U S U S

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, (WD III) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM), Syamsu Rijal, menuturkan bahwa, tindakan untuk menangani kasus perundungan diatur dalam SK rektor yakni mahasiswa yang terbukti menjadi pelaku akan ditindaklanjuti sebagaimana dalam peraturan.

"Peraturannya ada dan berlaku resmi, jika ada tindakan kekerasan seperti perundungan maka akan ditindaklanjuti sebagaimana yang telah diatur," tuturnya

Ia menjelaskan bahwa UNM juga memiliki Komisi Disiplin (Komdis) untuk menindaklanjuti pelanggaran-pelanggaran yang sifatnya bisa ditangani secara akademik

"Ada Komdis yang akan menindaklanjuti pelanggaran yang bisa diselesaikan secara akademik," jelasnya

Sejak 2021, senioritas dan perilaku kekerasan di kalangan mahasiswa (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar), yang cenderung pada tindakan perpeloncoan semakin marak.

Dalam Journal of Social Sciences and Humanities Vol 1, No 1, adapun bentuk-bentuk kekerasan fisik di setiap Prodi antara lain, pada Prodi Pendidikan IPS angkatan 2015 berupa pemukulan yang dilakukan senior terhadap junior dengan menggunakan sendal jepit dan tangan kosong, pada Prodi Administrasi Perkantoran berupa pemukulan yang dilakukan senior terhadap juniornya, pada Prodi Administrasi Perkantoran berupa pemukulan yang dilakukan senior terhadap juniornya, pada Prodi Administrasi Bisnis angkataan 2017 terjadi tindakan kekerasan berupa pemukulan yang dilakukan senior terhadap juniornya

Hasil wawancara dan observasi di lapangan dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa bentukbentuk kekerasan fisik yang dialami oleh informan ketika menjadi mahasiswa baru pada semester satu hingga semester dua dan semester tiga, yaitu berbedaberbeda

Ada yang mengalami kekerasan dalam bentuk pemukulan, tamparan, serta tendangan, baik dengan tangan kosong hingga menggunakan sendal jepit, buku, dan sapu sebagai alat untuk melakukan kekerasan fisik kepada juniornya di lingkungan kampus serta pada Prodi Pendidikan Sejarah angkatan 2015 terjadi perilaku bullying yang dilakukan senior terhadap juniornya

Kekerasan fisik tersebut, paling sering terjadi setelah jam perkuliahan selesai dan saat kegiatan organisasi berlangsung seperti pengaderan atau latihan dasar kepemimpinan mahasiswa

Melihat fenomena akhir-akhir ini yang melibatkan Lembaga Kemahasiswaan (LK), Estetika mewawancarai beberapa pucuk pimpinan di LK, yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM sebagai representatif mahasiswa dalam mengawal dan menjaga agar kegiatan-kegiatan yang ada di lingkup kampus tetap dalam lingkungan yang sehat dan bebas dari kekerasan.

Pandangan Presiden BEM sebagai lembaga kemahasiswaan yang mengoordinasikan kegiatan organisasi kemahasiswaan dalam bidang ekstrakurikuler di tingkat universitas menjadi salah satu hal yang penting, agar kegiatan kampus tetap terkontrol di bawah hal-hal positif

Presiden BEM UNM, Hasrul, menjelaskan bahwa sebagian orang menganggap perundungan adalah sebuah hal yang wajar Yang mampu menimbulkan rasa tidak percaya diri bahkan menyerang psikis dan mental

Menurutnya, sosialisasi dan edukasi terkait perundungan yang diwadahi oleh lembaga kemahasiswaan begitu diperlukan

“Bullying ini sangat marak terjadi, padahal memberikan banyak dampak negatif sehingga LK perlu mewadahi sosialisasi dan edukasi terkait perundungan,” ujarnya

Sejalan dengan itu, Presiden BEM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM, Faisal Akbar, menuturkan bahwa sesama mahasiswa seharusnya bisa saling mengajak dan merangkul

"Sesama mahasiswa harus saling mengajak dan merangkul agar tak ada yang merasa ditinggalkan apalagi hingga terjadi perundungan," tuturnya

Di sisi lain, Presiden BEM Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM, Nur Alam, mengatakan bahwa pemahaman terkait perundungan sangat penting sebab beberapa orang biasanya tidak sadar bahwa perbuatannya termasuk dalam tindakan perundungan

Perlu saling memberikan pemahaman, sebab beberapa orang tidak sadar jika tindakannya masuk kategori perundungan," katanya

Advokasi BEM dalam menanggapi jika kasus perundungan terjadi di lingkup kampus.

Tak hanya sebatas pandangan, langkah mahasiswa khususnya BEM dalam mengadvokasi isu perundungan di lingkup kampus turut menjadi hal yang tak bisa ditinggalkan

Berdasarkan hasil wawancara bersama Presiden BEM UNM terdapat beberapa langkah advokasi yang akan dilakukan, yakni, sosialisasi dan edukasi terkait perundungan yang membutuhkan kolaborasi dari semua elemen kemahasiswaan

advokasi dapat dilakukan dalam bentuk upaya preventif menggunakan media sosial dan ruangruang diskusi, serta memfasilitasi ruang aman khususnya bagi korban perundungan.

Hasrul menambahkan bahwa pendekatan persuasif adalah langkah yang akan diambil ketika terjadi tindakan perundungan serta melakukan mediasi dengan korban dan pelaku. Namun, jika tak menemui titik temu, maka langkah selanjutnya adalah menyelesaikan sesuai aturan yang berlaku di universitas

“Langkah pertama yang tentu perlu dilakukan adalah sosialisasi dan edukasi, lalu jika terjadi tindakan perundungan maka pendekatan persuasif kepada korban serta mediasi antara korban dan pelaku," ujarnya.

Tak hanya mewawancarai Presiden BEM di tingkat universitas, reporter Estetika juga turut mewawancarai BEM di tingkat fakultas untuk mencari tahu advokasi BEM di masing-masing fakultas UNM.

Presiden BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FIS-H), Bintang Dwi Putra, menjelaskan bahwa BEM bertugas menyerap aspirasi mahasiswa Ketika terdapat mahasiswa yang mengeluhkan bahwa dirinya mendapat perundungan, maka BEM turut melindungi.

Ia menyebut bahwa bentuk advokasi yang dilakukan BEM berupa mediasi sebab tidak semua orang bisa melihat trauma korban perundungan.

"Bentuk advokasi BEM adalah mewadahi dan mengadakan mediasi sebab trauma orangorang berbeda-beda," jelasnya

Di sisi lain, Presiden BEM Fakultas Psikologi (FPsi), Zikran Ramadhan Tahir, menuturkan bahwa advokasi dapat dilakukan dalam bentuk upaya preventif menggunakan media sosial dan ruang-ruang diskusi, serta memfasilitasi ruang aman khususnya bagi korban perundungan

“Memanfaatkan media sosial dan ruang diskusi untuk menyuarakan anti perundungan dan memberikan ruang aman, " tuturnya

Selain itu, Presiden BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Zahran Arya Putra, menjelaskan bahwa lembaga seharusnya berdiri sebagai mana mestinya, melindungi hak-hak korban perundungan, kekerasan seksual, dan sebagainya

"Lembaga juga bergerak melindungi hak-hak korban," jelasnya.

Lembaga kemahasiswaan seharusnya berdiri sebagaimana mestinya, melindungi hak-hak korban perundungan, kekerasan seksual, dan sebagainya.

Bercermin dari beberapa kasus penindasan berkedok pengaderan, mahasiswa khususnya lembaga kemahasiswaan perlu lebih berhatihati dalam memilih sistem pengaderan yang akan diimplementasikan, sebab yang menjadi kekhawatiran adalah ranah yang seharusnya menjadi tempat mengakrabkan diri dan pengenalan lembaga untuk mewadahi mahasiswa dalam memperkaya intelektual justru membuka gerbang perundungan

Hasrul menjelaskan bahwa di setiap pengaderan terdapat tata tertib yang disepakati dari panitia dan peserta.

"Ada tata tertib yang disepakati," jelasnya

Lebih lanjut Hasrul menyatakan bahwa jika terdapat mahasiswa yang mengalami tindakan perundungan, maka BEM hadir sebagai fasilitator untuk melakukan mediasi antara korban dan pelaku baik secara persuasif maupun kelembagaan.

BEM akan hadir sebagai fasilitator jika terdapat laporan," tuturnya

Di sisi lain, Presiden BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fahrul Husain Abadi, menuturkan terkait pentingnya mengedepankan rasa kebersamaan dan kekeluargaan dalam pengaderan dan organisasi

"Budaya kekeluargaan dibutuhkan agar setiap tindakan mencerminkan sikap memanusiakan manusia," tuturnya

“Selain itu, Presiden BEM FIP, Faisal Akbar, mengaku bahwa LK se-FIP sendiri telah berembuk dan sepakat untuk menjadikan pengaderan sebagai wadah untuk pengenalan kampus dan organisasi serta peningkatan intelektual

"Tidak ada kekerasan, kaderisasi dijadikan sebagai wadah pengenalan organisasi, lingkungan kampus, dan peningkatan intelektual mahasiswa," ujarnya.

Faisal juga menjelaskan bahwa BEM FIP telah menyediakan link pengaduan pada laman instagram BEM FIP UNM untuk memberikan solusi terkait keluhan ataupun masalah yang dialami oleh mahasiswa FIP

“Mahasiswa bisa mengadukan keluhan terkait masalah yang berada di FIP melalui link yang kami sediakan,” jelasnya

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa sejauh ini BEM FIP tidak mendapat laporan terkait perundungan yang terjadi di lingkup FIP UNM

“Sejauh ini tidak ada laporan,” tuturnya.

Di sisi lain, salah seorang mahasiswa FIP, Mutmainnah, menuturkan bahwa dirinya memperoleh manfaat dari kegiatan pengaderan

Ia menyebut bahwa dirinya memperoleh berbagai pengetahuan terkait jurusan dan Prodi serta saling mengenal dan mempererat persaudaraan antar sejurusan melalui pengaderan

"Ada manfaat yang diperoleh Kami dibekali berbagai pengetahuan terkait jurusan, ilmu yang berkaitan dengan Prodi, bisa mengenal antar teman dan senior serta mempererat persaudaraan sejurusan kami," tuturnya.

Sebagai representasi mahasiswa dalam lingkup kampus dan wadah pengembangan diri untuk jadi lebih baik, sudah seharusnya lembaga kemahasiswaan juga bergerak dalam mengawal isu-isu yang bisa saja memasuki ranah tersebut dan menganggu tujuan dan esensi sebenarnya dari sebuah lembaga.

Oleh karena itu, kesadaran bagi masing-masing individu penting, sehingga kelak setiap tujuan baik dari sebuah lembaga dapat diraih di bawah setiap peran individu yang bijaksana.

Reporter: Esse Shalsadilla

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

ANDREA NEYSA, SOSOK PENYINTAS

PERUNDUNGAN

YANG DIRIKAN KOMUNITAS

INDONESIA B

Makassar, Estetika - "Saya adalah korban perundungan Sejak SD, saya mengalami perundungan dalam berbagai bentuk, baik secara fisik, verbal, maupun cyberbullying," ujar Andrea neysa saat diwawancarai pada 25 Desember lalu.

Kala mengalami perundungan, Andrea nesya atau yang kerap disapa Andrea mengaku bingung ingin bicara dengan siapa dan melapor ke mana Perempuan itu memendam luka akibat tindakan perundungan yang dialami Hingga masuk ke jenjang SMP dan SMA, ia masih kerap mengalami tindakan tersebut

Saat masuk SMA Andrea menduga bahwa ia akan bertemu dengan siswa yang pemikirannya sudah dewasa Sayangnya, hal tersebut hanyalah sebuah tebakan Ia justru masih mengalami perundungan bahkan difitnah dengan hal yang tidak senonoh

Namun, rupanya Andrea menemukan titik balik yang merubah dirinya saat duduk di bangku SMA kelas 10 Perundungan yang membuatnya merasa terpuruk dan memunculkan niat untuk pindah sekolah berhasil mendorong Andrea menjadi sosok perempuan yang mampu berpikir dewasa Ia mulai mencari jalan keluar, mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan positif untuk mengembangkan dirinya.

Masa-masa pagelaran drama menjadi titik balik pertama bagi Andrea Kala itu, ia menjadi scriptwriter dan bersama teman kelasnya meraih empat penghargaan bahkan ia memenangkan penghargaan sebagai best scriptwriter

Sejak saat itu, Andrea mulai dipandang oleh guru, ia juga bergabung dalam Organisasi Intra Sekolah (OSIS) dan menjabat sebagai sekretaris umum.

Di bidang akademik, Andrea bahkan mengalami peningkatan hingga akhirnya berpikir untuk mendirikan sebuah komunitas anti perundungan.

“Melihat masa laluku sebagai korban, saya tidak ingin menjadikan hal itu sebagai hal yang negatif Kenapa tidak saya putar balik saja untuk menjadikan itu sebagai suatu hal yang positif dan berdampak bagi lingkungan?" tuturnya

Andrea mengawali perjalanan mendirikan komunitas pada tahun 2020 Saat itu, wabah Covid 19 sedang marak tersebar di tanah air. Perempuan itu menceritakan bahwa komunitas tersebut dimulai dengan program psikoedukasi, podcast, dan berkolaborasi dengan Non Governmental Organization (NGO) lain

Meski dengan persiapan yang sangat minim, tanpa dorongan orang-orang di sekitarnya, Andrea mendirikan komunitas tersebut. Ia menceritakan bahwa hal itu merupakan salah satu alasan mengapa komunitas Indonesia Bebas Bully (IBB) tidak memiliki Cofounder

Dalam prosesnya mendirikan IBB, Andrea juga memberikan kesempatan bagi orang-orang di sekitarnya untuk bergabung Tahap pertama open recruitment diisi oleh sebagian besar teman-temannya S O S O K

Foto: Dokumentasi Pribadi

Bersama dengan rekan komunitas, Andrea membuat konten mingguan yang mengupas perundungan dari berbagai aspek disiplin ilmu hingga ke ranah psikologi, sosiologi, dan hukum.

Tak hanya itu, Fifteen Second Time menjadi salah satu program sederhana yang memberikan dampak berarti khususnya bagi mereka yang membutuhkan wadah untuk berbagi cerita. Program tersebut dilakukan oleh anggota melalui video berdurasi 15 detik berisi pesan motivasi

Perempuan yang menekuni bidang psikologi itu juga membuka ruang bicara, khususnya tempat bagi mereka yang ingin menuangkan kisah perundungan dan menjamin kerahasiaannya

Andrea menilai bahwa perundungan itu ada di manamana baik yang terlap tidak Menurutnya, p merupakan sebuah kris belum masifnya masyarakat untuk me tersebut.

"Masih ada ora meremehkan dan me perundungan Ah ini bercandaan doang Pa tidak tau dampak longseperti apa. "

Melihat hal tersebut, An bahwa isu perundun diangkat Meski memperoleh pertany cenderung meraguka untuk memberantas p Andrea tetap menja tersebut sebagai mimpi menciptakan lingkun bebas perundungan

Perundungan yang awalnya membuat ia merasa terpuruk dan memunculkan niat untuk pindah sekolah berhasil mendorong

Andrea menjadi sosok perempuan yang lebih dewasa.

Perempuan itu mengaku bahwa meski tak 100 persen bisa menciptakan lingkungan yang bebas perundungan, ia tetap menargetkan langkah untuk meningkatkan kesadaran terkait isu tersebut hingga orang-orang juga bisa menyuarakan dan angka perundungan bisa menurun.

Melalui IBB, Andrea berharap makin banyak orang yang memahami tindak perundungan untuk tak menjadikan hal tersebut sebagai suatu tindakan yang dinormalisasi Khususnya yang menimpa anakanak usia sekolah di mana masa tersebut merupakan momen untuk menciptakan pondasi pribadi seseorang

Andrea berharap masa-masa tersebut tidak dirusak dan masyarakat bisa mendukung anak-anak untuk berkembang

"Masyarakat harus sadar bahwa perundungan itu memiliki dampak yang buruk Tidak hanya shortterm, tetapi juga long-term dan bisa meninggalkan luka bagi korbannya "

Dari kisahnya, Andrea menjadi sosok yang bisa menginspirasi bagi korban perundungan untuk bisa bangkit kembali dan fokus pada hal-hal positif.

Reporter: Tim Estetika

Foto: Dokumentasi Pribadi

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

W A N S U S

NOVITA MAULIDYA JALAL: ULIK AKAR

DAN DAMPAK PERUNDUNGAN DARI

SISI PSIKOLOGIS

Makassar, Estetika - Perundungan menjadi salah satu masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat perhatian serius untuk diatasi Berbagai jenjang usia berpotensi menjadi sasaran Meski dinilai buruk, namun tak semua pihak memahami penyebab dan dampaknya

Mengutip dari Kompasiana com, data pengaduan dari Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2024, menunjukkan terdapat 141 kasus perundungan (bullying) dengan 48 persen di antaranya terjadi di satuan pendidikan

Layaknya puncak gunung es, meski secuil yang muncul ke permukaan, namun tak dapat menutup fakta bahwa fenomena tersebut kian terjadi di balik bungkamnya pihak yang tertindas Mirisnya, meski tuntutan pemenuhan hak rasa aman telah digaungkan oleh sekelompok orang, perundungan masih menjadi perisitiwa langgeng yang timbul tenggelam

Menelusuri lebih jauh, Reporter Estetika mulai mencari tahu terkait seluk-beluk tindakan perundungan yang sampai saat ini masih rentan terjadi khususnya dalam lingkup pendidikan dengan menemui Novita Maulidya Jalal, yang merupakan salah seorang dosen Psikologi Universitas Negeri Makassar, setelah sebelumnya mengatur jadwal untuk bertemu

Siang itu, setelah menyelesaikan jadwal bimbingannya di salah satu tempat kursus di Makassar, Novita menyambut kami meski dengan seorang anak yang tertidur di gendongannya Setelah kurang lebih satu jam berbincang, kami berhasil merangkum hasil wawancara terkait perundungan

Apa definisi perundungan dari sisi psikologis?

Perundungan itu sebenarnya berasal dari Bahasa Inggris hewan yakni banteng 'bull' yang berarti menyeruduk atau ingin menghancurkan sehingga perundungan adalah perilaku seseorang atau kelompok pada orang lain atau kelompok lain dalam rangka menguasai, mengalahkan atau mengeksploitasi

Perundungan ini terjadi jika satu pihak merasa lebih kuat (powerfull) dibandingkan orang lain dan itu yang membedakan dengan tawuran. Tawuran adalah konflik antara kedua belah pihak sedangkan dalam perundungan salah seseorang merasa lebih kuat Perudungan tidak mungkin terjadi jika orang lain juga menunjukkan kekuatan atau kemampuannya sebab terdapat keseimbangan kekuatan

Apa yang membuat isu perundungan ini seolah tidak putus tapi seiring waktu meningkat?

Sebenarnya perundungan memiliki banyak faktor. Pertama dari sisi pelaku, secara motif dia ingin menunjukkan kekuatannya, jadi apa yang terjadi pertama orang itu ingin diakui bahwa ia yang berkuasa dan lebih daripada yang lain.

Layaknya puncak gunung es, meski secuil yang muncul ke permukaan, namun tak menutup fakta bahwa fenomena tersebut kian terjadi di balik bungkamnya pihak yang tertindas.

Kedua, bisa jadi orang-orang yang menjadi pelaku ini adalah mereka yang juga menjadi korban, sehingga menunjukkan kekuatan kepada orang-orang yang lebih lemah dari dirinya menjadi cara untuk melindungi diri Akhirnya, ia membentuk perlindungan diri yang salah. Ia menganggap bahwa dari pada dirinya yang mendapat tindakan perundungan, maka ia memilih untuk lebih dulu melakukan hal tersebut

Ketiga, bisa jadi dia mencontoh dari media sosial atau orang terdekat. Ia mengamati bahwa seseorang bisa memperoleh hal yang diinginkan dengan cara merundung orang lain Selain itu, meski tak ada motif tertentu, kebiasaan seseorang juga menjadi salah satu faktor

Selanjutnya, dari sisi korban Korban adalah orang-orang yang memang sering merasa dirinya lemah, buruk, atau bodoh jadi dia merasa tidak bisa melawan.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Ia belum menemukan kekuatan pada dirinya Sehingga ia cenderung merasa rendah diri berlebihan.

Selain itu, pola asuh di rumah. Korban lebih sering tidak diberikan kesempatan untuk berargumen Pola asuh tersebut menyebabkan seorang anak terbiasa untuk diam dan tidak terbiasa untuk menyampaikan pikirannya sehingga ia menjadi objek yang lebih mudah diserang

Perundungan tidak mungkin terjadi jika orang lain juga menunjukkan kekuatan atau kemampuannya sebab terdapat keseimbangan kekuatan.

Dalam perundungan, terdapat dua teori Teori pertama menyatakan bahwa suatu tindakan termasuk perundungan jika dilakukan lebih dari satu kali atau berulang kali Namun, terdapat teori yang mengatakan meski dilakukan sekali, hal tersebut termasuk perundungan jika terlalu fatal Intinya ada sisi yang merasa kuat dari yang lain sehingga perudungan bisa terjadi di mana saja Termasuk keluarga, tempat kerja, organisasi, atau sekolah

Tidak hanya pada pendidik, tetapi semua orang yang ada di lingkungan itu harus mencegah perundungan Layaknya cctv, seharusnya setiap orang bisa berperan dalam mengawasi dan mencegah tindakan perundungan sebab hal tersebut bukan hanya tugas pendidik, tetapi semua elemen Tidak hanya menjadi penonton, tetapi perlu berani mengambil tindakan.

Alasan mengapa perundungan masih sering terjadi adalah masih banyak orang yang tidak berani untuk melapor, tidak berani mencegah dan mengatasi Lingkungan seharusnya dipersiapkan untuk meminimalisir tindakan perundungan, itulah mengapa seharusnya ada kebijakan atau sanksi serta perlunya edukasi

Bagaimana cara mengatasi perundungan?

Mengatasi perundungan bisa dimulai dari diri sendiri Bertanya kepada diri, apakah justru diri sendiri yang pernah menghina dan menghakimi Meningkatkan kekuatan melalui kegiatankegiatan positif, mengenali dan meningkatkan value (nilai) diri dan tidak merendahkan diri sendiri Terkadang kita sendiri yang merundung diri kita sendiri dengan menghina dan merendahkan diri sehingga orang lain juga mudah untuk merundung Jadi, yang pertama adalah menghormati diri sendiri

Menghormati diri sendiri bukan berarti sombong, tetapi mencari tahu siapa diri, apa kelebihan diri, apa value diri Itulah yang disebut dengan self knowledge. Seseorang akan sulit berkembang jika belum mengenal dirinya Jadi, seseorang perlu tahu kelebihan dan kekurangan dirinya

Selanjutnya, self improvement (pengembangan diri) juga perlu diperhatikan oleh masing-masing individu Seseorang perlu mengembangkan diri Dalam mengembangkan diri, sebaiknya tidak berfokus pada penilaian semua orang yang ada di sekitar, tetapi diri sendiri juga perlu memilih untuk mengambil keputusan yang tepat

Seseorang juga perlu mencintai diri sendiri atau self love. Namun, perlu diperhatikan bahwa seringkali seseorang salah kaprah terkait konsep mencintai diri sendiri dan malah lebih condong ke self ego padahal kedua hal tersebut berbeda

Perundungan bisa terjadi pada orangorang yang tidak mampu mempertahankan dirinya dan terbiasa diam ketika seseorang mengambil haknya.

Buletin Edisi Agustus 2024

self ego akan membuat seseorang melakukan segala cara untuk menjadi yang terbaik meskipun hal tersebut justru merugikan orang lain bahkan dirinya sendiri Sebaliknya self love lebih cenderung memperlakukan diri dengan rasa hormat dan mengembangkan potensi yang ada

Tak hanya itu, seringkali, ketika peningkatan kekuatan seseorang yang telah dirundung berfokus untuk mengalahkan pelaku maka kekuatan seseorang yang sebelumnya menjadi korban tersebut hanya sebatas arahan pelaku. Mengatasi perundungan tidak hanya berfokus pada pengembangan diri, seseorang juga perlu berani melapor

Bagaimana cara membedakan perundungan dan candaan serta bagaimana tingkatannya?

Dalam kehidupan masyarakat ada yang disebut dengan norma Apabila tindakan yang dialibikan sebagai candaan itu tidak sesuai norma maka secara etika itu tidak tepat dan hal tersebut bisa masuk kategori perundungan utamanya jika dilakukan secara berulangulang

Sementara itu, perihal tingkatan dalam perundungan itu semuanya sama saja. Penerimaan atas sebuah tindakan bagi tiap orang itu berbeda, ada orang yang dipukul masih bisa bangkit dan ada yang tidak Dalam tindakan perundungan semua orang yang ada di sekitar tersebut seharusnya mendukung si korban. Pelaku perundungan bertujuan untuk mendapat pengakuan dari orang sekitar Sehingga salah satu sikap yang sebaiknya diambil oleh orang sekitar adalah bersikap atau menanggapi bahwa tindakan pelaku tidak benar.

Siapa yang berpotensi menjadi pelaku?

Sebenarnya siapa saja saja dapat berpotensi menjadi pelaku Seseorang yang tidak mendapat arahan untuk mengenali kekuatan dan kelemahannya

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

Hal tersebut menyebabkan seseorang sulit menunjukkan dirinya dengan cara yang positif, orang-orang yang merasa tidak butuh dengan orang lain dan kekuatannya ingin diakui, seseorang yang kurang mendapatkan pendidikan toleransi. Ia juga sering mendapat pujian pada posisi yang tidak tepat, orang yang tidak diwadahi potensinya pada hal yang baik, orang-orang yang terbiasa mengonsumsi konten-konten kekerasan, serta orang-orang yang tidak dipenuhi haknya sehingga ia merasa bisa merebut hak orang lain.

Kesimpulannya adalah seseorang yang secara pribadi kurang paham dan kurang mampu mengarahkan dirinya kepada hal positif serta tidak mendapat edukasi, berpotensi menjadi pelaku perundungan

Bagaimana tindakan perundungan mempengaruhi korban dan saksi mata?

Dari segi kognitif korban itu akan sulit untuk fokus karena ia akan memikirkan hal yang terjadi ke depannya Misalnya ia ingin berkumpul bersama temantemannya

Namun, ia khawatir akan bertemu dengan pelaku tersebut. Korban akan kekurangan atau kehilangan konsentrasi, merasa cemas dan ketakutan

Dalam waktu yang lama bisa berbahaya dan memengaruhi pola pikir serta perasaan Hal tersebut juga bisa memengaruhi harga diri karena ia merasa tidak berharga Korban juga menjadi sulit percaya dengan orang lain sehingga sulit bisa berbaur.

Selain korban, tindakan perundungan juga secara tidak langsung bisa memengaruhi saksi mata sebab ia akan memikirkan kemungkinan terburuknya adalah ia akan menjadi korban selanjutnya jika ia melapor

Apa yang sebaiknya dilakukan instansi untuk mencegah perundungan?

Memberikan pendidikan karakter sejak dini seperti bagaimana menghargai dirinya dan orang lain Pendidikan karakter pada anak tidak hanya berfokus pada katakata, tetapi dengan perilaku seharihari

Khusus remaja, pendidikan karakter bisa diberikan dengan diskusi agar ia bisa melihat sesuatu itu termasuk buruk atau baik. Sehingga ia juga bisa memandang bahwa sesuatu yang baik bagi orang lain belum tentu baik untuk dirinya Karena itu, cara mendidik anti perundungan pada remaja tidak bisa hanya satu arah saja, tetapi dua arah hingga ia mengerti dengan dirinya

Dalam lingkup orang dewasa, perlu adanya kesepakatan, dan kerja sama dengan berbagai pihak yang bergerak di bidang anti perundungan. Seperti komunitas anti perundungan untuk bisa saling mengingatkan dan mencegah tindakan tersebut

Gambaran terkait akar dan dampak perundungan tentunya menjadi sebuah jalan untuk membuka mata bahwa awal yang sederhana dan disepelekan bisa berujung pada akhir rumit yang meninggalkan luka dari sebuah penindasan

Reporter: Tim Estetika

Nama: Novita Maulidya Jalal

Profesi: Dosen Fakultas Psikologi UNM

Pengurus Pusat Layanan Psikologi (PLP) Fakultas Psikologi UNM

Ketua Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia (APPI) Sulawesi

Penulis Buku:

Psikologi Anak Berbakat

Kekerasan Seksual Pada Anak

Psikologi Perkembangan Anak

MOTIF KELAM DI BALIK

PENYELIDIKAN DETEKTIF

Keigo Higasino memulai kisah Catatan Pembunuhan Sang Novelis dengan seorang tokoh bernama Nanoguchi Osamu yang berkunjung ke rumah sahabat lamanya, Hidaka Kunikiho Penggambaran yang dilakukan oleh penulis begitu rinci sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana situasi yang terjadi di sekitar sang tokoh

Novel bergenre fiksi, misteri, pembunuhan, aksi, dan kriminal ini terdiri dari sembilan bagian, yakni Pembunuhan Catatan Nanoguchi Osamu, Kecurigaan Dokumentasi Kaga Kyoichiro, Penyesalan Catatan Nanoguchi Osamu, Pengejaran Monolog Kaga Kyoichiro, Pengakuan Catatan Nanogchi Osamu, Masa Lalu (Bagian Pertama) yang terdiri dari Dokumentasi Kaga Kyoichiro, Masa Lalu (Bagian Kedua) yang terdiri dari Orang-Orang yang Mengenal Mereka, dan Masa Lalu (Bagian Ketiga) yang terdiri dari Ingatan Kaga Kyoichiro

Kisah yang didominasi oleh penyelidikan detektif ini juga melibatkan banyak karakter sehingga membuat pembaca memerlukan konsentrasi yang cukup untuk bisa memahami hubungan antar setiap tokoh dan latar belakangnya

Judul: Malice (Catatan Pembunuhan Sang Novelis)

Penulis: Keigo Higashino

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cetakan: 2020

Tebal: 304 halaman (Soft Cover)

ISBN: 978-602-06-3932-1

Kalimat hiperbola seolah menjadi ciri khas penulis dalam menjalankan alur cerita dan mendeskripsikan situasi

Penggambaran konflik dimulai saat Hidaka ditemukan tewas dalam keadaan tertelungkup, lehernya terpelintir hingga memperlihatkan sisi kiri wajahnya di ruang kerja Setelah kejadian tersebut, Detektif Kaga mulai mengumpulkan bukti dan menganalisa orang-orang yang berada di sekitar Hidaka Kunikiho sebelum laki-laki itu ditemukan tewas di tempat kerjanya Di bagian ini, penulis memberikan banyak penjelasan terkait waktu, tempat, dan kondisi yang berkaitan dengan kematian laki-laki itu

Dalam Novel ini, Keigo Higashino memulai setiap bagian menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai Nanoguchi dan Detektif Kaga secara bergantian Penggunaan sudut pandang secara bergantian itu membuat pembaca mengikuti alur cerita berdasarkan pandangan masing-masing tokoh Penulis tampaknya ingin memberikan kejutan dan membuat pembaca berprasangka pada tokoh yang terlibat dalam kasus pembunuhan lewat penjelasan tokoh yang manipulatif

Sudut Pandang Detektif Kaga Kyoichiro

Penulis menceritakan alibi masingmasing tokoh yakni Nanoguchi dan Miyako terkait pembunuhan Hidaka, lewat sudut Pandang Detektif Kaga Kedua orang itu merupakan dua tokoh yang datang ke rumah Hidaka di hari kematiannya

Penulis juga menceritakan bahwa Detektif Kaga mengunjungi Istri Hidaka, Hidaka Rie Perempuan itu tinggal bersama orang tuanya sejak suaminya terbunuh Pada pertemuan itu, penulis menceritakan bahwa Hidaka Rie memberikan novel karangan Hidaka kepada Detektif Di bagian ini juga, terdapat penjelasan terkait masa lalu Hidaka dan Nanoguchi berdasarkan informasi yang diperoleh sang Detektif.

Investigasi yang dilakukan oleh Detektif Kaga berlanjut dengan mendatangi sekolah tempat Hidaka dahulu mengajar sebelum akhirnya memutuskan berhenti untuk menjadi seorang penulis

Dalam proses investigasi tersebut, Detektif Kaga bertemu seorang guru Bahasa Inggris bernama Tone Kedua tokoh tersebut kemudian berbincang-bincang dan membicarakan kasus yang tengah dikerjakan oleh Detektif Kaga. Perbincangan tersebut membahas terkait hubungan Nanoguchi dan Hidaka

Di akhir perbincangan itu, penulis menggambarkan bahwa masingmasing tokoh saling menyimpan sebuah hal yang sama dalam pikiran masing-masing Lalu pada akhirnya, penulis menjelaskannya lewat kutipan tokoh bernama Tone, "Sampai sekarang perundungan itu belum berakhir" (halaman 120) Tak hanya itu, penulis menceritakan bahwa setiap kasus perundungan selalu mengusik Detektif Kaga karena sebuah kegagalan yang pernah ia lakukan

Detektif Kaga juga berusaha menemui orang-orang yang pernah mengenal Nanoguchi dan Hidaka termasuk Fujio Miyako

Buletin Edisi Agustus 2024

Di bagian ini, berdasarkan penjelasan Detektif Kaga, Fujio Miyako menerangkan bahwa ia pernah membaca Novel yang ia yakini merupakan karya Hidaka dan menceritakan tentang kisah perundungan Fujio menjelaskan bahwa karakter bernama Hamaoka dalam tulisan Hidaka yang membenci perundungan karena pernah mendapat tindakan tersebut adalah cerminan Hidaka Dalam novel yang mengisahkan masa lalu terkait perundungan itu, Hamaoka, yang baru saja duduk di kelas tiga SMP beberapa kali mengalami perundungan yang mengancam nyawanya Mulai dari dirinya disuruh mencopot seragam, dan tubuhnya hanya dibalut kain transparan sementara ia ditinggalkan di sebuah gedung olahraga. Sampai tiba-tiba dirinya disiram zat hidroklorin saat sedang lewat di bawah jendela. Tentu saja pukulan dan tendangan menjadi makanannya sehari-hari, ditambah kata kasar dan penghinaan terus berlanjut

Berdasarkan kisah itu, Fujio Miyako mengutip kalimat dalam Novel tersebut, "Yang membuatnya takut bukanlah kekerasan, melainkan energi orang-orang yang membenci dirinya. Selama ini dia memang sulit membayangkan bahwa niat jahat itu memang ada di dunia ini" (halaman 302)

Fujio Miyako mengaku bahwa ia sendiri pernah mengalami tindakan perundungan saat masih mengajar tetapi, dirinya hanya bisa terkejut saat mengetahui betapa absurdnya perlakuan yang dialami pihak korban. Di bagian ini juga, Detektif Kaga menceritakan bahwa Fujio tidak menyangka saat Detektif Kaga menanyakan jika novel itu ternyata adalah karya Nanoguchi. Dalam menganalisis novel Nanoguci berdasarkan kisah nyata itu, Detektif Kaga tak lupa menyertakan hubungan antara Hidaka dan Nanoguchi

Novel Catatan Pembunuhan Sang Novelis sedikit banyak menggambarkan realita perundungan dan perasaan korban serta peran orang-orang di sekitarnya,

"Untuk menghadapi kasus perundungan di sekolah, senjata paling ampuh adalah persahabatan, karena kasih sayang orang tua dan guru sering terbukti tidak efektif, (halaman 226)

Sudut pandang Nanoguci Oshamu

Di bagian ini, penulis seolah mengajak pembaca untuk percaya bahwa Nanoguchi merupakan pelaku pembunuhan Hidaka ia memilih untuk mengungkapkan hal tersebut secara tertulis Lalu, di bagian inilah Nanoguchi menjelaskan semua kejadiannya dengan rinci berdasarkan sudut pandangnya

Ilustrasi tindakan perundungan dari sudat pandang tokoh.

Tak hanya berfokus pada sudut pandang Detektif Kaga dan Nanoguchi, penulis juga menggambarkan ilustrasi tindakan perundungan dari beberapa tokoh yang ada di masa lalu Nanoguci dan Hidaka

Cerita Hayashida Junichi, yang merupakan teman sekelas Hidaka dan Nanoguchi Tokoh tersebut menggambarkan perundungan dari sisi waktu dan pandangannya, "Perundungan? Belakangan ini media massa memang sering sekali membahasnya, padahal hal itu sudah terjadi sejak dulu Memang ada yang menganggap dulu hal itu tidak dianggap kejam, padahal jelas perundungan adalah perbuatan kejam," (halaman 234) Hayashida melanjutkan bahwa ia mengetahui jika Nanoguchi memang pernah mengalami perundungan.

Ia juga mengaku bahwa dirinya pernah melakukan tindakan perundungan sebab dipaksa oleh teman-temannya, "Banyak siswasiswi di kelas kami yang menyuruh ikut-ikutan Apa boleh buat, tetapi akan timbul ketegangan jika kami menolak, rasanya tidak nyaman karena sebenarnya kami tidak ingin melakukannya, tetapi kami ada pada posisi lemah," (halaman 235).

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa perundungan bisa menjadi rantai yang bersambungsambung

Selain itu, Detektif Kaga juga mengumpulkan keterangan dari Nitta Haromi atau yang dikenal dengan Masoka saat masih SMP sebagai ketua kelas Namun, ia tidak berkomentar banyak

Selain itu Tsubaraya Satoshi juga tidak mengaku bahwa Nanoguchi dan Hidaka pernah terlibat perundungan. Selanjutnya, Detektif Kaga juga mengumpulkan keterangan dari Matsushima Yukio, Takahashi Junji, Mithani Koichi, Fujimura Yasushi, Nakatsuko Akiyo, dan Tsujinura Heikichi

Ingatan Kaga Kyoichiro juga menjadi salah satu cara penulis mengilustrasikan dampak serius perundungan Detektif Kaga menjelaskan bahwa kasus perundungan di SMP merupakan insiden yang menjadi simbol hubungan Hidaka dan Nanoguchi Ia mulai berpikir bahwa kasus pembunuhan tersebut tak bisa dibahas dengan mengabaikan masa lalu mereka yang tidak mengenakkan.

Tak hanya membahas terkait perundungan yang melibatkan Nanoguchi dan Hidaka,

Ingatan Detektif Kaga juga berlabuh saat dirinya masih menjadi seorang guru Ia mengaku mendapati tindakan perundungan yang dialami oleh salah satu siswanya bernama Maeno sebab tidak memberikan contekan saat ujian kepada temannya, yakni Yamaoka, karena alasan itulah, pelaku melakukan balas dendam dengan memukulnya

Selain itu, penulis juga menjelaskan bahwa Yamaoka dan temantemannya memalak sejumlah lebih dari seratus ribu yen dari Maeno Nilai Maeno juga mengalami penurunan yang drastis akibat perundungan yang menimbulkan luka di tubuhnya, "Tapi dia sama sekali tak mau membuka mulut, takut kalau justru perundungan itu semakin parah. Keringat yang mengalir di pelipis Jari telunjuknya yang gemetaran Itu sudah cukup menjelaskan ketakutannya yang luar biasa," (halaman 268) Di bagian ini penulis menceritakan bagaimana kondisi dan perasaan korban perundungan melalui gestur tubuh sang tokoh bernama Maeno.

Akhirnya, Detektif Kaga yang saat itu adalah seorang guru mencari cara untuk menghentikan perundungan itu dengan mengajarkan Kendo kepada Maeno

Awalnya Kaga merasa berhasil telah menyelesaikan masalah perundungan yang melibatkan siswanya. Namun, sayang hal itu tidak benar-benar berakhir sebab Yamoka masih melakukan tindakan tersebut Lalu, yang mengejutkan adalah Maeno membela diri dengan menikam Yamoka

Kebenaran kesimpulan Detektif Kaga.

Di bagian ini menceritakan saat Detektif Kaga kembali mengunjungi Nanoguchi di rumah sakit. Ia menjelaskan analisis dan kesimpulan atas penjelasan Nanoguchi secara tertulis terkait pembunuhan yang ia lakukan terhadap Hidaka

Detektif Kaga mengungkapkan bahwa Nanoguchi pernah mengalami perundungan namun berbalik bergabung bersama kelompok perundung Hal tersebut membuat Detektif Kaga turut merasakan kesedihan dan tekanan yang dialami Nanoguci, "Saya bisa membayangkan bahwa perundungan itu telah meninggalkan luka yang tidak bisa disembuhkan dalam hati Anda, terutama karena Anda tidak melakukannya dengan sukarela," (halaman 289).

Buletin Edisi Agustus 2024

Lebih lanjut, penulis menceritakan terkait perundungan yang dialami Nanoguchi melalui dugaan Detektif Kaga, "Kalau dipikir-pikir perundungan yang terburuk yang pernah Anda alami justru saat Anda dipaksa terlibat melakukan perundungan itu sendiri," (halaman 290)

Di bagian akhir cerita, penulis akhirnya mengungkap motif pembunuhan yang dilakukan oleh Nanoguchi Laki-laki itu ingin mengubur kisah kelam yang pernah ia alami dan perasaan iri terhadap sahabatnya.

Meski dibungkus dengan kisah penyelidikan detektif, novel ini tetap memberikan banyak gambaran terkait bentuk-bentuk perudungan dan dampak serius yang dialami oleh korban lewat penggambaran beberapa tokoh yang dihantui oleh rasa takut

Pengulas: Annisyaputri Satriadi

Buletin Edisi Agustus 2024

Makassar, Estetika – Jika berbicara tentang kisah perundungan yang terjadi di sekolah, Yi Yao dalam film “Cry Me a Sad River” merupakan salah satu contohnya Film yang berasal dari negara tirai bambu ini menggambarkan bagaimana perjuangan dan keterpurukan dari korban perundungan yang berusaha menghadapi tuduhan dan kekerasan yang diterima Berlatar tahun 2007, film ini bertujuan mengkritik maraknya kasus perundungan pada remaja yang terjadi di lingkungan sekolah

Film hasil garapan Edward Guo ini merupakan salah satu film yang memberikan pelajaran terkait bahaya perundungan bagi remaja di sekolah. Bentuk perundungan yang sering terjadi berupa kekerasan verbal maupun nonverbal yang memberi dampak besar bagi korban perundungan, seperti gangguan mental hingga bunuh diri.

Diangkat dari novel dengan judul yang sama, yakni novel “Cry Me A Sad River” oleh Guo Jingming, dari judul sudah dapat ditebak bahwa film ini memiliki alur yang sedih dan akan membuat penonton hanyut dengan perjuangan dan hampanya harapan karakter utama setelah memperoleh tindakan perundungan.

Film ini diawali dengan karakter seorang perempuan berambut pendek yang tampak bingung dan frustasi lalu menenggelamkan dirinya ke laut. Adegan kemudian beralih dan menunjukkan gambaran kehidupan seorang remaja bernama Yi Yao yang tinggal di daerah padat penduduk di China

Yi Yao merupakan siswa kelas dua SMP Heping dan hanya tinggal berdua bersama ibunya yang berprofesi sebagai tukang urut pria Ibunya dikenal sangat cuek dan pelit kepada Yi Yao. Mereka hidup serba kekurangan, bahkan dalam film, Yi Yao merupakan satu-satunya murid yang memakai seragam sekolah versi lama sebab ibunya tak ingin memberinya uang untuk membeli seragam baru

Di sekolah pun, Yi Yao tidak memiliki teman dekat selain Xi Ming, tetangganya sekaligus ketua kelas primadona di sekolahnya Xi Ming sangat baik dan perhatian kepada Yi Yao

Selain itu, terdapat karakter seorang perempuan bernama Tang Xaomi Ia merupakan murid pindahan baru yang tertarik kepada Xi Ming dan kerap kali merasa cemburu karena perlakuan istimewa Xi Ming kepada Yi Yao

Yi Yao yang merupakan karakter utama memainkan peran kuat sebagai remaja polos dan lemah, namun ia berubah menjadi lebih berani untuk membalas perlakuan si perundung ketika mendapat dukungan dari seorang teman. Di akhir cerita, Yi Yao kembali dihadapkan pada situasi yang membuatnya sangat tertekan sehingga mengambil jalan yang salah

Suatu pagi, Yi Yao merasa tidak enak badan dan memutuskan pergi ke rumah sakit Alangkah terkejutnya ia ketika mengetahui dirinya mengidap penyakit seks menular yang tanpa ia ketahui penyebabnya

Dalam film tersebut, tergambar Yi Yao begitu sedih menyimpan masalah yang dihadapinya sendiri karena merasa tak ada tempat untuk bercerita.

Keinginannya untuk memberitahu sang ibu urung tatkala sosok yang diharap dapat mendengarkan keluhnya tampak tidak ingin mendengar dan justru melayangkan pertanyaan yang cenderung menyudutkan Yi Yao.

Selama beberapa waktu, Yi Yao menanggung sakitnya sendiri Dalam kondisi Yi Yao yang pingsan, adegan kemudian beralih dan menunjukkan masa kecil Yi Yao yang tampak bahagia bersama kedua orang tuanya Lalu, saat terbangun, Yi Yao sudah berada di rumah sakit

Karena tidak mempunyai biaya untuk berobat di rumah sakit, akhirnya Yi Yao mendatangi tempat pengobatan penyakit kelamin illegal Namun tak disangka, Tang Xaomi juga ada di sana dan mendapati Yi Yao

Ia akhirnya menyebarkan rumor di sekolah bahwa Yi Yao mengidap penyakit seks berbahaya yang tak dapat diobati karena menjadi perempuan bayaran seperti ibunya

Rumor tersebut dengan cepat menyebar di sekolahnya Akhirnya Yi Yao dijauhi oleh semua temannya dan mendapat perundungan Film ini menggambarkan hari-hari Yi Yao yang penuh siksaan setelah rumor tersebut beredar. Pandangan sinis yang merendahkannya ia terima dari teman-teman sekolahnya. Berbagai kekerasan fisik, seperti disiram air, tas sekolahnya dibuang ke sungai, bahkan makanannya pun dihancurkan Meski banyak yang menyaksikan hal tersebut, tak satupun yang menolong Yi Yao dalam situasi itu Bahkan, salah seorang teman yang berniat membantu Yi Yao tak bisa berbuat banyak karena dicegah oleh teman-temannya.

Pada saat itu, Yi Yao benar-benar merasa hancur. Di tengah perasaan sedih yang memenuhinya, ia bertemu dengan Gu Sunxi, siswa yang terkenal nakal di sekolah Namun, Gu Sunxi selalu menemani dan membantu Yi Yao untuk bertindak tegas dengan melawan balik orang-orang yang merundungnya

Kerusuhan terjadi di sekolah saat Yi Yao mulai berani menentang perundungan Keberanian Yi Yao melawan tindakan perundungan justru memposisikannya sebagai siswa yang melanggar peraturan karena telah melakukan kekerasan terhadap teman-temannya.

Buletin Edisi Agustus 2024

dari para pemeran yang cukup menjiwai juga membuat film tak kalah seru seperti pada pemeran antagonis yang akan membuat penonton merasakan amarah kepada si perundung

Selain itu, yang tak kalah penting, yakni sangat banyak pelajaran yang dapat diambil khususnya terkait bahaya perundungan dan gambaran betapa frustasi dan putus asanya seorang yang mendapat perundungan Film ini juga menggambarkan bahwa seseorang yang berniat menolong korban kerap kali tak bisa berbuat banyak karena dicegat oleh kelompok perundung.

Namun begitu, adegan perundungan dalam film ini tidak ditampilkan secara detail dan hanya kilasan saja Film ini termasuk film dengan cerita open ending, di mana di akhir cerita membuat penonton bertanyatanya apakah karakter utama, Yi Yao telah meninggal atau tidak

Sutradara: Luo Luo

Produser: Yonghuan Sun

Rilis: 21 September 2018

Di tengah rasa bingung dan sedihnya Yi Yao, menjelang akhir cerita, penonton disuguhkan dengan adegan saat ibu Yi Yao menyadari penyebab anaknya terinfeksi penyakit menular. Hal tersebut justru membuat Ibu Yi Yao merasa bersalah dan akhirnya memutuskan menemani Yi Yao ke rumah sakit. Interaksi yang berputar 180 derajat antara ibu dan anak itu dapat membuat penonton akhirnya melihat perbedaan sikap ibu Yi Yao sebelum dan setelah ia menyadari penyebab penyakit yang menimpa gadis itu

Adegan berlanjut dan berganti saat Yi Yao mengetahui fakta bahwa Tang Xaomi juga merupakan korban perundungan oleh teman lamanya Karena merasa malu tak ingin diketahui sebagai korban perundungan, Tang Xaomi kemudian merencanakan kejahatan yang tak sengaja membuat suadari Gu Sunxi meninggal, hal tersebut kembali membuat orang-orang menuduh Yi Yao sebagai pelakunya Semakin frustasi dan kehilangan arah, Yi Yao akhirnya tak dapat menahan dirinya Ia memutuskan untuk bunuh diri dengan lompat ke laut

Kelebihan dalam film ini, yakni ada pada cinematography. Pengambilan gambar, suasana, latar, dan pemandangan yang bagus ditampilkan dalam film ini sehingga penonton tidak perlu risau untuk merasa bosan Akting

Film ini menjadi sebuah ilustrasi betapa seriusnya dampak yang ditimbulkan dari perundungan Bahkan hingga membuat korban mengalami gangguan mental dan berakhir kehilangan nyawanya sendiri Di akhir film juga terdapat kritik terhadap pemerintah Cina untuk menerbitkan UndangUndang Khusus yang mengatur tentang tindakan perundungan di sekolah

Kritik kepada lembaga pendidikan juga disampaikan di akhir film ini sebab disebutkan fakta bahwa pada tahun 2016, Pusat Penelitian Pemuda Cina melakukan survei dari 5.864 siswa SD dan SMP di 10 provinsi dan kota Hampir satu dari tiga pewawancara mengatakan mereka telah dirundung saat di sekolah Mengingat banyaknya kasus yang terjadi, sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi setiap siswanya Oleh karena itu, selain sebagai tempat penyelenggara pendidikan, sekolah juga semestinya meningkatkan keamanan dan perhatian setiap hal di dalamnya.

Pengulas: Nurul Dwi Anugrah

Judul: Cry Me a Sad River

Buletin Edisi Agustus 2024 LPM Estetika FBS UNM

Tindakan perundungan atau bullying di lingkungan pendidik terkhusus dunia perkuliahan adalah sesuatu hal yang mengecewakan. Mengingat dunia pendidikan adalah tempat y seharusnya menjadi wadah untuk berkembang, mengasah kemampuan, dan membangun relasi. Bukan malah menjad tempat tumbuhnya kebencian dan perselisihan

Wakil Dekan Bidang Kemahassiswaan (WD III) FBS UNM
Ketua Prodi Sastra Inggris FBS UNM
Presiden BEM FBS UNM
Mahasiswa

Dilema Saksi Mata

Ya nggak lah, tapi
Gak
Emang lagi bercanda kali, udahlah, biarin aja
Tapi apa?
Gak tau, lihat aja dulu
Iya juga sih, jadi mau dibiarin aja?
Sampai selesai
Sampai kapan?
Lah dibiarin dong kalau gitu
Terus gimana?
Diam aja, emang kamu mau kena juga?
Kalau kita ikut campur ntar bahaya, malah kita lagi yang kena
Layouter: Annisyaputri Satriadi/Estetikapers
IIlustrasi: Canva

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

Berdasarkan data dari Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), terdapat sebanyak 87 kasus bullying yang terjadi pada trisemester tahun 2023.

Angka tersebut pun hanya menunjukkan jumlah kasus yang dilaporkan, sehingga jumlah bisa lebih ditambah dengan kasus yang tidak terlapor

Dikutip dari Ef co id, Sebuah penelitian mengungkapkan kebanyakan perundungan disebabkan oleh mentalitas yang dibangun oleh sebuah lingkungan, baik sekolah, rumah atau tempat kerja sehingga memberikan pengaruh buruk pada tempat yang aman dan nyaman

Tindakan perundungan dapat merenggut rasa aman hingga menciptakan ketakutan yang berantai karena baik korban maupun saksi, tidak ada yang ingin berada pada posisi yang ditindas

Mirisnya, Korban perundungan seringkali tak memperoleh keadilan atas tindakan pelaku yang tak bertanggung jawab

Akibatnya pelaku merasa hal yang dilakukan bukanlah masalah sebab sanksi sosial yang diterima seolah mewajarkan perbuatan yang ia lakukan

Setiap oran kepekaan d untuk me perun

Jalan damai yang ditempuh secara kekeluargaan menjadi penyelesaian dan seringkali mengabaikan rasa sakit yang membekas bagi korban

Intervensi dari berbagai pihak dibutuhkan untuk bisa mencegah dan mengatasi perundungan

setiap orang berhak atas rasa aman dan bebas dari penindasan

Pertanyaannya adalah mengapa banyak orang di segala usia yang kerap melakukannya?
Sebab
Poster oleh: Annisyaputri Satriadi
IIlustrasi: Canva

Leo Tolstoy dalam bukunya pernah menuliskan bahwa dalam setiap masyarakat selalu ada orangorang yang ambisius, amoral, dan kejam yang selalu siap untuk melakukan semua jenis kekerasan, perampokan, bahkan pembunuhan untuk kepentingan dan keuntungan mereka sendiri.

Jika dikaitkan dengan kondisi saat ini, sering kali media memberitakan mengenai fenomena kekerasan dalam dunia pendidikan berupa perundungan, yakni bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, bertujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara berulang-ulang.

Perundungan yang terjadi dimulai dari jenjang sekolah dasar hingga di jenjang perguruan tinggi, dan merupakan masalah krusial yang berujung cedera dan tak sedikit juga yang mengakibatkan kematian

Perundungan belum bisa diberantas dan diselesaikan secara tuntas di lingkungan institusi pendidikan, mirisnya sebab pelaku dari perundungan tersebut kebanyakan merupakan anak di bawah umur

Hal tersebut disebabkan dari benturan berbagai faktor yang variatif, salah satunya mengenai lingkungan sosial yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku bullying, sebab seorang akan mencari status di lingkungan sosial dengan strata yang sama, sehingga apabila orang lain yang memiliki strata sosial yang di

bawah dari kelompok mereka maka akan dipandang sebagai orang yang tidak mampu.

Hal tersebut disebabkan karena status di dalam satu kelompok adalah salah satu gambaran diri yang penting, hal tersebut bisa dilihat dari kasus perundungan yang dilakukan oleh anak salah satu presenter terkenal yakni Vincent Rompies

Faktor berikutnya yakni perkembangan digitalisasi yang mempengaruhi pola hidup seseorang dan menjadi konsumsi utama dalam membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan dan tontonan yang ditampilkan, padahal media seharusnya lebih selektif dalam menampilkan berbagai tayangan dan tontonan yang kiranya layak dikonsumsi publik, terlebih anak di bawah umur

Selain faktor lingkungan sekolah amat berperan dan dibutuhkan keselarasan mindset dari setiap guru dalam memandang perilaku bullying, apakah hinaan berupa “kamu pendek, bantet, dan hitam” bisa dianggap candaan semata atau sebagai bentuk perilaku bullying Ketika keselarasan pandangan dari guru sudah terbentuk maka upaya preventif yang tepat dan maksimal diharapkan dapat terwujud

Akan tetapi, seiring perkembangan digitalisasi perilaku bullying pun turut menyesuaikan, buktinya dengan munculnya cyberbullying yang memiliki dampak lebih kompleks dan sulit dilokalisir sebab tidak lagi berupa serangan fisik,

tidak lagi berupa serangan fisik, namun juga menyerang dan menjatuhkan pribadi seseorang dengan konten negatif yang membuat banyak orang tahu dan penasaran

Kondisi masyarakat, khususnya anak-anak hingga remaja yang lebih cenderung mengonsumsi dan tertarik pada konten negatif dibandingkan konten positif, mengakibatkan konten bullying sangat mudah diketahui khalayak yang dapat menimbulkan efek yang lebih besar dua kali lipat dibandingkan bullying secara fisik

Peran negara dalam hal ini amat penting untuk melakukan pengawasan melalui regulasi seperti UU No. 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak, upaya penanganan bullying baik dalam bentuk fisik maupun cyberbullying perlu penanganan tepat berupa kejelian penegak hukum maupun lembaga terkait untuk melakukan langkah-langkah yang tetap menjaga dan melindungi privasi korban.

Selain itu, bentuk keseriusan pencegahan datang dari keluarga yang memiliki peran utama, serta kepekaan terhadap perasaan dan kondisi anak. Pendekatan melalui komunikasi merupakan salah satu cara yang perlu dipelajari dengan baik oleh setiap orang tua, sebab mengharapkan upaya pencegahan dari guru dan lingkungan sekolah tidak akan maksimal tanpa ada kolaborasi dan koordinasi yang signifikan dari berbagai pihak.

Esai oleh: Sri Rejeki Asri Buletin Edisi Agustus

Foto: Dokumentasi Pribadi

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

Bunyi-bunyian kaca di sekeliling ruang hampa, putih abu-abu menjadi hitam merah di kamar isi, dalam penutup dan dalam jejak yang tak tampak, tersembunyi riuh hati yang mendesis, menulis kata dengan tinta kesunyian, di mana perundungan menjadi mantra aliran kesadaran, kecemasan seperti tulisan proust dalam puisi tanpa akhir

Puisi oleh: Riswan

Ilustrasi: Nur Intan Zahgita Hariadi/Estetikapers

Wajahmu tersembunyi di balik mesin kopi bermata dua

Tanganmu cekatan meracik kopi dari tanah b j

Menciptakan aroma yang memikat

Tentu saja ini adalah minuman yang ist

Setiap pagi kau melayani pelangga

Dengan tulus dan ramah, tanpa kelu

Namun hatimu menangis dalam dia Mengiringi derita di tanah terpenda

Kau tahu betul apa itu boikot.

Bukan sekadar bacot

Omzetmu merosot

Dari mulut netizen kau kena sempr

Mengapa bekerja di tempat yang mendukung

Mereka tak tahu hidup tak memberi banya

Kebutuhan mendesak, tanggung jawab, dan

Mulut butuh makan

Tubuh butuh pakaian

Dan juga penginapan.

Belum lagi dapur di kampung yang juga but

Dari seorang anak yang katanya sudah berp

Sebagai balasan,

Untuk doa yang telah dilangitkan

Agar kau sukses di perantauan

Setiap senyuman yang kau layangk Mengandung ironi yang menyesakk

Di antara biji kopi yang digiling

Terasa pahitnya realita yang mengi

Berjuang di antara dua dunia yang bim

Kopi dan darah, kerja dan perang

Dilema menjelma kegaduhan.

Puisi oleh: Prayuda Said

Bentakan, Ancaman, Hujatan, Bentrokan, Penghakiman

Tak ada ampunan, Apalagi harapan

Hanya kemunafikan.

Ah, bajingan!

Setiap teguk kopimu mengingatkan

Akan derita yang jauh di depan

Penuh ketidakpastian

Hidup yang gamang.

Dalam deritanya yang bimbang.

Starbucks diboikot

Dan kau kena bacot

Ilustrasi: Kayla Zahra/Estetikapers

Buletin Edisi Agustus 2024

Ibu ibu ibu

Begitu, begitu lembutnya, begitu nyamannya sebutanmu ibu

Di malam yang sunyi gelap gulita kedinginan yang berada di tubuhku hati terluka, terhanyut dalam kesedihanku

Ibu ibu ibu

Aku ingin memanggilmu

Aku ingin memelukmu

Aku ingin merasakan kasih sayangmu

Tapi tidak kalau sudah menjadi bintang penerang malamku

Ibu ibu oh ibu

Ketika aku berjalan, aku melihat seorang anak kecil yang begitu dicintai, yang begitu dimanjakan olehmu ibu

Aku iri

Aku sangat iri kepada anak itu

Kenapa nasibku tak sama

Kalian, kalian semua

Betapa beruntungnya kalian yang masih bersama ibu, masih bisa merasakan kasih sayangnya, canda tawanya

Kalian, iya kalian.

Janganlah kalian menyakiti hati kecilnya, meneteskan air matanya.

Banyak dari mereka yang sudah tidak bisa lagi berada dalam dekapan sang Ibu Tak bisa lagi menatap mata yang menuduhkan itu

Seperti aku?

Iya aku ini yang tersisa hanyalah kenangan rindu. kini hanya foto yang bisa aku dekap Menyedihkan menjadi aku Ibu anakmu rindu Ibu

Ibu oh ibu

Ibu yang mendekat kala kesedihan menghampiri, kala kegagalan ibu datang menguatkan

Sedangkan aku apa?

hanya sebuah rindu beriringan doa yang bisa kupanjatkan, tak ada lagi yang bisa ku tatap

Ibu aku rindu

Ilustrasi: Kayla Zahra/Estetikapers

Puisi oleh: Nirmala

“Hahahaha dasar kutu buku pergi belikan kami makanan ringan!”

“Ummm bagaimana dengan uangnya?”

“Apa kamu bodoh? pakai uangmu kutu buku ”

“Sangat penurut yah, seperti seekor anjing Hahaha”

Mereka terdengar sangat senang mengolok-olok ku

“Ini.”

“Berikan padaku,” sembari merauk kantong belanja dari tangan ku

“Apa ini? Yang benar saja? Siapa yang minum benda seperti ini di jaman sekarang?”

Splasshhhhh Ia menyiramkan minuman tersebut padaku.

“Aghhhh Syukurlah hanya mimpi, lelah rasanya aku dirundung setiap hari, bahkan hingga terbawa mimpi semua ini Tak kubayangkan aku harus menderita seperti ini setiap harinya.”

Tak seperti anak lain yang menikmati masa sekolah, aku adalah kebalikannya Setiap hari aku dirundung hanya karena sifat pendiam dan kebiasaanku membaca buku

“Huffftttt Aku harap aku bisa lari dari sekolah ini ”

Hari yang sama harus dilalui lagi olehnya untuk kesekian kalinya

“Pagi,” ucap Reiji dengan suara perlahan ketika memasuki kelas.

“Wohooooo… Si kutu buku sudah datang. Pergi belikan kami sarapan ”

Belum sempat untuk duduk, ia disuruh oleh sekumpulan siswa Merasa terbiasa dengan hal tersebut ia hanya bisa diam dan pergi menuju kantin. Sesaat setelah berbelanja di kantin, ia tanpa sengaja menabrak seseorang.

“Ugghhh Maaf, aku tidak memperhatikan langkahku ”

“Tidak apaaaa Ehhhh sudah menghilang saja? Mengapa juga ia membawa roti sebanyak itu dipagi hari, aneh ”

“Ummm ini ”

“Wahhh… Ambil ini kawan-kawan.”

“Baik anak murid, selamat pagi Hari ini kita memiliki siswa pindahan Silakan perkenalkan diri ”

“Aku Ray ”

Hening

“Itu saja?”

“Uh, aku 19 tahun, senang berkenalan dengan kalian ”

“Huffftttt….baik, Ray siswa pindahan yang masih awam dengan daerah ini Saya berharap kalian dapat berteman baik dengannya.”

“Iya Pak,” jawab seluruh murid kelas secara bersamaan.

“Silakan duduk di sebelah Reiji. Siswa berkacamata di belakang sana ”

“Um”

Tiga jam pelajaran berjalan dengan baik. Tak lama, bel pun berbunyi, menandakan waktu istirahat

“Hey kutu buku Mau kemana kau? Kemari, gabung dengan kami, heh ”

Ku hanya bisa menghela napas, sepertinya aku tak akan menikmati makan siangku hari ini.

Mereka tertawa terbahak-bahak. Aku yang tidak paham dengan pembicaraan mereka hanya berharap bahwa ini akan berakhir secepatnya

“Khhmmmm Kutu buku, pergi belikan kami minuman Sepertinya tenggorokan kami terasa kering nih setelah berbincang-bincang ”

“Umm ” Ku melangkah pergi secepatnya, setidaknya aku dapat menghindari mereka untuk sementara waktu

“Kalau masih bingung dengan apa yang kau inginkan, bisakah aku duluan?” Ucap Ray

“Yeah, silakan ”

“Tidakkah kau berfikir bahwa mereka sudah keterlaluan,” ucapnya tiba-tiba

“Ehhhh ”

“Sudah jelas bahwa mereka membulimu Mengapa kau hanya diam saja diperlakukan seperti itu ”

Buletin Edisi Agustus 2024

“Bukannya aku tak ingin melakukan sesuatu. Aku hanya tidak memiliki kekuatan untuk itu Ini juga akan berakhir setelah beberapa bulan ”

Tak banyak bicara ia meninggalkan Ray di sana begitu saja.

“Yoo…kenapa begitu lama? Berikan minumannya.”

“Ini ”

“Apa lagi yang kau tunggu? Kembalilah ke tempatmu sana.”

“Keterlaluan,” ucap seseorang dari kejauhan.

Ringggggg ringgggg

Bel berbunyi menandakan bahwa sekolah telah usai

“Hey, kau Reiji bukan?”

“Yeah, kau siswa pindahan tadi kan?”

“Um ”

“Kenapa mengikutiku?”

“Eh, Aku tidak mengikutimu, hanya saja aku memang ke arah sini. Hanya kebetulan saja.”

“Baiklah ”

“Soal tadi, mengapa kau tidak melawan saat diperlakukan seperti itu?”

“Kau tahu, tidak selamanya kita dapat berbuat sesuatu ”

“Mengapa tidak….kau punya hak untuk melakukan perlawanan Seseorang tidak seharusnya dibiarkan berbuat semena-mena.”

“Sudah seperti inilah dunia ini Jika kau tidak memiliki kekuasaan kau tidak akan bisa melakukan apapun ”

“Tapi…”

“Sebaiknya membiarkan apapun yang terjadi seperti itu dibanding menjadi semakin menderita ”

“Tapi tunggu ”

“Aku yakin kau tidak mengarah ke jalan ini. Sampai jumpa besok ”

Seperti itulah ia meninggalkan ku begitu saja Hal ini membuatku sangat penasaran dengan apa yang terjadi di sekolah ini. Bahkan seseorang pun dapat membuat orang lain kehilangan hak mereka sebagai manusia.

Setiap hari berjalan layak halnya kemarin Kumpulan siswa itu tetap membuli Reiji dan satu hal yang pasti bahwa tak satupun dari penghuni kelas berani mengatakan apapun tentang itu. Tak hanya itu, mereka bahkan tidak berani untuk memperhatikan apa yang terjadi.

“Ini semakin kelewatan batas ”

“Hushh, jangan pernah katakan hal seperti itu lagi,” ucap salah seorang siswa

“Mengapa? Apa yang mereka lakukan sangat tidak benar ”

“Yeah Tapi kau tak akan bisa melakukan apapun Siswa itu, dia anak pemilik perusahaan besar yang berinvestasi pada sekolah ini Jangankan para siswa, bahkan guru pun akan berpura-pura tidak tahu tentang apa yang terjadi hanya untuk menjaga hubungan baik dengan investor itu ”

“Apa yang hebat dari seorang investor Hal buruk akan tetap menjadi buruk.”

“Ku tak bisa mengatakan apapun lagi tetang itu Apapun yang terjadi uang adalah hal terpenting bagi mereka ”

Hari demi hari berlalu Hampir tiga bulan aku menyaksikan hal yang sama terjadi di sekolah ini. Ujian tengah semester sudah dekat, tapi kondisinya semakin memburuk Semua berawal dari bullying sederhana hingga menjadi sebuah kekerasan. Sama seperti apa yang dikatakan siswa waktu itu, sekolah ini seakanakan berpura-pura tidak tahu tentang apa yang terjadi pada Reiji

“Hey, kau baik-baik saja?”

“Yeah, terima kasih.”

“Bagaimana bisa kamu terkunci di dalam toilet dengan kondisi seperti ini?”

Siapa yang mengira bahwa di sore hari di mana semua siswa seharusnya sudah pulang, aku malah menemukan Reiji terkunci di dalam toilet.

“Ummm….Sepertinya tukang bersih-bersih tidak terlalu memperhatikan bahwa ada seseorang dan mengunci toiletnya begitu saja ”

“Mengapa kau berbohong? Ini pasti perbuatan mereka kan? Akan kutemui kepala sekolah untuk membicarakan hal ini ”

“Hentikan itu, jangan lakukan apapun Aku baik-baik saja ”

Bagaimana bisa ia tersenyum setelah apa yang terjadi padanya. Ini membuatku sangat geram.

Keesokan harinya, aku pergi menemui kepala sekolah dan memberitahunya tentang apa yang terjadi pada Reiji Tanpa sepengetahuan siapapun, tak hanya tidak melakukan apapun, kepala sekolah itu menemui orang tua pembuli itu dan malah mendapat sogokan uang untuk tutup mulut serta pesan untuk menyelesaikan urusan mengenai Reiji

Beberapa hari selanjutnya, di saat aku mengira bahwa semuanya telah selesai, Reiji dipanggil ke ruangan kepala sekolah. Saat berjalan keluar kelas aku berpaspasan dengan Reiji yang menangis Tanpa mengetahui apa yang terjadi, ku ikuti Reiji ke atap sekolah dan menemukannya menangis dengan hebat

Buletin Edisi Agustus 2024 LPM Estetika FBS UNM

““Hey, apa yang terjadi? Mengapa kau menangis?”

“Berapa kali ku katakan padamu untuk tidak mempedulikan apa yang terjadi padaku? Berapa kali ” ucapnya sambil menangis

“Tapi kenapa? Apa yang salah dengan itu?”

“Iya, tentu Kau tidak melakukan apapun Pahlawan Lihatlah….aku tak akan dibuli lagi. Tak hanya itu, aku pun tak akan bisa bersekolah lagi di sini ”

“Apa? Apa yang kau katakan?”

“Tak usah memegangku….kau pikir dengan mengatakan semua itu ke kepala sekolah akan mengakhiri semua ini? Lihatlah….sekarang aku dikeluarkan.”

“Apa?”

Ia menangis dengan histeris bahkan hingga suaranya pun mulai tidak terdengar dengan jelas.

“Tunggu, akan kutemui kepala sekolah.”

“Apa yang kau harapkan? Semua tak akan berubah Akuuu… Aku yang tidak memiliki kekuasaan. Aku yang berasal dari keluarga miskin tentu tidak akan mendapatkan keadilan yang kau inginkan itu. Sekarang aku tak punya apapun Aku bahkan sudah dikeluarkan Hahahaha ” Ucap Reiji sembari teriak histeris layaknya orang kehilangan akal

“Itu tidak benar.”

“Tidakkk….Pergilahhh…Apa lagi sekarang ? Hah…. Aku bahkan sudah tidak memiliki alasan untuk hidup Kau menghancurkan segalanya ”

Tak sadar bahwa dirinya diselimuti oleh perasaan hancur tersebut. Ia memutuskan untuk melompat dari atap sekolah mengakhiri hidupnya

“Tidaaaaakkkkk ”

“Hahahaha Terima kasih ”

Ku tidak pernah menyangka bahwa hari itu akan menjadi hari terakhirnya Di sini aku berdiri di pengadilan ini menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi padamu di hari itu

“Tak apa-apa nak, kau sudah melakukan hal yang benar,” ucap ayahku

Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu sepanjang persidangan.

Persidangan demi persidangan telah dilalui, banyak siswa mulai bersuara untuk memberikannya keadilan.

Pada persidangan terakhir cahaya keadilan mulai terlihat Tak hanya para ahli memberikan testimoni bahwa tak hanya mengalami kekerasan dari hasil autopsi, namun juga gangguan mental yang kau alami

Dengan segala bukti yang ada, sekelompok siswa itu berakhir diadili oleh pengadilan Tak hanya itu, bahkan sang investor dan kepala sekolah itu juga dikenai gugatan penyalahgunaan kekuasaan

Tak dapat kubendung air mata kebahagiaan ini, ku langsung menuju ke makam mu untuk memberitahu hasil persidangan itu.

“Kau telah mendapatkan keadilan yang pantas kau dapatkan Maafkan aku karena aku terlambat,” kata Ray dengan tangisan yang tak dapat dibendung lagi

Cerpen oleh: Kayla Zahra/Estetikapers

Setiap orang memiliki hak mereka untuk hidup, hak untuk bersuara, hak untuk mendapatkan keadilan seperti apa yang ada dalam hukum negara kita

Apabila mereka adalah peran k sesama warga membiarkan ke

Ilustrasi: Kayla Zahra/Estetikapers

Layouter: Kayla Zahra/Estetikapers
Layouter: Kayla Zahra/Estetikapers
Layouter: Kayla Zahra/Estetikapers

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

Layouter: Kayla Zahra/Estetikapers

Layouter: Kayla Zahra/Estetikapers

Buletin Edisi Agustus 2024

Layouter: Deva Putri David/Estetikapers
Layouter: Kayla Zahra/Estetikapers
Layouter: Kayla Zahra/Estetikapers

Buletin Edisi Agustus 2024 LPM Estetika FBS UNM

Mendatar
Menurun

P

Buletin Edisi Agustus 2024

Hak jawab adalah hak untuk mengomentari atau memberikan sanggahan berupa fakta yang dapat merugikan instansi atau pihak tertentu, dan dalam hal ini LPM Estetika FBS UNM tentu harus melayani hak jawab.

1 Hak Jawab adalah hak seseorang, sekelompok orang, organisasi atau badan hukum untuk menanggapi dan menyanggah pemberitaan atau karya jurnalistik yang melanggar Kode Etik Jurnalistik, terutama kekeliruan dan ketidakakuratan fakta, yang merugikan nama baiknya kepada pers yang mempublikasikan

2. Hak Jawab berasaskan keadilan, kepentingan umum, proporsionalitas, dan profesionalitas.

3. Pers wajib melayani setiap Hak Jawab.

4. Fungsi Hak Jawab adalah:

a Memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat;

b Menghargai martabat dan kehormatan orang yang merasa dirugikan akibat pemberitaan pers; c Mencegah atau mengurangi munculnya kerugian yang lebih besar bagi masyarakat dan pers; d Bentuk pengawasan masyarakat terhadap pers

5 Tujuan Hak Jawab untuk:

a Memenuhi Pemberitaan atau karya jurnalistik yang adil dan berimbang

b. Melaksanakan tanggung jawab pers kepada masyarakat;

c. Menyelesaikan sengketa pemberitaan pers; d Mewujudkan itikad baik pers

6 Hak Jawab berisi sanggahan dan tanggapan dari pihak yang dirugikan

7 Hak Jawab diajukan langsung kapada pers yang bersangkutan, dengan tembusan ke Dewan Pers

8 Dalam hal kelompok orang, organisasi atau badan hukum, Hak Jawab diajukan oleh pihak yang berwenang dan atau sesuai statuta organisasi, atau badan hukum yang bersangkutan.

9. Pengajuan Hak Jawab dilakukan secara tertulis (termasuk digital) dan ditujukan kepada penanggung jawab pers bersangkutan atau menyampaikan langsung kepada redaksi dengan menunjukkan identitas diri Atau menyampaikan langsung kepada redaksi dengan menunjukkan identitas diri

10 Pelayanan Hak Jawab tidak dikenakan biaya

11 Pihak yang mengajukan Hak Jawab wajib memberitahukan informasi yang dianggap merugikan dirinya baik bagian per bagian atau secara keseluruhan dengan data pendukung

12 Pers dapat menolak isi Hak Jawab jika:

a Panjang/durasi/jumlah karakter materi Hak Jawab melebihi pemberitaan atau karya jurnalistik yang dipersoalkan;

b. Memuat fakta yang tidak terkait dengan pemberitaan atau karya jurnalistik yang dipersoalkan;

c Pemuatannya dapat menimbulkan pelanggaran hukum;

d Bertentangan dengan kepentingan pihak ketiga yang harus dilindungi secara hukum

13 Hak Jawab dilakukan secara proporsional:

a Hak Jawab atas pemberitaan atau karya jurnalistik yang keliru dan tidak akurat dilakukan baik pada bagian per bagian atau secara keseluruhan dari informasi yang dipermasalahkan;

b. Hak Jawab dilayani pada tempat atau program yang sama dengan pemberitaan atau karya jurnalistik yang dipermasalahkan, kecuali disepakati lain oleh para pihak;

c Hak Jawab dengan persetujuan para pihak dapat dilayani dalam format ralat, wawancara, profil, features, liputan, talkshow, pesan bukan dalam format iklan;

d Pelaksanaan Hak Jawab harus dilakukan dalam waktu yang secepatnya, atau pada kesempatan pertama sesuai dengan sifat pers yang bersangkutan;

1) Untuk pers cetak wajib memuat Hak Jawab pada edisi berikutnya atau selambat lambatnya pada dua edisi sejak Hak Jawab dimaksud diterima redaksi.

2) Untuk pers televisi dan radio wajib memuat Hak Jawab pada program berikutnya

e Pemuatan Hak Jawab dilakukan satu kali untuk setiap pemberitaan;

f Dalam hal terdapat kekeliruan dan ketidakakuratan fakta yang bersifat menghakimi, fitnah dan atau bohong, pers wajib meminta maaf

Buletin Edisi Agustus 2024

LPM Estetika FBS UNM

P E D O M A N H A K J A W A B

14 Pers berhak menyunting Hak Jawab sesuai dengan prinsip-prinsip pemberitaan atau karya jurnalistik, namun tidak boleh mengubah substansi atas makna Hak Jawab yang diajukan.

15. Tanggung jawab terhadap isi Hak Jawab ada pada penanggung jawab pers yang mempublikasikannya

16 Hak Jawab tidak berlaku lagi jika setelah 2 (dua)

bulan sejak berita atau karya jurnalistik dipublikasikan pihak yang dirugikan tidak mengajukan Hak Jawab, kecuali atas kesepakatan para pihak

17 Sengketa mengenai pelaksanaan Hak Jawab diselesaikan oleh Dewan Pers. Sesuai Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, pers yang tidak melayani Hak Jawab selain melanggar Kode Etik Jurnalistik juga dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda paling banyak Rp 500 000 000,00 (Lima ratus juta)

Layouter: Vanie Wirasti/Estetikapers

Mengajukan surat permohonan media partner yang ditujukan kepada Pemimpin Redaksi LPM Estetika melalui email haloestetika@gmail.com. 02

M e n g i r i m k a n p a m f l e t / f l y e r y a n g t e l a h

d i p a s a n g l o g o L P M E s t e t i k a

F o l l o w I n s t a g r a m , T i k t o k , d a n s u b s c r i b e

Y o u t u b e L P M E s t e t i k a d e n g a n m a s i n gm a s i n g 1 0 a k u n

h i n g g a b e r i t a n y a t i d a k t e r b i t , i t u

b u k a n k e s a l a h a n k a m i

S e t i a p s a t u k a l i p e n g i s i a n p e r s y a r a t a n

m e d i a p a r t n e r , h a n y a b i s a m e n e r b i t k a n

s a t u b e r i t a

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.