BULETIN VOL.I EDISI OKTOBER 2022 LPM ESTETIKA FBS UNM

Page 1

Akhirnya Tim Redaksi LPM Estetika FBS UNM berhasil menerbitkan bulletin pdf kedua setelah terbitan pertama pada Maret 2020. Bulletin ini diterbitkan melalui dua acara, yakni secara online dan cetak.

Terbitnya bulletin ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada Pembina, Dewan Redaksi, Redaktur Senior, dan pihak-pihak lainnya yang turut membantu dalam penyebaran kuesioner, para narasumber yang bersedia untuk diwawancarai, dan sebagainya Tidak lupa kepada seluruh elemen di kepengurusan LPM Estetika, tidak hanya Keredaksian, pihak Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Broadcasting, Marketing and Public Relation (MPR), serta para reporter yang turut andil dalam proses penggarapan

Dalam penggarapan bulletin ini, sudah bisa dipastikan bahwa ada banyak kendala yang ditemui Mulai dari pengumpulan data, sulitnya mewawancarai narasumber, hingga layouting buletin terhambat karena kurangnya layouter. Beberapa kendala tersebut sering kami hadapi saat melakukan proses pengumpulan data hingga tahap akhir dan siap untuk diterbitkan. Hal ini tak ayal menyebabkan miskomunikasi tidak terhindarkan lagi di internal kami.

Kami menyadari bahwa bulletin ini tidaklah sempurna Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Selamat membaca dan semoga informasi yang kami sajikan dapat bermanfaat untuk anda.

DewanPembina:SakinahFitri,SS,SPd,MPd Asriati,SPd,MPd

DewanRedaksi:MuhammadNurulIkramKadir,RerifaAbduRahman,AenulFitrah,IrianiPutriAmalia.RedakturSenior:A.Padauleng,A.DianIslamiati,NufalFajrinJN.PemimpinUmum:AndiRaihanAras.Sekretaris

Editor:Ahmad Ardiansyah,AuliaUlva,RadaDheAngle Layouter:MiftahulJannahSyafar,NurfadilaAntika

Umum:BalqisZahraniFitri BendaharaUmum:St Fatimah KepalaSekretariat:Nurliana PemimpinRedaksi:MiraldaPramestika RedakturPelaksanaCetak:TriAnanda RedakturPelaksanaOnline:Hernika

Presenter: MilkaAdriani,NurulMiftahurrahmahRia,Riswandi Dubber:AslindaLilingPayung,EviSyafitri,UswatunHasanah ScripWriter:Ismawati,Mildawati Videografer:NurFitriAnugrah,NurulFakhriyahArief

Photographer:FahrizalMappaMaggau,HasmawaniRasyid,Julianti,Zulkifli DirekturBroadcasting:MegawatiRustan

VideoEditor: AdindaGrace,ArtaWahyu,ArzetyAprilia,St MarjaniAhmad KepalaDivisiPenelitiandanPengembangan:KhusnulKhatima StafPenelitiandanPengembangan:A NurIsmi,AbdulGarif,DwiArmawatiSyarif,Nuralam,Nur MasyithaSyahril.DirekturMarketingandPublicRelation:Selvi.KepalaMedia&CommunityRelation:NurfatmawatiSam.KepalaDigitalMarketing:WiwinNovitaSari.StafMedia&CommunityRelation:AlviraDamayanti, CindyMiwiLestari,MizaAmali StafDigitalMarketing:ElsiSiloloSirompo,SerliSari,SitiFatimahYusuf,TenniRianti RedaksiLPMEstetika:SekretariatBKMFJl MallengkeriRaya,KampusFBSUNM,Parangtambung,Makassar Email:Redaksi@estetikaperscom

Website:wwwestetikaperscom

Instagram:Estetikapers

1 Buletin Estetika Oktober 2022

Laporan Utama Laporan Utama

IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NOMOR 30

DI KAMPUS ORANYE, MASIHKAH ABU-ABU?

Makassar, Estetika - Kasus kekerasan seksual di sektor pendidikan sedang marak terjadi Catatan Tahunan (Catahu) Komisi

Nasional (Komnas) Perempuan 2022 memuat laporan yang diadukan ke-

komnas Perempuan dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir (periode 2015-2021) menunjukkan 67 kasus kekerasan seksual yang terjadi di ranah pendidikan

Dalam data tersebut, tampak Perguruan Tinggi (PT) menjadi lembaga pendidikan yang menempati urutan pertama dengan jumlah 35 kasus Tak hanya itu, hasil survei yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) padatahun 2020 menerangkan bahwa sebanyak 77% dosen menyatakan kekerasan seksual pernah terjadi di kampus, dan sebanyak 63% dari responden menyatakan tidak melaporkan kasus tersebut ke pihak kampus.

Khususnya di Makassar sendiri, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar bersama Seruan Perempuan pernah melakukan survei yang diterbitkan di akun Instagram @seruanperempuan mengenai kekerasan seksual di 10 PT Kota Makassar pada tahun 2020 Survei yang diisi oleh 48 responden tersebut mengemukakan data bahwa bentuk kekerasan seksual yang mendominasi adalah pelecehan seksual dengan jumlah 34 kasus. Sebanyak 25 pelaku kekerasan seksual didominasi oleh mahasiswa, disusul1 5 pelaku adalah dosen, tiga pelaku adalah orang asing, dua pelaku adalah alumni, dan tiga pelaku lainnya. Survei ini juga memperlihatkan bahwa kerentanan pelecehan seksual terjadi di lingkungan kampus, yaitu ruangan dosen, kelas, kantin, sekretariat lembaga, parkiran, perpustakaan, dan lainnya. Sedangkan di luar lingkungan kampus biasnya terjadi di rumah dosen, angkutan umum, kost/rumah, hotel, dan lainnya. Dari kasus-kasus yang bermunculan ini menimbulkan pertanyaan bagi kita semua, masih layakkah kampus dikatakan sebagai ruang aman? Hal ini tentu menjadi masalah bersama, bagaimana lingkungan kampus tidak lagi menjadi ruang aman bagi civitas akademika

Kasus kekerasan seksual merupakan salah satu masalah yang disebut sebagai fenomena gunung es yang tentunya perlu mendapatkan perhatian khusus untuk menyadari keberadaannya, tak terkecuali di kampus oranye yang identik dengan ikon Menara Phinisi, yaitu Universitas Negeri Makassar (UNM) Oleh karena itu, Tim Estetika mulai menginvestigasi hal tersebut sejak awal 2021 di lingkup Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM yang kemudian mengungkapkan hasil survei tersebut dalam terbitan berita “Kronologi Pelecehan Seksual, UNM Butuh SOP?” pada September 2021 kemarin Sebanyak 38 kasus kekerasan seksual terjadi di lingkup FBS UNM dengan jumlah penyintas, sebanyak empat dari pelaku yang merupakan dosen, 31 penyintas dari pelaku mahasiswa, dan tiga lainnya tidak merincikan pelaku Sejumlah kasus tersebut menuai kontroversi dari berbagai kalangan, khususnya pada civitas akademika dan sejumlah lembaga yang menaruh perhatian khusus, terutama dalam proses penyelesaiannya Namun, hingga saat ini, putusan sanksi terhadap pelaku dinilai tidak sepadan

BACA DI WEB ESTETIKAPERS.COM: SURVEI TANGGAPAN PEMBACA, 86,5% RESPONDEN: SANKSI KEKERASAN SEKSUAL DI UNM TIDAK TEPAT

........Layaknya gunung es, tidak terlihat di permukaan, tapi jumlahnya ada banyak, sejumlah kasus-kasus lain mulai bermunculan dari beberapa fakultas yang ada di UNM. Pada November 2021 lalu, melansir dari terbitan Tabloid Edisi 252 LPM Profesi, kasus pelecehan seksualjuga terjadi di beberapa fakultas UNM, seperti Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), FBS, Pascasarjana UNM, dan lainlain. Kasus-kasus tersebut memperlihatkan adanya ketimpangan relasi kuasa yang dimanfaatkan oleh pelaku. Sifat hierarki serta adanya ketergantungan pada orang lain karenakepentingan tertentu dalam relasi kuasa,seringkali disalahgunakan sehingga menimbulkan ketimpangan kekuasaan Sampai saat ini, terhitung sudah sembilan bulan sejak kasus tersebut diterbitkan, namun tidak juga menemui titik terang dan proses penyelesaian pun tidak jelas

Tak hanya itu, Tim Estetika kembali memuat kasus pelecehan seksual dalam terbitan “Di Balik Pelecehan Seksual Di UNM, Fasilitas Mahasiswa PMM Inbound Dinilai Tak Layak Pakai” pada Desember 2021 lalu Kasus tersebut terjadi pada sejumlah mahasiswa yang mengikuti program Mahasiswa Merdeka (PMM) saat menempati Wisma La Macca UNM

Kasus yang dipicu karena fasilitas yang kurang layak tersebut dimanfaatkan oleh pelaku dalam melakukan aksinya, yakni merekam video secara diam-diam di balik ventilasi toilet Ironisnya, pasca kejadian tersebut, UNM bahkan menerima dua

2 Buletin Estetika
Oktober 2022

Laporan Utama Laporan Utama

Kemendikbud-Ristek dengan kategori kampus pengirim dan penerima program PMM terbanyak dan kampus pelaksanaan modul nusantara terbanyak di Spada Dikti Dalam proses penyelesaiannya, pihak UNM hanya melakukan pemecatan dan menyerahkan pelaku kepada pihak kepolisian tanpa memberikan pendampingan hukum dan bantuanpsikologis terhadap penyintas

Kemudian, menjelang pertengahan tahun 2022, UNM kembali digemparkan dengan kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkupFakultas Teknik (FT) UNM Kasus ini berawaldari tangkapan berisikan pesan langsung yang diunggah di instastory milik akun instagram @mekdi unm Pesan tersebut berisi tentang keluhanmahasiswa akan perilaku salah satu dosen di FT Tak lama berselang, korban terus bermunculan dan ikut menyuarakan kejadian yang mereka alami, hal ini sontak menuai atensi publik Kasus yang melibatkan salah satu dosen FT UNM ini ditindaklanjut oleh Komite Etik UNM, namun hingga saat ini, sanksi yang diberikan di tingkat fakultas adalah skorsing mengajar, sedangkan kasus yang sudah digiring hingga ke universitas ini belum menemui kejelasan akan putusan sanksi yang akan diberikan

Melihat catatan kasus yang semakin banyak tak kunjung membuat UNM mengambil tindakan dalam menangani kasuskasus tersebut Sangat disayangkan saat UNM masih menunggu laporan tanpa bercermin dari deretan kasus-kasus yang terus bermunculan

Dalam salah satu wawancarabersama Wakil Rektor Bidang

Kemahasiswaan (WR III), Sukardi Weda, mengatakan bahwa tidakada laporan yang masuk sampai ke pihak universitas Padahal, menurut pengakuan Dekan FBS UNM, kasus yang telah dilaporkan lembaga kemahasiswaan di FBS pada

Sepetember tahun lalu, telah sampai di telinga universitas, bahkan pada saat proses dialog persidangan, WR III yang juga merupakan dosen di FBS tersebut pun turut hadir di lokasi

Dengan ini, terlihat bahwa UNM masih abai dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual di lingkungan kampusnya sendiri Tindak lanjut kampus dalam mengambil tindakan untuk mengurangi angka kasus kekerasan seksual masih perlu dipertanyakan kembali

Dari rentetan kasus di atas, permasalahan utama yang dihadapi penyintas jika ingin mengadu adalah tidak adanya ruang aman yang dibentuk, alur tindak lanjut yang dikemas dalam bentuk SOP atau sejenisnya pun tidak tersedia, dan bercermin pada kasus sebelumnya yang sudah terlapor menimbulkan krisis kepercayaan penyintas terhadap kampus itu sendiri, sebab laporan penyintas sering kali dianggap melebih-lebihkan dan tidak masuk akal

BACA DI WEB ESTETIKAPERS.COM: ALUR TINDAK

LANJUT DOSEN UNM PELAKU PELECEHAN SEKSUAL, DEKAN FBS: JADI URUSAN UNIVERSITAS

Sikap Lembaga Kemahasiswaan FBS Dalam

Menghadapi Kasus Kekerasan Seksual

Kasus kekerasan seksual yang terjadi di UNM, khususnya di FBS UNM menyita perhatian civitas akademik Pasalnya, pelaku tak hanya berasal dari kalangan mahasiswa, akan tetapi, salah seorang dosen pun yang seharusnya menjadi pendidik, ikut terseret menjadi pelaku dalam kasus tersebut

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS UNM sebagai lembaga eksekutif mahasiswa tertinggi pada tataran fakultas, memiliki tanggung jawab dalam mengawal dan menindaklanjuti penanganan kasus kekerasan seksual yang terjadi

Pembentukan tim Satgas khusus, pengadaan rumah aman, dan diterbitkannya SOP sebagai pedoman dalam penanganan kasus kekerasan seksual merupakan upaya yang dilakukan oleh BEM FBS UNM periode 2020-2021 dalam menangani kasus kekerasan seksual yang terjadi pada saat itu

Dari kasus yang terjadi di FBS tahun lalu, penanganan dilakukan dengan dialog yang dihadiri oleh para pimpinan Jurusan Bahasa Inggris (JBI), lembaga kemahasiswaan Pendidikan Bahasa Inggris, pelaku, dan penyintas yang diwakili oleh mahasiswa dengn membacakan catatan kronologi yang ditulis penyintas Hasil dialog Jurusan Bahasa Inggris tersebut menyatakan bahwa:

1 Mengalihkan mahasiswi PA terlapor kepada dosen lain yang ada di JBI

2 Membebastugaskan terlapor dari tugas membimbing dan menguji segala bentuk seminar pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris S1 selama satu semester ganjil

3 Membebastugaskan terlapor dari tugas mengajar pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) S1 selama satu semester ganjil

3 Buletin Estetika
Oktober 2022

Laporan Utama Laporan Utama

Keputusan tersebut lantas memicu lembaga kemahasiswaan melakukan aksi dengan salah satu isu turunan yang menuntut kasus kekerasan seksual oleh dosen FBS UNM dapat diusut tuntas, Kamis (28/10) lalu Namun, aksi mahasiswa yang hanya fokus pada oknum dosen juga menimbulkan tanda tanya tersendiri “Mengapa mahasiswa tidak menuntut pelaku yang berasal dari kalangan mahasiswa agar turut disidang di tingkat birokrasi?”

Peralihan kursi jabatan ‘seolah-olah’ meninggalkan pekerjaan rumah yang entah siapa yang akan menyelesaikannya Janji Presiden BEM FBS UNM terkait wacana BEM dalam tangani kasus pelecahan seksual yang terjadi pada bulan September tahun 2021 di FBS UNM hingga tuntas, nyatanya masih setengah perjalanan Pengawalan yang dilakukan hanya sebatas ‘bisa’ sampai pada pihak Dekan FBS UNM Setelah itu, tak ada lagi kejelasan bagaimana nasib penyelesaian kasus pelecehan terebut Lantas apakah langkah yang diambiil oleh univesitas mengenai kejadian ini?

Menanggapi hal tersebut, Syahril mengatakan bahwa berdasarkan hasil kesepakatan Musyawarah Fakultas (MUFAK), penanganan kasus pelecahan seksual yang terjadi pada bulan September 2021 lalu sepenuhnya merupakan tugas dari orang-orang yang menjadi penanggung jawab pada periode sebelumnya

“Kalau untuk permasalahan kemarin, pembahasan terakhir itu tetap orang periode lalu yang selesaikan Begitu kesepakatannya terakhir di MUFAK,” ungkapya

Lebih lanjut, Syahril menambahkan alasan terkait tak adanya kabar tentang penanganan kasus tersebut lantaran sudah tidak ada lagi laporan dari pelapor

"Saya komunikasikan (dengan periode lalu), katanya mereka tetap menjaga privasi pelapor Tapi sekarang sudah tidak ada lagi informasi dari yang melapor,” tambahnya

Rumah aman, tim

satgas dan SOP yang

pernah diterbitkan

oleh BEM FBS UNM

tidak lagi difungsikan.

Presiden BEM FBS UNM Periode 2021-2022, Syahril menjelaskan bahwa saat ini, disebabkan adanya Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi yang dianggap lebih jelas regulasinya

“Saat ini sudah tidak ada Dulu itu kan dibuat (SOP, tim satgas, dan rumah aman) sebagai langkah cepat BEM periode lalu karena kosongnya regulasi Sekarang sudah ada Permendikbud yang lebih jelas regulasinya,” jelasnya

Lebih lanjut, Syahril menuturkan bahwa untuk penanganan kasus kekerasan seksual, pengawalan kepada pihak birokrasi merupakan langkah yang akan ditempuh oleh pihak BEM FBS UNM Periode 2021-2022

“Sampai saat ini belum ada pelaporan. Kalaupun ada, yang paling penting itu privasi dan keamanan korban. Jadi kita kawal dulu ke pimpinan,” tuturnya.

Selain itu, Syahril juga memberikan keterangan mengenai cara penyintas melakukan pengaduan di tengah tidak adanya sosialisasi yang dilakukan oleh BEM.

“Iya, belum (melakukan sosialisasi) Tapi kalaupun ada kasus, BEM tidak akan menutup diri Kami membuka ruang pengaduan Teman-teman bisa datang langsung ke sekret atau menghubungi BEM,” terangnya

Lebih lanjut, mengenai peran BEM dalam mengawal kinerja Perguruan Tinggi terhadap aturan dalam Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tersebut, Syahril menjelaskan bahwa BEM FBS UNM Periode 2021-2022 belum menindaklanjuti kembali pembicaraan yang dilakukan bersama birokrasi terkait penanganan kekerasan seksual

“Belum di follow up. Dulu sempat disampaikan ke WD III FBS tapi katanya belum ada kejelasan juga (dari pihak atas), Padahal kita berharap besar UNM bisa mengimplementasikan itu,” tanggapnya.

Belum diimplementasikannya Permendikbud Nomor 30 tahun 2021 serta SOP yang kini tidak lagi difungsikan, tentunya menyisakan sebuah pertanyaan Lantas, apa yang akan menjadi acuan bagi BEM FBS UNM Periode 2021-2022 dalam menangani kasus kekerasan seksual?

Menurut Syahril, meski Permendikbud belum terimplementasikan dan SOP sudah tidak lagi difungsikan, mekanisme pencegahan dan dampak bagi pelaku masih berlaku hingga saat ini

“Mekanisme tentang bagimana pencegahan dan dampak untuk yang terlapor, saya pikir masih berlaku sampai sekarang,” tutupnya

4 Buletin Estetika
Oktober 2022

Laporan Utama Laporan Utama

Pengimplementasian Permendikbud Nomor 30

Tahun 2021 di UNM, Keamanan Korban Masih

Dipertanyakan

Kasus kekersaan seksual di UNM bukanlah kali pertama terjadi di lingkup PT yang ada di Indonesia Sebelumnya, di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri juga terjadi kasus kekerasan seksual yang pelakunya berasal dari kalangan pendidik (dosen) Maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan Perguruan Tinggi menuntut pemerintah untuk segera menerbitkan regulasi terkait penanganan kasus

kekerasan seksual. Pada tanggal 3 September 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerbitkan Permendikbu Nomor 30 Tahun 2021 sebagai acuan dalam penanganan kasus kekerasan seksual yang tentunya diharap mampu menjadi pedoman dan pelaksanannya dapat terealisasikan di setiap perguruan tinggi di Indonesia.

“Saya tidak bisa berkomentar mengenai ada satgas atau tidak, yang ada sekarang ialah komisi disiplin, jadi kalau ada yang melanggar melapor saja ke komdis,” ujarnya pada siang hari itu

Berbeda dengan WD III, Wakil Rektor Bidang

Kemahasiswaan (WR III), Sukardi Weda justru mengaku telah mendengar mengenai wacana pembentukan satgas saat isu kasus kekerasan seksual di Fakultas Merah mencuat

“Saya dengar ketua mengenai persiapan tim penyeleksi adalah WR I Pernah ada rapat saat adanya kasus di teknik, saat itu Prof Idham mengatakan kalau pembentukan satgas sudah ada,” jelasnya saat ditemui di ruangannya

Beberapa hari setelah pertemuan tersebut, Tim Estetika berhasil menemukan daftar nama tim pelatihan dan seleksi calon anggota panitia seleksi satgas pencegahan dan penanganan kekerasan seksual Dalam daftar tersebut terdapat delapan pendidik, satu tenaga kependidikan serta satu mahasiswa

........Guna memperoleh informasi lebih lanjut, Tim Estetika menemui salah satu orang yang telah dinyatakan lulus sebagai tim pelatihan dan seleksi, yakni Wakil Rektor Bidang Keuangan (WR II), Karta Jayadi

Terbitnya Permendikbud Nomor 30 tahun 2021 tentang tindak pencegahan dan penanganan pelecehan dan kekerasan seksual bukanlah akhir dari perjuangan mendapatkan keadilan penyintas, melainkan langkah awal yang memerlukan pengawalan dalam pengimplementasiannya Hal inilah yang seharusnya ditindaklanjuti oleh setiap elemen kampus, mulai dari universitas hingga lembaga kemahasiswaan itu sendiri

Angkat bicara perihal kasus kekerasan seksual, Rektor UNM, Husain Syam, menyebut saat ini pembentukan satgas tengah dilakukan.

“Nanti kita usut tuntas ini, saya memang sedang membentuk satgas penanganan kasus pelecehan dan kekerasan seksual,” ungkap Husain kepada IDN Times Sulsel via WhatsApp, Rabu (1/6)

Munculnya wacana tersebut memberikan sedikit angin segar bagi masyarakat UNM Namun, wacana yang harapharap itu nyatanya tidak sejalan dengan kenyataan Saat Tim Estetika mulai mengulik mengenai tindak lanjut pembentukan satgas, para birokrasi sangat sulit untuk ditemui

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswan (WD III) FBS UNM, Azis, saat disinggung mengenai keberadaan satgas, ia enggan memberikan komentar dan menyebut bahwa saat ini seluruh hal yang berkaitan dengan masalah mahasiswa akan dilimpahkan ke komisi disiplin

Ketika dimintai keterangan, Ia mengatakan belum menerima surat mengenai lulusnya menjadi bagian dari salah satu tim penyeleksi, serta mengaku belum mendapatkan informasi secara resmi

“Saya belum menerima surat dan belum ada penyampaian secara resmi,” ucapnya melalui pesan singkat WhatsApp

........Lebih lanjut, Karta Jayadi juga menuturkan bahwa belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai uji publik untuk mendapatkan masukan dari masyarakat.

“Belum ada jadwal,” singkatnya

Selain Karta Jayadi, Tim Estetika turut mewawancarai satusatunya mahasiswa yang lulus dalam tim seleksi, yaitu Nurul Alwiah.

Menampik pertanyaan Karta Jayadi, Nurul justru mengaku telah menerima surat (daftar nama yang lulus seleksi) Ia menyatakan bahwa pihak universitas yang melibatkannya dalam seleksi tersebut dikarenakan menjadi mahasiswa berprestasi pertama, serta mengikuti seleksi secara daring pada bulan April lalu

“Terima kak, kebetulan waktu itu sebagai mahasiswa berprestasi pertama UNM jadi dilibatkan. Untuk proses seleksinya dilakukan sejak April lalu,” kata mahasiswi Psikologi tersebut.

5 Buletin Estetika
Oktober 2022

Laporan Utama Laporan Utama

Sementara itu, Komisi Disiplin tingkat universitas, Hamsu

Abdul Gani, yang juga merupakan salah satu pendidik yang berhasil lulus seleksi mengatakan bahwa dia kurang tahu mengenai pembentukan satgas

“Tabe adinda, saya belum mengetahui tentang kekerasan seksual dan satgas tersebut,” tulisnya saat dihubungi via chat

........Jika menilik dari data di atas, pihak UNM masih dianggap kurang serius dalam pembentukan satgas, padahal fungsi satgas sangatlah krusial terutama dalam pembentukan SOP. Hal tersebut pun ikut dikatakan oleh Sukardi Weda yang mengatakan bahwa pembentukan satgas memang perlu diperadakan secepatnya, karena pada dasarnya mereka yang akan membuat SOP.

Satgas memang perlu ada, tetapi pembentukannya membutuhkan proses yang panjang karena dari satgas nanti mereka yang membuat SOP," ucapnya

Tetapi pada kenyataannya, daftar nama panitia seleksi yang telah disetujui sejak Rabu, (15/6) lalu belum ada pergerakan, hal itu ditandai dengan belum adanya proses uji publik oleh calon anggota panitia seleksi sesuai dengan permendikbudristek Nomor 30 pasal 25 ayat (1d)

Sampai saat ini para korban kekerasan seksual masih bingung akan melaporkan kemana kasus yang mereka alami Harusnya universitas telah mengimplementaasikan Permendikbudristek Nomor 30 tersebut Namun, nyatanya sampai berita ini terbit pihak universitas masih kurang jelas dalam menangani masalah pembentukan satgas yang merupakan kunci utama dalam menangani kasus kekerasan serta pelecehan seksual yang terjadi di kampus

Sebagai tambahan informasi aturan Permendikbudristek Nomor 30 tahun 2021 pada pasal 57 menyatakan bahwa Satuan Tugas yang menangani Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual yang sudah ada di Perguruan Tinggi harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri paling lama 1 (satu) tahun

Jika dihitung dari tanggal pengesahannya, dapat dikatakan bahwa aturan ini telah berjalan selama 11 bulan, bahkan saat ini UNM telah mengumumkan hasil pelatihan dan seleksi calon anggota panitia seleksi satgas PPKS tersebut di lingkungan perguruan tinggi

Lantas jika disimak kembali, apakah saat ini lingkup kampus sudah dapat dikatakan aman untuk seluruh mahasiswa?

Reporter: A Nur Ismi, Adinda Grace, Mildawati

Rekomendasi

[ESTE-EDU] 7 CARA MENGHADAPI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

Scan barcode atau buka link berikut: https://youtu be/nt7JAKS4Yek

Rekomendasi

RENTETAN

Scan barcode atau buka link berikut: https://vt tiktok com/ZSRVB7sgN/

6 Buletin
KASUS PELECEHAN DAN KEKERASAN SEKSUAL DI KAMPUS ORANGE
Estetika
Oktober 2022

KARTU PERPUSTAKAAN BERBAYAR KINI

JADI OPSIONAL, MAHASISWA TIDAK HARUS KELUARKAN BIAYA

Makassar, Estetika - Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Perpustakaan Universitas Negeri Makassar (UNM) mewajibkan mahasiswa untuk memiliki kartu perpustakaan ketika ingin menggunakan seluruh layanan yang ada di Perpustakaan UNM. Kebijakan ini tertuang dalam SK Kepala UPT Perpustakaan UNM No 62/UN36.14/PK/2021 yang disahkan oleh Wakil Rektor II UNM pada tahun 2021 dan mulai berlaku pada awal Januari 2022.

........Berlakunya kewajiban ini membuat pengunjung diantaranya mahasiswa wajib memiliki kartu perpustakaan ketika ingin mengakses layanan yang ada di perpustakaan. Kebijakan tersebut juga diikuti dengan adanya ketentuan baru yang diberlakukan oleh pihak UPT Perpustakaan UNM, yakni kewajiban menggunakan kartu perpustakaan berbahan plastik berjenis PVC dan dikenakan biaya. Ketentuan ini awalnya mulai berlaku sejak berjalannya SK tersebut dan diungkap langsung oleh Kepala UPT Perpustakaan UNM, Lu’mu Taris saat ditemui oleh Reporter Estetika pada Jumat (21/1) lalu.

Tak lama setelah itu, ketentuan tersebut berubah sehingga kartu perpustakaan jenis PVC ini menjadi hal opsional bagi mahasiswa ketika ingin memiliki kartu perpustakaan Pengunjung perpustakaan dapat memilih antara menggunakan kartu perpustakaan berjenis kertas atau PVC Hal ini dijawab langsung oleh Lu’mu Taris saat ditemui kembali di ruangannya pada Rabu (20/4) lalu

Ketentuan Awal: Wajib Menggunakan Kartu Perpustakaan Berbayar

........Awalnya, baik mahasiswa maupun pengunjung perpustakaan dapat memiliki kartu perpustakaan yang berbentuk kertas dan tanpa memungut biaya. Namun, sejak berlakunya SK tersebut, kewajiban memiliki kartu perpustakaan ini disertai dengan ketentuan baru .

Pihak UPT Perpustakaan

UNM yang mewajibkan

mahasiswa untuk

menggunakan kartu

perpustakaan berbahan

plastik jenis PVC dengan

biaya pembuatan sebesar Rp50.000.

Kepala UPT Perpustakaan UNM, Lu’mu Taris, mengatakan hal ini dilakukan untuk memudahkan layanan perpustakaan, apalagi dalam bentuk eletronik Kebijakan tersebut sudah lama ditetapkan dan memang baru mulai berlaku pada tahun 2022 ini

L 7 Buletin Estetika
Oktober 2022

Liputan Khusus Liputan Khusus

“Di seluruh ruangan akan ada scan barcode kartu, jadi ketika masuk sisa scan,” ucapnya.

Pada saat itu, Lu’Mu Taris, juga mengatakan bahwa ketentuan kartu perpustakaan berbayar ini salah satu bentuk optimalisasi aset untuk membantu universitas menuju

Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH)

Dilansir dari Kemendikbud go id , PTN-BH sendiri merupakan sebuah istilah perguruan tinggi negeri yang dapat berkembang secara otonom, mandiri, inovatif, dan kreatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia

Selain PTN-BH memerlukan kreativitas dalam mencari pendanaan Perguruan tinggi tidak melulu bergantung kepada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau uang

Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) mahasiswa

“Ini bentuk optimalisasi aset di mana pihak universitas memanfaatkan aset yang ada untuk menuju PTN-BH,” ungkapnya

Di sisi lain, mengetahui ketentuan baru tersebut tak ayal ada mahasiswa yang protes, pasalnya pemberlakuan tersebut terkesan tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, apalagi kartu perpustakaan menjadi syarat untuk penyetoran skripsi, sehingga mau tidak mau mahasiswa tetap harus membuatnya

Salah seorang alumni, Suciati Faisal, mengeluh akan adanya ketentuan baru yang diterapkan di Perpustakaan UNM tersebut Ia merasa kecewa akan keharusan untuk membuat kartu perpustakaan, terlebih dengan biaya yang terbilang cukup mahal dengan jenis PVC tersebut

“Saat itu, disuruh untuk urus kartu perpustakaan dan ternyata dibayar Rp50 000 Padahal mauji penyebaran tapi tetap disuruh bikin kartu, jadi yah sedikit kecewa dan emosi, tapi di sisi lain juga butuh,” tuturnya saat diwawancarai via Whatsapp pada Selasa (7/6) lalu

Tak hanya itu, ia menilai ini terkesan memberatkan karena keperluannya menggunakan layanan perpustakaan hanya sebatas menyetor skripsi dalam bentuk CD dan ia dikenakan kewajiban memiliki kartu perpustakaan senilai Rp50 000 saat itu

“Saat itu bertanya ka’, haruskah saya urus kartu itu? Apalagi satu kali ji kupake Mau saya apakan ini kartu selain pakai urus ini penyebaran skripsiku,” ucapnya

Ia juga menambahkan bahwa saat itu ia melakukan penyetoran skripsi pada Januari dan tak hanya dia yang melakukan pengurusan kartu perpustakaan, banyak mahasiswa yang saat itu juga melakukan pengurusan kartu perpustakaan berbayar tersebut

“Kalau dilihat dari daftar yang diisi, banyak yang urus pas hari itu,” tambahnya.

Perubahan Ketentuan, Yuk Kenali Ciri Kartu Perpustakaan Berbayar

Namun, ketentuan ini justru berubah saat Reporter Estetika kembali menemui Kepala UPT Perpustakaan UNM pada Rabu (20/4) lalu untuk meminta keterangan lebih lanjut mengenai kewajiban kartu perpustakaan berbayar tersebut

Berdasarkan pengakuan dari Kepala UPT Perpustakaan UNM, kebijakan untuk mewajibkan mahasiswa membayar kartu perpustakaan itu tidak benar, melainkan mahasiswa diberikan pilihan untuk memilih bentuk kartu perpustakaan yang ingin mereka miliki, baik yang berbentuk dalam kertas biasa maupun yang berbentuk seperti Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)

“Bukan berubah, sekarang itu mahasiswa keluar masuk perpustakaan sehingga kalau hanya kertas yang dipakai akan mudah rusak Makanya kami menyarankan untuk memakai yang versi seperti KTM,” ucapnya

........Ia juga menambahkan bahwa kebijakan yang mewajibkan untuk membayar kartu perpustakaan adalah orang-orang yang berada di luar lingkup UNM, karena kartu perpustakaan ini merupakan fasilitas dari UNM sendiri.

“Yang wajib itu untuk orang luar yang bukan UNM, karena ini merupakan fasilitas UNM,” tambahnya

Ia juga menambahkan bahwa kebijakan yang mewajibkan untuk membayar kartu perpustakaan adalah orang-orang yang berada di luar lingkup UNM, karena kartu perpustakaan ini merupakan fasilitas dari UNM sendiri

Perubahan kebijakan tersebut didukung pula oleh penjelasan Administrasi Perpustakaan, Soeharto, yang mengatakan mahasiswa tidak diwajibkan untuk membayar kartu perpustakaan Tetapi ia menyarankan untuk mahasiswa Pascasarjana (S2) untuk membuat kartu perpustakaan yang berbayar, agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama

“Tidak ada kewajiban untuk S1 kecuali untuk Pascasarjana karena biasanya lama jadi kadang gunakan yang berbayar harganya itu Rp50.000 karena bagus bahannya. Tapi kalau tidak mauji pake yang berbayar bisa yang terbuat dari kertas saja. Artinya pilihanji itu mau berbayar atau gratis,” jelasnya.

........Di akhir, salah seorang Staf Pustakawan, Dede Yulistia, mengatakan bahwa dari segi kegunaan kartu perpustakaan yang berbayar dan gratis semua sama, namun yang berbeda hanya dari bahan materialnya saja

8 Buletin
Estetika
Oktober 2022

Liputan Khusus Liputan Khusus

“Yang menjadi pembeda itu dari kartunya Yang berbayar itu tahan dan tidak mudah basah Kalau kegunaan antara yang gratis dan berbayar itu sama,” ujar staf asal Jeneponto tersebut

Setelah tinjauan tersebut, Reporter Estetika berhasil mewawancarai beberapa mahasiswa untuk mendengar tanggapannya mengenai fasilitas perpustakaan UNM serta pendapatnya mengenai kartu perpustakaan berbayar

Salah seorang mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Negara, Shafira, menanggapi bahwa dari segi fasilitas perpustakaan sudah lumayan cukup namun ada beberapa seperti komputer yang agak lambat sehingga menyulitkan mahasiswa dalam mencari buku

“Kalau fasilitas saya rasa 7/10 yah, komputernya agak lambat dan menyulitkan kita kalau mau mencari buku, dan kebanyakan buku yang tersedia buku lawas,” jelasnya.

Sedangkan dari segi pelayanan ia mengatakan pelayanan para pegawai perpustakaan baik, asalkan mahasiswa sendiri tetap mengikuti peraturan yang ada seperti tidak terlalu ribut, dan memiliki kartu anggota perpustakaan

“Pelayanannya baik kok kak Asal kita ikuti aturan saja mereka juga senang hati melayani kita,” ujar mahasiswa angkatan 2020 tersebut

Adapun ciri-ciri kartu perpus berbayar yaitu berbentuk seperti KTM, menggunakan bahan plastik berjenis PVC yang tidak mudah basah dan tahan, namun dari segi fungsional itu tetap sama dengan kartu perpustakaan berbahan kertas

Perpustakaan Ideal, yang Seperti Apa?

Sejatinya, perpustakaan ideal yang sesuai dengan hasil penetapan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 pada pasal 1 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa: 1) Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka

2) Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan

Namun, berdasarkan beberapa pernyataan mahasiswa mengatakan bahwa perpustakaan UNM sendiri masih kurang dalam hal penyediaan buku dan beberapa buku yang tersedia hanya buku-buku lama Sedangkan untuk wifi dan Air Conditioner (AC) nya sudah baik untuk suatu perpustakaan

Tetapi jika dilihat dari segi pelayanan, maka sudah dapat dikatakan lebih dari kata cukup Peraturan yang ada pun tidak jauh berbeda dengan perpustakaan pada umumnya yakni; memiliki kartu anggota perpustakaan, dilarang membawa makan dan minum, tas harus dititip di loker, dan dilarang berisik di dalam ruangan baca

Lebih lanjut, ia menanggapi mengenai kartu perpustakaan yang berbayar bahwasanya adanya kartu perpustakaan yang berbayar tersebut bukanlah masalah besar, apalagi jika dilihat dari segi ketahanannya

Ia juga mengatakan hal tersebut bisa menjadi salah satu Standar Operasional Prosedur (SOP) mahasiswa untuk akses fasilitas yang ada di perpustakaan.

“Kalau menurut saya itu juga tidak apa-apa soalnya lebih bagus juga kelihatannya dan segi ketahanannya lebih kokoh dan juga semua tempat pasti memiliki aturan Nah, mungkin dengan adanya kartu keanggotaan itu salah satu SOP kita untuk akses fasilitas yang ada di perpustakaan,” tambahnya

Di sisi lain, salah seorang mahasiswa, Rifka Asisa, memiliki tanggapan yang berbeda mengenai hal tersebut, menurut dia pembuatan kartu tersebut sebenarnya tidak perlu dilakukan jika itu harus berbayar Karena jika dilihat dari segi manfaat kedua kartu tersebut tidak ada perbedaannya Bahkan ia menyarankan lebih baik kartu tersebut dilaminating saja daripada harus membayar mahal

“Saya pikir tidak perlu, kalau cuman dari segi penampilan saja, itu mending tidak usah Soalnya buang-buang duit lebih baik dilaminating,” ucapnya.

........Sementara itu, mahasiswa Prodi Sejarah, Nafisah, menyatakan bahwa kartu anggota perpustakaan itu sebenarnya tidak perlu dibedakan, jika memang ada yang lebih bagus dan tahan lama, lebih baik ditetapkan saja walaupun hal tersebut berbayar

9 Buletin Estetika Oktober 2022
Contoh Kartu Perpustakaan Berbayar

Liputan Khusus Liputan Khusus

Ia juga menambahkan bahwa seharusnya kartu tersebut seharusnya gratis, mengingat UNM merupakan salah satu kampus negeri dimana hal itu memang harus diperadakan sebagai sarana dan prasarana

“Kalau saya tidak perlu sih dibedakan, kalaupun ingin buat kartu permanen mending dibayar sekali saja, dan malah harusnya gratis Apalagi UNM salah satu kampus negeri dan memang sudah menjadi ruang intelektual perlu peradakan sarana dan prasarana yang mumpuni untuk belajar, “ kata mahasiswi angkatan 2017 itu

Di samping itu, Reporter Estetika juga menghubungi beberapa mahasiswa yang menempuh pendidikannya di universitas yang ada di Makassar Berdasarkan data yang ditemukan ada beberapa universitas yang memberikan secara gratis kepada mahasiswa untuk kartu anggota perpustakaan dimana bentuknya layaknya kartu KTM, seperti Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Islam Makassar (UIM), serta ada pula Universitas yang hanya menggunakan KTM sebagai akses keluar masuk perpustakaan seperti Universitas Islam Alauddin (UIN) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Salah seorang mahasiswa dari Kampus Merah, Fitri Ayu, mengungkapkan bahwa benar perpustakaan di kampus dia sendiri memiliki kartu perpustakaan dan itu gratis serta bentuknya seperti KTM

“Ada, tidak berbayar dan berbentuk kartu pada umumnya seperti KTM,” ungkapnya

Indah Pratiwi, mahasiswa asal UMI juga menjelaskan kebijakan perpustakaan yang hanya cukup menggunakan KTM untuk mengakses layanan yang ada

“Nda ada kartu perpustakaan, yang ada menggunakan kartu mahasiswa Nanti discan barcodenya baru tercatat data diri ta yang masuk perpustakaan, namanya dan dari fakultas apa, ” jelas mahasiswa angkatan 2019 tersebut

Di sisi lain, mahasiswa UIN, Sasa (bukan nama sebenarnya) juga mengatakan bahwa ia dapat masuk atau mengakses layanan di perpustakaan menggunakan kartu KTM sebagai fasilitas akses yang diberikan oleh universitas

“Iya, kalau di UIN biasanya saya cuma pakai KTM untuk masuk perpustakaan,” ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut

Perlukah Kartu Perpustakaan Berbayar?

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 pada pasal 24 ayat (4) menyatakan bahwa setiap perguruan tinggi mengalokasikan dana untuk pengembangan perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan guna memenuhi standar nasional pendidikan dan standar nasional perpustakaan.

Lalu, mengapa mahasiswa perlu membayar senilai Rp50 000 untuk hanya sekadar sebuah kartu?

Lu’mu Taris mengungkapkan alasan adanya ketentuan ini karena bahan material yang diberikan universitas kepada pihak perpustakaan hanya berupa kertas, serta tidak ada bentuk material seperti kartu KTM sehingga pihak perpustakaan masih dalam proses untuk memohon anggaran kepada universitas

“Soal anggaran untuk material yang berbentuk KTM saya masih bermohon kepada pihak universitas, dan masih dalam tahap proses,” ujarnya

........Di sisi lain, Wakil Rektor Bidang Keuangan (WR II), Karta Jayadi, mengungkapkan bahwa dia telah mengetahui mengenai kartu berbayar yang disediakan oleh perpustakaan. Namun, ia mengatakan hal tesebut tidak bisa menjadi penghambat bagi mahasiswa untuk datang ke perpustakaan. Tujuan utama adanya kartu tersebut adalah untuk dapat dilayani saat menggunakan layanan UPT perpustakaan seperti peminjaman buku, kumpul skripsi, dan lain sebagainya

“Untuk urusan-urusan selanjutnya saya tidak tahu sampai mana Tapi untuk gratis, tetap bisa ke perpustakaan, jangan pinjam buku karena bukan anggota,” ungkapnya

Selanjutnya, ia juga ikut menanggapi mengenai singgungan terhadap kartu berbayar sebagai salah satu aset menuju PTN-BH Ia mengatakan bahwa hal tersebut terlalu sederhana untuk dikatakan sebagai sebuah aset untuk menuju PTN-BH dikarenakan kartu berbayar bukanlah hal wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa Mahasiswa juga bisa tetap mengunjungi perpustakaan secara gratis

10 Buletin Estetika Oktober 2022

Liputan Khusus Liputan Khusus

“Terlalu sederhana itu kalau untuk PTN BH harus bayar kartu perpustakaan. Kartu itu tidak wajib dimiliki, tetap aja ke perpustakaan membaca gratis,” ungkap mantan Dekan Fakultas Seni dan Desain tersebut.

Menindaklanjuti ketentuan ini, Reporter LPM Estetika menghubungi salah seorang alumni Universitas Alauddin yang merupakan mahasiswa alumni prodi Ilmu Perpustakaan, via WhatsApp Rabu (22/7)

Sarjana Ilmu Perpustakaan, Uswatul Ismi, mengatakan kebijakan mengenai sebuah universitas yang mengharuskan mahasiswanya untuk membayar sebuah kartu perpustakaan merupakan hal yang wajar untuk dilakukan Walaupun ada UUD yang mengatur tentang alokasi dana sebuah perpustakaan negeri Namun, hal tersebut bisa saja tak sesuai dengan kebutuhan suatu perpustakaan

“Menurut saya, tergantung dari kebijakan masing-masing Kita perlu tahu, di setiap lembaga, misalnya pepustakaan memiliki dana tersendiri Nah, misalnya nih ya di perpustakaan ada dana sekian persen itu kan dibutuhkan juga biaya operasional,” ujarnya

........Lebih lanjut, dapat dikatakan untuk kelancaran suatu perpustakaan pasti dibutuhkan dana operasional seperti pembelian kertas, komsumsi relawan, serta kebutuhan untuk pelayanan pengunjung Tetapi jika pembayaran tersebut sudah mencapai misalnya Rp100 000 untuk membuat sebuah kartu maka, sudah dapat dikatakan berlebihan Jika hanya Rp50 000 hal tersebut masih dalam batas wajar

“Jika kekurangan dana, misalnya ya sekedar pembuatan kartu perpustakaan itu bukan sebuah masalah. Kecuali, jika memang pembayaran yang bisa dikatakan mahal ya itu

PERPUSTAKAAN

tidak dibenarkan juga Misalnya Rp100 000 hanya untuk membuat kartu perpustakaan semata itu sudah berlebihan menurut saya,” lanjut alumni tahun 2017 tersebut

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam sebuah lembaga khususnya lembaga pendidikan anggaran atau sebuah uang agak sensitif untuk disinggung

Sudah kewajiban sebuah kampus untuk memberikan dana sesuai aturan yang berlaku untuk sebuah pelestarian bahan pustaka, dan selagi jasa yang ditawarkan oleh sebuah pelayanan perpustakaan sebanding dengan apa yang dibayar maka, dapat dikatakan wajar

“Di sini, kewajiban kampus memberikan dana sesuai aturan yang berlaku, apalagi jasa yang ditawarkan pada pelayanan perpustakaan perlu sebanding dengan harga yang dibayar,” lanjutnya

Terakhir, mahasiswa yang kerap disapa Ilmi itu mengatakan, setiap mahasiswa tidak wajib untuk memiliki kartu perpustakaan Memiliki kartu perpustakaan tidak menjadi tolok ukur seseorang, hanya saja untuk pelayanan peminjaman tidak diperkenankan bagi mahasiswa yang tidak memiliki kartu perpustakaan Perihal kartu perpustakaan dan

kartu-kartu lainnya itu hanyalah sebuah faktor pendukung akan diakuinya kita sebagai peserta didik pada sebuah lembaga pendidikan

“Bagi saya, mahasiswa tidak wajib memiliki kartu perpustakaan Hanya saja untuk pelayanan peminjaman tidak diperkenankan bagi mahasiswa yang tidak memiliki kartu perpustakaan. Soal kartu itu hanya sebuah penanda sebagai peserta didik di lembaga pendidikan,”tutupnya.

Hingga berita ini terbit, pihak UPT Perpustakaan UNM belum memberikan SK dan memperlihatkan isi kebijakan tersebut pada saat diwawancarai oleh Reporter LPM

Estetika

Reporter: A Nur Ismi, Mildawati, & St Fatimah

11 Buletin Estetika Oktober 2022
*
* *

Makassar, Estetika - “Lebih terasa nyaman sih, karena kenyamanan itu nomor satu daripada terkesan lebih modis bagi saya,” ungkap Kamila salah seorang mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Program Studi (Prodi) Sastra Inggris yang mengaku lebih memilih pakaian yang nyaman dibanding terlihat modis

Prinsip kenyamanan adalah salah satu poin yang paling ditekankan dalam busana kasual atau disebut casual style Makanya tak heran jika kini casual style menjadi salah satu gaya berbusana yang banyak diminati mahasiswa Hasil survei Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Estetika FBS UNM menujukkan bahwa sebanyak 92,5% atau 99 mahasiswa menyukai gaya pakaian yang nyaman untuk beraktivitas sehari-hari Hal tersebut menjadi bukti bahwa saat ini mahasiswa banyak mengadopsi casual style sebagai gaya busana yang digunakan ke kampus

Kenali Trend Fashion Mahasiswa FBS UNM

Saat ini ada banyak macam style yang dikenakan oleh mahasiswa, termasuk mahasiswa FBS Universitas Negeri Makassar (UNM) yang terlihat mengikuti perkembangan style

CASUAL STYLE: DARI PAKAIAN ANGKATAN LAUT, SUPORTER BOLA HINGGA JADI GAYA BERBUSANA MAHASISWA

Hal ini menandakan bahwa mahasiswa melek style Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Divisi Litbang

LPM Estetetika, sebanyak 43% atau 46 mahasiswa menjawab bahwa mereka mungkin mengikuti perkembangan mode

pakaian dan sebanyak 33% atau 35 mahasiswa menyatakan secara tegas bahwa ia selalu mengikuti perkembangan mode pakaian

Apakah kamu mengikuti perkembangan mode pakaian? (107 jawaban)

Ya 33%

Mungkin 43%

Tidak 24%

Salah satu style yang kini banyak dijadikan sebagai fashion mahasiswa adalah casual style Busana kasual merupakan busana yang sederhana, praktis, nyaman dipakai, dan longgar Busana ini biasanya dikenakan sehari-hari dan dalam suasana

12 Buletin Estetika Oktober 2022
Feature

santai atau tidak formal, namun harus disesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilakukan, misalnya dirumah, kuliah, belanja, jalan-jalan, dan lain-lain

Casual style lebih menekankan pada kenyamanan dan ekspresi pribadi si pemakai Modelnya bisa berupa perpaduan rok dan blus, celana panjang/pendek, atau dress Bahan yang digunakan biasanya dari bahan yang kuat menyerap keringat dan nyaman dipakai misalnya jeans, kaos, katun, dan sebagainya

Pakaian yang tergolong casual style biasanya terdiri dari celana jeans, kulot, maupun rok yang dipadu-padankan dengan kemeja, baju kaos, hoodie maupun crewneck Pemilihan warna pengguna casual style pun biasanya menggunakan warna yang soft, netral dan tidak terlalu cerah seperti krem, abu-abu, coklat susu, hitam, putih dan lain-lain Dengan mengutamakan kenyamanan dan tetap terlihat modis, maka tak jarang pengguna casual style mengkombinasikan baju kaos dengan kemeja yang tidak dikanci dan baju crewneck maupun baju kaos yang dipadukan dengan celana jeans

Perempuan biasanya memiliki banyak variasi model dalam menerapkan casual style itu sendiri Misalnya menggunakan hoodie dengan bawahan jeans Hoodie yang merupakan baju lengan panjang yang memiliki desain saku pada bagian depan nampaknya menjadi pakaian yang cocok dipadukan dengan celana jeans Bukan hanya hoodie, crewneck dengan ciri khas memiliki kerah yang berbentuk bulat juga menjadi salah satu variasi casual style yang dipadukan dengan celana jeans Selain itu, terdapat pula modifikasi dalam penggunaan crewneck yaitu memakai kemeja terlebih dahulu, kemudian diluarnya menggunakan crewneck Kerah yang ada pada kemeja lalu dikeluarkan sehingga menimbulkan kesan casual dan formal

Dalam mengadopsi busana casual style, perempuan yang mengenakan hijab biasanya memadukan antara kemeja dengan baju kaos Baju kaos tersebut menjadi dalaman sedangkan kemeja difungsikan sebagai outer atau luaran Tak lupa pakaian tersebut dikombinasikan dengan kulot, jeans hingga rok sebagai bawahannya Variasi lainnya adalah menggunakan kaos lengan pendek yang dipakai dengan manset untuk menutupi tangan Penggunaan baju kaos pendek dapat menciptakan kesan nyaman dengan tetap modis dan menutup aurat karena menggunakan manset di bagian dalam

Tak ingin ketinggalan, casual style ini bukan hanya diperuntukkan untuk kaum hawa saja melainkan juga dapat digunakan oleh kaum adam Sama seperti perempuan, variasi casualstyle bagi laki-laki dapat berupa penggunaan hoodie, crewneck, dan baju kaos dengan celana jeans maupun penggunaan kemeja yang difungsikan sebagai outer dengan memadukan baju sebagai dalaman hingga perpaduan antara kemeja dan crewneck Gaya casual style antara perempuan dan laki-laki sebenarnya tidak jauh berbeda,

mengingat pakaian-pakaian tersebut tidak spesifik ke

dalam satu gender saja Variasi lainnya untuk casual style

laki-laki berupa penggunaan kemeja casual dengan

bawahan jeans maupun celana yang dengan bahan kain Kemeja casual di sini merujuk pada kemeja yang bahan dan coraknya memiliki karakteristik sendiri Pemakaian kemeja casual biasanya dibiarkan terbuka dan tidak dikancing

Casual style Jadi Pilihan Outfit Mahasiswa

Casual awalnya berasal dari Kota New York dengan model seadanya, warnanya hanya tersedia satu yaitu putih dengan pola pakaian satu bagian yang dicirikan dengan kacing bagian depan Kemudian pada perang Amerika dan Spanyol tahun 1898-1913, muncullah kaos dengan pola leher bulat dan lengan pendek yang pada saat itu sering digunakan sebagai baju dalam oleh angkatan laut Penggunaannya semakin marak saat mulai memasuki cuaca tropis yang digunakan oleh mariner untuk menyelam kebawah laut Mulai saat itu, pakaian casual mulai digunakan untuk semua kalangan

Lain halnya, dilansir dari BBC News, rupanya tren casual dimulai sejak para Liverpudlians (suporter Liverpool) bertandang ke stadion lain di Eropa dengan maksud mendukung tim kesayangan mereka pada akhir 70-an Mayoritas dari mereka adalah kelas pekerja Penggunaan Casuals ini mulai banyak dikenali ketika The Reds bertanding melawan St Etienne di perempat final Liga Champions pada tahun 1977-1978, di mana kala itu Liverpool yang menjadi juaranya Sejak kemenangan inilah casual mulai mengundang perhatian para pecinta sepak bola dikarenakan gaya berbusana mereka yang cukup kosmopolit karena memadukan berbagai jenama mahal di lintas Eropa

........Pada tahun 1902 dianggap sebagai tahun kebangkitan pakaian casual karena banyaknya perusahaan garmer yang mulai tertarik dalam memproduksi dan mengembangkan pakaian casual, bukan hanya baju kaos, tetapi juga celana panjang Pada tahun 1902 juga sudah banyak perusahan garmer yang mulai memperkenalkan produk mereka dan terus mengembangkannya dari segi model

Buletin Estetika Oktober 2022
13

Pada tahun 1960 telah mengalami perubahan besar Hal ini selaras dengan kemunculan plastisol untuk yang pertama kalinya, di mana dikenal sebagai generasi psikedelik Pada masa ini dikenal sebagai masa kemunculan warna-warna cerah, seperti munculnya dasi warna warni serta pakaian dianggap menjadi ajang berekspresi.

Seiring perkembangan zaman, hingga saat ini pakaian casual kaos sudah bervariasi Tidak hanya sebagai pakain luar saja tetapi masyarakat sudah bisa memvariasikan penggunaannya Salah satunya yaitu penggunaan kaos berlapis menggunakan outer Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan penampilan yang nyaman bagi pemakainya Bahkan, saat ini penggunaan kaos sudah dikombinasikan sehingga dapat digunakan dalam acara formal maupun nonformal

Hingga kini, industri fashion di Indonesia pun sedang berkembang pesat, salah satunya casual style yang ramai di kalangan anak muda Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang sudah mengarah pada pemenuhan life style dalam berbusana, sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan berbusana pada saat ini tidak hanya menutupi tubuh, tetapi juga sebagai sarana berkomunikasi yang dapat memperlihatkan gaya hidup dan identitas pada pemakainya

Fungsinya juga hampir sama dengan penggunaan kaos pada tahun 1960 di mana pakaian casual digunakan sebagai ajang penyaluran ekpresi diri Hal itu juga dipastikan akan selalu berkembang pada tahun-tahun selanjutnya seiring dengan perkembangan internet yang semakin pesat.

Tidak ingin ketinggalan, kini mahasiswa menjadi salah satu kaum yang banyak mengadopsi gaya busana casual untuk digunakan ke kampus Jenis busana casual yang dipadupadankan pun bermacam-macam. Mulai dari kemeja, kulot, baju kaos, hoodie, crewneck dan rok. Enam macam pakaian tersebut sering divariasikan penggunaannya. Misalnya kemeja dengan kulot ataupun rok dengan hoodie.

Apakah kamu biasanya memadukan kemeja dengan celana kain/kulot/rok saat ke kampus? (unisex) (107 jawaban)

Hal serupa juga diakui oleh sebanyak 26% atau 28 mahasiswa memilih kadang-kadang memadukan kaos dengan kemeja, 16% atau 17 mahasiswa mengaku sering dan sebanyak 8% atau 8 mahasiswa menegaskan selalu memadukan kaos dean kemeja saat ke kampus

Apakah kamu biasanya memadukan baju kaos dengan jeans/celana kain/rok saat ke kampus? (unisex) (107 jawaban)

Tampilkan Karakter

Fungsi pakaian ternyata tidak hanya digunakan untuk menutup tubuh atau bergaya saja Lebih dari itu, pakaian yang kita kenakan secara tidak langsung dapat menujukkan karakter Berdasarkan pendapat salah seorang pakar, Nordholt menilai bahwa pakaian merupakan ekspresi dari identitas sesorang karena ketika memilih pakaian baik di toko atau di rumah, berarti orang tersebut mendefenisikan dan mendeksripsikan diri sendiri. Sehingga bukan tidak mungkin dibalik pakaian yang dikenakan sebenarnya menjadi cerminan kepribadian seserang.

Berdasarkan hasil survei Divisi Litbang LPM Estetika, sebanyak 34% atau 36 mahasiswa mengaku selalu memadukan kemeja dengan celana kulot, kain maupun rok Sedangkan sebanyak 23% atau 25 mahasiswa memilih sering memadukan baju kaos dengan jeans, celana kain, atau rok saat ke kampus

........Sejalan dengan hal tersebut, salah seorang mahasiswa FBS yang mengadopsi tren casual style mengaku setuju dengan pendapat Nordholt. Putri Dianing Rahayu mengungkapkan bahwa secara tidak langsung ia menunjukkan karakternya melalui warna pakaian yang dikenakan. Putri menyebutkan bahwa warna pakaiannya tidak asal pakai, sebab perpaduan warna yang digunakannya ke kampus berkaitan dengan karakter yang dimiliki. Ia suka memakai pakaian bewarna merah yang menujukkan karakternya sebagai individu yang berani dan selalu bersemangat.

"Saya lahir di hari selasa dan saya menyukai pakaian berwarna merah, itulah mengapa saya tidak menyukai warna lain selain warna merah Warna merah yang artinya pemberani dan berapi-api, itu sama dengan karakter saya," ungkap mahasiswa asal Jawa tersebut

Buletin Estetika Oktober 2022
Mahasiswa FBS UNM Sebut Bergaya Untuk
14 Selalu 34% Sering 23% Kadang-kadang 21% Jarang 12% Tidakpernah 10%
Tidakpernah 29% Sering 24% Jarang 23% Kadang-kadang 21% Selalu 3%
Tidakpernah 36% Kadang-kadang 26% Sering 16% Jarang 14% Selalu 8%
Apakah kamu biasanya memadukan kaos dengan kemeja? (unisex) (107 jawaban)

"Saya lahir di hari selasa dan saya menyukai pakaian berwarna merah, itulah mengapa saya tidak menyukai warna lain selain warna merah Warna merah yang artinya pemberani dan berapi-api, itu sama dengan karakter saya," ungkap mahasiswa asal Jawa tersebut

Lebih lanjut, Putri mengatakan bahwa ia menyukai paduan warna merah dengan hitam atau merah dengan putih karena warna yang dipadukan dengan warna merah adalah warna yang netral sehingga cocok dipadukan dengan semua warna

"Saya suka memadukan hitam ataupun putih dengan warna merah," tambahnya

Namun berbeda dengan Nur Aridha Darmas Rupanya apa yang diyakini Putri berbeda dengan mahasiswa angkatan 2020 tersebut Aridha justru mengungkapkan sebaliknya Ia menjelaskan bahwa perpaduan warna dalam baju yang dikenakannya tidak menggambarkan karakter yang dimiliki, melainkan sesuai dengan suasana hati

"Kalau dari saya sendiri menyesuaikan sama mood aja sih," jelasnya

Tambahan Aksesesoris Jadi Hal Penting Sempurnakan Outfit, Sesuaikah Aturan Kampus?

........Tidak sedikit mahasiswa yang memakai aksesoris tambahan ke kampus. Aksesoris bisa dikatakan sesuatu yang penting untuk melengkapi outfit yang dikenakan pada tubuh

Walaupun tujuan utama kita adalah belajar, namun memakai tambahan aksesoris dapat membuat suasana hati kita menjadi senang dan disenangi oleh banyak orang Aksesoris yang dimaksud pun bermacam-macam jenisnya Mulai dari topi, kacamata, kalung, gelang hingga jam tangan menjadi barangbarang pelengkap outfit saat ke kampus Divisi Litbang LPM

Estetika menemukan fakta bahwa sebanyak 28% atau 28 mahasiswa selalu menggunakan aksesoris tambahan saat ke kampus

Apakah kamu biasanya menggunakan accessories tambahan (topi/kacamata/kalung/gelang/jam tangan/dll) saat ke kampus? (107 jawaban)

Litbang LPM Estetika mengemukakan sebanyak 37% atau 40 mahasiswa mengaku selalu menggunakan sneakers saat ke kampus, 26% atau 28 mahasiswa memilih sering, 15% atau 16 mahasiswa memilih kadang-kadang dan sebanyak 11% atau 11 mahasiswa mengungkapkan jarang menggunakan sneakers saat ke kampus

Apakah kamu biasanya menggunakan sneakers saat ke kampus? (unisex) (107 jawaban)

Barang lainnya yang tak luput digunakan sebagai aksesoris tambahan adalah totebag Menilik hasil survei Divisi Litbang LPM Estetika, sebanyak 25% atau 28 mahasiswa memilih selalu menggunakan totebag saat ke kampus, 30% atau 28 mahasiswa sering menggunakannya, 15% atau 16 mahasiswa masih kadang-kadang memakainya, 8% atau 9 mahasiswa lainnya memilih jarang dan sebanyak 22% atau 24 mahasiswa menegaskan bahwa mereka tidak pernah menggunakan totebag saat ke kampus

Apakah kamu biasanya menggunakan totebag saat ke kampus? (107 jawaban)

........Memakai aksesoris tambahan juga dapat membuat tampilan kita menjadi keren. Namun, berbeda halnya dengan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jerman, Adinda Magfirah, menuturkan bahwa ia menggunakan aksesoris jam tangan dan kacamata setiap hari ke kampus karrena memiliki tujuan

"Iya, saya biasa memakai jam tangan untuk bisa mengetahui jam, sama halnya dengan kacamata, membantu saya dalam melihat," tuturnya

memilih kadang-kadang memadukan kaos dengan kemeja, 16% atau 17 mahasiswa mengaku sering dan sebanyak 8% atau 8 mahasiswa menegaskan selalu memadukan kaos dean kemeja saat ke kampus

Salah satu aksesoris tambahan yang disebut sebagai benda yang lumrah digunakan adalah sneakers Dari hasil survei Divisi

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa aksesoris yang digunakan yaitu kacamata tidak menyalahi aturan kampus dan sudah sesuai karna memiliki tujuan yaitu untuk membantunya dalam melihat

"Sesuai, karena aksesoris yang saya pake itu tidak berlebihan dan membantu saya dalam melihat," lanjutnya

Reporter: Aulia Ulva & Dwi Atmawati Syarif

Buletin Estetika Oktober 2022
15
Selalu 262% Sering 215% Tidakpernah 206% Kadang-kadang 206% Jarang 112% Selalu 37% Sering 26% Kadang-kadang 15% Tidakpernah 11% Jarang 11%
Sering 30% Selalu 25% Tidakpernah 22% Kadang-kadang 15% Jarang 8%

Wansus Wansus

LBH MAKASSAR, PERLU ADANYA EDUKASI TERKAIT

NORMALISASI KEKERASAN SEKSUAL YANG KERAP TERJADI

Makassar, Estetika - Masih ingatkah sahabat Estetika

dengan sejumlah kasus yang terjadi di UNM? Beberapa kasus terbukti dilakukan karena banyaknya normalisasi yang dilakukan oleh sejumlah orang-orang Hal tersebut masih sangat lumrah Maka dari itu, Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)

Estetika Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan survei mengenai “Bentuk Pelecehan Seksual di Kampus” untuk mengetahui bentukbentuk pelecehan seksual yang masih banyak orang belum paham bahwa itu pelecehan dikarenakan normalisasi pelaku Survei ini disebarkan melalui kuisioner Google Form selama delapan belas hari terhitung sejak Kamis (2/6) hingga Minggu (19/6) lalu Jumlah responden pada survei ini sebanyak 33 mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas di UNM

Pengambilan data ini dilakukan dengan menggunakan metode random sampling Pada survei ini, untuk menjaga kualitas data ada beberapa hal yang dilakukan, diantaranya melakukan kuisioner tertutup dimana responden yang menjawab keseluruhan kuisioner dengan kata “tidak” maka akan dieliminasi Selain itu, dilakukan studi dokumen dengan melihat isi Permendikbudristek No 30 tahun 2021

Menurut survei ini, mayoritas responden berasal dari mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) yakni sebanyak 11 mahasiswa, sebanyak 7 mahasiswa berasal dari Fakultas Teknik (FT), disusul 5 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan

Hukum (FIS-H), masing-masing 3 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Fakultas Psikologi (FPsi), serta masing-masing 2 mahasiswa berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Dari 21 bentuk kekerasan seksual yang tertuang dalam Permendikbud No 30 tahun 2021 yang telah disahkan pada 3 September 2021 lalu, tim Divisi Litbang LPM Estetika FBS UNM memuat 15 bentuk kekerasan seksual yang ada di kampus berdasarkan pada bentuk-bentuk kekerasan seksual tersebut masih banyak orang yang belum paham/mengetahui bahwa hal tersebut adalah pelecehan seksual

Dalam Permendikbud No 30 tahun 2021 merincikan bahwa bentuk kekerasan seksual meliputi tindakan yang dilakukan secara verbal, fisik, serta melalui teknologi informasi dan komunikasi

Kekerasan seksual yang dilakukan secara verbal merujuk pada tindakan menggunakan lisan maupun gerakan tubuh yang bersifat seksual tanpa melibatkan sentuhan fisik Dari survei tersebut ditemukan 10 kasus kekerasan seksual bersifat verbal yang meliputi sebanyak 22 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan fisik, kondisi tubuh, dan/atau identitas gender korban, 6 mahasiswa pernah

mengalami/menyaksikan

Buletin Estetika Oktober 2022
16

Wansus Wansus

seseorang memperlihatkan alat kelaminnya dengan sengaja tanpa persetujuan korban, 29 mahasiswa pernah

mengalami/menyaksikan ucapan yang memuat rayuan, lelucon, dan/atau siulan yang bernuansa seksual pada korban, 26 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan

seseorang menatap dengan nuansa seksual dan/atau tidak nyaman, serta 6 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan

seseorang mengintip atau dengan sengaja melihat korban yang sedang melakukan kegiatan secara pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat pribadi

Adapun sebanyak 8 mahasiswa pernah

mengalami/menyaksikan seseorang membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam korban untuk

melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang tidak

disetujui oleh korban, sebanyak 4 mahasiswa pernah

mengalami/menyaksikan seseorang memberi hukuman atau sanksi yang bernuansa seksual, 2 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan seseorang membuka pakaian korban tanpa persetujuan korban, sebanyak 5 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan seseorang memaksa korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual, serta sebanyak 6 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan seseorang mempraktikkan budaya komunitas Mahasiswa, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan yang bernuansa kekerasan seksual

Selain itu bentuk kekerasan seksual bersifat fisik yaitu menyentuh, meraih atau melakukan kontak fisik yang bernuansa seksual tanpa adanya persetujuan Dari survei ini terdapat 16 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan seseorang menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium dan/atau menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh korban tanpa persetujuan korban

........Lebih lanjut, kekerasan seksual yang dilakukan melalui teknologi informasi dan komunikasi yang biasa dikenal dengan istilah sexing merupakan aktifitas mengirim pesan atau gambar seksual secara eksplisit atau menonjolkan materi seksual melalui produk teknologi yang terhubung jaringan internet. Terdapat 4 kasus yang ditemukan yakni, 8 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan seseorang mengambil, merekam, dan/atau mengedarkan foto dan/atau rekaman audio dan/atau visual yang bernuansa seksual tanpa persetujuan korban, sebanyak 9 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan seseorang mengunggah foto tubuh dan/atau informasi pribadi yang bernuansa seksual tanpa persetujuan korban, serta 8 mahasiswa pernah mengalami/menyaksikan seseorang menyebarkan informasi terkait tubuh dan/atau data pribadi korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan korban

Berangkat dari hal tersebut, Tim Estetika akhirnya menemui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar untuk berdiskusi -terkait normalisasi yang sering dilakukan di

lingkungan kampus Berikut hasil wawancara kami dengan Melisa Ervina Anwar selaku Staf Divisi Hak Perempuan, Anak, dan Disabilitas YLBHI-LBH Makassar yang terangkum lewat wansus

Hal apa saja yang mendasari pelaku melakukan tindakan pelecehan?

Pelaku pelecehan bisa siapa saja tanpa melihat gender, baik itu laki-laki maupun perempuan Semua bisa menjadi pelaku ataupun korban karena adanya relasi kuasa, dan terkadang melihat korban sebagai objek seksual Pelecehan seksual bisa terjadi karena masalah pikiran seseorang bukan karena pakaian yang dipakai, dan juga perempuan sering dianggap sebbagai objek seksual

Jika normalisasi ini sering terjadi, apa dampak bagi korban?

Jika normalisasi terjadi, maka kekerasan seksual akan terus terjadi Perlu adanya tindakan edukasi di setiap ruang, sedari kecil kita perlu memahami sex education dan juga normalisasi kekerasan seksual bisa terjadi jika seseorang memilih untuk pura-pura tidak paham

Dari perspektif korban, apa langkah yang harus diambil untuk mencegah normalisasi ini. Mengingat korban sulit untuk speak up?

Jika kita menggunakan perspektif korban dan kita berhadapan dengan korban yang belum siap untuk melapor maka kita kembali dengan pilihannya (korban) Kita tidak bisa mendikte korban, namun hal yang pertama kita lakukan itu adalah mendengarkan ceritanya, bagaimana kita menjadi support system korban Kedua kita harus percaya pada korban bahwa ceritanya valid dan juga harus bisa menjaga rahasia korban Ketiga, yaitu kita menawarkan bantuan kepada korban, baik barupa bantuan hukum untuk mendapat keadilan ataupun bantuan pemulihan psikis korban Keempat, kenali batasan dalam artian jika korban membutuhkan bantuan hukum untuk mendapat keadilan maka bantulah, begitupun jika korban meminta bantuan pemulihan. Semua harus berdasarkan persetujuan korban.

Mengapa masih banyak pelaku kekerasan seksual itu berasal dari latar belakang yang baikbaik?

Kalau bicara dengan pelaku kekerasan seksual tidak melihat status berdasarkan strata pendidikan seseorang Strata pendidikan atau sosial seseorang itu tidak menentukan bagaimana moral dan perilaku yang dimilikinya Bisa jadi orang-rang yang berasal dari strata pendidikan yang tinggi terkadang lebih mudah memanipulasi korban karena relasi kuasa yang dimiliki

Estetika Oktober 2022
Buletin
17

Wansus Wansus

Apa yang mendasari korban sehingga takut untuk speak up?

Karena korban takut disalahkan (victim blaming) juga kekhawatiran korban karena tidak memiliki saksi, dan terakhir ketidakpercayaan korban kepada aparat penegak hukum

Bagaimana cara membedakan saksi dan bukti pada kasus kekerasan seksual?

Saksi menurut UU PPKS itu keterangan korban sudah bisa dijadikan saksi, tapi UU PPKS bisa digunakan setelah disahkan Jika belum disahkan berarti masih RKUHP, dan di RKUHP itu minimal dua saksi

KOMIK JURNALISTIK

Namun jika saksinya hanya korban saja, maka akan diperkuat dengan bukti berupa hasil visum, dokumen psikolog, dan saksi petunjuk (cctv)

Menurut pandangan anda mengapa perempuan selalu dijadikan sebagai objek seksual?

Karena perempuan dianggap objek yang lemah, dan juga adanya relasi kuasa oleh pelaku dan perempuan mudah dimanipulatif perasaannya sehingga perempuan selalu dianggap objek pelecehan

Reporter: Uswatun Hasanah

HARI BULAN BAHASA

18 Buletin Estetika Oktober 2022

SOSOK DIBALIK TERCIPTANYA SOKOLA

PESISIR, SARAH TAMINI PRADOTO

Makassar, Estetika - Sekolah menjadi rumah kedua bagi sejumlah anak-anak untuk mengejar ilmu dan berinteraksi dengan sesamanya Namun, seringkali dijumpai anak-anak yang belum mendapatkan haknya untuk menempuh pendidikan atau tidak bersekolah Sampai muncullah Sokola Pesisir yang menjadi jawaban dari setiap permasalahan tersebut

Sokola pesisir hadir membawa kebahagiaan untuk anak-anak yang kurang mampu ataupun putus sekolah dengan memberikan mereka kesempatan untuk kembali mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya

Lantas, siapakah orang dibalik terciptanya Sokola Pesisir ini? Sosok luar biasa yang dapat memberi jawaban atas masalah yang dihadapi oleh sejumlah anak-anak terkait pendidikan?

Maka dari itu, Reporter Estetika pun turun secara langsung di Sokola Pesisir pada hari Kamis (2/6) pukul 10 00 WITA, untuk mencari tahu sosok dibalik terciptanya Sokola Pesisir ini Sampai kami bertemu dengan seseorang mengenakan style yang umumya digunakan oleh guru untuk mengajar, ia terlihat elegan namun tetap berwibawa saat itu

........Sarah Tamimi Pradoto, saat ini ia tengah menginjak usia 30 tahun, dan ketika ditanyai lebih dalam ia mengaku sempat bergabung di Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) dan banyak belajar mengenai isu-isu sosial serta membaca buku tentang pendidikan alternatif. Dari situlah ia memutuskan untuk menjadi seorang relawan.

Sejak memutuskan untuk menjadi seorang relawan, ia mengatakan bahwa keputusannya ini sempat diragukan oleh kedua orang tuanya.

"Nah, waktu awal-awal berkegiatan di Sokola Pesisir, orang tua merupakan tantangan karena mereka ingin saya mengajar atau kerja di tempat lain Namun, saya perlahan menjelaskan dan juga mereka melihat keseriusan saya berkembang di Sokola Pesisir,

sampai saya mengikuti exchangce program ke US untuk mempelajari lebih dalam tentang Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) dan bisa mengembangkan

Sokola Pesisir

Kami mewawancarainya selama kurang lebih satu setengah jam, ia terlihat sangat antusias dalam menceritakan pengalamanpengalamannya menjadi seorang relawan Berikut hasil wawancara kami: Bagaimana dedikasi anda untuk FBS UNM, atau karya yang telah dihasilkan?

"Selama di FBS saya bukan anak yang terlalu berprestasi karena pada zaman saya lembaga dibekukan jadi saya tidak bisa banyak berkarya, walaupun begitu saya banyak belajar dengan temanteman dari universitas lain Waktu itu saya bergabung di PPMI, saya aktif berkegiatan di sana dan sempat menjadi ketua panitia untuk Diklat Jurnalistik Tingkah Nasional dan lulus kuliah sudah jadi prestasi bagi saya "

Kami mendengar anda pernah menggeluti dunia jurnalistik, bisa dijelaskan?

Sejak saat itu orang tua saya sudah tidak pernah komplain, melaikan lebih menghargai jalan yang saya ambil dan sampai saat ini masih mendukung saya di Sokola Pesisir,” terangnya

........Selain menanyakan mengenai bagaimana dukungan keluarganya saat menjadi seorang relawan, kami juga menanyakan banyak hal dengan Sarah Tamimi Pradoto mengenai alasan kuatnya memilih untuk menjadi seorang relawan, bagaimana kegitan ia di Sokola Pesisir, kendala yang ia hadapi,

hingga bagaimana ia akhirnya bertahan

sampai hari ini Sarah Tamini Pradoto sempat mengatakan bahwa profesinya sebagai relawan di Sokola Pesisir sudah menjadi prioritas utamanya

"Iya, dulu pernah jadi anggota LPM Estetika FBS UNM, namun tahun 2011 lembaga di kampus dibekukan, jadi aktifitas jurnalistik yang kulakukan tidak banyak, hanya saya juga belajar dari teman-teman lembaga pers lain Kalau lembaga pers lain itu lebih sering kajian-kajian sastra, makanya dulu sering ikut "

Bagaimana anda memulai program Sokola Pesisir?

"Jadi Sokola Pesisir itu bukan saya yang cetuskan, awalnya saya sebagai relawan dan akhirnya sekarang jadi koordinator Sokola Pesisir sendiri awalnya hadir pada tahun 2005 dan merupakan program dari Sokola Institute Mereka datang dengan tujuan memfasilitasi anak-anak dan masyarakat untuk baca tulis hitung, karena dulu masyarakat

Sosok Sosok 19 Buletin Estetika Oktober 2022

di sini mayoritas belum bisa baca tulis dan menghitung Maka dengan adanya perpustakaan tidak terpakai, teman-teman dari Sekolah Institute menjadi fasilitator untuk belajar baca dan tulis serta menghitung Untuk Sulawesi Selatan sendiri, program Sekolah Institute ada dua, yaitu Sokola Pesisir dan Sokola Kajang di Kajang," jelasnya.

"Nah, untuk Sokola Pesisir sendiri lokasinya dekat dengan pusat kota, jadi perubahannya lebih cepat. Padahal awalnya hanya memfasilitasi baca tulis hitung, tapi seiring berkembangnya wilayah dan masyarakatnya, Sekolah Institute mulai memfasilitasi belajar komputer untuk anak remaja Dengan begitu akan membantu mengatasi mata pencaharian masyarakat,

"Di sini kan dulunya mata pencaharian masyarakat dominan sebagai nelayan, tapi karena adanya reformasi mereka harus mencari mata pencaharian lain, disinilah bagaimana Sokola Institute bisa membantu memfasilitasi remaja, anak-anak hingga masyarakat di sini untuk menghadapi perubahan itu," lanjutnya

Apakah ada kegiatan lain yang biasa anda lakukan di luar halhal berkaitan dengan Sokola Pesisir?

"Saya kerja sebagai guru Bahasa Inggris dan kerja di Lembaga Bahasa "

Bagaimana anda membagi waktu, antara untuk kegiatan anda dengan Sokola Pesisir?

"Karena saya suka pekerjaanku di sini, baik sebagai koordinator dan Guru TK Jadi untuk membagi waktu itu tidak sulit "

Apa saja kendala yang pernah dihadapi saat menjalankan program Sokola Pesisir ini?

"Kalau aku kendalanya mungkin lebih ke tantangan karena aku suka mengajar, tapi di sisi lain aku harus mengimbangi diri sebagai koordinator. Aku juga harus mendukung sekolah dari segi manajemen dan administrasi "

Bagaimana cara anda dan temanteman lainnya dalam menghadapi masalah tersebut?

"Tantangannya dari segi administrasi, misalnya aku harus banyak belajar sama mentor-mentor dan senior yang lain di sokola tentang gimana sih caranya membuat laporan keuangan yang baik Hal itu cukup jadi tantangan sendiri buat aku karena kemampuanku sebenarnya bukan kerja di bagian laporan, tapi harus banyak belajar aja sih supaya bisa ngerjain administrasi sama funding dan harus pintar-pintar memanfaatkan network Namanya sekolah harus cari funding kan, harus bisa banyak network jadi harus bisa memanfaatkan jaringannya Sokola Pesisir dan jaringanku supaya bisa bantu Sokola Pesisir "

Apakah Sokola Pesisir sendiri tidak menganggu jalannya aktivitas sehari-hari anda?

"Kalau saya pribadi menganggap Sokola Pesisir merupakan pekerjaan utama Sokola Pesisir itu prioritasku dan kerja di Lembaga Bahasa itu seperti part time aja sih sebenarnya I don’t know mungkin karena saya suka ngajar anakanak, saya suka berkegiatan di sini jadi saya merasa ini tidak mengganggu aktivitas saya di tempat lain "

Saat menjalankan Sokola Pesisir tentunya membutuhkan beberapa insentif dalam menjalankan program itu sendiri, kalau boleh tahu bagaimana cara

Anda untuk mengatasi masalah tersebut? Apakah selama dirancangnnya Sokola Pesisir ini ada pihak donator yang terlibat?

"Untuk donatur sebenarnya bisa dari siapa saja, namun biasanya yang mendanai Sokola Pesisir itu donatur lepas "

Sebelumnya, apakah anda sempat ingin menyerah saat menjalankan Sokola Pesisir itu sendiri? Apa ada faktor pendukung atau mungkin faktor penghambat saat menjalankannya?

"Pernah menyerah tapi saya bersyukur punya teman-teman yang selalu mendukung, jadi meskipun banyak tantangan yang kuhadapi nggak jadi menyerah dan anak-anak selalu bisa membuat aku jadi senang lagi."

Dari pihak keluarga sendiri, bagaimana perannya dalam pencapaian karir anda dan apakah orang tua anda menuntut untuk berprofesi sesuai dengan yang mereka inginkan?

"Keluarga itu sangat berperan dalam berbagai pencapaian dalam hidupku, kalau mereka tidak dukung saya saat masa-masa sulit mungkin saya tidak bisa Kalau orang tua itu tidak pernah menentukan saya harus berprofesi sebagai apa, mereka cuman mau saya bisa menjadi perempuan mandiri, bisa kerja dan berpenghasilan "

Apakah dari kecil anda memang sudah bercita-cita sebagai seorang relawan? Atau ada profesi lain yang anda inginkan?

"Jadi astronot kali ya, hehe Waktu kecil saya tidak pernah tahu mau jadi apa, tapi dulu saya tahu kalau saya mau jadi orang yang berguna nantinya "

Sosok Sosok 20 Buletin Estetika Oktober 2022

Seberapa penting Sokola Pesisir bagi anda?

"Sangat penting, karena di Sokola Pesisir saya menemukan passion saya mengajar anak di usia dini. Saya juga bertemu banyak orang di Sokola Pesisir, memiliki banyak jaringan berkat Sokola Pesisir, menemukan ilmu tetang pendidikan usia dini yang membantu karir saya sampai saat ini," katanya.

Apa harapan anda ke depannya tentang diri anda sendiri?

"Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depannya dan saya dapat berkontribusi lebih baik lagi dengan Sokola Pesisir dan terus mengajak banyak anak-anak muda di Makassar untuk beraktivitas di Sokola Pesisir "

Kalau harapan untuk Sokola Pesisir sendiri?

"Harapannya, semoga Sokola Pesisir selalu sukses, selalu bisa berkembang menjadi lebih baik lagi, bisa menjadi sekolah yang mandiri, dan lebih sistematik lagi," tuturnya

Pertanyaan terakhir, ada pesan untuk teman-teman sebagai relawan Sokola Pesisir?

"Pesannya sih jangan menyerah yah, karena pasti akan ada tantangan selama kita jadi relawan di Sokola Pesisir dan pastikan kamu tahu alasan kamu menjadi seorang relawan itu penting sebab dengan kamu tahu alasannya -

maka kamu pasti bisa terus bertahan "

Kami juga menanyakan terkait perkembangan

dari Sokola Pesisir yang ia jalani

Bagaimana perkembangan Sokola Pesisir dari pandemi ke pasca pandemi saat ini?

"Jadi pas pandemi anak-anak lebih sering belajar di rumah, bisa 2-3 kali seminggu, tapi sekarang sudah bisa belajar tatap muka kembali sampai empat kali pertemuan dalam seminggu, walau masih dibagi dua kelasnya Dengan program yang sekarang juga bisa lebih berfokus pada pendidikan anak usia dini, namun kegiatan seperti membaca, atau belajar fotografi dan videografi itu masih kondisional, saat anaknya ingin belajar kita memfasilitasi, namun belajar komputer sudah tidak lagi, " Jelasnya.

Apakah Sokola Pesisir memiliki volunteer baru untuk tahun ini, dan di kalangan mana saja yang bisa jadi volunteer?

"Untuk saat ini tidak, cuman tahun lalu kita mendapat volunteer dari kalangan mahasiswa, dan soal pembukaan volunteer yang dipublikasikan setiap tahun itu tidak, tapi kita selalu terbuka sama temen-temen yang mau datang untuk belajar dan mengajar anak-anak di sini "

Menurut anda sendiri, apa keuntungan atau benefit yang didapatkan jika mengikuti volunteer Sokola Pesisir ini?

"Secara umum, saat menjadi relawan, kita bisa ber bagi dari segi religi tentu nya berbagi

Apakah banyak mahasiswa yang ingin mendaftarkan diri jadi volunteer di Sokola Pesisir?

"Iya ada dari Universitas Hasanuddin, PNUP, UIN, YTUP, UNM "

Ada tips untuk para volunteer kedepannya saat ingin mendaftar menjadi volunteer di Sokola Pesisir?

"Tips pertama dari saya adalah jangan malu-malu datang ke Sokola Pesisir karena banyak yang mau jadi relawan tapi malu-malu untuk datang, padahal langkah pertama untuk menjadi bagian dari Sokola Pesisir adalah datang kemari. Tips kedua itu harus selalu rendah diri, itu yang paling penting karena kalau kita rendah diri gampang masuknya ke masyarakat."

Apakah Sokola Pesisir hanya ada di Makassar?

itu sesuatu yang baik, selain itu ketika kita berkomunitas dan jadi relawan maka ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari sisi lain dunia orang lain, bahkan bisa berdiri di sepatu orang lain menurutku itu sesuatu yang bisa kita dapatkan dengan menjadi relawan " sini namanya Sokola pesisir "

"Jadi Sokola Pesisir itu di bawahnya Sekolah Institute, foundernya adalah Butet Manurung Sekolah Institute ada beberapa program tapi beda-beda, seperti di Kajang namanya Sokola Kajang, Sokola Kaki Gunung di Jember, Sokola Asmat di Papua, Sokola Rimba di Jambi, dan baru-baru ini dibuka Sokola Tengger di Jawa Timur dan di Makassar

Reporter: St Marjani Ahmad

21 Buletin Estetika Oktober 2022
Sosok Sosok

Bedah Film

Film Kukira Kau Rumah, Menguak Isu

Mental Health yang Tabu

akan berteriak sekencang-kencangnya dan tidak memedulikan siapapun Hal tersebut, merupakan salah satu gejala dari gangguan psikologis yang diderita oleh Niskala, bipolar

Di samping itu, film garapan Umay Shahab ini juga menceritakan bagaimana tindakan serta perilaku orang tua serta orang-orang di sekitar Niskala dalam menjaga agar emosi Niskala tetap stabil Seperti yang terlihat pada cerita yang disajikan, orang tua dari Niskala (Dedi dan Mella) terlihat membatasi ruang gerak serta kebebasan Niskala Bahkan untuk menempuh pendidikan di bangku kuliah pun, ia sulit mendapatkan izin dari ayahnya

........Lebih lanjut, kisah romansa dalam film ini, dimulai pada saat Niskala dipertemukan dengan seorang laki-laki bernama Pram (Jourdy Pranata) Pram yang awalnya merupakan orang yang tidak begitu disukai oleh Niskala, lambat laun menjadi seseorang yang memberikan warna baru di dalam hidupnya Hal ini disebabkan oleh karakter Pram yang menyukai musik dan pandai menciptakan lagu sementara Niskala yang sedari dulu ingin bernyanyi dan tampil di depan umum merupakan perpaduan yang sempurna Pram kerap kali mengajak Niskala untuk bernyanyi di cafe tempatnya bekerja

Sekilas Kukira Kau Rumah

Dilansir dari kompas com Film Kukira Kau Rumah meraih rekor MURI dengan penonton terbanyak yakni 2 219 233 selama masa pandemi Hal ini karena tema yang diangkat termasuk tema baru, yaitu gangguan mental Menceritakan tentang seorang gadis pengidap bipolar yang dibalut dengan kisah persahabatan, keluarga, hingga percintaan menghiasi sepanjang film yang berdurasi 90 menit ini

Cerita Mental Health berbalut Romansa

........Gangguan mental seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai peristiwa kurang baik yang dialami dalam

kehidupannya sehingga mengakibatkan berubahnya

kepribadian seseorang. Salah satu gangguan mental yang disoroti yaitu bipolar. Permasalahan gangguan mental ini memungkinkan dialami oleh siapa saja tanpa memandang status, umur, gender, dan aspek-aspek lainnya.

Permasalahan gangguan mental yang dialami tokoh utama dalam film Kukira Kau Rumah ini mulai ditunjukkan pada adegan ketika Niskala (Prilly Latuconsina) kesulitan dalam mengontrol emosinya, bahkan pada tahap yang lebih tinggi

........Akan tetapi, karena keterbatasan ruang gerak serta gangguan psikologis yang diderita oleh Niskala, menjadi penyebab sahabat Niskala, yakni Dinda (Shenina Cinnamon) dan Oktavianus (Raim Laode) sangat menentang kedekatan keduanya, sebab Pram tidak mengetahui bagaimana kondisi Niskala. Hal ini merupakan upaya untuk menjaga stabilitas emosi Niskala. Kedua orang tua Niskala pun turut ikut andil dalam tindakan sahabat Niskala ini dengan memberikan tanggung jawab dalam menjaga serta menghindarkan Niskala dari hal-hal yang dapat memicu emosi Niskala menjadi tidak stabil.

Hingga suatu hari, kisah romansa ini harus berakhir ketika Pram dan Niskala sedang menyanyi di cafe, Dedi (ayah Niskala) melihat sangat marah dan langsung meminta Niskala untuk pulang dan berhenti berhubungan dengan Pram Dampak terburuknya ialah Niskala mengalami tantrum hingga harus dirawat di rumah sakit

Konflik yang Relevan dengan Realita Remaja

Tidak hanya Niskala yang dikekang dan dibatasi ruang gerak-

22 Buletin Estetika Oktober 2022

nya oleh orang-orang terdekat termasuk orang tua dan sahabatnya Pram juga merupakan sosok yang kesepian Ia tidak memliki teman cerita dan pendengar yang setia Hingga mereka yang memiliki kesamaan dipertemukan, Pram dan Niskala merasa telah menemukan warna baru dalam hidupnya Oleh karenanya, ketika melihat Niskala tengah dalam kondisi tidak stabil dan terlihat kacau, maka ia pun turut merasakan hal tersebut hingga pada akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya karena merasa bersalah Menurutnya ia menjadi salah satu penyebab Niskala seperti ini

Lebih lanjut mengenai gangguan mental yang diangkat pada film ini, berdasarkan hasil wawancara dengan Psikolog sekaligus salah satu dosen di Fakultas Psikologi (FPsi)

Universitas Negeri Makassar (UNM), Noviyanti Pratiwi, S Psi , M Psi , menjelaskan bahwa bipolar merupakan gangguan psikologis yang memiliki dua fase berbeda, yakni depresif dan manik

“Jadi, bipolar memang gangguan psikologis yang berhubungan dengan perubahan suasana hati, mulai dari posisi terendah yang umumnya biasanya orang sebut depresif ke posisi tertinggi atau yang biasanya orang sebut dengan manik,” ujarnya.

Kedua emosi tersebut dapat dikenali dengan beberapa gejala Fase depresif dapat dilihat dari sifat lebih banyak murung, bersedih, atau bahkan menyendiri Sedangkan pada fase manik, individu tersebut akan terlihat lebih energik, bersemangat, dan lebih termotivasi

Kedua emosi tersebut dapat dikenali dengan beberapa gejala Fase depresif dapat dilihat dari sifat lebih banyak murung, bersedih, atau bahkan menyendiri Sedangkan pada fase manik, individu tersebut akan terlihat lebih energik, bersemangat, dan lebih termotivasi

........Menilik dari hal-hal di atas, Tim Estetika telah mewawancarai beberapa narasumber terkait pendapat serta reaksi setelah menyaksikan film ini.

Salah seorang mahasiswi dari Program Studi (Prodi)

Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Nur Auliah Anisa Putri, manjelaskan bahwa pesan tentang mental health yang ingin disampaikan dari film ini tersampaikan Namun, tidak untuk kisah romansa yang disajikan yang masih tergolong biasa saja “Menurut saya, biasa saja untuk saya yang suka cerita romance, karena film ini lebih ke mental health dan pesan tentang mental health ini juga tersampaikan,” ujarnya

Di sisi lain, narasumber dari Prodi yang sama, Duta Aisyah Pratiwi, merasa bahwa film ini lebih menitikberatkan pada kisah romansa, keluarga, serta persahabatan Niskala, sehingga pesan mengenai mental health yang tertampil pada trailer tidak begitu tersampaikan

“Menurut saya, film ini tidak sesuai ekspektasi saya Sebab trailer yang ditampilkan sangat bagus, membuat saya mengira kalau filmnya akan membahas mengenai mental illness atau mental health, tetapi lebih membahas tentang konflik keluarga, sahabat, dan pacar Niskala,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dilihat bahwa perspektif setiap orang bisa saja berbeda, terutama dalam menangkap pesan yang disampaikan dari film yang ditonton, dalam hal ini film Kukira Kau Rumah

Pengidap Bipolar, Haruskah Dikekang dan Dibatasi Ruang Geraknya?

Dalam film tersebut, orang tua Niskala terlalu membatasi ruang gerak Niskala, terbukti saat masa SMA Niskala yang ditempuh dengan home schooling dan saat di bangku kuliah, Niskala harus menyembunyikannya kepada orang tuanya, terutama Ayahnya

Salah satu adegan di mana Ibu Niskala selalu memberikan pil kepada Niskala agar ia bisa mengatasi jika Niskala sedang berada di fase kambuh dan yang paling disoroti, orang tua Niskala tidak mau mendengar apa yang Niskala mau, apa yang Niskala ingin lakukan dan apa yang Niskala suka Hal inilah yang membuat Niskala semakin tertekan

Noviyanti Pratiwi, S Psi , M Psi , selaku psikolog menjelaskan bahwa peran keluarga sangat penting untuk pengidap bipolar

“Peran kerabat (keluarga) sangat penting untuk menjadi penentu keberhasilan dari treatment atau penanganan pada pengidap bipolar Misalnya, orang dengan diagnosis bipolar ini kemudian mendapatkan resep obat dari dokter, peran keluarga dalam hal ini sangat penting terutama dalam mengingatkan Kemudian hal lain yang bisa kita lakukan adalah kita perlu melakukan psikoedukasi pada keluarga untuk mengetahui lebih dalam tentang bipolar seperti mengetahui gejala-gejala bipolar, apa yang harus dilakukan ketika manik pun ketika pada posisi depresif Dengan kita memperkaya pengetahuan kita, kita akan tahu bagaimana penanganan yang baik untuk individu itu Dan kita harus menanamkan pada diri kita untuk tidak menjudge,” jelas dosen Psikologi UNM ini

23 Buletin Estetika Oktober 2022

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa diri sendiri juga berperan penting dalam mengatasi atau menjaga stabilitas emosi dari pengidap bipolar

“Individu dengan bipolar juga harus belajar memahami situasi mana yang membuat mereka merasakan emosi seperti marah, jengkel, dan lainnya Sebab, ketika dia dalam kondisi yang baik baik saja (tidak muncul gejala) dia akan mampu berpikir dengan jernih Jadi, yang harus dipahami oleh dia adalah bagaimana dia bisa memahami dirinya, bagaimana dia bisa menilai situasi apa yang membuat dirinya tertekan seperti apa,” tuturnya

Dilansir dari artikel satu persen, menjelaskan bahwa terdapat beberapa langkah untuk dapat hidup berdampingan dengan bipolar yakni:

Menerapkan gaya hidup sehat untuk mengontrol gejala bipolar

Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti mengatur pola makan dan tidur, memperhatikan perubahan emosi yang dirasakan, berkonsultasi dengan psikolog, dan bergaul dengan lingkungan yang suportif

Meredakan gejala bipolar dengan melalui pengobatan tradisional Beberapa bentuk pengobatan tradisional yang dapat dilakukan untuk menjaga stabilitas suasana hati dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti mengonsumsi obat tradisional dari bahan-bahan alami seperti minyak ikan, akar emas atau dengan obat-obat yang disarankan dokter.

Temukan support system untuk meredakan gejala bipolar. Dukungan serta kasih sayang dari orang terdekat tentunya akan memengaruhi perasaan seseorang menjadi lebih baik.

Oleh karena itu, memiliki support system dan lingkungan yang suportif akan membuat emosi menjadi lebih stabil dan membuat kita lebih merasa tidak sendiri. Support system juga dapat menjadi seseorang yang diandalkan untuk mengomunikasikan tentang perasaan yang tengah dirasakan.

Konsultasikan gejala bipolar yang dirasakan Gangguan bipolar adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh, oleh sebab itu sahabat perlu untuk mengkonsultasikan gejala ini jika telah merasakannya dan tidak melakukan selfdiagnosis

Dengan demikian, film Kukira Kau Rumah merupakan film yang dapat ditonton pada waktu senggang, sebab tidak hanya sebagai hiburan, film ini juga mampu memberikan pelajaran serta gambaran betapa pentingnya kesehatan mental dan peran orang-orang di sekitar

24 Buletin Estetika Oktober 2022
1 2 3 4. 5
(Sekadar
SKEFO
Info)

Mengemas Trauma sebagai Cerita

Penulis kawakan Jepang, Haruki Murakami, menjajalkan

begitu banyak hal yang bisa diulas dalam bukunya

Kronik Burung Pegas Ia penulis yang terlalu kaya dengan rerincian atau dalam dunia penulisan mungkin bakal disebut sebagai orang yang bernapas panjang

Ia bisa mengambarkan berlembar-lembar mengenai pakaian, tingkah laku, atau segala hal yang melekat di tubuh karakter yang sedang dihadapi tokoh utama Mengenai itu saja, kita sebagai pembaca dapat memperdebatkan apakah penggambaran karakter seperti itu terlalu berbelit sebab dalam beberapa kisah yang tidak diceritakan oleh tokoh utama, penggambaran seperti itu juga digunakan oleh karakter-karakter lain saat menceritakan kisah hidupnya Atau bisa jadi pembaca juga menganggap hal tersebut sebagai kepiawaian Haruki Murakami dalam bertutur

Teknik lain yang ditunjukkan Haruki ialah dengan menyebut berulang-ulang seorang tentara yang menembak harimau di kebun binatang, kelak akan mati di pengasingan Siberai Karena ia menyebutnya berulang-kali, pembaca dapat mengira peristiwa itu akan diceritakan secara rinci pada babbab berikut, tetapi Haruki malah tak menceritakannya sedikit pun meski cerita tentang kehidupan di Siberia mendapat porsi halaman yang lebih dari cukup untuk menyelipkan cerita itu

Betapa pun melimpah ruahnya hal yang bisa dibahas dalam Kronik Burung Pegas yang terbit pertama kali pada 1994, saya memilih untuk membahas hal bersifat spesifik saja Saat membaca Kronik Burung Pegas, saya menemukan hal yang saling berkaitan antar beberapa tokoh dalam buku ini yakni persoalan mengenai trauma dan bagaimana penulisnya memanfaatkan tokoh utama yang sangat piawai sebagai pendengar membuat tokoh-tokoh lain menjadi leluasa untuk menceritakan kisah traumatisnya Tokoh tersebut antara lain, Kreta Kano, Letnan Mamiya, Mei Kasahara, dan Nutmeg

Dalam buku tersebut, Kreta Kano diceritakan memutuskan untuk bunuh diri saat usianya menginjak dua puluh tahun, ia mengalami rasa sakit oleh penderitaan fisik yang sejati Pende-

ritaan fisik itu baginya merupakan rasa sakit yang tak terjangkau oleh penjelasan apa pun (hlm 123) Saat ia memutuskan untuk menabrakkan mobil yang ia kendarai untuk bunuh diri, di luar dugaan ia tidak mati oleh peristiwa itu Kejadian itu malah membuatnya menjadi mati rasa terhadap apa pun, saat ia diperkosa beramai-ramai oleh gerombolan yakuza ia tidak merasa sakit apa-apa juga tidak merasakan nikmat sedikit pun, dalam keadaan mati rasa, saya kehilangan bahkan kekuatan untuk mengakhiri nyawa saya sendiri (hlm 134) Kemudian suatu hari ia bertemu Noboru Wataya, kakak dari Kumiko Wataya, sebagai pelanggannya

Dari Noboru Wataya ia mendapatkan rasa sakit tak terkira Karena lelaki itu sudah menjebol sesuatu di dalam tubuh saya Sensasi dijebol itu menyatu dengan ingatan tentang lelaki itu dan tak mau hilang Dan di dalam diri saya terdapat semacam kotoran yang tak dapat dimungkiri (hlm 417)

Tokoh lainnya, Letnan Mamiya pada 1937 berangkat ke Manchuria dan ditugaskan sebagai staf Tentara Kwantung di Hsinking sebagai letnan dua yang bertugas di bagian topografi dengan spesialisasi membuat peta Setahun kemudian ia dan kedua tentara lain ditugaskan mendampingi seorang intelijen bernama Yamamoto meneliti situasi hidup dan kebiasaan orang Mongol yang tinggal di Manchukuo Ia sama sekali tidak menyangka perjalanan itu akan membuatnya menyaksikan peristiwa yang tidak bakal pernah ia lupakan Ia menyaksikan Yamamoto dikuliti hidup-hidup seperti seekor domba oleh prajurit Mongolia atas suruhan Boris yang seorang tentara Rusia dan dikenal dengan julukan si pengulit Ia muntah berkali-kali saat menyaksikan Yamamoto dikuliti Ia selamat dari peristiwa mengerikan itu, tetapi peristiwa tersebut membuatnya merasa hidup bagaikan cangkang yang sudah kosong Dan seberapa lama pun hidup sebagai cangkang kosong, itu tidak berarti hidup dalam arti yang sesungguhnya (hlm 231)

Peristiwa yang dialami Letnan Mamiya barangkali berjalinan dengan pendapat American Psichiatric Association dalam buku Everly dan Mitchell (1999) berjudul Critical

25 Buletin Estetika Oktober 2022
... dalam keadaan mati rasa, saya kehilangan bahkan kekuatan untuk mengakhiri nyawa saya sendiri.

Incident Stress Management yang menyatakan bahwa peristiwa traumatik timbul apabila seseorang individu berhadapan dengan kematian atau ancaman, kecederaan serius atau beberapa ancaman lain terhadap integrasi fisik Selain itu, Letnan Mamiya juga mengalami kesulitan dalam menjalin relasi romantis (Finkelhor & Browne, 1986), setelah melihat peristiwa pengulitan hidup-hidup Yamamoto, saya tidak pernah mencintai siapa pun sejak itu Saya sudah tidak bisa mengerti apa artinya mencintai seseorang Saya memejamkan mata, timbul sosok Yamamoto yang sedang dikuliti hidup-hidup (hlm 230)

Selain Kreta Kano dan Letnan Mamiya, masih ada beberapa tokoh yang sebenarnya juga mengalami peristiwa traumatis dan sempat menceritakannya ke Toru Okada, seperti Mei Kasahara yang menutup mata pacarnya saat dibonceng dan membuat pacarnya terjatuh dan meninggal peristiwa yang membuatnya memandang dunia ini sebagai kekosongan belaka atau tokoh bernama Nutmeg yang saat sedang berada dekat pelabuhan Sasebo dengan kapal angkut hampir ditembak dengan meriam oleh kapal selam tentara Amerika, namun peristiwa itu tiba-tiba gagal terlaksana karena tentara Amerika mendapat kabar bahwa pasukan Jepang telah mengumumkan menyerah tanpa syarat dan Nutmeg beserta rombongan kapal itu selamat dari ambang kematian

Toru Okada sebagai satu-satunya pendengar keempat tokoh itu memang tidak memberi penyembuhan atas situasi traumatis yang dialami oleh tokoh-tokoh tersebut Tetapi apa yang dilakukan Toru Okada dengan mula-mula menjadi pendengar yang baik membuat keempat tokoh tersebut leluasa bercerita dan atas itulah keempat tokoh itu menjadi merasa lebih lega setelah menceritakan kisah traumatis mereka Di dunia yang penuh dengan kata-kata ini, tiap orang merasa perlu berkata-kata dan kita sepertinya telah kehilangan orangorang yang bisa jadi pendengar

Hampir semua orang bangun tidur lupa dengan

mimpi mereka Sleep paralysis

Lucid dream

Identitas Buku

Judul

Penulis

Cetakan

Halaman

Penerbit

: Kronik Burung Pegas

: Haruki Murakami

: Cetakan Pertama, Mei 2019

: ix + 925 halaman

: Kepustakaan Gramedia Populer (KPG)

Profil Penulis

Muhammad Arifin, lahir di Kolaka Utara, Sulawesi

Tenggara Alumnus Universitas Negeri Makassar

(UNM) Salah satu pendiri kanal epigram or id dan komunitas Ruang Ketemu

Hal ini dapat disebabkan oleh kemungkinan bahwa tidur REM tidak terjadi secara normal, seperti biasanya serta biasanya otak kita tidak menyimpan hal-hal yang sifatnya tidak penting seperti mimpi kita

Sleep paralysis atau lebih dikenal dengan ketindihan bukanlah fenomena mistis Hal ini disebabkan mekanisme otak dan tubuh yang saling tumpang tindih dan tidak berjalan selaras saat seseorang tertidur sehingga saat seseorang terbangun tiba-tiba, seakan-akan terjadi kelumpuhan sementara

Lucid dream adalah keadaan saat seseorang bermimpi, namun sadar dan bisa mengendalikan apa yang terjadi didalamnya Hal ini dapat terjadi karena aktivitas elektrik pada otak dibagian tertentu mengalami peningkatan dan aktivitas ini sangat mirip dengan aktivitas saat seseorang terbangun dari tidurnya, namun hal ini terjadi pada seseorang tahap tidur REM

3 Fakta Unik Mimpi 26 Buletin Estetika
Oktober 2022

Bid’ah Cinta? Apakah Aku Pelakunya?

“Cinta adalah bentuk emosi manusia yang paling dalam dan paling diharapkan Manusia mungkin akan berbohong, menipu, mencuri, dan bahkan membunuh atas nama cinta dan lebih baik mati daripada kehilangan cinta Cinta dapat meliputi setiap orang dan dari berbagai tingkatan usia ” kata Robert J Stemberg, teori Segitiga Cinta sebagaimana termuat dalam suara com

Tulisan ini diperuntukkan bukan untuk kaum-kaum penganut mazhab is the most important thing Love?

Comfort? Bodo amatlah Mazhabmu nomor satu Ck ck ck kaku yah wuaak

Mari saling merangkul dalam ikatan cinta, Kawanku.

........Wanita dengan segala fantasinya, mencari jati diri hingga nyaris patah kaki. Menjelajah seisi negeri demi mencari cinta sejati. Hingga abai terhadap kritik dan caci.

Bid’ah sendiri dilansir dari Wikipedia berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya

Umumnya, bid’ah akan diidentikkan dengan sesuatu yang berbau sesat

Membuat sesuatu yang baru atau bahkan

dianggap menyelisiihi ajaran nabi Tak jarang di sosial media makhluk maha

benar bergelar netizen akan memberi

gelar kaum ngaNU kepada “dia” yang mereka anggap sebagai pelaku bid’ah

Di usia anak yang rentan yakni

10 tahun ke atas, yang merupakan

masa pubertas dengan segala

perubahan fisik dan emosional yang

terjadi pada mereka Biasanya di usia belasan mereka akan

cenderung mengalami ketertarikan

kepada lawan jenis Di usia rentan

ini mereka akan menaruh

ketertarikan kepada siapa saja yang

mereka anggap menarik,baik dari

segi fisik, maupun kemampuan

intelektual tanpa memedulikan

seluk-beluk atau identitas

keagamaan mereka Yang kelak, jika hubungan mereka berlanjut

akan menjadi momok menakutkan

bagi keduanya

Hari-hari indah yang mereka lewati dengan momen kasmaran, kenyamanan, rasa percaya, canda tawa bahagia, hingga angan hidup bersama ternyata di dalamnya terdapat duri tajam yang siap menusuk keduanya kapan saja

Tanpa mereka sadari, tembok tebal yang menjulang tinggi akan menjadi pemisah yang tak kalah menakutkan dari sekadar cinta dengan berbeda keyakinan atau anak beken menyebutnya Love Different Religion (LDR)

Dewasa ini, semakin banyak kelompok-kelompok agama melabeli diri mereka dengan embel-embel “paling nyunnah” dengan seonggok peraturan-peraturan penuh kontroversi di dalamnya Salah satunya adalah, harus menikah dengan mereka yang sepaham atau dalam arti lain satu mazhab dengan mereka

Dewasa ini, semakin banyak kelompok-kelompok agama yang melabeli diri mereka dengan embelembel “paling nyunnah” dengan seonggok peraturanperaturan penuh kontroversi di dalamnya Salah satunya adalah, harus menikah dengan mereka yang sepaham atau dalam arti lain satu mazhab dengan mereka

........Memang benar, di dunia ini kita mencari seseorang yang sefrekuensi dan satu visi misi ke depannya tapi jangan lupakan kenyamanan dan rasa cinta di dalamnya. Apa jadinya kita,bila harus menjalani hidup dengan orang asing tanpa ada rasa nyaman dan cinta di dalamnya. Hancurki sayang.

Kemajuan teknologi, tak dimungkiri turut membantu dalam penyebaran dan intensitas pengikutnya dalam berkomunikasi dengan kelompok-kelompok lain Tak jarang, intensitas komunikasi ini berujung ke dalam perangkap nyaman yang memabukkan

Pemuda sekarang agaknya “tidak relevan” pusing dengan kisah cinta mereka karena perbedaan agama Jangankan yang beda agama, yang seagama saja tapi beda kelompok-golongan-mazhab-

27 Buletin Estetika
Oktober 2022

pilihan politik pusing dibikinnya Dari Kambing dan Hujan, karya Mahfud Ihwan (2012) Kita membaca bahwa betapa rumitnya kisah cinta pemuda Muhammadiyah dengan pemudi NU Padahal kedua organisasi tersebut kini tampak lebih akur Fenomena apa ini?

Bid’ah cinta sendiri adalah kondisi yang mana para pelakunya terjerat dalam ikatan cinta mendalam, namun berbeda mazhab. Menurut A. Hasan, yang merupakan seorang ahli tafsir di dalam emir.co.id mengemukakan bahwa mazhab adalah sejumlah fatwa atau pendapatpendapat seorang alim besar dalam urusan agama, baik dalam masalah ibadah ataupun lainnya. Perbedaanperbedaan mendasar inilah yang kiranya ke depan, akan menjadi penghalang bagi mereka para pelaku bid’ah cinta untuk bersatu. Sungguh ironi.

.Apakah galau berkepanjangan juga milik kita yang seagama?

........Di era milenial, ternyata bid’ah cinta ini justru menjadi hal paling menakutkan bagi segelintir kalangan, bahkan ada loh yang sampai menutup diri untuk kelompok lain. Ngeri cuk. Bagaimanapun menakutkannya, hal ini tentu tetap memiliki solusi.

........Berani banget nyebut solusi, yah solusi. Hal ini dikonfirmasi langsung dari seorang pelaku bid’ah cinta. Seorang kawan yang berprofesi sebagai seorang guru, telah menjalani pernikahan dengan gelar bid’ah cinta selama belasan tahun. Dan benar, solusi yang diujarkan sangatlah rasional. Bahkan, mungkin kerap kali telah kita gaungkan. Apa sih solusinya?

........Komunikasi. Dalam proses komunikasi, ada dua unsur terpenting yang perlu diketahui, yakni komunikator dan komunikan. Komunikator adalah orang yang membuat pesan berupa ide atau gagasan, yang disampaikan kepada komunikan atau si penerima pesan.

Adapun komponen komunikasi menurut Harold Laswell pencetus teori komunikasi dilansir dari kumparan com menyatakan “Komunikasi terbagi menjadi lima hal, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, pengaruh Pengaruh yang dimaksud yaitu ditujukan kepada pihak penerima pesan atau komunikan ”

“Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menubuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan ” ujar William Albig sebagaimana terlansir dalam kumparan com

Melalui komunikasi yang intens dan sehat, apa sih yang tidak bisa diselesaikan? Toh, yang menjadi pembeda dari sudut pandang kelompok-kelompok tertentu secara garis besar adalah hal-hal sunah Jadi, jelas kesemuanya masih bisa dinego tipis

Banyak kalangan yang menganggap bid’ah cinta ini adalah suatu hal yang tabu Orang-orang akan berpikir, sebuah hubungan yang dilandasi dengan perbedaan tidak akan mampu bertahan lama Eits, tunggu dulu Bukankah, perbedaan itu indah? Bahkan akan banyak sekali di antara kita yang bingung, bagaimana kita akan menjalani hidup dengan insan yang memiliki pandangan berbeda Jawabannya simpel kawan Komunikasikanlah!

........Sekarang coba gali identitas keagamaan pasanganmu! Apakah kalian pelaku bid’ah cinta?

Buletin Estetika
Oktober 2022 28

Cerita Pendek Cerita Pendek

Di Balik Panai

Oleh: Ismawati

Kembali kuusut kisah dari peranjakan, Wanua Bone Di sebuah desa tinggallah seorang lelaki yang berprofesi sebagai seorang polisi bergelar Andi. Namanya Pak Andi Abdul Kadir, kerap disapa Pak Andi Kadir Beliau memiliki istri bernama Ibu Maimunah yang berkedudukan sebagai seorang kepala sekolah tingkat SD. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang memiliki senyum manis bak gula dan lesung pipi, di pipi sebelah kanannya yang menambah paras wajah manisnya itu Namanya Andi Ratu Makdir, kerap disapa Andi Ratu atau dalam bahasa bugisnya Petta Ratu, namun itu terdengar agak kaku Ia telah berumur 25 tahun dan telah menjadi seorang dosen disalah satu universitas negeri Keluarga Pak Andi Kadir ini adalah satu dari beberapa orang yang disegani, selain kedudukan sebagai Andi atau Petta juga sebagai anggota kepolisian ditambah lagi dengan sifat yang ramah dan peduli terhadap sesama

........Bone, selain wilayahnya yang membentang luas, kearifan budaya mappatabe’ yang masih terjaga juga terkenal dengan jumlah uang panai yang mahal untuk dapat bersanding dengan wanita berdarah Bugis Bone. Dalam bahasa gaulnya, lelaki kian insecure, jika diperdengarkan tentang berapa uang panai yang harus diajukan kepada wanita keturunan Bugis Bone Kelentikan wanita, moral yang dijunjung tinggi, kedudukan yang mapan, ditambah paras kian indah menjadi salah satu hal yang menjadi asal-usul tingginya panai itu.

Rupa temmaka kessinna, gau temmaka gellona, ampe-ampe temmaka paccing,nennia macca maddawa-dawa itulah harga mati yang dijaga dari pappaseng makunrai tomarioloe. Rupa, perilaku, kedudukan harus disetarakan dengan baik, menyingkirkan sebuah realitas kepincangan

Suatu hari, saat sedang menikmati indahnya pagi dan tubuh yang telah ternutrisi dengan sepiring roti ditambah nikmatnya kopi dan teh serasa tengah duduk bersilah di atas awan ditambah

pengawai cantik jelita, tuut tuut tuuttt kian membangunkan Pak Andi Kadir dari indahnya suasana lamunannya. Terlihat deretan nomor dilayar ponsel Pak Andi Kadir,

29 Buletin Estetika
Oktober 2022

Cerita Pendek Cerita Pendek

yang tak sedikitpun membawa siratan nama pemilik nomor itu Pak Andi Kadir tak berniat untuk mengangkat dan menanyakan siapa pemilik deretan nomor yang tertera dalam ponselnya itu, namun suara tuut tuut tuutt kian membuat kuping Pak Andi Kadir risih dan pada akhirnya memutuskan untuk mengangkatnya.

........Terjadilah perbincangan antara Pak Andi Kadir dan seseorang di balik ponsel itu. Diawali dengan perkenalan dan diakhiri harapan akan kedatangan seseorang di balik ponsel itu Keesokan harinya datanglah pria bertubuh tinggi dengan paras tampan penuh wibawa bersama dengan sepasang suami dan istri Namanya Muh Yusuf, seorang pria yang bekerja hanya sebagai seorang pegawai swasta. Entahlah keberanian dari mana yang Yusuf peroleh, suatu ketika ia kerumah Andi Ratu wanita cantik seorang sarjana dari kampus terkenal punya harapan masa depan yang cemerlang, dia bermaksud meminang gadis itu, gadis yang dicintainya dan pun dia yakin cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

Seperti terjatuh terkena pula durian runtuh tapi bedanya bukan rasa lezatnya yang menggiurkan tapi durinya tertusuk pula ke dalam hati bahkan terbenam di sana dengan gagahnya, nafasnya mungkin sesak tapi lebih parah, ingin rasanya nafas itu ditinggalkannya di ruang keluarga Andi Ratu, ketika mata melotot ekspresi wajah geram, murka dan sangat menyisakan tanya. Belum ada kepastian untuk menerima ataupun menolak niat Yusuf, terlebih lagi ia hanya bermodalkan panai sebesar 40 juta saja, yang terbilang masih sangat rendah untuk dipersandingkan dengan wanita seperti Andi Ratu

........Singkat cerita,pada suatu hari terjadilah sebuah perdebatan antara Andi Ratu dan Juga Pak Andi Kadir Suara terdengar kian keras, emosi kian meluap mewarnai percekcokan itu Asal usul terjadinya adu mulut itu tak lain karena sifat egois yang meyelimuti hati dan pikiran Pak Andi Kadir, ia tidak ingin anaknya dipersandingkan dengan lelaki yang memiliki tingkat strata sosial yang rendah Baginya, perbedaan strata sosial merupakan sebuah keganjalan Berwibawa disandingkan dengan yang demikian, ia tak memandang adanya kecocokan antara lelaki miskin dan perempuan yang berstrata sosial yang tinggi

........Sulit ketemu jodoh lantaran sering duduk termangu magrib-magrib di serambi rumah tidak berlaku bagi Andi Ratu, dia sudah pernah dilamar oleh beberapa lelaki bangsawan Bugis Kali ini ia harus bisa meyakinkan Etta nya. Baginya tak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan meskipun itu harus dihadapkan dengan kondisi sosial ekonomi yang berbeda Hingga suatu hari percekcokan tak terleraikan kembali terjadi, bahkan Andi Ratu pun harus melangkahkan kaki dari rumah. De’gaga tomatoa nennia silessurekku marioloe ripasibali makunrai nennia orowane kasi-asi nasaba tomatoatta riolo to makessi nennia ampe-ampena, narekko melo’ko marillauka sari I pekeammu mujokka riwanua mebelae!, tegas Pak Andi kadir kepada anaknya. Lisan telah tersirat menoreh luka, berbekas isap tangis Alih-alih memperjuang adanya persamaan kedudukan kini terlerai bersamaan dengan raibnya hubungan darah daging, terukir luka dibalik Panai.

30 Buletin Estetika
*
* Oktober 2022
*

Puisi Puisi

Luka

Karya: Nurindahsari Radin

Terucap pisah

Tertusuk hati

Terluka lagi

Telah berjarak kini

Luka dan sumbernya

Tanya dan jawabnya

Harapan di hati

Telah lelah menanti

Bukan aku yang kau nanti

Terjawab sudah

Tanyaku

Siapa yang mengisi hati?

Hatimu, terisi dia

Wanita itu…

Ingin kau miliki

Sayang telah dimiliki

Sedih mu, telampiaskan pada ku

Kau umpama senja

Indah tapi hanya sesaat

Kepergian mu, datangkan gulita untuk ku

Pisah kini, luka ku

31 Buletin
Estetika
Oktober 2022

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap silahkan kunjungi dan follow akun Media Sosial LPM Estetika.

[Este-Talk]BERSAMAALUMNILPMESTETIKA PENERIMA BEASISWALPDP2021,ORGANISASIATAUAKADEMIK Estetika Pers 32 Buletin Estetika Oktober 2022
Estetika Pers redaksi@estetikapers.com Buletin LPM Estetika vol. 1 Edisi Oktober 2022 @estetikapers estetikapers.com Kunjungi juga kami di: KE-35 TAHUN SELAMAT MILAD LPM ESTETIKA

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.