Kisah Inspiratif Generasi Sehat dan Cerdas 2015

Page 1

GENERASI SEHAT DAN CERDAS (GSC)



BUKU KISAH INSPIRATIF

i


ii

BUKU KISAH INSPIRATIF


DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................................... iii Sekapur Sirih.....................................................................................................v Sambutan........................................................................................................ vii A. IBU HAMIL 1. Ibu Sehat, Bayi Selamat........................................................................... 1 B. 2. 3. 4. 5. 6.

BAYI DAN BALITA Sehat, Hemat Dimasak Sendiri.............................................................. 5 Akhir Nasib Sendu Mutmainah............................................................11 Makanan Lokal Pengentas Gizi Buruk................................................15 Mengais Empati di Pelosok Rongga ...................................................20 Pemulihan Gizi Balita BGM..................................................................26

C. ANAK USIA SD-SLTP 7. Bahtera Penjangkau Cita.......................................................................29 8. Ladapa Pantang Putus Sekolah............................................................33 9. Toyodito Melek Sekolah .......................................................................37 10. Tinggi Asa Anak Pinggiran....................................................................45 11. Merajut Mimpi di Serambi Medinah...................................................49 12. Meti Kini Tersenyum Lagi......................................................................52 13. Sepatu Penjemput Mimpi ....................................................................58 14. Cerita Misbah Menggapai Mimpi........................................................60 BUKU KISAH INSPIRATIF

iii


D. ABK USIA SD 15. Rama Sekolah Lagi ‌..............................................................................62 16. Eva Masih Ingin Sekolah........................................................................64 17. Mengayuh Mimpi Masa Depan...........................................................66 18. Ketidaksempurnaan Nan Indah...........................................................69 19. Jejak Langkah Besar Satria...................................................................71 20. Terapi Penempa Potensi........................................................................74 21. Rumah Pustaka Pembuka Dunia.........................................................77 22. Senyum Ceria Kabul...............................................................................83 23. Teknik Menangani Anak Berkebutuhan Khusus..............................87 24. Peneguh Asa Warga Temboro..............................................................93

E. SARANA TRANSPORTASI 25. Perahu Penyeberang Impian................................................................97 F. PELATIHAN MASYARAKAT 26. Revitalisasi Posyandu Menggapai Tujuan Milenium........................99 27. Nomor Wahid Berkat Posyandu....................................................... 103 28. Seragam Cita Rasa Lokal.................................................................... 105 G. KOORDINASI LINTAS SEKTOR 29. Jembatan Emas Siswa Gandasoli..................................................... 107 H. PROFIL PELAKU 30. Jasa Besar Bidan Syamsiah................................................................ 109

iv

BUKU KISAH INSPIRATIF


Sekapur Sirih Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

PUJI SYUKUR ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas perkenan-Nya, Direktorat Pelayanan Sosial Dasar, Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berhasil menyusun buku �Kisah Inspiratif Generasi Sehat dan Cerdas�. Buku yang ada di hadapan pembaca sekalian memaparkan pelbagai ragam kegiatan pelaku dan penerima manfaat program kegiatan Generasi Sehat dan Cerdas (GSC). Generasi Sehat dan Cerdas sendiri merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang dihelat Pemerintah Indonesia yang ditujukan guna membangun partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, akses terhadap layanan pendidikan anak usia dini serta pendidikan dasar termasuk bagi anak berkebutuhan khusus di masyarakat desa secara terpadu dan berkelanjutan. Kisah-kisah Inspiratif Generasi Sehat dan Cerdas yang ternukil merupakan hasil pembelajaran dari lapangan. Harapannya bisa memberikan inspirasi bagi lokasi lainnya sesuai dengan kondisi masyarakat miskin di lokasi masing-masing dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan. Dengan beragamnya kisah inspiratif yang muncul, diharapkan pelaksanaan

BUKU KISAH INSPIRATIF

v


Generasi Sehat dan Cerdas di masa mendatang bisa memberi pencerahan bagi masyarakat miskin di perdesaan dalam mengakses isu-isu kesehatan dan pendidikan serta petunjuk dalam mengatasi hambatan layanan ke足 sehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin. Pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas dimaksudkan untuk mendorong dan memperkuat dari sisi pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendekatkan mereka pada akses layanan. Ataupun, mendekatkan penyedia layanan kepada masyarakat. Guna mewujudkan hal tersebut, sinkronisasi, fasilitasi, dan koordinasi program mutlak dilakukan. Dengan terbitnya buku ini, Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa mengucapkan terima kasih yang se足besarbesarnya terutama terhadap darma bakti para pelaku Generasi Sehat dan Cerdas yang bisa kita saksikan dalam buku ini. Jakarta, November 2015 Sekian dan terima kasih, Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh,

DIREKTUR JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA, KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

Prof AHMAD ERANI YUSTIKA MSc PhD

vi

BUKU KISAH INSPIRATIF


Sambutan

Direktur Pelayanan Sosial Dasar

PUJI SYUKUR ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, Direktorat Pelayanan Sosial Dasar, Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berhasil mewujudkan buku â€?Kisah Inspiratif Generasi Sehat dan Cerdasâ€?. Rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan pada rumah tangga miskin merupakan arus utama tantangan yang dihadapi Bangsa Indonesia. Ditilik dari sisi masyarakat, masalah yang timbul diantaranya berupa ketidaktahuan, ketidakpedulian, serta ketidakmampuan keuangan rumah tangga miskin untuk secara konsisten menjaga kesehatan dan mengenyam pendidikan bagi diri dan keluarganya. Dari telaah sisi pelayanan, bermuara pada akses pelayanan, biaya, cakupan, serta waktu layanan kesehatan dan pendidikan yang tidak ramah untuk rumah tangga miskin. Buku Kisah Inspiratif Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) sendiri merupakan nukilan dari pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas yang menerap­ kan strategi pembangunan secara partisipatif. Kisah yang tersampaikan dalam buku ini merupakan hasil pendampingan fasilitator GSC yang memadukan pendekatan penyadaran, peningkatan kapasitas dan pendayagunaan masyarakat. Program GSC sendiri berpijak dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat.

BUKU KISAH INSPIRATIF

vii


Dengan kehadiran Buku Kisah Inspiratif Generasi Sehat dan Cerdas ini, Direktorat Pelayanan Dasar Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas kerja keras, komitmen, dan keberpihakan pada masyarakat miskin oleh para pelaku Generasi Sehat dan Cerdas. Semoga kisah inspiratif yang termuat dalam buku ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.

Jakarta, November 2015 Direktur Pelayanan Sosial Dasar Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Dr Hanibal Hamidi MKes

viii

BUKU KISAH INSPIRATIF


IBU HAMIL

Ibu Sehat, Bayi Selamat

Peringatan Hari Kesehatan Nasional

R

iuh rendah suara ibu-ibu hamil memenuhi gedung pertemuan di Balai desa Rejoso pada pagi 13 Nopember 2012. Ibu-ibu hamil perwakilan dari 24 desa hadir dalam rangka pelatihan kelompok sasaran Ibu Hamil (IH) Generasi Sehat dan Cerdas Kecamatan Rejoso. Begitulah tema yang diusung dalam Hari Kesehatan Nasional ke-48 tahun 2012. Tema ini pulalah yang melatar-belakangi pelaksanaan ke足

BUKU KISAH INSPIRATIF

1


IBU HAMIL

Pemeriksaan bayi oleh tenaga kesehatan.

giatan Pelatihan Kelompok Sasaran Ibu Hamil,Ibu Bayi dan Balita di Kecamatan Rejoso yang diselenggarakan oleh Generasi Sehat dan Cerdas Kecamatan Rejoso bekerjasama dengan UPTD Puskesmas Kecamatan Rejoso yang dilaksanakan tanggal 13 dan 14 Nopember 2012. Dalam Sambutannya, Camat Rejoso Drs.Hariati M.Si menyampaikan bahwa ibu hamil merupakan pilihan dari Yang Maha Kuasa, karena tidak semua orang bisa hamil dan dipercaya untuk melahirkan sebuah makhluk. Oleh karena itu harus betul betul dijaga kesehatan dan perkembangan janinnya. Sebagai program yang juga mitra dari penyedia layanan kesehatan, dalam hal ini Dinas Kesehatan yang di kecamatan adalah UPTD Puskesmas. Pelatihan ini mengusung Tema “Ibu Sehat Bayi Selamat� yang mana tema ini merupakan tema dari Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke–48 Tahun 2012. Dalam kesempatan ini materi yang dibekalkan kepada peserta adalah mengenai kehamilan Sehat dan Bahagia, Manfaat Buku KIA bagi ibu

2

BUKU KISAH INSPIRATIF


IBU HAMIL

hamil untuk mengenali resiko dini kehamilan, dan perawatan kehamilan. Di dalamnya adalah perawatan payudara, dan senam ibu hamil. Sebuah kesempatan yang baik diperoleh peserta karena pada pelatih足 an ini narasumber langsung datang dari Kepala Bidang Kesehatan Kelu足 arga Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk Dr. Budi Murtini, Dr. Tien Faridayani dokter fungsional Puskesmas Rejoso. Pelatihan menjadi semakin meriah di akhir sesi dengan praktik senam ibu hamil. Semua peserta berbaring dan dengan tutor senam dan pendamping bidan-bidan desa, ibu-ibu hamil mulai berbaring, kanan, kiri mempraktikkan gerakan senam ibu hamil. Di hari kedua pelatihan dilanjutkan dengan peserta yang berbeda yaitu ibu bayi dan ibu balita. Gedung pertemuan semakin ramai dengan kehadiran 98 ibu dari 24 desa se-Kecamatan Rejoso dan 98 anak-anak.

Praktik senam ibu hamil

BUKU KISAH INSPIRATIF

3


IBU HAMIL

Narasumber memberikan materi mengenai tumbuh kembang anak.

Dalam pelatihan ini lebih menekankan pada bagaimana pola asuh dan deteksi tumbuh kembang anak. Pakar Deteksi Tumbuh Kembang Anak Dr. Cipto dari Puskesmas Patianrowo menerangkan dan mensimulasikan bagaimana cara melakukan deteksi tumbuh kembang anak secara mandiri dengan menggunakan alat sederhana di rumah. Dari semua materi yang diberikan, hal yang paling penting adalah bahwasannya keberadaan buku Kembang Anak (KA) sangatlah pen足 ting. Karena dalam buku tersebut sudah tersedia informasi yang lengkap mengenai ibu hamil, bayi, dan balita.=

4

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Sehat, Hemat Dimasak Sendiri

Aneka masakan siap saji hasil kreasi sendiri.

G

izi buruk senantiasa menjadi permasalahan klasik yang terkadang muncul di masyarakat. Dari tahun ke tahun senan足tiasa muncul permasalahan gizi kurang bahkan sampai gizi buruk di masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena kesehat足an bayi dan balita sifatnya tentatif. Hari ini sehat bisa jadi esok harinya ia sakit. Pun sebaliknya.

BUKU KISAH INSPIRATIF

5


BAYI & BALITA

Hal lain yang menjadi permasalahan adalah tingkat pengetahuan orang tua khususnya ibu bayi. Kebanyakan belum banyak mengetahui bagaimana mengolah menu makanan sehat. Di sisi lain yang juga menjadi permasalahan adalah tingkat kepedulian masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan. Bila selama ini gizi kurang dan gizi buruk identik terjadi pada keluarga tidak mampu. Namun beberapa tahun akhir ini muncul permasalahan gizi kurang dan gizi buruk muncul pada keluarga yang “mampu”. Bila dari segi makanan mungkin bagi keluarga yang mampu tidak kekurang­ an bahkan tidak menjadi masalah. Namun, nilai gizi yang terkandung dalam makanan yang diberikan untuk bayi dan balita yang terkadang masih belum diperhatikan. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan solusi usulan yang senantiasa muncul untuk meningkatkan berat badan dan gizi bayi dan balita. Bila diperhatikan persentasenya kecil dibandingkan dengan perhatian lebih dari masing-masing keluarga untuk meningkatkan gizi dari menu harian yang diberikan untuk bayi dan balita mereka. Best practice kali ini akan memberikan gambaran tentang kon­ disi lapang­an yang mungkin dapat dilakukan kembali untuk dijadikan salah satu alternatif solusi penanganan gizi kurang dan gizi buruk di masyarakat, yang mudah dan murah serta mudah diterapkan. Kader Posyandu merupakan ujung tombak pelaksana lapangan yang bersentuhan langsung dengan masayarakat tingkat terendah (dusun). Bila diperhatikan mereka lebih didengar dan lebih dekat dengan kaum ibu yang memiliki anak bayi dan balita. Karena saat kegiatan Posyandu berlangsung kader-kader desa ini menggunakan bahasa yang sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti para kaum ibu saat pengarah­ an dilaksanakan saat Posyandu. Berbekal pengarahan dan pengenalan menu makanan sehat yang telah diberikan oleh masing-masing bidan desa, para kader Posyandu meneruskan pengetahuannya untuk disampaikan kepada para ibu yang

6

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Suasana penimbangan balita di Posyandu.

memiliki bayi dan balita. Pengenalan langsung terkait dengan menu makanan sehat kepada para ibu diberikan dalam bentuk makanan jadi yang sudah dimasak oleh kader Posyandu. Selanjutnya para kader memberikan penjelasan terkait menu makanan sehat yang sudah ada untuk diberikan penjelasan bagaimana cara pembuatan menu sehat yang sudah tersaji tersebut. Setelah kegiatan Posyandu selesai ibu-ibu memiliki referensi baru terkait menu sehat yang dapat mereka coba untuk diberikan kepada bayi atau balita mereka. Bagi ibu-ibu yang tidak hadir saat Posyandu, para kader secara sukarela menyambangi dari pintu ke pintu untuk memberikan makanan sehat kepada mereka. Ada selembar kertas yang merupakan resep makanan sehat yang diberikan, bukan saja makanan jadi yang para ibu dapatkan tetapi juga menu makanan sehat yang telah tertulis dalam kertas yang dapat menjadi referensi para ibu untuk dicoba di rumah masing-masing.

BUKU KISAH INSPIRATIF

7


BAYI & BALITA

Bila diperhatikan, pengolahan langsung makanan sehat oleh para kader Posyandu lebih baik dan steril bila dibandingkan beli makanan jadi. Pemilihan berbagai menu pada setiap pelaksanaan Posyandu tidak hanya membuat para bayi dan balita senang tetapi juga agar tidak bosan dengan menu makanan yang terus menerus diberikan. Konsultasi langsung dengan para bidan di desa memberikan tambahan pengetahuan baik untuk para kader tetapi juga bagi kelangsungan pelaksanaan ke­ giatan Posyandu di masing-masing pos. Pelaksanaan Posyandu yang dijadwalkan secara khusus di masing-­ masing pos dan dusun memberikan efektifitas tersendiri, karena dengan jumlah yang lebih sedikit akan menjadikan pelaksanaan kegi­ atan Posyandu lebih efektif. Jadwal Posyandu masing-masing pos tidak berbenturan satu sama lain juga membuat monitoring pelaksanaan kesehatan lebih baik. Bila diperhatikan, dari tahun ke tahun jumlah Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diberikan pemerintah tidak semakin meningkat, tetapi sebaliknya. Dana yang diberikan yang bersifat subsidi setidaknya dapat memberikan banyak pengetahuan bagi masyarakat kelak, dengan berbagai pengetahuan kesehatan dan pendidikan yang selama ini diberikan diharapkan dapat memberikan solusi ”kesehatan yang semakin mahal”. Padahal masyarakat memiliki pekarangan yang bila dikaji lebih jauh ”lebih sehat dan steril” tanpa adanya campuran bahan pengawet. Memasak sendiri mungkin sudah hal yang biasa bagi masyarakat, namun pertanyaannya, apakah makanan yang dimasak sendiri sudah memenuhi standar gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dan balita mereka. Melalui tambahan pengetahuan dan pengarahan serta pelatihan langsung menu makanan sehat akan memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat. Saat kegiatan Posyandu disajikan masakan yang dimasak bersama masyarakat sehingga pembelajaran langsung ini sangat efektif.

8

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Ibu-ibu mengolah sendiri makanan tambahan bagi bayi dan balita.

Kertas menu yang dibagikan kepada para ibu sangat bermanfaat, kelak seandainya saat Generasi Sehat dan Cerdas sudah tidak ada, para ibu sudah dapat mengolah dan menakar sendiri nilai gizi yang seharusnya didapatkan untuk bayi dan balita mereka. Di sisi lain, para ibu dapat memaksimalkan semua pekarangan rumah yang ada, yang secara nyata lebih sehat dan lebih steril dari bahan pengawet bila dibandingkan dengan membeli langsung di pasaran. Kembali ke halaman rumah sendiri dengan kemampuan sendiri lebih menghemat biaya dan lebih sehat tentunya. Pengetahuan yang didapatkan melalui usaha sendiri yang keras akan semakin melekat dipikiran. Pengalaman langsung, praktek langsung, merupakan solusi untuk meningkatkan pengetahuan bagi para ibu untuk lebih peduli dalam hal peningkatan kesehatan bayi dan balita mereka. Memanfaatkan kemampuan yang ada di sekitar halaman rumah dari pekarangan, sawah dan ladang memberikan banyak man-

BUKU KISAH INSPIRATIF

9


BAYI & BALITA

faat langsung bagi para ibu. Jauh dari bahan pengawet tentunya akan semakin meningkatkan kekebalan tubuh dan kesehatan bagi bayi dan balita kelak. Mereka membutuhkan asupan gizi yang baik untuk pertumbuhannya, dan orang tua-lah yang harus peduli terhadap pertumbuhan dan kesehatan bayi dan balita mereka. Makanan yang sehat serta memenuhi nilai gizi bagi pertumbuhan bayi dan balita akan berdampak positif bagi pertumbuhan kesehatan mereka.=

10

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Akhir Nasib Sendu Mutmainah

Pemeriksaan kesehatan bagi bayi dan balita oleh bidan desa.

G

enerasi Sehat dan Cerdas (GSC) adalah program fasilitasi kepada masyarakat yang belum mendapat layanan, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Walaupun pemerintah sudah memperhatikan tetapi masih dirasa perlu adanya program ini. Sebagian besar wilayah Kecamatan Pagelaran adalah dataran yang cukup rata atau datar bukan wilayah pegunungan seperti kebanyakan wilayah di Malang Selatan. Jumlah penduduk Kecamatan Pagelaran kurang lebih 68.934 jiwa dengan 18.330 Kepala Keluarga (KK) serta sebagian besar penduduknya bermata pencaharian berkebun dan bertani, buruh, pegawai dan karyawan. Persentase KK Rumah Tangga

BUKU KISAH INSPIRATIF

11


BAYI & BALITA

Kondisi bayi kekurangan gizi.

Sangat Miskin kurang lebih 6,10%. Walaupun bantuan Generasi Sehat dan Cerdas mulai 2008, tetapi namanya keberadaan keluarga miskin tetap ada. Namun, pemerintah sekuat tenaga membantu masyarakat miskin dengan jalan mengu足rangi penderitaan terutama dalam hal akses terhadap bidang pendidik足an dan kesehatan. Salah satu yang memperoleh manfaat keberadaan GSC adalah seorang balita gizi buruk, yang bernama Siti Mutmainah, puteri dari pasangan Bapak Mustaqim dengan Ibu Siti Zulaikah. Hal ini ditemukan setelah bayi umur dua bulan, dengan berat badan tidak naik dan menjadi kurus. Bayi tersebut lahir satu sete足ngah tahun yang lalu dengan cara caesar dan lahir dengan berat badan 2,7 Kg. Sayangnya orang tua si bayi berasal dari kalangan tidak mampu,

12

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

dengan pekejaan yang tidak tetap. Otomatis penghasilannya pun tidak menentu. Kondisi tersebut mengakibatkan keuangan keluarga yang pas pasan, sehingga gizi anak menjadi kurang perhatian. Muncul-lah balita kekurangan gizi. Indikasi kurang gizi dibuktikan setiap bayi dibawa ke Posyandu dari lahir yang beratnya 2,7 Kg, tidak ada kenaikan sama sekali. Walaupun naik hanya 0,5 – 1 ons hingga umur 5 bulan. Kondisi tersebut menyebabkan bayi ditetapkan sebagai balita gizi buruk lantaran tidak ada perkembangan yang berarti. Penilaian tersebut setelah balita diamati oleh bidan, diperiksakan ke Puskesmas dan dikonsultasikan ke ahli gizi. Kemudian pada umur 13 bulan sakit parah, lalu dibawa ke rumah sakit dan ditangani selama lebih kurang satu bulan. Setelah itu baru ada penambahan berat badan dari semula 4,5 Kg, menjadi 4,8 Kg. Perkembangan tersebut berkat kerjasama pelbagai elemen di­ antaranya, kader Generasi Sehat dan Cerdas, Tim Penggerak PKK Desa dan Kecamatan, bidan desa, bidan Puskesmas, ahli gizi, dan rumah sakit. Ke depan diharapkan dukungan kegiatan Posyandu di Desa Pagelaran dan desa-desa lain di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang, untuk mendeteksi dini permasalahan yang terjadi terutama pada sasaran program yaitu kaum ibu hamil, bayi dan balita. Sebagai tempat pemeriksaan kesehatan, Posyandu pun bisa digunakan menjadi tempat periksa dan berobat. Dalam kegiatan Posyandu yang dilakukan setiap bulan, diberikan penyuluhan yang berkaitan dengan kesehatan. Bidan berdialog langsung dengan ibu-ibu peserta penyuluhan tentang manfaat dari Pemberian Makanan Tambahan (PMT), misalnya susu cair dan pemberian makanan bergizi bagi balita. Diberikan juga penyuluhan manfaat imunisasi dan penimbangan anak balita. Bidan sendiri menjelaskan proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi yang baru lahir. Peserta penyuluhan diharapkan untuk menyebarkan informasi ini terutama pada ibu-ibu yang sedang hamil untuk

BUKU KISAH INSPIRATIF

13


BAYI & BALITA

melakukan proses IMD saat melahirkan nanti. Proses IMD ini dapat mengurangi kegagalan dalam memberi ASI Eksklusif.=

Kegiatan perawatan bayi.

Kegiatan penyuluhan bagi ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita.

14

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Makanan Lokal Pengentas Gizi Buruk

Makanan lokal hasil olahan ibu-ibu binaan Generasi Sehat dan Cerdas (GSC).

G

izi buruk, gizi kurang, berat badan tidak naik, bayi dan balita malas makan. Mungkin itu adalah permasalahan kesehat足an bagi sebagian besar ibu yang tinggal di desa-desa di Jawa Timur atau pun di wilayah lain Indonesia. Ide untuk menangani persoalan gizi buruk bervariasi. Berbagai hal telah dicoba dari tahun ke tahun. Mulai dari penyuluhan, paket pembe-

BUKU KISAH INSPIRATIF

15


BAYI & BALITA

rian makanan tambahan hingga dibawa ke dokter untuk penanganan lebih intensif terjadinya gizi buruk atau gizi kurang yang dialami oleh bayi dan balita. Namun, hal itu masih belum optimal karena kesehatan bayi dan balita tidak tetap. Ia bergerak sesuai dengan kondisi fisik masing-ma­ sing. Salah satu penanganan terkait gizi buruk adalah dengan TFC (Therapheutic Feeding Center) atau “Pusat Terapi Pemberian Makanan” bagi bayi dan balita yang BGM (Bawah Garis Merah) atau yang umum sering disebut gizi buruk. Namun, pola penanganan ini membutuhkan biaya yang cukup besar, karena harus membangun pusat karantina (Rumah Tinggal Sementara) bagi bayi dan balita untuk tinggal sementara agar dapat ditangani secara intensif oleh tenaga kesehatan serta dokter spe­sialis di tempat tersebut. Salah satu pengalaman bayi BGM dilakukan di Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan. Hal pertama yang dilakukan adalah sosialisasi jauh-jauh hari kepada masyarakat desa khususnya bagi para ibu yang memiliki bayi dan balita. Sosialisasi ini dilakukan di masjid dan mushola bekerja sama dengan para pamong desa sebagai bekal menghadiri Musyawarah Dusun dan Penggalian Gagasan. Saat musyawarah dusun dilakukan dan dilanjutkan dengan FGD (Focus Group Discussion) atau biasa disebut Diskusi Khusus Kelompok Perempuan, Fasilitator Desa/Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dibantu para kader Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) menyampaikan kepada masyarakat tentang sosialisasi GSC dan menggali permasalahan kesehatan di dusun. Sambutan positif muncul dari masyarakat dan antusias untuk membangun pola kesehatan dan pendidikan bagi generasi mereka pada masa yang akan datang. Diskusi dengan masyarakat desa dan petugas kesehatan desa pun terus berlanjut hingga di kecamatan dengan jalan mengumpulkan para penanggung jawab kesehatan desa (bidan desa) di sela-sela ke­ sibukan mereka. Akhirnya munculah ide Pemberian Makanan Siap Saji

16

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Suasana musyawarah dusun.

di tempat. Gayung bersambut. Dari Puskesmas, Dr. Hari mendukung ide ini dan memberikan buku tentang menu kepada para penanggung jawab kesehatan guna ditindak-lanjuti dan diberikan penyuluhan kepada para kader Posyandu di desa. Awalnya memang sulit, masyarakat khususnya kaum ibu harus belajar menu lokal yang sederhana yang mudah di masak dengan nilai gizi sesuai dengan usia bayi dan balita pada usia pertumbuhan mereka. Karena hal ini merupakan sesuatu yang baru untuk menjawab permasalahan penanganan gizi buruk dan gizi kurang, dibutuhkan tenaga ekstra dari para kader desa untuk memberikan bimbingan tentang menu lokal yang harus dimasak sendiri oleh masyarakat. Menu lokal yang telah diajarkan oleh para penanggungjawab desa (bidan desa) se-

BUKU KISAH INSPIRATIF

17


BAYI & BALITA

belum nanti dikonsumsi oleh para pemanfaat, selama 30 HMA (Hari Makan Anak) atau 3 bulan penuh menu tersebut harus dimasak sendiri oleh masyarakat dan juga harus dikonsumsi oleh bayi dan balita. Hasilnya luar biasa, dalam hitungan satu bulan berat badan dan kese足 hatan bayi terpantau lebih baik. Karena sifatnya pembelajaran kepada masyarakat, maka saat ke足 giatan Posyandu semua ibu yang memiliki bayi dan balita di haruskan mengkonsumsi ditempat layanan Posyandu makanan lokal siap saji yang diberikan. Setiap ibu juga harus membawa tempat makan bayi dan balita sendiri seperti: piring, sendok, dan gelas. Sebelum pelaksanaan makan ditempat, setiap ibu diajarkan membersihkan tangan dengan cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun. Tujuannya untuk menjaga kesehatan.

Makanan siap saji

18

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Pola makan siap saji ditempat ternyata efektif dan efisien, karena proses pemantauan bantuan PMT dapat langsung disaksikan dan dikonsumsi oleh pemanfaat. Makanan benar-benar dapat dikonsumsi oleh bayi dan balita. Hal ini dilakukan pada semua Posyandu se-Kecamatan Ngariboyo. Kegiatan pemberian makanan siap saji ditempat dan dikonsumsi langsung oleh bayi dan balita secara masal memberikan dampak positif bagi masyarakat. Selain menjalin keakraban, meningkatkan nafsu makan anak karena dikonsumsi bersama dengan bayi dan balita yang lain, juga mengajarkan kepada masyarakat tentang menu lokal yang lebih segar dibandingkan dengan makanan instan. Di sisi lain juga me足 ngajarkan kepada masyarakat bahwa banyak menu lokal yang dapat mereka olah untuk dikonsumsi dan mudah mencarinya dengan kadar gizi yang tidak kalah baik dengan makanan instan. Pelatihan yang diberikan menjadikan masyarakat lebih siap untuk mengelola sendiri menu-menu lokal yang dapat dengan mudah mereka peroleh di sekitar halaman mereka yang terlepas dari bahan pengawet. Dan tentunya generasi ke depan merupakan generasi yang benar-benar sehat untuk masa depan yang lebih baik.

Penyuluhan tentang makanan lokal oleh bidan desa BUKU KISAH INSPIRATIF

19


BAYI & BALITA

Mengais Empati di Pelosok Rongga

Azis, balita yang mengalami gizi buruk.

A

wal Desember 2012, kala itu sudah lupa tanggal bahkan harinya, namun ingatan saya melekat kala itu hujan turun pagi hari di langit Rongga. Agenda berkunjung ke desa Cicadas pun menjadi tertahan sebab hujan belum juga reda. Sudah menjadi kebiasaan di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan

20

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Rongga ada sesuatu yang akrab menemani kebersamaan kami memulai hari dengan secangkir kopi dan makanan ringan sebagai perangsang semangat beraktifitas. Sambil menunggu pergi, kepada rekan-rekan di UPK yang sudah datang lebih pagi, saya coba melempar topik pembicaraan tentang seorang anak bernama Azis yang menurut laporan dari Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) menderita gizi buruk. Sungguh hari yang indah walaupun cuaca tidak secerah harapan bahkan bukan hanya mendung tapi hujan. Namun kami tetap bersyukur bahwa bagaimanapun hujan tetap anugerah, sehingga tidak menyurutkan semangat kerja kami karena yang terpenting adalah hati yang tenang dan pikiran yang terang. Tengah khusyuk berdiskusi tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan ucapan salam dari luar padahal pintu sengaja kami buka seperti biasanya disaat jam kerja. Sejenak kami pun menghentikan perbin­cangan dengan sama-sama menoleh ke arah luar namun terdiam sebentar bahkan hampir lupa membalas salam. Ada sesuatu yang mengagetkan, perempuan berkerudung usia setengah baya dengan pakaiannya yang hampir basah karena kehujanan terlihat menegarkan diri menahan gigil dinginnya cuaca. Segera kami persilahkan masuk dan duduk lalu diantara kami ada yang bergegas menyuguhkan air hangat untuk sekedar memulihkan gigil. Dengan sopan kami bertanya: “Ibu dari mana ya, barangkali ada perlu?” Perempuan itu pun menjawab dengan nada suara yang pelan dan lambat, dengan tatapan mata yang menyiratkan adanya per­ta­­ru­ng­­an antara semangat perjuangan dan kesedihan. Kami sela dengan sedikit pertanyaan langsung dia bercerita panjang lebar tentang kondisi Azis serta perjuangannya selama ini. Sampai kami pun lupa mencatat­kan poin penting dari pembicaraannya. Sebab kami berpikir setiap kata dalam ucapannya syarat dengan

BUKU KISAH INSPIRATIF

21


BAYI & BALITA

makna cinta dari seorang ibu terhadap buah hatinya. Kesimpulan kami semuanya menjadi penting untuk didengarkan. Namun, dari beberapa hal yang diutarakannya ada beberapa hal yang kami ingat, Perempuan itu bernama Rina dia mempunyai dua orang anak, Azis merupakan anak kedua. Usianya baru lima tahun namun perjuangan hidupnya melampaui usia balitanya. Hasil diagnosa dokter, Azis mengidap penyakit degeneratif saraf. Dari penyakit tersebut, Azis menderita gizi buruk, matanya menjadi katarak bahkan saluran kencing pun bermasalah sehingga harus dioperasi. Sungguh kondisi yang mengharukan, di tengah kondisi berpenyakit berat, keluarga Azis juga tergolong belum mampu keluar dari kemiskinan. Menurut pengakuan ibunda Azis, pemerintah telah membantu melalui program Jamkesda pada 2008 sampai dengan 2010 melalui penanganan secara bertahap. Perjuangan ibunda Azis pun tidak berhenti sampai disitu, segala daya yang ada dikerahkan demi kemajuan Azis walau jauh dari optimal dalam hasil. Menurut anjuran dokter, Azis harus mengikuti terapi secara intensif, meskipun jasa terapi tidaklah terlalu mahal bahkan ada lembaga yang menggratiskan biaya terapi, kendalanya ada pada ongkos dari Kampung Cicalengka Desa Cicadas Kecamatan Rongga ke Kota Ban足dung yang dianggap berat bagi keluarga Azis. Keterbatasan yang dimilikinya sempat membatasi semangatnya, namun harapan senantiasa membesarkan pikirannya. Sehingga di penghujung 2012 keluarga Azis mendapat informasi dari saudaranya bahwa ada program Generasi sehat dan Cerdas di Kecamatan Rongga dan Desa Cicadas termasuk desa yang berpartisipasi dalam program pemerintah ini. Untuk mendapatkan informasi yang jelas ibunda Azis menemui pelaku GSC tingkat desa juga Puskesmas dan disarankan untuk menemui langsung Fasilitator Kecamatan GSC. Sebenarnya sebelum ibunda Azis mendatangi kami di kantor UPK, kami sudah mendapat laporan dari KPMD Desa Cicadas juga pihak

22

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Kondisi Azis yang sangat memprihatinkan.

Puskesmas bahwasannya ada balita dengan gizi buruk. Namun laporan baru kami terima pada Desember 2012, padahal usulan kegiatan dari masyarakat sudah di tetapkan melalui musyawarah desa penetapan usulan pada Oktober 2012. Penetapan usulan ini tidak serta merta dikunci begitu saja, ada tahapan yang harus dilakukan oleh masyarakat dari mulai sosialisasi, pendataan sasaran, identifikasi masalah sekaligus penggalian gagasan yang langsung melibatkan masyarakat dengan difasilitasi oleh pelaku di desa dan kecamatan. Maka kami pun mulai menyusun rencana untuk penanganan masalah yang baru muncul, hal ini juga didukung oleh Petunjuk Teknis Operasional (PTO) yang membolehkan adanya revisi kegiatan yang sesuai dengan syarat dan ketentuan. Berbekal PTO dan hasil konsultasi dengan tim Faskab, kami pun mulai menempuh tahapan untuk kepentingan penanganan masalah non user yang baru teridentifikasi.

BUKU KISAH INSPIRATIF

23


BAYI & BALITA

• Langkah pertama, yang kami lakukan ialah berkoordinasi ditingkat kecamatan dengan pihak Puskesmas untuk konfirmasi serta masukan. Selanjutnya menyampaikan laporan kepada Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PjOK), Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan Camat. • Kedua, berkoordinasi dengan Kepala desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cicadas, dan bidan pembina Desa Cicadas. • Ketiga, Fasilitasi rapat pelaku desa membahas secara khusus penanganan Azis. • Keempat, kunjungan ke rumah Azis bersama pelaku desa. • Kelima, koordinasi kembali sekaligus konsultasi kepada Puskesmas. • Keenam, fasilitasi keluarga Azis untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk diagnosa ulang. • Ketujuh, fasilitasi rapat pelaku desa dalam merumuskan kegiatan penanganan Azis beserta kebutuhan anggarannya sekaligus juga memprioritaskan kembali usulan yang sudah ditetapkan untuk menentukan kegiatan yang berada diprioritas paling bawah yang akan dirubah dan anggarannya dialihkan. Selain itu juga para pelaku desa bersepakat untuk mendorong pembiayan oleh Jamkesmas dikarenakan secara rasional anggaran alokasi dana GSC Desa Cicadas relatif kecil apabila dibandingkan dengan tujuh desa lainnya di Kecamatan Rongga sehingga tidak akan mencukupi apabila hanya mengandalkan dana GSC. Untuk itu kegiatan yang akan dilaksanakan ialah pembiayaan segala kebutuhan pengobatan sekaligus transportasinya yang tidak dapat dibiayai melalui Jamkesmas. • Kedelapan, membawa hasil rapat pelaku desa ke forum musyawarah desa untuk ditetapkan. • Kesembilan, fasilitasi keluarga Azis untuk mendapatkan kartu program Jamkesmas. • Kesepuluh, setelah ada kejelasan tentang penanganan melalui Jamkesmas, pelaku GSC tingkat desa mengajukan pencairan dana ke

24

BUKU KISAH INSPIRATIF


BAYI & BALITA

Kelompok Kerja (Pokja) GSC Kecamatan Rongga untuk setiap kebutuhan penanganan Azis. Sampai saat ini penyaluran dana kepada keluarga pemanfaat kegiat足 an baru dilakukan sebanyak tiga kali dengan nilai total tiga juta rupiah. Tahap selanjutnya keluarga Azis menunggu antrian proses operasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Dan kami pun dengan setia menung足gu di stasiun waktu untuk saling berbagi.=

BUKU KISAH INSPIRATIF

25


ABK USIA SD

Pemulihan Gizi Balita BGM

Proses pemeriksaan bayi dan balita di Posyandu

D

i pagi hari buta, pada Senin di bulan November Kader Pendamping BGM beserta PK masing-masing desa sudah sibuk mengumpulkan balita BGM dan mempersiapkan tranportasi untuk pergi memeriksakan balita BGM ke Puskesmas Tanjungsiang. Ada yang memakai mobil dolak ada juga yang jarak dekat memakai angkot untuk mencapai Puskesmas. Tiap desa berbeda jarak tempuh tetapi tidak mengurangi semangat dari ibu dan balita BGM serta kader pendampingi untuk membuat anak-anak balita mereka bisa diketahui status gizinya dan ditangani oleh dokter. Apalagi semua pemeriksaan, tranportasi balita BGM serta transportasi kader pen-

26

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Para Ibu menunggu giliran pemeriksaan bayi dan balita.

damping, multivitamin, susu dan PMT Pemulihan sudah ditanggung oleh Generasi Sehat dan Cerdas (GSC). Dari 111 balita BGM satu Kecamatan Tanjungsiang hampir semua足 nya datang dan diperiksa di Puskesmas karena mereka sudah diberikan penyuluhan dan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Ahli Gizi Puskesmas Tanjungsiang sehingga sangat memamahi akan pentingnya gizi dan dampak kekurangan gizi bagi balita mereka. Balita BGM pun disambut baik oleh Puskesmas dan mereka diberikan pelayanan yang baik se足perti halnya pasien yang lain. Mereka diberikan layanan pemeriksaan selama 3x dalam sebulan. Pemberian multivitamin dan susu yang diberikan per 10 hari sekali yang sudah direkomendasikan oleh dokter serta diberikan (PMT) Pemulihan setiap hari yang direkomendasikan oleh ahli gizi Puskesmas Tanjungsiang dan dimasak oleh kader pendamping yang sudah dilatih oleh tim ahli gizi. Dimana setiap desa dengan 10 balita BGM satu kader pendamping serta dipantau per足ubahan berat Badan-

BUKU KISAH INSPIRATIF

27


ABK USIA SD

nya 3x dalam sebulan oleh kader pendamping. Setiap anak balita BGM lebih kurang menghabiskan dana Rp. 540.000 per bulan untuk desa yang jaraknya dekat dengan Puskesmas. Kegiatan ini pun tak luput dari kendala dan kekurangan tetapi masih bisa dikendalikan dan diatasi dengan baik. Ada beberapa orang tua yang minder mendapatkan bantuan dari GSC dan ada pula PMT pemulihan, susu, atau pun multivitamin yang tidak dimakan dengan berbagai alasan. Sebutlah salah satu dari orang tua Salsa yaitu Bapak Nono dan Ibu Yayah desa Kawungluwuk mereka merasa minder untuk memeriksakan anak mereka ke Puskesmas. Tetapi dengan kesabaran dari kader pendamping Kawungluwuk dengan memberikan pengertian dan pemahaman yang baik pada akhirnya orangtua Salsa pada akhirnya mengijinkan Salsa untuk diperiksa dan diberikan bantuan oleh GSC. Selama pemantauan oleh kader Pendamping ada perubahan berat badan setiap minggunya. Dengan adanya kegiatan PMT Pemulihan bagi Balita BGM yang diberikan oleh GSC di Kecamatan Tanjungsiang bisa sedikit mengobati keresahan semua pihak akan pentingnya gizi bagi balita dikarenakan mereka adalah generasi bagi bangsa ini. Apabila gizi seorang balita buruk maka akan menghasilkan Generasi yang tidak sehat dan pasti tidak cerdas, oleh sebab itu kita sama-sama memberikan perhatian lebih kepada balita karena mereka adalah modal utama bagi generasi ke depan yang sehat dan cerdas untuk bisa bersaing dengan negara lain. Terima kasih GSC sudah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perbaikan gizi di Kecamatan Tanjungsiang. Semoga anak-anak di Kecamatan Tanjungsiang menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas serta memiliki daya saing yang baik dengan negara lain. =

28

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Bahtera Penjangkau Cita

Beberapa Siswa- Siswa SD di Dusun III Desa Tenilo di tambatan Perahu

K

ecamatan Tilamuta yang terdiri dari 12 Desa adalah salah satu Kecamatan lokasi Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) dari 4 Kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. Kegiatan GSC sendiri sudah dimulai sejak 2007.

BUKU KISAH INSPIRATIF

29


ANAK USIA SD/SLTP

Desa Tenilo adalah salah satu desa partisipasi Program GSC, dengan luas wilayah 12.200 m2 , jumlah penduduk 181 kk (639 jiwa) yang terdiri dari laki-laki 316 jiwa dan perempuan 323 jiwa. Penduduk miskinnya sendiri berjumlah 89 kk. Desa ini terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun I, II dan III. Dengan kondisi wilayah yang terletak di pesisir pantai, maka sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah nelayan.

Dengan adanya alat transportasi perahu ini, jarak tempuh menjadi lebih pendek sekitar 800 meter dan waktu tempuh sekitar 25 menit

30

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Salah satu kendala yang ada di Desa Tenilo adalah masalah akses pendidikan anak Sekolah Dasar, dimana jarak sekolah Dasar Inpres yang berada di dusun I ke lokasi sasaran anak SD yang berada di Dusun III sejauh 2 Km. Jika ditempuh dengan jalan kaki, maka waktu tempuhnya sekitar 2 jam dan harus melintasi bukit. Kondisi ini berdampak pada tingkat kehadiran siswa yang cukup rendah dan adanya 11 orang anak usia SD yang putus sekolah. Permasalahan ini terangkat lewat musyawarah di tingkat kelompok perempuan di Dusun III yang difasilitasi oleh Fasilitator GSC. Maka lewat kesepakatan masyarakat disepakati salah satu usulan prioritas dari bidang pendidikan adalah pengadaan 1 unit perahu sebagai alat transportasi bagi anak Sekolah Dasar yang terdiri dari 24 anak Sekolah Dasar yang terdiri dari 14 laki-laki dan 10 perempuan. Usulan ini akhirnya mendapat prioritas sebagai salah satu usulan Desa Tenilo yaitu jenis kegiatan “Pengadaan 1 Unit Perahu untuk

Jarak tempuh kini hanya 25 menit dari semula 2 jam.

BUKU KISAH INSPIRATIF

31


ANAK USIA SD/SLTP

Anak-anak pulang pergi sekolah memanfatkan perahu

Transportasi Siswa“ dengan alokasi dana Rp. 6 .000.000. Dana tersebut termasuk mesin berkapasitas 5,5 PK (tenaga Kuda). Perahu ini se­lesai dikerjakan dan diserahkan kepada masyarakat dusun III Desa Tenilo. Masyarakat sangat bersyukur dan antusias menyambutnya, serta menyepakati untuk malakukan pemeliharaan secara bersama. Biaya operasional berupa Bahan Bakar Minyak (BBM) dan jasa operator perahu didapat dari sumbangan masyarakat sesuai kemampuan dan jasa dari masyarakat yang ikut menggunakan perahu tersebut. Jika ada kerusakan pada perahu, secara gotong royong dilakukan perbaikan secara bersama. Pengelolaan pemeliharaan ini dikelola oleh tim pengelola yang telah disepakati masyarakat. Selain pengadaan perahu, lewat GSC mereka juga mendapatkan bantuan seragam dan perlengkapan sekolah. Dengan adanya alat transportasi perahu ini, jarak tempuh menjadi lebih pendek sekitar 800 meter dan waktu tempuh sekitar 25 menit. =

32

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Ladapa Pantang Putus Sekolah

Bersama Anak Sekolah SD Kelas Jauh Dusun Ladapa Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata , Guru, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumalata, PJOK,UPK ,Tim Fas-Kab Gorut dan Sp GSC

L

okasi Kelas Jauh di Dusun Ladapa Desa Bulontiu Timur Kecamatan Sumalata Kabupatan Gorontalo Utara, berjarak dari pusat desa sekitar 7 Km. Kondisi medan yang cukup sulit dan harus menyeberangi 2 alur sungai. Ada sekitar 70 anak usia SD dan 15 anak usia SMP terancam putus sekolah, karena jarak yang jauh dari Sekolah Induk SDN 10 Kecamatan Sumalata. Bahkan, jika cuaca hujan, maka siswa atau siswi tidak dapat ke sekolah. Menurut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Sumalata, dalam satu minggu, kehadiran

BUKU KISAH INSPIRATIF

33


ANAK USIA SD/SLTP

Para siswa kelas jauh Dusun Ladapa.

siswa hanya 2 atau 3 hari saja datang ke sekolah. Selain Ada sekitar 4 anak usia SD yang putus sekolah. Penduduk di Dusun Ladapa ini berasal dari transmigan lokal. Dimana sebagian besar adalah masyarakat kurang mampu dengan mata pencaharian utama pemecah batu. Pada 2013, lewat kunjungan Bupati Gorontalo Utara dibangun 1 lokal bangun足an SD di daerah ini. Namun, belum termanfaatkan sampai 2014 karena belum tersedia guru tetap yang ditempatkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo Utara. Pada Tahun 2014, lewat kerjasama GSC dengan cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Sumalata, maka diaktifkanlah sekolah kelas jauh Dusun Ladapa ini. GSC mendukung dengan pembiayaan operasional guru sebanyak 2 orang sebesar Rp. 600.000 per bulan dan pembiayaan perlengkapan siswa (Tas, Buku, Sepatu dan Seragam) sebesar Rp.9.500.000. Saat ini ada sekitar 25 anak usia SD yang aktif bersekolah. Terdiri dari 20 siswa kelas 1 dan 5 siswa kelas 2 yang didampingi 2 orang guru. Siswa kelas 3 sampai 6 yang berjumlah sekitar 50 orang masih bersekolah di sekolah induk SDN 10 Sumalata.

34

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Lewat Dana APBD Kabupaten Tahun Anggaran 2015, dibangun 5 lokal bangunan SD di Dusun Ladapa, sehingga diharapkan semua anak SD dari kelas 1 sampai 6 yang jumlahnya sekitar 75 anak, dapat bersekolah di Dusun Ladapa. Tidak ada lagi anak yang jarang ke sekolah ataupun putus sekolah. =

Anak Sekolah SD Kelas Jauh Dusun Ladapa , sebelum memiliki seragam, sepatu, tas sekolah, apa adanya tapi mereka punya semangat

Dialog bersama 2 Orang Guru yang mengajar di Sekolah Kelas Jauh Dusun Ladapa , dengan Pem足 biayaan Operasional 600 ribu / bulan mereka tetap semangat.

BUKU KISAH INSPIRATIF

35


ANAK USIA SD/SLTP

Wajah ceria dan penuh semangat , walau harus melewati tantangan, menggugah hati. Mereka menyeberangi sungai untuk ke sekolah jika kondisi air normal, jika hujan dan banjir mereka tidak dapat ke sekolah..

Pembangunan 5 Lokal Bangunan SD untuk memenuhi Kebutuhan Siswa Kelas 3 sampai 6 yang saat ini masih bersekolah di Sekolah Induk SDN 10 Sumalata

36

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Toyodito Melek Sekolah

D

Kondisi bangunan lama Sekolah Dasar di Desa Toyodito.

esa Toyidito adalah salah satu desa di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo yang terdiri dari 3 Dusun. Dusun Toyidito dengan luas wilayah 1.329 Ha dengan jumlah penduduk 643 KK, kondisi georafis yang jauh dari lautan dan berpegunungan menyebabkan mata pencaharian penduduknya dominan bertani.

BUKU KISAH INSPIRATIF

37


ANAK USIA SD/SLTP

Sejak 2007, Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, menjadi salah satu lokasi percontohan Generasi Sehat Cerdas (GSC). Lewat proses perencanaan yang dilakukan, teridentifikasi di salah satu dusunnya yaitu Dusun Toyidito terdapat anak usia SD sekitar 45 anak yang tidak bersekolah, putus, dan terancam putus sekolah. Dari 45 anak tersebut, hanya 20 orang anak yang bersekolah di pusat desa SDN 1 Toyidito. Karena jaraknya yang cukup jauh dari Dusun Toyi足dito sekitar 7 km, maka hanya sekitar 5 anak SD yang bertahan untuk melanjutkan sekolah. Itu pun dengan tingkat kehadiran 40 sampai 50% setiap bulannya. Lewat hasil identifikasi masalah yang dilakukan KPMD Desa Toyodito, Sarifudin Umar, lahirlah salah satu gagasan untuk mengatasi anak yang tidak bersekolah, terancam, dan putus sekolah tersebut dapat bersekolah. Usulan ini terimplementasi dalam bentuk kegiatan berapa Kontrak rumah penduduk untuk kelas jauh dengan biaya Rp.750.000 pertahun. Uang transportasi 2 orang GTT (Guru Tidak Tetap ) dengan biaya masing-masing Rp. 750.000 per orang untuk 12 bulan dan seragam sekolah, Alat Tulis Kantor (ATK), dan sandal jepit. Bantuan ini di sambut gembira oleh orang tua dan anak sekolah yang ada di Dusun Toyidito. Proses belajar mengajar berjalan lancar dengan jumlah siswa 42 anak usia kelas 1 dan 2 SD. Didanai pula meja

Gembira ria berpose di depan kelas baru 38

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Salah satu pengajar yang masih bertahan sampai saat ini (Wisna Tipuo)

Suasana apel pagi‌.

BUKU KISAH INSPIRATIF

39


ANAK USIA SD/SLTP

Berbaris di depan sekolah dengan seragam dan sepatu Boat.

Suasana belajar dengan rmenggunakan Meja Lipat

40

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Antusias mengikuti pelajaran

Denah Bangunan Kelas Jauh yang di Danai PNPM- MPd GSC T.A 2010

BUKU KISAH INSPIRATIF

41


ANAK USIA SD/SLTP

Tampak Depan Bangunan Kelas Jauh

Proses pembangunan Kelas Jauh

42

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

lipat sebanyak 38 unit dan sepatu boot 38 buah. Menyikapi fakta mundurnya salah satu guru, lewat komunikasi KPMD Toyidito, Sarifudin Umar bersama Pemerintah Desa Toyidito dengan DPRD Kabupaten Gorontalo, berhasil diperjuangkan bangunan fisik kelas jauh lewat APBD. Masyarakat sangat bersyukur dengan di danainya bangunan kelas jauh dari GSC lantaran mimpi mereka terwujud. Hal ini terlihat dari tingkat partisipasi yang tinggi dalam bekerja dan berswadaya. Tak ketinggalan anak-anak penerima manfaat ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Upaya dan perjuangan masyarakat lewat GSC tidak lepas dari peran penting KPMD Desa Toyidito yang berupaya terus menerus memfasilitasi masyarakat, mengkomunikasikan dengan pihak sekolah, pemerintah, bahkan DPRD. Saat ini yang masih tetap bersekolah di kelas jauh Dusun Toyidito berjumlah 35 Orang. Semoga dengan dibangunnya kelas jauh dari GSC akan menggugah dan mendorong dukungan pemerintah dan DPRD. untuk bisa mengupayakan penambahan fasilitas pendukung termasuk pengadaan tenaga Guru. =

Proses pembangunan Kelas Jauh

BUKU KISAH INSPIRATIF

43


ANAK USIA SD/SLTP

Proses pembangunan Kelas Jauh

Pembangunan sudah selesai 100%

44

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Tinggi Asa Anak Pinggiran

D

Bantuan sepeda dari GSC

esir angin yang berhembus kencang ditengarai teriknya panas yang menyengat, sungguh sangat memilukan. Kami sangat terkaget-kaget mendengar uraian cerita Kader Desa Binong tentang keterbatasan kondisi seorang bocah bernama Karmila anak dari Bapak Ridwan dan Ibu Enjum yang beralamat di Desa Binong, yang menarik kami untuk menemui langsung. Dengan semangat dan rasa penasaran yang sangat tinggi kami pun telusuri jalanan yang sangat jauh dengan kondisi jalanan yang rusak menggunakan sepeda motor. Tampak dari kejauhan sebuah rumah bilik yang sungguh sangat memprihatinkan, bahkan boleh dikata sudah tidak layak huni.

BUKU KISAH INSPIRATIF

45


ANAK USIA SD/SLTP

Begitu jauh dan lumayan jalanan yang harus kami tempuh dengan penuh hati-hati dibawah terik matahari. Akhirnya, kamipun tiba di sebuah rumah yang teramat sederhana. Sampai tak terasa airmata menetes tak bisa ditahan. Tampak di depan mata sebuah rumah yang sudah tidak layak huni, tepat disitulah tempat tinggal mereka. Disana kami bertemu dengan seorang anak yang nampak lusuh dan sendu sedang duduk ditemani ibunda tercinta. Obrolan pun mengalir dengan sendirinya, si anak yang baru pulang sekolah dengan memakai pakaian seragam sangat lusuh, menenteng tas yang sudah rusak dengan sepatu bekas. Sungguh sangat mem足 prihatinkan memang. Untuk berangkat sekolah dia terpaksa harus berjalan sangat jauh sepanjang 7 Km jarak dari rumah ke sekolah. Dia harus rela berjalan di bawah teriknya matahari dan guyuran air hujan jika memasuki musim penghujan. Dengan kondisi ini sering si anak akhirnya terpaksa bolos sekolah karena tidak punya ongkos dan tidak ada pakai足an pengganti jika sudah basah kuyup kehujanan. Padahal Karmila tergolong anak cukup cerdas dan sangat ingin sekali terus lanjut sekolah. Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat setempat, disepakati untuk membantu memberikan bantuan perlengkapan sekolah anak tersebut dan sepeda sebagai alat transportasinya dari GSC. Mereka terpaksa harus tinggal dirumah yang teramat sangat sederhana, bahkan boleh dikata sudah tidak layak huni karena ketidakberdayaannya yang hanya mengandalkan upah buruh serabutan. Jangankan untuk sekolah, untuk makan saja terkadang mereka harus menunggu belas kasihan orang jika tidak ada yang menyuruh be足 kerja. Ketika ditanya dengan kondisinya sekarang, Karmila hanya bisa menun足duk sambil menjawab sering dia menangis karena diejek temantemannya, kadang suka malas sekolah kalau sudah seperti itu. Tapi karena melihat bapak dan ibunya dia suka tidak tega dan menangis, dia tidak mau bernasib seperti orangtuanya yang hanya buruh serabutan. Cita-citanya ingin jadi Dokter. Begitulah jawabannya.

46

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Kondisi rumah Karmila.

Karmila bersama sepeda baru dari GSC.

Akhirnya atas kesepakatan warga melalui musyawarah, baik tingkat Dusun maupun Desa, GSC memberikan bantuan seperangkat perlengkapan sekolah dan sepeda. Tampak senyuman merekah terlihat dengan jelas seolah mengatakan siap menyongsong secercah harapan yang lebih baik di masa yang akan datang.

BUKU KISAH INSPIRATIF

47


ANAK USIA SD/SLTP

Tetaplah bersinar cahaya bintangku di tengah gelapnya malam. Jangan biarkan meredup di tengah hingar bingar kerasnya hidup. Karena sesungguhnya, kisah hidup ini akan bergema dalam setiap insani. Ingatlah GSC tidak akan pernah membiarkanmu berada dalam keterbatasan. Kami akan terus berusaha untuk memfasilitasi dan memberikan hal terindah dalam hidupmu. Tetaplah tersenyum matahariku. Senyum terindahmu adalah asa kita semua. =

48

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Merajut Mimpi di Serambi Medinah

Wajah ceria siswa didik.

S

umber daya manusia yang berkualitas produk pendidikan merupakan kunci keberhasilan pembangunan negara. Pasal 6 ayat (1) UU Sisdiknas berbunyi: “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar�.

BUKU KISAH INSPIRATIF

49


ANAK USIA SD/SLTP

Namun nyatanya tidak semua warga negara Indonesia dapat mencicipi Program Wajib Belajar 9 Tahun. Masih banyak kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraannya, khususnya terkait dengan akses pendidikan yang masih relatif rendah, fasilitas, pembiayaan, manajemen, dan kesempatan sekolah. Sebagian masyarakat di daerah perdesaan belum dapat me­ngenyam wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah. Padahal justru terkadang dari sanalah muncul bibit-bibit berkualitas yang akan memberikan andil tak ternilai bagi masa depan bangsa Indonesia kelak. Saat ini, Iskar Bubu dan Saharia bisa tersenyum bahagia melihat putra putri mereka. “Meski kami sekolah tidak selesai Sekolah dasar, tapi kami berkomitmen anak-anak harus sekolah,” ujar mereka. Saharia (42) yang akrab disapa Ibu Cano tak menyangka dengan apa yang telah diusulkan masyarakat melalui Musyawarah Desa GSC sejak 2008, berhasil menghantarkan lima anaknya mengenyam sekolah pada pendidikan dasar 9 Tahun. Sebuah hal yang tak terbayangkan sebelum­ nya. Menurut pengakuan Ibu Cano, awalnya “Jika tidak ada GSC anak­ nya tidak akan bersekolah, melainkan disuruh mencari uang membantu ekonomi keluarga”. Cano sendiri hanya sekolah sampai dengan kelas 1 SD karena tidak punya biaya. Suami Saharia, Iskar, mengakui keterbatasan ekonominya sebagai buruh tani musiman. Upahnya hanya bisa untuk makan sehari-hari. Jika ditambah untuk biaya beli seragam, peralatan sekolah, dan Transportasi sekolah kemungkinan tidak cukup. “Per hari pendapatan berkisar Rp. 60 ribu. Namun, itu pun tidak rutin kecuali pada saat musim panen. Belum beli air dan bayar listrik yang masih menumpang ke tetangga,”. Menurut Anita A Yusuf, Sekertaris UPK Sumalata GSC, awalnya mereka tinggal di rumah kebun di atas gunung. Namun, sejak 4 tahun terakhir keluarga Iskar menempati rumah sederhana di depan tanggul penahan ombak yang menghadap ke pantai.

50

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Saharia dan Iskar bersama keluarga.

Meski berisiko, namun keinginan ini didasarkan atas semangat anakanaknya untuk sekolah. Pindah ke tempat yang baru karena alasan agar lebih dekat ke sekolah anaknya. Testin Bubu anak kedua dari pasangan Iskar dan Saharia ingin menjadi guru. Sementara adiknya, Awan Bubu, bercita-cita menjadi tentara. =

BUKU KISAH INSPIRATIF

51


ANAK USIA SD/SLTP

Meti Kini Tersenyum Lagi

Kondisi Meti yang memprihatinkan

S

emilir angin pagi sapa insan pemetik teh di detak nadi pegunungan Kecamatan Gununghalu yang berlokasi di ujung Kabupaten Bandung Barat. Pemandangan nan cantik dan piawai di sepanjang jalan dengan warna hijau yang mendominasi, sejukan asa dan rasa yang membuat mata terasa segar menggelegar. Gemericik air mengalir di sela-sela pepohonan menuruni lembah yang terusik. Perjalanan menuju Desa Tamanjaya tidaklah mudah, jalan berkelok, berbatu dan longsoran di sisi jalan harus membuat ekstra hati-hati.

52

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Detik demi detik membuat jantung berdetak berpacu dengan keingin­ an untuk tahu arti peduli. Pemandangan yang indah dan perawan membuat semangat menggebu untuk sampai di ujung sebuah dusun nan jauh di ufuk mata. Di sebuah halaman rumah panggung, seorang gadis kecil berambut panjang sedang bermain dengan teman-temannya penuh gelak tawa. Tampak dari jauh tidak ada yang berbeda diantara mereka, seolah berbaur tanpa ada kesan malu. Tatkala kami mengucapkan salam, terlihat Meti Siswa SD Sodong I Desa Tamanjaya menolehkan wajahnya. Terenyuh hati ini melihat kondisinya, dengan adanya benjolan di atas hidung di antara kedua matanya yang sayu. Semakin banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam hati kami untuk lebih banyak mengetahui kondisinya. Sungguh paparan nyata yang betul-betul mengagetkan hati dan nurani. Dialog pun mengalir dengan sendirinya. Betapa miris hati kami, mendengar uraian cerita ibunda Meti yang selama ini melihat dan merasakan derita anaknya tercinta. Ketika kami ceritakan Generasi Sehat dan Cerdas (GSC), nampak ibunda Meti terperangah melihat secercah asa. Sungguh pemandangan yang membuat hati terenyuh, seolah bahagia itu akan datang. Terisak penuh dengan air mata berkaca, hanya mampu mengucapkan “Hatur nuhun kana kasaeannaâ€? (Terima kasih atas kebaikannya). Ibunda Meti ternyata tidak paham baca tulis dan Bahasa Indonesia. Perjalanan tadi hanyalah salah satu kegiatan yang kami lakukan untuk melihat secara langsung kondisi Meti. Dan kami pun bertekad untuk menyeka air mata ibunda Meti dan memberikan senyum ter­ indah di sudut bibir mereka, untuk menggapai semua asa yang tiada bertepi. Kisah Meti sendiri memang mengharukan. Berawal dari adanya hasil Musyawarah Dusun, muncul permasalahan yang diutarakan oleh seorang guru bahwa ada anak-anak yang kurang maksimal dalam proses

BUKU KISAH INSPIRATIF

53


ANAK USIA SD/SLTP

Faskab dan FK memfasilitasi Meti ke rumah sakit.

belajar mengajar di kelas. Hal ini di sebabkan daya penglihatan dari anak tersebut yang terganggu sehingga harus selalu duduk di depan dan ini pun mengganggu terhadap nilai mereka bahkan kehadirannya. Berdasarkan proses perencanaan dan pembuatan Rencana Anggaran dan Belanja (RAB), maka teranggarkan dana pengadaan kacamata untuk 5 orang anak pemanfaat. Ketika dana akan dicairkan, dilakukan pemeriksaan terkait kondisi kesehatan mata dari pemanfaat, termasuk Meti. Berdasarkan hasil pemeriksaan untuk Meti, disarankan untuk melakukan pengobatan karena kondisi mata terganggu oleh adanya benjolan di antara ke dua matanya. Yang lebih memilukan adalah sempat adanya penolakan atau rasa trauma dari orangtua Meti, sebabnya 2 tahun yang lalu ada yang coba memfasilitasi pengobatan. Tetapi ternyata ketika uang dari hasil

54

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Rontgen Kepala di RSHS

meminjam sebesar Rp 2.500.000,00 dikeluarkan, pengobatan tidak kunjung di dapat malah ditelantarkan di Rumah Sakit selama 10 hari bahkan untuk pulang pun mereka mengandalkan uluran tangan orang lain yang peduli. Kami yang pada saat itu masih melakukan pendampingan KPMD, merasa tergugah dan berdiskusi dengan UPK, FK dan Pelaku Desa. Maka dilakukan lah langkah sebagai berikut : Pertama, Desa melakukan kegiatan musyawarah untuk merevisi kegiatan guna penanganan fasilitasi pengobatan Meti. Kedua, dilakukan kunjungan langsung ke rumah orang tua Meti, untuk mengetahui permasalahan kondisi terakhir. Dari hasil pembi足 caraan dengan orang tuanya, benjolan tersebut semakin membesar 2 tahun terakhir. Mata sering sakit, merasa tegang, sulit dibuka ketika bangun tidur, menyebabkan dalam satu bulan ada beberapa hari sering tidak masuk sekolah. Ketiga, Memfasilitasi agar pengobatan bisa menggunakan Jamkesmas dengan memfasilitasi pengurusan Jamkesmas.

BUKU KISAH INSPIRATIF

55


ANAK USIA SD/SLTP

Keempat, dilakukan pemeriksaan awal di Puskesmas agar men足 dapatkan surat rujukan. Hasil pemeriksaan di Puskesmas Meti harus segera dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dengan diagnosa Tumor. Kelima, memfasilitasi transportasi dan akomodasi ke RSHS . Tetapi Jamkesmas ditolak karena data di Kartu Jamkesmas, Database, Kartu Keluarga dan KTP tidak sinkron. Ketika sampai di RSHS harus mendapat rujukan dulu dari RS Cibabat, maka dilakukan pemeriksaan di Poli Bedah RS Cibabat dengan diagnosa Menlingoule. Kemudian siang hari dilanjutkan pemeriksaan di Poli Bedah Plastik RSHS, dan harus melakukan pemeriksaan ulang besok paginya jam 07.00. Dikarenakan tidak adanya rawat inap di RSHS, maka Meti, orangtuanya dan pengantar menginap di lorong RSHS , daripada harus pulang ke Gununghalu dengan jarak tempuh 3,5 jam. Keenam, Dilakukan pemeriksaan kembali oleh tenaga dokter ahli, 4 dokter Asing dan 4 dokter lokal, hasilnya harus dilakukan operasi dengan diagnosa kebocoran tulang hidung sehingga cairan otak masuk

56

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

ke sekitar hidung. Sebelum operasi harus dilakukan pemeriksaan Ront足 gen Kepala, CT Scan dan Pemeriksaan Darah juga konsultasi dengan Dokter Syaraf. Tak terlihat gurat lelah di wajah Meti dari mulai pemeriksaan di Puskesmas sampai pada saat Rontgen Kepala di RSHS. Harapan untuk menggapai cita-cita melanjutkan sekolah ke SMP membuatnya se足 mangat mengikuti pengobatan yang dilakukan. Sungguh semangat luar biasa yang harus kita jaga agar asa senantiasa berpihak. Bersama kaki mungil yang senantiasa menapaki jalan dengan hembusan napas dan semangat untuk selalu rengkuh bahagia bersama bintang di langit.=

BUKU KISAH INSPIRATIF

57


ANAK USIA SD/SLTP

Sepatu Penjemput Mimpi

Pergi sekolah tidak lagi beralas tanah

E

mbun pagi masih membasahi dedaunan , menemani dinginnya pagi di pegunungan. Masih terlihat tanah merah yang basah bekas hujan semalam. Langkah-langkah kecil mengiringi anakanak bercanda riang pergi ke sekolah. Kondisi jalan setapak yang turun naik dan pinggiran sungai yang mereka lalui, tidak mengurangi semangat mereka untuk menuntut ilmu. Tampaklah dua siswa Kelas 3 SD Jaladri Budi, Pian dan Isum, dengan senyumnya yang merekah berjalan beriringan dengan teman-teman足 nya. Lokasi tempat tinggal mereka yang cukup terisolir dari pusat desa,

58

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

memaksa mereka harus bersekolah di Kecamatan Cililin. Padahal tempat tinggal mereka masuk wilayah RT 01 RW 07 Kampung Tonggoh Desa Singa Jaya Kecamatan Cihampelas. Jarak dari pusat desa ke kampung mereka hanya sekitar 4 Km, tetapi dengan kondisi jalan yang rusak dan menanjak menuju pegunungan. Dimana lokasi tersebut sering dijadikan tempat latihan gantole. Sementara jarak dari rumah mereka ke sekolah sekitar 3 Km dengan menapaki jalan setapak tanah merah sekitar kebun dan pinggir sungai. Tidak terbayangkan ketika kondisi hujan, memaksa anak-anak sekolah untuk melepaskan sepatunya. Sungguh ironis memang di tengah pembangunan yang sedang giat dilakukan masih ada segelintir orang yang tidak bisa memanfaatkan. Namun akses sulit menuju sekolah tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap menyongsong asa yang lebih baik hingga dapat menjadi kebanggaan orangtua dan memberikan nuansa tersendiri. Mengingat sulitnya akses menuju ke sekolah terutama di musim hujan, masyarakat memprioritaskan usulan pengadaan sepatu boot. Dengan dana GSC ada 8 orang anak yang mendapatkan bantuan sepatu boot. Semoga dengan langkah semangat anak-anak tersebut, tercapai juga apa yang mereka cita-citakan untuk tetap bersekolah. Meng足gapai cita setinggi langit jangan menyerah walau aral merintang. Karena dunia akan berpihak bila dibarengi dengan semangat dan motivasi untuk maju. =

BUKU KISAH INSPIRATIF

59


ANAK USIA SD/SLTP

Cerita Misbah Menggapai Mimpi

Menerima bantuan untuk keperluan sekolah.

P

ada saat pendataan sasaran, kami (TPMD & KPMD) mendapati anak, Misbah, dari Desa Gekbrong yang putus sekolah. Anak tersebut sudah hampir 1 tahun, tidak sekolah karena keluarganya (Ua) karena ayah tersebut adalah anak yatim piatu. Ketika kami konfirmasi ke sekolah, pihak sekolah menceritakan bahwa sudah beberapa kali memanggil keluarganya dan bahkan mendatangi rumahnya untuk membujuk supaya mengijinkan anak tersebut untuk sekolah lagi. Tetapi pihak keluarga malah menjawab, “Apa urusannya memaksa supaya anak ini sekolah, toh kebutuhan anak ini, saya yang menanggung.�

60

BUKU KISAH INSPIRATIF


ANAK USIA SD/SLTP

Pada Nopember, kami mencoba mendekati anak tersebut dan menanyakan apakah anak tersebut mau sekolah lagi? Anak tersebut mengangguk tapi takut sama Ua-nya, karena kalau ketahuan sekolah lagi suka dimarahin dan perlengkapan sekolahnya dibuang oleh keluarga足 nya. Kemudian kami mengkoordinasikan dengan pihak sekolah supaya menemui keluarganya dan membujuk kembali supaya anak tersebut masuk sekolah lagi. Setelah pihak sekolah menemui keluarganya, akhir足nya keluarganya mengijinkan anak tersebut masuk sekolah tetapi dengan persyaratan. Setelah selesai sekolah harus membantu bekerja di kebun. Walaupun, hati kami merasa miris melihat nasib anak tersebut, pagi kerja di kebun dan siangnya masuk sekolah. Pada saat anak tersebut sekolah, kami bingung karena harus menyediakan perlengkapan sekolah dan kegiatan yang direncanakan dari Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) masih dalam tahapan perencanaan. Kami berdiskusi dengan para pelaku GSC, supaya mengupayakan perlengkapan sekolah walaupun bekas tapi layak pakai. Akhirnya kami sepakat untuk swadaya se足adanya, akhirnya terkumpul uang untuk membeli perlengkapan sekolah. Pada hari pertama masuk sekolah dan pada saat pulang sekolah, anak tersebut masih ada rasa ketakutan pada Ua-nya. Seragam yang di pakai, dititipkan dulu di rumah KPMD. Kami merasa kasihan, kalau kondisinya seperti ini terus menerus. Lalu kami menghubungi pihak sekolah lagi, supaya menjelaskan kalau anak itu sudah masuk sekolah dan membujuk keluarganya supaya mengijinkan anak tersebut masuk sekolah. Pada akhirnya, pihak keluarga menyetujui dan anak tersebut bisa pulang dengan tenang walaupun masih memakai seragam sekolah. Akhirnya pada saat pelaksanaan kegiatan GSC, anak tersebut diberi bantuan perlengkapan sekolah dan biaya transportasi sampai dengan sekarang.=

BUKU KISAH INSPIRATIF

61


ABK USIA SD

Rama Sekolah Lagi ‌

R

Ibu Suprihatin, Rama dan Ibu Guru Pembimbing.

ama, putra dari Ibu Suprihatin dan Bapak Tarnadi di RT 05 Dusun 1 Desa Margasari. Rama sebenarnya anak yang baik, hanya saja lingkungan yang men-cap nya sebagai anak nakal membuat kenakalannya semakin menjadi-jadi. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian orang tua. Bapak Tarnadi sehari-hari melakukan pelayanan jasa ojek dengan penghasilan yang tidak tetap. Kadang juga bekerja serabutan jika ada orang-orang atau tetangga sekitar yang membutuhkan bantuan. Ibu Suprihatin memang ibu rumah tangga yang seharusnya dapat mendampingi dan memonitoring perkembangan pendidikan Rama secara penuh. Namun karena keterbatasan pengetahuan, walaupun tidak termasuk buta huruf membuat perhatian terhadap pendidikan Rama tidak menjadi hal yang diutamakan.

62

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Rama putus sekolah karena Ibu Suprihatin tidak terima putranya tidak naik kelas. Apalagi menjadi satu-satunya murid di kelas IV yang tidak naik ke kelas V. Beliau telah melakukan protes ke pihak sekolah dan wali kelas IV, namun karena prestasi akademik Rama yang ‘berbicara’ maka pihak sekolah tidak dapat berbuat lebih. Karena semua itu juga demi kebaikan Rama sendiri, agar orang tua memberi perhatian lebih pada pendidikan Rama. Mengingat selama ini hal tersebut cukup dikesampingkan. Dengan pendekatan yang intensif dari pihak aparatur Desa Margasari memberikan pengertian secara kekeluargaan, hati Ibu Suprihatin mulai terbuka dan mendorong Rama agar bersekolah lagi demi masa depannya. Saat ini Rama kembali bersekolah di kelas IV walau seharusnya di kelas V. Namun,ia tidak berkecil hati karena itu semua adalah sematamata untuk masa depannya. =

BUKU KISAH INSPIRATIF

63


ABK USIA SD

Eva Masih Ingin Sekolah...

Eva beserta bantuan alat sekolah dari GSC.

S

alah satu tujuan Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) adalah meningkatnya derajat pendidikan usia dasar dan menengah,. Tujuannya kualitas sumber daya manusia semakin cerdas dan berhasil dalam layan足an pendidikan. Neng Eva, sebut saja namanya demikian, penderita cacat mental dari Kecamatan Garawangi turut menikmati bantuan GSC. Pada usianya yang ke 10 tahun, ia sudah menginjak kelas 5 di SLB Negeri Luragung, menurut orangtuanya, Ibu Fatimah, Eva masih menderita cacat mental, sejak kecil pada saat terserang penyakit panas, anaknya me足ngalami

64

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

kelainan mental, sehingga sampai sekarang tidak berjalan normal sebagaimana mestinya. Ibu Fatimah yang mengasuh dan membesarkan Eva tidak putus harapan tetap bersemangat dan sabar agar anaknya kelak bisa menikmati pendidikan yang layak seperti orang lain. GSC hadir memberikan berkah dan manfaat khususnya bagi Eva dan keluarganya. Terutama Ibu Fatimah yang berharap besar agar anak足 nya terus didorong diberi dukungan semua pihak. Maklum saja kondisi keluarganya tergolong rumah tangga miskin. Bapaknya sebagai buruh bangunan di luar kota, cukup berat membiayai anaknya sekolah di SLB terutama untuk transportasi setiap hari. Bantuan yang diberikan GSC berupa transportasi dan perlengkapan sekolah. Transportasi yang diberikan sejumlah Rp. 200.000,- setiap bulan selama 12 bulan. Total yang diberikan sebesar Rp. 2.400.000,-. Selain itu diberi paket perlengkapan sekolah untuk mendukung kegiatan belajarnya. Ibunya setiap hari mengantar sekolah ke SLB Luragung dengan jarak tempuh 20 Km selama setengah jam. Uang transportasi dibayarkan ke sekolah untuk fasilitas angkutan mobil antar jemput. Setiap hari Eva dijemput jam 7 pagi dan diantar pulang jam 12 siang bersama siswa lainnya menggunakan mobil yang disediakan pihak sekolah. Bantuan yang diberikan semoga membuat Eva tetap semangat untuk menyelesaikan sekolahnya. Satu hal yang membanggakan, Eva dan orangtuanya tidak pernah malu dibuktikan mengantar ke sekolah setiap hari. Sekolah terus tetap semangat. =

BUKU KISAH INSPIRATIF

65


ABK USIA SD

Mengayuh Mimpi Masa Depan

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan kursi rodanya

N

amaku Indri Novianti. Aku tinggal di Kampung Mekarmulya Dusun 2 Paseh Kaler. Aku adalah anak pertama dari pasangan Nunung dan Nanang. Aku lahir di Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang pada tanggal 5 November 2003. Ibuku hanyalah ibu rumah tangga biasa. Sedangkan pekerjaan ayahku tukang ojeg. Ibu mulai merasakan mulas saat adzan subuh baru saja berkumandang di tanggal 4 November 2003, sepertinya aku masih betah berada dalam dekapan 66

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

ibunda dan belum mau melihat dunia yang katanya indah dan berwarna, tak terbayang sakit yang dirasakan ibunda karena aku baru menikmati dunia subuh besoknya. Aku terlahir dengan bantuan ibu bidan. Katanya saat aku terlahir aku tidak bergerak dan tidak ada tangisan yang keluar sampai akhirnya aku di bawa ke Rumah Sakit Umum Sumedang dan dirawat selama 1 bulan. Menurut diagnosa dokter katanya ada urat yang kejepit ketika melahirkan. Dalam Perkembangannya ketika usia 4 bulan aku yang seharusnya sudah bisa berinteraksi masih tergolek dan lemas. Tetapi ibunda masih rajin membawaku ke Posyandu untuk menimbang dan memeriksakanku. Itu selalu dilakukan ibunda sampai usiaku 3 tahun. Setelah usia 3 tahun aku jarang ke Posyandu karena aku sudah mulai takut untuk naik timbangan itu. Ketika usiaku 6 tahun orangtuanya bercerai. Aku kadang tinggal dan diurus oleh nenek dari ayah atau kadang tinggal dengan ibu. Ibuku masih belum mempunyai tempat tinggal saat inipun masih tinggal dalam satu rumah dengan buyut tiri ibuku yang berpenghuni 3 keluarga. Di usia 8 tahun aku semakin lemah, tidak bisa berjalan dan tidak dapat berbicara dengan jelas, dan dalam usia ini pun aku belum terdaftar di SD Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan alasan ibuku malu jika anak足 nya ke SLB. Apalagi ayah dan ibuku kini sudah mempunyai keluarga baru dan mempunyai anak lain yang sehat dan lincah, sehingga tidak ada lagi waktu mereka untuk menggendong dan mengantar jemput aku ke sekolah. Nenek pun sudah tidak kuat lagi untuk menggendong. Sekarang, sehari-hari aku hanya terduduk lemas diasuh oleh nenek, dan aku tidak pernah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Akhirnya aku ditemukan oleh kakak-kakak yang tahu aku belum sekolah padahal usia sudah 8 tahun. Maka setelah menemui guru SLB Maruja Taqwa yang jarak dari rumahku ke sekolah lebih kurang sekitar 1 Km.

BUKU KISAH INSPIRATIF

67


ABK USIA SD

Ternyata biaya belajar mengajar di SLB gratis, karena dari sekolah sudah tersedia seragam, sepatu, tas, buku buku pelajaran. Namun satu hal, pihak sekolah tidak bisa memberikan fasilitas kursi roda. Karena itu kakak-kakak di desa, atas bantuan dan dukungan dari Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) membelikanku kursi roda. Kini aku bisa sekolah, langkah kaki telah tergantikan dengan ayunan gowesan kursi roda. Ternyata dibalik kekuranganku Allah memberikan kelebihan, yaitu semangat hati dan jiwa untuk menuju sekolah tercinta. Ke足 terbatasan bukan lagi menjadi aral langkahku menggapai cita-citaku. =

68

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Ketidaksempurnaan Nan Indah

U

sianya masih 9 tahun, namanya Mulyadi adalah pemanfaat Generasi Sehat Cerdas (GSC). Dia tinggal di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Dia mendapatkan bantuan tongkat untuk dapat melanjutkan seluruh aktivitasnya. Mulyadi adalah seoarang anak yang kelak akan meruskan bangsa ini, namun ketidaksempurnaan harus dia alami. Sejak lahir satu kaki mungilnya tidak nampak, mulai dari pangkal paha kondisi itu dialami sejak bayi. Bukan hanya ketidaksempurnaan fisik yang dia alami namun semua kondisi itu membuat dia merasakan ketidaksempurnaan sebuah keluarga. Namun semua keterbatasan yang ada tidak membuat langkah kecilnya menjadi surut. Terutama sejak sebuah tongkat pelanjut masa kecil nan indah telah dia dapat dari GSC. Semua berawal dari prihatinnya masyarakat melihat kondisi Mulyadi. Semula kaki palsu yang diharapkan masyarakat bisa diberikan, harapannya kondisi ketidaksempurnaan tidak nampak saat dia menjalani aktifitasnya. Namun kondisi kekurangannya tidak memungkinkan karena tidak ada pangkal paha sebagai pengkait kaki palsunya, sehingga tongkatlah yang bisa diberikan.

BUKU KISAH INSPIRATIF

69


ABK USIA SD

Mulyadi bersama kakek tercinta

Ketidaksempurnaan tidak membuat Mulyadi harus kehilangan masa kecil indahnya, dengan tongkatnya dia ceria bersekolah. Dia ceria bermain bola yang merupakan hobinya. Sangatlah pantas jika anak kecil itu menjadi motivator anak bangsa lainnya. Dia adalah contoh nyata kehidupan yang saat ini sedang banyak masyarakat atau anak-anak yang terlena dengan segala fasilitas. Dia adalah motivator indah yang perlu diperlihatkan pada anak-anak bangsa ini tentang makna kehidupan. Kehidupan ini sangat indah untuk dinikmati. Ketidaksempurnaan bukanlah penghalang untuk dapat menikmati ini semua. Jangan ce足 ngeng. Dengan kondisi itulah makna yang bisa diambil dari semangat Mulyadi menjalani masa kecilnya. =

70

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Jejak Langkah Besar Satria

Satria Kurlan di kursi roda bantuan Generasi Sehat dan Cerdas

S

ebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pen­ tingnya pendidikan, “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia”. Tentulah dari pernyata­ an tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan.

BUKU KISAH INSPIRATIF

71


ABK USIA SD

Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur. Karena seperti yang kita ketahui bahwa suatu pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spiritual, intelejensi, skill, dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. Tentu saja pendidikan, kemampuan, wawasan dan pengetahuan-lah yang kita butuhkan. Di dalam bangku pendidikan banyak sekali hal yang kita dapatkan. Tetapi entah mengapa banyak sekali warga di Indonesia ini yang tidak mengenyam bangku pendidikan. Sebagaimana yang dirasakan oleh salah seorang anak bangsa bernama Satria Kurlan Maulana yang merupakan salah satu dari mungkin ribuan bahkan jutaan anak bangsa di Indonesia ini yang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan sebelumnya. Satria Kurlan Maulana merupakan warga Kecamatan Sape lahir pada 2 Juli 2007. Hidup di gubuk kecil dengan keadaan ekonomi keluarga yang memprihatinkan. Selain itu Satria juga termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dimana kedua kakinya tidak normal sebagaimana anak lainnya. Begitu juga dengan kedua tangannya. Kurnia (orang tua Satria Kurlan Maulana) saat ditemui di rumahnya dengan haru berlinang air mata mengatakan “Mada ti ne’e ku kau sekolah anakku pak! Tiwara piti dei sekolah kai labo mada doho harus ce’i sanai-nai setiap lao sekolahna. labo dahuku maja adena kabata ma lengana� (Saya hampir putus asa untuk tidak menyekolahkan Satria pak, karena tidak ada uang untuk biaya sekolah baik untuk beli baju seragam maupun untuk kita antar jemput pak, dan takutnya dia malu di ejek ma temannya).

72

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Namun rupanya anak ini sangat semangat untuk sekolah. Saat diajak ngobrol, Satria menuturkan dalam bahasa Bima “Mada kane’e sekolahku” (Saya mau sekolah). Lebih lanjut Kurnia mengatakan, “Alhamdulillah sekarang anak saya dah masuk sekolah pak. Saya sangat bersyukur, mungkin hal ini karena keteguhan hati anak saya ingin masuk sekolah dan do’a kami dikabulkan Allah SWT”. Lewat Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) Kecamatan Sape, Satria kini dapat mengenyam bangku pendidikan di SDN Inpres Sangia, Sape. Selain itu ada pula bantuan 1 unit kursi roda, seragam lengkap serta alat tulis. Fasilitator GSC Kecamatan Sape, Yuliardi Sukri, SE, dan pen­damping lokal mengatakan bahwa pemberian bantuan kepada Satria Kurlan Maulana merupakan hasil pendataan Kader Pembangunan Masyarakat Desa (KPMD) Desa Sangia. Pemberian bantuan itu diharapkan dapat bermanfaat bagi Satria, diharapkan kepada orang tuanya agar bersabar mengantar jemput anak serta memberikan bimbingan dan arahan yang baik dan memberikan motivasi agar Satria tetap semangat untuk terus melanjutkan pendidikan. Kader Pembangunan Masyarakat Desa (KPMD) Desa Sangia, Sri, di Lapangan Sangia Sape, mengatakan bahwa, berdasarkan data terakhir, selain Satria, di Desa Sangia terdapat sekitar belasan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang nantinya data tersebut akan laporkan ke Fasilitator GSC Kecamatan Sape.=

BUKU KISAH INSPIRATIF

73


ABK USIA SD

Terapi Penempa Potensi

Para Anak Berkebutuhan Khusus dalam kegiatan luar kelas (Outing Class).

O

uting Class atau kegiatan pembelajaran siswa diluar kelas merupakan kegiatan yang bersifat masal dalam rangka mengembangkan potensi terpendam siswa yang selama ini hanya terlihat didalam kelas. Generasi Sehat dan Cerdas Kecamatan Lembeyang telah melaksanakan kegiatan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) pada 2013 berupa Outing Class bagi siswa inklusi. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat potensi terpendam siswa ketika melaksanakan kegiatan luar kelas.

74

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Dalam kegiatan ini, para ABK selain didampingi oleh orang tua, diikuti pula oleh para kader GSC Lembeyan, menjadikan kegiatan ini semakin semarak dan merakyat. Seluruh siswa beserta orang tua naik mobil kelinci untuk bersama berangkat menuju lokasi kolam renang di Desa Gantrung Kecamatan Kebonsari. Mengapa mobil kelinci? Secara psikologis siswa akan senang dengan hal unik sehingga akan terekam baik dalam memori mereka. Para orang tua memberikan penjelas足an tentang apa yang yang mereka lihat di sepanjang perjalanan. Sehingga akan terikat hubungan kekeluargaan yang baik serta edukatif. Secara ekonomi, mobil kelinci terbilang murah. Selain itu peserta Outing Class dapat menkmati udara segar sepanjang perjalanan. Mobil kelinci mudah ditemukan dimana-mana. Hal ini karena konsepnya yang merakyat, serta dapat dinaiki oleh banyak orang sekaligus. Dengan adanya kegiatan inklusi semoga dapat mempermudah perkembangan potensi lokal yang dapat di akses masyarakat yang membumi dan lebih alami. Bermain air menjadi hal yang mengasyikkan bagi siswa. Siapapun akan merasa rileks saat bertemu dengan air. Di samping itu bermain air juga dapat dijadikan sarana terapi secara tidak langsung oleh para pendidik. Hal inilah yang menjadi salah satu tujuan diadakannya Outing Class. Ada beberapa siswa yang perlu untuk diterapi dengan sebelum足 nya melenturkan tubuhnya saat bermain air. Dewi, siswa dari Desa Krowe yang mengalami kelainan bentuk tulang belakang saat diterapi merasa sangat senang. Siswa ini mulanya tidak dapat berdiri tegak lama. Setelah beberapa minggu dan diteruskan juga dengan terapi air sekarang siswa ini sudah dapat berjalan meskipun belum sempurna 100%. Sebagai salah satu siswa yang berbeda dengan siswa lainnya, Dewi juga mendapat terapi sinar seminggu sekali oleh terapis yang di datangkan dari Solo (Ibu Risala Kusumowati).

BUKU KISAH INSPIRATIF

75


ABK USIA SD

Kegiatan luar kelas (Outing Class) membuat senang Para ABK.

Dampak yang sangat luarbiasa bagi kegiatan ini karena hampir seluruh sekolah setelah mendapatkan informasi tentang kegiatan ABK (sekolah inklusi) mulai berpikir untuk merubah pola pendidikan yang selama ini memarginalkan siswa dengan kategori ABK ini. Kegiatan ABK yang dilaksanakan dua kali seminggu. Setiap Kamis dan Jumat, ada pemandangan baru di sekolah inklusi, dimana setiap orang tua mengantar putra-putrinya untuk dididik menjadi lebih baik. Mereka menunggu dengan sabar hingga kegiatan selesai. Para orang ini selalu berdiskusi tentang perkembangan putra-putrinya yang dididik di sekolah inklusi. Kerjasama yang baik dan menguntungkan tentunya. Perkembangan lebih lanjut informasi dari orang tua juga akan ditularkan kepada masyarakat tentang pentingnya kelas inklusi bagi siswa ABK agar siswa siap untuk menjalani kehidupanya kelak. Yang tentunya penuh dengan tantangan. Dengan adanya kelas ABK pendidikan inklusi dapat membantu siswa menemukenali potensi dirinya sendiri. Memberikan tambahan pengetahuan di luar jam pelajaran sekolah pagi agar pendidikan dapat berjalan dengan lancar serta siswa dapat menyelesaikan pendidikan dasarnya 9 Tahun tidak tertinggal dengan siswa lain sebayanya. =

76

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Rumah Pustaka Pembuka Dunia

Pelayanan di Rumah Pustaka untuk melayani ABK.

K

ecamatan Barat berada di 20 Km sebelah Timur Kabupaten Magetan. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan kartoharjo, sebelah Barat dengan Kecamatan Karangrejo, sebe足 lah 足Selatan dengan Kecamatan Maospati dan sebelah timur berbatasan langsung dengan Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun. Kecamatan Barat terdiri dari 12 desa dan 2 kelurahan, dan mulai menerima Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) pada 2008. Dengan alokasi BLM 1,5 M tahun 2009, 1 M tahun 2010 dan 600 Juta di tahun 2011 hingga 2013. Masing-masing 500 juta. Mayoritas kegiatan yang dilaksanakan untuk bidang kesehatan bersifat umum seperti bantuan PMT

BUKU KISAH INSPIRATIF

77


ABK USIA SD

Sosialisasi, Prasarana Posyandu, dan sedikit yang mengarah ke kegiat足 an prioritas, seperti pemberian PMT Pemulihan untuk balita BGM dan mendekati BGM. Begitu juga untuk bidang pendidikan. Sebagian besar bantuan bersifat umum, seperti bantuan Alat Tulis Sekolah (ATS) untuk siswa SD dan SMP dari RTM. Sedangkan yang bersifat prioritas, seperti bantuan terhadap anak usia SD-SMP yang belum bersekolah, anak terancam putus SD-SMP, bahkan anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang membutuhkan penanganan secara intens. Fasilitator Kabupaten (Faskab) GSC (Aris Munandar Budiawan, ST.) mempunyai pemikiran untuk menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), agar mendapat pelayanan pendidikan seperti anak normal, sesuai undang-undang bahwa pendidikan adalah hak semua warga negara. Mulai saat itu Faskab intens melakukan koordinasi dengan instansi terkait (Dinas Pendidikan, Lembaga Pendidikan Luar Biasa, dan dengan pakar-pakar Pendidikan Luar Biasa) agar dapat segera merealisasikan rencana kegiatan tersebut. Hal itu ditindaklanjuti dengan seringnya rapat koordinasi dengan semua FK GSC se-Magetan untuk membahas secara rinci, apa saja yang perlu dipersiapkan. Diawali dari Kecamatan Panekan, tepatnya Desa Sidowayah, merencanakan kegiatan Rumah Pintar untuk menangani ABK selama 6 bulan. Dengan jadwal masuk 2 kali dalam seminggu dan 90-120 menit dalam sekali pertemuan pembelajaran, dapat dirasakan dan dinilai, perkembangan baik akademik maupun kemandirian ABK sangat bagus. Oleh karena itu rencana kegiatan tersebut oleh Faskab ditekankan pada setiap Kecamatan lokasi Generasi agar dapat melaksanakannya. Karena pada saat itu sudah pertengahan tahun anggaran, maka langkah yang dapat dilaksanakan di Kecamatan Barat baru pada tahap mengidentifikasi sasaran ABK di setiap desa. Dengan berbekal form bantu identifikasi ABK, diantaranya adalah anak sudah masuk usia SD-SMP belum bisa baca tulis, sulit menerima pelajaran, autis, hiper-

78

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

aktif, slowler dan lain-lain. Saat itu ditemukan data sejumlah 58 anak berkebutuhan khusus, baik yang masih duduk di SD maupun SMP. Itu belum melibatkan semua SD-MI maupun SMP-MTs, karena setelah mencoba berkoordinasi dengan pihak SD, anak yang tidak masuk kriteria pun dipaksakan untuk diikutkan. Setelah sering kali dibahas pada saat Rakor KPMD dan juga Kelembagaan, semua desa merencanakan kegiatan penanganan ABK. Karena dana BLM desa terbatas, maka langkah pertama yang kami lakukan adalah memverifikasi data ABK di setiap desa dengan mendatangi rumah ABK untuk dapat wawancara secara langsung dengan orang tua ABK. Hal itu sangat diperlukan karena kesediaan orang tua untuk selalu siap mengantar dan mendampingi proses pembelajaran ABK akan sangat membantu perkembangan anak. Dari proses verifikasi yang kami lakukan, banyak anak yang betulbetul punya kelainan dan berkebutuhan khusus, akan tetapi orang tuanya tidak mendukung. Bahkan ada orang tua yang marah dan merasa tersinggung jika anaknya dikatakan berkebutuhan khusus. Pada akhirnya data yang tadinya 58 anak dari 14 desa atau kelurahan mengerucut menjadi 35 anak dari 11 desa atau kelurahan. Dari data hasil verifikasi tersebut kemudian disusunlah rencana ke足 giatan pembelajaran yang dijadikan 2 klaster, yaitu klaster Mangge 19 ABK (Karangsono 4 anak, Purwodadi 1 anak, Mangge 2 anak, Jonggrang 1 anak, Blaran 6 anak, Rejomulyo 1 anak dan Bangunasri 4 anak) dan klaster Manjung 16 ABK (Bogorejo 6 anak, Manjung 3 anak, Panggung 3 anak dan Klagen 4 anak). Hal itu ditindaklanjuti koordinasi dengan kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Barat untuk mempersiapkan ruang kelas yang akan dipakai untuk proses pembelajaran. Saat itu disepakati untuk klaster Mangge dipinjami 2 ruang kelas SDN 3 Mangge. Sedangkan untuk klaster Manjung dipinjami 2 ruang kelas SDN Manjung. Dengan catatan GSC

BUKU KISAH INSPIRATIF

79


ABK USIA SD

Kegiatan melayani para orang tua ABK.

mengeluarkan surat permohonan pinjam tempat yang ditandatangani oleh camat atau PjOK. Setelah semua perancanaan matang, kami terbentur masalah BLM yang belum cair, padahal dari Faskab GSC yang baru (Rina Wiyati, SP) menginginkan proses awal kegiatan penanganan ABK segera dapat dilaksanakan. Lalu, FK GSC Magetan diharapkan dapat menyaksikan proses tersebut. Dari beberapa Kecamatan di Kabupaten Magetan yang sudah matang persiapannya adalah Kecamatan Barat. Setelah berkoordinasi dengan tim pengajar khusus dari lembaga pendidikan khusus “Insan Istimewaâ€? Magetan yang dipelopori oleh Ibu Dyah Padmasari, akhirnya disepakati untuk pelaksanaan proses pe­

80

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

nanganan ABK dilaksanakan segera. Sementara assessment yang dilaksanakan oleh klaster Manjung sejumlah 16 ABK. Kegiatan assessment juga menghadirkan orang tua ABK. Orang tua diberikan wawasan tentang apa yang akan dilakukan untuk menanganani kebutuhan khusus sang anak guna mendukung perkembangan kemampuan anaknya. Proses assesment sendiri bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan khusus pada anak secara spesifik. Sehingga pengajar dapat menentukan pola pembelajaran apa yang harus diterapkan nantinya. Dari hasil assessment tersebut diperolah data bahwa dari 16 ABK mayoritas mengidap slowler, yaitu sulit mene­ rima pelajaran dan lambat dalam memahami sesuatu. Ada beberapa anak kelas 2 sampai 3 SD belum bisa baca tulis, hiperaktif bahkan taraf kecerdasan pikir yang lemah sekali (idiot). Untuk klaster Mangge, kami menunggu proses pencairan dana sudah dapat dilakukan, dan dimulai untuk kegiatan assessment. Dilanjutkan dengan jadwal pembelajaran rutin pada tiap minggunya, yaitu setiap hari Senin dan Rabu jam 13.30 sampai 15.15 untuk klaster Mangge, dan jam 15.15 sampai 17.00 untuk klaster Manjung. Sampai saat ini kegiatan pembelajaran ABK “Rumah Pintar” berjalan, perkembangan ABK dapat terlihat. Meskipun sedikit, dari yang pada saat awal masuk sangat kesulitan membaca dan berhitung, sekarang sudah mulai lancar membaca dan berhitung, kemandirian dan penalaran pun sudah ada peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan laporan orang tua dan guru di SD. Kegiatan “Rumah Pintar” ini rencananya akan dievaluasi pada saat pelaksanaan selesai 3 bulan. Dari hasil evaluasi nanti akan dijadikan bahan pengembangan modul atau formula pembelajaran guna peningkatan kualitas hasil kegiatan. Selain itu dari pihak UPTD Pendidikan juga berencana akan melakukan monitoring terhadap siswa yang tergabung dalam Rumah Pintar tentang perkembangannya di sekolahnya masing-masing.

BUKU KISAH INSPIRATIF

81


ABK USIA SD

Dari kegiatan penanganan ABK tahun pertama ini nanti akan di足 evaluasi bersama, antara pelaku GSC dengan UPTD Pendidikan serta tim pengajar ABK, yang nantinya jika hasilnya positif maka akan dijadikan bahan untuk meningkatkan lagi kualitas kegiatan di tahun anggaran berikutnya. =

Proses pertemuan dengan orang tua ABK (atas) Para kader bekerja keras demi mewujudkan hasil maksimal (bawah).

82

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Senyum Ceria Kabul

Si Anak Mungil penyandang disabiltas, bersama keluarganya.

M

emiliki anak sehat, sempurna lahir dan batin adalah harapan semua orang tua. Manakala harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan, haruskah takdir Allah menjadi bahan penyesalan? Manusia hanya berencana, tetapi Allahlah yang menentukan segalanya. Begitupun dengan buah hati kita. Dalam kenyataannya, setiap orang dikarunia oleh Allah kelebihan dan kekurang足an. Hanya kekurangan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) lebih terlihat dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya.

BUKU KISAH INSPIRATIF

83


ABK USIA SD

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki hak yang sama untuk dicintai, dibimbing, dan disekolahkan. Namun masih ada sebagian orang yang tidak peduli. Anak adalah amanah, bukan aib, hanya titipan dan bukan milik kita. Apakah kita berhak menggugat jika titipannya ternyata tidak sesempurna anak lain? Kita hanya ditugaskan dan bertanggungjawab untuk mengasuhnya dengan cinta kasih. Untuk menjalankan amanah itu dengan baik harus dimulai dengan upaya memahami mereka apa adanya. ABK pun amanah bagi kita, orang-orang yang berada di sekitarnya, baik sebagai tetangga, teman maupun kerabat, dan masyarakat. Inilah kisah pilu si anak mungil penyandang disabilitas. Anak dari keluarga kurang mampu di Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. Kabul Rahmad Hidayat, “Kabulâ€? nama panggilannya. Dia adalah sosok bocah mungil berkebutuhan khusus penyandang disabilitas yang ingin meraih asa dengan segala keterbatasannya. Kabul terlahir dengan kelayuan pada kedua kakinya, kekakuan pada tangan kanannya dan gangguan perkembangan fisiknya yang me­ nyulitkan dia untuk bermain seperti teman-temannya. Mimpinya untuk menjadi pemain sepak bola hanya dalam angan dan sebatas kekaguman di layar kaca pada pemain bola, karena kakinya tidak bisa untuk dibuat berdiri dan berjalan, apalagi berlari seperti teman-temannya. Hatinya memendam asa yang dalam dan menjerit ketika melihat teman-teman kecilnya tidak ada yang mau mengajaknya bermain. Beban hidup dan luka yang dalam selalu berusaha ditutupi dengan senyum yang merekah ramah, mana kala ada hati yang mau menyapanya. Kabul adalah sosok mungil yang penuh senyum di balik semua kegetiran hidupnya, namun ia tidak putus asa dengan semua itu. Ketika usianya memasuki masa sekolah, ia bermimpi mem­punyai fasilitas yang bisa menunjang proses belajarnya. Dengan segala keterbatasan dan keadaan orangtua yang kurang berkecukupan ia

84

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Keluarga Kabul berkumpul berbagi keceriaan dalam segala keterbatasannya.

tetap bersemangat untuk sekolah dan bercita-cita menjadi seorang guru. Sebuah cita-cita mulia yang membanggakan kedua orangtuanya. Dalam tangis Kabul berharap suatu saat nanti akan dapat membahagiakan ibunya yang selalu menggendongnya hingga saat ini jadi pengganti kakinya, kemana pun Kabul pergi. Benang-benang kusut dari mimpi Kabul mulai terurai. Bantuan Pemerintah pun mulai dapat ia rasakan melalui tangan Generasi Sehat dan Cerdas (GSC). Kabul mendapatkan bantuan seperti anakanak lainya, seperti tas sekolah, buku, LKS dan Perlengkapan sekolah lainnya. Ternyata dengan bantuan-bantuan itu, Kabul belum sepenuhnya dapat merasakan kebahagian, karena ia belum bisa berjalan. Beruntung ada program pemerintah yang membukakan

BUKU KISAH INSPIRATIF

85


ABK USIA SD

jalan membantunya dalam meraih asa. Bantuan kursi roda pun ia terima meskipun belum sepenuhnya dapat menjawab permasalahan Kabul, karena tubuhnya terlalu mungil dan tangannya belum berfungsi maksimal. Ia kesulitan untuk menjalankan kursi rodanya tanpa bantuan orang lain dan di lain sisi akses jalan ke sekolah belum ramah untuk kursi rodanya. Untuk dapat membantu permasalahan yang di hadapinya dialokasikan untuk pembelian meja belajar agar terbiasa bisa duduk dengan sempurna. Tim GSC pun tidak patah arang untuk mencari solusi atas permasalahan Kabul. Setelah dianalisis kembali permasalahan Kabul, kemudian disepakati untuk mempertemukan Kabul dengan Ibu Dyah Fitria P, M.Pd (Pemilik Lembaga ABK Insan Istimewa) dengan home visit ke rumah Kabul. Sampai akhirnya ada senyum lega terurai di wajah keluarga anak istimewa ini, Kabul, mulai tersentuh untuk mendapatkan terapi khusus untuk pengembangan dirinya dan meminimalkan keterbatasan di Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang ABK milik Ibu Dyah Fitria. Semoga semua cita-cita Kabul yang saat ini sudah duduk di kelas IV SD akan benar-benar terkabul dan terwujud. Besar harapan kami kisah ini jadi inspirasi dan membuka kepekaan hati serta kepedulian kita semua untuk golongan minoritas di negeri ini. =

86

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Teknik Menangani Anak Berkebutuhan Khusus

Proses pembelajaran ABK di sekolah inklusi.

G

enerasi Sehat dan Cerdas (GSC), merupakan program pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan yang terfokus dalam penanganan Kesehatan dan Pendidikan khususnya Pendidikan Dasar. Penanganan siswa atau siswi dalam sekolah inklusi adalah siswa yang sudah masuk dalam pendidikan dasar. Pendidikan dasar yang dimaksud adalah pendidikan setingkat anak usia SD dan SMP (usia 7 sampai 15 tahun). Dalam perjalanannya penanganan pendidikan dalam kegiatan GSC Kecamatan Lembeyan belum

BUKU KISAH INSPIRATIF

87


ABK USIA SD

intens menangani pendidikan inklusi. Namun tahun ini sudah dimulai pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang dimulai dengan kegiatan identifikasi awal kemudian Asessment. Berikutnya terapi siswa inklusi dilanjutkan dengan intensif sekolah inklusi, classical dan outing class. Pengembangan jiwa sosial siswa melalui bakti sosial dan kegiatan akhir kelas inklusi berupa unjuk kebolehan potensi siswa. Adapun konsep dasar yang diambil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah pendidikan untuk semua: • Setiap anak berhak untuk mengakses dan mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak • Belajar hidup bersama dan bersosialisasi • Setiap anak berhak untuk mendapatkan perhatian yang sama sebagai peserta didik • Integrasi pada lingkungan • Setiap anak berhak menyatu dengan lingkungannya dan menjalin kehidupan sosial yang harmonis penerimaan terhadap perbedaan • Setiap anak berhak dipandang sama dan tidak mendapatkan diskriminasi dalam pendidikan “children who learn together, learn to live together.” (Marsha Forest) Hal awal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan Penanganan ABK adalah koordinasi yang intens ketika usulan desa yang tertuang dalam Dokumen SPPB akan dilaksanakan. Di GSC Kecamatan Lembeyan dilakukan dengan, Pertama, koordinasi dengan UPTD Pendidikan, yang diteruskan dengan Rapat koordinasi dengan Kepala Sekolah se­kecamatan. Kedua, pelatihan Komite Sekolah dengan maksud memberikan gambaran awal akan pelaksanaan kegiatan ABK. Ketiga, komunikasi dengan orang tua murid dan guru kelas saat pendataan awal. Ketiga hal ini sangat penting karena akan berpengaruh pada kelancaran ke­giatan penanganan siswa ABK Berikutnya. Setelah hal diatas dilakukan langkah teknis berikutnya seperti pada bagan berikut : Identifikasi Awal. Dalam kegiatan ini, hal yang dapat dilakukan adalah

88

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Guru dengan sabar membimbing siswa sekolah inklusi

koordinasi dengan sekolah terkait yang dilakukan oleh PK, KPMD bersama TPMD untuk menggali dan memperoleh data siswa secara real berdasarkan keterangan guru bidang studi masing-masing. Metode yang dapat digunakan dengan tanya jawab langsung dan survei ke­ adaan siswa, secara umum mungkin akan didapatkan siswa atau siswi dengan karakter keterbatasan: • Permasalahan fungsi pikir • Hambatan kesukaran belajar. kesulitan memahami, mengingat, menghitung, membaca • Hambatan pemusatan perhatian. Hiperaktif, perilaku yang tidak sesuai situasi, mencari perhatian, menyela pembicaraan, perilaku berlebihan • Hambatan berbicara dan berkomunikasi. Gagap, kesalahan peng­ ucapan, cedal, sulit menangkap percakapan • Permasalahan fungsi sosial dan perilaku

BUKU KISAH INSPIRATIF

89


ABK USIA SD

• Hambatan emosi dan perilaku • Suasana hati berubah cepat, agresif, memukul, berteriak, mengejek autis • Minim kontak sosial, menyendiri, gerakan tak lazim • Jenis keterbatasan anak keterlambatan fungsi pikir dan sosial • Mental Retarded. IQ dibawah rerata, keterbatasan berkomunikasi, kompetensi akademis minim anak berbakat • Gifted. Kreatif, suka mengganggu, mudah tidak puas, eksplorasi luas gangguan fisik dan indera • Gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan keterbatasan ganda (penglihatan dan pendengaran) • Penggalian data. Assesment Siswa ABK, Secara umum dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya maupun program pembelajarannya kelak. Secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu. Ada beberapa hal yang dilakukan yaitu Pengukuran Kemampuan Siswa, Evaluasi Hasil Pengukuran Kemampuan Siswa, yang dilakukan dalam bentuk tes. Pelaksanaan kegiatan Assesment siswa ABK bertujuan untuk menggali kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa, sehingga akan diperoleh data siswa yang di atas garis normal dan siswa di bawah garis normal. Apabila hasil kegiatan Assesment didapati siswa diatas garis normal; Cerdas Luar biasa, IQ Super, atau didapati siswa dibawah garis normal; Low Learner, Tuna Grahita, Tuna Laras, maka siswa terdata tersebut akan dididik untuk masuk kelas ABK atau sekolah inklusi.

90

BUKU KISAH INSPIRATIF


ABK USIA SD

Sedangkan bila hasil assesment didapati siswa tersebut normal, maka akan dikembalikan ke sekolah asal untuk dibimbing secara khusus oleh guru BK (Bimbingan Konseling). Sekolah inklusi yang dilaksanakan GSC Kecamatan Lembeyan Kegiatan sekolah diluar jam pembelajaran efektif (dilaksanakan siang sampai sore hari) dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan pendidik足 an khusus sesuai dengan potensinya masing-masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat. Dalam sekolah inklusi ada kurikulum individual yaitu kurikulum khusus individu tertentu sehingga dengan metode seperti ini, sistem kurikulum mencoba mengembangkan anak sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Tujuannya adalah membimbing anak untuk sukses dalam kehidupan masyarakat dengan bakat yang mereka miliki. Walaupun sekolah inklusi memiliki kurikulum individual bukan berarti kurikulum nasional diabaikan. Kurikulum individual itu sebagai pelengkap atau penyempurna kurikulum nasional sehingga perserta didik mampu lebih mengoptimalkan potensinya. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas (Classical) disamping juga dilakukan dalam bentuk kegiatan luar kelas (Outing Class). Agar siswa tidak merasa jenuh dan tumbuh rasa peka terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Kegiatan luar kelas ini sangat berpengaruh besar terhadap psikomotorik siswa dan afektif mereka. Orang Tua Ikut Berperan Serta Aktif. Hal lain yang juga diharapkan dalam kegiatan Kelas Inklusi ABK adalah adanya kepedulian dari orang tua masing-masing sehingga setelah kegiatan ABK selesai orang tua dapat membimbing dirumah masing-masing sebagai bentuk kerjasama yang berkesinambungan dan saling mempengaruhi.

BUKU KISAH INSPIRATIF

91


ABK USIA SD

Keuntungan program inklusi anak dengan kebutuhan khusus • Terhindar dari label negatif • Anak memiliki rasa percaya diri • Memiliki kesempatan menyesuaikan diri • Anak memiliki kesiapan menghadapi kehidupan nyata • Anak Tanpa Kebutuhan Khusus belajar mengenai keterbatasan tertentu • Mengetahui keterbatasan atau keunikan temannya • Peduli terhadap keterbatasan temannya • Dapat mengembangkan keterampilan sosial • Berempati terhadap permasalah temannya • Membantu temannya yang kesulitan.

92

BUKU KISAH INSPIRATIF


PELATIHAN MASYARAKAT

Peneguh Asa Warga Temboro

M

Orang tua mendukung penuh pendidikan si anak.

asyarakat Desa Temboro mayoritas penduduknya adalah petani, buruh tani serta pedagang. Hal ter足sebut yang mempengaruhi kondisi penghasilan masyarakat dan tentu berpengaruh kepada kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. Dari kondisi yang tersebut di atas tentu berpengaruh kepada faktor kesehatan dan pendidikan pada umumnya. Dari sekian ribu jiwa di Desa Temboro tersebut tidak mengenyam pendidikan formal yang memadai. Hal ini di karenakan

BUKU KISAH INSPIRATIF

93


PELATIHAN MASYARAKAT

pendidikan diniyah yang lebih kuat karena faktor pengaruh pondok pesantren yang begitu besar. Di samping itu pengetahuan tentang kesehatan masih kurang, yang mungkin penduduk desa di Temboro tersebut terjadi keluar masuk penduduk yang terus menerus dari pelbagai daerah. Hal ini berpengaruh kepada kesehatan ling足kungan karena lokasi sekitar pondok pesantren tersebut sudah penuh dengan perumahan yang saling berdekatan yang memungkinkan terjadi efek yang kurang baik terhadap keluarga di sekitar pondok pesantren tersebut. Melihat kondisi nyata yang terjadi di Desa Temboro tersebut, tentu yang dibutuhkan tidak hanya sekolah diniyah saja. Tetapi juga diperlukan sekolah formal yang memungkinkan masyarakat Desa Temboro lebih berkembang pemikirannya di samping pemahaman keagamaan. Di samping itu diperlukan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk serta kompleksitas kehidupan yang ada di Desa Temboro perlu perhatian khusus. Tidak hanya dari pemerintah tetapi juga masyarakat itu sendiri. Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Temboro itu pun hanya Pustu dan 1 bidan desa. Di sam足ping ada fasilitas kesehatan dari pondok pesantren. Dari kondisi tersebut di atas perlu penanganan yang lebih untuk menunjang program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Tentu dalam hal ini ada Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) yaitu program pemerintah bertujuan membantu program pendidikan dan kesehatan. GSC hanyalah program pemerintah yang sifatnya membantu satuan kerja pendidikan dan kesehatan dan program ini pun tentu ada berhenti足 nya karena sifat dana program ini adalah rangsangan serta pemanfaatannya pun bersifat khusus yang sesuai dengan tujuan program dengan 12 indikatornya. Dan tentu diharapkan program yang bersifat khusus tersebut diharapkan membantu masyarakat miskin dengan tidak mengambil alih tanggungjawab di satuan kerja di atas. Dengan adanya GSC di Desa Temboro Kecamatan Karas, yang ber足 awal dari Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi, kemudian dilanjut94

BUKU KISAH INSPIRATIF


PELATIHAN MASYARAKAT

Keterbatasan fisik tidak mengurangi semangat untuk belajar

kan Musyawarah Desa. Berikutnya Musyawarah Dusun yang dilanjutkan dengan diskusi terarah kelompok perempuan atau yang lebih dikenal dengan FGD. Dari FGD inilah masyarakat mengetahui permasalahan serta potensi yang dimiliki maupun kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dari beberapa tahapan tersebut diatas sudah barang tentu tidak hanya pelaku desa (dalam hal ini KPMD dan TPMD) tetapi juga di dampingi oleh pelaku di tingkat kecamatan (termasuk di dalamnya PJOK, FK, PL dan UPK), yang kemungkinan juga di dampingi oleh pihak kabupaten dalam hal ini Faskab dan Faskeu. Dari kegiatan program di atas, di Desa Temboro ada kegiatan untuk anak yang berkebutuhan khusus (ABK) dimana anak tersebut mem­ punyai kelainan fisik (cacat fisik). Berdasarkan hasil FGD dari pelaku desa sangat perlu bantuan, dalam hal ini pemberian transport dan perlengkapan sekolah. Anak ini bernama Mahmudah, ibunya bernama Istiqomah yang sehari–hari sebagai buruh serabutan ayah sudah meninggal. Mahmudah ini sampai sekarang sekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kecamatan Karangrejo. Pembiayaan transportasi ini sangat membantu dikarenakan

BUKU KISAH INSPIRATIF

95


PELATIHAN MASYARAKAT

tidak bisa naik kendaraan sendiri dan dari GSC bisa membantu untuk transportasinya (mengojek). Dari pelaksanaan pemberian bantuan selama 2 tahun berjalan ini, bagi keluarga sudah sangat terbantu karena bisa menyekolahkan anak­ nya dan di sekolah SLB termasuk anak yang cukup rajin sekolah dengan nilai yang cukup membanggakan. Dampak dari yang timbul setelah pelaksanaan program tersebut adalah tidak adanya anak yang mempunyai kekurangan baik fisik maupun mental tidak ada yang tidak sekolah dan tentu akan mengurangi beban keluarga (orang tua). Dengan adanya GSC ini diharapkan dari pihak lingkungan lebih peka terhadap kondisi sosial yang ada serta bagi satuan kerja khususnya UPTD Pendidikan memperhatikan “Anak Yang Berkebutuhan Khusus “ tersebut. Hal ini bukan semata-mata karena rasa sosial tetapi yang pen­ ting adalah kesamaan dalam memperoleh pendidikan seperti yang tercantum dalam UUD 1945 Sesungguhnya membantu itu lebih baik dari meminta bantuan. Dan sesungguhnya manusia yang berguna adalah mereka yang peka ter­ hadap lingkungannya. =

96

BUKU KISAH INSPIRATIF


SARANA TRANSPORTASI

Perahu Penyeberang Impian

K

Anak-anak pulang pergi sekolah memanfatkan perahu

ami tinggal di dusun Ciselang, dusun kami ini adalah bagian dari Desa Tomo. Namun lokasi dusun kami dipisahkan dan terhalang oleh bentangan aliran sungai, indah saat kami bercengkrama dengan teman untuk bermain dan bersenda gurau. Namun saat kami harus melintasi bentangan itu untuk sekolah maka kekhawatiran kadang ketakutan menghantui kami jika tiba-tiba arus kuat akan membawa tubuh kecil dan mungil kami saat melintasi足 nya. Apalagi jika ibunda kami tercinta harus melintasi aliran sungai ini saat adik bayi tak sabar ingin melihat dunia. Sangat terasa terutama saat musim hujan dimana arus air cukup tinggi.

BUKU KISAH INSPIRATIF

97


SARANA TRANSPORTASI

Keberadaan perahu dirasakan besar manfaatnya. Terutama bagi para siswa sekolah.

Kami mimpi untuk memiliki perahu yang cukup untuk menjaga tubuh mungil kami dari hempasan arus sungai, menjaga baju ke足 banggaan kami merah putih dan merah biru dari basahnya cipratan air. Namun, kini smua itu hanya kenangan, mimpi indah kami untuk dapat memiliki perahu yang kuat dengan menggunakan mesin akhir足 nya terwujud. Kini, kami dapat sekolah, adik bayi akan dapat segera menikmati indahnya dunia tanpa kekhawatiran sang ibunda saat mene足 mui bidan. Kata ibu semua itu karena masyarakat peduli pada kami, dan Generasi Sehat dan Cerdas membantu kami untuk mewujudkannya. =

98

BUKU KISAH INSPIRATIF


PELATIHAN MASYARAKAT

Revitalisasi Posyandu Menggapai Tujuan Milenium

G

enerasi Sehat dan Cerdas (GSC), sebagai salah satu program yang memfasilitasi untuk menggerakkan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya Kesehatan Ibu dan Anak. Bertempat di Balai Desa Tiripan Kecamatan Berbek telah dilaksanakan Pelatihan Kader Posyandu yang diikuti oleh para ketua Pos足yandu di masing-masing desa. Dari total 19 desa yang ada di Kecamatan Berbek terdapat 75 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di semua desa. Tujuan dari pelatihan Kader Posyandu yang difasilitasi oleh Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) dengan dana yang berasal dari Penimbangan bayi di Posyandu BUKU KISAH INSPIRATIF

99


PELATIHAN MASYARAKAT

Para ibu antusias mendengarkan instruktur pada Pelatihan Kader Posyandu.

Dana Operasional Kegiatan (DOK) Pelatihan Masyarakat ialah secara umum bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan kinerja Posyan­du agar dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan,. Tujuannya agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan serta ditingkatkan. Sedangkan tujuan khusus­nya antara lain meningkatkan kualitas kemampuan dan kete­ rampilan kader Posyandu, meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan Pos­ yandu, meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk kesinam­bungan kegiatan Posyandu serta meningkatkan fungsi pendampingan dan kualitas pembinaan Posyandu.

100

BUKU KISAH INSPIRATIF


PELATIHAN MASYARAKAT

Kegiatan pelatihan ini didukung sepenuhnya oleh UPTD Puskesmas Kecamatan Berbek dengan menghadirkan narasumber dari Puskesmas yang terdiri dari Koordinator Bidan (Ibu Anik) dan Ahli Gizi (Ibu Srini). Pada pelatihan ini dibahas tata cara penimbangan balita di Posyandu, tata cara pengisian buku KMS. Pengaturan penggunaan layanan 5 meja untuk lima langkah pelayanan di Posyandu serta penyuluhan dan layan足 an imunisasi di Posyandu. Pengalaman empirik di beberapa tempat menunjukan, bahwa strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu dapat dilakukan melalui kegiatan Posyandu. Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini dapat dilakukan di setiap posyandu. Pengalaman selama ini membuktikan bahwa bila penyelenggaraan Posyandu baik, maka upaya untuk pemenuhan kebutuhan dasar pengembangan anak akan baik pula. Seperti tercapainya cakupan imunisasi yang cukup tinggi pada tahun-tahun sebelum kritis dan adanya peningkatan umur harapan hidup. Sebaliknya, bila kinerja Posyandu tidak baik, seperti dalam memantau pertumbuhan anak, maka status gizi anak perkembangannya dapat terganggu. Peran Posyandu sebagai salah satu sistem penyelenggaraan pelayanan kebutuhan kesehatan dasar dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia memang sudah diakui keberadaannya. Mengingat begitu pentingnya peran Posyandu sebagai wahana pelayanan dari berbagai program, maka penyelenggaraan kegiatan Revitalisasi Posyandu perlu menyertaPenimbangan balita di Posyandu

BUKU KISAH INSPIRATIF

101


PELATIHAN MASYARAKAT

kan aspek pemberdayaan masyarakat secara konsisten. Menurut Fasilitator GSC Kecamatan Berbek (Moh. Babaruddin Rifai) selama ini GSC Kecamatan Berbek berusaha mengoptimalkan kegiatan posyandu dengan cara memenuhi sarana dan prasarananya, sehingga Posyandu dapat berlangsung secara optimal. Baik saat hari buka maupun saat kunjungan rumah tanpa mengalami hambatan. Sarana dasar seperti timbangan bayi, timbangan dewasa, dan ATK untuk menunjang kegiatan pelayanan minimal dan paket tambahan sesuai jumlah kelompok sasaran yang ditetapkan, sehingga syarat dasar untuk berfungsinya Posyandu dapat terpenuhi dengan baik. Berdasarkan penjelasan dari Fasilitator GSC Kabupaten Nganjuk (Ibu Tiwi Sri Rejeki) dukungan GSC untuk Revitalisasi Posyandu tetap mengedepankan peran serta masyarakat dan kemitraan dengan berbagai potensi yang ada di masyarakat. Hal ini disebabkan karena Pos足yandu sebagai unit pelayanan yang berbasis masyarakat perlu mendapatkan dukungan luas dari masyarakat melalui peran sertanya agar kegiatannya dapat berkelanjutan dan jangkauannya meluas sesuai kebutuhan kelompok sasaran yang dilayaninya. Dijelaskan pula bahwa Revitalisasi Posyandu menjadi salah satu strategi utama pelaksanaan GSC yang dimaksudkan untuk mendorong sepenuhnya pencapaian Indikator Kesehatan untuk sasaran ibu hamil, bayi dan balita sehingga Kabupaten Nganjuk dapat mewujudkan pening足katan derajat kesehatan ibu dan anak sesuai dengan salah satu tujuan dari Millenium Development Goal (MDGs) yang harus tercapai pada Tahun 2014. =

102

BUKU KISAH INSPIRATIF


PELATIHAN MASYARAKAT

Nomor Wahid Berkat Posyandu

Partisipasi para ibu pada pelatihan Masyarakat.

P

ola pemberdayaan yang dilakukan Generasi Sehat Dan Cerdas (GSC) sangat memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dan partisipasi masyarakat dalam mencapai tujuan bersama untuk mencari solusi permasalahan serta mendorong masyarakat peduli terhadap masalah pendidikan dan kesehatan. Sehingga prinsip dasar GSC setidaknya membawa pengaruh terhadap proses keberlangsungan pembangunan di desa khususnya, serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dapat dirasakan manfaatnya.

BUKU KISAH INSPIRATIF

103


PELATIHAN MASYARAKAT

Salah satu prinsip dasar yakni keberpihakan pada perempuan dan desa berpartisipasi. Hal ini erat kaitannya dengan kegiatan terutama dalam peningkatan pelayanan di Posyandu. Potensi yang dimiliki adalah adanya kader Posyandu yang notabene didominasi oleh kaum perempuan menjadi bentuk nyata mengakomodir dan mensinergikan para kader Posyandu yang merupakan basis dasar dengan mengedepankan kebersamaan. Ikut serta pemantauan, serta sebagai media yang mampu memperkuat hubungan antara para stakeholder seperti , dinas kesehatan, UPTD Puskesmas, bidan desa, kelembagaan di desa, PKK, sehingga GSC dapat membaur dan mendorong semangat agar berjalan dengan baik, mandiri dan mampu meningkatkan kapasitas penguatan kepada para kader. Seperti di Desa Garawangi, partisipasi kader selama ini cukup bagus, GSC hadir setidaknya membawa angin segar. Partisipasi kader menjadi tumpuan besar bagi Desa Garawangi dalam mengikuti lomba desa tingkat Kecamatan Garawangi, PNPM memberikan kontribusi berupa bantuan pengganti transportasi sejak tahun 2007 sampai sekarang. Sehingga mereka termotivasi dalam membantu layanan Posyandu dan PMT balita. Lomba desa diadakan tahun 2012 se-Kecamatan Garawangi, yang menjadi juara adalah Desa Garawangi. Salah satu ukurannya adalah Indeks Pembangunan Manusia dalam pendidikan dan kesehatan cukup baik. Ada 5 Posyandu yang mendapat bantuan berupa contoh PMT penyuluhan sebesar Rp.650.000,- sebagai penunjang melengkapi kebutuhan di Posyandu. Posyandu tersebut yaitu; Mawar, Bugenvil 1, Bugenvil 2, Flamboyan dan Anggrek. Jumlah kader Posyandu di Desa Garawangi sebanyak 50 orang, karena dari aspek luas wilayah cukup besar, sehingga jumlah sasaran terutama bayi dan balita cukup banyak, ini diperlukan kader yang pro aktif dan kompak dalam membantu kegi足 atan desa. Berkat kekompakan dan keaktifan para kader dapat juara pertama dalam lomba desa. =

104

BUKU KISAH INSPIRATIF


PELATIHAN MASYARAKAT

Seragam Cita Rasa Lokal

G

enerasi Sehat dan Cerdas (GSC) Kecamatan Jatikalen Kabupaten Nganjuk telah memasuki tahap pelaksanaan. Dana kegiatan bidang pendidikan yang juga menjadi bagian dari alokasi GSC telah diserap oleh masyarakat untuk dilaksanakan di desa masing-masing. Desa Munung membiayai 107 siswa SD dan 59 siswa SMP untuk bantuan seragam sekolah yang terdiri dari seragam nasional MerahPutih, Biru-Putih dan pramuka masing-masing 1 stel dengan alokasi total Rp. 6.152.500 (SD) dan Rp. 4.130.000 (SMP). Pada kegiatan serupa di tahun anggaran sebelumnya. Pengadaan seragam dilakukan secara langsung dengan bekerja sama melalui pe足 lelangan atau survei dari 3 harga pembanding untuk seragam jadi yang diproduksi perusahaan konveksi seperti, Tiga Jaya, Purnama, Seragam Jaya, yang sudah tersedia ditoko setempat atau penyalur. Berbeda untuk tahun ini GSC Kecamatan Jatikalen menerapkan metode partisipatif untuk kegiatan ini dengan cara mewajibMenjahit seragam sekolah cita rasa lokal

BUKU KISAH INSPIRATIF

105


PELATIHAN MASYARAKAT

kan kepada PK terutama Desa Munung untuk melakukan pengadaan seragam dengan memanfaatkan potensi lokal berupa pemesanan seragam kepada kelompok menjahit ‘Mandiri Konveksi’ yang merupakan kelompok dari hasil pelatihan menjahit yang diadakan oleh GSC. Menurut Fasilitator Kecamatan Ibu Dwi Kurniastuti dan Bapak Aji Dahlan kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan tindak lanjut terhadap kegiatan pelatihan menjahit GSC sehingga peserta pelatihan langsung bisa mempraktikkan keterampilannya sekaligus mendapatkan penghasilan dari pesanan seragam dari GSC. Sebanyak lebih dari 284 stel seragam telah dipesankan kepada kelompok tersebut dengan kontrak kerja penyelesaian pekerjaan sehingga siap untuk didistribusikan dan bisa digunakan oleh pemanfaat siswa SD - SMP tersebut pada tahun ajaran baru. Berdasarkan penjelasan Fasilitator Kabupaten GSC, Ibu Tiwi Sri Rejeki, metode pelaksanaan pengadaan seragam dengan berbasis potensi lokal dengan menindaklanjuti kelompok dari hasil Pelatihan Keterampilan di GSC merupakan bentuk sinkronisasi program yang berkelanjutan dengan mengedapankan prinsip kemandirian dan keberpihakan kepada masyarakat miskin. Sehingga tujuan program untuk pengentasan kemiskinan serta pencapaian indikator pendidikan bisa terwujud secara signifikan. Kegiatan dengan model partisipatif dan bersifat ekonomi produktif seperti ini menurut pendapat Ibu Erna Wahyudi salah satu pengurus kelompok penjahit “Mandiri Konveksi“ sangat bermanfaat untuk menambah pendapatan, keterampilan bahkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mampu membuat seragam yang tidak kalah kualitasnya dengan perusahaan konveksi. Di samping itu perputaran ekonomi semakin cepat sebagai imbas pengelolaan dana berada didalam desa oleh masyarakat Desa Munung sendiri. =

106

BUKU KISAH INSPIRATIF


KOORDINASI LINTAS SEKTOR

Jembatan Emas Siswa Gandasoli

J

Keberadaan Jembatan Gantung dirasakan manfaatnya oleh anak sekolah.

embatan Gantung ini dibangun dari dana Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) sebesar Rp 195.911.500 dan dari Swadaya masyarakat sebesar Rp 11.790.000 dengan Volume 1,5 m X 30 m. Kegiatan ini diusulkan karena masyarakat membutuhkan akses jalan dari Warung Jati menuju Gandasoli. Dengan total jumlah pemanfaat langsung 211 orang dan yang termasuk dalam Rumah

BUKU KISAH INSPIRATIF

107


KOORDINASI LINTAS SEKTOR

sebelum adanya jembatan gantung, pergi sekolah menyeberangi sungai.

Tangga Miskin sebanyak 51 orang terutama anak-anak sekolah yang menuju ke MI Gandasoli yang sebelum dibangunnya jembatan gantung ini untuk menuju sekolahnya harus menyebrangi sungai. Pada saat musim kemarau tidak akan terlalu beresiko untuk menyebrangi sungai ini. Namun pada saat musim hujan nyawa merekalah yang menjadi taruhannya. Tapi mereka tidak menghiraukan resiko itu, yang mereka pikirkan bagaimana masa depan mereka bisa lebih baik dengan ke sekolah setiap harinya walau resiko yang dihadapi cukup berbahaya. Dengan latarbelakang tersebut maka masyarakat Desa Sukamantri mengusulkan usulan kegiatan jembatan gantung ke GSC yang pendanaannya lebih leluasa untuk mendanai usulan-usulan kegiatan yang cukup membutuhkan dana yang besar.=

108

BUKU KISAH INSPIRATIF


PROFIL PELAKU

Jasa Besar Bidan Syamsiah

Bidan desa sedang berdiskusi dengan warga.

P

engabdian selama 16 tahun sebagai bidan desa merupakan salah satu penggalan episode perjalanan hidup Bidan Nurus Syam­ siah (43) dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Membangun kepercayaan masyarakat itu sulit, apalagi awalnya disini daerah yang menggunakan jasa Dukun untuk melahirkan, adat masyarakat disini tidak mempercayai bidan” ujar Bidan Nurus Syamsiah saat ditemui di pondok kesehatan desa yang menjadi tempat tinggalnya di Desa Pana’an Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan Jawa Timur.

BUKU KISAH INSPIRATIF

109


PROFIL PELAKU

Desa Pana’an merupakan salah satu desa di utara Kabupaten Pamekasan. Untuk menjangkau desa ini sekitar 20 km dari kota kabupaten, meski tidak terbilang jauh, namun medan yang di lalui tidaklah mudah. Parahnya, sangat sulit menemukan angkutan umum yang melintasi kota ini. Penduduknya mayoritas pengrajin genteng dan petani musiman (padi dan tembakau). Sebagian dari mereka hidup dibawah garis kemiskinan. “Tidak jarang saya harus memenuhi panggilan membantu proses persalinan secara mendadak, namun itulah resiko yang harus ditanggung abdi masyarakat. Bisa menolong orang itu bahagianya luar biasa” ujar ibu dua anak ini. Nurus Syamsiah berkisah awalnya beliau menerima penugasan lokasi kerja sebagai bidan desa dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas. Selain itu harus melayani 5 dusun yang medannya cukup sulit. Hanya dibantu oleh beberapa orang kader di tiga Posyandu yang diantaranya tidak bisa baca tulis. Nurus Syamsiah menceritakan tentang pengalaman beliau ketika membawa anaknya pertamanya umur 1 tahun yang dititipkan di neneknya untuk ikut tinggal bersama di Pondok Kesehatan Desa. Namun beberapa kali harus dihadapkan pada kondisi antara mengurus anak atau panggilan tugas dan tanggung jawab untuk pelayanan persalinan mendadak. Sedangkan suaminya berada di kecamatan seberang sebagai tenaga pengajar. Hingga akhirnya dengan berat hati, ia kembali menitipkan anaknya kepada orang tuanya di Pademawu. “Sedih rasanya tidak bisa membesarkan anak sendiri, tapi mau diapakan lagi ini adalah bagian dari pekerjaan, sulit untuk membagi waktu dan perhatian kepada keduanya”, kisahnya. “Satu sisi saya merasa harus bertanggungjawab mendidik anak dengan pendidikan yang lebih baik dan tidak ingin jauh darinya. Di sisi lain saya harus tinggal bersama masyarakat yang jauh di pelosok dengan sarana serba terbatas. Saya ambil keputusan berat, meninggalkan anak saya yang saat itu berusia 4 tahun bersama neneknya di

110

BUKU KISAH INSPIRATIF


PROFIL PELAKU

kota agar pendidikannya lebih baik, dan saya tinggal di desa menjalankan tugas sebagai bidan desa”, ujarnya sambil mengusap matanya yang berkaca-kaca Demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Desa Pana’an, berkali-kali ia mengusulkan penambahan alat dan prasarana pelayanan kesehatan. Hingga 2009, ia mengikuti Musyawarah Antar Dusun (Musdus) yang dilaksanakan oleh Generasi Sehat dan Cerdas (GSC). Nurus Syamsiah mengusulkan tidak putus asa untuk mengusulkan pengadaan alat bantu Posyandu dan penambahan jumlah kader. Gayung bersambut, usulan tersebut masuk dalam kegiatan prioritas program GSC. Beliau bersyukur bahwa kegiatan tersebut dilirik oleh masyarakat sebagai salah satu kebutuhan mendesak untuk peningkatan kualitas untuk pelayanan kesehatan di desanya. “Bantuan ini memudahkan kami melayani masyarakat, kami diberikan pelatihan kader untuk pelayanan Posyandu, penyuluhan dan PMT. Selain itu Generasi juga memfasilitasi transportasi pada ibu melahirkan”, terangnya. Pengabdian Bidan Nurus Syamsiah patut diacungi jempol. Dalam beberapa tahun belakangan ini beliau menyelenggarakan Posyandu keliling untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Selain itu juga inisiatif menggerakkan program Desa Siaga dari Dinas Kesehatan meliputi program donor darah desa dan kemitraan bidan dan dukun. Bidan Nurus Syamsiah mengakui telah menyumbang lebih dari 200 kantong darah ke bank darah PMI di kota kabupaten dan memiliki 37 orang donor darah tetap melalui program donor darah desa. Selain itu inovasi “Ambulans Desa” dengan dukungan dari Dasamas (Dana Sosial Masyarakat) berasal dari iuran anggota masyarakat yang mengikuti kegiatan Posyandu sebesar Rp. 1000,- perbulan. Terhitung ada 15 kendaraan milik masyarakat yang dipersiapkan sebagai ambulans desa. Tidak hanya itu, perlahan-lahan kepercayaan masyarakat sudah mulai bergeser dari dukun beranak ke pelayanan bidan desa. Diawa-

BUKU KISAH INSPIRATIF

111


PROFIL PELAKU

li dengan program kemitraan bidan dan dukun pada tahun 2011 tidak berdampak pada penurunan angka kematian ibu dan anak. Hingga akhirnya pemerintah mengeluarkan memorandum of understanding bahwa persalinan harus merujuk ke bidan, dukun dilarang me­nolong persalinan. Kini masyarakat Desa Pana’an bisa tersenyum, memiliki bidan yang mandiri. Profesi bidan desa tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Ketulusan dan tanggung jawab profesi bidan untuk menyelamatkan generasi adalah sebuah perjuangan dan pengorbanan. “Tidak jarang saya harus memenuhi panggilan membantu proses persalinan secara mendadak, namun itulah resiko yang harus ditanggung abdi masyarakat”.=

112

BUKU KISAH INSPIRATIF




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.