kelas A
TUGAS EVALUASI EKONOMI Fathiyyah Nur Andina 21040117130068
LATIHAN 1 Pemerintah Kota Semarang akan melalukan upaya pengembangan transportasi ramah lingkungan. Salah satu upaya mewujudkan sistem transportasi ramah lingkungan adalah dengan mengurangi potensi kemacetan pada ruas-ruas jalan utama di Kota Semarang. Upaya mengurangi kemacetan dilakukan dengan peningkatan kapasitas jalan dan pembangunan jalan baru untuk mengurangi beban lalu lintas pada ruas jalan tersebut. Salah satu upaya jangka panjang yang dilakukan adalah dengan pembangunan Semarang Outer Ring Road dengan biaya investasi lebih kurang Rp 2T. Ruas jalan ini akan menjadi pemecah arus pergerakan dari arah Semarang Bagian Barat (Mangkang) dan Semarang Bagian Timur (Kaligawe). Apabila potensi manfaat dari pengembangan SORR meliputi berkurangnya kerugian akibat potensi kemacetan, berkembangnya nilai properti di sekitar SORR, dan potensi berkembangnya aktivitas ekonomi baru di selatan Kota Semarang. Tetapi pembangunan SORR tersebut dikhawatirkan juga memberikan tekanan ekologis terhadap Kota Semarang. Perubahan tutupan lahan pada daerah sekitar SORR diperkirakan akan memberikan dampak bagi meningkatnya bahaya banjir di Kota Semarang. Berdasarkan pada kondisi tersebut hitunglah nilai kelayakan proyek (NPV,EIRR dan BCR)? Berdasarkan hasil penilaian lebih efektif mana pembangunan SORR atau membiarkan kondisi transportasi Kota Semarang seperti adanya?
JAWABAN COST
Io = 100 Juta
I1= 50 Juta
OM 2-10= 7,7jt/tahun
R2-10 = 36 jt/tahun
BENEFIT
PV Cost = I0+OM 2-10 = 2 T +0,3 T(P/A,10,8)(P/F,10,2) = 2 T+0,3 T (5,335)(0,8264) = 2 T + 1,3 T = 3,32 T PV Ben = R2-10(P/A,10,8)(P/F,10,2) = 0,9 T(5,335)(0,8264)= 3,96 T
SUMBER : ASUMSI PENULIS DIDUKUNG BERDASARKAN DATA SEKUNDER, 2020
BCR
= 3,96 T/ 3,3 T= 1,2
NPV
= 3,96 T – 3,32 T = 0,64
IRR
= 21,64%
Jadi, •Berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan metode CBA, dapat disimpulkan bahwa lebih efektif untuk melakukan pembangunan proyek SORR di Kota Semarang dibandingkan dengan hanya membiarkan kondisi yang sudah ada karena proyek SORR memiliki nilai manfaat yang lebih besar dibandingkan nilai pembangunannya. Hal ini dapat dilihat dari NPV yang bernilai (+), nilai BCR> 1, dan nilai IRR > nilai inflasi. •Nilai manfaat tersebut juga dapat mengurangi nilai kerugian akibat kemacetan di Kota Semarang dengan menghemat waktu tempuh dan biaya BBM serta dapat memunculkan keuntungan baru seperti meningkatnya harga properti dan menciptakan aktivitas ekonomi baru yang berada di sepanjang jalur SORR tersebut.
LATIHAN 2 Berkaitan dengan pembangunan IKN di Sepaku, yang membutuhkan anggaran lebih kurang Rp.466T. Kebutuhan pembangunan IKN salah satunya didasari pada beban Kota Jakarta yang semakin berat akibat kemacetan, polusi, dan banjir. Untuk penanganan permasalahan pembanugnan di Jakarta dibutuhkan anggaran lebih kurang Rp 571 Triliun (https://jakarta.bisnis.com/read/20190311/384/898239/bangunjakarta-gubernur-anies-ajukan-anggaran-rp571-triliun). Menurut anda, manakah yang lebih efektif antara pembangunan Ibukota baru ataukah perbaikan permasalahan Kota Jakarta? Gunakan pendekatan CBA untuk menjawab persoalan tersebut
JAWABAN COST BENEFIT
JAWABAN
NPV = PVbenefit - PVcost = Rp11.731.363.506.363.600 - Rp5.820.318.485.333.330 = Rp5.911.045.021.030.300
BCR = Pvbenefit / PVcost = Rp11.731.363.506.363.600/Rp5.820.318.485.333.330 = 2,02
IRR = 17,9%
JAWABAN jadi, Berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan metode CBA, dapat disimpulkan bahwa proyek IKN bersifat lebih menguntungkan dan dapat memunculkan manfaat baru dibandingkan dengan proyek perbaikan DKI Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari NPV yang bernilai (+), nilai BCR > 1, dan nilai IRR > nilai inflasi. Proyek pembangunan IKN tidak hanya dapat memecahkan permasalahan di DKI Jakarta melainkan juga dapat memberikan manfaat seperti menciptakan aktivitas ekonomi baru, mendorong nilai tambah ekonomi pada sektor non trandisional, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan arus perdagangan, serta meningkatkan nilai properti dan harga tanah.
LATIHAN 3
Pemerintah Kota Semarang akan melakukan perbaikan terhadap kualitas ekosistem. Program perbaikan kualitas ekosistem dilakukan melalui pembangunan ruang terbuka hijau yang sekaligus berfungsi sebagai taman kota. Pembangunan ruang terbuka hijau tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki kualitas iklim mikro di Kota Semarang, antara lain dengan menurunya temperatur udara per ha ruang terbuka yang dibangun. Terdapat dua alternatif dalam pembangunan ruang terbuka yaitu dengan pembangunan hutan kota dengan luas 1000 Ha di sekitar pinggiran Kota Semarang atau pembangunuan 1000 ruang terbuka skala lingkungan di seluruh kelurahan di Kota Semarang. Apabila biaya pembangunan Hutan Kota sebesar Rp 100 miliar dan manfaat yang dihasilkan adalah penurunan temperatur per ha sebesar 0,002 derajad, sedangkan pada RTH manfaat yang dihasilkan adalah penurunan temperatur disekitar sebesar 0,1 derajad per satu unit taman. Biaya OP Hutan Kota diperkirakan sebesar Rp 100 ribu/Ha, sedangkan biaya OP satu unit RTH lingkungan adalah Rp 75 ribu/Ha. Berdasarkan pada kondisi tersebut, menurut saudara manakah pilihan pembangunan hutan kota yang paling efektif?
JAWABAN
jadi, Pemkot Semarang direkomendasikan untuk membangunan RTH skala lingkungan di tiap kelurahan karena alternatif pembangunan ruang terbuka ini memiliki nilai manfaat yang lebih besar dibandingkan pembangunan hutan kota, namun membutuhkan biaya yang kecil. Hal tersebut berarti pembangunan RTH pada skala lingkungan lebih efektif untuk dilakukan sebagai program perbaikan terhadap kualitas ekosistem
LATIHAN 4 Pemerintah berencana meningkatkan akses air bersih masyarakat di Kota Semarang. Upaya peningkatan akses air bersih masyarakat dilakukan melalui pembangunan sistem penyediaan air minum. Terdapat tiga alternatif dalam peningkatan akses air bersih masyarakat di Kota Semarang yaitu peningkatan kapasitas IPA eksisting, pembangunan IPA Baru dan pengembangan SPAM Komunal yang tersebar pada daerah-daerah yang belum terlayani sistem air bersih. Apabila peningkatan Kapasitas IPA Eksisting membutuhkan biaya Rp 0,8T untuk kapasitas 1000 liter per detik, kebutuhan pengembangan jaringan distribusi sebesar Rp 0,3T, biaya OP sebesar Rp 20M/tahun. Alternatif kedua adalah membangun IPA Baru dengan kapasitas 1000 liter per detik dengan biaya konstruksi sebesar Rp 1,2T, kapasitas debit sebesar 1200 liter per detik, biaya pembangunan jaringan distribusi Rp 0,4T, biaya OP sebesar Rp 20M/tahun. Alternatif 3 adalah membangun 100 unit SPAM Komunal dengan kapasitas 10 liter per detik, dengan biaya per SPAM adalah Rp 50 miliar per unit, biaya pembangunan jaringan distribusi adalah Rp 2 M per spam biaya OP adalah Rp 25 juta per unit SPAM. Apabila tiap liter produksi dapat mencakup 80 rumah tangga, maka pilihlah alternatif SPAM yang paling efektif bagi Kota Semarang
JAWABAN
jadi,
Pemkot Semarang direkomendasikan untuk meningkatkan kapasitas IPA eksisting sebagai solusi untuk meningkatkan akses air bersih di Kota Semarang karena alternatif pembangunan ini membutuhkan biaya pembangunan yang paling kecil, namun memberikan nilai manfaat yang sama dengan dua alternatif pembangunan lain.
TERIMA thank KASIH
email fathiyyahnurandina@gmail.com
you