D
DIMENSI SOSIAL BUDAYA
PARIWISATA
KAJIAN KONSTRUKSI BUDAYA NGOPI GENERASI MILLENNIAL TERHADAP TREN KAFE SEBAGAI ATRAKSI WISATA DI INDONESIA FATHIYYAH NUR ANDINA 21/485160/PMU/10827
Master Program of Tourism Studies - Universitas Gadjah Mada
OUT line PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
LATAR belakang Dalam Coffee Development Report 2019, Indonesia menempati posisi ke-3 negara dengan jumlah petani kopi Dalam konteks pariwisata, kopi bukan hanya sebagai komoditi tetapi menjadi "added value" Ngopi menjelma menjadi budaya kontemporer dikalangan generasi millenial.
FENOMENA MENJAMURNYA KAFE DI INDONESIA KHUSUSNYA DI DAERAH PERKOTAAN, DIDUGA MERUPAKAN PENGARUH DARI PERGESERAN MAKNA KOPI DI KALANGAN MILLENNIAL.
BAGAIMANA KONSTRUKSI BUDAYA NGOPI DAN KAITANNYA DENGAN TREN CAFÉ SEBAGAI ATRAKSI WISATA BAGI GENERASI MILLENIAL?
SASARAN Metodelogi Menganalisis makna konstruksi budaya ngopi yang dibangun oleh generasi millenial di Indonesia Menganalisis perkembangan tren kafe di Indonesia Menganalisis potensi perkembangan kafe sebagai potensi atraksi wisata bagi generasi millenial Mensintesa konstruksi budaya ngopi dan kaitannya dengan tren kafe sebagai atraksi wisata bagi generasi millenia
STUDI PUSTAKA DAN MIX METHODE.
50 RESP
SUMBER DATA PRIMER DARI KUESIONER DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE FORM
TINJAUAN pustaka
Keunikan Budaya Minum Kopi di Indonesia Dalam budaya ngopi, juga ditemukan partisipasi antar individu yang menciptakan kohesi sosial di tengah
Sejarah dan Perkembangan
masyarakat kota (Santoso et al., 2017)
Kopi di Indonesia
keunikan budaya rumpi sambil minum
Akhir abad 16 VOC membawa
kopi sangat kental ditemukan di
tanaman kopi Arabika ke Batavia
Indonesia, seperti budaya angkringan dan
Abad 18, perkembangan
keunikan budaya rumpi warung kopi Apek
perkebunan kopi mendorong infras
(Gumulya et al. 2017)
di Jawa Tengah (Gumulya et al., 2017)
Konstruksi Budaya
Abad 19, terserang hama kopi.
Konstruksi (KBBI) susunan (model, tata
Ditanam varietas Robusta dan kini
letak) suatu bangunan. sebagai bentuk
>90% produksi kopi nasional
perubahan yang sifatnya direncanakan; setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan perubahan lebih baik ; memerlukan suatu perencanaan
TINJAUAN pustaka Kopi Sebagai Pembentuk Ruang Budaya
Karakteristik Gaya Hidup Generasi Millenial Dalam The Millenial Generation Research Review, millenial
Ruang budaya pada kafe merupakan
kelahiran 1980-1999
perwujudan budaya ngopi di Indonesia
Pola hidup yang menentukan
(Susanti, 2020). Kafe tidak lagi identik dengan ruang yang formal dibatasi dengan dinding masif, tetapi pada saat ini lebih fleksibel (Susanti et al., 2020)
bagaimana individu memilah untuk menggunakan waktunya, energi, dan uang serta bagaimana individu merefleksikan nilai, kesenangan beserta rasa (Febriani et al. 2019) Gemar nongkrong sebagai sarana sosialisasi (Fauzi et al., 2017)
PEMBAHASAN
konstruksi budaya ngopi millennial Konstruksi Budaya Ngopi Oleh Generasi Millennial di Indonesia Khuluk (2020) : ngopi yang saat ini sebagai salah satu aspek penting dalam Sumber: survei, 2021
pembangunan karakter di generasi milenial. kopi sebagai komoditas primadona yang banyak dikonsumsi generasi millennial menjadi penanda bagi status sosial dan kafe menjadi penanda bagi bangunan jaringan sosial (Kamil, 2019)
Generasi millennial saat ini paling tidak satu minggu sekali mengunjungi kafe. Makna yang dapat dipahami dari kutipan berita dan hasil 86% 14% 1-2 kali seminggu >2 kali seminggu 16 kuesioner adalah kafe merupakan sebuah kenyamanan bagi generasi millennial yang cenderung mencari tempat yang nyaman untuk mengalihkan beban yang ada.
Sumber: survei, 2021
Makna ngobrol dan nongkrong (Social Bounding Involtment) dalam teori Hirschi artinya keterlibatan remaja dalam menggunakan waktu luang Istilah ‘ngopi’ adalah kata ‘tidak baku’ dari bahasa baku minum kopi. Kata ini kini telah mendarah daging di dalam eksistensi pergaulan generasi millennial sehari-hari di Indonesia. Pramita dan Pinasti (2016) yang menyebutkan bahwa mahasiswa nongkrong di kafe untuk berkumpul, berinteraksi dengan teman- temannya
Sumber: survei, 2021
Makna yang dapat dipahami dari kecenderungan responden millennial, bahwa tidak hanya mereka yang memiliki pemasukan maupun uang saku tinggi yang pergi untuk ngopi di kafe. Hal ini berkaitan dengan lifestyle yang menjadi alasan besar.
Aktualisasi dirinya sendiri (self-actualization). Pada generasi millenial aktualisasi di kedai kopi juga bermacam- macam tindakan yaitu seperti update instastory berupa foto ataupun video
PEMBAHASAN perkembangan tren cafe
Riset Toffin (2019), jumlah kedai kopi di Indonesia hingga tahun 2019 mencapai lebih dari 2.950 gerai, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan pada 2016, yang hanya 1.000 gerai. Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (2020) yang menemukan bahwa pertumbuhan bidang kafe dan resto setiap tahunnya naik sekitar 15-20% Jakarta setidaknya terdapat lebih dari 300 kafe yang beroperasi (Lim, 2014)
Sumber: Kementerian Pertanian, 2021
Jumlah kafe di Indonesia pada tahun 2018 telah mencapai lebih dari 10.000 kafe (Septiyaning, 2016).
PEMBAHASAN perkembangan tren cafe Bernhardt dan Stoll (2010) menyimpulkan bahwa kafe menjadi salah satu dari third place, dimana third place merupakan ruang alternatif yang merupakan wujud dari sarana untuk melakukan interaksi. Kafe yang menjadi salah satu representasi dari third place saat ini tidak hanya dipandang sebagai tempat untuk meminum kopi, akan tetapi juga sebagai ruang sosial yang telah dikonsep ulang menjadi ruang-ruang berkumpul alternatif yang memungkinkan memiliki keterikatan dengan kondisi ruang pribadi sehari-hari (Maharani, 2016). Perkembangan
kafe
menunjukkan
trend
positif,
dimana kafe tidak hanya menyediakan kopi, tetapi juga menyuguhkan view sebagai point of interest bagi pelanggan khususnya generasi millenial. Sumber: IDN News, 2021
PEMBAHASAN Kafe Sebagai Potensi Atraksi Wisata something to see dengan mengangkat Keberadaan kafe yang mempunyai desain yang menarik
konsep kafe and art space
dengan adanya musik, tata lampu yang menarik, adanya teknologi pemrosesan kopi sampai siap disajikan ke pengunjung dan dapat dilihat oleh pengunjung dan sebagainya. Kafe yang seperti tersebut pada akhirnya dapat dijadikan sebagai destinasi wisata (Susanto, 2017). Dalam hal ini kafe sangat memungkinkan dapat mengaitkan tiga faktor dalam kegiatan wisata tersebut baik pada something to see, something to do maupun something to buy (Handiri, 2020). Natan Art Space and Coffee Shop Sumber: gudeg.net
PEMBAHASAN Kafe Sebagai Potensi Atraksi Wisata something to see dengan mengangkat konsep minimalis
Café Perpustakaan Freedom something to see dan something to do dengan konsep perpusatakaan Natan Art Space and Coffee Shop Monkey Tail Café Sumber: dekoruma.com gotravelly.com
PEMBAHASAN Kafe Sebagai Potensi Atraksi Wisata
something to see dengan konsep garden
something to see dan something to do dengan konsep warna pastel
Bukit Delight Kafe
Miss Unicorn Café Sumber: idntimes.com beautynesia.id
Something to do : bersua foto, mengerjakan Something to buy : maincourse, produk bubuk kopi, kopi siap minum
Sumber: cosmopolitan.co.id, 2021 brilio.net, 2018
tugas hingga bermain bersama kucing
SINTESA kaitannya Konstruksi budaya ngopi bagi generasi millennial yang disusun dari berbagai faktor selaras dengan respon menjamurnya kafe sebagai peluang usaha dan penyediaan ruang budaya. Inovasi dan strategi yang dikembangkan dan ditawarkan oleh tiap kafe pun berbeda- beda guna menyesuaikan karakteristik generasi millennial.
Telah terjadi perubahan makna ngopi pada generasi millenial, yang dahulu ngopi erat kaitan dengan ngobrol, era ini ngopi telah menghasilkan sebuah konstruksi baru. Serta peningkatan tren jumlah kafe di Indonesia selaras dengan inovasi yang telah dilakukan, dimana kafe dapat mengaitkan tiga faktor dalam kegiatan wisata tersebut baik pada something to see, something to do maupun something to buy.
SEHINGGA KAFE DINILAI SEBAGAI ATRAKSI WISATA BAGI GENERASI MILLENNIAL. Perlu pengkajian terkait konstruksi budaya ngopi di tiap daerah maupun kota di Indonesia agar strategi pengembangan kafe dapat sesuai dengan karakteristik target dan segmentasi pasar yang menjadi sasaran kafe.
D
DIMENSI SOSIAL BUDAYA
PARIWISATA
TERIMA KASIH FATHIYYAH NUR ANDINA 21/485160/PMU/10827
Master Program of Tourism Studies - Universitas Gadjah Mada