3 minute read
A QUALITY YOU CAN TRUST
survey provides an overall indicator representing the current labour shortage situation of the plantation sector, as the number of foreign workers entering Malaysia are still far from an earlier estimate of over 120,000 workers required to address the present shortage of workers in the oil palm plantation sector. “It is still a long journey. Bear in mind that there are still other sectors facing the same problem,” he said.
The previous government, under its Budget 2023 that was tabled in early October, had intended to implement a multi-tier levy system on the number of foreign employees a company employs in its effort to encourage mechanisation and the hiring of locals. However, Tek reiterated the idea that mechanisation is not a “one-size-fits-all” initiative. He added that since palm oil requires a comparatively low labour rate compared to other types of crops, it is still facing the labour shortage problem. The country would “sink or swim” with palm oil as there are no other types of plantations to fall back on.
The NLF 2022 was attended by over 200 participants including MPOA members, invitees from the industry and stakeholder speakers from various government agencies, as well as other service providers involved in the recruitment and return of foreign workers to Malaysia and human resource requirements for the plantation sector. The question-and-answer sessions following the update briefings also featured questions from participants on several labour issues including workplace forced labour and Malaysia’s current Tier 3 status on human trafficking.
Steamless Palm Oil Berpotensi
Cegah Stunting
PT Nusantara Green Energy (NGE) dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) Melalui Unit Kerja Khusus Lembaga Sains Terapan (UKK LST) bekerjasama dalam penelitian peningkatan nilai tambah Steamless Palm Oil (SPO) sebagai Minyak Bergizi Tinggi Mengandung Zat Fitonutrien Alami untuk Kesehatan Tubuh dan Pencegahan Stunting dan Kekurangan Gizi (Malnutrisi).
Direktur Utama PT Nusantara Green Ir. Sahat M. Sinaga menjelaskan kerjasama dengan UI sangat penting untuk dilakukan sebab menurutnya UI memiliki Fakultas dengan disiplin keilmuan yang sangat beragam sehingga dinilai mampu mendukung kegiatan penelitian. “Teknologi steamless palm oil ini dapat menurunkan emisi karbon lebih besar dari pada konvesional. Selain itu, belanja modal teknologi ini untuk pembangunan pabrik sawit kapasitas 10 Ton TBS per jam lebih rendah,” ucap Sahat.
Sahat menjelaskan bahwa pengembangan produk SPO ini dapat membantu pencegahan stunting di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih banyak dijumpai dimana-mana dan perlu diatasi secara serius. Salah satu penyebab stunting adalah kekurangan Vitamin A. Percepatan penurunan stunting diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021.
Untuk mempertahankan kandungan nutrisi alami pada minyak sawit, PT. NGE mengembangkan teknologi SPOT (Steamless Palm Oil Technology) dan IRU (Impurities Removable Unit) yang mengolah buah sawit menjadi minyak makan bernutrisi tinggi. Sahat menuturkan teknologi SPOT dan IRU (pengembangan kombinasi teknologi baru pengolahan buah sawit tanpa menggunakan uap-steam) merupakan proses yang lebih superior dalam banyak hal dibandingkan dengan metode proses pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang konvensional. Minyak sawit yang dihasilkan dari teknologi SPOT dan IRU ini disebut SPO (Steamless Palm Oil) dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan CPO.
“Selain menghasilkan SPO (Steamless Palm Oil) dengan kandungan fitonutrien alami tetap berada pada minyak sawit, teknologi SPOT dan IRU juga dirancang menurunkan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) selama proses pengolahan buah sawit menjadi SPO,” ucap Sahat.
Menurut Sahat, peningkatan nilai tambah dari SPO yang dihasilkan dari teknologi SPOT dan IRU ini, PT NGE menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia cq. UKK LST FMIPA UI untuk mengembangkan applikasi dari SPO keberbagai bidang kesehatan dan farmasi yang jauh lebih berguna dibandingkan dengan capaian dari produk CPO dan RBD PO.
Prof. Bambang Permadi Soemantri Brojonegoro, Komisaris Utama PT Nusantara Green Energy (NGE), mengungkapkan keinginannya untuk menguatkan peran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universita Indonesia (UI) dalam bidang riset yang memberikan manfaat kepada masyarakat. “Tentunya, acara hari ini sangat relevan dengan bidang yang ada di FMIPA UI, sehingga menjadi penggerak dari riset dasar yang baik,” ujarnya.
Riset dasar tersebut, kata Prof. Bambang, nantinya menjadi sebuah inovasi yang dapat digunakan, baik dari sisi komersial oleh perusahaan maupun manfaat langsung kepada masyarakat, dengan tetap membawa amanat yang mampu membantu mensejahterakan masyarakat.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr.rer. nat. Abdul Haris, M. Sc. menegaskan bahwa UI mendukung penuh kerjasama ini. Menurutnya UI perlu bersinergi dengan indistri dalam melahirkan riset dan inovais yang memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat Indonesia. “UI sangat mendukung dengan karya-karya inovasi yang dilakukan para peneliti UI dan UI juga selalu kerjasama dengan semua kalangan salah satunya dengan industri. Itu kenapa pada hari ini kita melakukan kerjasama penandatanganan kerjasama antara riset pengembangan SPO tadi dengan PT NGE,” ujar Prof. Haris.
Nantinya, akan dijalankan penelitian lapangan dalam lima tahap. Pertama, melakukan identifikasi, karakterisasi dan analisis kandungan minyak SPO (Steamless Palm Oil) secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua, meningkatkan nilai tambah minyak SPO dengan: menurunkan kandungan Free Fatty Acid (FFA) ≤ 1%, memisahkan/fraksionasi SPO dengan kandungan FFA < 1 %, menjadi SPO Olein dengan IV (Iodine Value) min 57 ( = CP 6 -8) dan SPO Stearine dengan IV max 46, mempertahankan kandungan fitonutrien (antara lain vitamin A, vitamin E, squalene) sebagai bahan baku pencegahan stunting.