7 minute read
NIGERIA’S EDO STATE INCREASES INVESTMENT TO REVIVE
Palm Oil Production
Sebuah proyek berkelanjutan di selatan Nigeria, negara bagian Edo sedang membantu industri kelapa sawit untuk kembali ke kondisi beberapa dekade yang lalu setelah dikalahkan oleh produsen ternama Indonesia dan Malaysia.
Sejak tahun 1960-an, ketika Nigeria masih menjadi produsen utama minyak kelapa sawit, zat yang diekstrak dari pohon kelapa sawit telah menjadi salah satu minyak yang paling serbaguna dan dapat ditemukan di berbagai produk. Tetapi setelah merdeka di tahan 1960, Nigeria telah meningkatkan fokusnya pada minyak mentah, yang menyebabkan goyahnya pertanian dan penurunan produksi minyak sawitnya. Saat ini, negara tersebut mengimpor mayoritas minyak kelapa sawitnya dari Indonesia dan Malaysia, yang keduanya menghasilkan 85% produksi global.
Dikarenakan perkebunan kelapa sawit cocok untuk tumbuh sekitar lima derajat dari garis khatulistiwa, Nigeria, dan kebanyakan negara Afrika lainnya memiliki keunggulan kompetitif. Di negara bagian Edo, dimana pemerintah daerah telah meluncurkan strategi terkoordinasi untuk menumbuhkan industri, pembuat kebijakan harus belajar dari kesalahan di masa lalu untuk mempersiapkan dasar bagi masa depan berkelanjutan. Godwin Obaseki, gubernur Edo mengatakan bahwa industri harus lebih sadar akan jejak lingkungannya agar dapat berkembang. Di Edo, katanya, kami melakukan hal yang berbeda, yaitu “kami tidak akan menebang hutan untuk menanam kelapa sawit, tetapi kami akan menanam kelapa sawit dan mendorong petani untuk menanam kembali hutan kami.”
Atas dasar ini, Obaseki menambahkan bahwa negara bagiannya mengembangkan strategi dimana perusahaan akan mengembangkan perkebunan di atas lahan terdegradasi. Dalam pemberian konsensi perusahaan, mereka juga akan menuntut restorasi kawasan hutan yang terdegradasi setara dengan 25% dari lahan milik mereka.
Asustainable project in Nigeria’s southern Edo state is helping to get the country’s palm oil industry back on its feet decades after it was eclipsed by now leading producers Indonesia and Malaysia.
Since the 1960s, when Nigeria was still the world’s top producer of palm oil, the substance that is extracted from oil palm trees has become one of the most versatile oils and can be found in nearly everything. But after gaining its independence in 1960, Nigeria has increasingly focused on crude oil, which led to the faltering of its agriculture and the decline in its palm oil production. Today the country imports most of its palm oil from Indonesia and Malaysia, who together account for 85% of global production.
As palm oil plantations are best suited to grow at around five degrees either side of the equator, Nigeria, like many other African countries, has a competitive advantage. In the southern Nigerian state of Edo, where the local government has launched a coordinated strategy to grow the industry, policymakers have had to learn from the mistakes of the past in order to lay the groundwork for a more sustainable future. Godwin Obaseki, Edo’s governor says that the industry has to be more aware of its environmental footprint in order to thrive. In Edo, He says, they will do things differently, namely “we’re not going to cut down forests to grow palm oil plantations but rather we will grow palm oil and encourage the growers to invest to grow back our forests.”
It was on the back of this, Obaseki adds, that his state developed a strategy whereby the companies that would develop these plantations would do so on degraded land. On granting companies concessions, they would also insist on restoration of degraded forest area equivalent to 25% of their land holding.
Indonesia Akan Mulai Menggunakan Bahan Bakar
HAYATI B35 MULAI DARI JAN 2023 – KEMENTERIAN ENERGI
JAKARTA, 9 Des (Reuters) - Indonesia akan mulai mengimplementasikan penggunaan bahan bakar hayati dengan campuran 35% bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit, yang dikenal dengan nama B35, mulai dari Januari 2023, kata seorang pejabat senior kementerian energi pada hari Jumat.
Kini, produsen minyak kelapa sawit terbesar dunia, Indonesia, menggunakan B30, yang mengandung 30% bahan bakar hayati berbasis minyak kelapa sawit. Total alokasi bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit untuk tahun 2023 diestimasikan sekitar 13 juta kiloliter pada tahun 2023, katanya.
Alokasi Indonesia di tahun 2022 adalah 11,03 kiloliter. Persiden Indonesia Joko Widodo mengatakan kepada kabinetnya awal minggu ini untuk mempersiapkan mekanisme penerapan B35 di tengah ekspektasi harga harga minyak mentah yang akan tetap tinggi hingga tahun depan. “Kebijakan B35 diambil untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dan untuk mengurangi impor, sementara itu, kebijakan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan,” kata pejabat kementerian Dadan Kusdiana.
Negara terbesar dan terpadat di Asia Tenggara tersebut merupakan salah satu importir bahan bakar utama di kawasan ini, tetapi pejabat mengatakan bahwa tagihan impor telah dikurangin secara signifikan sejak Indonesia mulai meningkatkan porsi minyak kelapa sawit di bahan bakar hayati.
Ekspektasi penerapan B35 membantu harga minyak kelapa sawit di Malaysia lebih tinggi, meskipun beberapa pelaku pasar kecewa karena campurannya akan lebih rendah dari perkiraan 40%.
Kementerian energi telah melakukan uji coba bahan bakar hayati yang mengandung 40% minyak kelapa sawit. “Sepuluh dari 12 kendaraan yang diuji telah menyelesaikan uji jalan tanpa masalah signifikan dan kemudian hari kami akan menetapkan spesifikasi bahan bakar hayati B35,” tambah Dadan, merujuk pada uji coba B40. “Semoga program B35 dapat diimplementasikan mulai Januari 2023.”
Indonesia sedang menguji dua formulasi B40, yang pertama merupakan campuran 40% fatty acid methyl esters (FAME) dan yang kedua adalah campuran bahan bakar dengan campuran 30% FAME dan 10% bahan bakar kelapa sawit ramah lingkungan yang disuling, diputihkan dan dihilangkan baunya (refined, bleached and deodorised palm oil / RBDPO).
Indonesia May Start Using
B35 BIODIESEL FROM JAN 2023 - ENERGY MINISTRY
JAKARTA, Dec 9 (Reuters) - Indonesia may start implementing a programme to use biodiesel with 35% blend of palm oilbased fuel, known as B35, from January, 2023, a senior energy ministry official said on Friday.
Currently the world’s top palm oil producer, Indonesia uses B30, containing 30% palm oil-based fuel. The overall palm oilbased fuel allocation for 2023 is estimated at around 13 million kilolitres in 2023, he said. Indonesia’s 2022 allocation was 11.03 kilolitres. Indonesian President Joko Widodo told his cabinet earlier this week to prepare the mechanism to implement B35 amid expectations that the crude oil price would remain high next year. “The B35 policy is taken in anticipation of rising world oil prices and to reduce imports, while on the other hand this policy also aims to increase the use of renewable energy,” ministry official Dadan Kusdiana said.
Southeast Asia’s largest and most populous country is among the region’s top importers of fuel, but authorities said import bills have been slashed significantly since Indonesia started expanding the portion of palm oil in biodiesel.
The expectation of B35 implementation helped palm oil prices in Malaysia higher, although some market participants were disappointed the blend would be lower than the anticipated 40%.
The energy ministry has been running trials for biodiesel containing 40% of fuel made using palm oil. “Ten out of 12 of the vehicles tested had completed the road test with no significant issue and next we will determine the specification for B35 biodiesel,” Dadan added, referring to the B40 trials. “Hopefully, the B35 programme can be implemented starting January 2023.”
Indonesia is testing two formulation of B40, the first is a mix of diesel with 40% fatty acid methyl esters (FAME) and the second a mix of diesel with 30% FAME mixed with 10% green diesel made of refined, bleached and deodorised palm oil (RBDPO).
INDONESIA AKAN MENERAPKAN
PENCAMPURAN WAJIB 35%
BAHAN BAKAR HAYATI MULAI
DARI 1 JANUARI 2023
JAKARTA : Indonesia akan menaikkan campuran wajib bahan bakar hayati menjadi 35 persen mulai dari 1 Januari 2023, untuk mengurangi impor bahan bakar di tengah tingginya harga energi global dan untuk beralih ke energi yang lebih bersih, kata kementerian energi pada hari Jumat.
Produsen terbesar minyak kelapa sawit dunia sejak tahun 2020 telah mengimplementasikan program B30, yang mewajibkan bahan bakar fosil untuk dicampurkan dengan 30 persen bahan bakar berdasar minyak kelapa sawit, dan telah berencana untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit. “Perkiraan permintaan bahan bakar hayati untuk mendukung implementasi B35 adalah 13,15 juta kiloliter, atau sekitar kenaikan 19 persen dibandingkan dengan alokasi 11,03 juta kiloliter di tahun 2022,” kata juru bicara kementerian energi, Agung Pribadi dalam sebuah pernyataan di hari Jumat.
Indonesia diperkirakan akan mengkonsumsi 37,58 juta kiloliter tahun depan, dimana 35 persen akan dipasok oleh bahan bakar hayati berbasis kelapa sawit.
Industri bahan bakar hayati negeri tersebut telah memiliki kapasitas terpasang sebesar 16,65 juta kiloliter, kata kementerian energi.
Kementerian energi juga telah menetapkan spesifikasi baru untuk meningkatkan standar bahan bakar hayati untuk memastikan konsumen bahwa bahan bakar campuran dengan campuran yang lebih tinggi tidak akan mempengaruhi performa mesin.
Pemerintah telah melakukan uji jalan untuk bahan bakar hayati, yaitu 40 persen minyak kelapa sawit sejak Juli 2022 dan diperkirakan akan menyelesaikan uji cobanya pada akhir tahun ini.
INDONESIA TO IMPLEMENT
MANDATORY 35% BIODIESEL BLENDING STARTING JAN 1, 2023
JAKARTA : Indonesia is set to raise mandatory biodiesel blending to 35 per cent starting January 1, 2023, to reduce fuel imports amid high global energy prices and to shift to cleaner energy, the energy ministry said on Friday.
The world’s biggest palm oil producer has since 2020 implemented the B30 programme, which mandates fossil gasoil to be blended with 30 per cent palm oil-based fuel, and has been planning to increase the use of palm-based fuel. “The estimated demand for biodiesel to support B35 implementation is 13.15 million kilolitres, or around a 19 per cent increase compared to 2022 allocation of 11.03 million kilolitres,” energy ministry spokesperson Agung Pribadi said in a statement on Friday.
Indonesia is estimated to consume 37.58 million kilolitres of diesel next year, of which 35 per cent will be supplied by palmbased biodiesel.
The country’s biodiesel industry has an installed capacity of 16.65 million kilolitres, the energy ministry said.
The energy ministry also set a new specification to improve the standards for biodiesel to assure consumers that higher biodiesel blending would not affect engine performance.
The government has been running road tests for biodiesel that is 40 per cent palm oil since July 2022 and is expected to conclude the trial by end of this year.
Note: This article is available in ENGLISH on: www.indopalmoil.com
Sesuai laporan the World Commission on Environment and Development yang diketuai oleh Gro Harlem Brundtland dengan judul “Our Common Future” (United Nation, 1987), disebutkan bahwa Kemanusiaan memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pembangunan berkelanjutan (sustainability). Pembangunan berkelanjutan ini perlu, agar dapat memastikan bahwa generasi sekarang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Konsep pembangunan berkelanjutan menyiratkan batasan, tetapi batasan absolut atau batasan yang dipaksakan oleh keadaan teknologi dan organisasi sosial saat ini tergantung pada sumber daya lingkungan dan oleh kemampuan biosfer untuk menyerap efek dari aktivitas manusia. Tetapi teknologi dan organisasi sosial dapat dikelola dan ditingkatkan untuk membuka arah bagi era baru pertumbuhan ekonomi. The World Commission on Environment and Development (WCED), menyatakan bahwa kemiskinan yang meluas tidak dapat terelakkan lagi. Pembangunan berkelanjutan membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar semua orang dan memperluas semua kesempatan untuk memenuhi aspirasi mereka demi kehidupan yang lebih baik. Dunia di mana kemiskinan menjadi endemik akan selalu rentan terhadap bencana ekologis dan bencana lainnya.
Sustainability telah menjadi tujuan bisnis, nirlaba, dan pemerintah yang sering disebutkan dalam dekade terakhir, namun mengukur sejauh mana suatu organisasi dapat menerapkan sustainability dapat mencapai pertumbuhan berkelanjutan dengan cepat, diperkirakan memerlukan usaha yang keras.
John Elkington berusaha mengukur keberlanjutan selama pertengahan 1994-an dengan memasukkan kerangka kerja baru untuk mengukur kinerja di perusahaan Amerika, (Slaper 2011) Jauh sebelum Elkington memperkenalkan konsep keberlanjutan sebagai “triple bottom line” (TBL) atau dikenal juga sebagai 3P (People, Planet dan Profit), para pecinta lingkungan bergulat dengan ukuran dan kerangka kerja untuk keberlanjutan.