3 minute read

BHS) Sejarah kelapa minyak sawit (ENG) The History of Palm Oil

APAKAH ANDA TAHU ? MINYAK KELAPA SAWIT BERASAL DARI AFRICA

inyak kelapa sawit (berasal dari tanaman kelapa sawit Afrika, Elaeis guineensis) dapat ditelesuri keberadaannya hingga lebih dari 5000 tahun yang lalu. Minyak kelapa sawit telah lama diketahui oleh negara-negara M yang berada di Afrika Barat. Digunakan secara luas oleh penduduk Afrika Barat sebagai minyak goreng. Pada abad ke tujuh belas, pedagang-pedagang asal Eropa yang berdagang di Afrika Barat terkadang juga membeli minyak kelapa sawit untuk digunakan di Eropa, namun dikarenakan massanya yang besar dan harganya yang murah, serta karena keuntungan yang lebih besar didapatkan dari perdagangan budak, maka minyak kelapa sawit masih sangat langka di luar Afrika Barat. Pada permulaan abad ke sembilan belas, penurunan perdagangan budak di daerah Atlantik dan permintaan Eropa untuk perdagangan yang sah (yaitu perdagangan barang-barang dan bukan nyawa manusia) mewajibkan negara-negara di Afrika untuk mencari sumber pendapatan perdagangan yang baru. Di Konfederasi Asante, budak-budak milik negara membangun perkebunan kelapa sawit yang sangat luas, sementara di Kerajaan Dahomey yang berdekatan, Raja Ghezo membuat hukum yang melarang rakyatnya untuk menebang pohon-pohon kelapa sawit. Minyak kelapa sawit menjadi komoditas yang paling dicari oleh pedagang-pedagang asal Inggris, minyak tersebut digunakan sebagai pelumas untuk mesin-mesin pada masa Revolusi Industri yang sedang berlangsung pada saat itu, dan juga digunakan sebagai dasar pembuatan berbagai merek sabun mandi seperti Palmolive. Pada tahun 1870, minyak kelapa sawit menjadi produk ekspor utama negara-negara di Afrika Barat seperti Ghana dan Nigeria. Pada tahun 1880-an, kakao menjadi produk yang lebih dicari, menyebabkan penurunan industri minyak kelapa sawit dan perdagangan dengan negara-negara tersebut. Pohon kelapa sawit, Elaeis guineensis bukan merupakan tanaman asli Malaysia. Minyak kelapa sawit pertama kali dikenalkan di Malaysia (pada saat itu disebut Malaya) pada tahun 1870 sebagai tanaman hias. Penggunaanya sebagai tanaman perkebunan dikembangkan pada tahun 1917 ketika perkebunan pertama didirikan. Perkebunan kelapa sawit secara mayoritas dioperasikan oleh pemilik lahan yang berasal dari Inggris. Sejak skema utama perkebunan kelapa sawit diperkenalkan oleh pemerintah pada tahun 1960-an untuk memberantas kemiskinan. Setiap pemukim dialokasikan 10 hektas lahan yang telah ditanami kelapa sawit ataupun karet, dan mereka diberikan waktu 20 tahun untuk melunasi harga lahan tersebut.

DID YOU KNOW? PALM OIL COMES FROM AFRICA

Palm oil (from the African palm oil, Elaeis guineensis) can be traced back to more than 5000 years ago. Palm oil was long recognized in West African countries. It is used widely among West African peoples as cooking oil. In the seventeenth century European merchants trading with West Africa occasionally purchased palm oil for use in Europe, but as the oil was bulky and cheap, and due to the much higher profits available from slave-trading, palm oil remained rare outside West Africa. During the early nineteenth century, the decline of the Atlantic slave trade and Europe’s demand for legitimate commerce (trade in material goods rather than human lives) obliged African countries to seek new sources of trade revenue. In the Asante Confederacy, state-owned slaves built large plantations of palm oil trees, while in the neighboring Kingdom of Dahomey, King Ghezo passed a law in 1856 forbidding his subjects from cutting down palm oil trees. Palm oil became a highly sought-after commodity by British traders, the oil being used as industrial lubricant for the machines of Britain’s ongoing Industrial Revolution, as well as forming the basis for various brands of soap such as Palmolive. By 1870, palm oil constituted the primary export of some West African countries such as Ghana and Nigeria. By the 1880s, cocoa had become more highly sought-after, leading to the decline of the palm oil industry and trade within these countries. The palm oil, Elaeis guineensis is not native to Malaysia. Palm oil was first introduced to Malaysia (then Malaya) in 1870 as an ornamental plant. Its use as a crop was developed in 1917 when the first plantation was established. Then the palm oils plantation was mostly operated by English landowners. From the 1960’s major palm oil plantation scheme was introduced by the government mainly to eradicate poverty. Each settler was allocated 10 acres of land planted either with Palm oil or rubber, and they are given 20 years to pay off the land.

This article is from: