2 minute read
BHS) Menteri industry perkebunan dan komoditas, CPOPC membahas masalah pada industri minyak kepala
Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas, CPOPC Membahas Masalah pada Industri Minyak Kelapa Sawit Negara
ementerian menyampaikan bahwa menterinya Datuk Dr Mohd Khairuddin Aman Razali menerima panggilan resmi direktur eksekutif CPOPC Tan Sri Dr Yusof Basiron. Kedua belah pihak membahas tentang komitmen dan tindakan K Malaysia dalam memerangi isu-isu terkait dengan kampanye anti minyak kelapa sawit untuk melindungi kepentingan industri. "Yang juga turut dibahas adalah proposal untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan rendahnya harga minyak kelapa sawit mentah yang berdampak pada para pemangku kepentingan, terutama pemilik lading kecil, serta upaya meningkatkan kerja sama Malaysia dengan CPOPC,” sebut kementerian dalam sebuah pernyataan. CPOPC adalah organisasi yang beranggotakan negara-negara produsen minyak kelapa sawit yang didirikan oleh oleh Malaysia dan Indonesia pada tahun 2015 untuk memerangi isu-isu yang terkait dengan industri. Sebagai produsen terbesar dan nomor dua di dunia, Indonesia dan Malaysia bekerja dengan dasar yang sama untuk mengembangkan industri minyak kelapa sawit serta melindungi kepentingan industri di kedua negara. Kolombia and Ghana diharapkan dapat bergabung dengan CPOPC secara resmi dalam waktu dekat. Beberapa negara lain juga telah menyatakan minatnya untuk bergabung bersama CPOPC, yang pada saat ini sedang diketuai oleh Malaysia hingga 31 Desember 2020. Kementerian juga telah menyampaikan apresiasinya kepada sekretariat CPOPC dan berharap ia dapat menjadi jembatan yang mempererat hubungan antara Malaysia dan Indonesia.
International News Plantation Minister, CPOPC Discuss Issues on Country's Palm Oil Industry
The Malaysian Ministry of Plantation Industries and Commodity held a meeting with the Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) where they discussed various issues related to the palm oil industry. The ministry said its minister Datuk Dr Mohd Khairuddin Aman Razali received a courtesy call by the CPOPC's executive director Tan Sri Dr Yusof Basiron. Both sides touched on Malaysia's commitment and action in fighting issues related to the anti-palm oil campaign to safeguard the interests of the industry. "Also discussed were proposals to address issues related to low crude palm oil prices that had impacted stakeholders, especially smallholders, as well as efforts to enhance Malaysia's cooperation with the CPOPC," the ministry said in a statement. CPOPC is an organisation of oil palm producing countries which was established by Malaysia and Indonesia in 2015 to combat issues related to the industry. As the world's largest and second-largest producers, Indonesia and Malaysia are working to find common grounds in developing the palm oil industry as well as to safeguard the interest of the industry in both countries. Colombia and Ghana are expected to formally join the CPOPC in the near future. Several other countries have also expressed their interest in joining the CPOPC, which is currently chaired by Malaysia until Dec 31, 2020. The ministry has also expressed its appreciation to the CPOPC's secretariat and hoped it will become a bridge to build closer relations between Malaysia and Indonesia.