03-Yang Mengembara Ke Timur

Page 1

segmen akhir



segmen akhir

ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ Berdasar Naskah Kuno Epos La Galigo


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

pa yang ia relakan rupanya memantapkan hatinya untuk pergi. Pergi untuk mengenali diri dan mencari apa yang hilang. Sembari menyembuhkan apa yang salah dari dirinya. We Tenriabeng yang rupanya saudaranya benar-benar membuatnya jatuh dan menyesali perbuatannya itu. Ia mantapkan hatinya untuk pergi. Ia kerahkan semua usaha yang bisa ia lakukan. Ia pasrahkan semuanya. Ia harus pergi ke sana. Mencari jati dirinya, mencari sisi lain dirinya. Mencari apa yang ia sesali.

Diiringi upacara adat yang meriah, dibangunnya sebuah kapal yang amat besar. Sebuah kapal yang akan membawanya ke dataran Cina. Kapal dengan layar yang besar yang mampu menggiring angin membawanya ke sana. Kapal yang dibangun dari pohon-pohon yang didoakan. Jauhnya perjalannya nanti membuatnya harus memantapkan hati. Namun, sejauh apa pergi, bila semuanya akan kembali?

1


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Namun, sejauh apa pergi, bila semuanya akan kembali?

Namu pi'guga,mabela nalokkai naiyya manenna engka mutoilisu. Nasaba engka do'a na.

2


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

apal besar itu telah selesai, semua telah disiapkan. Semesta dengan cahaya yang cerah mendukungnya berlayar. Laut dengan anginnya yang sepoi-sepoi. Biru laut yang menenangkan hati. Suara kapal saling sapa di lautan. Ombak-ombak dan ikan-ikan yang saling menyapa di sana. Semua hal tentang perjalanan telah dibayangkan. Bagaimana semua hal menjadi menakjubkan, namun juga menegangkan hati.

Detak jantung berdetak kencang sekali. Ritmenya yang biasanya rendah menjadi amat kencang. Angin perlahan mulai meniup layar kapal. Upacara perpisahan telah dimainkan. Semua orang melambaikan tangan. Saweri Gading berdoa di awal jalannya, semoga semua baik saja. Karena hanya doa yang dapat menemani di setiap waktu. Ditabahkannya hati yang cemas itu. Perjalanan dimulai.

3


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Karena hanya doa yang dapat menemani di setiap waktu.

Engka nasilong na iyya manenna wattue. Nasaba engka natajeng rialena atuonna.

4


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

ukan perjalanan bila tanpa halangan. Ombak, perompak, dataran yang ingin ia jejaki. Semua hal di lautan adalah kepastian yang samar-samar tersembunyi di balik kabut. Semua hal yang menakutkan tersedia di luasnya lautan. Meski kadang ada harapan yang tersisa di balik semua hal itu. Karena hanya pada harapan kita dapat hidup. Dan memang hanya itu yang kita punya.

Dalam perjalanannya, ia menjadi kapten kapal yang amat ditakuti, tiada kapal yang berani mendekatinya. Bukan tanpa alasan. Memang ia sudah dikenal sebagai pelaut yang ulung. Setiap tanah yang dilewatinya tahu siapakah ia.

5


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Karena hanya pada harapan kita dapat hidup. Dan memang hanya itu yang kita punya.

Na engka memeng iyanapunnai rialena.

6


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

elaut yang ulung tidak dikenal karena ketampanan

dan

kekayaannya.

Tapi

seberapa

tangguh ia melewati hantaman ombak di lautan yang luas itu. Seberapa jauh ia melangkah.

Seberapa

kuat

dia

menebas

lawan yang jahat. Dan seberapa bijaksana ia di atas lautan.

Semua hal itu harus bisa dilewati sebelum menjadi seorang pelaut yang handal. Saweri Gading dengan segala kemampuannya mampu melewati itu. Ia menjadi pelaut yang ditakuti, pelaut yang dikenal. Bila disebutkan namanya, sudah pasti semua akan mengangguk mengerti. Bahwa ia harus mundur dan tunduk. Perjalanan panjang menuju Cina membuatnya menjadi semakin hebat.

7


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Pelaut yang ulung tidak dikenal karena ketampanan dan kekayaannya.

Pattasi iyamapore de'gaga tenneng missengi nasaba' magarettai namasugi.

8


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

autan yang telah menjadi temannya kini ia harus meninggalkannya. Memang seharusnya perpisahan terjadi untuk menciptakan pertemuan.

Ia

datang

di

dataran

Cina.

Dataran luas perdagangan dunia. Pelabuhan yang penuh dengan kapal-kapal itu serasa akrab dengannya. Orang-orang menyapanya dari pelabuhan. Ia membalas dengan lambaian tangan dari atas kapal.

Telah datang ia ke tempat yang ia tuju. Ke tempat dimana ia harus melanjutkan kehidupannya. Dataran Cina telah menjadi tempat barunya. Ia segera turun dari kapal. Menghirup udara segar yang ia nantikan. Inilah Cina, tempatnya berada kini, tempat baru baginya.

9


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Memang seharusnya perpisahan terjadi untuk menciptakan pertemuan.

Memeng wettunna tassalla mannessai.

10


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

ini, dataran Cina telah menjadi tempat barunya. Ia berjalan-jalan mengelilingi kota tempatnya tinggal. Sebuah kota dekat pelabuhan. Ia mencari rumah untuk ia tinggal selama di sana. Ia bertanya ke pedagang-pedagang di sekitar sana. Hingga ia bertemu dengan seorang wanita di sana. Seorang wanita yang amat cantik.

Wanita itu telah mencabut hati Saweri Gading dari tempat asalnya. Ia telah menempatkan hati padanya saat pandangan pertama. Hatinya telah menjadi sebuah jembatan menuju tempat wanita itu berada. We Cudai, wanita itu, wanita yang telah mencuri hatinya sekali lagi. Setelah perjalanan panjang itu. Akhirnya ia mendapat apa yang dinginkan.

11


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Setelah perjalanan panjang itu. Akhirnya ia mendapat apa yang dinginkan.

Elo'na pancaji a'padepungenna.

12


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

a mendekati We Cudai, ia berjalan perlahan. We Cudai menyadari itu, ia segera menoleh dengan sebuah senyuman ke Saweri Gading. Senyuman itu segera mengalihkan dunianya. Mereka berkenalan. Saling mengobrol sebentar sambil berjalan-jalan di sekitar sana. Melihat-lihat pemandangan kota itu. Saweri Gading pun diajak ke rumahnya We Cudai, dikenalkannya pada orangtua We Cudai.

Saweri Gading pun berkenalan dengan orangtuanya, sebelum ia memutuskan pergi dan berpikir untuk menikahi We Cudai sebelum ia direbut orang lain. Kadang semua perlu waktu yang tepat sebelum akhirnya terlambat.

13


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Kadang semua perlu waktu yang tepat sebelum akhirnya terlambat.

Naiyya joppai malampe, sisenna iya naruntu'i iya napujie.

14


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

etelah hari itu, Saweri Gading dan We Cudai semakin dekat. Kedekatan mereka mengantarkan masing-masing dari mereka menuju cinta yang satu. Bila tujuan telah sama, berbeda pun sudah menjadi biasa. Yang penting mereka telah tahu pada titik mana mereka harus berhenti dan menyudahi semuanya. Penyatuan tujuan ini membuat mereka semakin yakin, bahwa mereka harus segera melangsungkan pernikahan yang mereka inginkan. Segeralah Saweri Gading datang ke rumah We Cudai dengan maksud melamarnya.

Hingga pada satu hari, mereka melangsungkan pernikahannya. Hari yang meriah, dimana semua orang bersorak senang atas hari itu. Bayi-bayi tertawa, orang-orang tua tersenyum, bunga mekar, langit cerah, debur ombak yang tenang, angin yang menyenangkan. Semua sempurna hari itu, seperti pernikahan yang mereka harapkan. Senyuman tergores di bibir mereka dan satu pelukan untuk merayakan semuanya.

15


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Bila tujuan telah sama, berbeda pun sudah menjadi biasa.

Biasa iyamaneng napujie wettunna mannessae. Deppa narapi'i wettunna iyyaa nappatuju padanna. Laing elo'na engka mi pada biasa.

16


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

ari-hari sebagai sepasang suami-istri telah dilewatinya. Hari demi hari, detik demi detik, waktu demi waktu. Dan semua hal yang terlewati susah dan senangnya. Begitulah hari-hari

sebagai

sepasang

suami-istri.

Hingga tiba apa yang dinantikan selama ini. Seorang anak yang diharapkan mereka sejak hari pertama pernikahan.

Ialah La Galigo, seorang anak yang lahir dari rahim We Cudai. Laki-laki kecil yang kelak akan menjadi seperti ayahnya. Hari itu penantian seolah telah purna. Telah selesai apa yang ia inginkan. Setelah selesai, semua sebetulnya baru dimulai.

17


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Setelah selesai, semua sebetulnya baru dimulai.

Nakko purani iya manenna mattujue, nappai mappamula.

18


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

a Galigo tumbuh dewasa, ia menjadi seorang anak laki-laki yang disenangi di sana. Hingga tiba saatnya Saweri Gading memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya, Kerajaan Luwu. Kembali bertemu dengan orang tuanya yang telah lama ia tinggalkan. Ia kembali ke sana.

Waktu yang mengajarkannya, bahwa sejauh apapun, pulang tetap pilihan. Ia siapkan apa yang perlu dia bawa ketika kembali ke Luwu. Perlengkapan-perlengkapan yang di butuhkan sudah dipenuhi. Semua sudah siap. La Galigo bersemangat mengikuti perjalanan ayahnya. Ia kini kembali ke tempat asalnya dan memulai kembali semuanya.

19


ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ

Waktu yang mengajarkannya, bahwa sejauh apapun, pulang tetap pilihan.

Wettu nappa'guruangnge mu' mabela iya manenna,lisui iyamuto napuji.

20


menuju babak baru ᨒ ᨁᨒ ᨗ ᨁᨚ Berdasar Naskah Kuno Epos La Galigo




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.