SEARCH vol. 12

Page 1


editorial

SEARCH MAGAZINE | VOL. 12


Melanjutkan majalah SEARCH 2019 yang telah membahas bagaimana arsitektur melayani manusia sebagai makhluk hidup, pada kesempatan ini majalah SEARCH 2020 mengangkat tema Architecture and Youth Lifestyle yang membahas dan menganalisa mengenai hubungan arsitektur dengan gaya hidup kaum milenial. Selain itu, seperti manusia pada umumnya, kehidupan kaum milenial tentunya tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan akan tempat bernaung. Dalam hal inilah fungsi arsitektur sebagai tempat bernaung seharusnya dapat menjawab kebutuhan, kenyamanan, serta karakter yang sesuai dengan kaum milenial tanpa mengurangi estetika dari arsitektur itu sendiri. Walaupun demikian, pada kenyataannya masih banyak arsitektur di masa sekarang yang kurang menanggapi gaya hidup dari kaum milenial ke dalam desain dan penerapannya. Sedangkan, gaya hidup kaum milenial (youth) cenderung mengikuti perkembangan sesuai tren zaman. Hal tersebut seharusnya dapat diwujudkan dan diterapkan pada desain arsitektur yang menjawab kebutuhan kaum milenial dengan mengikuti perkembangan tren zaman, seperti mendesain bentukan yang modern dan memberikan ambience yang menarik bagi pengunjung melalui inovasi-inovasi yang baru. Majalah SEARCH 2020 akan membahas serta menganalisis karya karya arsitektur yang dapat memberikan sebuah ambience yang tepat bagi kaum milenial, baik melalui inovasi bentukan desain, teknologi yang ada didalamnya, program ruang, serta hal - hal lain yang menunjang kebutuhan dari kaum milenial. Sehingga melalui majalah ini, diharapkan kita sebagai arsitek dapat belajar untuk mendesain dengan tepat dalam menanggapi perkembangan tren zaman dan kebutuhan yang sesuai dengan gaya hidup kaum milenial.

Best regards, REDAKSI MAJALAH SEARCH 2020


SEARCH MAGAZINE | VOL. 12



SEARCH MAGAZINE | VOL. 12

table of Arsitektur Temporer. Gaya Arsitek Muda?

8

Koneksi v.s. Individualis

12

Pandangan Arsitek Muda Terhadap Youth Lifestyle

16

Produktif Boleh, Quality Time Wajib

18

Archfacts

22

Agile Working in Lifestyle

26

Pameran Arsitektur dalam Perspektif Sosial Media

30


contents 34

Modal Utama Seorang Arsitek Dalam Era Youth Lifestyle

36

Energi + Rasa = Arsitektur

40

Good Look, Good Vibe

44

Tips & Tricks

46

Archiexpo

58

Student Achievement

68

Relevant Project


Arsitektur Temporer.

Gaya Arsitek Muda? PENULIS FELLICIA MILLEANI

A

EDITOR JOAN CHRISANTI

rsitektur temporer, seperti bangunan pop-up maupun instalasi merupakan arsitektur yang dapat dibangun dalam waktu singkat dengan menggunakan biaya yang relatif kecil, serta memiliki sifat yang mudah untuk dipindahkan. Jika arsitektur pada umumnya dibangun dengan memikirkan banyak faktor kebutuhan dan keinginan dari klien, arsitektur temporer atau pop up cenderung dibangun hanya untuk suatu fungsi dan tujuan tertentu saja. Sifatnya yang sementara membuat arsitek dapat berinovasi menghasilkan suatu karya yang mungkin sulit dibangun dalam bentuk permanen. Walaupun terkesan baru, arsitektur temporer sudah ada sejak zaman Romawi (58 SM). Pada masa itu bangunan temporer banyak digunakan sebagai tempat perayaan dan pengekspresian ideal anti-establishment. Material yang digunakan merupakan material kayu agar dapat dibongkar kembali setelah pertunjukan selesai. Hal ini dilakukan agar tidak menciptakan banyak bangunan yang memadatkan kota roma. Namun, apa yang membuat arsitektur temporer seperti bangunan pop up dan instalasi kembali banyak bermunculan?

8


Arsitektur temporer, kini sedang berada di puncak popularitasnya. Arsitektur temporer banyak bermunculan dan ditemukan dimana-mana, lahan-lahan kosong dan area ruang terbuka yang biasanya merupakan area komunal sering menjadi salah satu tempat ditemukannya bangunan pop-up maupun instalasi karya arsitek tertentu. Hal ini dibuktikan dengan nilai ekonomi sebesar ÂŁ2.3 miliar (2019) dan banyak digunakan sebagai sarana promosi produk untuk menarik pelanggan dari instagram. Persaingan dunia dagang memberi pengaruh yang besar, sehingga penggunaan bangunan pop-up bisa digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengenalkan merk-merk dagang tertentu dan untuk “test ombakâ€? yang tidak memerlukan modal besar.

Cuboesia and Steel Garden Sumber: Archdaily

Maidan Tent

Sumber: Archdaily

Apabila ditinjau dari dunia arsitektur itu sendiri, banyak karya arsitektur temporer pop up dan instalasi, merupakan hasil kerja dari arsitek-arsitek muda. Hal ini dikarenakan persaingan yang tinggi dan tidak disertai lapangan kerja yang cukup dan banyak proyek besar didominasi oleh arsitek yang lebih berpengalaman. Lulusan arsitek sendiri menurut datausa. io (2018) meningkat 3.83%. Sehingga untuk untuk menambah portofolio dan memperkenalkan ide desainnya, banyak arsitek muda menggunakan kesempatan dengan mengambil proyek-proyek kecil berupa bangunan temporer dan instalasi.

Centipede Cinema Sumber: Dezeen

9


Perbedaan generasi merupakan faktor selanjutnya yang mempengaruhi keberadaaan arsitektur temporer. Dunia arsitektur selalu berkembang, begitu juga dengan style dan trend di dalamnya. Pola kehidupan dan kebiasaan tiap generasi mempengaruhi kebutuhan dan kegiatan yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah bangunan. Generasi x, y, z, dan alpha tentu memiliki pola kegiatan dan kebiasaan yang berbedabeda. Menurut penelitian dari Universitas IPB, generasi x dan y cenderung memiliki sifat sosial yang lebih tinggi dibandingkan generasi z dan alpha yang cenderung lebih individualis. Perbedaan itu menyebabkan arsitektur temporer mulai banyak diminati karena lebih fleksibel dalam pemenuhan kebutuhan penggunannya.

Semakin meningkatnya kepedulian dan kesadaran generasi muda akan perkembangan politik, ekonomi, dan sosial, menjadikan desain arsitektur temporer sering dijumpai untuk merespon permasalahan dan menghasilkan impak yang besar pada suatu wilayah tertentu. Apabila permasalahan tersebut sudah dapat terpecahkan, lalu desain temporer dapat dibongkar. Salah satu contohnya adalah Catalyst Cube yang dibangun untuk meningkatkan hubungan dan interaksi sosial di tempat umum. Catalys Cube ini diletakkan pada salah satu tempat umum di Venezuela, yang direncanakan akan digunakan selama rentang waktu tertentu. Lalu setelah interaksi sosial mulai terbentuk, instalasi tersebut akan dipindahkan ke tempat lain.

Ark Nova

Sumber: uk.phaidon.com

10


Catalyst Cube

Sumber: Archdaily

Mempunyai sifatnya yang sementara, membuat arsitektur temporer ini juga dijadikan sebagai sebagai ajang bereksperimen dan mencoba struktur atau material tertentu yang mungkin tidak dapat terbangun dalam desain permanen. Selain itu, arsitektur temporer juga sebagai ajang komunikasi dan mencari pengakuan dari masyarakat, hal ini untuk mencari tahu respon masyarakat sekitarnya mengenai desain dan karyanya di suatu daerah

tertentu. Sehingga promosi melalui social media juga dipilih menjadi suatu sarana yang powerful untuk memasarkan ide dan hasil karya, karena mudah diakses oleh banyak orang dan membuat karya dikenal dalam waktu yang singkat. Maka dari itu, walaupun arsitektur temporer hanya bangunan yang sementara, namun sosial media dapat menjadikan sebuah karya abadi sama seperti arsitektur yang permanen.

“Arsitektur akhirnya dapat terlepas dari obsesi menjadi sesuatu yang abadi.� —Aaron Aaron Betsky

Sumber : https://datausa.io https://www.architectural-review.com/comment-and-opinion/the-problem-with-young-architecture https://www.archdaily.com/606167/why-young-architecture-is-a-detriment-to-the-profession https://www.event-architecture.com/blog/2018/8/21/7-benefits-of-a-pop-up-shop https://www.curbed.com/2016/3/9/11180920/architecture-history-temporary-banksy

11


Koneksi V.S. Individualis PENULIS CELICIA ANG

EDITOR CINDY WIDJAYA

D “Architects can’t force people to connect, it can only plan the crossing points, remove barriers and make the meeting places useful and attractive.” —Denise Denise Scott Brown

12

i era sekarang ini, teknologi telah berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi yang pesat ini baik disadari maupun tanpa disadari telah memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan manusia seharihari. Sebagai contoh, perkembangan ini menyebabkan pergeseran struktur sosial yang menciptakan kawula muda dengan identitas sebagai manusia yang individualis dan berfokus pada diri sendiri serta kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya. Namun, perkembangan ini juga dibarengi dengan dampak positif berupa menjamurnya usaha start-up yang mulai dirintis oleh anak-kawula muda dengan ambisi untuk membangun usahanya sendiri.


Gambar 1. Co working space sebagai pemersatu Sumber: www.lupadaratan.com

Usaha start-up pada hakikatnya sangat membutuhkan relasi dan koneksi baik dengan sesamanya maupun dengan perusahaan besar. Namun, dengan adanya pergeseran tatanan sosial yang ada, pencarian relasi akan menjadi tantangan untuk pendiri usaha tersebut. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menciptakan sebuah wadah yang dapat membantu kawula muda membangun relasi bisnis, yakni coworking space. Wadah ini dapat membantu perusahaan start-up untuk terjun langsung dalam membangun relasi dengan sesama karena fasilitas dan penataan yang berbeda dari kantor pada umumnya yang hanya berdiri sendiri (Gambar 1). Coworking space dapat disewa oleh banyak perusahaan dan akan terus berganti, sehingga relasi yang terjalin dapat terjadi lebih sering yang memungkinkan banyak peluang baru bagi perusahaan start-up yang sedang dibangun oleh kawula muda.

Pada kesempatan ini, penulis ingin membahas salah satu coworking space yang ada di Surabaya, yaitu CoHive. Coworking space ini berlokasi di Jl. HR. Muhammad No. 31, Surabaya (Gambar 2). Lokasi yang dipilih merupakan lokasi perkantoran di mana Co-Hive sendiri berada di dalam kantor Voza yang merupakan premium office pertama di Surabaya. Lokasi tersebut sangat strategis dan cocok untuk membangun relasi bagi perusahaan start-up karena dikelilingi oleh lingkungan perkantoran yang dapat dikatakan merupakan perkantoran yang cukup lama dan profesional dalam bidangnya (Gambar 3).

Gambar 2. Lokasi CoHive Sumber: Google Maps

Gambar 3. Kantor Voza dan Sekelilingnya Sumber: cohive.space

13


Kawula muda memiliki kebiasaan dimana mereka sering berkumpul di kedai kopi atau yang sering kita sebut cafĂŠ (Gambar 4). Kebiasaan ini dikarenakan tempat tersebut memiliki lingkungan dan konsep yang membuat orang untuk merasa nyaman dibarengi dengan kebutuhan primer masa kini, yakni wifi. Menurut kompas, ada 98% anak muda mengetahui internet dan 79.5% anak muda tersebut adalah pengguna wifi. Bermodalkan sebuah pesanan makanan ataupun minuman yang tersedia di cafĂŠ tersebut, para konsumen dapat menikmati fasilitas yang disediakan. Dengan fasilitas yang diberikan tersebut, konsumen yang pada umumnya merupakan kawula muda dapat menjadi lebih produktif dalam mengerjakan tugas ataupun pekerjaan.

Sumber: Google

Di sisi lain, sebuah perkantoran memiliki tata ruang yang kondusif dan cenderung mendorong para pekerja untuk lebih fokus untuk bekerja (Gambar 6). Gangguan dari luar pun diminimalisir sedemikian rupa agar tidak mengganggu para pekerja. Namun, hal ini terkadang justru membuat para pekerja menjadi lebih tidak efektif karena terkesan dipaksa untuk hanya fokus bekerja.

Gambar 4. Beberapa contoh cafe

Gambar 6. Ruang kantor yang kondusif

Meskipun dengan adanya kelebihan tersebut, cafe masih memberikan ruang individu yang cukup kuat dikarenakan penataan meja yang terpisah-pisah (Gambar 5). Selain itu, gangguan suara yang terjadi akibat konsumen lain yang memiliki tujuan berbeda dapat mengganggu produktivitas dari para pekerja. Akibatnya, produktivitas dari para kawula muda dapat terganggu dan menurun dari yang seharusnya.

Konsep dari cafe dan kantor tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang jika ditelusuri dapat melengkapi dan saling menutupi satu sama lain. Oleh karena itu, mengambil konsep kenyamanan untuk kawula muda dari cafe dan kondusif dari kantor, pengawinan konsep ini menghasilkan sebuah konsep baru, yakni coworking space.

Sumber: Google

14

Gambar 5. Tatanan cafe

Sumber: Pinterest


Gambar 7. Coworking Space (Minim sekat & mengadopsi elemen cafe) Sumber: cohive.space

Selain penggabungan konsep, coworking space juga menambahkan poin lain yang tidak dimiliki oleh kedua konsep tersebut, yakni komunikasi yang lebih terbuka. Hal ini terlihat dari penataan ruang yang meminimalisir sekat-sekat yang menghambat proses komunikasi (Gambar 7). Kesan terbuka ini memiliki peran signifikan dalam perkembangan sebuah perusahaan, terlebih sebuah startup karena tidak hanya komunikasi yang baik membantu meningkatkan performa dan produktivitas dari para pekerja, namun juga menghindari permasalahanpermasalahan yang dapat terjadi akibat kurangnya komunikasi yang terjalin.

Co working space, yang sejatinya memiliki dasar konsep yang berasal dari cafe, memiliki beberapa kesamaan dengan cafe. Gaya kawula muda dapat terlihat dengan jelas mulai dari penataan ruang, pemilihan warna yang instagrammable, fungsi, dan fasilitas yang disediakan. Penataan ruang yang beragam seperti ruang diskusi kecil, ruang diskusi besar, hingga ruang terbuka yang sangat luas dan memungkinkan terjadinya koneksi antar kawula muda (Gambar 8). Dengan ini, berarti Co working space dapat menjadi media yang dapat membantu kawula muda untuk mambangun usaha barunya dengan lebih mudah dengan membangun koneksi dengan sekitarnya.

Gambar 8. Ilustrasi komunikasi yang terjadi

Sumber : https://www.lupadaratan.com/2017/09/co-working-konsep-ruang-kerja-khas.html https://cohive.space/ http://www.dgspeak.com/desain-kantor-kaku-sudah-ketinggalan-zaman-ini-tren-yang-kekinian/ https://www.onoini.com/pengertian-coworking-space-fungsi-tujuan-konsep/ https://bildeco.com/blog/mengenal-coworking-space-tempat-kerja-masa-kini/

15


INT ERV IEW

Franciskus Raymond Halim ANTI Architecture @fraymondh | @antiarchitecture

Pandangan Arsitek Muda

Terhadap Youth Lifestyle PENULIS EDWIN HARIADI

S

EDITOR BENYAMIN KEVIN

eperti yang kita ketahui, arsitektur selalu berkembang tiap waktu. Arsitektur juga dipengaruhi oleh banyak hal termasuk gaya hidup seseorang. Saat ini, gaya hidup anak muda sedang boomingnya. Menurut pandangan Pak Raymond, semua gaya hidup tentu dapat diterapkan di dalam arsitektur, dan Pak Raymond yakin tiap individual memiliki gaya hidup yang berbeda-beda juga. Kalau berbicara tentang generasi muda sekarang, mungkin

16

yang paling mudah kita lihat adalah kedekatan mereka dengan social media, dan layar kecilnya di tangan. Eksistensi terhadap ruang banyak tergeserkan dengan eksistensi pada Instagram. Di sisi lain, arsitektur menghasilkan pengalaman ruang yang tidak dapat tergantikan dengan visual di layar kecil. Sehingga tentunya gaya hidup seperti ini tidak dapat serta merta diterapkan di dunia arsitektur. Sebaliknya banyak gaya hidup lain yang dapat kita


gunakan dalam mengembangkan dunia arstitektur itu sendiri seperti kemudahan dalam mengakses dan bertukar informasi. Harapannya semangat untuk mengembangkan dan menguji imajinasi dalam berkarya akan menjadi lebih baik. Sebagai arsitek muda, menurutnya selama ini gaya hidup anak muda belum banyak mempengaruhi caranya dalam mendesain. Beliau masih banyak mengeksplor ide-ide dan ekspresi baru yang mungkin nantinya akan terasa lebih exciting bagi anakanak muda. Kemudian dalam mendesain suatu bangunan, menurut beliau inspirasi datang dengan spontan ketika kita dengan kritis melihat konteks dan memahami kebutuhan pengguna. Menambah banyak wawasan tentang desain arsitektur dan cabang kesenian lainnya sedikit banyak akan mempengaruhi pengetahuan dan vocabulary dalam mendesain. Beliau mengagumi banyak arsitek dan karyakarya mereka seperti Andra Matin, Steven Holl, VTN architect, Frank Gehry, Peter Zumthor, dan masih banyak lagi. “Mungkin yang lebih mempengaruhi saya bukan dari desain mereka, namun terlebih mengagumi cara mereka menghadirkan bahasa arsitektur yang menurut saya sangat distingtif.�, ujar Raymond

Jika dilihat dari dampak yang akan datang, menurutnya gaya hidup tentu akan menjadi pertimbangan dalam mendesain , tetapi tidak mutlak menjadi satu-satunya alasan dibalik sebuah desain. Dibutuhkan banyak pertimbangan dan pertanyaan dibalik sebuah gaya hidup dan trend. Sebaliknya selain mengikuti gaya hidup, arsitektur sendiri juga dapat membentuk gaya hidup seseorang atau sekelompok penggunanya. Sebagai bagian dari generasi muda, Raymond melihat perkembangan arsitektur khususnya di Indonesia sedang berkembang dengan baik dimana banyak muncul arsitek-arsitek muda yang tidak takut untuk membawa kebaharuan di dalam karya-karya mereka. Raymond berharap semangat untuk teruk mengeksplorasi halhal baru dan tidak terjebak ke satu hal atau trend akan terus ada. Pesan Raymond bagi mahasiswa arsitektur, proses belajar arsitektur merupakan proses panjang yang tidak berhenti di kuliah atau di ruang studio, banyak hal-hal keseharian di luar kampus yang akan menjadi bekal dalam memahami dunia arsitektur. Kerja keras, ketulusan, dan kekritisan dalam berkarya menjadi bekal yang baik untuk dapat terus bertahan. “Kita tidak dapat menyebut diri kita seorang arsitek kalau kita tidak menjadi idealis.�, tegasnya.

Kopi Mumu, Surabaya

Sumber: Instagram/fraymondh

17


SEARCH MAGAZINE | VOL. 12

Produktif Boleh,

Quality Time Wajib PENULIS MARSELA GIOVANI

E

EDITOR JOAN CHRISANTI

ra milenial ini, semua dilakukan serba digital dan praktis mengakibatkan generasi milenial menjadi individualis dan kurang quality time dengan orang terdekat. Pada umumnya, salah satu solusi gaya bekerja generasi milenial untuk mendapat quality time yaitu bekerja di kafe. Menurut penulis, alternatif lain, selain kafe, untuk menyelesaikan permasalahan dari kurangnya quality time generasi milenial yaitu Coworking space. Dikutip dari wartaekonomi.co.id, Coworking Space yaitu tempat bekerja dengan cara kerja sama atau berkolaborasi antar individu dengan latar belakang pekerjaan atau perusahaan yang berbeda. Ide space ini mewadahi kebutuhan bekerja bersama, dengan cara yang lebih efisien melalui fasilitas yang dapat digunakan bersama-sama. Selain itu, konsep desain dibuat menarik untuk menghadirkan suasana yang mendukung quality time, sehingga generasi milenial dapat dengan produktif bekerja sambil menikmati suasana yang tercipta tanpa merasa jenuh berlamalama di ruang kerja.


Pada kali ini, akan dibahas desain arsitektur Yuanyang Express We+ Coworking Space yang berlokasi di Chaoyang, China. Coworking Space ini didesain oleh arsitek MAT Office pada tahun 2015. Tentunya, sudah banyak Coworking space yang didesain dengan konsep yang menarik dengan memperhatikan kebutuhan penggunanya. Contohnya dalam kasus ini, dimana penggunanya adalah berbagai macam orang dengan latar belakang dan keahlian masing-masing yang berkolaborasi melakukan bisnis start-up. Maka dari itu, penting untuk menciptakan ruang yang nyaman bagi generasi milenial untuk membangun relasi. Terlihat dari zona ruang yang didesain secara fleksibel hasil adaptasi dari konsep perpustakaan yang memiliki area baca kelompok dan individu maupun tipe area duduk yang berbedabeda, sehingga tercipta zona kerja dengan keragaman fungsi.

Yuanyang Express We+ Coworking Space, Chaoyang, China Sumber: Kangshuo Tang

Denah antai underground, lantai 1, dan lantai 2 Sumber: MAT Office

Program ruang dari Yuanyang Express We+ mengintegrasikan ruang untuk produktivitas dan quality time dengan membagi fungsi ruang pada tiap lantai. Lantai satu digunakan untuk area lobi dan servis. Mejameja disediakan pada ruang open space untuk diskusi yang dapat membangun relasi dan quality time. Sedangkan, untuk grup yang lebih kecil dapat menggunakan area booth untuk menambah privasi di open space. Karena bersifat publik, pada lobi juga disediakan area pameran bagi

bisnis start-up. Kemudian pada lantai dua, lebih bersifat privat agar suasana kerja lebih kondusif sehingga difokuskan pada ruang meeting dan area kerja kelompok besar. Terakhir, pada lantai underground, merupakan area semi-publik karena selain terdapat area kerja, juga terdapat “cat cave� yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun berkumpul. Jadi, tak hanya quality time untuk membangun relasi saja yang disediakan disini namun juga me time.

19


Lantai 1 : Open Space Sumber: Kangshuo Tang

Lantai 2 : Area Kerja

Sumber: Kangshuo Tang

Lantai Underground : “Cat Cave� Sumber: Kangshuo Tang

20

Lantai 1 : Fasilitas bar Sumber: Kangshuo Tang

Produktivitas dan quality time yang baik dipengaruhi oleh kondisi mood seseorang. Sedangkan, generasi milenial memiliki kecenderungan mudah stress, tidak tenang, dan mudah lelah. Menurut Kompasiana, pemilihan warna yang salah dalam suatu ruangan, dapat menimbulkan perasaan yang kurang nyaman atau bahkan membawa dampak buruk bagi kondisi psikologis seseorang. Kombinasi warna Yuanyang Express We+ dominan menggunakan warna kontras, kuning dan biru. Dengan ekspresi warna kontras, dapat menghidupkan suasana ruang dan perasaan pengguna sehingga dapat meningkatkan kinerja ketika bekerja secara intensif. Secara psikologis, warna kuning melambangkan kebahagiaan, keceriaan, dan sifat optimis sehingga dapat memotivasi pengguna agar tetap produktif. Sementara itu, warna biru dapat menenangkan pikiran, mengurangi stress, dan menghilangkan kecemasan. Kombinasi warna ini sangat sesuai digunakan pada ruang kerja generasi milenial agar terasa cozy tetapi tetap mendukung produktivitas.


GoWork Sopo Del, Jakarta Selatan Sumber: GoWork

Sama seperti halnya Yuanyang Express We+ Coworking Space, di Indonesia juga terdapat GoWork sebagai salah satu coworking space yang memiliki kualitas baik untuk meningkatkan produktivitas dan quality time di dalam bekerja. Seringkali generasi muda salah konsepsi dimana produktif itu harus bekerja secara intensif di rumah sedangkan quality time didapat saat berada di luar saat berkumpul di tempat

nongkrong yang cantik dan instagramable. Padahal, produktif bisa tetap menciptakan quality time secara bersamaan saat bekerja. Dengan desain elemen arsitektur yang mendukung, seperti program ruang, suasana ruang, elemen komposisi dan warna dapat menciptakan suasana yang nyaman untuk bekerja tetapi tetap santai bersama orang terdekat.

“As an architect you design for the present, with an awareness of the past, for a future which is essentially unknown.� —Norman Norman Foster

Sumber : http://www.matoffice.com/project/beijing-yuanyang-we-co-working-space/ https://www.wartaekonomi.co.id/read154072/apa-itu-coworking-space https://www.kompasiana.com https://go-work.com/sopo-del--jakarta-selatan

21


arch facts

Tahukah anda? Menjadi arsitek tidak harus bergerak di bidang desain saja. Faktanya, ada Arsitektur Forensik yang bergerak dalam investigasi dan penelitian kasus kekerasan negara atau perusahaan, pelanggaran HAM, dan kerusakan lingkungan. Kelompok peneliti yang terdiri dari arsitek, software developers, produsen film, jurnalis, seniman, pengacara, dan ilmuwan ini dibentuk pada tahun 2010 oleh arsitek Eyel Weizman. Arsitektur Forensik memanfaatkan open source intelligence untuk mengumpulkan data investigasi berupa foto, video, rekaman suara dan testimoni saksi mata yang kemudian dianalisa bagaimana peristiwa kekerasan terjadi. Tak hanya itu, Arsitektur Forensik memanfaatkan software arsitektural untuk membuat model digital untuk mengupas kembali kondisi kejadian, dengan model digital dapat mempermudah saksi mata untuk mengilas balik peristiwa yang terjadi.

Proses Analisa Peristiwa dengan Model Digital Sumber: Forensic Architecture

22


Domino Park sebelum Pandemi Sumber: Marcella Winograd

Domino Park selama Pandemi Sumber: Marcella Winograd

Tahukah anda? Covid-19 menciptakan the new normal pada public space. Faktanya, Domino Park berlokasi di Williamsburg, Brooklyn mengaplikasikan cincin social distancing untuk mengikuti protokol social distancing dari pemerintah. Strategi ini ditujukan agar pengunjung dapat mengunjungi taman kota tetapi masih dalam batas aman selama

pandemi. Sebelum pandemi, ruang publik bersifat open space tanpa ada batasan atau ruang bagi tiap individu, pengunjung bebas untuk duduk dimana saja. Namun setelah pandemi, adaptasi desain ini menciptakan ruang-ruang untuk tiap individu yang berdampak dalam cara bersosialisasi tiap individu untuk kedepannya.

23


Tahukah anda? Seiring dengan meningkatnya konsumsi energi di dunia, arsitek memunculkan inovasi-inovasi baru terkait desain yang berkelanjutan atau sustainable. Perkembangan pesat terobosan material arsitektural semakin banyak. Faktanya, Perusahaan 3D printing BigRep telah menciptakan Banyan Eco Wall yang merupakan 3D printed irrigated green wall pertama di dunia yang kemudian dikembangkan menjadi Genesis Eco Screen. Dengan tujuan untuk mengembangkan desain green architecture, Genesis Eco Screen menggunakan material filamen terbuat dari 100% plastik PET yang didaur ulang. Dengan konsep urban biodiversity habitat, Genesis Eco Screen mengintegrasikan habitat tanaman dan serangga ke dalam desain fasad. Sistem irigasi Micro Shower juga diintegrasikan ke dalam Genesis Eco Screen sehingga desain fasad ini dapat menyiram tanaman di dalamnya dengan sendirinya.

24

Pengaplikasian Genesis Eco Screen pada fasad, sistem habitat serangga dan Micro Shower Sumber: BigRep


Tahukah anda?

Eksterior dan Interior Aggregate Habitat Sumber: BigRep

Material struktur tidak hanya menggunakan beton, baja, ataupun kayu. Faktanya, I/thee dan Roundhouse Platform menciptakan prototipe Aggregate Habitat, di Clarendon, Texas. Merupakan salah satu world’s largest, self-supporting, papier-mâché structures, yang menggunakan campuran papier-mâché yang berbahan dasar 270 pounds kertas daur ulang dan 200 liter lem yang tidak mengandung bahan berbahaya. Proses konstruksi dengan menggali lubang sepanjang 20 kaki, lebar 8 kaki, dan kedalaman 4.5 kaki kemudian mengecor campuran papier-mâché setebal 4mm. Setelah kering, cor dibalik menciptakan ruang dengan ketinggian 2 kali lipat dari ketinggian lubang galian dan kemudian dilubangi sebagai bukaan. Dengan begitu menciptakan suasana ruang di bawah tanah yang membawa orang merasakan suasana waktu purba kembali ke awal, seakan-akan berada di kandungan mother earth atau di dalam perut ikan paus di bawan laut dengan penggunaan material kertas dengan tekstur dan warna yang serupa dengan lubang galian. Sumber : https://forensic-architecture.org https://en.wikipedia.org https://www.archdaily.com https://bigrep.com https://archello.com https://www.dezeen.com https://www.designboom.com

25


SEARCH MAGAZINE | VOL. 12

Agile Working in Lifestyle Kantor Unilever Indonesia PENULIS EDWIN HARIADI

S

EDITOR BENYAMIN KEVIN

ebagaimana yang kita tahu bahwa lifestyle atau gaya hidup manusia dapat mempengaruhi berbagai aspek, termasuk desain bangunan arsitektural. Pada saat ini, gaya hidup yang sedang banyak dibicarakan adalah gaya hidup anak muda. Dimana menurut Neil Prayoga, untuk memaksimalkan efektivitas dari seorang anak muda, adalah dengan memberikan ruang kerja yang fleksibel, sesuai dengan karakteristik dan sifatnya. Salah satu tempat yang paling membutuhkan kinerja anak muda adalah perkantoran.


Pada umumnya, kantor merupakan salah satu tempat paling membosankan untuk kalangan milenial dan anak muda. Hal tersebut dapat dilihat dari sistem kerja perkantoran, dimana adanya ruang kerja yang terbatas oleh privasi. Namun, dengan adanya gaya hidup yang baru, muncul berbagai kantor yang mengikuti gaya hidup anak muda untuk memaksimalkan kinerja mereka. Salah satu tempat kerja yang mengikuti gaya hidup anak muda adalah kantor Unilever Indonesia yang dibuat oleh Arsitek Aedas yang lokasinya berada di Jakarta, tepatnya di BSD Green Office Park. Hal ini didasari oleh tingkat kebahagiaan pegawainya yang bekerja di Unilever. Menurut Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi, suasana kantor ini mampu membuat karyawan bersemangat dan dinamis. Lantas, bagaimana cara sang arsitek dapat membuat kegiatan aktivitas manusia didalam lebih efektif?

Salah satu cara untuk memberikan kenyamanan adalah dengan bermain ruang/program ruang. Pada bangunan ini, terlihat bahwa sang arsitek menginginkan ruang yang dapat berhubungan dengan membuat plaza/ruang ditengah bangunan. Dimana ruang sebagai public space dengan tambahan pepohonan untuk menjaga kenyamanan tersebut. Adanya tempat untuk berkumpul pada bagian sisi balkon dan tengah tanpa sekat memberikan kenyamanan tersendiri bagi penggunanya. Hal tersebut merupakan salah satu ciri dari co-working space. Namun, dengan adanya tambahan beberapa fasilitas seperti tempat kebugaran, cafe, dan fasilitas penunjang lainnya, membuat konsep ini yang sebelumnya co-working space, menjadi agile working space.

Programming Ruang Sumber: Archdaily

27


Penggunaan karakteristik alami dan hemat energi juga memberikan kesan tersendiri bagi gaya hidup dan kesukaan anak muda. Menurut Arginuring Arsitek, salah satu karakter anak muda dan generasi milenial adalah mereka menyukai sesuatu yang berkarakteristik alami, termasuk pemakaian energi alami. Pemanfaatan cahaya dan udara alami dari lingkungan sekitar dapat mengurangi pemakaian energi serta mendukung suasana alami dalam kantor tersebut.

Sketsa Perspektif Interior Sumber: Archdaily

Perspektif Eksterior Sumber: Archdaily

Perihal bentuk bangunan, sang arsitek ingin menampilkan ekspresi era anak muda, yaitu era teknologi modern dengan mengambil karakteristik gaya arsitektur modern. Konsep arsitektur modern sendiri menggunakan material yang didominasi oleh baja/logam dan kaca. Dilihat dari fasad luarnya, adanya elemen garis horizontal yang digunakan sebagai sunshading memberikan ekspresi tertentu. Bentuk bangunan ini juga mengadaptasi lingkungan dengan penambahan elemen alam di sekitar dan di atas bangunan. Hal tersebut juga dapat memberi kenyamanan dan kesegaran tersendiri bagi penggunannya karena dapat mempengaruhi kenyamanan termal, cahaya, dan suara. 28

Penggunaan konsep desain interior modern Eropa dengan Indonesia juga memberikan karakteristik pada bagian dalam bangunan. Penggunaan material yang bertekstur licin dan mengkilap, serta adanya tekstur kayu dan keramik memperkuat tema modern pada interior. Warna yang tidak terlalu dinamis juga menambah kesan minimalis. Menurut Arginuring Arsitek, anak muda menyukai hal yang berbau teknologi modern, sehingga sang arsitek mengangkat hal tersebut sebagai salah satu konsep bangunan. Menurut Aedas, penggunaan perabot yang terbuat dari kayu khas indonesia dapat menyatukan perbedaan tema tersebut sekaligus menunjukkan identitas Indonesia dalam bangunannya.


Perspektif Interior Sumber: Archdaily

Dengan demikian, konsep Agile working pada program ruang serta bentuk arsitektural yang modern ini berhasil mewujudkan identitas tempat kerja yang fleksibel, penuh semangat dan memberikan kenyamanan bagi Anak muda. Konsep Agile working ini sebenarnya menekankan pada hubungan ruang/pengguna dalam suatu tempat untuk meningkatkan kinerja dan performa pengguna. Tetapi dengan penataan dan penambahan dari segi arsitektural, hal tersebut dapat menjadi salah satu wujud bangunan yang desainnya berhasil mengikuti gaya hidup anak muda.

Potongan Perspektif Sumber: Archdaily

Sumber : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12823/Implementasi-Open-Workspace-Untuk-Meningkatkan-Kinerja-Pegawai.html https://www.archdaily.com/877351/unilever-headquarters-aedas/598a4860b22e38dac60002e2-unilever-headquarters-aedas-image https://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/sejarah-arsitektur/tipologi-arsitektur/arsitektur-modern/ https://www.arginuring.com/blog/2018/04/03/1239/

29


Pameran Arsitektur Dalam Perspektif Sosial Media PENULIS JONATHAN CHARLY

P

EDITOR AUGUSTA ARGON

rihal, merupakan pameran tunggal dari Studio arsitektur Andra Matin, sebagai perayaan 20 tahun berkarya dalam dunia arsitektur. Menampilkan proses di balik sebuah desain dan karya selama 20 tahun baik yang terbangun, dan tidak terbangun. Dalam kesuksesan penampilannya, pameran ini tidak bisa lepas dari pengaruh sosial media dalam meng-engage pengunjung yang datang dan pengaruh dalam pengalamannya.

30


Andra Matin, yang kerap dipanggil Aang, cukup baik dalam memanfaatkan sosial media sebagai media promosi. Instagram, sebagai media visual. Tidak bisa dipungkiri bahwa pasar kreatif anak muda kuat sekali dipengaruhi oleh sosial media, terutama influencer. Dengan menghadirkan temanteman aang, yang juga berperan sebagai influencer, postingan via ig-story dari mereka menjadi sebuah free endorsement bagi Andra Matin. Pameran ini menampilkan tujuh babak dalam pameran. Diawali dengan Linimasa yang menampilkan lebih dari 800 proyek Andra Matin selama 20 tahun beserta statusnya. Area ini cukup straightforward dalam penyampaiannya, dengan memberikan sudut “istirahat� pengunjung yang cantik, walaupun setengah perjalanan setelahnya tidak se-instagrammable sebelumnya karena lebih terasa sebagai area transisi untuk babak selanjutnya.

Prihal Jakarta menampilkan arsitektur andramatin di kota Jakarta dengan media maket dengan skala 1:400. Skala arsitektur yang ditampilkan mulai dari Sayembara Kawasan Monas, hingga Kamar Indekos. Perbedaan skala dan variasi proyek, memberikan pengalaman dan cerita yang variatif. Pengalaman yang serupa terulang pada babak Prihal Kota yang Lainnya, dengan menampilkan arsitektur andramatin di kota lain. Variasi skala yang cukup ekstrim, narasi pendek di beberapa proyek, dan beberapa elemen khusus pada proyek tertentu, menjadi daya tarik masing-masing proyek. Persamaan pada skala dan variasi besaran proyek, menjadi sulit dialami pada media sosial karena pengalaman tersebut terdegradasi secara generik pada gambar sebesar sekitar 8x8cm. Hal ini yang menurut penulis cukup disadari oleh kurator yang akhirnya pengunjung yang difoto menjadi satu kesatuan karena berperan sebagai skala.

Maket Rumah Kos pada Prihal Jakarta Sumber: @bramastaredy

Paviliun Linimasa

Sumber: @bramastaredy

Maket Bandara Banyuwangi pada Prihal Kota yang lainnya Sumber: @bramastaredy

31


Prihal Bentuk bercerita dalam ruang gelap, tentang arsitektur andramatin yang tidak/belum terbangun. Ruang gelap dengan cahaya yang hanya muncul dari bawah maket (dan berAC) menciptakan pengalaman arsitektur yang kontras bagi pengunjung. Sensasi ruang gelap berlanjut pada instalasi Prihal Material yang menampilkan eksperimen kerawang secara masif pada ruang reflektif. Pengalaman yang unik ini sangat instagramable karena menghasilkan estetika foto yang unik dan pengalaman yang tidak dapat dirasakan dalam sebuah foto (dan lagi-lagi integrasi pengunjung terhadap objek dapat menjadi nilai tambah).

Prihal Bentuk

Sumber: @adityaakmal

32

Ruang Kerawang

Sumber: @bramastaredy

Prihal Material bercerita tentang material yang dipakai dalam arsitektur andramatin yang dirajut dalam konstruksi terbangun beserta contohnya dalam foto. Babak ini menjadi akhir dari panggung utama Prihal. Babak ini diakhiri dengan area perakitan lego berwarna putih semua yang dapat digunakan secara bebas. Terdapat instruksi untuk membuat bangunan arsitektur andramatin yang hasilnya dapat difoto dengan kamera polaroid dan tentu saja, hp pengunjung. Wahana ini menciptakan pengalaman bermain yang cukup personal, karena pengunjung diajak untuk berarsitektur secara sederhana, sebagai buah tangan pengunjung.


Prihal Material

Sumber: @bramastaredy

Alih-alih menyuguhkan objek dan instalasi yang indah, pameran ini cukup sukses menampilkan cerita sebagai nilai pengalaman bagi pengunjung. Keindahan bukan menjadi sebuah inti utama pada setiap objek, tetapi bagaimana setiap objek dapat saling mendukung cerita yang ditampilkan. Hal ini membuat objek pamer tidak menjadi sebuah props untuk foto, melainkan bekerja sebagai storyteller yang siap untuk bercerita. Ketiadaan sebuah panggung foto, atau setidaknya bukan sebagai atraksi utama, menciptakan interaksi yang tidak tertebak antara pengunjung dengan objek pamer. Hal itu disebabkan karena tidak adanya momen/ pose buatan yang sengaja dibuat, yang menciptakan hasil foto yang cenderung interaktif di laman explore hashtag insta.

33


INT ERV IEW

Ar. Aloysius Erwin Siahaan, S.T., IAI. AER Design Studio @erwin4rch | @aerdesignstudio

Modal Utama Seorang Arsitek Dalam Era Youth Lifestyle PENULIS CELICIA ANG

A

EDITOR CINDY WIDJAYA

r. Aloysius Erwin Siahaan,S.T.,IAI. merupakan salah satu founder dari Biro AER Design Studio yang berbasis di Kota Surabaya. Biro tersebut didirikan sejak tahun 2004 dan menjadi sebuah Studio Desain Kreatif pada tahun 2013. Di Era saat ini, beliau sebagai arsitek muda Indonesia tertarik untuk mengamati Timeshift dari masa lalu hingga masa sekarang, dimana terjadi banyak perubahan yang signifikan dalam kehidupan. Perubahan ini merupakan dampak dari perkembangan teknologi yang memudahkan kehidupan dan memberikan efek instan dan cepat. 34

Contoh sederhana, dalam “taking notes”, di zaman sekarang tidak memerlukan catatan untuk melakukannya, banyak orang mengambil foto dengan menggunakan smartphone mereka. Menurut Beliau, hal tersebut akan membawa generasi sekarang pada dunia yang lebih banyak pilihan dan waktu dibandingkan dengan generasi masa lalu. Hal lain juga dapat terlihat pada makna “bekerja” yang berkembang menuju partnership dan collaborative. Kantor-kantor berkembang menjadi “second family” tidak seperti kantor zaman dulu yang cenderung kaku.


Sebagai arsitek, kita juga memiliki peran di dalam perkembangan youth lifestyle. Arsitek akan terus belajar dan bertumbuh, belajar mengamati pergeseran kebutuhan dan kebiasaan-kebiasaan generasi muda masa kini, kemudian memformulasikannya dalam pola pikir desain terkini. Suatu hal yang pasti, dinamika youth lifestyle membutuhkan keterlibatan arsitek di dalam generasi muda itu sendiri. Sehingga, disinilah peran arsitek muda kita untuk menjembatani dan mentransformasi proses mendesain agar tetap up-to-date di dalam menjawab persoalan masa kini dan youth lifestyle.

Dengan sudut pandang tersebut, arsitek dapat menikmati proses perancangan dan menjadikan proses perancangan sebagai suatu hal yang menarik, hidup dan berkesan. Sehingga hasil akhir perancangan hanya sebagai “topping bunga” dari seluruh rangkaian proses tersebut. Dengan kacamata selalu belajar tadi, arsitek akan selalu menemukan hal tertentu yang dapat diangkat dan tetap relevan dengan konteks youth lifestyle, sehingga arsitek dapat mengolah dan memaknai kembali hal lama, menjadi makna yang dan relevan dengan perkembangan waktu dan zaman.

Youth lifestyle terus berubah dari waktu ke waktu. Menurut beliau, benang merah tetap mengarah pada hal yang sama, yaitu efisiensi dan percepatan. Sebagai contoh pada zaman ini, meeting tergantikan dengan videocall (Zoom, Meet dan lain-lain) yang efisien dan meminimalisir pergerakan. Namun efisiensi dan percepatan ini sering menjadi dilema, dimana kemampuan arsitek untuk mengejar “kekinian” sering kali lebih lambat, dari pada perkembangan “kekinian” itu sendiri. Jadi menurut beliau, sebagai arsitek , kita sebaiknya “Never stop learning”. Di dalam proses perancangan, yang juga diperlukan adalah “menikmati proses”. “Di studio kami, proses perancangan selalu kami ibaratkan sebuah permainan. Setiap kali kita melakukan proses perencanaan, kita mencoba bermain dan melakukan pendekatan berbeda, dimana hasil nya kita rekam bersama untuk dipelajari dan dikembangkan lebih lanjut. Setiap orang mendapat kesempatan untuk mengeluarkan ide, saling menambahkan, saling menyempurnakan. Sangat menarik melihat ide ide tersebut saling bertautan, berkembang, bergabung dengan ide ide rekan lainnya menjadi hal baru yang mungkin kita tidak menyangka sebelumnya.” , kata Erwin. Mood House, Surabaya

Sumber: aerdesignstudio.com

35


The Arbanat Resto

Energi + Rasa

= Arsitektur PENULIS FLORENTINA CLARICE

A

EDITOR CINDY WIDJAYA

rbanat Resto adalah sebuah restoran yang cukup unik dan menarik perhatian. Berlokasi di Kota bunga, Malang, restoran ini menggunakan nama jajanan tempo dulu yang populer dengan rasanya yang manis, “Arbanat� ingin pengunjung dapat mengingat kenangan manis mereka ketika berkegiatan disana. Terletak di lokasi yang cukup strategis, tidak jauh dari pusat kota dan universitas hingga sekolah menengah membuat restoran ini ramai dikunjungi kalangan muda.

36


Konsep yang fun, energik dan menawarkan pengalaman rasa ruang yang baru. Tempat ini juga direkomendasikan oleh beberapa platform travelling, jadi tentunya asik untuk hangout bersama teman, ataupun sendirian, karena program yang ditawarkan sangat bervariasi dan menarik apalagi didukung bentuk bangunannya yang juga menarik perhatian. Menawarkan banyak fasilitas dan variasi kegiatan juga menjadi daya tarik tersediri restoran ini, terutama bagi kalangan muda yang sedang gencar mengembangkan diri dan menambah pengalaman baru. Sasaran market The Arbanat memang tidak melulu kaum muda, namun memang daya tarik terbesar ditujukan untuk kaum muda. Menurut sang pekerja, The Arbanat Kitchen-CafeLounge punya paket lengkap buat kaum muda yang ingin menghabiskan waktu di sini. Ada zona dining yang hangat, cafe yang nyaman, dan lounge yang eksentrik. Tempatnya yang besar membuat mampu menampung banyak orang.

Ornament Payung

Sumber: Instagram The Arbanat

Restoran ini sering mengadakan banyak kegiatan, mulai dari workshop, pelatihan, pameran, hingga bazar kecil kekinian untuk pengusaha muda yang baru saja memulai usahanya. Umumnya para muda mudi ini membuka kelas dan menjadi mentor untuk membagi keahliannya pada anak muda lain bahkan sampai kaum paruh baya. Dibangun di container yang dimodifikasi dengan dominasi warna hitam dan merah. Ruangannya cukup luas untuk hangout, acara keluarga, hingga mengadakan acara-acara workshop dan kawankawannya. Pengunjung bisa memilih tempat duduk di indoor atau semi outdoor. Kalau di semi outdoor, kita akan makan dengan beratapkan lampion berpayung. Kalau di indoor, kesan mewah ala restorannya dapet banget. Kegiatan seperti workshop, pameran, dan bazar umumnya dilaksanakan di area semi outdoor, seluruh area lantai 2, dan terkadang sampai ke lantai 3. View Depan The Arbanat

Sumber: Instagram The Arbanat

37


Desain Resto

Sumber: Instagram The Arbanat

The Arbanat juga menyediakan meeting room yang bisa disewakan untuk rapat, acara kumpul-kumpul, reuni, hingga acara ulang tahun. Konsep meeting room simple, chic dan sangat fun untuk berkegiatan. Apalagi letaknya yang ada di lantai 3 bangunan menambahkan kesan unik dari segi view, bisa juga loh bagi generasi muda yang lagi mencari inspirasi. Karena saat tidak ada yang menyewa, ruang ini berfungsi semacam co-working space. Salah satu kegiatan yang sangat menarik perhatian belakangan ini adalah Festival

Batik Sibhori. Rangkaian festival ini menyuguhkan pameran, workshop, hingga bazar batik. Selain sangat mengangkat tema budaya Indonesia sekaligus unjuk gigi kemampuan kaum muda jaman ini dalam melestarikanya, festival ini juga mempengaruhi interior The Arbanat. Selama berjalannya rangkaian festival ini, interior restoran dihiasi dengan lembar-lembar dan instalasi kain sibhori, menghasilkan nuansa yang baru dari biasanya, juga semakin instagramable.

Pameran Batik Shibori

Sumber: Instagram The Arbanat

38


Tidak ketinggalan juga nih yang lagi nge-trend banget di kalangan muda mudi Indonesia yaitu ngopi. Mereka juga menyediakan cafe disana dimana kopi bisa dinikmati di seluruh area restoran atau di area cafe dengan suasana santai di bagian depan. Memperkuat suasana, aroma kopi yang wangi semerbak menambah kenyamanan dan membuat pengunjung semakin betah berlama-lama disana. Program mereka yang memiliki banyak variasi dan selalu ada inovasi kegiatan baru tiap bulannya membuat The Arbanat mampu menggaet konsumennya untuk terus kembali kesana. Disini The Arbanat berusaha menunjukkan bahwa makan adalah aktivitas yang mampu memaknai ruang dan memperlihatkan hubungan manusia dan arsitektur. Hanya dengan makan bersama, berkumpul, atau sekedar nongkrong dapat menghidupkan kembali rasa kebersamaan yang dinaungi oleh arsitektur. Banyak masalah terselesaikan saat kita duduk dan makan bersama, yah karena memang ini jembatan yang tak kasat mata. Seluruh kegiatan, program, dan tatanan restoran ini saling melengkapi dan membentuk The Arbanat. Banyak energi berbeda yang berusaha disatukan untuk berada berdampingan dan membentuk keunikan rasa yang baru, dan muncullah wadah untuk itu semua yaitu The Arbanat Kitchen-Cafe-Lounge.

Coffee Lounge

Sumber: Instagram The Arbanat

Sumber : https://tripadvisor.com

39


Good Look,

GOOD VIBE PENULIS KEVIN PRAJUDI

H

olywings merupakan suatu brand yang memiliki tempat dengan fungsi cafe dan bar untuk berbagai macam kegiatan mulai dari bersantai berkumpul, hingga urusan bisnis. Diketahui pula tempat ini sangat diminati oleh kalangan muda di wilayah Surabaya sebagai salah satu tempat favorit untuk berjumpa, dan bersantai. Ternyata tidak lain karena fasilitas yang disediakan oleh Holywings sendiri cukup bervariasi dari kegiatan paling sederhana

Program live music di Holywings Sumber: Facebook

40

EDITOR BENYAMIN KEVIN

dari makan dan minum, program live musik hingga kualitas interior ruang yang baik. Live music, merupakan salah satu cara Holywings untuk berusaha memasukan sebuah program yang diharapkan menarik animo anak muda untuk datang ketempat ini sembari hanya menjadi sebuah bar biasa yang biasanya digunakan untuk bersantai bagi anak muda. Penyuntikan program tersebut tentu didukung dengan ambience ruang interior yang terdesain secara tematik untuk mencapai suatu suasana baru yang dapat memberikan sensasi bagi para pengguna yang menggunakan tempat tersebut, sehingga saat mereka makan, bersantai dan mendengarkan live music, mereka mendapatkan pengalaman penuh terhadap pengaruh ambience ruang dan program. Holywings sangat menarik bagi sebagian besar kalangan anak muda, dan bahkan dari beberapa survei, Holywings menjadi salah satu tempat dengan intensitas anak muda tertinggi. Fenomena ini sangat erat kaitannya dengan arsitektur dan pengaruhnya terhadap gaya hidup anak muda.


Bar Holywings

Sumber: Myfunfoodiary.com

Holywings di Surabaya sendiri memiliki dua cabang yang berlokasi di timur dan barat Surabaya, yaitu di jalan Raya Kertajaya Indah dan jalan Boulevard Family Utara. Dengan adanya dua titik lokasi dari Holywings, dapat dilihat kedua cabang tersebut berusaha mencakup jangkauan terbaik untuk para konsumen dari seluruh Surabaya. Setiap cabang dari Holywings pun memiliki beberapa perbedaan dari beberapa aspek. Holywings wilayah barat, memiliki ekspresi bangunan eksterior yang cenderung lebih sederhana dan memiliki kesan nyaman dan ramah bagi pengunjung. Pemilihan material seperti finishing kayu dan jendela aluminium hitam sebagai bagian dari bukaan membuat bangunan ini terkesan

nyaman namun formal. Keformalan tersebut dipecahkan dari atap asimetri yang menjadi pelingkup bangunan. Dengan sedikit memberikan lampu bertuliskan “Holywings� dengan warna merah yang kontras dengan grup warna yang ada ingin memberikan kesan bahwa tempat ini siap untuk menerima pengunjung setiap saat. Sedangkan di bagian interior sendiri cukup selaras dengan eksterior kayu diluar, sehingga orang akan tahu pengalaman ruang seperti apa yang akan mereka dapatkan saat memasuki tempat tersebut. Penggunaan lighting dengan komposisi yang mendukung adanya kegiatan live music serta suasana yang lebih gelap disisi penonton mendukung pengalaman ruang yang terbentuk pula.

Interior Holywings Graha Family Sumber: Laurangelia.com

41


Tampak Depan Holywings Kertajaya Sumber: Google Street Map

Sedangkan untuk Holywings wilayah timur, memiliki karakteristik desain eksterior yang lebih sederhana karena cenderung berbentuk kotak berwarna coklat dengan atap slab dengan kemiringan minimum. Lagi-lagi penggunaan tekstur kayu dan warna coklat sangat dominan dengan diberikan tambahan tanaman vertikal yang digunakan sebagai kisi-kisi dari bukaan yang ada di sisi samping bangunan. Namun hal yang menarik dari eksterior bangunan ini adalah simbolisasi dari brand Holywings itu sendiri dengan memajang sebuah ornamentasi yang mensimbolisasikan tempat ini dan ikonisasi tersebut sangatlah kuat dan menarik untuk memberikan sensasi yang akan membuat pengunjung akan terus teringat dengan tempat tersebut. Di bagian dalam, suasana yang selaras juga ingin disampaikan dengan penggunaan material kayu dan lighting yang serupa dengan Holywings bagian barat, serta didukung dengan open plan area yang membuat kesan bahwa tempat ini sangatlah publik dan bebas untuk mengekspresikan tanpa ada tekanan dari keprivasian itu sendiri.

Interior Holywings Kertajaya Sumber: Pergikuliner.com

“Architecture is an

expression of values.�

42


Impresi awal dari kedua desain Holywings memiliki kesan yang cukup berbeda. Bagian barat lebih menunjukan bahwa bentuk bisa memberikan ekspresi tertentu secara visual, sedangkan bagian timur lebih mencoba mewakili brand ini dengan sebuah ornamen yang sangat simbolik sebagai sebuah ikonisasi dari tempat tersebut. Kedua hal tersebut tentu sama sama dapat memberikan sensasi tertentu pada pengguna tempat tersebut dan tidak ada hal yang salah dari kedua hal tersebut, hanya pendekatanya dilakukan dengan cara yang berbeda. Secara interior, kedua tempat ini memiliki kesamaan dari pemilihan material dan tekstur serta ambience ruang. Dengan prinsip open plan yang mendukung kegiatan live music pula kedua tempat ini memiliki karakter kuat yang dapat mewakili kegiatan yang

memikat kalangan anak muda untuk datan. Hal tersebut menjadi sebuah fenomena yang menarik karena ternyata dalam sebuah desain arsitektur, pengaruh program aktivitas yang disuntikan dalam suatu bangunan dapat mempengaruhi user yang akan menggunakan tempat tersebut, perilaku, bahkan karakter serta identitas dari tempat tersebut walaupun sang arsitek tidak pernah melabelinya. Kita sudah melihat contoh nyata, dari tempat Holywings yang sudah dilabeli menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpul dan bersantai dengan mendengarkan lantunan live music yang ada. Identitas tersebut terus terbentuk dan akhirnya mengakar kuat menjadi suatu kultur baru bagi para pengguna, terutama anak muda yang sangat erat kaitannya dengan aktivitas bersosialisasi untuk menikmati waktu bersama.

Eksterior Holywings Graha Family Sumber: Laurangelia.com

Sumber : https://pergikuliner.com/restaurants/surabaya/holywings-kertajaya http://www.laurangelia.com/2016/05/holywings-surabaya-review.html?m=1

43


Kiat-kiat Mempelajari

Rhinoceros 6 PENULIS JONATHAN CHARLY

P

EDITOR BENYAMIN KEVIN

embahasan tips and tricks kali ini akan berfokus pada langkah awal mempelajari Rhinoceros 6 dan kelebihannya dalam Studio Merancang Arsitektur. Yang pertama harus dipahami adalah sistem Rhino merupakan aplikasi CAD pixel based, dengan teknik modelling curves. Sistem Curve ini menjadi perbedaan paling signifikan dengan aplikasi Sketchup yang sistemya hubungan polygon. Sistem Curve memungkinkan pembuatan garis, bidang, dan massa lengkung yang akurat dan ringan, serta mengurangi batasan “garis lurus�. Pola pikir modelling Rhino yang utama adalah berbasis layer, sama seperti AutoCAD. Jadi, modelling akan lebih difokuskan oleh layer, daripada material bitmap seperti Sketchup. Tetapi, Rhino juga menyediakan pilihan view material dan render engine sendiri.

44


Cara paling mudah memulai belajar menurut penulis adalah memulai menggunakan Rhino sejak pertama kali mulai mendesain. Karena saat mendesain, apalagi dalam Studio Perancangan, tingkat kesulitan dalam modelling dan mendesain berbanding lurus. Makin lama, makin detail dan makin sulit. Fase awal menjadi penting untuk meningkatkan familiarity. Jika kamu sudah memiliki tujuan desainnya, maka kamu siap memulai belajar! 1. Pelajari command yang mendasar, mulai belajar tidak bergantung pada tombol. Mulai dengan command yang dasar seperti polyline, rectangle, edgesrf, planarsrf, join, explode, rotate. Bisa mulai dengan perintah yang mendasar seperti pada Sketchup. (https://vimeo. com/82431575) 2. Mengatur Object Snaps sesuai kebutuhan. Bisa diatur pada bagian kiri bawah. Jika kalian familiar dengan Object Snap pada AutoCAD, maka akan

Pilihan Object Snaps dengan mengaktifkan Osnap

mengexport elemen garis yang nampak untuk menjadi format 2d di model, seperti pada AutoCAD dan sudah sesuai layer. 4. Mengatur material. Mengatur material terdapat dua cara. Cara pertama berdasarkan layer, material akan terkelompok berdasarkan layer. Cara kedua dengan custom object. Caranya dengan memilih objek-objek tertentu, lalu tentukan materialnya. Cara ini bisa dilakukan jika butuh material khusus dalam satu layer.

Setiing material berdasarkan layer, pada kolom layer

mudah untuk memilih yang dibutuhkan. Hal ini membutuhkan percobaan sesuai kebutuhan pengguna, jadi tidak ada resep yang pasti. 3. Membuat gambar kerja denah tampak potongan menggunakan clipping plane. Gunakan perintah Make2d untuk

Setting material berdasarkan seleksi surface ada di properties - material Pilihan pada perintah make2d Sumber: www.rhino3d.com

5. Selesaikan hingga akhir studio! Jika kamu berhasil menggunakan Rhino hingga akhir studio, maka pengalamanmu membuat modelling sudah mulai bentuk dasar, hingga bagian detail.

Hasil dari make2d

Sumber: docs.mcneel.com

45


ARCHI

46


EXPO 2019

47


GADA 2020

Intertwine PENULIS EDWIN HARIADI

G

eest Van De Architectuur atau yang biasa disebut GADA, merupakan lomba fotografi arsitektural tingkat internasional, yang bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai fotografi arsitektural dan diadakan setiap tahun oleh HIMAARTRA. Tahun 2020 ini, dilaksanakan pada tanggal 14 Maret untuk penjurian tertutup dan 24 April untuk babak final. Dalam rangkaian acara ArchiExpo, GADA 2020 mengangkat judul “Intertwine� yang memiliki arti dua hal yang saling berhubungan erat. Judul tersebut ingin menggambarkan hubungan manusia dan arsitektur yang tidak terlepas satu sama lain dan sebaliknya, hal ini akan

48

EDITOR JOAN CHRISANTI

didapat dengan menata beberapa foto dalam sebuah komposisi moodboard. Dalam mengikuti GADA, peserta harus mengumpulkan hasil foto pribadi yang belum pernah diikutkan dalam lomba apapun. Beberapa tips penting saat mengikuti lomba ini adalah dengan memastikan vocal point dari foto tersebut adalah sebuah karya arsitektur, tidak melupakan keberadaan manusia yang menggambarkan hubungan erat dengan arsitektur, mengkomposisikan foto secara menarik didalam sebuah moodboard, dan juga memperhatikan makna yang akan disampaikan pada para juri dan penikmat foto.


Juara 1 – The Intertwining of Past and Present (The Topography of Terror, Berlin, Germany). Daniel (National Taiwan University of Science and Technology) Foto-foto ini ingin mengambil hubungan antara masa lalu dan masa sekarang di bekas lokasi kepolisian rahasia NAZI Jerman, yang telah dialihkan menjadi benteng dimana terdapat Tembok Berlin yang berdiri di sepanjang sisinya. Setelah bersatu kembali, tembok yang dulunya menggambarkan teror dan pemisah, berubah menjadi sebuah ruang yang menyatukan sejarah, modernitas dan orang-orang yang ingin mengingat masa lalu. “Now what belongs together will grow together.” - Willy Brandt, Berlin, November 1989 “

Juara 2 – Menuju dan Bertemu (Garden of Fine Arts, Kyoto, Japan). Annisa Firdha (Universitas Gajah Mada) Garis-garis tajam hasil dari persimpangan material yang kokoh menjuru pada satu titik pusat menuntun pengunjung dalam menikmati karya seni yang ditampilkan pada permukaan di Garden of Fine Arts, Kyoto, Jepang.

Garden of Fine Arts, Kyoto, Japan

Juara 3 – STAIRS

(Ubaya Penanggungan Center, Mojokerto, Jawa Timur).

Princess Griffith (Universitas Kristen Petra) Ubaya Penanggungan Center (UPC) berlokasi di kaki Gunung Penanggungan yang mengakibatkan bentuk lahan berkontur. Untuk menciptakan jalur sirkulasi, maka dibuatlah sebuah tangga. Pada umumnya, tangga hanyalah bagian dari sirkulasi, tetapi tangga memiliki nilai lebih dari sekedar sebuah sirkulasi. Di UPC, tangga itu sendiri membentuk ruang yang berbeda-beda dan menghasilkan pengalaman yang berbeda bagi setiap penggunanya.

49


ASF 2020

Infeelsible PENULIS MARSELA GIOVANI

A

EDITOR JOAN CHRISANTI

rchitectural Sketch Fair 2020, yang sebelumnya disebut Urban Sketch Fair, merupakan rangkaian acara ArchiExpo yang meliputi workshop internal dan lomba sketsa arsitektur tingkat nasional yang diadakan setiap tahun oleh HIMAARTRA. Workshop dan live sketching dengan pembicara John G. Reinhart, diadakan pada 16 November 2019 dengan tema “SightSketching” yang diadakan di SPAZIO. Sedangkan lomba ASF 2020 mengangkat judul “InFEELSIBLE”, dengan harapan peserta dapat mensketsa keunikan dari kotanya dalam bentuk gambar yang menyampaikan perasaan peserta saat berada di lokasi tersebut. Poin penilaian adalah bagaimana perasaan yang tergambarkan dapat tersampaikan ke juri. Para juri ASF tahun ini antara lain LK Bing, Hongky Zein, dan Defry Agatha. Setelah melalui tahap penjurian tertutup, hasil juara lomba diumumkan pada tanggal 26 April 2020.

50


Juara 1 Aloysia Griselda (Universitas Katolik Parahyangan) De Majestic, Gedung pertunjukan/ bioskop yang terkenal pada Zamannya, walau sudah dipugar, warna emas dan merah tetap terpancar dari dalamnya, melambangkan kemegahan, keanggunan, dan elegannya bangunan tersebut yang tak lekang oleh waktu.

Juara 2 Daniel Richard (Universitas Kristen Petra) Taman Sari yang digambarkan sebagai objek yang mengisi massa yang masif namun membuat sebuah pigura bagi ruang luar yang terdapat di dalam, membuat impressi yang monumental seakan sebagai sebuah dorongan untuk masuk ke dalam bangunan.

Juara 3 Silvester Dekha Saputra (Universitas Gadjah Mada) Saat ini Jogja memiliki ratusan kedai kopi. Namun berbeda dengan “Kebon Ndalem� yang masih mempertahankan arsitektur belanda yang dikemas dengan modern.

Juara 4 Alosyia Griselda (Universitas Katolik Parahyangan)

Juara 5 Dewi Anggun Pratiwi (Institut Teknologi Nasional)

Keberadaan sebuah apartemen di belakang kantor walikota menghadirkan kekontrasan yang dilambangkan melalui warna merah (bangunan kuno) dan biru (bangunan modern). Keberadaannya juga menghalangi aksis walikota dengan tangkuban perahu, dimana menurut Aloysia sangat mengganggu aksis Bandung.

Kesan kuat printing fasad yang digunakan dimuka bangunan menutupi bentuk kolonialisme dengan suasana Pecinannya ditambahkan dengan beberapa ornamen pendukung khas Tionghoa lainnya. Unik.

51


SAN x LKTI 2020

Ruang, Raga, Rasa PENULIS EDWIN HARIADI

S

eminar Arsitektur Nasional dan Lomba Karya Tulis Ilmiah atau yang biasa disebut SANxLKTI, merupakan acara yang bertingkat nasional dan diadakan setiap tahun oleh HIMAARTRA. Tahun 2020 ini, LKTI dilaksanakan pada tanggal 12 Maret untuk penjurian abstrak, dan 27 April untuk penjurian full paper. Mengacu pada tema besar ArchiExpo yaitu Human and Architecture, SANxLKTI 2020 mengangkat judul “Ruang, Raga, Rasa� yang memiliki arti bagaimana

52

EDITOR JOAN CHRISANTI

suatu bangunan atau space (ruang) dapat mempengaruhi psikologi (rasa) penggunanya (raga). Tujuan dari tema adalah ingin seluruh mahasiswa dapat memahami betapa pentingnya seorang arsitek untuk memperhatikan psikologi dari pengguna bangunan terhadap space yang telah dibentuk. Salah satu tips untuk mengikuti lomba ini adalah dengan banyak membaca jurnal yang terkait dengan penelitian tim, sehingga diperoleh data yang cukup untuk melanjutkan penelitian dan karya tulis.


Juara 1 Peran Konfigurasi Perabot Pada Ruang Keterampilan Terhadap Interaksi Lansia Olivia Nadya, David Pratama, Natasha (Universitas Tarumanegara, Jakarta Barat) Kondisi demografi penduduk Indonesia yang memiliki jumlah lansia 9,27% belum diimbangi dengan kualitas pelayanan untuk lansia di Indonesia menyebabkan kurangnya interaksi sosial yang merupakan salah satu domain yang berpengaruh pada kualitas hidup manusia. Melalui penelitian ini, peneliti ingin memberikan rekomendasi konfigurasi perabot yang dapat mengoptimalkan interaksi sosial guna meningkatkan kualitas hidup lansia.

Juara 2 Transformasi Desain Lingkungan Rumah Hunian Yang Responsif Terhadap Kebisingan Kereta Api Clarissa Alfionita, Kevin Gamaliel, Prasetyo Henry (Universitas Atma Jaya, Yogyakarta) Penanganan khusus terkait kebisingan yang ditimbulkan oleh kereta api di Indonesia belum pernah dilakukan. Padahal, kebisingan tersebut dapat mengakibatkan gangguan fisiologis yang berujung pada gangguan pendengaran terutama pada kaum dewasa-lansia. Akibatnya, banyak dari mereka yang susah berkonsentrasi, tidur, emosional dan bahkan mudah tertekan. Oleh karena itu, peneliti ingin memberikan solusi berupa perancangan noise barrier yang dapat mereduksi kebisingan tersebut.

Juara 3 Pengaruh Ketinggian Dan Material Partisi Terhadap Aktivitas Sosial Pengunjung Kafe Zerlina Wibisono, Angel Kusuma, Clara (Universitas Kristen Petra, Surabaya) Keberadaan sekat pada kafe dapat memberikan batasan ruang sehingga pengunjung mendapatkan privasi ketika sedang bersosialisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketinggian dan material sekat apa yang paling efektif dalam menunjang aktivitas sosial di dalam kafe.

53


AF 2020

Mindfulness PENULIS MARSELA GIOVANI

A

EDITOR JOAN CHRISANTI

rchitecture Festival merupakan sayembara desain arsitektur tingkat internasional yang diadakan setiap tahun oleh HIMAARTRA sejak 2008. Tahun 2020 ini, dilaksanakan pada tanggal 21 Maret untuk penjurian pertama dan 26 April untuk babak final. Mengacu pada tema besar ArchiExpo yaitu Human and Architecture, ArchFest 2020 mengangkat judul “Mindfulness�. Dengan latar belakang keadaan psikologi remaja dewasa saat ini yang mudah lelah karena kesibukan sehari-hari, telah teruji menimbulkan stress yang akan membawa masalah kesehatan lainnya. Maka, sebagai seorang arsitek dapat berpartisipasi mengurangi masalah tersebut dengan harapan peserta mendesain bangunan yang menjadi tempat untuk melepaskan emosi sehingga remaja dewasa kini dapat mengurangi stress sejenak dan melanjutkan aktivitas kembali seperti biasa.

54


Juara 1 - LIVE AND DEAD CO-EXIST Daniel Susanto (Universitas Kristen Petra) Daniel mengambil isu mengenai tingginya kasus bunuh diri di Gunung Aokigahara, Jepang. Ide desain muncul untuk mengatasi isu tersebut, sehingga dibuatlah monumen yang mewakili jumlah korban jiwa disana agar manusia dapat belajar untuk lebih menghargai kehidupan.

55


Juara 2 - WATER THERAPY Janka RĂŠpĂĄs and Team (Moholy-nagi Muveszeti Egyetem Budapest, Budapest) Permainan efek cahaya dan juga suara air dapat dapat memberikan efek positif bagi kesehatan mental manusia. Melalui kedua elemen natural tersebut, diharapkan manusia dapat menyatu dengan pikirannya untuk mencapai ketenangan batin.

56


Juara 3 - URBAN SANCTUARY Madina Arifah and Team (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta) Orang dengan low social skills biasanya cenderung untuk merasa kesepian dan bahkan mengalami depresi. Sehingga, ide utama muncul untuk menciptakan sebuah holding space yang diharapkan dapat menjadi tempat bagi manusia untuk menenangkan pikiran melalui tiga sequences berbeda yaitu: awareness, attention, dan remembering.

URBAN SANCTUARY

47.081 Gadjah Mada University 1 MIN

A JOURNEY TO OURSELF

A research conducted by Alya Fauziyyah1 and Sutarimah Ampuni from Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada about social skills and it’s role to depression tendencies specifically for college students in Yogyakarta. According to the results of this research, it can be concluded that social skills, with the mediation of loneliness, negatively contributed as much as 21% to the depression tendencies among college students in Yogyakarta. It is also founded that loneliness fully mediated the connection between social skills and depression tendencies.

IST AKPRIND 4.457 9 MIN STIE YKPN Duta Wacana Christian University 8 MIN 6 MIN

Loneliness

ISSUES

According to the research, social skills contirbutes a lot in depressions tendencies. People with higher social skills are most likely get less depressed than a solitary person. This statement imply that social butterflies are less depressed than the introspective. Then how the wallflower person deal with depression? The most effective way is to create a place where they could express and heal themself. Such place is called a holding space. Holding space is a capacity that requires us not to move in too much, micromanage, but it’s being there, being with, and staying with. A place to meditate, to arrange their minds peacefully. Mindful architecture used to generate the holding space on the site with the three main sequences : awareness, attention, and remembering.

Design Concept

User

AWARENESS

Types of Environment

MINDFUL ARCHITECTURE

awareness, attention, remembering

Types of User

01

As the user target is college young-adults, we decided the site is placed in the middle of colleges and universities in Yogyakarta. In order to be a good holding space, we want to presents the site (being there, being with, and staying with), so the user wouldn’t have to struggle to find it. The design purposed to provide safe space to scream our minds, but it take place in the middle of city bustle. Our strategy to this contradictions is to create e exclusively inclusive design. It will invite but also protected from the noise around it. We want to create sanctuary in the middle of urban spaces, so the design called “Urban Sanctuary”: a journey to ourself.

ATTENTION

DEPRESSION TENDENCIES

LOW SOCIAL SKILLS

AF017

SITE ANALYSIS Sanata 24.728 Dharma Yogyakarta University State University 13.598 Atmajaya 1 MIN 5 MIN University 7 MIN

User Activities

SELF HEALING

THIRD SPACE PRIVATE SPACE HEALING SPACE

Meditation Reflect

REMEMBERING

Young adults that:

DOWN DEPRESSED LONELY

Character of User RESERVED

Character of Environment PEACEFUL

INTROSPECTIVE WITHDRAWN

PROTECTIVE

MEANINGFUL CONVERSATION

TRANQUIL

HOLDING SPACE

being there, being with, and staying with

Healing

Reassurement

Privacy

Massing development to enhance the experiences

Design Transformation

AWARENESS

Empty aisle/hall, plain. straightforward material that enhance tranquility.

REMEMBERING

ATTENTION

Contrast between dark and light, sequence from empty to nature

REMEMBERING

More natural amibences, water and natural landscaping that ehnance sensory.

Privacy, safe place, with natural ambience.

Pay attention to “NOTHING”

Dialectica of Sun and Shadows

Memory and Reflect

Since space is nothing, what is not there is more importat than what is there. Become aware of the space that is around you. Don’t think abot it, feel it. Pay attentions to “nothing”. By that, concsiousness may come.

“Natural light connects us with cosmic dimensions and brings lif into architecture..- Johani Pallasmaa The dynamics of light and shadow allow the sense to experience atmospheric qualities.

“All the nerves and muscles can serve memory” -Descrates Memory from every person are subjective yet objective. We remember the same small things like childhood memories, the memory of falling from the tree. Architecture should trigger those memory, invite emotions to people.

57


U .. D D SS TT U A .. C C A

58


N TT EE N H II EE V V EE H .. M M EE N N TT PENULIS FLORENTINA CLARICE

EDITOR JOAN CHRISANTI

P

rogram Studi Arsitektur Universitas Kristen Petra memang dihuni oleh kaum muda bangsa yang penuh dengan bakat. Serangkaian prestasi yang membanggakan telah berhasil diraih sepanjang tahun 2019 kemarin. Pada kesempatan ini, mari kita ulas sekilas beberapa prestasi diantaranya!

59


Nadya Winaga Putri dan Andrew Laksmana Wakili UK Petra dan Indonesia Dalam 8th ACARA Sebuah prestasi internasional kembali ditorehkan oleh Prodi Arsitektur Universitas Kristen Petra. Nadya Winaga Putri dan Andrew Laksmana, mahasiswa arsitektur angkatan 2016 berhasil mewakili Indonesia dalam 8th Asian Contest of the Architectural Rookie’s Award (ACARA) 2019 yang diadakan pada tanggal 1 – 3 November 2019 di ASJ Tokyo Cell, Jepang. Pada kompetisi yang mengangkat tema ‘Symbiosis of Man and Nature’ tersebut, Indonesia mengirimkan dua orang perwakilan mahasiswa yang berasal dari UK Petra. Kompetisi bermula pada 8th ACARA tingkat nasional yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa aktif prodi arsitektur di Indonesia. Pada tahap ini, Andrew Laksmana berhasil meraih juara 1, dan Nadya Winaga meraih juara 2 tingkat nasional. Kemudian keduanya melanjutkan kompetisi, menjadi perwakilan Indonesia untuk maju ke 8th ACARA tingkat Asia, yang dilaksanakan di Jepang.

Andrew Laksmana dan Nadya Winaga

60

Nadya Winaga mempresentasikan karyanya

Nadya dan Andrew bersama dengan 21 peserta lain dari 13 negara di Asia, berkesempatan mempresentasikan karya mereka yang menanggapi budaya dan konteks alam dari masing-masing daerah di Asia. Nadya mengajukan proyek studio Merancang 6 nya, yaitu In The Midst Of, sebuah tempat ibadah umat Budha yang didesain dengan konsep ‘achieving emptiness’. Sedangkan Andrew mengajukan proyek studio Merancang 4 nya, yaitu Briome, sebuah panti asuhan multi massa berkonsep ‘connecting people to people, people to nature and nature to nature’. Luar biasa, mereka berdua berhasil menembus babak top eight, dan akhirnya Nadya berhasil keluar dengan meraih juara pertama 8th ACARA. 8th ACARA mempunyai tujuan mengulas, menilai dan mengevaluasi proyek studio arsitektur mahasiswa di seluruh Asia. Mahasiswa yang terpilih, berkesempatan untuk bertukar ide dan pemikiran terkait gaya arsitektur yang berbeda di setiap negara. Tidak hanya membanggakan Prodi Arsitektur Universitas Kristen Petra, tetapi Nadya dan Andrew juga berhasil membanggakan Indonesia.


Panel Nadya Winaga

Sumber : Dokumentasi Narasumber

Panel Andrew Laksmana

Sumber : Dokumentasi Narasumber

61


Desain Hunian Transit Raih Juara 2 Archevent UNS 2019 Maria Patricia Winarko, Reynaldi Kurniawan Daud dan Ellen Effendy berhasil meraih Juara 2 dalam Sayembara Arsitektur Archevent Mampir Sejenak 2019 yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) tanggal 6 Desember 2019. Sayembara yang mengangkat tema Reforming Demolished Community ini bertujuan merancang suatu hunian transit bagi warga yang terdampak program peremajaan wilayah kumuh ilegal oleh pemerintah. Sayembara ini berlatar ketika warga harus kehilangan huniannya baik sementara ataupun permanen.

“Memikirkan hal-hal yang belum terpikirkan itu gampang-gampang susah, karena tidak familiar dan harus membayangkan bagaimana realitanya kalau dibangun, apakah sistemnya sudah benar atau tidak, dan masih banyak hal lain. Selain itu kami mendapatkan tambahan ilmu karena bisa explore hal-hal/ide baru dan menjadi lebih semangat buat memecahkan masalahnya,� ujar Maria.

Permasalahan tersebut dijawab oleh Maria, Reynaldi dan Ellen dengan konsep desian hunian yang cepat, instan, dan murah mengingat fungsi hunian transit. Hunian tersebut akan digunakan oleh warga yang masih tinggal di hunian ilegal dan harus dipindahkan ke rusun. Dalam jangka waktu pemindahan tersebut, mereka dapat ditempatkan sementara di hunian transit ini. Reynaldi Daud, Maria Patricia, dan Ellen Effendy sebagai Juara 2

62


Panel Juara 2

Sumber : Dokumentasi Narasumber

63


Dua Tim Mahasiswa Arsitektur UK Petra Raih Juara 1 dan Juara Favorit Dalam Sayembara Desain WAW Warmadewa 2019 Kabar gembira kembali hadir di penghujung tahun 2019. Dua tim mahasiswa Prodi Arsitektur Kristen Petra berhasil menorehkan prestasi. Juara Pertama, yaitu Jefferson Dwi H., Daniel Susanto, dan Marietta Stefani H., dan Juara Favorit, yaitu Maria Patricia W., Talitha Febriani, dan Michelle Yang, dalam Sayembara Desain Arsitektur 2019 Pusat Kreatif dan Informasi Pariwisata, Warmadewa Architecture Week 2019 yang diadakan oleh HMA Sanatana Dharma, Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Warmadewa dalam penjurian tanggal 14 Desember 2019 di Uma Seminyak, Bali. Bertemakan wisata, sayembara ini menarik minat kaum muda Prodi Arsitektur, diantaranya kedua tim ini. Sayembara ini mengedepankan desain ruang-ruang yang memiliki unsur kearifan lokal sebagai identitas budaya pariwisata Indonesia, Jefferson dan

Daniel Susanto, Marietta Stefani, dan Jefferson Dwi H. sebagai Juara 1

64

teman-temannya belajar bagaimana melihat sebuah konteks, mendesain dengan cara yang berbeda, dan menyajikan serta mempresentasikan ide dengan baik. “Untuk teman-teman mari kita bersama-sama belajar, jangan merasa puas dengan belajar dari satu hal, karena kuliah tidak membuat kita sukses dan maju, tapi karakter yg gigih untuk belajar dan penyertaan Tuhan yg buat kita bisa maju. Ikuti banyak sayembara, workshop, seminar untuk meng-upgrade diri. Tetapi jangan jadikan sayembara hanya sebagai coba-coba, melainkan untuk belajar dan menorehkan prestasi, sehingga otomatis kita akan maksimal dan sungguh-sungguh dalam melakukannya dan kita akan merasakan perkembangan kita,� pesan Jefferson yang gemar mengikuti sayembara.

Michelle Yang, Talitha Febriani, dan Maria Patricia sebagai Juara Favorit


Panel Juara 1

Sumber : Dokumentasi Narasumber

Panel Juara Favorit

Sumber : Dokumentasi Narasumber

65


Kembali Torehkan Prestasi, Tim Arsitektur Petra Raih Juara 3 Dalam Sayembara Desain Masjid Agung Berita gembira kembali terdengar, sebuah prestasi membanggakan ditorehkan mahasiswa Prodi Arsitektur Universitas Kristen Petra. Cindy, Kevin Ardisa, dan Moses M. Hendrawan yang merupakan mahasiswa Arsitektur angkatan 2016 dan 2017, didampingi oleh Sylviana Putri S., S.T., M. Eng. selaku dosen Prodi Arsitektur, dan Gratio Ray Sutanto S.T. selaku arsitek praktisi, berhasil meraih juara 3 Sayembara Desain Masjid Agung Singkawang dalam penjurian yang berlangsung 17 Oktober 2019 di Balairung Kantor Walikota Singkawang. Desain masjid yang berjudul “Ealaqat Alwiam” ini mengutamakan konsep keharmonisan dan relasi manusia dengan Tuhan dan dengan sesama. Ide desain tersebut berangkat dari Kota Singkawang yang dikenal sebagai kota yang toleran, meskipun mayoritas penduduknya umat muslim, tetapi kota tersebut juga dikenal sebagai Kota Seribu Klenteng. Ketenangan dan kebahagiaan diwujudkan dalam ruang-ruang yang sakral dan profan, sedangkan bentuk bangunan mengambil unsur arsitektur lokal yaitu arsitektur Dayak.

Pada awalnya mereka memang tidak pernah menyangka akan berhasil sampai ke babak enam besar, sebab pada sayembara nasional ini banyak biro arsitek ternama yang belum berhasil mencapai 6 besar. Tetapi mereka tetap optimis dan berusaha memaksimalkan presentasi agar mampu berkompetisi dengan peserta lain yang profesional. “Hal yang menarik dari sayembara ini adalah kami banyak belajar, antara dosen, mahasiswa, dan praktisi dimana kami saling berbagai sudut pandang dan ide. Kami juga belajar dari ide peserta lain dan masukan dari dewan juri baik kepada kami maupun kepada peserta lain. Selain itu, hal yang sangat penting adalah kami belajar membuat presentasi yang menarik penonton, karena kesulitan yang dihadapi saat presentasi adalah tidak mampu menyampaikan ide yang sebenarnya sangat menarik,” ujar Sylviana Putri. “Menjadi juara 3 benar-benar di luar dugaan kami, karena peserta yang lain sangat bagus,” ujar Moses. “Untuk teman-teman yang belum pernah ikut lomba, ayo ikut! Bukan untuk menang tapi untuk belajar mendesain di luar merancang, dan bagi teman teman yang belum menang jangan menyerah, ambil ilmunya, kemenangan pasti akan menyusul!” pesan Moses.

66


Sylviana Putri S.T., M. Eng., Kevin Ardisa, Moses Matthew, dan Cindy Widjaya sebagai Juara 3

Panel Juara 3

Sumber : Dokumentasi Narasumber

67


Relevant Projects PENULIS KEVIN PRAJUDI

68

EDITOR CINDY WIDJAYA

K

ali ini akan ada beberapa relevant projects yaitu karyakarya yang mengandung unsur youth and lifestyle dari dari mahasiswa Universitas Kristen Petra tahun ketiga. Design project mereka ini memiliki konsep yang menarik untuk didalami. Project mereka kali ini mengenai bangunan kantor untuk disewakan dengan luasan bangunan 20.000-25.000 m2 dengan tinggi maksimal 60 m. Berikut adalah 3 mahasiswa dengan karya nya.


Interactive Office Space

Kevin Geraldi | Angkatan 17

Karya pertama yang akan dibahas ini adalah bangunan berupa kantor milik Kevin Geraldi. Menurutnya, ekspresi bangunan dapat menceritakan youth lifestyle yang bisa didapatkan dengan cara permainan skala ruang, lighting, dan bangunan yang tidak tertutup semua atau semi-outdoor, sehingga kegiatan di wilayah kantor tidak hanya terlihat berfokus pada pekerjaan saja, namun dapat dijadikan tempat nongkrong bagi kawula muda dan menjadi tren dan sarana inspirasi.Desain pada kantor ini ini ingin menyatukan ruang dalam dan ruang luar dengan menyiasati dengan ruang kantor yang tidak tertutup dan adanya podium yang terbuka dan

“Jadi intinya Architecture and Youth Lifestyle ini bisa didapat dari ekspresi bangunan� tutur Kevin. terhubung dengan pedestrian sekitarnya. Selain itu, terdapat view dari jendela dengan adanya balkon sebagai extension yang membuat ruangan kantor menjadi lebih terbuka dan sehat. Meskipun begitu, bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai kantor, namun juga dilengkapi fasilitas lain seperti PKL(Praktek Kerja Lapangan), plaza ruang luar, area sewa indoor atau outdoor, resto dan cafe yang diminati oleh kawula muda. Project Kevin Geraldi yang mendesain sebuah bangunan dengan fungsi kantor pada wilayah komersial yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat di daerah sekitar bangunan. 69


The Qubicle

Stanisia Finley | Angkatan 17

Selanjutnya merupakan project bangunan kantor dengan judul Qubicle karya Stanisia Finley yang memiliki bentuk meruang dan bersegmen. Karena bentukan yang seperti kubus-kubus dirangkai menjadi satu dan diberi nama qubicle. Konsep kantor berbentuk modul bersegmen ini cocok untuk perusahaan start-up yang umumnya dimiliki kawula muda , karena perusahaan baru terkadang membutuhkan kantor yang tidak terlalu besar. Inovasi yang berbeda ini menjangkau lifestyle anak muda itu memiliki nilai lebih karena anak muda nantinya menjadi tonggak masa depan, sehingga sasaran target dari kantor ini memang ditujukan untuk anak muda karena mereka lebih produktif dan lebih kreatif dan bangunan kantor itu juga dapat berpengaruh besar dalam kenyamanan mereka. Kenyamanan ini didapatkan pada 70

program 1 kantor 1 qubicle, sehingga lebih private untuk masing masing kantor namun masih dapat berhubungan dengan kantor lainnya sehingga tetap dapat terjalin komunikasi dan kerjasama. Tiap kantor sewa memiliki view yang juga berbeda beda karena penempatan posisi tertentu pada qubicle. Untuk menunjang area kantor maka terdapat area lobby yang dapat digunakan sebagai area nongkrong yang disukai kawula muda. Di dalam kantor, terdapat konsep lobby yang semi outdoor yang letaknya dekat dengan jalan masuk, ini juga menanggapi respon terhadap masyarakat saati ini yang senang naik grab atau gojek atau pun memesan makanan secara online. Stanisia meresponi youth lifestyle dengan bentukan bangunan dan program ruang didalam kantor.


Solidspace V6 Daniel Richard | Angkatan 17

Project terakhir yang tidak kalah menarik adalah project dari Daniel Richard yang juga merupakan bangunan kantor yang dirancang untuk merespon kebutuhan publik yang aktif. Agar menarik bagi kawula muda maka didalamnya terdapat area workshop, taman, dan display digital gallery yang sekaligus bisa menjadi tempat berkumpul bagi kawula muda. Untuk desain kantor tipikal dibuat dengan konsep sebagai kantor industri digital, dimana proses kolaborasi di highlight melalui penempatan area kolaborasi workshop untuk mendukung industri kreatif masa kini dan masyarakat muda. Daniel juga

merespon bentukan bangunan dengan jalan raya tikungan Sebagai respon site, terdapat sobekan jendela yang mengikuti alur jalan raya, dimana bentuk lengkung bangunan akan mengikuti arah tikungan jalan raya. Selain itu bentuk kantor yang masif dengan komposisi yang ringan dibawah dan berat diatas untuk mewadahi program di lantai 1 dan 2. Pada bagian yang masif banyak menggunakan bukaan yang banyak untuk menerangi sisi dalam kantor sebagai cahaya alami. Daniel merespon youth lifestyle dengan programprogram ruang pada desain kantornya.

Dari ketiga project mahasiswa ini dapat kita lihat bagaimana pemikiran konsep dan ekspresi bangunan dengan cara memanfaatkan ruang luar daerah sekitar kantor, market yang dituju yaitu anak muda, disediakan tempat cafĂŠ dan co-working space, ruangan semi-outdoor dan semi-indoor untuk naungan dan bisa dijadikan tempat berkumpulnya kawula muda, dan masih banyak lagi. Konsep pemikiran mereka ini dapat menjadi inspirasi desain kedepannya. 71


Questionnaire

https://searchvol12

72


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.