Aku, Pensil Silsilah Keluarga Sebuah Pensil, Sebagaimana Dikisahkan kepada
Leonard E. Read Pengantar Lawrence W. Reed Ulasan Milton Friedman
Friedrich-Naumann-Stiftung Freedom Institute Liberal Society
2
Leonard Read (1898-1983) adalah pendiri Foundation for Economic Edu足 ca足tion, lembaga pemikiran penyemai gagasan-gagasan kemerdekaankebebasan yang berdiri di Amerika Serikat pada tahun 1946. Esai pendek ini, pertama diterbitkan pada 1958, adalah karyanya yang sangat terkenal dan telah diterjemahkan ke banyak bahasa.
3
Pengantar
Lawrence W. Reed
Fasih, luarbiasa, abadi. Mengubah pa radigma. Klasik. Setengah abad sejak pertama kali muncul, “Aku Pensil” karya Leonard Read tetap mengundang pujian yang sama. Semua itu sah karena esai pendek ini telah membuka mata dan pikiran masyarakat dari berbagai lapisan usia. Banyak orang yang membaca artikel ini pertama kali tidak pernah melihat dunia dengan kacamata lama lagi setelah itu. Kekuatan gagasan akan sangat tera sa tatkala ia disampaikan melalui kisah yang meyakinkan. Pesan utama Leo nard–ekonomi hampir tidak dapat di “rencanakan” ketika tak seorang pun tahu cara maupun ahli membuat seba tang pensil sederhana–terbentang dalam kata-kata memesona dari si pensil itu sendiri. Leonard dapat saja menulis tentang ”Aku, Mobil” atau ”Aku, Pesawat,” tetapi bukankah tema-tema yang lebih kompleks justru akan mematikan pesan yang ingin disampaikan. Tak seorang pun–diulangi, tak satu pun, tak peduli sepintar dan seberpengaruh apa pun– mampu menciptakan dari awal sebatang pensil kecil yang dipakai sehari-hari, apalagi sebuah mobil atau pesawat.
4
Inilah pesan yang merendahkan hati si angkuh dan si sok kuasa. Ia meletuskan gelembung ego mereka yang berpikir mereka tahu bagaimana mencampuri urusan orang lain. Ia menjelaskan de ngan bahasa yang sederhana mengapa perencanaan terpusat adalah eksperimen arogan dan sia-sia, atau apa yang diisti lahkan dengan jitu oleh peraih Nobel, ekonom Austria F.A. Hayek sebagai, ”pretensi ilmu pengetahuan.” Sesunguhnya, yang paling meme ngaruhi cara berpikir Read dalam hal ini adalah artikel terkenal Hayek tahun 1945, ”The use of Knowledge in Society.” Dalam membongkar klaim palsu kaum sosialis pada saat itu, Hayek menulis, ”Ini bukanlah bantahan mengenai apakah perencanaan harus dilakukan atau tidak. Ini adalah bantahan terhadap apakah perencanaan harus dilakukan terpusat, oleh sebuah otoritas untuk seluruh sistem ekonomi, atau harus tersebar di antara individu-individu saja.” Maximilien Robespierre merestui Re volusi Perancis yang mengerikan dengan pernyataan dingin seperti ini: ”On ne saurait pas faire une omelette sans casser des oeufs.” Terjemahan: ”Seseorang tak dapat berharap membuat omelet tan pa memecahkan telur.” Seorang statis sempurna yang berkerja tanpa kenal lelah untuk mengatur hidup orang lain, ia akan menjadi arsitek tahapan Revolusi yang
5
berdarah–Pemerintahan Teror 17931794. Robespierre dan pisau guillotinnya memecahkan ribuan telur dalam sebuah usahanya memaksakan tewujudnya seÂbuah masyarakat utopis di mana pemerintah perencana di posisi atas dan yang lain berada dibawah. Itulah pengalaman Perancis, satu saja dari banyak contoh pola umum yang terus berulang. Sebut mereka dengan istilah apapun–sosialis, intervensionis, kolektifis, statis–sejarah dikotori oleh rencana sombong mereka untuk mengatur ulang masyarakat agar sesuai dengan visi mereka mengenai kepemilikan bersama, rencana yang selalu gagal seperti mereka membunuh atau menyengsarakan orang lain pada prosesnya. Jika sosialisme akhirnya berhasil meraih batu nisannya, tulisan di atas nya akan berbunyi: Di sini terbaring teknik yang dirancang oleh si sok tahu yang memecahkan telur dengan bebas namun tidak pernah, tak akan pernah membuatnya menjadi omelet. Tak satupun pengikut Robespierre di dunia yang tahu bagaimana membuat sebatang pensil, namun mereka ingin mengubah seluruh masyarakat. Sama sekali tidak masuk akal, dan sesuatu yang menyedihkan! Namun implikasi terbesar dari pesan Leonard Read tidak akan kita pahami jika kita mengasumsikan bahwa ia ditujukan hanya bagi para tiran yang semua namaÂ
6
nya sudah kita ketahui. Pelajaran dari ”Aku, Pensil” adalah kesalahan bukan dimulai tatkala para perancang membuat perencanaan besar. Ia dimulai tatkala seseorang menyingkirkan kerendahan hati, menganggap ia dirinya mengetahui segala sesuatu yang tidak dapat diketahui, dan mengerahkan kekuasaan negara untuk melawan individu-individu damai. Itu bukan sekadar penyakit nasional saja. Ia bisa jadi sangat lokal. Di tengah-tengah kita hidup orang yang berpikir bahwa jika saja mereka memiliki kekuasaan negara, mereka dapat memilih-milih pemenang atau pecundang esok hari di pasar, menetapkan harga atau sewa yang mereka pikir seharusnya, menentukan bentuk energi apa yang harus digunakan di rumah atau mobil kita, dan memilih industri mana yang dapat bertahan dan yang mana harus mati. Mereka harus berhenti untuk sesaat dan belajar sedikit untuk berendah hati dari sebatang alat tulis sederhana. Meskipun ”Aku, Pensil” memupuskan harapan tak berdasar akan perencanaan terpusat, ia menawarkan suatu perspektif individu yang amat membesarkan hati. Dituntun oleh gagasan”invisible hand” Adam Smith tentang harga, kepemilikan, keuntungan, dan insentif, manusia bebas meraih berbagai keajaiban ekonomi yang hanya bisa diimpikan saja oleh para teori tikus sosialis. Seperti kepentingan dari
7
individu yang tak terhitung dari selu ruh pelosok dunia bertemu untuk mem produksi pensil tanpa sebuah ”perencana,” mereka juga datang bersama ke pasar bebas untuk mencari makanan, pakaian, rumah, pendidikan, dan lain sebagainya. Dengan rasa bangga, FEE menerbitkan edisi terbaru ”Aku, Pensil,” untuk menan dai perayaan 50 tahun edisi ini diterbitkan. Suatu hari akan ada sebuah perayaan seratus tahun, dan mungkin bahkan seribu tahun. Esai ini sesuatu yang tak lekang oleh waktu. Lawrence W. Reed, Presiden Foundation for Economic Education.
8
Aku, Pensil Leonard E. Read
A
ku adalah sebuah pensil tulis–pensil biasa yang akrab dikenal semua anak-anak dan orang dewasa yang bisa membaca dan menulis. Menulis adalah pekerjaan sekaligus kegemaranku, hanya itu semata yang kukerjakan. Barangkali kamu bertanya-tanya ke napa aku harus menuliskan silsilahku. Baik, sebagai pembuka, kisahku sendiri menarik. Tapi aku juga sebuah misteri– lebih misterius dari sebatang pohon atau matahari terbenam atau bahkan kilatan Guntur sekalipun. Tapi, sayangnya, aku tidak terlalu dianggap penting oleh siapa pun yang menggunakan jasaku, se akan-akan aku ini sekadar sebuah kebe tulan semata dan tanpa asal-usul. Sikap sombong ini sungguh meremehkan diri ku. Ini adalah sejenis kesalahan besar yang jika tidak disadari dapat dengan cepat menghancurkan umat manusia. Se perti yang ditulis G.K. Chesterton yang bijak: “Kita menuju kemusnahan karena kita tidak punya keajaiban, bukan karena keajaiban.”
9
Aku, Pensil, sederhana saja tampilanku memang, sebenarnya adalah sesuatu yang menakjubkan dan pantas kamu kagumi, sebuah pendakuan yang akan kucoba buktikan. Sebenarnya, seandainya saja kamu bisa memahami diriku–bukan be gitu, itu terlalu berat untuk dimintakan dari siapa pun–seandainya saja kamu bisa menyadari keajaiban yang aku simboli sasikan, kamu bisa membantu menye lamatkan kemerdekaan yang kini sedang terlepas dari umat manusia. Aku punya satu pelajaran luar biasa yang ingin kubagi. Dan aku bisa menjadi guru yang lebih baik dari sebuah mobil, pesawat terbang atau mesin pencuci piring, karena–yah, semata karena aku tampak sedemikian sederhana. Sederhana? Tapi, tak seorang pun di muka bumi ini yang tahu bagaimana cara membuat diriku. Kedengarannya fantastis, kan? Terutama ketika disadari bahwa di Amerika Serikat saja terdapat sekitar satu hingga satu-setengah miliar pensil sejenisku yang diproduksi setiap tahun. Tolong ambil aku dan perhatikan. Apa yang kamu lihat? Tidak banyak yang menonjol, ada kayu, pernis, label merek, isi pensil grafit, sedikit logam, dan sebuah penghapus.
10
Pendahulu yang Tak Terhingga Sebagaimana sulit bagimu untuk menelusuri hingga ke belakang sekali jejak leluhurmu, tidak mungkin juga bagiku untuk menyebutkan dan menjelaskan seluruh pendahuluku. Tapi aku ingin secara cukup saja menyebutkan sejumlah dari mereka untuk menjelaskan kepadamu betapa kayanya dan kompleksnya diriku. Pohon keluargaku mulai dari apa yang nyatanya juga sebuah pohon, pohon cedar tegak yang tumbuh di Kalifornia Utara dan Oregon. Sekarang, bayangkan semua gergaji mesin dan truk dan tali dan mesin-mesin lain yang tak terhitung banyaknya yang digunakan untuk me motong dan membawa batangan cedar dari hutan ke jalur rel transportasi. Bayangkan semua manusia serta keahlian mereka yang begitu banyak yang dipakai untuk merakit berbagai peralatan itu; penambangan biji besi, pembuatan baja dan pemrosesannya sehingga menjadi gergaji-gergaji, kampak-kampak, mesinmesin; penanaman rami dan proses yang dia lewati sehingga menjadi tali yang tebal dan kuat; mess pemotongan kayu dengan semua kasur, tempat tidur, dan biliknya, penyiapan makanan untuk penghuni mess dan seluruh peralatan makan. Wah, entah berapa ribuan orang yang terlibat dalam pembuatan cangkir yang dipakai oleh para tukang kayu itu untuk meminum kopi mereka!
11
Gelondongan kayu dikapalkan ke tem足pat pemotongan di San Leandro, Kali足 fornia. Bisakah kamu bayangkan orangorang yang membuat gerbong peng足angkut dan rel serta mesin kereta dan juga orangorang yang membuat dan memasang sistem komunikasi yang terlibat dalam semua ini? Sungguh ini semua adalah sebagian dari para pendahuluku. Bayangkan kegiatan di tempat pemo足 tongan kayu di San Leandro tersebut. Gelondongan cedar dipotong kecilkecil sepanjang pensil dengan ketebalan kurang dari seperempat inci. Kemudian potongan ini dioven kering dan diwarnai seperti seorang wanita dipolesi perona wajah. Orang mau aku terlihat cantik, tidak pucat. Potongan kayu ini kemudian dipoles lalu dioven sekali lagi. Bayangkan berapa banyak ketrampilan tercurah untuk membuat cat dan oven pengering ini, juga pemanas ruangan, penerang ruangan, sabuk dan motor mesin serta semua hal lain yang dibutuhkan demi beroperasinya tempat pemotongan ini? Tukang sapu-sapu di pabrik pemotongan ini juga di antara leluhurku? Ya, dan juga orang-orang yang menuangkan campuran beton yang membangun bendungan PLTA milik Pacific Gas & Electric Company yang melayani suplai energi untuk pabrik pemotongan kayu ini! Jangan pula lewatkan leluhurku yang dekat maupun jauh yang terlibat dalam
12
pendistribusian enampuluh kontainer penuh berisi potongan kayu seukuran pensil ke seluruh pelosok negeri. Ketika tiba di pabrik pensil–terdiri dari bangunan dan mesin-mesin bernilai $4,000,000, semua modal ini dikumpulkan oleh orangtuaku yang rajin menabung dan hemat–semua potongan dibelah delapan oleh sebuah mesin yang rumit, setelah itu mesin yang lain akan menempatkan isi pensil pada setiap potongan, setelah itu mesin lain akan menempatkan potongan kayu lain pada setiap potongan yang sudah diberi isi pensil, direkatkan dengan lem– sandwich isi pensil, begitulah disebut. Tujuh saudaraku dan aku nantinya dipo tong dari sandwich kayu ini. “Isi”-ku sendiri (”lead” dalam bahasa Inggris)–sama sekali tidak mengandung timbalhitam. Grafitnya berasal dari tambang di Ceylon (Sri Lanka). Bayangkan para penambang dan semua orang yang membuat alat tam bangnya dan juga pembuat karung kertas yang digunakan untuk mengangkut dan mengapalkan grafit dan juga talitali yang digunakan untuk mengikat karung-karung tersebut dan juga para pekerja yang mengangkut karung ke atas kapal, dan juga semua yang membuat kapal pengangkut tersebut. Bahkan para penjaga mercusuar juga membantu agar aku bisa terlahir, dan juga para penuntun kapal di pelabuhan.
13
Grafit itu lalu dicampur dengan tanah liat dari Mississippi dan dihaluskan dengan bantuan zat ammonium hidroxida. Lalu agen pembasah ditambahkan sejenis tallow (lemak hewan yang direaksikan secara kimia dengan asam belerang). Setelah melewati beberapa mesin, cam puran ini akhirnya akhirnya muncul melewati cetakan seperti benda panjang yang tanpa ujung–seperti sasis yang melewati penggiling–lalu dipotong sesuai ukuran, dikeringkan, dimasukkan ke dalam oven beberapa jam pada suhu 1.850 derajat Fahrenheit. Untuk meningkatkan kekuatan dan kehalusannya isi pensil ini kemudian diolesi dengan komposisi yang panas berupa candelila wax dari Mexico, lilin parafin, dan lemak alami yang sudah dihidrogenasi. Potongan cedarku menerima enam kali pengecatan. Tahukah kamu apa bahan pembuat cat? Siapa menyangka kalau petani biji castor juga adalah bagian dari proses ini? Ya, mereka juga. Kenapa, bahkan proses yang membuat cat bewarna kuning dan cantik membutuhkan keahlian dari pribadi-pribadi yang tak terhitung banyaknya! Perhatikan proses pemasangan label. Prosesnya terbentuk dari film yang di buat dengan cara memanaskan karbon hitam yang dicampurkan dengan resin. Bagaimana kamu membuat resin dan, apa pula karbon hitam itu?
14
Bagian kecil logam dari diriku–fer rule (penyambung logam)–terbuat dari kuningan. Bayangkan semua orang yang menambang biji seng dan tembaga dan semua keahlian yang dipakai untuk mem buat lembaran kuningan yang mengkilap dari produk alam ini. Lingkaran hitam dari ferrule ini yang terbuat dari nikel hitam. Apakah nikel hitam ini, dan bagaimana dia dibuat dan dipakai? Kisah lengkap bagaimana sampai tidak ada nikel hitam di logam kuninganku akan membutuhkan berhalaman lembar untuk menjelaskan. Dan lihatlah mahkota kemuliaanku, yang dalam perpensilan secara tidak terhormat disebut sebagai “the plug” (sesumbat), bagian yang digunakan oleh manusia untuk menghapus kesalahan yang dia buat denganku. Bahan yang disebut “factice” digunakan untuk mem buat penghapus ini. Factice adalah bahan seperti karet yang dibuat dari minyak biji wijen yang dibawa dari Hindia Belanda Timur (Indonesia) yang direaksikan dengan sulfur klorida. Karet, berbeda dengan yang dipikirkan banyak orang, hanya berfungsi untuk menyatukan ke dua senyawa ini. Kemudian, tentu juga banyak proses dan senyawa kimia lain yang berfungsi sebagai agen vulkanisasi dan akselerasi. Batu apung didatangkan dari Itali dan pewarna untuk “the plug” adalah cadmium sulfide.
15
Tak Seorang Pun Tahu Apakah masih ada yang mau menan tang pernyataanku sebelumnya bahwa tidak ada satu orang pun di muka bumi ini yang tahu bagaimana membuat diriku? Sebenarnya, ada jutaan manusia punya andil dalam penciptaanku, yang kebanyakan tidak saling mengenal sama sekali. Nah sekarang, kamu mungkin ber kata bahwa aku sudah berlebihan meng hubungkan para pemetik kopi di Brazil dan petani makanan di tempat lain lagi dengan proses pembuatanku; bahwa itu adalah posisi yang terlalu ekstrim. Aku akan pertahankan klaimku ini. Tak seorang pun dari berjuta-juta itu, bahkan presiden perusahaan pensil sekalipun, yang sumbangannya melebihi secuil saja dalam hal cara pembuatanku. Dari sudut pandang keahlian membuat, perbedaan antara penambang grafit di Sri Lanka dan pemotong kayu di Oregon hanyalah dalam hal jenis pengetahuan membuat. Tidak ada, entah itu penambang atau pemotong kayu, yang lebih berjasa dari ahli kimia di pabrik pensil atau pekerja di pertambangan minyak bumi (parafin, bahan pembuat isi pensil, adalah produk sampingan dari minyak bumi.) Inilah luar biasanya: Tidak ada satu pun, entah itu pekerja di tambang minyak atau ahli kimia, atau penambang grafit atau tanah liat, tidak juga pembuat kapal atau kereta api atau truk atau si pekerja
16
yang menjalankan mesin yang memasang logam ke badanku, tidak juga direktur perusahaan pensil, yang menjalankan tugasnya masing-masing karena mereka menginginkanku. Semuanya mengingin kanku tidak pernah lebih dari, mungkin, seorang anak yang duduk di bangku kelas satu SD. Tentu, bahkan ada di antara begitu banyak manusia ini yang belum pernah melihat dan tahu apa itu pensil atau tahu bagaimana cara menggunakannya. Motivasi mereka tentu bukan aku. Mungkin motivasi mereka adalah ini: Setiap orang dari jutaan orang ini melihat bahwa mereka bisa menukarkan sedikit keahlian membuat mereka untuk benda dan jasa yang mereka butuhkan dan inginkan. Aku mungkin bagian dari kebutuhan tersebut, dan mungkin juga tidak.
Tanpa Perencana Utama Ada satu lagi fakta yang lebih menga gumkan: Tidak adanya perencana uta ma (master mind), yang mendikte dan mengarahkan dengan paksa tin dakan yang tak terhitung jumlahnya ini yang membuatku tercipta. Tidak ada sedikitpun jejak dari pribadi seperti itu, yang mengontrol dan mengarahkan. Se baliknya, kita menyaksikan bekerjanya Tangan Tak Terlihat. Inilah misteri yang saya katakan sebelumnya. Ada orang bilang bahwa “hanya Tuhan
17
yang bisa menciptakan pohon.” Kenapa kita setuju dengan pernyataan ini? Bu kankah karena kita sadar bahwa diri ki ta tidak bisa menciptakan satu pohon pun? Bisakah kita menggambarkan apa itu sebuah pohon? Tidak bisa, kecuali dengan hanya sekadar saja. Kita bisa bilang, bahwa ada keteraturan molekular tertentu yang memanifestasikan dirinya menjadi sebuah pohon. Tetapi pikiran seperti apakah di antara manusia yang bisa merekam, apalagi mengarahkan, perubahan konstan dari molekul ini yang mengakibatkan terciptanya pohon? Sungguh adalah sesuatu yang di luar kemampuan manusia. Aku, Pensil, adalah sebuah perpaduan yang rumit dari berbagai mujikzat; pohon, zinc, tembaga, grafit dan sebagainya. Tetapi mujikzat yang memanifestasikan diri mereka melalui Alam, ditambahkan pula dengan mujikzat yang lebih luar biasa: keterpaduan energi kreativitas umat manusia–jutaan keahlian membuat sesuatu dan pengetahuan yang terpadukan secara alamiah dan spontan sebagai reaksi atas kemauan dan hasrat dan tanpa kehadiran perencana utama. Karena hanya Tuhan yang mampu menciptakan pohon, aku bersikukuh bahwa hanya Tuhan yang mampu menciptakanku. Tidak ada seorang manusia pun yang bi sa mengarahkan jutaan keahlian yang membawaku sehingga tercipta, seba
18
gaimana tak seorang manusia pun yang bisa menyelaraskan molekul-molekul sehingga tercipta sebuah pohon. Di atas itulah yang kumaksud keti ka menulis, “seandainya saja kamu bisa menyadari keajaiban yang aku simboli sasikan, kamu bisa membantu menye lamatkan kemerdekaan yang kini sedang terlepas dari umat manusia.” Sebab, jika orang menyadari bahwa keahlian men ciptakan ini secara alami, ya, secara otomatis, mengatur diri mereka sendiri menjadi pola yang kreatif dan produktif sebagai respons terhadap kebutuhan dan tuntutan manusia–yang mana, tanpa kehadiran pemerintah atau pengatur lain yang bersifat memaksa–orang akan memperoleh sebuah resep utama yang penting untuk kebebasan: iman pada manusia-manusia merdeka. Kemerdekaan adalah sesuatu yang tidak mungkin tanpa keyakinan ini. Ketika pemerintah mengambil mo nopoli terhadap kegiatan kreatif se perti, sebagai contoh, mengirim surat, kebanyakan orang akan mulai percaya bahwa mengirim surat tidak bisa secara efisien diantar oleh orang yang bertindak secara bebas merdeka. Dan inilah alasan nya: setiap orang percaya bahwa dirinya sendiri tidak tahu bagaimana melakukan semua hal yang diperlukan dalam meng antar surat. Dia juga menyadari bah wa tidak ada orang lain yang dapat
19
melakukannya sendiri. Asumsi ini adalah benar adanya. Tidak ada satu individu pun yang punya keahlian untuk menjalankan usaha mengantar surat ke seluruh penjuru negeri, sebagaimana tidak ada satu orang pun punya kemampuan membuat pensil. Jadi, dengan tidak-adanya iman terhadap orang merdeka–ditambah ketidaksadaran bahwa jutaan keahlian secara alamiah dan ajaib bisa membentuk dan bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan manusia– seorang individu tidak bisa menghasilkan hal lain selain menghasilkan kesimpulan yang salah bahwa surat hanya bisa di antar melalui “perencanaan utama” peme rintah.
Berlimpah-limpah Kesaksian Jika hanya aku, Pensil, satu-satunya yang bisa menawarkan kesaksian tentang apa yang bisa dicapai oleh orangorang ketika mereka bebas merdeka untuk mencoba, maka benarlah bahwa mereka yang punya sedikit iman akan kemerdekaan-kebebasan bisa mengatakan hal yang sebaliknya. Tetapi, ada begitu berlimpahnya kesaksian; bahwa ini semua adalah tentang kita semua dan bahwa semuanya ada di tangan kita sendiri. Mengantar surat adalah sangat jauh lebih sederhana dibandingkan dengan, contohnya, pembuatan mobil atau mesin hitung atau pertanian gandum atau mesin penggiling atau puluhan ribu benda
20
lainnya. Mengantar surat? Bayangkan, di bidang ini ketika orang dibebaskan untuk mencoba, mereka mengantarkan suara manusia mengelilingi dunia dalam waktu kurang dari satu detik; mereka mengabarkan kejadian secara visual dalam gambar bergerak kepada orangorang di rumah mereka masing-masing, mereka mengantar 150 penumpang dari Seattle ke Baltimore dalam waktu kurang dari empat jam, mereka mengantar gas dari Texas ke peternakan atau tungku pemakai di New York dengan harga yang tidak dapat dipercaya murahnya dan tanpa subsidi; mereka mengantar empat pounds minyak bumi dari Teluk Persia ke Pantai Barat Amerika–melewati setengah ukuran bumi–dengan biaya lebih rendah dari yang dikenakan pemerintah untuk mengantar setengah ons surat ke seberang jalan! Pelajaran yang ingin kusampaikan adalah: Biarkan semua energi kreatif bebas merdeka. Cukuplah mengatur masya rakat secara selaras dengan pelajaran ini. Biarlah aparat hukum menghapus semua halangan kebebasan yang mereka bisa. Izinkan kemampuan menciptakan yang kreatif ini mengalir bebas merde ka. Milikilah iman bahwa semua pria dan wanita yang bebas-merdeka akan bereaksi terhadap Tangan Tak Terlihat. Iman ini akan dibuktikan. Aku, Pensil, kelihatan sederhana, tetapi aku, menawarkan mujik
21
zat dari pen足ciptaanku sebagai kesaksian dari iman nyata ini, senyata matahari, hujan, pohon cedar, dan bumi pertiwi. Penerjemah Juan Mahaganti, M. Husni Thamrin Penyunting Sugianto Tandra
22
Ulasan
Milton Friedman Peraih Hadiah Nobel 1976 “Aku, Pensil,” sungguh adalah sebuah kisah yang mengasyikkan yang Leonard Read tulis. Pantas disebut klasik. Setahu saya tidak ada karya tulis lain yang seringkas, sepersuasif, dan seefektif ini dalam menjelaskan makna tangan tak terlihat Adam Smith–kemungkinan kerjasama tanpa pemaksaan–sekaligus arti penting tersebarnya pengetahuan dan peran sistem harga yang ditegaskan Friedrich Hayek dalam mengkomunikasikan infor masi yang “akan membuat individu melakukan hal-hal yang diinginkan tanpa diperintah-perintah oleh siapa pun.” Kami menggunakan kisah pensil ini di dalam acara televisi kami, “Free to Choose,” dan di dalam buku berjudul sama yang menyertai acara ini untuk mengilustrasikan “kekuatan pasar” (judul bagi segmen pertama acara televisi dan bab pertama buku). Kami meringkaskan kisah tersebut dan waktu itu menulis: “Tak satupun dari ribuan orang yang terlibat dalam pembuatan pensil itu melakukan pekerjaannya karena mereka menginginkan sebuah pensil. Beberapa dari mereka tidak pernah melihat pensil dan tidak tahu ia bisa dipakai untuk apa.
23
Masing-masing melihat pekerjaannya se bagai cara untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan–barang dan jasa yang kita produksi guna mendapatkan pensil yang kita inginkan. Setiap kali kita pergi ke warung dan membeli pensil, kita menukarkan sedikit dari jasa kita untuk sejumlah kecil jasa yang diberikan masing-masing dari ribuan orang yang terlibat dalam pembuatan pensil. “Yang lebih menakjubkan lagi adalah bahwa pensil itu sendiri tercipta sama sekali. Tak ada satu pun orang yang du duk-duduk di kantor pusat yang meme rintahkan ribuan orang tersebut untuk bekerja. Tak ada polisi militer yang memaksakan dijalankannya perintah yang memang tidak pernah diberikan. Orang-orang ini tinggal di berbagai daerah, berbicara dalam beragam bahasa, menjalankan beragam kepercayaan, yang mungkin juga saling membenci satu sama lain–namun tak ada dari perbedaan itu yang menghalangi mereka untuk menghasilan sebuah pensil. Mengapa itu terjadi? Adam Smith memberikan kita jawabannya duaratus tahun yang lalu.” “Aku, Pensil” adalah sebuah karya khas Leonard Read: imaginatif, sederhana namun halus mengena, menebarkan hawa cinta kebebasan-kemerdekaan yang melekat di seluruh tulisan maupun kerja Leonard. Seperti dalam karya-karyanya yang lain, Leonard tidak mencoba
24
mengajar-ajar apa atau bagaimana yang harus orang lakukan. Semata-mata ia hanya mencoba meningkatkan pema haman orang tentang diri mereka sendiri dan tentang sistem di mana mereka tinggal. Itu adalah kredo dasar yang dimi likinya dan yang secara konsisten melekat pada dirinya sepanjang masa ia melayani masyarakat. Di bawah tekanan apa pun, ia tetap pada pendiriannya, menolak mengompromikan prinsip-prinsipnya. Karena itulah ia secara efektif tetap bi sa menjaga, sejak awal, dan lalu terus menyemaikan gagasan dasar bahwa kebebasan-kemerdekaan manusia mem butuhkan hak kepemilikan pribadi, per saingan bebas, dan peran pemerintah yang dibatasi secara tegas.
25