INDOPOS cover 12 Sept 17

Page 1

C

Rakyat

HARUS

SEJAHTERA

12 SEPTEMBER 2017 Eceran: Rp 4.500 Langganan: Rp 96.000

Nilai C untuk Jokowi

PBB Ternyata Memang Inginkan Prabowo-Yusril

Yusril Ihza Mahendra enggan berkom­ entar banyak soal penilaian lembaga survei bahwa dirinya merupakan pa­ sangan ideal dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di pil­p res 2019 mendatang. Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) itu hanya mengatakan, biar se­muanya mengalir. ”Hee...he..biar saja segalanya mengalir,” ujar Yusril Ihza Ma­ hendra saat dikonfirmasi IN­DO­ POS melalui ponselnya, Senin (11/9). Saat disinggung apakah di­ rinya akan melakukan persia­ pan menuju pemilu 2019, apa­ bila benar disandingkan deng­ an Prabowo Subianto, Yusril tidak berkomentar. Sementara Ketua DPP Partai Bu­lan Bintang (PBB) Bidang Pe­ milihan Presiden, Sukmo Har­ so­n o terpisah menuturkan, ajang pilpres 2019 belumlah di­mulai. Namun, PBB sudah be­ rencana untuk menyandingkan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Ma­hendra dengan Prabowo Su­ bianto sebagai capres-cawapres mendatang. Demi memuluskan upaya itu, sam­bung Sukmo, PBB melakukan pen­dekatan ke partai berlambang ke­ pala burung garuda setelah upaya judicial review atau uji materi UU Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat ambang batas pencalonan presiden 20-25 persen, tak membuahkan hasil mak­ simal. PBB, lanjutnya, yakin kalau elektabili­ tas Yusril masih mumpuni sehingga kemungki­ nan lolos sangat tinggi. ”Dua rencana kami tetap memastikan Pak Yusril maju baik sebagai capres atau calon wakil presiden,” ujarnya, kemarin. Alasannya, kata Sukmo, Yusril terlibat aktif dalam Koalisi Merah Putih (KMP) dan banyak berinteraksi dengan Prabowo pada pilpres 2014 silam Baca PBB...Hal 7

Indo Barometer: Kekecewaan Rakyat Seputar Ekonomi

JAKARTA-Direktur lembaga survei Indo Barometer, M Qodari memberi nilai C atau 66 persen untuk tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo. Penilaian ini berdasarkan riset yang belum lama ini dilakukan lembaga survey terkenal itu. ”Survei Indo Barometer pada Maret 2017 atau 2,5 tahun Pemerintahan Jokowi. Hasilnya, tingkat kepuasan di ang­ ka 66 persen. Belum ideal, namun sudah lu­mayan. Ya skornya kami kasih C,” kata Qodari kepada INDOPOS, kemarin. Ia dimintai komentarnya berkenaan de­ ngan pendapat Partai Gerindra yang menye­butkan bahwa rakyat kecewa terha­ dap Jokowi, yang banyak tidak diwujudkan. ”Banyak janji politik Jokowi yang tidak ditepati. Rakyat kecewa dengan kebijakan Jo­kowi menaikkan harga BBM, TDL, dan juga kecewa de­ngan kebijakan menumpuk utang,” kata Ketua DPP Par­tai Gerindra Moh Nizar Zahro, dua hari lalu. Namun komentar Partai Gerindra tersebut buru-buru dibantah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kris­ tiyanto. ”Bila ada statemen yang menyatakan rakyat kecewa, itu salah besar. Biarkan Pak Jokowi selesaikan tugasnya ter­ lebih dahulu, karena ada skala prioritas Pak Jokowi. Yaitu, betul-betul bagaimana menyelesaikan masalah bangsa dan negara agar semakin bermartabat,”kata Hasto Baca Nilai...Hal 7

tapien/indopos

Rekomendasi Bakal Masuk Tong Sampah Mahfud MD: Pansus KPK Seperti Angkot

SELASA

JAKARTA-Mantan Ketua MK, Mah­fud MD menilai, semakin bany­ ak kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan Pansus Hak angket KPK DPR. Puncaknya, ketika ada per­ mintaan dari salah seorang ang­ gotanya agar KPK dibekukan. Mahfud meng­iba­rat­ kan Pansus Angket itu se­ perti

ang­kot. Ada masalah baru, lang­ sung diangkut dan begitu sete­ rusnya. ”Saya (pikir, red) kayak ang­kot yang nyetop di jalan, dinaikkan, ada apa dinaikkan. Masalahnya kan be­ gitu, mulai dari Miryam S Har­yani, berpindah ke soal barang sitaan, berpidah ke soal penahanan, ber­ pindah ke soal Agus Rahardjo, ber­ pindah ke Novel, macam-macam lah. Itu namanya angkot,” kata

Mahfud, kepada INDOPOS, kema­ rin. Mahfud berkeyakinan pada akhir­ nya rekomendasi pansus tidak akan berguna. Ia menyebut komentarnya ini sebagai pernyataan politiknya sebagai rakyat. ”Percaya sama saya, ndak ada gunanya (hasil pansus, red). Ya paling nanti karena mereka punya kekuasaan ketok palu, paling ya disahkan, Ini rekomendasinya Baca Rekomendasi...Hal 7

Fahri Ajak Pansus Abaikan Jimly

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengimbau Pan­ sus Hak Angket KPK DPR RI mengabaikan saran dari Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim In­do­ne­sia (ICMI), Jimly Asshiddiqie. Salah satu pimpinan lembaga legis­latif itu me­ nilai sebagai tugas dan kewenang­ an tidak perlu menunggu putu­ san Mahkamah Konstitusi (MK). ”Pansus Angket sudah jadi dan mau selesai, jalan saja pansus, tidak bisa tunggu putusan MK,” ungkap Fahri Ham­zah, kema­ rin Baca Fahri...Hal 7

PAN:

FRAKSI PDIP:

KETUA :

Agun Gunanjar Sudarsa (Golkar)

WAKIL KETUA :

1. Masinton Pasaribu (PDIP) 2. Taufiqulhadi (NasDem) 3. Dossy Iskandar (Hanura)

1. Masinton Pasaribu 2. Eddy Kusuma Wijaya 3. Risa Mariska 4. Adian Yunus Yusak 5. Arteria Dahlan 6. Junimart Girsang

1. Mulfachri Harahap 2. Muslim Ayub 3. Daeng Muhammad

FRAKSI GOLKAR:

1. Bambang Soesatyo 2. Adies Kadir 3. Mukhammad Misbakhun 4. John Kennedy Azis 5. Agun Gunanjar

FRAKSI PPP:

1. Arsul Sani 2. Anas Thahir

FRAKSI HANURA:

1. Dossy Iskandar

FRAKSI NASDEM

GIMBAL/indopos

1. Taufiqulhadi 2. Ahmad HI M. Ali

Pura-Pura Sakit, Setnov Takut Ditahan? JAKARTA-Rencana penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Ketua DPR RI Setya Novanto, kemarin dip­ astikan gagal. Pria yang akrab disapa Setnov itu meng­ aku tengah bermasalah dengan kesehat­ annya. Setnov disebut-sebut khawatir di­ rinya ditahan KPK, sehingga mengambil langkah ‘pengamanan’ dengan mengaku sakit. Rencananya, kemarin, Setnov yang juga Ketua Umum Partai Golkar bakal diperiksa sebagai tersangka untuk pertama kalinya terkait kasus dugaan korupsi pengadaan KTP elektronik di Kemendagri tahun ang­ garan 2011-2012. Kabar yang tersiar menye­butkan, kemarin seharusnya menjadi ‘Senin Keramat’ bagi Setnov Baca Pura-Pura...Hal 7

Jawa Pos News Network

Asma Dewi, Ibu Rumah Tangga yang Ditahan Akibat Unggahan di Media Sosial

Dituduh Pernah Transfer Rp 75 Juta ke Saracen Seorang ibu rumah tangga, Asma Dewi ditangkap polisi karena konten mengandung ujaran kebencian dan penghinaan agama dan ras tertentu yang diunggah ke Facebook. Kini dia meringkuk di dalam sel penjara. Yudha Krastawan, Jakarta Penangkapan Asma Dewi dilakukan pa­da Jumat (8/9) lalu. ”Benar, saat di­ tangkap, AD (Asma Dewi) tengah berada di ru­mah kakaknya di Komplek Polri, Jalan Ampera Raya A No 17, Jakarta Selatan,” ung­kap Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto saat jumpa pers di Mabes Polri, Senin (11/9). Selain menangkap tersangka, lanjut dia, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti. ”Kita amankan dua unit device dan postingan yang diunggah pelaku,” ujar­ nya. Dari pengembangan kasus diketahui

ISTIMEWA

DITANGKAP: Asma Dewi di depan sel tahanan.

Dewi diduga juga pernah mentransfer uang sebesar Rp 75 juta kepada kelompok sindi­ kat Saracen. Kelompok tersebut sebe­lum­ nya juga diciduk lantaran menebar ujaran kebencian dan SARA (Suku Agama Ras dan Antargolongan). Namun, Setyo belum dapat memastikan apakah Dewi berkaitan dengan kelompok tersebut. ”Saya belum dapat datanya itu, mungkin iya. Tapi saya belum dapat,” tan­ dasnya. Saat ini, lanjut Setyo, polisi masih men­ dalami peran Dewi terkait kelompok Sa­ racen. Apakah sebagai pihak pemesan, pe­rantara atau anggota kelompok Saracen. ”Yang jelas, dia melakukan ujaran keben­ cian yang menurut penyidik layak untuk ditindak. Ternyata dia mempunyai aliran dana juga ke Saracen. Ini yang masih dida­ lami,” pungkasnya. Dewi saat ini masih menjalani penahanan di Mapolsek Metro Gambir, Jakarta Pusat. ”Ia ditahan sejak Jumat (8/9) lalu,” terang Kabag Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul kepada INDOPOS, Senin (11/9) siang.

Sebelumnya beredar kabar ditangkap polisi, Dewi diduga melakukan tindak pida­ na dengan sengaja dan tanpa hak menye­ barkan informasi yang ditujukan untuk menyebarkan rasa kebencian atau per­ musuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas SARA. Dia diamankan oleh polisi akibat status yang ia unggah bertuliskan ”Rahasia Kenapa Etnis Cina Menguasai Indo­ne­ sia, Umat Islam Harus Menirunya,”. Selain itu, ibu rumah tangga yang aktif mengikuti Aksi Bela Islam itu diduga telah menghina suatu penguasa atau badan hukum. Sementara itu, Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Gambir tampak berbeda dari biasanya. Pasalnya, Mapolsek yang berlo­ kasi di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat itu kini dijaga ketat oleh aparat kepo­ lisian tersebut. Pantauan INDOPOS, sejum­ lah polisi sibuk berjaga di dalam gerbang utama mapolsek tersebut. Di posko jaga yang beratapkan tenda berwarna cokelat itu, mereka memantau keluar masuknya tamu atau pengunjung yang datang Baca Dituduh...Hal 7

email: editor@indopos.co.id | www.indopos.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.