Fight Again Sosialism

Page 1

Rakyat

SELASA

SEJAHTERA

Eceran: Rp 4.500 Langganan: Rp 96.000

HARUS

19 SEPTEMBER 2017

M Idris Jian Sidik/INDOPOS

MENCEKAM : HIngga dinihari kemarin, kerusuhan terus berlangsung di depan kantor LBH Jakarta. Situasi baru bisa dikendalikan aparat kepolisian sekitar pukul 01.50 WIB.

Tangkap Panitia Kegiatan PKI! Kivlan Zein: Aksi Massa di LBH Terinspirasi Saya Minggu 17/9:

JAKARTA-Mayjen TNI Purnawirawan Kivlan Zen minta Pemerintah bertindak tegas ketika ada orang maupun organisasi yang mengadakan kegiatan-kegiatan berbau Partai Komunis Indonesia (PKI). Tak sekedar membubarkan acara, te­ tapi juga me­nangkap penye­leng­gara kegiatan. Apapun yang berbau PKI, terlebih sebagai upaya me­ mun­culkan kembali paham komunis di negeri ini, harus diberangus habis. Jika tidak, In­d onesia akan meng­ha­dapi kehancuran dengan adanya perang saudaran

Pukul 15.00 WIB

Sabtu 16/9 :

Polda Metro Jaya membubarkan kegiatan Seminar Sejarah 65 di Gedung LBH Jakarta, yang membahas masalah pengungkapan sejarah tahun 1965-1966. LBH protes dengan menyatakan situasi #DaruratDemokrasi.

Pukul 04.50 WIB

Baca Tangkap...Hal 7

Kawasan depan kantor YLBHI kondusif.

Pengganti seminar yang dibubarkan, digelar kegiatan ‘Asik-Asik Aksi’ sebagai kegiatan seni, menampilkan orasi ilmiah, komedi tunggal, melukis, baca puisi dan menyanyi. Warga yang gruduk kantor LBH menyebutkan, ada lagu ‘Genjer-genjer’ dari dalam gedung.

Pukul 01.30 WIB

Polisi menembakkan gas air mata dan water canon ke arah massa. Massa lari ke arah RS Cipto Mangunkusumo. Suasana mencekam.

Pukul 01.22 WIB

Kerusuhan pecah setelah sejumlah orang menendang tameng polisi dan melempari kantor LBH dengan batu. Mereka menolak permintaan polisi untuk membubarkan diri.

Pukul 02.30 WIB Pukul 02.00 WIB Polisi menangkap 5 orang yang diduga provokator perusuh dan aksi perusakan.

Kerusuhan mulai reda. Aparat mulai evakuasi aktivis dan peserta acara menggunakan truk polisi.

Pukul 21.30 WIB

Sekitar 50 orang pria mendatangi kantor LBH dan ingin masuk ke acara, tapi dihalangi panitia. Mereka ditolak masuk. Karena ditolak, pesan pun menyebar soal kabar tersebut.

Pukul 00.20 WIB

Pukul 22.00 WIB

Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Suyudi, dan Dandim Jakarta Pusat Letkol Edwin Adrian, datang menenangkan massa dengan menjelaskan bahwa acara LBH Jakarta tidak terkait PKI.

Pukul 00.45 WIB

Kapolda dan Kapolres memberi tenggat waktu untuk massa membubarkan diri. Pimpinan massa bersedia bubar.

Massa di depan kantor YLBHI semakin banyak. Mereka meneriakkan kalimat “anti-PKI”. Massa menuding kantor YLBHI menjadi tempat acara PKI. Polisi berjaga-jaga di depan Kantor LBH.

Senin (18/9) Pukul 00.00 WIB

Pukul 23.00 WIB

Massa kepung kantor LBH Jalan Pangeran Diponegoro, depan kantor LBH, kemudian ditutup .

Massa bertambah terus hingga ribuan orang, datang dari berbagai penjuru dan berbagai organisasi, tetap berusaha untuk masuk. Aktivis YLBHI dan peserta acara terjebak di dalam gedung, termasuk aktris dan aktivis buruh migran Melanie Subono.

Berawal dari Seminar Sejarah 65, LBH Bantah Terkait PKI GRAFIS: GIMBAL/INDOPOS

DETEKSI bakal terjadinya keributan di depan kantor LBH Jakarta, sebenarnya sudah cukup lama. Ini seiring dengan beredarnya tulisan panjang semacam pro-

posal kegiatan Seminar Sejarah 65 dengan tema “Pe­ngungkapan Kebenaran Sejarah 1965/66” melalui pesan instan What­sapp. Di awal pesan ada himbauan, bahwa ‘Akan di­adakan Seminar Pembela PKI, pa-

da 16-17 September 2017. Bapak Bapak yang me­ngusai materi tentang kejahatan, pembe­ron­takan dan pengkhianatan PKI, sebaik­nya hadir dan bicara di seminar ini, karena se­minar ini diperkirakan ingin me-

mojokkan aktivis anti PKI dan membelokkan sejarah kesalahan PKI.” Di bagian lain, ada penjelasan soal ‘latar belakang kegiatan’. Baca Berawal...Hal 7

PKI dan Keterlibatan Dalam Gerakan 30 September 1965 -(1)

Ada Persaingan Marxis Tan Malaka dan PKI DN Aidit M Idris Jian Sidik/INDOPOS

TERCIDUK: Dua dari 37 provokator yang tertangkap.

37 5

Provokator Ditangkap Polisi Luka

Hingga Senin siang (18/9) kemarin, polisi sudah menangkap dan memeriksa 37 orang terkait kerusuhan di depan kantor YLBHI, di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Mereka yang ditangkap diduga menyulut kerusuhan atau provokator di depan kantor YLBHI itu Baca 37 Provokator...Hal 7

Jawa Pos News Network

Jelang peringatan insiden berdarah Gerakan 30 Seftember oleh PKI, yang lebih dikenal dengan sebutan G30S/PKI serta hari kesaktian Pancasila, INDOPOS menurunkan tulisan berkenaan dengan sejarah kelam tersebut. Berikut tulisan yang diturunkan secara bersambung mulai hari ini; Nasuha, Jakarta Sejak 1963 hingga 1965, Partai Komunis Indonesia (PKI) masif melakukan propaganda dan menganggap sebagai manipolis sejati. Ini disebabkan beberapa ideologi yang memberikan ruang untuk PKI. Sejarahwan yang juga Ilmuwan Anhar Gonggong mengingatkan kepada masyarakat untuk memahami situasi yang terjadi pada 1965 silam. Kala itu muncul perang

Ismail Pohan/INDOPOS

PAHLAWAN REVOLUSI : Diorama peristiwa G30S/PKI di Museum Jenderal Besar DR AH Nasution, yang merenggut nyawa putri Jenderal Nasution, Ade Irma Suryani Nasution.

dingin dua kekuatan ideologi yakni, kapitalis-liberalis yang dipimpin Amerika Se­ rikat (AS), Inggris, Perancis serta marxis

komunistis yang dipimpin Uni Soviet dan Rusia. ”Sebenarnya ada konteks situasi yang ter­

jadi saat itu. Kemudian masyarakat menye­ butnya dengan Gerakan 30 September (G 30 S) PKI,” ujar pria kelahiran Pinrang, Su­ la­wesi Selatan, 14 Agustus 1943 itu kepada INDOPOS, Senin(18/9). Menurut Anhar, saat itu negara Indonesia diperebutkan oleh dua kekuatan ideologi besar tersebut. Tentu saja, negara Indonesia saat itu cukup berpengaruh di Asia dan dunia internasional. Lebih jauh, sejarawan yang pernah me­ nge­nyam pendidikan di Universitas Gajah Mada (UGM), Jogjakarta pada 1963 tersebut mengungkapkan, berkuasanya penuh Soekarno pada 1960 langsung mencanangkan sistem presidentil dengan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) 45. Mo­men­ tum ini, dimanfaatkan PKI yang mendapatkan ruang untuk memberikan dukungan pe­nuh kepada Bung Karno. ”Soekarno mengambil kekuasaan penuh dengan Dekrit 59 (1959, Red), setelah sistem pemerintah parlemen berakhir sejak 1945 hingga 1959,” katanya Baca Ada...Hal 7

email: editor@indopos.co.id | www.indopos.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.