Ip 2507 01

Page 1

Rakyat

SELASA

SEJAHTERA

Eceran: Rp 4.500 Langganan: Rp 96.000

25 JULI 2017

HARUS

Yulianis Colek Sana-Sini Ungkit Misteri Duit Rp 1 Miliar untuk Eks Wakil Ketua KPK

Gerindra Hengkang, Pansus KPK Cuek

JAKARTA-Pansus Hak Angket Komisi Pem­ berantasan Korupsi (KPK) mulai menelisik dugaan pelanggaran dalam penanganan kasus korupsi di KPK. Salah satunya, perkara korupsi yang menjerat mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M. Nazaruddin. Panitia khusus memanggil Yulianis, mantan wakil direktur keuangan Permai Group. Naza­r ud­d in disebut pernah memberi uang Rp 1 miliar kepada mantan pimpinan komisi antirasuah. Yulianis datang ke gedung DPR sekitar 13.48 WIB. Dia menge­na­kan cadar hitam. Ia hanya diam saat ditanya para wartawan. Wakil Ketua Pansus Ta u f i q u l ­ hadi yang memimpin rapat dengar pendapat itu mengatakan, Yulianis diminta menjelaskan kasus yang ditangani KPK, karena mantan anak buah Nazaruddin itu pernah menjadi saksi untuk kasus korupsi yang menjerat eks bosnya. ”Tolong dijelaskan secara terang, jangan ada yang ditutup-tutupi,” terang politikus Partai Nasdem itu. Yulianis mengaku bekerja dengan KENAKAN Nazaruddin sejak 2008. Awalnya, dia seCADAR: Yulianis bagai staf keuangan, kemudian menjadi memenuhi panggilan wakil direktur keuangan Permai Group. Pansus Hak Angket Menurut dia, sejak menjabat sebagai bendahaKPK di Gedung ra Partai Demokrat, proyek yang ditangani bos- Nu­santara, Jakarta, nya semakin banyak Baca Yulianis...Hal 7 Senin (24/7).

Tolong dijelaskan secara terang, jangan ada yang ditutup-tutupi.” TAUFIQULHADI

Kasus Beras Oplosan Makin Rancu JAKARTA-Penggrebekan gudang PT Indo Be­ras Unggul (IBU) di Bekasi oleh Ke­po­ lisian beberapa waktu lalu mengundang ba­nyak tanya. Pemerintah terkesan tidak kon­sisten atas tuduhan yang diarahkan pada PT IBU. Misalnya, soal subsidi. Sebelum­ nya, PT IBU diduga mempermainkan harga be­ras sub­sidi. Alasannya, beras dari benih IR 64 yang dibeli PT IBU dari petani adalah beras sub­sidi. Dengan alasan, bahwa dalam pro­duk­sinya, para petani mendapatkan subsidi input seperti bantuan benih, pupuk, alat-alat pertanian. Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi, ada kerancuan pengertian be­ras subsidi. ”Setahu saya, pengertian beras subsidi itu Raskin (beras untuk keluarga miskin, Red) atau Rastra (beras untuk ke­ luar­ga sejahtera, Red) yang sepenuhnya di­ta­ngani Bulog, sesuai dengan Inpres No­ mor 5/2015, ” katanya. Sementara, meskipun benih IR 64 tumbuh dan diproduksi dengan bantuan subsidi in­ put, belum tentu hasil dari IR 64, baik beru­ pa beras maupun gabah, otomatis menjadi Baca Kasus...Hal 7 beras subsidi

0856 994 7444

Jawa Pos News Network

Pansus Hak Angket KPK DPR RI tidak akan terganggu dengan adanya perubahan formasi di dalamnya, meski Fraksi Partai Gerindra di DPR telah resmi menarik diri dari keanggotaan. Alasannya, selain dianggap telah melenceng juga sejak pansus itu terbentuk partai besutan Prabowo Subianto itu tak pernah diikutsertakan. Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI Desmon J. Mahesa mengatakan, penarikan diri itu sudah berkonsultasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Suratnya pun telah dikirimkan langsung ke pimpinan DPR RI. ”Ya hari ini (kemarin, Red) dikirim suratnya. Semua (keputusan, Red) sudah sepengetahuan pimpinan pasti,” ungkapnya kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (24/7) Baca Gerindra...Hal 7

4 3 1

Pada 20 April 2012, Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan Nazaruddin pidana 4 tahun 10 bulan dan denda Rp 200 juta dalam kasus korupsi Wisma Atlet.

2

Setelah Nazaruddin selesai menjalani 7 tahun penjara, akan melanjutkan dipenjara 6 tahun berikutnya. Diperkirakan, dia baru bebas pada 2025. Pada 15 Juni 2016, Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan Nazaruddin vonis 6 tahun penjara, denda sebesar Rp 1 miliar subsider 1 tahun kurungan dalam kasus gratifikasi dan pencucian uang.

5

Versi Yulianis, mulai 20062010, Nazaruddin menangani 162 proyek.

6

Namun, baru 18 persen dari proyek itu diusut penegak hukum. Sebanyak lima kasus ditangani KPK, sembilan kasus oleh kejaksaan, dan 15 kasus kepolisian.

Mahkamah Agung memperberat hukuman menjadi 7 tahun penjara dan denda menjadi Rp 300 juta.

FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS GRAFIS: GIMBAL/INDOPOS

Gemes, Presiden Jokowi Sentil Menteri JAKARTA- Rapat Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, kemarin (24/7), tampaknya membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) gregetan, bahkan terkesan menyentil bawahannya. Betapa tidak, mantan gubernur DKI Jakarta ini kembali memperingatkan para menteri Kabinet Kerja agar tidak sembarangan mengeluarkan aturan. ”Saya minta ke­pada para

menteri sekali lagi, untuk hati-hati dalam menerbitkan peraturan menteri (permen). Tolong betul-betul ini sebelum mengeluarkan sesuatu, dihitung, dikalkulasi,” tandasnya. Jokowi meminta para menterinya agar melakukan komunikasi dengan masyarakat

dan pemangku kepentingan sebelum mener­bitkan aturan. Apalagi, regulasi yang di­buat menghambat dunia usaha. ”Jangan sampai menerbitkan peraturan menteri, yang nanti bisa menghambat dunia usaha, dan hanya menambah kewenangan dari kementerian itu sendiri,” tegasnya. Jokowi menekankan bahwa pemerintahannya ingin memberikan kemudahan bagi pelaku usaha untuk ekspansi dan me­ ngembangkan usahanya. ”Jangan sampai

permen-permen justru memberikan ketakukan kepada mereka (investor, Red) untuk berinvestasi, karena ini menyangkut pertumbuhan ekonomi, menyangkut lapangan pekerjaan yang itu semua harus dimengerti tujuannya ke mana,” kata mantan Wali Kota Solo itu. Beberapa contoh yang disebut suami Iriana ini adalah di sektor kehutanan dan energi yang direspons tidak baik oleh dunia usaha Baca Gemes...Hal 7

Kiyoshi Natanael Y., Bocah Penyabet Tiga Penghargaan Bergengsi

Setahun Dua Rekor Dipecahkan Siapa sangka di usianya yang baru lima tahun, Kiyoshi sudah mengantongi tiga penghargaan bergengsi. Satu dari MURI dan dua dari Leprid sebagai pembaca peta buta termuda sebagai penghafal 118 unsur kimia, juga sebagai yang termuda. NOFIYATUL CHALLIMAH, Samarinda KURANG dari setahun, anak kedua dari tiga bersaudara ini berhasil meraih dua penghargaan bergengsi yakni, dari MURI (Museum Rekor Indonesia) dan Leprid (Lembaga Prestasi Indonesia dan Dunia). Namanya Kiyoshi Natanael Yohan­ syah. Sekilas, bocah lima tahun ini tak berbeda dengan kawan sejawatnya. Suka bermain dan sering menebar senyuman, bisa dibilang ciri khas Kiyoshi. Namun, siapa sangka di usia yang sangat belia, Kiyoshi sudah memiliki tiga penghargaan bergengsi. Satu dari MURI dan satu dari Leprid sebagai Pembaca Peta Buta Termuda. Kemu­ dian, satu lagi dari Leprid sebagai Peng­ hafal 118 Unsur Kimia Termuda Baca Setahun...Hal 7

DOK PRIBADI FOR KALTIM POST/JPG

JENIUS: Kiyoshi Natanael Yohansyah, 5, dan penghargaannya.

email: editor@indopos.co.id | www.indopos.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.