2 minute read
7. Tahap-tahap dalam melakukan suatu riset
ditetapkan sehingga jangkauan riset jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan riset. 7. Riset membutuhkan data dan interpretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya riset:
Pentingnya data bergantung pada bagaimana peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang Research 3 tersedia. 8. Riset bersifat siklus
Advertisement
7. Tahap-tahapdalammelakukansuaturiset
Menurut Paul Leedy dalam bukunya berjudul “Practical Research” , siklus dalam melakukan suatu riset terdapat 7 tahapan, yaitu: 1. Peneliti atau orang yang melakukan riset memulai dengan sebuah masalah yang belum terjawab. Ketika melihat sekitar, dapat memicu munculnya suatu pertanyaan-pertanyaan dan spekulasi yang memunculkan rasa keingintahuan sehingga suatu penelitian/riset dapat terjadi. Beberapa pertanyaan yang dapat memicu suatu penelitian seperti: 1) Mengapa fenomena tersebut bisa terjadi? 2) Apa makna dari hal itu? 2. Peneliti menyatakan tujuan penelitian dengan jelas dan spesifik. Suatu pernyataan yang jelas dan tidak ambigu diperlukan dalam suatu penelitian untuk menentukan tujuan akhir dari penelitian/riset tersebut yang dituangkan dalam kalimat yang jelas dan spesifik. Tujuan ini dapat mengarahkan peneliti agar tetap pada jalan yang sesuai. 3. Peneliti dapat membagi masalah utama menjadi masalah-masalah yang lebih kecil sehingga lebih mudah dianalisis. Dengan dapat memecah masalah penelitian utama
menjadi beberapa sub masalah, masalah utama dapat lebih mungkin terpecahkan. 4. Peneliti mengidentifikasi hipotesis dan asumsiyangmendasari suatu penelitian. Setelah mengerti masalah dan sub masalah yang dibahas, peneliti cenderung membentuk hipotesis terkait masalah yang dibahas. Hipotesis yakni anggapan yang logis, tebakan yang masuk akal yang dapat dijadikan fenomena tentatif untuk fenomena yang sedang diselidiki. Hipotesis ini dapat mengarahkan ke strategi untuk memperoleh info yang dapat membantu menyelesaikan masalah. 5. Peneliti mengembangkan rencana spesifik untuk menangani masalah dan sub masalahnya. Melakukan rencana penelitian secara keseluruhan dan metode penelitian dengan terarah sehingga dapat memperoleh data yang relevan dengan masalah dan submasalah yang sedang diteliti. 6. Peneliti mengumpulkan, mengoordinasikan, dan menganalisis data yang berkaitan dengan masalah dan sub masalahnya.
Langkah selanjutnya yakni mengumpulkan data apapun yang relevan dengan masalah dan submasalah yang diangkat.
Dalam penelitian kuantitatif dapat mencoba mengukur beberapa variabel dengan numerik, sedangkan untuk penelitian kualitatif melibatkan kepada karakteristik yang biasanya melibatkan situasi dan kondisi manusia (perilaku, nilai-nilai kelompok atau budaya) atau bahkan kondisi pada hewan. 7. Peneliti dapat menjelaskan makna pada data dan menghubungkannya dengan masalah dan sub masalahnya.
Data-data yang sudah dikumpulkan dan dianalisis kemudian penting untuk menginterpretasikan arti atau makna dari data tersebut karena dalam penelitian, data tanpa diinterpretasikan tidak ada artinya.
Hal penting yang harus diingat dari langkah-langkah di atas yakni prosesnya berulang-ulang, artinya bisa saja bergerak bolak-balik antara langkah yang satu dengan langkah yang lain saat mengkaji data-data atau suatu informasi. Misalkan saat peneliti sedang mengembangkan suatu rencana terkait penelitiannya (langkah 5) ia baru menyadari bahwa solusi yang didapat perlu mengatasi dulu submasalah yang sebelumnya tidak teridentifikasi (langkah 3). Dengan demikian, langkah-langkah saat mengkaji bisa saja bergerak bolak-balik.
Gambar 1.1 Tahapan melakukan riset (Sumber: Practical Research: Planning and Design Research, 2005)