Gema
60 Dhammavaddhana Jun-Okt 2017
Not for sale
Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana
Sidang Musyawarah KMBD XXVIII Gema Knowledge
Vegetarian Menurut Agama Buddha
Gema Special Edisi #60
SalamREDAKSI
Volume 60 | 2017
03
Toko Sigma w w w . t o k o s i g m a . c o m
MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA
Kathina Puja 2561 BE 2017
Toko Sigma
Menjual berbagai macam barang seperti: s Kabel-kabel (HDMI, HDTV, LAN, adapter, OTG, USB, display port, audio) s Adaptor, charger, power bank, baterai rechargeable s CCTV, CD-R / DVD-RW, VR Box, web cam s Kalkulator, aksesoris kamera, card reader, modem, router, splitter (DVI, HDMI, VGA) s Headset, earphone, microphone, MP3-MP4 player, portable speaker s Keyboard (Bluetooth, gaming, PS2, USB, Wireless) s Mouse (Bluetooth, gaming, PS2, USB, Wireless, mouse pad) s Printing Accesories (pita printer, tinta printer, photo paper, CISS infuse system) s Anti-Virus
SELAMAT HARI RAYA
Kathina Puja 2561 BE 2017 Dari:
Felicia
DaftarISI
Volume 60 | 2017
07
GemaSPECIAL
‘‘sanaan Kebijak
Sang Buddha bersabda : “Rago doso mado moho yattha panna na gadhati : Dimana terdapat nafsu, kebencian, kemabukan dan kedunguan disitu tidak terdapat kebijaksanaan”. Di dalam tindakan sehari-hari yang tanpa disadari, kita telah banyak melakukan kesalahan-kesalahan walau pun ada kalanya bertujuan baik. Sering dijumpai, seorang manager yang emosional, mengomeli bawahannya dihadapan orang ramai, tanpa mau tahu, apakah bawahan nya tersebut sakit hati atau tidak. Di rumah, ada kalanya orang tua menghardik anak-anaknya yang telah dewasa, dengan sejumlah kata-kata yang kurang tepat, walaupun dengan maksud dan tujuan yang baik. Demikian pula hal nya di sekolah, sang guru yang emosional, sering dijumpai tanpa memikir yang panjang, membentak-bentak dan bahkan menyudutkan siswanya yang kurang mampu, dengan sejumlah kalimat yang menyakitkan hati. Dan masih banyak lagi, contoh-contoh demikian, yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Maksud dan tujuan
08
Gema Dhammavaddhana
memang baik, tetapi caranya yang kurang tepat, sehingga memberikan hasil, yang tidak sesuai dengan apa yang telah di harapkan. Hal-hal tentang kebijaksanaan di atas sama hal nya seperti cerita seekor pangeran monyet yang dilarikan oleh ibunya dari hadapan ayahnya sendiri ke tempat yang jauh dari jangkauan ayahnya itu. Cerita ini berawal dari seekor raja monyet kejam yang berkuasa di Himalaya. Seluruh monyet dalam kelompoknya adalah istri dan anak-anaknya. Raja monyet ini sangat tahu bahwa suatu hari nanti anak laki-lakinya akan tumbuh dewasa dan mengambil alih kekuasaannya sebagai raja. Jadi dia mengambil kebijakan untuk menggigit setiap anak laki lakinya sewaktu mereka lahir, hal tersebut bertujuan untuk membuat mereka lemah agar tidak dapat melawan ayah nya. Salah satu istri dari raja monyet sedang mengandung, bila saja ternyata yang lahir adalah anak laki-laki, ia ingin melindungi anak itu dari keputusan suaminya. Jadi ia melarikan diri menuju hutan di salah satu kaki gunung dan melahirkan bayinya disana. Tidak lama kemudian bayi itu tumbuh menjadi besar dan kuat. Pada suatu hari ia bertanya kepada ibunya, “Dimanakah ayah saya?” Ibu nya mengatakan, “Ia adalah seorang raja monyet di satu kelompok yang hidup di kaki gunung yang letaknya jauh dari sini. Hal ini membuatmu menjadi seorang pangeran”. Lalu pangeran monyet ini meminta kepada ibunya untuk bermurah hati dan mengajaknya untuk menemui ayahnya. Pada awalnya ibunya menolak untuk melakukannya, tetapi setelah pangeran monyet meyakinkan ibunya bahwa ia bisa menjaga dirinya sendiri dari ayahnya itu, ibunya pun menyetujui dan membawanya kepada ayahnya. Pangeran monyet tumbuh menjadi seekor monyet yang sangat kuat. Saat ayahnya bertemu dengannya, ia meragukan bahwa bila anaknya tumbuh menjadi lebih kuat lagi, maka ia akan mengambil alih semua kekuasaan yang di milikinya. Karena itu raja monyet memutuskan untuk membunuhnya selagi ia masih mampu. Saat raja monyet memeluknya, ia berpura-pura bahwa hal itu adalah tanda cinta kepada pangeran monyet, tetapi sebenarnya ia akan menekannya sampai ia mati. Tetapi kekuatan pangeran memang laksana gajah, ia membalas menekan ayahnya dengan erat dan semakin erat hingga ia dapat merasakan tulang raja tua itu mulai retak. Setelah kejadian buruk ini, raja monyet menjadi lebih khawatir lagi bahwa suatu hari anaknya akan membunuhnya. Lalu ia berpikir bahwa di dekat sana ada sebuah kolam yang dihuni oleh siluman air, akan lebih mudah bila siluman air itu yang memangsa anaknya maka semua masalahnya akan selesai.
GemaSPECIAL
Raja monyet pun merencanakan hal yang licik, ia berpura-pura untuk memberikan kedudukannya kepada pangeran monyet tetapi ia menyuruhnya untuk mengambil bunga-bunga untuk perayaan penobatan nya. Jadi pangeran monyet diperintahkan untuk pergi ke kolam dan membawakan dua buah bunga lili air yang berwarna putih, tiga macam lili air berwarna biru, dan lima jenis bunga teratai. Tanpa pikir panjang pangeran monyet langsung pergi ke kolam itu dan melihat bermacam macam lili air dan teratai yang tumbuh begitu banyak. Tetapi sebelum melompat dan mengambil bunga-bunga itu, ia terlebih dahulu menyelidiki kolam tersebut. Ia berjalan perlahan di sepanjang tepi kolam, lalu menemu kan adanya jejak kaki menuju ke dalam kolam tetapi anehnya tidak ada sesuatu yang keluar dari kolam tersebut. Setelah mempertimbangkannya, ia menyadari bahwa itu adalah pertanda bahwa kolam tersebut di kuasai oleh siluman air. Ia juga menyadari bahwa ayah nya pasti mengirimnya ke kolam ini agar terbunuh. Ia menyelidiki tempat itu lebih lanjut sampai ada bagian yang menyempit di kolam tersebut. Di situ dengan kemampuannya, ia yakin dapat melompati kolam tersebut dari satu sisi ke sisi yang lain. Di tengah lompatannya menyeberangi kolam tersebut, ia dapat menggapai bunga-bunga yang tumbuh di tengah kolam dan memetiknya, tanpa harus terjun ke dalam air. Lalu ia melompat balik untuk memetik bunga lebih banyak lagi. Ia terus melompat bolak-balik untuk mengumpulkan bunga-bunga itu. Tiba-tiba siluman air memunculkan kepalanya ke atas permukaan air, dan ia berseru, “Selama aku tinggal disini, aku tidak pernah melihat seorang pun baik manusia atau pun binatang sebijaksana monyet ini. Ia telah berhasil memetik semua bunga yang diinginkannya tanpa pernah menyentuh lingkungan kekuasaanku dalam kerajaan airku�. Lalu siluman yang
menakutkan itu membuat jalur baginya untuk melewati air dan naik ke tepi kolam. Ia berkata, “Tuanku, Pangeran monyet, ada tiga sifat yang membuat seseorang tak terkalahkan oleh musuh-musuhnya, sepertinya semua sifat itu ada pada dirimu yaitu kemampuan, keberanian, dan kebijaksanaan. Kau pasti tak terkalahkan. Katakan lah padaku mengapa kau mengumpulkan semua bunga-bunga ini?�. Pangeran monyet pun menjelaskan semuanya secara detail, setelah mendengarkan penjelasan dari pangeran monyet, siluman air pun mengambil semua bunga itu dan mengikuti pangeran monyet. Dari kejauhan raja monyet melihat siluman air membawa bunga-bunga dan mengikuti pangeran, ia berpikir mengapa siluman air itu menjadi pembantu pangeran monyet untuk membawakan semua bunga itu. Ia pun merasa kalah dan khawatir seluruh perbuatan jahatnya akan terbongkar. Raja monyet pun menjadi panik, sehingga kepanikan itu menyebabkan hatinya pecah menjadi tujuh bagian dan akhirnya ia mati seketika. Kemudian kelompok monyet memutuskan untuk mengangkat pangeran monyet menjadi raja baru mereka. Banyak hal dapat kita petik melalui cerita pangeran monyet yang bijaksana ini, bahwa kita harus bijaksana dan sadar dalam melakukan setiap hal yang berdampak dan berhubungan dengan orang lain juga. Kebijaksanaan merupakan hal yang sulit di cari pada setiap orang, tidak semua orang yang memiliki kekuasaan dapat bijaksana dalam menjalani tugasnya. Begitu juga didalam kehidupan sehari-hari, tidak semua dapat kita lakukan secara seenak nya, semua butuh kebijaksanaan dalam pelaksanaannya agar berdampak positif dan baik bagi semua yang ada pada masing masing lingkungan tersebut.
Volume 60 | 2017
09
GemaDHAMMAVADDHANA
Waisak 2561 B.E WAISAK DAY By : Shilviany Chailiwinata
10 10
Gema Dhammavaddhana
Waisak merupakan momen yang dirayakan umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam agama Buddha. Kegiatan waisak yang dirayakan oleh Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana (KMBD) pada tahun ini, telah berlangsung dengan 3 rangkaian event pada tanggal 14 Mei - 4 Juni yang terdiri dari 3 acara. Kegiatan ini diketuai oleh Benny Trico Liumanto dan tema untuk waisak kali ini adalah “Happiness for All Beings� yang bermakna agar semoga di hari besar agama Buddha yaitu Waisak, makhluk-makhluk yang ada di alam semesta ini juga turut berbahagia. Kegiatan acara yang pertama dimulai dengan lomba membaca paritta dan dhammapada yang di laksanakan pada 14 Mei 2017 di Kampus Syahdan, Binus Kemanggisan. Tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap Buddha Dhamma dan melestarikan agama Buddha.
GemaDHAMMAVADDHANA
HUT KMBD 2017 Kegiatan acara selanjutnya berlangsung pada tanggal 21 Mei 2017, dimana KMBD merayakan hari Tri Suci Waisak 2561 B.E di Auditorium Kampus Anggrek. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, pembukaan dari ketua event dan dilanjutkan dengan pembacaan paritta. Acara di hadiri oleh bhante yang berasal dari 3 aliran yaitu Theravada, Mahayana , dan Tantrayana. Kemudian dilanjutkan dengan Dhammadesana dari Y.M. Bhikkhu Dhammasubho Mahathera, lalu pelaksanaan Yi fo atau pemandian Rupang Buddha dan di akhiri dengan pelimpahan jasa. Serta tidak lupa dengan penampilan Theater KMBD sebagai akhir dari acara. Kegiatan acara ketiga adalah HUT KMBD ke-28 yang berlangsung pada tanggal 4 Juni 2017 di XO Hall. Acara diramaikan oleh mahasiswa/i buddhis Kemanggisan dan Alam Sutera. Acara berlangsung dengan penampilan -penampilan dari KMBD Kemanggisan dan KMBD Alam
Sutera dimulai dari dance, menyanyi, dan potong kue. Tidak lupa dengan video-video kegiatan KMBD di periode 28 ini dan juga penampilan flashmob dari alumni untuk meramaikan acara. Acara HUT ini diakhiri dengan Theater dan foto bersama.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta - Semoga semua makhluk berbahagia -
Volume 60 | 2017
11
GemaDHAMMAVADDHANA
12
Gema Dhammavaddhana
GemaDHAMMAVADDHANA
Membangun Pendidikan Kualitas bagi Anak Indonesia
Sistem pendidikan yang berkualitas merupakan suatu hak asasi yang berhak dimiliki oleh semua warga negara Indonesia, siapapun itu dan dimanapun mereka berada. Namun, masih banyak warga diluar sana yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, khususnya di bidang pendidikan. Sekolah Madrasah Ibdtidaah Al-Faruq merupakan satu satunya sekolah tingkat dasar yang berdiri di Kabupaten Lebak, Banten. Mirisnya, gedung sekolah yang telah berdiri selama 11 tahun ini, masih jauh dari kata layak karena kondisinya begitu mirip dengan gubuk atau bahkan seperti kandang hewan ternak. Ruan-
Gedung sekolah Madrasah Ibdtidaah Al-Faruq
gan belajar hanya dibangun dari bambu dan kayu serta berlantaikan tanah. Karena keterbatasan ruang kelas, 1 ruangan selalu diisi 2-3 tingkatan kelas ketika belajar. Tak ada fasilitas istimewa
di sekolah ini, bahkan ruang guru, perpustakaan dan toilet pun tidak ada. Belum lagi jika hujan besar menghampiri, proses pembelajaran terpaksa harus dihentikan karena air hujan akan
Volume 60 | 2017
13
GemaDHAMMAVADDHANA
masuk melewati celah-celah dinding. Sekolah darurat ini dibangun sejak 2006 dari hasil gotong royong/swadaya masyarakatkarena anak-anak mereka tidak sanggup berjalan hingga 3 km dengan waktu tempuh 1 jam untuk mencapai sekolah negeri terdekat yang layak. Warga kampung Cikadu berharap mendapat bantuan pembangunan gedung sekolah MI Al-Faruq menjadi lebih layak, sehingga 60 anak mereka dapat menimba ilmu dengan kondisi yang aman dan nyaman. Melihat kegigihan dan semangat belajar siswa/i MI Al-Faruq meskipun dengan kondisi yang memprihatinkan, KMBD BINUS UNIVERSITY dan YAYASAN MENEMANI bekerjasama dalam memberikan bantuan untuk pembangunan gedung sekolah baru yang layak bagi mereka.
Situasi di dalam ruangan kelas
Sehubungan dengan hal – hal tersebut, maka KMBD yang berada dibawah naungan BINUS University memutuskan untuk mengadakan acara SOCIAL DAYS 2017. SOS DAY (Social Days) merupakan kegiatan sosial di KMBD (Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana) yang sudah lama
Peresmian dan acara edukasi
Pada tanggal 25 Mei 2017, kegiatan ini diikuti oleh 85 orang, diantaranya 21 panitia, 2 volunteer, 55 peserta (siswa/i)dan7 guru. Kegiatan ini juga dihadiri oleh 3 orang dari DAAI TV, 15 orang dari Yayasan MENEMANI dan orang tua dari siswa/i. Pada tanggal 11 Juni 2017, kegiatan inidiikuti oleh 46 orang, diantaranya 12 panitiadan 34 peserta.
14
Gema Dhammavaddhana
dilaksanakan dan merupakan kegiatan pertama yang diliput di majalah KMBD ke-60. pembangunan dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2017, 25 Mei 2017 dan 11 Juni 2017.Pada tanggal 6 Mei 2017, kegiatan ini diikuti oleh 68 orang, diantaranya 19 panitia, 2 volunteer, 44peserta (siswa/i)dan 3 guru.
GemaDHAMMAVADDHANA
Social Days 2017 Volume 60 | 2017
15
GemaSHARING
Bhante Khantidharo Mahatera Oleh: Merdiana Marshell
Apa yang membuat Bhante ingin menjadi seorang Bhante seperti sekarang? Pada tahun 1977, saya ditugaskan sebagai kepala sekolah di SD, SMP dan SMA Sekolah Indonesia Duta Taruna (SIDT) di Myanmar. SIDT adalah sebuah sekolah Indonesia dimana seluruh muridnya berkewarganegaraan Indonesia yang dikelola oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia). Selama bertugas di Myanmar, saya memanfaatkan waktu luang dengan mengunjungi para Bhante di vihara-vihara besar dan juga pergi ke tempat-tempat meditasi Buddhis yang terkenal disana. Salah satunya adalah Mahasi Sayadaw Meditation Center. Pengalaman mengunjungi vihara selain berwisata religius ke sejumlah tempat bersejarah, membuat saya tertarik untuk menjalani hidup sebagai seorang samana meski untuk sementara waktu.
Di penghujung tahun 1981, ketika sekolah libur saya memutuskan untuk menjadi Bhante sementara di Chanmiyay Yeiktha Meditation Center. Saat pertama kali menggunakan jubah Bhante, saya menyentuh jubahnya dengan perasaan gembira yang tidak terduga seolah sesuatu yang telah lama dicita-citakan terkabul pada akhirnya. Pastinya selama menjalani hidup kesamanaan selama tiga minggu itu, saya melaksanakan meditasi Vipassana di bawah bimbingan Chanmiyay Sayadaw. Sepulangnya dari Myanmar, saya mengabdikan diri pada perkembangan Agama Buddha Dhamma di Indonesia dengan tidak mengabaikan tugas-tugas pokok di bidang pendidikan. Saya bekerja di Inspekturat Jendral Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1982 – 1987. Saat memasuki MPP (Masa Persiapan Pensiun) di tahun 1986, tercetus lagi dalam benak saya untuk melanjutkan hidup kesamanaan alias menjadi Bhante. Kali ini tidak dimaksudkan untuk menjadi Bhante sementara, tetapi selama sisa hidup saya selagi tenaga masih bisa digunakan untuk mengabdi pada masyarakat yang lebih luas.
Kapan, dimana, dan oleh siapa Bhante ditahbiskan? Saya ditahbiskan tanggal 16 Desember 1987 di Vihara Dhammacakka Jaya, Jakarta oleh Bhante Sukimo Mahatera. Saya ditahbiskan dengan nama Khantidharo. Khantidharo artinya yang selalu menjaga kesabaran. Awalnya saya ditempatkan di Vihara Dhammacakka Jaya sebelum dipindah tugaskan ke Vihara Dhammadipa Arama, Batu, Jawa Timur di akhir tahun 1992 dengan status sebagai kepala vihara sampai hari ini.
Ada pesan yang ingin disampaikan pada umat Buddhis? Tidak ada kata percayalah, jangan buru-buru percaya, pikir dahulu, renungkan dahulu, bermanfaat atau merugikan bagi diri kita.
16
Gema Dhammavaddhana
GemaSHARING
Nama: Bhante Khantidharo Mahatera Nama lama: Djamal Bakir Tempat tanggal lahir: Magelang, 17 Juli 1931 Pekerjaan sebelum menjadi Bhikkhu: Guru, Kepala sekolah, pekerja swasta, pandita
Volume 60 | 2017
17
Biro Konsultasi Indonesia Apakah Anda Mempunya Masalah? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Masalah dokumen pribadi & dokumen perjalanan Masalah pekerjaan, usaha, perdagangan umum, ekspor impor & pajak Masalah hak cipta, merek dagang, paten, desain industri Masalah tanah, bangunan, sertifikat hak atas tanah, IMB/IPB/KMB & SIPPT Masalah Akta Notaris & PPAT Masalah hukum pidana, hukum perdata & hukum lainnya Masalah perbankan, asuransi dan kartu kredit Masalah pajak, konsultasi pajak dan pengacara pajak (Tax Lawyear) Masalah keluarga (jodoh), perkawinan, perceraian, perwalian, pengangkatan anak / adopsi, surat keterangan waris & pembagian harta gono gini 10. Masalah pendidikan: o Mau sekolah dimana? o Jurusan apa yang baik untuk anak saya? 11. Masalah-masalah lainnya yang perlu waktu dan pikiran untuk mencari solusinya
Alamat: Jl. Kali Besar Timur No.3 Jakarta Barat Kp.11110 – Indonesia Waktu konsultasi Pukul
: Hari : Senin – Jumat : 14.00 – 16.00
Motto:
“Lites Finiri Oportet” setiap masalah harus ada akhirnya
Sejak berdiri tanggal 01 Agustus 1969, perusahaan kami telah mempunyai banyak pengalaman untuk menyelesaikan masalah seperti tersebut diatas. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman praktek kami yang telah bertahun-tahun, mudah-mudahan kami dapat menyelesaikan masalah Anda dengan baik dan cepat. Dalam menyelesaikan masalah-masalah Anda, Pimpinan Biro Konsultasi Indonesia dibantu oleh tenaga-tenaga profesional.
Biaya Konsultasi: Sukarela Biro Konsultasi Indonesia Pimpinan Drs. Eddy Sadeli, S.H s Lahir di Jakarta pada tanggal 01 Januari 1940 s Alumnus FH-IPK UI (1964) dan Alumnus FH UI (1985) s Advokar dan pengacara senior – anggota PERADI s Anggota Komisi 3 DPR RI Fraksi Partai Demokrat Periode 2009-2014 Catatan: Sebelum datang konsultasi harap SMS dahulu Nomor 0812 8888 5509
Ajahn Brahmavamso Mahathera (dikenal sebagai Ajahn Brahm), lahir dengan nama Peter Betts di London, Britania Raya tanggal 7 Agustus 1951, adalah seorang Bhiksu beraliran Theravada. Saat ini Brahm menjadi Abbas di Biara Bodhinyana, di Serpentine, Australia Barat, Direktur Spiritual di Buddhist Society of Western Australia, Penasihat Spiritual di Buddhist Society of Victoria, Penasihat Spiritual di Buddhist Society of South Australia, Pelindung Spiritual di Buddhist Fellowship di Singapura, Pelindung di pusat Brahm di Singapura, dan Pelindung Spiritual di Pusat Bodhikusuma di Sydney. Peter Betts berasal dari latar belakang kelas pekerja dan mengenyam pendidikan di sekolah atas Latymer. Ia mendapat beasiswa untuk belajar fisika teori di Universitas Cambridge pada akhir tahun 1960. Setelah lulus dari Cambridge ia mengajar di sekolah tinggi selama satu tahun sebelum melakukan perjalanan ke Thailand untuk menjadi seorang bhiksu dan berguru pada Ajahn Chah. Brahm ditahbiskan di Bangkok pada usia dua puluh tiga oleh Abbas dari Wat Saket. Kemudian menghabiskan sembilan tahun belajar dan pelatihan dalam tradisi meditasi hutan di bawah Ajahn Chah. Brahm diundang ke Perth, Australia oleh Perhimpunan Buddha Australia Barat untuk membantu Ajahn Jagaro dalam mengajar. Pada awalnya mereka berdua tinggal di sebuah rumah tua di pinggiran Perth Utara, namun pada akhir 1983, mereka membeli lahan pedesaan di daerah perbukitan Serpentine seluas 393.000 m². Tanah tersebut dijadikan biara Bodhinyana (nama diambil dari guru mereka, Ajahn Chah Bodhinyana). Pada awalnya, biara Bodhinyana tidak memiliki bangunan yang berdiri di atas tanah, dan karena hanya ada sedikit pemeluk Buddha di Perth pada masa itu serta sumbangan yang sedikit,
20
Gema Dhammavaddhana
Ajahn Brahm
GemaFEATURE
GemaFEATURE
para Bhiksu tersebut membangun sendiri biara mereka untuk menghemat uang. Brahm belajar pekerjaan pertukangan dan membangun banyak bangunan yang bertahan sampai sekarang. Pada tahun 1994, Jagaro mengambil cuti panjang dari Australia Barat dan melepaskan jubah setahun kemudian. Mendapat tanggung jawab tersebut, Brahm mengambil peran dan segera mendapat undangan untuk menyampaikan ajaranajarannya di bagian lain dari Australia dan Asia Tenggara. Ia telah menjadi pembicara di Pertemuan International Agama Buddha di Phnom Penh tahun 2002 dan pada tiga Konferensi Global Buddhisme. Dia juga mendedikasi waktu dan perhatian untuk orang yang sakit dan sekarat,orang-orang di penjara atau sakit kanker, orang yang ingin belajar meditasi, dan juga para biarawannya di Bodhinyana. Brahm juga telah berpengaruh dalam membangun Biara Dhammasara di Gidgegannup di perbukitan utaratimur Perth menjadi sebuah biara yang sepenuhnya independen, yang dikelola bersama oleh Venerable Nirodha dan Venerable Hasapanna. Pada 22 Oktober 2009, Brahm bersama dengan Bhante Sujato memfasilitasi upacara pentahbisan untuk Bhiksuni, dimana empat wanita Venerable Ajahn Vayama, Venerable Nirodha, Seri dan Hasapanna ditahbiskan menjadi Bhiksuni. Upacara pentahbisan tersebut dilakukan di biara Bodhinyana di Serpentine. Belum ada konsensus secara tradisi yang mengatakan pentahbisan Bhiksuni merupakan sesuatu hal yang sah, hal yang sama dilakukan komunitas Theravada lebih
dari 1.000 tahun yang lalu, kendati hal itu masih dalam pembicaraan. Brahm mengatakan bahwa tidak ada sejarah yang menolak pentahbisan Bhiksuni. Atas pentahbisan ini, pada 1 November 2009, pada pertemuan anggota senior biarawan Monastic Thailand, yang diadakan di Wat Pah Pong, Ubon Ratchathani, Thailand, Brahm dikeluarkan dari garis keturunan Ajahn Chah Forest Sangha dan tidak lagi berhubungan dengan biara utama di Thailand, Wat Pah Pong atau dengan salah satu biara cabang Barat Forest Sangha lainnya dari tradisi Ajahn Chah. Meskipun masih seorang biarawan junior, Brahm diminta untuk melakukan kompilasi panduan berbahasa Inggris Kitab Undang-undang Biarawan Buddha - vinaya - yang kemudian menjadi dasar bagi disiplin biarawan di banyak biara Theravada di negara-negara Barat. Pada bulan Oktober 2004, Brahm dianugerahi Medali John Curtin atas visi, kepemimpinan dan pelayanannya kepada masyarakat Australia oleh Curtin University. Dia saat ini bekerja dengan para biarawan dan biarawati dari semua tradisi Agama Buddha di Sangha Association Australia.
Volume 60 | 2017
21
GemaINFORMATIVE
Dengan perkembangan zaman yang sangat pesat ini membuat kita tidak lepas dari yang namanya gadget. Dengan adanya gadget kita dapat dengan mudah mengakses sesuatu. Informasi menyesatkan banyak beredar melalui aneka jalur digital termasuk situs online dan pesan chatting. Kalau tidak berhati-hati, kita bisa termakan tipuan hoax atau bahkan ikut menyebarkan informasi palsu. Lantas bagaimana caranya agar tak terhasut? Berikut adalah cara-cara untuk membedakan berita hoax
dengan fakta.
NO MO
1 2 Hati-hati dengan judul provokatif
22
Cermati alamat situs
Berita hoax kerap kali membubuhi judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs yang dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya dapat dibilang meragukan.
Karena itu, apabila menjumpai berita dengan judul provokatif, sebaiknya cari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan begini, setidaknya pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
Menurut catatan Dewan Pers, terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya, terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang harus diwaspadai.
Gema Dhammavaddhana
GemaINFORMATIVE
ORE HOAX ! Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2017/01/09/12430037/begini.cara.mengidentifikasi.berita.hoax.di.internet
3 4 Periksa Fakta
Dari mana berita berasal? Siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan lekas percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh. Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta atau opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan bersifat subyektif.
Cek Keaslian Foto
Di era teknologi digital, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan dragand-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
Volume 60 | 2017
23
GemaDHAMMAVADDHANA
Festi Budd Nusa
Many Cultur
24
Gema Dhammavaddhana
ivaL dhis antarA
res One Indonesia
GemaDHAMMAVADDHANA
K
ali ini KMBD Alam Sutera merayakan Festival Buddhis Nusantara yang bertempatdi Mall@Alam Sutera. Acara berlangsung selama 2 hari pada tanggal 1-2 Juli 2017 yang diketuai oleh Yanditya Ekaputra Dwipada dengan tujuan untuk menunjukk an bahwa Buddhis Indonesia adalah Buddhis yang toleran dan berbudi luhur. Acara dihadiri oleh banyak orang, mulai dari para pengunjung mall dan juga beberapa anggota organisasi buddhis serta sekolah-sekolah yang diundang. Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan kata sambutan dari MC,dilanjutkan dengan kata sambutan dari ketua event, pengenalan para juri dan pembacaan peraturan lomba. Kegiatan dilanjutkan dengan lomba pertama, yaitu lomba menyanyi untuk kategori anak. Lomba diikuti dengan sorakan para penonton dan juga nyanyian dari para peserta anak-anak. Selesainya lomba pertama, kegiatan diisi dengan performance menyanyi dari Odelia Sabrina. Lomba kedua adalah lomba menyanyi untuk kategori remaja dan dilanjutkan dengan performance menyanyi dari Jennifer Xu, kemudian diakhiri dengan pengumuman pemenang dari lomba menyanyi anak dan remaja, foto bersama pemenang dan closing acara yang dilakukan oleh MC. Hari kedua diadakannya lomba mewarnai dan menggambar untuk anak-anak. Kegiatan juga diramaikan dengan berbagai performance, yaituperformance band dari SMB Siddharta, performance menyanyi oleh Shanti, performance Bidang 2 KMBD, dan banyak lagi. Acara berlangsung dengan meriah dan dinikmati oleh para penonton. Acara diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba dan penutupan acara oleh para MC. Lalusebagai closing, di endingkan dengan pentas seni Barongsai dan Liong.
Volume 60 | 2017
25
GemaDHAMMAVADDHANA
Pemenang Lomba Menyanyi Kategori Anak
Pemenang Lomba Menyanyi Kategori Remaja
Foto Bersama Semua Panitia
Festival Buddhis Nusantara
26
Gema Dhammavaddhana
GemaSPECIAL60
GemaSPECIAL60
Cerita Para Pemred Evelyn Chandra Pemimpin Redaksi periode 20
Desy Chairuman Pemimpin Redaksi periode 12 “Dalam membuat konten untuk GD selalu memiliki tantangan. Tantangannya adalah Menyampaikan Dhamma yang dapat diterima oleh seluruh keluarga KMBD, Soalnya kadang isi GD kita menargetkan ringan tapi ada makna dibalik itu. Tapi dari alumni KMBD merasa Dhamma yang disampaikan terlalu ringan. Padahal dengan Dhamma yang ringan maksud dan tujuannya adalah agar lebih mudah diterima dan diterapkan tapi walau demikian ada kebanggaan setiap kali Majalah dan Buletin terbit. Dalam menerbitkan konten GD harus dengan sebuah misi, dimana misi itu bisa disampaikan dengan baik ke seluruh anggota KMBD baik yang masih aktif maupun yang sudah alumni, boleh juga dimintai saran agar mendapatkan masukan yang bisa berguna untuk kemajuan GD dan Buddha Dhamma dan selalu Keep in touch dengan Alumni.”
Suryanto Wijaya Pemimpin Redaksi periode 15 “Pesan nya pelajari contoh-contoh majalah GD yang terdahulu terutama majalah GD periode 15 (dimana gw jadi pemrednya hehehe) ada bahas tentang cinta lhoo.. Kesan nya selama di GD itu cape karena begadang ngerjainnya, trus selalu belajar menerima kritikan atas isi artikel tapi over all seru dan banyak belajar sih untuk berkomunikasi via tulisan Untuk hal sukanya sendiri, ya bisa eksis dan praktek dana yang terbaik. Dhamma dana gitu lho.... Dukanya pas mendekati dead line jadi sadar diri kalo Kita itu bisa kena penyakit "besokitis" (menunda2 kerjaan) hehehe.. tapi dari dukanya enak jg sih jadi pencerahan gimana gitu supaya bikin diri jadi lebih baik lagi. Masukan or saran nya sendiri untuk GD, perbanyak artikel dari mahasiswa binus sendiri jangan minta artikel dari orang luar.”
“Hal yang disukai selama di badan GD ya bisa ketemu orang orang baik seperjuangan, Seneng pas ketemu temanteman yang mau aktif, ketemu orang berkualitas, yang punya inisiatif, yang punya ide kreatif, yang seru, yang loyal. Sampe ketemu pasangan idup. Dulu diperiodeku beruntung, anak GD nya mulai banyak yang mau kumpul, buat acara di cafe stroberi gabungan sama bidang 3. Itu seru dan seneng sih. Dan ada pengalaman yg memorable buat aku pribadi, pas malam apresiasi. itu biasanya kan dikasih sertifikat ke anggota dan pengurus, tapi aku yang pemred malah juga dikasi surprise ama timku. Mereka buat hadiah simple, foto kebersamaan acara GD, dan diberi Tanda tangan dari setiap anak. Itu simple tapi berarti buat aku pribadi. Harapan saya terhadap badan GD bisa dibilang udah terealisasi. sudah banyak yg aktif, sudah jadi wadah yang menyenangkan untuk para anggotanya, majalah sudah tambah bagus. Bahkan udah sampai buat video. Dan jangan lupa untuk selalu pertahankan dan kembangkan bobot konten Dhamma yg disajikan :) “
Boby Suhardi Pemimpin Redaksi periode 22 “Selama setahun menjabat pemred di badan Gema Dhammavaddhana para aktivis dan pengurus sangat membantu saya. Banyak pelajaran yang saya petik dari organisasi ini. Persaudaraan, kekompakan, kebersamaan dan keceriaan. Semoga KMBD makin jaya dan terus menelurkan generasi yang berkualitas :) . Hal yang disukai di Badan GD sendiri, kita bisa dapat pengalaman baru. Dukanya harus ngejar deadline untuk buat buletin dan juga majalah. Untuk Pesannya, Semoga pemred atau pengurus dan aktivis GD periode 28 makin update secara teknologi dan informasii sehingga para pembaca majalah dan buletin mendapatkan banyak manfaat. Dan tetap jalin hubungan dengan alumni :).”
Lilis Dora Pemimpin Redaksi periode 21
Handi Erawan Pemimpin Redaksi periode 23
“3 tahun di badan GD, dari aktivis sampai pengurus dan lanjut jadi pemred sangat belajar banyak sih, dari yang ga ngerti apa-apa. sampai harus menurunkan ilmu ke aktivis dan pengurus. Pesan untuk GD sendiri, di setiap periode harus ada penerus yang bisa lanjutin. Di badan GD semua jurusan bisa berpartisipasi tidak hanya anak DKV saja, semua bisa saling belajar dikegiatan badan GD. Kalau untuk masukan atau sarannya agak susah ya soalnya sudah jarang banget ikut acara di KMBD. Sudah jauh banget periodenya hahah.. Pokoknya jangan kapok deh untuk menjadi bagian dari KMBD.”
“Pesannya unuk Badan GD, lebih memperhatikan deadline seperti untuk majalah dan buletin dan jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru. Kesannya selama di Badan GD sendiri Banyak pengalaman yang didapatkan, mulai dari produksi majalah hingga pendistribusian majalah itu sendiri. Beruntungnya saya punya tim yang kompak dan bisa saling membantu satu sama lain. Harapan saya untuk KMBD Semoga KMBD dapat meningkatkan kualitas Dhamma-nya bagi pengurus dan aktivis, kemudian semoga semakin Jaya selalu. Untuk GD, Semoga semakin kompak, semakin bagus hasil-hasil karyanya.”
Volume 60 | 2017
27
GemaSPECIAL60
Novita Handayani Pemimpin Redaksi periode 24 “Sukanya dari Badan GD, Kerjasama tim yang baik membuat saya merasa nyaman berada dan bekerja bersama-sama di dalamnya. Di GD inilah saya jadi tahu apa artinya saling membantu dan melengkapi satu sama lain, karena tidak semuanya bisa mengerjakan hal yang sama, untuk itulah dibentuk tim. Tim yang solid sehingga membuat saya merasa berharga berada di antaranya. Bersyukur sekali dipercayakan menjadi Pemred GD untuk periode ke-24. Banyak sekali yang bisa didapatkan di Badan GD, salah satu yg paling berkesan adalah bertanggungjawab terhadap deadline dan kewajiban yang harus dilakukan. Kemudian bagaimana bisa bekerjasama dengan satu sama lainnya, karena saya dulunya aktivis dan pengurus di bidang lain, dan jelas kurang mengerti dunia redaksi, pada tahun tersebut harus menjadi salah satu bagian dari Badan GD. Tapi semua bisa dengan kemauan dan kepercayaan diri. Pesan untuk GD-ers, Tetap menciptakan bacaan yang bermanfaat, menarik, dan kreatif. Jangan takut untuk berbuat sesuatu yang berbeda, karena yang berbeda itu unik. Tetap solid tetap kompak, tim yang luar biasa adalah tim yang anggotanya selalu saling support satu sama lain. Pesan untuk KMBD, tetap menjadi satu keluarga yang solid dan harmonis, budayakan saling membantu sesama bidang dan terus kembangkan ajaran Buddha yang selalu mengajarkan tentang kebaikan. KMBD JAYA!!!”
28
Gema Dhammavaddhana
Fera Pemimpin Re
Erwin Kennedy Pemimpin Redaksi periode 25 “Selama jadi pemred kebetulan cukup beruntung punya beberapa pengurus dan aktivis yang bisa diandalkan. Jadi kita bisa belajar mendelegasikan pekerjaan kita yang cukup berguna dikehidupan pekerjaan sehari-hari. Dan bisa belajar banyak banget dari yang dulunya buta dengan dunia editorial dan percetakan jadi belajar banyak banget baik dari sisi editorial hingga distribusi suatu media organisasi. Lalu jadi serasa Organisasi sambil Kuliah. Bukannya kuliah sambil organisasi :) Pesannya untuk Badan GD sendiri, Karena zaman makin berkembang, Kalau bisa GD mulai beralih ke media online agar bisa mengikuti penyesuaian dengan kondisi zaman sekarang.”
“Kesannya se karena punya teman-teman K berkontribusi m Suka duka di G karena banyak GD. Tapi yang p saling kompak kerjaan di bada di acara besar tetap kompak y it!" artinya jika untuk memajuk ganisasi KMBD berkontribudi d atas dasar keba Saran untuk GD GD-ers yang se Untuk GD mun versi online. U baik lagi setiap
edaksi periode ke-26
elama menjadi Pemred, Senang, kesempatan untuk kenal banyak KMBD dan dapat dipercaya untuk memimpin GD. GD gak bisa di sebutin satu persatu banget kenangan selama berada di paling senang itu kalau anggota GD k, ngumpul bareng buat selesaikan an GD dan gd-ers ngumpul semua KMBD. Pesannya untuk GD, Harus ya. Selalu ingat "Together we can do GD punya visi dan misi yang sama kan Buddha Dhamma di wadah orD maka kalian harus kompak untuk dengan baik dan melakukan apapun aikan. D apa yah, coba adain temu kangen ekarang sama yang dulu hahaha.... ngkin lebih update untuk content Untuk KMBD selalu Jaya dan lebih p tahunnya.”
GemaSPECIAL60
Sakkananda Mitta Pemimpin Redaksi periode 27 “Kesannya selama jadi Pemred di GD ya bisa ketemu sama aktivis-aktivis keche, kerja sama pengurus-pengurus gw yang super sibuk tapi masih mau bantuin gw dengan sepenuh hati, sangat berhutang budi sih sama semua orang yang bantuin gw selama jadi pemred kemaren, terus karena jadi pemred juga dapat pengalaman ngerasain jadi penasihat event di KMBD. Hal yang disukanya, ya pasti pertama ketemu temen-temen baru ya, terus ngerasa ada keluarga kedua disini, tempat dimana kita bisa mengekspresikan diri kita tanpa harus ditahan-tahan gitu. terus juga dapet banyak pengalaman lah gara-gara masuk GD, jadi ngerti sistematika ngebuat majalah itu gimana. Terus untuk duka nya cuma capek aja sih. cuma ya wajar lah capek dengan kegiatan diluar GD yang gua punya sama kegiatan di GD pasti susah untuk ngebagi waktu. Pesannya buat GD kedepannya semoga pastinya semakin maju, semakin keche untuk buletin, majalah, dan videonya, terus juga semakin bisa ngerangkul semua aktivis dan pengurus yang ada di KMBD khususnya badan GD itu sendiri.”
Selvia Parjono Pemimpin Redaksi Periode 28 “Banyak sekali pengalaman yang didapatkan selama menjadi Pemred, salah satunya adalah saya harus mengatur waktu dan jadwal penerbitan konten selain itu memberikan pelajaran kepada aktivis dan pengurus mengenai setiap projek yang ada di Badan GD, dan juga mendapatkan banyak temanteman baru. Mungkin menjadi sebuah pemimpin adalah hal yang cukup berat tapi dari situ kita sesungguhnya belajar banyak hal-hal baru dan menurut saya itu “worth it”. Selama di Badan GD Pasti ada Suka duka nya, Sukanya tentunya mendapatkan banyak pengalaman baru dan teman-teman baru. Harapan ke depannya untuk GD, semoga menjadi wadah bagi anak-anak KMBD untuk berkreatifitas menuangkan ide mereka terutama dalam hal menulis, membuat video, dan melayout majalah dan juga buletin. Semoga ke depannya Badan GD selalu menyajikan konten-konten yang menarik untuk para peminatnya di KMBD dan juga di luar KMBD dan Harapan untuk KMBD kedepannya semoga selalu jaya dan makin dikenal banyak orang.”
Volume 60 | 2017
29
GemaKNOWLEDGE
Ajaran
Buddha sebenarnya tidak mengecam ataupun menganjurkan praktik vegetarian. Di dalam sutta-sutta, Sang Buddha tidak mengatakan bahwa praktik vegetarian adalah benar atau salah. Di dalam ajaran Buddha, seseorang bebas untuk memilih apa yang akan mereka jadikan makanan, baik itu sayuran maupun daging. Mengenai hal ini Sang Buddha pernah berkata, "Semua makhluk hidup bertopang pada makanan". Sebelum munculnya ajaran Buddha, ada banyak brahmana dan pertapa yang percaya bahwa kesucian hanya dapat tercapai dengan jalan mengatur dengan ketat apa yang mereka makan. Berdasarkan pandangan itu, mereka hanya makan nasi dan sayuran dalam jumlah yang sangat sedikit. Bahkan sering kali mereka tidak makan apa pun. Mereka percaya bahwa dengan cara ini, yang semacam penyiksaan diri, kesucian dapat tercapai. Sang Buddha menolak konsep penyucian diri dengan jalan semacam itu. Sang Buddha tidak menganggap bahwa vegetarian merupakan praktik moralitas. Bahkan praktik vegetarian sama sekali bukan bagian dari moralitas (sila) yang merupakan salah satu faktor dari Jalan Mulia Beruas Delapan. Pada masa kehidupan Sang Buddha, dalam Kanon Pali (Pacittiya Pali, Vinaya Pitaka) disebutkan bahwa ada lima jenis makanan yang biasa disajikan sebagai menu sehari-hari dan juga biasa didanakan kepada para bhikkhu, yaitu nasi, bubur beras, terigu rebus, ikan, dan daging. Selain dari lima jenis makanan di atas, disebutkan pula sembilan jenis makanan yang lebih istimewa, yaitu makanan yang dicampur dengan mentega cair, mentega segar, minyak, madu, sirup gula, ikan, daging, susu, dan dadih. Sembilan jenis makanan tersebut umumnya ditemukan di kalangan keluarga kaya dan mereka juga mendanakannya kepada para bhikkhu. Para bhikkhu diperbolehkan menerima makanan itu bila didanakan oleh para umat awam, namun mereka akan dikatakan melanggar vinaya jika dengan sengaja meminta makanan tersebut kepada umat, tanpa disertai alasan tertentu, yaitu ketika mereka sedang sakit. Dari hal-hal di atas dapat diketahui bahwa ikan dan daging sudah biasa dikonsumsi sejak masa hidup Sang Buddha.
30
Gema Dhammavaddhana
Sang Buddha dan para murid-Nya hanya makan dari hasil pindapatta. Sang Buddha sendiri memakan daging dan memperkenankan para murid-Nya berlaku serupa, dengan catatan bahwa daging tersebut tidak khusus disediakan atau dibunuh untuk Beliau dan para bhikkhu. Pada peristiwa lainnya, Sang Buddha dalam perjalanan menuju Kusinara (hari terakhir sebelum Sang Buddha Parinibbana). Cunda, perajin emas dari Pava, mempersembahkan makanan terhadap Sang Buddha, termasuk sukaramaddava di dalamnya. Sukaramaddava berarti daging babi berusia setahun yang dijual. Daging babi semacam ini lunak dan kaya gizi. Jadi kita mendapati adanya daging dalam mangkok Sang Buddha dan murid-Nya, tetapi Sang Buddha menganjurkan untuk menghindari memakan sepuluh jenis daging. Kesepuluh jenis daging tersebut adalah daging manusia, daging gajah, daging kuda, daging anjing, daging ular, daging singa, daging harimau, daging macan tutul, daging beruang, dan daging serigala atau hyena (Mahavagga Pali, Vinaya Pitaka). Seorang Bhikkhu dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi sepuluh macam daging tersebut karena beberapa alasan yang secara ringkas tercantum di kitab Komentar Vinaya (Samattpasadika) seperti berikut ini. Daging manusia tidak seharusnya dimakan karena berasal dari spesies yang sama. Daging gajah dan kuda tidak seharusnya dimakan karena mereka adalah peliharaan dari seorang raja. Sedangkan daging anjing dan ular dikarenakan mereka termasuk jenis hewan yang menjijikkan, kelompok terakhir adalah singa, harimau, dan sebagainya, tidak seharusnya dimakan karena mereka tergolong binatang berbahaya dan jika dimakan bau daging binatang tersebut bisa membahayakan para bhikkhu yang bermeditasi di hutan. Meskipun Sang Buddha mengizinkan para pengikut-Nya untuk menkonsumsi daging kecuali kesepuluh jenis di atas, Beliau memberlakukan tiga persyaratan, yaitu seorang bhikkhu tidak diperbolehkan menerima daging apabila: 1. Melihat secara langsung pada saat binatang tersebut dibunuh. 2. Mendengar secara langsung suara binatang tersebut pada saat dibunuh. 3. Mengetahui bahwa binatang tersebut dibunuh khusus untuk dirinya.
Sang Buddha mengizinkan untuk mengkonsumsi daging asalkan bebas dari ketiga syarat di atas, karena memakan daging bukanlah perbuatan buruk, seperti halnya perbuatan membunuh makhluk hidup. Karena itu Sang Buddha menolak kepercayaan bahwa orang yang makan daging akan ikut mewarisi perbuatan buruk dari orang yang membunuh hewan. Pada suatu ketika, seorang pertapa yang menjalani vegetarian mendatangi Sang Buddha dan menanyakan apakah Sang Buddha memakan amagandha atau tidak. Sang Buddha bertanya kepada pertapa itu, "Apakah amagandha itu?", dan pertapa itu menjawab bahwa amagandha adalah semacam daging. Amagandha secara harfiah berarti bau daging, dalam hal ini berkonotasi sesuatu yang busuk, menjijikkan, dan kotor. Karena itulah pertapa ini memakai istilah amagandha. Selanjutnya Sang Buddha menjelaskan bahwa sesungguhnya daging bukanlah amagandha, tetapi segala jenis kekotoran batin dan semua bentuk perbuatan jahatlah yang semestinya disebut amagandha. Sang Buddha berkata: “Membunuh, menganiaya, memotong, mencuri, berdusta, menipu, kepura-puraan, berzinah, inilah yang disebut amagandha, bukannya memakan daging. Jika seorang tidak terkendali hawa nafsunya, serakah, melakukan tindakan yang tidak baik, berpandangan salah, tidak jujur, inilah yang disebut amagandha, bukannya memakan daging. Jika seseorang berlaku kasar dan kejam, suka memfitnah, pengkhianat, tanpa belas kasih, sombong, kikir, dan tidak pernah berdana, inilah yang disebut amagandha, bukannya memakan daging. Kemarahan, kesombongan, keras kepala, bermusuhan, munafik, dengki, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, berhubungan dengan hal-hal yang tidak baik, inilah yang disebut amagandha, bukannya memakan daging. Jika seseorang bermoral buruk, menolak membayar hutang, pengumpat, penuh tipu daya, penuh dengan kepura-puraan, inilah yang disebut amagandha, bukannya memakan daging�.
GemaKNOWLEDGE
Vegetarian menurut ajaran Buddha
Kita tidak akan menjadi ternoda atau menjadi suci dengan makan daging atau sayuran. Telah disebutkan di atas bahwa Sang Buddha tidak pernah menganjurkan para pengikut-Nya untuk menjadi vegetarian atau non-vegetarian, namun Beliau menyarankan mereka untuk bersikap terkendali dalam hal makan. Apa pun yang Anda konsumsi, baik daging maupun sayuran, Anda harus mengendalikan diri terhadap rasa dari makanan itu untuk mencegah timbulnya kemelekatan pada makanan tersebut (rasatanha). Di dalam Puttamamsupama Sutta, Sang Buddha menjelaskan bagaimana seharusnya seorang bhikkhu merenungkan makanan mereka dengan mengibaratkan kabalikara sebagai daging anak sendiri. Semua jenis makanan, daging atau sayuran, disebut sebagai kabalikara. Menurut ajaran Buddha, makanan termasuk materi, yang berkaitan dengan agregat materi (rupa khanda). Agregat materi adalah suatu jenis penderitaan. Karena itulah makanan juga subjek dari penderitaan. Ini salah satu hal yang harus dimengerti secara benar. Makanan bukanlah suatu hal yang harus dihancurkan. Nafsu terhadap rasa yang ditimbulkan oleh makanan itu adalah sebab dari penderitaan (dukkhasamudaya). Sebab inilah yang harus dihancurkan (phatabba). Hilangnya nafsu terhadap rasa dari makanan adalah berakhirnya penderitaan (dukkhanirodha). Inilah yang harus dicapai (sacchikatabba). Merenungkan makanan secara benar agar bebas dari kemelekatan terhadap makanan adalah jalan menuju berakhirnya penderitaan (dukkha nirodha gamini patipada). Inilah yang seharusnya dikembangkan dalam diri masing-masing (bhavetabba). Menurut ajaran Buddha, berakhirnya penderitaan adalah hal yang paling penting. Hal ini hanya bisa tercapai dengan jalan melenyapkan hawa nafsu atau kehausan (tanha). Oleh karenanya, Anda harus berupaya untuk mencabut akar dari kehausan, kemelekatan terhadap rasa yang ditimbulkan oleh apa pun yang kita makan untuk mencapai akhir dari penderitaan. Nibbana adalah tujuan akhirnya. Anda bebas menjadi vegetarian ataupun non-vegetarian. Tetapi hal penting yang harus Anda upayakan adalah melatih diri untuk menghilangkan kemelekatan terhadap rasa dari makanan yang Anda makan sehari hari.
Volume 60 | 2017
31
GemaELECTION
Sidang Musyawarah Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana Periode 28 Penulis: Wilson Suwenda
Pada hari minggu tanggal 01 Oktober 2017, KMB Dhammavaddhana telah melaksanakan Sidang Musyawarah untuk melakukan pemilihan ketua umum KMBD periode 28.
ALFONSO SEPTUANDINO THE DKV-Animasi Bidang 2 Calon nomor 1
BENNY TRICO LIUMANTO Teknik Informatika Badan GD Calon nomor 2
Sidang diawali dengan pembukaan sidang oleh Saudara Dhika yang ditandai dengan diketuknya palu sidang sebanyak tiga kali. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tata laksana tim formatur 2017 yang diketuai oleh Dhika. Proses pemilihan terdapat beberapa sesi yaitu: 1. Presentasi program kerja masing-masing calon 2. Tanya jawab untuk masing-masing calon 3. Tanya jawab dengan pertanyaan umum untuk kedua calon 4. Debat 5. Pemilihan ketua umum Penampilan kedua calon memperlihatkan persiapan yang maksimal, terutama dengan program kerja dan inovasi-inovasi yang ditawarkan sangat menarik dan berkualitas.
32
Gema Dhammavaddhana
GemaELECTION
Warga KMBD yang hadri pun terlihat antusias dengan program kerja dan inovasi-inovasi yang ditawarkan oleh kedua calon, ditandai dengan banyaknya pertanyaan, sanggahan, tanggapan maupun saran yang muncul dalam sidang untuk kedua calon ketua umum. Sidang musyawarah diakhiri dengan dilakukannya pemilihan dan perhitungan suara langsung yang menghasilkan Saudara Benny Trico Liumanto, calon nomor dua sebagai ketua umum terpilih untuk periode XXIX.
Semoga dengan terpilihnya Benny sebagai ketua umum KMBD periode XXIX, Benny dapat menjalankan visi dan misi KMBD dengan baik dan tentunya dapat menularkan semangat kepada seluruh jajaran pengurus inti, pengurus, dan aktivis untuk tumbuh dan berkembang dalam wadah Dhamma. Saddhu Saddhu Saddhu... Ferry Chandravi Dharma (Ketua Umum KMBD XXVIII)
Volume 60 | 2017
33
GemaINTERNATIONAL Saya sering mendengar umat Buddha berbicara tentang kebijaksanaan dan welas asih. Apakah arti dari kedua istilah tersebut? “Beberapa agama meyakini welas asih atau cinta kasih (makna kedua istilah ini hampir sama) sebagai kualitas batin yang paling penting, akan tetapi mereka kurang mengembangkan kebijaksanaan. Akibatnya, anda akan menjadi orang bodoh yang baik hati, sangat baik, namun kurang bijaksana. Sistem berpikir lain seperti ilmu pengetahuan, percaya bahwa kebijaksanaan dapat berkembang dengan baik, apabila unsur perasaan termasuk welas asih disisihkan. Akibatnya, ilmu pengetahuan cenderung terlena pada pencapaian dan lupa bahwa akal budi seharusnya digunakan untuk melayani manusia, bukannya untuk mengendalikan dan menguasai manusia. Bahkan para ilmuwan telah menggunakan keahliannya untuk menciptakan senjata yang mematikan, bom kimia, perang kuman, dan sebagainya. Agama sering memandang akal budi dan kebijaksanaan laksana musuh dari perasaan kasih atau iman. Sebaliknya, ilmu pengetahuan sering memandang perasaan kasih dan iman laksana musuh dari akal budi dan objektivitas. Dan tentu saja dengan kemajuan ilmu pengetahuan, agama mengalami perosotan. Di lain pihak, agama Buddha mengajarkan bahwa untuk menjadi pribadi yang betul-betul seimbang dan lengkap, Anda harus mengembangkan secara baik kebijaksanaan maupun kewelas asihan. Karena tidak selalu dogmatis namun didasarkan pengalaman, agama Buddha tidak perlu gentar menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan.�
Menurut agama Buddha, apa makna kebijaksanaan? “Kebijaksanaan tertinggi adalah melihat hakikat seluruh fenomena yang bersifat tidak sempurna, tidak kekal, dan tidak ada inti dirinya. Pengertian ini merupakan kebebasan total yang membuka jalan ke perlindungan dan kebahagiaan mutlak yang disebut Nibbana. Namun demikian, Sang Buddha tidak berbicara terlalu banyak tentang tingkat kebijaksanaan ini. Tidaklah bijaksana kalau kita percaya begitu saja terhadap apa yang dikatakan kepada kita. Kebijaksanaan sejati dicapai dengan melihat langsung dan memahaminya sendiri. Sebelum mencapai tataran tersebut, adalah bijaksana untuk membuka pikiran; mau memandang dari sudut pandang yang lain, alih-alih berkeras pada pendirian; dengan hati-hati menguji fakta-fakta yang bertentangan dengan kepercayaan kita, alih-alih menyembunyikan kepala dalam pasir (seperti burung unta dalam keadaan takut); bersikap objektif, alih-alih berprasangka atau ikut-ikutan; tidak gegabah dalam membentuk pendapat dan keyakinan, alih-alih menerima begitu saja sesuatu yang diberikan kepada kita; dan senantiasa siap mengubah keyakinan kita apabila kita menjumpai fakta-fakta yang berlawanan dengan keyakinan sebelumnya. Seseorang yang bersikap demikian akan senantiasa bijaksana dan akhirnya akan meraih pemahaman sejati. Mempercayai begitu saja apa yang dikatakan kepada Anda adalah hal yang mudah. Namun jalan Buddha membutuhkan keberanian, kesabaran, keluwesan, dan keluasan wawasan berpikir.�
34
Gema Dhammavaddhana
Kebija & Wela
oleh Ven S
Y.M. Shravasti Dhammik dosen terkemuka dan b Beliau lahir pada tahun 1 Kristen, kemudian beralih pada usia 18 tahun. Pada pergi ke Thailand untuk m khu, dan selama tiga tahu ing India untuk belajar yog Y.M. Shravasti Dhammik satu pendiri dan pengajar ambe. Bhante Dhammika lebih dari 25 buku dan seju Buddhisme. Beliau terken publiknya dan pernah m Theravada di Konferensi Eropa pada tahun 2000 di
GemaINTERNATIONAL Menurut agama Buddha, apa makna welas asih?
aksanaan & as Asih
S. Dhammika
ka adalah seorang bikkhu dari Australia. 1951 dalam keluarga h ke agama Buddha a tahun 1973, Beliau menjadi seorang bhikun berikutnya berkelilga dan meditasi. ka merupakan salah r Pusat Meditasi Nila juga telah menulis umlah artikel tentang nal dengan ceramah mewakili Buddhisme i Milenium Buddhis i Berlin.
Saya rasa tidak banyak orang yang dapat melakukannya. Jadi, apa tujuan agama Buddha bila hanya sedikit orang saja yang dapat menjalaninya? “Benar, tidak setiap orang menerima agama Buddha. Tetapi, sungguh konyol seandainya kita mengajarkan agama yang asal mudah dimengerti, asal mudah dijalankan setiap orang, padahal agama itu tidak mengajarkan hakikat kebenaran sejati sebagaimana adanya. Agama Buddha membimbing kita menuju kebenaran sejati dan apabila tidak setiap orang mampu memahaminya saat ini, masih ada kesempatan di kehidupan mendatang. Kendati demikian, masih ada sebagian orang yang mampu meningkatkan pemahamannya. Karena alasan inilah, umat Buddha dengan hati-hati berjuang untuk membabarkan wawasan agama Buddha kepada yang lain. Karena welas asih-Nya, Sang Buddha membabarkan pengetahuan-Nya kepada kita dan dengan welas asih kita juga membabarkan ajaran-Nya kepada orang lain.”
“Kalau kebijaksanaan meliputi sisi intelektual atau pemahaman sifat-sifat diri, kewelas asihan meliputi sisi emosional atau perasaan. Seperti halnya kebijaksanaan, welas asih merupakan sifat manusia yang unik. Welas asih memiliki arti “ikut merasakan penderitaan orang lain”. Ketika kita melihat seseorang dalam penderitaan, kita merasakan derita mereka seakan kita sendirilah yang mengalaminya dan ikut berjuang untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan menderita tersebut. Inilah yang dimaksud dengan berwelas asih. Sifat manusia yang termulia, sifat keBuddhaan, seperti berbagi rasa, ketulusan dalam menolong, bersimpati, keprihatinan, dan kepedulian semuanya merupakan perwujudan dari welas asih. Kalau kita perhatikan, dalam hati seseorang yang memiliki rasa welas asih, perhatian dan cinta kasih terhadap orang lain sebenarnya berasal dari rasa perhatian dan cinta kasih terhadap diri sendiri. Kita dapat memahami orang lain apabila kita benar-benar telah memahami diri sendiri. Kita akan tahu apa yang terbaik bagi diri sendiri. Kita dapat mengerti perasaan orang lain apabila kita mengerti perasaan sendiri. Jadi dalam agama Buddha, perkembangan batin diri sendiri akan terpancar secara alamiah dalam wujud perhatian terhadap kesejahteraan orang lain. Kehidupan Sang Buddha melukiskan hal ini dengan sangat jelas. Beliau melewatkan masa selama enam tahun memperjuangkan kesejahteraan diri-Nya, barulah kemudian Beliau dapat benar-benar bermanfaat bagi semua makhluk.”
Menurut Anda, kita benar-benar mampu menolong orang lain setelah kita mampu menolong diri sendiri. Apakah itu tidak berarti mementingkan diri sendiri? “Biasanya kita memandang sifat alturisme (mementingkan orang lain daripada diri sendiri) sebagai kebalikan dari sifat egoisme (mementingkan diri sendiri daripada orang lain). Agama Buddha tidak memandang diri sendiri dan orang lain sebagai dua pihak yang masing-masing berdiri sendiri, melainkan sebagai kesatuan*. Perhatian terhadap diri sendiri secara berangsur-angsur akan tumbuh menjadi perhatian terhadap orang lain, seperti halnya seseorang melihat bahwa orang lain sesungguhnya adalah sama dengan dirinya sendiri. Inilah welas asih sejati, permata terindah dalam mahkota ajaran Buddha.” *Tidak ada pihak yang didahulukan atau dikesampingkan, karena dengan pengertian tertentu pada hakikatnya tidak ada yang disebut “diri sendiri” (self) atau “ orang lain” (others). Semuanya masih dalam “proses”, sehingga seolah-olah ada dua pihak yang masing-masing berdiri sendiri. Ibarat gula, tepung, mentega, yang masing-masing tampak berdiri sendiri, sebelum menjadi roti. Volume 60 | 2017
35
GemaHISTORY
CAndi Muara Takus Candi Muara Takus merupakan cagar budaya nasional Indonesia yang terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar. Candi ini menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Riau, bahkan di Indonesia. Pengunjung candi ini tidak hanya melihat dari dekat peninggalan sejarah masa lalu, tetapi banyak juga yang menggelar acara bersama dengan rekan kerja ataupun keluarga. Candi ini memiliki jarak dari Pekanbaru, Ibukota Propinsi Riau, sekitar 128 km
36
Gema Dhammavaddhana
Perjalanan menuju Desa Muara Takus hanya dapat dilakukan melalui jalan darat, yaitu dari Pekanbaru ke arah Bukittinggi sampai di Muara Mahat. Dari Muara Mahat melalui jalan kecil menuju ke Desa Muara Takus. Kompleks Candi Muara Takus merupakan satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi bernuansa Buddhistis ini merupakan bukti bahwa agama Buddha pernah berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan.
Candi Muara Takus merupakan candi Buddha. Ini terlihat dari adanya stupa yang merupakan lambang Buddha Gautama. Ada pendapat yang mengatakan bahwa candi ini merupakan campuran dari bentuk candi Buddha dan Syiwa. Bangunan utama disebut Candi Tua. Candi ini berukuran 32,80 m x 21,80 m dan merupakan candi bangunan terbesar di antara bangunan yang ada. Letaknya di sebelah Utara Candi Bungsu. Di sebelah Timur dan Barat terdapat tangga yang menurut perkiraan aslinya dihiasi stupa.
GemaHISTORY
Bangunan kedua dinamakan Candi Mahligai. Bangunan ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10,44 meter x 10,60 meter. Tingginya sampai ke puncak 14,30 meter. Bangunan ketiga disebut Candi Palangka, yang terletak 3,85 meter sebelah Timur Candi Mahligai. Bangunan ini terdiri dari batu bata merah yang tidak dicetak. Candi Palangka merupakan candi terkecil. Relung-relung batu yang tersusun tidak sama dengan dinding Candi Mahligai. Dulu sebelum dipugar, bagian kakinya terbenam sekitar satu meter. Bangunan keempat dinamakan Candi Bungsu. Candi Bungsu terletak di sebelah Barat Candi Mahligai. Bangunannya terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu pasir. Selain bangunan-bangunan ini, di sebelah Utara atau tepat di depan gerbang Candi Tua terdapat onggokan tanah yang mempunyai dua lubang. Tempat ini diperkirakan tempat pembakaran jenazah. Lubang yang satu untuk memasukkan jenazah dan yang satunya lagi untuk mengeluarkan abunya. Tempat pembakaran jenazah ini termasuk dalam pemeliharaan karena berada dalam kompleks percandian. Di dalam onggokan tanah tersebut terdapat batu-batu kerikil yang berasal dari Sungai Kampar. Candi ini sudah pernah dipugar. Batu-bata pada candi bagian atas, merupakan batu-bata masa kini. Tapi, di bagian bawahnya masih asli. Bentuknya seperti tanah, lembut dan meresap air. Di antara batu-batu itu juga ada drainase peninggalan masa silam. Di bagian paling belakang candi ini juga terdapat sumur yang digunakan untuk penelitian. Di luar pagar bangunan ini terdapat halaman yang luas. Di sini ada pondok-pondok tempat masyarakat berjualan. Di sinilah pengunjung biasanya beristirahat dan sering melakukan berbagai kegiatan. Bisa berbentuk perlombaan, permainan atau hanya sekedar berdiskusi dengan menggelar tikar dan makan bersama. Fasilitas seperti kamar mandi dan musala, juga tersedia di sini.
Volume 60 | 2017
37
DONATUR
KAMI SEGENAP REDAKSI BADAN GEMA DHAMMAVADDHANAA Mengucapkan terimakasih
Kepada para Donatur Badan Gema Dhammavaddhana dan Media Partner yang telah memasang iklan di Majalah Gema Dhammavaddhana serta kepercayaannya kepada kami dalam membantu pendanaan penerbitan Majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke-60. Semoga kita dapat senantiasa berdana dengan bijaksana dan semoga kebajikan yang kita semua lakukan dapat menambah karma baik kita. Sadhu..Sadhu..Sadhu..
Alfonso Sepduantino The Ananda Wiratama Chandra Dewi Sartika Kowi Ferawati Naibaho Geri Rinaldi Sukianto Hanny James Padma Sari Vicky Sumadi
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan nama donatur. Dimohon kesediaannya untuk memberitahu kami melalui nomor 081310537509 Apabila sahabat se-Dhamma ingin menjadi donatur Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana membantu pendanaan penerbitan majalah dapat menghubungi: Selvia Parjono 081310537509
38
Gema Dhammavaddhana
Give The Powerful Happiness
PENSI AMAL Auditorium 4th Floor
Saturday
28th
Anggrek Campus, Binus University
October, 2017 17.00 - END
MYSTERY GUEST
LAWRENCE ANZELA
Give The Powerful Happiness LINK PENDAFTARAN
dana
HTM seikh
bit.ly/PensiAmal2017 DV SHARE membantu para penyandang Tunagrahita di Yayasan Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih dengan cara mengumpulkan dana melalui event Pentas Seni Amal ini Anda dapat mentransferkan dana dengan menambahkan angka “5” di digit terakhir ke:
5271517581
Rekening BCA
a.n Andrea Anderson Lim
contoh: Rp. 200.005,-
CONTACT PERSON:
eveliyawijaya 0812 6207 3268)
SPONSORED BY:
LINE HP
ivandesval 0812 6776 1488)
MEDIA PARTNER:
lasny a