4 minute read
MenguakTren Isu Kekerasan Seksual di Unand
from Tabloid Edisi 83
Beberapa waktu belakangan ini, Universitas Andalas (Unand) dihebohkandenganbeberapakasus kekerasan seksual. Tahun 2022 menjadi tahun yang kelam bagi Unand, sebab diterpabeberapakasuskekerasanseksual. Sepertipadaawaltahun2022,tepatnya bulan Februari, terjadi kasus pelecehan pada seorang mahasiswa Unand angkatan 2021 saat sedang melakukan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Unand.Selanjutnya,padabulanOktober 2022jugaterjadikasuspelecehanseksual yangterjadidiMasjidNurulIlmiberupa aksiperekaman ditoilet.
Pada penghujung tahun 2022, nama besar Unand kembali tercoreng dengan kasus kekerasan seksual yang didugadilakukanolehseorangdosendari FakultasIlmuBudaya(FIB)berinisialKC. Korbandarikasuskekerasanseksualyang didugadilakukanolehdosenFIBtersebut diketahui berjumlah delapan orang. Kondisi psikis dari tujuh orang korban tergolong ringan dan satu korban mahasiswa dengan kondisi psikis cukup berat. Hingga saat ini, oknum dosen tersebut masih tampak berkeliaran di sekitar FIB Unand.
Advertisement
Hasilinvestigasiterhadappelaku tersebut langsung diteruskan kepada Rektor untuk ditindaklanjuti kepada Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS). Terduga pelaku saat ini telah dinonaktifkan menjadi dosen Unand, tetapi status kepegawaian negeri pelaku hinggasaat inimasih aktif. Setelahkasus diteruskan kepada Rektor Unand, surat rekomendasi dari Satgas PPKS telah diteruskankeKemendikbuduntukdapat ditindaklanjuti.
Hingga saat ini, pihak Satgas PPKS belum menerima hasil putusan setelahmemberikansuratrekomendasike Kemendikbud. Masyarakat Unand, terutama korban dari KC masih menunggu hasil putusan dari Kemendikbud. Sekretaris Unand, Henmaidi menuturkan bahwa hasil putusan dari Kemendikbud juga melibatkan pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB). “Sanksi berat yang didapatberupapemecatanuntukterduga oknum dosen KC tersebut. Putusan juga melibatkanKemenpanRBdanolehsebab itu,kasusinimemakanwaktuyangcukup lama,”ujarHenmaidipadaJumat(13/1/ 2023).
Kasus kekerasan seksual oleh terduga pelaku KC masih belum usai, nama besar Unand lagi-lagi tercoreng dengan kabar kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh dua mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK). Kasus ini mencuat melalui sebuah unggahan di media sosial Twitter yang ramai diperbincangkan pada Jumat (24/2/ 2023). Aksi kekerasan seksual yang dilakukan oleh dua mahasiswa dari FK UnandberinisialNHdanHJinidilakukan dengan mengambil foto bagian tubuh korbanyangsedangtertidur.Sampaisaat ini, tercatat korban dari kasus kekerasan seksual tersebut berjumlah hingga 12 orang. Padasaatditanyakankebenaran kasustersebut,RikaSusantisebagaiKetua Satgas PPKS Unand membenarkan adanyatindakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh NH dan HJ. “Iya, berita yangsedangberedaritubenaradanya,” ujar Rika saat diwawancarai oleh Genta Andalas pada Jumat (24/2/2023).
Dalam unggahan akun Twitter tesebut menuturkan bahwa NH dan HJ melancarkan aksinya dengan cara menginap ke rumah temannya yang menjadikorban.Saatkorbantertidur,NH merekam bagian tubuh korban untuk kemudian dikirim kepada HJ. HJ juga melakukan hal serupa dengan merekam danmemfokuskanrekamannyakebagan tubuhtemanperempuannyasecaradiamdiam.
Divisi Konfirmasi dan Public RelatioSatgasPPKSUnand,AidinilZetra menuturkanbahwahinggasaatiniSatgas telah melakukan pemeriksaan kepada pelaku dan memberikan surat rekomendasikepadaRektor.“Kamisudah memberikanrekomendasikepadaRektor agar pelaku diberhentikan sementara sesuai dengan keinginan korban,” ujar Aidinil saat diwawancarai oleh Genta AndalaspadaSelasa(28/2/2023).Hingga saatini,hasilputusandariRektorterkait sanksitegasuntukterlaporbelumkeluar. Aidinil mengungkapkan, bahwa hasil putusan akhir dari Rektor tersebut memang belum keluar dan tergantung dariRektor yang menentukan. Banyaknya kasus kekerasan seksual Unand yang telah terungkap ke publik, membuktikan bahwa kurangnya tingkat keamanan di Unand sebagai tempat menimba ilmu. Diperlukannya beberapa aturan yang terbarui yang dapatmembendungkekerasanseksualdi Unand tidak terulang kembali. Aidinil juga menuturkan bahwa piihak Satgas PPKS Unand telah merekomendasikan peniadaan tempat-tempat tertutup di Unand, perbanyak CCTV, dan lainnya. Pakar gender Unand, Jendrius menyatakanpolarelasisosialyangtidak seimbang dan pengaruh lingkungan dapat menjadi pemicu kejahatan cyber seksual terjadi. Jendrius juga menambahkan bahwa tindakan seksualitas yang sangat kompleks dapat membuat seseorang bertindak di luar nalar. Oleh sebab itu, solusi yang dapat dikatakan efektif dari kasus kekerasan seksual yang telah terjadi di Unand adalah meningkatkan kepedulian dan kepekaan terhadap sesama masyarakat. Sebab,tidakadanyaciri-cirikhususyang dapatdigunakanuntukmengidentifikasi seseorang adalah pelaku atau tidak. Unand perlu sekiranya menerapkan aturan yang dapat mengurangi angka kejahatan dalam kekerasan seksual. Seperti penerapan kodeetikbagimahasiswa,dosen,tendik, dan semua masyarakat Unand. Tidak hanya itu, mempercepat proses hukum bagi pelaku kekerasan seksual dan transparansidalamprosesjalannyakasus kekerasan seksual yang terjadi sangat diperlukan.Unandjugasekiranyadapat bertindak dengan berani dan tidak merasa malu di ruang publik untuk memberantas kasus kekerasan seksual yang terjadi. Ara, Dila, Haura, Joy, Lusi, Rivaldo, Sandra
MBKM Unand: Beragam tetapi Lemah Eksekusi
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Andalas (Unand) tahun 2022 semesterganjiltelahberakhir.Unandjuga telah membentuk dan menjalankan program MBKM mandiri agar nilai Indikator Kinerja Utama (IKU) Unand terpenuhi. Akan tetapi, dibalik inovasi Unand terhadap program MBKM, terdapatberbagaipermasalahanberulang yang dialami oleh mahasiswa dengan program MBKM tahun sebelumnya. Salah satu peserta program MBKM Kampus Mengajar Asistensi Mengajar, Suci menuturkan, kendala terbesar berupa pengaksesan SIPENA (SistemPelayananAkademik)yangsering eror membuat terhambatnya dalam mengonversiKartuRencanaStudi(KRS).
“Akses SIPENA yang sering eror ini juga dialami oleh beberapa kawan lainnya,” tuturSucipadaMinggu(29/1/2023).
Tidakhanyaitu,mahasiswadari
Departemen Sastra Indonesia ini turut mengungkapkan sosialisasi yang diberikan oleh pihak MBKM dikatakan terlambat. Selain itu, pencairan dana yang tidak dilakukan per bulan juga menjadi halangan terbesar ketika menjalankan program MBKM tersebut. “Sosialisasi yang diberikan sangat terlambat, sebaiknya diberikan sebelum periode pengisian KRS, sehingga pendataan mahasiswa dan jadwal turun lapangan tidak terkena getahnya akibat sosialisasi yang terlambat ini,” tambah Suci.
Tidak hanya kendala dalam akses SIPENA, kendala berupa dana juga ditemukan dalam program
MBKMCredit Earning (CE).
Nabila Khairani mahasiswa peserta program
MBKM CE ini menuturkan bahwa Unand cukup bertanggung jawab dari awal kepergian hingga kepulangan. Namun, permasalahan dalam pengurusan KRS cukup menjadi kesulitan di universitas tujuandanuangsakuyangdijanjikan tidak sesuai. “Masalah umum yang ditemukanitupengurusanKRSyang cukupsulit,uangsakuyangdiberikan lambat cair dengan nominal yang diberikantidaksesuai.Padaawalnya dijanjikan sebesar Rp1.200.000 menjadi Rp950.000,” jelas Nabila padaSenin (6/2/2023).
Demi mencapai cita-cita Unand terkait peningkatan Indikator Kinerja Utama (IKU), Unand membuat inovasi dengan mengadakan program MBKM mandiri yang diadakan langsungoleh Unand.
Segalabentuk pemenuhan mahasiswa bilamengikuti program MBKM mandiri akan dipenuhioleh Unand.
Seperti pengadaan uang saku maupunkerja sama dengan tempat magang. Salah satu bentuk MBKM mandiridariUnandadalahKKNReguler yangdianggapsebagaiprogramMBKM. Syofyan menerangkan bahwa KKN
Reguler telah dianggap kuliah di luar kampus. “KKN Reguler akan terhitung sebagai peserta MBKM Terintegrasi. Sistem ini dimulai dari semester ganjil 2022 dan seterusnya akan terhitung sebagai MBKM,” kata Syofyan.
Mahasiswa bernama Syifa Kamila dari Prodi Sosiologi Unand mengungkapkan bahwa selama dia mengikuti program KKN Reguler yang dianggap sebagai program MBKM tersebuttidakdiberiuangsaku.“Selama mengikutiprogramtersebut,kamitidak mendapatkanuangsaku.Jikamengikuti programKKNKebangsaanselamaempat bulan baru mendapatkan uang saku,” tuturSyifa padaSabtu(25/2/2023).
Program MBKM Membangun Desa yang diadakan di Padang Selatan oleh mahasiswa prodi Ilmu Kesehatan pun turut memiliki berbagai permasalahanyangdihadapinya.Selama mengikuti program, mahasiswa dijanjikan akan diberikan uang saku dengan nominal total Rp2.000.000. Akantetapi,padapelaksanaannya,uang saku yang dijanjikan tersebut terbilang lambat cair dengan berbagai permasalahan lainnya.
RdAldifaTaufiqurrahman,salah seorang peserta MBKM Membangun Desa tersebut mengungkapkan bahwa uang saku yang dijanjikan tersebut telat cairdanberdampakpadaprogramyang sedang dijalankan. “Uang sakunya telat