4 minute read

WCC Nurani Perempuan: Rumah Aman Bagi Kesetaraan Hak Perempuan

Oleh: Bilqis Zehira Ramadhanti Ishak*

Kesadaran akan pentingnya memperjuangkan hak gender perempuan semakin meningkat setiap masanya. Perempuan sebagai kelompok rentan yang rawan terhadap kekerasan, berusaha untuk menentang kekerasanyangdialaminya.Padazaman ini pun sudah banyak kelompok perempuan yang berupaya untuk menyuarakan dan memberikan pencerahan terhadap orang banyak untuk meningkatkan kesadaran akan banyaknyaperempuanyangmengalami kekerasan.

Advertisement

Berbagai upaya pun dilakukan untuk menyadarkan khalayak mengenai pentingnya penegakan hak perempuan. Upaya tersebut dimulai dari melakukan aksi protes di jalanan mengenai hak perempuan dan kesetaraan gender, aksi di media sosial, hingga membentuk layanan bagi perempuan yang mengalami kekerasan. Selain untuk meningkatkan kesadaran khalayak mengenai pentingnya hak perempuan, upaya tersebut juga dilakukan dengan harapan agar perempuan berani untuk menegakkan keadilan bagi dirinya sendiri.

Bentuk-bentuk dukungan terhadap hak- hak perempuan yang seringkalimenjadikorbankekerasanjuga disuarakanmelaluiorganisasi-organisasi. Salah satunya ialah NonGovernmental Organization(NGO) Women Crisis Center(WCC)NuraniPerempuan. Pada awal pembentukannya, Nurani Perempuan didirikan oleh Yefri Heriani yang juga merupakan alumnus AntropologiSosialUnand.Tidaksendiri, ia mendirikan Nurani Perempuan bersama teman-temannya yang berasal dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia(PKBI)padatahun1999.

Awal berdirinya Nurani Perempuanditujukansebagaikawanbagi perempuan korban kekerasan. Mereka sering mendapat dan mendengar kasus mengenai kekerasan yang dialami perempuan, tetapi mereka tidak mendapatdukungandarikeluarga.Oleh karena itu perlu sebuah wadah untuk perempuan bisa bercerita pengalamannya dengan nyaman dan tenang.

NuraniPerempuanmemilikitiga mandat kerja dalam pelaksanaannya, yang pertama yaitu penanganan kasus berupa pendampingan dan pemulihan korban.Keduayaitupencegahanberupa

... sambungandarihalaman 6 cair tiga bulan dan berdampak untuk operasional MBKM yang akan dilaksanakan,” jelas Aldifa pada Sabtu (25/2/2023).

Aldifa menambahkan, bahwa para peserta MBKM telah mengisi nomorrekeningsesuaiinstruksipadagformyang telah diberikan. Kemudian, Aldifa menuturkan bahwa data yang didapatkansekitar90-anpesertaMBKM Membangun Desa yang salah dalam penginputan nomor rekening dan beberapa diantaranya tidak tercantum namanya. “Sekitar 90-an teman yang ikut program ini mengalami kendala

Foto: Bilqis pemberiansosialisasidanedukasikepada masyarakat. Serta yang ketiga yaitu advokasiterhadapkebijakanpemerintah yang diskriminatif bagi perempuan. yang sama soal dana dan pengkoordinasian MBKM dengan pihak fakultas,” tambah Aldifa.

Kota Padang, Sumatra Barat, Kamis (5/1/2023).

Prosedur layanan bisa dilakukan oleh korban dengan cara mengakses Nurani Perempuan secara mandiri ataupun dirujuk oleh lembaga lain untuk datang ke Nurani Perempuan. Setelah laporan masuk, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan asesmen terhadap kasus untuk menentukan apakah kasus tersebut merupakan kasus kekerasan berbasisgenderatautidak.Jikakekerasan tersebut bukan berbasis gender, korban tersebut kemudian dirujuk ke lembaga lain seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ataupun Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Padang lainnya. Bentuklayananyangterdapatdi Nurani Perempuan bagi korban dimulai dari layanan konsultasi, layanan pendampingan korban, layanan pemulihan,rumahaman,danreintegrasi sosial.Layananrumahamanmerupakan tempat yang disediakan Nurani Perempuan bagi korban yang harus menjauh dari pelaku kekerasan untuk mencegah terjadinya kekerasan yang berulang dan mencegah adanya intimidasi kepada korban jika ia ingin melaporkan kasus lebih lanjut secara hukum. Keberadaan rumah aman ini hanya diketahui oleh pihak Nurani Perempuan, korban, dan pihak yang dipercayai korban.

Menanggapihaltersebut,Kepala UPTPDKUnand,Syofyanmembenarkan beberapa keluhan mahasiswa peserta program MBKM. “Beberapa masalah pencairandanaterjadisebabadaratusan mahasiswa yang mendaftar MBKM. Tetapibagaimanapunsemuapendanaan itujikamenunggakakantetapdapatkita cairkan pada bulan bulan berikutnya,” tuturSyofyan pada Jumat(10/2/2023).

Selain itu, Syofyan menambahkan bantuan dana yang dijanjikan oleh Unand dapat cair bila telah mengunggah laporan bulanan ke akun SIPENA, sehingga pembayarannya turundiakhir.

Persoalan mengenai hak perempuanyangkianhari semakinsering diperbincangkan orang-orang telah menggerakkan sosok perempuan bernama Rahmi Meri Yanti atau yang akrab disapa Meri, untuk ikut menegakkan hak- hak perempuan bersama WCC Perempuan, tepatnya mulai tahun 2011.

Meri yang saat ini menjabat sebagai Direktur Nurani Perempuan, mulai bergerak sebagai seorang aktivis pejuanghakperempuandiawalidengan ketertarikannya terhadap perempuan pekerjaseksdanmenjadikannyasebagai topik penelitian semasa berkuliah di jurusan Sosiologi, Universitas Andalas (Unand). Salah satu pendorong bagi Meri untuk ikut bergerak menegakkan hak perempuan diakui ketika ia melihat bagaimana perempuan di sekitarnya mengalami kekerasan, tetapi tidak mendapat keadilan. Hal ini disebabkan karenaketidakmampuansecaraekonomi serta ketidaktahuannya dalam upaya menegakkan keadilan itu. Merijugamenyebutkan,melalui mata kuliah perubahan sosial pada jurusan sosiologi yang ditekuninya, ia ingin menjadi seorang agen perubahan sosial. “Perkuliahan tidak hanya sebagai mediauntukmenjadiseorangyangkaya secara materi, melainkan juga untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, memberi pengetahuan dan mengubahpolapikirmasyarakatmenjadi lebih baik,” ungkap Meri saat

Akun SIPENA yang sering eror disebabkanolehpengaksesanakunyang dilakukan oleh banyak orang dalam waktu yang bersamaan. “Akun SIPENA masihtergolongbetaataubarupertama kalidibuat,sehinggamasihbelumterlalu sempurna situsnya,” ungkap Syofyan. Padaumumnya,mahasiswayang mengikuti program MBKM mengalami berbagaipermasalahanyangsamasetiap tahunnya. Seperti mengonversi KRS, lambatnyapencairandanauntukMBKM, kurangnya sosialisasi untuk pelaksanaan program MBKM ke mahasiswa adalah salah satu bentuk keluhan dan kesulitan yangpernahdialamiolehpesertaMBKM semester sebelumnya. Pelaksanaan berbagai program MBKM di Unand sudah seharusnya diwawancaraiGentaAndalaspadaKamis (5/1/2023).

Selain Meri, juga terdapat salah satu anggota yang bertugas untuk mendampingi korban di WCC Nurani Perempuan, Dian menceritakan bagaimana perjalanan menegakkan keadilan oleh Nurani Perempuan yang tidak selalu berjalan mulus. Sebagai organisasi nonprofit, seringkali Nurani Perempuan dihadapkan pada masalah keuangan, baik itu demi kelancaran penyelesaian kasus hingga masalah keuangan yang dialami pekerja dan relawan diNuraniPerempuan. Berdasarkan keterangan Dian, meskipun dihadapi oleh berbagai masalah keuangan, pada akhirnya masalah tersebut dapat diatasi. “Kami sering mengalami kondisi di mana tidak ada uang sedikitpun di kantong kami, tetapi bantuan bisa datang kapan pun dari mana saja, baik itu melalui sukarelawan maupun melalui lembaga lain yang bekerja sama dengan kami,” ungkap Dian saat diwawancarai Genta Andalas pada Kamis (5/1/2023).

Hinggakini, NuraniPerempuan masih aktif memberi bantuan konsultasi hingga bantuan hukum kepada korban. Bahkan,NuraniPerempuanjugasempat menerimaempatlaporankasuskekerasan seksual yang dialami oleh mahasiswi Unand yang saat ini telah diserahkan kepada Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unand. Nurani Perempuan juga sempat melakukan audiensi ke rektor Unandagar menindaklanjuti kasus yang dialami mahasiswi Unand.

Perjuangan perempuan untuk menegakkan keadilan dari kekerasan gender masih panjang. “Jangan pernah menyerahuntukmelawanketidakadilan. Cobalah cari orang terdekat maupun lembaga yang dapat membantu kita untuk melawan ketidakadilan,” ujar Direktur WCC Nurani Perempuan. Kalimat itulahyangmenjadipesanbagi kita agar senantiasa memperjuangkan keadilan,kapanpundandimanapunkita berada, terutama bagi perempuan yang berperan penting dalam pembentukan generasike depan yang lebih baik.

*PenulismerupakanMahasiswa DepartemenSosiologi FakultasIlmuSosialdanPolitik UniversitasAndalas menjadi pertanggungjawaban Unand. Terlebih, Unand sedang mengajar poin IKU dari program MBKM. Syofyan menuturkan target IKU untuk MBKM minimal sebesar 25% dari jumlah mahasiswa Unand. Namun, sebelum dapatmengajartargetpoinIKUtersebut, sudah seharusnya Unand memperbaiki sistem pelaksanaan program MBKM, agar tidak ada lagi mahasiswa yang mengalami kendala. Ara, Dila, Haura, Joy, Lusi, Rivaldo, Sandra

Redaksi Genta Andalas menerima tulisan berupa: esai, opini, feature, cerpen, puisi, khazanah budaya, dan bentuk tulisan kritis lainnya. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi. Tulisan disertai foto dan biodata penulis. Tulisan dapat dikirim ke alamat e-mailredaksi@gentaandalas.com

This article is from: